Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2
-
Upload
syarifahunique -
Category
Documents
-
view
269 -
download
1
description
Transcript of Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
UNTUK SMK KESEHATAN
OLEH :
SYARIFAH, SST
NIKEN BAYU ARGAHENI, SST
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR v
SILABUS vii
SEMESTER 1
BAB I : KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA
BAB II : API DAN KEBAKARAN
BAB III : ALAT PELINDUNG KERJA DAN LABORATORIUM
BAB IV : PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 1
SEMESTER 2
BAB VII : SANITASI PERALATAN LABORATORIUM DAN RUANG KERJA
BAB VIII : KESEHATAN LINGKUNGAN
BAB IX : PEMANASAN GLOBAL
BAB X : PENCEMARAN DAN UPAYA PENANGANAN
BAB XI : LIMBAH DAN CARA PENGELOLAAN
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan MenengahNomor : 1464/D3.3/KEP/KP/2014Tanggal : 16 Juni 2014
MATA PELAJARAN DAN KOMPETENSI DASARKELOMPOK DASAR PROGRAM KEAHLIAN (C2)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
PROGRAM KEAHLIAN : KESEHATANMATA PELAJARAN : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKELAS : X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Mengagumi karunia Tuhan Yang Maha Esa,
melalui pemahaman pengetahuan kesehatan dan
keselamatan kerja yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia menurut agama yang dianutnya.
1.2 Mampu melakukan pengembangan ketrampilan
analisa secara kualitatif dan kuantitatif sebagai
tindakan pengamalan menurut agama yang
dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung-
jawab, peduli (gotongroyong,
kerjasama, toleran, damai),
santun,responsive dan pro-aktif
dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
2.1 Memiliki motivasi diri dengan menunjukkan rasa
ingin tahu dan aktif bertanya serta menjawab
pertanyaan dalam menemukan dan memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan kesehatan
dan keselamatan kerja.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur,disiplin, teliti,
tanggungjawab, peduli, (gotongroyong, kerjasama,
toleran, cinta damai) dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas.
3. Memahami, menerapkan dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural
3.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kecelakaan
kerja
3.2 Memahami api dan kebakaran
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
3.3 Memahami alat pelindung kerja
3.4 Memahami pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K)
3.5 Memahami kesehatan kerja
3.6 Menganalisis penyakit akibat kerja
3.7 Memahami sanitasi peralatan laboratorium dan
ruang kerja
3.8 Menganalisis kesehatan lingkungan
3.9 Menjelaskan definisi dan ruang lingkup, menelaah
macam kerusakan, upaya perbaikan kerusakan,
upaya pelestarian lingkungan hidup, dan
pencegahan pemanasan global.
3.10 Mengklasifikasi pencemaran dan upaya
penanganannya
3.11 Mengklasifikasi limbah dan cara pengelolaan
limbah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya disekolah secara
mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
4.1 Melakukan identifikasi resiko bahaya untuk
mengurangi kecelakaan kerja
4.2 Menangani kebakaran
4.3 Menggunakan alat pelindung diri saat melakukan
pekerjaan
4.4 Melaksanakan pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K)
4.5 Mengevaluasi kesehatan lingkungan kerja
4.6 Mengevaluasi penyakit akibat kerja
4.7 Melakukan sanitasi peralatan laboratorium dan
merencanakan ruang kerja
4.8 Melakukan penilaian kesehatan lingkungan
4.9 Merencanakan kegiatan perbaikan dan upaya
lingkungan hidup dan pencegahan pemanasan
global
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4.10 Merencanakan kegiatan penanganan pencemaran
4.11 Merencanakan kegiatan pengelolaan limbah.
PROGRAM SEMESTER
Sekolah : SMK
Mata Pelajaran : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kelas/ Semester : X ( Sepuluh )/ 1 ( Satu )
Tahun Pelajaran : 2014/2015
NO
Materi Pembelajaran JPJULI AGUSTUS SEPT OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET
3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Keselamatan Dan Kecelakaan Kerja
4 x 2 JPL
ibur
men
jela
ng H
ari R
aya
Idul
Fit
ri
Lib
ur s
esud
ah H
ari R
aya
Idul
Fit
ri
Pel
aksa
naan
UT
S 1
Pel
aksa
naan
Ula
ngan
Akh
ir S
emes
ter
Gas
al
Per
siap
an P
emba
gian
Rap
ort
Lib
ur P
asca
UA
S G
asal
Jam Efektif
2. Api Dan Kebakaran 4 X 2 JP
3.Alat Pelindung Kerja Dan Laboratorium
4 X 2 JP
4.Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
5 X 2 JP
PROGRAM SEMESTER
Sekolah : SMK KESEHATAN
Mata Pelajaran : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kelas/ Semester : X ( Sepuluh )/ 2 ( Dua )
Tahun Pelajaran : 2014/2015
NO
Materi Pembelajaran JP
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
KET
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pemanasan Global 5 x 2 JP
Lib
ur
Pas
ca U
AS
I
Uji
an P
rak
tik
Kej
uru
an S
isw
a K
elas
XII
Uji
an S
ekol
ah
Pel
aksa
naa
n U
TS
2
Uji
an N
asio
nal
Pel
aksa
naa
n U
KK
Per
siap
an P
emb
agia
n R
apot
Pem
bag
ian
Rap
ot
Lib
ur
Pas
ca U
KK
Jam Efektif
2. Penanganan Pencemaran 5 x 2 JP
3. Pengelolaan Limbah 5 x 2 JP
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMK KeperawatanMata Pelajaran : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKelas /Semester : X/ IKompetensi Inti:KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Pengertian Ruang lingkup UU tentang K3
Mengamati Melakukan studi
pustaka mencari informasi tentang pengertian, ruang lingkup dan UU K3
Menanyakan Mengajukan
ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen
PortofolioLaporan
4 X 2 JP Sumber:Referensi /
buku ajar K3LH terkait
UU tentang K3
Internet
2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
pertanyaan tentang pengertian, ruang lingkup dan UU K3
Mengumpulkan data Mendiskusikan
secara berkelompok mencari informasi dari berbagai literatur mengenai penerapan K3 di Indonesia pada berbagai sektor dan membandingkannya dengan di negara lain.
