KESLINGKER KLMPOK 2

25
ANALISIS ANALISIS BIODIVERSITY BIODIVERSITY EKOSISTEM EKOSISTEM MANGROVE MANGROVE DI INDRAGIRI DI INDRAGIRI HILIR” HILIR” KELOMPOK KELOMPOK 2 2 KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS) KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Transcript of KESLINGKER KLMPOK 2

Page 1: KESLINGKER KLMPOK 2

““ANALISIS ANALISIS BIODIVERSITY BIODIVERSITY

EKOSISTEM EKOSISTEM MANGROVEMANGROVE

DI INDRAGIRI DI INDRAGIRI HILIR”HILIR”

KELOMPOKKELOMPOK 22

KONSERVASI KEANEKARAGAMANHAYATI (BIODIVERSITAS)

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Page 2: KESLINGKER KLMPOK 2
Page 3: KESLINGKER KLMPOK 2

OUTLINEOUTLINE

Page 4: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Latar Belakang

Dalam hal keanekaragaman di dalam jenis, Indonesia menjadi unggulan dunia dan dianggap sebagai salah satu pusat keanekaragaman tanaman ekonomi dunia. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekarangaman hayati terbesar di dunia (megadiversity) dan merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia (megacenter of biodiversity)Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran keberhasilan pembangunan suatu negara. Pada mulanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengandalkan diri pada sumber daya alam non hayati (tidak terperbarukan), berupa gas, minyak dan sebagainya. Dalam dua dasawarsa terakhir, pemanfaatan keanekaragaman hayati (terbarukan), misalnya kayu dan ikan laut yang masih hidup liar meningkat pesat. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkannya suatu upaya konservasi terhadap keanekaragaman hayati demi kelangsungan hidup di bumi.

Dalam hal keanekaragaman di dalam jenis, Indonesia menjadi unggulan dunia dan dianggap sebagai salah satu pusat keanekaragaman tanaman ekonomi dunia. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekarangaman hayati terbesar di dunia (megadiversity) dan merupakan pusat keanekaragaman hayati dunia (megacenter of biodiversity)Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran keberhasilan pembangunan suatu negara. Pada mulanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengandalkan diri pada sumber daya alam non hayati (tidak terperbarukan), berupa gas, minyak dan sebagainya. Dalam dua dasawarsa terakhir, pemanfaatan keanekaragaman hayati (terbarukan), misalnya kayu dan ikan laut yang masih hidup liar meningkat pesat. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkannya suatu upaya konservasi terhadap keanekaragaman hayati demi kelangsungan hidup di bumi.

Page 5: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

biodiversitas

keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah, yang merupakan dasar kehidupan di bumi.

keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah, yang merupakan dasar kehidupan di bumi.

Page 6: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman hayati dibedakan menjadi tiga tingkatan:

Page 7: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

“ANALISIS BIODIVERSITY EKOSISTEM MANGROVEDI INDRAGIRI HILIR”

Mangrove adalah ekosistem yang menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.Ekosistem mangrove pada umumnya mendominasi zona-zona pantai berlumpur dan delta estuaria pasang surut. Salah satu ekosistem mangrove yang khas adalah ekosistem mangrove yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir merupakan ekosistem utama, karena sebagian besar wilayah terestrial kabupaten Indragiri Hilir merupakan ekosistem pulau dan pulau-pulau kecil yang dilalui oleh sungai Indragiri. Karena kekhasan wilayah Kabupaten Indragiri Hilir dan cocok sebagai habitat mangrove, menyebabkan Indragiri Hilir merupakan suatu kabupaten yang memiliki ekosistem mangrove yang luas, khas dan unik, dengan beranekaragam habitat, flora, maupun fauna baik akuatik maupun terestrial. Potensi ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir harus dipertahankan, karena pada dasarnya ekosistem mangrove di Indragiri Hilir sangat rentan terhadap kerusakan.

