Kepemimpinan dan jiwa korsa

37
MATERI KEPEMIMPINAN DAN MATERI KEPEMIMPINAN DAN JIWA KORSA JIWA KORSA Oleh: Oleh: Dr. H. Rumadi Dr. H. Rumadi , S.E., , S.E., S.H. S.H. , M.Hum , M.Hum

Transcript of Kepemimpinan dan jiwa korsa

MATERI KEPEMIMPINAN DAN MATERI KEPEMIMPINAN DAN JIWA KORSAJIWA KORSA

Oleh: Oleh: Dr. H. RumadiDr. H. Rumadi, S.E., , S.E., S.H.S.H., M.Hum , M.Hum

Tak Kenal Maka Tak SayangNama : DR. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum

Paggilan : ABAHLahir : Bojonegoro, 15 September 1965Agama : IslamAlamat : Jl. Kesatrian No. E-9 Blimbing MalangPekerjaan : DOSEN (STISOSPOL WASKITA DHARMA, UNMER)

TNI-AD (AJENDAM V/BRAWIJAYA)Contact : 08125209662, Email: [email protected] : www.abahrumadi.blogspot.com

Kepemimpinan muncul Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya bersama-sama adanya peradaban manusia peradaban manusia

KEPEMIMPINANKEPEMIMPINAN

yaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenekyaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenekmoyang manusia berkumpul bersama, lalumoyang manusia berkumpul bersama, lalu

bekerja sama untuk mempertahankan bekerja sama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya guna menantangeksistensi hidupnya guna menantang

kebuasan binatang dan alam sekitarnya. kebuasan binatang dan alam sekitarnya.

Secara ringkas dapat dinyatakan, Secara ringkas dapat dinyatakan, bahwa "pemimpin dan bahwa "pemimpin dan

kepemimpinan saat di manapun dan kepemimpinan saat di manapun dan kapanpun selalu diperlukan, baik kapanpun selalu diperlukan, baik pada saat sekarang dan di masa-pada saat sekarang dan di masa-

masa mendatang. masa mendatang.

Tidak ada organisasi tanpa pimpinan, Tidak ada organisasi tanpa pimpinan,

menurut Courtois :menurut Courtois :“ “ kelompok tanpa pimpinan seperti tubuh tanpakelompok tanpa pimpinan seperti tubuh tanpa kepala; mudah menjadi sesat, panik, kacau, kepala; mudah menjadi sesat, panik, kacau, anarki." anarki."

Sebagai umat manusia memerlukan pimpinan,Sebagai umat manusia memerlukan pimpinan,bahkan mereka tidak menghendaki yg lain dari bahkan mereka tidak menghendaki yg lain dari

itu. itu.

Menurut John Price Menurut John Price Jones:Jones:dalam kata-kata yg sederhana , dalam kata-kata yg sederhana ,

Organisasi adalah :Organisasi adalah :

“ “ Sekelompok orang yang bersatu-padu Sekelompok orang yang bersatu-padu bekerja untuk suatu tujuan bersama bekerja untuk suatu tujuan bersama dibawah kepimimpinan bersama, dan dibawah kepimimpinan bersama, dan dengan alat-alat yg tepat”. dengan alat-alat yg tepat”.

Dari berbagai Contoh tersebut Dari berbagai Contoh tersebut merupakan masalah yang merupakan masalah yang sangat penting, mengapa ? sangat penting, mengapa ?

Maju mundurnya organisasi Maju mundurnya organisasi Statis dan dinamisnya organisasi Statis dan dinamisnya organisasi Tumbuh kembangnya organisasi Tumbuh kembangnya organisasi

Mati hidupnya organisasi Mati hidupnya organisasi Tercapai tidaknya organisasiTercapai tidaknya organisasi

Sebagian besar ditentukan oleh tepat tidaknya Sebagian besar ditentukan oleh tepat tidaknya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi

tersebut tersebut

Latar Belakang Latar Belakang lahirnya seorang pemimpin; lahirnya seorang pemimpin;

Ada tiga teori yang menonjol untuk menjelaskan kemunculan Ada tiga teori yang menonjol untuk menjelaskan kemunculan pemimpin:pemimpin:

1. Teori Genetis 1. Teori Genetis

2. Teori Social 2. Teori Social

3. Teori Ekologis atau Sintetis 3. Teori Ekologis atau Sintetis

1. Teori genetis menyatakan:1. Teori genetis menyatakan:

- Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir - Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami luar jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami luar biasa sejak dilahirkanbiasa sejak dilahirkan - Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin - Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin

dalam dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga.situasi kondisi yang bagaimanapun juga. - Secara filsafat, teori tersebut mengandung - Secara filsafat, teori tersebut mengandung pandangan deterministis. pandangan deterministis.

