kesehatan gimul

46
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pilar strategi pembangunan kesehatan nasional adalah Paradigma Sehat. Dalam perwujudan paradigma sehat yang diutamakan adalah upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif) tanpa mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (1) . Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995, penyakit gigi dan mulut yang ditemukan di masyarakat masih berkisar penyakit yang menyerang jaringan keras gigi (karies) dan penyakit periodontal, yang menyatakan bahwa 63% penduduk Indonesia menderita kerusakan gigi aktif (kerusakan pada gigi yang belum ditangani). Pengalaman karies perorangan rata-rata (DMF-T = Decay Missing Filling-Teeth) berkisar antara 6,44 dan 7,8 yang berarti telah melebihi indeks DMF-T yang telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization), yaitu 3. Adapun untuk prevalensi penyakit periodontal menunjukan 42,8% (1) . Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor perilaku masyarakat. Berdasarkan SKRT 1995 dan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 1998

Transcript of kesehatan gimul

Page 1: kesehatan gimul

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pilar strategi pembangunan kesehatan nasional adalah

Paradigma Sehat. Dalam perwujudan paradigma sehat yang diutamakan adalah

upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif)

tanpa mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) (1).

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun

1995, penyakit gigi dan mulut yang ditemukan di masyarakat masih berkisar

penyakit yang menyerang jaringan keras gigi (karies) dan penyakit periodontal,

yang menyatakan bahwa 63% penduduk Indonesia menderita kerusakan gigi aktif

(kerusakan pada gigi yang belum ditangani). Pengalaman karies perorangan rata-

rata (DMF-T = Decay Missing Filling-Teeth) berkisar antara 6,44 dan 7,8 yang

berarti telah melebihi indeks DMF-T yang telah ditetapkan oleh WHO (World

Health Organization), yaitu 3. Adapun untuk prevalensi penyakit periodontal

menunjukan 42,8% (1).

Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor perilaku masyarakat.

Berdasarkan SKRT 1995 dan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 1998

dinyatakan bahwa masyarakat belum menyadari pentingnya pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak

menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi

tepat waktu. Kesadaran masyarakat untuk datang berobat ke fasilitas pelayanan

kesehatan masih rendah. Hal ini terlihat dari 87% masyarakat yang mengeluh

sakit gigi tidak berobat, 12,3% masyarakat yang mengeluh sakit gigi datang

berobat ke fasilitas kesehatan gigi sudah dalam keadaan terlambat sehingga dari

rata-rata 6,4% gigi yang rusak 4,4% gigi sudah dicabut dan 0,7% mencari

pengobatan tradisional (1).

Page 2: kesehatan gimul

2

Program pembangunan nasional bertujuan untuk mengubah perilaku

masyarakat ke arah perilaku sehat. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan perilaku, pada hakikatnya identik dengan faktor yang mempengaruhi

perkembangan individu yaitu faktor pembawaan (heredity), faktor lingkungan dan

faktor waktu(1).

Usaha untuk mengubah perilaku manusia sebaiknya diawali dari keluarga.

Dalam hal ini, peran orang tua sangat membantu untuk menjelaskan serta

memberikan contoh mengenai apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang

tidak(1).

Pada saat anak memasuki usia sekolah baik itu taman kanak-kanak

maupun sekolah dasar , guru di sekolah tersebut dapat pula menanamkan nilai-

nilai tentang perilaku mana yang sebaiknya dilakukan dan mana yang sebaiknya

tidak dilakukan disertai penjelasan-penjelasan(1).

Pendidikan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan terarah untuk

menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau mengubah

perilaku lama yang kurang menguntungkan untuk kesehatan gigi, menjadi lebih

menguntungkan untuk kesehatan giginya(2).

Pendidikan kesehatan gigi merupakan salah satu program kesehatan gigi

dengan tujuan menanggulangi masalah kesehatan gigi di Indonesia. Pendidikan

kesehatan gigi dapat dilaksanakan di klinik gigi untuk setiap pengunjung klinik

gigi, di sekolah melalui program usaha kesehatan gigi sekolah dan di masyarakat

melalui organisasi kemasyarakatan yang ada seperti PKK, Posyandu, karang

Taruna, dan lain-lain(2).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti suatu

permasalahan yaitu gambaran perilaku anak dalam menjaga kesehatan gigi dan

mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.

Page 3: kesehatan gimul

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut “ Bagaimana perilaku anak dalam menjaga kesehatan gigi dan

mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa. “

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui perilaku anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut di

SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa/i kelas VI dalam menjaga

kesehatan gigi dan mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.

2. Untuk mengetahui sikap siswa/i kelas VI dalam menjaga kesehatan gigi dan

mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.

3. Untuk mengetahui tindakan siswa/i kelas VI dalam menjaga kesehatan gigi dan

mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

- Menambah pengetahuan mengenai tindakan dalam menjaga kesehatan gigi

dan mulut.

- Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam bidang

Metodologi Penelitian Klinis.

