KESEIMBANGAN PENDAPATAN...
Transcript of KESEIMBANGAN PENDAPATAN...
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG
ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN
Judul Penelitian
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL: INVESTASI DAN SUMBER PEMBIAYAAN EKONOMI
Oleh
AMRIZAL
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur
Jakarta, September 1998
2
KATA PENGANTAR
Membuat Karya Ilmiah atau melalukan penelitian sudah merupakan tugas pokok
yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam
rangka memenuhi persyaratan pengusulan akreditasi atau jenjang kepangkatan pada
Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak
lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali
tentang isi karya Ilmiah yang dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai
dengan namanya, dan inipun sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.
Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah
berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu
penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat bisa untuk lebih disempurnakan.
Agaknya tidaklah terlalu berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan
bukanlah data main-mainan, akan tetapi merupakan data resmi yang telah dihimpun oleh
pemerintah atau badan-badan ilmiah lainya.
Karena selain karya Ilmiah ini diajukan terhadap Kopertis Wilayah III dan
sebagai pertinggal juga penulis sediakan untuk kepustakaan Fakultas Ekonomi
Universitas Borobudur, sehingga harapan penulis hanya sekedar untuk dapat dibaca oleh
mahasiswa atau pembaca lainya yang bernuansakan ilmiah pula, mungkin paling tidak
akan dapat membantu menambah khasanah pengetahuan sipembaca atau menjadi
semacam suatu pertanyaan ataupun tanggapan terhadap penulis atas kurang lebihnya
kemapuan yang penulis miliki.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas
Borobudur Prof. DR. H. Basir Barthos, bapak Dekan Fakultas Ekonomi Prof. DR. H.
Masngudi, SE, APU beserta jajarannya serta mahasiswa semuanya. Tidak terlupa salam
yang istimewa terhadap fihak Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan pengusulan
akreditasi ini dan berbagai fihak yang telah disibukkan atas pengusulan akreditasi ini,
demikian dan terima kasih.
Jakarta, 26 September 1998
( Amrizal )
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. SUMBER DATA
3. KERANGKA ANALISIS DAN MODEL
3.1. Pembentukan Model
3.2. Fungsi Estimasi Dari Model
4. PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA
5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
4
1. PENDAHULUAN
Masalah pendapatan nasional merupakan masalah yang sangat esensial sekali
dalam perekonomian nasional. Naik turunya pendapatan rupanya tidak dapat dihandari
dari akibat naik turunya investasi. Naik turunya investasi tersebut tidak pula terlepas
dengan naik turunya tabungan. Banyak faktor-faktor baik intern maupun ekstern yang
mempengaruhi tabungan. Dari teori ekonomi yang diketahui, dimana tabungan tergantuk
pada pendapatan nasional. Naik turunnya pendapatan nasional akan menentukan naik
turunya pula tabungan.
Yang menjadi permasalahan sekarang bukanlah menentukan faktor naik turunya
tabungan yang disebabkan karena pendapatan, akan tetapi adalah naik turunya
pendapatan yang menurunkan tabungan, karena pendapatan tergantung pada banyak
faktor secara agregatif. Jelas bahwa kalau pendapatan berada pada tingakat yang merosot,
maka tidak mustahil bagian dari pendapatan seperti tabungan, konsumsi masyarakat,
investasi dan lain sebagainya juga akan menurun dalam tingkat yang wajar untuk ukuran
pendapatan tersebut.
Dalam menetralisir perekonomian nasional, bahwa pendapatan nasional tetap
menjadi ujung tombak dalam pembahasan-meskipun yang dibahas itu adalah tabungan
atau investasi dan lain sebagainya. Pada hakekatnya pembahasan seperti tabungan atau
investasi akan bermuara kepada pendapatan juga, hanya saja pembahasan tersebut lebih
banyak membubuhkan sikap, cara kerja, keputusan dan kebijaksanaan yang diambil
dalam perekonomian.
Selama periode penelitian ini, yaitu 1969-1997 sudak tidak sedikit kebijaksanaan
ekonomi yang dilakukan pemerintah untuk mengarah kepada tujuan kebajikan. Karena
sulitnya untuk disebutkan secara satu per satu dalam analisa yang lebih komplit dan
jelimet, maka diambil saja beberapa buah seperti paket deregulasi beberapa tahun
belakangan ini telah banyak menghilangkan distorsi dalam sektor riel maupun sektor
moneter dari perekonomian Indonesia.
Di sektor moneter Paket 27 Oktober 1988 ( Pakto 27 ) beserta penyempurnaannya
telah membawa beberapa perubahan struktural dalam dunia perbankan. Perubahan-
perubahan itu berupa antara lain, makin besarnya tingkat persaingan antar bank,
berkembangnya pasar uang maupun pasar modal dan makin tingginya tingkat integrasi
pasar uang nasional dengan pasar uang dunia.
Namun demikian, beberapa masalah ekonomi makro yang esensial masih harus
dibenahi. Masalah-masalah itu pada dasarnya merupakan kesiapan institusi dan struktur
ekonomi untuk menghadapi berbagai jenis pandangan yang akan dihadapi untuk masa
selanjutnya. Salah satu masalah institusional yang sangat penting adalah berkaitan
dengan perangkat-perangkat kebijaksanaan fiskal dan moneter untuk pengendalian
perekonomian secara makro ( F. Dernburg Thomas: 1985, h. 145 ).
Kebijaksanaan moneter dan fiskal pada dasarnya ditujukan untuk pengendalian
sisi permintaan agregat dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesempatan
kerja yang cukup tinggi serta laju inflasi yang rendah. Yang dimaksud dengan permintaan
agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang dan jasa produksi nasional.
Permintaan agregat itu merupakan penjumlahan dari permintaan dalam negeri untuk
5
konsumsi dan investasi dengan permintaan dari luar negeri berupa ekspor
(Jan.Tinberberggen: 1956, h 230 ).
Pengalaman dua puluh sembilan tahun ekonomi era ordebaru pembangunan sejak
Pelita I memberikan bukti betapa dominannya pengaruh permintaan agregat itu terhadap
prestasi pembangunan ekonomi kita. Resesi ekonomi dunia yang cukup parah pada tahun
1982-1986 telah mengurangi permintaan negara-negara industri maju terhadap produksi
nasional kita sehingga laju pertumbuhan ekonomi mengalami kemerosotan pada tingkat
yang rendah.
Bersamaan dengan itu penurunan harga minyak bumi sejak awal dasawarsa 1980-
an telah menyebabkan penurunan yang sangat besar dalam penerimaan pemerintah.
Dengan sistem anggaran berimbang, penurunan penerimaan pemerintah itu langsung
menurunkan laju pertambahan anggaran belanja pemerintah untuk konsumsi maupun
investasi sehingga permintaan agregat menurun.
