KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PROGRAM LINEAR...
Transcript of KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PROGRAM LINEAR...
KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
PROGRAM LINEAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO DI
KELAS XI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
ANIK KUSUMA WARDANI
A410150183
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PROGRAMLINEAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO DI KELAS XI
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan kriteria kesalahan siswa padakelas XI SMA Negeri 1 Gemolong dalam menyelesaikan soal program linearberdasarkan taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcame). Jenispenelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian diambil menggunakanpurposive sampling dan diperoleh 32 siswa pada kelas XI IPA 2. Teknikpengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis, wawancara,observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi metodedengan membandingkan data hasil metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknikanalisis data dilakukan dengan tahap reduksi data, penyajian data, verifikasi danpenarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pada leveltaksonomi SOLO, untuk level prestruktural, level unistruktural, level multistruktural,level relasional, dan level extended abstract. Hasil penelitian ini menunjukkan levelmultistruktural lebih mendominasi dibanding level lainnya. Kesalahanmultistruktural disebabkan karena siswa tidak teliti dalam operasi perhitungan danbelum bisa menggunakan waktu dengan baik.
Kata kunci : Program Linear, Kesalahan, Taksonomi SOLO
Abstract
This aim of the study is to describing students error’s of class XI SMA Negeri 1Gemolong to solving the problem about a linear program based on SOLO taxonomy(Structure of Observed Learning Outcame).This type of research is qualitativeresearch. The research subjects were taken using purposive sampling and obtained32 students in class XI IPA 2. Data collection techniques in this study used the testmethod, interviews, observation, and documentation. Data validation was done bytriangulation method by comparing data from the test method, interviews, anddocumentation. Data analysis techniques performed by stage data reduction, datapresentation, verification and conclusion. Based on the results of research obtaineddata on the SOLO taxonomy level, for the structural level, unstructural level,multistructural level, relational level, and extended abstract level. The results of thisstudy indicate that multistructural levels are superior to other levels. Multi-structuralerrors are caused by students not being able to do calculations and unable to usetime properly.
Keywords : Linear Program, Error, Taxonomi SOLO
2
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan segala usaha, proses pengubahan sikap dan tingkah laku
yang berlangsung seumur hidup dalam setiap saat seseorang untuk memperoleh
pengalaman belajar, pemahaman dan pengetahuan. Pendidikan adalah suatu
rangkain proses kegiatan yang memiliki tujuan yang ingin dicapai. Menurut
Umar Tirtarahardja (2005 : 37), pendidikan bertujuan sebagai gambaran tentang
nilai-nilai yang baik, pantas, luhur, indah dan benar dalam kehidupan. Sehingga
jika kekurangpahaman seorang pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat
mengakibatkan kesalahan untuk melaksanakan pendidikan.
Aunurrahman (2010:35) belajar adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secra
keseluruhan, sebagai hasilpengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi
dengan lingkungannnya. Suyono dan Hariyanto (2011:9) belajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
Seseorang dikatakan belajar yaitu dengan melakukan aktivitas belajar dan
diakhiri dari aktivitas tersebut telah memperoleh perubahan dalam dirinya dan
mempunyai pengalaman yang baru. Hamalik, O (2003:28) menyimpulkan
belajar digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan latihan-latihan
pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. Belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Shadiq (2014 : 4) menyatakan bahwa pembelajaran matematika
harus diberikan dengan porsi yang lebih besar karena selain untuk saringan masa
depan, matematika juga berperan untuk membentuk pribadi dan kompetensi
siswa.
Menurut Darwati (2009: 4) matematika adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang penting dan semakin dirasakan kegunaannya dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini. Matematika tidak hanya diperlukan untuk
mempelajari matematika lebih lanjut dalam jenjang yang lebih tinggi, tetapi juga
diperlukan untuk mempelajari ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu pengetahuan alam
(IPA), ilmu teknik, kedokteran ilmu ekonomi, dan ilmu sosial. Matematika juga
3
digunakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Martini
Jamaris (2014: 177) matematika merupakan satu bidang studi hidup, yang
diartikan sebagai hakikat matematika adalah pemahaman pola-pola perubahan
yang terjadi di kehidupan nyata dan di pikiran manusia.