Mengumpulkan artikel tentang K3
Mengasosiasi Secara
berkelompok mengolah hasil diskusi berupa ppt/slide show
Menyimpulkan hasil pengamatan
Mengomunikasi Mempresentasika
tertulis kelompok
TesTes tertulis pilihan ganda3.1 Menjelaskan pengertian, ruang lingkup
dan perundang-undangan mengenai K3
4.1Membuktikan pengertian, ruang lingkup dan perundang-undangan mengenai K3
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
n laporan berupa ppt/slide show
1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
SOP kerja dilaboratorium
Penanganan kecelakaan kerja di laboratorium
Mengamati Melakukan studi
pustaka mencari informasi tentang SOP dan penanganan kecelakaan kerja di laboratorium
Menanyakan Mengajukanperta
nyaantentangSOP dan penanganan kerja di laboratorium
Mengumpulkan data Mendiskusikan
secara berkelompok tentangSOP dan penanganan kerja di laboratorium berlaku
Mengasosiasi Secara
berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide
ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen
PortofolioLaporan tertulis kelompok
TesTes tertulis pilihan ganda
4 X 2 JP Sumber:Referensi /
buku ajar K3LH terkait
Internet2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup
2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
3.2Menjelaskan Prinsip K3 dilaboratorium sesuai SOP
4.2Mengarahkan Prinsip K3 dilaboratorium sesuai SOP
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
show Menyimpulkan
hasil pengamatan Mengomunikasi Mempresentasika
n laporan berupa ppt/slide show
1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
Prosedur kerja K3 : Faktor yang
mempengaruhi K3
Klasifikasi Bahaya
SOP K3
Mengamati Melakukan studi
pustaka mencari informasi tentang faktor yang mempengaruhi, klasifikasi, dan prosedur K3
Menanyakan Mengajukan
pertanyaan tentang faktor yang mempengaruhi, klasifikasi, dan prosedur K3
Mengumpulkan data Mendiskusikan
secara berkelompok mencari informasi tentang faktor,
ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen
PortofolioLaporan tertulis kelompokTesTes tertulis pilihan ganda
4 X 2 JP Sumber:Referensi /
buku ajar K3LH terkait
Internet
2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup
2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
SOP K3 dan klasifikasi K3
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
Mengasosiasi Secara
berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide show
Menyimpulkan hasil pengamatan
Mengomunikasi Mempresentasika
n laporan berupa ppt/slide sho
3.3 Menguraikan prosedur kerja berdasarkan standar K3
4.3Menilai prosedur kerja berdasarkan standar K3
1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
Pengertian P3K Tujuan P3K Ruang lingkup
P3K Teknis dasar P3K
Mengamati Melakukan studi
pustaka mencari informasi tentang pengertian,tujuan, ruang lingkup dan dan teknis dasar P3K
ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
4 X 2 JP Sumber:Referensi /
buku ajar K3LH terkait
Internet
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
Menanyakan Mengajukan
pertanyaan tentang pengertian,tujuan, ruang lingkup dan dan teknis dasar P3K
Mengumpulkan data Mendiskusikan
secara berkelompok mengenai penerapan P3K di Indonesia dan di negara lain
Penerapan P3K di industri dan d laboratorium
Mengasosiasi Secara
berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide show
Menyimpulkan hasil pengamatan
Mengomunikasi Mempresentasika
Laporan tertulis kelompok
TesTes tertulis pilihan ganda
2.2 Memiliki rasa ingin tahu dalam memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
3.4 Menjelaskan pengertian, ruang lingkup, dan teknis dasar P3K
4.4 Menilai pengertian, ruang lingkup dan teknis dasar P3K
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
n laporan berupa ppt/slide show
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMKMata Pelajaran : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKelas /Semester : X / IIKompetensi Inti:KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
Definisi Ruang lingkup Macam
Kerusakan Upaya
perbaikan
Mengamati Melakukan studi
pustaka mencari informasi tentang pengertian, ruang lingkup, macam
ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen
5 X 2 JP Sumber:Referensi /
buku ajar K3LH terkait
Internet 2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
Upaya pelestarian
kerusakan, upaya perbaikan dan upaya pelestarian lingkungan hidup
MenanyakanMengajukan pertanyaan tentang macam kerusakan, upaya perbaikan dan upaya pelestarian lingkungan hidupMengumpulkan data Mendiskusikan
secara berkelompok mengenai macam kerusakan, upaya perbaikan dan upaya pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup
Perindividu mencari gambar yang terkait mengenai kerusakan dan upaya perbaikan lingkungan hidup
PortofolioLaporan tertulis kelompok
TesTes tertulis pilihan ganda3.5 Menjelaskan definisi, ruang lingkup,
macam kerusakan, upaya perbaikan kerusakan dan upaya pelestarian lingkungan hidup
4.5. Membuktikan definisi, ruang lingkup, macam kerusakan, upaya perbaikan kerusakan dan upaya pelestarian lingkungan hidup
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
yang telah dilakukan
Mengasosiasi secara
berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide show
mengumpulkan tugas berupa gambar
Menyimpulkan hasil pengamatan
Mengomunikasi Mempresentasika
n laporan berupa ppt/slide show
1.1 Mensyukuri karuniaTuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
Pengertian limbah
Jenis limbah Cara pengolahan
limbah
MengamatiMelakukan studi pustaka mencari informasi tentang Pengertian, Jenis dan cara pengolahan limbahMenanyakan Mengajukan
pertanyaan tentang
ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen
PortofolioLaporan tertulis
6 X 2 JP Sumber:Referensi /
buku ajar K3LH terkait
Internet 2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam
memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup
2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
Pengertian, Jenis dan cara pengolahan limbah
Mengumpulkan data Mendiskusikan
secara berkelompok tentang jenis dan cara pengolahan limbah
Membuat kompos secara berkelompok
Mengasosiasi Secara
kelompok
TesTes tertulis pilihan ganda
3.6. Menjelaskan jenis, dan cara pengolahan limbah
4.6.Memilih jenis dan cara pengolahan limbah
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
1.1 Mensyukuri karuniaTuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
Defini pemanasan global
Penyebab pemanasan global
Antisipasi pemansan global
MengamatiMelakukan studi pustaka mencari informasi tentang definisi, penyebab dan antipasi pemanasan globalMenanyakan Mengajukan
pertanyaan tentang definisi, penyebab dan antipasi pemanasan global Mengumpulkan data
Mendiskusikan secara berkelompok mencari informasi dari berbagai literatur tentang pemanasan global
ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen
PortofolioLaporan tertulis kelompok
TesTes tertulis pilihan ganda
5 X 2 JP Sumber:Referensi /
buku ajar K3LH terkait
Internet 2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam
memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup
2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
3.7 Menjelaskan definisi, ruang lingkup, penyebab dan upaya pencegahan pemanasan global
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas
i Waktu
Sumber Belajar
Mengumpulkan artikel tentang pemanasan global secara berkelompok
Mengasosiasi Secara
berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide show
Menyimpulkan hasil pengamatan
Mengomunikasi Mempresentasika
nlaporan berupa ppt/slide show
4.7 Membuktikan definisi, ruang lingkup, penyebab dan upaya pencegahan pemanasan global
........................, 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah 1, Guru Pengampu,
( ) ( ) ( )
SEMESTER 1
MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 1
BAB I : KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA
BAB II : API DAN KEBAKARAN
BAB III : ALAT PELINDUNG KERJA DAN LABORATORIUM
BAB IV : PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
BAB V : KESEHATAN KERJA
BAB VI : PENYAKIT AKIBAT KERJA
BAB IKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Sumber : www.lorco.co.idDalam kehidupan sehari, seseorang harus berhati-hati dalam melakukan
aktivitasnya. Gambar di atas merupakan poster yang menyiratkan bahwa
kecelakaan selalu mengintai dimana saja kita berada. Maka dari itu setiap orang
harus memahami bagaimana cara menjaga keselamatan agar terhindar dari
kecelakaan, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam bekerja.