2 Teori social2 Teori social (lawan dari teori genetis), menyatakan sbb: (lawan dari teori genetis), menyatakan sbb:

- Pemimpin itu harus dipersiapkan, dididik, - Pemimpin itu harus dipersiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu

saja.saja. - Setiap orang bisa jadi pemimpin, melalui - Setiap orang bisa jadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.didorong oleh kemauan sendiri.

3. Teori ekologis atau sintetis3. Teori ekologis atau sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut), menyatakan: tersebut), menyatakan: Seorang akan sukses menjadi pemimpin, Seorang akan sukses menjadi pemimpin,

bila bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologinya. lingkungan atau ekologinya.

Pengertian pemimpin secara Pengertian pemimpin secara umumumum

“ “ Adalah pribadi yg memiliki kecakapan Adalah pribadi yg memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa khusus, dengan atau tanpa

pengangkatan pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yg resmi dapat mempengaruhi kelompok yg dipimpinnya, untuk melakukan usaha dipimpinnya, untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian bersama mengarah pada pencapaian sasaran tertentu”. sasaran tertentu”.

Apa itu Kepemimpinan ?Apa itu Kepemimpinan ? “ “ Suatu penggeneralisasian dari suatu Suatu penggeneralisasian dari suatu

sifat-sifat dasar dan perilaku sifat-sifat dasar dan perilaku pemimpin Kualitas-kualitas unggul pemimpin Kualitas-kualitas unggul dan sifat-sifat utama, yang harus dan sifat-sifat utama, yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin dimiliki oleh seseorang yang ingin menjadi seorang pemimpin”,menjadi seorang pemimpin”,

Misalnya : Misalnya :

Misalnya :Misalnya :

1. dia harus memiliki intelegensi tinggi,1. dia harus memiliki intelegensi tinggi,2. mampu mengambil kebijaksanaan yg tepat,2. mampu mengambil kebijaksanaan yg tepat,3. mampu memikul rasa tanggung jawab,3. mampu memikul rasa tanggung jawab,4. mampu bertindak adil dan jujur,4. mampu bertindak adil dan jujur,5. memiliki ketrampiian teknis tinggi,5. memiliki ketrampiian teknis tinggi,6. memiliki rasa humor dan lain lain. 6. memiliki rasa humor dan lain lain.

Sebaliknya Sebaliknya R.F, TredgoldR.F, Tredgold, , dalam dalam Human Relation in Modern IndustryHuman Relation in Modern Industry, ,

menyatakan: menyatakan: “ “ Bahwa kualitas-kualitas unggul yg Bahwa kualitas-kualitas unggul yg

disebut di atas tadi justru tidak banyak disebut di atas tadi justru tidak banyak dimiliki oleh pemimpin-pemimpin yg dimiliki oleh pemimpin-pemimpin yg sukses dalam sejarah dunia”.sukses dalam sejarah dunia”.

contoh:contoh: Hitler dan Idi Amin, Napoleon, Stalin, Hitler dan Idi Amin, Napoleon, Stalin, Mao tse Tung, Soekarno, Gandhi dll. Mao tse Tung, Soekarno, Gandhi dll.

a) Hitler dan Idi Amin:a) Hitler dan Idi Amin: Mereka memiliki ciri-ciri sangat diktaktor, gila Mereka memiliki ciri-ciri sangat diktaktor, gila kuasa, tidak adil, tidak memiliki rasa humor kuasa, tidak adil, tidak memiliki rasa humor dan lain lain, disinyalir mereka menderita gila dan lain lain, disinyalir mereka menderita gila Paranoid (gila ketakutan). Paranoid (gila ketakutan).

b) Soekarnob) Soekarno Disinyalir mengidap Disinyalir mengidap Delusion of GrandeurDelusion of Grandeur (Kayalan kemegahan) atau “merasa yg paling”. (Kayalan kemegahan) atau “merasa yg paling”.

