KIMIA RESMIIIKU

149
LAPORAN RESMI KIMIA DASAR 1 Disusun Oleh: 1. Ana Arum Sari 0907035069 2. Arif Ari Wibowo 09070350 3. Maria Shelvy Tarigan 09070350 4. Tri Wahyu Septiani 09070350 5. Wardian Serdi 0907035064 LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DAN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN 2009 1

Transcript of KIMIA RESMIIIKU

Page 1: KIMIA RESMIIIKU

LAPORAN RESMI

KIMIA DASAR 1

Disusun Oleh:

1. Ana Arum Sari 0907035069

2. Arif Ari Wibowo 09070350

3. Maria Shelvy Tarigan 09070350

4. Tri Wahyu Septiani 09070350

5. Wardian Serdi 0907035064

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DAN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2009

1

Page 2: KIMIA RESMIIIKU

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN 1. PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

2. PEMBUATAN LARUTAN

3. KROMATOGRAFI

4. STOIKIOMETRI

5. LAJU REAKSI

6. SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun Oleh:

1. Ana Arum Sari 0907035069

2. Arif Ari Wibowo 0907035067

3. Maria Selvy Tarigan 09070350

4. Tri Wahyu Septiani 09070350

5. Wardian Serdi 0907035064

Samarinda, Desember 2009

Mengetahui

Kepala Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia

FMIPA UNMUL

Drs. Saibun Sitorus, M.Si

NIP. 19661010 191902 1 004

2

Page 3: KIMIA RESMIIIKU

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN 1

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

Disusun Oleh:

1. Ana Arum Sari 0907035069

2. Arif Ari Wibowo 09070350

3. Maria Shelvy Tarigan 09070350

4. Tri Wahyu Septiani 09070350

5. Wardian Serdi 0907035064

Samarinda, Desember 2009

Dosen Pembimbing Asisten

Nama: Nama:

NIM. NIM.

3

Page 4: KIMIA RESMIIIKU

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Lembar Pengesahan

Daftar Isi

Lembar Pembatas

Lembar pengesahan percobaan

PERCOBAAN 1 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.2. Prosedur

BAB 4. Hasil dan Pengamatan

4.1. Hasil Pengamatan

4.2. Pembahasan

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Daftar Pustaka

Lembar Pembatas

Lembar Pengesahan Percobaan

PERCOBAAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.3. Latar Belakang

1.4. Tujuan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

4

Page 5: KIMIA RESMIIIKU

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.2. Prosedur

BAB 4. Hasil dan Pengamatan

4.1. Hasil Pengamatan

4.2. Pembahasan

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Daftar Pustaka

Lembar Pembatas

Lembar Pengesahan Percobaan

PERCOBAAN 3 KROMATOGRAFI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang

1.6. Tujuan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.2. Prosedur

BAB 4. Hasil dan Pengamatan

4.1. Hasil Pengamatan

4.2. Pembahasan

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Daftar Pustaka

Lembar Pembatas

Lembar Pengesahan Percobaan

5

Page 6: KIMIA RESMIIIKU

PERCOBAAN 4 STOIKIOMETRI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.2. Prosedur

BAB 4. Hasil dan Pengamatan

4.1. Hasil Pengamatan

4.2. Pembahasan

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Daftar Pustaka

Lembar Pembatas

Lembar Pengesahan Percobaan

PERCOBAAN 5 LAJU REAKSI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.2. Prosedur

BAB 4. Hasil dan Pengamatan

4.1. Hasil Pengamatan

4.2. Pembahasan

BAB 5. PENUTUP

6

Page 7: KIMIA RESMIIIKU

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Daftar Pustaka

Lembar Pembatas

Lembar Pengesasahan

PERCOBAAN 6 SIFAT-SIFAT UNSUR

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.2. Prosedur

BAB 4. Hasil dan Pengamatan

4.1. Hasil Pengamatan

4.2. Pembahasan

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Daftar Pustaka

Lembar Pembatas

Lembar Pengesahan Percobaan

7

Page 8: KIMIA RESMIIIKU

PERCOBAAN 1

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

8

Page 9: KIMIA RESMIIIKU

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN 1

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

Disusun Oleh:

1. ANA ARUM SARI 0907035069

2. ARIF ARI WIBOWO 09070350

3. MARIA SHELVY TARIGAN 09070350

4. TRI WAHYU SEPTIANI 09070350

5. WARDIAN SERDI 0907035064

Samarinda, Desember 2009

Dosen Pembimbing Asisten

Nama: Nama: Marvin H.P

NIM. NIM : 06.55061.02217.08

9

Page 10: KIMIA RESMIIIKU

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kimia adalah ilmu yang mengkaji sifat zat dan secara khusus mengkaji mengenai

transformasi suatu zat menjadi zat lain melalui reaksi kimia. Dimana transformasi tersebut

melibatkan dua aspek, yakni analisis dan sistesis yang dapat ditelusuri dari periode awal

ilmu Yunani sampai sekarang. Filsuf Yunani masa lalu mencoba menganalisis penyusun

materi dengan membaginya dalam empat unsur yakni udara, bumi , api, dan air. Dan

sekarang apabila ditemui suatu produk baru dari sumber alam, langkah pertama yang harus

kita lakukan adalah menganalisis produk itu untuk menemukan komposisi dan strukturnya,

lalu kita pasti akan merancang strategi untuk menyintesisnya dari materi awal yang ada.

Kajian mengenai reaksi kimia bisa jadi dianggap sangat rumit, karena itu untuk lebih

memudahkan kita, langkah pertama yang harus kita tempuh dalam mempelajari ilmu kimia

adalah mempelajari bagaimana cara menganalisis dan menggolongkan materi itu untuk

memastikan adanya zat murni, seperti yang sering kita jumpai. Kebanyakan materi yang

terdapat di bumi initidak murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya

tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam bentuk padat, cair, udara, gas.

Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa. Seperti

oksigen, nitrogen, uap air dan sebagainya. Demikian pula air yang kita pakai sehari-hari

bukanlah air murni, melainkan mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair atau padatan.

Zat murni yang telah bercampur dapat dipisahkan kembali. Untuk mendapatkan zat murni,

dilakukan suatu sistem yang dapat memisahkan antara zat murni dengan bahan pencemar

lainnya, yakni sistem pemisahan dan pemurnian.

1.2. Tujuan Percobaan

- Untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau telah

tercampur.

- Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis campuran.

10

Page 11: KIMIA RESMIIIKU

- Untuk mengetahui cara pemisahan campuran yang harus digunakan dalam

memisahkan larutan tertentu.

11

Page 12: KIMIA RESMIIIKU

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Materi dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menempati ruang dan

mempunyai massa. Setiap materi mempunyai sifat yang khas yang membedakan dari materi

lainnya. Namun demikian antara berbagai materi juga terdapat berbagai persamaan sehingga

kita dapat mengelompokkan materi itu yang juga terdapat berbagai persamaan sehingga kita

dapat mengelompokkan materi berdasarkan wujud dan komposisinya.

1. Materi berdasarkan wujudnya

Materi dapat berbentuk padat, cair atau gas. Perbedaan dari ketigaga jenis wujudnya

itu terletak pada struktur dan susunan partikelnya. Dalam padatan partikelnya tersusun rapat

dan diam di tempat, oleh karena itu mempunyai banyak bentuk dan volum yang tetap. Dalam

cairan partikelnya tersusun rapat tetapi dapat bergerak sehingga cairan mempunyai volume

tetap, tetapi bentuknya berubah sesuai dengan wadah cairan tersebut. Dalam gas partikelnya

relatif sangat renggang dan bergerak bebas, di mana bentuk dan volumnya mengikuti

keadaan.

Perubahan wujud materi dapat terjadi karena pemanasan atau pendinginan

seperti: mencair, membeku, menguap, mengembun, menyublim. Perubahan wujud materi

dapat digolongkan menjadi perubahan fisis dan perubahan kimia. Perubahan fisis adalah

perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, sedangkan perubahan kimia adalah perubahan

yang menghasilkan zat baru. Materi juga memiliki sifat yang khas yakni sifat fisis dan sifat

kimia. Sifat fisis adalah sifat yang berkaitan dengan penampilan materi sedangkan sifat kimia

adalah sifat yang berkaitan dengan perubahan kimia.

2. Materi berdasarkan komposisinya

Menurut Ilmuwan berdasarkan komposisinya, materi dapat digolongkan menjadi zat

tunggal yang berupa unsur, senyawa dan campuran.

A. Zat tunggal (zat murni)

Zat tunggal adalah zat yang terdiri atas satu jenis materi, contoh air. Zat tunggal

dapat berupa unsur dan senyawa. Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi,

12

Page 13: KIMIA RESMIIIKU

sedangkan senyawa adalah zat yang dapat diuraikan menjadi dua macam zat atau lebih, yang

kita uraikan secara sederhana, itulah bagian dari zat tunggal.

B. Campuran

Campuran adalah materi yang terdiri dari dua macam zat atau lebih dan masih

memiliki sifat-sifat zat penyusunnya. Berdasarkan sifatnya campuran dibedakan menjadi dua

macam yaitu:

1. Campuran Homogen

Campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan antara zat

pendispersi (pelarut) dan zat terdispersinya (pelarut). Selain itu campuran homogen

mempunyai yang sama pada setiap bagiannya. Contoh: larutan gula dalam air.

2. Campuran Heterogen

Campuran heterogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan antara zat

pendisversi (pelarut) dan zat terdisversi (terlarut). Contoh: campuran bubuk garam dengan

merica. Campuran heterogen tidak dapat digolongkan sebagai larutan, karena pada campuran

heterogen antara zat yang tercampur terdapat bidang batas yang jelas.

Campuran hetrogen dapat dibagi menjadi dua yakni:

1. Suspensi

Suspensi adalah campuran heterogen yang kasar dan tidak kontinue dengan ukuran

partikel 100 nm. Dimana zat-zat terlarut cukup besar, sehingga dapat dibedakan tanpa

menggunakan alat seperti mikroskop, sehingga zat tersuspensi lambat laun jika didiamkan

akan terpisah. Hal ini terjadi karena adanya gravitasi. Contoh: campuran kapur air, suspensi

biasanya dipisahkan melalui penyaringan.

2. Koloid

Koloid adalah suatu campuran dimana keadaannya antara suatu larutan dan suatu

suspensi. Bila suatu bahan berada dalam keadaan seperti ini, maka bahan tersebut

memperagakan sifat-sifat yang menarik dan yang penting tidak merupakan ciri dari bahan

dalam agreat yang lebih besar. Secara mikroskopis koloid tampak homogen, tetapi jika

diamati dengan mikroskop ultra akan tampak heterogen. Koloid dapat dapat dibedakan dari

larutan berdasarkan sifat cahaya ada tiga bentuk ideal dari materi koloid yaitu: laminar

(lembaran), fibrilar (serat) dan korpuskulur. Dalam beberapa kasus pembentukan koloid tak

13

Page 14: KIMIA RESMIIIKU

diinginkan misalnya dalam pengendapan padatan dari larutan. Jika hal ini terjadi maka

padatan yang diendapkan hanya dapat dipisahkan dengan cahaya flokulasi (memaksa

suspensi melewati lembaran) dimana endapan partikel koloid yang akan terbentuk terlihat

sangat kecil.

Pada koloid apabila partikel tersuspensi berada pada gerak yang tetap maka

maka hal ini sesuai dengan gerak brown. Botaniawan Skotlandia yang menggunakan

mikroskop untuk mengambil gerakan partikel yang berisi tepung dan dalam air. Gerk Brown

untuk mengamati gerak partikel tepung dari dalam air gerak brown tersebut terjadi karena

kocokan acak tetap pada partikel oleh molekul pelarut. Jika partikel memang berukuran

koloid maka partikel itu tidak nampak yang terlihat ialah cahaya yang dihamburkan oleh

koloid tersebut. Hamburan tersebut dinamakan efek tyndall ini disebabkan oleh fakta bahwa

partikel kecil menggunakan cahaya dalam segala arah.

Campuran homogen maupun heterogen dapat dipisahkan menjadi zat murni.

Cara pemisahan tersebut digolongkan menjadi.

1. Pemisahan zat padat dari zat cair

Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan bila

temperaturenya dinaikkan. Namun terdapat beberapa zat padat dapat dimurnikan dengan

memanfaatkan beda kelarutan pada temperature yang berlainan. Untuk kebanyakan zat bila

larutan jenuh panas didinginkan, maka kelebihan zat padat akan mengkristal untuk zat padat

yang tidak larut dalam air, pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan cara.

A. Dekantasi (pengendapan)

Partikel yang terdapat dalam suatu suspensi dengan air bila dibiarkan akan

mengendap dengan sendirinya dikarenakan adanya gaya berat, dan kecepatan

pengendapannya bergantung dari besarnya ukuran partikel tersebut. Sedangkan untuk partikel

yang berukuran koloid partikel tersebut tidak akan turun karena gaya berat, tetapi dapat

mengendap bila ada gaya yang ditambahkan yaitu dengan sentrifuge.

Sentrifuge adalah sentrifugasi yang digunakan untuk memisahkan suspensi

yang jumlahnya sedikit. Dalam hal ini suspensi tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi

kemudian dipasang dimana sentrifugasi yang cepat akan menghasilkan gaya sentrifugal yang

lebih besar sehingga partikel akan tersuspensi dan kemudian mengendap di dasar tabung,

14

Page 15: KIMIA RESMIIIKU

sehingga cairan dapat didekantasi agar dapat terpisah dari suatu zat padat yang ada di

bawahnya.

B. Filtrasi (penyaringan)

Penyaringan adalah cara pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel

komponen campuran. Prinsip penyaringan adalah menahan partikel materi yang besar dan

meloloskan partikel yang memiliki materi yang kecil melalui pori-pori lapisan filter.

Contohnya penyaringan suspensi kapur dalam cair. Sedangkan untuk partikel koloid ada yang

bias melalui pori-pori dan kertas saring yang dilalui oleh partikel-partukel suspensi sehingga

filtrasi tidak dapt dilarutkan atau tidak dapat larut. Dengan demikian koloid dapat dipisahkan

dari medium pendisversi, penyaringan ini disebut ultra filtrasi.

Untuk zat padat yang larut dalam air pemisahan dan pemurnian dapat dilarutkan

dengan cara:

A. Penguapan

Penguapan adalah proses dimana larutan dipanaskan sehingga pelarutnya menguap

dan meninggalkan zat terlarut berupa kristal padat. Pemisahan tersebut terjadi karena zat

terlarut mempunyai titik didih lebih tinggi dari pelarutnya. Contoh : pembuatan garam dari

air laut.

B. Kristalisasi

Kristalisasi adalah pemisahan zat padat dari larutan dengan cara menguapkan

pelarutnya sehingga campuran menjadi jenuh dan terbentuk kristal. Kristalisasi dilarutkan

atat dasar perbedaan titik uap dan titik didih. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika

suhu diturunkan. Apabila larutan kurang pekat, maka dipekatkan lebih dulu dengan jalan

penguapan kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Proses kristalisasi pertama-tama

larutan dipanaskan sehingga pelarutnya menguap dan meninggalkan zat terlarut. Setelah

pelarutnya hilang, larutan pekat didinginkan sehingga zat padat yang murni akan mengkristal.

Melalui kristalisasi akan didapatkan zat padat yang lebih murni. Karena komponen larutan

lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal. Kristal adalah benda padat yang

mempunyai permukaan datar. Contoh: garam.

Untuk zat padat pemisahan dan pmurnian dilakukan dengan cara:

A. Pelarutan yang diikuti dengan penyaringan

15

Page 16: KIMIA RESMIIIKU

Dimana zat padat yang akan dipisahkan dan dimurnikan pertama-tama dilarutkan

dulu sehingga kedua padatan larut larut, setelah itu padatan yang telah larut disaring,

sehingga partkel padatan akan mengendap pada kertas saring jika ukurannya besar dan untuk

padatan yang berukuran kecil maka akan mengendap di wadah penyaringan atau dengan kata

lain padatan yang lebih kecil akan diloloskan dari penyaringan.