Untuk kesehatan, sangat ditekankan dalam kehati-hatian untuk menjaga
keselamatan serta menghindari dari kecelakaan kerja. Karena dalam setiap
tindakan tenaga kesehatan, resiko tertular penyakit maupun terjadi kecelakaan
memiliki angka yang cukup tinggi.
Dalam bab ini akan dibahas tentang keselamatan dan kecelakaan kerja,
bagaimana pengertian hingga cara melindungi diri dari kecelakaan kerja.
Sehingga diharapkan siswa dapat memahami dan melaksanakan konsep
keselamatan dan dapat terhindar dari kecelakaan kerja.
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang
Maha Esa, melalui keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai tindakan
pengamalan menurut agama yang
dianutnya.
1.1.1. Siswa mengawali setiap kegiatan
dengan doa.
1.1.2. Siswa mengucapkan salam ketika
pertemuan
2.3 Memiliki rasa ingin tahu dalam
memahami berbagai aspek terkait
pemahaman keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan hidup
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun,ramah lingkungan, gotong
royong dalam melakukan
pembelajaran sebagai bagian dari
sikap ilmiah
2.1.1. Siswa menunjukkan sikap
kerjasama dan tanggung jawab
2.1.2. Siswa menghargai orang lain dari
berbagai perbedaan individu
2.1.3. Siswa dapat bekerjasama dalam
kelompok diskusi.
2.1.4. Siswa mampu bertoleransi antar
sesama.
3.1 Menjelaskan pengertian, ruang
lingkup dan perundang-undangan
mengenai K3
3.1.1. Siswa dapat menjelaskan
pengertian dari K3
3.1.2. Siswa dapat menjelaskan tentang
ruang lingkup K3
3.1.3. Siswa dapat menjelaskan tentang
perundang-undangan K3
4.1. Melakukan identifikasi resiko bahaya
untuk mengurangi kecelakaan kerja
4.2. Membuktikan pengertian, ruang
lingkup dan perundang-undangan
mengenai K3
4.1.1. Siswa dapat mengidentifikasi
resiko bahaya untuk mengurangi
kecelakaan kerja
4.2.1. Siswa dapat mengaplikasikan
pengertian, ruang lingkup serta
undang-undang K3 dalam
kehidupan sehari-hari
B. PETA KONSEP
C. KATA KUNCI
D. AKTIVITAS
Kesehatan kerja
Keselamatan kerja
Kecelakaan kerja
Penyakit Akibat Kerja
Alat perlindungan diri
K3
RESIKO KERJA
RESIKO KERJA
PENGENDALIAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA DAN KECELAKAAN
PENGENDALIAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA DAN KECELAKAAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA
PENYAKIT AKIBAT KERJA
KECELAKAAN KERJAKECELAKAAN KERJA
MEDICAL CONTROL
MEDICAL CONTROL
ADMINISTRATIVE CONTROL
ADMINISTRATIVE CONTROL
LEGISLATIVE CONTROLLEGISLATIVE CONTROL
Bacalah referensi tentang dasar kesehatan dan keselamatan kerja
lalu jawablah pertanyaan berikut !
NO PERTANYAAN JAWABAN
1.Apa yang kamu ketahui tentang
keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Apa fungsi alat pelrindungan diri?
3.Apa yang kamu ketahui tentang
kecelakaan?
4.Bagaimana cara menghindari
kecelakaan?
5. Apa penyebab kecelakaan?
E. MATERI
1. PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Terdapat
perbedaan dalam menyebut kepanjangan dari K3, beberapa menyebut "Kesehatan
dan Keselamatan Kerja". Namun merujuk kepada istilah bahasa inggris,
Occupational Health and Safety (OHS), maka istilah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dirasa lebih tepat.
Secara umum, K3 didefinisikan sebagai ilmu tentang antisipasi, rekognisi,
evaluasi dan kontrol terhadap bahaya yang muncul di tempat kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja - selain juga dapat
berpengaruh terhadap komunitas dan lingkungan sekitar.
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja
yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah
merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap
cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi
umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2002), bahwa indikator penyebab keselamatan
kerja adalah:
a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang
diperhitungkan keamanannya.
2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi :
1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik
3) Pengaturan penerangan.
2. RUANG LINGKUP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja sangat luas, merujuk kepada
berbagai disiplin ilmu dan berbagai bahaya dalam lingkungan kerja. Untuk
memaksimalkan perlindungan terhadap tenaga kerja harus disediakan alat dan
bahan sesuai standart. Karena dalam setiap tindakan kerja akan dipengaruhi oleh
faktor perilaku yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan serta dukungan
dari lingkungan sebagai target penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sumber : http://ti.unikom.ac.id
Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut (Rachman,1990) :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat
kerja dan usaha yang dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan secara holistik
sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang
maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggung jawab atas keberhasilan usaha keselamatan dan kesehatan
kerja.
a. TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak
dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak
membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan
kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat
yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja
maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara
menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab
kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalah, 1995).
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-
akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-
baiknya selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku
pada tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan
barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota,
termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta
mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia, telah ditetapkan Visi
Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan,
yang penduduknya hidup di dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan
peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga
tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga
kesehatan yang perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang
merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan
yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau petugas kesehatan mempunyai risiko
berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe
dan kelengkapan sarana dan prasarana menentukan kesehatan dan keselamatan
kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan teknologi sarana
dan prasarana, maka risiko yang dihadapi petugas tenaga kesehatan semakin
meningkat.
Petugas atau tenaga kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan
terhadap masalah kesehatan yang merupakan kendala yang dihadapi untuk
setipa tahunnya. Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat – alat
kesehatan, berionisasi dan radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase
yang mematikan, dan melakukan percobaan dengan penyakit yang dimasukan
ke jaringan hewan percobaan. Oleh karena itu penerapan budaya “aman dan
sehat dalam bekerja” hendaknya dilaksanakan pada semua Institusi di Sektor /
Aspek Kesehatan.
b. FASILITAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1) Sarana/Prasana Kesehatan
Sarana kesehatan yang meliputi berbagai alat / media elektronik yang
harus ada di Tempat Kerja Kesehatan untuk penentuan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh
terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat.
2) Disain Sarana / Prasarana Kesehatan
Harus mempunyai sistem yang memadai dengan sirkulasi udara yang
adekuat agar suasana di dalam ruangan tersebut menjadi nyaman.
Harus mempunyai alat dan bahan yang standart dalam menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja seperti alat perlindungan diri ( helm,
sepatu boat, baju kerja dan lain-lain).
