Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

24
KERANGKA BERPIKIR, LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS (guna pemenuhan tugas mata kuliah metodologi penelitian bisnis) Disusun oleh : RAKHMAT AFFANDI (0810220162) YAN PRASETIYO (0810220181) YUNUS TRY ROCHMADI (0810220186) ARIEF BUDI WIBOWO (0810223005) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI 1

Transcript of Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Page 1: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

KERANGKA BERPIKIR, LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

(guna pemenuhan tugas mata kuliah metodologi penelitian bisnis)

Disusun oleh :

RAKHMAT AFFANDI (0810220162)

YAN PRASETIYO (0810220181)

YUNUS TRY ROCHMADI (0810220186)

ARIEF BUDI WIBOWO (0810223005)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2009-2010

Variabel

1

Page 2: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.

Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu

yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh variabel adalah unit produksi,

absensi, dan motivasi.

Jenis Variabel

Empat jenis variabel utama adalah sebagai berikut:

1) Variabel terikat (dependent variable, disebut juga variabel kriteria/criterion variable).

2) Variabel bebas (indipendent variable, disebut juga variabel prediktor/prediktor

variable).

3) Variabel moderator (moderating variable)

4) Variabel antara (Intervening variable)

Variabel bisa diskrit (misalnya, pria/wanita) atau kontinu (misalnya, usia seseorang).

Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan

peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau

memprediksinya. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi

faktor yang berlaku dalam investigasi. Melalui analisis terhadap terikat (yaitu, menemukan

variabel yang mempengaruhinya), adalah mungkin untuk menemukan jawaban atau solusi

atas masalah. Untuk tujuan tersebut, peneliti akan tertarik untuk menguantifikasi dan

mengukur variabel terikat, sama sepert variabel lain yang mempengaruhi variabel tersebut.

Contoh:

Seorang manajer merasa prihatin bahwa penjualan sebuah produk yang baru saja

diluncurkan setelah dilakukan uji pemasaran tidak memenuhi harapannya. Variabel

terikat di sini adalah penjualan. Karena penjualan produk dapat bervariasi, bisa

rendah, sedang atau tinggi sehingga hal tersebut adalah variabel bebas sedangkan

penjualan merupakan fokus utama manajer, hal tersebut adalah variabel terikat.

2

Page 3: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Seorang peneliti dasar berminat untuk menyelidiki rasio utang terhadap modal (debt

to equity ratio) perusahaan manufaktur di selatan California, disini variabel terikat

adalah rasio utang terhadap modal.

Seorang wakil direktur merasa prihatin bahwa karyawannya tidak loyal terhada

organisasi, dan tampaknya mereka mengalihkan loyalitas pada intitusi lain. Variabel

terikat dalam kasus ini kemungkinan adalah loyalitas organisasi.

Dalam hal ini, terdapat varians (perbedaan) yang ditemukan dalam tingkat loyalitas

karyawan terhadap organisasi. Direktur tersebut mungkin ingin mengetahui apa saja

yang menyebabkankan varians dalam loyalitas anggota organisasi dengan tujuan

untuk mengendalikannya. Bila ia menemukan bahwa kenaikan gaji akan memastikan

loyalitas dan retensi mereka, ia kemudian dapat menawarkan insentif bagi karyawan

sebagai kenaikan gaji, yang akan berperan mengendalikan variabilitas dalam loyalitas

organisasi dan untuk mempertahankan karyawan dalam organisasi.

Adalah mungkin untuk mempunyai lebih dari satu variabel terikat dalam sebuah

studi. Misalnya, selalu ada pergesekan antara kualitas dan volume keluaran, produksi

berbiaya rendah dan kepuasan pelanggan, dan seterusnya. Dalam kasus semacam itu, manajer

ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi semua variabel terikat yang diminati

dan bagaimana sebagian dari mereka mungkin berbeda dalam kaitannya dengan variabel

terikat yang lain. Investigasi tersebut bisa menggunakan analisis statistik multivariat

(multivariat statistical analysis).

Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara

positif atau negatif. Yaitu jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir, dan dengan

setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan variabel

terikat. Dengan kata lain, varians variabel terikat ditentu kan oleh variabel bebas. Untuk

membangun hubungan sebab akibat, variabel bebas dimanipulasi (manipulated) sebagaimana

dijelaskan dalam bab 7 mengenai Desain Eksperimen.

