Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan ... · Untuk mengetahui jenis jenis waham...
Transcript of Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan ... · Untuk mengetahui jenis jenis waham...
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara potimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang
bermakna, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan
adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram, rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu
mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan resiko kematian, kesakitan, dan
distabilitas.Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan
orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada realitas.
Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat
membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara
akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan.
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi
kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial.
Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan
menilik terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan
kemampuan berespons terganggu yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka,
gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh karena
gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau respons yang
timbul disebut pula respons neurobiologik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan waham?
2. Apa saja jenis-jenis waham?
3. Apa saja yang menyebabkan waham?
4. Bagaimana terjadinya waham?
5. Bagaimanakah AsKep pada pasien dengan waham?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi waham
2. Untuk mengetahui jenis jenis waham
3. Untuk mengetahui etiologi waham
4. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya waham
5. Untuk mengetahui AsKep pada pasien waham
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Menurut Harnawati yang dikutip dari Gail W. Stuart 2008), waham adalah
keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain
dan bertentangan dengan realitas sosial. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi
pikiran yang tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan. Waham
adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelekstual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi/informasi secara akurat.
Seseorang yang mengalami waham berpikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan
dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangan
terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam Fundomental of
Psychiatric Mental Health Nursing (2006: 397): Grandeur: thinks he or she has powers
and talents that are not possessed or is someone powerful or famous.
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kkh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan
Sundeen, 1998).
Waham adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami sesuatu
kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas kognitif ( townsend, 1998)
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian rialitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya,ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui
respon interaksi/informasi secara akurat (yosep, 2009)
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh
orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
(Direja, 2011).
Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan (Kelliat, 2009).
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus
internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu
keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan
tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010).
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan berespons pada
realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul
perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya
ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain. Waham merupakan bagian dari
gangguan orientasi realita pada isi pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham
untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam
hidupnya. Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan
bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan atau logika
(Kusumawati, 2010).
2.2 KLASIFIKASI
Gangguan waham menurut Nur (2009) bermacam macam, diantaranya:
1. Waham kebesaran
Menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berualngkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “saya ini penjabat di departemen kesehatan lh..” atau saya punya tambang
emas”
2. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
keyakinan.
Contoh: “saya tahu ... seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka iri dengan kesuksesan saya”
3. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Jika saya mau masuk surga saya harus mengguanakan pakaian putih setiap
hari”
4. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu /terserang penyakit,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “saya sakit kanker “, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
5. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai keyakinan.
Contoh: “ini kan lam kabur ya, semua yang ada disini adalah ruh-ruh”
2.3 ETIOLOGI
Pasien tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan Mood yang perpasif yang
ditemukan pada kondisi psikotik lain, tidak ada efek datar atau efek tidak serasi,
halusinasi yang menonjol, atau waham aneh yang nyata pasien memiliki satu atau
beberapa waham, sering berupa kerja, dan ketidaksetiaan dan dapat juga berbentuk
waham kebesaran, somatik atau eretomania yang:
1. Biasanya spesial (misal, melibatkan orang, kelompok, tempat, atau waktu
tertentu, atau aktivitas tertentu.
2. Biasanya terorganisasi dengan baik (misal, “orang jahat ini” mengumpulkan
alasan-alasan tentang sesuatu yang sedang dikerjakannya yang dapat dijelaskan
secara rinci).
3. Biasanya waham kebesaran (misalnya, sekelompok yang berkuasa tertarik hanya
kepadanya).
4. Wahamnya tidak cukup aneh untuk mengesankan skizofrenia.
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak Menurut
Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan
menilik terganggu.
2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan
tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.
Keadaan yang timbul sebagai akibat dari pada proyeksi dimana seseorang melemparkan
kekurangan dan rasa tidak nyaman kedunia luar. Individu itu biasanya peka dan mudah
tersinggung, sikap dingin dan cenderung menarik diri. Keadaan ini sering kali
disebabkan karena merasa lingkungannya tidak nyaman, merasa benci, kaku, cinta pada
diri sendiri yang berlebihan angguh dan keras kepala. Dengan seringnya memakai
mekanisme proyeksi dan adanya kecendrungan melamun serta mendambakan sesuatu
secara berlebihan, maka keadaan ini dapat berkembang menjadi waham. Secara
berlahan-lahan individu itu tidak dapat melepaskan diri dari hayalannya dan kemudian
dunia realitas.
