Keselamatan Kerja Labfis (Nadya)

download Keselamatan Kerja Labfis (Nadya)

of 14

Transcript of Keselamatan Kerja Labfis (Nadya)

PENDAHULUANLATARBELAKANGSebagai bagian dari proses pembelajaran IPA, aktivitas laboratorium memiliki kedudukan dan peran penting bagi upaya pengembangan hands-on activity sekaligus penguatan minds-on skills dalam kerangka pembelajaran inkuiri. Aktivitas atau kerja laboratorium memungkinkan adanya penerapan beragam keterampilan proses sains serta pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan pengetahuan (produk keilmuan) sains dalam diri siswa. Kerja laboratorium tentunya melibatkan aktivitas penggunaan alatalat laboratorium, bahan-bahan fisik, kimiawi, biologis serta prosedur kerja yang beraneka ragam. Rangkaian kerja laboratorium berpotensi munculnya risiko kecelakaan kerja yang dapat memberi dampak bagi keselamatan dan kesehatan diri siswa, baik secara fisik, mental dan sosial. Hal ini memberi konsekuensi bagi upaya pencegahan dan penanganan risiko atau dampak keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipikirkan dan diperhatikan guru sains, koordinator laboratorium dan laboran, sebagai penanggung jawab kegiatan laboratorium, guna pencegahan timbulnya gangguan kesehatan sekaligus mempertahankan keselamatan semua pihak yang terlibat dalam aktivitas leboratorium, khususnya siswa. Semakin tinggi intensitas dan ragam kerja laboratorium, maka makin tinggi pula risiko kecelakaan kerja yang mungkin dapat terjadi.Untuk meningkatkant araf keselamatand an keamanand i dalam laboratorium pe lu dibuat sejumlah peraturan yang diketahui dipelajari dan di taati oleh semua yang terlibat peker jaan didalam laboratorium. Aturan dicetak dengan huruf yang ukurannya memadadi dan ditempel ditempat yang strategis.RUMUSAN MASALAHBagaimana cara menerapkan keselamatan kerja di dalam laboratorium IPA sekolah?TUJUAN1. Mengetahui bagaimana cara menerapkan keselamatan kerja didalam laboratorium IPA guna menghindari terjdinya kecelakaan didalam laboratorium IPA2. Memperlakukan dengan benar alat dan bahan laboratorium IPA3. Mengenali bahan berbahaya yang berpengaruh terhadap kesehatan4. Memahami simbol-simbol yang ada dilaboratorium5. Mengetahui cara memberikan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan di laboratorium.

PEMBAHASAN Yang dimaksud dengan keselamatan kerja di laboratorium adalah menyangkut keselamatan orang yang melakukan kegiatan di laboratorium dan keselamatan alat-alat laboratorium yang digunakannya. Keselamatan kerja di laboratorium perlu diperhatikan dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan atau perkerjaan di laboratorium dan mencegah terjadinya kerusakan alat laboratorium yang digunakannya. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kesalahan cara dan prosedur melakukan pekerjaan, maka perlu diadakan tata tertib laboratorium dan pedoman kegiatan laboratorium yang jelas, sedangkan untuk mencegah terjadinya kerusakan alat-alat laboratorium akibat kesalahan pengoperasian alat-alat maka manual penggunaan alat dan penuntun percobaan, harus selalu tersedia bagi setiap yang akan menggunakan alat-alat itu. Akan tetapi, walaupun segala upaya telah dilakukan, kecelakaan kerja dan kerusakan alat tetap bisa terjadi. Untuk mengatasi kecelakan kerja dan kerusakan alat yang terjadi maka diperlukan alat keselamatan, dan alat-alat untuk perbaikan.1. Tata Tertib LaboratoriumTata tertib laboratorium dapat dibedakan tata tertib umum dan tata tertib khusus. Tata tertib umum adalah tata tertib yang berlaku bagi semua orang yang bekerja di laboratorium baikitu siswa, guru ataupun pegawai lain yang memasuki laboratorium. Tata tertib khusus adalah tata tertib yang berhubungan dengan prosedur kerja dan berlaku di kalangan tertentu misalnya para guru atau pimpinan sekolah, tidak perlu diketahui oleh siswa.Yang perlu diatur dan dikemukakan dalam tata tertib umum adalah hal-hal yang berhubungan dengan :a. Disiplin waktu melaksanakan dan mengikuti kegiatan di laboratorium.b. Cara berpakaian untuk bekerja di laboratorium.c. Cara bertutur kata, dan berperilaku di dalam laboratorium.d. Barang bawaan yang boleh dan yang tidak boleh dibawa ke dalam dan ke luar laboratorium.e. Prosedur peminjaman, pemakaian dan pengembalian alat-alat laboratorium.f. Keselamatan kerja dan keselamatan alat-alat laboratorium.g. Pemeliharaan keamaan, kebersihan dan kenyamanan laboratorium.