B. Sublimasi

Penyubliman adalah teknik pemisahan campuran dimana komponen yang dapat

menyublim dan campurannya yang tidak dapat menyublim. Pemisahan dengan sublimasi

dilakukan atas dasar perbadaan titik sublim. Penyubliman ini menyebabkan zat yang

menyublim tersebut berubah dari fase padat ke fase gas, jadi pada saat dipanaskan zat yang

dapat menyublim berubah menjadi uap. Contohnya: pemisahan campuran antara naftalena

dan garam dengan cara dipanaskan sehingga naftalena menguap.

C. Kristalisasi Bertingkat

Teknik pemisahan campuran dimana campuran yang sudah berbentuk kristal ketika

masih panas, kemudian disiram atau ditambahkan aquades maka campuran itu akan mencair

kembali setelah dibiarkan menguap, maka akan terbentuk kristal lagi, hal ini berdasarkan titik

beku.

Untuk pemisahan zat cair dapat digunakan cara:

A. Ekstraksi

Penyaringan (ekstraksi) biasa digunakan untuk memisahkan senyawa-

senyawa organic dari campurannya. Dalam proses pemisahan campuran dengan cara

ekstraksi zat-zat yang akan dipisahkan terbagi ke dalam dua pelarut yang tidak saling

tercampur. Dimana air sering digunakan sebagai pelarut utama, sedangkan pelarut kedua

adalah pelarut organic yang tidak bercampur dengan air. Ekstrksi pelarut dapat merupakan

suatu langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk murni.

B. Distilasi

Distilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti dengan pengembunan. Distilasi

dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dan campurannya apabila komponen lain tudak

ikut menguap. Distilasi merupakan teknik pemisahan campuran berdasrkan perbedaan titik

didih dua cairan atau lebih. Bila campuran mengandung komponen lebih dari dua, maka

16

Page 17: KIMIA RESMIIIKU

penguapan dan pengembunan dilakukan bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu dan

dari titik didih yang paling rendah.

17

Page 18: KIMIA RESMIIIKU

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

- Sendok

- Gelas kimia 100 ml -

- Corong pisah

- Cawan penguap

- Batang pengaduk

- Hot plate

- Kertas saring

- Corong kaca

- Pipet tetes

3.1.2. Bahan

- Garam dapur

- Kapur tulis

- Pasir

- Naftalena

- Minyak goring

- CuSO4. 5H2O

- Sirup orange

- Norit

- Aquades

18

Page 19: KIMIA RESMIIIKU

3.1.3. Prosedur Kerja

1. Dimasukkan 1 sendok pasir ke beaker glass (gelas kimia) lalu ditambahkan

50 ml aquades kemudian diaduk.

2. Dimasukkan bubuk kapur tulis sebanyak 1 sendok ke beaker glass lalu

ditambahkan aquades. Kemudian diaduk hingga tercampur. Disiapkan

corong dan kertas saring, kemudian lakukan penyaringan.

3. Dimasukkan 1 sendok norit di atas kertas saring di dalam corong kemudian

dialirkan sedikit demi sedikit dengan sirup orange.

4. Dimasukkan 1 sendok garam dalam beaker glass lalu ditambahkan 25 ml

aquades, diaduk hingga larut kemudian panaskan hingga pelarutnya habis.

5. Dicampurkan naftalena dengan garam, kemudian letakkan corong kaca

secara terbalik dengan lubangnya dtutup lalu kemudian dipanaskan.

6. Dimasukkan minyak dalam corong pisah lalu ditambahkan aquades

kemudian dikocok, lalu terakhir dituang fase air dengan membuka keran

corong pisah.

19

Page 20: KIMIA RESMIIIKU

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

N

o.

Jenis

Pemisahan

Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Dekantasi Dimasukkan 1 sendok pasir

ke beaker glass lalu ditambah

50 ml aquades lalu diaduk

Setelah didiamkan beberapa

menit pasir akan mengendap di

dasar gelas beaker, hal ini

terjadi karena adanya gaya

berat partikel. Dimana partikel

pasir lebih berat dari molekul

air

2 Filtrasi Dimasukkan bubuk kapur

sebanyak 1 sendok ke beaker

glass lalu

ditambah lalu diadukhingga

tercampur, setelah itu siapkan

corong gelas dan kertas saring

lalu lakukan penyaringan

Pada waktu penyaringan

kapur dan air kembali terpisah,

lewair mampu melewati kertas

saring sedangkan kapur tidak.

Ini disebabkan ukuran partikel

air lebih kecil dibandingkan

partkel kapur

3 Adsobsi Dimasukkan 1 sendok norit

di atas kertas saring di dalam

corong, kemudian

dialirkan sedikit demi

sedikit sirup orange

Pada waktu penyaringan

warna sirup sebelum dan

sesudah berbeda karena

disebabkan pada sifat

penyaringan, telah terjadi

penyerapan zat warna pada

sirup tersebut sehingga pada

saat selesai penyaringan,

terlihat sirup tersebut berubah

menjadi lebih muda

20

Page 21: KIMIA RESMIIIKU

4 Kristalisas

i

Dimasukkan 1 sendok

garam ke dalam beaker glass

lalu

ditambahkan 25 ml aquades

lalu dipanaskan hingga pelarut

habis

Setelah dipanaskan hingga

mencapai titik didih tertentu air

akan menguap, itu disebabkan

titik didih air lebih rendah dari

garam dan terjadinya

kristalisasi dikarenakan

kelarutan berkurang ketika suhu

diturunkan, lalu dipanaskan

dengan jalan penguapan

kemudian didinginkan hingga

terbentuk kristal

5 Sublimasi

Dicampurkan naftalena

dengan garam lalu diletakkan

corong kaca secara terbalik

dengan lubangnya ditutup

kemudian dipanaskan

Naftalena dan garam

dipanaskan di hot plate, setelah

dipanaskan akan tampak embun

di corong gelas yang tersumbat

ujungnya. Dan hasil

pengamatan ternyata naftalena

lebih cepat menguap karena

memiliki titik didih yang lebih

rendah dari garam. Naftalena

akan tersublimasi atau menguap

menjadi gas, sedangkan garam

tidak, karena naftalena

memiliki kemampuan

menyublim sedangkan garam

tidak

6 Ekstraksi Dimasukkan minyak ke

dalam corong pisah, lalu diberi

(ditambahkan) aquades

kemudian dikocok dan terakhir

dituang fase air dengan

Setelah dikocok maka

terdapat dua fase dari campuran

dimana minyak goreng dan air

tidak bisa bersatu dengan kata

lain minyak goreng berada di

21

Page 22: KIMIA RESMIIIKU

membuka keran dengan corong

pisah

atas dan aquades berada di

bawah, ini disebabkan karena

massa jenis air lebih berat

daripada massa jenis minyak

goreng, selain itu minyak itu

bersifat nonpolar sedangkan air

bersifat polar sehingga minyak

dan air tak dapat bersatu

4.2. Pembahasan

Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang

saling bercampur untuk mendapatkan zat yang lebih sedaerhana. Sedangkan pada pemurnian,

pada prinsipnya dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar

oleh zat lain. Sehingga prinsip pemisahan dan pemurnian untuk memisahkan dua zat atau

lebih untuk mendapatkan zat murni.

Campuran adalah suatu bahan yang terdiri atas satu atau lebih zat berlainan yang

bergabung menjadi satu yang masih mempunyai sifat zat asalnya. Suspensi adalah campuran

kasar yang bersifat heterogen antar komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali

dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop dan koloid adalah suatu campuran dimanna

keadaannya antara suatu larutan dan suatu suspensi.

Dekantasi adalah proses pemisahan campuran dari suspensi dengan mengendapkan

komponen padatnya karena ukuran partikelnya cukup besar, atau proses pemisahan damana

suatu zat memiliki berat partikel yang berbeda. Filtrasi merupakan proses pemisahan dengan

cara menyaring partike dengan menggunakan kertas saring dimana partikel yang lebih besar

akan tertahan di atas kertas saring. Adsopsi adalah proses penyerapan molekul (gas atau cair)

oleh permukaan (padatan). Definisi tersebut digunakan untuk menjelaskan terjadinya

akumulasi molekul-molekul gas pada permukaa padatan. Kristalisasi adalah pemisahan zat

padat dari larutan atau campurannya dengan cara menguapkan pelarutnya sehingga menjadi

jenuh dan terbentuk kristal. Kristalisasi dilakukan atas dasar perbedaan titik uap dan titik

didih. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Ekstraksi biasanya

22

Page 23: KIMIA RESMIIIKU

digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa organik dan campurannya. Dalam hal ini

campuran tidak saling melarutkan karena memiliki sifat kepolaran yang berbeda dimana

minyak memiliki sifat nonpolar dan air bersifat polar dan sublimasi adalah pemisahan dua

jenis padatan dengan menyublim dan komponen yang dapat menyublim yaitu senyawa yang

pada pemanasan meleleh kemudian mendidih dan pada pendinginan dari uap langsung

menjadi padatan. Sublimasi juga dapat diartikan sebagai pemisahan campuran berdasarkan

perubahan wujud dari zat padat menjadi gas atau sebaliknya.

Perbedaan antara adsorpsi dan absorpsi adalah pada adsorpsi penyerapan hanya pada

permukaan fasa, sedangkan pada absorpsi penyerapan sampai ke badan/dalam fasa, absorpsi

itu terjadi pada f luida (cair/gas) dan adsorpsi terjadi pada padatan.

Perbedaan antara kristalisasi dan rekristalisasi adalah pada kristalisasi teknik

pemisahan campuran dengan cara menguapkan pelarutnya sehingga campuran menjadi jenuh

dan akan terbentuk kristal. Kristalisasi dilakukan atas dasar perbedaan titik uap dan titik

didih. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan, sedangkan

rekristalisasi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik beku komponen

penyusun campuran, perbedaan itu harus cukup besar dan sebaliknya komponen yang akan

dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu ruangan.

Adapun aplikasi lain yang digunakan dalam pemisahan dan pemurnian adalah

penguapan, destilasi, sentrifugasi, dan suspensi. Penguapan adalah pemisahan suatu zat

campuran dari larutan yang dipanaskan sehingga pelarutnya menguap dan meninggalkan zat

terlarut, karena zat pelarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pelarutnya.

Sentrifugasi adalah pemisahan suspensi yang jumlahnya sedikit dengan pemusingan yang

sangar cepat menghasilkan gaya sentrifugal lebih besar dari gaya gravitasi sehingga partikel

tersuspensi menggumpal di dasar tabung reaksi. Destilasi adalah pemisahan pada perbedaan

titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik

didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu dan suspensi adalah campuran kasar

yang bersifat heterogen antar komponennya masih terdapat bidang batas dan sering kali dapat

dibedakan tanpa menggunakan mikroskop.

Titik didih larutan pada NaCl yaitu 150 0c, sedangkan titik didih ini harus diketahui

pada saat percobaan pemisahan dan pemurnian ini terutama dalam proses kristalisasi dan

sublimasi.

23

Page 24: KIMIA RESMIIIKU

Prinsip like dissolves like adalah suatu larutan yang dapat larut apabila memiliki sifat

larutan yang sama (polar larut dengan polar dan nonpolar larut di dalam nonpolar) , dan

hubungan dengan ekstraksi yaitu pada hasil percobaan kita melihat antara air dan minyak

tidak bisa menyatu, itu karena air dan minyak memiliki sifat kepolaran yang berbeda

sehingga keduanya tidak bisa larut dan menjadi satu, dimana kita melihat minyak berada di

atas dan air berada di bawah. Prinsip inilah yang nenyebabkan keduanya tidak bisa menyatu.

Selain itu, karena minyak memiliki massa jenis yang lebih rendah jika dibandingkan dengan

air, sehingga pada saat kita mengocok corong pisah minyak tersebut akan berada di atas

sedangkan air yang partikelnya memiliki massa yang lebih besar berada di bawah. Selain itu

juga air dan minyak tidak dapat menyatu juga disebabkan oleh viskositas. Seperti yang kita

ketahui bahwa air memiliki kekentalan viskositas yang lebih rendah dibandingkan dengan

minyak, minyak memiliki tingkat kekentalan yang lebih besar. Karena keduanya (air dan

minyak) tidak memiliki sifat kekentalan yang sama mengakibatkan keduanya tidak dapat

menyatu, dimana fluida yang memliki sifat kekentalan yang lebih besar berada di atas

(minyak) dan yang memiliki tingkat kekentalan yang lebih rendah akan berada di bawah

(air).

Gambaran struktur molekul naftalena dan minyak goreng adalah sebagai berikut:

H H

C C

H C C C H

H C C C H

C C

H H

(Struktur molekul naftalena)

24

Page 25: KIMIA RESMIIIKU

O

H2C O CO R1

H2C O CO R2

H2C O C R3

(Struktur molekul minyak goreng)

Titik didih naftalena yaitu 78 0c. Naftalena dan NaCl dapat dipisahkan dalam hal ini,

untuk memisahkan naftalena dengan NaCl yaitu dengan memggunakan metode sublimasi

yang kita lihat berdasarkan titik didihnya. Pada saat kita memanaskan naftalena dan NaCl,

maka akan tampak embun pada corong gelas, itu disebabkan karena pada naftalena lebih

cepat menguap karena memiliki titik didih yang lebih rendah dari garam, sehingga itulah

yang menyebabkan naftalena dengan garam berpisah dimana garam masih terdapat pada

corong, sedangkan naftalena telah menguap atau tersublimasi menjadi gas, selain itu juga

karena naftalena mempunyai kemampuan untuk menyublim sedangkan pada garam tidak.

Aplikasi metode pemisahan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah

misalnya pada kristalisasi yaitu pembuatan garam dapur dari air laut, mula-mula air laut

ditampung dalam satu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap,

setelah proses penguapan dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan

pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi

(pengkristalan kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu, batang tebu

diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan hampa udara sehingga air tebu

tersebut menjadi kental, lewat jenuh dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian

dikeringkan sehingga diperoleh gula putih dan gula pasir.

25

Page 26: KIMIA RESMIIIKU

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari beberapa hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu campuran bisa

dipisahkan dan dimurnikan untuk mendapatkan zat yang lebih sederhana dan murni dari

suatu zat lainnya.

Adapun cara pemisahan dan pemurnian yaitu:

1. Pengendapan ( dekantasi)

2. Penyaringan (filtrasi)

3. Pengkristalan (kristalisasi)

4. Penyubliman (sublimasi)

5. Pemisahan dengan corong pisah (ekstraksi)

Dan hasil pengamatan didapatkan bermacam campuran dibagi menjadi dua yaitu,

campuran homogen dan heterogen. Campuran homogen dapat dipisahkan dengan penguapan

dan kristalisasi sedangkan heterogen dapat berlangsung/dapat dipisahkan dengan penyaringan

dan dekantasi.

Pemisahan juga dapat dilakukan dengan cara lain yaitu:

1, Adsorpsi

2. Suspensi

3. Distilasi

4. Kromatografi

5. Sentrifugasi

5.2. Saran

Dalam penyediaan bahan-bahan praktikum harus sudah tersedia lengkap alat-alatnya,

selain itu pada saat percobaan jangan hanya proses dekantasi, filtrasi, kristalisasi, sublimasi,

dan ekstraksi saja, tetapi juga dengan proses lain agar kita lebih memahami pemisahan dan

pemrnian ini.

26

Page 27: KIMIA RESMIIIKU

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, dkk. 1991. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Oxtoby, dkk. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Raymond chang. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

27

Page 28: KIMIA RESMIIIKU

PERCOBAAN 2

PEMBUATAN LARUTAN

28

Page 29: KIMIA RESMIIIKU

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN 2

PEMBUATAN LARUTAN

Disusun Oleh:

1. Ana Arum Sari 0907035069

2. Arif Ari Wibowo 09070350

3. Maria Shelvy Tarigan 09070350

4. Tri Wahyu Septiani 09070350

5. Wardian Serdi 09070350

Samarinda, Desember 2009

Dosen Pembimbing Asisten

Nama: Nama:

NIM. NIM.

