KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
-
Upload
radillawidyastuti -
Category
Documents
-
view
252 -
download
0
description
Transcript of KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
A. PENTINGNYA KEPUTUSAN INVESTASI
Tugas manajemen keuangan yang dilakukan secara rutin adalah bagaimana mengatur
aliran dana agar operasi perusahaan berjalan dengan baik. Tugas rutin tersebut tentu tidak banyak
menyita waktu dan perhatian karena sudah dilaksanakan berulang-ulang. Disamping tugas rutin
tersebut, manajer keuangan mempunyai tugas yang cukup berat yaitu membuat keputusan
investasi. Keputusan ini sangat penting dengan semakin besarnya dan berkembangnya
perusahaan. Semakin perusahaan berkembang, maka manajemen dituntut mengambil keputusan
investasi, seperti pembukaan cabang, perluasan usaha, maupun pendirian perusahaan lainnya.
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang
diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang
pula. Keputusan investasi ini sering juga disebut sebagai capital budgeting yakni keseluruhan
proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu
kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun atau berjangka panjang. Perencanaan terhadap
keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal berikut ini :
1. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi sangat besar, dan jumlah dana
yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau
diperoleh sekaligus.
2. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan
harus menunggu selama jangka cukup lama untuk bisa memperoleh kembali dana
tersebut. Dengan demikian akan mempengaruhi penyedian dana untuk keperluan
lain.
3. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang
akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan
terjadinya over atau under investment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan.
Misalnya proyeksi penjualan terlalu besar sehingga membeli peralatan yang besar
dengan investasi juga besar, ternyata permintaan kecil, akhirnya banyak kapasitas
1
yang menganggur dan biaya tetap (penyusutan) sangat besar, demikian
sebaliknya.
4. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan
keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan dalam
keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar.
B. KONSEP TEORI KEPUTUSAN INVESTASI
1. Pengertian keputusan investasi
Menurut Sunariyah, Pengertian investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang. Menurut Sharpe et all (1993), merumuskan
investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna menda-
patkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Menurut
Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu
atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.
Maka, keputusan investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk
menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan
datang.
Proses pengambilan keputusan investasi modal sering kali desebut sebagai penganggaran
modal (capital budgeting). Jenis dari pengaggaran modal itu sendiri ada dua, yaitu;
a. Proyek Independen (Independent project)
Adalah proyek investasi modal yang tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Jadi
apabila ada proyek yang diterima atau ditolak tidak akan berpengaruh terhadap protek
yang lainnya.
b. Proyek Saling Eksklusif (Mutualy exclusive project)
2
Proyek ini mengharuskan perusahaan untuk memilih salah satu alternatif yang saling
bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama. Penerimaan salah satu protek akan
menghalangi proyek lainnya.
Keputusan investasi modal sering kali berkaitan dengan masalah investasi dalam aktiva
modal jangka panjang. Pada umumnya investasi modal yang baik akan menghasilkan kembali
modal awal sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang
cukup atas investasi awal. Jadi salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu
investasi modal akan menghasilkan kembali sumber daya awalnya atau tidak, dan memberikan
pengembalian yang wajar. Dengan membuat penilaian ini, seorang manajer dapat memutuskan
diterima tidaknya proyek-proyek independen dan membandingakan proyek-proyek yang saling
bersaing berdasarkan keunggulan ekonomisnya.
2. Menaksir Aliran Kas
Tugas yang paling penting dalam penganggaran modal adalah estimasi aliran kas.
Estimasi atau proyeksi aliran kas melibatkan berbagai variabel, individu, dan berbagai bagian
atau departemen dalam perusahaan. Misalnya, proyeksi penjualan dan harga diperoleh dari
bagian pemasaran, proyeksi aliran kas keluar yang berkaitan dengan produk baru disediakan oleh
bagian produksi, dan proyeksi biaya operasi diperoleh dari bagian akuntansi biaya, produksi,
pembelian dan bagian lain yang terkait. Peran manajer keuangan adalah mengkoordinasikan
informasi berbagai departemen dan mengendalikan proses estimasi untuk meyakinkan bahwa
bagian atau individu menggunakan metode secara konsisten dan asumsi yang rasional.