Mangrove adalah ekosistem yang menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.Ekosistem mangrove pada umumnya mendominasi zona-zona pantai berlumpur dan delta estuaria pasang surut. Salah satu ekosistem mangrove yang khas adalah ekosistem mangrove yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir merupakan ekosistem utama, karena sebagian besar wilayah terestrial kabupaten Indragiri Hilir merupakan ekosistem pulau dan pulau-pulau kecil yang dilalui oleh sungai Indragiri. Karena kekhasan wilayah Kabupaten Indragiri Hilir dan cocok sebagai habitat mangrove, menyebabkan Indragiri Hilir merupakan suatu kabupaten yang memiliki ekosistem mangrove yang luas, khas dan unik, dengan beranekaragam habitat, flora, maupun fauna baik akuatik maupun terestrial. Potensi ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir harus dipertahankan, karena pada dasarnya ekosistem mangrove di Indragiri Hilir sangat rentan terhadap kerusakan.

Page 8: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

“ANALISIS BIODIVERSITY EKOSISTEM MANGROVEDI INDRAGIRI HILIR”

No Kelompok Luas (ha)1 Rapat 0

2 Sedang 66.355,113 Jarang 4.194,184 Sangat Jarang 50.986,02

Jumlah 121.535,31

Potensi Luas Ekosistem Mangrove Berdasarkan Kelas Kerapatan di Kabupaten Indragiri Hilir

Potensi ekosistem mangrove di Indragiri Hilir masih didominasi oleh ekosistem mangrove dengan kerapatan sedang dan Sangat jarang. Kondisi ini memberikan pengetahuan kepada semua stakeholder bahwa ekosistem mangrove yang merupakan ekosistem utama dan buffer bagi kestabilan wilayah pesisir Kabupaten Indragiri Hilir sudah mengalami kerusakan. Kondisi ini akan berakibat besar kepada kesetabilan ekosistem daratan dan perairan di Kabupten Indragiri Hilir

Page 9: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

“ANALISIS BIODIVERSITY EKOSISTEM MANGROVEDI INDRAGIRI HILIR”

Hutan mangrove di Indragiri Hilir juga mempunyai 3 fungsi utama yaitu:(1)fungsi fisik meliputi menjaga garis pantai agar tetap stabil, mempercepat perluasan lahan, melindungi pantai dan tebing sungai dan mengolah limbah, (2)fungsi biologis dan ekologis meliputi tempat benih ikan, udang dan kerang dan lepas pantai, tempat bersarangnya burung-burung besar, habitat alami bagi banyak biota, nursery ground, feeding ground, dan shelter area bagi biota perikanan, (3)fungsi ekonomi meliputi keberadaan tambak, tempat pembuatan garam, rekreasi serta hasil-hasil kayu dan non kayu.

Hutan mangrove di Indragiri Hilir juga mempunyai 3 fungsi utama yaitu:(1)fungsi fisik meliputi menjaga garis pantai agar tetap stabil, mempercepat perluasan lahan, melindungi pantai dan tebing sungai dan mengolah limbah, (2)fungsi biologis dan ekologis meliputi tempat benih ikan, udang dan kerang dan lepas pantai, tempat bersarangnya burung-burung besar, habitat alami bagi banyak biota, nursery ground, feeding ground, dan shelter area bagi biota perikanan, (3)fungsi ekonomi meliputi keberadaan tambak, tempat pembuatan garam, rekreasi serta hasil-hasil kayu dan non kayu.

Page 10: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

“ANALISIS BIODIVERSITY EKOSISTEM MANGROVEDI INDRAGIRI HILIR”

Namun sangat disayangkan dari besarnya manfaat ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir, keberadaan ekosistem mangrove tidak terpelihara dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kekritisan. Tingkat kekritisan ekosistem mangrove di Indragiri Hilir sangat luas dimana dari luas ekosistem mangrove 121.535,31 ha, areal mangrove rusak seluas 66.355,11 ha dan ekosistem rusak berat 55.180,19 ha atau dapat dikatakan seluruh areal magrove di Indragiri Hilir berada dalam kategori rusak (54,60%) dan rusak berat (45,40%).Tingkat kekritisan ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir disebabkan karena pengerukan pasir, degradasi pantai dan kekeruhan, degradasi ekosistem mangrove, teki, konversi hutan, eksploitasi yang berberlebihan dan ilegal logging.