29

Page 30: KIMIA RESMIIIKU

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau lebih,

pada larutan terdapat dua komponen yang membentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute) dan

zat pelarut (solvent). Misalnya, bila kita masukkan sedikit gula ke dalam air, maka gula akan

pecah dan membentuk molekul-molekulnya hingga diperoleh campuran homogen antara air

dan gula, yaitu larutan gula. Dalam larutan ini yang berperan sebagai zat pelarut adalah air.

Sedangkan gula berperan sebagai zat terlarut. Perbedaan antara zat terlarut dan zat pelarut

sebenarnya relatif. Suatu zat pada suatu saat dapat merupakan solute dan pada saat lain dapat

merupakan solvent. Biasanya kita mengambil zat yang banyaknya kandungan sebagai pelarut

dan zat yang sedikit kandungannya sebagai zat terlarut. Misalnya dalam alkohol 15% maka

alkohol merupakan zat terlarut dalam air dan air merupakan pelarut, atau dalam alkohol 96%

maka alkohol merupakan pelarut. Sedangkan air merupakan zat terlarut. Dalam larutan juga

terdapat 3 fasa, yaitu fasa gas, cair dan padat. Larutan ini terdiri dari 3 jenis larutan, yaitu

larutan gas, cair dan padat. Pada larutan padat terbagi menjadi tiga lagi, yaitu gas terlarut

dalam zat padat, zat cair terlarut dalam zat padat dan zat padat terlarut dalam zat padat

(aliasi). Larutan juga dapat digolongkan berdasarkan sifat hantaran listriknya yang biasa

dikenal dengan larutan elektrolit(larutan yang dapat menghantarkan arus listrik) dan larutan

non elektrolit (larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik). Sedangkan larutan yang

digolongkan dari segi kemampuan suatu zat melarut ke dalam sejumlah pelarut pada suhu

tertentu. Yang dikenal dengan larutan tak jenuh ( unsaturated solution), larutan jenuh

(saturated solution) dan larutan lewat jenuh ( supersaturated solution).

Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai banyaknya zat terlarut dalam sejumlah pelarut.

Di alam banyak sekali terdapat larutan yang berbahaya, bagi tubuh manusia,

sehingga dari percobaan ini diharapkan dalam mempelajari tentang pembuatan larutan dari

bahan padan maupun cair dengan konsentrasi tertentu. Namn harus diketahui terlebih dahulu.

Apa saja jenis-jenis larutan? Dan apa saja macam-macam dari konsentrasi? Apa saja

perubahan-perubahan yang terjadi selama percobaan?

30

Page 31: KIMIA RESMIIIKU

Hal-hal yang berkaitan dengan itulah yang akan dibahas lebih lanjut dalam percobaan

kali ini oleh karena itu percobaan ini dilakukan.

1.2 Tujuan Percobaan

- Mengetahui prinsip dasar pembuatan larutan

- Mengetahui konsep-konsep dasar dalam pengenceran

- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi larutan dan kesalahan-kesalahan

dalam pembuatan larutan.

31

Page 32: KIMIA RESMIIIKU

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Larutan (solution) merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat yang

berbeda jenis. Dalam larutan terdapat dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat

terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair atau padat

bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fasa larutan dan fasa zat-

zat pembentuknya sama, maka zat yang berada dalam jumlah yang terbanyak umumnya

disebut pelarut ( solvent) dan zat lainnya disebut sebagai zat terlarutnya (solute).

Larutan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Larutan gas

Larutan gas ini mempunyai zat penyusun campuran antara gas atau uap ( dalam

semua perbandingan).

2. Larutan cair

Larutan cair ini mempunyai zat penyusun zat padat, zat cair atau gas melarut ke

dalam pelarut cair.

3. Larutan padat

Larutan padat dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Gas terlarut dalam zat padat

Gas terlarut dalam zat padat ini mempunyai zat penyusun gas H2 dalam

logam paladium, gas N2 dalam logam titanium.

b. Zat cair terlarut dalam zat padat

Zat cair terlarut dalam zat padat ini mempunyai zat penyusun raksa

dalamlogam emas (amalgam).

c. Zat padat terlarut dalam zat padat

Zat padat terlarut dalam zat padat ini mempunyai zat penyusun seng dalam

tembaga (kuningan), karbon dalam besi (baja), timah dalam tembaga (perunggu),

dll.

Larutan ini juga masih bisa dibedakan melalui beberapa penggolongan lain terhadap

larutan, diantaranya yaitu:

32

Page 33: KIMIA RESMIIIKU

1. Berdasarkan banyak jenis zat yang menyusun larutan, yaitu:

a. Larutan biner yang tersusun dari dua jenis zat.

b. Larutan turner yang tersusun dari tiga jenis zat.

c. Larutan kuarterner yang tersusun dari empat jenis zat.

2. Berdasarkan sifat hantaran listriknya, yaitu:

a. Larutan elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.

b. Larutan non elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus

listrik.

3. Berdasarkan komponen suatu zat melarut ke dalam sejumlah pelarut pada suhu

tertentu, yaitu:

a. Larutan tak jenuh (unsaturated solution)

Larutan tak jenuh adalah larutan yang masih bisa dapat melarutkan sejumlah

zat terlarutnya.

b. Larutan Jenuh (saturated solution)

Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah

maksimal pada suhu tertentu.

c. Larutan Lewat Jenuh ( supersaturated solution)

Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut melebihi

jumlah maksimalnya. Larutan ini dapat terjadi pada zat padat yang kelarutannya

sangat tinggi seperti Na2CO3.10H2O, Na2S2O3.5H2O atau karena penurunan suhu

yang sangat cepat. Larutan lewat jenuh yang terjadi akibat perunan suhu bersifat

kurang atau tidak stabil ( misalnya oleh guncangan) dan mudah berubah dengan

membentuk larutan jenuhnya kembali sedangkan kelebihan zat terlarutnya

muncul sebagai Kristal zat semula.

Contoh yang dapat kita lakukan yaitu apabila kita larutkan gula dalam sevolume

tertentu, air sedikit demi sedikit akhirnya akan dicapai suatu batas dimana gula tidak dapat

larut lagi. Pada saat inilah diperoleh larutan jenuh, sebelumnya disebut larutan tidak jenuh.

Dalam larutan jenuh terjadi kesetimbangan antara molekul-molekul zat terlarut dalam larutan

dan dalam keadaan murni.

33

Page 34: KIMIA RESMIIIKU

Larutan natrium triosulfat dapat membentuk larutan lewat jenuh. Artinya, sejumlah zat

terlarut lebih banyak dari pada dalam larutan jenuh.

Larutan ini dapat diperoleh dengan mendinginkan larutan natrium triosulfat. Banyak

sekali hal-hal yang berkaitan dengan larutan, di antaranya yaitu proses melarut, konsentrasi

larutan, kelarutan zat pH air, pH larutan, serta teknik pelarutan dan pengenceran.

1. Proses melarut

Proses melarut (to dissolve) dapat diartikan sebagai :

- Terdispersinya molekul-molekul zat melarut di dalam molekul-molekul air. Misalnya

gula dalam air. Minyak dalam air dan hal lain seperti CCl4 dalam benzen.

- Berinteraksinya molekul atau ion zat terlarut dengan molekul-molekul air. Interaksi

dengan air ini biasanya disebut dengan hidrasi atau solvasi. Hal ini terjadi pada zat-

zat terlarut yang bersifa polar atau bersifat ionis, seperti HCl, NaCl, KCl dan Na2So4,

dan sebagainya.

- Bereaksinya zat terlarut dengan pelarut (air).

2. Konsentrasi larutan

Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai banyaknya zat terlarut dalam sejumlah

pelarut. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam beberapa cara, yaitu:

- Persen massa

Simbol satuan:% (b/b)

%massa = massa zat terlarut

(massa terlarut )+(massa pelarut )× 100 %

- Persen volume

Simbol satuan: %(v/v)

%massa = volume zat terlarut

(volume terlarut )+(volume pelarut )×100 %

- Persen milligram

Konsentrasi larutan biologis biasanya dinyatakan dalam persen miligram,

yaitu jumlah miligram zat terlarut tiap 100ml, contohnya larutan darah berisi 29,1 mg

34

Page 35: KIMIA RESMIIIKU

nitrogen non protein berarti darah berisi 20,1 mg nitrogen non protein tiap 100ml

darah.

- Molaritas (M)

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut tiap liter larutan. Secara umum

dapat dinyatakan sebagai berikut:

Molaritas zat A =mol zat A

1 L larutan= mmol zat A

1ml larutan

Dan dapat diubah menjadi:

Molaritas zat A =Wa× 1000

Ma ×V

Dimana : Wa : massa zat A (gram)

Ma : Massa molekul relatif zat A (g/mol)

V : volume larutan (ml)

- Molalitas (m)

Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut tiap 100gr pelarut. Secara umum

dapat dinyatakan sebagai berikut:

Molalitas zat A =mol zat A

1000 gram pelarut

Bentuk lainnya :

Molalitas zat A =wa× 1000

Ma ×℘

Dimana : Wa : massa zat A (gram)

Ma : Massa molekul relatif A (g/mol)

Wp : Massa pelarut (gr)

- Normalitas

Normalitas adalah jumlah gram ekivalen zat terlarut tiap liter larutan.

Normalitas dan molaritas banyak dipakai untuk menyatakan konsentrasi larutan

dalam kimia analisis.

- Fraksi mol

35

Page 36: KIMIA RESMIIIKU

Fraksi mol zat terlarut adalah jumlah mol zat terlarut dibagi dengan jumlah

mol zat terlarut dan pelarut. Secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:

N zat terlarut = n zat terlarut

n zat terlarut ×n pelarut

dimana : N : Fraksi mol

n : jumlah mol

- Bagian Perjuta

Simbol satuan = bpj atau ppm

Secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:

Bpj = bagian zat terlarut

(bagian zat terlarut )+(bagian pelarut )× 106

- Konversi satuan konsentrasi

Secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut:

A bpj = (a)(10-a)% atau a% = (a) (10-a)bpj

Dimana: a = harga konsentrasi

3. Kelarutan Zat

Kelarutan (solubility) adalah kemampuan melarut suatu zat di dalam sejumlah

pelarut pada suhu tertentu berbeda-beda antara satu zat dengan lainnya. “Jumlah maksimal

zat terlarut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu”. Kelarutan ini di bagi menjadi 5

kelarutan, yaitu kelarutan gas, kelarutan elektrolit, kelarutan jenuh, pH air x larutan, serta

pengenceran.

36

Page 37: KIMIA RESMIIIKU

PERCOBAAN 3

KROMATOGRAFI

37

Page 38: KIMIA RESMIIIKU

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN 3

KROMATOGRAFI

Disusun Oleh:

1. Ana Arum Sari 0907035069

2. Arif Ari Wibowo 09070350

3. Maria Shelvy Tarigan 09070350

4. Tri Wahyu Septiani 09070350

5. Wardian Serdi 09070350

Samarinda, Desember 2009

Dosen Pembimbing Asisten

Nama: Nama:

38

Page 39: KIMIA RESMIIIKU

NIM. NIM.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemisahan campuran menjadi komponen – komponen adalah hal yang

penting dalam semua cabang kimia dan tidak kalah pentingnya dalam banyak bidang

lain dimana taknik – teknik kimia kimia digunakan untuk memecahkan berbagai

macam masalah.Jadi dampak dari suatu teknik pemisahan yang ampuh dan

serbaguna akan dirasakan oleh semua ilmu pengetahuan modern.Dengan

menggunakan kromatografi, dalam banyak kasus pemisahan dituntaskan jauh lebih

cepat dan efektif dari pada sebelumnya.Terobosan yang tak kalah pentingnya yakni

dalam bidang biokimia misalnya tentang pengertian kita akan struktur dan fungsi

enzim dan protein lainnya yang berasal dari penerapan kromatografi ke penilitian

biologi.Dalam semua teknik kromatografi zat – zat terlarut yang dipanaskan akn

dipisahkan bermigrasi – migrasi sepanjang kolom dan tentu saja dasar pemisahan

terletak dalam laju perpindahan yang berbeda untuk larutan yang berbeda

perkembangan kromatografi secara teoritis mampu menjelaskan factor – factor yang

menetukan kinerja kolom. Oleh,karena itu bdang penelitian kromatografi merupakan

kinerja suatu bidang yang maju pesat. Perkaembangan terus berlanjut, beberapa

diantaranya adalah detector – detector yang lebih baik,bahan bahan pengisi kolom

yang baru.Antara muka dangan instrumen lain yang disempurnakan (seperti

spektometer massa) yang bias mengidentifikasikan komponen – komponen yang

terpisah.

39

Page 40: KIMIA RESMIIIKU

Selain untuk pemisahan, kromatografi juga bermanfaat untuk analisis

kuantitatif, Memisahkan campuran yang kompleks seperti minyak bumi yang

merupakan campuran dari ratusan senyawa,untuk penilaian pencemaran pada udara

dan air,analisis organik dan biokimia dan teknik yang paling penting dalam

kemajuan bidang penelitian. Namun kita harus mengetahui trlebih dahulu apa yang

dimaksud dengan kromatografi kertas itu?apa manfaat digunakannya kromatografi?

Hal – hal yang yang berkaitan dengan itulah yang akan dibahas lebih lanjut

dalam percobaan ini. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan.

1.2 Tujuan Percobaan

Mempelajari cara pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan

migrasi komponen yang akan dipisahkan diantara 2 fase , yaitu fase diam

dan fase gerak.

Mengetahui sifat dari larutan ekstrak yang ingin diteliti.

Mengetahui teknik yang digunakan dalam kromatografi.

40

Page 41: KIMIA RESMIIIKU

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi adalah taknik pemisahan yang didasarkan pada perbedaan

migrasi komponen – komponen yang dipisahkan diantara dua fase(fase bergerak dan

fase diam). Fase gerak berupa gas yang stabil sedangkan fase diam bisa berupa zat

padat atau cair. Transfer massa antara fase gerak dan fase diam terjadi bila molekul –

molekul campuran terserap pada permukaan partikel atau terserap didalam pori –

pori partikel atau terbagi kedalam sejumlah cairan yang terikat pada permukaan atau

didalam pori. Ini adalah sorpsi(penyerapan). Dalam semua teknik kromatografi zat –

zat terlarut yang diperoleh dapat dipisahkan ketika zat terlarut berimigrasi sepanjang

kolom, dan tentu saja dasar pemisahan terletak pada laju perpindahan yang berbeda

untuk larutan yang berbeda.

