KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

31
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL A. PENTINGNYA KEPUTUSAN INVESTASI Tugas manajemen keuangan yang dilakukan secara rutin adalah bagaimana mengatur aliran dana agar operasi perusahaan berjalan dengan baik. Tugas rutin tersebut tentu tidak banyak menyita waktu dan perhatian karena sudah dilaksanakan berulang-ulang. Disamping tugas rutin tersebut, manajer keuangan mempunyai tugas yang cukup berat yaitu membuat keputusan investasi. Keputusan ini sangat penting dengan semakin besarnya dan berkembangnya perusahaan. Semakin perusahaan berkembang, maka manajemen dituntut mengambil keputusan investasi, seperti pembukaan cabang, perluasan usaha, maupun pendirian perusahaan lainnya. Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Keputusan investasi ini sering juga disebut sebagai capital budgeting yakni keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun atau berjangka panjang. Perencanaan terhadap keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal berikut ini : 1

description

Kepada Investasi Modal

Transcript of KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Page 1: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

A. PENTINGNYA KEPUTUSAN INVESTASI

Tugas manajemen keuangan yang dilakukan secara rutin adalah bagaimana mengatur

aliran dana agar operasi perusahaan berjalan dengan baik. Tugas rutin tersebut tentu tidak banyak

menyita waktu dan perhatian karena sudah dilaksanakan berulang-ulang. Disamping tugas rutin

tersebut, manajer keuangan mempunyai tugas yang cukup berat yaitu membuat keputusan

investasi. Keputusan ini sangat penting dengan semakin besarnya dan berkembangnya

perusahaan. Semakin perusahaan berkembang, maka manajemen dituntut mengambil keputusan

investasi, seperti pembukaan cabang, perluasan usaha, maupun pendirian perusahaan lainnya.

Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang

diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang

pula. Keputusan investasi ini sering juga disebut sebagai capital budgeting yakni keseluruhan

proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu

kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun atau berjangka panjang. Perencanaan terhadap

keputusan investasi ini sangat penting karena beberapa hal berikut ini :

1. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi sangat besar, dan jumlah dana

yang besar tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau

diperoleh sekaligus.

2. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan

harus menunggu selama jangka cukup lama untuk bisa memperoleh kembali dana

tersebut. Dengan demikian akan mempengaruhi penyedian dana untuk keperluan

lain.

3. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang

akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan

terjadinya over atau under investment, yang akhirnya akan merugikan perusahaan.

Misalnya proyeksi penjualan terlalu besar sehingga membeli peralatan yang besar

dengan investasi juga besar, ternyata permintaan kecil, akhirnya banyak kapasitas

1

Page 2: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

yang menganggur dan biaya tetap (penyusutan) sangat besar, demikian

sebaliknya.

4. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan

keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan dalam

keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar.

B. KONSEP TEORI KEPUTUSAN INVESTASI

1. Pengertian keputusan investasi

Menurut Sunariyah, Pengertian investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih

aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan di masa-masa yang akan datang. Menurut Sharpe et all (1993), merumuskan

investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna menda-

patkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Menurut

Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu

atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.

Maka, keputusan investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk

menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan

datang.

Proses pengambilan keputusan investasi modal sering kali desebut sebagai penganggaran

modal (capital budgeting). Jenis dari pengaggaran modal itu sendiri ada dua, yaitu;

a. Proyek Independen (Independent project)

Adalah proyek investasi modal yang tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Jadi

apabila ada proyek yang diterima atau ditolak tidak akan berpengaruh terhadap protek

yang lainnya.

b. Proyek Saling Eksklusif (Mutualy exclusive project)

2

Page 3: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Proyek ini mengharuskan perusahaan untuk memilih salah satu alternatif yang saling

bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama. Penerimaan salah satu protek akan

menghalangi proyek lainnya.

Keputusan investasi modal sering kali berkaitan dengan masalah investasi dalam aktiva

modal jangka panjang. Pada umumnya investasi modal yang baik akan menghasilkan kembali

modal awal sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang

cukup atas investasi awal. Jadi salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu

investasi modal akan menghasilkan kembali sumber daya awalnya atau tidak, dan memberikan

pengembalian yang wajar. Dengan membuat penilaian ini, seorang manajer dapat memutuskan

diterima tidaknya proyek-proyek independen dan membandingakan proyek-proyek yang saling

bersaing berdasarkan keunggulan ekonomisnya.