Namun sangat disayangkan dari besarnya manfaat ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir, keberadaan ekosistem mangrove tidak terpelihara dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kekritisan. Tingkat kekritisan ekosistem mangrove di Indragiri Hilir sangat luas dimana dari luas ekosistem mangrove 121.535,31 ha, areal mangrove rusak seluas 66.355,11 ha dan ekosistem rusak berat 55.180,19 ha atau dapat dikatakan seluruh areal magrove di Indragiri Hilir berada dalam kategori rusak (54,60%) dan rusak berat (45,40%).Tingkat kekritisan ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir disebabkan karena pengerukan pasir, degradasi pantai dan kekeruhan, degradasi ekosistem mangrove, teki, konversi hutan, eksploitasi yang berberlebihan dan ilegal logging.

Page 11: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Fisik Lingkungan

1. Tanah Karakteristik tanah di ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir dilihat bahwa(1) Kelas tekstur untuk daerah Kuala enok adalah lempung liat berdebu, Concong kelas tekstur lempung, Bakung kelas tekstur lempung liat berdebu, Pulau Cawan kelas tekstur liat berdebu dan Pulau Burung kelas tekstur lempung liat berdebu, (2) Potensi pH tanah dan air tanah pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir dari hasil survey yang dilakukan berkisar antara 5,95–7,57, (3) Potensi bahan organik khususnya potensi C organik di kabupaten Indragiri Hilir berkisar antara 10,41–20,5 %. Hal ini menunjukan potensi bahan organik dalam kisaran sangat tinggi, (4) Potensi N pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir berkisar 0.18–0.49 %, dan termasuk kategori sedang, (5) Potensi KTK pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir berkisar antara 26,7–56,6 me/100g. Potensi KTK di ekosistem mangrove Kabupaten Indragiri Hilir termasuk kelas tinggi.

1. Tanah Karakteristik tanah di ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir dilihat bahwa(1) Kelas tekstur untuk daerah Kuala enok adalah lempung liat berdebu, Concong kelas tekstur lempung, Bakung kelas tekstur lempung liat berdebu, Pulau Cawan kelas tekstur liat berdebu dan Pulau Burung kelas tekstur lempung liat berdebu, (2) Potensi pH tanah dan air tanah pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir dari hasil survey yang dilakukan berkisar antara 5,95–7,57, (3) Potensi bahan organik khususnya potensi C organik di kabupaten Indragiri Hilir berkisar antara 10,41–20,5 %. Hal ini menunjukan potensi bahan organik dalam kisaran sangat tinggi, (4) Potensi N pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir berkisar 0.18–0.49 %, dan termasuk kategori sedang, (5) Potensi KTK pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir berkisar antara 26,7–56,6 me/100g. Potensi KTK di ekosistem mangrove Kabupaten Indragiri Hilir termasuk kelas tinggi.

Page 12: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Fisik Lingkungan

2. PerairanPotensi perairan di ekosistem mangrove Indragiri Hilir adalah sebagai berikut: (1) suhu dan salnitas. Perairan pesisir Kabupaten Indragiri Hilir tergolong perairan dangkal, sehingga pengadukan sangat baik yang mengakibatkan pemanasan lebih intensif. Pada pengukuran suhu di beberapa stasiun di wilayah ini (Desember, 2000), tercatat suhu permukaan laut berkisar antara 29,6–31,4oC, sedangkan potensi salinitas adalah berkisar antara 15-27 ‰. Tingkat kekeruhan pada beberapa stasiun pengamatan mencapai 20–97 NTU dengan padatan tersuspensi berkisar antara 60–750 mg/l.