3) Disain Sarana / Prasarana Kesehatan
Harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap segala sesuatu yang
bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.
4) Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakan (P3K)
c. MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan
merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas
kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban
tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa
dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan
produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang
pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
1) Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya
belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran
bahwa 30– 40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita
anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan
seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan
bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas
kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan,
sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat
kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
2) Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis
beroperasi 8 – 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan
kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan
tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik
(irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain
tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah,
yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara
berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
stress.
3) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi
kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational
Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(Occupational Disease & Work Related Diseases).
d. TEORI KECELAKAAN KERJA
Dalam buku Industrial Safety, David Colling, mendefiniskan
kecelakaan kerja :
“Kejadian tak terkontrol atau tak direncanakan yang disebabkan oleh faktor
manusia, situasi, atau lingkungan, yang membuat terganggunya proses kerja
dengan atau tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian, atau kerusakan
properti kerja.”
Ada beberapa teori yang berkembang untuk menjelaskan terjadinya
kecelakaan kerja ini. Salah satu yang ternama adalah yang diusulkan oleh
H.W. Heinrich dengan teorinya yang dikenal sebagai Teori Domino Heinrich.
Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor
yang saling berhubungan :
1. Kondisi kerja
2. Kelalaian manusia
3. Tindakan tidak aman
4. Kecelakaan
5. Cedera
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan.
Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga
kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino
yang telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan
memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.
Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan
menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor
penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak
aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan.
Sedangkan penjelasan dengan menghilangkan tindakan tidak aman ini
dapat mencegah kecelakaan?
Kembali ke analogi kartu domino tadi, jika kartu nomer 3 tidak ada
lagi, seandainya kartu nomer 1 dan 2 jatuh, ini tidak akan menyebabkan
jatuhnya semua kartu. Dengan adanya gap/jarak antara kartu kedua dengan
kartu keempat, pun jika kartu kedua terjatuh, ini tidak akan sampai menimpa
kartu nomer 4. Akhirnya, kecelakaan (poin 4) dan cedera (poin 5) dapat
dicegah.
Dengan penjelasannya ini, Teori Domino Heinrich menjadi teori
ilmiah pertama yang menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan
tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib sial atau karena peristiwa kebetulan.
e. IDENTIFIKASI MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA BAGI TENAGA KESEHATAN DAN PENCEGAHANNYA
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari
yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di
laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu
sendiri.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
1) Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari :
Peralatan / Media Elektronik, Bahan dan lain-lain
Lingkungan kerja
Proses kerja
Sifat pekerjaan
Cara kerja
2) Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia,
yang dapat terjadi antara lain karena:
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di Tempat Kerja Kesehatan :
1) Terpeleset , biasanya karena lantai licin
Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi
di tempat kerja. Akibat yang akan ditimbulkan antara lain :
a) Pada kejadian ringan : memar
b) Pada kejadian berat : fraktura ( patah tulang), dislokasi, memar otak,
dll.
Pencegahan :
a) Pakai sepatu anti slip
b) Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar
c) Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin)
atau tidak rata konstruksinya.
d) Pemeliharaan lantai dan tangga
2) Mengangkat beban
Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila
mengabaikan kaidah ergonomi.
Akibat : cedera pada punggung
Pencegahan :
a) Beban jangan terlalu berat
b) Jangan berdiri terlalu jauh dari beban
c) Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi
pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok
d) Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan
terhambat.
Gambar 1.2. Alat Perlindungan diri
Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja di Tempat
Kerja Kesehatan
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab
yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri
dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses
penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat
berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja.
Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan
timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga
(WHO).
Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan
Kerja (PAHK) sangat luas ruang lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO
(1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja adalah “penyakit dengan penyebab
multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan
kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat,
mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit.
Penyakit akibat kerja di Tempat Kerja Kesehatan umumnya berkaitan
dengan faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien);
faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti
antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati;
faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik
dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi,
radiasi dll.); faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat
darurat, karantina dll.)
1) Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang
biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic,
colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-benda
yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak
dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi
pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena
tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus. Angka kejadian
infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi. Secara
teoritis kemungkinan kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai
contoh dokter di RS mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali
lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau swasta, dan bagi
petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak
dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai
peluang terkena infeksi.
Pencegahan :
a) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogi dan desinfeksi.
b) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk
bekerja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
c) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang
benar.
d) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan
infeksius dan spesimen secara benar
e) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
f) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
g) Kebersihan diri dari petugas.
2) Faktor Kimia
Petugas di tempat kerja kesehatan yang sering kali kontak dengan
bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan
solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan
dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau
lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka.
Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat
kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan
hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik
( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap
melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan
kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan
jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
Pencegahan :
a) ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang
ada untuk diketahui oleh seluruh petugas untuk petugas atau tenaga
kesehatan laboratorium.
b) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol untuk
petugas / tenaga kesehatan laboratorium.
c) Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,
celemek, jas laboratorium) dengan benar.
d) Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata
dan lensa.
e) Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
3) Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan
alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan
dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja
yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.
Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer
kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to
fit the Man to the Job.
Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan
pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga
operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada
umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran
pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat
menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan
dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis
(stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja
(low back pain).
4) Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja meliputi:
a) Kebisingan, getaran akibat alat / media elektronik dapat menyebabkan
stress dan ketulian
b) Pencahayaan yang kurang di ruang kerja, laboratorium, ruang
perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan kecelakaan kerja.
c) Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
d) Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.Terkena
radiasi
e) Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat
membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
a) Pengendalian cahaya di ruang kerja khususnya ruang laboratorium.
b) Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.
c) Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
d) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
e) Pelindung mata untuk sinar laser
f) Filter untuk mikroskop untuk pemeriksa demam berdarah.
5) Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat
menyebabkan stress :
a) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut
hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di tempat kerja kesehatan di
tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai
dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan
b) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
c) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau
sesama teman kerja.Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra
kerja di sektor formal ataupun informal.
3. PENGENDALIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN
KECELAKAAN MELALUI PENERAPAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
a. Pengendalian Melalui Perundang-undangan (Legislative Control)
antara lain :
1) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan
tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
2) Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang-Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya
para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan
tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23
Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja
agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja
yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan
kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
3) Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal,
cuti sampi dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Sebagai penjabaran
dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya
adalah :
a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas
Bumi
b) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
c) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
d) Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Akibat Hubungan KerjaPeraturan Menteri Kesehatan tentang
higene dan sanitasi lingkungan.
e) Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya
f) Peraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.
4) Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1087/MENKES/SK/VIII/2010
Tentang standart kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit.
b. Pengendalian melalui Administrasi / Organisasi (Administrative Control)
antara lain :
1) Persyaratan penerimaan tenaga medis, para medis, dan tenaga non medis
yang meliputi batas umur, jenis kelamin, syarat kesehatan.
2) Pengaturan jam kerja, lembur dan shift.
