KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI...

120
1 KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, KECAMATAN SULI, KABUPATEN LUWU) Poverty on Agrarian Society (Case Study is Farmer at Kasiwiang Village, Suli District, Luwu Regency) S K R I P S I MABRUR BACULU E411 07 029 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH DERAJAT KESARJANAAN PADA JURUSAN SOSIOLOGI JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Transcript of KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI...

Page 1: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

1

KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

(STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG,

KECAMATAN SULI, KABUPATEN LUWU)

Poverty on Agrarian Society

(Case Study is Farmer at Kasiwiang Village,

Suli District, Luwu Regency)

S K R I P S I

MABRUR BACULU

E411 07 029

SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT GUNA

MEMPEROLEH DERAJAT KESARJANAAN PADA JURUSAN

SOSIOLOGI

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

2

KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

(STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG,

KECAMATAN SULI, KABUPATEN LUWU)

Poverty on Agrarian Society

(Case Study is Farmer at Kasiwiang Village,

Suli District, Luwu Regency)

S K R I P S I

MABRUR BACULU

E411 07 029

SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT GUNA

MEMPEROLEH DERAJAT KESARJANAAN PADA JURUSAN

SOSIOLOGI

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 3: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

(STUDI

KECAMATAN SULI, KABUPATEN

NAMA : MABRUR BACULU

NIM : E 411 07 0

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II

untuk diajukan pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing I

Dr. H. M. Darwis, MA, DPS

Nip: 19610709 198601 1 002

Pimpinan Jurusan Sosiologi FISIP UNHAS

HALAMAN PENGESAHAN

: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG,

AMATAN SULI, KABUPATEN LUWU)

: MABRUR BACULU

: E 411 07 029

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II

untuk diajukan pada panitia Ujian Skripsi Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Makassar, 19 Juli 2012

Menyetujui:

Pembimbing II

Dr. H. M. Darwis, MA, DPS Sultan, S.Sos, M.Si

Nip: 19610709 198601 1 002 Nip: 19691231 2008

Mengetahui

Pimpinan Jurusan Sosiologi FISIP UNHAS

Dr. H. M. Darwis, MA, DPS

Nip: 19610709 198601 1 002

3

: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II

kripsi Jurusan Sosiologi

Makassar, 19 Juli 2012

Pembimbing II

M.Si

200801 1 047

Page 4: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

(STUDI

KECAMATAN SULI, KABUPATEN

NAMA : MABRUR BACULU

NIM : E 411 07 0

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II

Setelah dipertahankan di

pada tanggal ujian dilaksanakan

Pembimbing I

Dr. H. M. Darwis, MA, DPS

Nip: 19610709 198601 1 002

Pimpinan Jurusan

HALAMAN PENGESAHAN

: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG,

KECAMATAN SULI, KABUPATEN LUWU)

: MABRUR BACULU

: E 411 07 029

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II

Setelah dipertahankan di depan panitia Ujian Skripsi

pada tanggal ujian dilaksanakan

Makassar, 13 Agustus 2012

Menyetujui:

Pembimbing II

Dr. H. M. Darwis, MA, DPS Sultan, S.Sos, M.Si

Nip: 19610709 198601 1 002 Nip: 19691231 2008

Mengetahui

Pimpinan Jurusan Sosiologi FISIP UNHAS

Dr. H. M. Darwis, MA, DPS

Nip: 19610709 198601 1 002

4

: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II

Makassar, 13 Agustus 2012

Pembimbing II

M.Si

200801 1 047

Page 5: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

LEMBAR PENERIMAAN TIM EVALUASI

NAMA : MABRUR BACULU

NIM : E 411 07 0

JUDUL : KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

(STUDI

KECAMATAN SULI, KABUPATEN

Skripsi ini telah diuji dan

Pada Jurusan Sosiologi Fakult

Tempat : Ruang Ujian Jurusan Sosiologi Fisip Unhas

Ketua : Dr. H. M. Darwis, MA,

Sekretaris : Sultan, S.Sos,

Anggota : Dr. Rahmat Muhammad

Drs. Andi Sangkuru, M. Si

Drs. Hasbi, M.Si

LEMBAR PENERIMAAN TIM EVALUASI

: MABRUR BACULU

: E 411 07 029

: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG,

KECAMATAN SULI, KABUPATEN LUWU)

diuji dan dipertahankan di depan Tim Evaluasi Skripsi

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 9 Agustus 2012

Tempat : Ruang Ujian Jurusan Sosiologi Fisip Unhas

Tim Evaluasi

Dr. H. M. Darwis, MA, DPS ( ........................

Sultan, S.Sos, M.Si ( ........................

Rahmat Muhammad, M.Si ( ........................

Andi Sangkuru, M. Si ( ........................

Drs. Hasbi, M.Si ( ........................

5

: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS

Evaluasi Skripsi

as Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

........................... )

( ........................... )

........................... )

........................... )

........................... )

Page 6: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

6

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : MABRUR BACULU

NIM : E411 07 029

JUDUL : KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, KECAMATAN SULI, KABUPATEN LUWU)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan

skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Makassar, 27 Juli 2012

Yang Menyatakan

MABRUR BACULU

Page 7: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah kamu berbuat baik kepada Ibu Bapakmu dpengan sebaik

Jika salah seorang diantara keduanya atau

dalam peliharaanmu, maka janganlah sekali

keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka

berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, Kasihilah

mereka berdua, sebagai mana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil”.

“ Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak

“Itulah seorang Ibu yang telah melahir

kasih sayang yang tiada tara, dan senantiasa mendoakan dan memberikan

dukungan yang begitu besar hingga aku mampu menyelesaikan studi, terimah

Ibunda Hj. Hikmah Hasrid

Israeni Baculu, S.Pt,

dan Eka Prasetya Hati Baculu,

dan dukungan dalam menyelesaikan studi di Universitas

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah kamu berbuat baik kepada Ibu Bapakmu dpengan sebaik

Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut

dalam peliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada

keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka

berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, Kasihilah

mereka berdua, sebagai mana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil”.

(QS. Al-Israa’ : 23

Orang bijak mengatakan:

“ Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak

Kasih ibu itu selalu berputar dan senantiasa meluas

Menyentuh setiap orang yang ditemuinya.

Melingkupinya seperti kabut pagi,

Menghangatkannya seperti mentari siang,

Dan menyelimutinya seperti bintang malam”

“Itulah seorang Ibu yang telah melahirkan dan membesarkan ku dengan penuh

kasih sayang yang tiada tara, dan senantiasa mendoakan dan memberikan

dukungan yang begitu besar hingga aku mampu menyelesaikan studi, terimah

kasih bunda.”

Karya ini kupersembahkan kepada:

Hikmah Hasrid, SE, Ayahanda Drs. Anwar Is Baculu, Kakakku

Isharyadi Baculu, S.Sos, Raja Alam Putra Baculu,

Eka Prasetya Hati Baculu, S.Pd, yang selalu memberikan doa, motifasi

dan dukungan dalam menyelesaikan studi di Universitas Hasanuddin

7

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah kamu berbuat baik kepada Ibu Bapakmu dpengan sebaik-baiknya.

duanya sampai berumur lanjut

kali kamu mengatakan kepada

keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka

berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, Kasihilah

mereka berdua, sebagai mana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil”.

Israa’ : 23-24)

Orang bijak mengatakan:

“ Kasih ibu itu seperti lingkaran, tak berawal dan tak berakhir

Kasih ibu itu selalu berputar dan senantiasa meluas

Menyentuh setiap orang yang ditemuinya.

Melingkupinya seperti kabut pagi,

Menghangatkannya seperti mentari siang,

Dan menyelimutinya seperti bintang malam”

kan dan membesarkan ku dengan penuh

kasih sayang yang tiada tara, dan senantiasa mendoakan dan memberikan

dukungan yang begitu besar hingga aku mampu menyelesaikan studi, terimah

kasih bunda.”

Karya ini kupersembahkan kepada:

, Kakakku

Raja Alam Putra Baculu, S.Pi,

selalu memberikan doa, motifasi

Hasanuddin

Page 8: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

Puji Syukur penulis panjatkan atas berkat rahmat dan ridho Allah

SWT yang telah memberikan Inspirasi yang tiada batas sehingga Penulis

dapat menyusun sebuah karya ilmiah, sungguh maha besar karunia yang

telah engkau berikan dan karena den

menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Agraris (Studi Kasus

Kabupaten Luwu)” karya ini ku persembahkan untuk

Anwar Is Baculu dan

memberikan penulis do’a restu serta pengorbanannya selama ini hingga

penulis dapat menyelesaikan studi dari awal hingga akhir.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Namun keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

tidak terlepas dari semua pihak yang senang tiasa ikhlas telah membantu

memberikan bimbingan, dukungan, dorongan yang tak pernah henti.

Harapan dari penulis agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan andil guna pengembangan lebih lanjut. Atas petunjuk

skripsi ini dapat selesai, oleh karena itu dengan segala hormat penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan atas berkat rahmat dan ridho Allah

SWT yang telah memberikan Inspirasi yang tiada batas sehingga Penulis

dapat menyusun sebuah karya ilmiah, sungguh maha besar karunia yang

telah engkau berikan dan karena dengan izin-Mu lah penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kemiskinan Pada Masyarakat

Kasus Petani di Desa Kasiwiang, Kecamatan

” karya ini ku persembahkan untuk mu “Ayahanda

dan Ibunda tercinta Hj. Hikmah Hasrid, SE yang telah

memberikan penulis do’a restu serta pengorbanannya selama ini hingga

penulis dapat menyelesaikan studi dari awal hingga akhir.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

berhasilan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

tidak terlepas dari semua pihak yang senang tiasa ikhlas telah membantu

memberikan bimbingan, dukungan, dorongan yang tak pernah henti.

Harapan dari penulis agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan andil guna pengembangan lebih lanjut. Atas petunjuk

skripsi ini dapat selesai, oleh karena itu dengan segala hormat penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

8

Puji Syukur penulis panjatkan atas berkat rahmat dan ridho Allah

SWT yang telah memberikan Inspirasi yang tiada batas sehingga Penulis

dapat menyusun sebuah karya ilmiah, sungguh maha besar karunia yang

Mu lah penulis dapat

Kemiskinan Pada Masyarakat

Kecamatan Suli,

Ayahanda DRS.

yang telah

memberikan penulis do’a restu serta pengorbanannya selama ini hingga

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

berhasilan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

tidak terlepas dari semua pihak yang senang tiasa ikhlas telah membantu

memberikan bimbingan, dukungan, dorongan yang tak pernah henti.

