KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA INDUSTRI KECIL TENUN ... · kecil tenun ulos di kelurahan...
Transcript of KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA INDUSTRI KECIL TENUN ... · kecil tenun ulos di kelurahan...
KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA INDUSTRI
KECIL TENUN ULOS DI KELURAHAN SUKAMAJU, KOTA
PEMATANGSIANTAR
HERMANTO HILARIUS SIADARI
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi berjudul Keputusan Ekonomi
Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota
Pematang Siantar adalah karya penulis dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini penulis melimpahkan hak
cipta dari karya tulis penulis kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, November 2013
Hermanto Hilarius Siadari NIM H44070015
ABSTRAK
HERMANTO HILARIUS SIADARI. Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju, Kota Pematangsiantar. Dibimbing oleh BONAR M. SINAGA dan NIA KURNIAWATI HIDAYAT.
Industri kecil memiliki peran yang sangat strategis, dan mampu berperan sebagai penyangga Ekonomi Nasional. Jumlah industri kecil di kota Pematangsiantar semakin meningkat dan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Salah satu sentra industri kecil di Kota Pematangsiantar adalah tenun ulos di Kelurahan Sukamaju. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos dilihat dari alokasi curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi curahan kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos, dan (3) mengetahui dampak perubahan faktor eksternal dan internal rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos terhadap keputusan ekonomi rumahtangga. Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos dibangun sebagai sistem persamaan simultan dan diestimasi menggunakan metode Two Stage Least Squares (2SLS). Peningkatan upah di luar industri dan peningkatan harga jual per unit ulos meningkatkan pendapatan dan pengeluaran total rumahtangga, sehingga kesejahteraan rumahtangga pekerja menjadi lebih baik. Peningkatan jumlah anak sekolah menurunkan pendapatan dan pengeluaran total rumahtangga, sehingga kesejahteraan rumahtangga pekerja menjadi lebih buruk.
Kata kunci : Tenun Ulos, Industri Kecil, Rumahtangga Pekerja, Ekonomi
Rumahtangga
ABSTRACT
HERMANTO HILARIUS SIADARI. Household Economic Decisions of Small Industry Worker of Ulos Woven in Sukamaju Village, Pematangsiantar City. Advised by BONAR M. SINAGA and NIA K. HIDAYAT.
Small industries have a very strategic role, and able to act as a buffer of National Economy. The number of small industries in Pematangsiantar city is increasing and able to absorb more labor. One of the small industry centers in Pematangsiantar City is Ulos traditional woven cloth existing in Sukamaju Village. This study aims to: (1) determine the characteristics of small industry worker households of Ulos traditional woven cloth viewed from the allocations of work time, income, and expenditure, (2) analyze factors that influence the allocations of work time, income and expenditure of small industry worker households, and (3) determine the impact of external and internal factors on household economic decisions. The Household Economic Model of Small Industry Workers of Ulos Traditional Woven Cloth is built as a system of simultaneous equations and estimated using Two Stage Least Squares (2SLS) method. The increase in wages outside industries and the increase in per unit selling price of Ulos increases the total household income and expenditure, so that the workers household welfare is better. The increase of number of school children decreases the total household income and expenditures, so that the workers household welfare is becoming worse.
Key words: Ulos Traditional Woven Cloth, Small Industries, Workers Household, Household Economics
KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA INDUSTRI KECIL TENUN ULOS DI KELURAHAN
SUKAMAJU, KOTA PEMATANGSIANTAR
HERMANTO HILARIUS SIADARI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
Judul Skripsi : Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju, Kota Pematangsiantar
Nama Mahasiswa : Hermanto Hilarius Siadari NRP : H44070015
Disetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. Dr . Ir Bonar M. Sinaga, MA Nia Kurniawati Hidayat, SP, MSi NIP. 19481130 197412 1 002
Diketahui, Ketua Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003
Tanggal Lulus:
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dan bantuan serta kerjasama dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tuaku yang tercinta, Bapak (Syamsudin Siadari) dan Mama
(Mery Tampubolon) terimakasih atas doa, dukungan dan semangat serta
kasih sayang yang diberikan kepada penulis selama pendidikan. Kakak-
kakakku yang tercinta Eva Novalina dan Octa Laura Siska, adikku yang
tersayang Septiwaty Bernadetta, sepupuku Jenny Siregar, ponakanku Kevin
dan Kayla, tulang dan nantulang serta seluruh keluarga yang sangat
memotivasi penulis.
2. Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA sebagai dosen pembimbing utama yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada
penulis.
3. Ibu Nia Kurniawati Hidayat SP, Msi selaku dosen pembimbing kedua yang
banyak memberikan perhatian, bimbingan, motivasi dan arahan kepada
penulis.
4. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec sebagai penguji utama dan Nuva, SP, M.Sc
sebagai penguji wakil Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.
5. Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis dalam bidang akademik.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di Departemen Ekonomi Sumberdaya
dan Lingkungan FEM IPB.
7. Bapak Lurah Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar yang telah memberi
ijin dan membantu memberikan informasi data dalam penyusunan skripsi ini.
8. Sahabatku Hezron, Basten, Daniel, Yesika, Posma, Vera, Ribkha, Mega, Kak
Diana, Kak Yomi, Bambang, Viva, Sintong, Ferdy, Nopex, Yano, Krisna,
Afryan, Andi, Domu, terimakasih atas segala doa, semangat, dan perhatian
serta kebersamaan selama ini.
9. Teman-teman satu bimbingan Tika, Rizky, Molly, Aulia, Sausan dan
Keluarga ESL’44 terimakasih atas segala dukungan doa, motivasi dan
kebersamaan yang telah diberikan.
10. Teman-teman KPAnies’ 44 serta KPA 43, 45, 46 dan juga teman-teman BP
PMK periode 2010/2011 terimakasih atas doa dan kekeluargaan yang terjalin
selama ini.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses persiapan hingga
penyusunan skripsi ini
Bogor, November 2013
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas kasih dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “
Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di
Kelurahan Sukamaju, Kota Pematangsiantar”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat kelulusan Sarjana Ekonomi dan Manajemen pada Departemen Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui
karakteristik rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos dilihat dari alokasi
curahan kerja, pendapatan dan pengeluaran serta menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan mengetahui dampak perubahan faktor eksternal dan
internal rumahtangga pekerja terhadap keputusan ekonomi rumahtangga.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna,
sehingga saran dan kritik yang dapat memperbaiki penyusunan skripsi sangat
diharapkan oleh penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1 1.2. Masalah Penelitian ..................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5 1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ............................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
2.1. Ulos ............................................................................................ 7 2.2. Pengertian Industri Kecil ........................................................... 8 2.3. Klasifikasi dan Karakteristik Industri Kecil............................... 10 2.4. Penelitian Terdahulu .................................................................. 14
2.4.1. Curahan Kerja .................................................................. 14 2.4.2. Pendapatan ....................................................................... 15 2.4.3. Konsumsi ......................................................................... 16 2.4.4. Investasi ........................................................................... 18 2.4.5. Tabungan.......................................................................... 19
III. KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................... 20
3.1. Teori Alokasi Waktu .................................................................. 20 3.2. Model Dasar Ekonomi Rumahtanga .......................................... 28 3.3. Model Ekonomi Rumahtangga Industri Kecil ........................... 32
IV. METODE PENELITIAN ................................................................ 37
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 37 4.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 37 4.3. Tenik Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data ................. 37 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 37 4.5. Model Ekonomi Rumahtangga Industri Kecil Tenun Ulos ....... 38
4.5.1. CurahanKerja ................................................................... 38 4.5.2. Jumlah Produksi ............................................................... 40 4.5.3. Pendapatan ....................................................................... 40 4.5.4. Pengeluaran ...................................................................... 42 4.5.5. Tabungan ......................................................................... 47
4.6. Identifikasi dan Estimasi Model ............................................... 48 4.7. Evaluasi Model ......................................................................... 48 4.8. Elastisitas .................................................................................. 50
4.9. Validasi Model .......................................................................... 51 4.10. Simulasi Model.......................................................................... 51 4.11. Definisi Operasional................................................................. 52
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN ............................................. 55
5.1. Letak dan Geografis ................................................................... 55 5.2. Keadaan Penduduk ..................................................................... 56 5.3. Prasarana dan Sarana................................................................ 57 5.4. Keadaan Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju .... 58 5.5. Kegiatan Usaha ........................................................................... 58 5.6. Ragam Ulos, Upah Pekerja dan Harga Jual Ulos dalam
Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju .................... 61
VI. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PEKERJA INDUSTRI KECIL TENUN ULOS DI KELURAHAN SUKAMAJU KOTA PEMATANGSIANTAR ..................................................... 62
6.1. Karakteristik Rumahtangga Pekerja ......................................... 62 6.2. Deskripsi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos .... 66
6.2.1. Curahan Kerja ............................................................... 66 6.2.2. Pendapatan .................................................................... 69 6.2.3. Konsumsi Pangan dan Non Pangan .............................. 71 6.2.4. Investasi Pendidikan dan Kesehatan............................. 73 6.2.6. Tabungan ...................................................................... 74
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA INDUSTRI KECIL TENUN ULOS ............................................. 75
7.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Ekonomi
Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos .................... 75 7.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Ekonomi
Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos.................... 76 7.2.1. Curahan Kerja Dalam Industri ...................................... 76 7.2.2. Curahan Kerja di Luar Industri ..................................... 78 7.2.3. Jumlah Produksi ........................................................... 79 7.2.4. Pendapatan dari Dalam Industri ................................... 80 7.2.5. Pendapatan dari Luar Industri....................................... 80 7.2.6. Konsumsi Pangan ......................................................... 81 7.2.7. Konsumsi Non Pangan ................................................. 82 7.2.8. Investasi Pendidikan ..................................................... 83 7.2.9. Investasi Kesehatan ...................................................... 84 7.2.10. Tabungan ...................................................................... 85
VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL RUMAHTANGGA PEKERJA TERHADAP KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA ........................ 87
8.1. Validasi Model ....................................................................... 87 8.2. Dampak Perubahan Faktor Eksternal dan Internal
Rumahtangga Pekerja Terhadap Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja ............................................................. 88
8.2.1. Peningkatan Curahan Kerja di Luar Industri Sebesar 20 Persen ....................................................................... 88
8.2.2. Peningkatan Harga Jual Ulos Per Unit Sebesar 20 Persen...................................................................... 90
8.2.3. Peningkatan Jumlah Anak Sekolah Sebesar 100 Persen .................................................................... 91
8.2.4. Rekapitulasi Skenario................................................... 92
IX. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 95
9.1. Simpulan .................................................................................... 95 9.2. Saran .......................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 98
LAMPIRAN ............................................................................................. 101
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 139
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perkembangan Industri di Kota Pematangsiantar Tahun 2004-2007 ......... 2
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 .......................................... 56
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 .......................................... 56
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 .......................................... 57
5. Ragam Ulos, Upah Pekerja, dan Harga Jual Ulos Dalam Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011............................................................................................................ 61
6. Karakteristik Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011......................... 62
7. Kelompok Umur Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011........................................... 63
8. Status Perkawinan Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011........................................... 63
9. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011............. 64
10. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur 0-7 Tahun Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 ................................................................... 64
11. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 ................................................................... 65
12. Jumlah Tanggungan Keluarga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011........................ 65
13. Tingkat Pendidikan Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011.......................................... 66
14. Pengalaman Kerja di Dalam Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 ......................................... 66
15. Rata-rata Curahan Kerja Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 ........... 67
xiii
16. Rata-rata Curahan Kerja Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 ................................................................... 68
17. Rata-rata Curahan Kerja Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Pendapatan Total di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 ................................................................... 69
18. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011.................... 70
19. Rata-rata Pendapatan Total Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Curahan Kerja Total di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011.................................................................... 70
20. Rata-rata Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011........................................................................................................... 72
21. Rata-rata Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011........................................................................................................... 73
22. Rata-rata Investasi Pendidikan dan Investasi Kesehatan Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 ................................................................................................... ........ 73
23. Rata-rata Tabungan Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011 ......................................... 74
24. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Curahan Kerja di Dalam Industri....................................................................................... 77
25. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Curahan Kerja di Luar Industri.......................................................................................... 78
26. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Jumlah Produksi..................................................................................................... 79
27. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Pendapatan di Dalam Industri........................................................................................... 80
28. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Pendapatan di Luar Industri .......................................................................................... … 81
29. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Konsumsi Pangan ....................................................................................................... 82
xiii
30. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Konsumsi Non Pangan ....................................................................................................... 83
31. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Investasi Pendidikan ................................................................................................. 84
32. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Investasi Kesehatan .................................................................................................. 85
33. Hasil Dugaan Parameter dan Nilai Estimasi Persamaan Tabungan .......... 86
34. Hasil Validasi Model Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja .......... 87
35. Dampak Peningkatan Upah di Luar Industri sebesar 20 persen Terhadap Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja .............................................. 89
36. Dampak Peningkatan Harga Jual Per Unit Sebesar 20 Persen Terhadap Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja .............................................. 90
37. Dampak Peningkatan Jumlah Anak Sekolah Sebesar 100 Persen Terhadap Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja................................ 92
38. Rekapitulasi Skenario Dampak Perubahan Faktor Eksternal dan Internal Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Terhadap Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja............................................................. .... 93
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kurva Alokasi Waktu, Produksi, dan Konsumsi……...……...………………… 25 2. Diagram Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos...... 36
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner Penelitian Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar Tahun 2011…………......... 102
2. Data Penelitian Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar Tahun 2011.......................... 107
3. Keterangan Notasi Variabel Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar Tahun 2011.............................................................................................................. 111
4. Program Komputer Estimasi Parameter Model Ekonomi Rumahtagga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode 2 SLS dan Prosedur SYSLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 .......................... 112
5. Hasil Estimasi Parameter Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode 2 SLS dan Prosedur SYSLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1.......................................... 113
6. Program Komputer Uji Multicollinearity Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Nilai VIF dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ..................................................................... 123
7. Hasil Uji Multicollinearity Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Nilai VIF dengan Software SAS/ETS Versi 9.1..................................................................................... 124
8. Program Komputer Validasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1........................ 126
9. Hasil Validasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1......................................................... 128
10. Program Komputer Simulasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1........................ 131
11. Hasil Simulasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1......................................................... 133
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebijakan setiap negara yang sedang membangun bertujuan untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Namun dalam
mencapainya sering dihadapkan pada masalah-masalah pokok seperti
pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, kemiskinan dan
ketidakseimbangan ekonomi antar daerah.
Usaha-usaha penanggulangan pengangguran dan pemerataan distribusi
pendapatan di Indonesia tidak hanya mengandalkan pertumbuhan industri modern
tetapi juga ditekankan kepada pengembangan industri kecil di pedesaan atau di
daerah-daerah tertentu. Industri kecil dalam perekonomian di negara berkembang
sangat potensial untuk dikembangkan karena mendominasi lebih dari 95 persen
struktur perekonomian Indonesia. Industri kecil ini memiliki peran yang sangat
strategis, baik secara sosial ekonomi maupun sosial politik (Supratikno, 1994).
Industri kecil secara sosial ekonomi menyediakan barang dan jasa bagi
konsumen berdaya beli rendah sampai sedang, dan berkontribusi bagi
pertumbuhan ekonomi serta perolehan devisa negara. Industri kecil secara sosial
politik juga sangat penting terutama dalam penyerapan tenaga kerja dan upaya
pengentasan kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari eksistensi usaha kecil yang
dapat berkembang dan tumbuh mencapai 241 303 263 atau 99.85 persen dari total
pengusaha nasional dan memberikan konstribusi PDB sebesar 40.29 persen.
Usaha kecil dari aspek ketenagakerjaan, mampu menyerap 68.275 juta atau 88.70
persen dari total angkatan kerja. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa usaha kecil
mampu sebagai penyangga Ekonomi Nasional (Badan Pusat Statistik, 2003). Oleh
2
karena itu industri kecil perlu mendapatkan perhatian yang serius, baik dari sisi
pemerintah dan masyarakat.
Upaya pembinaan dan pengembangan usaha kecil merupakan suatu
keharusan agar industri kecil tersebut dapat bertumbuh sebagai komponen dunia
usaha yang kuat dan tangguh, efisien dan mandiri. Industri kecil itu sangat efektif
sebagai alat distribusi pembangunan bagi masyarakat. Upaya pemerintah itu tentu
melalui berbagai kebijaksanaan yaitu dengan menciptakan iklim usaha yang
kondusif sehingga sektor industri terutama sektor industri untuk usaha kecil dapat
terus bertumbuh dan berkembang. Hal ini tentu saja akan meningkatkan
pendapatan nasional, memperluas kesempatan kerja, pemerataan pendapatan serta
mengurangi angka pengangguran (Badan Pusat Statistik, 2003).
Di Pematangsiantar pada tahun 2007, jumlah industri kecil sebanyak 491
unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4038 orang, nilai produksi
sebesar Rp 52881.63 juta, nilai investasi sebesar Rp 28263.21 juta, sebagaimana
pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Industri di Kota Pematangsiantar Tahun 2004 - 2007
NO. URAIAN TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 *)
1. Jumlah unit Usaha 486 493 532 541
Industri Kecil 438 446 482 491
Industri Menengah 44 42 45 45
Industri Besar 4 5 5 5
2. Tenaga Kerja (Orang) 8 370 7 763 8 058 8 108
Industri Kecil 4 030 3 762 3 988 4 038
Industri Menengah 1 488 1 229 1 278 1 278
Industri Besar 2 852 2 772 2 791 2 791
3. Nilai Investasi (Rp.Juta) 164 210.94 649 980.19 671 998.26 672 898.26
Industri Kecil 22 843.45 25 706.68 27 763.21 28 263.21
Industri Menengah 16 317.49 332 692.36 352 653.90 352 653.90
Industri Besar 125 050.00 291 581.15 291 581.15 291 981.15
4. Nilai Produksi (Rp.Juta) 2 484 978.22 2 811 485.61 2 836 800.75 2 843 700.75
Industri Kecil 38 869.64 49 133.61 52 081.63 52 881.63
Industri Menengah 94 856.58 155 552.00 164 885.12 165 685.12
Industri Besar 2 351 252.00 2 606 800.00 2 619 834.00 2 625 934.00
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pematangsiantar, 2007
3
Dari Tabel 1 diketahui bahwa pertumbuhan industri kecil di
Pematangsiantar secara umum terus mengalami perkembangan. Industri kecil di
Pematangsiantar dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan pembangunan
daerah berupa penyerapan tenaga kerja. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam
memberdayakan/memandirikan ekonomi, sektor industri kecil menengah di
Pematangsiantar potensial untuk dikembangkan dan diprioritaskan. Industri kecil
mengalami perkembangan baik dilihat dari unit usaha, tenaga kerja dan nilai
investasi. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan industri kecil sangat potensial
untuk selalu dikembangkan dimasa yang akan datang. Namun disadari secara
umum masih banyak kendala, hambatan dan permasalahan yang dihadapi oleh
industri kecil, khususnya pada sektor industri kecil kerajinan (Kuncoro, 2003).
Oleh karena itu, kedudukan dan peran serta masyarakat industri kecil kerajinan
perlu terus diperkuat agar lebih mampu berkembang mandiri dimasa yang akan
datang.
Di Kota Pematangsiantar juga terdapat beberapa sentra industri kecil yang
tersebar di beberapa kecamatan dan kelurahan. Salah satu diantaranya adalah
tenun ulos di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Siantar Marihat. Industri Ulos
merupakan produksi khas yang berkembang pesat di kotamadya Pematangsiantar.
Komoditi ini dikategorikan sebagai andalan dan menjadi primadona.
Keistimewaan dan keunikan pakaian adat tradisional Batak ini menyimpan rahasia
keterampilan seni berpadu dengan budaya. Menurut informasi dari beberapa orang
pengusaha ulos, jumlah industri kecil tenun ulos di Kelurahan Sukamaju semakin
meningkat dengan ratusan orang pekerja.
4
1.2. Rumusan Masalah
Sektor industi kecil dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
mengatasi masalah ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dengan jumlah
angkatan kerja yang ada. Industri kecil nantinya dapat menampung kelebihan
tenaga kerja dan sebagai sumber pendapatan.
Pentingnya keberadaan industri kecil pada saat ini khususnya industri kecil
ulos diharapkan dapat menjadi alternatif dalam peningkatan nilai tambah dan
peningkatan pendapatan bagi sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat yang
memiliki latar belakang kemampuan sumberdaya manusia yang terbatas, baik dalam
pengolahan maupun pengelolaan sumberdaya alam dan hasilnya.
Rumahtangga sebagai produsen dan konsumen diasumsikan bersifat
rasional dalam memaksimumkan kepuasannya. Sebagai produsen, rumahtangga
akan memproduksi lebih banyak barang yang harganya relatif lebih mahal.
Sebaliknya sebagai konsumen, rumahtangga akan mengkonsumsi lebih banyak
barang yang harganya relatif lebih murah dan mengkonsumsi lebih sedikit barang
yang harganya relatif mahal (Gronau, 1977). Alokasi waktu kerja dalam
rumahtangga akan mempengaruhi tingkat produksi, pendapatan dan pengeluaran
rumahtangga (kesejahteraan). Becker (1965) menyatakan bahwa hubungan secara
simultan dalam ekonomi rumahtangga terjadi antara aktivitas produksi dan
konsumsi, serta hubungannya dengan alokasi waktu dan pendapatan rumahtangga.
Usaha kerajinan ulos tradisional (dengan menggunakan Alat Tenun Bukan
Mesin/ATBM) di Kelurahan Sukamaju sebagai bagian dari usaha kecil tidak
terlepas dari persoalan-persoalan yang dihadapi seperti modal, pemasaran, bahan
baku, teknologi dan manajemen. Segmen pasar ulos sampai saat ini masih
didominasi oleh pasar domestik terutama masyarakat adat Batak. Meskipun
5
jumlah ulos yang dihasilkan dari tahun ke tahun sudah cukup banyak, tetapi
permintaan masyarakat khususnya untuk kegiatan adat istiadat masih tetap ada.
Hal ini terutama disebabkan bahwa dalam adat Batak, ulos yang dipergunakan
untuk acara adat tidak lazim dipergunakan lebih dari sekali, sehingga untuk setiap
acara dibutuhkan beberapa buah ulos. Selain itu, ulos yang diberikan tidak lazim
juga untuk diberikan (atau diuloskan) kepada orang lain.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis industri
kecil tenun ulos di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Siantar Marihat, Kotamadya
Pematangsiantar. Sesuai dengan permasalahan, perumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos dilihat
dari alokasi curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran?
2. Faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi alokasi curahan kerja,pendapatan
dan pengeluaran rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos?
3. Bagaimana dampak perubahan faktor eksternal dan internal rumahtangga
pekerja industri kecil tenun ulos terhadap keputusan ekonomi rumahtangga?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui karakteristik rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos
dilihat dari alokasi curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi curahan kerja,
pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pekerja tenun ulos.
3. Menganalisis dampak perubahan faktor eksternal dan internal rumahtangga
pekerja industri kecil tenun ulos terhadap keputusan ekonomi rumahtangga.
6
1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian ekonomi rumahtangga pekerja
industri kecil tenun ulos di Kelurahan Sukamaju adalah:
1. Penelitian dilakukan di salah satu sentra industri kecil tenun ulos di Kota
Pematangsiantar, yaitu: Kelurahan Sukamaju.
2. Penelitian yang dilakukan dibatasi pada kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
rumahtangga pekerja dan tidak tidak meneliti kegiatan ekonomi rumahtangga
pengusaha.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ulos
Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos
adalah pakaian sehari-hari. Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat Batak. Ulos merupakan kain tenun khas Batak berbentuk selendang
yang berfungsi sebagai lambang ikatan kasih sayang dan kain penghangat badan
yang dapat menimbulkan rasa bahagia bagi pemakainya.
Ulos memiliki derajat yang sangat tinggi serta dapat mencerminkan status
pemakainya berdasarkan tingkat kesulitan pembuatan kain tenun ini. Perbedaan
tingkat kesulitan ini mencerminkan makna yang berbeda dari setiap jenis ulos
yang dihasilkan. Tidak semua ulos Batak dapat dipakai dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya ulos jugia, ragi hidup, ragi hotang dan runjat yang biasanya
hanyalah sebagai simpanan dan hanya dipakai pada waktu tertentu saja. Jenis ulos
yang paling tinggi derajatnya dibandingkan jenis ulos lainnya adalah ulos ragi
hidup yang diperuntukkan bagi keluarga Batak, dimana ulos itu dilambangkan
sebagai simbol kehidupan, kebahagiaan, dan doa restu dari tetuanya kepada
keturunannya (Ruth, 2002).
Ulos memiliki fungsi simbolik dalam kehidupan orang Batak dan setiap
ulos memiliki makna tersendiri yang meliputi sifat, keadaan fungsi dan hubungan
dengan benda dan hal tertentu. Menurut pandangan masyarakat Batak terdapat
tiga unsur dalam kain ulos yang mendasari kehidupan manusia, yakni: darah,
nafas dan panas. Sementara dalam proses panas terdapat tiga unsur pemberi panas
atau kehangatan kepada manusia, diantaranya: matahari, api dan ulos (kain). Jadi,
tidak heran kalau kain ini dianggap sebagai penghangat tubuh manusia.
8
Dikalangan masyarakat Batak sering terdengar istilah mangulosi, dimana
menurut kepercayaan suku Batak, jiwa seseorang harus diulosi sehingga bagi
kaum laki-laki diharapkan memiliki sifat jantan dan sifat kepahlawanan.
Sedangkan kaum wanitanya diharapkan memiliki sifat ketahanan untuk melawan
guna-guna yang dapat berakibat buruk dalam mengarungi kehidupannya. Dalam
mangulosi, ada aturan yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilakukan secara
sembarangan dalam pelaksanaannya.
Tata cara dan jenis ulos yang diberikan dalam prosesi mangulosi juga
berbeda-beda. Misalnya, dalam adat acara perkawinan, jenis ulos yang diberikan
bisa berupa ulos sadum. Ulos ini akan diberikan atau diuloskan oleh pihak
keluarga pengantin perempuan (pihak parboru) kepada pihak pengantin laki-laki
(pihak paranak). Sedangkan dalam acara adat kematian, baik kematian suami
maupun kematian istri, pihak parboru akan mangulosi anggota keluarga yang
ditinggalkan dengan ulos sitolu tuhu (jika anak-anak dari orang yang meninggal
belum menikah seluruhnya), tetapi sebaliknya jika seluruh anak dari orang yang
meninggal itu telah menikah (saurmatua) maka pihak boru akan mangulosi
dengan ulos ragi hidup (Napitupulu, 2007). Seiring dengan perubahan zaman, kini
ulos tidak hanya sekedar lambang kehangatan dan kasih sayang tetapi sebagai
lambang kedudukan seseorang, komunitas dan solidaritas dalam komunitas suku
Batak.
2.2. Pengertian Industri Kecil
Defenisi rinci dari industri kecil yang menunjukkan ciri-ciri spesifik
menurut (Mitzberg,1992) dalam (Ruth, 2002) adalah “organisasi yang memiliki
entreprenuer organization dengan ciri-ciri antara lain : struktur organisasinya
9
sangat sederhana, mempunyai karakter khas tanpa elaborasi, tanpa staff yang
berlebihan, pembagian kerja yang kendur, memiliki hirarki manajemen yang
kecil, sedikit aktifitas yang diformalkan, sangat sedikit yang menggunakan proses
perencanaan, jarang mengadakan pelatihan untuk karyawan, pengusaha sulit
untuk membedakan antara asset pribadi dan perusahaan, sistem akuntansi kurang
baik bahkan sering tidak memilikinya, dan pengusaha mempunyai kebijakan
dalam menghadapi investasi hampir sama dengan perorangan”.
Menurut Gie (1996), industri kecil merupakan para wira swasta yang
mandiri dan tidak pernah menggantungkan diri pada siapapun. Tidak pernah
terdengar suara dan tuntutan-tuntutannya, karena mereka terlampau lemah dan
tidak mempunyai akses pada media massa. Tidak pernah menuntut fasilitas dari
pemerintah, tidak mengerti dan mungkin tidak akan mampu memiliki instrumen
canggih dan serba abstrak, tetapi besar hasilnya.
Pendefinisian industri kecil menurut lembaga/departemen adalah:
1. Bank Indonesia: industri kecil adalah usaha yang mempunyai aset maksimal
Rp600 juta di luar tanah dan bangunan. Ketentuan ini berdasarkan Keputusan
Menteri Perindustrian No.13 Tahun 1990.
2. Biro Pusat Statistik: industri kecil adalah perusahaan industri yang
mempunyai tenaga kerja limasampai 19 orang yang terdiri dari pekerja kasar
yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang tidak dibayar.
Sementara tenaga kerja di bawah lima orang digolongkan industri kerajinan
rakyat.
3. Kamar Dagang dan Industri (KADIN): industri kecil adalah industri yang
masuk dalam 11 jenis kegiatan yang telah ditetapkan oleh KADIN dengan
10
tolak ukur yang berbeda-beda seperti mesin dan peralatan rata-rata perbulan,
nilai modal, dan lain-lain.
4. Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil dan Koperasi Kota
Medan, membuat kriteria sebagai berikut: (a) omset Rp50 juta pertahun
disebut pengusaha kecil handal, (b) omset Rp50-500 juta dan tenaga kerja
minimal lima orang perhari disebut pengusaha kecil tangguh dan telah
terdaftar, (c) omset Rp300-500 juta, asset Rp60-100 juta, tenaga kerja lebih
besar dari lima orang perhari, sudah memiliki mitra, manajemen baik, dan
telah memiliki pembukuan disebut pengusaha kecil unggul, (d) omset lebih
besar dari atau sama dengan Rp 500 juta, asset mencapai Rp500 juta, tenaga
kerja perhari kurang dari 100 orang, memiliki pembukuan, sudah bermitra,
disebut sebagai pengusaha kecil mandiri.
2.3. Klasifikasi dan Karakteristik Industri Kecil
Departemen Perindustrian membedakan kategori-kategori industri kecil
dengan karakteristik yang dimiliki usaha tersebut sebagai berikut (Wie, 1981):
1. Industri kecil modern
Menurut defenisi Departemen Perindustrian, industri kecil modern
meliputi industri yang: (a) menggunakan teknologi proses madya (intermediate
process technologies), (b) mempunyai skala produksi yang terbatas, (c)
tergantung pada dukungan penelitian dan pengembangan (litbang) dan usaha-
usaha kerekayasaan (industri besar), (d) dilibatkan dalam sistem produksi industri
besar dan menengah dan dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor, (e)
menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan modal lainnya.
