KERANGKA PAPARAN - wri-indonesia.org · Latar Belakang Internasional Integrated and Sustainable...
Transcript of KERANGKA PAPARAN - wri-indonesia.org · Latar Belakang Internasional Integrated and Sustainable...
2
KERANGKA PAPARAN
• Penilaian Aset Lingkungan
• Hasil Sistem Terintegrasi NeracaLingkungan dan EkonomiIndonesia
• Implementasi SEEA di Indonesia
4
Dasar Hukum
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik– Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik
Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik
– Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 1 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Bagian, Bidang, Subdirektorat, Subbagian, Subbidang, dan Seksi Badan Pusat Statistik
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
• System of Environmental-Economic Accounting (SEEA)adalah kerangka kerja terintegrasi yang mengukurinteraksi antara ekonomi dan lingkungan.
• SEEA terdiri atas satu set lengkap tabel dan neracayang digunakan sebagai panduan dalam kompilasistatistik dan indikator yang konsisten dan comparableuntuk pengambilan kebijakan, analisis, dan penelitian.
Pengertian SEEA
5
Neraca satelit dibangun untuk:• Mendalami isu spesifik
(spt. kontribusi aktivitas lingkungandalam PDB)
• Memperkenalkan konsep alternatif(spt. jasa yang disediakan olehlingkungan dicakup dalam batasanproduksi, aset lingkungan sebagaibagian dari kekayaan nasional)
• Membangun data supplementary
(spt. neraca fisik dibangunbersama-sama dengan neracamoneter)
Hubungan SEEA dengan SNA (1)
SNA
SEEA
Pariwisata
Bahan makanan
Lain-lain
SEEA bermula sebagai neraca
satelit dalam SNA
SNA adalah kumpulanrekomendasi yang dipakai secarainternasional untukmengukur aktivitasekonomi
SEEA Central Frameworkberisikan frameworkuntuk menghubungkanlingkungan denganaktivitas ekonomi
SEEA Experimental Ecosystem Accounting fokus pada kontribusiekosistem terhadap aktivitasekonomi dan kesejahteraan, sertamelacak kondisi ekosistem dan jasaekosistem
Hubungan SEEA dengan SNA (2)
8
Latar Belakang Internasional
Integrated and Sustainable Development International Initiatives for Integration
Ekonomi berada dalam kehidupan Sosialyang tidak terlepas dari peran lingkungan
Kebijakan yang berhubungan denganketiga “pilar” pembangunanberkelanjutan tersebut harusdiintegrasikan
9
Latar Belakang Internasional
DIMENSI: pembangunan ekonomi, inklusi sosial, kelestarian lingkungan
(environmental sustainability)
SDGs: 17 Tujuan & 169 target9
6 ELEMEN KUNCI UNTUK MENCAPAI SDG’S
• Mengukur sustainability membutuhkanInformasi terintegrasi menyangkut aspekekonomi, lingkungan, sosial dankemanusiaan.
• SEEA menangkap hubungan/interaksikompleks antara ekonomi, lingkungan dankesejahteraan (well-being).