Namun pribadi-pribadi tersebut merupakan Namun pribadi-pribadi tersebut merupakan tokoh-tokoh-

tokoh yang dianggap berhasil, karena tokoh yang dianggap berhasil, karena keabnormalannya dan kekurangan / inferioritas keabnormalannya dan kekurangan / inferioritas (rendah mutunya), tetapi mereka justru cocok (rendah mutunya), tetapi mereka justru cocok serasi, dapat diterima dan dima'afkan dan serasi, dapat diterima dan dima'afkan dan

tepat tepat bagi situasi zamannya. bagi situasi zamannya.

Beberapa Definsi Beberapa Definsi KepemimpinanKepemimpinan

a. Kepemimpinan sebagai fokus proses kelompok; a. Kepemimpinan sebagai fokus proses kelompok; dalam hal ini pemimpin dipandang sebagai pusat atau focus dari dalam hal ini pemimpin dipandang sebagai pusat atau focus dari perubahan, aktivitas dan proses kelompok perubahan, aktivitas dan proses kelompok

b. Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya. b. Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya. Menurut Borgardus: Menurut Borgardus: “ “Kepemimpinan sebagai kepribadian yg tampil dalam kondisi kelompok,Kepemimpinan sebagai kepribadian yg tampil dalam kondisi kelompok, tidak hanya kepemimpinan sebagai kepribadian dan gejala kelompok, tidak hanya kepemimpinan sebagai kepribadian dan gejala kelompok,

tetapi tetapi menyangkut juga proses sosial yg melibatkan beberapa individu dalam menyangkut juga proses sosial yg melibatkan beberapa individu dalam kontak mental di mana seseorang pada yg lainnya. kontak mental di mana seseorang pada yg lainnya.

c. kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain.c. kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain. Menurut Bennis:Menurut Bennis: “ “ Kepemimpinan sebagai proses dimana seseorang mempengaruhi Kepemimpinan sebagai proses dimana seseorang mempengaruhi bawahannya untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. bawahannya untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.

d. Kepemipinan sebagai aktivitas mempengaruhi d. Kepemipinan sebagai aktivitas mempengaruhi orang untuk bekerja sama dalam mencapai suatu yg telah orang untuk bekerja sama dalam mencapai suatu yg telah

ditentukan bersama. ditentukan bersama.

e. Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku.e. Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku. Menurut Fiedler(1967):Menurut Fiedler(1967): Kepemimpinan biasanya diartikan sebagai suatu tindakan dimana Kepemimpinan biasanya diartikan sebagai suatu tindakan dimana pemimpin mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas pemimpin mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas kelompok. kelompok.

f. f. Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi (bujuk rayu),Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi (bujuk rayu), Cleeton dan Mason (1934):Cleeton dan Mason (1934): Kepemimpinan mengidentifikasikan adanya kemampuan mempengaruhi Kepemimpinan mengidentifikasikan adanya kemampuan mempengaruhi manusia dan menghasilkan rasa aman dengan melalui pendekatan secara manusia dan menghasilkan rasa aman dengan melalui pendekatan secara emosional dari pada melalui penggunann otoriter. emosional dari pada melalui penggunann otoriter.

g. Kepemimpinan sebagai alat untuk mencapai tujuan,g. Kepemimpinan sebagai alat untuk mencapai tujuan, Cowley(1928):Cowley(1928): Pemimpin adalah individu yg memiliki program atau rencana dan bersama Pemimpin adalah individu yg memiliki program atau rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang

pasti. pasti.

Atas dasar pemaparan tersebut , Atas dasar pemaparan tersebut , maka dapat disusun definisi Yang maka dapat disusun definisi Yang

mudah di pahami mengenai mudah di pahami mengenai kepemimpinan, yaitu: kepemimpinan, yaitu:

KEPEMIMPINAN ADALAH :KEPEMIMPINAN ADALAH :

““Rangkaian kegiatan penataan berupa Rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.telah ditetapkan”.