11
Dengan kata lain, industri kecil yang modern itu mempunyai akses untuk
menjangkau sistem pemasaran yang relatif berkembang baik di pasar
domestikataupun di pasar ekspor. Industri kecil yang modern itu juga mempunyai
akses terhadap sumber informasi teknologi yang berkaitan dengan kebutuhannya.
2. Industri Kecil Tradisional
Industri kecil tradisional pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: (a) teknologi proses yang digunakan secara sederhana, (b) teknologi pada
Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang disediakan oleh Departemen Perindustrian
sebagai bagian program bantuan teknisnya kepada industri kecil, (c) mesin yang
digunakan dan alat perlengkapan modal lainnya relatif sederhana, (d) lokasinya di
daerah pedesaan, (e) akses untuk menjangkau pasar di luar lingkungan
langsungnya berdekatan terbatas.
Jumlah industri yang disebut sebagai industri kecil tradisional ini meliputi
sebagian besar industri kecil yang ada, mencapai 75 persen dari jumlah total di
Indonesia.
Adapun karakteristik industri kecil menurut Sjaifudian (1995) hampir selalu
diidentikkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dari segi kapital, industri kecil adalah industri yang nilai kapitalnya relatif
kecil, lambat melakukan ekspansi, tidak tahan dumping dan modal sering
terpakai untuk kebutuhan rumah tangga.
2. Dari segi personil, industri kecil adalah industri yang sering dilakukan secara
mandiri, tidak menuntut keterampilan yang tinggi, lemah latar belakang
bisnis maupun latar belakang akademisnya, lemah kaderisasi dan kurang
wawasan perkembangan di luar.
12
3. Dari segi manajemen, industri kecil adalah industri yang rentan terhadap
pesaing, pasif dan integrasi dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan kontrol.
4. Dari segi sarana dan teknologi, menggunakan teknologi yang terbatas dan
seringkali out of date, mudah diungguli pesaing dan mengalami kesulitan
manajerial maupun finansial dalam pengembangan teknologi.
5. Dari segi sosial ekonomi dan pasar, sering mengalami kesulitan menembus
pasar yang lebih luas karena tidak standarnya produk dibanding dengan
produk industri besar.
6. Dari segi sistem produksi, memiliki produktifitas yang rendah, seringkali
menggantungkan diri pada pekerja keluarga yang tidak membayar dan sulit
mengembangkan desain produknya.
Karakteristik industri kecil menurut Direktorat Jenderal Industri Kecil (1999)
adalah:
1. Jumlahnya besar dan tersebar di seluruh pelosok tanah air.
2. Mencakup bagian terbesar dalam keluarga masyarakat golongan ekonomi
lemah.
3. Mampu mendorong proses pemerataan dan penanggulangan kemiskinan
karena mudah diakses oleh rakyat kecil dan masyarakat yang tergolong
miskin.
4. Mampu menggali dan memanfaatkan keunggulan komparatif dan
ketersediaan tenaga kerja dan sumberdaya.
5. Dapat hidup walau dengan modal yang sangat terbatas.
13
Pada prinsipnya tidak ada perbedaan sifat dan karakteristik antara industri
kecil di pedesaan dengan industri kecil diperkotaan. Namun disebabkan adanya
perbedaan kondisi perekonomian perkotaan dan pedesaan, maka memunculkan
perbedaan antara industri kecil di perkotaan dan pedesaan.
Pertama, jumlah industri kecil di perkotaan yang mendapat kredit dari
bankdan yang memakai fasilitas-fasilitas bantuan lainnya dari pemerintah baik
secara langsung maupun tidak langsung lebih banyak daripada jumlah industri
kecil di pedesaan. Hal ini dapat dimengerti mengingat lokasi kelompok-kelompok
kecil industri di perkotaan lebih strategis, dekat dengan departemen-departemen
pemerintah dan bank-bank yang bersangkutan. Pengusaha-pengusaha kecil di
perkotaan dekat dengan pusat kegiatan pemerintah, sehingga bagi industri kecil
yang memerlukan bantuan lebih mudah dijangkau dibanding dengan industri kecil
di pedesaan yang jauh dari kota, terutama di daerah-daerah yang masih terisolasi.
Kedua, jumlah industri kecil di perkotaan yang memiliki keterkaitanproduksi
dengan industri besar dan sedang, misalnya lewat sistem subcontracting, bisa
diperkirakan lebih banyak daripada jumlah industri kecil di pedesaan yang
melakukan sistem usaha tersebut. Hal ini terjadi disebabkan industri besar dan
sedang umumnya berada di perkotaan sehingga lebih mudah bagi industri kecil di
perkotaan untuk melakukan bisnis dan kerjasama.
Ketiga, infrastruktur dan fasilitas-fasilitas lainnya diperkotaan yang diperlukan
untuk menunjang pengembangan suatu industri atau bisnis umumnya lebih baik
daripada di pedesaan. Jadi, sifat ketergantungan industri kecil pada fasilitas yang
ada di kota berbeda dengan sifat ketergantugan industri kecil pada fasilitas yang
ada di pedesaan.
14
Keempat, perbedaan-perbedaan di atas selanjutnya akan mengakibatkan
perbedaan antara industri kecil di pedesaan dengan industri kecil di perkotaan
dalam hal-hal lain seperti: laju pertumbuhan, tingkat keberhasilan, sifat berusaha,
cara kerja, tingkat fleksibilitas dalam menghadapi perubahan-perubahan ekonomi
(pasar), sifat dari masalah-masalah internal maupun eksternal yang dihadapi
pengusaha industri kecil, pola manajemen dan sistem organisasi yang diterapkan,
jenis serta kualitas barang yang dibuat dan cara pemasarannya.
2.4. Penelitian Terdahulu
2.4.1. Curahan Kerja
Keputusan setiap individu untuk mencari nafkah sangat dipengaruhi oleh
anggota rumahtangga yang lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Mangkuprawira (1985) di dua desa Kabupaten Sukabumi menunjukkan bahwa
dalam mengalokasikan waktunya untuk berbagai kegiatan, tiap anggota keluarga
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Faktor
faktor dari dalam keluarga meliputi usia/umur, jumlah tanggungan keluarga,
pengalaman kerja, pengetahuan, keterampilan, pendapatan kepala keluarga, dan
jenis kelamin. Faktor-faktor dari luar keluarga meliputi tingkat upah, harga
barang-barang, jenis pekerjaan, dan struktur sosial.
Menurut Siahaan (2008) Pekerja lebih banyak mengalokasikan waktu
kerja di dalam industri kecil sepatu. Pendapatan total (pendapatan di dalam
industri dan luar industri) meningkat dengan bertambahnya curahan kerja total
(curahan kerja di dalam industri dan luar industri). Curahan kerja di luar industri
dipengaruhi oleh upah di luar industri dan pengalaman kerja di luar industri. Hasil
penelitian Widiyanti (2007) menunjukkan bahwa curahan kerja suami di dalam
15
industri dipegaruhi oleh upah suami dalam industri dan bahan baku kedelai.
Curahan kerja suami di luar industri dipengaruhi oleh pendapatan suami di luar
industri dan tingkat pendidikan suami. Curahan kerja istri didalam industri
dipengaruhi oleh upah istri di dalam industri dan tingkat pendidikan istri. Curahan
kerja istri di luar industri dipengaruhi oleh curahan kerja istri di dalam industri,
pendapatan istri di luar industri, umur istri dan tingkat pendidikan istri.
Hasil penelitian Irani (1998) memperlihatkan bahwa pengalaman kerja,
jenis kelamin, angkatan kerja keluarga, dan biaya bahan baku berpengaruh
terhadap curahan kerja di dalam industri tempe sedangkan pendapatan dari luar
berpengaruh terhadap curahan kerja di luar industri. Pada rumahtangga pengusaha
industri kecil tahu, curahan kerja di dalam industri dipengaruhi oleh umur,
pengalaman, dan jumlah produksi sedangkan curahan kerja di luar industri
dipengaruhi oleh penyerapan tenaga kerja di luar keluarga. Pada rumahtangga
pengusaha industri kecil tempe maupun tahu, curahan kerja di dalam dan di luar
industri tidak responsif terhadap perubahan semua variabel penjelasnya.
2.4.2. Pendapatan
Hasil penelitian Widiyanti (2007) menyatakan bahwa pendapatan rumah
tangga dari dalam industri tahu lebih besar daripada pendapatan rumahtangga dari
luar industri tahu. Pendapatan suami dari luar industri tahu memberikan kontribusi
terbesar terhadap pendapatan rumah tangga dari luar industri tahu. Hal ini
disebabkan karena curahan kerja suami di luar industri tinggi dan pendapatan
suami perjam dari luar industri tinggi, maka pendapatan suami dari luar industri
tinggi. Pendapatan istri di luar industri rendah. Hal ini disebabkan karena curahan
kerja istri di luar industri rendah dan pendapatan istri perjam di luar industri
16
rendah. Total pendapatan rumahtangga lebih besar daripada total pengeluaran
rumahtangga sehingga masih terdapat kelebihan pendapatan yang dapat
digunakan untuk kebutuhan lainnya.
Hasil penelitian Indrawati (1997) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pendapatan rumahtangga industri kecil batik adalah alokasi
waktu membatik dan luas penggunaan lahan pertanian. Peningkatan pendapatan
per potong batik merupakan salah satu usaha untuk memotivasi pembatik agar
lebih banyak mencurahkan waktu pada kegiatan membatik. Penambahan modal
kerja pembatik dan alokasi waktu untuk membatik itu sendiriakan meningkatkan
pendapatan rumahtangga industri kecil batik. Hasil penelitian Kesenja (2005)
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga
pemilik dan pekerja tepung tapioka hanya dipengaruhi oleh umur, upah pertanian,
upah pabrik, dan upah non-pertanian dan non-pabrik.
Hasil penelitian Selomata (2000) menyatakan bahwa pendapatan para
nelayan juragan dan pandega dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin. Pada
umumnya laki-laki mempunyai kesempatan yang lebih besar daripada perempuan
untuk mendapatkan pekerjaan karena dianggap memiliki kondisi tubuh yang lebih
kuat dibandingkan perempuan. Selain itu, pekerja laki-laki mempunyai waktu
yang lebih banyak bila dibandingkan pekerja perempuan dimana sebagian
waktunya dipakai untuk mengurus rumahtangga dan anak.
2.4.3. Konsumsi
Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dapat dipakai
sebagai ukuran kesejahteraan rumahtangga. Semakin baik tingkat kesejahteraan
rumah tangga maka proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi di
17
luar pangan akan semakin besar. Selain itu, semakin baik tingkat kesejahteraan
rumahtangga maka kualitas dankuantitas konsumsi rumahtangga akan semakin
tinggi. Setiap rumahtangga akan memprioritaskan pendapatannya untuk konsumsi
pangan kemudian selanjutnya untuk investasi dan tabungan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irani (1998) menunjukkan bahwa
pada industri kecil tempe, konsumsi rumahtangga pengusaha dipengaruhi oleh
pendapatan yang siap dibelanjakan, investasi pendidikan, dan tabungan tetapi
konsumsi hanya responsif terhadap perubahan pendapatan yang siap dibelanjakan.
Sedangkan pada industri kecil tahu, konsumsi dipengaruhi oleh jumlah anggota
keluarga, pendapatan yang siap dibelanjakan, dan investasi pendidikan tetapi tidak
responsif terhadap perubahan faktor-faktor tersebut. Menurut Mangkuprawira
(1985) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi dalam rumahtangga
terdiri dari faktor di dalam dan faktor di luar. Faktor-faktor di dalam rumahtangga
diantaranya adalah jumlah anggota rumahtangga, tingkat pendidikan
rumahtangga, adat istiadat, dan tingkat pendidikan ibu rumahtangga. Faktor-faktor
di luar rumahtangga diantaranya adalah harga-harga bahan makanan, tingkat upah,
dan tempat tinggal.
Hasil penelitian Madirini (1998) menunjukkan bahwa konsumsi barang
dan jasa rumahtangga pengusaha industri kecil pakaian jadi, dipengaruhi oleh
investasi pendidikan, pendapatan yang siap dibelanjakan, dan jumlah tanggungan
keluarga. Menurut Anggriani (1998) pola konsumsi pengusaha industri kecil kulit
dipengaruhi oleh variabel pendapatan yang siap dibelanjakan, investasi produksi,
investasi pendidikan, dan tabungan.
18
2.4.4. Investasi
Menurut Simanjuntak (1998), investasi yang dilakukan oleh rumahtangga
dapat berupa modal fisik dan modal manusia. Investasi dalam modal manusia
dapat dilakukan melalui pendidikan, urbanisasi, dan peningkatan kesehatan.
Investasi dalam modal manusia ini bertujuan untuk memperoleh tingkat
penghasilan yang lebih tinggi sehingga tingkat konsumsi yang lebih tinggi dapat
tercapai.
Pada rumahtangga karyawan dan pegawai non staf di perkebunan,
investasi dipengaruhi oleh pendapatan yangsiap dibelanjakan, konsumsi, kredit,
suku bunga tabungan, jumlah aset, dan pendidikan (Purba, 1997). Sedangkan
Madirini (1998) menyatakan bahwa pada rumahtangga industri kecil pakaian jadi,
investasi dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, jumlah anak
sekolah, dan konsumsi. Pengeluaran rumahtangga di dua desa Kabupaten
Sukabumi dalam sektor pendidikan, mencirikan adanya investasi sumberdaya
manusia dalam kegiatan ekonomi rumahtangga guna meningkatkan kemampuan
kerja dan tingkat penghasilan seseorang di masa yang akan datang
(Mangkuprawira, 1985). Menurut Irani (1998) pada rumahtangga pengusaha
industri kecil tempe dipengaruhi oleh jumlah anak sekolah, pendapatan disposibel,
konsumsi, dan tabungan. Investasi pendidikan juga responsif terhadap perubahan
pendapatan disposabel, konsumsi, dan tabungan. Pada rumahtangga pengusaha
industri kecil tahu, investasi pendidikan dipengaruhi oleh pendapatan disposibel,
konsumsi, dan tabungan tetapi hanya responsif terhadap perubahan pendapatan
disposabel dan konsumsi.
19
2.4.5. Tabungan
Pada umumnya masyarakat menabung dengan tujuan untuk bertransaksi
dan berjaga-jaga. Variabel utama yang menentukan seseorang akan menabung
adalah tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka
akan semakin besar kemampuannya untuk menyisakan pendapatan yang akan
digunakan untuk menabung. Sebaliknya, apabila semakin rendah tingkat
pendapatan seseorang maka akan semakin kecil kemampuannya untuk
menyisakan pendapatan yang akan digunakan untuk menabung. Hasil penelitian
Purba (1997) memperlihatkan bahwa tabungan rumahtangga karyawan dan
pegawai non staf di perkebunan dipengaruhi oleh pendapatan yang siap
dibelanjakan serta konsumsi barang dan jasa. Tabungan rumahtangga karyawan
ternyata responsif terhadap perubahan pendapatan yang siap dibelanjakan dan
konsumsi. Selometa (2000) menyatakan bahwa tabungan berkorelasi negatif
terhadap konsumsi karena semakin besar proporsi pendapatan yang digunakan
untuk mengkonsumsi barang dan jasa maka proporsi yang digunakan untuk
tabungan semakin kecil.
20
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Teori Alokasi Waktu
Pada teori ekonomi rumahtangga, Becker (1976) menyatakan
bahwarumahtangga adalah produsen sekaligus konsumen. Adapun asumsi
yangdigunakan dalam kegiatan konsumsi, bahwa kepuasan rumahtangga bukan
hanyadari barang dan jasa yang dapat diperoleh di pasar tetapi juga dari
berbagaikomoditi yang dihasilkan oleh rumahtangga. Fungsi kepuasan
rumahtangga dalammemaksimalkan kepuasannya, dapat dirumuskan sebagai
berikut:
U = U (X1, X2, X3, …, Xn) ....................................................................... (1)
dimana:
U = total kepuasan
Xi = barang ke-i yang dikonsumsi, (i = 1, 2, 3, …, n)
Untuk memaksimumkan kepuasan, rumahtangga menghadapi kendala
anggaran atau pendapatan untuk membeli barang dan jasa di pasar. Kendala
anggaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑ .....................................................................(2)
dimana:
Pi = harga barang dan jasa X ke-i
Xi = barang dan jasa ke-i yang dibeli di pasar
I = pendapatan total
V = pendapatan lain selain hasil bekerja
W = pendapatan dari hasil bekerja
21
Selanjutnya, Becker (1976) menyebutkan bahwa peningkatan tingkat upah
akan mengurangi rasio penggunaan waktu untuk menghasilkan berbagai barang.
Alokasi waktu untuk setiap kegiatan rumahtangga tidak saja ditentukan oleh
tingkat upah, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti harga input. Beberapa
asumsi yang dipakai dalam teori ekonomi rumahtangga adalah sebagai berikut:
1. Waktu dan barang atau jasa merupakan unsur kepuasan.
2. Waktu dan barang atau jasa dapat dipakai sebagai input dalam fungsi produksi
rumahtangga.
3. Rumahtangga bertindak selain sebagai konsumen juga sebagai produsen.
Bentuk sederhana fungsi kepuasan rumahtangga tersebut,
dapatdirumuskan sebagai berikut:
U = U (Zi, ..., Zm) ...........................................................................……(3)
dimana:
Zi = komoditi yang dihasilkan rumahtangga, (i = 1, 2, …, m)
Dalam memaksimalkan kepuasan tersebut, rumahtangga dibatasi oleh
kendala produksi, waktu, dan pendapatan. Fungsi produksi rumahtangga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Zi = fi (Xi , Ti) ..........................................................................................(4)
dimana:
Xi = barang dan jasa ke-i yang dibeli di pasar
Ti = jumlah waktu yang dipakai untuk memproduksi barang Z ke -i
Kendala pendapatan untuk membeli barang dan jasa di pasar dapat
dirumuskan sebagai berikut:
∑ ..............................................................(5)
22
dimana:
Pi = harga barang dan jasa X ke-i yang dibeli di pasar
Tw = waktu yang digunakan untuk bekerja
W = upah per unit Tw
Kendala waktu untuk membeli barang dan jasa di pasar dapat dirumuskan sebagai
berikut:
∑ .....................................................................(6)
dimana:
Ti = jumlah waktu yang dipakai untuk memproduksi barang Z ke -i
Tc = jumlah waktu yang digunakan untuk konsumsi
T = total jumlah waktu yang tersedia
Tw = waktu yang digunakan untuk bekerja
Bagi suatu rumahtangga, waktu keseluruhan (total) yang dimiliki anggota
rumahtangga adalah tetap. Waktu tersebut dapat digunakan untuk bekerja di pasar,
bekerja di rumahtangga, dan waktu luang.
Dalam formulasi Becker (1976) di atas, belum memisahkan antara waktu
luang dan waktu bekerja di rumahtangga. Menurut Gronau (1977) menyatakan
bahwa teori tersebut tidak secara nyata menyentuh tentang produksi rumahtangga.
Pendapat Gronau (1977) bahwa terhapusnya waktu kerja di rumahtangga dalam
formulasi Becker (1976) disebabkan oleh kesulitan praktis dalam membedakan
antara pekerjaan rumahtangga (work at home) atau waktu luang (leisure), dan
asumsi bahwa perilaku rumahtangga untuk kegiatan rumahtangga dan waktu
luang bereaksi sama terhadap perubahan lingkungan.
23
Beberapa penelitian tentang penggunaan waktu (time budget atau time use)
memperoleh hasil bahwa waktu kerja di rumahtangga dan waktu luang
mempunyai reaksi yang berbeda terhadap lingkungan sosial ekonomi. Kemudian
(Gronau, 1977) memisahkan secara eksplisit antara waktu luang dan waktu
bekerja di rumahtangga. Konsumsi barang dan jasa (X) serta waktu luang (L)
secara maksimal di rumahtangga merupakan indikator kepuasan (Z), yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Z = Z (X, L).............................................................................................. (7)
Barang dan jasa yang dikonsumsi (X) tersebut dapat dibeli di pasar atau
dapat diproduksi di rumahtangga tetapi tidak mempengaruhi tingkat kepuasan.
Bila Xm merupakan konsumsi barang yang dapat dibeli di pasar maka konsumsi
total merupakan penjumlahan dari konsumsi barang yang dapat dibeli di pasar
dengan barang yang dapat diproduksi di rumahtangga (Xh), sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
X = Xm + Xh .............................................................................................(8)
dimana:
Xm = barang dan jasa yang dibeli di pasar
Xh = barang dan jasa yang diproduksi rumahtangga
Rumahtangga dalam hal ini tidak hanya berlaku sebagai konsumen tetapi
juga sebagai produsen, dimana Xh dihasilkan dari bekerja di rumahtangga (H).
Fungsi produksi untuk barang dan jasa yang diproduksi di rumahtangga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Xh = f (H) ................................................................................................. (9)
dimana:
24
H = waktu untuk bekerja di rumahtangga
Rumahtangga dalam memaksimalkan kepuasannya (Z) akan dihadapkan
pada dua kendala, yaitu kendala anggaran dan kendala waktu. Adapun kendala
anggaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
Xm = W N + V ...................................................................................... (10)
dimana:
W = tingkat upah
N = waktu untuk bekerja di pasar
V = sumber penghasilan lainnya
Kendala waktu dapat dirumuskan sebagi berikut:
T = L + H + N ........................................................................................ (11)
Syarat yang diperlukan rumahtangga untuk memaksimalkan kepuasan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Z {[Xm + f (H)], L} + λ (W N + V - Xm) + μ (T - L - H - N) ................ (12)
Dimana: marjinal produk untuk bekerja di rumahtangga sama dengan marjinal
substitusi antara konsumsi barang dan konsumsi waktu, serta sama dengan harga
bayangan (W*) yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
= f ' =
λ= W*................................…………………….............. (13)
Jika individu bekerja di pasar tenaga kerja (N > 0) maka harga bayangan
(W*) akan sama dengan tingkat upah riil, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
= f ' = W* = W………………………………………………... (14)
Kondisi tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 1, dimana kurva
produksi dari Xh digambarkan oleh kurva G1 T1. Akibat penggunaan teknologi
25
yang dapat meningkatkan hasil produksi atau mendapatkan tambahan pendapatan
dari hasil tidak bekerja (T1V), maka kurva G1 T1 bergeser menjadi G2 T2.
Gambar 1. Kurva Alokasi Waktu, Produksi, dan Konsumsi
Pada titik A, dengan tingkat upah W0 anggota rumahtangga hanya bekerja
di rumah sebesar T1 L1 serta memproduksi barang dan jasa sebesar 0XH0 . Pada
titik ini, rumahtangga tidak bekerja di pasar sehingga waktu yang digunakan
untuk istirahat sebesar 0L0. Rumahtangga dengan tingkat upah W0 akan
26
mengkonsumsi barang dan jasa sama dengan yang diproduksinya (0X0 = 0XH0),
sehingga rumahtangga tidak membeli barang dan jasa di pasar. Pada titik ini,
rumahtangga tidak mendapatkan tambahan pendapatan selain dari bekerja di
rumah.
Pada titik B, tingkat upah mengalami kenaikan menjadi W1. Anggota
rumahtangga selain bekerja di rumah (T1L4) dan memproduksi barang dan jasa
sebesar 0XH1 juga bekerja di pasar (L1L4), sehingga waktu luang berkurang jika
dibandingkan dengan titik A, yaitu sebesar 0L1. Rumahtangga dengan tingkat
upah W1 akan mengkonsumsi barang dan jasa (0X1) lebih banyak dari
produksinya (titik E), sehingga rumahtangga dapat membeli barang dan jasa di
pasar sebesar XH1X1. Pada titik ini, rumahtangga akan mendapatkan tambahan
pendapatan dari hasil bekerja di pasar (W1L1L4) yang dapat digunakan untuk
membeli barang dan jasa di pasar tetapi tidak mendapatkan tambahan pendapatan
dari hasil tidak bekerja.
Pada titik C, dengan tingkat upah yang sama dengan titik A (W0),
rumahtangga juga hanya bekerja di rumah (T1L2) dan tidak bekerja di pasar,
sehingga waktu yang digunakan untuk istirahat lebih besar dibandingkan dengan
titik A, yaitu sebesar 0L2. Rumahtangga dengan tingkat upah W0 akan
mengkonsumsi barang dan jasa sama dengan yang diproduksinya (0X2 = 0XH2 ),
sehingga rumahtangga tidak membeli barang dan jasa di pasar. Pada titik ini,
rumahtangga akan mendapatkan tambahan lain dari hasil tidak bekerja (T1V)
misalnya dari sewa rumah dan lain-lain.
Pada titik D, dengan tingkat upah yang sama dengan titik B (W1),
rumahtangga bekerja di rumah sebesar T1L5 memproduksi barang dan jasa sebesar
27
0XH3 dan bekerja di pasar (L3L5). Waktu yang digunakan untuk istirahat
bertambah jika dibandingkan dengan titik B, yaitu 0L3. Rumahtangga akan
memproduksi barang sebesar 0XH3 (titik F) dengan tingkat upah W1
tetapimengkonsumsi pada titik D (pada kondisi teknologi produksi yang lebih
baik), sehingga rumahtangga mendapatkan tambahan pendapatan sejumlah
W1L3L5 dari hasil bekerja di pasar yang dapat digunakan untuk membeli barang
dan jasa di pasar.
Apabila antara titik A dengan titik B dibandingkan, maka perbedaan
tingkat upah akan menyebabkan perbedaan konsumsi barang dan jasa. Pada titik B
konsumsi barang dan jasa lebih banyak tetapi waktu yang digunakan untuk
beristirahat akan lebih sedikit. Begitu pula antara titik C dan titik D, konsumsi
barang pada titik D lebih banyak tetapi waktu untuk beristirahat lebih sedikit bila
dibandingkan pada titik C.
Pada tingkat upah yang sama pada titik A dan titik C, rumahtangga dapat
mengkonsumsi barang sama dengan yang diproduksinya. Pada titik C,
rumahtangga dapat mengkonsumsi barang lebih banyak dengan waktu untuk
beristirahat lebih besar dari titik A. Begitu pula antara titik B dan titik D,
konsumsi barang dan jasa serta waktu untuk beristirahat pada titik D lebih besar
daripada titik B (Gronau, 1977).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan
teknologi dan tingkat upah akan mempengaruhi alokasi waktu, produksi, dan
konsumsi dimana antara keputusan alokasi waktu, produksi, dan konsumsi saling
terkait antara satu sama lain.
28
3.2. Model Dasar Ekonomi Rumahtangga
Ciri utama yang membedakan perilaku individu dan perilaku rumahtangga
sebagai konsumen adalah pada perilaku ekonomi rumahtangga, anggota
rumahtangga pada saat yang sama juga berperan sebagai konsumen sebagaimana
suatu perusahaan (Evenson, 1976). Model dasar ekonomi rumahtangga
dikembangkan oleh (Singh, et. al 1986) serta Barnum dan Squire (1978) dalam
mempelajari perilaku rumahtangga pertanian. Pada model tersebut, setiap siklus
produksi rumahtangga diasumsikan untuk memaksimalkan kepuasan. Adapun
fungsi kepuasan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
U = U (Xa,Xm, Xl) .................................................................................. (15)
dimana:
Xa = konsumsi barang yang dihasilkan rumahtangga
Xm = konsumsi barang yang dibeli di pasar
Xl = konsumsi waktu luang
Rumahtangga dalam mencapai kepuasannya dihadapkan pada kendala
pendapatan, kendala waktu, dan kendala produksi. Adapun kendala pendapatan
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pm Xm = Pa (Q - Xa) - W (L - F) .......................................................... (16)
dimana:
Pa = harga barang yang dihasilkan rumahtangga
Pm = harga barang dan jasa yang dibeli di pasar
(Q-Xa) = surplus produksi untuk dipasarkan
W = upah tenaga kerja
L = total input tenaga kerja
29
F = input tenaga kerja rumahtangga
Pada persamaan di atas, jika L > F maka rumahtangga akan menyewa
tenaga kerja tambahan untuk menjalankan usahanya tetapi jika L < F maka
rumahtangga akan menggunakan kelebihan tenaga kerja yang terdapat dalam
keluarga tersebut untuk mencari pekerjaan atau kegiatan lain.
Selain itu juga, rumahtangga juga dihadapkan pada kendala waktu.
Rumahtangga tidak dapat mengalokasikan waktu lebih banyak dari total waktu
yang tersedia bagi rumahtangga. Adapun kendala waktu yang dihadapi oleh
rumahtangga tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
T = Xl + F .............................................................................................. (17)
dimana:
T = total waktu rumahtangga
Xl = konsumsi waktu luang
Selain kendala pendapatan dan kendala waktu, rumahtangga juga
dihadapkan pada kendala produksi yang menggambarkan hubungan antara input
dan output yang dihasilkan. Adapun kendala produksi tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Q = q (L, A) …....................................................................................... (18)
dimana:
Q = produksi rumahtangga
L = total input tenaga kerja
A = jumlah faktor produksi lainnya (lahan)
Ketiga kendala yang dihadapi rumahtangga tersebut di atas dapat
disatukan menjadi kendala tunggal. Proses substitusi kendala produksi dan
30
kendala waktu menjadi kendala pendapatan akan menghasilkan bentuk kendala
tunggal, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pm Xm + Pa Xa + W Xl = W T + π .......................................................... (19)
dimana:
π = Pa Q (L, A) - W L, merupakan ukuran dari keuntungan produksi
Pada persamaan tersebut di atas, menyatakan bahwa sisi sebelah kiri
merupakan pengeluaran total rumahtangga untuk barang, baik yang dibeli di pasar
(Xm) maupun yang diproduksi di pasar (Xa), serta waktu yang dikonsumsi (X1).
Pada sisi sebelah kanan merupakan pengembangan dari konsep
pendapatan penuh yang dikemukakan oleh (Becker, 1976) dimana nilai waktu
yang tersedia (WT) yang dimiliki rumahtangga diperlihatkan secara eksplisit.