2. Menaksir Aliran Kas

Tugas yang paling penting dalam penganggaran modal adalah estimasi aliran kas.

Estimasi atau proyeksi aliran kas melibatkan berbagai variabel, individu, dan berbagai bagian

atau departemen dalam perusahaan. Misalnya, proyeksi penjualan dan harga diperoleh dari

bagian pemasaran, proyeksi aliran kas keluar yang berkaitan dengan produk baru disediakan oleh

bagian produksi, dan proyeksi biaya operasi diperoleh dari bagian akuntansi biaya, produksi,

pembelian dan bagian lain yang terkait. Peran manajer keuangan adalah mengkoordinasikan

informasi berbagai departemen dan mengendalikan proses estimasi untuk meyakinkan bahwa

bagian atau individu menggunakan metode secara konsisten dan asumsi yang rasional.

Mengapa aliran kas yang sangat penting dalam analisis investasi, bukan laba yang

dilaporkan menurut catatan akuntansi ? Hal ini disebabkan karena:

1. Laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersih.

2. Para investor dan manajemen lebih tertarik mengetahui aliran kas bersih yang

benar-benar akan diterima.

3

Page 4: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Di dalam menaksir atau memproyeksikan aliran kas, di samping akurasi, juga penting

diperhatikan masalah relevansi. Untuk estimasi aliran kas yang relevan, diperlukan perhatian atas

hal-hal penting berikut ini:

1. Estimasi aliran kas harus atas dasar setelah pajak, karena, yang menjadi hak dan dapat

dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah aliran kas bersih setelah pajak.

2. Taksirlah aliran kas atas dasar incremental atau selisih. Misalnya, untuk rencana

peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk

lama. Dengan demikian perlu diperhatikan penurunan penjualan produk lama karena

peluncuran produk baru dalam menaksir aliran kas.

3. Pemisahan aliran kas karena keputusan investasi dan keputusan pendanaan

(pembelanjaan). Aliran kas karena keputusan pembelanjaan seperti, pembayaran bunga,

angsuran pokok pinjaman, dan pembayaran dividen tidak perlu diperhatikan. Yang

dianalisis dalam penilaian investasi adalah profitabilitas investasi.

Aliran kas dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Aliran kas permulaan (initial cash flow)

2. Aliran kas operasional (operational cash flow)

3. Aliran kas pada akhir umur proyek /investasi (terminal cash flow)

1.     Aliran kas permulaan (initial cash flow)

Untuk dapat menentukan aliran kas permulaan (initial cash flow) atau juga

diistilahkan capital outlays, perlu diidentifikasi aliran kas yang berhubungan dengan

pengeluaran investasi. Ini berarti harus diketahui berapa besar pengeluaran untuk tanah,

pembuatan bangunan dengan perlengkapannya dan sebagainya. Ditambah juga dengan

pengeluaran-pengeluaran untuk biaya-biaya pendahuluan dan sebelum operasi, termasuk

penyediaan modal kerja. Karena itulah untuk proyek-proyek yang besar, aliran kas

permulaan ini tidak hanya terjadi pada awal periode, tetapi bisa beberapa kali pada tahun

1, tahun 2 dan sebagainya

4

Page 5: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

2.     Aliran kas operasional (operational cash flow)

Aliran kas operasional (operational cash flow) juga diistilahkan dengan aliran kas

masuk bersih atau Proceeds . Estimasi tentang besarnya aliran kas operasional tahunan

merupakan titik permulaan untuk penilaian profitabilitas usulan investasi. Kebanyakan

cara yang dipergunakan untuk menaksir aliran kas operasional tahunan adalah dengan

menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan prinsip-perinsip akuntansi dan

menambahkannya dengan biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai ( seperti : penyusutan

misalnya). Karena itu, dalam praktek cara yang sering dijumpai dalam menaksir aliran

kas operasional atau proceeds ini adalah menggunakan rumus :

Aliran Kas masuk bersih = laba setelah pajak + penyusutan

Meskipun cara tersebut sering tepat, tetapi ada persyaratan yang harus dipenuhi.

Penggunaan cara tersebut cukup tepat apabila pengakuan terhadap penghasilan dan biaya

menurut akuntansi tidak banyak berbeda dengan terjadinya penerimaan dan pengeluaran

kas. Kalau antara pengakuan penghasilan dan biaya cukup berbeda, maka penggunaan

cara itu akan memberikan hasil yang tidak tepat. Kalaupun bisa menyesuaikan laporan

akuntansi menjadi pola aliran kas karena persyaratannya memenuhi, maka yang sering

juga menjadi persoalan adalah kalau proyek tersebut dibelanjai dengan (sebagian)

pinjaman. Umumnya kalau proyek tersebut dibelanjai dengan modal sendiri, penaksiran

aliran kas operasionalnya tidak menjadi masalah. Masalah sebenarnya timbul karena

dicampurkannya keputusan pembelanjaan dengan hasil investasi proyek tersebut.