FUNGSI KEPEMIMPINAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI DALAM ORGANISASI

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASIFUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI : :

1. Memprakarsai struktur organisasi,1. Memprakarsai struktur organisasi,

2. Menjaga adanya koordinasi dan intergritas organisasi, 2. Menjaga adanya koordinasi dan intergritas organisasi, supaya semua dapat beroperasi secara effektif,supaya semua dapat beroperasi secara effektif,

3. Merumuskan tujuan institusional atau organisasi, dan 3. Merumuskan tujuan institusional atau organisasi, dan menentukan sarana serta cara-cara yang efisien untuk menentukan sarana serta cara-cara yang efisien untuk mencapai tujuan tersebut,mencapai tujuan tersebut,

4. menengahi pertentangan dan konflik4. menengahi pertentangan dan konflik- - korifilk yang korifilk yang muncul, dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.muncul, dan mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.

5. mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan, 5. mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan, dan penyempurnaan dalam organisasi. dan penyempurnaan dalam organisasi.

METODE UNTUK MEMBANTU PEMIMPIN METODE UNTUK MEMBANTU PEMIMPIN DALAM MELAKUKAN TUGAS-TUGASNYA, DALAM MELAKUKAN TUGAS-TUGASNYA,

SEKALIGUS MEMPERBAIKI TINGKAH LAKU SEKALIGUS MEMPERBAIKI TINGKAH LAKU SERTA KUALITAS KEPEMIMPINANSERTA KUALITAS KEPEMIMPINAN

(OrdwayTead dalam The Art of Administration) (OrdwayTead dalam The Art of Administration)

1. Dalam memberi perintah,1. Dalam memberi perintah, Perintah itu timbul dari situasi formal dan relasi kerja. Karena itu perintah Perintah itu timbul dari situasi formal dan relasi kerja. Karena itu perintah

adalah fakta fungsional pada organisasi. adalah fakta fungsional pada organisasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan perintah. Yaitu:Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan perintah. Yaitu: a) Harus jelas, ringkas, namun tegas, dan tidak mengandung a) Harus jelas, ringkas, namun tegas, dan tidak mengandung kemajemukan arti.kemajemukan arti. b) Kondisi pribadi yang diberi perintah.b) Kondisi pribadi yang diberi perintah.

2. Memberikan celaan dan pujian;2. Memberikan celaan dan pujian; a) Celaan harus obyektif, juga tidak disertai emosi, sebaiknya berupa a) Celaan harus obyektif, juga tidak disertai emosi, sebaiknya berupa teguran dan dilakukan secara rahasia.teguran dan dilakukan secara rahasia. b) Sebaliknya, pujian dilakukah secara terbuka, untuk memberikan b) Sebaliknya, pujian dilakukah secara terbuka, untuk memberikan kegairahan kerja dan dorongan emosional yang segar.kegairahan kerja dan dorongan emosional yang segar.

3. Peka terhadap saran-saran;3. Peka terhadap saran-saran; Mereka harus menghargai pendapat orang lain, kemudian dikombinasikan Mereka harus menghargai pendapat orang lain, kemudian dikombinasikan

dengan ide-ide sendiri,dengan ide-ide sendiri,

4. Memperkuat rasa kesatuan kelompok.4. Memperkuat rasa kesatuan kelompok.

5. Menciptakan disiplin diri dan kelompok.5. Menciptakan disiplin diri dan kelompok.

6. Meredam kabar angin dan issue-issue yg tidak benar.6. Meredam kabar angin dan issue-issue yg tidak benar.

CONTOH KEPEMIMPINAN CONTOH KEPEMIMPINAN DALAM TNIDALAM TNI

• Taqwa. Ialah beriman kepada Tuhan YME dan taat kepadanya.Taqwa. Ialah beriman kepada Tuhan YME dan taat kepadanya.• Ing Ngarsa Sung TuladaIng Ngarsa Sung Tulada. Ialah sumber suritauladan dihadapan anak buah.. Ialah sumber suritauladan dihadapan anak buah.• Ing Madya Mangun KarsaIng Madya Mangun Karsa. Ialah ikut bergiat serta menggugah semangat . Ialah ikut bergiat serta menggugah semangat

ditengah-tengah anak buah.ditengah-tengah anak buah.• Tut Wuri HandayaniTut Wuri Handayani. Ialah mempengaruhi dan memberikan dorongan dari . Ialah mempengaruhi dan memberikan dorongan dari

belakang kepada anak buah.belakang kepada anak buah.• Waspada Prabu WisesaWaspada Prabu Wisesa. Ialah selalu waspada mengawasi serta tanggap . Ialah selalu waspada mengawasi serta tanggap