3

Page 4: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Contoh:

Penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pengembangan produk baru berpengaruh

terhadap harga saham perusahaan. Yaitu, semakin sukses peluncuran produk baru,

semakin tinggi pula harga saham perusahaan. Karena itu, kesuksesan produk baru

(success of the new product) adalah variabel bebas, dan harga saham perusahaan

(stock market price) merupakan variabel terikat. Tingkat keberhasilan pengembangan

produk baru yang dirasakan akan menjelaskan varians dalam harga saham

perusahaan. Hubungan tersebut dan penamaan terhadap variabel diperlihatkan dalam

diagram berikut ini:

Diagram hubungan antara variabel bebas (kesuksesan produk baru) dan variabel

terikat (harga saham perusahaan).

Variabel bebas Variabel terikat

Variabel Moderator

Variable moderator adalah variable yang mempunyai pengaruh ketergantugan yang kuat

dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas. Yaitu, kehadiaran variabel ketiga

mengubah hubungan awal antara vriabel bebas dan terikat. Diagram hubungan antara variabel

bebas dan terikat.

Dalam contoh kasus, ditemukan bahwa ada hubungan antara ketersediaan Buku

Pedoman Referensi yang dapat di akses oleh karyawan perusahaan manufaktur, dan produk

cacat. Yaitu, jika pekerja mengikuti prosedur yang ditentukan dalam buku pedoman, mereka

mampu menghasilkan produk yang tidak cacat. Meskipun hubungan tersebut bisa dikatakan

diyakiibenar benar secara umum bagi semua karyawan, namun hal tersebut bergantung pada

kecenderungan atau keinginan karyawan untuk membaca Buku Pedoman setiap kali sebuah

prosedur baru diterapkan. Dengan kata lain, hanya mereka yang memerhatikan dan ingin

mengacupada buku pedoman setiap kali sebuah proses baru digunakan yang akan

menghasilkan produk cacat. Pengaruh tersebut, tidak akan memetik manfaat dan akan terus

menhasilkan produk cacat. Pengaruh atribut karyawan ini terhadap hubungan antara vaiabel

bebas dan terikat terlihat dalam figur berikut.

4

Kesuksesan produk baru Harga saham perusahaan

Page 5: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Dalam kasus di atas, kapan pun hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

menjadi trgantung pada variabel lain, kita mengatakan bahwa variabel ketiga mempunyai

pengaruh moderat terhadap hubungan variabel bebas dan terikat. Variabel yang memodertkan

hubungan disebut variabel moderator.

Perbedaan Variabel Bebas dan Variabel Moderator

Sering muncul kebingungan mengenai kapan sebuah variabel diperlakukan sebagai

variabel bebas dan kapan variabel tersebut menjadi variabel moderator. Sebagai contoh, studi

menunjukkan bahwa kesediaan karyawan untuk mempelajari cara-cara barudalam melakukan

pekerjaan adalah tidak dipengaruhi oleh kualitas program pelatihan yang diberikan oleh

organisasi kepada semua rang tanpa perbedaan apapun. Hanya mereka dengan kebutuhan

pertumbuhan yang tinggi yang tampaknya mempunyai hasrat untuk mempelajari cara-cara

baru melalui pelatihan khusus.

Dalam situsasi diatas, kita mempunyai tiga variabel, yaitu kualitas program pelatihan

mrupakan variabel bebas yang memengaruhi kesedian karyawan untuk belajar merupakan

variabel terikat., kekuatan kebutuhan pertumbuhan menjadi variabel moderator. Dengan kata

lain hanya mereka dengan kebutuhan pertumbuhan tinggi yng menunjukkan keinginan dan

kemampuan adaptasi yang lebih besar untuk belajar melakukan hal-hal yang barujika kualitas

program pelatihan ditingkatkan. Dengan demikian, hubungan antara variabel bebas dan

terikat sekarang menjaadi tergantung pada kehadiran sebuah moderat.

5

Minat dan

Kecenderungan

Ketersediaan Buku

Pedoman Referensi

Produk cacat

Page 6: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Progran pelatihan

Kebutuhan pertumbuhan

Variabel Antara

Variabel antara adalah variabel yang mengemuka antara waktu variabel terikat, dan

waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapat

kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel antara. Variabel antara mengemuka

sebagai fungsi variabel bebas yang berlaku dalam situasi apapun, serta membantu

mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Contoh

yang menjelaskan dari poin diatas sebagai berikut.

Ilustrasi mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat jika sebuah

variabel moderator berlaku dalam situasi.