Page 4: kesehatan gimul

4

2. Bagi Sekolah

Memberikan gambaran mengenai perilaku siswanya dalam menjaga kesehatan

gigi dan mulut sehingga dapat meningkatkan kualitas program usaha kesehatan

gigi sekolah.

3. Bagi orang tua

Menambah pengetahuan orang tua dalam membimbing anaknya untuk menjaga

kesehatan gigi dan mulut.

4. Bagi Siswa

Meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

5. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan untuk mengetahui gambaran tingkat kesadaran anak sekolah di

Tanjung Morawa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Page 5: kesehatan gimul

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesehatan Gigi Dan Mulut

WHO ( World Health Organization ) mendefenisikan sehat sebagai suatu

keadaan fisik yang sempurna meliputi sehat mental dan sehat sosial dan tidak

hanya absennya penyakit atau cacat fisik. Kesehatan mulut didefenisikan sebagai

keadaan standart dari mulut dan jaringan yang berhubungan dengan mulut yang

mana memungkinkan individu untuk makan, berbicara dan bersosialisasi tanpa

adanya penyakit, ketidaknyamanan atau keadaan yang memalukan dan

menyokong keadaan sehat secara keseluruhan(3).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral kesehatan secara

keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu dibudidayakan diseluruh

masyarakat.Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya dan didukung

oleh gusi yang kencang dan merah muda.Pada kondisi yang normal, dari gigi dan

mulut yang sehat tidak tercium bau tidak sedap. Kondisi ini hanya bisa dicapai

dengan perawatan yang tepat (4).

Menurut Blum (1974), status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan

(fisik maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat

faktor tersebut, perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi

status kesehatan gigi dan mulut, karena disamping mempengaruhi kesehatan gigi

dan mulut secara langsung, perilaku dapat mempengaruhi faktor lingkungan

maupun pelayanan kesehatan(5).

2.2. Perilaku Kesehatan Gigi Dan Mulut

Perilaku kesehatan gigi dan mulut meliputi pengetahuan, sikap, dan

tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya

pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi

adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut termasuk gusi(2).

Page 6: kesehatan gimul

6

Menurut Kegeles (1961), ada empat faktor utama agar seseorang mau

melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu :

1. Merasa mudah terserang penyakit.

2. Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah.

3. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal.

4. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan(2).

2.2.1. Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan bisa diperoleh secara alami

ataupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan

merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(overt behavior) (2).

Pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan

yaitu :

1. Tahu, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, misalnya

mengingat atau mengingat kembali suatu objek atau rangsangan tertentu.

2. Memahami, adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang

diketahui.

3. Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada

situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke

dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut.

5. Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian ke dalam

suatu bentuk tertentu yang baru.

6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek

tertentu(2).

Page 7: kesehatan gimul

7

2.2.2. Sikap Mengenai Kesehatan Gigi Dan Mulut

Sikap (attitude) adalah suasana batin atau hasil dari proses

sosialisasi yaitu reaksi seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya. Sikap

mengenai kesehatan gigi terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu objek. Misalnya, seorang ibu

berkeyakinan bahwa radang gusi pada anak dapat dicegah dengan menggosok

gigi anaknya secara teratur, maka si ibu akan berusaha keras untuk menggosok

gigi anaknya secara teratur.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional. Misalnya, pengalaman bahwa

gigi yang berlubang walau sudah ditambal oleh dokter gigi masih juga sakit,

tetapi sesudah dicabut tidak ada lagi keluhan, membuat seseorang menolak

menambal giginya tetapi minta langsung dicabut saja, jika ada gigi yang

berlubang.

3. Kecenderungan untuk bertindak. Contohnya, seorang ibu yang tahu kalo gusi

berdarah disebabkan kekurangan vitamin C, akan memberi vitamin C pada

anaknya setiap kali gusi anaknya berdarah. Apabila ternyata pemberian

vitamin C belum juga menimbulkan penyembuhan gusi, si ibu cenderung

melakukan usaha lain, misalnya ke dokter gigi(2).

Menurut Allport (1954), ketiga hal ini membentuk sikap yang utuh.

Lebih lanjut, Allport juga menyatakan bahwa dalam menentukan sikap yang utuh

ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting(2).

Fishben dan Ajzen (1975) mengajukan suatu model sikap yang

menggambarkan hubungan keyakinan, sikap, niat, dan perilaku terdapat pada

bagan 2.1.

Page 8: kesehatan gimul

8

Gambar 2.1. Hubungan Keyakinan, Sikap, Niat, dan Perilaku

Sikap tentang kesehatan gigi merupakan hasil dari proses

sosialisasi. Seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang berupa objek

kesehatan gigi yaitu kosep gigi atau gusi sehat dan sakit serta upaya

pemeliharaannya melalui proses sosialisasi(2).

2.2.3. Tindakan Mengenai Kesehatan Gigi Dan Mulut

Agar sikap menjadi suatu tindakan yang nyata, diperlukan faktor

pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain, adanya sarana dan

prasarana atau fasilitas. Tindakan mempunyai empat tingkatan yaitu :

1. Persepsi, merupakan tindakan tingkat pertama yaitu memilih dan mengenal

objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Contohnya,

mengambil sikat gigi yang benar dari sejumlah sikat gigi yang disajikan

dengan berbagai bentuk dan kekerasan bulu sikat dari lunak, sedang dan keras,

untuk menggosok gigi.