Model dasar tersebut di atas kemudian dikembangkan dengan
memasukkan pengukuran keuntungan (PaQ – WL), dimana nilai tenaga kerja
dihitung berdasarkan upah pasar dan merupakan konsekuensi dari asumsi bahwa
rumahtangga merupakan penerima harga dalam pasar. Persamaan (15) dan
persamaan (19) merupakan inti dari model dasar ekonomi rumahtangga.
Model tersebut menyebutkan bahwa dalam memaksimalkan kepuasannya,
rumahtangga dapat memilih tingkat konsumsi dari barang (Xm dan Xa), waktu
luang (Xl), dan input tenaga kerja (L) yang digunakan untuk kegiatan produksi.
Kondisi syarat pertama (first order condition) untuk memaksimalkan penggunaan
input tenaga kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pa ( Q/ L) = W ...................................................................................... (20)
Pada persamaan (20) berarti rumahtangga akan menyamakan penerimaan
marjinal produk dari tenaga kerja dengan upah pasar. Persamaan tersebut hanya
31
terdiri dari satu variabel endogen (L) sedangkan variabel endogen lainnya (Xa,
Xm,X1) tidak tampak, sehingga tidak mempengaruhi pilihan rumahtangga
untukpenggunaan input tenaga kerja (L) sebagai fungsi dari Pa, W, dan A, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
L* = L* (W, Pa, A) ................................................................................ (21)
Jika persamaan (21) disubstitusikan pada sisi sebelah kanan pada
persamaan (19), maka akan diperoleh persamaan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Pm Xm + Pa Xa + W Xl = Y* ..................................................................(22)
dimana:
Y* = pendapatan penuh pada saat keuntungan maksimal
Berdasarkan persamaan (22), dapat diturunkan persamaan permintaan
terhadap konsumsi barang yang dihasilkan rumahtangga (Xa), konsumsi barang
yang dapat dibeli di pasar (Xm), dan konsumsi waktu luang (X1) sesuai kondisi
syarat pertama (first order condition), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
U/ Xm = λ Pm ....................................................................................... (23)
U/ Xa = λ Pa ......................................................................................... (24)
U/ Xl = λ W ......................................................................................... (25)
dan
Pm Xm + Pa Xa + W Xl = Y* .................................................................. (26)
Pada persamaan tersebut di atas, konsumsi barang yang dihasilkan
rumahtangga (Xa), konsumsi barang yang dibeli di pasar (Xm) dan konsumsi
waktu luang (Xl) dipengaruhi oleh harga, upah, dan pendapatan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
32
Xm = Xm (Pm, Pa, W, Y*) ....................................................................... (27)
Xa = Xa (Pa, Pm, W, Y*) ......................................................................... (28)
Xl = Xl (W, Pm, Pa, Y*) .......................................................................... (29)
Pada persamaan tersebut di atas, permintaan tergantung pada harga,
tingkat upah, dan pendapatan. Pada rumahtangga petani, pendapatan ditentukan
oleh kegiatan produksi rumahtangga. Perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi akan merubah Y* dan pada akhirnya akan merubah
perilaku konsumsi. Sehingga dengan demikian tingkah laku konsumsi baik barang
dan jasa maupun waktu, tidak lepas atau saling terkait dengan tingkah laku
produksi. Sesuai dengan kondisi tersebut, maka model analisis yang digunakan
adalah model analisis simultan seperti yang telah dikemukakan oleh (Bagi dan
Singh 1974).
3.3. Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
Perumusan model ekonomi rumahtangga pada industri kecil tenun ulos ini
mengacu pada model dasar ekonomi rumahtangga petani seperti yang telah
dikemukakan oleh (Singh, et. al. 1986), dimana model dasar ekonomi tersebut
juga dapat dikembangkan pada sektor-sektor lain. Pada rumahtangga industri kecil
tenun ulos, alokasi curahan pendapatan, alokasi waktu, dan pengeluaran
merupakan hal yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat
dirumuskan pada model simultan sebagai berikut: Salah satu strategi rumahtangga
untuk mencapai tingkat pendapatan tertentu adalah dengan mengalokasikan
waktunya untuk berbagai pekerjaan, baik di dalam industri maupun di luar
industri. Fungsi dari curahan kerja tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
CKDI = f (CKLI, PDI, TPK, UMK) ..................................................... (30)
33
CKLI = f (UPKL, CKDI, JTK) ............................................................. (31)
CKT = f (CKDI, CKLI) ......................................................................... (32)
dimana:
CKDI = curahan kerja di dalam industri
CKLI= curahan kerja di luar industri
PDI = pendapatan dari dalam industri
JTK = jumlah tanggungan keluarga
UPKL= upah di luar industri
TPK = tingkat pendidikan pekerja
CKT = curahan kerja total
Fungsi dari jumlah produksi dirumuskan sebagai berikut:
JPR = f ( CKDI, UMK) ......................................................................... (33)
dimana:
JPR = Jumlah Produksi
CKDI = Curahan Kerja di Dalam Industri
UMK = Umur Pekerja
Keputusan produksi meliputi strategi untuk memperoleh tingkat
pendapatan tertentu. Pendapatan rumahtangga industri kecil tenun ulos secara
umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan dari dalam industri dan
pendapatan dari luar industri. Pendapatan total adalah jumlah antara pendapatan
dari dalam industri dan pendapatan dari luar industri. Pendapatan yang siap
dibelanjakan (disposable income) adalah pendapatan total setelah dikurangi pajak
dan pungutan lainnya. Fungsi dari pendapatan tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut:
34
PDI = f (HJP, JPR) ................................................................................ (34)
PLI = f (UPKL, CKLI, PKLI) ............................................................... (35)
PTR = f (PDI, PLI) ................................................................................ (36)
DIK = f (PTR, PJK) ............................................................................... (37)
dimana:
PDI = pendapatan dari dalam industri
HJP = harga jual per unit
JPR = jumlah produksi
PLI = pendapatan dari luar industri
UPKL = upah di luar industri
CKLI = curahan kerja di luar industri
PKLI = pengalaman kerja di luar industri
PTR = pendapatan total
DIK = pendapatan yang siap dibelanjakan ( disposable income)
PJK = pajak, iuran, dan pungutan lainnya
Selanjutnya, pendapatan rumahtangga tersebut akan dialokasikan untuk
memperoleh kepuasan rumahtangga melalui pengeluaran. Pengeluaran
rumahtangga meliputi konsumsi dan investasi. Pengeluaran untuk konsumsi
terdiri dari konsumsi pangan dan konsumsi non pangan, sedangkan pengeluaran
untuk investasi terdiri dari investasi pendidikan, investasi kesehatan dan investasi
sumberdaya manusia. Fungsi dari pengeluaran untuk konsumsi dan investasi
tersebut dirumuskan sebagai berikut:
KPP = f (DIK, TAB, JTA, JAR) ........................................................... (38)
KNP = f (DIK, KPP, TAB, JAR) .......................................................... (39)
35
KTP = f (KPP, KNP) ............................................................................. (40)
IPK = f (DIK, PSPE, TAB, JAS)........................................................... (41)
IKES = f (DIK,IPK, JTK) ..................................................................... (42)
ISDM = f (IPK, IKES) ........................................................................... (43)
dimana:
KPP = konsumsi pangan
KNP = konsumsi non pangan
DIK = pendapatan yang siap dibelanjakan ( disposable income)
IPK = investasi pendidikan
IKES = investasi kesehatan
TAB = tabungan
JTK = jumlah tanggungan keluarga
JAR = jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun
JAS = jumlah anak sekolah
JTA = jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-7 tahun
PSPE = pengeluaran total selain pendidikan
Fungsi dari tabungan rumahtanggadirumuskan sebagai berikut:
TAB = f (DIK, PTP, TPK, JTK) .......................................................... (44)
dimana:
TAB = tabungan
DIK = pendapatan yang siap dibelanjakan ( disposable income)
PTP = pengeluaran total
TPK = tingkat pendidikan pekerja
JTK = jumlah tanggungan keluarga
36
G
ambar
2. D
iagra
m M
od
el E
konom
i R
um
ahta
ngga
Pek
erja
Indust
ri K
ecil
Ten
un U
los
37
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Siantar Marihat,
Kota Pematangsiantar. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan
pertimbangan bahwa Kelurahan tersebut merupakan salah satu sentra usaha tenun
ulos di Kota Pematangsiantar. Pengumpulan data dilaksanakan pada Juni 2011
sampai Juli 2011.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer bersumber dari pekerja industri kecil tenun ulos (Lampiran 2). Data
sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan Sukamaju, Badan Pusat Statistik, dan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pematangsiantar.
4.3. Teknik Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data
Sampel penelitian adalah rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos
sebanyak 60 rumahtangga. Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja dengan
menemui rumahtangga pekerja di Kelurahan Sukamaju, karena kerangka sampel
rumahtangga tidak tersedia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode
wawancara menggunakan kuesioner (Lampiran 1).
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Tujuan penelitian pertama dianalisis menggunakan metode deskriptif
dengan tabulasi dan pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel.
Tujuan penelitian kedua dan ketiga dianalisis menggunakan model ekonometrika
dan pengolahan data menggunakan software SAS/ETS (Statistical Analysis
System/Econometric Time Series) versi 9.1 for Windows.
38
4.5. Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
Perilaku ekonomi rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos
dirumuskan sebagai hubungan secara simultan variabel-variabel keputusan yang
saling terkait dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seorang pekerja dalam
mencurahkan waktu bekerja baik di dalam maupun di luar industri akan
menghasilkan pendapatan yang digunakan dalam kegiatan pengeluaran. Kegiatan
pengeluaran meliputi konsumsi dan investasi, dimana konsumsi terdiri dari
konsumsi pangan dan konsumsi non pangan sedangkan investasi terdiri dari
investasi pendidikan dan investasi kesehatan. Jika terdapat kelebihan pendapatan
dari pengeluaran, maka pekerja akan menyimpannya sebagai tabungan. Model
Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos dirumuskan dalam
bentuk sistem persamaan simultan sebagai berikut:
4.5.1. Curahan Kerja
Curahan kerja rumahtangga pekerja adalah keseluruhan waktu yang
dicurahkan pekerja, baik di dalam industri maupun di luar industri.
Curahan Kerja Rumahtangga Pekerja Dalam Industri
Curahan kerja rumahtangga pekerja di dalam industri diestimasi
dipengaruhi oleh curahan kerja dari luar industri, pendapatan dari dalam industri,
tingkat pendidikan pekerja dan umur pekerja. Hubungan ini dapat dituliskan
dalam persamaan sebagai berikut:
CKDIi = a0 + a1CKLIi + a2 PDIi + a3TPKi + a4 UMKi + U1i ............................. (1)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan (hipotesis): a1<0 dan a2, a3, a4 > 0
CKDIi = curahan kerja di dalam industri (Jam/Bulan)
CKLIi = curahan kerja dari luar industri (Jam/Bulan)
39
PDIi = pendapatan dari dalam industri (Tahun)
TPKi = tingkat pendidikan(Tahun)
UMKi = umur pekerja (Tahun)
i = sampel ke-i
U = variabel pengganggu
Curahan Kerja Rumahtangga Pekerja di Luar Industri
Curahan kerja rumahtangga pekerja di luar industri diestimasi dipengaruhi
oleh upah di luar industri, curahan kerja di dalam industri, dan jumlah tanggungan
keluarga. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
CKLIi = b0 + b1 UPKLi + b2 CKDIi + b3 JTKi+ U2i .......................................... (2)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan: b1,b3, b4> 0 dan b2<0
CKLIi = curahan kerja di luar industri (Jam/Bulan)
UPKLi = upah di luar industri (Rupiah/Bulan)
CKDIi = curahan kerja di dalam industri (Jam/Bulan)
JTKi = jumlah tanggungan keluarga (Orang)
Curahan Kerja Total Rumahtangga Pekerja
Curahan kerja total rumahtangga pekerja merupakan penjumlahan antara
curahan kerja di dalam industri dan curahan kerja di luar industri. Hubungan ini
dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
CKTi = CKDIi + CKLIi ........................................................................ (3)
dimana:
CKTi = curahan kerja total (Jam/Bulan)
CKDIi = curahan kerja di dalam industri (Jam/Bulan)
CKLIi = curahan kerja di luar industri (Jam/Bulan)
40
4.5.2. Jumlah Produksi
Jumlah Produksi diestimasi dipengaruhi oleh curahan kerja di dalam
industri dan umur pekerja. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut:
JPRi = j0 + j1 CKDIi + j2 UMKi + U10i ................................................... (4)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan adalah: j1> 0 dan j2< 0
JPRi = jumlah produksi (Lembar/Bulan)
CKDIi = curahan kerja di dalam industri (Jam/Bulan)
UMKi = umur pekerja (Tahun)
4.5.3. Pendapatan
Pendapatan rumahtangga pekerja adalah keseluruhan pendapatan yang
diperoleh, baik dari dalam industri maupun dari luar industri.
Pendapatan Rumahtangga Pekerja dari Dalam Industri
Pendapatan rumahtangga pekerja dari dalam industri tenun ulos diestimasi
dipengaruhi oleh harga jual per unit dan jumlah produksi. Hubungan ini dapat
dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
PDIi = c0 + c1 HJPi + c2 JPRi + U3i …................................................................ (5)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan: c1, c2> 0
PDIi = pendapatan dari dalam industri (Rupiah/Bulan)
HJPi = harga jual per unit (Rupiah/Lembar)
JPRi = jumlah produksi (Lembar/Bulan)
Pendapatan Rumahtangga Pekerja dari Luar Industri
Pendapatan rumahtangga pekerja dari luar industri tenun ulos diestimasi
dipengaruhi oleh upah di luar industri, curahan kerja di luar industri, dan
41
pengalaman kerja di luar industri. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut:
PLIi = d0 + d1 UPKLi + d2 CKLIi + d3 PKLIi + U4i ........................................... (6)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan: d1, d2, d3> 0
PLIi = pendapatan dari luar industri (Rupiah/Bulan)
UPKLi = upah di luar industri (Rupiah/Bulan)
CKLIi = curahan kerja di luar industri (Jam/Bulan)
PKLIi = pengalaman kerja di luar industri (Tahun)
Pendapatan Total Rumahtangga Pekerja
Pendapatan total rumahtangga pekerja adalah jumlah keseluruhan
pendapatan yang diperoleh rumahtangga pekerja, baik dari dalam industri maupun
dari luar industri. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
PTRi = PDIi + PLIi ................................................................................. (7)
dimana:
PTRi = pendapatan total (Rupiah/Bulan)
PDIi = pendapatan dari dalam industri (Rupiah/Bulan)
PLIi = pendapatan dari luar industri (Rupiah/Bulan)
Pendapatan Rumahtangga Pekerja yang Siap Dibelanjakan
Pendapatan rumahtangga pekerja yang siap dibelanjakan adalah pendapatan total
dikurangi pajak, iuran, dan pungutan lainnya. Hubungan ini dapat dituliskan
dalam persamaan sebagai berikut:
DIKi = PTRi - PJKi ................................................................................ (8)
dimana:
DIKi = pendapatan yang siap dibelanjakan (Rupiah/Bulan)
42
PTRi = pendapatan total (Rupiah/Bulan)
PJKi = pajak, iuran, dan pungutan lainnya (Rupiah/Bulan)
4.5.4. Pengeluaran
Pengeluaran rumahtangga pekerja meliputi pengeluaran konsumsi serta
pengeluaran investasi. Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pangan dan
konsumsi non pangan. Pengeluaran investasi terdiri dari investasi pendidikan dan
investasi kesehatan.
Konsumsi Pangan Rumahtangga Pekerja
Pengeluaran untuk konsumsi pangan rumahtangga pekerja diestimasi
dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, tabungan, jumlah
tanggungan anak, dan jumlah anggota rumahtangga. Hubungan ini dapat
dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
KPPi = e0 + e1 DIKi + e2 TABi + e3 JTAi + e4 JARi + U5i ...................... (9)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan: e1, e3, e4> 0 dan e2< 0
KPPi = konsumsi pangan (Rupiah/Bulan)
DIKi = pendapatan yang siap dibelanjakan (Rupiah/Bulan)
TABi = tabungan (Rupiah/Bulan)
JTAi = jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-7 tahun (Orang)
JARi = jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun (Orang)
Konsumsi Non Pangan Rumahtangga Pekerja
Pengeluaran untuk konsumsi non pangan rumahtangga pekerja diestimasi
dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, konsumsi pangan, tabungan
dan jumlah anggota rumahtangga. Hubungan ini dapat dituliskan dalam
persamaan sebagai berikut:
43
KNPi = f0+ f1 DIKi + f2 KPPi + f3 TABi + f4 JARi + U6i ...................... (10)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan: f1, f4> 0 dan f2, f3< 0
KNPi = konsumsi non pangan (Rupiah/Bulan)
DIKi = pendapatan yang siap dibelanjakan (Rupiah/Bulan)
KPPi = konsumsi pangan (Rupiah/Bulan)
TABi = tabungan (Rupiah/Bulan)
JARi = jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun (Orang)
Konsumsi Total Rumahtangga Pekerja
Konsumsi total rumahtangga pekerja adalah jumlah antara konsumsi
pangan dan konsumsi non pangan. Hubungan ini dapat dituliskan dalam
persamaan sebagai berikut:
KTPi = KPPi + KNPi …........................................................................ (11)
dimana:
KTPi = konsumsi total (Rupiah/Bulan)
KPPi = konsumsi pangan (Rupiah/Bulan)
KNPi = konsumsi non pangan (Rupiah/Bulan)
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah antara tanggungan dewasa
dengan tanggungan anak. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai
berikut:
JTKi = JTAi + JARi ............................................................................... (12)
dimana:
JTKi = jumlah tanggungan keluarga (Orang)
JTAi = jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-7 tahun (Orang)
44
JARi = jumlah anggota keluarga umur >7 tahun (Orang)
Investasi Pendidikan Rumahtangga Pekerja
Pengeluaran rumahtangga pekerja untuk investasi pendidikan diestimasi
dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, pengeluaran total selain
pendidikan, tabungan dan jumlah anak sekolah. Hubungan ini dapat dituliskan
dalam persamaan sebagai berikut:
IPKi = g0 + g1 DIKi + g2 PSPEi + g3 TABi + g4 JASi + U7i ................. (13)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan: g1, g4> 0 dan g2, g3< 0
IPKi = investasi pendidikan (Rupiah/Bulan)
DIKi = pendapatan yang siap dibelanjakan (Rupiah/Bulan)
PSPEi = pengeluaran total selain pendidikan (Rupiah/Bulan)
TABi = tabungan (Rupiah/Bulan)
JASi = jumlah anak sekolah (Rupiah/Bulan)
Investasi Kesehatan Rumahtangga Pekerja
Pengeluaran rumahtangga pekerja untuk investasi kesehatan diestimasi
dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, investasi pendidikan, dan
jumlah tanggungan keluarga. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut:
IKESi = h0 + h1 DIKi + h2 IPKi + h3 JTKi+ U8i ................................... (14)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan adalah: h1, h3> 0 dan h2< 0
IKESi = investasi kesehatan (Rupiah/Bulan)
DIKi = pendapatan yang siap dibelanjakan (Rupiah/Bulan)
IPKi = investasi pendidikan (Rupiah/Bulan)
JTKi = jumlah tanggungan keluarga (Orang)
45
Investasi Sumberdaya Manusia
Investasi sumberdaya manusia terdiri dari investasi pendidikan dan
investasi kesehatan. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai
berikut:
ISDMi = IPKi + IKESi .......................................................................... (15)
dimana:
ISDMi = investasi sumberdaya manusia (Rupiah/Bulan)
IPKi = investasi pendidikan (Rupiah/Bulan)
IKESi = investasi kesehatan (Rupiah/Bulan)
Pengeluaran Total Selain Pangan
Pengeluaran total selain pangan terdiri dari konsumsi non pangan dan
investasi sumberdaya manusia. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut:
PSPAi = KNPi + ISDMi ....................................................................... (16)
dimana:
PSPAi = pengeluaran selain pangan (Rupiah/Bulan)
KNPi = konsumsi non pangan (Rupiah/Bulan)
ISDMi = investasi sumberdaya manusia (Rupiah/Bulan)
Pengeluaran Total Selain Non Pangan
Pengeluaran total selain non pangan terdiri dari konsumsi pangan dan
investasi sumberdaya manusia. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut:
PSNPi = KPPi + ISDMi ........................................................................ (17)
dimana:
46
PSNPi = pengeluaran total selain non pangan (Rupiah/Bulan )
KPPi = konsumsi pangan (Rupiah/Bulan)
ISDMi = investasi sumberdaya manusia (Rupiah/Bulan)
Pengeluaran Total Selain Pendidikan
Pengeluaran total selain pendidikan terdiri dari konsumsi total dan
investasi kesehatan. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai
berikut:
PSPEi = KTPi + IKESi .......................................................................... (18)
dimana:
PSPEi = pengeluaran total selain pendidikan (Rupiah/Bulan)
KTPi = konsumsi total (Rupiah/Bulan)
IKESi = investasi kesehatan (Rupiah/Bulan)
Pengeluaran Total Selain Kesehatan
Pengeluaran total selain kesehatan terdiri dari konsumsi total dan
invesatasi pendidikan. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai
berikut:
PSKi = KTPi + IPKi ............................................................................. (19)
dimana:
PSKi = pengeluaran total selain kesehatan (Rupiah/Bulan)
KTPi = konsumsi total (Rupiah/Bulan)
IPKi = investasi pendidikan (Rupiah/Bulan)
47
Pengeluaran Total Rumahtangga Pekerja
Pengeluaran total rumahtangga pekerja adalah jumlah keseluruhan
pengeluaran, yaitu jumlah konsumsi total dan investasi sumberdaya manusia.
Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
PTPi = KTPi + ISDMi .......................................................................... (20)
dimana:
PTPi = pengeluaran total (Rupiah/Bulan)
KTPi = konsumsi total (Rupiah/Bulan)
ISDMi = investasi sumberdaya manusia (Rupiah/Bulan)
4.5.5. Tabungan
Perilaku menabung rumahtangga pekerja diestimasi dipengaruhi oleh
pendapatan yang siap dibelanjakan, pengeluaran total, tingkat pendidikan dan
jumlah tanggungan keluarga. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut:
TABi = i0 + i1 DIKi + i2 PTPi + i3 TPKi + i4 JTKi + U9i ...................... (21)
Tanda estimasi parameter yang diharapkan adalah: i1, i3> 0 dan i2, i4< 0
TABi = tabungan (Rupiah/Bulan)
DIKi = pendapatan yang siap dibelanjakan (Rupiah/Bulan)
PTPi = pengeluaran total (Rupiah/Bulan)
TPKi = tingkat pendidikan pekerja (Tahun)
JTKi = jumlah tanggungan keluarga (Orang)
Keterangan notasi variabel model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri
Kecil Tenun Ulos disajikan pada Lampiran 3.
48
4.6. Identifikasi dan Estimasi Model
Identifikasi model adalah syarat yang diperlukan untuk mengestimasi
parameter sistem persamaan simultan. Identifikasi persamaan struktural
menggunakan kriteria order condition (Koutsoyiannis, 1977) sebagai berikut:
K – M = G - 1, maka persamaan tersebut dikatakan tepat diidentifikasi
K - M > G - 1, maka persamaan tersebut dikatakan terlalu diidentifikasi
K - M < G - 1, maka persamaan tersebut dikatakan kurang diidentifikasi
dimana:
K = total variabel dalam model (variabel endogen dan eksogen)
M = jumlah variabel endogen dan eksogen dalam suatu persamaan
G = total persamaan dalam suatu model (jumlah variabel endogen)
Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di
Kelurahan Sukamaju yang dirumuskan terdiri dari 21 persamaan (10 persamaan
struktural dan 11 persamaan identitas). Model ini terdiri dari 21 variabel endogen
(G) dan 9 variabel eksogen sehingga total variabel dalam model adalah 30
variabel (K). Jumlah variabel yang paling banyak dalam suatu persamaan adalah
5 variabel (M). Berdasarkan kriteria order condition diatas, maka disimpulkan
bahwa semua persamaan adalah over identified, sehingga parameter dapat
diestimasi menggunakan metode Two Stage Least Squares (2SLS). Program
komputer dan hasil estimasi parameter model Ekonomi Rumahtangga Pekerja
Industri Kecil Tenun Ulos disajikan pada Lampiran 4 dan 5.
4.7. Evaluasi Model
Evaluasi model ekonometrika menggunakan tiga kriteria yaitu: (1)
ekonomi, (2) statistik, dan (3) ekonometrika (Koutsoyiannis, 1977). Pada kriteria
49
ekonomi, model dievaluasi dengan melihat apakah tanda dan besarnya parameter
estimasi variabel-variabel penjelas dalam persamaan-persamaan struktural sesuai
dengan hipotesis.
Pada kriteria statistik, akan dilihat besarnya nilai koefisien determinasi
(R2) dan nilai uji-F. Koefisien determinasi (R
2) berguna untuk mengetahui
seberapa besar proporsi keragaman variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel penjelasnya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam persamaan (variabel pengganggu = Ui). Semakin
tinggi nilai koefisien determinasi (R2) maka semakin baik, karena semakin besar
keragaman dari variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
penjelas. Melalui nilai statistik uji-F dapat diketahui nyata atau tidaknya peranan
variabel penjelas secara bersama-sama terhadap variabel endogen. Kemudian
dalam kriteria statistik, parameter estimasi dievaluasi dengan melihat nilai statistik
uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui nyata atau tidaknya pengaruh masing-
masing variabel penjelas terhadap variabel endogen (dengan taraf α ≤ 20 persen).
Pada kriteria ekonometrika, lebih diutamakan untuk melihat apakah
terdapat hubungan multikolinear (multicollinearity) antara variabel-variabel
penjelas dalam setiap persamaan. Multicollinearity adalah suatu hubungan linier
antara dua variabel penjelas dalam satu persamaan tertentu. Jika terjadi korelasi
yang sempurna diantara sesama variabel penjelas maka koefisien parameter
menjadi tidak dapat diestimasi dan nilai standard error setiap koefisien estimasi
menjadi tidak terhingga. Multicollinearity sempurna jarang terjadi, tetapi
umumnya memiliki derajat interkorelasi diantara variabel penjelas yang
disebabkan saling ketergantungan antar variabel ekonomi (Sitepu dan Sinaga,
50
2006). Salah satu cara untuk menentukan adanya multicollinearity dapat dilihat
dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika evaluasi model berdasarkan
ketiga kriteria tersebut dianggap sudah cukup baik, maka dapat melakukan
analisis elastisitas untuk mengetahui respon (tingkat kepekaan) dari variabel
endogen terhadap perubahan variabel penjelasnya. Program komputer dan hasil
uji Multicollinearity model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun
Ulos disajikan pada Lampiran 6 dan 7.
4.8. Elastisitas
Elastisitas dilakukan untuk melihat seberapa besar derajat kepekaan
(respon) suatu variabel endogen terhadap perubahan yang terjadi pada variabel
penjelas yang mempengaruhinya. Rumus pendugaan elastisitas dari suatu
persamaan adalah sebagai berikut:
EYX = βi
dimana:
EXY= elastisitas variabel endogen Y terhadap variabel penjelas X
= nilai rata-rata variabel penjelas ke-i
= nilai rata-rata variabel endogen Y
βi = parameter estimasi variabel penjelas ke-j
Jika EXY lebih besar dari satu dikatakan bahwa variabel endogen elastis
(responsif) terhadap perubahan variabel penjelas karena perubahan satu persen
variabel penjelas mengakibatkan perubahan variabel endogen lebih dari satu
persen. Jika EYX lebih kecil dari satu dikatakan bahwa variabel endogen
inelastis (tidak responsif) terhadap perubahan variabel penjelas karena
51
perubahan satu persen variabel penjelas mengakibatkan perubahan variabel
endogen kurang dari satu persen.
4.9. Validasi Model
Validasi model dilakukan untuk mengetahui apakah model cukup valid
digunakan untuk simulasi. Indikator statistik yang digunakan untuk validasi
estimasi model ekonometrika adalah Root Mean Squares Percent Error
(RMSPE), dan Theil’s Inequality Coefficient (U-Theil) (Pindyck dan Rubinfeld,
1998), sebagai berikut:
RMSPE = √
∑ (
)
U =
√
∑ (
)
√
∑
√
∑
dimana:
RMSPE = Root Mean Squares Percent Error
U = Theil’s Inequality Coefficient (U-Theil)
= Nilai estimasi dari model
= Nilai aktual
n = Jumlah sampel
Semakin kecil nilai RMSPE dan U maka semakin baik model digunakan untuk
simulasi. Program komputer dan hasil validasi disajikan pada Lampiran 8 dan 9.
4.10. Simulasi Model
Simulasi model dilakukan untuk menganalisis dampak perubahan faktor
eksternal (upah kerja di luar industri, harga jual per unit ulos) dan faktor internal
52
(jumlah anak sekolah) rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos, sebagai
berikut:
1. Peningkatan Upah Kerja di Luar Industri sebesar 20 persen.
2. Peningkatan Harga Jual per Unit sebesar 20 persen.
3. Peningkatan Jumlah Anak Sekolah sebesar 100 persen.
Program komputer dan hasil simulasi disajikan pada Lampiran 10 dan 11.
4.11. Definisi Operasional
1. Industri kecil adalah usaha rumahtangga yang melakukan kegiatan mengolah
barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi, barang setengah jadi menjadi
barang jadi, atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih
tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual. Memiliki jumlah pekerja antara
lima orang hingga 19 orang termasuk pengusaha.
2. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami seluruh atau
sebagian bangunan fisik dan biasanya makan bersama dari satu dapur dan
berada dalam satu manajemen keputusan.
3. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang
dimiliki oleh suatu rumahtangga. Jumlah tanggungan keluarga terdiri dari
jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-7 tahun dan jumlah tanggungan
anggota keluarga umur >7 tahun, dihitung dalam Orang.
4. Pekerja adalah seseorang yang bekerja pada suatu industri dan mendapatkan
upah, dihitung dalam Orang.
5. Lama pendidikan pekerja adalah jumlah tahun pendidikan formal (sekolah)
yang pernah dijalani pekerja selama hidupnya, dihitung dalam Tahun.