Perbedaan yang kecil antara kedua zat terlarut dalam kekuatan adsorpsi dan

dalam interaksinya dengan pelarut yang bergerak menjadi dasar pemisahan bila

molekul – molekul zat terlarut itu berulang kali menyebar diantara dua fase itu

keseluruh panjang kolom. Pemisahan dengan kromatografi didasarkan pada

perbedaan kesetimbangan komponen – komponen campuran diantara fase gerak dan

fase diam. Kesetimbangan ini dapat dijelaskan secara kuantitatif dengan istilah

koefisian partisi, K yaitu : K=CsCm

. Klasifikasi metode kromatografi dapat

dikelompokkan dengan meninjau satu macam sifat artinya kita dapat menyatakan

teknik – teknik kolom seperti destilasi, ekstraksi, pelarut, penukaran ion kedalam satu

kelas tetapi teknik tersebut juga diklasifikasikan berdasarkan metode – metode

41

Page 42: KIMIA RESMIIIKU

differential migration. Pada semua metode differential migration pemisahan berbagai

komponen campuran yang bermigrasi pada berbagai medium tergantung karakteristik

laju individual komponen – komponennya,sehingga dapat dikatakan bahwa dalam

klasifikasi sehingga tidak hanya satu sifat fisik saja yang ditinjau tetapi gabungan –

gabungan yang digunakan dalam teknik pemisahan semua metode – metode didasari

pada sifat fisiknya dan pemisahan fasenya dibandingkan dengan metode pemisahan

secara keseluruhan klasifikasi metode kromatografi relatif lebih sederhana. Suatu

deskripsi lengkap dari berbagai metode kromatografi pemisahan akan dibahas berikut

ini untuk mengetahui prinsip – prinsip dasar dan aspek – aspek analiitik masing –

masing metode yaitu :

a) Destilasi : penyerapan zat cair dan kondensasi dari uap kembali ke fase cair

penguapan zat cair sebanding dengan tekanan uapnya dan berbanding terbalik

terhadap titk didih cairannya. Sublimasi juga suatu metode pemisahan yang

baik. Keberhasilan metode ini tergantung pada kemudahan massa transfernya

dilaksanakan jika zat berada dalam fase gas.

b) Ekstraksi pelarut telah dijelaskan terperinci pada percobaan pemisahan dan

pemurnian.

c) Kromatografi : proses melewatkan sampel melalui suatu kolom. Perbedaan

kemampuan adsorpsi terhadap zat – zat yang sangat mirip mempengaruhi

resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatografi. Prinsip

kromatografi adsorpsi berhubungan juga dengan bidang – bidang lain seperti

kromatografi zat padat. Pemisahan campuran ionic atau bermuatan dengan

differential migration dibawah pengaruh gaya pendorong petensial listrik untuk

dikembangkan. Pertama meliputi migrasi bebas dalam medium homogen dan

migrasi kedua terjadi pada medium pori yang stabil. Pertama disebut elektrofase

dan yang kedua disebut ionoforensis atau elektromatografi.

d) Teknik Ringoven : merupakan taknik yang berkaitan dengan pengujian suatu

tetesan tunggal larutan pada suatu kertas penyaring untuk mengetahui

42

Page 43: KIMIA RESMIIIKU

komponen – komponen larutan. Larutan diteteskan satu kali pada pusat kertas

saring(yang berbentuk lingkaran) kemudian satu atau beberapa komponen –

komponen tersebut terlarut dalam pelarut dan dipindahkan dengan pelarut yang

tepat, sehingga bergeser dari pusat sampai bagian tepi. Penguapan pelarut

terjadi dalam zat terlarut akan tertinggal dalam suatu area dalam bentuk cincin –

cincin yang menunjukkan bahwa pemisahan dari bercak tetesan mula – mula.

e) Zona melting : disini dua wilayah tertentu yang meliputi penampang lintang

suatu zat padat yang dilelehkan dan dengan perlahan – lahan digerakkan

sepanjang batang zat padat. Zat terlarut akan dibebaskan pada saat pembekuan

pada bidang batas padat – cair dan terbawa sepanjang wilayah serta akan

mengumpul pada salah satu ujung zat padat. Ini merupakan proses selektif

untuk mengeluarkan pengofon.

f) Penukaran ion : dalam eksklusi ini sifat – sifat fisika materi sintetik baru

memberikan suatu era baru terhadap pemakaian materi – materi tersebut dalam

pemisahan secara difusi.

g) Dialisis osmosis : proses pemisahan berdasarkan proses difusi yang paling

dikenal dan disebabkan aliran spontan suatu pelarut melalui membran dari

larutan yang encer ke larutan yang lebih pekat. Membrannya bersifat

semipermeable terhadap partikel zat terlarut.

h) Prepitasi,kuprespitasi : suatu proses dimana suatu zat terlarut diubah kebentuk

tidak larut yang selanjutnya dapat dipisahkan dari larutannya.

i) Flotasi : senyawa – senyawa dengan kerapatan lebih besar daripada cairan yang

menyelimutinya dapat dikonsentrasikan pada permukaan zat cair. Pengaliran

udara melalui larutan diperlukan dengan metode ini. Suatu partikel dapat

distabilkan pada permukaan seperti bidang batas permukaan gas – cair jika

suatu kontak antara padatan dan cairannya nilainya tertentu. Perbedaan sudut

kontak ini menghasilkan flotasi selektif.

43

Page 44: KIMIA RESMIIIKU

Kromatografi dapat dilukiskan dengan beberapa istilah – istialh yang paling

paling sering dijumpai adalah Rf. Juga dikenal sebagai Factor Retardasi atau

dinyatakan juga sebagai volume retensi(V R) atau waktu retensi(tR). Semua ini adalah

besaran yang menyatakan berapa lama fraksi waktu molekul zat terlarut dalam fase

bergerak. Masing – masing senyawa mempunyai nilai R atau V R yang berbeda

dengan berubahnya kombinasi pelarut penyerap, dimana :

R =( tm

tm+ t s), Rf =

Jarak yang ditempuh zat terlarutJarak yang ditempuh fase bergerak

Atau dapat dituliskan sebagai berikut ,

[ Ri−R ]=Cm.Vm

Cs .Vs

Keterangan :

Vm : Volume fase bergerak

Cm : Konsentrasi fase gerak

Vs : Volume fase diam

Cs : Konsentrasi fase diam

Untuk melaksanakan pemisahan secara kromatografi kolom, ada tiga

cara,yaitu :

a) Analisis Frontal

b) Analisis Elusi

c) Pergeseran

Dinamika Kromatografi

Efektifitas pemisahan tergantung pada penguraian komponen – komponen

tersebut berpindah dan kepadatan wilayah yang ditempati komponen – komponen

tersebut. Oleh karena itu ukuran efisiensi kolom dapat dinyatakan oleh jumlah

piringan N = 16 (VRW )

2

, W = lebar puncak elusi.

Kromatografi Cair

44

Page 45: KIMIA RESMIIIKU

Dalam GC hanya proses distribusi dalam satu fase yang sejalan yang penting

yang kita artikan dalam kelarutan suatu gas dalam suatu cairan dengan menggunakan

hukum Hendry(kromatografi gas zat padat,GSC yang didasari pada adsorpsi dari

dalam fase uap pada suatu permukaan padat relatif sedikit dimanfaatkan). Sebaliknya

dalam TC, terdapat cara – cara distribusi fase yang tersedia untuk pemisahan –

pemisahan yang menyangkut berbagai kelompok zat terlarut yaitu pertukaran ion dan

partisi cairan kromatografi kertas.

Pemisahan sutu campuran asam amino dengan menggunakan kromatografi

kertas dalam teknik ini sedikit larutan. Contoh diteteskan pada satu ujung pita kertas

saring dan noda itu dibiarkan mengering. Ujung kertas saring itu kemudian

dicelupkan dalam pelarut yang sesuai yang berada dalam bejana dan seluruh sistam

berada dalam bilik tertentu kromatografi lapisan tipis.

Kromatografi lapisan tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas lebih

cepat. Prose situ hanya memerlukan waktu sekitar setengah jam sedangkan

pemisahan yang lazim pada kertas memerlukan waktu beberapa jam. Kromatografi

lapis tipis sangat populer dan secara rutin dipergunakan dalam banyak laboratorium

terutama laboratorium kimia. Media pemisahannya adalah lapisan setebal 0.1 sampai

0.3 mm zat padat adsorpben pada lempeng kaca, plastik, atau aluminium. Lempeng

yang paling sering digunakan berukuran 8 × 2 inchi dan zat padat yang umum

digunakan adalah alumina, gel silica, dan selulosa.

Kromatografi Afinitas

Kromatografi afinitas adalah alat yang penting dalam penelitian biomedis.

Teknik ini lebih bersifat preparatif daripada analitis, tetapi pemisahan tetap

pemisahan apapun tujuannya. Interaksi antara sebuah molekul protein dengan

molekul – molekul lain sering kali bersifat nonkovalen. Senyawa kompleks dibentuk

dengan melibatkan gaya tarik elektostatik dari gugus bermuatan ikatan hydrogen,

ikatan hidrofobik, dan gaya van der wals.

45

Page 46: KIMIA RESMIIIKU

Penggolongan kromatografi berdasarkan pada teknik yang digunakan dapat dibagi

dua, yakni :

a. Kromatografi kolom, apabila komponen yang akan dilepaskan bergerak

bersama fase gerak melalui sebuah kolom kemudian setiap komponennya

terpisahkan berupa pita – pita.

b. Kromatografi planar, apabila kkomponen yang akan dipisahkan bergerak

bersama fase gerak melalui sebuah bidang datar. Senyawa dapat berupa noda.

Instrumen Kromatografi

1. Gas pembawa berfungsi sebagai pelarut(eluen) untuk kromatografi cair-gas

diganti oleh zat cair yang dipompa supaya bergerak cepat seperti gas.

2. System pemasukan cuplikan yaitu cuplikan yang kita masukkan bisa berupa

cairan padatan atau gas asalkan cuplikan mudah menguap pada suhu ditempat

masukan cuplikan senyawa organik yang sukar menguap dapat diubah

menjadi zat yang mudah menguap dengan mereaksikannya dengan zat lain.

3. Kolom merupakan tempat berlangsungnya pemisahan komponen campuran

kolom berupa tabung gelas atau logam dengan panjang 2 – 3 m dan garis

tengah dalam 2 – 4 mm. Tabung ini biasanya dibentuk melingkar supaya

mudah dimasukkan kedalam thermostat. Fase diam yang berupa cairan sukar

menguap dan stabil secara kimia diletakkan pada partikel zat padat penahan

didalam kolom.

46

Page 47: KIMIA RESMIIIKU

BAB III

METOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Gelas kimia 100 ml

Kertas saring

Mistar

Oven(untuk mengeringkan kertas saring)

Penutup mulut

Pipet tetes

Sarung tangan

3.1.2 Bahan

Aquades

Bunga mawar

Daun pandan

Daun papaya

Dietil eter

Etanol

Tinta biru

Tinta hitam

47

Page 48: KIMIA RESMIIIKU

Tinta merah

3.2 Prosedur Percobaan

1. Disiapkan kertas saring, kemudian potong dengan ukuran panjang 13 cm

dan lebar 7cm.

2. Diberi noda (titik) tinta kecil dari batas bawah.

3. Dimasukkan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang berisi aquades kira

– kira 20 ml, usahakan agar kertas saring yang berisi tinta tersebut terkena

cairan aquaades.

4. Dibiarkan air merembes naik, setelah selesai kemudian di ukur jarak yang

ditempuh.

5. Setelah diukur kemudian kertas saring tersebut dikeringkan ke dalam

oven.

6. Dihitung Rf dan masing – masing noda.

7. Diulangi lagi hal tersebut untuk tinta yang berbeda warna serta sari atau

ekstrak tumbuhan dengan menggunakan cairan yang berbeda,yaitu dengan

menggunakan etanol dan dietil eter.

48

Page 49: KIMIA RESMIIIKU

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Tinta/

EkstrakNoda

Jarak

Noda

Jarak

PelarutRf

Hitam

1

2

3

0 cm

0 cm

0 cm

5,5 cm

3 cm

5,5 cm

0 cm

0 cm

0 cm

Biru

1

2

3

0 cm

0 cm

0 cm

5,5 cm

3 cm

5,5 cm

0 cm

0 cm

0 cm

Merah

1

2

3

0 cm

2,5 cm

0 cm

5,5 cm

3 cm

5,5 cm

0 cm

0,83 cm

0 cm

Ekstrak

mawar

1

2

3

0 cm

2,5 cm

4,5 cm

5,5 cm

3 cm

5,5 cm

0 cm

0,83 cm

0,81 cm

Ekstrak

Pandan

1

2

3

5 cm

2,5 cm

4,5 cm

5,5 cm

3 cm

5,5 cm

0,9 cm

0,83 cm

0,81 cm

Ekstrak

Pepaya

1

2

3

5 cm

2,5 cm

4,5 cm

5,5 cm

3 cm

5,5 cm

0,9 cm

0,83 cm

0,81 cm

49

Page 50: KIMIA RESMIIIKU

Keterangan :

1. Dietil eter

2. Etanol

3. Aquades

4.2 Perhitungan

Rf = jarak yangditempu hkomponen

jarak yang ditempuh pelarut

Harga Rf yang diperoleh dari tinta warna hitam

1. Pada pelarut dietil eter : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

=0cm

5,5 cm = 0 cm

2. Pada pelarut etanol : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

=0 cm3 cm

=0 cm

3. Pada pelarut aquades : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

=0cm

5,5 cm=0cm

Harga Rf yang diperoleh pada tinta warna biru

1. Pada pelarut dietil eter : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

=0cm

5,5 cm=0cm

2. Pada pelarut etanol : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

=0 cm3 cm

=0 cm

3. Pada pelarut aquades : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

50

Page 51: KIMIA RESMIIIKU

=0cm

5,5 cm=0cm

Harga Rf yang diperoleh pada tinta warna merah

1. Pada pelarut dietil eter : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

=0cm

5,5 cm=0cm

2. Pada pelarut etanol : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

¿ 2,5 cm3cm

=0,83cm

3. Pada pelarut aquades : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

=0cm

5,5 cm=0cm

Harga Rf yang diperoleh pada ekstrak mawar

1. Pada pelarut dietil eter : Rf = jarak yangditempu hkomponen

jarak yang ditempuh pelarut

=0cm

5,5 cm=0cm

2. Pada pelarut etanol : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

¿ 2,5 cm3 cm

=0,83 cm

3. Pada pelarut aquades : Rf = jarak yangditempu hkomponen

jarak yang ditempuh pelarut

¿ 4,5 cm5,5 cm

=0,81cm

Harga Rf yang diperoleh dari ekstrak pandan

1. Pada pelarut dietil eter : Rf = jarak yangditempu h komponen

jarak yang ditempuh pelarut

=5cm

5,5 cm=0,9 cm

51

Page 52: KIMIA RESMIIIKU

2. Pada pelarut etanol : Rf = jarak yangditempu hkomponen

jarak yang ditempuh pelarut

¿ 2,5 cm3 cm

=0,83 cm

3. Pada pelarut aquades : Rf = jarak yangditempu hkomponen

jarak yang ditempuh pelarut

¿ 4,5 cm5,5 cm

=0,81 cm

Harga Rf yang diperoleh dari ekstrak papaya

1. Pada pelarut dietil eter : Rf = jarak yangditempu hkomponen

jarak yang ditempuh pelarut

=5 cm

5,5 cm=0,9 cm

2. Pada pelarut etanol : Rf = jarak yangditempu hkomponen

jarak yang ditempuh pelarut

¿ 2,5 cm3 cm

=0,83 cm

3. Pada pelarut aquades : Rf = jarak yangditempu hkomponen

jarak yang ditempuh pelarut

¿ 4,5 cm5,5 cm

=0,81 cm

4.3 Pembahasan

Kromatografi adalah teknik pemisahan suatu zat yang didasarkan pada

perbedaan migrasi komponen – komponen yang dipisahkan diantara dua fase, yaitu

fase diam dan fase gerak.

Macam – macam kromatografi dibagi atas dua macam, yaitu berdasarkan

jenis fase dan teknik. Jenis – jenis kromatografi yang didasarkan pada jenis fase dapat

dibedakan menjadi :

52

Page 53: KIMIA RESMIIIKU

1. Kromatografi gas – cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya

cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.

2. Kromatografi gass – padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya

berupa padatan yang dapat menyerap atau mengadsorp.

3. Kromatografi cair – cair, bila fase geraknya dan fase diamnya berupa cairan

dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan pendukung yang inert.

4. Kromatografi cair – padat, bila fase geraknya berupa cairan dan fase diamnya

berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap.

Kromatografi berdasarkan teknik yang digunakan, yaitu :

a. Kromatografi kolom apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak

bersama fase gerak melalui sebuah kolom kemudian setiap komponen

terpisahkan berupa zona – zona pita.

b. Kromatografi planar apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak

bersama fase gerak dalam sebuah bidang datar.

Prinsip percobaan yaitu untuk memisahkan suatu zat yang pada percobaan

migrasi komponen yang dipisahkan diantara dua fase yaitu fase gerak dan fase diam,

untuk mengetahui sifat dari tinta maupun ekstrak tersebut apakah bersifat polar

maupun bersifat nonpolar.