3) Menyusun Prosedur Kerja Tetap (Standard Operating Procedure) untuk
masing-masing instalasi dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaannya.
4) Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures) terutama
untuk pengoperasian alat-alat yang dapat menimbulkan kecelakaan (boiler,
alat-alat radiology, dll) dan melakukan pengawasan agar prosedur tersebut
dilaksanakan.
5) Melaksanakan pemeriksaan secara seksama penyebab kecelakaan kerja
dan mengupayakan pencegahannya.
c. Pengendalian Secara Teknis (Engineering Control)
antara lain :
1) Substitusi dari bahan kimia, alat kerja atau proses kerja
2) Isolasi dari bahan-bahan kimia, alat kerja, proses kerja dan petugas
kesehatan dan non kesehatan (penggunaan alat pelindung)
3) Perbaikan sistim ventilasi, dan lain-lain
d. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control)
Yaitu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara
mengenal (Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat
tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan
pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu
sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, maka
penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan
mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. Disini
diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja
secara cepat dan tepat (prompt-treatment). Pencegahan sekunder ini
dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi:
1) Pemeriksaan Awal
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang calon /
pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan
pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon
pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan
yang akan ditugaskan kepadanya.
Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi :
• Anamnese umum
• Anamnese pekerjaan
• Penyakit yang pernah diderita
• Alergi
• Imunisasi yang pernah didapat
• Pemeriksaan badan
• Pemeriksaan laboratorium rutin
• Pemeriksaan tertentu:
• Tuberkulin test
• Psikotest
2) Pemeriksaan Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala dengan
jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan
yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar
pemeriksaan berkala Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi
pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan
awal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai
dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
3) Pemeriksaan Khusus
Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar
waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga
ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Sebagai unit di
sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern di Tempat
Kerja Kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus
merambah dan memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya,
utamanya pelayanan promotif dan preventif. Misalnya untuk
mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau
masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe
act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.
Kesehatan dan keselamatan kerja di Tempat Kerja Kesehatan
bertujuan agar petugas, masyarakat dan lingkungan tenaga kesehatan saat
bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan
sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,
kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung-
jawab terhadap kesehatan masyarakat, memfasilitasi pembentukan
berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja
kesehatan serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor
terkait dalam pembinaan K3 tersebut.
Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen atau
pengelola tempat kerja kesehatan mempunyai peran sentral dalam
pelaksanaan program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan
dan non kesehatan yang menjadi sasaran program K3 ini harus
berpartisipasi secara aktif, bukan hanya sebagai obyek tetapi juga
berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini. Melalui kegiatan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja , diharapkan petugas kesehatan dan non kesehatan
yang bekerja di tempat kerja kesehatan dapat bekerja dengan lebih
produktif, sehingga tugas sebagai pelayan kesehatan kepada masyarakat
dapat ditingkatkan mutunya.
F. INFO
“Berdasarkan data International Labour Organization ( ILO) tahun 2013, 1 pekerja di
dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelkaan kerja dan 160 pekerja mengalami
sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya ( 2012) ILO mencatat angka kematian
dikarenakan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta kasus setiap
tahun”.
Sumber : www.depkes.go.id
G. UJI KEMAMPUAN
Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Istilah yang digunakan untuk kesehatan dan keselamatan kerja dalam bahasa
inggris adalah...
a. Occupational Safety and Health
b. Occupation Health and Safety
c. Assosiation Safety and Savely
d. Occupational Health and Safety
e. Assosiation of Safety
2. Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan. Pernyataan tersebut merupakan pengertian keselamatan kerja
menurut....
a. Suma’mur
b. Mangkunegara
c. Mathis dan Jackson
d. Boby Shiantosia
e. Rachman
3. Suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat
kerja tersebut. Merupakan pernyataan yang dikemukaan oleh ....
a. Suma’mur
b. Mangkunegara
c. Mathis dan Jackson
d. Boby Shiantosia
e. Rachman
4. Dibawah ini yang bukan merupakan indikator penyebab keselamatan kerja
adalah...
a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang
diperhitungkan keamanannya.
b. Ruang kerja yang sangat luas dan sejuk
c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
d. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
e. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik
5. Di bawah ini yang bukan merupakan dampak dari kecelakaan kerja adalah...
a. Menimbulkan korban jiwa
b. Kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha
c. Merugikan rakyat miskin
d. Mengganggu proses produksi secara menyeluruh
e. Merusak lingkungan
6. Kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai dapat menyebabkan terjadinya...
a. Kesehatan kerja
b. Keselamatan kerja
c. Penyakit akibat kerja
d. Penularan penyakit
e. Penyakit psikososial
7. Upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal
(recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap
jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan
yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang
disekitarnya. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari....
a. Medical Control
b. Reinforcement Control
c. Engineering Control
d. Administrative Control
e. Legislative Control
8. Undang-Undang yang menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja
yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru adalah....
a. Undang-undang nomor 23 tahun 1992
b. Undang-undang No. 13 Tahun 2003
c. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993
d. Undang-undang Dasar RI 1945
e. Salah semua
9. “To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job”, istilah tersebut
digunakan untuk menggambarkan tentang penyakit akibat kerja di tempat kerja
kesehatan ditinjau dari faktor...
a. Faktor Biologis
b. Faktor Ergonomi
c. Faktor Kimia
d. Faktor Fisik
e. Faktor Psikologis
10. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol untuk petugas / tenaga kesehatan
laboratorium, merupakan salah satu tindakan pencegahan dalam penyakit akibat
kerja dari faktor...
a. Faktor Biologis
b. Faktor Ergonomi
c. Faktor Kimia
d. Faktor Fisik
e. Faktor Psikologis
Essay
Jawablah dengan lengkap!
1. Apakah pengertian kesehatan dan keselamatan kerja?
2. Bagaimana cara mencegah penyakit akibat kerja?
3. Jelaskan cara pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaan melalui
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja!
4. Tindakan apakah yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan kerja terpeleset!
5. Jelaskan Teori Domino Heinrich!
H. TUGAS KELOMPOK
Carilah teori tentang kecelakaan kerja menurut beberapa tokoh.
Kemudian diskusi dalam kelompok untuk selanjutnya dipresentasikan di
depan kelas!
I. RANGKUMAN
Dari seluruh materi tentang keselamatan dan kecelakaan kerja dapat
disimpulkan bahwa keselamatan dan kecelakaan kerja atau sering disebut K3
didefinisikan sebagai ilmu tentang antisipasi, rekognisi, evaluasi dan kontrol terhadap
bahaya yang muncul di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pekerja - selain juga dapat berpengaruh terhadap komunitas dan
lingkungan sekitar.
Kesehatan dan keselamatan kerja tidak dapat terlepas dalam kehidupan sehari-
hari karena menyangkut penyakit maupun resiko yang dapat dialami akibat kerja.