Secara riel, konsumsi pemerintah hanya meningkat sebesar rata-rata 2,2 %
setahun selama periode 1982-1987 dibandingkan dengan rata-rata 1,1% setahun selama
periode 1973-1981. Sementara itu, investasi pemerintah secara riel mengalami penurunan
sebesar 2,0 % setahun selama 1982-1987 dibandingkan dengan peningkatan sebesar rata-
rata 11,0% selama 1973-1981. Penurunan permintaan agregat itu sangat memukul
kegiatan ekonomi nasional karena permintaan pemerintah merupakan komponen yang
sangat besar terhadap total produksi barang dan jasa nasional.
Pada tahun 1981 konsumsi dan investasi pemerintah diperkirakan menyerap
masing-masing 10,6 % dan 11,8 % dari total produksi barang dan jasa pada tahun 1981
(Dihitung dari Share masing-masing komponen pengeluaran terhadap GDP harga konstan
1983, sumber dana adalah BPS dan Perkiraan Bank Dunia). Peranan permintaan
konsumsi dan investasi pemerintah itu masih tinggi untuk tahun 1988, yaitu sebesar
masing-masing 9,8 % dan 8,2 %.
Setelah pemerintah mulai melakukan kebijaksanaan "pengetatan ikat pinggang"
sejak 1983, banyak produsen yang hidup matinya tergantung dari order pemerintah
mengalami goncangan berat, sebagian diantaranya mengalami kebangkrutan. Kedua
contoh di atas sudah cukup untuk membuktikan betapa kuatnya pengaruh sisi permintaan
agregat terhadap kegiatan ekonomi dan pertumbuhan.
Dampak buruk ( adverse effect ) dari gejolak ekonomi dunia terhadap permintaan
agregat sebenarnya dapat diminimumkan dengan kebijaksanaan makro fiskal dan
moneter. Kebijaksanaan moneter mengendalikan permintaan agregat lewat jumlah uang
beredar, tingkat suku bunga, dan kurs valuta asing, sedangkan kebijaksanaan fiskal
mengendalikan permintaan agregat lewat anggaran belanja pemerintah dan tingkat pajak
(tax rate). Namun kebijaksanaan fiskal dan moneter itu belum dapat diimplementasikan
secara efektif karena masih sangat terbatasnya perangkat yang bisa dipakai pada waktu
itu ( Nurkse, R: 1959, h.94 ).
Tabel 1. PENDAPATAN NASIONAL, INVESTASI DAN SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN MODAL, TAHUN 1969-1997
( Dalam Milyar Rupiah, Diperhitungkan Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993 )
Pdb Idb Ig Cg Xbj Xmg Xnm Nxb Mbj Mbm Drt Fct Fpc Foc Fai
Produk Investasi Peng. Konsumsi Ekspor Export Export Merchandise Impor Impor Debt Capital Private Official Bantuan
Domestik Bruto Pemba- Pemerintah Barang Oil Non-Oil Barang Barang Repay- Transaction Capital Capital Luar
Bruto ngunan & Jasa & Gas & Gas & Jasa Modal ment Negeri
Tahun Yt It Ig Cg Xt Xm Xnm X-M Mt M't Drt Ft Fvt Fgt Fpt
1969 68824 .2 5984 2987.3 4409 .6 20119 .6 3742 .8 6432 .9 -516 .6 5843 .9 3200 .9 -302 .2 3918 .2 263 .2 3616 .1 2303 .8
1970 73985.5 7959 3881.3 5154 .1 22493 .0 3853 .5 6619 .7 887.3 6604 .1 4309 .3 -408 .8 4044 .9 1000 .3 3209 .8 2739 .7
1971 79169 .9 9645.8 4224 .1 5520 .5 25424 .6 5315.1 7062 .8 1135.1 7612 .4 5219 .1 -702 .7 4882 .7 1711.6 3603 .4 2909 .5
1972 86623 .9 11482 .8 5654 .6 5974 .2 30837.5 7580 .8 7651.5 2262 .5 8673 .2 6430 .0 -518 .5 7030 .9 3833 .6 3778 .6 2998 .1
1973 96421 13441.1 6442 .9 7626 .2 36574 .0 10199 .2 11375.6 3218 .6 11628 .3 9058 .9 -483 .7 6634 .3 3547.0 3839 .6 2914 .3
1974 103782 .5 16022 .5 9321.7 6827.4 38971.6 21570 .7 8510 .2 8744 .7 15370 .7 8567.8 -372 .6 1841.9 -548 .4 2762 .8 2248 .1
1975 108948 18360 .2 12051.7 8899 .0 38030 .4 19137.4 6797.7 6304 .1 17162 .8 9932 .7 -279 .5 3059 .5 -3901.5 7240 .5 4241.4
1976 116450 .8 19462 .9 15474 .4 9550 .8 44505.8 20130 .6 9076 .2 6467.2 20038 .5 10850 .7 -532 .6 5373 .5 120 .5 5779 .2 5903 .6
1977 126811.9 22559 .5 14370 .4 11124 .0 48702 .4 20623 .7 9836 .4 8397.6 20929 .7 10965.3 -2134 .5 4266 .1 493 .6 5906 .9 5149 .9
1978 136584 .8 25957.6 14106 .0 13081.7 49201.3 25800 .9 13922 .1 10181.8 23578 .2 11279 .3 -2211.3 7109 .8 1371.6 7725.6 5711.9
1979 145124 .4 27104 .8 18187.6 14325.7 49139 .3 35337.0 17671.4 22304 .7 28868 .9 12131.3 -1981.6 2133 .4 -3774 .2 7703 .1 6257.4
1980 159467.2 32223 .1 20757.9 12670 .5 46369 .5 38480 .5 12361.9 19160 .1 33233 .5 11084 .2 -1368 .1 3937.5 -803 .1 5970 .7 5242 .1
1981 171822 .9 35811.4 22073 .8 17478 .4 45261.0 38498 .2 8528 .3 10395.6 42226 .4 12515.9 -1654 .5 7878 .0 2331.5 7201.0 5435.8
1982 179946 .2 40464 .6 21717.3 18917.4 38952 .7 30105.8 8020 .6 359 .4 45691.9 14089 .9 -1890 .8 12006 .4 3665.2 10232 .0 5724 .4
1983 183353 .3 43630 .2 23368 .7 18734 .2 41398 .9 33939 .5 12606 .6 8249 .4 51326 .0 14519 .5 -2372 .4 14032 .4 2797.6 13607.3 9164 .3
1984 195709 41004 .9 21700 .8 19373 .6 44108 .1 32803 .2 13846 .5 12831.6 47471.5 15292 .4 -3028 .6 6390 .0 1169 .7 8248 .9 7584 .0
1985 200544 .3 43961.6 22048 .0 20853 .8 40665.8 30689 .5 14288 .2 13216 .5 49976 .8 14388 .6 -3140 .3 6821.2 1401.7 8559 .8 9045.4
1986 212475.3 48008 .9 17190 .2 21433 .9 46852 .1 42865.1 21861.4 20170 .0 52059 .9 15291.1 6071.8 7742 .7 693 .6 13120 .9 7436 .8