2. Respon terpimpin adalah jika seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai

dengan urutan yang benar, sesuai dengan contoh yang diberikan.

Keyakinan akan akibat perilaku X

Norma Subyektif tentang

Perilaku X

Keyakinan normative

akan akibat perilaku X

Sikap terhadap

perilaku X

Niat untuk melakukan perilaku X

Perilaku X

Page 9: kesehatan gimul

9

Contohnya, mendidik cara menggosok gigi untuk anak berumur dibawah 5

tahun dengan posisi ibu di belakang anaknya, dan anak serta ibu menghadap

cermin agar anak bisa melihat. Selanjutnya, ibu melakukan gerakan

menggosok gigi anaknya, agar anak bisa mencontohnya.

3. Mekanisme adalah bila seseorang mampu melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis atau sudah merupakan kebiasaan. Contohnya, anak umur 5

tahun sudah mampu menggosok gigi dengan benar secara otomatis, pagi hari

sesudah makan dan malam hari sebelum tidur.

4. Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik, artinya tindakannya sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi

kebenaran tindakan yang dimaksudkan. Contohnya, untuk anak yang masih

dibawah 5 tahun dan mempunyai kebiasaan minum susu manis dalam botol, si

ibu bisa mengurangi jumlah gula dalam susunya dan segera membersihkan

gigi anak dengan kain bersih yang dibasah, sebab akan sangat sulit untuk

langsung menggosok gigi anak, lebih-lebih dalam keadaan tidur atau setengah

tidur(2).

2.3. Keadaan Dan Masalah Kesehatan Gigi Dan Mulut

Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat di

Indonesia banyak berkaitan dengan masalah kebersihan mulut.Penyakit-penyakit

gigi dan mulut tersebut adalah penyakit jaringan periodontal dan penyakit karies

gigi. Sumber penyebab kedua penyakit tersebut adalah diabaikannya kebersihan

mulut sehingga terjadilah akumulasi plak(5).

2.3.1. Plak

Plak adalah suatu lapisan yang melekat pada gigi, terdiri dari

kuman-kuman dari ludah dan sisa makanan. Paling banyak plak terdapat pada

leher gigi, tepi gusi dan diantara gigi-gigi(6).

Plak yang baru terbentuk lunak akan mudah dibersihkan dengan

menyikat gigi. Bila dibiarkan makin lama makin tebal. Bila kita menyikat gigi

dengan sempurna maka plak akan bersih, Tetapi dalam waktu sekitar satu jam saja

Page 10: kesehatan gimul

10

akan terbentuk pellikel, selaput lendir dari ludah yang menyelimuti gigi.

Kemudian kuman baik dari udara luar maupun dari ludah akan menempel pula

pada pellikel; terjadi lagi plak tanpa sisa makanan.Inilah sebabnya orang harus

rajin menyikat gigi sesuai dengan aturan yang dianjurkan(6).

Sumber :http//www. medlineplus.com

Gambar 2.2. Akumulasi Plak

1. Kuman-kuman dalam Plak

Dari hasil penelitian laboratorium diketahui bahwa 80 % berat plak terdiri

dari air, jumlah bakteri di dalam plak adalah kurang lebih 250 juta per mg. Bakteri

merupakan komponen yang paling menonjol dalam plak. Bakteri pada permukaan

luar adalah jenis jenis bakteri aerobi sedangkan pada bagian dalam terdapat

bakteri anaerobi.

Dari penyelidikan diketahui bahwa bakteri-bakteri di dalam plak yang

diambil dari permukaan gigi-gigi yang telah menunjukan tanda-tanda karies

terutama terdiri dari bakteri acidogenik yaitu bakteri yang mempunyai

kemampuan untuk membentuk asam dari makanan yang mengandung

karbohidrat. Disamping mampu membentuk asam, bakteri-bakteri tersebut juga

mampu untuk tumbuh dan berkembang biak di lingkungan yang asam(6).

2. Disklosing material

Plak tidak bisa dilihat karena warnanya transparan seperti warna kaca

putih tembus cahaya.Hanya bisa dicek dengan menggunakan disclosing

material.Disclosing material ini ada yang berbentuk cairan adapula yang

berbentuk tablet.

Page 11: kesehatan gimul

11

Cara penggunaannya, untuk yang cairan dikumur-kumur sedangkan untuk

yang tablet dikunyah terlebih dahulu sebelum diratakan ke seluruh bagian mulut.

Sesudah itu berdiri di depan kaca sambil membuka mulut untuk melihat bagian-

bagian yang berwarna lebih tebal. Pada bagian yang berwarna lebih tebal itulah

terdapat plak gigi

Oleh karena itu, disclosing material ini berguna pula untuk menilai

kebersihan mulut seseorang serta mendidiknya, terutama bagi pemeliharaan

kesehatan mulut anak-anak, karena mudah untuk menerangkan bagian-bagian

yang masih perlu dibersihkan lagi(7).