Setiap orang memeiliki peluang untuk cidera, tertular penyakit hingga menyebabkan
kematian karena kurangnya kesadaran tentang keselamatan dan kecelakaan kerja.
No NamaTeori Nama Penemu Teori
Tahun Teori
1. Teori Domino Heinrich
H.W. Heinrich 1931
2 Teori Multiple Causation
3 Teori Gordon Gordon 1949
4 Teori Domino Terbaru
Widnerdan Bird dan Loftus
1967
5 Teori Reason/Swiss Cheese Model
James Reason 1995-1997
BAB IIAPI DAN KEBAKARAN
Sumber : www.pixabay.com
Gambar di atas menjelaskan tentang tim pemadam kebakaran yang
sedang berjuang menaklukkan api yang membakar. Api memiliki kekuatan yang
dahsyat apabila telah melalap benda yang ada disekitarnya. Dalam dunia
kesehatan dan keselamatan kerja, api menjadi salah satu hal yang harus di
tangani dengan cara yang tepat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pada perusahaan atau tempat kerja harus dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran sebagai bentuk kesiapan apabila terjadi kecelakaan kerja. Karyawan
dan para pekerja harus mengetahui pula cara kerja alat pemadam keakaran agar
ketersediaan alat bukan hanya hiasan semata.
Setelah mempelajari bab Api dan Kebakaran, siswa siswi SMK Kesehatan
diharapkan mengetahui mengenai seluk beluk api dan kebakaran. Sehingga
apabila terjadi keselakaan kerja berupa kebakaran, dapat melakukan tindakan
yang tepat.
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1.2 Mensyukuri karunia Tuhan Yang
Maha Esa, melalui keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai tindakan
pengamalan menurut agama yang
dianutnya.
1.1.3. Siswa mengawali setiap kegiatan
dengan doa.
1.1.4. Siswa mengucapkan salam ketika
pertemuan
2.4 Memiliki rasa ingin tahu dalam
memahami berbagai aspek terkait
pemahaman api dan kebakrana
2.3 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun,ramah lingkungan, gotong
royong dalam melakukan
pembelajaran sebagai bagian dari
sikap ilmiah
5.1.1. Siswa menunjukkan sikap
kerjasama dan tanggung jawab
5.1.2. Siswa menghargai orang lain dari
berbagai perbedaan individu
5.1.3. Siswa dapat bekerjasama dalam
kelompok diskusi.
5.1.4. Siswa mampu bertoleransi antar
sesama.
3.1 Menjelaskan pengertian, ruang
lingkup mengenai api dan kebakaran
3.1.1. Siswa dapat menjelaskan
pengertian api dan kebakaran
3.1.2. Siswa dapat menjelaskan tentang
ruang lingkup api dan kebakaran
4.3. Mampu menangani kebakaran4.1.1. Siswa dapat menangani kebakaran
4.2.1. Siswa dapat mengaplikasikan cara
penanganan kebakaran
B. PETA KONSEP
C. KATA KUNCI
D. AKTIVITAS
Api
Alat pemadam kebakaran
Kebakaran
Derajat luka bakar
APIAPI
API SEBAGAI KAWANAPI SEBAGAI KAWAN
KEBAKARANKEBAKARAN
TAHAP KEBAKARAN MUNCULTAHAP KEBAKARAN MUNCUL
API SEBAGAI LAWANAPI SEBAGAI LAWAN
TAHAP KEBAKARAN REDATAHAP KEBAKARAN REDA
TAHAP KEBAKARAN TUMBUHTAHAP KEBAKARAN TUMBUH
TAHAP KEBAKARAN PUNCAKTAHAP KEBAKARAN PUNCAK
Bacalah referensi tentang api dan kebakaran lalu jawablah
pertanyaan berikut !
NO PERTANYAAN JAWABAN
1.Apa yang kamu ketahui tentang
api?
2.Apa yang kamu ketahui tentang
kebakaran?
6.Apa yang kamu lakukan ketika
terjadi kebakaran?
7.
Bagaimana cara menghindari
kecelakaan kerja akibat api dan
kebakaran?
8. Apa penyebab kebakaran?
E. MATERI
1. PENGERTIAN API DAN KEBAKARAN
Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur
(panas, oksigen dan bahan mudah terbakar) yang menghasilkan panas dan cahaya.
Ilustrasi unsur api dapat dilihat sebagaimana pada gambar segitiga api.
Gambar Segitiga Api
Sedangkan pengertian Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar
pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan
dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan.
Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang disebabkan dari api yang tidak
dapat dikendalikan atau dikuasai baik besar maupun kecil, disengaja atau tidak
dan menimbulkan kerugian harta benda, cacat bahkan korban jiwa manusia.
Kebakaran juga termasuk dalam salah satu kategori kondisi/situasi darurat di
lingkungan Perusahaan baik dari luar maupun dalam lokasi tempat kerja.
2. PERBEDAAN API DAN KEBAKARAN
Api :
a. Dibutuhkan
b. Mudah dikendalikan
c. Menguntungkan
Kebakaran :
a. Tidak dibutuhkan
b. Sulit dikendalikan
c. Merugikan
Api dalam kehidupan kita sehari-hari sangat diperlukan baik untuk memasak
atau sekedar menghangatkan tubuh apabila kita berada didaerah yang bersuhu
dingin, dengan kata lain Api bisa menjadi kawan kita, Namun demikian Api juga
bisa menjadi lawan kita.
API MENJADI TEMAN adalah : Api yang dapat dikendalikan/dikuasai baik
api besar maupun kecil selama itu pula akan menjadi kawan bahkan
menguntungkan & menghasilkan.
Sedangkan API MENJADI LAWAN yaitu Api yang tidak terkendali,
betapapun kecilnya api selama tidak bisa dikendalikan/dikuasai & menimbulkan
kerugian,cacat bahkan korban jiwa manusia,maka selama itu pula api dikatakan
menjadi lawan kita.
3. PENYEBAB DAN AKIBAT KEBAKARAN
Penyebab kebakaran antara lain :
a. Kelalaian
b. Kurangnya pengertian dalam penanggulangan
c. Peristiwa alam
d. Disengaja/ulah manusia
Kebakaran baik kecil maupun besar terdapat bahaya di dalamnya antara lain :
a. Api (jilatan api yang dapat membakar kulit/tubuh).
b. Suhu panas (dapat menyebabkan hipertermia).
c. Asap (dapat menyebabkan sesak nafas dan mengganggu pengelihatan).
d. Gas-gas beracun (dapat menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan
lainnya).
e. Runtuhan bangunan (dapat menimpa korban yang terjebak di dalamnya
sewaktu-waktu).
f. Ledakan (bahan mudah meledak di sekitar area kebakaran dapat melukai
apa saja di dekatnya).