1987 222598 .5 50642 .4 17462 .0 21397.7 53698 .5 37764 .8 23548 .6 17449 .2 53088 .2 17922 .1 -6238 .4 8019 .1 1097.4 12249 .1 9930 .3
1988 236004 .1 56478 .6 20456 .7 23018 .0 54268 .2 36851.7 28580 .7 16781.5 43164 .1 23840 .6 -7218 .0 9355.7 1956 .0 12884 .0 16814 .5
1989 253601.9 64024 .9 23352 .5 25432 .5 59937.3 34197.0 33756 .1 15437.8 48966 .7 24740 .5 -8132 .4 10621.4 3389 .9 13187.0 12636 .5
1990 271968 .1 73355.6 25376 .8 26248 .9 60207.7 31297.9 40632 .2 14160 .4 60284 .3 25416 .2 -9334 .3 12290 .3 5991.5 13755.1 11654 .6
1991 290870 .6 78142 29507.7 28093 .7 72177.1 27135.7 48745.2 12541.3 70428 .7 25146 .8 -10679 .6 14175.6 10554 .5 14300 .8 12755.8
1992 309659 .1 82001.5 32057.7 29731.9 82761.4 258181.2 -170943 .8 19734 .3 75052 .4 26289 .3 -11960 .2 12847.3 10586 .2 14221.2 13222 .9
1993 329775.8 86667.3 28428 .0 29756 .7 88230 .9 19769 .4 57546 .1 15624 .5 78383 .0 24565.2 -10869 .6 12095.9 9844 .5 13121.0 10753 .0
1994 354640 .8 98589 28476 .5 30442 .6 97002 .1 21368 .7 64885.7 16446 .5 94291.0 24449 .5 -11346 .2 9717.7 9502 .9 11561.0 9127.9
1995 383792 .3 112386 .4 25172 .7 30850 .6 104491.8 20661.9 72281.6 12168 .3 114034 .6 24870 .4 -9612 .8 22310 .4 22717.2 11152 .3 9431.7
1996 414418 .9 128698 .6 26028 .2 31681.4 112391.4 23697.8 72863 .8 11540 .0 121862 .8 25066 .4 -11352 .5 23506 .7 25028 .3 9831.0 8595.7
1997 443685.2 134033 .5 27663 .4 31739 .5 119445.0 41907.5 186205.9 52511.9 129858 .4 28318 .0 -16680 .4 -19625.1 -36240 .7 33295.9 9256 .7
Sumber: Diolah oleh penulis dari: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok ), Bank Indonesia, Statistik
Ekonomi-Keuangan Indonesia, berbagai tahun penerbitan, dan Indikator Ekonomi, edisi Juli 1998.
Tabel 2. PENDAPATAN NASIONAL, TABUNGAN DAN SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN, TAHUN 1969-1997
( Dalam Milyar Rupiah, Diperhitungkan Berdasarkan Harga Konstan Tahun 1993 )
Pdb Sbr Tax Tdi Tlm Tdn Sma Mbj Mbm Xbj Xmg Nxb Nbj Bop Rof
P roduk Tabungan Total Pajak Pajak PenerimanTabungan Impor Impor Ekspor Export Merchan- Current Balance Reserve
Domestik Domestik Pajak Langsung Langsung Dalam MasyarakatBarang Barang Barang Oil dise Account Of Outflows
Bruto Bruto Migas Negeri & Jasa Modal & Jasa & Gas P ayment
Tahun Yt St Tt Tl Tm T Sh Mt M't Xt Xm X-M Xt-Mt Bop Rof
1969 68824 .2 20259 .7 6101.3 2303 .8 1215.2 6177.2 19576 .2 5843 .9 3200 .9 20119 .6 3742 .8 -516 .6 -4883 .2 -964 .9 -5185.3
1970 73985.5 23847.9 7579 .9 2785.4 1575.3 7876 .7 22546 .5 6604 .1 4309 .3 22493 .0 3853 .5 887.3 -3375.1 669 .8 -3783 .9
1971 79169 .9 27458 .0 8620 .7 3922 .4 2435.3 9224 .1 25755.4 7612 .4 5219 .1 25424 .6 5315.1 1135.1 -4035.9 846 .8 -4738 .5
1972 86623 .9 33647.1 10550 .3 5730 .6 3776 .1 11214 .4 30743 .9 8673 .2 6430 .0 30837.5 7580 .8 2262 .5 -4375.7 2655.3 -4894 .2
1973 96421.0 38386 .8 13114 .3 7214 .3 4928 .6 13828 .6 34743 .9 11628 .3 9058 .9 36574 .0 10199 .2 3218 .6 -4514 .4 2119 .9 -4998 .1
1974 103782 .5 39623 .4 16346 .9 11908 .9 9428 .3 16996 .1 32472 .2 15370 .7 8567.8 38971.6 21570 .7 8744 .7 -577.7 1264 .2 -950 .2
1975 108948 .0 39227.8 18370 .7 13724 .1 10767.2 19319 .0 31400 .2 17162 .8 9932 .7 38030 .4 19137.4 6304 .1 -3099 .4 -39 .9 -3378 .9
1976 116450 .8 43930 .2 20986 .4 15406 .6 12191.3 21882 .5 34321.8 20038 .5 10850 .7 44505.8 20130 .6 6467.2 -2542 .5 2831.0 -3075.1
1977 126811.9 50332 .2 22591.6 16735.5 12984 .7 23551.0 41098 .4 20929 .7 10965.3 48702 .4 20623 .7 8397.6 -2215.8 2050 .3 -4350 .2
1978 136584 .8 51580 .7 22489 .0 16539 .7 12742 .8 23543 .0 43181.1 23578 .2 11279 .3 49201.3 25800 .9 10181.8 -4041.2 3068 .5 -6252 .5
1979 145124 .4 47375.2 29497.1 23244 .2 19302 .2 30344 .4 35435.9 28868 .9 12131.3 49139 .3 35337.0 22304 .7 6294 .2 8427.6 4312 .6
1980 159467.2 45359 .1 34775.4 28880 .7 24631.6 35884 .2 29825.8 33233 .5 11084 .2 46369 .5 38480 .5 19160 .1 4740 .5 8678 .0 3372 .4
1981 171822 .9 38846 .0 37776 .7 32127.9 27442 .7 38845.4 22195.2 42226 .4 12515.9 45261.0 38498 .2 10395.6 -5706 .0 2172 .0 -7360 .6
1982 179946 .2 33725.4 35355.6 29536 .7 24107.4 36642 .1 17726 .6 45691.9 14089 .9 38952 .7 30105.8 359 .4 -14372 .9 -2366 .6 -16263 .7
1983 183353 .3 42523 .8 32847.0 27396 .1 22474 .0 34072 .2 28309 .9 51326 .0 14519 .5 41398 .9 33939 .5 8249 .4 -9750 .3 4282 .1 -12122 .7
1984 195709 .0 51042 .3 33185.8 27710 .4 22743 .1 34683 .8 36918 .9 47471.5 15292 .4 44108 .1 32803 .2 12831.6 -4613 .2 1776 .8 -7641.7
1985 200544 .3 54846 .1 37163 .0 29476 .1 23110 .4 38678 .8 41843 .4 49976 .8 14388 .6 40665.8 30689 .5 13216 .5 -4923 .4 1897.8 -8063 .7
1986 212475.3 62214 .4 34975.1 26147.9 20178 .2 36951.9 52461.0 52059 .9 15291.1 46852 .1 42865.1 20170 .0 -7565.0 177.7 -1493 .2
1987 222598 .5 66234 .9 35771.2 23576 .4 18021.4 38840 .0 58386 .8 53088 .2 17922 .1 53698 .5 37764 .8 17449 .2 -7495.6 523 .6 -13734 .0
1988 236004 .1 71052 .4 36341.1 21408 .4 15837.9 38887.2 66935.1 43164 .1 23840 .6 54268 .2 36851.7 16781.5 -8372 .0 983 .8 -15590 .0