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa pada saat menggunakan tinta

dengan pelarut air atau aquades maka jarak noda untuk semua noda tinta bernilai 0

sehingga Rf nya bernilai 0. Hal ini disebabkan karena tinta yang digunakan bersifat

water fulf pada saat menggunakan tinta dengan pelarut etanol diapatkan jarak noda

untuk warna hitam dan biru bernilai 0 dan tinta merah memiliki jarak 2,5 cm, ini

menunjukkan bahwa tinta hitam dan biru bersifat water fulf terhadap etanol

sedangkan tinta merah tidak demikian sebab tinta menyebar dengan sendirinya pada

saat kertas saring dimasukkan kedalam larutan. Begitu pula dengan dietil eter , cara

dietil eter pada tinta sama halnya dengan aquades yang memiliki jarak noda 0

sehingga Rf nya juga 0. Pada saat menggunakan ekstrak tumbuhan dengan pelarut

53

Page 54: KIMIA RESMIIIKU

air /aquades didapatkan yakni 0 untuk ekstrak mawar, dan ekstrak pandan dan pepaya

memiliki jarak noda yang sama yaitu 5 cm. Pada saat menggunakan ekstrak

tumbuhan dengan pelarut etanol,maka didapatkan jarak yang berbeda lagi. Ternyata

semua ekstrak bergerak pada jarak yang sama yaitu 2,5 cm. Ini sama halnya dengan

pelarut dieti eter yang memiliki jarak noda yang sama, yaitu 4,5 cm.

Jadi sifat – sifat pelarut tergantung jenis zat terlarut jika zat terlarut waterfulf.

Maka tidak akan ada pengaruh pada percobaan tetapi jika zat terlarut dapat melarut

dengan sempurna pada pelarut maka akan didapatkan jarak pelarut dan zat terlarut

yang kemudian akan menghasilkan harga Rf.

Fungsi perlakuan dimasukkan ekstrak maupun tinta tersebut kedalam dietil

eter, etanol, dan aquades yaitu untuk mengetahui sifat kepolaran dari ekstrak dan tinta

tersebut. Apabila ekstrak tersebut bereaksi dengan air(aquades) maka bersifat polar

dan apabila ekstrak dan tinta tersebut bereaksi dengan dietil eter, maka bersifat

nonpolar.

Larutan dikatakan polar jika terdapat ikatan antara logam dengan dimana

keelktronegatifan salah satu logam lebih besar,sedangkan nonpolar jika terdapat

ikatan antara logam dengan nonlogam dimana keelektronegatifan atom yang satu

dengan yang lain lebih kecil.

Rf adalah merupakan factor retardasi atau dinyatakan sebagai volume retensi

(V R ) atau waktu retensi (tR ). Semua ini adalah besaran yang menyatakan berapa lama

fraksi waktu molekul zat terlarut tinggal dalam fase bergerak. Masing – masing

senyawa mempunyai nilai R atau V R yang berbeda dengan perubahannya kombinasi

pelarut penyerap, dimana

R=( tm

tm+ t s), Rf =

jarak yangditempu h zat terlarutjarak yangditempu h fase bergerak

[ R1+R ] =Cm.Vm

Cs .Vs Ket : Vm = volume fase bergerak

Cm = Konsentrasi fase bergerak

54

Page 55: KIMIA RESMIIIKU

Vs = volume fase diam

Cs = konsentrasi fase diam

Prinsip like dissolves like adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa suatu

larutan hanya akan larut pada larutan yang sesuai, dengan kata lain zat yang bersifat

polar akan larut pada pelarut polar dan suatu zat nonpolar pun akan larut pada pelarut

nonpolar.

Pada percobaan kali ini digunakan tiga macam pelarut,yaitu dietil eter, etanol,

dan aquades. Pada dietil eter memiliki sifat kepolaran nonpolar. Pada etanol

semipolar dan pada aquades bersifat polar. Pada percobaan ini didapatkan bahwa

pada tinta memiliki sifat kepolaran nonpolar, sedangkan pada seluruh ekstrak

tanaman memiliki

BAB V

PENUTUP

5.1 Penutup

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa :

Dengan teknik kromatografi kita dapat mengetahui cara pemisahan yang

didasarkan pada perbedaan migrasi komponen – komponen yang akan

dipisahkan diantara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak.

Untuk mengetahui sifat dari larutan pada tinta maupun ekstrak dapat

dicoba dengan menggunakan pelarut dietil eter, etanol, dan aquades.

55

Page 56: KIMIA RESMIIIKU

Apabila pada tinta maupun ekstrak tersebut bereaksi(merembes naik ke

atas kertas saring) pada pelarut dietil eter, maka ekstrak maupun tinta

tersebut bersifat nonpolar. Apabila pada tinta maupun ekstrak tersebut

bereaksi pada pelarut etanol, maka ekstrak maupun tinta tersebut bersifat

semipolar, dan apabila ekstrak maupun tinta tersebut bereaksi pada

aquades, maka ekstrak maupun tinta tersebut bersiifat polar. Dan

berdasarkan hasilnya pada ekstrak bersifat polar, karena larut pada

aquades, sedangkan etanol keduanya larut(bereaksi) karena memiliki

sifat kepolaran polar dan nonpolar, dan pada tinta bereaksi dengan dietil

eter karene memiliki sifat nonpolar.

Berdasarkan teknik yang digunakan kromatografi dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu :

Kromatografi Kolom

Kromatografi Planar

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan penambahan percobaan kromatografi, bukan hanya

kromatografi planar saja, juga diadakan percobaan kromatografi kolom.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan,dkk.1991.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.Jakarta : erlangga

Oxtoby,dkk.2003.Prinsip – Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid

1.Jakarta : erlangga

Underwood.1988.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta : erlangga

56

Page 57: KIMIA RESMIIIKU

PERCOBAAN 4

STOIKIOMETRI

57

Page 58: KIMIA RESMIIIKU

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN 4

STOIKIOMETRI

Disusun Oleh:

58

Page 59: KIMIA RESMIIIKU

1. Ana Arum Sari 0907035069

2. Arif Ari Wibowo 09070350

3. Maria Shelvy Tarigan 09070350

4. Tri Wahyu Septiani 09070350

5. Wardian Serdi 09070350

Samarinda, Desember 2009

Dosen Pembimbing Asisten

Nama: Nama:

NIM. NIM.

BAB 4

HASIL DAN PENGAMATAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Sistem NaOH-HCl

N

o

Volum

NaOH 1M

Volu

m HCl

1M

Suhu

NaOH

Suhu

HCl

Suhu

Campuran

1 2 ml 6 ml 28 27 30

2 4 ml 4 ml 29 28 31

3 6 ml 2 ml 29 28 30

59

Page 60: KIMIA RESMIIIKU

4.1.2. Sistem NaOH-H2SO4

N

o

Volum

NaOH 1M

Volum

H2SO4 1M

Suhu

NaOH

Suhu

H2SO4

Suhu

Campuran

1 2 ml 6 ml 28 29 30

2 4 ml 4 ml 29 29 32

3 6 ml 2 ml 29 28 32

4.2. Reaksi Percobaan

- NaOH + HCl → NaCl + H2O

- 2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O

4.3. Perhitungan

4.3.1. Perhitungan Stoikiometri Sistem NaOH-HCl

1. Diketahui V NaOH = 2 ml M NaOH = 1 M

60

Page 61: KIMIA RESMIIIKU

PERCOBAAN 5

LAJU REAKSI

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN 5

LAJU REAKSI

61

Page 62: KIMIA RESMIIIKU

Disusun Oleh:

1. Ana Arum Sari 0907035069

2. Arif Ari Wibowo 09070350

3. Maria Shelvy Tarigan 09070350

4. Tri Wahyu Septiani 09070350

5. Wardian Serdi 09070350

Samarinda, Desember 2009

Dosen Pembimbing Asisten

Nama: Nama:

NIM. NIM.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

62

Page 63: KIMIA RESMIIIKU

Reaksi Kimia berlangung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi

yang berlangsung seketika, seperti ledakan dinamit. Ada juga reaksi yang

berlangsung sangat lambat, misalnya pengkaratan besi atau fasilisasi sisa

organisme. Selain itu laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti

suhu, konsentrasi dan faktor lainnya. Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu

reaksi itu berlangsung atau perubahan konsentrasi pereaksi per satuan waktu.

Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses

berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam

satu satuan waktu. Satuan waktu tersebut dapat berupa detik, menit, jam, hari,

atau tahun. Setiap reaksi disertai suatu perubahan fisis yang dapat diamati,

seperti pembentukan endapan, gas, atau perubahan warna. Kelajuan reaksi

tersebut dapat di pelajari dengan mengukur dari salah satu perubahan tersebut.

Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring

dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksinya akan

semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan

sebagai laju berkurangnya pereaksi atau terbentuk produk. Setiap reaksi

disertai suatu perubahan fisis yang diamati, seperti pembentukan endapan, gas

atau perubahan warna. Kelajuan reaksi dapat dipelajari dengan mengukur

salah satu dari perubahan tersebut. Bagi reaksi yang menghasilkan gas, seperti

magnesium dengan asam klorida, maka kelajuan reaksinya dapat ditentukan

dengan mengukur perubahan intensitas warnanya. Bagi reaksi yang

menghasilkan endapan, maka kelajuan reaksinya dapat ditentukan dengan

mengukur waktunya yang diperlukan untuk membentuk sejumlah endapan.

Sebelum kita menghitung dan menganalisis laju reaksi, kita harus memahami

tentang kemolaran, terutama tentang penyediaan larutan dengan kemolaran

tertentu.

Bagaimanakah cara menyatakan laju reaksinya? apakah suatu reaksi

cepat atau lambat dapat diketahui dengan mudah melalui pengamatan

63

Page 64: KIMIA RESMIIIKU

sepintas? untuk mengetahui cepatnya laju reaksi kita perlu melakukan

pengukuran. Kita ingat kembali bahwa reaksi kimia adalah proses perubahan

zat pereaksi menjadi produk, seiring dengan bertambahnya waktu reaksi,

maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit dan produk yang terbentuk

akan semakin banyak. Oleh karena itu laju reaksi dapat dinyatakan sebagai

laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.

Hal-hal diataslah yang akan dibahas lebih lanjut dalam perobaan ini.

Oleh karena itu percobaan ini dilakukan.

1.2 Tujuan Percobaan

- Mengetahui Pengertian dari Laju Reaksi

- Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi

- Membandingkan antara pengaruh suhu dan konsentrasi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

64

Page 65: KIMIA RESMIIIKU

Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi yang berlangsung.

Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi

persatuan waktu konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk

reaksi fase gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan seperti

atmosfer (atm) millimeter merkorium (mmhg) atau pascal (pa) satuan waktu dapat

berupa detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun tergantung pada reaksi itu berjalan

cepat atau lambat. Untuk mengukur laju reaksi perlu menganalisis secara langsung

maupun tak langsung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi

yang tersisa setelah penggal-penggal waktu tertentu.

Teori yang mendasari tentang Laju reaksi dalam teori tumbukan teori

ini menjelaskan bahwa reaksi terjadi karena adanya tumbukan antara partikel-partikel

zat yang bereaksi. Oleh karena itu, sebelum dua atau lebih partikel saling

bertumbukan maka reaksi tidak akan terjadi / bereaksi, tapi tidak semua tumbukan

dapat menghasilkan reaksi karena tumbukan yang terjadi harus mempunyai energi

yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan zat yang bereaksi. Jadi Laju reaksi akan

bergantung pada hal yaitu : - Frekuensi tumbukan

- Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan

energi cukup

- Fraksi partikel dengan energi cukup yang bertumbukan

dengan arah yang tepat

Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif

sebelum terjadi tumbukan, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimal yang

dikenal sebagai energi pengaktifan atau energi aktifasi (Ea). Energi pengaktifan atau

energi aktifasi adalah energi minimal yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu

reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktifasi. Zat

kompleks teraktifasi berada pula pada puncak energi. Jika reaksi berhasil maka zat

kompleks teraktifasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi.

65

Page 66: KIMIA RESMIIIKU

Laju reaksi ditentukan melalui sebuah percobaan, yaitu dengan

mengukur banyaknya pereaksi yang dihasilkan atau banyaknya produk yang

dihasilkan pada selang waktu tertentu. Sebagai contoh, laju reaksi antara magnesium

dengan larutan HCl dapat ditentukan dengan mengukur jumlah salah satu produknya

yaitu gas hidrogen. Penentuan laju reaksi juga dapat dilakukan dengan cara fisika

maupun kimia. Dengan cara fisika, penentuan konsentrasinya dilakukan secara tidak

langsung yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh

konsentrasi campuran. Misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas),

adsorbs cahaya dan lainnya. Misalnya, daya hantar listrik. Penentuan secara kimia

dapat dilakukan dengan cara menghentikan reaksi secara tiba-tiba (reaksi dibekukan).

Setelang selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode

analisis kimia. Laju reaksi keseluruhan (dimana pengukurannya diperlukan beberapa

eksperimen) dikontrol oleh laju reaksi yang paling lambat. Langkah reaksi lambat ini

disebut juga dengan langkah penentuan laju reaksi. Sepanjang terdapat beberapa

macam laju yang berbeda langkah-langkahnya. Kita mengukur laju suatu reaksi,

sebenarnya kita mengukur langkah penentuan laju reaksi.

Untuk sistem homogen, laju reaksi umum dinyatakan sebagai laju

pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar

produk dalam satu-satuan waktu. Laju reaksi terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Laju Rerata

Laju rerata adalah laju untuk selang waktu tertentu. Sebagai contoh jika reaksi

magnesium dengan HCl menghasilkan 10 ml gas. Hidrogen dalam waktu 20

detik, maka laju rerata reaksinya adalah :

V = 10 ml = 0,5 detik

20 ml detik

2. Laju Sesaat

Laju sesaat adalah laju reaksi pada saat tertentu, reaksi berubah dari waktu

ke waktu. Pada umumya, Laju reaksi makin kecil seiring dengan

66

Page 67: KIMIA RESMIIIKU

bertambahnya waktu reaksi. Oleh karena itu, plat laju terhadap waktu

berbentuk garis melengkung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

a) Pengaruh konsentrasi

Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi,

pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi.

Dalam beberapa kasus tertentu. Peningkatan salah satu pereaksi

memungkinkan terjadinya sedikit efek pada laju reaksi. Dari berbagai

percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi, makin banyak zat-

zat yang bereaksi, sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan,

zat yang bereaksi besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak,

sehingga partikel-partikelnya tersusunnya lebih rapat dibanding zat yang

konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat akan lebih sering

bertumbukan dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang,

sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Dengan ini dapat

disimpulkan bahwa, semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka semakin cepat

reaksinya, sehingga makin besar pula laju reaksinya.

b) Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh

Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi

dapat terjadi antara reaktan-reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair

dengan zat cair atau yang fasenya berbeda, misalnya zat cair dan zat padat. Pa

da pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi

pada permukaan zat. Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk

padat. Luas permukaan zat padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil.

Semakin zat padat terbagi-bagi menjadi bagian-bagian kecil, maka semakin

cepat reaksi yang berlangsung. Bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi

yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkah zat padat dengan massa yang

sama. Bubuk padat memiliki luas permukaan yang lebih besar daripada

67

Page 68: KIMIA RESMIIIKU

sebuah bongkah zat padat. Pengaruh luas permukaan ini banyak diterapkan

didalam dunia industri, yaitu dengan menghaluskan terlebih dahulu bahan

yang berupa padatan sebelum direaksikan. Mengunyah makanan juga

merupakan upaya dalam rangk memperluaskan permukaan hingga penguraian

selanjutnya dapat berlangsung dengan lebih cepat. Reaksi kimia dapat

berlangsung jika molukel terlebih dahulu bertumbukan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa semakin luas permukaan bidang sentuh, maka semakin

besar laju reaksinya.

c) Pengaruh Temperatur

Setiap partikel selalu bergerak, dengan menaikkan temprature, energi

gerak atau energi kinetik molukel akan bertambah, sehingga tumbukan lebih

sering terjadi. Itulah sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada

tempratur yang lebih tinggi. Disamping itu, temprature juga memperbesar

energi pontensial dari suatu zat, zat-zat yang energi pontensialnya kecil jika

bertumbukan sukar menghasilkan suatu reaksi karena sukar melampaui

energi pengaktifan. Dengan naiknya temprature energi potensial zat akan

menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.

Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah bila suhunya berubah. Biasanya

kenaikan suhu sebesar 100o C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi dua

atau tiga kali lipat, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan

atau tumbukan yang efektif untuk menghasilkan tabrakan atau untuk

menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan kinetik. Dengan ini

dapat disimpulkn bahwa semakin tinggi temprature, maka semakin besar laju

reaksinya.

d.) Pengaruh Tekanan

Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan

dari reaksi seperti itu juga mempengaruhi tekanan. Penambahan tekanan

dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan

68

Page 69: KIMIA RESMIIIKU

demikian dapat memperbesar laju reaksi peningkatan tekanan pada reaksi

yang melibatkan gas pereaksi akan meningkatkan laju reaksi. Perubahan

tekanan pada saat pereaksi yang melibatkan hanya zat padat maupun zat cair

tidak memberikan perubahan apapun pada laju reaksi. Dalam proses

pembuatan ammonia dengan proses hober, laju reaksi antara hydrogen dan

nitrogen ditingkatkan dengan menggunakan tekanan yang sangat tinggi.

Alasan utama menggunakan tekanan tinggi adalah untuk meningkatkan

presentase amonia didalam keseimbangan campuran, namun hal ini juga

memberikan perubahan yang berarti pada laju reaksi juga. Industri yang

melibatkan pereaksi berupa gas banyak yang dilangsungkan pada tekanan

tinggi, misalnya pembuatan ammonia yang menggunakan tekanan hingga 400

atm.

e) Pengaruh Katalis

Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak

mengalami perubahan kimia secara permanen (kekal), sehingga pada akhir

reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Laju reaksi akan semakin cepat

jika pada reaktan ditambah katalis. Katalis akan menurunkan energi

pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil, maka akan banyak tumbukan yang

berhasil sehingga reaksi lebih cepat terjadi. Jika energi pengaktifan besar,

maka banyak tumbukan yang tidak berhasil karena tidak mempunyai energi

yang cukup untuk terjadinya reaksi sehingga reaksi berlangsung lambat.

Katalis menimbulkan efek nyata pada laju reaksi meskipun dalam jumlah

yang sangat sedikit. Dalam industri kimia banyak dilakukan upaya untuk

menemukan katalis yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa

meningkatkan katalis yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa

meningkatkan timbulnya produk yang tidak diinginkan. Katalis dibagi dalam

2 macam, yaitu :

- Katalis Positif .

69

Page 70: KIMIA RESMIIIKU

Katalis Positif adalah memperbesar laju reaksi dengan cara

menemukan energy pengaktifan katalis positif disebut katalisator.

- Katalitas Negatif

Katalitas negatif adalah memperlambat laju reaksi dan disebut

inhibitor.

Katalitas dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan wujudnya

a. Katalitas Homogen

Adalah katalitas yang dapat bercampur secara homogen dengan zat

pereaksinya karena mempunyai wujud yang sama.

b. Katalitas Heterogen

Adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara homogen dengan

pereaksinya karena wujudnya berbeda. Untuk mengurangi emisi

pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, karbonmonoksida,dan

nitrogen oksida dapat digunakan katalis. Katalis tersebut dikenal dengan

konventer katalik, yang dirancang sekaligus dapat menoksidasi

hidrokarbon dan karbon monoksida serta dapat merduksi nitrogen oksida.

c. Racun Katalis

Inhibitor yang dalam jumlah sangat sedikit mengurangi atau menghambat

kerja katalis.

d. Autokatalis

Adalah hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis

e. Biokatalis

Adalah katalis yang mempercepat reaksi yang terjadi pada makhluk hidup

BAB 3

METEODOLOGI PERCOBAAN

70

Page 71: KIMIA RESMIIIKU

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Termometer

- Gelas ukur

- Pipet tetes

- Penjepit tabung

- Tisu

- Hot plate

- Gelas kimia 100 ml

- Stopwatch

3.1.2 Bahan

- Larutan Na2S2O3 0.1 M

- Larutan HCl 1M

- Larutan Na2S2O3 0,2 M

- Larutan HCl 2M

- Kertas

3.2 Prosedur Percobaan

1. Pengaruh Konsentrasi pada laju reaksi

- Siapkan 2 gelas kimia dan isi masing-masing 2 ml larutan Na2S2O3 0,1M

dan 3 ml larutan HCl 1M

- Masukkan larutan Na2S2O3 kedalam larutan HCl 1M

- Letakkan campuran larutan tersebut pada kertas yang telah diberi tanda

silang

- Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl hingga tanda

silang tidak terlihat lagi

71

Page 72: KIMIA RESMIIIKU

- Ulangi langkah yang sama pada larutan Na2S2O3 0,1 M dengan HCl 2M

dan Na2S2O3 0,2M dengan HCl 2M

2. Pengaruh Suhu pada laju reaksi

- Siapkan 2 gelas kimia dan isi masing-masing 2 ml Na2S2O3 larutan 0,1 M

dan 3 ml larutan HCl 1M

- Panaskan larutan Na2S2O3 Pada hotplate hingga suhunya 40oC, dan

letakkan diatas kertas yang diberi tanda silang

- Campurkan larutan HCl 1M tersebut tadi kedalam Na2S2O3 larutan yg

dipanaskan tadi & dihitung waktunya hingga tandanya hilang

- Ulangi langkah yang sama pd larutan Na2S2O3 0,1 M dengan HCl 2M dan

Na2S2O3 0.2M dengan HCl 2M

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

72

Page 73: KIMIA RESMIIIKU

4.1 Data Pengamatan

1. Pengaruh Konsentrasi Pada laju reaksi

[Na2S2O3] [HCl] t V0,1 M 1 M 621 s 1,61x10-3

0,1 M 2 M 191 s 5,23x10-3

0,2 M 2 M 70 s 14x10-3

Dik : Na2S2O3 = 2 ml

Hcl = 3 ml

2. Pengaruh Suhu pada laju reaksi (40oC)

Dik : Na2S2O3 = 2 ml

Hcl = 3 ml

4.2 Reaksi

Na2S2O3 + 2HCl 2NaCl + H2O + S + SO2

4.3 Perhitungan

4.3.1 Pengaruh Konsentrasi pada laju reaksi

a. Orde Reaksi

V 3

V 2

=k [Na2 s2O3]

n

k [Na2 s2O3]n

[HCl ]m

[HCl ]m

V 2

V 1

=k [Na2 s2O3]

n

k [Na2 s2O3]n

[HCl ]m

[HCl ]m

73

[Na2S2O3] [HCl] t V0,1 M 1 M 106 s 9,4x10-3

0,1 M 2 M 58 s 17x10-3

0,2 M 2 M 26 s 3x10-2

Page 74: KIMIA RESMIIIKU

14 ×10−3

5,23× 10−3 =k [0,2]n

k [0,1]n[2]m

[2]m

5,23× 10−3

1,61× 10−3 =k [0,1]n

k [0,1]n[2]m

[1]m

2,73=2n 3,24=2m

n=2log 2.73 m=2 log3,24

¿ log 2,73log 2

¿ log 2,73log 2

¿ 0,440,3

¿ 0,5100,3

n=1,47 m=1,7

OrdeTotal=n+m

¿1,47+1,7

¿3,17

b. Konsentrasi Laju Reaksi

V1=k [ Na2 S 2O3 ]n [ HCl ]m

k=V 1

[Na2 S2O3 ]n [ HCl ]m

¿ 1,61×10−3

[0,1]1,47[1]1,7

¿ 1, 61 ×10−3

3 , 3×10−2

¿4,8 × 10−2

c. Persamaan Laju Reaksi

V1=k [ Na2 S 2O3 ]n [ HCl ]m

¿4,8 × 10−2 [Na2 S2O3 ]1,47 [ HCl ]1,7

4.3.2 Pengaruh Suhu pada Laju Reaksi

74

Page 75: KIMIA RESMIIIKU

a) Orde Reaksi

V 3

V 2

=k [Na2 s2O3]

n

k [Na2 s2O3]n

[HCl]m

[HCl]m

V 2

V 1

=k [Na2 s2O3]

n

k [Na2 s2O3]n

[HCl ]m

[HCl ]m

3×10−2

17 ×10−3 =k [0,2]n

k [0,1]n

[2]m

[2]m

17 ×10−3

9,4 ×10−3 =k [0,1]n

k [0,1]n[2]m

[1]m

2,23=2n 1,83=2m

n=2log 2.23 m=2 log1,83

¿ log 2,73log 2

¿ log 2,73log 2

¿ 0,350,3

¿ 0,260,3

n=1,17 m=0,87

OrdeTotal=n+m

¿1,17+0,87

¿2,04

b. Konsentrasi Laju Reaksi

V1=k [ Na2 S 2O3 ]n [ HCl ]m

k=V 1

[Na2 S2O3 ]n [ HCl ]m

¿ 9 , 4 ×10−3

[0 , 1]1 ,17 [1]0 ,87

¿ 9 , 4 ×10−3

67 , 6 ×10−3

¿13 ×10−3

c. Persamaan Laju Reaksi

V1=k [ Na2 S 2O3 ]n [ HCl ]m

¿13 ×10−3 [ Na2 S2O3 ]1,17 [ HCl ]0,87

75

Page 76: KIMIA RESMIIIKU

4.4 Pembahasan

Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi itu berlangsung atau

perubahan konsentrasi pereaksi per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan

berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi

setiap satuan waktu (detik).

Fungsi bahan yang digunakan yaitu untuk membandingkan

konsentrasi yang mana yang paling cepat berlangsung / bereaksi yaitu pada larutan

yang memiliki konsentrasi yang lebih besar, ini disebabkan karena semakin semakin

besar konsentrasi larutan, maka laju reaksinya akan semakin besar. Sebaliknya,

semakin kecil konsentrasinya, maka laju reaksinya akan semakin kecil. Bahan yang

paling cepat bereaksi yaitu pada larutan Na2S2O3 0,2 M dan HCl 2 M dan yang paling

lambat bereaksi adalah Na2S2O3 0,1 M & HCl 0,1 M.

Fungsi Perlakuan yaitu untuk mendapatkan nilai atau waktu dari

Persamaan laju reaksi. Fungsi dimasukkan cara Na2S2O3 yaitu untuk mengetahui

waktu tempuh pd reaksi, apakah berlangsung cepat atau lambat, sedangkan fungsi

dipanaskan yaitu untuk membandingkan yang mana lebih cepat bereaksi, apakah

lebih cepat setelah dipanaskan atau sebelum dipanaskan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu :

1) Konsentrasi

Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin

besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya

semakin kecil pula. Untuk beberapa reaksi dapat dinyatakan dengan

persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan

laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde

reaksi.

2) Luas Permukaan

76

Page 77: KIMIA RESMIIIKU

Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda

dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi yang

homogen, campuran zatnya bercampur seluruhnya, hal ini dapat mempercepat

berlangsungnya reaksi kimia karena molukel-molukel ini dapat bersentuhan

satu sama lainnya. Dalam sistem heterogen, reaksi hanya berlangsung pd

bidang-bidang perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari

kedua fase. Reaksi kimia ini dapat berlangsung jika molukel-molukel, atom-

atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi lebih dahulu bertumbukan,

makin halus suatu zat, maka semakin luas permukaannya, sehingga makin

besar kemungkinan bereaksi & cepat berlangsung.

3) Tekanan

Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas pereaksi akan

meningkatkan laju reaksi. Perubahan tekanan pada suatu reaksi yang

melibatkan hanya padat maupun zat cair tidak memberikan perubahan apapun

pada laju reaksi. Penambahan tekanan yang memperkecil volume akan

memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.

4) Suhu/temperature

Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar

10oC akan menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga kali.

Kenaikan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikan suhu akan menyebabkan

makin cepatnya molukel-molukel pereaksi bergerak sehingga memperbesar

kemungkinan terjadi tabrakan antar molukel.

5) Katalis

Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan jalan menurunkan energi

pengaktifan suatu reaki. Katalis adalah zat kimia yang dapat meningkatkan

laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara permanen.

77

Page 78: KIMIA RESMIIIKU

Orde reaksi adalah bilangan pangkat (eksponen) yg menyatakan

bertambahnya laju reaksi akibat naiknya konsentrasi larutan. Orde nol adalah apabila

konsentrasi pereaksi yang tidak mempengaruhi laju reaksinya. Orde negatif yaitu

apabila Laju Reaksi berbanding terbalik dengan Konsentrasi Pereaksinya atau

konsentrasi reaktan. Orde satu yaitu apabila laju reaksinya berbanding lurus terhadap

konsentrasi pereaksinya dan orde dua yaitu apabila laju pereaksinya merupakan

pangkat dua dari konsentrasi pereaksinya.

Tujuan dipanaskan 40oC yaitu karena pada suhu 40oC dekat dengan

suhu ruangan umumnya yaitu sekitar 28-30oC dengan dipanaskan pada suhu tersebut

memudahkan kita membandingkan antara suhu yang dipanaskan dengan konsentrasi

atau suhu ruangan. Karena memiliki suhu yang tidak terlalu jauh, sedangkan apabila

kita mengambil suhu diatas 40oC maka kita akan kesulitan dalam membandingkan

konsentrasi tersebut. Pada percobaan larutan Na2S2O3 dipanaskan hingga 40oC, hal ini

didasarkan pada kenaikan suhu setiap 10oC, maka laju reaksi akan berlangsung dua

atau tiga kali lipat. Dalam percobaan suhu ruangan dianggap 20oC, dan mengalami

kenaikan suhu 10oC, maka suhu dinaikan menjadi 40oC, sehingga laju reaksi

berlangsung lebih cepat.

Berdasarkan hasil percobaan maka kita sudah dapat menentukan

persamaan laju reaksi antara konsentrasi dengan suhu yang telah dipanaskan.

1) Konsentrasi terhadap laju reaksi

a) Orde reaksi

V 3

V 2

=k [Na2 s2O3]

n

k [Na2 s2O3]n

[HCl]m

[HCl]m

V 2

V 1

=k [Na2 s2O3]

n

k [Na2 s2O3]n

[HCl ]m

[HCl ]m

14 ×10−3

5,23× 10−3 =k [0,2]n

k [0,1]n[2]m

[2]m

5,23× 10−3

1,61× 10−3 =k [0,1]n

k [0,1]n[2]m

[1]m

2,73=2n 3,24=2m

78

Page 79: KIMIA RESMIIIKU

n¿log 2,73

log 2m= log 3,24

log2

¿ 0,440,3

¿ 0,5100,3

n=1,47 m=1,7

OrdeTotal=n+m

¿1,47+1,7

¿3,17

b. Konsentrasi Laju Reaksi

V1=k [ Na2 S 2O3 ]n [ HCl ]m

k=V 1

[Na2 S2O3 ]n [ HCl ]m

¿1,61 ×10−3

[0,1]1,47[1]1,7

¿4,8 × 10−2

c. Persamaan Laju Reaksi

V1=k [ Na2 S 2O3 ]n [ HCl ]m

¿4,8 × 10−2 [Na2 S2O3 ]1,47 [ HCl ]1,7

2) Pengaruh Suhu pada Laju Reaksi

a) Orde Reaksi

V 3

V 2

=k [Na2 s2O3]

n

k [Na2 s2O3]n

[HCl]m

[HCl]m

V 2

V 1

=k [Na2 s2O3]

n

k [Na2 s2O3]n

[HCl ]m

[HCl ]m

79

Page 80: KIMIA RESMIIIKU

3×10−2

17 ×10−3 =k [0,2]n

k [0,1]n

[2]m

[2]m

17 ×10−3

9,4 ×10−3 =k [0,1]n

k [0,1]n[2]m

[1]m

2,23=2n 1,83=2m

n ¿log 2,23

log 2m= log 1,83

log 2

¿ 0,350,3

¿ 0,260,3

n=1,17 m=0,87

Ordetotal=n+m

¿1,17+0,87

¿2,04

b) Konsentrasi Laju Reaksi

V1=k [ Na2 S 2O3 ]n [ HCl ]m

k=V 1

[Na2 S2O3 ]n [ HCl ]m

¿9 , 4 ×10−3

[0 , 1]1 ,17 [1]0 ,87

¿ 9 , 4 ×10−3

67 , 6 ×10−3

¿13 ×10−3

c) Persamaan Laju Reaksi

V1=k [ Na2 S 2O3 ]n [ HCl ]m

¿13 ×10−3 [ Na2 S2O3 ]1,17 [ HCl ]0,87

Teori Tumbukan ini didasarkan atas teori Kinetik gas yang

mengamati tentang bagaimana suatu reaksi kimia dapat terjadi. Menurut teori tersebut

kecepatan reaksi antara 2 jenis molukel A dan B sama dengan jumlah tumbukan yang

terjadi per satuan waktu sebanding dengan konsentrasi A dan konsentrasi B. Jadi

semakin besar konsentrasi A dan konsentrasi B akan semakin besar pula jumlah

tumbukan yang terjadi.