3. Pengontrolan Plak

Kontrol terhadap plak dapat dilakukan dengan berbagai cara :

1. Cara alamiah

a. Dengan gerakan lidah,pipi dan bibir.

b. Dengan memakan makanan yang bersifat membersihkan.

Pada penelitian telah dilakukan percobaan terhadap 7 macam buah yang

terpilih yaitu : papaya, nenas, apel, belimbing, bengkoang dan tebu serta

sayur-sayuran yang mentah(7).

2. Cara buatan

a. Secara kimiawi yaitu dengan menggunakan obat kumur yang

mengandung:

Antibiotic (vancomycin)

Enzim (destranase)

Antiseptik (chlor hexidine 0,1%)

b. Secara mekanis yaitu dengan mempergunakan beberapa alat seperti :

Sikat gigi

Dental floss

Interdental stimulator(7).

Page 12: kesehatan gimul

12

2.3.2. Karies Gigi

Dalam beberapa dekade terakhir kejadian karies di negara

berkembang meningkat .Kenaikan tersebut diikuti pula dengan rendahnya sarana

pelayanan kesehatan dan pengertian masyarakat dalam upaya pencegahan. Proses

terjadinya karies sangat erat kaitannya dengan perilaku dalam menjaga kesehatan

gigi seseorang(8).

1. Defenisi Karies Gigi

Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email

gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Struktur email sangat menentukan

proses terjadinya karies. Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila

tidak segera dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies akan menjalar ke bawah

hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi pembuluh saraf dan pembuluh darah,

sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati(9).

Sumber : http//www.dental-health-index.com

Gambar 2.3. Karies Gigi

2. Etiologi Karies Gigi

Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama, antara

lain :

1. Gigi dan air ludah, bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak

lagi kental, mempermudah terjadinya karies.

2. Adanya bakteri penyebab karies. Bakteri yang menyebabkan karies adalah dari

jenis Streptococcus dan Lactobacillus.

3. Makanan yang kita konsumsi. Makanan yang mudah lengket dan menempel di

gigi seperti permen dan coklat, mempermudah terjadinya karies.

Page 13: kesehatan gimul

13

Sementara itu faktor lain yang turut andil adalah tingkat kebersihan

mulut, frekuensi makan, usia dan jenis kelamin serta sikap/perilaku terhadap

pemeliharaan kesehatan gigi(9).

3. Gejala Dan Tanda Karies Gigi

Gejala dari karies gigi yaitu :

1. Gigi sensitive terhadap panas, dingin atau manis.

2. Timbul rasa sakit pada saat dipakai untuk mengunyah.

3. Bau mulut (halitosis) (10).

Tanda-tanda karies gigi yaitu :

1. Bercak putih pada email yang menunjukan terjadinya hipokalsifikasi.

2. Bila berlanjut akan menjadi perubahan warna menjadi keabuan atau kehitaman.

3. Karies akar menyebabkan perubahan warna coklat muda atau coklat tua pada

sementum dan dentin akar gigi.

4. Karies aktif pada dentin berstruktur lunak.

5. Terjadi lubang pada gigi (11).

4. Pencegahan Karies Gigi

Ada 4 faktor yang berperan pada pembentukaan karies gigi, yaitu :

1. Kepekaan permukaan gigi terhadap serangan asam.

2. Plak yang melekat pada permukaan gigi.

3. Aktivitas bakteri di dalam plak.

4. Penyerapan karbohidrat ke dalam plak.

Hubungan dari faktor-faktor tersebut dapat digambarkan dengan rumus

berikut :

plak

Bakteri + sukrosa = asam + permukaan gigi yang peka = karies

Tampak bila salah satu faktor diatas dihilangkan,maka kita akan

menghilangkan atau mencegah pembentukkan karies (12).

Page 14: kesehatan gimul

14

Tindakan-tindakan untuk mencegah karies gigi tersebut yaitu :

1. Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti

permen dan coklat

2. Mengontrol plak .

3. Menggunakan fluoridasi topical, yaitu memberikan fluoride langsung pada

gigi dengan cara dioleskan.

4. Konsumsi makanan yang kaya akan kalsium.

5. Menjaga higienis gigi dan mulut (9,13).

2.3.3. Penyakit Jaringan Periodontal

Penyakit jaringan periodontal terutama merupakan reaksi inflamasi

sehingga dinamakan gingivitis dan periodontitis(14).

2.3.3.1. Gingivitis

Gingivitis adalah suatu inflamasi pada jaringan gusi (gingiva), merupakan

penyakit jaringan penyangga gigi yang paling ringan.Dapat terjadi akut atau

kronik, tetapi bentuk akut lebih sering ditemukan. Faktor penyebab terjadinya

gingivitis yaitu akumulasi plak, kalkulus dan karies(14).

Sumber : http/www.dental-health-index.com

Gambar 2.4. Gigivitis

Page 15: kesehatan gimul

15

Gejala Gingivitis

Adapun gejala dari gingivitis yaitu :

Gusi sering berdarah.