dan berani memberi koreksi kepada anak buah.dan berani memberi koreksi kepada anak buah.• Ambeg Parama ArtaAmbeg Parama Arta. Ialah dapat memilih dengan tepat mana yang harus . Ialah dapat memilih dengan tepat mana yang harus

didahulukan.didahulukan.• PrasajaPrasaja. Ialah tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.. Ialah tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.• SatyaSatya.. Ialah sikap loyal yang timbal balik dari atasan terhadap Ialah sikap loyal yang timbal balik dari atasan terhadap

bawahan, bawahan terhadap atasan dan kesamping.bawahan, bawahan terhadap atasan dan kesamping.• Gemi NastitiGemi Nastiti. Ialah kesadaran kemampuan untuk membatasi penggunaan . Ialah kesadaran kemampuan untuk membatasi penggunaan

dan pengeluaran segala sesuatu hanya kepada yang benar-benar dan pengeluaran segala sesuatu hanya kepada yang benar-benar dilakukan.dilakukan.

• BelakaBelaka. Ialah kemauan, kecerdasan dan keberanian untuk . Ialah kemauan, kecerdasan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.

• LegawaLegawa. Ialah kemauan kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya . Ialah kemauan kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada genarasi menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada genarasi berikutnyaberikutnya

JIWA KORSAJIWA KORSA

PENGERTIANPENGERTIAN• Rapl Linton dalam bukunya (THE STUDY OF MAN) mengatakan bahwa L’ESPRIT DE CORPS Rapl Linton dalam bukunya (THE STUDY OF MAN) mengatakan bahwa L’ESPRIT DE CORPS

adalah adalah semangat keakraban dalam korps atau corps geest. Jiwa korsa adalah kesadaran adalah adalah semangat keakraban dalam korps atau corps geest. Jiwa korsa adalah kesadaran korps, perasaan kesatuan, perasaan kekitaan, suatu kecintaan terhadap perhimpunan atau korps, perasaan kesatuan, perasaan kekitaan, suatu kecintaan terhadap perhimpunan atau organisasi. Tetapi kebanggaan itu secara wajar, tidak berlebihan, tidak membabi buta.organisasi. Tetapi kebanggaan itu secara wajar, tidak berlebihan, tidak membabi buta.

• Sedangkan Staplekamps jr. Le luit derat dalam tulisan berjudul corps geest (demilitaire Sedangkan Staplekamps jr. Le luit derat dalam tulisan berjudul corps geest (demilitaire spectator, 1952) mengemukakan bahwa pengertian jiwa korsa terdiri dari faktor – faktor : spectator, 1952) mengemukakan bahwa pengertian jiwa korsa terdiri dari faktor – faktor :     Rasa hormat, rasa hormat pribadi dan rasa hormat pada organisasi/korps.    Rasa hormat, rasa hormat pribadi dan rasa hormat pada organisasi/korps.    Setia. setia kepada sumpah, janji dan tradisi kesatuan serta kawan – kawan satu korps.    Setia. setia kepada sumpah, janji dan tradisi kesatuan serta kawan – kawan satu korps.    Kesadaran. Terutama kesadaran bersama, bangga untuk menjadi anggota korps.    Kesadaran. Terutama kesadaran bersama, bangga untuk menjadi anggota korps.

HAKIKAT JIWA KORSAHAKIKAT JIWA KORSA• TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI DAN SIAP BERKORBAN UNTUK KEPENTINGAN YANG TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI DAN SIAP BERKORBAN UNTUK KEPENTINGAN YANG

LEBIH BESAR.LEBIH BESAR.• Jiwa korsa yang kuat tidak mudah padam selama didalam korps. Di dalam jiwa korsa Jiwa korsa yang kuat tidak mudah padam selama didalam korps. Di dalam jiwa korsa

terkandung di dalamnya loyalitas, merasa ikut memiliki, merasa bertanggung jawab, terkandung di dalamnya loyalitas, merasa ikut memiliki, merasa bertanggung jawab, ingin mengikuti pasang surut serta perkembangan korps-nya. Seorang yang memiliki ingin mengikuti pasang surut serta perkembangan korps-nya. Seorang yang memiliki jiwa korsa tinggi pasti penuh inisiatif, tetapi tahu akan kedudukan, wewenang dan tugas-jiwa korsa tinggi pasti penuh inisiatif, tetapi tahu akan kedudukan, wewenang dan tugas-tugasnya.tugasnya.