1989 253601.9 79386 .3 44698 .1 25788 .8 20298 .8 47791.3 68511.0 48966 .7 24740 .5 59937.3 34197.0 15437.8 -9093 .5 1527.9 -17225.8
1990 271968 .1 83511.9 55271.1 30094 .5 24666 .3 58666 .6 65336 .1 60284 .3 25416 .2 60207.7 31297.9 14160 .4 -10070 .6 2219 .7 -19404 .9
1991 290870 .6 86054 .7 51136 .8 24657.3 19271.1 54452 .7 68754 .2 70428 .7 25146 .8 72177.1 27135.7 12541.3 -11113 .7 3061.9 -21793 .3
1992 309659 .1 96880 .5 54120 .1 23681.6 18266 .4 58218 .8 78701.1 75052 .4 26289 .3 82761.4 258181.2 19734 .3 -6328 .5 6518 .8 -18288 .7
1993 329775.8 107060 .7 50209 .0 17407.0 12503 .0 56113 .0 91237.7 78383 .0 24565.2 88230 .9 19769 .4 15624 .5 -6226 .9 5869 .0 -17096 .5
1994 354640 .8 116136 .1 55655.0 17468 .9 12559 .8 61623 .7 95400 .3 94291.0 24449 .5 97002 .1 21368 .7 16446 .5 -7135.9 2581.8 -18482 .1
1995 383792 .3 118696 .3 53835.2 17357.9 12538 .2 60422 .2 102638 .7 114034 .6 24870 .4 104491.8 20661.9 12168 .3 -13703 .9 8606 .5 -23316 .6
1996 414418 .9 123018 .3 58900 .6 20252 .9 15461.0 65970 .6 104949 .4 121862 .8 25066 .4 112391.4 23697.8 11540 .0 -14972 .8 8533 .9 -26325.4
1997 443685.2 128353 .2 56733 .2 15289 .9 10567.8 62578 .9 109946 .4 129858 .4 28318 .0 119445.0 41907.5 52511.9 -8518 .4 -28143 .5 -25198 .8
Sumber: Diolah oleh penulis dari: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok ), Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, Diolah oleh penulis dari: BPS, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok ), Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, berbagai tahun penerbitan, dan Indikator Ekonomi, edisi Juli 1998.
Penerapan kebijaksanaan untuk masa tahun 1997 justeru menjadi semakin sulit,
oleh karena kondisi ekonomi yang diperkirakan cukup mantap selama ini ternyata telah
mengandung bibit penyakit yang komplit. Dapat diibaratkan bagaikan nasi yang sudah
jadi bubur dan tidak akan mungkin dapat diharapkan akan kembali menjadi nasi,
terkecuali dapat dirobah kedalam bentuk makanan lain yang meskipun masih terasa
bahwa itu adalah berasal dari nasi. Kecenderungan kebijaksanaan selama ini lebih banyak
tertumpu pada sisi ekonomi dengan orientasi dalam negeri dan jarang yang kuat
memperhatikan faktor luar yang menjadi penyebab naik turunya kondisi ekonomi.
Seperti selama ini terjadi investasi yang besar selalu diharapkan dari arus modal
luar negeri dan amanat GBHN ternyata telah mulai menjadi kambing hitamnya saja, dan
cita-cita yang tinggi bagaikan hasil rekayasa saja yang pada kenyataan begitu kesulitan
datang, dasar bendunganpun diobrak abrik oleh air limbah yang besar dan deras.
Investasi yang besar selayaknya tidak perlu semakin dipersalahkan sepanjang
harus bersumber dari penekanan konsumsi yang tinggi. pendapatan yang besar dari
berbagai sumber yang perlu direncanakan dan difikirkan dengan matang. Faktor-faktor
tersebut yang perlu menjadi perhatian yang dalam adalah seputar perdagangan luar
negeri, arus modal serta anggaran negara untuk mengujudkan peningkatan tabungan dan
pembentukan modal bagi pembiayaan pembangunan.
2. SUMBER DATA
Data yang digunakan pada penelitian ini bermacam-macam, pada umumnya data
tersebut adalah data sekunder yang bersumber dari data publikasi resmi pemerintah
Republik Indonesia seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Keuangan, Departemen
Penerangan maupun hasil penelitian yang tidak dipublikasikan. Pendapatan Nasional
yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana yang lebih cenderung di Indonesia
dilakukan adalah Produk Domestik Bruto ( Gross Domestic Product ) atau PDB, yaitu
karena dalam perekonomian bahwa produksi nasional nilai tambah ( value added ) dari
berbagai lapangan usaha ekonomi juga dihitung dengan PDB.
Secara garis besarnya, penelitian ini menggunakan data Anggaran Negara dan
neraca pembayaran serta penggunaan produk domestik bruto untuk tujuan melihat
pengaruh tabungan dan investasi yang kesemua data telah diprose terlebih dahulu melalui
peynesuaian-penyesuain dan berdasarkan harga kostan tahun 1993. Periode data berkisar
tahun 1969-1997. Sesuai dengan kebutuhan fungsi dipergunakan data-data tersebut,
namun fungsi yang dibentuk adalah fungsi dengan several-independent variabel yang
selanjutnya digunakan dalam penganalisaan
3. KERANGKA ANALISIS DAN MODEL
3.1. Pembentukan Model
9
Identitas keseimbangan pendapatan nasional pada ekonomi empat sektor meliputi
aspek dalam dan luar negeri yang secara agregat mempengaruhi tata ekonomi nasional,
dan identitas keseimbangan tersebut ditulis sebagai
C + I + G + ( X - M ) = Y = C + S + ( T - R ) ( 1 )
Kondisi equilibrium dalam ekonomi dua sektor, dimana investasi harus sama dengan
tabungan. Dalam ekonomi tiga sektor terdapat semacam hubungan antara output nasional
dengan pendapatan disposible Yd = Y + R - T = C + S, dimana bagian dari pendapatan
harus dikeluarkan pajak T sehingga sektor swasta menerima Transfer payment R yang
pada gilirannya dialokasikan pada konsumsi dan tabungan.