80

Page 81: KIMIA RESMIIIKU

Berdasarkan hasil yang didapat, terlihat jelas bahwa pada suhu

dipanaskan akan lebih cepat laju reaksinya jika kita bandingkan dengan konsentrasi

atau suhu ruangan, ini disebabkan karena energi gerak atau energi kinetik molukel

akan bertambah ketika dipanaskan sehingga tumbukan lebih sering terjadi.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :

- Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi itu berlangsung atau

perubahan konsentrasi perubahan konsentrasi pereaksi per satuan waktu.

Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses

berlangsung, laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam

satuan waktu.

81

Page 82: KIMIA RESMIIIKU

- Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah :

a) Konsentrasi

b) Suhu

c) Tekanan

d) Luas Permukaan

e) Katalis

Tetapi dalam percobaan ini factor-faktor yang mempengaruhi yaitu

faktor suhu dan faktor konsentrasi.

- Laju reaksi yang dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi mengalami

perbedaan, suhu dapat memperbesar laju reaksi lebih cepat dari pada

pengaruh konsentrasi. Karena energi gerak atau energi kinetik molukel

akan bertambah ketika suhu dinaikan sehingga tumbukan lebih sering

terjadi, disamping itu, suhu juga memperbesar energi potensial dari suatu

zat-zat yang energi potensialnya kecil jika bertumbukan sukar

menghasilkan suatu reaksi karena sukar melampaui energi pengaktifan,

- energi potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan

akan menghasilkan energi.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam percobaan ini pemanas yang digunakan ditambah

jumlahnya, agar setiap kelompok mendapatkan 1 pemanas, selain itu pada percobaan

ini jangan suhu dan konsentrasi saja yang mempengaruhinya, tetapi juga factor-faktor

lain yang mempengaruhi laju reaksi.

82

Page 83: KIMIA RESMIIIKU

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Kleinfelter. 1964. Kimia Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Sukaryo. 1989. Kimia Fisika. Jakarta : Bhineka Cipta

Wood, Charles. 1996. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

83

Page 84: KIMIA RESMIIIKU

84

Page 85: KIMIA RESMIIIKU

PERCOBAAN 6

SIFAT-SIFAT UNSUR

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN 6

SIFAT-SIFAT UNSUR

85

Page 86: KIMIA RESMIIIKU

Disusun Oleh:

1. Ana Arum Sari 0907035069

2. Arif Ari Wibowo 09070350

3. Maria Shelvy Tarigan 09070350

4. Tri Wahyu Septiani 09070350

5. Wardian Serdi 09070350

Samarinda, Desember 2009

Dosen Pembimbing Asisten

Nama: Nama:

NIM. NIM.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain

yang jauh lebih sederhana. Jenis-jenis unsur tidaklah terlalu banyak. Hal ini dapat

dilihat dari keberadaan unsure ddi ala mini yang hanya terdapat 90 jenis unsur.

Unsur-unsur dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu unsur yang bersifat non logam

dan bersifat logam. Pada praktikum kali ini, jenis unsure yang akan dibahas adalah

unsur yang bersifat logam. Dalam sistem periodik, unsur-unsur yang bersifat logam

digolongkan pada golongan IA dan golongan IIA.

86

Page 87: KIMIA RESMIIIKU

Unsur-unsur pada golongan IA ( kecuali hidrogen ), merupakan logam-logam

alkali. Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, Air abu bersifat basa,

sebab, logam alkali jika bereaksi dengan air membentuk suatu basa, khususnya basa

kuat maka dari itu disebut logam alkali.

Unsur-unsur pada golongan IIA merupakan logam-logam alkali tanah. Logam

alkali tanah juga membentuk basa, tetapi lemah dari golongan alkali. Berbeda dengan

golongan IA, senyawa dari logam IIA banyak yang sukar larut dalam air. Unsur-

unsur golongan IIA umumnya ditemukan dalam tanah berupa senyawa tak larut. Oleh

karena itu disebut logam Alkali Tanah.

Golongan IA dan golongan IIA bersifat elektropositif dan merupakan

reduktor. Golongan alkali dan alkali tanah mempunyai elektron valensi 1 dan valensi

2. yaitu dengan konfigurasi ns1 dan ns2. sehingga untuk mencapai konfigurasi stabil

(gas mulia) golongan alkali dan alkali tanah melepaskan elektron valensinya, masing-

masing membentuk +1 dan +2.

Dalam percobaan kali ini, akan dibahas beberapa sifat- sifat unsur golongan.

Disini akan dilihat bagaimana perbedaan kereaktifan golongan IA dan golongan IIA,

dan bagaimana menentukan kelarutan garam sulfat dan garam hidroksida dari

endapan yang terbentuk. Hal-hal itulah yang akan dibahas dalam laporan ini. Oleh

karena itu percobaan laju reaksi ini dilakukan.

1.2 Tujuan Percobaan

- Mempelajari beberapa sifat unsur

- Mempelajari kereaktifan unsur-unsur

- Mempelajari perbedaan kelarutan garam antara garam sulfat dan garam

hidroksida

87

Page 88: KIMIA RESMIIIKU

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Golongan IA

Nama lain dari golongan IA adalah alkali. Unsur-unsur yang terdapat pada

golongan IA adalah lithium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium

(Cs) ,dan Fransium (Fr). Susunan elektron valensi logam alkali tanah adalah ns1.

logam alkali nmerupakan reduktor kuat karena mudah melepaskan 1 elektron pada

kulit terluarnya. Reaktifitas unsur-unsur ini akan bertambahdari atas kebawah.

Karena sangat reaktif, sehingga tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, tetapi

dalam bentuk senyawa. Oleh karena itu logam ini sangat reaktif, mudah bereaksi

88

Page 89: KIMIA RESMIIIKU

dengan air dan oksigen, maka biasanya llogam ini disimpan dalam bentuk minyak

tanah atau parafin. Lithium, unsur yang berada paling atas, bereaksi lambat dengan

air. Sedangkan yang lainnya bereaksi cepat dan eksoterm.

2M + 2H2O 2MOH + H2

Karena reaksi ini sangat eksotermik dan alkali sangat reaktif terhadap air,

maka gas H2 dihasilkan akan segera terbakar dan menyala disertai nyala api. Dan

larutan yang terbentuk akan bersifat basa dan berubah warna larutannya menjadi

merah saat di tetesi indikator PP. Warna merah menggambarkan bahwa basa yang

terbentuk merupakan basa kuat.

Setiap golongan pada sistem periodik kimia mempunyai sifat fisika dan sifat

kimia tersendiri yang membedakan dengan golongan yang lai. Adapun sifat fisika

dari logam alkali akan dibentuk dan digolongkan sebagai berikut :

- Jari-jari atom besar

- Energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan yang rendah

- Reduksi yang hebat

- Bereaksi hebat dengan air,hidrogen,oksigen dan halogen

- Penghantar panas dan listrik yang baik

- Logam yang lunak

Sedangkan beberapa sifat kimiawi yang dimiliki logam alkali akan

dijabarkan sebagai berikut

- Mudah bereaksi dengan udara membentuk oksida dan garam karbonat

- Berekasi dengan beberapa unsur non halogen, misalnya dengan oksigen

menghasilkan oksida

Reaksi : 2 Na + ½ O2 NaO

- Bereaksi dengan asam klorida, menghasilkan gas hidrogen

Reaksi : 2Na + 2HCL 2NaCl + H2

Alkali mempunyai warna khas dan dapat dibuat melalui proses elektrolisis.

Sifat-sifat logam alkali berubah sesuai dengan perubahan nomornya. Kereaktifan

89

Page 90: KIMIA RESMIIIKU

logam alkali, berkaitan dengan elektron valensi yang hanya satu serta jari-jari atom

yang besar. Logam alkali yang berbentuk senyawa banyak dimanfaatkan dalam

kehidupan sehari-hari. Beberapa kegunaan logam dan senyawa alkali akan

dijabarkan sebagai berikut :

- Logam natrium digunakan dalam pembuatan centra etil yaitu suatu bahan

untuk meninggalkan bilangan oktan

- Logam lithium digunakan sebagail anode pada baterai

- Logam Cs dan Rb digunakan sebagai Katode pada lampu elektronik

- NaHCO3 ( Natrium Hidrogen Karbonat ) atau lebih dikenal dengan soda

kue

- KNO3 ( Kalium Nitrat ) digunakan sebgai bahan peledak

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa golongan IA terdapat di alam dalam

bentuk senyawa. Oleh karena itu, terdapat beberapa cara memperoleh logam alkali.

Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

- Logam Na diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl cair pada tempratur

600oC dengan elektroda besi

- Logam K iperoleh dengan cara mengalirkan uap natrium dalam larutan

KCl dan menggunakan prinsip Le chatelier.

- Lagam Rb dan Cs diperoleh dengan prinsip Le chatelier menggunakan

logam Ca sebagai agen pereduksi.

Golongan IIA

Nama lain dari golongan IIA adalah alkali tanah. Unsur-unsur yang terdapat

pada golongan IIA adalah Berilium (Be), Magnsium (Mg), Calsium (Ca), Stronsium

(Sr), Barium (Ba) dan Radium (Ra). Susunan elektron valensi logam alkali adalah ns2

sama halnya dengan logam alkali , logam alkali tanah juga bersifat reduktor. Karena

mampu melepaskan 2 elektron pada kulit terluarnya. Namun jika dibandingkan

dengan logam alkali, daya reduksi logam alkali tanah lebih lemah. Reaktifitasnya

90

Page 91: KIMIA RESMIIIKU

bertambah dari atas kebawah. Logam alkali tanah dengan mudah bereaksi dengan

unsur non logam dan air, membentuk basa dan nitrogen. Berilium tidak bereaksi

dengan air maupun uap air. Magnesium bereaksi dengan air panas, sedangkan

kalsium, stronsium, dan barium bereaksi dengan air dingin.

M + 2H2O M(OH)2 + H2O

Sifat-sifat logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali. Tetapi yang

telah disebutkan di atas, logam alkali tanah kurang reaktif dibandingkan dengan

logam alkali superiode. Be kurang reaktif jika dibandingkan Li, Mg kurang bereaktif

jika dibandingkan Na, dan seterusnya. Hal ini disebabkan jari-jari atom logam alkali

tanah lebih kecil dari pada logam alkali. Larutan yang bersifat basa yang bereaksi

akan menghasilkan warna lembayung muda saat ditetesi indikator fenolftalien (PP).

Warna ini menggambarkan bahwa basa yang terbentuk berupa basa lemah.

Sama halnya dengan logam alkali, logam alkali tanah juga memiliki sifat

fisika dan sifat kimiawi. Adapun sifat fisika dari logam alkali tanah akan dijabarkan

sebagai berikut :

- Jari-jari atom lebih kecil dari pada logam alkali seperiode

- Energi Ionisasi, Afinitas elektron dan Keelektronegatifan lebih besar dari

pada logam alkali seperiode

- Reduktor yang baik (daya reduktor lebih lemah dibandingkan llogam

alkali)

- Lgam alkali tanah kurang reaktif jika dibandingakn logam alkali

seperiode.

- Garam logam alkali tanah menghasilkan nyala dengan warna-warna

tertentu

- Titki cair dan kekerasan melebihi logam alkali

Sedangkan beberapa sifat kimiawi juga dimiliki logam alkali tanah. Akan

dijabarkan sebagai berikut :

91

Page 92: KIMIA RESMIIIKU

- Magnesium terbakar diudara dengan nyala terang menghasilkan MgO

yang berupa serbuk putih.

Reaksi : 2Mg + O2 2MgO

- Berekasi dengan asam menghasilkan gas hidrogen.

Reaksi : Ca + 2HCl CaCl2 + H2

- Bereaksi dengan air (kecuali Be) membentuk hidroksida dan gas hidrogen

Reaksi : Ba + 2H2O Ba(OH)2 + H2

Golongan IIA umumnya ditemukan berupa senyawa tak larut. Bebrapa

kegunaan logam dan senyawa alkali tanah akan dijabarkan sebagai berikut :

- Logam berilium untuk membuat logam campuran atau jendela sinar X

- Magnesium dan senyawanya digunakan untuk membuat logam campuran,

kembang api, serta bahan obat maag.

- CaCO3 (Kalsium Karbonat) digunakan sebagai bahan pembuat kaca

- CaO (Kalsium Oksida) digunakan sebagai bahan bangunan

- Ca(OH)2 (Kalsium Hidroksida) digunakan untuk pengolahan air limbah

- Ca3 (PO4)2 (Kalsium Fusfet) digunakan untuk membuat pupuk

- Sr (NO3)2 (Stronsium Nitrat) digunakan untuk membuat kembang api

- BaSO4 (Barium Sulfat) digunakan sebagi bahan pemutih. Untuk cat putih,

pengisi karet utnuk menambah kekuatan dan untuk mengisi kertas agar

tinta tidak tembus.

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa golongan IIA terdapat dialam dalam

bentuk senyawa. Oleh karean itu, terdapat beberapa cara memperoleh logam alkali

tanah. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

- Berilium diperoleh melalui elektrolisis lelehan berilium klorida dengan

penambahan.

- Magnesium diperoleh dari ekstrak karnalit dan ddolomit

Sifat – Sifat Periodik Unsur

92

Page 93: KIMIA RESMIIIKU

Sifat periodik adalah sifat berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan

nomor atom. Yaitu dari kiri kekanan dalam satu periode, atau dari atas kebawah

dalam satu golongan. Sifat-sifat periodik yang akan dibahas meliputi jari-jari atom,

energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, titik cair dan titk didih.