• Jiwa korsa yang murni dan sejati akan menimbulkan sikap terbuka menerima saran dan Jiwa korsa yang murni dan sejati akan menimbulkan sikap terbuka menerima saran dan kritik, tidak membela kesalahan tetapi justru mengusahakan sesuatu pada proporsi yang kritik, tidak membela kesalahan tetapi justru mengusahakan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya. Mau menegur atau memperbaiki sesama warga korps yang berbuat tidak sebenarnya. Mau menegur atau memperbaiki sesama warga korps yang berbuat tidak baik dan bukan menutupi kesalahanya, dan berani mawas diri. Dan mengenai loyalitas baik dan bukan menutupi kesalahanya, dan berani mawas diri. Dan mengenai loyalitas perlu diartikan lebih luas disamping kepada korps, loyalitas mengandung pengertian pula perlu diartikan lebih luas disamping kepada korps, loyalitas mengandung pengertian pula bahwa apa yang diperbuat harus memberikan manfaat atau kebaikan dimanapun ia bahwa apa yang diperbuat harus memberikan manfaat atau kebaikan dimanapun ia berada.berada.

PERANAN JIWA KORSAPERANAN JIWA KORSA• Jiwa korsa bukan hanya penting dikalangan militer saja, tetapi Jiwa korsa bukan hanya penting dikalangan militer saja, tetapi

juga diorganisasi manapun. Jiwa korsa yang baik akan juga diorganisasi manapun. Jiwa korsa yang baik akan menciptakan disiplin ketertiban, moril dan motifasi, tentu saja menciptakan disiplin ketertiban, moril dan motifasi, tentu saja juga akan meningkatkan ketrampilan profesinya, karena merasa juga akan meningkatkan ketrampilan profesinya, karena merasa malu apabila tidak mampu. Seorang anggota korps yang benar-malu apabila tidak mampu. Seorang anggota korps yang benar-benar memiliki jiwa korsa yang tinggi akan menunjukan benar memiliki jiwa korsa yang tinggi akan menunjukan penampilan yang gagah (tidak loyo dan merendahkan semangat), penampilan yang gagah (tidak loyo dan merendahkan semangat), berani dan segala tingkah lakunya selalu terpuji, karena jiwa berani dan segala tingkah lakunya selalu terpuji, karena jiwa korsanya itu telah jadi stimulan untuk menjaga nama baik korsanya itu telah jadi stimulan untuk menjaga nama baik korpsnya. “ SEORANG YANG INGIN MEMPEROLEH PENGERTIAN korpsnya. “ SEORANG YANG INGIN MEMPEROLEH PENGERTIAN YANG MENDALAM MENGENAI DASAR-DASAR ILMU MEDAN HARUS YANG MENDALAM MENGENAI DASAR-DASAR ILMU MEDAN HARUS MENGERTI L’ESPRIT DE CORPS “ (VON CLAUSEWITZ). Jiwa korsalah MENGERTI L’ESPRIT DE CORPS “ (VON CLAUSEWITZ). Jiwa korsalah yang menimbulkan semangat, keberanian dan tekad dlam yang menimbulkan semangat, keberanian dan tekad dlam menghadapi medan perang.menghadapi medan perang.

MEMBINA JIWA KORSAMEMBINA JIWA KORSA• Jiwa korsa dapat timbul dari dalam maupun dari luar kessatuan sendiri, namun Jiwa korsa dapat timbul dari dalam maupun dari luar kessatuan sendiri, namun

prosesnya perlu ditumbuhkan melalui pendidikan, kegiatan latihan, penyuluhan prosesnya perlu ditumbuhkan melalui pendidikan, kegiatan latihan, penyuluhan dan efektifnya komunikasi. Pengembangan kesadaran korps pada dasarnya dan efektifnya komunikasi. Pengembangan kesadaran korps pada dasarnya saha menimbulkan kesatuan psikologis dan emosional yang memungkinkan saha menimbulkan kesatuan psikologis dan emosional yang memungkinkan timbulnya reaksi emosional yang wajar dan membuat individu bersedia timbulnya reaksi emosional yang wajar dan membuat individu bersedia mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan kolektif dan mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan kolektif dan melakukan pekerjaan-pekerjaan tanpa diawasi. melakukan pekerjaan-pekerjaan tanpa diawasi.