Gusi berwarna merah tua sampai ungu.

Gusi membengkak.

Kadang-kadang dijumpai rasa sakit (13,15).

2.3.3.2. Periodontitis

Periodontitis (Piore) terjadi jika gingivitis menyebar ke struktur

penyangga gigi. Periodontitis merupakan salah satu penyebab utama lepasnya gigi

pada orang dewasa dan lanjut usia(9).

Sebagian besar periodontitis merupakan akibat dari penumpukan plak dan

karang gigi diantara gigi dan gusi.Akan terbentuk kantong diantara gigi dan gusi

dan meluas ke bawah diantara akar gigi dan tulang dibawahnya.Kantong ini

mengumpulkan plak pada suatu lingkungan bebas oksigen, yang mempermudah

pertumbuhan bakteri. Jika keadaan ini terus berlanjut, pada akhirnya banyak

tulang rahang di dekat kantong yang rusak sehingga gigi lepas (9).

Sumber: http//www.majalahkesehatan.com

Gambar 2.5. Periodontitis

Page 16: kesehatan gimul

16

Gejala Periodontitis

Gejala periodontitis adalah

1. Perdarahan gusi.

2. Perubahan warna gusi menjadi kehitaman.

3. Terdapatnya plak.

4. Gusi menjadi lebih lunak dan halus.

5. Penekanan sedikit saja akan menimbulkan perdarahan.

6. Sakit ketika disentuh

7. Terdapat ruang antara gusi dan gigi.

8. Kehilangan gigi

9. Bau mulut (halitosis) (13,14).

2.3.3.3. Pencegahan Gingivitis Dan Periodontitis

Pencegahan terbaik adalah mengontrol plak serta menjaga kebersihan mulut dan

gigi. Pengobatan dan pencegahan gingivitis dapat mengurangi resiko terjadinya

periodontitis(9).

2.4. Tindakan Untuk Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut (Oral Hygiene)

Pembersihan rongga mulut (oral hygiene) adalah tindakan membersihkan

rongga mulut, gigi dan gingiva dengan tujuan :

1. Mencegah penyakit mulut dan gigi beserta jaringan pendukungnya.

2. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.

3. Meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi di jaringan rongga mulut.

4. Mempertahankan fungsi mulut untuk proses asupan makanan(16).

Page 17: kesehatan gimul

17

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga oral hygiene yaitu :

1. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari yakni pagi dan malam hari menjelang

tidur dan lebih baik jika menyikat gigi setelah selesai makan.

a. Menggunakan sikat gigi yang benar yaitu bulu sikat yang halus dan

lembut.

b. Sikat gigi hendaknya diganti apabila sudah rusak atau minimal 3 bulan

sekali.

c. Menggunakan pasta gigi berfluor.

2. Kumur-kumur antiseptic (Oral Rinse)

Yang cukup murah dan efektif adalah dengan air hangat dicampur

garam.Berkumur lebih diperlukan untuk penyakit-penyakit jaringan gingival

serta jaringan periodontal.

Berkumur saja tidak dapat mencegah karies gigi ; penting ditekankan

bahwa berkumur bukanlah pengganti menyikat gigi untuk upaya mencegah

karies.

3. Menggunakan benang gigi (Dental Floss) untuk membersihkan sela-sela gigi.

4. Menggunakan pembersih lidah untuk membersihkan dorsum lingual yang

sering kali lupa dibersihkan saat sikat gigi.

5. Mengurangi makanan yang dapat mempercepat terjadinya kavitas pada gigi,

misalnya permen, coklat dan makanan yang mudah lengket pada gigi dan

makanan atau minuman yang terlalu asam.

6. Kontrol ke dokter gigi secara teratur yaitu 6 bulan sekali namun jika

mempunyai masalah seperti penyakit jaringan mulut dan gigi sebaiknya

dilakukan control 3 bulan sekali(9,13,16).

Page 18: kesehatan gimul

18

2.5. Pendidikan Kesehatan Gigi

Pendidikan kesehatan gigi untuk kelompok anak-anak dapat dikatagorikan

sebagai berikut :

1. Memotivasi untuk memulai menggosok gigi.

2. Menentukan frekwensi menggosok gigi, dua kali per hari.

3. Mendorong kerja sama yang lebih erat antara anak dengan ibunya sebagai

pembimbing dalam menggosok gigi anak.

4. Memotivasi anak dan ibunya agar bersikap positif terhadap upaya menggosok

gigi.

5. Anak diberi motivasi agar rajin menggosok gigi dengan bimbingan ibunya.

6. Petugas kesehatan baimdokter maupun perawat gigi agar senantiasa memberi

motivasi kepada anak dan membimbing anak untuk menggosok gigi(2).

Page 19: kesehatan gimul

19

2.6. Kerangka Teori

Perilaku Terhadap Kesehatan Gigi Dan

Mulut

Kesehatan Gigi Dan Mulut

Keadaan Dan Masalah Kesehatan Gigi Dan

Mulut

Tindakan Untuk Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut (Oral Hygiene)

Pendidikan Kesehatan Gigi

Page 20: kesehatan gimul

20

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

3.2 Defenisi Operasional

Semua konsep yang ada dalam penelitian harus dibuat batasan dalam

istilah yang operasional. Maksudnya adalah agar tidak ada makna ganda

dari istilah yang digunakan dalam penelitian tersebut, karena berbagai

pengertian dalam ilmu kedokteran sangat bervariasi.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Tindakan adalah perwujudan dari sikap.