Berbeda halnya dengan ekonomi empat sektor, terutama sekali karena
pembahasan paling komplit adalah terjadinya semacam penggeseran nilai-nilai taksiran
kuantitatif. Dalam ekonomi empat sektor tidak dikenal adanya pendapatan disposibel,
namun demikian transfer payment R dan juga tabungan pemerintah tetap ada.
Nilai penggeseran yang terjadi tentu saja pada tabungan pemerintah dan tabungan
masyarakat oleh karena berobahnya nilai transfer payment dimaksud sebagai akibat
adanya sektor perdagangan luar negeri, khususnya dalam hal ini adalah Impor M dan
alokasi dari transfer payment yang merupakan tambahan pendapatan terjadi pada sektor
swasta, yaitu pada tabungan masyarakat dan konsumsi. Pembuktiannya dapat dilakukan
bilasaja persamaan (1) didefinisikan dalam bentuk lain sebagai
( I + G + R ) - ( S + T ) = ( M - X ) ( 2 )
S - I = ( G + R - T ) + Nx ( 3 )
pada persamaan (2) terjadinya semacam gap atau jurang yang jauh lebih besar, yaitu
jurang dalam negeri yang disebut juga sebagai "internal-gap" oleh karena terjadinya
kelebihan permintaan kaum investor dan pemerintah, maka untuk tujuan
mengimbanginya dalam hal ini diperlukan impor lebih besar dari ekspor, biasanya akibat
balasan sektor perdagangan luar negeri adalah dengan mengalirnya "capital foreign
inflows". Sedangkan pada persamaan (3) S - I = domestic private sector, ( G + R - T ) =
budged deficit dan Nx = Net export. Berikut ini adalah uraian lanjutan dari persamaan
(3), sebagai:
I = S + ( T - R - G ) - ( X - M ) ( 4 )
I = [ S + ( T - G ) - R ] + ( M - X ) ( 5 )
I + G + X = S + ( T- R ) + M ( 6 )
I + X = S + M ( 7 )
I = S + ( M - X ) ( 8 )
persamaan (6) merupakan identitas pedapatan nasional untuk ekonomi empat sektor, bila
didefinisikan dalam jangka panjang maka diperlukan asumsi sektor pemerintah, G = R =
0. Pengertian yang lebih pantas untuk hal ini adalah bahwa konsumsi pemerintah G telah
lansung bersubsitusi kedalam total konsumsi, dan begitu pula halya dengan Transfer
payment R telah tersubsitusi kedalam investasi berupa budget deficit. Dengan demikian
identitas yang dihasilkan pada ekonomi dua sektor adalan St = It , sedangkan untuk
10
ekonomi tiga sektor terjadi St = Sh + Sg = It dan pada ekonomi empat sektor terjadi
sebagai
St = Sh + Mt = It ( 9 )
Baik ekonomi dua sektor, tiga sektor dan empat sektor harus berorientasi pada
pendapatan nasional yang sama, sehingga tidak harus dikenal dengan adanya istilah
ekonomi tertutup dan juga ekonomi terbuka, yaitu sepanjang pengertian tertutup adalah
tanpa hubungan dan terbuka karena adanya hubungan. Ekonomi Indonesia adalah bersifat
terbuka yang berarti adanya hubungan dagang dengan negara luar, sehingga ada pula
hubungan lateral, bilateral dan multi lateral.
Difihak lain, karena adanya hubungan ekonomi dengan negara luar tersebut, maka
mengalirlah arus modal dan terdapatlah semacam hubungan antara dana luar negeri
dengan pertumbuhan ekonomi dapat diturunkan dari model agregat Keynes, yang oleh
Harrod-Domar sebagai berikut :
It - St = Mt - Xt = Ft ( 10 )
It = St + Ft ( 11 )
Sebagaimana halnya model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar yang terutama
menghubungkan Investasi dengan pendapatan, maka perluasan model ini juga bisa
dilakukan terhadap fungsi-fungsi lain seperti perdangan luar negeri seperti Ekspor dan
Impor serta yang lainya.
Pertambahan investasi akan dapat menciptakan pertambahan produksi dan
meningkatkan pendapatan nasional, yaitu agar pembangunan ekonomi dapat dicapai
maka permintaan dalam masyarakat harus ditingkatkan. Dan ini akan terjadi apabila
pendapatan masyarakat bertambah. Baik Keynes maupun Harrod-Domar berpendapat
bahwa pengeluaran masyarakat tergantung pada pendapatan nasional.
Dengan demikian berarti pertambahan pendapatan hanya tercipta dari
pertambahan investasi. Berapa besarnya tambahan pendapatan yang disebabkan oleh
adanya investasi, ditentukan oleh besarnya angka pengganda "multiplier" yang besarnya
sama dengan kebalikan dari kecenderungan menabung (Marginal Propensity to
Consume). Dan menurut definisi bahwa multiplier ditulis sebagai
Yt = 1/MPS It ( 12 )
atau
Yt = It ( 13 )
atau
Yt = It ( 14 )
dimana = multiplier, yang dalam pengertian definisi persamaa (13) adalah "koefisien
yang menperlihatkan berapa besarnya pertambahan pendapatan yang diakibatkan oleh
pertambahan investasi" ( Michael P. Todaro: 1977, h.300 ).
Karena Investasi berasal dari tabungan dan tabungan tersebut adalah sumber
pembentukan modal, tentunya sumber-sumber yang membentuk tabungan dengan
11
sumber-sumber yang membentuk investasi dalam kegiatan ekonomi secara glabal atau
ekonomi yang bersifat terbuka dipengaruhi oleh sisi-sisi yang berbeda. Investasi beranjak
dari sisi ekonomi permintaan agregatif ( aggregate demand ), sedangkan tabungan
bergerak dari sisi ekonomi penawaran agregatif ( aggregate supply ).