Kecintaan pada diri sendiri, angkuh dan keras kepala, adanya rasa tidak aman, membuat
seseorang berkhayal ia sering menjadi pengusaha dan hal ini dapat berkembang menjadi
waham besar.
Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri dan keutuhan
keluarga merupakan penyebab terjadinya halusinasi dan waham. Selain itu kecemasan,
kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi mengenai perbedaan abtara apa
yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun sehingga segala sesuatu sukar lagi
dibedakan, mana rangsangan dari pikiran dan rangsangan dari lingkungan (keliat, 1998)
yaitu :
1. Faktor predisposisi
Meliputi perkembangan sosial kultural, psikologis, genetik, biokimia. Jika tugas
perkembangan terhambat dan hubungan interpersonal terganggu maka individu
mengalami stres dan kecemasan.
Berbagai faktor masyarakat dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan kesepian
yang mengakibatkan kurangnya rangsangan eksternal. Stres yang berlebihan dapat
mengganggu metabolisme dalam tubuh sehingga membuat tidak mampu dalam proses
stimulus internal dan eksternal.
1. Faktor presipitasi
Rangsangan lingkungan yang sering menjadi pencetus terjadinya waham yaitu klien
mengalami hubungan yang bermusuhan, terlalu lama diajak bicara, objek yang ada
dilingkungannya dan suasana sepi (isolasi). Suasana ini dapat meningkatkan stres dan
kecemasan.
2.4 PROSES TERJADINYA WAHAM DAN POHON MASALAH
Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan
status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita.
Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan
kopensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhnya tetapi
kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana
tetapi menginginkan dipandang sebagai seseorang yang dianggap sangat cerdas, sangat
berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat
pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh
rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span histry).
Fase lack of self estreem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal
dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan
teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan
yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut.
Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman,
pengaruh, support system semuanya sangat rendah.
Fase cntrl internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa yang ia katakan
adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak
kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencba memberikan koreksi bahwa
sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara
adequat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya
menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan
pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
Fase environment support
Adanya beberapa rang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan
klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsi nrma (Super ego) yang ditandai
dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan ndan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering
disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien
lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (Isolasi sosial).
Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang
hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien denagn cara konfrontatif serta memperkarya keyakinan religiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Proses terjadinya waham menurut Stuart dan sundeen dapat dirangkum pohon masalah
sebagai berikut:
Effect: RESIKO TINGGI PERILAKU KEKERASAN
2.5 MANIFESTASI KLINIS
1. Waham kebesaran
Menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berualngkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “saya ini titisan Bung Karn, punya banyak perusahaan, punya rumah
diberbagai negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit”
2. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
keyakinan.
Contoh: “banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup
saya, suster akan meracuni makanan saya”
3. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus
memeakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga”
4. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu /terserang penyakit,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “sum sum tulang saya ksng, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya
banyak ktran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang“
5. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai keyakinan.
Contoh: “saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh-
roh sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia ”
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara berfikir magis dan
primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara (tangensial,
neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi : Depersonalisasi dan halusinasi.
3. Fungsi emosi : Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak
sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik. : Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik
gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang
jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian. : Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul
adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu : Tanda dan gejala pada klien dengan
Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri,
Ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari
orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan
keagamaan secara berlebihan.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmakologi
2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
3. penarikan diri high potensial
4. ECT tipe katatonik
5. Psikoterapi
6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
2.7 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Terapi aktivitas kelompok
Kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris,
orientasi realita, dan sosialisasi.
Tabel 2.2. Tujuan, tipe, dan aktivitas dari terapi aktivitas kelompok
(sumber: Rawlins, Williams, dan Beck, 1993)
Tujuan Tipe Aktivitas
1. Mengembangkan
stimulasi persepsi
Bibliotherapy
Menggunakan artikel, buku,
sajak, puisi, surat kabar untuk
merangsang atau
menstimulasi berfikir dan
mengembangkan hubungan
dengan orang lain.
Stimulus dapat berbagai hal
yang tujuannya melatih
persepsi
2. Mengembangkan
stimulasi sensoris
Musik, seni, menari.