53
6. Angkatan kerja keluarga adalah banyaknya anggota keluarga usia kerja (di
atas 14 tahun) yang tidak bersekolah, yang sedang mengurus rumahtangga
tanpa memperoleh upah dan golongan penerima pendapatan (pensiunan,
penerima bunga deposito, dan mereka yang hidupnya tergantung dari orang
lain), dihitung dalam Orang.
7. Jumlah anak sekolah adalah jumlah anggota rumahtangga yang masih
bersekolah. Jumlah anak sekolah terdiri dari jumlah anak sekolah dasar
(Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Dasar kelas enam) dan jumlah
anak sekolah menengah (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama kelas satu sampai
dengan Perguruan Tinggi), dihitung dalam Orang.
8. Pengalaman kerja adalah lamanya pekerja yang bekerja baik di dalam industri
maupun di luar industri, dihitung dalam Tahun.
9. Curahan kerja rumahtangga adalah jam kerja riil yang dicurahkan para
pekerja untuk kegiatan mencari nafkah, dihitung dalam Jam/Bulan.
10. Jumlah produksi adalah jumlah total unit produksi (ulos) yang dihasilkan,
dihitung dalam Lembar/bulan.
11. Harga jual per unit adalah nilai pengganti hasil produksi, dihitung dalam
Rupiah/Lembar.
12. Pendapatan total rumahtangga adalah jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh pengrajin, baik dari dalam industri maupun dari luar industri,
dihitung dalam Rupiah/Bulan.
13. Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan total setelah dikurangi
pajak, retribusi, dan pungutan lain, dihitung dalam Rupiah/Bulan.
54
14. Pajak adalah segala kewajiban rumahtangga kepada pemerintah berupa PBB
(pajak bumi dan bangunan), iuran maupun kewajiban lain, dihitung dalam
Rupiah/Bulan.
15. Pengeluaran konsumsi adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh
rumahtangga untuk konsumsi, baik pangan maupun non pangan, dihitung
dalam Rupiah/Bulan.
16. Investasi pendidikan adalah jumlah uang yang dikeluarkan rumahtangga
untuk biaya pendidikan, dihitung dalam Rupiah/Bulan.
17. Investasi kesehatan adalah jumlah uang yang dikeluarkan rumahtangga untuk
biaya kesehatan, dihitung dalam Rupiah/Bulan.
18. Investasi sumberdaya manusia adalah jumlah uang yang dikeluarkan
rumahtangga untuk investasi pendidikan dan investasi kesehatan, dihitung
dalam Rupiah/Bulan.
19. Tabungan yang digunakan dalam analisis ini adalah potensi tabungan, yaitu
pendapatan yang siap dibelanjakan dikurangi dengan pengeluaran konsumsi
dan investasi, dihitung dalam Rupiah/Bulan.
55
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
5.1. Letak dan Geografis
Kelurahan Sukamaju merupakan daerah bukan pantai dengan ketinggian
421 meter di atas permukaan laut yang memiliki suhu rata-rata 24.6°C serta curah
hujan rata-rata 237 mili meter per tahun. Kelurahan sukamaju memiliki luas
wilayah sekitar 34.3 hektar dan diapit oleh dua aliran sungai, yakni: Bah Silulu
dan Bah Sorma. Kelurahan sukamaju terdiri dari dua lingkungan, enam rukun
warga dan enam belas rukun tetangga. Sebagian besar wilayahnya digunakan
untuk perumahan atau pekarangan (26.3 ha) dan sisanya digunakan untuk jalan
(1.5 ha), tempat peribadatan (0.5 ha), perkantoran dan sekolah (2 ha) serta tanah
wakaf (4 ha).
Kelurahan ini berada di dalam kota yang dibatasi oleh beberapa wilayah,
diantaranya sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kristen dan Martimbang,
sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Suka Makmur, sebelah selatan
berbatasan dengan Kelurahan Marihat Jaya dan sebelah barat berbatasan dengan
Kelurahan Naga Huta Timur.
Jarak antara Kelurahan Sukamaju dengan ibukota kecamatan adalah satu
setengah kilometer sedangkan jarak Kelurahan Sukamaju dengan ibukota
Pematangsiantar adalah tiga kilometer dan jarak Kelurahan Sukamaju dengan
ibukota propinsi (Medan) adalah seratus lima belas kilometer.
56
5.2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Sukamaju pada bulan April 2011 adalah
3525 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1726 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 1799 jiwa serta kepala keluarga sebanyak 940 jiwa.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
(orang)
Persentase
(%)
Tidak tamat SD 49 1.56
Tamat SD/sederajat 228 7.26
Tamat SLTP/sederajat 669 21.29
Tamat SLTA/sederajat 1804 57.42
Akademi/Perguruan Tinggi 392 12.48
Total 3142 100.00
Sumber: Potensi Kelurahan Sukamaju, 2011
Berdasarkan data pada Tabel 2, tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan
Sukamaju sudah tergolong tinggi, dimana diketahui bahwa jumlah penduduk
tamat SLTA adalah sebanyak 1804 orang (57.42 persen) dan jumlah penduduk
tamat Perguruan Tinggi adalah sebanyak 392 orang (12.48 persen).
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Sukamaju
Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk
(orang)
Persentase
(%)
PNS/Pensiunan 435 16.51
TNI/POLRI 17 0.65
Pedagang/Wiraswasta 714 27.11
Karyawan/Buruh swasta 415 15.76
Pegawai Swasta 183 6.95
Petani/Buruh harian lepas 870 33.03
Total 2634 100.00
Sumber: Potensi Kelurahan Sukamaju, 2011
Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Sukamaju cukup beragam,
diantaranya Pegawai Negeri Sipil, pensiunan, TNI/POLRI, pedagang, wiraswasta,
57
karyawan, buruh swasta, pegawai swasta, petani dan buruh harian lepas (Tabel 3).
Berdasarkan data di atas, mata pencaharian penduduk di Kelurahan Sukamaju
didominasi oleh petani/buruh harian lepas (33.03%) dan pedagang/wiraswasta
(27.11%).
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Agama
Jumlah Penduduk
(orang)
Persentase
(%)
Islam 7 0.20
Kristen 2359 66.92
Katholik 1127 31.97
Hindu/Buddha 32 0.91
Total 3525 100.00
Sumber: Potensi Kelurahan Sukamaju, 2011
Berdasarkan data di atas (Tabel 4), mayoritas penduduk di Kelurahan Sukamaju
menganut agama Kristen Protestan (66.92%) dan Katholik (31.97%).
5.3. Prasarana dan Sarana
Prasarana dan sarana yang terdapat di Kelurahan Sukamaju secara umum
telah dapat mendukung aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Jalan yang
terdapat di Kelurahan Sukamaju secara keseluruhan sudah terbuat dari aspal.
Angkutan umum yang berlalu-lalang juga cukup banyak sehingga mempermudah
masyarakat untuk bepergian ke tempat lain.
Lembaga kemasyarakatan yang terdapat di Kelurahan Sukamaju terdiri
dari satu kelompok Lembaga Pengembangan Masyarakat Kota (LPMK), satu
kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), satu kelompok Bantuan
Kesejahteraan Masyarakat (BKM) Horas Sukamaju, satu kelompok Karang
Taruna dan tujuh kelompok Serikat Tolong Menolong (STM). Sarana peribadatan
yang terdapat di Kelurahan Sukamaju terdiri dari tiga gereja dan satu musholla.
58
Sarana pendidikan yang terdapat di kelurahan ini terdiri dari satu Sekolah Dasar
(SD) dan dua Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sedangkan sarana kesehatan
yang terdapat di Kelurahan Sukamaju adalah satu unit praktek dokter.
5.4. Keadaan Industri Kecil Ulos di Kelurahan Sukamaju
Industri ulos di Kelurahan Sukamaju merupakan perkembangan usaha
turun temurun. Akan tetapi ada juga usaha tenun ulos yang baru dirintis oleh
penduduk setempat dan penduduk pendatang yang berminat mengembangkan dan
menekuni industri ulos ini sebagai sumber penghasilan keluarganya. Industri
kecil ulos di Kelurahan Sukamaju mulai berkembang sejak awal tahun 1990-an.
Pada umumnya industri Ulos di Kelurahan Sukamaju merupakan industri
rumahtangga dan industri kecil. Tenaga kerja yang digunakan di dalam industri
ulos adalah tenaga kerja dari luar keluarga sehingga dapat membantu penyerapan
tenaga kerja yang terdapat di sekitar sentra produksi ulos.
5.5. Kegiatan Usaha
Proses produksi tenun ulos melalui tiga tahapan yang saling berkaitan,
yaitu:
1. Persiapan bahan baku
Bahan baku berupa benang yang diperlukan untuk membuat sebuah
tenunan ulos terdiri dari dua jenis benang, yakni benang lungsi dan benang pakan.
Benang lungsi memiliki helai-helai yang lebih halus daripada benang pakan.
Benang jenis ini merupakan kerangka vertikal (bagian yang memanjang) dari ulos
yang akan ditenun. Benang lungsi yang biasa digunakan adalah dari jenis TC
40/2. Harga benang jenis ini juga relatif lebih mahal dari benang pakan.
59
Benang pakan memiliki fungsi yang berbeda dengan benang lungsi.
Benang jenis ini berfungsi untuk mengisi arah horizontal dari tenunan ulos yang
akan dibuat, atau dengan kata lain benang jenis ini merupakan kerangka lebar
ulos. Proses selanjutnya, benang lungsi kemudian „dihani‟ atau digulung dalam
sebuah lalatan (bom tenun). Kegunaan proses ini adalah untuk menentukan jumlah
helai benang lungsi sesuai dengan lebar yang diinginkan. Misalnya untuk jenis
ulos sadum kecil terdiri atas 1550 helai. Sedangkan panjang benang lungsi
tersebut biasanya terdiri atas dua ukuran, yaitu: 100 meter dan 200 meter. Dari
ukuran 100 meter dapat menghasilkan sekitar 45 lembar ulos. Biasanya jenis
seperti ini dipergunakan oleh pengusaha tenun ulos yang bermodal sedikit ataupun
jenis industri rumahtangga. Sedangkan dari ukuran 200 meter dapat menghasilkan
90 lembar ulos. Biasanya, ukuran ini merupakan ukuran standar yang dipakai oleh
penenun ulos.
Setelah selesai „dihani‟, bom tenun tadi ditempatkan pada bagian terdepan
dari alat tenun bukan mesin (ATBM) yang akan dipergunakan. Bersamaan dengan
itu benang pakan juga digulung dengan ukuran yang lebih besar, tiap gulungan
terdiri atas satu atau dua helai. Penggulungan benang pakan dapat dilakukan
dengan mesin atau alat penggulung yang digerakkan dengan kaki atau dengan
menggunakan dinamo. Dalam bahasa keseharian mesin atau alat yang yang
dipergunakan disebut mesin/alat palet (paletan).
Sebagai tahap akhir dalam proses persiapan benang ialah dengan
memasukkan setiap helai benang lungsi yang telah digulung ke dalam mata giun
yang berbentuk jaring-jaring dan berada persis di tengah alat tenun bukan mesin
60
tersebut. Lalu ketatkan keseluruhan benang ke ujung ATBM melewati bagian
yang dinamakan sisir dengan menggunakan alat bantu yang disebut pencucuk.
2. Proses Menenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)
Setelah persiapan benang selesai dilakukan, mulailah menggerakkan alat
tenun dengan menginjak ke empat injakan kaki secara teratur. Injakan-injakan ini
akan membuat teropong yang berisi benang pakan bergerak ke kanan dan ke kiri.
Pergerakan teropong ini akan menyebabkan terjadinya anyaman antara benang
lungsi dan benang pakan. Anyaman inilah yang kemudian akan menjadi ulos.
Untuk membuat motif ulos, cukup dengan menyelipkan benang motif yang
terbuat dari benang emas, benang wol atau benang jenis lain yang warnanya
bervariasi dan ukurannya lebih besar/tebal dari benang lungsi dan benang pakan.
Cepat-lambatnya proses menyelipkan benang motif ini tergantung kemahiran
penenun dalam menggerakkan atau memainkan jari-jari tangannya. Setelah motif
dibuat, ATBM digerakkan kembali, demikian seterusnya hingga ulos selesai
dibuat. Pemotongan ulos yang telah selesai biasanya dilakukan dua kali seminggu
(hari rabu dan sabtu) atau seminggu sekali (hanya hari sabtu).
3. Proses Penyempurnaan (Finishing)
Penyempurnaan yang dilakukan adalah pembuatan detail, manik-manik,
slogan atau kata-kata bermakna, bordir dan sebagainya. Pembuatan detail ini
biasanya dilakukan oleh tenaga upahan yang berbeda dengan penenun ulos. Biaya
pembuatan detail juga bervariasi tergantung pada tingkat kerumitan dan jumlah
detail yang akan dibuat.
61
5.6. Ragam Ulos, Upah Pekerja dan Harga Jual Ulos dalam Industri Kecil
Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju
Jenis ulos yang dihasilkan di kelurahan Sukamaju ada sembilan jenis ulos,
yaitu sadum kecil, sekata, angkola, sadum cantik, tikar-tikar, tikar terang, tarutung
kecil, tarutung besar dan tarutung cantik. Upah pekerja juga tergolong variatif dari
kisaran 2 500-30 000 rupiah/lembar. Semakin rumit proses pembuatannya maka
upahnya akan semakin tinggi. Harga jual ulos juga bervariasi, ulos tarutung besar
memiliki harga jual termahal yaitu 135 000 rupiah/lembar sedang harga jual
terkecil adalah ulos sadum kecil sebesar 15 000 rupiah/lembar (lihat Tabel 5).
Tabel 5. Ragam Ulos, Upah pekerja dan Harga Jual Ulos Dalam Industri Kecil
Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Jenis Ulos Upah Pekerja
(Rp/ lembar)
Harga Jual
(Rp/ lembar)
Sadum kecil 2500-3000 15000
Sekata 4000-5000 25000
Angkola 30000 120000
Sadum cantik 30000 110000
Tikar-tikar 10000 45000
Tikar terang 11000 50000
Tarutung kecil 7000 35000
Tarutung besar 13000 135000
Tarutung cantik 30000 100000 Sumber: Data Primer
62
VI. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PEKERJA INDUSTRI
KECIL TENUN ULOS
6.1. Karakteristik Rumahtangga Pekerja
Karakteristik dari rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos sebagai
unit analisis dalam penelitian ini adalah umur pekerja, jumlah tanggungan anggota
keluarga umur 0-7 tahun, jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun,
jumlah tanggungan anggota keluarga, jumlah anak yang masih sekolah, tingkat
pendidikan pekerja dan pengalaman kerja di dalam industri (Tabel 6). Penentuan
nilai dalam tabel pada pembahasan bab ini menggunakan nilai rata-rata.
Penentuan nilai rata-rata berdasarkan penjumlahan nilai pada baris dalam satu
kolom dibagi dengan jumlah data yang ada.
Tabel 6. Karakteristik Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di
Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Sumber: Data Primer (diolah)
Data di atas menunjukkan bahwa usia rata-rata dari pekerja industri kecil
tenun ulos adalah 35.97 tahun. Status perkawinan dari pekerja industri kecil tenun
ulos adalah menikah sebesar 71.67 persen dan tidak menikah sebesar 28.33
persen. Jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-7 tahun rata-rata para
pekerja industri kecil ulos sebanyak 0.67 orang, jumlah tanggungan anggota
No. Karakteristik Rumahtangga Pekerja Rataan
1. Umur Pekerja (Tahun) 35.97
2. Status Perkawinan:
a. Menikah (Persen) 71.67
b. Tidak Menikah (Persen) 28.33
3. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga (Orang) 3.59
4. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur 0-7 Tahun (Orang) 0.67
5. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun (Orang) 2.92
6. Jumlah Tanggungan Anak yang Masih Sekolah (Orang) 1.38
7. Lama Pendidikan Pekerja (Tahun) 9.35
8. Pengalaman kerja di dalam Industri (Tahun) 9.83
63
keluarga umur >7 tahun rata-rata sebanyak 2.92 orang, jumlah tanggungan
anggota keluarga rata-rata sebanyak 3.59 orang dan jumlah anak yang masih
sekolah rata-rata sebanyak 1.38 orang. Selain itu, lama pendidikan rata-rata
pekerja selama 9.35 tahun atau setara dengan tingkat pendidikan sekolah
menengah pertama (SMP). Pengalaman kerja rata-rata pekerja di dalam industri
selama 9.83 tahun.
Kelompok umur pekerja industri kecil tenun ulos dengan persentase
tertinggi sebesar 31.67 persen pada usia antara 18-27 tahun, sedangkan kelompok
umur pekerja dengan persentase terendah pada usia antara 68-77 tahun sebesar
5.00 persen (lihat Tabel 7).
Tabel 7. Kelompok Umur Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Kelompok Umur Pekerja Jumlah Pekerja
(Tahun) (Orang) (%)
18-27 19 31.67
28-37 16 26.67
38-47 12 20.00
48-57 5 8.33
58-67 5 8.33
68-77 3 5.00
Total 60 100.00 Sumber: Data Primer (diolah)
Status perkawinan pekerja industri kecil tenun ulos dengan persentase
tertinggi adalah menikah sebesar 71.67 persen dan persentase terendah adalah
tidak menikah sebesar 28.33 persen (Tabel 8).
Tabel 8. Status Perkawinan Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Status Perkawinan Jumlah Pekerja
Orang %
Menikah 43 71.67
Tidak Menikah 17 28.33
Total 60 100.00 Sumber: Data Primer (diolah)
64
Jumlah tanggungan anggota keluarga pekerja industri kecil tenun ulos
dengan persentase tertinggi berada pada selang 4-5 orang sebesar 36.67 persen
dan persentase terendah berada pada selang 2-3 orang sebesar 13.33 persen (Tabel
9).
Tabel 9. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Pekerja Industri Kecil Tenun
Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga
(Orang)
Jumlah Pekerja
Orang (%)
0-1 19 31.67
2-3 8 13.33
4-5 22 36.67
6-7 11 18.33
Total 60 100.00 Sumber: Data Primer (diolah)
Rumahtangga dengan jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-7
tahun sebanyak 0-1 orang memiliki persentase terbesar, yaitu sekitar 83.33 persen,
sedangkan rumahtangga dengan jumlah tanggungan anggota keluarga 0-7 tahun
sebanyak 2-3 orang memiliki persentase terendah sebesar 16.67 persen (lihat
Tabel 10).
Tabel 10. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur 0-7 Tahun Pekerja
Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota
Pematangsiantar, Tahun 2011
Jumlah Tanggungan Anggota
Keluarga Umur 0-7 Tahun Jumlah Pekerja
(Orang) (Orang) (%)
0-1 50 83.33
2-3 10 16.67
Total 60 100.00
Sumber: Data Primer (diolah)
Jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun pada rumahtangga
pekerja industri kecil dengan persentase tertinggi adalah rumahtangga dengan
jumlah anggota antara 0-2 orang sebesar 46.67 persen, sedangkan persentase
65
terendah adalah rumahtangga dengan jumlah anggota antara 6-8 orang sebesar
8.33 persen (lihat Tabel 11).
Tabel 11. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun Pekerja
Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota
Pematangsiantar, Tahun 2011
Jumlah Tanggungan Anggota Rumahtangga Umur
>7 Tahun
(Orang)
Jumlah Pekerja
Orang (%)
0-2 28 46.67
3-5 27 45.00
6-8 5 8.33
Total 60 100.00 Sumber: Data Primer (diolah)
Persentase tertinggi dari jumlah anak yang masih sekolah pada
rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos terletak pada selang 0-1 orang,
yaitu sebesar 53.33 persen, sedangkan persentase terendah terletak pada selang 6-
7 orang sebesar 1.67 persen (lihat Tabel 12).
Tabel 12. Jumlah Anak Sekolah Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Jumlah Anak Sekolah
(Orang)
Jumlah Pekerja
Orang (%)
0-1 32 53.33
2-3 23 38.33
4-5 4 6.67
6-7 1 1.67
Total 60 100.00 Sumber: Data Primer (diolah)
Tingkat pendidikan pekerja industri kecil tenun ulos cukup variatif.
Persentase tingkat pendidikan tertinggi dari pekerja industri kecil tenun ulos
adalah tamat SMA sebesar 38.33 persen dan tidak tidak terlalu berbeda jauh
dengan persentase pekerja yang tamat SD dan SMP, yaitu sebesar 20 persen dan
26.67 persen. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang dengan berbagai latar
belakang tingkat pendidikan, dapat bekerja di industri kecil tenun ulos (Tabel 13).
66
Tabel 13. Tingkat Pendidikan Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Tingkat Pendidikan Jumlah Pekerja
Orang (%)
Tidak Tamat SD 5 8.30
Tamat SD 12 20.00
Tamat SMP 16 26.67
Tidak Tamat SMA 2 3.33
Tamat SMA 23 38.33
Diploma 2 3.33
Total 60 100.00 Sumber: Data Primer (diolah)
Persentase tertinggi pengalaman kerja dari pekerja di dalam industri kecil
tenun ulos berada pada selang 1-10 tahun, yaitu sebesar 63.33 persen, sedangkan
persentase terendah berada pada selang 31-40 tahun sebesar 3.33 persen (Tabel
14).
Tabel 14. Pengalaman Kerja di Dalam Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Pengalaman Kerja di Dalam Industri
(Tahun)
Jumlah Pekerja
(Orang) (%)
1-10 38 63.33
11-20 17 28.33
21-30 3 5.00
31-40 2 3.33
Total 60 100.00 Sumber: Data Primer (diolah)
6.2. Aktivitas Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
6.2.1. Curahan Kerja Keluarga
Curahan kerja adalah jumlah jam kerja riil yang dicurahkan oleh tenaga
kerja dalam rumahtangga untuk mencari nafkah. Curahan kerja dalam penelitian
ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu curahan kerja di dalam industri kecil
tenun ulos dan curahan kerja di luar industri kecil tenun ulos. Hampir seluruh
pekerja di dalam industri kecil tenun ulos ini adalah para istri atau ibu
rumahtangga. Pada penelitian ini, bekerja di dalam industri kecil tenun ulos
67
merupakan pekerjaan utama para pekerja industri kecil tenun ulos di Kelurahan
Sukamaju.
Pada rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos, curahan kerja di
dalam industri istri lebih tinggi dari suami, tetapi curahan kerja di luar industri
istri lebih rendah dari suami dan anggota lainnya. Pada rumahtangga pekerja
terdapat anggota keluarga lain yang bekerja, baik di dalam industri maupun di luar
industri kecil tenun ulos (lihat Tabel 15).
Tabel 15. Rata-rata Curahan Kerja Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun
Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...) menunjukkan persentase terhadap curahan kerja total
Rata-rata curahan kerja pekerja di dalam industri kecil tenun ulos cukup
bervariasi diantara selang 150.00 jam/bulan sampai 226.33 jam/bulan. Rata-rata
curahan kerja tertinggi di dalam industri berada pada selang umur 38-47 tahun,
yaitu sebesar 226.33 jam/bulan, sedangkan rata-rata curahan kerja terendah di
dalam industri berada pada selang umur 68-77 tahun, yaitu sebesar 150.00
jam/bulan. Rata-rata curahan kerja di luar industri tertinggi berada pada selang
umur 58-67 tahun, yaitu sebesar 402.40 jam/bulan, sedangkan rata-rata curahan
kerja di luar industri terkecil berada pada selang umur 18-27 tahun, yaitu sebesar
31.90 jam/bulan. Rata-rata curahan kerja total (curahan kerja di dalam industri dan
curahan kerja di luar industri) tertinggi berada pada selang umur 58-67 tahun,
Alokasi waktu
(jam/bulan)
Pekerja
Suami Istri Anggota lainnya
Dalam Industri 5.07 175.83 4.03
(4.17) (91.11) (13.07)
Luar Industri 116.30 17.17 26.83
(95.83) (8.89) (86.93)
Total 121.37 193.00 30.87
(100.00) (100.00) (100.00)
68
yaitu sebesar 570.80 jam/bulan, sedangkan rata-rata curahan kerja total (curahan
kerja di dalam industri dan curahan kerja di luar industri) terendah berada pada
selang umur 18-27 tahun, yaitu sebesar 215.30 jam/bulan (lihat Tabel 16).
Tabel 16. Rata-rata Curahan Kerja Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun
UlosBerdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Sukamaju Kota
Pematangsiantar, Tahun 2011
Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...) menunjukkan persentase jumlah pekerja
Rata-rata curahan kerja di dalam industri tertinggi berada pada selang
pendapatan 1 201 000-2 200 000 rupiah/bulan, yaitu sebesar 191.25 jam/bulan,
sedangkan rata-rata curahan kerja di dalam industri terendah berada pada selang
pendapatan 3 201 000-4 200 000 rupiah/bulan, yaitu sebesar 148.00 jam/bulan.
Rata-rata curahan kerja di luar di industri tertinggi berada pada selang pendapatan
3 201 000-4 200 000 rupiah/bulan, yaitu sebesar 392.67 jam/bulan, sedangkan
rata-rata curahan kerja di luar industri terendah berada pada selang pendapatan
300 000-1 200 000 rupiah/bulan, yaitu sebesar 27.74 jam/bulan. Rata-rata curahan
kerja total (curahan kerja di dalam industri dan curahan kerja di luar industri)
tertinggi berada pada selang pendapatan 3 201 000-4 200 000 rupiah/bulan, yaitu
Kelompok
Umur
Pekerja
(Tahun)
Jumlah
Pekerja
(Orang)
Rata-Rata Curahan Kerja
Dalam Industri
(Jam/Bulan)
Luar Industri
(Jam/Bulan)
Total
(Jam/Bulan)
18-27 20 183.40 31.90 215.30
(33.33)
28-37 16 171.13 183.63 354.75
(26.67)
38-47 12 226.33 152.83 379.17
(20.00)
48-57 5 137.60 203.60 341.20
(8.33)
58-67 5 168.40 402.40 570.80
(8.33)
68-77 2 150.00 243.00 393.00
(3.33)
69
sebesar 540.67 jam/bulan, sedangkan curahan kerja total (curahan kerja di dalam
industri dan curahan kerja di luar industri) terendah berada pada selang
pendapatan 300 000-1 200 000 rupiah/bulan, yaitu sebesar 215.39 jam/bulan,
disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Rata-rata Curahan Kerja Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun
Ulos Berdasarkan Pendapatan Total di Kelurahan Sukamaju Kota
Pematangsiantar, Tahun 2011
Pendapatan
Total (ribu
rupiah/Bulan)
Jumlah
Pekerja
(Orang)
Rata-Rata Curahan Kerja
Dalam Industri
(Jam/Bulan)
Luar Industri
(Jam/Bulan)
Total
(Jam/Bulan)
300-1 200 23 187.65 27.74 215.39
(38.33)
1 201-2 200 24 191.25 198.83 390.08
(40.00)
2 201-3 200 10 153.00 303.00 456.00
(16.67)
3 201-4 200 3 148.00 392.67 540.67
(5.00)
Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...) menunjukkan persentase jumlah pekerja
6.2.2. Pendapatan
Pendapatan total rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos terdiri dari
dua komponen, yaitu pendapatan yang diperoleh dari dalam industri dan
pendapatan yang diperoleh dari luar industri. Pendapatan yang diperoleh dari
dalam industri meliputi pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja di industri
tenun ulos sedangkan pendapatan yang diperoleh dari luar industri meliputi
pendapatn yang diperoleh dari hasil membuka warung, kiriman dari saudara,
catering, berdagang, buruh bangunan, sebagai aktivis, guru, mengajar les,
karyawan, sopir, tukang parkir, bertani/berladang, beternak dan berjualan pulsa.
Pendapatan yang diperoleh dari luar industri kecil tenun ulos lebih besar
dari pendapatan yang diperoleh dari dalam industri tenun ulos. Rata-rata
70
pendapatan dari luar industri tenun ulos adalah sebesar 1 057 367 rupiah/bulan
(67.86 persen), sedangkan rata-rata pendapatan dari dalam industri adalah sebesar
500 833 rupiah/bulan (32.14 persen), sehingga rata-rata pendapatan total
rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos adalah sebesar 1 558 200
rupiah/bulan (Tabel 18).
Tabel 18. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Sumber Pendapatan Besar Pendapatan Pekerja (Rupiah/Bulan)
Dalam Industri 500833
(32.14)
Luar Industri 1057367
(67.86)
Total
1558200
(100.00) Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...) menunjukkan persentase terhadap pendapatan total
Rata-rata pendapatan total rumahtangga pekerja indsutri kecil tenun ulos
berdasarkan curahan kerja total disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Rata-rata Pendapatan Total Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun
Ulos Berdasarkan Curahan Kerja Total di Kelurahan Sukamaju Kota
Pematangsiantar, Tahun 2011
Curahan Kerja Total
(Jam/Bulan)
Jumlah Pekerja
(Orang)
Pendapatan Total
(Rupiah/Bulan)
168-267 24 824 833.33
(40.00)
268-367 16 1 551 500.00
(26.67)
368-467 10 1 980 800.00
(16.67)
468-567 5 2 621 800.00
(8.33)
568-667 1 2 862 000.00
(1.67)
668-767 2 3 156 500.00
(3.33)
768-867 2 3 390 000.00
(3.33)
Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...)menunjukkan persentase jumlah pekerja
71
Rata-rata pendapatan total rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos
akan semakin besar seiring dengan peningkatan curahan kerja total. Pendapatan
total tertinggi sebesar 3 390 000 rupiah/bulan dengan curahan kerja total berada
pada selang 768-876 jam/bulan, sedangkan pendapatan total terendah sebesar 824
833.33 rupiah/bulan dengan curahan kerja total berada pada selang 168-267
jam/bulan.
6.2.3. Konsumsi Pangan dan Non Pangan
Berdasarkan pendapatan yang siap dibelanjakan, rata-rata pengeluaran
untuk konsumsi pangan tertinggi berada pada kisaran pendapatan yang siap
dibelanjakan 2 401 000-3 100 000 rupiah/bulan, yaitu sebesar 1 688 500
rupiah/bulan, sedangkan rata-rata pengeluaran untuk konsumsi pangan terendah
berada pada kisaran pendapatan yang siap dibelanjakan 300 000-1 000 000
rupiah/bulan, yaitu sebesar 457 000 rupiah/bulan. Rata-rata pengeluaran untuk
konsumsi non pangan tertinggi berada pada kisaran pendapatan yang siap
dibelanjakan 1 701 000-2 400 000 rupiah/bulan, yaitu sebesar 227 266.67
rupiah/bulan, sedangkan rata-rata pengeluaran untuk konsumsi non pangan
terendah berada pada kisaran pendapatan yang siap dibelanjakan 300 000-1 000
000 rupiah/bulan, yaitu sebesar 62 442.86 rupiah/bulan.