2. PerairanPotensi perairan di ekosistem mangrove Indragiri Hilir adalah sebagai berikut: (1) suhu dan salnitas. Perairan pesisir Kabupaten Indragiri Hilir tergolong perairan dangkal, sehingga pengadukan sangat baik yang mengakibatkan pemanasan lebih intensif. Pada pengukuran suhu di beberapa stasiun di wilayah ini (Desember, 2000), tercatat suhu permukaan laut berkisar antara 29,6–31,4oC, sedangkan potensi salinitas adalah berkisar antara 15-27 ‰. Tingkat kekeruhan pada beberapa stasiun pengamatan mencapai 20–97 NTU dengan padatan tersuspensi berkisar antara 60–750 mg/l.

Page 13: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Flora

1. Semai

Potensi semai pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir umumnya didominasi oleh Rhizophora alba, Rhizophora mucronata, Avicennia alba dan Sonneratia alba.

 

1. Semai

Potensi semai pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir umumnya didominasi oleh Rhizophora alba, Rhizophora mucronata, Avicennia alba dan Sonneratia alba.

 

Page 14: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Flora

2. Potensi Pancang

Potensi Pancang pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat pada Tabel. Potensi pancang hutan mangrove dibeberapa daerah di Indragiri Hilir umumnya bervariasi tergantung karakteristik daerah masing-masing tempat bertumbuhnya hutan mangrove.

2. Potensi Pancang

Potensi Pancang pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat pada Tabel. Potensi pancang hutan mangrove dibeberapa daerah di Indragiri Hilir umumnya bervariasi tergantung karakteristik daerah masing-masing tempat bertumbuhnya hutan mangrove.

Page 15: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Flora

Potensi Pancang Ekosistem Mangrove di Kabupaten Indragiri HilirPotensi Pancang Ekosistem Mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir

Page 16: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Flora

3. Potensi PohonPotensi pohon dapat dilihat dari potensi kerapatan, Potensi INP dan Potensi Kayu. Potensi kerapatan pohon pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indargiri Hilir dapat dilihat pada Tabel

3. Potensi PohonPotensi pohon dapat dilihat dari potensi kerapatan, Potensi INP dan Potensi Kayu. Potensi kerapatan pohon pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indargiri Hilir dapat dilihat pada Tabel

Page 17: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Flora

Potensi kerapatan menunjukan tingkat kepadatan tanaman mangrove pada setiap ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir. Sedangkan Potensi INP menunjukan tingkat dominansi pohon mangrove dengan memperhatikan dominansi relatif (berdasarkan potensi kayu), kerapatan relatif (berdasarkan potensi individu per hektar) dan frekuensi relatif (berdasarkan nilai jumlah plot ditemukan jenis atau dengan kata lain adalah pola penyebaran jenis di suatu ekosistem.Potensi INP pohon pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indargiri Hilir dapat dilihat pada tabel

Potensi kerapatan menunjukan tingkat kepadatan tanaman mangrove pada setiap ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir. Sedangkan Potensi INP menunjukan tingkat dominansi pohon mangrove dengan memperhatikan dominansi relatif (berdasarkan potensi kayu), kerapatan relatif (berdasarkan potensi individu per hektar) dan frekuensi relatif (berdasarkan nilai jumlah plot ditemukan jenis atau dengan kata lain adalah pola penyebaran jenis di suatu ekosistem.Potensi INP pohon pada ekosistem mangrove di Kabupaten Indargiri Hilir dapat dilihat pada tabel

Page 18: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Flora

Tabel INP Pohon Ekosistem Mangrove di Kabupaten Indragiri HilirTabel INP Pohon Ekosistem Mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir

Page 19: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Fauna

1. Fauna Darat

Fauna yang ditemukan di ekosistem mangrove terdiri dari:a. Jenis mamaliaJenis mamalia yang ditemui di areal hutan adalah berang-

berang (Lutra perspicillata), kera (Macacus cynomolgus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kancil (Tragulus napu), kucing bakau (Felis viverrina), kucing hutan (Felis bilangensis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), siamang (Hylobates syndactylus), welisang (Cynogale bennetti), babi hutan (Sus barbatus), bajing (Callociurus notatus), harimau sumatra (Panthera tigris sumatraensis), linsang (Prionodon linsang), musang air (Lutra spp.), lutung (Presbytis cristata), kalong (Pteropus vampyrus), beruang madu (Helarctus malaynus), tikus (Hapalomys sp.), lutung bangat (Presbytis hosei), lutung simpai (Presbytis melalophos).