Mengapa aliran kas yang sangat penting dalam analisis investasi, bukan laba yang
dilaporkan menurut catatan akuntansi ? Hal ini disebabkan karena:
1. Laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersih.
2. Para investor dan manajemen lebih tertarik mengetahui aliran kas bersih yang
benar-benar akan diterima.
3
Di dalam menaksir atau memproyeksikan aliran kas, di samping akurasi, juga penting
diperhatikan masalah relevansi. Untuk estimasi aliran kas yang relevan, diperlukan perhatian atas
hal-hal penting berikut ini:
1. Estimasi aliran kas harus atas dasar setelah pajak, karena, yang menjadi hak dan dapat
dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah aliran kas bersih setelah pajak.
2. Taksirlah aliran kas atas dasar incremental atau selisih. Misalnya, untuk rencana
peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk
lama. Dengan demikian perlu diperhatikan penurunan penjualan produk lama karena
peluncuran produk baru dalam menaksir aliran kas.
3. Pemisahan aliran kas karena keputusan investasi dan keputusan pendanaan
(pembelanjaan). Aliran kas karena keputusan pembelanjaan seperti, pembayaran bunga,
angsuran pokok pinjaman, dan pembayaran dividen tidak perlu diperhatikan. Yang
dianalisis dalam penilaian investasi adalah profitabilitas investasi.
Aliran kas dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Aliran kas permulaan (initial cash flow)
2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
3. Aliran kas pada akhir umur proyek /investasi (terminal cash flow)
1. Aliran kas permulaan (initial cash flow)
Untuk dapat menentukan aliran kas permulaan (initial cash flow) atau juga
diistilahkan capital outlays, perlu diidentifikasi aliran kas yang berhubungan dengan
pengeluaran investasi. Ini berarti harus diketahui berapa besar pengeluaran untuk tanah,
pembuatan bangunan dengan perlengkapannya dan sebagainya. Ditambah juga dengan
pengeluaran-pengeluaran untuk biaya-biaya pendahuluan dan sebelum operasi, termasuk
penyediaan modal kerja. Karena itulah untuk proyek-proyek yang besar, aliran kas
permulaan ini tidak hanya terjadi pada awal periode, tetapi bisa beberapa kali pada tahun
1, tahun 2 dan sebagainya
4
2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
Aliran kas operasional (operational cash flow) juga diistilahkan dengan aliran kas
masuk bersih atau Proceeds . Estimasi tentang besarnya aliran kas operasional tahunan
merupakan titik permulaan untuk penilaian profitabilitas usulan investasi. Kebanyakan
cara yang dipergunakan untuk menaksir aliran kas operasional tahunan adalah dengan
menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan prinsip-perinsip akuntansi dan
menambahkannya dengan biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai ( seperti : penyusutan
misalnya). Karena itu, dalam praktek cara yang sering dijumpai dalam menaksir aliran
kas operasional atau proceeds ini adalah menggunakan rumus :
Aliran Kas masuk bersih = laba setelah pajak + penyusutan
Meskipun cara tersebut sering tepat, tetapi ada persyaratan yang harus dipenuhi.
Penggunaan cara tersebut cukup tepat apabila pengakuan terhadap penghasilan dan biaya
menurut akuntansi tidak banyak berbeda dengan terjadinya penerimaan dan pengeluaran
kas. Kalau antara pengakuan penghasilan dan biaya cukup berbeda, maka penggunaan
cara itu akan memberikan hasil yang tidak tepat. Kalaupun bisa menyesuaikan laporan
akuntansi menjadi pola aliran kas karena persyaratannya memenuhi, maka yang sering
juga menjadi persoalan adalah kalau proyek tersebut dibelanjai dengan (sebagian)
pinjaman. Umumnya kalau proyek tersebut dibelanjai dengan modal sendiri, penaksiran
aliran kas operasionalnya tidak menjadi masalah. Masalah sebenarnya timbul karena
dicampurkannya keputusan pembelanjaan dengan hasil investasi proyek tersebut.