3.2. Fungsi Estimasi Dari Model
Berdasarkan kepada identitas dimana tabungan sama dengan investasi St = It,
maka spesifikasi model ini ditujukan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh
agregatif ekonomi terhadap pembentukan tabungan dan investasi dari hubungan
perdagangan luar negeri yang dilakukan, dimana setiap koefisien hasil estimasi
merupakan "perubahan marginal" terhadap masing-masing variabel dependent model
yang bersangkutan atau sama dengan angka pengganda ( multiplier ), dan dalam bentuk
fungsi kedua model tersebut adalah sebagai berikut:
1 ). Tabungan dengan Variabel-variabel Penawaran Agregatif
St = f ( Tt, TI, Tm,T, Sh, Mt, M't, Xt, Xmt, (X-M), (Xt - Mt), Bopt, Roft, Ui ) ( 15 )
Y0 = f ( X1 , X2 , X3 , X4 , X5 , X6 , X7 , X8 , X9 , X10 , X11 , X12 , X13 , Ui )
2 ). Investasi dengan Variabel-variabel Permintaan Agregatif
It = f ( Ig , Cg , Xt , Xmt , Xnm , (X-M), Mt , M't , Drt , Ft , Fvt , Fgt , Fpt ,Vi ) ( 16 )
Y1 = f ( X1 4 , X15 , X8 , X9 , X16 , X10 , X6 , X7 , X17 , X18 , X19 , X20 , X21 , Vi )
Keterangan:
St = Y0 = Tabungan Domestik Bruto ( Saving )
Tt = X1 = Total Pajak ( langsung & tidak langsung )
Tl = X2 = Pajak Langsung
Tm = X3 = Pajak langsung Migas
Tdn = X4 = Penerimaan Dalam Negeri
Sh = X5 = Tabungan Masyarakat
Mt = X6 = Impor Barang-barang dan Jasa-jasa non faktor
M't = X7 = Impor Barang Modal
Xt = X8 = Ekspor Barang-barang dan Jasa-jasa non faktor
Xmt = X9 = Ekspor Migas
( X-M ) = X10 = Neraca Perdagangan Barang-barang ( Mechandise )
( Xt -Mt ) = X11 = Current Account ( Netto )
Bopt = X12 = Balance of Payment
Ropt = X13 = Reserves Outflow
Ig = X14 = Investasi pemerintah
Cg = X15 = Konsumsi pemerintah
Xnm = X16 = Ekspor non-migas
Drt = X17 = Pembayaran Hutang LN ( Debt Repayment )
Ft = X18 = Dana Luar Negeri ( Capital Transaction )
Fvt = X19 = Dana Swasta Luar Negeri ( Private Capital )
12
Fgt = X20 = Hutang Luar Negeri Pemerintah ( Official Capital )
Fpt = X21 = Bantuan Luar Negeri APBN ( Foreign Aids )
Ui dan Vi = Disturbance term
4. PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA
Dua buah hasil estimasi berikut adalah tabungan dengan investasi yang diregresi
dengan berbagai variabel agregatif ekonomi baik faktor yang berpengaruh dari dalam
maupun dari luar negeri. Tujuan dari penaksiran fungsi tabungan dan fungsi investasi
dengan several-variable ini tidak lain adalah karena fungsi tabungan dengan pendapatan
nasional tidak mencerminkan hasil penaksiran yang goods fit oleh karena konstanta
fungsi tabungan tersebut bernilai positif, yang berarti tidak sesuai dngan teori yang ada
selama ini dan begitu pula halnya dengan fungsi investasi.
Untuk tertuju kepada hal yang sesuai teori terpaksa dilakukan penaksiran dengan
variabel yang banyak-meskipun untuk simple regression agar fungsi tabungan dapat
ditemukan sesuai teori bisa dilakukan dengan independent variabelnya adalah pendapatan
disposibel ( disposible income ). Namun disposibel income untuk tujuan sistem ekonomi
yang bersifat terbuka atau ekonomi empat sektor juga tidak sesuai teori bila dipaksakan,
sehingga yang lebih relefan untuk pengkajian ini dilakuakan dengan several-variable.
Alhasil yang ditemui dengan cara penggunaan demikian ternyata fungsi tabungan
dan juga investasi dapat memcerminkan nilai konstanta yang diinginkan sesuai teori dan
bahkan hasil penelitian ini memberikan alasan yang sangat memenuhi syarat serta
kelogikaan yang tepat sekali secara statistik, dimana pengaruh variabel neraca
pembayaran pada variabel dependen ekonomi Indonesia sangat kaut sekali. Koefisien
hasil estimasi dalam hal ini merupakan "perubahan marginal" variabel independen
terhadap variabel dependennya masing-masing. Hasil estimasi kedua fungsi dimaksud
adalah sebagai berikut:
Y0 = -136.583 + 1.670807 X1 + 0.104582 X2 - 0.16037 X3 - 1.135337 X4
S(ai): (0.963431) (0.695713) (0.868358) (0.916866)
t(ai): (1.734225 ) (0.150323) (-0.18469 ) (-1.23831)
+ 0.837615 X5 + 0.091644 X6 + 0.103817 X7
(0.094785) (0.059764) (0.254868)
(8.836913) (1.533415) (0.407337)
+ 0.179444 X8 + 0.002465 X9 - 0.43475 X10
(0.058905) (0.007059) (0.140480)
(3.046282 ) (0.349313) (-3.09476)
+ 0.450844 X11 - 0.32059 X12 + 0.240957 X13
(0.208594) (0.120675) (0.147983)
(2.161343) (-2.65664) (1.628272)
N = 29, SE = 1201.049
K = 14 R2 = 0.999245
13
R = 0.999622
R2 = 0.998590
F = 709.1386
D-W = 1.816018
Y1 = -3866.14 - 0.30673 X14 + 0.062802 X15 + 0.041824 X8 + 0.242737 X9
S(bi): (0.244874) (0.650946) (0.127909) (0.166682)
t(bi): (-1.25262) (0.098014) (0.326984) (1.456284)
+ 0.262759 X16 - 0.24141 X10 + 0.558101 X6
(0.168495) (0.292821) (0.158610)
(1.559442) (-0.82442 ) (3.518684)
+ 1.042701 X7 - 0.36166 X17 - 0.44851 X18
(0.628975) (0.335591) (0.668931)
(1.657779) (-1.07769) (-0.67049)
+ 0.744099 X19 + 0.093801 X20 + 0.008757 X21
(0.652846) (0.718264) (0.592057)
(1.139777) (0.130594 ) (0.014792)
N = 29, SE = 2845.678
K = 14 R2 = 0.996743
R = 0.998370
R2 = 0.993921
F = 163.9848
D-W = 2.549715
Statistical Table:
t0.005 = 4.140 f0.01 (v1, v2) = 3.35
t0.01 = 2.977 f0.05 (v1, v2) = 2.31
t0.025 = 2.624
t0.05 = 2.146 d0.01 (dl, du) = 1.12 - 1.25
t0.10 = 1.345 d0.05 (dl, du) = 1.34 - 1.48
Untuk kedua hasil estimasi yang dilakukan, dimana masing-masing koefisien
hasil estimasi menunjukan besarnya perubahan marginal yang dihasilkan masing-masing
vareiabel independen. Hasil estimasi fungsi tabungan dan fungsi investasi memenuhi
syarat sesuai teori yang berlaku secara statistik. Masing-masing varibel independen yang
ada beragam alias ada yang berpegaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif
terhadap variabel dependenya. Variabel independen tabungan dan investasi ada yang
sama dan ada pula yang berbeda. Namun pada umumnya variabel yang ada kebanyakan
berasal dari pos-pos neraca pembayaran, kemudian anggaran negara dan variabel
independel lainya seperti yang terdapat dalam penggunaan produk domestik bruto.
14
Hasil estimasi fungsi tabungan mempunyai standar error yang cukup kecil, yang
berati cukup mampu menunjukan tingkat kelogikaan yang mantap dan koefisien
determinasi (R2) adalah sebesar 0.999245 atau 99,93 % pembentukan tabungan
ditentukan oleh ketiga belas variabel independen tersebut. Demikian pula hubungan
korelasi ( R ) adalah sebesar 0.999622 atau 99,96 % semua variabel independen tersebut
menentukan naik turunnya tabungan. Ftest yang sangat besar sekali, yaitu F = 709,1386
dan D-Wtest sebesar 1,816018 kesemuanya telah menunjukan hasil penelitian ini
significan pada taraf kepercayaan ( Significant level ) = 1 % atau atau pada taraf
keyakinan ( confidence level ) 1- = 99 %.