Harapan dari penulis agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan andil guna pengembangan lebih lanjut. Atas petunjuk - NYA,

skripsi ini dapat selesai, oleh karena itu dengan segala hormat penulis

Page 9: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

9

1. Bapak Prof. Dr. dr Idrus A Paturusi, Sp B .Sp BO selaku Rektor

Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H Hamka Naping, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makasaar.

3. Bapak Dr. H. M. Darwis, MA, DPS selaku Pembimbing I yang telah

memberikan tuntunan dan nasehat demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Sultan, S.Sos, M. Si selaku Pembimbing II, yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. M. Darwis, MA. DPS, Selaku Ketua Jurusan

Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M.Si, Selaku

Sekretaris Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Hasanuddin Makasaar.

6. Segenap Dosen Sosiologi (Pak Hasbi, Pak Iqbal, Pak Sangkuru

dan Dosen yang lain) serta Staf Jurusan Sosiologi (Pak Yan, Pak

Asmudir, Pak Haliq, dan Dg. Rahmang) FISIP UNHAS yang telah

memberi bantuan dan arah tentang hasanah ilmu yang bermanfaat

untuk sarana berpijak guna kelancaran skripsi.

7. Buat Saudaraku (Israeni Baculu, S.Pt, Isharyadi Baculu, S.Sos,

Raja Alam Putra Baculu, S.Pi dan Eka Prasetia Hati Baculu, S.Pd)

yang telah memberikan dorongan serta bantuan baik moril maupun

spiritual.

Page 10: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

10

8. Terima kasih banyak terkhusus buat IRASANTI atas semangat dan

bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Saudara-saudaraku di C1/9:

Abu (Sosiologi 07), Robby (Adm 07), Iaa (Politik 07), Umar (Adm

07), Darwis (Adm 07), Rudy (Pemerintahan 07), Tian (Adm 07),

Rimal (Adm 07), Dewi (Antropologi 07), Budi (Adm 07), Wiwin

(Sosiologi 07), Ridwan (Pemerintahan 07), Bram (Hukum 10), dan

Yayat (Politik 10). Terima kasih atas kebersamaan serta

dukungannya selama ini.

10. Adik – Adikku (Alliah, Ana, Nona, Ijcha, Aulia, dkk) Terima kasih

telah memberikan semangat dan dukungan selama ini.

11. Buat teman-teman Sosiologi 2007. Ustas Ronald, Unyil, Makka,

Rudy, Rahmat, Imran, Fauzan, Zul, Cua, Ayyub, Mas’ kurniawan,

Cullank, Bahar, Husni, Nunu, Ade, Naya, Wina, Ani, Cindy, Anti,

Acid, Iin, Murni, Rhia, Mayke, dan semua yang tak sempat penulis

cantumkan dalam selembaran ini, maaf teman. Serta kawan-kawan

2007 FISIP UNHAS yang saat ini sedang berjuang menyelesaikan

tugas akhirnya.

12. Teman-teman KKN UNHAS Gelombang 80. Iccank, Adi, Anita dan

Tuti, terima kasih atas kebersamaan, kekonyolan dan kegilaan

selama KKN, serta seluruh warga di Desa Pasimarannu

Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, terutama buat Pak Desa

Page 11: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

11

bersama Ibu Desa, terima kasih atas segala bantuan dan kerja

samanya.

13. Teman-teman di ORGANDA PPMIB MAKASSAR (Perkumpulan

Pelajar Mahasiswa Indonesia Kab.Buol) Terima kasih atas

dukungannya selama ini.

14. Kanda-kanda dan adik-adik Sosiologi yang terhimpun dalam

keluarga Mahasiswa Sosiologi (KEMASOS) FISIP UNHAS terima

kasih telah memberikan penulis pengalaman tentang berorganisasi

selama di kampus.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal

mungkin untuk mencapai kesempurnaan. Namun penulis menyadari

dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, semua itu

dikarenakan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena

itu penulis akan menerima dengan hati terbuka atas segala kritik dan

saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya

penulis berharap semoga skripsi ini memiliki guna dan manfaat bagi

perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Makassar, 27 Juli 2012

Penulis

MABRUR BACULU

Page 12: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

12

ABSTRAK

MABRUR BACULU, NIM E411 07 029, Jurusan Sosiologi Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, dengan judul skripsi “KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, KECAMATAN SULI, KABUPATEN LUWU)” dan dibimbing oleh H. M. Darwis, dan Sultan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada petani sawah dan untuk mengetahui faktor penghambat petani sawah dalam mengatasi kemiskinan. Kegunaan penelitian ini diharapkan agar dapat memberi sumbangsih kepada Desa Kasiwiang, supaya pemerintah daerah memperhatikan petani sawah yang ada di desa tersebut. Berdasarkan hal itu maka dibahas didalam rumusan masalah yang meliputi apa faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada petani sawah di Desa Kasiwiang, Kec. Suli, Kab. Luwu, dan apa yang menjadi faktor penghambat petani sawah di Desa Kasiwiang, Kec.Suli, Kab.Luwu dalam mengatasi kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan dasar penelitian yaitu study kasus dan sumber data primer yaitu melalui wawancara, observasi dan teknik lain.

Penelitian yang saya gunakan ialah dengan metode kualitatif,

adapun lokasi penelitian di Desa Kasiwiang, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Penunjukan didasarkan karena pada kecamatan ini banyak petani sawah yang cenderung masih mengalami kemiskinan. Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah desain studi kasus tentang Kemiskinan Pada Masyarakat Agraris di Desa Kasiwiang, dan tipe penelitian yang digunakan yaitu secara deskriktif.