Di samping bahaya kebakaran di atas, kebakaran juga dapat menimbulkan
kerugian yang diantaranya ialah sebagai berikut :
a. Manusia (korban jiwa pada kejadian kebakaran).
b. Material (nilai bangunan dan aset yang rusak disebabkan kejadian
kebakaran).
c. Lingkungan (flora dan fauna yang musnah karena kejadian kebakaran,
efek termal kebakaran serta peningkatan gas CO2 dan polusi).
d. Ekonomi (kerugian finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis
dampak dari kejadian kebakaran).
e. Sosial (PHK massal dikarenakan kebangkrutan bisnis dampak dari
kejadian kebakaran).
4. TAHAP DAN KLASIFIKASI KEBAKARAN
Kejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan banyak kerugian baik itu
korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut dikarenakan pada
umumnya kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan). Untuk menghindari
kerugian yang dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat terjadinya (tahap-tahap)
kebakaran.
Tahap-tahap kebakaran tersebut antara lain :
a. Tahap Kebakaran Muncul
Reaksi 3 (tiga) unsur api (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar). Dapat
padam dengan sendirinya apabila api tidak dapat mencapai tahap kebakaran
selanjutnya. Menentukan tindakan pemadaman atau untuk menyelamatkan
diri.
b. Tahap Kebakaran Tumbuh
Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat. Dapat terjadi
flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena
panas tinggi). Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun
kematian bagi petugas pemadam.
c. Tahap Kebakaran Puncak
Semua bahan mudah terbakar menyala secara keseluruhan. Nyala api paling
panas dan yang paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di
dalamnya.
d. Tahap Kebakaran Reda (Padam)
Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama di antara tahap-tahap
kebakaran lainnya. Penurunan kadar O2 (oksigen) atau bahan mudah terbakar
secara signifikan yang menyebabkan padamnya api (kebakaran). Terdapatnya
bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api
baru secara. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat
masuknya pasokan oksigen secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang
dibuka mendadak saat kebakaran berlangsung).
Gambar Tahap Kebakaran
Klasifikasi kebakaran :
Menurut Peraturan Menteri Tenakertrans nomor : pe-04/80 tanggal 14 april 1980
kebakaran dibedakan menjadi
Klas a : kebakaran benda padat
Klas b : kebakaran benda cair/gas
Klas c : kebakaran akibat listrik
Klas d : kebakaran logam
Dengan mengetahui klasifikasi kebakaran, maka akan memudahkan dalam
menentukan / memilih media pemadam yang sesuai.
5. PENANGGULANGAN KEBAKARAN
a. Tindakan Pencegahan/Preventif
Segala upaya yang dilakukan agar kebakaran tidak terjadi kebakaran :
1) Memberikan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan
2) Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman
dan jauh dari api
3) Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di tempat barang-barang
yang mudah terbakar
4) Tidak membuat sambungan listrik sembarangan
5) Tidak memasang steker listrik bertumpuk-tumpuk
6) Memasang tanda-tanda peringatan pada tempat yang mempunyai resiko
bahaya kebakaran tinggi
7) Menyediakan apar ditempat yang strategis
8) Matikan aliran listrik bila tidak digunakan
9) Buang puntung rokok di asbak dan matikan apinya
10) Bila akan menutup tempat kerja, periksa dahulu hal-hal yang dapat
menyebabkan kebakaran
b. Tindakan Pemadaman/Represif
Tindakan yang dilakukan untuk memadamkan kebakaran sebagai upaya
memperkecil kerugian yang ditimbulkan dan mencegah agar kebakaran tidak
meluas
Teknik Dan Taktik Penanggulangan Kebakaran
a. Teknik penanggulangan kebakaran
Kemampuan maksimal dalam menggunakan peralatan yang tersedia guna
memadamkan kebakaran
b. Taktik penanggulangan kebakaran
Kemampuan maksimal tentang cara-cara yang digunakan dalam rangka
pemadaman kebakaran
Langkah-Langkah Penanggulangan Kebakaran
1. Memadamkan dengan alat pemadam yang sesuai, jika api tidak padam,
panggil teman terdekat
2. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam
3. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas
yang jelas
4. Amankan lokasi dan bantu kelancaran petugas pemadam
5. Beritahu petugas pemadam tempat sumber air
6. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda
Faktor Penting Dalam Pemadaman
1. Arah angin
2. Jenis benda yang terbakar
3. Volume benda yang terbakar
4. Berapa lama telah terbakar
5. Situasi, kondisi dan lingkungan
6. METODE MEMADAMKAN API
Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat beberapa metode/cara
berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu diantaranya ialah dengan
metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan dan pemutusan. Masing-masing
penjelasannya antara lain :
a. Pendinginan dengan cara menghilangkan unsur panas dan menggunakan
media bahan dasar air.
b. Isolasi dengan menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi
unsur O2 menyalakan api. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
c. Dilusi dengan meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan
api. Menggunakan media gas CO2
d. Pemisahan Bahan Mudah Terbakar dengan cara memisahkan bahan mudah
terbakar dari unsur api. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari
jangkauan api.
e. Pemutusan Rantai Reaksi dengan cara memutus rantai reaksi api dengan
menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai
reaksi api. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang
dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
7. SIKAP DAN TINDAKAN DALAM PEMADAMAN KEBAKARAN
a. Keselamatan diri :
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
Asap tebal akibat proses kebakaran
Kemungkinan terjadinya ledakan
Kemungkinan terjadinya radiasi
8. ALAT PEMADAM API DAN CARA PENGGUNAANNYA
Alat pemadam kebakaran dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Alat pemadam api tradisional
Yaitu pasir, tanah dan air. Sangat baik untuk pemadaman awal. Terutama
dalam rumah tangga atau perkantoran yang tidak begitu luas
b. Alat pemadam api modern
1. Kimia: -
DCP
CO2
BUSA
HERMATIC
2. Hidrant kebakaran
Cara Pemadaman Dengan Alat Pemadam Tradisional
a. Pasir / tanah:
Sangat baik untuk kebakaran lantai / tanah datar
Dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak, sehingga kebakaran
tidak meluas
Dapat dipakai untuk pemadaman awal semua jenis kebakaran
Cara pemakaian: (sistim isolasi)
Pasir / tanah ditaburkan mulai dari tepi hingga seluruh permukaan yang terbakar
tertutup rata
b. Selimut api / karung goni:
Cocok untuk kebakaran kompor (kebakaran minyak) dan semua jenis
kebakaran, kecuali kebakaran listrik
Bahan murah dan mudah didapat
Cara pemakaian (sistim pendinginan) :
Basahi karung goni dengan air kemudian tutupkan secara rata pada bagian yang
terbakar, jika dengan satu karung tidak cukup, tambah lagi.
Cara Pemadaman APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah
dilayani untuk satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran
(berdasarkan Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Dan berikut ialah tata cara
penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam :
a. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.
b. Arahkan selang ke titik pusat api.
c. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.
d. Sapukan secara merata sampai api padam.
Yang perlu diperhatikan :
Perhatikan arah angin (usahakan searah dengan arah angin) supaya
media pemadam benar-benar efektif mengarah ke pusat api.
Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai
dengan klasifikasi sumber kebakaran.