Program pelatihan

6

Pengaruh bagi mereka yang tinggi

dalam kebutuhan pertmbuhan

Pengaruh bagi merek yang rendah dalam kebutuhan pertumbuhan

Page 7: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Diagram hungan antara variabel bebas, antara, dan terikat.

Waktu(time--t) : t1 t2 t3

Variabel bebas variabel antara variabel terikat

Dimana variabel bebas keragaman tenaga kerja memengaruhi variabel teikat efektifitas

organisasi, variabel antar yang mengemuka sebagai fungsi keragaman dalam tenaga kerja

adalah sinergi kreatis. Sinergi kreatif ini berasal dari tenaga kerja multietnis, multiras, dan

multinasional (yaitu, keragaman) yang berinteraksi dan secara bersama-sama memberikan

keahlian multi-faset mereka dalam pemecahan masalah. Hal tesebut membantu kita untuk

memahami bagaimana efektifitas organisasi bisa berasal dari keragamn dalam tenaga kerja.

Malihat perbedaan antara variabel bebas, variabel antara, dan variabel

moderator.variabel bebas membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat, variabel

antara mengemuka pada waktu t2 sebagai fungsi dari variabel bebas, yang juga membantu

kita mengonsepkan hubungan antara variabel bebas dan teikat, dan variabel moderator

mempunyai pengaruh ketergantungan pada hubungan antara dua variabel. Untuk

membedakannya, ketika variabel bebas menjelaskan varians dalam variabel terikat, variabel

antara tidak menambahkan varians yang telah dijelaskan oleh variabel bebas. Sedangkan

variabel moderator mempunyai pengaruh interaksi dengan variabel bebas dalam menjelaskan

varians. Yaitu, kecuali variabelmoderator hadir, teori mengenai hubungan ntara kedua varibel

lain yng dipertimbangkan tidak akan terbukti.

KERANGKA TEORETIS

Kerangka teoritis merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan.

Kerangka Teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun,dijelaskan,dan dielaborasi secara

logis antar variabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan di indentifikasi melalui

proses seperti wawancara,pengamatan,dan survei literatur.

Pada tahap ini pertama-tama seseorang harus mengidentifikasi masalah dengan benar,dan

kemudian variabel yang mempengaruhinya.Pentingnya mengadakan wawancara yang

memiliki tujuan dan melakukan tinjauan literatur secara menyeluruh kini menjadi

7

Keragaman tenaga kerja

Sinergi kreatif Efektifitas organisasi

Page 8: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

jelas.Selanjutnya adalah mengelaborasi jaringan asosiasi antar variabel ,sehingga hipotesis

yang relevan dapat disusun dan kemudian diuji.

Hubungan antara survei literatur dan kerangka teoritis adalah bahwa yang pertama

menyediakan fondasi yang kuat untuk menyusun yang terakhir.yaitu survei literatur

mengidentifikasi variabel yang mungkin penting, sebagaimana ditentukan oleh temuan

peneliti sebelumnya.hal tersebut, sebagai tambahan untuk hubungan logis lainnya yang dapat

dikonsepkan, membentuk dasar untuk model teoritis.

KOMPONEN KERANGKA TEORETIS

Ada hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoretis:

1. Varabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan

jelas dalam pembahasan.

2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama

lain.hal ini sebaiknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku

diantara variabel.

3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian

sebelumnya,maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan

akan positif atau negatif.

4. Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan

hubungan tersebut berlaku.Argumen bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya.

5. Suatu diagram skematis kerangka teoretis harus diberikan agar pembaca dapat melihat

dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.

Contoh:

DELTA AIRLINES

Dengan adanya deregulasi maskapai penerbangan,terjadi perang harga diantara

berbagai maskapai yang memangkas biaya dengan cara berbeda,menurut

laporan,Delta Airlines menghadapi tuntutan pelanggaran keselamatan penerbangan

ketika hampir terjadi beberapa tabrakan di udara,dan sebuah kecelakaan yang

mengakibatkan 137orang tewas pada tahun 1987.Empat faktor penting yang

tampaknya memengaruhi hal tersebut adalah komunikasi yang buruk di antara

anggota kru kokpit sendiri,koordinasi buruk antara petugas bandara dan kru

8

Page 9: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

kokpit,pelatihan minimal yang diberikan kepada kru kokpit,dan filosofi manajemen

yang mendorong struktur terdesentralisasi.