Hasil penelitian ini yang melandasi penyebab kemiskinan pada

petani sawah adalah meningkatnya faktor kebutuhan hidup keluarga yang tidak seimbang dengan penghasilan mereka, sehingga mempengaruhi pola kehidupan para petani sawah, hal ini dapat dilihat dari penghasilan mereka dan pola hidup para petani. Dan yang menjadi penghambat para petani sawah dalam mengatasi kemiskinan ialah kurangnya perhatian pemerintah setempat dalam memberikan solusi atau bantuan bagi para petani untuk meningkatkan hasil panen mereka dan juga para petani dalam teknik pengelolaan sawah.

Page 13: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

13

ABSTRACT

MABRUR BACULU, NIM E411 07 029, Department of Sociology in the Faculty of Social and Political Sciences University of Hasanuddin, thesis titled "POVERTY on AGRARIAN SOCIETY (CASE STUDY is FARMER at KASIWIANG VILLAGE, SULI DISTRICT, LUWU REGENCY)" and guided by H. M. Darwis, and Sultan.

This research to determine the root causes of poverty in the farmers' fields and to determine the limiting factor in the rice farmers to overcome poverty. Usefulness of this research is expected to contribute to Kasiwiang Village, Suli District, Luwu Regency, so that local governments pay attention to rice farmers in the village. On this basis it is discussed in the formulation of the problem that includes what the root causes of poverty in rice farmers in Kasiwiang Village, Suli District, Luwu Regency, and what is the limiting factor rice farmers in Kasiwiang Village, Suli District, Luwu Regency in addressing poverty. To achieve these objectives, the researchers used a qualitative approach to basic research and case studies are the primary data source is through interviews, observation and other techniques.

The research that I use is a qualitative method, while the study site

in the Village Kasiwiang, District Suli, Luwu. Designation is based on the district because of this, many farmers tend rice fields are still experiencing poverty. In this study, the design used is the design of a case study on Poverty in Agrarian Society at Kasiwiang Village, Suli District, Luwu Regency and the type of research used in deskriktif.

The results of this study the underlying causes of poverty in the

farmers' fields is the increasing needs of family life factors are out of balance with their income, thus affecting patterns of rice farmers, this can be seen from their income and lifestyle farmers. And that is the bottleneck of rice farmers in addressing poverty is the lack of attention to local government in providing solutions or assistance to farmers to increase their crop yields and farmers in the rice field management techniques, although they are referring to modern direction by using a tractor, but a tool only to work the fields.

Page 14: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

14

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................. i

HALAMAN JUDUL……………................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………….………………………….. iii

LEMBAR PENERIMAAN TIM EVALUASI…………………...…………... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………...……. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

ABSTRAK ……………………………………………………………………. xii

ABSTRACT …………………………………………………………………. xiii

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kemiskinan dan Kemiskinan Petani .......................... 7

B. Defenisi Masyarakat Agraris…………………………………….. 18

C. Defenisi Petani …......................................................................... 23

D. Ukuran Kemiskinan …………………............................................. 29

E. Penyebab Kemiskinan ….............................................................. 36

Page 15: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

15

F. Penghambat dan Penanggulangan Kemiskinan ......................... 40

G. Kerangka Konseptual.................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................... 51 1. Waktu Penelitian…………………………………………………. 51 2. Lokasi Penelitian…………………………………………………. 51

B. Tipe dan Dasar Penelitian............................................................. 51 1. Tipe Penelitian……………………………………………………. 51 2. Dasar Penelitian………………………………………………….. 52

C. Sumber Data................................................................................. 52 1. Data Primer……………………………………………………….. 52 2. Data Sekunder………………………………………………….... 52

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 53 1. Observasi/Pengamatan…………………………………………. 53 2. Wawancara Mendalam (Dept Interview)………………………. 53 3. Dokumentasi……………………………………………………… 54

E. Teknik Pemilihan Informan........................................................... 54

F. Teknik Analisis Data..................................................................... 55 1. Reduksi Data……………………………………………………... 55 2. Penyajian Data…………………………………………………... 55 3. Kesimpulan……………………………………………………….. 55

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Letak Geografis............................................................................. 56 a. Letak geografis dan Batas Administrasi..................................56 b. Topografi dan Iklim ................................................................ 57 c. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah........................... 59

B. Kondisi Demografi......................................................................... 60 a. Kependudukan......................................................................... 61 b. Pendidikan............................................................................... 62 c. Pemerintahan.......................................................................... 64 d. Sosial....................................................................................... 64 e. Sarana dan Prasarana............................................................. 68

Page 16: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

16

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Informan.......................................................................... 70 Profil informan......................................................................... 71

B. Faktor Penyebab Terjadinya Kemiskinan...................................... 74 1. Penghasilan yang Rendah...................................................... 75 2. Pola Hidup............................................................................... 78

C. Faktor Penghambat Petani Sawah Dalam Mengatasi

Kemiskinan………………………………………………………....... 84 1. Bantuan Pemerintah Belum Maksimal.................................... 85 2. Teknik Pengelolaan Sawah.................................................... 88

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 91

B. Saran............................................................................................ 94 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 95 LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 17: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