10
SEEA dan Turunannya
SEEA Central Framework
→ Pengukuran deplesi dan penilaian
SEEA Experimental Ecosystem Accounting
→ Pengukuran flow jasaekosistem
SEEA Applications and Extensions
→ Pendekatan analisiskebijakan
SEEA-Water
→ Mengacu pada International Recommendations for Water Statistics (IRWS)
SEEA-Energy
→ Mengacu pada International Recommendations for Energy Statistics (IRES)
SEEA-Agri (SEEA-AFF)
→ Terkait aktivitas pertanian, peternakan, kehutanan, danperikanan khususnya dalampenggunaan barang dan jasalingkungan
11
Cakupan SEEA
Neraca Arus
Neraca Aset
Neraca Aktivitas
Neraca Terintegrasi
Ekonomi
Enterprise
Rumahtangga
Pemerintah
Input alam Lingkungan
SD Mineral & energi
SD Kayu
SD Akuatik
SD Air
SD Tanah
Lahan
Limbah
Produk
12
Implementasi SEEA di Indonesia
• Neraca aset sumber daya kayu, energi dan mineral(neraca fisik & neraca moneter)
• Neraca Tutupan Lahan (neraca fisik)
• Neraca Pengeluaran Perlindungan Lingkungan danProduksi Barang/Jasa Lingkungan di 17 provinsi
• Indikator PDB yang disesuaikan oleh deplesi SDA
• Uji coba penyusunan neraca arus energi dan neraca emisi udara
Capaian BPS s/d 2017
• Melakukan pilot penyusunan neraca extent lahan, neraca air, dan neraca ekosistem untuk lahan gambut
• Melakukan studi indepth implementasi SEEA for Agriculture, Forestry, and Fishery (SEEA-AFF)
Agenda PengembanganImplementasi SEEA 2018
14
Kedudukan Aset Lingkungan dalam Ekonomi
Produced
Assets
Financial assets
Aset Tetap
Non-produced
Inventori Barang berharga Naturalresources
Contracts, leases & licenses
Goodwill & marketing assets
▪ Riset & Pengembangan
▪ Ekplorasi & Evaluasi Mineral
▪ Software komputer & Database
▪ Karya seni, Literatur atau artistic originals
▪ Produk kekayaan Intelektual Lainnya
▪ Biaya Pemindahan Kepemilikan Non Produced
asset
▪ Rumah Tinggal
▪ Bangunan & Kontruksi
▪ Mesin & perlengkapan
▪ Alat Transportasi
▪ Cultivated Biological
Resources
▪ Lainnya
Non-financial assets
▪ Natural land
▪ Mineral deposits & energy
reserves
▪ Uncultivated biological
resources
▪ Water resources
▪ Other natural resources
Cultivated Biological Resources
15
Hubungan Aset Lingkungan dan Aset Ekonomi
Aset
Ekonomi
Aset
LingkunganProduced assets
Non-produced assets
Aset Finansial
Fixed assets and
inventories
Cultivated
Biological
resources (CBR)
Contracts,
marketing
assets, dll
Natural
resources and
Land
SDA dan lahan yang tidak memiliki nilaiekonomi (tanahtandus, dll)
Sumberdayamineral & energi
Sumberdayaminyak
Sumberdayagas alam
Sumberdayabatubara &
gambut
Sumberdayamineral non-
metalik
Sumberdayametalik
LahanSumberdaya
tanahSumberdaya kayu
Sumberdayakayu
budidaya
Sumberdayakayu alam
Sumberdayaakuatik
Sumberdayaakuatik
budidaya
Sumberdayaakuatik alam
Sumberdayabiologis lainnya
Sumberdaya air
Air permukaan
Air bawahtanah
Air tanah
KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
SEEA CF-2012
17
Jenis Neraca Aset Sumberdaya Alam
Jenis Neraca Aset
Neraca Fisik Neraca Moneter
Baik SNA dan SEEA merekomendasikan aset dinilai
menggunakan nilai pasar
• Tetapi nilai pasar kadang tidak tersedia untuk aset lingkungan
• Kondisi berikut terjadi untuk aset lingkungan:
• Tidak (atau jarang) diperjualbelikan
• Biasanya disewagunakan (leased), bukan dijual
• Memiliki masa produksi yg panjang dalam hal “lead time”
• Harga jual aset sejenis tidak representatif
18
Ketika nilai pasar tidak diketahui, baik SNA dan SEEA merekomendasikan teknik valuasi berikut ini:
• Nilai diskonto dari sejumlah pendapatan yg dihasilkan dari asetlingkungan
• Resource Rent diestimasi menggunakan residual value method
Net Present Value Method
• Berdasarkan tradeable rights, contoh: ijin HPH, ijin penangkapan ikan, dll
Right-Based Valuation
• Jumlah pajak, retribusi, royalti yg dipungut pemerintah
Appropriation Method
Valuasi Neraca Aset
19
Metode Net Present Value
Pengukuranpengembalian aset
lingkungan
(RR dihitung dari metodenilai residual)
Tingkat pengembalian aset yang diproduksi
Memperkirakan nilai ekonomi aset dimasa
depan
Umur sumber daya (ketersediaan sumber
daya)Pemilihan discount rate
1
54
32
Valuasi Neraca Aset
20
Hubungan RR & Komponen Pendapatan SNA
Valuasi Neraca Aset
Output Biaya OperasionalSurplus Usaha
Bruto(menurut SNA)
Surplus Usaha Bruto
(menurut SNA)
Subsidikhusus terkait
ekstraksi
Pajak khususterkait
ekstraksi
Surplus Usaha Bruto(untuk
mendapatkan RR)
Surplus Usaha Bruto(untuk mendapatkan
RR)
Biaya pengguna asetyang diproduksi
Resource Rent
21
Nilai Tambah Bruto (NTB) 3750
Konsumsi antara2250
Output (basic prices) 6000
Ko
mp
ensasiTK
7
50
Penyu
sutan
64
5
Rate o
f return
65
0
Reso
urce ren
t 1
70
5
Surplus usaha bruto
(GOS)
NTB di dekomposisi menjadi
pendapatan faktor produksi:
• Kompensasi TK adalah
pendapatan TK (human
capital)
• Pendapatan barang modal
tetap meliputi penyusutan
dan tingkat pengembalian
investasi (rate of return)
• Pajak net subsidi
diasumsikan tidak ada
• Resource rent merupakan
nilai residual dan
mencerminkan pendapatan
utk aset lingkungan
Valuasi Neraca Aset
22
Penerapan NPV di indonesia
22
• (p-c) = harga GOS per komoditi
= nilai GOS komoditi/produksi
• r = government bond rate - inflasi
• Jika (government bond rate - inflasi) < 0 maka r = 0%
𝑅𝑅 = 𝑝 − 𝑐 ∗ 𝑞𝑉𝑡 =
𝑡=1
𝑛𝑅𝑅𝑡
(1 + 𝑟)𝑡
V = Net present value RR = Resource Rentn = Umur cadangan p = Harga surplus usaha bruto per unitr = Nilai discount rate q = Kuantitast = Periode waktu c = Biaya penyusutan barang modal
Valuasi Neraca Aset
23
Pengumpulan data cadangan dan produksi
Tahapan Penyusunan Sisnerling Indonesia
Tabel 1. Cadangan dan Produksi Minyak Bumi
TahunCadangan Komersial
(Juta Barel)Cadangan Potensial
(Juta Barel)Produksi
(juta barel)
Awal Akhir Awal AkhirTotal
Tahun Tahun Tahun Tahun(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2011 4,230 4,040 3,534 3,693 330
2012 4,040 3,741 3,693 3,667 315
2013 3,741 3,693 3,667 3,857 301
2014 3,693 3,624 3,857 3,751 288
2015 3,624 3,603 3,751 3,702 289
Estimasi Rate of Return
24
Tahapan Penyusunan Sisnerling Indonesia
YEAR
Sumber: DJPPR
Government Bond Rate
Rate Convert
(1) (2) (3)
2005 3.59 3.59%
2006 4.12 4.12%
2007 4.22 4.22%
2008 3.01 3.01%
2009 11.17 11.17%
2010 8.45 8.45%
2011 7.35 7.35%
2012 5.81 5.81%
2013 6.82 6.82%
2014 8.14 8.14%
2015 8.11 8.11%
25
Menyusun Neraca Fisik
Tahapan Penyusunan Sisnerling Indonesia
Tabel 3. Neraca Fisik Minyak (juta Barel)
Rincian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Stok Awal 3,989 3,748 4,303 4,230 4,040 3,741 3,693 3,624
Penambahan 104 902 268 142 17 252 220 267
Pengurangan 345 346 341 333 315 301 288 289
Stok Akhir 3,748 4,303 4,230 4,040 3,741 3,693 3,624 3,603
26
Menghitung NPV
Tahapan Penyusunan Sisnerling Indonesia
RincianGovernment
Bond
GOS/unit(Rp/barel)
Resource rent (miliar Rp)
Stok AwalPenambah
anEkstraksi
(Produksi)Stok Akhir
Umurcadangan
Discount
Factor
NPV (miliar Rp)