Kerangka Teoretis untuk contoh di atas

Variabel terikatnya adalah :pelanggaran keamanan,yang merupakan variabel minat

utama,di mana varians dicoba di jelaskan dengan empat variabel bebas

Variabel bebasnya adalah:

1. komunikasi antar anggota kru,semakin sedikit komunikasi antar anggota kru

sendiri,semakin besar kemungkinan terjadi pelanggaran keselamatan penerbangan

karena sangat sedikit informasi yang di berikan antara mereka.

2. Komunikasi antara petugas kontrol bandara dan kru kokpit,semakin kurang koordinasi

antara petugas kontrol bandara dan kru kokpit,semakin besar kemungkinan terjadi

pelanggaran keselamatan penerbangan.

3. ,pelatihan yang diterima oleh kru kokpit,demikian pula jika anggota kru kokpit tidak

dilatih secara memadai,mereka mungkin tidak mempunyai pengetahuan yang cukup

mengenai standar keamanan atau mungkin tidak mampu untuk menangani situasi

darurat dan menghindari tabrakan.jadi pelatihan yang buruk juga bisa menambah

kemungkinan terjadinya pelanggaran keamanan.

4. dan desentralisasi.

Variabel terikat

Variabel bebas

9

Komunikasi antara petugas kokpit

Komunikasi antara petugas kontrol dan

kokpit

desentralisasi

Pelatihan kru kokpit

Pelanggaran keselamatan penerbangan

Page 10: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Variabel bebas Variabel antara

Sekarang akan menarik untuk melihat jika kita bisa menyisipkan(intervening)sebuah

variabel antara ke dalam model.misalnya,kita mungkin mengatakan bahwa kurangnya

pelatihan yang memadai membuat pilot gugup dan takut, dan hal tersebut pada gilirannya

menjelaskan mengapa mereka tidak mampu dengan percaya diri menangani situasi di udara

ketika banyak pesawat berbagi angkasa.kegugupan dan ketakutan merupakan fungsi dari

kurangnya pelatihan dan membantu menjelaskan mengapa pelatihan yang tidak memadai

akan mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan penerbangan.

Variabel terikat

Variabel bebas

10

Komunikasi antara petugas kokpit

Komunikasi antara petugas kontrol

dan kokpiit

Desentralisasi

pelatihan

Pelanggaran keselamatan penerbangan

Komunikasi antara petugas kokpit

Komunikasi antara petugas kontrol dan kokpiit

Desentralisasi

Pelatihan kru kokpit Kegugupan dan ketakutan

Pelanggaran keselamatan penerbangan

Variabel terikat

Variabel moderator

Page 11: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Kita juga dapat mengubah model secara substansial dengan menggunakan

pelatihan(yang buruk)sebagai variabel moderator seperti di tunjukkan dalam figur ini.di

sini,kita membuat teori bahwa komunikasi dan koordinasi yang buruk,serta desentralisasi

kemungkinan besar mengakibatkan pelanggaran keselamatan penerbangan hanya di dalam

kasus,dimana pilot yang bertugas menerima pelatihan yang tidak memadai.Dengan kata

lain ,mereka yang menerima pelatihan yang memadai dalam menangani situasi berbahaya

secara tangkas melalui sesi pelatihan simulasi,dan seterusnya,tidak akan terhalang oleh

komunikasi dan koordinasi yang buruk ,dan dalam kasus di mana peswat dikemudikan oleh

pilot yang dilatih dengan baik,komunikasi dan koordinasi yang buruk tidak akan

menimbulkan bahaya terhadap keselamatan penerbangan.

PENYUSUNAN HIPOTESIS

Setelah kita mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan

hubungan antarvariabel melalaui pemikiran logis dalam kerangka teoritis, kita berada dalam

posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya.

Hasil pengujian tersebut memberi kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah

dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah.merumuskan pernyataan tersebut

disebut penyusunan hipotesis.

Definisi hipotesis

Dari segi bahasa terdiri dari 2 kata, yaitu:

• Hipo = di bawah (lemah)

• Thesis = dalil = kaidah = hukum

Beberapa pengertian dari hipotesis

Pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah, tetapi kebenarannya belum terujikan secara

empirik

Jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan untuk selanjutnya diuji secara

empirik melalui penelitian yg dilakukan.

Penjelasan sementara yang diajukan untuk menerangkan fenomena problematik atau

persoalan penelitian yang dihadapi.

11

Page 12: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Hubungan yang diperkirakan secara logis di antara 2 variabel yag diungkapkan dalam

bentuk pernyataan yang dapat diuji (uma sekaran; 135)

Dari pengertian di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hipotesis hubungan

yang diperkirakan dan belum teruji yang dirumuskan untuk studi penelitian sehingga

diharapkan bahwa dapat menemukan solusi untuk mengatasi masalah dihadapi.