17

DAFTAR TABEL

Tabel I. 1. Rata-Rata Curah Hujan dan Tipe Bulanan Oldeman........... 58

Tabel I. 2. Luas wilayah menurut penggunaan tanah………………… 59

Tabel II.1. Keadaan Penduduk Desa Kasiwiang Tahun 2010............... 61

Tabel II.2. Tingkat Pendidikan di Desa Kasiwiang Tahun 2010............ 63

Tabel II.3. Luas Tanaman Pangan di Desa Kasiwiang.......................... 66

Tabel II.4. Luas dan Hasil Perkebunan menurut jenis komoditas…… 67

Tabel II.5. Jenis Populasi Ternak di Desa Kasiwiang…………………. 68

Page 18: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Koseptual................................................. 50

Page 19: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat desa dalam kehidupan sehari-harinya biasanya

lebih menggantungkan hidupnya pada alam. Alam merupakan

segalanya bagi penduduk desa, karena alam memberikan apa

yang dibutuhkan manusia bagi kehidupannya. Mereka mengolah

alam dengan peralatan yang sederhana untuk dipetik hasilnya

guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alam juga digunakan

sebagai tempat tinggal. Sehingga masyarakat pedesaan sering

diidentikkan sebagai masyarakat agraris, yaitu masyarakat yang

kegiatan ekonominya terpusat pada pertanian.

Besarnya peranan pertanian di Indonesia memberikan

motivasi pedesaan untuk memiliki lahan pertanian yang dapat

dijadikan sebagai sumber produksi, oleh karena itu mereka

berupaya dengan berbagai cara untuk memenuhi lahan pertanian

baik yang ada diwilayah tempat tinggalnya maupun diluar desanya.

Dengan dimilikinya lahan pertanian tersebut, mereka akan

membiayai kebutuhan hidup bagi keluarganya. Sebagian dari

mereka biasanya hanya bekerja disektor pertanian karena

disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki.

Page 20: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

20

Masyarakat agraris yang kehidupannya tergantung pada

tanah sebagai sarana produksi, pada dasarnya belum melahirkan

lapangan kerja yang besar variasinya. Hampir semua keahlian

yang diperlukan untuk mengolah tanah sebagai sarana produksi,

dimiliki oleh seluruh warga.

“Pembangunan di sektor pertanian, tahun demi tahun, menunjukkan hasil yang mengembirakan. Bahkan sangat, memuaskan dilihat dari segi produktifitasnya. Hal itu ditandai oleh berhasilnya bangsa Indonesia dalam swasembada pangan. Namun demikian, tampaknya harus kita akui bahwa hal itu bukan berarti masyarakat petani kita hidup telah berkecukupan. Dalam kenyataanya, terutama yang termasuk petani garam, buruh tani, dan petani penyewa atau penggarap yang garapannya kurang dari setengah hektar, tidak jarang mengalami kesulitan” (Sunarti,1990:2).

Luasnya lahan persawahan di Indonesia ternyata tak juga

mampu membuat taraf hidup petani meningkat. Masih banyak

petani sawah yang mengalami kesulitan dalam menjalani hidup,

dalam hal ini adalah kesejahteraan ekonomi. Tak jarang kita

dapatkan petani sawah di desa-desa berada dalam garis

kemiskinan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya berbagai

kebutuhan hidup, baik kebutuhan sekunder maupun kebutuhan

primer dan juga karena terjadinya krisis ekonomi yang tak kunjung

terselesaikan, inilah yang membuat para petani miskin semakin

kewalahan dalam memperbaiki perekonomian keluarganya.

Sektor ekonomi pedesaan akan lebih meningkat atau

mengalami perubahan, apabila pertumbuhannya bersandarkan

kepada sumber alam yang ada, atau pelayanan jasa yang dapat

Page 21: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

21

diberikan oleh anggota masyarakat desa yang bersangkutan. Salah

satu yang dihadapi manusia dan aplikasi permasalahannya dapat

melibatkan keseluruhan aspek kehidupan manusia, tetapi seringkali

tidak disadari kehadirannya adalah masalah kemiskinan.

Kemiskinan yang dialami sebagian besar Negara berkembang

terletak pada apa yang disebut dengan perangkap kemiskinan.

Kemiskinan merupakan suatu masalah yang timbul akibat

dari kekurangan dalam diri manusia untuk kelompok sosial, yang

bersumber dari faktor ekonomi, sosial-psiologis dan kebudayaan

setiap masyarakat, norma yang bersangkut paut dengan

kesejahteraan kebendaan, kesehatan, serta penyesuaian diri

individu atau kelompok sosial. Salah satu masalah sosial yang

timbul dari sumber tersebut di atas adalah problematik kemiskinan.

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana

seseorang tidak sanggup melihat dirinya sesuai dengan taraf hidup

kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga

mental dan fisiknya dalam kelompok. Kemiskinan merupakan

problematika yang sifatnya multidimensional, karena kemiskinan

tidak hanya melibatkan faktor ekonomi akan tetapi juga akan terkait

dengan aspek sosial budaya dan struktural (politik).

Dilihat dari konsep kemiskinan sangat berkaitan dengan

sumber daya manusia, dimana kemiskinan itu muncul karena SDM

yang tidak berkualitas, peningkatan SDM mengadung upaya

Page 22: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

22

menghapuskan kemiskinan, oleh karena itu di dalam

pengembangan SDM salah satu program yang harus dilakukan

adalah mengurangi kemiskinan indikatornya adalah pendidikan,

keterampilan dan pekerjaan.