2008 3.01% 789,248 272,537 3,989 104 345 3,748 10 0.85 2,419,232
2009 11.17% 545,336 188,857 3,748 902 346 4,303 12 0.53 1,237,187
2010 8.45% 412,380 140,716 4,303 268 341 4,230 12 0.61 1,049,872
2011 7.35% 558,458 185,828 4,230 142 333 4,040 12 0.64 1,468,399
2012 5.81% 605,737 190,798 4,040 17 315 3,741 12 0.71 1,606,142
2013 6.82% 637,905 192,136 3,741 252 301 3,693 12 0.66 1,563,481
2014 8.14% 662,638 190,959 3,693 220 288 3,624 13 0.61 1,469,316
2015 8.11% 381,159 110,159 3,624 267 289 3,603 12 0.62 844,524
GOS/unit x ekstraksi
PV ∑(1/(1+r)^t)
tr RR x t x disc factor
27
Menyusun Neraca Moneter
Tahapan Penyusunan Sisnerling Indonesia
Tabel 5. Neraca Moneter Minyak Bumi (miliar Rupiah)
Rincian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Stok Awal1,077,446 1,237,187 1,049,872 1,468,399 1,606,142 1,563,481 1,469,316
Penambahan259,309 66,588 51,673 7,188 106,858 89,182 62,648
Pengurangan99,568 84,688 120,957 135,222 127,534 116,830 67,751
Stok Akhir1,237,187 1,049,872 1,468,399 1,606,142 1,563,481 1,469,316 844,524
31
Proporsi Aset Sumber Daya Mineral Dan Energi
Neraca Aset Energi dan Mineral
batubara58%
minyak bumi7%
gas alam34%
panas bumi1%
Sumber Daya Energi
emas53%
perak7%
nikel11%
bauksit13%
timah16%
Sumber Daya Mineral
5.75.4
4.6
3.7
3.0
2.0
2.4
2.8
3.2
3.6
4.0
4.4
4.8
5.2
5.6
6.0
2012 2013 2014 2015 2016*
Neraca Aset Fisik Kayu, 2012-2016
(dalam miliar m3)
Neraca Aset Kayu
• Selama periode tahun 2012-2016, nilai aset yang diproduksi senantiasa mengalamipeningkatan dari tahun ke tahun.
• Sementara itu, aset lingkungan justru terus mengalami penurunan sejak tahun 2014 hingga tahun 2016.
• Kenaikan atau penurunan nilai aset lingkungan dipengaruhi oleh perubahan tingkat discount rate, harga komoditi, dan/atau cadangan fisik di akhir tahun.
Nilai Aset Ekonomi dan Aset Lingkungan Indonesia
(triliun rupiah), 2012-2016
33
Nilai Aset Ekonomi dan Aset Lingkungan
16,68019,731
23,168 26,95030,991
20,322
30,379
77,689
31,312
14,900
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
2012 2013 2014 2015* 2016**
Nila
i Ase
t (t
riliu
n r
up
iah
)
Aset Diproduksi(Produced Asset)
Aset Alam(Non-Produced Asset)
• Pada kurun waktu 2012-2016, terjadi perubahan proporsi aset sumber daya
mineral dan energi.
• Sebagian besar proporsi nilai masing-masing jenis aset mengalami peningkatan
antara tahun 2012 dan 2016, kecuali aset kayu, minyak bumi, dan emas.
34
Proporsi Nilai Aset Lingkungan
13.30%
9.72%
26.50%
0.57%
47.12%
0.21%
0.27%1.58% 0.17%
0.55%2012 hasil hutan
minyak bumi
gas alam
panas bumi
batubara
bauksit
timah
emas
perak
bijih nikel
11.91%
6.03%
29.19%
0.66%
49.38%
0.36%
0.46%
1.51% 0.18%
0.32%2016
GDP and adjusted GDP of Indonesia, 2012-2016
(in trillion IDR)
2012 2013 2014 2015* 2016**
GDP 8616 9488 10570 11532 12407
Adjusted GDP(Green GDP)
8041 8726 8690 10081 11610
7000
8000
9000
10000
11000
12000
13000
36
Kendala dan Tantangan
• Data yang ada belum menggunakan konsep dan standarSEEA
• Data tersebar di berbagai institusi
• Belum adanya discount factor untuk setiap jenis SDA
• Nilai Government Bond Rate fluktuatif
Kendala
• Mengintegrasikan data yang tersedia ke dalamframework SEEA
• Menyediakan data discount factor untuk setiap jenis SDA
Tantangan
www.bps.go.id
TERIMA KASIH
Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710
(021) 3841195, 3842508, 3810291 Badan Pusat Statistik (Page)
@bps_statistics
(021) 3857046