Kesehatan gigi dan mulut yaitu gigi yang rapi, bersih dan didukung

oleh gusi yang kencang dan merah muda serta tidak tercium bau mulut

yang tidak sedap.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif untuk

mendapatkan gambaran perilaku siswa/i SDN 101882 Tanjung Morawa

dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.Pendekatan yang digunakan pada

desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana pengambilan data

hanya sekali saja pada setiap responden.

3.4 Instrumen Dan Cara Kerja

Pengetahuan siswa/i Sikap responden siswa/i Tindakan responden siswa/i

Kesehatan Gigi Dan Mulut

Page 21: kesehatan gimul

21

3.4.1 Instrumen

Instrumen penelitian ini terdiri dari :

1. Kuesioner yang terdiridari :

20 pertanyaan untuk pengetahuan

10 pertanyaan untuk sikap

10 pertanyaan untuk tindakan

2. Absensi siswa

3. Kertas

4. Pena

3.4.2 Cara Kerja

1. Siswa/i kelas VI diberi nomor urut berdasarkan absensi.

2. Dibuat nomor undian sebanyak jumlah siswa/i kelas VI.

3. Siswa/i dipilih dengan cara pencabutan nomor undian tersebut.

4. Siswa/i yang terpilih dikumpulkan dalam satu ruangan. Jika

siswa yang terpilih termasuk dalam kriteria eksklusi maka

dilakukan pencabutan nomor kembali untuk menggantikan siswa

tersebut.

5. Kuesioner diberikan kepada setiap siswa/i yang terpilih.

6. Setelah kuesioner dijawab oleh siswa/i, kuesioner dikembalikan

kepada peneliti pada hari yang sama.

7. Selanjutnya, kuesioner yang telah dikembalikan dilakukan

penilaian terhadap jawabannya.

8. Setelah dilakukan penilaian maka dilakukan analisa data untuk

menentukan kategori baik, sedang, buruk.

3.5 Lokasi Dan WaktuPenelitian

Page 22: kesehatan gimul

22

3.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 101882 Tanjung Morawa, Provinsi

Sumatera Utara.Lokasi ini dipilih karena belum ada yang melakukan

penelitian tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut di sekolah ini.

3.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari awal bulan Juli 2012 sampai bulan

Desember 2012.

3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai

karakteristik tertentu.Populasi terjangkau penelitian ini adalah siswa siswi

kelas VI SDN 101882 Tanjung Morawa yang berjumlah 82 siswa tahun

ajaran 2012-2013.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah subset (bagian) dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya.

a. Tekhnik Pengambilan Sampel

Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Simple random

sampling

b. Besar Sampel

Penentuan besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan rumus besar sampel untuk penelitian survey menurut

Surakhmad (1994) :

S=15 %+ 1000−N1000−100

(50 %−15 % )

Keterangan :

S : presentase sampel yang dibutuhkan

Page 23: kesehatan gimul

23

N : Besar Populasi

n : jumlah sampel

Jadi,

S=15 %+ 1000−821000−100

(50 %−15 % )

S=15 %+ 918900

(35 %)

S=15 %+35,7 %

S=50,7%

Maka, n=50,7 % x 82

n=41,574

Maka jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah sekitar 42

orang.

Kriteria inklusi sampel :

1. Siswa dan siswi SDN 101882 Tanjung Morawa yang aktif mengikuti proses

belajar mengajar di SDN 101882 Tanjung Morawa pada saat penelitian.

2. Bersedia mengikuti penelitian.

Kriteria ekslusi sampel :

1. Siswa dan siswi SDN 101882 Tanjung Morawa yang sedang sakit sehingga

tidak bisa hadir saat penelitian.

2. Siswa dan siswi yang menolak mengisi kuesioner dengan lengkap.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui

pengisian kuesioner yang telah di rancang dan di siapkan oleh peneliti

kemudian di sebarkan kepada responden yang telah memenuhi kriteria

inklusi.

3.8 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data

3.8.1 Tekhnik Pengolahan Data

Page 24: kesehatan gimul

24

Pengolahan data dilakukan secara manual melalui beberapa tahapan,

yaitu:

a. Editing, yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data

responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai

petunjuk.

b. Coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk

mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa.

c. Tabulating, yaitu mengolah data serta pengambilan kesimpulan yang

akan dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik.

3.8.2 Tekhnik Analisa Data

Tekhnik analisa gambaran perilaku siswa-siswi SDN 101882 dalam

menjaga kesehatan gigi dan mulut berdasarkan skala pengukuran menurut

Hadi Pramoto dan Sudiarti, yaitu :

a. Baik, jika jawaban benar > 75% dari skor total.

b. Sedang, jika jawaban benar 40-75% dari skor total.

c. Buruk, jika jawaban benar < 40% dari skor total.