“Secara lebih spesifik samonte menjabarkan sasaran pembangunan desa integrative sebagai berikut: meningkatkan produktivitas ekonomi dengan titik berat pada peningkatan produktifitas pertanian. Menyediakan lapangan kerja yang lebih besar. Mendorong terwujudnya distribusi pendapatan yang lebih adil. Menyediakan sistem yang lebih efektif dalam pemberian layanan sosial termasuk pendidikan, kesehatan, perumahan, dan perangkat lain mewujudkan kesejahteraan sosial. Memperbesar tingkat partisipasi masyarakat desa dalam pembuatan keputusan, khususnya berkenaan dengan pembangunan local” (Wresniwiro, 2004 : 9).

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa

hadir ditengah masyarakat berkembang. Dalam konteks

masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan

sebuah masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara

terus menerus. Masalah ketenaga kerjaan di pedesaan sering

menemui kesulitan karena kerumitannya, pekerja di pedesaan

umumnya melakukan jenis pekerjaan lebih dari satu sehingga tidak

dapat dipisahkan secara tegas, sebagai contoh: seseorang yang

bekerja sebagai petani, juga bekerja sebagai tukang, kuli

bangunan, dan pedagang. Desakan ini diakibatkan karena faktor

kemiskinan.

Page 23: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

23

Dengan fenomena tersebut, maka sangat penting kiranya

agar kita membahas tentang Kemiskinan pada Masyarakat Agraris,

karena fenomena kemiskinan terhadap kehidupan masyarakat

agraris telah menjadi masalah sosial yang belum terselesaikan

hingga saat ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis

menguraikan rumusan masalah dibawa ini:

1. Apa faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada petani sawah di

Desa Kasiwiang, Kec.Suli, Kab.Luwu ?

2. Apa yang menjadi faktor penghambat petani sawah di Desa

Kasiwiang, Kec.Suli, Kab.Luwu dalam mengatasi kemiskinan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada

petani sawah di Desa Kasiwiang, Kec.Suli, Kab.Luwu.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat petani sawah di Desa

Kasiwiang, Kec.Suli, Kab.Luwu dalam mengatasi kemiskinan.

Page 24: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

24

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang

penulis lakukan adalah sebagai berikut :

1. Dengan adanya hasil penelitian tentang Kemiskinan pada

Masyarakat Agraris (Kasus di Desa Kasiwiang, Kec.Suli,

Kab.Luwu), maka hasil penelitian ini diharapkan agar dapat

memberi sumbangsih kepada petani miskin supaya mampu

mengatasi problematika kemiskinan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan pula agar dapat memberi

sumbangsih kepada Desa Kasiwiang, Kec.Suli, Kab.Luwu supaya

pemerintah daerah memperhatikan petani sawah yang ada di desa

tersebut.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi mahasiswa jurusan sosiologi

maupun pembaca lainnya.

Page 25: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kemiskinan dan Kemiskinan Petani

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa

hadir ditengah masyarakat khususnya di negara-negara

berkembang dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah

kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa

relevan untuk terus dikaji. Kemiskinan adalah situasi serba

kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki miskin,

melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada

pada-Nya. Kemiskinan antara lain oleh sikap dan tingkah laku yang

menerima keadaan yang seakan-akan tidak dapat diubah, yang

tercermin dari dalam lemahnya kemauan untuk maju, rendahnya

kualitas sumber daya manusia, lemahnya nilai tukar hasil produksi,

rendahnya pendapatan, dan terbatasnya kesempatan berpartisipasi

dalam pembangunan (Anonim 1994).

Masyarakat miskin adalah mereka yang serba kurang

mampu dan terbelit di dalam lingkaran ketidak berdayaan,

rendahnya pendapatan mengakibatkan rendahnya pendidikan dan

kesehatan, sehingga mempengaruhi produktifitas. Masyarakat

miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

Page 26: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

26

aksesnya pada kegiatan ekonomi sehingga semakin tertinggal jauh

dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata miskin diartikan

sebagai tidak berharta benda, serta kekurangan (berpenghasilan

rendah).

“Menurut suparlan bahwa kemiskinan adalah suatu standar hidup yang rendah yaitu: adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang yang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat bersangkutan. Standar hidup yang rendah ini secara langsung nampak mempengaruhi terhadap tingkat kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong miskin” (Juwanita,2004;13).

• Suparlan mendefenisikan penduduk miskin antara lain :

1. Konsep kemiskinan terkait dengan kemampuan seseorang/

rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar baik untuk

makanan maupun non makanan.

2. Seseorang/rumah tangga dikatakan miskin bila kehidupannya

dalam kondisi serba kekurangan, sehingga tidak mampu

memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Batas kebutuhan dasar minimal dinyatakan melalui ukuran garis

kemiskinan yang disertakan dengan jumlah rupiah yang

dibutuhkan.

Secara ekonomi kemiskinan dapat diartikan sebagai

kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jika diartikan dengan

pendapatan dan kebutuhan dasar maka kemiskinan dapat diukur

Page 27: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

27

secara langsung, yaitu ketika pendapatan masyarakat tidak dapat

memenuhi kebutuhan dasar minimum maka orang ini dapat

dikatakan miskin. Dalam hal ini kemiskinan ditentukan oleh

keadaan tidak tercapainya kebutuhan dasar sesuai dengan

kebutuhan saat ini.

Selain itu oleh Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) digunakan indikator untuk keluarga

sejahtera yaitu:

1. Pada umumnya anggota keluarga makan 2 kali sehari.

2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda yakni untuk di

rumah, tempat pekerjaan, tempat belajar (sekolah), dan

bepergian.

3. Rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai dan dinding

yang baik.

4. Bila ada keluarga yang sakit di bawa ke sarana kesehatan.

5. Bila pasangan usia subur ingin berkeluarga berencana (KB)

pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.

6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. Dan

apabila indikator tersebut di atas tidak dipenuhi oleh sebuah

keluarga. Maka oleh BKKBN dikatakan keluarga pra sejahtera

(pedoman pendataan BKKBN).

Page 28: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

28

Sejalan dengan Emil salim (ALA, 1981:8) dikutip dalam

(Sumrah, 2008: 28) bahwa orang miskin memiliki 5 ciri-ciri yakni

meliputi antara lain :

1. Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan pada umumnya

tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang tidak

cukup, modal ataupun keterampilan, faktor produksi yang

dimiliki umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk

memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas.

2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk

memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,

pendapatan yang diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh

tanah garapan ataupun modal usaha.

3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah. Tidak sampai tamat

sekolah dasar waktu mereka umumnya habis tersisa untuk

mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar,

demikian pun para anak-anak mereka tidak dapat

menyelesaikan sekolahnya oleh karena mereka harus

membantu orang tuanya mencari tambahan penghasilan.

4. Banyak diantara mereka tidak mempunyai tanah. Kalaupun ada

hanya relatif kecil, pada umumnya mereka menjadi buruh tani

atau pekerja kasar di luar pertanian, karena pertanian bekerja

atas dasar musiman, maka kesinambungan kerja menjadi

kurang terjamin.

Page 29: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

29

5. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia

muda dan tidak mempunyai keterampilan atau pendidikan,

sedangkan kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari

desa.

Pembangunan di wilayah pedesaan bermaksud untuk

meningkatkan kesejahteraan penduduk wilayah pedesaan yang

menitik beratkan pada pembangunan pertanian yang dilakukan

oleh berbagai departemen. Misalnya departemen transmigrasi yang

dibantu oleh departemen lain membentuk wilayah pedesaan baru,

yaitu wilayah transmigrasi.

Departemen pertanian menyelenggarakan wilayah

pedesaan baru dengan pembentuk Pertanian Inti Rakyat (PIR).

Departemen dalam negeri mempunyai direktoral jendral yang

khusus melaksanakan pembangunan di desa yang telah ada, dan

menyelenggarakan pemukiman kembali. Bank dunia menerangkan

bahwa pembangunan desa sebagai suatu strategi untuk

memajukan kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi bagi

kelompok tertentu, yaitu penduduk yang miskin di pedesaan.

“Dalam tulisan tentang kemiskinan: gejala dan akar poli (1993) diuraikan secara mendalam tentang apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kemiskinan, yang pertama-tama menampakkan dirinya sendiri melalui gejala-gejala yang belum kelihatan dan terukur, seperti rendahnya pendapatan perkapita, tabungan, modal, produktifitas, tingkat kematian balita dan penduduk”. (Jefris, 2000: 26)

Page 30: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

30

Survey sosial ekonomi nasional (SUSENAS) 1993,

memberikan gambaran bahwa pendapatan keluarga dalam jumlah

real rupiah dapat diukur dengan menggunakan skala dari standar

SUSENAS tersebut misalnya dengan asumsi jumlah anggota

rumah tangga sebanyak 5 jiwa, terdiri dari 3 orang anak tambah

suami dan istri dengan menggunakan tolak ukur kemiskinan di

daerah pedesaan secara nasional Rp18.244 perkapita perbulan,

maka dapat dilakukan penggolongan pendapatan rumah tangga

rendah, sedang, dan tinggi di daerah pedesaan.

Tiga jenis indikator kemiskinan yang digunakan oleh BPS

adalah kemiskinan absolut termasuk timbulnya kemiskinan. Indeks

iuran kemiskinan dan indeks kesulitan kemiskinan. kemiskinan

absolut mengukur jumlah dari penduduk miskin. Sedangkan

timbulnya kemiskinan atau rasio menghitung kepala ditunjukan

sebagai persentase kemiskinan pada total penduduk. Jurang

kemiskinan di pihak lain. Mengukur rata-rata iuran pemisah antara

pendapatan kaum miskin dengan garis kemiskinan, sedangkan

indeks kesulitan adalah jurang kemiskinan yang sensitif di

distribusikan.

Kemiskinan absolut adalah kondisi di bawah pendapatan

yang menjamin kebutuhan dasar pangan pakaian dan

perlindungan. Pengukuran kemiskinan absolut yang baik

merupakan pengukuran yang dapat benar-benar mewakili tingkat

Page 31: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

31

kemiskinan itu sendiri, tambahan pula dari pandangan kebijakan

pengukuran kemiskinan harus berpihak kepada yang benar-benar

miskin.

Arti kemiskinan manusia secara umum adalah “kurangnya

kemampuan esensial manusia terutama dalam hal “ke-melek-huruf-

an” (kemampuan membaca;literaci) serta tingkat kesehatan dan

gizi”. Selain itu diartikan pula sebagai kurangnya pendapatan

sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi minimum.

Definisi atau pengertian kemiskinan perlu pula dibedakan antara

Kemiskinan Absolut (Absolute Poverty), dan Kemiskinan Relatif

(Relative Poverty) maupun Kemiskinan Struktural (Struktural

Poverty).