Rata-rata pengeluaran konsumsi total (pangan dan non pangan) tertinggi
berada pada kisaran pendapatan yang siap dibelanjakan 2 401 000-3 100 000
rupiah/bulan, sedangkan rata-rata pengeluaran konsumsi total (pangan dan non
pangan) terendah berada pada kisaran pendapatan yang siap dibelanjakan 300
000-1 000 000 rupiah/bulan. Total rata-rata konsumsi pangan, non pangan dan
konsumsi total rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos berdasarkan
72
pendapatan yang siap dibelanjakan adalah masing-masing sebesar 1 214 754.17
rupiah/bulan, 160 765.60 rupiah/bulan dan 1 375 519.76 rupiah/bulan (Tabel 20).
Tabel 20. Rata-rata Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumahtangga Pekerja
Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Pendapatan yang Siap
Dibelanjakan di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun
2011
Pendapatan
yang Siap
Dibelanjakan
(Ribu
Rupiah/Bulan)
Jumlah
Pekerja
(Orang)
Konsumsi Konsumsi
Total
(Rupiah/Bulan) Pangan
(Rupiah/Bulan)
Non Pangan
(Rupiah/Bulan)
300-1 000 21 457 000.00 62 442.86 519 442.86
(35.00)
1 001-1 700 24 1 048 937.50 138 254.17 1 187 191.67
(40.00)
1 701-2 400 6 1 571 833.33 227 266.67 1 799 100.00
(10.00)
2 401-3 100 7 1 688 500.00 214 214.29 1 902 714.29
(11.67)
3 101-3 800 2 1 307 500.00 161 650.00 1 469 150.00
(3.33)
Rata-Rata
1 214 754.17 160 765.60 1 375 519.76 Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...) menunjukkan persentase jumlah pekerja
Berdasarkan jumlah tanggungan keluarga pada selang 1-4 orang, rata-rata
konsumsi pangan sebesar 690 814.29 rupiah/bulan dan rata-rata konsumsi non
pangan sebesar 96 011.43 rupiah/bulan serta rata-rata konsumsi totalnya sebesar
786 825.71 rupiah/bulan, sedangkan jumlah tanggungan keluarga pada selang 5-8
orang, rata-rata konsumsi pangan sebesar 1 378 340 rupiah/bulan, rata-rata
konsumsi non pangan sebesar 178 216 rupiah/bulan dan rata-rata konsumsi
totalnya sebesar 1 556 556 rupiah/bulan. Total rata-rata konsumsi pangan, non
pangan dan konsumsi total rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos adalah
masing-masing sebesar 1 034 577.14 rupiah/bulan, 137 113.71 rupiah/bulan dan 1
171 690.86 rupiah/bulan (Tabel 21).
73
Tabel 21. Rata-rata Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumahtangga Pekerja
Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Jumlah
Tanggungan
Keluarga
(Orang)
Jumlah
Pekerja
(Orang)
Konsumsi Konsumsi
Total
(Rupiah/Bulan) Pangan
(Rupiah/Bulan)
Non Pangan
(Rupiah/Bulan)
1-4 35 690 814.29 96 011.43 786 825.71
(58.33)
5-8 25 1 378 340.00 178 216.00 1 556 556.00
(41.67)
Rata-Rata
1 034 577.14 137 113.71 1 171 690.86 Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...) menunjukkan persentase jumlah pekerja
6.2.4. Investasi Pendidikan dan Investasi Kesehatan
Investasi rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos terdiri dari
investasi pendidikan dan investasi kesehatan, disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22. Rata-rata Investasi Pendidikan dan Investasi Kesehatan Rumahtangga
Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Berdasarkan Pendapatan yang Siap
Dibelanjakan di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun
2011
Pendapatan
Yang Siap
Dibelanjakan
(Ribu
Rupiah/Bulan)
Jumlah
Pekerja
(Orang)
Investasi
Pendidikan
(Rupiah/Bulan)
Kesehatan
(Rupiah/Bulan)
300-1 000 21 21 761.90 34 500.00
(35.00)
1 001-1 700 24 156 958.33 50 708.33
(40.00)
1 701-2 400 6 426 433.33 2 500.00
(10.00)
2 401-3 100 7 492 085.71 26 771.43
(11.67)
3 101-3 800 2 97 500.00 20 000.00
(3.33)
Rata-Rata
238 947.86 26 895.95 Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...) menunjukkan persentase jumlah pekerja
Rata-rata pengeluaran tertinggi untuk investasi pendidikan adalah sebesar
492 085.71 rupiah/bulan pada selang pendapatan 2 401 000-3 100 000
rupiah/bulan, sedangkan rata-rata pengeluaran tertinggi untuk investasi kesehatan
74
adalah sebesar 50 708.33 rupiah/bulan pada selang pendapatan 1 000 001-1 700
000 rupiah/bulan. Total rata-rata investasi pendidikan rumahtangga pekerja
industri kecil tenun ulos adalah sebesar 238947.86 rupiah/bulan, sedangkan total
rata-rata investasi kesehatannya sebesar 26895.95 rupiah/bulan (Tabel 22).
6.2.5. Tabungan
Berdasarkan pendapatan yang siap dibelanjakan, rata-rata tabungan
rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos adalah sebesar 105 445.83
rupiah/bulan. Rumahtangga dengan pendapatan yang siap dibelanjakan rata-rata
berkisar 3 101 000-3 800 000 rupiah/bulan memiliki tabungan tertinggi, yaitu
sebesar 270 000 rupiah/bulan, sedangkan rumahtangga dengan pendapatan yang
siap dibelanjakan rata-rata berkisar 1 701 000-2 400 000 memiliki tabungan
terendah, yaitu sebesar 45 000 rupiah/bulan (Tabel 23).
Tabel 23. Rata-rata Tabungan Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
Berdasarkan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan di Kelurahan
Sukamaju Kota Pematangsiantar, Tahun 2011
Pendapatan Yang Siap
Dibelanjakan (Ribu
Rupiah/Bulan)
Jumlah Pekerja
(Orang)
Tabungan
(Rupiah/Bulan)
300-1 000 21 96 333.33
(35.00)
1 001-1 700 24 65 895.83
(40.00)
1 701-2 400 6 45 000.00
(10.00)
2 401-3 100 7 50 000.00
(11.67)
3 101-3 800 2 270 000.00
(3.33)
Rata-Rata
105 445.83 Sumber: Data primer (diolah)
Angka dalam kurung (...) menunjukkan persentase jumlah pekerja
75
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA
INDUSTRI KECIL TENUN ULOS
7.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja
Industri Kecil Tenun Ulos
Hasil estimasi parameter persamaan struktural model ekonomi
rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos menunjukkan bahwa berdasarkan
kriteria ekonomi, semua tanda dan besaran parameter estimasi pada setiap
persamaan struktural sesuai dengan yang diharapkan (hipotesis).
Berdasarkan kriteria statistik, sebesar 30 persen persamaan struktural
memiliki nilai R2 lebih besar dari 50.00 persen, sedangkan persamaan struktural
lainnya (70 persen) mempunyai nilai koefisien determinasi (R2) relatif rendah
lebih kecil dari 50.00 persen karena variabel-variabel endogen keragamannya
rendah. Meskipun demikian, hasil uji statistik-F menunjukkan bahwa semua
persamaan struktural memiliki nilai peluang uji statistik-F yang lebih kecil dari
taraf nyata α 1 persen, berarti variabel penjelas dalam setiap persamaan
struktural secara bersama-sama mampu menjelaskan dengan baik variabel
endogennya. Hasil uji statistik-t menunjukkan bahwa dengan pengujian satu arah
secara individual ada beberapa variabel penjelas yang tidak berpengaruh terhadap
variabel endogennya pada taraf nyata α sebesar 20 persen, namun yang
diutamakan adalah kesesuaian tanda dan besaran nilai estimasi parameter (kriteria
ekonomi).
Berdasarkan kriteria ekonometrika, hasil uji Multicollinearity
menunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 10 pada seluruh variabel penjelas yang
terdapat pada masing-masing persamaan struktural, sehingga dapat disimpulkan
bahwa model yang dibangun tidak memiliki masalah multicollinearity yang
76
serius. Secara keseluruhan model yang diestimasi menunjukkan hasil yang cukup
baik dilihat dari kriteria ekonomi, kriteria statistik dan kriteria ekonometrik.
7.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Ekonomi Rumahtangga
Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos terdiri
dari 21 persamaan, yaitu 10 persamaan struktural: curahan kerja di dalam industri,
curahan kerja di luar industri, pendapatan dari dalam industri, pendapatan dari luar
industri, konsumsi pangan, konsumsi non pangan, investasi pendidikan, investasi
kesehatan, tabungan dan jumlah produksi dan persamaan identitas terdiri dari dan
11 persamaan identitas. Persamaan struktural terdiri dari curahan kerja total,
pendapatan total, pendapatan yang siap dibelanjakan, konsumsi total, jumlah
tanggungan keluarga, investasi sumberdaya manusia, pengeluaran total selain
pangan, pengeluaran total selain non pangan, pengeluaran total selain pendidikan,
pengeluaran total selain pendidikan dan pengeluaran total rumahtangga. Hasil
estimasi parameter, R2, nilai uji-F, uji-t, dan nilai elastisitas untuk setiap
persamaan struktural disajikan sebagai berikut:
7.2.1. Curahan Kerja di Dalam Industri
Persamaan curahan kerja di dalam industri terdiri dari empat variabel
penjelas, yaitu curahan kerja di luar industri (CKLIi), pendapatan dari dalam
industri (PDIi), tingkat pendidikan keluarga (TPKi), dan umur pekerja (UMKi).
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.38253, artinya keragaman
curahan kerja di dalam industri sebesar 38.25 persen dapat diterangkan oleh
keragaman variabel penjelas. Hasil estimasi parameter dan nilai elastisitas
variabel penjelas pada persamaan curahan kerja di dalam industri disajikan pada
Tabel 24.
77
Pendapatan dari dalam industri berpengaruh terhadap curahan kerja di
dalam industri dengan hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
pendapatan dari dalam industri meningkat maka akan meningkatkan curahan kerja
di dalam industri.
Tabel 24. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Curahan Kerja
di Dalam Industri
Keterangan: untuk semua hasil estimasi parameter dengan huruf:
a: berpengaruh pada taraf uji α = 20 persen
Curahan kerja di luar industri berpengaruh terhadap curahan kerja di
dalam industri dengan hubungan yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pada
struktur rumahtangga dengan curahan kerja di luar industri meningkat akan
mengurangi curahan kerja di dalam industri. Estimasi parameter menunjukkan
nilai sebesar -0.10778, artinya jika curahan kerja di luar industri bertambah
sebesar 1 jam akan menyebabkan curahan kerja di dalam industri berkurang
sebesar 0.10778 Jam/Bulan.
Umur pekerja berpengaruh terhadap terhadap curahan kerja di dalam
industri dengan hubungan yang positif. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur
rumahtangga dengan umur pekerja yang semakin meningkat akan meningkatkan
curahan kerja di dalam industri. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa
rata-rata umur pekerja adalah 36 tahun, sehingga dengan kondisi umur seperti ini
masih sangat potensial untuk terus meningkatkan curahan kerja di dalam industri
dan belum terlihat adanya kelelahan yang dapat mengurangi curahan kerja.
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 73.00173
0.08805 -
2. Curahan Kerja di Luar Industri -0.10778
0.06195a -0.09342
3. Pendapatan dari Dalam Industri 0.00012
0.01135a 0.31415
4. Tingkat Pendidikan Pekerja 1.21137 0.30400 0.06125
5. Umur Pekerja 1.65823 0.00205a 0.32250
Pr>F <.0001
R2 0.38253
Adj R2 0.33762
78
Curahan kerja di dalam industri tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan
semua variabel penjelas.
7.2.2. Curahan Kerja di Luar Industri
Persamaan curahan kerja di luar industri terdiri dari tiga variabel penjelas,
yaitu upah di luar industri (UPKLi), curahan kerja di dalam industri (CKDIi), dan
jumlah tanggungan keluarga (JTKi). Koefisien determinasi (R2) menunjukkan
nilai sebesar 0.58098, artinya keragaman curahan kerja di luar industri sebesar
58.10 persen dapat diterangkan oleh keragaman variabel penjelas. Hasil estimasi
parameter dan nilai elastisitas pada persamaan curahan kerja di luar industri
disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Curahan Kerja
di Luar Industri
Upah di luar industri dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh
terhadap curahan kerja di luar industri dengan hubungan yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila upah di luar industri dan jumlah tanggungan
keluarga meningkat maka akan meningkatkan curahan kerja di luar industri.
Rumahtangga dengan jumlah tanggungan yang banyak akan lebih cenderung
memilih untuk bekerja di tempat lain di luar industri dengan upah yang lebih
tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya.
Curahan kerja di dalam industri berpengaruh terhadap curahan kerja di
luar industri dengan hubungan yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 282.08180
0.01490 -
2. Upah di Luar Industri 0.00005
0.09500a 0.34960
3. Curahan Kerja di Dalam Industri -1.46231
0.01240a -1.68702
4. Jumlah Tanggungan Keluarga 26.63383
0.03030a 0.59537
Pr>F <0.0001
R2 0.58098
Adj R2 0.55853
79
curahan kerja di dalam industri meningkat maka akan meningkatkan curahan kerja
di luar industri. Curahan kerja di luar industri tidak responsif (inelastis) terhadap
perubahan semua variabel penjelas.
7.2.3. Jumlah Produksi
Persamaan jumlah produksi terdiri dari dua variabel penjelas, yaitu
curahan kerja di dalam industri (CKDIi) dan umur pekerja (UMKi). Koefisien
determinasi (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.17284, artinya jumlah produksi
sebesar 17.28 persen dapat diterangkan oleh variabel penjelas. Hasil estimasi
parameter dan nilai elastisitas pada persamaan jumlah produksi disajikan pada
Tabel 26.
Tabel 26. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Jumlah
Produksi
Curahan kerja di dalam industri berpengaruh dan berhubungan positif
terhadap jumlah produksi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila curahan kerja di
dalam industri meningkat maka jumlah produksi ulos yang dihasilkan akan
meningkat.
Umur pekerja berpengaruh dan berhubungan negatif terhadap jumlah
produksi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila umur pekerja semakin meningkat
atau relatif semakin tua maka produktivitas akan menurun karena lebih gampang
mengalami kelelahan, maka akan menyebabkan jumlah produksi ulos yang
dihasilkan akan menurun. Jumlah produksi tidak responsif (inelastis) terhadap
semua variabel penjelas.
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 66.10688
0.00560 -
2. Curahan Kerja di Dalam Industri 0.319104
0.00510a 0.63183
3. Umur Pekerja -0.88192
0.00900a -0.33961
Pr>F 0.00450
R2 0.17284
Adj R2 0.14382
80
7.2.4. Pendapatan dari Dalam Industri
Persamaan pendapatan dari dalam industri terdiri dari dua variabel
penjelas, yaitu harga jual per unit (HJPi), dan jumlah produksi (JPRi). Koefisien
determinasi (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.46598, artinya keragaman
pendapatan dari dalam industri sebesar 46.60 persen dapat diterangkan oleh
keragaman variabel penjelas. Hasil estimasi parameter dan nilai elastisitas pada
persamaan pendapatan dari dalam industri disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Pendapatan
dari Dalam Industri
Harga jual per unit dan jumlah produksi berpengaruh terhadap pendapatan
dari dalam industri dengan hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa
apabila harga jual ulos per unit dan jumlah produksi meningkat maka akan
meningkatkan pendapatan dari dalam industri.
Pendapatan dari dalam industri responsif (elastis) terhadap jumlah
produksi. Nilai elastisitas jumlah produksi sebesar 1.17966, artinya peningkatan
jumlah produksi sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan pendapatan dari
dalam industri sebesar 1.17966 persen.
7.2.5. Pendapatan dari Luar Industri
Persamaan pendapatan dari luar industri terdiri dari tiga variabel penjelas
yaitu upah di luar industri (UPKLi), curahan kerja di luar industri (CKLIi), dan
pengalaman kerja di luar industri (PKLIi). Koefisien determinasi (R2)
menunjukkan nilai sebesar 0.97323, artinya keragaman pendapatan dari luar
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep -396485.00000
0.00300 -
2. Harga Jual Per Unit 9.60331
0.00005a 0.61199
3. Jumlah Produksi 6324.61300
0.00005a 1.17966
Pr>F <.0001
R2 0.46598
Adj R2 0.44724
81
industri sebesar 97.32 persen dapat diterangkan oleh keragaman variabel penjelas.
Hasil estimasi parameter dan nilai elastisitas pada persamaan pendapatan dari luar
industri disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Pendapatan
dari Luar Industri
Pendapatan dari luar industri dipengaruhi oleh upah di luar industri, dan
pengalaman kerja di luar industri dengan hubungan yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila upah di luar industri dan pengalaman kerja di luar
industri meningkat maka akan meningkatkan pendapatan dari luar industri.
Pendapatan dari luar industri tidak responsif terhadap perubahan semua variabel
penjelas.
7.2.6. Konsumsi Pangan
Persamaan konsumsi pangan terdiri dari empat variabel penjelas, yaitu
pendapatan yang siap dibelanjakan (DIKi), tabungan (TABi), jumlah tanggungan
anggota keluarga umur 0-7 tahun (JTAi), dan jumlah tanggungan anggota
keluarga umur >7 tahun (JARi). Koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai
sebesar 0.79526, artinya keragaman tabungan sebesar 79.53 persen dapat
diterangkan oleh keragaman variabel penjelas. Hasil estimasi parameter dan nilai
elastisitas pada persamaan konsumsi pangan disajikan pada Tabel 29. Pendapatan
yang siap dibelanjakan, jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-7 tahun dan
jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun berpengaruh terhadap
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 37355.82000 0.12845 -
2. Upah di Luar Industri 0.91600 0.00005
a 0.91600
3. Curahan Kerja di Luar Industri 226.13410 0.21230 0.03428
4. Pengalaman Kerja di Luar Industri 55050.04000 0.00005
a 0.05987
Pr>F <.0001
R2 0.97323
Adj R2 0.97179
82
konsumsi pangan dengan hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa
apabila pendapatan yang siap dibelanjakan, jumlah tanggungan anggota keluarga
umur 0-7 tahun, dan jumlah tangungan anggota keluarga umur >7 tahun
meningkat akan meningkatkan konsumsi pangan rumahtangga pekerja.
Tabel 29. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Konsumsi
Pangan
Tabungan berpengaruh terhadap konsumsi pangan dengan hubungan yang
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa jika konsumsi pangan mengalami
peningkatan maka besarnya tabungan akan mengalami penurunan. Konsumsi
pangan responsif (elastis) terhadap pendapatan yang siap dibelanjakan.
7.2.7. Konsumsi Non Pangan
Persamaan konsumsi non pangan terdiri dari empat variabel
penjelas, yaitu pendapatan yang siap dibelanjakan (DIKi), konsumsi pangan
(KPPi), tabungan (TABi), dan jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7
tahun (JARi). Koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.31888,
artinya keragaman konsumsi non pangan sebesar 31.89 persen dapat diterangkan
oleh keragaman variabel penjelas (Tabel 30).
Konsumsi non pangan dipengaruhi oleh pendapatan yang siap
dibelanjakan dan jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun dengan
hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pendapatan yang siap
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 258837.00000
0.03805 -
2. Pendapatan yang Siap
Dibelanjakan
0.45521
0.00005a 659172.60000
3. Tabungan -1.96587 0.02850
a -0.15974
4. Jumlah Tanggungan Anggota
Keluarga Umur 0-7 Tahun
89009.01000
0.04820a 0.06072
5. Jumlah Tanggungan Anggota
Keluarga Umur >7 Tahun
58633.72000
0.09910a 0.17499
Pr>F <.0001
R2 0.79526
Adj R2 0.78037
83
dibelanjakan dan jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun meningkat
maka akan meningkatkan konsumsi non pangan. Konsumsi non pangan tidak
responsif terhadap semua variabel penjelasnya.
Tabel 30. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Konsumsi
Non Pangan
7.2.8. Investasi Pendidikan
Persamaan investasi pendidikan terdiri dari empat variabel penjelas
yaitu, pendapatan yang siap dibelanjakan (DIKi), pengeluaran total selain
pendidikan (PSPEi), tabungan (TABi), dan jumlah anak sekolah (JASi). Koefisien
determinasi (R2) menunjukkan nilai sebesar 0.45651, artinya keragaman investasi
pendidikan sebesar 45.65 persen dapat diterangkan oleh keragaman variabel
penjelas. Hasil parameter dan nilai elastisitas pada persamaan investasi
pendidikan disajikan pada Tabel 31.
Pendapatan yang siap dibelanjakan dan jumlah anak sekolah berpengaruh
terhadap investasi pendidikan dengan arah yang positif. Hal ini menunjukkan
bahwa apabila pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat maka akan
meningkatkan investasi pendidikan. Demikian pula dengan semakin
bertambahnya jumlah anak sekolah maka investasi pendidikan juga akan semakin
meningkat.
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 17027.71000
0.40570 -
2. Pendapatan yang Siap
Dibelanjakan
0.09195 0.15945a 0.99895
3. Konsumsi Pangan -0.04991 0.37375 -0.37444
4. Tabungan -0.01244 0.49075 -0.00758
5. Jumlah Tanggungan Anggota
Keluarga Umur >7 Tahun
11269.59000 0.16205a 0.25233
Pr>F 0.0003
R2 0.31888
Adj R2 0.26934
84
Tabel 31. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Investasi
Pendidikan
Pengeluaran total selain pendidikan dan tabungan berpengaruh terhadap
investasi pendidikan dengan hubungan yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
apabila apabila pengeluaran total selain pendidikan dan keinginan untuk
menabung meningkat maka akan menyebabkan menurunnya investasi pendidikan.
Investasi pendidikan responsif (elastis) terhadap pendapatan yang siap
dibelanjakan. Nilai elastisitas pendapatan yang siap dibelanjakan sebesar 3.89053,
artinya peningkatan pendapatan yang siap dibelanjakan sebesar 1 persen akan
menyebabkan penurunan investasi pendidikan sebesar 3.89053 persen.
7.2.9. Investasi Kesehatan
Persamaan investasi kesehatan terdiri dari tiga variabel penjelas, yaitu
pendapatan yang siap dibelanjakan (DIKi), investasi pendidikan (IPKi), dan
jumlah tanggungan keluarga (JTKi). Koefisien determinasi (R2) menunjukkan
nilai sebesar 0.22526, artinya keragaman investasi kesehatan sebesar 22.53 persen
dapat diterangkan oleh variabel penjelas. Hasil estimasi parameter dan nilai
elastisitas pada persamaan investasi kesehatan disajikan pada Tabel 32.
Pendapatan yang siap dibelanjakan dan jumlah tanggungan keluarga
berpengaruh terhadap investasi kesehatan dengan hubungan yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila pendapatan yang siap dibelanjakan dan jumlah
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 120935.50000
0.28050 -
2. Pendapatan yang Siap
Dibelanjakan
0.47754
0.04995a 3.89053
3. Pengeluaran Total Selain
Pendidikan
-0.59496
0.08810a -391818.00000
4. Tabungan -1.39203 0.15520a -63636.50000
5. Jumlah Anak Sekolah 121527.00000
0.00005a 0.96781
Pr>F <.0001
R2 0.45651
Adj R2 0.41698
85
tanggungan keluarga semakin meningkat maka akan meningkatkan investasi
kesehatan.
Tabel 32. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Investasi
Kesehatan
Investasi pendidikan berhubungan negatif terhadap investasi kesehatan.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila investasi pendidikan meningkat maka akan
mengurangi investasi kesehatan. Investasi kesehatan tidak responsif (inelastis)
terhadap perubahan semua variabel penjelas.
7.2.10. Tabungan
Persamaan tabungan terdiri dari empat variabel penjelas, yaitu pendapatan
yang siap dibelanjakan (DIKi), pengeluaran total (PTPi), tingkat pendidikan
keluarga (TPKi), dan jumlah tanggungan keluarga (JTKi). Koefisien determinasi
(R2) menunjukkan nilai sebesar 0.28735, artinya keragaman tabungan sebesar
28.74 persen dapat diterangkan oleh keragaman variabel penjelas. Hasil estimasi
parameter dan nilai elastisitas pada persamaan tabungan disajikan pada Tabel 33.
Pendapatan yang siap dibelanjakan dan tingkat pendidikan keluarga
berpengaruh terhadap tabungan dengan nilai yang positif. Hal ini menunjukkan
bahwa apabila pendapatan yang siap dibelanjakan dan tingkat pendidikan keluarga
mengalami peningkatan maka akan meningkatkan tabungan. Semakin tinggi
pendidikan keluarga akan semakin mengetahui pentingnya memiliki tabungan.
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 19015.64000
0.10735 -
2. Pendapatan yang Siap
Dibelanjakan
0.01568
0.13445a 0.60967
3. Investasi Pendidikan -0.18140
0.00015a -0.86569
4. Jumlah Tanggungan Keluarga 7451.49100
0.09110a 0.73358
Pr>F 0.0024
R2 0.22526
Adj R2 0.218375
86
Tabel 33. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas Persamaan Tabungan
Pengeluaran total dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap
tabungan dengan hubungan yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
pengeluaran total dan jumlah tanggungan keluarga meningkat maka akan
mengurangi tabungan. Jika jumlah tanggungan keluarga semakin banyak maka
pengeluaran total pun akan semakin besar.
Tabungan responsif (elastis) terhadap pendapatan yang siap dibelanjakan.
Nilai elastisitas pendapatan yang siap dibelanjakan sebesar 1.41971, artinya
kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan sebesar 1 persen akan menyebabkan
peningkatan tabungan sebesar 1.41971 persen.
No. Variabel Penjelas Koefisien Pr > |t| Elastisitas
1. Intersep 64179.00000 0.06045 -
2. Pendapatan yang Siap
Dibelanjakan
0.07966 0.08595a 1.41971
3. Pengeluaran Total -0.05755 0.29540 -0.95710
4. Tingkat Pendidikan Keluarga 6050.50500 0.06120a 0.71242
5. Jumah Tanggungan Keluarga -21788.40000 0.16980a -0.98319
Pr>F 0.0008
R2 0.28735
Adj R2 0.23552
87
VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL
TERHADAP KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA
8.1. Hasil Validasi Model
Nilai indikator statistik RMSPE dan U-Theil disajikan pada Tabel 34.
Tabel 34. Hasil Validasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil
Tenun Ulos
Tanda titik (.) untuk nilai RMSPE karena ada data bernilai nol pada
variabel-variabel curahan kerja di luar industri, pendapatan di luar industri,
investasi pendidikan, investasi kesehatan, investasi sumberdaya manusia dan
tabungan sampel rumahtangga pekerja. Variabel-variabel dengan nilai RMSPE
tersebut (.) selanjutnya diabaikan dalam validasi model. Nilai RMSPE semua
variabel endogen pada model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil
Tenun Ulos bervariasi. Hasil validasi model menunjukkan bahwa 33.33 persen
jumlah variabel endogen yang memiliki nilai RMSPE antara 1-50 persen, sebesar
23.81 persen variabel endogen memiliki nilai RMSPE antara 51-100 persen,
No. Variabel RMSPE (%) U-Theil Nama Variabel
1. CKDI 45.4003 0.1810 Curahan Kerja di Dalam Industri
2. CKLI . 0.2690 Curahan Kerja di Luar Industri
3. CKT 28.9377 0.1470 Curahan Kerja Total
4. JPR 109.8000 0.2630 Jumlah Produksi
5. PDI 78.0039 0.0550 Pendapatan di Dalam Industri
6. PLI . 0.2890 Pendapatan di Luar Industri
7. PTR 37.8068 0.1040 Pendapatan Total Rumahtangga
8. DIK 41.4468 0.1140 Pendapatan yang Siap Dibelanjakan
9. KPP 112.9000 0.1160 Konsumsi Pangan
10. KNP 81.7634 0.2510 Konsumsi Non Pangan
11. KTP 80.2483 0.1100 Konsumsi Total
12. IPK . 0.2280 Investasi Pendidikan
13. IKES . 0.3980 Investasi Kesehatan
14. ISDM . 0.2160 Investasi Sumberdaya Manusia
15. PSPA 76.5216 0.1820 Pengeluaran Total Selain Pangan
16. PSNP 39.3169 0.1170 Pengeluaran Total Selain Non Pangan
17. PSPE 43.6287 0.1120 Pengeluaran Total Selain Pendidikan
18. PSK 61.9585 0.1170 Pengeluaran Total Selain Kesehatan
19. PTP 39.0783 0.1150 Pengeluaran Total
20. TAB . 0.3930 Tabungan
88
sebesar 9.52 persen variabel endogen memiliki nilai RMSPE >100 persen, dan
sebesar 33.33 persen variabel endogen nilai RMSPE tidak dapat digunakan.
Variabel endogen yang memiliki nilai U-Theil <0.30 berjumlah 90.48 persen dan
variabel endogen yang memiliki nilai U-Theil >0.30 sebesar 9.52 persen.
Berdasarkan nilai-nilai indikator RMSPE dan U-Theil, model Ekonomi
Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos valid dan cukup baik digunakan
untuk skenario simulasi dampak perubahan faktor eksternal dan internal
rumahtangga pekerja terhadap keputusan ekonomi rumahtangga pekerja.
8.2. Dampak Perubahan Faktor Eksternal dan Internal Rumahtangga
Pekerja Terhadap Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja
Simulasi yang dilakukan terdiri dari tiga skenario, yaitu: peningkatan upah
kerja di luar industri sebesar 20 persen, peningkatan harga harga jual per unit ulos
sebesar 20 persen, dan peningkatan jumlah anak sekolah sebesar 100 persen.