Hasil estimasi fungsi tabungan secara statistik memenuhi syarat sesuai teori yang
ada. Antara lain konstanta hasil estimasi bernilai minus dan angka ini ( dalam milyar
rupiah ), menunjukan besarnya tabungan kalau diasumsi semua variabel independen yang
terdapat dalam pengujian ini ( yaitu X1 s/d X13 ) diasumsi bernilai Nol. Atau tabungan
domestik adalah sebesar minus 136, 583 milyar rupiah.
Nilai minus tesebut menunjukan besarnya konsumsi otonom yang terjadi bila
mana kegiatan sektor perdagangan luar negeri yang seharusnya dijalankan sebagai negara
yang mempunyai sistem ekonomi terbuka, dimana dalam hal ini diasumsi tidak
dijalankan atau dengan kata lain, karena asumsi tiga belas buah independen variabel
tersebut adalah sebagai variabel pengganti pendapatan, maka konklusi yang dapat ditarik
dari pengujian empiris fungsi tabungan adalah bahwa konsumsi otonom yang tejadi
adalah sebesar Rp 136,583 milyar bila tidak ada pendapatan nasional.
Pada hasil estimasi fungsi tabungan, antara lain koefisien perubahan marginal
penerimaan pajak ( langsung dan tidak langsung ) terhadap tabungan adalah sebesar
1,670807 dan ini berarti bahwa penerimaan pajak ( langsung dan tidak langsung )
merupakan infak yang positif terhadap pembentukan tabungan atau sebagai unsur yang
nyata dalam pemebentukan tabungan. Koefisien hasil estimasi fungsi tabungan lainya
yang bernilai positif terhadap pembentukan tabungan adalah: Total pajak, Pajak
langsung, tabungan masyarakat, Impor, Impor barang modal, ekspor, ekspor migas, Net
ekspor dan Reserves outflows. Sedangkan yang bernilai negatif atau variabel yang
menurunkan pembentukan tabungan adalah: Pajak migas, penerimaan dalam negeri,
neraca perdagangan barang-barang (merchandise ) dan Neraca pembayaran ( balance of
payment ).
Alasan lain yang diungkapkan dalam penelitian ini, bahwa ternyata pajak migas
serta penerimaan dalam negeri mempunya koefisien regresi yang negatif terhadap
tabungan, yaitu disebabkan karena tabungan dalam negeri yang besar masih diimbangi
oleh defisit anggaran yang tinggi pula. Dalam pada itu berarti ketergantungan Indonesia
dalam hal hutang luar negeri juga semakin tinggi yang diharapkan sebagai sumber
pembiayaan pembangunan serta tabungan luar negeri yang besar tadi masih diasenyelir
pula oleh pengeluaran rutin yang tinggi, sehingga tabungan pemerintah tetap saja kecil.
Dan karena tabungan pemerintah kecil, jelas tabungan domestik tetap kecil dan tidak
singkron bila hasil estimasi fungsi tabungan mempunyai independen variable pendapatan
nasional, oleh karena konstanta yang terjadi adalah positif. Disamping itu, mehandise
15
yang negatif terhadap pendapatan berikut sekaligus dengan BOP adalah tidak heran
karena ketergantungan yang tinggi terhadap arus dana luar negeri yang tinggi, disebabkan
karena net ekspor yang rendah, maka neraca pembayaran tetap saja mempunyai nilai
koefisien regresi yang negatif terhadap tabungan atau merupakan beban terhadap neraca
neraca pembayaran.
Hasil estimasi investasi juga memenuhi syarat sebagaimana halnya hasil estimasi
tabungan, secara statistik pengujian fungsi ini tidak jauh berbeda dengan fungsi tabungan.
Koefisien determinasi yang juga tinggi sebesar 99,67 serta Ftest dan D-Wtest yang tinggi
pula, kesemuanya memberikan indikasi bahwa fungsi investasi significant pada tingkat
keyakinan 99 %.
Variabel yang lebih kontras dalam penelitian ini dan harus menjadi perhatian
khusus adalah selain memperhatikan koefisien korelasi atau perubahan marginal terhadap
investasi yang positif dan negatif adalah variabel-variabel agregatif yang terkait dengan
tabungan seperti konsumsi pemerintah bernilai negatif terhadap investasi. Indiksi ini
menyatakan pada kita bahwa konsumsi yang besar berasal dari pengeluaran pemerintah
pada APBN yang besar pula dan sekaligus menurunkan tabungan dan bahkan investasi
(Hasanudin, Basri: 1984 ).
Kemudian investasi pemerintah yang negatif terhadap investasi total atau
pembentukan modal menunjukan bahwa turunya investasi disebabkan karena arus dana
luar negeri yang digunakan memberikan infak negatif pula terhadap investasi, yang
dalam hal ini koefisien regresi sebesar minus 0.44851 serta karena current account tidak
mampu mengimbangi-oleh karena pelarian cadangan devisa yang sangat tinggi sekali.
Disamping itu, besarnya ketergantungan Indonesia terhadap arus dana luar negeri
terutama disebabkan karena penggunaan dana luar negeri yang besar tadi lebih tidak
efisien bersumber dari dana yang berwujudkan Hutang pemerintah ( official capital )
sebagaiman yang dapat dilihat pada koefisien regresi official capital bernilai minus
0.24141 atau sebesar 24,141 % rata-rata setiap tahunnya menurunkan Investasi atau
pembentukan modal bagi pembiayaan ekonomi dan pembangunan Indonesia selama ini.
Dengan demikian dapat dikatakan, kalau sumber pembentukan tabungan yang
sudah merosot dari berbagai akibat faktor dalam maupun luar negeri (Pattisiana Engelina:
1982, h.37), maka secara otomatis tabungan akan rendah dan investasi juga akan turun.
Kalau terjadi penurunnan investasi, maka akan terjadi pula turunnya pendapatan dan
bahkan pertumbuhan ekonomi. Sumber-sumber pembentukan modal dan investasi lebih
kebanyakan digunakan untuk pemenuhan konsumsi.
Sulit diharapkan tabungan akan menjadi besar, kalau konsumsi tetap tinggi. Tidak
dapat dipungkiri kiranya , bahwa yang dimaksud dalam penelitian ini agar dengan upaya
bagaimana supaya pendapatan nasional harus menjadi tinggi, supaya konsumsi terpenuhi.
Penelitian ini bukan mencari fakta supaya konsumsi harus ditekan, oleh karena konsumsi
sudah berada pada tingkat yang wajar dan patut pula diakui yang jadi korban adalah
16
masyarakat karena hampir tidak terpenuhi konsumsi-sementara pemerintah konsumsinya
tetap saja sulit dikurangi
5. KESIMPULAN
Sebenarnya perekonomian Indonesia dapat dibenahi dengan baik sekali kalau para
pengambil keputusan menjalankan dengan cermat. Orientasi dari kebijaksanaan ekonomi
sudah harus mulai dirobah melalui penggeseran secara relatif dari inward-looking yang
terlalu kuat ke arah outward-looking yang selama ini kurang kuat. Dari hasil penelitian
yang telah ditemukan, ternyata masalah akumulasi tabungan yang besar atau
pembentukan modal yang tinggi untuk pembiayaan pembangunan tidak harus dengan
jalan mengornankan konsumsi secara besar-besaran.