A. Nilai untuk pertanyaan pengetahuan

Pertanyaan nomor 1 sampai 20

Untuk jawaban yang benar : 2

Untuk jawaban yang kurang tepat : 1

Untuk jawaban yang salah : 0

Maka skor total : 40

Baik jika skor : 31 - 40

Sedang jika skor : 16 - 30

Buruk jika skor : 0 – 15

B. Nilai untuk pertanyaan sikap

Pertanyaan nomor 1 sampai 10

Page 25: kesehatan gimul

25

Untuk jawaban yang benar : 2

Untuk jawaban yang kurang tepat : 1

Untuk jawaban yang salah : 0

Maka skor total : 20

Baik jika skor : 16 - 20

Sedang jika skor : 8 - 15

Buruk jika skor : 0 - 7

C. Nilai untuk pertanyaan tindakan

Pertanyaan nomor 1 sampai 10

Untuk jawaban yang benar : 2

Untuk jawaban yang kurang tepat : 1

Untuk jawaban yang salah : 0

Maka skor total : 20

Baik jika skor : 16 - 20

Sedang jika skor : 8 - 15

Buruk jika skor : 0 - 7

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: kesehatan gimul

26

1. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001 : 117-18.

2. Budiharto. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010: 17-24,39-40

3. Ireland R. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. Garsington Road, Oxford : Blackwell Publishing Ltd, 2007 :355-6.

4. Prayitno A. Kelainan Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi yang Sering Ditemui. Cermin Dunia Kedokteran, 2008; 35 :414

5. Astoeti TE, Jenie I, Kusnoto J. Hubungan Perilaku Terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut Murid-Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) DKI Jakarta Penderita Gigi Berjejal. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia, 2003; 10 : 490-91.

6. Ircham, Ediati S, Sidarto S. Penyakit Penyakit Gigi dan Mulut Pencegahan dan Perawatannya. Yogyakarata : Liberty, 1993 : 27-8.

7. Ariningrum R. Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. Cermin Dunia Kedokteran, 2000; 126 : 45-7.

8. Hoesin S. Pengaruh Perilaku Dalam Kesehatan Gigi Pada Kelompok Usia 12 Tahun Terhadap Keparahan Karies. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia, 2003; 10 : 535.

9. Kusumawardani E. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta :Siklus, 2011: 23-31, 45-47.

10. Boedihardjo. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Surabaya :Airlangga Universitas Press,1985 : 4-6.

11. Birnbaum W, Dunne SM. Diagnosa Kelainan Dalam Mulut. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC,2004 : 185-6.

12. Forrest JO. Pencegahan Penyakit Mulut (Preventive Dentistry). Jakarta :Hipokrates, 1989 : 71-2.

13. Suryawati, Ni Putu. 100 Pertanyaan Penting Perawatan Gigi Anak. Jakarta : Dian Rakyat, 2010: 27,31-5.

14. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid 1, Cetakan 10. Jakarta : Media Aesculapius FK UI, 2009 : 151-3, 159-60.

15. Houwink B, Dirks B, dkk. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Yogyakarta :Gadjah Mada Universitas Press, 1993.

16. Wijayanti PM. Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke. Cermin Dunia Kedokteran, 2011 ; 38 : 37-38.

17. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta : CV.SagungSeto, 2008.

Page 27: kesehatan gimul

27

Gambaran Perilaku Siswa/i Kelas VI Dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan

Mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.

NAMA :

KELAS :

USIA :

JENIS KELAMIN : Laki-Laki

Perempuan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menyilang (X) salah satu pilihan

jawaban yang kamu anggap benar .

A. KUESIONER PENGETAHUAN

1. Gigi yang sehat yaitu

a. Tidak berlubang, tidak sakit, bersih dan segar.

b. Gigi yang tidak sakit.

c. Tidak tahu.

2. Plak ( kumpulan bakteri dan sisa makanan yang menempel pada gigi )

dapat dibersihkan dengan

a. Kumur-kumur saja.

b. Menyikat gigi.

c. Dibiarkan saja karena akan hilang dengan sendirinya.

3. Plak ( kumpulan bakteri dan sisa makanan yang menempel pada gigi )

dapat menyebabkan

a. Gigi berlubang

b. Gigi berlubang dan gusi berdarah

c. Tidak ada

Page 28: kesehatan gimul

28

4. Waktu yang terbaik untuk menyikat gigi yaitu :

a. Kapan saja bisa

b. Sewaktu mandi

c. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur

5. Bagian gigi yang harus disikat yaitu

a. Bagian sebelah depan dan dalam

b. Seluruh permukaan gigi yaitu depan , dalam dan dataran pengunyahan.