Kesalahan yang mungkin sering dilakukan siswa dalam belajar adalah
pembelajaran matematika. Menurut Lener (dalam Abdurrahman 2010: 262)
kekeliruan berupa pemahaman yang kurang dalam 1) perhitungan. 2) simbol, 3)
nilai tempat, 4) tulisan yang tidak terbaca, dan 5) penggunaan proses yang
keliru. Menurut Bigg dan Collis (dalam Wowo S. Kuswana, 2014: 95)
Taksonomi SOLO, dapat membantu dalam usaha menggambarkan tingkat
kompleksitas pemahaman siswa tentang subjek, melalui tingkat respons, dan
diklaim dapat diterapkan di setiap wilayah subjek.
Berdasarkan Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menyatakan rata-rata ujian nasional SMA Negeri 1 Gemolong mengalami
penurunan dari tahun 2015 ke tahun 2016 dan mengalami kenaikan pada tahun
2016 ke tahun 2017 . Pada Indeks Intregitas Ujian Nasional (IIUN) SMA Negeri
1 Gemolong mengalami penurunan dari tahun 2015 ke tahun 2016. Pada nilai
rata-rata ujian nasional mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Gemolong
mengalami naik turun, rata-rata ujian nasional pada tahun 2015 adalah 60.80,
kemudian rata-rata pada tahun 2016 nilainya menurun menjadi 58.64, dan
mengalami kenaikan pada tahun 2017 menjadi 58.73. Berdasarkan observasi di
SMA Negeri 1 Gemolong, hasil rata-rata ujian nasional matematika pada tahun
2018 mengalami kenaikan dengan nilai 58.97.
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas XI SMA Negeri 1
Gemolong, rata-rata nilai program linear masih tergolong cukup rendah.
Kesalahan yang biasanya dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal menjadi
pedoman sejauh mana pemahaman siswa terhadap soal yang diberikan. Dari
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal dapat diteliti penyebab dan dicari
pemecahan masalahnya. Jadi, dalam hal ini peneliti akan menganalisis kesalahan
siswa materi program linear berdasarkan kriteria taksonomi SOLO, yang
4
bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan dan menyelesaikan
pemecahan masalah kesalahan tersebut. .
Dalam penelitian Azhar Mahmood, dkk (2014) sehubungan dengan
menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
dengan taksonomi SOLO menyimpulkan diantaranya secara keseluruhan studi
menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki kesadaran yang kurang
tentang tingkat I (tingkat Pra-struktural) dan tingkat IV (tingkat Relational) dari
Taksonomi SOLO. Penelitian Ozdemir dan Goktepe (2015) menyimpulkan
bahwa data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan tingkat berpikir dari model
SOLO. Muslihah Rohmah dan Sugeng Sutiarso (2018) menyatakan bahwa
faktor kesalahan dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua
variabel adalah siswa tidak dapat menyerap informasi dengan baik, siswa belum
memahami apa yang disebut dengan transformasi masalah, siswa tidak
memahami materi sepenuhnya, kelemahan siswa dalam memahami konsep, dan
kurangnya pengalaman siswa dalam memecahkan masalah, serta siswa kurang
berhati-hati dan teliti dalam proses pengerjaan.
Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk
mendeskripsikan tipe-tipe kesalahan yang dilakukan siswa dan untuk
Mengidentifikasi faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa pada kelas
XI SMA Negeri 1 Gemolong dalam menyelesaikan soal Program Linear
berdasarkan taksonomi SOLO.
2. METODE
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif, karena dalam
penilitian ini bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek peneliti. Desain penelitian ini adalah fenomenologi karena
menggunakan pandangan berpikir yang menekankan fokus pada pengalaman
subjektif manusia dan interpetasi umum. Data yang diperoleh merupakan data
deskriptif yang berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak terlalu
menekankan pada angka. Dalam prosesnya menggunakan metode tes,
dokumentasi, dan wawancara dengan objek penelitian.