Fungsi hipotesis

1. Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional.

2. Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris.

3. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian data.

4. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

Pengembangan hipotesis

Hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis atau literatur. Sumber literatur dapat

berasal dari literatur yang dipublikasikan (jurnal, buku teks, text-database) atau literatur yang

tidak dipublikasikan (skripsi, tesis, disertasi paper, makalah seminar). Creswell mengusulkan

model sebagai parameter dalam menelaah lireatur, yang terdiri atas lima komponen, yaitu:

1. Bagian pendahuluan telaah literatur berisi pengenalan mengenai pokok bahasan

dalam telaah literatur dan sistematika pembahasannya.

2. Telaah literatur mengenai variabel-variabel independen, jika terdapat lebih dari satu

macam variabel independen. Telaah literatur harus dibatasi pada topik yang releven

dengan variabel independen.

3. Telaah literatur yang berkaitan dengan variabel-variabel dependen, jika ada lebih dari

satu macam variabel dependen, perlu dipertimbangkan untuk menitik beratkan pada

satu variabel dependen yang paling penting.

4. Telaah literatur yang berkaitan dengan hubungan antara variabel independen dan

dependen. Bagian ini merupakan inti dari telaah literatur untuk mengembangkan

hipotesis bedasarkan penalaran deduktif dari teori-teori yang dihasilkan oleh penelitin

sebelumnya. Literatur yang ditelaah harus dapat memberikan perspektif teori pada

jawaban masalah atau petanyaan penelitian yang dinyatakan dalam rumusan

hipotesis.

12

Page 13: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

5. Bagian akhir dari telaah literatur berupa rangkuman yang memberikan penjelasan

mengenai pokok bahasan yang penting dalam lieratur.

Telah literatur, terutama yang bersumber dari penelitian sebelumnya, disamping

diarahkan untuk memperoleh perspektif ilmiah yang menjadi landasan pengembangan

hipotesis, juga dimaksud untuk menghindari kemungkinan duplikasi dalam penggunaan

metode pengumpulan data dan analisis data.

Telaah literatur merupakan sumber utama penyusunan kerangka teoritis penelitian.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan kerangka teoritis adalah :

Kerangka toeritis membahas identifikasi variabel-variabel yang relevan dengan

masalah penelitian dan diberi nama yang jelas dalam pembahsan kerangka teoritis.

Kerangka teoritis menyatakan sifat atau hubungan atau perbedaan antara dua atau

lebih variabel yang diteliti

Hubungan dan perbedaan antar variabel penelitian yang divisualisasikan dalam

bentuk diagram.

Menjelaskan perspektif yang menjadi landasan pengembangan hipotesis berdasar

padatemuan penelitian sebelumnya.

Rumusan hipotesis

Kriteria

Rumusan hipotesis yang baik setidaknya mempetimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut :

Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.

Tujuan penelitian adalah memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.

Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara

empiris. Agar dapat diuji, hipotesis harus menyatakan secara jelas variabel-variabel

yang ditelitidan dugaan mengenai hubungan antar variabel.

Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih

kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya.

Beberapa teori kemungkinan bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya atau

teori yang satu lebih kuat daripada teori yang lain. Hipotesis yang dikembangkan oleh

peneliti harus mempunyai dukungan teoritis yang lebih kuat daripada alternatif

13

Page 14: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

hipotesis lainnya yang kemungkinan dapat dikembangkan berdasar teori-teori yang

lain.

Format

Rumusn hiptesis dapat dinyatakan daam berbagai bentuk rumusan, yaitu :

Pernyataan “jika-maka” (if-then statement)

Hipotesis penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan “jika-maka”

atau berupa proposisi yang menyatakan hubungan antar variabel dan perbedaan antara

dua kelompok atau lebih dalam kaitanya dengan variabel tertentu yang dapat diuji.

Contoh :

Jika karyawan mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih rendah, maka akan

mengalami kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Hipotesis direksional dan nondireksional

Jika, dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua

kelompok, istilah-istilah seperti positif, negatif, lebih dari, kurang dari dan semacamnya

digunakan, maka hipotesis tersebut direksional, yaitu hipotesis yang menyatakan sifat atau

arah hubungan antar variabel.

Contoh :Semakin besar stres yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah

kepuasaan kerja karyawan.