Untuk keperluan penaksiran operationanal cash flow atau proceeds , cara
semacam ini membuat kesalahan dalam hal mencampur-adukkan cash flow karena
keputusan pembelanjaan (yaitu pembayaran bunga) dan cash flow karena keputusan
investasi (penghasilan, pengeluaran biaya tunai, pajak). Untuk itu cara menaksir aliran
kas operasional yang benar adalah :
Aliran kas operasional = laba setelah pajak + penyusutan + bunga ( 1 – pajak)
5
3. Aliran kas pada akhir umur investasi (terminal cash flow)
Terminal Cash Flow umumnya terdiri dari cash flow nilai sisa (residu) investasi
tersebut, dan pengembalian modal kerja. Beberapa proyek mungkin masih mempunyai
nilai meskipun aktiva-aktiva tetapnya sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi. Aliran
kas dari nilai sisa ini juga perlu dihubungkan dengan pajak yang mungkin dikenakan.
Sebagai misal, nilai buku dari suatu aktiva tetap adalah Rp 10 juta. Tetapi saat dijual,
laku seharga Rp 12 juta. Berarti perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 2 juta (laba ini
sebenarnya merupakan capital gain). Kalau misalkan perusahaan dikenakan pajak 20%
atas capital gain tersebut, maka aliran kas dari nilai sisa ini adalah Rp 12 juta – (Rp 2 juta
x 0,2) = Rp 11,60 juta.
Sebagaimana pada umur ekonomis, maka penaksiran nilai sisa dari suatu investasi
juga cukup sulit. Masalahnya tidak lain adalah lamanya dimensi waktu yang dihadapi
dalam penaksiran ini. Misalkan umur ekonomis ditaksir 5 tahun, maka untuk menaksir
berapa nilai sisa suatu aktiva tetap, berarti kita memproyeksikan pada 5 tahun mendatang.
Ini jelas merupakan pekerjaan yang cukup sulit.
Kalau proyek tersebut memerlukan modal kerja, dan umumnya proyek-proyek
memang membutuhkan, maka kalau proyek tersebut berakhir, modal kerjanya tidak lagi
diperlukan. Dengan demikian, modal kerja ini akan kembali sebagai aliran kas masuk
pada akhir umur proyek.
3. Metode Penilaian Investasi
Setelah informasi yang relevan terkumpul, barulah dapat dilakukan evaluasi terhadap
layak (favourable) tidaknya suatu usulan investasi. Dalam keputusan investasi hanya ada dua
alternatif, menolak atau menerima us ulan investasi. Ada beberapa metode dapat digunakan
untuk mengevaluasi keputusan investasi, yaitu :
1. NPV (Net Present Value)
6
Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima proyek selama
umur proyek pada tingkat discount factor tertentu. Net Present Value (NPV) sering
diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha
merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost
(biaya) pada discount rate tertentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan
dengan cost /biaya (A. Choliq dkk, 1994).
Jika manfaat dinilai sekarang lebih besar daripada biaya dinilai sekarang, berarti proyek
atau gagasan usaha tersebut layak atau menguntungkan. Dengan perkataan lain, apabila NPV > 0
berarti proyek / gagasan usaha tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan. Adapun
cara perhitungan NPV tersebut adalah sebagai berikut :
NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost (Rp, Rp Jt, dll)
Indikator NPV :
- Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
- Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) utk dilaksanakan
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Merupakan manfaat bersih tambahan yg diterima proyek dari setiap 1 satuan biaya yg
dikeluarkan (tanpa satuan). Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan
jumlah NPV negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit)
yang kita peroleh dari biaya (cost) yang kita keluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau
gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila
net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk
dilaksanakan.
7
Net B/C rasio merupakan perbandingan antara present value positif (sbg pembilang) dgn jumlah
present value negatif (sbg penyebut).
Indikator Net B/C adalah :
- Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
- Jika Net B/C < 1 , maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value
Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1,
proyek tidak layak untuk dilaksanakan. merupakan manfaat yang diterima proyek dari setiap satu
satuan biaya yang dikeluarkan (tanpa satuan).
Kriteria ini hampir sama dengan Net B/C. Perbedannya dalam perhitungan Net B/C,
biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun utk mengetahui benefit netto yg positif dan
negatif. Kemudian jumlah present value positif dibandingkan dgn jumlah present value yg
negatif. Sebaliknya, dlm perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus
benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar
Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dgn biaya. Artinya proyek reltif semakin
layak.