Untuk keperluan penaksiran operationanal cash flow atau proceeds , cara

semacam ini membuat kesalahan dalam hal mencampur-adukkan cash flow karena

keputusan pembelanjaan (yaitu pembayaran bunga) dan cash flow karena keputusan

investasi (penghasilan, pengeluaran biaya tunai, pajak). Untuk itu cara menaksir aliran

kas operasional yang benar adalah :

Aliran kas operasional = laba setelah pajak + penyusutan + bunga ( 1 – pajak)

5

Page 6: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

3.     Aliran kas pada akhir umur investasi (terminal cash flow)

Terminal Cash Flow umumnya terdiri dari cash flow nilai sisa (residu) investasi

tersebut, dan pengembalian modal kerja. Beberapa proyek mungkin masih mempunyai

nilai meskipun aktiva-aktiva tetapnya sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi. Aliran

kas dari nilai sisa ini juga perlu dihubungkan dengan pajak yang mungkin dikenakan.

Sebagai misal, nilai buku dari suatu aktiva tetap adalah Rp 10 juta. Tetapi saat dijual,

laku seharga Rp 12 juta. Berarti perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 2 juta (laba ini

sebenarnya merupakan capital gain). Kalau misalkan perusahaan dikenakan pajak 20%

atas capital gain tersebut, maka aliran kas dari nilai sisa ini adalah Rp 12 juta – (Rp 2 juta

x 0,2) = Rp 11,60 juta.

Sebagaimana pada umur ekonomis, maka penaksiran nilai sisa dari suatu investasi

juga cukup sulit. Masalahnya tidak lain adalah lamanya dimensi waktu yang dihadapi

dalam penaksiran ini. Misalkan umur ekonomis ditaksir 5 tahun, maka untuk menaksir

berapa nilai sisa suatu aktiva tetap, berarti kita memproyeksikan pada 5 tahun mendatang.

Ini jelas merupakan pekerjaan yang cukup sulit.

Kalau proyek tersebut memerlukan modal kerja, dan umumnya proyek-proyek

memang membutuhkan, maka kalau proyek tersebut berakhir, modal kerjanya tidak lagi

diperlukan. Dengan demikian, modal kerja ini akan kembali sebagai aliran kas masuk

pada akhir umur proyek.

3. Metode Penilaian Investasi

Setelah informasi yang relevan terkumpul, barulah dapat dilakukan evaluasi terhadap

layak (favourable) tidaknya suatu usulan investasi. Dalam keputusan investasi hanya ada dua

alternatif, menolak atau menerima us ulan investasi. Ada beberapa metode dapat digunakan

untuk mengevaluasi keputusan investasi, yaitu :

1. NPV (Net Present Value)

6

Page 7: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima proyek selama

umur proyek pada tingkat discount factor tertentu. Net Present Value (NPV) sering

diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha

merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost

(biaya) pada discount rate tertentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan

dengan cost /biaya (A. Choliq dkk, 1994).

Jika manfaat dinilai sekarang lebih besar daripada biaya dinilai sekarang, berarti proyek

atau gagasan usaha tersebut layak atau menguntungkan. Dengan perkataan lain, apabila NPV > 0

berarti proyek / gagasan usaha tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan. Adapun

cara perhitungan NPV tersebut adalah sebagai berikut :

NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost (Rp, Rp Jt, dll)

Indikator NPV :

- Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) utk dilaksanakan

- Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) utk dilaksanakan

2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Merupakan manfaat bersih tambahan yg diterima proyek dari setiap 1 satuan biaya yg

dikeluarkan (tanpa satuan). Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan

jumlah NPV negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit)

yang kita peroleh dari biaya (cost) yang kita keluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau

gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila

net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk

dilaksanakan.

7

Page 8: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Net B/C rasio merupakan perbandingan antara present value positif (sbg pembilang) dgn jumlah

present value negatif (sbg penyebut).

Indikator Net B/C adalah :

- Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan

- Jika Net B/C < 1 , maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan

3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value

Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1,

proyek tidak layak untuk dilaksanakan. merupakan manfaat yang diterima proyek dari setiap satu

satuan biaya yang dikeluarkan (tanpa satuan).