• Membina jiwa korsa hakekatnya membina feeling karena ada sisi irasionalnya, Membina jiwa korsa hakekatnya membina feeling karena ada sisi irasionalnya, tetapi perancangan rasional dan romantik. Kerasionalan tersebut untuk tetapi perancangan rasional dan romantik. Kerasionalan tersebut untuk mencegah agar tidak tergelincir kedalam iklim romantisme (contoh nazi jerman mencegah agar tidak tergelincir kedalam iklim romantisme (contoh nazi jerman dan fasis itali dsb.) jika membela dan menghormati dengan hikmat simbol dan fasis itali dsb.) jika membela dan menghormati dengan hikmat simbol misalnya, sebenarnya perbuatan irasional, sebab jika dirasionalkan maka yang misalnya, sebenarnya perbuatan irasional, sebab jika dirasionalkan maka yang dihormati hanya sepotong kain. Tetapi itu dilakukan sebagai sarana pembinaan dihormati hanya sepotong kain. Tetapi itu dilakukan sebagai sarana pembinaan semangat. Sejarah gemilang korps, benda-benda bersejarah, riwayat anggota semangat. Sejarah gemilang korps, benda-benda bersejarah, riwayat anggota yang mengesankan dan prestasi anggota dapat merupakan sarana pembina yang mengesankan dan prestasi anggota dapat merupakan sarana pembina jiwa korsa. Disamping itu peranan tradisi-tradisi korps, pembinaan disiplin, jiwa korsa. Disamping itu peranan tradisi-tradisi korps, pembinaan disiplin, penampilan-penampilan yang khas akan menumbuhkan jiwa korsa, sebaliknya penampilan-penampilan yang khas akan menumbuhkan jiwa korsa, sebaliknya terciptanya jiwa korsa yang tinggi akan meningkatkan disiplin, pengabdian dan terciptanya jiwa korsa yang tinggi akan meningkatkan disiplin, pengabdian dan kerja keras. Tidak boleh dilupakan pula lagu-lagu korps yang bersemangat dan kerja keras. Tidak boleh dilupakan pula lagu-lagu korps yang bersemangat dan semboyan-semboyan serta motto korps.semboyan-semboyan serta motto korps.

• Jiwa korsa sangatlah penting dan perlu Jiwa korsa sangatlah penting dan perlu dipelihara, namun harus secara wajar, tidak dipelihara, namun harus secara wajar, tidak berlebihan, dan tidak dalam arti sempit. berlebihan, dan tidak dalam arti sempit. Dalam jiwa korsa harus diwaspadai bibit-bibit Dalam jiwa korsa harus diwaspadai bibit-bibit chauvinisme yang merupakan kecintaan atau chauvinisme yang merupakan kecintaan atau solidaritas yang tidak proporsional. Pedoman solidaritas yang tidak proporsional. Pedoman yang perlu dimainkan atara lain “BERIKAN yang perlu dimainkan atara lain “BERIKAN SEMUA YANG BISA KAU BERIKAN “ dan bukan SEMUA YANG BISA KAU BERIKAN “ dan bukan “ DAPATKAN SEMUA YANG BISA KAU DAPAT ““ DAPATKAN SEMUA YANG BISA KAU DAPAT “

KEPEMIMPINAN DAN JIWA KEPEMIMPINAN DAN JIWA KORSAKORSA• Salah satu tugas dari leader adalah menumbukan rasa bangga yang positif Salah satu tugas dari leader adalah menumbukan rasa bangga yang positif

dari para anggota terhadap organisasi yang dipimpinnya, dan ini dari para anggota terhadap organisasi yang dipimpinnya, dan ini memerlukan tindakan2 yang membutuhkan perhatian yang didasari oleh memerlukan tindakan2 yang membutuhkan perhatian yang didasari oleh nilai-nilai, kepribadian, kemampuan disiplin dan pengertian yang dimiliki nilai-nilai, kepribadian, kemampuan disiplin dan pengertian yang dimiliki leader – dan rasa bangga ini adalah benih tumbuhnya rasa persatuan leader – dan rasa bangga ini adalah benih tumbuhnya rasa persatuan dalam kesatuan, dan rasa kesatuan dalam persatuan – yang biasa dikenal dalam kesatuan, dan rasa kesatuan dalam persatuan – yang biasa dikenal dengan istilah “Esprit d’Corps” atau dialihbasakan menjadi “jiwa korsa”.dengan istilah “Esprit d’Corps” atau dialihbasakan menjadi “jiwa korsa”.