8.2.1. Peningkatan Upah Kerja di Luar Industri Sebesar 20 Persen
Hasil analisis dampak peningkatan upah kerja di luar industri kecil Tenun
Ulos dapat dilihat pada Tabel 35. Peningkatan upah kerja di luar industri sebesar
20 persen berdampak terhadap penurunan curahan kerja di dalam industri sebesar
1.15 persen, sehingga jumlah ulos yang dihasilkan oleh pekerja menurun sebesar
0.73 persen dan penurunan pendapatan dari dalam industri pekerja sebesar 0.87
persen. Peningkatan upah kerja di luar industri berdampak terhadap peningkatan
curahan kerja di luar industri sebesar 7.93 persen, sehingga pendapatan dari luar
industri juga meningkat sebesar 15.04 persen. Peningkatan upah kerja di luar
industri berdampak terhadap alokasi waktu dan pendapatan pekerja di dalam dan
di luar industri yang meningkatkan curahan kerja total rumahtangga pekerja
sebesar 3.28 persen dan pendapatan total rumahtangga pekerja sebesar 10.51
89
persen. Peningkatan pendapatan total rumahtangga akan meningkatkan
pendapatan rumahtangga yang siap dibelanjakan sebesar 11.45 persen dan
tabungan sebesar 9.65 persen, sehingga meningkatkan pengeluaran konsumsi
pangan (6.43 persen), konsumsi non pangan (7.17 persen), investasi pendidikan
(15.25 persen), investasi sumberdaya manusia (11.93 persen) dan menurunkan
pengeluaran investasi kesehatan sebesar 8.35 persen, tetapi pengeluaran total
rumahtangga masih meningkat sebesar 7.43 persen. Peningkatan pengeluaran
tersebut mengindikasikan peningkatan kesejahteraan rumahtangga pekerja.
Tabel 35. Dampak Peningkatan Upah di Luar Industri Sebesar 20 Persen
Terhadap Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja
No. Variabel Satuan Nilai Dasar Nilai Simulasi Perubahan
Unit Persentase
1. CKDI Jam/Bulan 184.9000 182.8000 -2.1000 -1.1500
2. CKLI Jam/Bulan 160.3000 174.1000 13.8000 7.9300
3. CKT Jam/Bulan 345.2000 356.9000 11.7000 3.2800
4. JPR Lembar/Bulan 93.4000 92.7191 -0.6809 -0.7300
5. PDI Rp/Bulan 500833.0000 496526.0000 -4307.0000 -0.8700
6. PLI Rp/Bulan 1057367.0000 1244582.0000 187215.0000 15.0400
7. PTR Rp/Bulan 1558200.0000 1741108.0000 182908.0000 10.5100
8. DIK Rp/Bulan 1415155.0000 1598063.0000 182908.0000 11.4500
9. KPP Rp/Bulan 977283.0000 1044450.0000 67167.0000 6.4300
10. KNP Rp/Bulan 130263.0000 140328.0000 10065.0000 7.1700
11. KTP Rp/Bulan 1107547.0000 1184778.0000 77231.0000 6.5200
12. IPK Rp/Bulan 173703.0000 204969.0000 31266.0000 15.2500
13. IKES Rp/Bulan 36398.3000 33594.6000 -2803.7000 -8.3500
14. ISDM Rp/Bulan 210102.0000 238564.0000 28462.0000 11.9300
15. PSPA Rp/Bulan 340365.0000 378891.0000 38526.0000 10.1700
16. PSNP Rp/Bulan 1187385.0000 1283014.0000 95629.0000 7.4500
17. PSPE Rp/Bulan 1143945.0000 1218372.0000 74427.0000 6.1100
18. PSK Rp/Bulan 1281250.0000 1389747.0000 108497.0000 7.8100
19. PTP Rp/Bulan 1317648.0000 1423341.0000 105693.0000 7.4300
20. TAB Rp/Bulan 79408.3000 87885.9000 8477.6000 9.6500
90
8.2.2. Peningkatan Harga Jual Per Unit Unit Sebesar 20 Persen
Hasil analisis dampak peningkatan harga jual per unit ulos dapat dilihat
pada Tabel 36.
Tabel 36. Dampak Peningkatan Harga Jual Per Unit Sebesar 20 Persen Terhadap
Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja
No. Variabel Satuan Nilai Dasar Nilai Simulasi Perubahan
Unit Persentase
1. CKDI Jam/Bulan 184.9000 196.4000 11.5000 5.8600
2. CKLI Jam/Bulan 160.3000 143.6000 -16.7000 -11.6300
3. CKT Jam/Bulan 345.2000 340.0000 -5.2000 -1.5300
4. JPR Lembar/Bulan 93.4000 97.0520 3.7000 3.7600
5. PDI Rp/Bulan 500833.0000 585235.0000 84402.0000 14.4200
6. PLI Rp/Bulan 1057367.0000 1053593.0000 -3774.0000 -0.3600
7. PTR Rp/Bulan 1558200.0000 1638828.0000 80628.0000 4.9200
8. DIK Rp/Bulan 1415155.0000 1495783.0000 80628.0000 5.3900
9. KPP Rp/Bulan 977283.0000 1006794.0000 29511.0000 2.9300
10. KNP Rp/Bulan 130263.0000 133036.0000 2773.0000 2.0800
11. KTP Rp/Bulan 1107547.0000 1139830.0000 32283.0000 2.8300
12. IPK Rp/Bulan 173703.0000 188581.0000 14878.0000 7.8900
13. IKES Rp/Bulan 36398.3000 34963.6000 -1434.7000 -4.1000
14. ISDM Rp/Bulan 210102.0000 223545.0000 13443.0000 6.0100
15. PSPA Rp/Bulan 340365.0000 356581.0000 16216.0000 4.5500
16. PSNP Rp/Bulan 1187385.0000 1230338.0000 42953.0000 3.4900
17. PSPE Rp/Bulan 1143945.0000 1174793.0000 30848.0000 2.6300
18. PSK Rp/Bulan 1281250.0000 1328411.0000 47161.0000 3.5500
19. PTP Rp/Bulan 1317648.0000 1363375.0000 45727.0000 3.3500
20. TAB Rp/Bulan 79408.3000 83196.7000 3788.4000 4.5500
Peningkatan harga jual per unit ulos sebesar 20 persen berdampak
terhadap peningkatan curahan kerja di dalam industri sebesar 5.86 persen,
sehingga jumlah ulos yang dihasilkan oleh pekerja meningkat sebesar 3.76 persen
dan peningkatan pendapatan dari dalam industri pekerja sebesar 14.42 persen.
Peningkatan harga jual per unit ulos berdampak terhadap penurunan curahan kerja
di luar industri sebesar 11.63 persen, sehingga pendapatan dari luar industri juga
menurun sebesar 0.36 persen. Peningkatan harga jual per unit ulos berdampak
91
terhadap alokasi waktu dan pendapatan pekerja di dalam dan di luar industri yang
menurunkan curahan kerja total rumahtangga pekerja sebesar 1.53 persen dan
meningkatkan pendapatan total rumahtangga pekerja sebesar 4.92 persen.
Peningkatan pendapatan total rumahtangga akan meningkatkan pendapatan
rumahtangga yang siap dibelanjakan sebesar 5.39 persen dan tabungan sebesar
4.55 persen, sehingga meningkatkan pengeluaran konsumsi pangan (2.93 persen),
konsumsi non pangan (2.08 persen), investasi pendidikan (7.89 persen), investasi
sumberdaya manusia (6.01 persen) dan menurunkan pengeluaran investasi
kesehatan sebesar 4.10 persen, tetapi pengeluaran total rumahtangga masih
meningkat sebesar 3.35 persen. Peningkatan pengeluaran tersebut
mengindikasikan peningkatan kesejahteraan rumahtangga pekerja.
8.2.3. Peningkatan Jumlah Anak Sekolah Sebesar 100 Persen
Hasil analisis dampak peningkatan jumlah anak sekolah dapat dilihat pada
Tabel 37. Peningkatan jumlah anak sekolah sebesar 100 persen berdampak
terhadap penurunan curahan kerja di dalam industri sebesar 0.10 persen, sehingga
jumlah ulos yang dihasilkan oleh pekerja menurun sebesar 0.08 persen dan
penurunan pendapatan dari dalam industri pekerja sebesar 0.09 persen.
Peningkatan jumlah anak sekolah berdampak terhadap peningkatan curahan kerja
di luar industri sebesar 0.24 persen, sehingga pendapatan dari luar industri juga
meningkat sebesar 0.01 persen. Peningkatan jumlah anak sekolah berdampak
terhadap alokasi waktu dan pendapatan pekerja di dalam dan di luar industri yang
meningkatkan curahan kerja total rumahtangga pekerja sebesar 0.05 persen dan
menurunkan pendapatan total rumahtangga pekerja sebesar 0.02 persen.
Penurunan pendapatan total rumahtangga akan menurunkan pendapatan
92
rumahtangga yang siap dibelanjakan sebesar 0.02 persen, sehingga menurunkan
pengeluaran konsumsi pangan (0.03 persen), konsumsi non pangan (2.30 persen),
investasi kesehatan (0.96 persen), dan meningkatkan pengeluaran investasi
sumberdaya manusia (0.73 persen), investasi pendidikan sebesar 1.09 persen, dan
tabungan sebesar 0.09 persen, tetapi pengeluaran total rumahtangga masih
menurun sebesar 0.13 persen. Penurunan pengeluaran tersebut mengindikasikan
penurunan kesejahteraan rumahtangga pekerja.
Tabel 37. Dampak Peningkatan Jumlah Anak Sekolah Sebesar 100 Persen
Terhadap Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja
No. Variabel Satuan Nilai Dasar Nilai Simulasi Perubahan
Unit Persentase
1. CKDI Jam/Bulan 184.9000 184.7000 -0.2000 -0.1082
2. CKLI Jam/Bulan 160.3000 160.7000 0.4000 0.2495
3. CKT Jam/Bulan 345.2000 345.4000 0.2000 0.0579
4. JPR Lembar/Bulan 93.4000 933.2140 -786.0000 -0.0842
5. PDI Rp/Bulan 500833.0000 500336.0000 -497.0000 -0.0992
6. PLI Rp/Bulan 1057367.0000 1057459.0000 92.0000 0.0087
7. PTR Rp/Bulan 1558200.0000 1557795.0000 -405.0000 -0.0260
8. DIK Rp/Bulan 1415155.0000 1414750.0000 -405.0000 -0.0286
9. KPP Rp/Bulan 977283.0000 976954.0000 -329.0000 -0.0337
10. KNP Rp/Bulan 130263.0000 127260.0000 -3003.0000 -2.3053
11. KTP Rp/Bulan 1107547.0000 1104214.0000 -3333.0000 -0.3009
12. IPK Rp/Bulan 173703.0000 175601.0000 1898.0000 1.0927
13. IKES Rp/Bulan 36398.3000 36047.6000 -350.7000 -0.9635
14. ISDM Rp/Bulan 210102.0000 211648.0000 1546.0000 0.7358
15. PSPA Rp/Bulan 340365.0000 338908.0000 -1457.0000 -0.4281
16. PSNP Rp/Bulan 1187385.0000 1188602.0000 1217.0000 0.1025
17. PSPE Rp/Bulan 1143945.0000 1140261.0000 -3684.0000 -0.3220
18. PSK Rp/Bulan 1281250.0000 1279814.0000 -1436.0000 -0.1121
19. PTP Rp/Bulan 1317648.0000 1315862.0000 -1786.0000 -0.1355
20. TAB Rp/Bulan 79408.3000 79481.8000 73.5000 0.0926
8.2.4. Rekapitulasi Skenario Dampak Perubahan Faktor Eksternal dan
Internal Rumahtangga Pekerja Terhadap Keputusan Ekonomi
Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
Skenario dampak peningkatan upah kerja di luar industri, peningkatan
harga jual ulos, dan peningkatan jumlah anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 38.
Keseluruhan alternatif skenario pada rumahtangga pekerja menunjukkan bahwa
peningkatan upah kerja di luar industri, peningkatan harga jual ulos, dan
93
peningkatan jumlah anak sekolah akan berpengaruh terhadap curahan kerja,
pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga pekerja.
Tabel 38. Rekapitulasi Skenario Dampak Perubahan Faktor Eksternal dan
Internal Rumahtangga Pekerja Terhadap Keputusan Ekonomi
Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
Keterangan:
Skenario 1: Peningkatan Upah di Luar Industri Sebesar 20 Persen
Skenario 2: Peningkatan Harga Jual Per Unit Sebesar 20 Persen
Skenario 3: Peningkatan Jumlah Anak Sekolah Sebesar 100 Persen
Dilihat dari curahan kerja rumahtangga pekerja, peningkatan harga jual per
unit ulos sebesar 20 persen (S2) meningkatkan curahan kerja di dalam industri dan
menurunkan curahan kerja di luar industri, sedangkan peningkatan upah kerja di
luar industri sebesar 20 persen (S1) dan peningkatan jumlah anak sekolah sebesar
100 persen (S3) meningkatkan curahan kerja di luar industri dan menurunkan
curahan kerja di dalam industri. Secara keseluruhan, peningkatan upah kerja di
luar industri sebesar 20 persen (S1) memberikan dampak terbesar terhadap
peningkatan curahan kerja total rumahtangga pekerja. Peningkatan curahan kerja
No. Variabel Satuan Nilai Dasar Perubahan (%)
S1 S2 S3
1. CKDI Jam/Bulan 184.9000 -1.1500 5.8600 -0.1082
2. CKLI Jam/Bulan 160.3000 7.9300 -11.6300 0.2495
3. CKT Jam/Bulan 345.2000 3.2800 -1.5300 0.0579
4. JPR Lembar/Bulan 93.4000 -0.7300 3.7600 -0.0842
5. PDI Rp/Bulan 500833.0000 -0.8700 14.4200 -0.0992
6. PLI Rp/Bulan 1057367.0000 15.0400 -0.3600 0.0087
7. PTR Rp/Bulan 1558200.0000 10.5100 4.9200 -0.0260
8. DIK Rp/Bulan 1415155.0000 11.4500 5.3900 -0.0286
9. KPP Rp/Bulan 977283.0000 6.4300 2.9300 -0.0337
10. KNP Rp/Bulan 130263.0000 7.1700 2.0800 -2.3053
11. KTP Rp/Bulan 1107547.0000 6.5200 2.8300 -0.3009
12. IPK Rp/Bulan 173703.0000 15.2500 7.8900 1.0927
13. IKES Rp/Bulan 36398.3000 -8.3500 -4.1000 -0.9635
14. ISDM Rp/Bulan 210102.0000 11.9300 6.0100 0.7358
15. PSPA Rp/Bulan 340365.0000 10.1700 4.5500 -0.4281
16. PSNP Rp/Bulan 1187385.0000 7.4500 3.4900 0.1025
17. PSPE Rp/Bulan 1143945.0000 6.1100 2.6300 -0.3220
18. PSK Rp/Bulan 1281250.0000 7.8100 3.5500 -0.1121
19. PTP Rp/Bulan 1317648.0000 7.4300 3.3500 -0.1355
20. TAB Rp/Bulan 79408.3000 9.6500 4.5500 0.0926
94
total rumahtangga pekerja disebabkan oleh besarnya jumlah peningkatan curahan
kerja di luar industri lebih tinggi dari penurunan curahan kerja di dalam industri.
Peningkatan upah kerja di dalam industri sebesar 20 persen (S1) dan
peningkatan harga jual per unit ulos sebesar 20 persen (S2) berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan total rumahtangga pekerja, sehingga berdampak terhadap
peningkatan pengeluaran total rumahtangga pekerja, sedangkan peningkatan
jumlah anak sekolah sebesar 100 persen (S3) berpengaruh terhadap penurunan
pendapatan total rumahtangga pekerja, sehingga berdampak terhadap penurunan
pengeluaran total rumahtangga pekerja.
Skenario S1 dan S2 memberikan dampak yang sangat baik karena
menyebabkan peningkatan pendapatan total rumahtangga sehingga berdampak
terhadap peningkatan pengeluaran rumahtangga dan mengindikasikan
peningkatan kesejahteraan rumahtangga pekerja. Skenario S3 memberikan
dampak yang kurang baik karena mengakibatkan penurunan pendapatan total
rumahtangga, sehingga menurunkan seluruh pengeluaran total rumahtangga dan
kesejahteraan rumahtangga pekerja menjadi menurun.
95
IX. SIMPULAN DAN SARAN
9.1. Simpulan
1. Mayoritas pekerja industri kecil tenun ulos tergolong usia produktif dan semua
pekerja adalah perempuan. Mayoritas pekerja industri kecil tenun ulos sudah
menikah. Pekerja memiliki tanggungan anak, baik yang sekolah maupun tidak
sekolah. Jumlah tanggungan keluarga dan tingkat pendidikan pekerja industri
kecil tenun ulos cukup bervariasi, namun sebagian besar pekerja berpendidikan
tamat SMA. Mayoritas pekerja memiliki pengalaman kerja yang cukup lama
(tahunan). Curahan kerja terbesar di dalam industri kecil tenun ulos adalah
istri, sedangkan curahan kerja terbesar di luar industri kecil tenun ulos adalah
suami. Pendapatan rumahtangga pekerja lebih banyak diperoleh dari luar
industri kecil tenun ulos dan pengeluaran terbesar rumahtangga pekerja
dialokasikan untuk konsumsi pangan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi curahan kerja, pendapatan dan pengeluaran
rumahtangga pekerja industri kecil tenun ulos adalah : (a) curahan kerja di
dalam industri dipengaruhi oleh curahan kerja di luar industri, pendapatan dari
dalam industri, dan umur pekerja, (b) curahan kerja di luar industri dipengaruhi
oleh upah kerja di luar industri, curahan kerja di dalam industri, dan jumlah
tanggungan keluarga, (c) pendapatan rumahtangga pekerja dari dalam industri
dipengaruhi oleh harga jual per unit dan jumlah produksi (elastis), (d)
pendapatan rumahtangga pekerja dari luar industri dipengaruhi oleh upah kerja
di luar industri dan pengalaman kerja di luar industri, (e) konsumsi pangan
rumahtangga pekerja industri dipengaruhi oleh pendapatan yang siap
dibelanjakan (elastis), tabungan, jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-
96
7 tahun, dan jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun, (f) konsumsi
non pangan dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, dan jumlah
tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun, (g) investasi pendidikan
rumahtangga pekerja industri dipengaruhi oleh pendapatan yang siap
dibelanjakan (elastis), pengeluaran total selain pendidikan, tabungan, dan
jumlah anak sekolah, (h) investasi kesehatan rumahtangga pekerja industri
dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan (elastis), investasi
pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga, (i) tabungan rumahtangga
pekerja industri dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan (elastis),
tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga, dan (j) jumlah produksi
dipengaruhi oleh curahan kerja di dalam industri dan umur pekerja.
3. Peningkatan harga jual per unit ulos meningkatkan curahan kerja di dalam
industri dan menurunkan curahan kerja di luar industri, sedangkan peningkatan
upah kerja di luar industri dan peningkatan jumlah anak sekolah meningkatkan
curahan kerja di luar industri dan menurunkan curahan kerja di dalam industri.
Peningkatan upah kerja di luar industri memberikan dampak terbesar terhadap
peningkatan curahan kerja total rumahtangga pekerja. Peningkatan curahan
kerja total rumahtangga pekerja disebabkan oleh besarnya jumlah peningkatan
curahan kerja di luar industri lebih tinggi dari penurunan curahan kerja di
dalam industri. Peningkatan upah kerja di dalam industri dan peningkatan
harga jual per unit ulos berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan total
rumahtangga pekerja, sehingga berdampak terhadap peningkatan pengeluaran
total rumahtangga pekerja. Peningkatan pengeluaran tersebut mengindikasikan
peningkatan kesejahteraan rumahtangga pekerja. Peningkatan jumlah anak
97
sekolah berpengaruh terhadap penurunan pendapatan total rumahtangga
pekerja, sehingga berdampak terhadap penurunan pengeluaran total
rumahtangga pekerja. Penurunan pengeluaran tersebut mengindikasikan
penurunan kesejahteraan rumahtangga pekerja.
9.2. Saran
1. Guna meningkatkan pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pekerja,
sebaiknya upah kerja di luar industri ditingkatkan dengan meningkatkan
kesempatan kerja di luar industri, sehingga kesejahteraan rumahtangga pekerja
meningkat.
2. Untuk meningkatkan kesejahteraan rumahtangga pekerja, peningkatan harga
jual per unit ulos sebaiknya diikuti dengan peningkatan upah pekerja di dalam
industri dan sebaiknya pemerintah memberikan perhatian dan ikut terlibat
dalam penentuan upah pekerja persatuan unit ulos yang dihasilkan.
3. Pada penelitian lanjutan disarankan untuk menganalisis curahan kerja,
pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga pengusaha industri kecil tenun ulos
di Kota Pematangsiantar.
98
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani. S. 1998. Kegiatan Ekonomi Rumahtangga Pengusaha dan Pekerja Industri
Kecil Kulit di Perkampungan Industri Kecil Kulit Pulo Gadung Jakarta.
Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2003. Pengukuran dan Analisis Ekonomi Kinerja penyerapan
Tenaga Kerja. Nilai Tambah dan Ekspor Usaha Kecil Menengah serta
Peranannya Terhadap Tenagakerja Nasional Dan Produk Domestik Bruto
Menurut Harga Konstan dan Harga Berlaku. Laporan Akhir proyek
Peningkatan Kualitas PelayananInformasi Pembangunan. Kementrian
KUKM, RI.
Barnum, H. N. and L. Squire. 1978. An Econometric Application of The Theory of
The Farm Household. Journal of Development Economics, (6): 79-102.
Becker. G. S. 1976. The Economic Approach to Human Behaviour. The University of
Chicago, Chicago.
----------------. 1965. A Theory of the Allocation of Time. Economic Journal, 299(75):
493-517.
Departemen Perindustrian. 1999. Peranan Industri Kecil dalam Pembangunan
Ekonomi Pedesaan. Direktorat Jendral Industri Kecil, Jakarta.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pematangsiantar. 2007. Perkembangan
Industri di Kota Pematangsiantar Tahun 2004-2007, Pematangsiantar.
Evenson. R.E. 1976. On The New Household Economics. Journal of Agricultural
Economics and Development, Jan. 1976 Vol. VI (1) : 87-107.
Gie. K. 1996. Praktek Bisnis Dan Orientasi Ekonomi Indonesia. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Gronau. R. 1977. Leisure. Home Production and Work: The Theory of The Allocation
of Time Revisited. Journal of Political Economy, 85 (6): 1099-1124.
Indrawati. F. 1997. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Waktu
Pembatik dan Pendapatan pada Industri Rumahtangga Batik. Skripsi
Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
99
Irani. S. 1998. Curahan Kerja. Penyerapan Tenaga Kerja. Pendapatan dan Pengeluaran
Rumahtangga Pengusaha Industri Kecil Tempe dan Tahu di Dua Desa
Kotamadya Bandar Lampung. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kesenja. Y. 2005. Analisis Industri Kecil Tepung Tapioka (Kasus Industri Kecil
Tepung Tapioka di Kelurahan Ciluar dan Tanah Baru. Bogor). Skripsi
Sarjana. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Koutsoyiannis. A. 1977. Theory of Econometrics: An Introductory Exposition of
Econometric Method. Second Edition. Harper Row Publisher Inc, New
York.
Kuncoro. M. 2003. Metode Riset Untuk Bisis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Madirini. D. A. 1998. Aktivitas Ekonomi Rumahtangga Pengusaha dan Pekerja
Industri Kecil Pakaian Jadi di Perkampungan Industri Kecil Pulo Gadung.
Jakarta Timur. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mangkuprawira. S. 1985. Alokasi Waktu dan Kontribusi Kerja Anggota Keluarga
dalam Kegiatan Ekonomi Rumahtangga: Studi Kasus di Dua Tipe Desa di
Kabupaten Sukabumi. Jawa Barat. Disertasi Doktor. Program
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Napitupulu. I. 2007. „Ulos Produk Eksotik‟. http: // tanobatak.wordpress.com
/2007/10/22 /ulos-produk-eksotik/. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2007.
Purba. E. S. 1997. Analisis Alokasi dan Keterkaitan Curahan Kerja. Pendapatan dan
Pengeluaran Rumahtangga Karyawan Perkebunan. Rencana Kerja
Penelitian. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ruth. C. 2002. Upaya Pengembangan Industri Kecil Tenun Ulos dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat. Skripsi Sarjana. Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selomata. F. D. 2000. Analisis Ekonomi Rumahtangga Nelayan Juragan dan Nelayan
Pandega di Kel. Tegalsari dan Muareja Kec. Tegal Barat. Skripsi Sarjana.
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
100
Siahaan. S. 2008. Analisis Aktivitas Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil
Sepatu di Kecamatan Tamansari Kab. Bogor. Skripsi Sarjana. Program
Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Simanjuntak. P. J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Singh. I. L. Squire dan J. Strauss. 1986. Agricultural Household Models : Extention.
Aplication and Policy . The Johns Hopkins University Press, Baltimore.
Sitepu. R. K. dan B. M. Sinaga. 2006. Aplikasi Model Ekonometrika: Estimasi.
Simulasi. dan Peramalan Menggunakan Program SAS. Penerbit Program
Studi Ilmu Ekonomi Pertanian. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Sjaifudian. H. 1995. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Yayasan
AKATIGA, Bandung.
Supratikno. H et. al.1994. Pengembangan Industri Kecil di Indonesia :Pelajaran
Analisa Dampak dari Jawa Tengah dalam Prisma No. 9 September 1994.
LP3ES, Jakarta.
Widiyanti. T. 2007. Analisis Ekonomi Rumahtangga Pengusaha Industri Kecil Tahu
Kuning di Kec. Parung Kab. Bogor. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Wie. T. 1981. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. LP3S, Jakarta.
101
LAMPIRAN
102
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Rumahtangga Pekerja Industri Kecil
Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar
Tahun 2011
I. Identitas Responden
1. Nama Pekerja :....................
2. Jenis kelamin : L / P
3. Umur :.............tahun
4. Status pekerjaan :......................
5. Lama bekerja :.............tahun
II. Susunan Keluarga dan Pendidikan Formal
No Status dalam
keluarga
Jenis
kelamin
(L/P)
Umur
(tahun)
Pendidikan (Tahun)*
SD SLTP SLTA Perguruan
Tinggi
1 Kepala
keluarga
2 Istri
3 Anak ke-1
4 Anak ke-2
5 Anak ke-3
6 Anak ke-4
7 Anak ke-5
Keterangan : *) T = Tamat
BT = Belum Tamat
TT = Tidak Tamat
Sertakan lamanya waktu (tahun yang dugunakan dalam
mengikuti pendidikan formal)
III. Keterangan Lainnya
1. Jarak antara rumah dengan tempat bekerja (industri tenun ulos)...........km
2. Jarak antara rumah dengan tempat bekerja selain industri tenun
ulos............km
3. Mengikuti atau tidak mengikuti kursus/penyuluhan/latihan kerja yang
diberikan Dinas Perindustrian atau instansi lain yang
terkait?.................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................................................................................
.............................................................................................................