Relaksasi
Menyediakan kegiatan
mengekspresikan perasaan .
Belajar teknik relaksasi
dengan cara nafas dalam,
relaksasi otot, imajinasi.
3. Mengembangkan
orientasi realiatas
Kelompok orientasi
realitas, kelompok validasi
Fokus pada orientasi waktu,
tempat, dan orang; benar dan
salah; bantu memenuhi
kebutuhan
4. Mengembangkan
sosialisasi
Kelompok remotivasi
Kelompok mengingatkan
Mengorientasikan diri dan
regresi pada klien menarik
realitas dalam berinteraksi
atau sosialisasi.
Fokus padamengingat
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan
proses ini, diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan
menjadi adaptif.
Aktivitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan: baca artikel / majalah
/ buku / puisi, menonton acara TV (ini merupakan stimulus yang disediakan); stimulus
dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang maladaptif
atau distruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negative
pada orang alin, dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi klien terhadap stimulus.
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Sensoris
Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensoris klien. Kemudian diobservasi
reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang sediakan, berupa ekspresi perasaan
secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak
mau menungkapkan komunikasi verbal akan terstimululasi emosi dan
perasaannya, serta menampilkan respons. Aktivitas yang digunakan sebagai
stimulus adalah: musik, seni, menyayi, menari. Jika hobi klien diketahui
sebelumnya, dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien,
dapat digunakan sebagai stimulus.
2. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu
dan satu), kelompok, dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok.
3. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada di sekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, dan
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Demikian pula
dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana kedepan. Aktivitas
dapat berupa: orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar, dan
semua kondisi nyata.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN WAHAM
3.1 PENGKAJIAN
Selama pengkajian perawat harus mendengarkan, memperhatikan dan
mendokumentasikan semua informasi, baik melalui wawancara atau observasi yang
diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang
dapat perawat gunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien waham.
1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap ?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh dan kesehatannya ?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan
tidak nyata ?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya ?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berfikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar ?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Isi pengkajian gangguan orientasi realita yang terfokkus pada klien waham yaitu :
Alasan masuk/dirawat
Umumnya klien dengan gangguan orientasi realita dibawa kerumah sakit karena
mengungkapkan kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien
suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, marah atau
merusak barang-barang yang tidak mampu mengendalikan diri.
Klien juga mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik, flight of ideas, kehilangan
asosiasi, penngulangan kata-kata yang didengar. Serta klien mengungkapkan sesuatu
yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulangkali
secara berlebihan tidak sesuai dengan kenyataan. Biasanya klien tampak tidak
mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan),
takut kadang panik, sangat waspada, tidak dapat menilai lingkungan/realitas, ekspresi
wajah klien tegang, mudah tersinggung.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Waham
2. Harga diri rendah
3. Menarik diri
4. Perilaku kekerasan
3.3 INTERVENSI
Rencana keperawtan gangguan proses pikir : waham dalam bentuk strategi
pelaksanaan.
no
klien keluarga
SPIP SPIK
1.
2.
3.
4.
Membantu orientasi realita
Memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
Membentu pasien memenuhi
kebutuhannya
Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
dalam merawat pasien.
Menjelaskan pengertian tanda dan gejala waham
dan jenis waham yang dialami pasien beserta
proses terjadinya.
Menjelaskan cara merawat pasien waham.
SP2P SP2K
1.
2.
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
Berdiskusi tentang kemampuan yang
Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
pasien dengan waham.
Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
langsung kepada pasien waham
3. dimiliki
Melatih kemampuan yang dimiliki
SP3P SP3K
1.
2.
3.
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur
Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di
rumah termasuk minum obat (dicharge planning)
Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham atau
delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat,
tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan meskipun tidak benar secara
umum.
Proses terjadinya waham diagi menjadi enam yaitu :
1. Fase Lack of Human need
2. Fase lack of self esteem
3. Fase control internal external
4. Fase environment support
5. Fase comforting
6. Fase improving
Penyebab waham karena beberapa faktor :
Faktor predisposisi
1. Genetis
2. Neurobiologis
3. Neurotransmitter
4. Psikologis
Faktor Presipitasi
1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
3. Adanya gejala pemicu