Kriteria ini hampir sama dengan Net B/C. Perbedannya dalam perhitungan Net B/C,

biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun utk mengetahui benefit netto yg positif dan

negatif. Kemudian jumlah present value positif dibandingkan dgn jumlah present value yg

negatif. Sebaliknya, dlm perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus

benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar

Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dgn biaya. Artinya proyek reltif semakin

layak.

8

Page 9: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Indikator Gross B/C :

- Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan

- Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan

4. Internal Rate of Return (IRR)

Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu

proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam

mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang

menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus

menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR adalah

sebagai berikut

a. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha.

b. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0

c. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV

d. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka kita

pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0

e. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai memperoleh NPV

yang negatif ( NPV < 0 )

f. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat interpolasi

antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan negatif agar tercapai

NPV = 0.

g. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi

Keterangan :

9

Page 10: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

I1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.

I2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif

h. Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang

berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka proyek atau gagasan

usaha tersebut layak untuk diusahakan.

Indikator IRR :

- Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) utk dilaksanakan

- Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan

5. Payback Period (PP)

Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua

biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.

Indikator Payback Periods :

Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah

dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).

Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money

dimana : I = besarnya biaya investasi

Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya

4. Penilaian kelayakan investasi dari sisi non-ekonomi.

Sebuah keputusan investasi dipengaruhi juga oleh keadaan non-ekonomi, yang erat

kaitannya dengan keadaan lingkungan dimana investasi tersebut akan ditanamkan. Dalam hal ini,

sebuah investasi pasti mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan diluar perhitungan arus

10

Page 11: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

kas, seperti keadaan lingkungan alam, keamanan, sistem birokrasi, dsb. Adapun beberapa faktor

non-ekonomi yang mempengaruhi keputusan investasi adalah:

a. Sosial dan budaya

Sebagai contoh adanya pertimbangan investasi pada peternakan babi. Tentu akan

sulit jika investasi tersebut ditanamkan di daerah Banten atau Bandung, yang

mayoritas penduduknya beragama Islam dan diharamkan mengkonsumsi babi.

Kecuali jika investasi tersebut berorientasi ekspor, dimana pasar lokal diabaikan.

Atau ada distorsi pasar, sehingga jual-beli babi terjadi dalam pasar yang tidak

sehat.

b. Birokrasi

Sama halnya dengan kegiatan perekonomian yang lain, dalam pengambilan

keputusan investasi, waktu sangatlah penting. Semakin cepat dan akurat

penyaluran dana investasi, maka peluang keuntungan yang didapat akan lebih

besar. Sebagai contoh, birokrasi mempengaruhi proses legalisasi perusahaan atau

bisnis baru yang berbadan hukum. Jika legalisasi tersebut berjalan mudah, maka

akan sangat baik jika investasi ditanamkan. Namun jika legalisasinya sulit atau

runyam, maka lebih baik ditinggalkan, karena opportunity cost yang dikeluarkan

akan sangat besar.

Dalam prakteknya di Indonesia, birokrasi seringkali berbelit-belit, dan sangat

dipengaruhi oleh tingkat korupsi yang tinggi. Pada akhirnya good governance

tidak terwujud dan kegiatan investasi menjadi tersumbat.

c. Infrastruktur dasar

Ketersediaan infrastruktur dasar seperti listrik, prasarana transportasi, dan

telekomunikasi, juga mempengaruhi sebuah keputusan investasi. Karena

infrastruktur dasar tersebut sangat penting peranannya dalam kegiatan ekonomi.

d. Regulasi dan politik

11

Page 12: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Regulasi atau kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi sebuah keputusan

investasi, karena seorang investor membutuhkan peraturan yang jelas dan

perlindungan hukum. Ketidakpastian regulasi akan mengurangi tingkat

kepercayaan seorang investor. Dalam kasus Indonesia, regulasi sangat erat

kaitannya dengan panggung politik dan kekuasaan. Ketika suasana politik tidak

stabil atau terjadi perpindahan kekuasaan, maka regulasi pun akan ikut

terpengaruh.