103
IV. Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Total Keluarga
1. Pendapatan Bukan Hasil Bekerja
No Sumber Pendapatan
Bukan Hasil Bekerja
Pendapatan
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Menyewakan rumah
2 Menyewakan tanah
3 Menyewakan
mobil/motor
4 Warisan
5 Pensiunan
6 Pemberian/hadiah
7 Lainnya (sebutkan)
Total
2. Pendapatan Hasil Bekerja
No Status dalam
keluarga
Pekerjaan
utama
Pendapatan
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Kepala
keluarga
2 Istri
3 Anak ke-1
4 Anak ke-2
5 Anak ke-3
6 Anak ke-4
7 Anak ke-5
Total
3. Pendapatan Lainnya
No Status dalam
keluarga
Pekerjaan
lainnya
Pendapatan
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Kepala
keluarga
2 Istri
3 Anak ke-1
4 Anak ke-2
5 Anak ke-3
6 Anak ke-4
7 Anak ke-5
Total
104
V. Alokasi Waktu Anggota Rumahtangga Dalam Mencari Nafkah
1. Curahan Kerja di Dalam Industri
No Status dalam keluarga Curahan Kerja Keluarga di Dalam Industri
Jam/Hari Hari/Minggu Minggu/Bulan
1 Kepala keluarga
2 Istri
3 Anak ke-1
4 Anak ke-2
5 Anak ke-3
6 Anak ke-4
7 Anak ke-5
Total
2. Curahan Kerja di Luar Industri
No Status Dalam Keluarga Curahan Kerja Keluarga di Luar Industri
Jam/Hari Hari/Minggu Minggu/Bulan
1 Kepala keluarga
2 Istri
3 Anak ke-1
4 Anak ke-2
5 Anak ke-3
6 Anak ke-4
7 Anak ke-5
Total
105
VI. Pengeluaran Total Rumahtangga
1. Konsumsi Pangan
No Komoditi Rata-rata Kebutuhan Konsumsi Pangan
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Beras
2 Jagung
3 Singkong
4 Ikan
5 Daging
6 Telur
7 Susu
8 Tahu/tempe
9 Sayur-sayuran
10 Buah-buahan
11 Bumbu dapur
12 Gula
13 Kopi
14 Teh
15 Minyak goreng
16 Minyak tanah
17 Kayu bakar
18 Rokok
19 Lainnya (sebutkan)
Total
2. Konsumsi Non Pangan
No Komoditi Rata-rata Kebutuhan Konsumsi Non Pangan
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Pakaian keluarga
2 Peralatan mandi
-Pasta
-Sabun
-Sikat gigi
3 Listrik
4 Air
5 Lainnya (sebutkan)
106
3. Pengeluaran Lain
No Komoditi Rata-rata Kebutuhan
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Televisi/radio
2 Iuran
-PBB
-Pajak lainnya
3 Peralatan
rumahtangga
4 Membayar angsuran
5 Lainnya (sebutkan)
Total
4. Investasi Sumberdaya Manusia
No Komoditi Rata-rata Kebutuhan
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Biaya sekolah
-SPP
-peralatan/pakaian
-transportasi/jajan
2 Perawatan kesehatan
3 Lainnya (sebutkan)
Total
VII. Tabungan
No Jumlah
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Besar tabungan
2 Bunga tabungan
3 Biaya menabung
(ongkos)
Total
VIII. Pinjaman
No Jumlah
Rp/Hari Rp/Minggu Rp/Bulan Rp/Tahun
1 Besar Pinjaman
2 Bunga Pinjaman
Total
107
Lampiran 2. Data Penelitian Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun
Ulos di Kelurahan Sukamaju Kota Pematangsiantar Tahun
2011
Nomor UMK TPK JTA JAR JTK JAS PKDI 1 18 12 0 1 1 0 1 2 18 9 0 1 1 0 2 3 19 9 0 1 1 0 1 4 19 12 0 1 1 0 1 5 19 12 0 1 1 0 2 6 20 6 0 1 1 0 1 7 20 6 0 1 1 0 4 8 20 12 0 1 1 0 1 9 20 12 0 1 1 0 1
10 21 9 0 1 1 0 2 11 22 9 0 1 1 0 3 12 22 12 0 1 1 0 2 13 23 11 0 1 1 0 11 14 23 6 0 1 1 0 3 15 23 5 2 2 4 0 13 16 24 12 0 1 1 0 2 17 25 9 2 2 4 0 7 18 25 13 1 2 3 0 7 19 25 12 0 1 1 0 2 20 27 6 2 2 4 0 11 21 28 12 3 3 6 2 3 22 29 12 1 4 5 2 4 23 31 12 1 4 5 3 12 24 31 12 0 5 5 3 15 25 31 12 3 3 6 2 8 26 31 12 1 4 5 2 10 27 32 12 1 2 3 0 10 28 32 12 3 2 5 1 3 29 32 9 2 4 6 3 16 30 32 4 2 2 4 0 7 31 33 6 0 3 3 2 8 32 34 12 0 3 3 2 10 33 35 15 1 2 3 0 11 34 36 12 1 4 5 3 10 35 37 9 1 5 6 4 5 36 37 11 0 4 4 2 10 37 38 3 1 2 3 1 3 38 39 9 2 3 5 3 15 39 40 12 1 4 5 2 10 40 40 9 3 4 7 3 15 41 41 3 0 1 1 0 3 42 42 9 1 5 6 4 10 43 42 12 0 5 5 3 10 44 43 12 1 6 7 5 15 45 44 6 0 5 5 3 34 46 44 12 0 4 4 2 16 47 46 12 1 6 7 2 15 48 47 9 0 6 6 4 20 49 48 6 0 5 5 3 30 50 48 9 0 7 7 6 23 51 49 9 0 3 3 2 3 52 55 9 0 4 4 1 20 53 56 6 0 5 5 0 20 54 58 9 0 6 6 2 11 55 58 6 0 4 4 2 8 56 59 6 2 3 5 1 3 57 63 4 1 4 5 3 15 58 67 6 0 3 3 0 32 59 68 9 0 1 1 0 10 60 69 6 0 1 1 0 30
108
Lampiran 2. Lanjutan
Nomor PKLI UPKL CKDI CKLI CKT PDI PLI
1 0 0 192 0 192 504000 0
2 1 0 216 0 216 720000 0
3 0 0 192 0 192 504000 0
4 0 0 168 0 168 432000 0
5 0 0 216 0 216 720000 0
6 0 0 192 0 192 576000 0
7 0 0 192 0 192 576000 0
8 0 0 216 0 216 960000 0
9 3 0 240 0 240 1056000 0
10 2 0 192 0 192 1008000 0
11 0 0 240 0 240 912000 0
12 0 0 216 0 216 1056000 0
13 0 0 216 0 216 1584000 0
14 0 0 216 0 216 840000 0
15 0 1320000 78 594 672 180000 1320000
16 0 0 216 0 216 1008000 0
17 0 1200000 234 234 468 468000 1200000
18 5 1400000 208 128 336 260000 1400000
19 1 300000 208 0 208 338000 300000
20 0 1500000 120 160 280 216000 1500000
21 0 2080000 130 234 364 351000 2080000
22 1 3000000 156 298 454 520000 3000000
23 0 3100000 144 188 332 360000 3100000
24 0 1200000 130 234 364 208000 1200000
25 3 1850000 120 108 228 360000 1850000
26 0 1200000 182 208 390 468000 1200000
27 0 1000000 104 192 296 208000 1000000
28 4 2550000 156 208 364 312000 2550000
29 0 2000000 192 144 336 576000 2000000
30 0 1200000 144 300 444 480000 1200000
31 3 700000 336 0 336 720000 700000
32 0 600000 168 208 376 384000 600000
33 0 1500000 130 266 396 208000 1500000
34 0 2400000 192 240 432 300000 2400000
35 0 2400000 104 420 524 208000 2400000
36 0 1300000 208 234 442 260000 1300000
37 0 780000 48 182 230 128000 780000
38 0 200000 468 8 476 1720000 200000
39 7 1600000 120 192 312 216000 1600000
40 0 1200000 208 208 416 507000 1200000
41 1 562000 120 56 176 390000 562000
42 4 2000000 78 292 370 234000 2000000
43 0 1200000 104 156 260 208000 1200000
44 4 1200000 140 208 348 240000 1200000
45 5 2360000 234 240 474 325000 2360000
46 0 800000 168 192 360 312000 800000
47 0 2560000 234 520 754 234000 2560000
48 0 1500000 182 360 542 468000 1500000
49 1 1150000 96 202 298 240000 1150000
50 0 400000 264 48 312 1152000 400000
51 3 0 216 0 216 720000 0
52 0 1300000 192 408 600 288000 1300000
53 0 2900000 144 692 836 360000 2900000
54 0 2580000 156 624 780 273000 2580000
55 0 2000000 168 240 408 192000 2000000
56 1 1200000 168 192 360 216000 1200000
57 10 500000 364 0 364 520000 500000
58 0 300000 192 0 192 720000 300000
59 10 1300000 260 0 260 234000 1300000
60 0 50000 208 0 208 312000 50000
109
Lampiran 2. Lanjutan Nomor PTR PJK DIK KPP KNP KTP IPK IKES
1 504000 40000 464000 25000 16600 41600 0 50000
2 720000 103000 617000 268000 33600 301600 0 20000
3 504000 20000 484000 200000 16600 216600 0 50000
4 432000 40000 392000 300000 33000 333000 0 20000
5 720000 65500 654500 268000 48600 316600 0 20000
6 576000 114000 462000 300000 25000 325000 0 50000
7 576000 75800 500200 250000 25000 275000 0 60000
8 960000 70000 890000 322000 57000 379000 0 50000
9 1056000 50000 1006000 410000 435000 845000 0 50000
10 1008000 82000 926000 331000 72600 403600 0 50000
11 912000 40000 872000 270000 87000 357000 0 60000
12 1056000 40000 1016000 400000 53300 453300 0 50000
13 1584000 90000 1494000 231000 27000 258000 0 50000
14 840000 40000 800000 400000 45000 445000 0 52000
15 1500000 122500 1377500 1065000 180000 1245000 0 160000
16 1008000 40000 968000 400000 45000 445000 0 60000
17 1668000 72000 1596000 1141000 146500 1287500 0 88000
18 1660000 47500 1612500 962000 93500 1055500 0 98000
19 638000 50000 588000 500000 77000 577000 0 20000
20 1716000 366000 1350000 960000 92600 1052600 0 150000
21 2431000 241000 2190000 1728000 114000 1842000 216600 8500
22 3520000 376600 3143400 1297000 198300 1495300 195000 20000
23 3460000 665100 2794900 1084000 235300 1319300 671600 8300
24 1408000 50000 1358000 1232000 145000 1377000 190000 0
25 2210000 108000 2102000 1474000 180000 1654000 325000 0
26 1668000 86000 1582000 1138000 97000 1235000 164000 10000
27 1208000 242000 966000 1132000 144300 1276300 0 100000
28 2862000 109000 2753000 1694000 173300 1867300 200000 25000
29 2576000 146250 2429750 1797500 248100 2045600 184900 100000
30 1680000 375000 1305000 1644000 115000 1759000 0 180000
31 1420000 140000 1280000 924000 116000 1040000 166000 2500
32 984000 83000 901000 756000 162000 918000 220000 0
33 1708000 340000 1368000 1198000 138000 1336000 0 62500
34 2700000 234000 2466000 1661000 200300 1861300 465800 25000
35 2608000 55400 2552600 1922000 224300 2146300 943300 25000
36 1560000 223100 1336900 766500 149300 915800 91000 0
37 908000 1750 906250 765000 73500 838500 65000 12500
38 1920000 456000 1464000 1203000 83500 1286500 125000 41000
39 1816000 172500 1643500 1343000 134000 1477000 135000 200000
40 1707000 106200 1600800 1261000 142000 1403000 221000 35000
41 952000 126000 826000 592000 133000 725000 0 0
42 2234000 100000 2134000 1645000 250000 1895000 423000 6500
43 1408000 268000 1140000 1304000 149000 1453000 280000 40000
44 1440000 27600 1412400 1149000 233000 1382000 408000 0
45 2685000 800000 1885000 1403000 102600 1505600 430000 0
46 1112000 32800 1079200 1210000 134000 1344000 260000 0
47 2794000 169000 2625000 1670000 259900 1929900 544000 4100
48 1968000 107000 1861000 1873000 195000 2068000 800000 0
49 1390000 103000 1287000 1022000 141600 1163600 813000 0
50 1552000 83000 1469000 1088000 146000 1234000 608000 0
51 720000 60000 660000 600000 85000 685000 66000 30000
52 1588000 240000 1348000 1422000 100000 1522000 150000 0
53 3260000 82900 3177100 1318000 125000 1443000 0 20000
54 2853000 82100 2770900 1991000 158300 2149300 435000 0
55 2192000 43500 2148500 1308000 522000 1830000 364000 0
56 1416000 280000 1136000 1024000 100300 1124300 156000 0
57 1020000 68000 952000 643000 30000 673000 106000 0
58 1020000 49000 971000 926000 93000 1019000 0 20000
59 1534000 79600 1454400 1077000 166500 1243500 0 0
60 362000 2000 360000 349000 8500 357500 0 0
110
Lampiran 2. Lanjutan
Nomor ISDM PSPA PSNP PSPE PSK PTP TAB JPR HJP
1 50000 66600 75000 91600 41600 91600 0 168 15000
2 20000 53600 288000 321600 301600 321600 100000 72 45000
3 50000 66600 250000 266600 216600 266600 220000 168 15000
4 20000 53000 320000 353000 333000 353000 100000 144 15000
5 20000 68600 288000 336600 316600 336600 100000 72 45000
6 50000 75000 350000 375000 325000 375000 180000 192 15000
7 60000 85000 310000 335000 275000 335000 200000 192 15000
8 50000 107000 372000 429000 379000 429000 100000 96 45000
9 50000 485000 460000 895000 845000 895000 200000 96 45000
10 50000 122600 381000 453600 403600 453600 160000 144 35000
11 60000 147000 330000 417000 357000 417000 300000 48 65000
12 50000 103300 450000 503300 453300 503300 200000 96 45000
13 50000 77000 281000 308000 258000 308000 200000 144 45000
14 52000 97000 452000 497000 445000 497000 200000 120 35000
15 160000 340000 1225000 1405000 1245000 1405000 100000 60 15000
16 60000 105000 460000 505000 445000 505000 200000 144 35000
17 88000 234500 1229000 1375500 1287500 1375500 0 78 25000
18 98000 191500 1060000 1153500 1055500 1153500 300000 104 15000
19 20000 97000 520000 597000 577000 597000 100000 26 135000
20 150000 242600 1110000 1202600 1052600 1202600 0 72 15000
21 225100 339100 1953100 1850500 2058600 2067100 10000 78 25000
22 215000 413300 1512000 1515300 1690300 1710300 500000 104 25000
23 679900 915200 1763900 1327600 1990900 1999200 100000 72 25000
24 190000 335000 1422000 1377000 1567000 1567000 0 52 25000
25 325000 505000 1799000 1654000 1979000 1979000 40000 72 25000
26 174000 271000 1312000 1245000 1399000 1409000 0 78 35000
27 100000 244300 1232000 1376300 1276300 1376300 23000 52 25000
28 225000 398300 1919000 1892300 2067300 2092300 0 78 25000
29 284900 533000 2082400 2145600 2230500 2330500 0 144 25000
30 180000 295000 1824000 1939000 1759000 1939000 40000 48 55000
31 168500 284500 1092500 1042500 1206000 1208500 0 260 15000
32 220000 382000 976000 918000 1138000 1138000 10000 96 25000
33 62500 200500 1260500 1398500 1336000 1398500 51500 52 25000
34 490800 691100 2151800 1886300 2327100 2352100 200000 120 15000
35 968300 1192600 2890300 2171300 3089600 3114600 0 52 25000
36 91000 240300 857500 915800 1006800 1006800 25000 104 15000
37 77500 151000 842500 851000 903500 916000 0 32 15000
38 166000 249500 1369000 1327500 1411500 1452500 200000 208 35000
39 335000 469000 1678000 1677000 1612000 1812000 40000 72 15000
40 256000 398000 1517000 1438000 1624000 1659000 0 36 55000
41 0 133000 592000 725000 725000 725000 0 78 25000
42 429500 679500 2074500 1901500 2318000 2324500 100000 26 35000
43 320000 469000 1624000 1493000 1733000 1773000 20000 52 25000
44 408000 641000 1557000 1382000 1790000 1790000 20000 60 25000
45 430000 532600 1833000 1505600 1935600 1935600 0 130 15000
46 260000 394000 1470000 1344000 1604000 1604000 85000 104 15000
47 548100 808000 2218100 1934000 2473900 2478000 50000 78 25000
48 800000 995000 2673000 2068000 2868000 2868000 0 78 35000
49 813000 954600 1835000 1163600 1976600 1976600 0 48 25000
50 608000 754000 1696000 1234000 1842000 1842000 0 78 135000
51 96000 181000 696000 715000 751000 781000 0 24 100000
52 150000 250000 1572000 1522000 1672000 1672000 0 96 15000
53 20000 145000 1338000 1463000 1443000 1463000 40000 78 25000
54 435000 593300 2426000 2149300 2584300 2584300 0 78 25000
55 364000 886000 1672000 1830000 2194000 2194000 120000 48 25000
56 156000 256300 1180000 1124300 1280300 1280300 0 72 15000
57 106000 136000 749000 673000 779000 779000 0 130 25000
58 20000 113000 946000 1039000 1019000 1039000 30000 144 25000
59 0 166500 1077000 1243500 1243500 1243500 100000 78 25000
60 0 8500 349000 357500 357500 357500 0 78 25000
111
Lampiran 3. Keterangan Notasi Variabel Model Ekonomi Rumahtangga
Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos di Kelurahan Sukamaju
Kota Pematangsiantar Tahun 2011
1. UMK = Umur pekerja (Tahun)
2. TPK = Tingkat pendidikan pekerja (Tahun)
3. JTA = Jumlah tanggungan anggota keluarga umur 0-7 tahun (Orang)
4. JAR = Jumlah tanggungan anggota keluarga umur >7 tahun (Orang)
5. JTK = Jumlah tanggungan keluarga (Orang)
6. JAS = Jumlah anak sekolah (Orang)
7. PKDI = Pengalaman kerja di dalam industri (Tahun)
8. PKLI = Pengalaman kerja di luar industri (Tahun)
9. UPKL = Upah di luar industri (Rupiah/Bulan)
10. CKDI = Curahan kerja di dalam industri (Jam/Bulan)
11. CKLI = Curahan kerja di luar industri (Jam/Bulan)
12. CKT = Curahan kerja total (Jam/Bulan)
13. PDI = Pendapatan dari dalam industri (Rupiah/Bulan)
14 PLI = Pendapatan dari luar industri (Rupiah/Bulan)
15. PTR = Pendapatan total (Rupiah/Bulan)
16. PJK = Pajak, iuran, dan pungutan lainnya (Rupiah/Bulan)
17. DIK = Pendapatan yang siap dibelanja kan (Rupiah/Bulan)
18. KPP = Konsumsi pangan (Rupiah/Bulan)
19. KNP = Konsumsi non pangan (Rupiah/Bulan)
20. KTP = Konsumsi total (Rupiah/Bulan)
21. IPK = Investasi pendidikan (Rupiah/Bulan)
22. IKES = Investasi kesehatan (Rupiah/Bulan)
23. ISDM = Investasi sumberdaya manusia (Rupiah/Bulan)
24. PSPA = Pengeluaran total selain pangan (Rupiah/Bulan)
25. PSNP = Pengeluaran total selain non pangan (Rupiah/Bulan)
26. PSPE = Pengeluaran total selain pendidikan (Rupiah/Bulan)
27. PSK = Pengeluaran total selain kesehatan (Rupiah/Bulan)
28. PTP = Pengeluaran total (Rupiah/Bulan)
29. TAB = Tabungan (Rupiah/Bulan)
30. JPR = Jumlah produksi (Lembar/Bulan)
31. HJP = Harga jual per unit (Rupiah/Lembar)
112
Lampiran 4. Program Komputer Estimasi Parameter Model Ekonomi
Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
Menggunakan Metode 2 SLS dan Prosedur SYSLIN dengan
Software SAS/ETS Versi 9.1 data ulosfix; /*mendeskripsikan variabel*/ label N = 'Responden' UMK = 'Umur Pekerja' TPK = 'Tingkat Pendidikan Keluarga' JTA = 'Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur 0-7 Tahun' JAR = 'Jumlah Taanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun' JTK = 'Jumlah Tanggungan Keluarga' JAS = 'Jumlah Anak Sekolah' PKDI = 'Pengalaman Kerja Di Dalam Industri' PKLI = 'Pengalaman Kerja Di Luar Industri' UPKL = 'Upah Di Luar Industri' CKDI = 'Curahan Kerja Di Dalam Industri' CKLI = 'Curahan Kerja Di Luar Industri' CKT = 'Curahan Kerja Total' PDI = 'Pendapatan Dalam Industri' PLI = 'Pendapatan Luar Industri' PTR = 'Pendapatan Total' PJK = 'Pajak, Iuran, Dan Pungutan Lainnya' DIK = 'Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan' KPP = 'Konsumsi Pangan' KNP = 'Konsumsi Non Pangan' KTP = 'Konsumsi Total' IPK = 'Investasi Pendidikan' IKES = 'Investasi Kesehatan' ISDM = 'Investasi Sumberdaya Manusia' PSPA = 'Pengeluaran Total Selain Pangan' PSNP = 'Pengeluaran Total Selain Non Pangan' PSPE = 'Pengeluaran Total Selain Pendidikan' PSK = 'Pengeluaran Total Selain Kesehatan' PTP = 'Pengeluaran Total' TAB = 'Tabungan' JPR = 'Jumlah Produksi' HJP = 'Harga Jual Per Unit'; run; proc syslin DATA = ulosfix 2sls; endogenous CKDI CKLI CKT JTK JPR PDI PLI PTR DIK KPP KNP
KTP IPK IKES ISDM PSPA PSNP PSPE PSK PTP TAB;
instruments UMK TPK JTA JAR JAS UPKL PKDI PKLI PJK HJP; CKDI : model CKDI = CKLI PDI TPK UMK; CKLI : model CKLI = UPKL CKDI JTK; JPR : model JPR = CKDI UMK; PDI : model PDI = HJP JPR; PLI : model PLI = UPKL CKLI PKLI; KPP : model KPP = DIK TAB JTA JAR; KNP : model KNP = DIK KPP TAB JAR; IPK : model IPK = DIK PSPE TAB JAS; IKES : model IKES = DIK IPK JTK; TAB : model TAB = DIK PTP TPK JTK; CKT : identity CKT = CKDI + CKLI; PTR : identity PTR = PDI + PLI; DIK : identity DIK = PTR - PJK; KTP : identity KTP = KPP + KNP; JTK : identity JTK = JTA + JAR; ISDM : identity ISDM = IPK + IKES; PSPA : identity PSPA = KNP + ISDM; PSPE : identity PSPE = KTP + IKES; PSNP : identity PSNP = KPP + ISDM; PSK : identity PSK = KTP + IPK; PTP : identity PTP = KTP + ISDM; RUN;
113
Lampiran 5. Hasil Estimasi Parameter Model Ekonomi Rumahtangga
Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode 2
SLS dan Prosedur SYSLIN dengan Software SAS/ETS Versi
9.1 The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model CKDI Dependent Variable CKDI Label Curahan Kerja Di Dalam Industri Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 4 82428.75 20607.19 8.52 <.0001 Error 55 133056.1 2419.202 Corrected Total 59 277123.7 Root MSE 49.18539 R-Square 0.38253 Dependent Mean 184.93333 Adj R-Sq 0.33762 Coeff Var 26.59628 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 73.00173 53.26661 1.37 0.1761 Intercept CKLI 1 -0.10778 0.068984 -1.56 0.1239 Curahan Kerja Di Luar Industri PDI 1 0.000116 0.000050 2.34 0.0227 Pendapatan Dalam Industri TPK 1 1.211366 2.348109 0.52 0.6080 Tingkat Pendidikan Keluarga UMK 1 1.658226 0.554034 2.99 0.0041 Umur Pekerja
114
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model CKLI Dependent Variable CKLI Label Curahan Kerja Di Luar Industri Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 3 1175127 391709.0 25.88 <.0001 Error 56 847529.0 15134.45 Corrected Total 59 1726095 Root MSE 123.02214 R-Square 0.58098 Dependent Mean 160.30000 Adj R-Sq 0.55853 Coeff Var 76.74494 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 282.0818 126.4385 2.23 0.0297 Intercept UPKL 1 0.000053 0.000040 1.33 0.1900 Upah Di Luar Industri CKDI 1 -1.46231 0.634178 -2.31 0.0248 Curahan Kerja Di Dalam Industri JTK 1 26.63383 13.90661 1.92 0.0606 Jumlah Tanggungan Keluarga
115
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model JPR Dependent Variable JPR Label Jumlah Produksi Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 2 17963.14 8981.572 5.96 0.0045 Error 57 85964.79 1508.154 Corrected Total 59 137466.4 Root MSE 38.83496 R-Square 0.17284 Dependent Mean 93.40000 Adj R-Sq 0.14382 Coeff Var 41.57919 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 66.10688 25.21710 2.62 0.0112 Intercept CKDI 1 0.319104 0.120154 2.66 0.0102 Curahan Kerja Di Dalam Industri UMK 1 -0.88192 0.362039 -2.44 0.0180 Umur Pekerja
116
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model PDI Dependent Variable PDI Label Pendapatan Dalam Industri Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 2 2.902E12 1.451E12 24.87 <.0001 Error 57 3.325E12 5.834E10 Corrected Total 59 6.861E12 Root MSE 241537.967 R-Square 0.46598 Dependent Mean 500833.333 Adj R-Sq 0.44724 Coeff Var 48.22721 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 -396485 138981.7 -2.85 0.0060 Intercept HJP 1 9.603308 1.478281 6.50 <.0001 Harga Jual Per Unit JPR 1 6325.613 1133.874 5.58 <.0001 Jumlah Produksi
117
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model PLI Dependent Variable PLI Label Pendapatan Luar Industri Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 3 5.008E13 1.669E13 678.58 <.0001 Error 56 1.378E12 2.46E10 Corrected Total 59 5.146E13 Root MSE 156844.936 R-Square 0.97323 Dependent Mean 1057366.67 Adj R-Sq 0.97179 Coeff Var 14.83354 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 37355.82 32610.47 1.15 0.2569 Intercept UPKL 1 0.915996 0.044426 20.62 <.0001 Upah Di Luar Industri CKLI 1 226.1341 281.1187 0.80 0.4246 Curahan Kerja Di Luar Industri PKLI 1 55050.04 9341.356 5.89 <.0001 Pengalaman Kerja Di Luar Industri
118
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model KPP Dependent Variable KPP Label Konsumsi Pangan Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 4 1.338E13 3.345E12 53.41 <.0001 Error 55 3.445E12 6.264E10 Corrected Total 59 1.631E13 Root MSE 250270.798 R-Square 0.79526 Dependent Mean 977283.333 Adj R-Sq 0.78037 Coeff Var 25.60883 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 258837.0 143166.5 1.81 0.0761 Intercept DIK 1 0.455214 0.098961 4.60 <.0001 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan TAB 1 -1.96587 1.011235 -1.94 0.0570 Tabungan JTA 1 89009.01 52628.40 1.69 0.0964 Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur 0-7
Tahun JAR 1 58633.72 45023.67 1.30 0.1982 Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun
119
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model KNP Dependent Variable KNP Label Konsumsi Non Pangan Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 4 1.716E11 4.29E10 6.44 0.0003 Error 55 3.665E11 6.6638E9 Corrected Total 59 5.063E11 Root MSE 81632.1952 R-Square 0.31888 Dependent Mean 130263.333 Adj R-Sq 0.26934 Coeff Var 62.66706 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 17027.71 71003.18 0.24 0.8114 Intercept DIK 1 0.091952 0.091417 1.01 0.3189 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan KPP 1 -0.04991 0.154235 -0.32 0.7475 Konsumsi Pangan TAB 1 -0.01244 0.533445 -0.02 0.9815 Tabungan JAR 1 11269.59 11326.56 0.99 0.3241 Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun
120
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model IPK Dependent Variable IPK Label Investasi Pendidikan Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 4 2.425E12 6.063E11 11.55 <.0001 Error 55 2.887E12 5.249E10 Corrected Total 59 3.273E12 Root MSE 229112.759 R-Square 0.45651 Dependent Mean 173703.333 Adj R-Sq 0.41698 Coeff Var 131.89888 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 120935.5 206761.8 0.58 0.5610 Intercept DIK 1 0.477543 0.285383 1.67 0.0999 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan PSPE 1 -0.59496 0.434235 -1.37 0.1762 Pengeluaran Total Selain Pendidikan TAB 1 -1.39203 1.359771 -1.02 0.3104 Tabungan JAS 1 121527.0 26875.29 4.52 <.0001 Jumlah Anak Sekolah
121
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model IKES Dependent Variable IKES Label Investasi Kesehatan Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 3 3.265E10 1.088E10 5.43 0.0024 Error 56 1.123E11 2.005E9 Corrected Total 59 1.263E11 Root MSE 44777.1045 R-Square 0.22526 Dependent Mean 36398.3333 Adj R-Sq 0.18375 Coeff Var 123.01966 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 19015.64 15153.62 1.25 0.2147 Intercept DIK 1 0.015681 0.014041 1.12 0.2689 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan IPK 1 -0.18140 0.047020 -3.86 0.0003 Investasi Pendidikan JTK 1 7451.491 5516.167 1.35 0.1822 Jumlah Tanggungan Keluarga
122
The SAS System The SYSLIN Procedure Two-Stage Least Squares Estimation Model TAB Dependent Variable TAB Label Tabungan Analysis of Variance Sum of Mean Source DF Squares Square F Value Pr > F Model 4 1.546E11 3.865E10 5.54 0.0008 Error 55 3.834E11 6.9708E9 Corrected Total 59 6.043E11 Root MSE 83491.4755 R-Square 0.28735 Dependent Mean 79408.3333 Adj R-Sq 0.23552 Coeff Var 105.14196 Parameter Estimates Parameter Standard Variable Variable DF Estimate Error t Value Pr > |t| Label Intercept 1 64179.00 40738.14 1.58 0.1209 Intercept DIK 1 0.079664 0.057551 1.38 0.1719 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan PTP 1 -0.05768 0.106661 -0.54 0.5908 Pengeluaran Total TPK 1 6050.505 3856.843 1.57 0.1224 Tingkat Pendidikan Keluarga JTK 1 -21788.4 22616.48 -0.96 0.3396 Jumlah Tanggungan Keluarga
123