Banyak faktor-faktor yang bersifat eksternal yang justeru lebih berpengaruh
terhadap tabungan dan investasi ( Myint, H: 1958, h 73 ). Pengaruh-pengaruh tersebut
telah dengan nyata menunjukan suatu kelemahan yang kurang perhatian antara lain
mengenai sumber tabungan terpengaruh sekali dengan sektor perdagangan luar negeri
dan begitu pula investasi. Secara harfiah memang tabungan merupakan fungsi dari
pendapatan dan investasi dari tingkat bunga. Naik turunya tabungan dan investasi
tersebut tergantung besar pada faktor tersebut.
Karena segala kebijaksanaan ekonomi tetap bermuara kepada upaya peningkatan
pendapatan nasional yang tinggi, dalam hal ini terpaksa pertimbangan tabungan dan
investasi harus tidak terfokus dengan fungsi masing-masingnya. Pendapatan nasional
adalah masalah yang paling esensial sekali dalam perekonomian, tabungan dan investasi
merupakan bagian daripadanya. Kalau memang tabungan dan investasi harus ditinggikan,
maka koreksi faktor penyebab kedalam dan keluara harus semakin dipertajam.
Faktor kedalam umpamanya bagaimana menetralisir masalah anggaran negara,
sedangkan faktor luar tentang neraca pembayaran. Kebijaksanaan makro ekonomi seperti
fiskal dan moneter bukan hanya berlaku untuk proses domestik saja. Justeru
kebijaksanaan fiskal dan moneter bisa lebih mencakup ke arah yang lebih luas, oleh
karena memang ada kebijaksanaan pemerintah mengenai kebijaksanaan moneter luar
negeri.
Dalam kenyataannya terbukti bahwa goncangan ekonomi seperti faktor yang
menyebabkan tabungan merosot bisa saja disebabkan oleh penerimamaan dalam negeri
yang besar-sepanjang pengeluaran pemerintah yang harus tetap tinggi, sehingga tabungan
pemerintah tetap saja kecil dan tabungan domestik tentu juga rendah.
Akibat lain yang mnyebabkan rendahnya tabungan adalah seperti perdagangan
barang pada neraca pembayaran yang tidak konsisten atau kecil alias tidak sepadan
dengan arus aliran modal asing, telah dengan nyata semakin mempersulit posisi neraca
pembayaran luar negeri. Ketergantungan akan arus modal luar negeri yang juga tetap
17
tinggi bagi pembiayaan pembangunan sebagai akibat sukarnya pembentukan modal
pemerintah menjadi investasi.
Arus modal luar negeri yang memberi infak negatif terhadap investasi tersebut
disebabkan karena tingkat efisiensi ekonomi yang rendah sekali dan penggunaan dana
luar negeri yang tinggi tersebut ternyata lebih banyak yang berujud hutang pemerintah
sebagai akibat defisit anggaran negara. tingkat konsumsi pemerintah yang justeru sulit
diatur pada posisi yang wajar supaya konsumsi masyarakat tidak harus jadi korban
berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
F. Dernburg, Thomas., " Macro-Economics: Concept Theories and Policy, Seventh
edition, MacGraw-Hill 1985 ).
Hasanuddin, Basri, "Dana Luar Negeri Dalam APBN", Prisma, No.5 (Mei 1984).
Pattiasina, Engelina, "Dampak-dampak Kegiatan Penanaman Modal Asing Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia", Analisa,No.9 (September 1982).
Tinberggen, Jan., "On Theory of Economic Policy", North-Holland, Amsterdam 1952.
_____________., "Economic Policy: Prinsiples and Design", North-Holland, Amsterdam
1956.
Michael P. Todaro, "Economics For Developing World" ( London: Longman Group
Limited, 1977).
Mynt, H., "The Classical Theory of International Trade and the underdeveloped
Countries", The Economic Journal, (Juni, 1958).
________,"Exports and Economic Development of Press Developed Countries", dalam
Irma Adelman (ed), Economic Growth and Resources, (London : The MacMillan
Press Ltd., 1979).
Nurkse, R., Patterns of Trade and Development, (Stockholm: The Wicksey Lecture
Society, 1959).
------+++++------
Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:
18
Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:
Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN
PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil
Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL
& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi
10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.
Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah
DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016
12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN
TRANSPORTASI 2014 s/d 2017
I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta
Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:
02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang
004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen
005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia
006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994
007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia
008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia
010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri
011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan 012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth
013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan
014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat
015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995
016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan
017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen
019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan
020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi
021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka
022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi 023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka
024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas
026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan
028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana
029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
19
004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara
031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth
034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif 035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen
036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan
037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen
038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia
039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan
040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)
041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka
042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)
043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia
044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal
046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana 047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor)
048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana
049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia
050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi
051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera
052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan
054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada
Kemampuan Sendiri
055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan
056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan
057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi
058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional
059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi
Aliran Dana Luar Negeri
062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan
005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi
065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi 066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi
067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan
068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro
069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional
070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro
071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro
073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial
074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial
20
II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi
Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Hasil Estimasi
File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Non-Estimasi
File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi
Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi
File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA
Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA
Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL
ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation
Result Function (242 halaman)
008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan
080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun
081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA
083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-
STATE GROWTH
084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai
085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber
Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off
010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
21
011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010
Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna
Kendaraan Pribadi Dan Umum
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)
File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)
File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010
atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung
Pandang
012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011
Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan
File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011
Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan
File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011
Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia
File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011
Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik
File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia
File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik
File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau
File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik
File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011
Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara
File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011
Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri
File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011
Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik
File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional
22
10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009
Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil
Pribadi Di Jakarta
File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010
Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi
Dan Umum
File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010
Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI
File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010
Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-
UJUNG PANDANG
File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016
Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute
JAKARTA-UJUNG PANDANG
014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014
Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA
File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014
Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API
INDONESIA
File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014
Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN
PENERBANGAN DOMESTIK
015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,
Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017
Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan
Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara
File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017
Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA
LUAR NEGERI
23
PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017
File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015
Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017
Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey
Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt
135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h
137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h
138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h
139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h
141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h
24
12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014
Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015
Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016
Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017
Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017
Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017
Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
25
Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan
didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN
ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan
keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.
KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah
dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai
MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar
mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan
juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai
bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah
Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF
(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya
bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan
dalam sebuah Daftar Harga).
Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),
sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan
ilmiah yang disusun oleh Amrizal.
Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal
ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar
TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:
Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari
Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)
keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),
cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut
ke dalam Google.
Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah
files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat
tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......
-------- Jakarta, 14 September 2017--------