2. Pedoman Kegiatan LaboratoriumPedoman kegiatan laboratorium adalah petunjuk teknis perencanaan, palaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan laboratorium. Kegiatan laboratorium yang dimaksud dapat berupa kegiatan rutin seperti kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan non rutin seperti perlombaan karya ilmiah, perlombaan kreativitas siswa dan guru dalam bidang fisika, pameran dan sebagainya. Pedoman kegiatan laboratorium ini ditujukan kepada mereka yang akan melaksanakan kegiatan laboratorium. Pedoman kegiatan laboratorium ini berisi antara lain :a. Informasi dan penjelasan tentang organisasi laboratorium.b. Prosedur kerja dan tata tertib laboratorium.c. Berbagai peluang dan kendala yang dimiliki laboratorium.d. Rencana kerja dan jadwal kegiatan rutin laboratorium.e. Jadwal kosong laboratorium yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan laboratorium non rutin.f. Peetunjuk teknis pengorganisasian kegiatan laboratoriumg. Petunjuk pelaksanaan kegiatan yang harus dipenuhi, serta pembagian tugas dan tanggung jawab perencanaan pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan laboratorium yang akan dilaksanakan

3. Penuntun PercobaanKegiatan percobaan dapat dilakukan oleh siswa sebagai peserta pembelajaran, maupun oleh guru sebagai pengajar baik ketika ia mempelajari sendiri maupun ketika memperagakan atau mendemonstrasikan alat percobaan. Agar kegiatan percobaan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannnya, diperlukan penuntun percobaan yang disusun sesuai dengan tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannya.Jumlah dan jenis percobaan direncanakan dan diperhitungan bersama-sama oleh semua guru fisika sebelum semester berjalan dimulai. Jumlah dan jenis percobaan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan kemampuan laboratorium menyediakan alat-alat dan bahan-bahannya. Penentuan jumlah dan jenis percobaan ini juga menentukan pengajuan usulan atau permohonan kebutuhan bahan-bahan dan alat-alat laboratorium tiap semester.Setelah jumlah dan jenis percobaan ditentukan, tahap berikutnya adalah pembagian tugas diantara guru fisika untuk menulis dan menyusun penuntun percobaan atau memperbaiki penuntun percobaan yang mungkin sudah ada sebelumnya.Penuntun percobaan yang disusun oleh seorang guru fisika sebaiknya direviu oleh sesama guru fisika yang lain.Penuntun percobaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa yang akan menggunakannya.Penuntun percobaan disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran atau indikator pembelajaran yang hendak dicapai dengan kegiatan percobaan yang bersangkutan.Penuntun percobaan harus menyebutkan dengan jelas bahan dan alat yang digunakan, bila perlu lengkap dengan spesifikanya.Penuntun percobaan harus jelas melatihkan keterampilan melakukan penyelidikan/penelitian.Penuntun percobaan tidak harus selalu berbentuk resep. Penuntun percobaan hendaknya harus sudah dapat dipelajari anak sebelum melakukan percobaan.4. Keselamatan Alat dan Bahan Didalam LaboratoriumKeselamatan kerja di laboratorium IPA menyangkut keselamatan terhadap pengguna dan juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan. Dalam hal keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta peringatan-peringatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedang keselamatan terhadap alat-alat perlu diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara menggunakan dan cara menyimpannya.Keselamatan kerja di laboratorium IPA meliputi kegiatan:a. Memperlakukan alat dan bahan Laboratoriumb. Simbol-simbol di laboratoriumc. Pertolongan pertama pada kecelakaan

4.1. Mengenal Alat LaboratoriumLaboratorium adalah suatu tempat dimana guru, siswa, peneliti melakukan percobaan. Laboratorium IPA dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :1. Laboratorium Fisika2. Laboratorium Biologi3. Laboratorium KimiaUntuk menghindari kecelakaan di dalam laboratorium maka perlu adanya aturan dan persiapan teknik kerja serta pengenalan terhadap alat dan bahan-bahan laboratorium. Berikut ini adalah beberapa alat dan bahan yang sering digunakan dalam laboratorium IPA.