5
Penelitian ini akan dilaksanakan di Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Gemolong dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI tahun
ajaran 2018/2019. Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer berupa hasil tes dari pekerjaan siswa dan
wawancara dengan narasumber yaitu siswa dan guru mata pelajaran matematika
di kelas XI SMA Negeri 1 Gemolong. Sedangkan data sekunder berupa hasil
dari dokumentasi setelah siswa menyelesaikan soal program linear. Objek pada
penelitian ini berupa kesalahan yang dilakukan siswa untuk menyelesaikan soal
program linear kelas XI SMA Negeri 1 Gemolong. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gemolong. Pada penelitian ini menggunakan
teknik purposive sample untuk menentukan subjek berdasarkan pada kriteria
tertentu.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes,
wawancara, dokumentasi. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data,
dan kesimpulan/verifikasi. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik pemeriksaan triangulasi. Teknik pemeriksaan yang dilakukan
peneliti adalah triangulasi metode, karena digunakan untuk membandingkan data
atau informasi yang berbeda.
Berikut indikator kriteria taksonomi SOLO untuk menganalisis jawaban
siswa yang disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1 Indikator Kriteria Taksonomi SOLO
Tingkatan Indikator
Pre-structural 1) Siswa belum memahami materi program linear
2)Siswa dalam menunjukkan informasi pada soal masih
salah
Misal : memisalkan informasi pada soal
3)siswa tidak menggunakan langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal sehingga awaban salah atau tidak
menjawab soal.
6
Unistructural 1) Siswa hanya memahami satu informassi dalam materi
program linear
2)Siswa dapat menunjukkan informasi pada soal namun
menggunakan satu informasi dalam menyeesaikan soal.
Misal : dapat memisalkan informasi namun belum bisa
membuat model matematika.
Multistructural 1) Siswa memahami lebih dari satu informasi pada materi
program linear.
2) Siswa dalam menyelesaikan soal menggunakan lebih dari
satu informasi.
Misal :siswa dapat memisalkan informasi dan membuat
model matematika namun belum mampu menghitung
dengan baik.
Relasional 1)Siswa dapat memahami , menggunakan dan
menghubungkan lebih dari satu informasi pada materi
program linear
2) Siswa dapat memisalkan, membuat model matematika
dan menghitung dengan baik, namun siswa dalam
menyimpulkannya belum tepat.
Extended abstract 1) Siswa pada materi program linear dapat memahami lebih
dari satu informasi, dapat menggunakan beberapa cara
penyelesaian.
2) Siswa dapat menarik kesimpulan berdasarkan masalah
yang diselesaikan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal program linear
berdasarkan level-level pada Taksonomi SOLO.
7
3.1 Level Prestruktural
Dalam level prestruktural menunjukkkan siswa belum memahami masalah
yang disajikan pada soal, sehingga siswa tidak mampu menjawab soal dan
terjadi kesalahan bahkan tidak menjawab soal tersebut.
Pada soal nomor 1, S-01 dalam menjawab soal belum mampu memahami
soal dan tidak menggunakan informasi atau data yang disajikan pada soal
yang tersedia. S-01 pada level ini melakukan kesalahan dalam memisalkan
data atau informasi dalam soal.
Gambar 1 Hasil Pekerjaan S-01
S-01 pada Gambar 1 menuliskan permisalan dengan tidak tepat sesuai
dengan soal yang tersedia . Hasil penelitian yang sejalan adalah peneliti
Emmanuel Chinamasa, dkk (2014) yang menyimpulkan kesalahan siswa pada
pemrograman linier di '0' level, kesalahan siswa mengungkapkan garis
pemikiran siswa, strategi analisis masalah dan konsepsi masalah. Selain
nomor 1, S-01 juga melakukan kesalahan yang sama pada nomor 2 dan
melakukan permisalan yang tidak tepat juga. Hal itu dapat dilihat dari lembar
penyelesaian subjek S-01 ketika soal nomor 2 seperti pada Gambar 2 berikut:
Gambar 2 Hasil Pekerjaan S-01
Pada nomor 2 gambar 2 menunjukkan sejalan dengan penelitian oleh
Azhar Mahmood, dkk (2014) menyimpulkan bahwa kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan taksonomi SOLO
menyimpulkan diantaranya secara keseluruhan studi menunjukkan bahwa
sebagian besar guru memiliki kesadaran yang kurang tentang tingkat I
8
(tingkat Pra-struktural) dan tingkat IV (tingkat Relational) dari Taksonomi
SOLO.