5. Risk Analysis, Real Options and Capital Budgeting

Risk Analysis

Dalam risk analysis ini, ada 3 macam yang akan dibahas, yaitu :

1. Sensitivity Analysis (SA)

Suatu teknik menganalisa resiko dengan tujuan untuk memperoleh informasi dengan hasil

yang optimal dengan merubah-ubah variabel yang paling sensitive dalam kondisi yang tidak

pasti ( uncertain )

SA bisa juga suatu analisis yang menggunakan simulasi dengan menunjuhkan perubahan

variabel yang paling sensitive, maka kinerja, keuangan akan berubah sekian persen pada bagian

lainnya. Contoh : Sensisitivity proyek berdasarkan faktor variabel yang paling sensitive, seperti

Harga, Target Penjualan, Biaya konstruksi, biaya tanah,bunga pinjaman, dll.

2. Scenario analysis

Manajer sering melakukan analisis skenario. Merupakan jenis analisis sensitivitas untuk

meminimalkan masalah, dengan melakukan pendekatan dengan memeriksa sejumlah

kemungkinan yang berbeda dari setiap skenario. Di mana masing-masing skenario melibatkan

beberapa faktor. Sebagai contoh sederhana, mempertimbangkan efek dari kerusakan pesawat,

yang bisa menurunkan jumlah penumpang. Dengan penurunan jumlah penumpang ini yang

disebabkan oleh faktor yang tidak terduga tersebut, menyebabkan terjadinya minus NPV dalam

beberapa tahun ke depan.

3. BEP analysis

12

Page 13: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Analisa break even adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara

produksi, penjualan, harga jual, biaya, laba dan rugi. Dengan mengetahui perkaitannya, analisa

break even dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran perusahaan atau organisasi

jasa. BEPatau titik impas adalah titik dimana Pendapatan = Pengeluaran

Manfaat Break-Even Point

Menentukan posisi laba-rugi perusahaan

Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak

mengalami kerugian

Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu

Suatu perusahaan dikatakan mencapai ”break even” apabila setelah dibuat perhitungan

rugi-laba dari suatu periode kerja dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan itu tidak

memperoleh laba, tetapi juga tidak menderita kerugian atau jika perusahaan itu memperoleh hasil

dari penjualan atau seluruh penghasilan dijumlahkan, jumlah itu sama besarnya dengan seluruh

biaya yang telah dikorbankan.

Asumsi dalam Analisis Break Even

Asumsi-asumsi yang diperlukan supaya dapat menganalisa break even adalah :

Bahwa biaya-biaya yang ada harus dapat diidentifikasikan atau ditetapkan sebagai biaya

tetap dan biaya variabel. Biaya yang meragukan apakah sebagai biaya variabel atau sebagai

biaya tetap harus tegas-tegas dimasukkan kedalam salah satu ”variabel” atau ”tetap”. Biaya

semi variabel dimasukkan ke biaya variabel, biaya semi tetap dimasukkan kedalam biaya

tetap.

Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami

perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah selama batas–batas

tertentu.

13

Page 14: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Biaya variabel per unit konstan, berapapun jumlah barang yang diproduksi. Jika kegiatan

produksi berubah, biaya variabel itu berubah proporsional dalam jumlah seluruhnya,

sehingga biaya per unitnya akan tetap sama. Tetapi, dalam kenyataannya biaya variabel itu

tidak harus proporsional dengan volume kegiatan. Dapat degresif dapat pula progresif.

Rumus menghitung BEP :

a. Dalam unit

Impas unit = Total Biaya Tetap

Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Unit

atau

Impas unit = Biaya Tetap

CM per Unit

b. Dalam Rupiah

Impas rupiah = Total Biaya Tetap

1 − Total BV

Total harga jual

Atau

Impas rupiah = Total Biaya Tetap

14

Page 15: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Rasio Margin Kontribusi

Real Options

Metode Real Options merupakan suatu model yang dapat menguraikan nilai suatu

perusahaan di dalam ketidakpastian dan mengatur fleksibilitas di dalam strategi investasi. Real

Options ada jika manajer dapat mempengaruhi ukuran dan resiko arus kas proyek dengan

membuat tindakan berbeda selama umur proyek, dalam merespon kondisi pasar yang berubah.