Berikut ini adalah beberapa alat yang ada di laboratorium Fisika

1. Boiling TubeManfaat alat:Untuk memanaskan/mendidihkan zat kimia dalam jumlah sedikitCara menggunakannya:Jepit dengan penjepit kayu saat digunakan untuk memanaskan cairanJangan arahkan ujung yang terbuka ke muka saat dipanaskanResiko yang mungkin:1. Tersiram air panas saat proses mendidih Terjadi2. Kena pecahanGambar 1Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

2. Power Supply Manfaat alat:Sebagai sumber tegangan dan sumber arus listrikCara menggunakannya:Gunakan sandal kering/sepatu saat menghubungkan stop kontakResiko yang mungkin:Tersengat listrik saat menyambungkan ke sumber PLN

Gambar 2.Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

3. Bunsen Burner Manfaat alat:Digunakan untuk memanaskan zatCara menggunakannya:1. Buka tutup sumbunya2. Nyalakan dengan korek api,3. Matikan apinya dengan menutup api dengan tutupnya saat masih menyalaResiko yang mungkin:Kebakaran

Gambar 3Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

4. Evaporating DishManfaat alat:Untuk memisahkan zat padat yang terlarut dalam solusi di atas bunsen burnerCara menggunakannya:1. Taruh di atas tripot2. Nyalakan pembakar spiritus di bawahnya3. Pegang dengan penjepit jika mengangkatnya.4. Hindarkan kontak langsung denganGambar 4 Resiko yang mungkin:Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id Kulit terbakar jika bersentuhan saat masih panas

5. Termometer Manfaat alat:Mengukur temperaturCara menggunakannya:1. Pegang ujung atas jika menggunakan2. Masukkan/tempelkan ujung bawah ke dalam zat yang akan diukur3. Jangan digunakan untuk mengaduk karena bagian bawah yang berisi cairan dindingnya tipisResiko yang mungkin:1. Pecah2. Merkuri merupakan zat yang beracun

Gambar 5Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

6. GalvanometerManfaat alat:Mengukur tegangan listrikCara menggunakannya:1. Hindari penggunaan melebihi batas ukur Jangan salah dalam menghubungkan kutub-kutubnya2. Hindarkan benturan dan terjatuhResiko yang mungkin:1. Rusak karena penggunaan diluar batas Ukur2. Pecah karena bahan terbuat dari plastikGambar 6Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

7. Lensa/Cermin Manfaat alat:Untuk pembiasan dan pemantulan cahayaCara menggunakannya:1. Jepit alat ini pada meja optik dengan Penjepit2. Tempatkan dalam wadah khusus.Resiko yang mungkin:Mudah pecah

Gambar 7Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

8. MagnetManfaat alat:Untuk percobaan induksi listrikCara menggunakannya:1. Jangan dipanaskan dan dipukul-pukul2. Saat menyimpan, kutub-kutubnya harus saling terbalik satu sama lain.Resiko yang mungkin:Hilang kemagnetannya

Gambar 8Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

4.2. Mengenal Jenis Bahan Berbahaya bagi TubuhDisamping pengenalan terhadap alat-alat, tidak kalah pentingnya juga bagi siswa dan guru untuk mengenal bahan-bahan yang ada di laboratorium. Berikut ini beberapa petunjuk dalam menggunakan bahan-bahan:1. menggunakan spatula dalam mengambil bahan-bahan kimia berbentuk padat

Gambar 9Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

2. bacalah label bahan kimia yang tertempel pada wadahnya.

Gambar 10Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

3. gunakan pipet untuk mengambil larutan yang bersifat korosif

Gambar 11Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

Berikut ini adalah beberapa contoh bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti :1. Zat yang mudah terbakar: a. Amonium kloridab. Amonium nitratc. Asam kromatd. Asam nitrate. Sodium2. Zat yang menyebabkan iritasi :a. HCl (asam klorida)b. H2SO4(Asam sulfat)c. NH3(Ammonia)d. Antimon oksida4.3. Memperlakukan dengan Benar Alat dan BahanBegitu pula cara menggunakan alat-alat laboratorium seperti memegang botol reagen, agar label yang ada tidak rusak kena sisa cairan yang dituangkan maka label pada botol harus dilindungi dengan tangan dan posisi label ada di atas pada saat dituangkan.