8
Indikator Gross B/C :
- Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
- Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
4. Internal Rate of Return (IRR)
Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu
proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam
mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang
menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus
menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR adalah
sebagai berikut
a. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha.
b. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0
c. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV
d. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka kita
pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0
e. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai memperoleh NPV
yang negatif ( NPV < 0 )
f. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat interpolasi
antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan negatif agar tercapai
NPV = 0.
g. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi
Keterangan :
9
I1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.
I2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif
h. Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang
berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka proyek atau gagasan
usaha tersebut layak untuk diusahakan.
Indikator IRR :
- Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
- Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
5. Payback Period (PP)
Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua
biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.
Indikator Payback Periods :
Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).
Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money
dimana : I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
4. Penilaian kelayakan investasi dari sisi non-ekonomi.
Sebuah keputusan investasi dipengaruhi juga oleh keadaan non-ekonomi, yang erat
kaitannya dengan keadaan lingkungan dimana investasi tersebut akan ditanamkan. Dalam hal ini,
sebuah investasi pasti mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan diluar perhitungan arus
10
kas, seperti keadaan lingkungan alam, keamanan, sistem birokrasi, dsb. Adapun beberapa faktor
non-ekonomi yang mempengaruhi keputusan investasi adalah:
a. Sosial dan budaya
Sebagai contoh adanya pertimbangan investasi pada peternakan babi. Tentu akan
sulit jika investasi tersebut ditanamkan di daerah Banten atau Bandung, yang
mayoritas penduduknya beragama Islam dan diharamkan mengkonsumsi babi.
Kecuali jika investasi tersebut berorientasi ekspor, dimana pasar lokal diabaikan.
Atau ada distorsi pasar, sehingga jual-beli babi terjadi dalam pasar yang tidak
sehat.
b. Birokrasi
Sama halnya dengan kegiatan perekonomian yang lain, dalam pengambilan
keputusan investasi, waktu sangatlah penting. Semakin cepat dan akurat
penyaluran dana investasi, maka peluang keuntungan yang didapat akan lebih
besar. Sebagai contoh, birokrasi mempengaruhi proses legalisasi perusahaan atau
bisnis baru yang berbadan hukum. Jika legalisasi tersebut berjalan mudah, maka
akan sangat baik jika investasi ditanamkan. Namun jika legalisasinya sulit atau
runyam, maka lebih baik ditinggalkan, karena opportunity cost yang dikeluarkan
akan sangat besar.
Dalam prakteknya di Indonesia, birokrasi seringkali berbelit-belit, dan sangat
dipengaruhi oleh tingkat korupsi yang tinggi. Pada akhirnya good governance
tidak terwujud dan kegiatan investasi menjadi tersumbat.
c. Infrastruktur dasar
Ketersediaan infrastruktur dasar seperti listrik, prasarana transportasi, dan
telekomunikasi, juga mempengaruhi sebuah keputusan investasi. Karena
infrastruktur dasar tersebut sangat penting peranannya dalam kegiatan ekonomi.
d. Regulasi dan politik
11
Regulasi atau kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi sebuah keputusan
investasi, karena seorang investor membutuhkan peraturan yang jelas dan
perlindungan hukum. Ketidakpastian regulasi akan mengurangi tingkat
kepercayaan seorang investor. Dalam kasus Indonesia, regulasi sangat erat
kaitannya dengan panggung politik dan kekuasaan. Ketika suasana politik tidak
stabil atau terjadi perpindahan kekuasaan, maka regulasi pun akan ikut
terpengaruh.
5. Risk Analysis, Real Options and Capital Budgeting
Risk Analysis
Dalam risk analysis ini, ada 3 macam yang akan dibahas, yaitu :
1. Sensitivity Analysis (SA)
Suatu teknik menganalisa resiko dengan tujuan untuk memperoleh informasi dengan hasil
yang optimal dengan merubah-ubah variabel yang paling sensitive dalam kondisi yang tidak
pasti ( uncertain )
SA bisa juga suatu analisis yang menggunakan simulasi dengan menunjuhkan perubahan
variabel yang paling sensitive, maka kinerja, keuangan akan berubah sekian persen pada bagian
lainnya. Contoh : Sensisitivity proyek berdasarkan faktor variabel yang paling sensitive, seperti
Harga, Target Penjualan, Biaya konstruksi, biaya tanah,bunga pinjaman, dll.