Cara Pemadaman Menggunakan Hydrant Kebakaran
a. Menggelar slang (fire hous):
Pegang ujung slang pada sisi betina dan lemparkan gulungan slang ke arah api,
Bila kurang panjang, tambah lagi dan sambungkan satu dengan lainnya,
Sambungkan pangkal slang (sisi betina) dengan hydrant pilar.
b. Pegang nozle
Ambil posisi dengan benar (kuda-kuda) setelah siap beri kode agar air segera
dialirkan,
Tangan kiri pegang ujung nozle, tangan kanan pada pangkal nozle sambil
dijepit dengan ketiak.
c. Mengalirkan air:
Beri kode operator dengan tangan lurus ke atas,
Untuk menghentikan aliran air, tangan atas diturunkan dengan membuat
gerakan melipat sebatas siku berulang-ulang
Air : media yang paling banyak digunakan
Keuntungan:
Mudah didapat dalam jumlah banyak
Mudah diangkut dan dialirkan
Daya serap terhadap panas besar
Daya mengembang menjadi uap besar
Kelemahan:
Tidak bisa untuk kebakaran listrik,
Untuk kebakaran minyak harus dengan cara spray dan teknik yang benar
F. INFO
“PANTANG PULANG SEBELUM PADAM"
Sumber : http://pampi-damkar.blogspot.com/
Pantang pulang sebelum padam merupakan slogan yang dimiliki oleh
pemadam kebakaran di Indonesia. Korps pemadam di Indonesia sudah ada sejak
zaman Hindia Belanda. Bersama polisi, mereka disebut-sebut sebagai institusi elite
pengaman kota. Berdasar catatan dalam buku Dari BRANDWEER ke Dinas
Kebakaran DKI Jakarta, pemerintah Hindia Belanda mulai membentuk satuan
pemadam pada 1873. Korps ini semula bernama Brandweer. Buat menangani masalah
kebakaran di Jakarta, secara hukum dibentuk oleh Resident op Batavia melalui
ketentuan Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stand Vorstenden Van
Batavia.
Kebakaran besar di kampung Kramat-Kwitang sebagai penyebab munculnya
beleid ini. Musibah itu tidak bisa diatasi oleh pemerintah kota. Kemudian pada 25
Januari 1915 muncul peraturan tentang pemadam kebakaran, yakni Reglement op de
Brandweer itu. Jadi kalau dilihat dari sejarah, pemadam kebakaran ini memang sudah
disiapkan oleh Belanda.
G. UJI KEMAMPUAN
Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur.
Dibawah ini yang bukan merupakan unsur pembentuk api yaitu...
a. Panas
b. Oksigen
c. Bahan mudah terbakar
d. Bahan kering
e. O2
2. Definisi API MENJADI TEMAN adalah....
a. Api tidak berbahaya
b. Api sangat berbahaya
c. Api dapat menimbulkan korban jiwa
d. Api dapat menguntungkan
e. Api tidak berguna dalam kehidupan
3. Dibawah ini yang bukan merupakan klasifikasi kebakaran menurut Peraturan
Menteri Tenakertrans nomor : pe-04/80 tanggal 14 april 1980 adalah...
a. Kebakaran benda padat
b. Kebakaran benda cair/gas
c. Kebakaran akibat listrik
d. Kebakaran benda kering
e. Kebakaran logam
4. Terdapat ciri-ciri :
1) Cocok untuk kebakaran kompor (kebakaran minyak) dan semua jenis
kebakaran, kecuali kebakaran listrik
2) Bahan murah dan mudah didapat
Dari ciri-ciri di atas, merupakan ciri alat pemadam kebakaran jenis....
a. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
b. Pasir
c. Selimut api
d. Air
e. Hydrant
5. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun kematian bagi petugas
pemadam.. pernyataan tersebut merupakan tahap kebakaran...
a. Tahap Kebakaran Muncul
b. Tahap Kebakaran Tumbuh
c. Tahap Kebakaran Puncak
d. Tahap Kebakaran Reda
e. Tahap Kebakaran Padam
6. Pernyataan di bawah ini yang kurnag tepat tentang metode pemadaman kebakaran
adalah...
a. Pendinginan dengan cara menghilangkan unsur panas dan menggunakan
media bahan dasar air.
b. Isolasi dengan menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi
unsur O2 menyalakan api. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
c. Dilusi dengan meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur CO2 menyalakan
api. Menggunakan media gas O2
d. Pemisahan Bahan Mudah Terbakar dengan cara memisahkan bahan mudah
terbakar dari unsur api. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari
jangkauan api.
e. Pemutusan Rantai Reaksi dengan cara memutus rantai reaksi api dengan
menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai
reaksi api. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang
dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
7. Penggunaan alat pemadaman kebakaran yang tidak bisa untuk kebakaran listrik
adalah....
a. Hydrant kebakaran
b. APAR
c. Pasir
d. Karung goni
e. Benar semua
8. Di bawah ini yang bukan merupakan faktor penting dalam pemadaman adalah...
a. Arah angin
b. Jenis benda yang terbakar
c. Volume benda sekelilingnya
d. Berapa lama telah terbakar
e. Situasi, kondisi dan lingkungan
9. Dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak, sehingga kebakaran tidak
meluas. Pernyataan tersebut merupakan keuntungan dari...
a. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
b. Pasir
c. Selimut api
d. Air
e. Hydrant
10. Pernyataan yang benar tentang backdraft adalah...
a. Ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan karbondioksida secara tiba-
tiba
b. Dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka mendadak saat kebakaran
berlangsung
c. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat
d. Terjadi pada tahap kebakaran muncul
e. Terjadi pada tahap kebakaran puncak
Essay
Jawablah dengan lengkap!
1. Apakah pengertian api?
2. Apa pengertian kebakaran?
3. Apakah perbedaan antara api dan kebakaran?
4. Jelaskan bagaimana tata cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) /
Tabung Pemadam!
5. Apakah keuntungan pemadaman menggunakan hydrant kebakaran ?
H. TUGAS KELOMPOK
Datanglah ke tempat pemadam kebakaran, dan wawancara petugas
pemadam kebakaran tentang seluk beluk memadamkan api. Kemudian
diskusi dalam kelompok untuk selanjutnya dipresentasikan di depan
kelas!
I. RANGKUMAN
Dari seluruh materi api dan kebakaran dapat disimpulkan bahwa api ialah
suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur (panas, oksigen
dan bahan mudah terbakar) yang menghasilkan panas dan cahaya.
Api dalam kehidupan kita sehari-hari sangat diperlukan baik untuk memasak
atau sekedar menghangatkan tubuh apabila kita berada didaerah yang bersuhu dingin,
dengan kata lain Api bisa menjadi kawan kita, Namun demikian Api juga bisa
menjadi lawan kita.
Kejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan banyak kerugian baik itu
korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya
kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan). Untuk menghindari kerugian yang
dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat terjadinya (tahap-tahap) kebakaran.