Wanita lebih bermotivasi dibanding pria.

Hipotesis nondireksioanl adalah hipotesis yang mendalilkan hubungan atau

perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan

tersebut. Dengan kata lain, meskipun kemungkinan ada hubungan antara variabel, tapi kita

tidak dapat mengatakan apakah hubungan tersebut positif atau negatif.

Contoh : ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja

Jika kita memperkirakan terdapat perbedaan antara dua kelompok pada satu variabel

tertentu, kita tidak dapat mengatakan kelompok mana yang lebih dan yang kurang pada

variabel tersebut

14

Page 15: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

Contoh : terdapat perbedaan antara nilai etika kerja karyawan amerika dan asia.

Rumusan ini disebabkan diantaranya oleh:

Belum ada teori-teori yang menjadi landasan untuk menentukan arah

hubungan antar variabel yang diteliti

Menurut penelitian-penelitian yang sebelumnya, ada konflik atau ketidak

jelasan hubungan variabel yang diteliti.

Format hipotesis nol

Merupakan hipotesis yang menyatakan suatu hubungan antar variabel yang definitif

atau eksak sama dengan nol, atau secara umum dinyatakan bahwa tidak ada hubungan atau

perbedaan (signifikan) antarvariabel yang diteliti.

Format hipotesis alternatif

Merupakan lawan pernyataan dari format hipotesis nol, format ini menunjukkan

adanya hubungan atau perbedaan (signifikan) antar variabel yang diteliti.

PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN PENELITIAN KUALITATIF: ANALISIS

KASUS NEGATIF

Hipotesis juga dapat diuji dengan data kualitatif. Misalnya, anggap saja bahwa

seorang peneliti membuat kerangka teoritis setelah wawancara yang ekstensif, bahwa

perilaku tidak etis oleh karyawan merupakan fungsi cari ketidakmampuan mereka untuk

membedakan antara benar dan salah, atau karena kebutuhan yang mendesak akan uang yang

lebih banyak, atau ketidakacuhan organisasi terhadap perilaku semacam tersebut. Untuk

menguji hipotesis bahwa ketiga faktor tersebut merupakan sebab utama yang mempengaruhi

perilaku tidak etis, peneliti akan mencari data yang menyangkal hipotesis. Bahkan jika suatu

kasus tunggal tidak mendukung hipotesis, teori tersebut harus direvisi. Katakanlah bahwa

peneliti menemukan satu kasus dimana seseorang dengan sengaja melakukan perilaku tidak

etis dalam hal menerima pembayaran kembali (meskipun faktanya ia cukup mampu untuk

membedakan benar dari salah, tidak membutuhkan uang, dan mengetahui bahwa organisasi

tidak akan membiarkan perilakunya), hanya karena ia ingin “kembali” ke sistem yang tidak

“tidak akan menerima sarannya.”Penemuan baru ini melalui penolakan atas hipotesis semula,

15

Page 16: Kerangka Berpikir, Landasan Teori Dan Hipotesis

disebut sebagai metode kasus negatif (negative case method), memungkinkan peneliti untuk

merevisi teori dan hipotesis hingga waktu ketika teori tersebut menjadi kukuh.

KEUNTUNGAN MANAJERIAL

Pada titik ini, cukup mudah untuk mengikuti gerak maju penelitian dari tahap pertama

ketika manajer merasakan masalah, ke pengumpulan data awal (termasuk survei literatur), ke

penyusunan kerangka teoritis berdasarkan survei literatur dan dipandu oleh pengalaman dan

intuisi, serta ke perumusan hipotesis untuk diuji.

Jelas pula bahwa setelah masalah didefinisikan, pengertian yang baik mengenai

keempat jenis variabel yang berbeda memperluas pemahaman manajer, misalnya dalam hal

bagaimana berbagai faktor bergesekan dengan keadaan organisasi. Pengetahuan tentang

bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun

memampukan manajer untuk menjadi hakim yang cerdas terhadap laporan penelitian yang

diberikan oleh konsultan. Demikian pula, pengetahuan mengenai arti signifikansi, dan

mengapa sebuah hipotesis yamg diajukan diterima atau ditolak, membantu manajer untuk

bertahan dalam, atau berhenti dari dugaannya yang walaupun masuk akal, tidak terbukti. Jika

pengetahuan semacam tersebut tidak dimilik, banyak temuan penelitian tidak akan terlalu

berguna bagi manajer dan pengambilan keputusan akan memunculkan kebingungan.

16