1. Fauna Darat

Fauna yang ditemukan di ekosistem mangrove terdiri dari:a. Jenis mamaliaJenis mamalia yang ditemui di areal hutan adalah berang-

berang (Lutra perspicillata), kera (Macacus cynomolgus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kancil (Tragulus napu), kucing bakau (Felis viverrina), kucing hutan (Felis bilangensis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), siamang (Hylobates syndactylus), welisang (Cynogale bennetti), babi hutan (Sus barbatus), bajing (Callociurus notatus), harimau sumatra (Panthera tigris sumatraensis), linsang (Prionodon linsang), musang air (Lutra spp.), lutung (Presbytis cristata), kalong (Pteropus vampyrus), beruang madu (Helarctus malaynus), tikus (Hapalomys sp.), lutung bangat (Presbytis hosei), lutung simpai (Presbytis melalophos).

Page 20: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Fauna

b. Jenis amphibia dan reptilia

Jenis amphibia dan reptilia adalah biawak (Varanus salvato), buaya (Crocodylus biporatus), katak hijau (Rana cancrivora), bulus (Chitra indica), ular bakau (Trimerecurus pupuremaculatus), ular sanca (Aerochordus granulus), ular sawah (Phyton reticulatus), kadal (Mabuya multifasciata), ular cincin emas (Boiga dendrophila), ular (Cherberus rhynchops), ular daun (Bungarus laticep).

b. Jenis amphibia dan reptilia

Jenis amphibia dan reptilia adalah biawak (Varanus salvato), buaya (Crocodylus biporatus), katak hijau (Rana cancrivora), bulus (Chitra indica), ular bakau (Trimerecurus pupuremaculatus), ular sanca (Aerochordus granulus), ular sawah (Phyton reticulatus), kadal (Mabuya multifasciata), ular cincin emas (Boiga dendrophila), ular (Cherberus rhynchops), ular daun (Bungarus laticep).

Page 21: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Fauna

c. Jenis burungJenis burung adalah bangau putih (Ibis cinerius), bangau tongtong (Leptotilus javanicus), bubut (Centropus belangensis), elang bondol (Haliastur indus), elang laut (Ictinateus malayensis), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), burung layang-layang (Hirundo rustica), enggang (Bucerus rhinoceros), gagak (Corvus enca), kowak merah (Nyticorax caledonicus), kutilang (Pycnonotus aurigaster), kuntul kecil (Agretta garzeta), raja udang (Halcyow chloris), pipit (Lonchura chloris), tekukur (Turtur tigrinus), wilwo (Mycteria cinerea), cangak sumatra (Ardea sumatrana), cangak abu (Ardea cinerea), cangak merah (Ardea purpurea), kokokan laut (Butorides striatus), kokokan (Ixobrychus si nensis), kuntul (Casmeodius abus), kuntul kecil (Egretta garzetta), alap-alap (Pandion haliaetus), camar kecil (Sterna albiforns), camar (Sterno hirundo), cerucuk (Pycnonotus simplex).

c. Jenis burungJenis burung adalah bangau putih (Ibis cinerius), bangau tongtong (Leptotilus javanicus), bubut (Centropus belangensis), elang bondol (Haliastur indus), elang laut (Ictinateus malayensis), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), burung layang-layang (Hirundo rustica), enggang (Bucerus rhinoceros), gagak (Corvus enca), kowak merah (Nyticorax caledonicus), kutilang (Pycnonotus aurigaster), kuntul kecil (Agretta garzeta), raja udang (Halcyow chloris), pipit (Lonchura chloris), tekukur (Turtur tigrinus), wilwo (Mycteria cinerea), cangak sumatra (Ardea sumatrana), cangak abu (Ardea cinerea), cangak merah (Ardea purpurea), kokokan laut (Butorides striatus), kokokan (Ixobrychus si nensis), kuntul (Casmeodius abus), kuntul kecil (Egretta garzetta), alap-alap (Pandion haliaetus), camar kecil (Sterna albiforns), camar (Sterno hirundo), cerucuk (Pycnonotus simplex).