1. Jari-jari Atom

Jari-jari atom menyatakan jarak dari inti atom hingga kulit elektron terluar.

a. Dalam satu golongan, dari atas kebawah. Jari-jari atom bertambah besar

b. Dalam satu periode, dari kanan kekiri, jari-jari atom bertambah besar

2. Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang menyertai suatu zat dalam mengion

keperiodikan energi ionisasi dinyatakan sebagai berikut :

a. Dalam satu golongan, dari bawah keatas , energi ionisasi bertambah

besar.

b. Dalam setu periode, dari kiri kekanan energi ionisasi bertambah besar

3. Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1 elektron

pada 1 atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan -1.

keperiodikan afinitas dinyatakan sebagai berikut :

a. Dalam satu golongan, dari atas kebawah , afinitas elektron bertambah

besar

b. Dalam satu periode, dai kiri kekanan, afinitas elektron bertambah besar

4. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan merupakan suatu bilangan yang menyatakan

kecenderungan relatif dari suatu unsur untuk menarik elektron ke pihaknya

dalam ikatan kimia. Keperiodikan keelektronegatifan dinyatakan sebagai

berikut :

a. Dalam satu golongan, dari bawah ke atas, keelektronegatifan bertambah

besar

93

Page 94: KIMIA RESMIIIKU

b. Dalam satu periode,dari kiri kekanan keelektronegatifan bertambah besar

5. Titik Cair dan Titik Didih

a. Dalam satu golongan,a da dua jenis kecenderungan

- IA dan IIA, dari atas kebawah, bertambah kecil

- VA dan VIIIA, dari atas kebawah, bertambah besar

b. Dalam satu periode, dari kiri kekanan, titik cair dan titik didih naik

sampai golongan IVA. Kemudian turun

Kelarutan garam sulfat dalam satu golongan dari atas kebawah semakin

kecil, sedangkan garam hidroksida, dalam satu golongan semaikin besar. Ksp adalah

tetapan hasil kali kelarutan dalam suatu senyawa. Ksp garam sulfat golongan IIA

yaitu : CaSO4 9,1 x 10-6 , SrSO4 7,6 x 10-1, BaSO4 1,1 x 10-10, Ksp garam hidroksida

golongan IIA yaitu : Be(OH)2 2 x 10-18 , Mg(OH)2 1,8 x 10-11 , Ca(OH)2 5,5 x 10-6 ,

Sr(OH)2 3,2 x 10-4 dan Ba(OH)2 5 x 10-3

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Gelas Kimia

- Alat Pemanas

- Pinset

- Pipet Tetes

- Tabung Reaksi

- Tissu

94

Page 95: KIMIA RESMIIIKU

3.1.2 Bahan

- Pita Mg

- Logam K

- Indikator PP

- Aquades

- Larutan CaCl2 0,1 M

- Larutan BaCl2 0,1 M

- Larutan H2SO4 0,1 M

- Larutan NaOH 0,5 M

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Kelarutan Garam Sulfat

a. Larutan BaCl + Larutan H2SO4

- Diisi larutan BaCl2 0,1 M sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi

- Dicampurkan larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 1 ml

- Diperhatikan Endapan yang terbentuk

b. Larutan CaCl2 + Larutan H2SO4

- Diisi larutan CaCl2 0,1 M sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi

- Dicampurkan larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 1 ml

- Diamati endapan yang terbentuk

3.2.2 Kelarutan Garam Hidroksida

a. Larutan BaCl + Larutan NaOH

- Diisi larutan BaCl2 0,1 M sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi

- Dicampurkan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 ml

- Diperhatikan Endapan yang terbentuk

b. Larutan CaCl2 + Larutan H2SO4

- Diisi larutan CaCl2 0,1 M sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi

95

Page 96: KIMIA RESMIIIKU

- Dicampurkan larutan H2SO4 0,5 M sebanyak 1 ml

- Diamati endapan yang terbentuk

3.2.3 Kereaktifan Unsur

a. Logam K + H2O + Indikator PP

- Dimasukkan 2 ml H2O kedalam gelas kimia

- Diambil Logam K dari tempat penyimpanan dengan menggunakan pinset

- Dimasukkan logam K kedalam gelas kimia

- Diamati reaksi yang terjadi

- Ditambahkan 2 tetes indikator PP

- Diamati perubahan warna yang terjadi

b. Pita Mg + H2O + Indikator PP

- Dipanaskan Aquades yang terdapat di dalam gelas kimia dengan alat

pemanas

- Dimasukkan beberapa potong pita Mg

- Diamati reaksi yang terjadi

- Ditambahkan 2 tetes indikator PP

- Diamati perubahan yang terjadi

96

Page 97: KIMIA RESMIIIKU

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

N

o

Percobaan Pengamatan

1 Larutan Garam Hidroksida

a. Larutan BaCl2 + Larutan NaOH

- BaCl 1 ml 0,1 M dicampurkan 1

ml NaOH 0,5 M

b. Larutan CaCl2 + Larutan NaOH

- Larutan Keruh dan Endapan

Sedikit

97

Page 98: KIMIA RESMIIIKU

- CaCl2 1 ml 0,1 M dicampurkan 1

ml NaOH 0.5 M

- Larutan Keruh dan Endapan

Banyak

2 Larutan Garam Sulfat

a. Larutan BaCl2 + Larutan H2SO4

- BaCl 1 ml 0,1 M dicampurkan

dengan 1 ml H2SO4 0,1 M

b. Larutan CaCl2 + Larutan H2SO4

- CaCl2 1 ml 0,1 M dicampurkan

dengan 1 ml H2SO4 0,1 M

- Larutan Keruh dan Endapan

Banyak

- Larutan Keruh dan Endapan

Sedikit

3 Kereaktifan Unsur

a. Logam K + H2O + Indikator

PP

- Dicampurkan logam K dan H2O

didalam gelas kimia

- Ditambah 2 tetes indikator PP

b. Pita Mg + H2O + Indikator PP

- Dipanaskan campuran antara pita

Mg dengan H2O

- Ditambahkan 2 tetes indikator PP

- Percikan / ledakan kecil gas H2, dan

warnanya menjadi merah lembayung

- Percikan gas H2 dan warnya berubah

menjadi merah lembayung muda

4.2 Reaksi

4.2.1 Garam Hidroksida

98

Page 99: KIMIA RESMIIIKU

- BaCl2 + 2NaOH Ba(OH)2 + 2NaCl

- CaCl2 + 2NaOH Ca(OH)2 + 2NaCl

4.2.2 Garam Sulfat

- BaCl2 + H2SO4 BaSO4 + 2HCl

- CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2HCl

4.2.3 Kereaktifan Unsur

- Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2

- 2K + 2H2O 2KOH + H2

- Mg(OH)2 + Indikator PP Larutan menjadi warna lembayung muda

4.3 Pembahasan

Reaksi fisika dan kimia dari golongan IA dan golongan IIA dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Golongan IA

Adapun sifat-sifat fisika dari logam alkali yaitu sebagai berikut :

- Jari-jari atom besar

- Energi Ionisasi, Afinitas elektron, dan keelektronegatifan rendah

- Logam yang lunak

- Reduktor yang hebat

- Spektraemisi dengan warna yang menyala

Li : Merah

Na : Kuning

K : Ungu

99

Page 100: KIMIA RESMIIIKU

- Pengaruh panas dan listrik yang baik

- Bereaksi hebat dengan air, hidrogen, oksigen dan halogen

Sedangkan sifat kimianya adalah :

- Mudah bereaksi dengan udara membentuk oksida dan garam karbonat

- Berekasi dengan beberapa unsur non halogen, misalnya dengan oksigen

menghasilkan oksida

Reaksi : 2 Na + ½ O2 NaO

- Bereaksi dengan asam klorida, menghasilkan gas hidrogen

Reaksi : 2Na + 2HCL 2NaCl + H2

b. Golongan IIA

Adapun sifat fisika dari logam alkali tanah, yaitu :

- Energi Ionisasi, Afinitas Elektron, dan Keelektronegatifan lebih besar dari

pada logam alkali seperiode

- Jari-jari atom lebih kecil dari pada logam alkali seperiode

- Titik cair dan kekerasan melebihi logam alkali

- Reduktor yang baik

- Garam logam alkali tanah menghasilkan warna

Ca2+ : Merah Bata (Jingga Merah)

Sr2+ : Merah Anggur

Ra2+ : Hijau

- Logam alkali kurang reaktif dibandingkan logam seperiode.

Sedangkan beberapa sifat kimiawi juga memiliki logam alkali tanah

yang dijabarkan sebagai berikut :

- Magnesium terbakar diudara dengan nyala terang menghasilkan MgO

yang berupa serbuk putih.

Reaksi : 2Mg + O2 2MgO

- Berekasi dengan asam menghasilkan gas hidrogen.

100

Page 101: KIMIA RESMIIIKU

Reaksi : Ca + 2HCl CaCl2 + H2

- Bereaksi dengan air (kecuali Be) membentuk hidroksida dan gas hidrogen

Reaksi : Ba + 2H2O Ba(OH)2 + H2

Apabila kita membandingkan kereaktifan antara golongan IA dan

golongan IIA, maka akan didapatkan bahwa golongan IA lebih reaktif jika

dibandingkan dengan golongan IIA. Ini dikarenakan pada golongan IA memiliki jari-

jari atom yang lebih besar di bandingkan dengan golongan IIA. Selain itu karena

golongan IA melepas elektron yang relatif lebih sedikit sehingga daya reaktifnya

semakin kuat. Sedangkan pada golongan IIA jumlah elektron yang dilepaskan lebih

banyak jika dibandingkan dengan golongan IA yang melepaskan sebanyak 2 elektron.

Itulah sebabnya solongan IA itu lebih reaktif dibandingkan dengan golongan IIA

Fungsi dipanaskan air terlebih dahulu, karena pada golongan IIA memiliki

kereaktifan yang tergolong lemah, oleh karena itu agar pita Mg tersubut bisa bereaksi

harus dipanaskan terlebih dahulu. Berbeda dengan golongan IA, karena memiliki

kereaktifan yang hebat, maka tanpa dipanaskan logam K juga dapat bereaksi. Fungsi

ditetesi indikator PP yaitu untuk melihat perubahan warna larutan basa yang

terbentuk yang mengindikasikan tingkat kebasaan larutan tersebut. Dimana fungsi

indikator PP sendiri adalah untuk mengidentifikasikan ion OH- pada larutan. Dimana

hal ini menggambarkan semakin tua warna larutan, maka akan semakin kuat

kebasaan larutan tersebut.

Fungsi reagen sendiri yaitu, pada percobaan pertama dicampurkan larutan

BaCl2 dan CaCl2 masing-masing dengan larutan H2SO4. Akan dilihat kelarutan garam

sulfat dari endapan yang terbentuk masing-masing karena ingin mengetahui kelarutan

garam sulfat, maka digunakan larutan H2SO4. larutan H2SO4 akan menyediakan ion

SO42-

, sehingga kelarutan garam sulfat dapat diketahui. Pada percobaan kedua,

dicampurkan larutan BaCl2 dengan NaOH serta CaCl2 dengan NaOH. Akan dilihat

kelarutan garam hidroksida dari endapan yang terbentuk. Karena ingin mengetahui

larutan garam hidroksida, maka digunakan larutan NaOH. Larutan NaaOH akan

101

Page 102: KIMIA RESMIIIKU

menyediakan ion OH- sehingga kelarutan garam hidroksida dapat dipenuhi. Pada

percobaan ketiga, direaksikan masing-masing logam K dan Mg dengan air. Lalu

terbentuk suatu basa dan gas hodrogen. Larutan yang terbentuk ditetesi indikator PP.

Alasan di reaksikan dengan air adalah untuk melihat perbedaan kereaktifan antara

logam K dan Mg terhadap air. Dengan alasan ditetesi indikator PP adalah akan dilihat

perubahan warna larutan basa yang terbentuk yang mengindikasikan tingkat kebasaan

larutan tersebut.

Indikator PP digunakan untuk mengindikasikan ion OH- pada larutan,

dimana hal ini menggambarkan semakin tua warna larutan,maka semakin kuat

kebasaan larutan tersebut.

Dalam larutan garam sulfat golongan IIA memiliki sifat kelarutan yang

kecil,dimana kealrutan garam sulfat dari atas kebawah dalam satu golongan semakin

kecil, sebaliknya pada larutan garam hidroksida memiliki sidat kelarutan garam yang

besar,dimana semakin kebawah dalam satu golongan maka akan semakin besar.

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa pada percobaan pertama

bahwa apabila BaCl2 + H2SO4 didapatkan endapan yang banyak dan apabila CaCl2 +

H2SO4 didapatkan endapan yang sedikit. Perlu diketahui sebelumnya, bahwa semakin

kecil endapan,maka semakin besar kelarutan garam tersebut, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa garam sulfat dari atas kebawah dalam satu golongan semakin

kecil. Pada percobaan kedua didapatkan bahwa BaCl2 + NaOH dihasilkan endapan

yang sedikit dan larutan CaCl2 + NaOH dihasilkan endapan yang banyak. Dengan

kata lain semain kebawah dalam satu golongan, maka garam hidroksida akan semakin

besar. Dan pada percobaan ketiga didapatkan bahwa apabila logam K + H2O +

Indikator PP dihasilkan warna merah lembayung, ini artinya tingkat kebasaannya

lemah, karena semakin tua warna larutan, maka tingkat kebasaan larutan tersebut

akan semakin besar.

102

Page 103: KIMIA RESMIIIKU

Ksp adalah tetapan hasil kali kelarutan dalam suatu senyawa. Ksp

garam sulfat golongan IIA yaitu : CaSO4 9,1 x 10-6 , SrSO4 7,6 x 10-1, BaSO4 1,1 x 10-

10, Ksp garam hidroksida golongan IIA yaitu : Be(OH)2 2 x 10-18 , Mg(OH)2 1,8 x 10-11

, Ca(OH)2 5,5 x 10-6 , Sr(OH)2 3,2 x 10-4 dan Ba(OH)2 5 x 10-3

Tujuan digunakan indikator PP karena pada indikator PP memiliki

sifat asam basa, sehingga kita bisa mengetahui sifat larutan tersebut. Yaitu pada saat

menggunakan indikator PP maka akan terjadi suatu reaksi dan terjadi perubahan

warna. Dan mengapa digunakan indikator PP bukan yang lain karena untuk

menentukan sifat basanya suatu larutan hanya bisa digunakan dan ditentukan dengan

indikator PP, karena dengan indikator PP ini hanya bisa bereaksi pada larutan garam

yang bersifat basa, dan PH larutan sesuai dengan trayek PH indikator PP yaitu 8,3 –

10,00.

Karena pada garam hidroksida, semakin kebawah dalam satu golongan

semakin besar, maka senyawa alkali tanah dengan garam hidroksida akan

menghasilkan nilai hasil kali kelarutan (Ksp) akan semakin besar dan garam yang

terbentuk akan makin mudah larut (sukar mengendap), sebaliknya, karena pada

garam sulfat semakin kebawah dalam satu golongan maka akan semakin kecil, maka

senyawa alkali tanah dengan garam sulfat menghasilkan nilai hasil kali kelarutan

(Ksp) semakin kecil dan garam yang terbentuk sukar larut dan menghasilkan banyak

endapan (mudah mengendap).

103

Page 104: KIMIA RESMIIIKU

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa :

- sifat-sifat unsur dari percobaan di bedakan menjadi dua, yakni sifat kimia

dan fisis Dimana pada sifat kimia dijelaskan bagaimana reaksi kimia

berlangsung pada campuran tersebut. Sedangkan pada sifat fisis unsur

dijelaskan mengenai nomor atom,konfigurasi elektron,jari-jari atom,jari-

jari ion, titik cair, titik didih, rapatan,energi pengionan,keelektronegatifan,

kekerasan,daya hantar listrik dan potensial reduksi standar

- kereaktifan untuk unsur logam alkali dan logam alkali tanah semua sama,

yaitu kereaktiffan dari unsur-unsurnya bertambah dari atas kebawah dan

104

Page 105: KIMIA RESMIIIKU

pada dasarnya kereaktifan logam alkali dan logam alkali tanah berkaitan

dengan energi ionisasinya yang rendah,sehingga mudah melepas elektron

- kelarutan garam sulfat dalam satu golongan dari atas kebawah semakin

kecil. Sedangkan kelarutan garam hidroksida, dalam satu golongan dari

atas ke bawah semakin besar.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan penambahan sifat-sifat unsur yang akan diteliti

seperti afnitas elektron, keelektronegatifan,dan sebagainya. Sehingga menambah

konsep yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, kleinfelter. 1964. kimia universitas jilid I Jakartam: Elangga

Sukaryo. 1989. kimia fisika. Jakarta : Bhineka Cipta

Wood, Charles. 1996. ilmu kimia untuk universitas. Jakarta : Elangga

105

Page 106: KIMIA RESMIIIKU

106