Gambar 12Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.idBanyak peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas, karena sifat gelas yang mudah pecah, maka perlu kehati-hatian dalam memegang peralatan ini. Jika kita ingin memasukkan pipa gelas ke dalam prop-karet, maka tangan kita harus menggunakan sarung tangan, agar tangan kita terlindungi dari luka jika kebetulan pipa patah/pecah.

Perhatikan bagaimana pemasangan pipa kaca pada prop karet.

Gambar 13Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

4.4. Manual Penggunaan AlatBuku manual alat atau biasa disebut secara singkat sebagai manual alat adalah buku atau lembaran kertas yang berisi informasi mengenai spesifikasi alat, fungsi alat, teknik pengoperasian dan cara menggunakannya.Manual alat diterima bersamaan dengan penerimaan alat yang dibeli atau dipesan atau dikirim. Alat-alat yang berasal dari luar negeri, manualnya biasa ditulis dalam bahasa inggris atau bahkan ada yang ditulis dengan huruf kanji. Apapun bentuk dan isinya, manual alat harus selalu ada selama alat yang bersangkutan itu ada dan masih berfungsi. Ketika alat baru diterima, manualnya harus segera difoptocopy, manual aslinya disimpan atau diamankan dan yang kemudian digunakan adalah fotocopynya. Manual alat pertama kali digunakan oleh penerima alat untuk memeriksa kelengkapan alat yang diterima bersamanya. Manual alat kemudian digunakan untuk memeriksa keberfungsian alat yang baru diterima. Selanjutnya manual ini dipelajari dan digunakan oleh setiap pengguna alat.Manual alat yang ditulis dalam bahasa inggris bahkan ada yang ditulis dengan huruf kanji hendaknya dibuat versi bahasa indonesianya agar setiap pengguna alat dapat memahaminya. Jika manual alat yang asli dianggap kurang jelas, kurang rinci atau kurang operasional, maka lebih baik di buat manual penggunaan yang dianggap akan lebih mempermudah orang dalam menggunakan alat yang bersangkutan.

5. Simbol-Simbol DilaboratoriumBeberapa jenis zat kimia dan peralatan digunakan di laboratorium IPA. Dengan demikian kita harus mengetahui sifat-sifat dari semua bahan-bahan kimia. Adapun sifat-sifat bahan-bahan kimia antara lain: bersifat racun, korosif atau mudah terbakar. Oleh karena itu, bahan-bahan ini disimpan dan dikemas dalam botol/wadah yang diberi label dan simbol tertentu. Beberapa simbol dan cara penanganannya dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut:

a. Simbol bahan radioaktif dan beracun

Gambar 14Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

b. Simbol bahan mudah terbakar

Gambar 15Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

c. Simbol bahan mudah meledak dan korosif

Gambar 16Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id

6. Alat-alat KeselamatanAlat-alat keselamatan dapat dibedakan atas alat-alat bantu yang digunakan dalam percobaan untuk menjaga keselamatan alat dan keselamatan kerja percobaan itu, dan alat-alat atau bahan bahan yang digunakan untuk memberikan semacam pertolongan pertama kepada kecelakaan kerja yang terjadi di dalam laboratorium. Beberapa alat-alat bantu yang digunakan untuk menjaga keselamatan alat dan keselamatan kerja di laboratorium misalnya adalah sebagai berikut ini.1. Tang penjepit dari kayu atau logam berlapis kasa untuk menjepit dan memegang benda (misalnya tabung reaksi) yang dipanaskan.2. Statif dan klem untuk menjaga atau menggantungkan.3. Benang atau tali untuk mengikat atau menggantungkan.4. Capit buaya yang dihubungkan dengan penghantar untuk dipasang pada kaki komponen elektronik yang akan disolder sehingga komponen elektronik tidak terlalu kena panas solder.5. Hambatan geser untuk menjaga agar arus tidak terlalu besar.

Selalin alat-alat tersebut diatas dan banyak alat lain yang belum disebutkan, pelaku percobaan atau kegiatan laboratorium juga perlu memeperhatikan pakaian yang dikenakan ketika melakukan percobaan. Pakaian yang dikenakan harus simpel dan memberikan kemudahan bergerak. Pada percobaan-percobaan tertentu mungkin perlu digunakan laboratorium jas, sarung tangan dari bahan tertentu, kaca mata, alas kaki, masker dan sebagainya.