3.2 Level Unistruktural
Dalam level unistruktural menunjukkan siswa mampu memahami
masalah yang disajikan pada soal, namun siswa belum mampu merencanakan
dan menjawab soal dengan benar.
Subjek S-03 dalam menjawab soal nomor 1 memberikan tanda operasi
aljabar yang salah dalam model matematika, seharusnya tidak memakai tanda
pertidaksamaan namun menggunakan persamaan. Subjek S-03 kurang
memahami maksud dari soal yang disediakan dan tidak memahami materi
persamaan linear dua variabel.
Gambar 3 Hasil Pekerjaan siswa S-03
Subjek S-03 menandai kesalahan dalam membuat persamaan pada
Gambar 3 sejalan dengan penelitian Arsaythamby Veloo, dkk (2015)
menyimpulkan bahwa kesalahan yang dibuat adalah kurangnya pemahaman,
prosedur yang dilupakan, kelalaian masuk menyalin informasi dari
pertanyaan, kecerobohan, dan dugaan.
Subjek S-03 dalam menuliskan model matematika masih salah pada
nomor 2. Subjek S-03 dalam membuat model matematika kurang tepat dan
benar dikarenakan siswa masih mengalami kebingungan dalam
menerjemahkan soal ke dalam model matematika.
Gambar 4 Hasil Pekerjaan S-03
9
Pada gambar 4 hasil pekerjaan S-03 sejalan dengan penelitian Lila
Puspitasari, dkk (2019) menyimpulkan kesalahan masih cenderung coba-
coba, kurang terstruktur, kurang sistematis dan kurang rinci sehingga dalam
menyelesaikan dan membuat langkah solusi mereka masih menemui banyak
kendala. Selain itu pada Gambar 4 hasil pekerjaan S-03 sejalan dengan
penelitian R. R. Pulungan dan Suhendra (2019) yang menyimpulkan siswa
membuat kesalahan saat memecahkan masalah. Siswa sudah bisa membaca
pertanyaan tetapi masih gagal memahami tujuan masalah sehingga siswa
melakukan kesalahan dalam mengerjakan yang diberikan pertanyaan. Ini
karena siswa belum memahami dengan baik tentang materi Sistem linear
persamaan dalam dua variabel.
3.3 Level Multistruktural
Dalam level multistruktural menunjukkan siswa dapat memahami
masalah yang disajikan pada soal dan merencanakan dengan tepat, namun
siswa belum mampu menjawab dalam operasi perhitungan soal dengan benar.
Subjek S-02 dalam menjawab soal nomor 1 belum mampu
mengoperasikan perhitungan dengan benar, S-02 melakukan kesalahan
pembagian dalam mencari nilai x, sehingga subjek S-02 dalam menjawab
soal ini masih salah. Subjek S-02 kurang teliti dalam operasi perhitungan.
Gambar 5 Hasil Pekerjaan S-02
Pada gambar 5 hasil pekerjaan S-02 sejalan dengan penelitian Muslihah
Rohmah dan Sugeng Sutiarso (2018) menyimpulkan bahwa faktor kesalahan
dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel adalah
10
siswa tidak dapat menyerap informasi dengan baik, siswa belum memahami
apa yang disebut dengan transformasi masalah, siswa tidak memahami materi
sepenuhnya, kelemahan siswa dalam memahami konsep, dan kurangnya
pengalaman siswa dalam memecahkan masalah, serta siswa kurang berhati-
hati dan teliti dalam proses pengerjaan.
Subjek S-04 mengalami kebingungan dalam operasi perhitungan dalam
soal nomor 2. Subjek S-04 melakukan kesalahan pembagian dalam
perhitungan, sehingga dalam mencari nilai x maupun y masih salah. Subjek
S-04 melakukan kesalahan perhitungan mengakibatkan hasil penyelesaiannya
menjadi salah.
Gambar 6 Hasil Pekerjaan S-04
Pada Gambar 6 hasil pekerjaan S-04 sejalan dengan penelitian Mary
Loreen (2016) menyatakan bahwa kesalahan umum yang dilakukan oleh
siswa adalah dengan menentukan memasukkan variable, jawaban akhir yang
salah, perkalian salah dan pembagian.