2. Scenario analysis
Manajer sering melakukan analisis skenario. Merupakan jenis analisis sensitivitas untuk
meminimalkan masalah, dengan melakukan pendekatan dengan memeriksa sejumlah
kemungkinan yang berbeda dari setiap skenario. Di mana masing-masing skenario melibatkan
beberapa faktor. Sebagai contoh sederhana, mempertimbangkan efek dari kerusakan pesawat,
yang bisa menurunkan jumlah penumpang. Dengan penurunan jumlah penumpang ini yang
disebabkan oleh faktor yang tidak terduga tersebut, menyebabkan terjadinya minus NPV dalam
beberapa tahun ke depan.
3. BEP analysis
12
Analisa break even adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara
produksi, penjualan, harga jual, biaya, laba dan rugi. Dengan mengetahui perkaitannya, analisa
break even dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran perusahaan atau organisasi
jasa. BEPatau titik impas adalah titik dimana Pendapatan = Pengeluaran
Manfaat Break-Even Point
Menentukan posisi laba-rugi perusahaan
Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
Suatu perusahaan dikatakan mencapai ”break even” apabila setelah dibuat perhitungan
rugi-laba dari suatu periode kerja dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan itu tidak
memperoleh laba, tetapi juga tidak menderita kerugian atau jika perusahaan itu memperoleh hasil
dari penjualan atau seluruh penghasilan dijumlahkan, jumlah itu sama besarnya dengan seluruh
biaya yang telah dikorbankan.
Asumsi dalam Analisis Break Even
Asumsi-asumsi yang diperlukan supaya dapat menganalisa break even adalah :
Bahwa biaya-biaya yang ada harus dapat diidentifikasikan atau ditetapkan sebagai biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya yang meragukan apakah sebagai biaya variabel atau sebagai
biaya tetap harus tegas-tegas dimasukkan kedalam salah satu ”variabel” atau ”tetap”. Biaya
semi variabel dimasukkan ke biaya variabel, biaya semi tetap dimasukkan kedalam biaya
tetap.
Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami
perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah selama batas–batas
tertentu.
13
Biaya variabel per unit konstan, berapapun jumlah barang yang diproduksi. Jika kegiatan
produksi berubah, biaya variabel itu berubah proporsional dalam jumlah seluruhnya,
sehingga biaya per unitnya akan tetap sama. Tetapi, dalam kenyataannya biaya variabel itu
tidak harus proporsional dengan volume kegiatan. Dapat degresif dapat pula progresif.
Rumus menghitung BEP :
a. Dalam unit
Impas unit = Total Biaya Tetap
Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Unit
atau
Impas unit = Biaya Tetap
CM per Unit
b. Dalam Rupiah
Impas rupiah = Total Biaya Tetap
1 − Total BV
Total harga jual
Atau
Impas rupiah = Total Biaya Tetap
14
Rasio Margin Kontribusi
Real Options
Metode Real Options merupakan suatu model yang dapat menguraikan nilai suatu
perusahaan di dalam ketidakpastian dan mengatur fleksibilitas di dalam strategi investasi. Real
Options ada jika manajer dapat mempengaruhi ukuran dan resiko arus kas proyek dengan
membuat tindakan berbeda selama umur proyek, dalam merespon kondisi pasar yang berubah.