Lampiran 6. Program Komputer Uji Multicollinearity Model Ekonomi
Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos
Menggunakan Nilai VIF dengan Software SAS/ETS Versi 9.1
data ulosfix; /*mendeskripsikan variabel*/ label N = 'Responden' UMK = 'Umur Pekerja' TPK = 'Tingkat Pendidikan Keluarga' JTA = 'Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur 0-7 Tahun' JAR = 'Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun' JTK = 'Jumlah Tanggungan Keluarga' JAS = 'Jumlah Anak Sekolah' PKDI = 'Pengalaman Kerja Di Dalam Industri' PKLI = 'Pengalaman Kerja Di Luar Industri' UPKL = 'Upah Di Luar Industri' CKDI = 'Curahan Kerja Di Dalam Industri' CKLI = 'Curahan Kerja Di Luar Industri' CKT = 'Curahan Kerja Total' PDI = 'Pendapatan Dalam Industri' PLI = 'Pendapatan Luar Industri' PTR = 'Pendapatan Total' PJK = 'Pajak, Iuran, Dan Pungutan Lainnya' DIK = 'Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan' KPP = 'Konsumsi Pangan' KNP = 'Konsumsi Non Pangan' KTP = 'Konsumsi Total' IPK = 'Investasi Pendidikan' IKES = 'Investasi Kesehatan' ISDM = 'Investasi Sumberdaya Manusia' PSPA = 'Pengeluaran Total Selain Pangan' PSNP = 'Pengeluaran Total Selain Non Pangan' PSPE = 'Pengeluaran Total Selain Pendidikan' PSK = 'Pengeluaran Total Selain Kesehatan' PTP = 'Pengeluaran Total' TAB = 'Tabungan' JPR = 'Jumlah Produksi' HJP = 'Harga Jual Per Unit'; run; proc reg DATA= ulosfix; MODEL CKDI = CKLI PDI TPK UMK/VIF; MODEL CKLI = UPKL CKDI JTK/VIF; MODEL JPR = CKDI UMK/VIF; MODEL PDI = HJP JPR/VIF; MODEL PLI = UPKL CKLI PKLI/VIF; MODEL KPP = DIK TAB JTA JAR/VIF; MODEL KNP = DIK KPP TAB JAR/VIF; MODEL IPK = DIK PSPE TAB JAS/VIF; MODEL IKES = DIK IPK JTK/VIF; MODEL TAB = DIK PTP TPK JTK/VIF; RUN;
124
Lampiran 7. Hasil Uji Multicollinearity Model Ekonomi Rumahtangga
Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Nilai VIF
dengan Software SAS/ETS Versi 9.1
The SAS System The REG Procedure Model: MODEL1 Dependent Variable: CKDI Curahan Kerja Di Dalam Industri Parameter Estimates Variance Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 CKLI Curahan Kerja Di Luar Industri 1 1.44731 PDI Pendapatan Dalam Industri 1 1.45662 TPK Tingkat Pendidikan Keluarga 1 1.14760 UMK Umur Pekerja 1 1.30934 Parameter Estimates Variance Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 UPKL Upah Di Luar Industri 1 2.89471 CKDI Curahan Kerja Di Dalam 1 1.32328 Industri JTK Jumlah Tanggungan Keluarga 1 2.41415
Parameter Estimates Variance
Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 CKDI Curahan Kerja Di Dalam 1 1.00314 Industri UMK Umur Pekerja 1 1.00314
Parameter Estimates Variance Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 HJP Harga Jual Per Unit 1 1.11680 JPR Jumlah Produksi 1 1.11680 Parameter Estimates Variance Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 UPKL Upah Di Luar Industri 1 2.76555 CKLI Curahan Kerja Di Luar Industri 1 2.84469 PKLI Pengalaman Kerja Di Luar 1 1.05841 Industri Parameter Estimates Variance Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 DIK Pendapatan Yang Siap 1 2.54209 Dibelanjakan TAB Tabungan 1 1.46212 JTA Jumlah Tanggungan Anggota
Keluarga Umur 0-7 Tahun 1 1.45919 JAR Jumlah Tanggungan Anggota
Keluarga Umur >7 Tahun 1 2.41259
125
Parameter Estimates Variance Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 DIK Pendapatan Yang Siap 1 3.70779 Dibelanjakan KPP Konsumsi Pangan 1 4.56284 TAB Tabungan 1 1.56102 JAR Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga
Umur >7 Tahun 1 2.36076
Parameter Estimates Variance Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 DIK Pendapatan Yang Siap 1 3.47918 Dibelanjakan PSPE Pengeluaran Total Selain 1 4.08073 Pendidikan TAB Tabungan 1 1.38249 JAS Jumlah Anak Sekolah 1 1.52260
Parameter Estimates Variance Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 DIK Pendapatan Yang Siap 1 2.08050 Dibelanjakan IPK Investasi Pendidikan 1 1.96085 JTK Jumlah Tanggungan Keluarga 1 2.79029
Parameter Estimates Variance
Variable Label DF Inflation Intercept Intercept 1 0 DIK Pendapatan Yang Siap 1 2.87041 Dibelanjakan PTP Pengeluaran Total 1 5.55111 TPK Tingkat Pendidikan Keluarga 1 1.03496 JTK Jumlah Tanggungan Keluarga 1 4.10955
126
Lampiran 8. Program Komputer Validasi Model Ekonomi Rumahtangga
Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode
NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan Software
SAS/ETS Versi 9.1
data ulosfix; /*mendeskripsikan variabel*/ label N = 'Responden' UMK = 'Umur Pekerja' TPK = 'Tingkat Pendidikan Keluarga' JTA = 'Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur 0-7 Tahun' JAR = 'Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun' JTK = 'Jumlah Tanggungan Keluarga' JAS = 'Jumlah Anak Sekolah' PKDI = 'Pengalaman Kerja Di Dalam Industri' PKLI = 'Pengalaman Kerja Di Luar Industri' UPKL = 'Upah Di Luar Industri' CKDI = 'Curahan Kerja Di Dalam Industri' CKLI = 'Curahan Kerja Di Luar Industri' CKT = 'Curahan Kerja Total' PDI = 'Pendapatan Dalam Industri' PLI = 'Pendapatan Luar Industri' PTR = 'Pendapatan Total' PJK = 'Pajak, Iuran, Dan Pungutan Lainnya' DIK = 'Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan' KPP = 'Konsumsi Pangan' KNP = 'Konsumsi Non Pangan' KTP = 'Konsumsi Total' IPK = 'Investasi Pendidikan' IKES = 'Investasi Kesehatan' ISDM = 'Investasi Sumberdaya Manusia' PSPA = 'Pengeluaran Total Selain Pangan' PSNP = 'Pengeluaran Total Selain Non Pangan' PSPE = 'Pengeluaran Total Selain Pendidikan' PSK = 'Pengeluaran Total Selain Kesehatan' PTP = 'Pengeluaran Total' TAB = 'Tabungan' JPR = 'Jumlah Produksi' HJP = 'Harga Jual Per Unit'; run; PROC SIMNLIN DATA=ulosfix stat simulate outpredict theil out=a; endogenous CKDI CKLI CKT JTK JPR PDI PLI PTR DIK KPP KNP
KTP IPK IKES ISDM PSPA PSNP PSPE PSK PTP TAB;
instruments UMK TPK JTA JAR JAS UPKL PKDI PKLI PJK HJP; parm a0 73.00173 a1 -0.10778 a2 0.000116 a3 1.211366 a4 1.658226 b0 282.0818 b1 0.000053 b2 -1.46231 b3 26.63383 c0 -396485 c1 9.603308 c2 6325.613 d0 37355.82 d1 0.915996 d2 226.1341 d3 55050.04 e0 258837.0 e1 0.455214 e2 -1.96587 e3 89009.01 e4 58633.72 f0 17027.71 f1 0.091952 f2 -0.04991 f3 -0.04991 f4 11269.59 g0 120935.5 g1 0.477543 g2 -0.59496 g3 -1.39203 g4 121527.0 h0 19015.64 h1 0.015681 h2 -0.18140 h3 7451.491 i0 64179.00 i1 0.079664 i2 -0.05768 i3 6050.505 i4 -21788.4 j0 66.10688 j1 0.319104 j2 -0.88192; CKDI = a0 + a1*CKLI + a2*PDI + a3*TPK + a4*UMK; CKLI = b0 + b1*UPKL + b2*CKDI + b3*JTK; JPR = j0 + j1*CKDI + j2*UMK; PDI = c0 + c1*HJP + c2*JPR; PLI = d0 + d1*UPKL + d2*CKLI + d3*PKLI; KPP = e0 + e1*DIK + e2*TAB + e3*JTA + e4*JAR; KNP = f0 + f1*DIK + f2*KPP + f3*TAB + f4*JAR; IPK = g0 + g1*DIK + g2*PSPE + g3*TAB + g4*JAS; IKES = h0 + h1*DIK + h2*IPK + h3*JTK;
127
TAB = i0 + i1*DIK + i2*PTP + i3*TPK + i4*JTK; CKT = CKDI + CKLI; PTR = PDI + PLI; DIK = PTR - PJK; KTP = KPP + KNP; JTK = JTA + JAR; ISDM = IPK + IKES; PSPA = KNP + ISDM; PSPE = KTP + IKES; PSNP = KPP + ISDM; PSK = KTP + IPK; PTP = KTP + ISDM; RUN;
128
Lampiran 9. Hasil Validasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri
Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode NEWTON dan
Prosedur SIMNLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1
The SAS System The SIMNLIN Procedure Model Summary Model Variables 21 Endogenous 21 Parameters 43 Equations 21 Number of Statements 21 The SAS System The SIMNLIN Procedure Simultaneous Simulation Data Set Options DATA= ULOSFIX OUT= A Solution Summary Variables Solved 21 Solution Method NEWTON CONVERGE= 1E-8 Maximum CC 1.63E-14 Maximum Iterations 1 Total Iterations 60 Average Iterations 1 Observations Processed Read 60 Solved 60 Variables CKDI CKLI CKT JTK PDI PLI PTR DIK KPP KNP KTP IPK IKES ISDM PSPA PSNP PSPE PSK PTP TAB JPR Solved For
129
The SAS System The SIMNLIN Procedure Simultaneous Simulation Descriptive Statistics Actual Predicted Variable N Obs N Mean Std Dev Mean Std Dev Label CKDI 60 60 184.9 68.5348 184.7 52.1326 Curahan Kerja Di Dalam Industri CKLI 60 60 160.3 171.0 160.7 143.3 Curahan Kerja Di Luar Industri CKT 60 60 345.2 153.5 345.4 109.2 Curahan Kerja Total JTK 60 60 3.5833 2.0444 3.5833 2.0444 Jumlah Tanggungan Keluarga PDI 60 60 500833 341003 500336 338833 Pendapatan Dalam Industri PLI 60 60 1057367 933929 1057459 919942 Pendapatan Luar Industri PTR 60 60 1558200 790472 1557795 836585 Pendapatan Total DIK 60 60 1415155 724175 1414750 782966 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan KPP 60 60 977283 525835 976954 506846 Konsumsi Pangan KNP 60 60 130263 92637.5 127260 62557.9 Konsumsi Non Pangan KTP 60 60 1107547 580964 1104214 565829 Konsumsi Total IPK 60 60 173703 235544 175601 221619 Investasi Pendidikan IKES 60 60 36398.3 46269.6 36047.6 24213.1 Investasi Kesehatan ISDM 60 60 210102 221812 211648 202979 Investasi Sumberdaya Manusia PSPA 60 60 340365 278270 338908 257894 Pengeluaran Total Selain Pangan PSNP 60 60 1187385 691516 1188602 687331 Pengeluaran Total Selain Non Pangan PSPE 60 60 1143945 580648 1140261 559235 Pengeluaran Total Selain Pendidikan PSK 60 60 1281250 753427 1279814 756974 Pengeluaran Total Selain Kesehatan PTP 60 60 1317648 747572 1315862 746384 Pengeluaran Total TAB 60 60 79408.3 101204 79481.8 52123.5 Tabungan JPR 60 60 93.4000 48.2694 93.3214 18.1275 Jumlah Produksi Statistics of fit Mean Mean % Mean Abs Mean Abs RMS RMS % Variable N Error Error Error % Error Error Error R-Square Label CKDI 60 -0.2467 10.6816 48.4351 29.4827 70.4625 45.4003 -.0750 Curahan Kerja Di Dalam Industri CKLI 60 0.4085 . 86.9241 . 120.5 . 0.4955 Curahan Kerja Di Luar Industri CKT 60 0.1618 6.6708 77.2014 21.8866 109.3 28.9377 0.4844 Curahan Kerja Total JTK 60 0 0 0 0 0 0 1.0000 Jumlah Tanggungan Keluarga PDI 60 -497.7 19.2989 211732 45.7039 349648 78.0039 -.0692 Pendapatan Dalam Industri PLI 60 92.2205 . 97835.6 . 155611 . 0.9718 Pendapatan Luar Industri PTR 60 -405.5 1.8975 237406 20.2940 364907 37.8068 0.7833 Pendapatan Total DIK 60 -405.5 1.9341 237406 22.3313 364907 41.4468 0.7418 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan KPP 60 -329.1 19.5536 197804 36.6234 257151 112.9 0.7568 Konsumsi Pangan KNP 60 -3003.7 28.3373 44648.2 49.5325 75645.7 81.7634 0.3219 Konsumsi Non Pangan KTP 60 -3332.7 14.8595 223328 32.4325 283507 80.2483 0.7578 Konsumsi Total IPK 60 1897.2 . 92872.3 . 131012 . 0.6854 Investasi Pendidikan IKES 60 -350.8 . 29244.2 . 40606.8 . 0.2167 Investasi Kesehatan ISDM 60 1546.5 . 91677.8 . 129075 . 0.6556 Investasi Sumberdaya Manusia PSPA 60 -1457.2 11.3071 114955 49.9101 157187 76.5216 0.6755 Pengeluaran Total Selain Pangan PSNP 60 1217.4 6.9641 241295 26.1563 323022 39.3169 0.7781 Pengeluaran Total Selain Non Pangan PSPE 60 -3683.5 9.1113 228591 26.2577 286262 43.6287 0.7528 Pengeluaran Total Selain Pendidikan PSK 60 -1435.5 10.8682 269789 31.4020 348569 61.9585 0.7823 Pengeluaran Total Selain Kesehatan PTP 60 -1786.3 6.8712 267248 26.2090 347732 39.0783 0.7800 Pengeluaran Total TAB 60 73.4730 . 64754.3 . 87762.7 . 0.2352 Tabungan JPR 60 -0.0786 34.3170 39.2142 59.1344 52.6858 109.8 -.2116 Jumlah Produksi
130
Theil Forecast Error Statistics MSE Decomposition Proportions Corr Bias Reg Dist Var Covar Inequality Coef Variable N MSE (R) (UM) (UR) (UD) (US) (UC) U1 U CKDI 60 4965.0 0.33 0.00 0.17 0.83 0.05 0.95 0.3576 0.1812 CKLI 60 14514.5 0.71 0.00 0.03 0.97 0.05 0.95 0.5162 0.2690 CKT 60 11953.1 0.70 0.00 0.00 1.00 0.16 0.84 0.2898 0.1479 JTK 60 0 . . . . . . 0.0000 0.0000 PDI 60 1.223E11 0.46 0.00 0.26 0.74 0.00 1.00 0.5786 0.2897 PLI 60 2.421E10 0.99 0.00 0.00 1.00 0.01 0.99 0.1107 0.0555 PTR 60 1.332E11 0.90 0.00 0.12 0.88 0.02 0.98 0.2092 0.1040 DIK 60 1.332E11 0.88 0.00 0.15 0.85 0.03 0.97 0.2299 0.1140 KPP 60 6.613E10 0.87 0.00 0.03 0.97 0.01 0.99 0.2322 0.1166 KNP 60 5.7223E9 0.58 0.00 0.01 0.98 0.16 0.84 0.4746 0.2513 KTP 60 8.038E10 0.88 0.00 0.04 0.96 0.00 1.00 0.2271 0.1140 IPK 60 1.716E10 0.83 0.00 0.04 0.96 0.01 0.99 0.4501 0.2289 IKES 60 1.6489E9 0.47 0.00 0.00 1.00 0.29 0.71 0.6933 0.3986 ISDM 60 1.666E10 0.82 0.00 0.03 0.97 0.02 0.98 0.4243 0.2165 PSPA 60 2.471E10 0.83 0.00 0.03 0.97 0.02 0.98 0.3587 0.1822 PSNP 60 1.043E11 0.89 0.00 0.05 0.95 0.00 1.00 0.2356 0.1178 PSPE 60 8.195E10 0.87 0.00 0.03 0.97 0.01 0.99 0.2235 0.1123 PSK 60 1.215E11 0.89 0.00 0.06 0.94 0.00 1.00 0.2350 0.1175 PTP 60 1.209E11 0.89 0.00 0.05 0.95 0.00 1.00 0.2300 0.1151 TAB 60 7.7023E9 0.49 0.00 0.00 1.00 0.31 0.69 0.6858 0.3939 JPR 60 2775.8 -0.09 0.00 0.18 0.82 0.32 0.68 0.5020 0.2634 Theil Relative Change Forecast Error Statistics Relative Change MSE Decomposition Proportions Corr Bias Reg Dist Var Covar Inequality Coef Variable N MSE (R) (UM) (UR) (UD) (US) (UC) U1 U CKDI 59 0.7069 0.77 0.01 0.11 0.88 0.46 0.54 0.6694 0.4330 CKLI 59 . . . . . . . . . CKT 59 0.1210 0.76 0.00 0.01 0.99 0.09 0.91 0.6438 0.3550 JTK 59 0 . . . . . . 0.0000 0.0000 PDI 59 2.4842 0.54 0.00 0.06 0.94 0.08 0.92 0.8453 0.4795 PLI 59 . . . . . . . . . PTR 59 0.0914 0.88 0.01 0.11 0.89 0.01 0.99 0.5000 0.2458 DIK 59 0.1043 0.87 0.01 0.17 0.83 0.03 0.97 0.5336 0.2565 KPP 59 0.6190 0.97 0.02 0.83 0.15 0.75 0.24 0.5672 0.2273 KNP 59 1.0541 0.48 0.00 0.04 0.95 0.14 0.86 0.8650 0.5107 KTP 59 0.3964 0.94 0.01 0.71 0.28 0.56 0.43 0.6302 0.2547 IPK 59 . . . . . . . . . IKES 59 . . . . . . . . . ISDM 59 . . . . . . . . . PSPA 59 0.5174 0.76 0.01 0.12 0.87 0.00 0.99 0.6701 0.3376 PSNP 59 0.1498 0.90 0.00 0.37 0.63 0.18 0.82 0.5397 0.2423 PSPE 59 0.1536 0.86 0.00 0.34 0.66 0.13 0.86 0.6052 0.2722 PSK 59 0.3837 0.94 0.01 0.68 0.31 0.53 0.47 0.6009 0.2467 PTP 59 0.1562 0.87 0.00 0.32 0.68 0.13 0.87 0.5713 0.2596 TAB 59 . . . . . . . . . JPR 59 0.7658 0.66 0.00 0.00 0.99 0.27 0.73 0.7260 0.4450 NOTE: Percent error statistics for 6 variables were set to missing values because an actual value was too close to zero to compute the percent error at one or more observations.
131
Lampiran 10. Program Komputer Simulasi Model Ekonomi Rumahtangga
Pekerja Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode
NEWTON dan Prosedur SIMNLIN dengan Software
SAS/ETS Versi 9.1
Contoh: 1. Peningkatan Upah Kerja di Luar Industri Sebesar 20 Persen
data ulosfix; /*mendeskripsikan variabel*/ label N = 'Responden' UMK = 'Umur Pekerja' TPK = 'Tingkat Pendidikan Keluarga' JTA = 'Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur 0-7 Tahun' JAR = 'Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga Umur >7 Tahun' JTK = 'Jumlah Tanggungan Keluarga' JAS = 'Jumlah Anak Sekolah' PKDI = 'Pengalaman Kerja Di Dalam Industri' PKLI = 'Pengalaman Kerja Di Luar Industri' UPKL = 'Upah Di Luar Industri' CKDI = 'Curahan Kerja Di Dalam Industri' CKLI = 'Curahan Kerja Di Luar Industri' CKT = 'Curahan Kerja Total' PDI = 'Pendapatan Dalam Industri' PLI = 'Pendapatan Luar Industri' PTR = 'Pendapatan Total' PJK = 'Pajak, Iuran, Dan Pungutan Lainnya' DIK = 'Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan' KPP = 'Konsumsi Pangan' KNP = 'Konsumsi Non Pangan' KTP = 'Konsumsi Total' IPK = 'Investasi Pendidikan' IKES = 'Investasi Kesehatan' ISDM = 'Investasi Sumberdaya Manusia' PSPA = 'Pengeluaran Total Selain Pangan' PSNP = 'Pengeluaran Total Selain Non Pangan' PSPE = 'Pengeluaran Total Selain Pendidikan' PSK = 'Pengeluaran Total Selain Kesehatan' PTP = 'Pengeluaran Total' TAB = 'Tabungan' JPR = 'Jumlah Produksi' HJP = 'Harga Jual Per Unit'; run; /*skenario simulasi*/ /*1. Peningkatan upah kerja di luar industri sebesar 20 persen*/ UPKL=1.20*UPKL; /*2. Peningkatan harga jual per unit sebesar 20 persen*/ /*HJP=1.20*HJP; */ /*3. Peningkatan jumlah anak sekolah sebesar 100 persen*/ /*JAS=2.00*JAS; */ RUN; PROC SIMNLIN DATA=ulosfix stat simulate outpredict theil out=a; endogenous CKDI CKLI CKT JTK JPR PDI PLI PTR DIK KPP KNP
KTP IPK IKES ISDM PSPA PSNP PSPE PSK PTP TAB;
instruments UMK TPK JTA JTDW JAS UPKL PKDI PKLI PJK HJP; parm a0 73.00173 a1 -0.10778 a2 0.000116 a3 1.211366 a4 1.658226 b0 282.0818 b1 0.000053 b2 -1.46231 b3 26.63383
132
c0 -396485 c1 9.603308 c2 6325.613 d0 37355.82 d1 0.915996 d2 226.1341 d3 55050.04 e0 258837.0 e1 0.455214 e2 -1.96587 e3 89009.01 e4 58633.72 f0 17027.71 f1 0.091952 f2 -0.04991 f3 -0.04991 f4 11269.59 g0 120935.5 g1 0.477543 g2 -0.59496 g3 -1.39203 g4 121527.0 h0 19015.64 h1 0.015681 h2 -0.18140 h3 7451.491 i0 64179.00 i1 0.079664 i2 -0.05768 i3 6050.505 i4 -21788.4 j0 66.10688 j1 0.319104 j2 -0.88192; CKDI = a0 + a1*CKLI + a2*PDI + a3*TPK + a4*UMK; CKLI = b0 + b1*UPKL + b2*CKDI + b3*JTK; JPR = j0 + j1*CKDI + j2*UMK; PDI = c0 + c1*HJP + c2*JPR; PLI = d0 + d1*UPKL + d2*CKLI + d3*PKLI; KPP = e0 + e1*DIK + e2*TAB + e3*JTA + e4*JAR; KNP = f0 + f1*DIK + f2*KPP + f3*TAB + f4*JAR; IPK = g0 + g1*DIK + g2*PSPE + g3*TAB + g4*JAS; IKES = h0 + h1*DIK + h2*IPK + h3*JTK; TAB = i0 + i1*DIK + i2*PTP + i3*TPK + i4*JTK; CKT = CKDI + CKLI; PTR = PDI + PLI; DIK = PTR - PJK; KTP = KPP + KNP; JTK = JTA + JAR; ISDM = IPK + IKES; PSPA = KNP + ISDM; PSPE = KTP + IKES; PSNP = KPP + ISDM; PSK = KTP + IPK; PTP = KTP + ISDM; RUN;
133
Lampiran 11. Hasil Simulasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja
Industri Kecil Tenun Ulos Menggunakan Metode NEWTON
dan Prosedur SIMNLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1
Contoh: 1. Peningkatan Upah Kerja di Luar Industri Sebesar 20 Persen
The SAS System The SIMNLIN Procedure Model Summary Model Variables 21 Endogenous 21 Parameters 42 Equations 21 Number of Statements 21
The SAS System The SIMNLIN Procedure
Simultaneous Simulation Data Set Options DATA= ULOSFIX OUT= A Solution Summary Variables Solved 21 Solution Method NEWTON CONVERGE= 1E-8 Maximum CC 5.25E-13 Maximum Iterations 1 Total Iterations 60 Average Iterations 1 Observations Processed Read 60 Solved 60 Variables CKDI CKLI CKT JTK PDI PLI PTR DIK KPP KNP KTP IPK IKES ISDM PSPA PSNP PSPE PSK PTP TAB JPR Solved For
134
The SAS System The SIMNLIN Procedure Simultaneous Simulation Descriptive Statistics Actual Predicted Variable N Obs N Mean Std Dev Mean Std Dev Label CKDI 60 60 184.9 68.5348 182.8 52.9731 Curahan Kerja Di Dalam Industri CKLI 60 60 160.3 171.0 174.1 154.8 Curahan Kerja Di Luar Industri CKT 60 60 345.2 153.5 356.9 119.7 Curahan Kerja Total JTK 60 60 3.5833 2.0444 3.5833 2.0444 Jumlah Tanggungan Keluarga PDI 60 60 500833 341003 496526 340304 Pendapatan Dalam Industri PLI 60 60 1057367 933929 1244582 1098831 Pendapatan Luar Industri PTR 60 60 1558200 790472 1741108 1002782 Pendapatan Total DIK 60 60 1415155 724175 1598063 945287 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan KPP 60 60 977283 525835 1044450 565161 Konsumsi Pangan KNP 60 60 130263 92637.5 140328 73787.0 Konsumsi Non Pangan KTP 60 60 1107547 580964 1184778 636297 Konsumsi Total IPK 60 60 173703 235544 204969 235581 Investasi Pendidikan IKES 60 60 36398.3 46269.6 33594.6 23140.5 Investasi Kesehatan ISDM 60 60 210102 221812 238564 217675 Investasi Sumberdaya Manusia PSPA 60 60 340365 278270 378891 284104 Pengeluaran Total Selain Pangan PSNP 60 60 1187385 691516 1283014 766777 Pengeluaran Total Selain Non Pangan PSPE 60 60 1143945 580648 1218372 627532 Pengeluaran Total Selain Pendidikan PSK 60 60 1281250 753427 1389747 849135 Pengeluaran Total Selain Kesehatan PTP 60 60 1317648 747572 1423341 837438 Pengeluaran Total TAB 60 60 79408.3 101204 87885.9 51002.3 Tabungan JPR 60 60 93.4000 48.2694 92.7191 18.4630 Jumlah Produksi
135
Contoh: 2. Peningkatan Harga Jual Per Unit Ulos Sebesar 20 Persen
The SAS System
The SIMNLIN Procedure Model Summary Model Variables 21 Endogenous 21 Parameters 42 Equations 21 Number of Statements 21
The SAS System The SIMNLIN Procedure Simultaneous Simulation Data Set Options DATA= ULOSFIX OUT= A Solution Summary Variables Solved 21 Solution Method NEWTON CONVERGE= 1E-8 Maximum CC 2.06E-14 Maximum Iterations 1 Total Iterations 60 Average Iterations 1 Observations Processed Read 60 Solved 60 Variables CKDI CKLI CKT JTK PDI PLI PTR DIK KPP KNP KTP IPK IKES ISDM PSPA PSNP PSPE PSK PTP TAB JPR Solved For
136
The SAS System The SIMNLIN Procedure Simultaneous Simulation Descriptive Statistics Actual Predicted Variable N Obs N Mean Std Dev Mean Std Dev Label CKDI 60 60 184.9 68.5348 196.4 60.3708 Curahan Kerja Di Dalam Industri CKLI 60 60 160.3 171.0 143.6 151.6 Curahan Kerja Di Luar Industri CKT 60 60 345.2 153.5 340.0 110.7 Curahan Kerja Total JTK 60 60 3.5833 2.0444 3.5833 2.0444 Jumlah Tanggungan Keluarga PDI 60 60 500833 341003 585235 402993 Pendapatan Dalam Industri PLI 60 60 1057367 933929 1053593 920878 Pendapatan Luar Industri PTR 60 60 1558200 790472 1638828 842142 Pendapatan Total DIK 60 60 1415155 724175 1495783 790874 Pendapatan Yang Siap Dibelanjakan KPP 60 60 977283 525835 1006794 508126 Konsumsi Pangan KNP 60 60 130263 92637.5 133036 62879.2 Konsumsi Non Pangan KTP 60 60 1107547 580964 1139830 567992 Konsumsi Total IPK 60 60 173703 235544 188581 218865 Investasi Pendidikan IKES 60 60 36398.3 46269.6 34963.6 23063.6 Investasi Kesehatan ISDM 60 60 210102 221812 223545 201145 Investasi Sumberdaya Manusia PSPA 60 60 340365 278270 356581 256652 Pengeluaran Total Selain Pangan PSNP 60 60 1187385 691516 1230338 691402 Pengeluaran Total Selain Non Pangan PSPE 60 60 1143945 580648 1174793 560497 Pengeluaran Total Selain Pendidikan PSK 60 60 1281250 753427 1328411 761807 Pengeluaran Total Selain Kesehatan PTP 60 60 1317648 747572 1363375 750944 Pengeluaran Total TAB 60 60 79408.3 101204 83196.7 52601.6 Tabungan JPR 60 60 93.4000 48.2694 97.0520 20.6548 Jumlah Produksi
137
Contoh: 3. Peningkatan Jumlah Anak Sekolah Sebesar 100 Persen
The SAS System The SIMNLIN Procedure Model Summary Model Variables 21 Endogenous 21 Parameters 43 Equations 21 Number of Statements 21
The SAS System The SIMNLIN Procedure Simultaneous Simulation Data Set Options DATA= ULOSFIX OUT= A Solution Summary Variables Solved 21 Solution Method NEWTON CONVERGE= 1E-8 Maximum CC 1.63E-14 Maximum Iterations 1 Total Iterations 60 Average Iterations 1 Observations Processed Read 60 Solved 60 Variables CKDI CKLI CKT JTK PDI PLI PTR DIK KPP KNP KTP IPK IKES ISDM PSPA PSNP PSPE PSK PTP TAB JPR Solved For
138
The SAS System The SIMNLIN Procedure Simultaneous Simulation Descriptive Statistics Actual Predicted Variable N Obs N Mean Std Dev Mean Std Dev CKDI 60 60 184.9 68.5348 184.7 52.1326 CKLI 60 60 160.3 171.0 160.7 143.3 CKT 60 60 345.2 153.5 345.4 109.2 JTK 60 60 3.5833 2.0444 3.5833 2.0444 PDI 60 60 500833 341003 500336 338833 PLI 60 60 1057367 933929 1057459 919942 PTR 60 60 1558200 790472 1557795 836585 DIK 60 60 1415155 724175 1414750 782966 KPP 60 60 977283 525835 976954 506846 KNP 60 60 130263 92637.5 127260 62557.9 KTP 60 60 1107547 580964 1104214 565829 IPK 60 60 173703 235544 175601 221619 IKES 60 60 36398.3 46269.6 36047.6 24213.1 ISDM 60 60 210102 221812 211648 202979 PSPA 60 60 340365 278270 338908 257894 PSNP 60 60 1187385 691516 1188602 687331 PSPE 60 60 1143945 580648 1140261 559235 PSK 60 60 1281250 753427 1279814 756974 PTP 60 60 1317648 747572 1315862 746384 TAB 60 60 79408.3 101204 79481.8 52123.5
JPR 60 60 93.4000 48.2694 93.3214 18.1275
139
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal 13 September 1988,
dengan nama lengkap Hermanto Hilarius Siadari. Penulis merupakan anak ketiga
dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan Syamsudin Siadari dan Mery
Tampubolon. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2001
di SD Negeri 125543 Pematangsiantar, pendidikan Sekolah Menengah Pertama
diselesaikan di SMP Negeri 5 Pematangsiantar pada tahun 2004 dan pendidikan
Sekolah Menengah Atas diselesaikan pada tahun 2007 di SMA Negeri 1
Pematangsiantar.
Penulis kemudian melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor melalui
jalur USMI pada tahun 2007, setelah melalui Tahap Persiapan Bersama (TPB)
IPB penulis kemudian masuk dalam Departemen Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB pada tahun 2008 dengan
minor Komunikasi dari Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
Selama menjadi mahasiswa di IPB, penulis aktif dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (UKM PMK IPB) sebagai
Koordinator Komisi Pelayanan Anak (KPA) periode 2009/2010 dan sebagai
Koordinator Umum UKM PMK periode 2010/2011. Organisasi lain yang diikuti
adalah Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Mahasiswa Siantar dan Sekitarnya
(OMDA IKANMASS IPB) sebagai Wakil Ketua periode 2008/2009. Selain itu,
penulis juga mengikuti beberapa kepanitian di kampus, baik di jurusan maupun di
UKM PMK IPB dan OMDA IKANMASS IPB.