3.4 Level Relasional
Dalam level relasional menunjukkkan siswa dapat memahami masalah
yang disajikan pada soal dengan benar, merencanakan dengan tepat, dan
mampu menjawab soal dengan baik dan benar namun belum mampu
menyimpulkan.
11
Subjek S-04 dalam menjawab soal nomor 1 belum menuliskan hasil
akhir atau kesimpulan yang tepat. Subjek S-04 hanya mencari nilai x dan y
dalam pekerjaannya, S-04 belum menjawab pertanyaan yang ada pada soal.
Gambar 7 Hasil Pekerjaan S-04
Subjek S-05 belum mampu membuat kesimpulan dengan tepat pada
nomor 2. Subjek S-05 melakukan kesalahan dalam menyimpulkan, S-05
kurang teliti dalam membaca pertanyaan yang terdapat pada soal. Subjek S-
05 belum mampu memahami informasi dengan baik yang tersedia dalam soal.
Gambar 8 Hasil Pekerjaan S-05
Pada Gambar 7 hasil pekerjaan S-04 dan Gambar 8 hasil pekerjaan S-
05, dapat disimpulkan yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian
Mustafa ULU (2017) menyatakan bahwa bahwa siswa memberi jawaban
yang salah atau menghentikan solusi mereka karena mereka tidak dapat
12
menghubungkan apa yang diberikan dalam masalah benar. Siswa tersebut
dapat diberikan multi-representasional (verbal, visual, simbolis) pelatihan
selama kegiatan di kelas. Dalam penekanan kuat pada strategi menggambar
bentuk dan diagram, namun jawaban beberapa siswa, terutama mereka yang
memiliki pencapaian pemodelan yang lebih rendah, menemukan jawaban
yang salah meskipun memilih strategi yang tepat.
3.5 Level Extended Abstract
Dalam level extended abstract menunjukkkan siswa dapat memahami
masalah yang disajikan pada soal dengan benar, merencanakan dengan tepat,
dan mampu menjawab soal dengan baik dan benar.
Subjek S-05 sudah mampu memisalkan, membuat model matetika,
perhitungan dan memberikan kesimpulan dengan tepat.
Gambar 9 Hasil Pekerjaan S-05
Subjek S-06 sudah mampu memisalkan, membuat model matetika,
perhitungan dan memberikan kesimpulan dengan tepat. Subjek S-06 sudah
mampu dalam memahami informasi yang tersedia dalam soal.
13
Gambar 10 Hasil Pekerjaan S-06
Penelitian ini pada Gambar 9 hasil pekerjaan S-05 dan Gambar 10 hasil
pekerjaan S-06 sejalan dengan penelitian Ivee K. Guce (2017) yang
menyimpulkan memerhatikan pentingnya untuk menemukan jawabannya
adalah mengartikulasikan dengan jelas dan koheren bagaimana sampai pada
jawaban akhir.
4 PENUTUP
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan pada level
prastruktural siswa belum dapat memahami soal atau masalah dengan baik,
sehingga siswa melakukan kesalahan dalam permisalan soal bahkan tidak
memberikan jawaban. Pada level unistruktural siswa dapat memahami soal atau
masalah, namun siswa melakukan kesalahan dalam merencanakan dan
menyelesaikan soal dengan benar. Pada level multistruktural siswa sudah dapat
memahami soal dan merencanakan dengan benar, namun siswa melakukan
kesalahan dalam operasi perhitungan menyelesaikan soal. Pada level relasional
siswa sudah dapat memahami soal, merencanakan dengan benar dan
menyelesaikan soal dengan baik, namun siswa melakukan kesalahan dalam
memberikan kesimpulan yang belum tepat bahkan tidak diberikan kesimpulan.
Pada level extended abstrak siswa sudah dapat memahami soal, merencanakan
dengan benar dan menyelesaikan soal dengan baik, serta siswa mampu
menghubungkan data dan proses yang lain maka diperoleh generalisasi yang
baru.
14
DAFTAR PUSTAKAAbdurrahman. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Chinamasa, Emmanuel., Vengai Nhamburo & Mathias Sithole. 2014. “Analysis ofStudents' Errors on Linear Programming at Secondary School Level:Implications for Instruction”. Zimbabwe Journal of Education Research.1(26):69-70. (Diakses tanggal 11 November 2018https://www.ajol.info/index.php/zjer/article/view/101667).