• Dengan kata lain, tanpa ada rasa bangga tidak akan ada rasa kesatuan Dengan kata lain, tanpa ada rasa bangga tidak akan ada rasa kesatuan dalam persatuan dan rasa persatuan dalam kesatuan. dalam persatuan dan rasa persatuan dalam kesatuan.

• Leader harus menyadari bahwa faktor-faktor yang memepengaruhi tinggi rendah rasa Leader harus menyadari bahwa faktor-faktor yang memepengaruhi tinggi rendah rasa bangga adalah sebagai berikut: (1) reputasi atau nama baik organisasi (dalam hal ini bangga adalah sebagai berikut: (1) reputasi atau nama baik organisasi (dalam hal ini berlaku untuk segala macam organisasi), bisa membuat anggota dengan gamblang berlaku untuk segala macam organisasi), bisa membuat anggota dengan gamblang menyatakan: “Saya mahasiswa Universitas X”, “ Saya TNI”, “Saya Abdi Negara”, “Saya menyatakan: “Saya mahasiswa Universitas X”, “ Saya TNI”, “Saya Abdi Negara”, “Saya polisi”, “Saya MENWA”, “Saya MAHAWARMAN”, (2) rasa kepuasan sebagai anggota polisi”, “Saya MENWA”, “Saya MAHAWARMAN”, (2) rasa kepuasan sebagai anggota kesatuan atau organisasi – apakah ekspektasi atau harapannya terpenuhi atau tidak. kesatuan atau organisasi – apakah ekspektasi atau harapannya terpenuhi atau tidak. Ketidak-puasan akan membuat anggota ”meninggalkan” organisasi (bukankah bisa Ketidak-puasan akan membuat anggota ”meninggalkan” organisasi (bukankah bisa terjadi di keluarga?); (3) Falsafah dan unsur kejuangan selaras (concruent) tidak dengan terjadi di keluarga?); (3) Falsafah dan unsur kejuangan selaras (concruent) tidak dengan apa yang diyakini anggota. Bilamana berbeda, apalagi berseberangan – anggota tidak apa yang diyakini anggota. Bilamana berbeda, apalagi berseberangan – anggota tidak akan memiliki rasa bangga, yang akan menimbulkan negativitas terhadap organisasi akan memiliki rasa bangga, yang akan menimbulkan negativitas terhadap organisasi atau kesatuan (bukankah ini bisa menangkal pemikiran yang berseberangan dengan atau kesatuan (bukankah ini bisa menangkal pemikiran yang berseberangan dengan falsafah negara kita?); dan (4) kadar kualitas kepemimpinan – dan menurut penelitian falsafah negara kita?); dan (4) kadar kualitas kepemimpinan – dan menurut penelitian justru faktor inilah yang mempunyai bobot terbesar dalam mempengaruhi rasa bangga justru faktor inilah yang mempunyai bobot terbesar dalam mempengaruhi rasa bangga anggota.anggota.

• Sudahkah kita memiliki keyakinan bahwa kita mampu menumbuhkan rasa bangga dari Sudahkah kita memiliki keyakinan bahwa kita mampu menumbuhkan rasa bangga dari anggota yang kita pimpin? Pertanyaan ini bisa diajukan ke diri kita tidak saja sebagai anggota yang kita pimpin? Pertanyaan ini bisa diajukan ke diri kita tidak saja sebagai ”pejabat” di organisasi (Universitas, tempat kerja, Menwa, militer, polisi dan lainnya) - ”pejabat” di organisasi (Universitas, tempat kerja, Menwa, militer, polisi dan lainnya) - tetapi juga sebagai kepala keluarga, pimpinan organisasi ataupun manajer atau tetapi juga sebagai kepala keluarga, pimpinan organisasi ataupun manajer atau eksekutif perusahaan.eksekutif perusahaan.

SELESAI -TERIMA KASIHSELESAI -TERIMA KASIH