Isu utama berkenaan dengan opsi riil (real option):

1. Identifikasi respon optimal pada kondisi yang berubah

2. Penentuan nilai opsi riil

3. Penyusunan proyek sedemikian rupa untuk menciptakan opsi riil

Tipe-tipe dari Real Options

Opsi penentuan waktu investasi (Investment timing options)

Opsi pertumbuhan (Growth options)

Ekspansi lini produk yg sdh ada

Produk baru

Pasar geograpik baru

Opsi Penghentian (Abandonment options)

Kontrak

Pemutusan sementara (Temporary suspension)

Opsi fleksibiltas

Langkah awal dalam menilai proyek adalah identifikasi opsi, kemudian manajer mencoba

menciptakan opsi dalam proyek

Menilai Real Options

Lima prosedur yg bisa digunakan untuk menangani opsi riil

Gunakan penilaian DCF dan abaikan berbagai opsi riil dengan menganggap nilainya nol

15

Page 16: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Gunakan penilaian DCF dan masukkan pengukuran qualitatif berbagainilai opsi riil

Gunakan analisis TIGA (Tinggi, rata-rata, rendah) keputusan

Gunakan suatu model standar u/ opsi finansial

Kembangkan keunikan, model proyek-spesifik yg menggunakan teknik rekayasa

financial

Kesimpulan

Real option (RO) dpt bersifat komplikatif dlm hitungan, mengadopsi NPV. Awalnya

sangatsedikit pershn yg aplikasikan NPV, krn tampak sangat komplikasi hitungannnya Sekarang:

NPV alat mendasar bg pershn dan diajarkan di semua sekolah bisnis. Survei CFO: >26%

perusahaan menggunakan teknik real option dlm evaluasi proyek.

Alat untuk evaluasi RO:

Kemampuan identifikasi RO & buat penilaian kualitatif berkenaan nilai RO,

Decision trees, unt proses pembuatan keputusan

Standard model: Black-Scholes Option Pricing Model (OPM) unt call & put

Anggaran Modal ( Capital Budgeting)

Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka

panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting

“Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term investments consistents

with the firm’s goal of owner wealth maximization”.Investasi juga berarti pengeluaran pada saat

ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun

mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting involves the

entire process of planning whose returns are expected to extend beyond one year”.

Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa

dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut

sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang,

sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling

16

Page 17: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi

tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan

yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,

fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial

decisions may be required”.Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi untuk

berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap sepert itanah, mesin

dan peralatan.Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber

pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan. Capital budgeting

dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah

ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang

paling baik.

Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan aliran kas masuk

dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yang akan datang.

Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap

Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2

dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.

Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman

modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih

dari 1 tahun.

Pentingnya Penggangaran Modal

1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga

perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.

2. Penanggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari

penambahan aktiva.

3. Pengeluaran modal sangatlah penting

Motif Capital Budgeting

Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru

Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien

Modernisasi atas aktiva tetap

17

Page 18: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

1. Klasifikasi Proyek

• Penambahan dan perluasan fasilitas

• Produk baru

• Inovasi dan perluasan produk

• Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik atau peralatan usang (b) penggantian

pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien.

• Menyewa/membuat atau membeli

• Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan

keamanan

• Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang

memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.

Prinsip Dasar Proses Penganggaran Modal

• Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa

perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis

sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya

imbuhnya (marginal cost).

• Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus

melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal

returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari

hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan

modal untuk investasi.

• Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya

perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh

modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh

dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity

cost dari dana sendiri yang dapat diperoleh

Jenis Proyek

18

Page 19: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

o Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan

mempengaruhi usulan proyek lainnya).

o Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan

memilih suatu proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).

Ketersediaan Dana

Jika dana tidak terbatas, maka perusahaan dapat memilih semua independen project

yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.

Jika dana terbatas, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan

mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal

Proses Capital Budgeting

Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:

(1) Pembuatan Proposal

Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi

bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan

penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.

(2) Kajian dan Analisa

Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai

tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi

kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan

dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital

budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat

keuntungan dari investasi.

Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi.

Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan

rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.

(3) Pengambilan Keputusan

Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal

menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran.

19

Page 20: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai

dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan

keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.

(4) Implementasi

Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi

segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran

langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan

pengawasan yang ketat.

(5) Follow Up (tindak lanjut)

Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan

operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan

yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya

yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan

tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin

menghentikan proyek tersebut.

Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian

dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan

waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting

namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk

dapat meningkatkan akurasi cash flow yang diestimasi.

Kesimpulan

Dalam pengambilan keputusan investasi, harus memperhatikan aliran kas dan

mempertimbangan juga pengaruh non-ekonomi. Setiap proyeksi investasi pasti terkait dengan

resiko.

20

Page 21: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

DAFTAR PUSTAKA

Agus Hartono, Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta, 1998

Brigham, E. F., dan J. F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan Edisi 1. BPFE : Yogyakarta.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1994

Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Ekonisia, Yogyakarta, 2009

www.google.com

www.wikipedia.com

21