Darwati. 2009. Panduan Bagi Guru untuk Meningkatkan Prestasi BelajarMatematika. Yogyakarta : Logung Printika.
El-khateeb, Mahmoud M. A. 2016. “Errors Analysis of Solving Linear Inequalitiesamong the Preparatory Year Students at King Saud University”. Journal ofEducation and Practice. 12(7):132. (Diakses tanggal 11 November 2018 padahttps://eric.ed.gov/?id=EJ1099654).
Guce , Ivee K. 2017. “Mathematical Writing Errors in Expository Writings ofCollege Mathematics Students”. International Journal of Evaluation andResearch in Education. 3(6): 241. (Diakses tanggal 12 November 2018 padahttps://eric.ed.gov/?id=EJ1157147).
Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar. Bogor : Ghalia Indonesia
Kuswana, Wowo S. 2012. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Loreen, Mary. 2016. “Error Analysis in the Use of Simplex Method in Determiningthe Optimal Solution in Linear Programming”. International Journal ofScientific and Research Publications. 6(6): 445. (Diakses tanggal 12November 2018 pada http://www.ijsrp.org/research-paper-0616.php?rp=P545508)
Mahmood, Azhar., M. Qasim Ali & Waqar Husein. 2014.”Understanding ofElementary School Teachers of World Country about Levels ofSOLOTaxonomy”. Mediterranean Journal of Social Sciences. 5(23):1135-1138. (Diakses tanggal 11 November 2018 padahttp://www.mcser.org/journal/index.php/mjss/article/view/4637).
Marwanta, dkk. 2009. Matematika SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Muslihah Rohmah, Sugeng Sutiarso. 2018. “Analysis Problem Solving inMathematical Using Theory Newman”. EURASIA Journal of Mathematics,Science and Technology Education. 14(2): 671-681. (Diakses tanggal 10
15
November 2018 pada http://www.ejmste.com/Analysis-Problem-Solving-in-Mathematical-Using-Theory-Newman-,80630,0,2.html)
Mustafa ULU. 2017. “Errors Made by Elementary Fourth Grade Students WhenModelling Word Problems and the Elimination of Those Errors throughScaffolding”. International Electronic Journal of Elementary. 3(9):571-575.(Diakses tanggal 13 November 2018 padahttps://www.iejee.com/index.php/IEJEE/article/view/176)
Ozdemir, A. S., & Goktepe Yildiz, S. 2015. “The analysis o f elementary mathematics preservice teachers’ spat ial orientation skills with SOLO model.”Eurasian Journal of Educational Research. 6(1):217-236. Diakses pada 17Oktober 2018 pada http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1087527.pdf).
PISA 2015 results in focus (Tersedia pada https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf)
Pulungan, R. R., & Sehendra. 2019. “Analysis of student’s misconception in solvingsystem of linear equation in two variables”. Journal of Physics. 11(57): 5.Diakses pada 1 Maret 2019 padahttps://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1157/4/042113/pdf).
Puspitasari, Lila., dkk. 2019. “Analysis of Students’ Creative Thinking in SolvingArithmetic Problems”. International Elektronic Journal Of MathematicsEducation. 14(1): 58. (Diakses tanggal 4 April 2019 padahttps://www.iejme.com/ 3962.pdf )
Rekap hasil ujian nasional 2018 kemendikbud (Tersedia padahttps://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/ )
Sari, Delsika Pramata., Darhim. & Rizky Rosjanuardi. 2018. “Errors of StudentsLearning With REACT Strategy in Solving the Problems of MathematicalRepresentation Ability”. Journal on Mathematics Education. 1(9):126.(Diakses tanggal 12 November 2018 padahttps://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jme/article/view/4301)
Shadiq. 2014. Pembelajaran Matematika.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suyono, dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : RemajaRosdakarya.
Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Veloo, Arsaythamby., Hariharan N. Krishnasamy & Wan Shahida Wan Abdullah.2015. “Types of Student Errors in Mathematical Symbols, Graphs andProblem-Solving”. Asian Social Science. 15(11): 330-331. (Diakses tanggal11 November 2018 padahttp://www.ccsenet.org/journal/index.php/ass/article/view/45577).