keratokonjungtivitis
-
Upload
heni-ayu-purnama -
Category
Documents
-
view
22 -
download
3
description
Transcript of keratokonjungtivitis
KERATOKONJUNGTIVITIS OD +
KATARAK IMMATUR OD + PSEUDOFAKIA
OS
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama Lengkap : Tn. I
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lr. Utama 2, Plaju
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Mata kanan semakin kabur sejak 1 minggu SMRS.
Keluhan Tambahan :
Mata merah, nyeri, dan berair.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik mata RSMP dengan keluhan utama mata kanan semakin kabur sejak 1 minggu SMRS. Keluhan ini disertai mata merah, nyeri dan berair. Pasien mengatakan matanya juga mengeluarkan sekret, namun sekret tidak banyak dan berwarna putih. Pasien mengaku mata kanan kabur perlahan, penglihatan juga nampak silau. Keluhan tidak disertai kepala pusing, pandangan berasap, mual dan muntah.
Delapan hari sebelumnya, pasien mengaku mata
kanannya terkena ranting saat menebang pohon.
Pasien menggosok matanya dan mencoba
membersihkannya sendiri menggunakan air.
Matanya terasa nyeri, berair dan mulai merah.
Keesokan harinya pasien langsung berobat ke rumah
sakit pertamina dan mengaku diberi obat tetes mata
namun pasien lupa nama obatnya. Setelah diberi
obat tersebut pasien mengaku keluhan tidak
berkurang dan mata kanan mulai terasa kabur serta
silau setiap kali melihat cahaya. 1 minggu setelah
berobat pasien merasa mata kanannya semakin nyeri
dan kabur, lalu pasien memutuskan untuk berobat ke
spesialis mata.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Keluhan yang sama sebelumnya disangkal
Riwayat operasi katarak pada mata kiri 1 tahun yang lalu
Riwayat penyakit darah tinggi disangkal.
Riwayat penyakit kencing manis disangkal.
Riwayat trauma pada mata kanan ada, pasien mengaku terkena ranting saat menebang pohon
Riwayat kemasukan benda asing disangkal.
Riwayat memakai kacamata ada. Namun pasien mengaku sudah lama tidak pernah memakai kacamatanya.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang disangkal.
Riwayat alergi ada. Pasien alergi obat anti nyeri.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga
disangkal
Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal
Riwayat kencing manis dalam keluarga
disangkal
RINGKASAN
Anamnesis
Mata kanan semakin kabur sejak 1 minggu
SMRS
Disertai mata merah, nyeri, berair dan bersekret.
Silau setiap melihat cahaya
Tidak disertai pusing, mual, muntah
Riwayat Trauma 8 hari lalu. Terkena ranting
pohon saat menebang pohon
PEMERIKSAAN OPTHALMOLOGIS
Pada pemeriksaan pre operatif Okuli Dextra
didapatkan : Visus : 20/70 PH (-), Okuli Sinistra
didapatkan : Visus 20/70 PH (+) 20/50. Palpebrae
: edema, hiperemis, sekret (+) warna putih.
Konjungtiva tarsal dan bulbi : Hiperemis, injeksi
konjungtiva (+), injeksi siliar (+). Kornea OD :
jernih, ilfiltrat (+), erosi (+). Kornea OS : Jernih,
Bekas jahitan (+). Lensa : OD keruh, shadow test
(+); OS jernih, reflek kaca (+), pseudofakia (+).
Limbus : Arcus senilis (+/+), Bekas jahitan (+)
OS.
KEMUNGKINAN PENYAKIT
Keratokonjungtivitis
Keratitis
Glaukoma akut
DIAGNOSIS
Keratokonjungtivitis OD + Katarak Immatur OD
+ Pseudofakia OS
RENCANA PENGELOLAAN
1.Medikamentosa
Gentamicyn eye drops 4x1 tetes (OD)
Artificial tears eye drops 3x1 tetes (OD)
Asam Mefenamat tab 3x1 tab
2.Edukasi
Jangan memegang atau menggosok-gosok mata
yang meradang
Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci
tangan sesering mungkin dan mengeringkannya
dengan handuk atau kain yang bersih
ANALISA KASUS
Berdasarkan keluhan utama dari pasien, yaitu mata
kanan semakin kabur yang disertai merah, nyeri,
berair dan ada sekret maka dapat dipikirkan
kemungkinan adanya keratokonjungtivitis, keratitis,
dan glaukoma akut.
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien
mengeluh penglihat pada mata kanan kabur, merah
dan nyeri. Keluhan ini terjadi secara bertahap
selama 1 minggu yang semakin lama semakin berat.
Dari diagnosis didapatkan pula bahwa pasien ada
riwayat trauma saat menebang pohon, pasien
mengaku matanya terkena ranting. Diagnosis yang
sangat memungkinkan pada kasus ini adalah
keratitis dan keratokonjungtivitis.
Kemungkinan diagnosis glaukoma akut dapat disingkirkan karena pada pasien ini tidak ada riwayat penurunan penglihatan dengan tiba-tiba dan nyeri kepala hebat, mual dan muntah yang menyertainya, ataupun keluhan adanya penglihatan pelangi atau halo ketika melihat lampu.
Kemungkinan keratitis sebagai diagnosis utama pada pasien ini juga dapat disingkirkan karena pada pasien ini ditemukan adanya edema dan ijeksi pada konjungtiva bulbi yang menandakan bahwa pada konjungtiva juga terjadi proses peradangan.
Diagnosis yang sangat memungkinkan pada
kasus ini adalah keratokonjungtivitis. Diagnosis
dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis
berupa mata kabur, merah, nyeri, berair, ada
sekret serta silau. Pada pemeriksaan
oftalmologis, ditemukan adanya mixinjeksi,
kemosis konjungtiva bulbi, erosi pada kornea
saat diperiksa menggunakan loop, infiltrat pada
kornea dan tes fluroscein (+) yang menutupi
semua erosi.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah
Gentamicyn eye drop dimaksudkan untuk
mengatasi infeksi dan mencegah kerusakan lebih
luas dan dalam pada kornea akibat proses
infeksi dan peradangan. Artificial tears diberikan
sebagai air mata buatan agar terjadi penyerapan
obat tetes mata dengan baik. Serta pemberian
analgesik asam mefenamat untuk mengurangi
keluhan mata nyeri pada pasien.
Prognosis penderita ini, quo ad vitam bonam,
karena tanda-tanda vitalnya masih dalam batas
normal, sedangkan quo ad functionam bonam
karena lesi yang mengenai kornea hanya sebatas
epitel yang dapat sembuh dan tidak
menimbulkan sikatrik yang dapat menimbulkan
gangguan tajam penglihatan.