c. Tidak tahu

6. Sikat gigi yang baik digunakan adalah

a. Sikat gigi dengan bulu sikat yang halus

b. Sikat gigi dengan bulu sikat yang halus dan lembut

c. Tidak tahu

7. Sikat gigi akan diganti jika

a. Bulu sikat sudah mekar (rusak)

b. 3 bulan sekali

c. Tidak tahu

8. Cara membersihkan sikat gigi yang akan digunakan yaitu

a. Membilas kepala sikat gigi dibawah air mengalir

b. Mencelupkan kepala sikat gigi ke dalam air

c. Kepala sikat gigi tidak perlu dibersihkan

9. Pasta gigi yang baik digunakan harus mengandung :

a. Fluor

b. Vitamin lain

c. Tidak tahu

10. Jenis makanan yang tidak merusak gigi adalah

a. Makanan yang berserat

b. Makanan yang berzat tepung

c. Makanan yang manis

Page 29: kesehatan gimul

29

11. Kebiasaan yang baik yaitu

a. Jajan diantara jam makan

b. Menyikat gigi 2 kali sehari

c. Menyikat gigi 2 kali sehari dengan menggunakan pasta gigi berfluor

12. Gigi berlubang yaitu

a. Gigi sakit dan bengkak

b. Gigi yang tidak bersih

c. Tidak tahu

13. Gigi berlubang dapat terjadi karena

a. Makanan yang mengandung gula

b. Makanan yang asam

c. Makanan yang asin

14. Yang tidak termasuk gejala gigi berlubang yaitu

a. Menular

b. Bau mulut

c. Sakit gigi

15. Fluor dapat mencegah gigi berlubang karena

a. Gigi tahan terhadap serangan asam yang berasal dari kuman

b. Gigi tidak mudah patah

c. Makanan tidak mudah melakat pada gigi

16. Gusi berdarah dapat disebabkan karena

a. Malas menyikat gigi

b. Kekurangan vitamin C

c. Tidak tahu

17. Gejala dari radang gusi (gusi bengkak) adalah

a. Gusi berdarah dan berwarna merah

b. Gusi sakit

c. Gusi menjadi lunak

Page 30: kesehatan gimul

30

18. Mulut berbau tidak sedap karena

a. Keadaan gigi yang tidak sehat

b. Menyikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi

c. Menggunakan obat kumur

19. Cara mencegah bau mulut yang tidak sedap yaitu

a. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari

b. Banyak minum air putih

c. Tidak tahu

20. Waktu yang tepat untuk pergi ke dokter gigi yaitu

a. 6 bulan sekali

b. Jika sakit gigi saja

c. Tidak perlu ke dokter gigi

B. KUESIONER SIKAP

1. Sikat gigi perlu dilakukan setiap selesai makan

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

2. Sikat gigi tidak perlu dilakukan sebelum tidur jika sudah mengantuk

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

3. Penyebab gigi berlubang adalah karena malas menyikat gigi

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

4. Gigi yang berlubang akan menimbulkan bau busuk

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

Page 31: kesehatan gimul

31

5. Gigi yang berlubang harus ditambal

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

6. Pemeriksaan gigi hanya perlu dilakukan jika gigi sakit

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

7. Cara menyikat gigi yang baik dan benar adalah menyikat seluruh

permukaan gigi

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

8. Berobat gigi lebih baik ke dokter gigi/puskesmas daripada ke dukun

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

9. Gigi yang sakit lebih baik dicabut daripada ditambal

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

10. Menyikat gigi lebih baik dilakukan saat mandi karena lebih praktis

a. Setuju

b. Kurang setuju

c. Tidak setuju

C. KUESIONER TINDAKAN

1. Berapa kali kamu menyikat gigi dalam satu hari ?

a. 2 kali

b. 1 kali

c. Tidak menyikat gigi

Page 32: kesehatan gimul

32

2. Apakah kamu menyikat gigi setiap pagi ?

a. Ya, sambil mandi

b. Sekali - kali

c. Tidak pernah

3. Apakah kamu menyikat gigi sebelum tidur?

a. Ya, setiap malam

b. Ya, sekali – kali

c. Tidak pernah

4. Apakah setelah selesai sikat gigi malam hari kamu makan atau minum

susu ?

a. Ya

b. Tidak makan atau minum susu selesai menyikat gigi

c. Tidak menyikat gigi saat malam

5. Apakah kamu menggunakan pasta gigi saat menyikat gigi?

a. Selalu

b. Kadang - kadang

c. Tidak pernah

6. Apakah kamu sering makan makanan yang manis ( permen, gula, coklat )?

a. Tidak pernah

b. Kadang – kadang

c. sering

7. Apa yang kamu lakukan jika gigi kamu sakit?

a. Membiarkannya saja

b. Mencoba mengobati sendiri

c. Pergi ke dokter gigi

8. Apa yang kamu lakukan jika gusi kamu berdarah ?

a. Memeriksa ke dokter gigi

b. Memakan vitamin C

c. Membiarkannya saja

Page 33: kesehatan gimul

33

9. Apakah kamu pernah memeriksa gigi ke dokter gigi/ klinik ?

a. Pernah, karena sakit gigi

b. Kadang – kadang

c. Tidak pernah karena tidak ada keluhan

10. Apakah kamu memeriksa gigi secara teratur ?

a. Ya, setiap 6 bulan sekali

b. Ya, tidak tentu

c. Tidak pernah