Isu utama berkenaan dengan opsi riil (real option):
1. Identifikasi respon optimal pada kondisi yang berubah
2. Penentuan nilai opsi riil
3. Penyusunan proyek sedemikian rupa untuk menciptakan opsi riil
Tipe-tipe dari Real Options
Opsi penentuan waktu investasi (Investment timing options)
Opsi pertumbuhan (Growth options)
Ekspansi lini produk yg sdh ada
Produk baru
Pasar geograpik baru
Opsi Penghentian (Abandonment options)
Kontrak
Pemutusan sementara (Temporary suspension)
Opsi fleksibiltas
Langkah awal dalam menilai proyek adalah identifikasi opsi, kemudian manajer mencoba
menciptakan opsi dalam proyek
Menilai Real Options
Lima prosedur yg bisa digunakan untuk menangani opsi riil
Gunakan penilaian DCF dan abaikan berbagai opsi riil dengan menganggap nilainya nol
15
Gunakan penilaian DCF dan masukkan pengukuran qualitatif berbagainilai opsi riil
Gunakan analisis TIGA (Tinggi, rata-rata, rendah) keputusan
Gunakan suatu model standar u/ opsi finansial
Kembangkan keunikan, model proyek-spesifik yg menggunakan teknik rekayasa
financial
Kesimpulan
Real option (RO) dpt bersifat komplikatif dlm hitungan, mengadopsi NPV. Awalnya
sangatsedikit pershn yg aplikasikan NPV, krn tampak sangat komplikasi hitungannnya Sekarang:
NPV alat mendasar bg pershn dan diajarkan di semua sekolah bisnis. Survei CFO: >26%
perusahaan menggunakan teknik real option dlm evaluasi proyek.
Alat untuk evaluasi RO:
Kemampuan identifikasi RO & buat penilaian kualitatif berkenaan nilai RO,
Decision trees, unt proses pembuatan keputusan
Standard model: Black-Scholes Option Pricing Model (OPM) unt call & put
Anggaran Modal ( Capital Budgeting)
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka
panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting
“Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term investments consistents
with the firm’s goal of owner wealth maximization”.Investasi juga berarti pengeluaran pada saat
ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun
mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting involves the
entire process of planning whose returns are expected to extend beyond one year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa
dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut
sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang,
sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling
16
mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi
tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan
yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,
fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial
decisions may be required”.Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi untuk
berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap sepert itanah, mesin
dan peralatan.Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber
pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan. Capital budgeting
dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah
ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang
paling baik.
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk
dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yang akan datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2
dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman
modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih
dari 1 tahun.
Pentingnya Penggangaran Modal
1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga
perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
Motif Capital Budgeting
Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
Modernisasi atas aktiva tetap
17
1. Klasifikasi Proyek
• Penambahan dan perluasan fasilitas
• Produk baru
• Inovasi dan perluasan produk
• Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik atau peralatan usang (b) penggantian
pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien.
• Menyewa/membuat atau membeli
• Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan
keamanan
• Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang
memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.
Prinsip Dasar Proses Penganggaran Modal
• Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa
perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis
sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya
imbuhnya (marginal cost).
• Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus
melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal
returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari
hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan
modal untuk investasi.
• Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya
perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh
modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh
dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity
cost dari dana sendiri yang dapat diperoleh
Jenis Proyek
18
o Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan
mempengaruhi usulan proyek lainnya).
o Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan
memilih suatu proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).
Ketersediaan Dana
Jika dana tidak terbatas, maka perusahaan dapat memilih semua independen project
yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.
Jika dana terbatas, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan
mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal
Proses Capital Budgeting
Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:
(1) Pembuatan Proposal
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi
bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan
penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.
(2) Kajian dan Analisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai
tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi
kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan
dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital
budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat
keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi.
Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan
rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.
(3) Pengambilan Keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran.
19
Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai
dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan
keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
(4) Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi
segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran
langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan
pengawasan yang ketat.
(5) Follow Up (tindak lanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan
operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan
yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya
yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan
tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin
menghentikan proyek tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian
dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan
waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting
namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk
dapat meningkatkan akurasi cash flow yang diestimasi.
Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan investasi, harus memperhatikan aliran kas dan
mempertimbangan juga pengaruh non-ekonomi. Setiap proyeksi investasi pasti terkait dengan
resiko.
20
DAFTAR PUSTAKA
Agus Hartono, Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta, 1998
Brigham, E. F., dan J. F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan Edisi 1. BPFE : Yogyakarta.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1994
Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Ekonisia, Yogyakarta, 2009
www.google.com
www.wikipedia.com
21