Kimia pertemuan 2. stoikiometri

17
Pengaplikasian Stoikiometri dlm Keseharian DISUSUN OLEH 1. ARGA JATMIKA (41615110005) 2. AZIZ KURNIAWAN (41615110016)

Transcript of Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Page 1: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Pengaplikasian Stoikiometri dlm

Keseharian

DISUSUN OLEH1. ARGA JATMIKA (41615110005)

2. AZIZ KURNIAWAN (41615110016)

Page 2: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Pengertian Stoikiometri

Stoikiometri berasal dari kata Yunani. “Stoicheion” yang berarti unsur dan “metrain” yang berarti pengukuran. Jadi Stoikiometri merupakan aspek kimia yang menyangkut hubungan berbagai komponen dalam reaaksi kimia dan hubungan kuantitatif diantara komponen tersebut.

Page 3: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Penentuan stoikiometri Asam-Basa dan CuSO4 – NaOH.

Penentuan stoikiometri larutan asam – basa dan CuSO4 – NaOH  menggunakan percobaan sederhana. Stoikiometri tersebut dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama.

Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem.

Pada pencampuran NaOH dan HCl, baik larutan NaOH dan HCl tidak berwarna (bening). Pada akhir pencampuran tidak terjadi perubahan warna tetapi terjadi perubahan suhu.

Perubahan suhu yang terjadi adalah kesamaan suhu akhir (TA) yang dihasilkan setelah kita melakukan percobaan tersebut. Dan apabila sudah didapatkan, maka itu menandakan bahwa titik stoikiometri dicapai pada saat volume kedua larutan sama, sehingga setelah pengolahan data bisa didapatkan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat sama, yaitu 1 : 1.

Page 4: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Penentuan stoikiometri Asam-Basa dan CuSO4 – NaOH.

Pada stoikiometri NaOH – CuSO4, terjadi pula kesamaan suhu akhir (TA) yang hampir sama dengan NaOH dan HCl. Hanya saja pada percobaan NaOH – CuSO4 memiliki suhu akhir (TA) sedikit lebih banyak dan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat adalah 3 : 2.

Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri system yang disebut dengan titik optimum, yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah pereaksinya.

Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran.

Page 5: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Penentuan stoikiometri Asam-Basa dan CuSO4 – NaOH.

Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya titik optimum dalam perbandingan pereaksi senyawa, antara lain:1.   Jumlah pereaksi2.   Suhu3.   Volume

Page 6: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Penggunaan Stoikiometri dlm Keseharian

Dalam kehidupan sehari – hari, konsep stoikiometri dapat kita temukan antara lain :

1. Pengisian aki.2. Gejala Kapilaritas pada air3. Teori Kinetik Gas4. Kalorimeter5. Memanaskan/ memasak air

Page 7: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Proses Pengisian Aki

Aki memiliki beberapa bagian utama. Yaitu kutub positif (anode) yang terbuat dari timbal dioksida (PbO2), kutub negatif yang terbuat dari timbal murni (Pb), dan larutan elektrolit kuat yaitu asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%. Dalam kehidupan sehari-hari, aki ini memiliki beberapa reaksi. Karena aki tersebut dapat mengubah dari energi kimia menjadi listrik dan dapat kembali menjadi energi kimia. Sehingga aki ini juga merupakan elemen sekunder.

Page 8: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Proses Pengisian Aki

Saat aki digunakan terjadi perubahan energi kimia menjadi listrik dan terjadi perubahan pada anode, katode, dan larutan elektrolitnya. Pada anode yang semula timbal dioksida (PbO2)menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada katode yang semula timbale murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada larutan elektrolitnya, asam sulfat (H2SO4) akan menjadi encer karena terbentuk air. Pada mulanya terdapat air aki yang sudah tercampur dengan asam sulfat dengan kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan mudah terurai didalam air dan pada saat sebelum digunakan menjadi H2SO4 →2H+ + SO42- .

Page 9: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Proses Pengisian Aki

Karena aki merupakan elemen sekunder, maka tentunya aki juga dapat diisi kembali. Proses tersebut dikenal sebagai Setrum Aki. Pada saat penyetruman aki, terjadi perubahan energy listrik menjadi kimia, katode yang semula timbal sulfat (PbSO4)  menjadi timbal murni (Pb), yang semula anode timbal sulfat menjadi timbal dioksida (PbO2), dan larutan yang semula encer menjadi lebih pekat.

Page 10: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Gejala Kapilaritas pd Zat Cair

Gejala kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler (pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata mengakibatkan semakin tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang membasahi dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang tidak membasahi dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler ini yang disebut dengan efek kapilaritas.

Page 11: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Gejala Kapilaritas pd Zat Cair

Gejala kapilaritas pd air.

Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.

Page 12: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Gejala Kapilaritas pd Zat Cair

Gejala kapilaritas pd air raksa.

Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih rendah dari yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih besar dari pada adhesi partikel raksa dan partikel gelas.

Page 13: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Gejala Kapilaritas pd Zat Cair

Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.

Mengapa permukaan zat cair bisa naik atau turun dalam permukaan pipa kapiler? Tegangan permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak seimbang oleh gaya tegangan permukaan yang lain. Sesuai dengan hukum III Newton tentang aksi reaski, pipa akan melakukan gaya yang sama besar pada zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya inilah yang menyebabkan zat cair naik. Zat cair berhenti naik ketika berat zat cair dalam kolam yang naik sama dengan gaya ke atas yang dikerjakan pada zat cair.

w = F

Page 14: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Gejala Kapilaritas pd Zat Cair

Jika massa jenis zat cair adalah ρ, tegangan permukaan γ, sudut kontak θ, kenaikan zat cair setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah r, maka berat zat cair yang naik dapat ditentukan melalui persamaan berikut.

w = m gw = ρ V g

w = ρ π r2 h g

Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah: F =(γ cos θ) (2 π r) = F = 2 π r γ cos θ

Jika nilai F kita ganti dengan ρ π r2 h g,  maka persamaannya menjadi seperti berikut.

Page 15: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Gejala Kapilaritas pd Zat Cair

Keterangan:h : kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)γ : tegangan permukaan N/mθ : sudut kontak (derajat)ρ : massa jenis zat cair (hg/m3)r : jari-jari pipa (m)

Page 16: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Fenomena Gejala Kapilaritas dlm Kehidupan

Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,

1. naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor,2. pengisapan air oleh tanaman (naiknya air dari akar menuju daun-daunan

melalui pembuluh kayu pada batang)3. dan peristiwa pengisapan air oleh kertas isap atau kain.

Selain menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan misalnya

1. ketika hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding sehingga menjadi lembap. Dinding yang lembab terjadi karena gejala kapilaritas.

Page 17: Kimia pertemuan 2. stoikiometri

Sekian dan Terima Kasih