Untuk menanggulangi atau memberikan semacam pertolongan pertama pada kecelakaan, maka setiap laboratorium hendaknya memiliki instalasi keselamatan atau sekurangkurangnya kotak PPPK. Kotak PPPK (P3K) adalah kotak yang berisi alat-alat dan obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan. Kotak ini biasanya berwarna putih dan diberi tanda palang merah, disimpan di tempat yang strategis dan mudah dijangkau.

Tissu, lap pembersih serta alat-alat untuk membersihkan zat cair atau bahan lain yang tumpah atau tercecer, serta alat-alat kebersihan yang lain. Tissu, lap perbersih, atau kertas dan lap khusus serta bahan-bahan atau zat-zat yang tertentu untuk membersihkan alat-alat yang tertentu pula.Tabung pemadam kebakaran atai sekurang-kurangnya lap basah dan lebar atau kotak berisi pasir untuk memadamkan api sesegera mungkin, bahkan dalam laboratorium yang cangging terdapat instalasi keselamatan berupa sensor asap dan sprayer serta sistem hidram dan alarm kebakarannya.

PENUTUPKESIMPULANPengelolaan (manajemen) risiko keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium sains tidak sekadar menyangkut aspek teknis persiapan, pelaksanaan dan aktvitas pasca kegiatan laboratorium, namun yang juga penting adalah kesadaran dan pemahaman perihal kesiapan mental psikologis potensi risiko dan penanganannya. Banyak kasus kecelakaan kerja di laboratorium terjadi karena perilaku siswa yang tidak memperhatikan aspek mental ini. Banyak bercanda, tidak fokus atau konsentrasi, kurang perhatian terhadap prosedur kerja, adalah beberapa faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Prinsip promotif-persuasif, preventif, perlindungan dan penanganan secara tepat dan terpadu perlu diperhatikan guru, siswa dan laboran dalam melaksanakan aktivitas kerja laboratorium. Menangani risiko kecelakaan kerja perlu dilakukan secara tenang dan diupayakan penciptaan kondisi nyaman, melalui identifikasi risiko atau bahaya, pengurangan dampak risiko secara mental-psikologik, pemberian tindakan secara cepat, dan pemberian tindakan lanjut. Lebih dari itu, persiapan, pengembangan dan evaluasi berkala sistem manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium perlu dilakukan demi tercapainya situasi belajar yang nyaman dan menjamin keselamatan semua yang terlibat di aktivitas laboratorium.

DAFTAR PUSTAKAhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/agung-wijaya-subiantoro-mpd/keselamatan-dan-kesehatan-kerja.pdf diunduh pada tanggal 02-04-2-13 pada pukul 15.00 WIB

http://klikbelajar.com/pelajaran-sains/keselamatan-kerja-dalam-ruangan-laboratorium diakses pada tanggal 02-04-2013 pada pukul 15.08 WIB

http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_189/zip/MP_189.html diakses pada tanggal 02-04-2013 pukul 15.23 WIB

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031-SUTRISNO/Perkuliahan/Bahan_ajar/Laboratorium_Fisika_Sekolah_I/MODUL_LABORATORIUM_FISIKA_SEKOLAH_I.pdf diunduh pada tanggal 16-03-2013 pada pukul 20.37 WIB

Keselamatan Kerja Dilaboratorium Fisika

DISUSUN OLEH :

Kelompok: IVNama: 1. Reci Meitri Diani (06111411009) 2. Nadya Putri Mardhiah (06111411013) 3. Mardiani (06111411014)Prodi: Pendidikan Fisika 2011Dosen Pengampuh: 1. Dr. Ketang Wiyono, M.Pd 2. Murniati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2011FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.Puji syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat Ridho dan Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berkenaan dengan materi keselamatan kerja dilaboratorium fisika yang merupakan salah satu dari materi mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah, yang harus penyusun pelajari di semester IV ini. Terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak, kepada teman-teman yang telah membantu menyusun makalah ini, khususnya dari Program Studi Pendidikan Fisika 2011 Universitas Sriwijaya Kampus Palembang dan kepada bapak Dr. Ketang Wiyono, M.Pd dan ibu Murniati, M.Pd , selaku Dosen Pengampuh mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah.Dalam pembuatan makalah ini, mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun guna mencapai kesempurnaan makalah ini. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah.

Palembang, April 2013

Penyusun