Page 22: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Fauna

2. Fauna PerairanFamili perikanan yang bisa ditemukan di perairan umum di Kabupaten Indragiri Hilir :(1)famili cyprinidae, (2)Famili Bagridae, (3)famili siluridae, (4)Famili Channidae, (5)famili Mastacembelidae(6) Famili Belontidae, (7)Famili Osphronemidae, (8)Famili helostomatidade(9)Famili Peristolepididae, (10)Famili Anabantidae dan (11)Famili Claridae.

2. Fauna PerairanFamili perikanan yang bisa ditemukan di perairan umum di Kabupaten Indragiri Hilir :(1)famili cyprinidae, (2)Famili Bagridae, (3)famili siluridae, (4)Famili Channidae, (5)famili Mastacembelidae(6) Famili Belontidae, (7)Famili Osphronemidae, (8)Famili helostomatidade(9)Famili Peristolepididae, (10)Famili Anabantidae dan (11)Famili Claridae.

Page 23: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Keanekaragaman Hayati Fauna

3. Plankton

Flora air yang hidup di perairan pesisir Indragiri Hilir hanya fitoplankton, sedangan rumput laut dan lamun tidak ditemui karena ketidaksesuaian habitat. Kelimpahan fitoplankton di sembilan titik pengambilan contoh di daerah pesisir tidak terlalu tinggi, yaitu berkisar antara 7.769–61.740 individu per liter dengan didominasi oleh kelompok diatom (Bacillariophyceae).

3. Plankton

Flora air yang hidup di perairan pesisir Indragiri Hilir hanya fitoplankton, sedangan rumput laut dan lamun tidak ditemui karena ketidaksesuaian habitat. Kelimpahan fitoplankton di sembilan titik pengambilan contoh di daerah pesisir tidak terlalu tinggi, yaitu berkisar antara 7.769–61.740 individu per liter dengan didominasi oleh kelompok diatom (Bacillariophyceae).

Page 24: KESLINGKER KLMPOK 2

KKEELLOOMMPPOOKK

22

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITAS)

Kesimpulan

1. Agaknya tidak ada satupun negara lain di dunia ini yang memiliki kawasan perlindungan yang begitu luas, dibandingkan Indonesia, meskipun pada kenyataannya tingkat degradasi biodiversitas di Indonesia demikian tinggi;

2. Ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir merupakan suatu ekosistem utama yang harus di pertahankan keberadaannya. Namun sangat disayangkan keberadaannya tidak terpelihara dengan baik. Dari analisis kekritisan didapatkan bahwa tingkat kekritisan ekosistem mangrove di Indragiri Hilir sangat luas dimana dari luas ekosistem mangrove 121.535,31 ha, areal mangrove rusak seluas 66.355,11 ha dan ekosistem rusak berat 55.180,19 ha atau dapat dikatakan seluruh areal magrove di Indragiri Hilir berada dalam kategori rusak (54,60%) dan rusak berat (45,40%).

1. Agaknya tidak ada satupun negara lain di dunia ini yang memiliki kawasan perlindungan yang begitu luas, dibandingkan Indonesia, meskipun pada kenyataannya tingkat degradasi biodiversitas di Indonesia demikian tinggi;

2. Ekosistem mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir merupakan suatu ekosistem utama yang harus di pertahankan keberadaannya. Namun sangat disayangkan keberadaannya tidak terpelihara dengan baik. Dari analisis kekritisan didapatkan bahwa tingkat kekritisan ekosistem mangrove di Indragiri Hilir sangat luas dimana dari luas ekosistem mangrove 121.535,31 ha, areal mangrove rusak seluas 66.355,11 ha dan ekosistem rusak berat 55.180,19 ha atau dapat dikatakan seluruh areal magrove di Indragiri Hilir berada dalam kategori rusak (54,60%) dan rusak berat (45,40%).

Page 25: KESLINGKER KLMPOK 2

• TERIMA KASIH