Dalam blog; Julissar An-naf, ia mengatakan bahwa

kemiskinan di Indonesia meliputi kemiskinan yang bersifat relatif

(Relative Poverty) dan yang bersifat absolut (Absolute Poverty).

Kemiskinan Absolut diindikasikan dengan suatu tingkat kemiskinan

yang di bawah itu kebutuhan minimum tidak dapat dipenuhi untuk

bertahan hidup. Sedangkan Kemiskinan Relatif adalah suatu

tingkat kemiskinan dalam hubungannya dengan suatu rasio, dan

Garis Kemiskinan Absolut atau proporsi distribusi pendapatan

(kesejahteraan) yang timpang (tidak merata).

Page 32: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

32

Kedua bentuk Kemiskinan Absolut dan Kemiskinan Relatif

perlu penanganan yang spesifik dalam proses pengetasannya.

Pengentasan Kemiskinan Absolut ditempuh dengan penedekatan-

pendekatan yang bersifat rehabilitasi sosial (social rehabilitation,

emergency, cash programme) dan pemberdayaan ekonomi

(economic empowerment). Sedangkan pengentasan Kemiskinan

Relatif ditempuh dengan usaha-usaha memperbaiki distribusi

pendapatan masyarakat (income distribution).

Upaya-upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia masih

berfokus pada pengentasan Kemiskinan Absolut, misalnya

Program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu

Taskin) dan Jaringan Pengaman Sosial (JPS). Dalam prakteknya

pendekatan rehabilitasi dan pemberdayaan yang terakhir di atas

banyak menghadapi kendala, baik kendala pendanaan, teknis

maupun non-teknis.

Sayogyo di dalam Sumardi & Evers (1994 : 21) misalnya,

memberi batasan, seseorang disebut miskin bila pendapatannya

setara atau kurang dari 320 kg beras per tahun per orang untuk di

pedesaan dan 480 kg beras per tahun per orang untuk di

perkotaan. Papanek (Ibid) menggunakan ukuran kalori. Kalori yang

dibutuhkan seseorang untuk hidup per hari adalah 1.821 kalori atau

setara dengan sekitar 0,88 kg beras bila dikaitkan dengan dengan

ukuran yang digunakan Sayogyo. Apa yang dikemukakan di atas

Page 33: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

33

baru merupakan kebutuhan makanan, belum termasuk kebutuhan

lain-lain seperti sandang, pemukiman, pendidikan, dan lain-lain.

Cara yang lebih akurat untuk menetapkan garis kemiskinan adalah

dengan menghitung Kebutuhan Hidup Minimal (KHM) tiap rumah

tangga.

“Kebutuhan hidup dalam hal ini adalah kebutuhan pokok

(basic needs) yang meliputi makanan, pakaian, perumahan,

kesehatan, pendidikan, transportasi, dan partisipasi masyarakat.

Ukuran ini akan berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya

serta sesuai jenis-jenis kebutuhan pokoknya”. (Sumardi & Evers:

VI, 22).

Versi lain dalam mendefinisikan Kemiskinan Absolute

adalah: “tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi

Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) terhadap makanan, pakaian dan

perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup”. Angka KFM ini

berbeda-beda dari satu negara ke negara lainnya, bahkan dari satu

daerah ke daerah lainnya serta bisa berubah-ubah dari waktu ke

waktu. PBB pernah menetapkan “Garis Kemiskinan Internasional”

sebesar US $ 125,- per orang per tahun atas dasar harga konstan

tahun 1980. Itu berarti seseorang yang konsumsinya kurang dari

US $ 125,- per tahun dapat digolongkan berada di bawah Garis

Kemiskinan atau berada dalam Kemiskinan Absolut

(Todaro,1995:31-32).

Page 34: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

34

Secara sederhana Kemiskinan Relatif dapat dilihat dengan

memperbandingkan proporsi atau persentase penduduk yang

berada di bawah Garis Kemiskinan Absolut dengan jumlah

penduduk keseluruhan. Untuk lebih memperoleh gambaran yang

sesungguhnya tentang tingkat kemiskinan relatif atau pemerataan

kesejahteraan ekonomi perlu diketahui distribusi pendapatan.

Menurut Hady prayitno (1987) bahwa kemiskinan relatif

dinyatakan dalam beberapa persen dari pendapatan nasional yang

diterima oleh beberapa kelompok penduduk dengan kelas

pendapatan tertentu dibandingkan dengan porsi pendapatan

nasional diterima oleh kelompok penduduk dengan kelas

pendapatan lainnya.

Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa usaha dalam

pemenuhan kebutuhan dasar yang sebaik-baiknya bagi keluarga

dan masyarakat akan tercipta melalui suatu tata kehidupan dan

kehidupan sosial, materi maupun spiritual yang diikuti oleh rasa

keselamatan, kesusilaan, ketentraman lahir batin yang tak lain

menjelaskan hubungan yang erat dengan aspek sosial ekonomi

masyarakat, yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan

kepentingannya, antara lain meliputi peningkatan pendapatan

rumah tangga, pengetahuan, atau memberikan kontribusi terhadap

Page 35: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

35

pemecahan masalah-masalah sosial dengan peningkatan kualitas

hidup individu, kelompok dan masyarakat.

Pendekatan kebutuhan dasar merupakan suatu acuan

dalam pembangunan alternative. Friedmen (1992) dalam Suyanto

Bagong (1996: 8) mendefenisikan kebutuhan dasar manusia yang

meliputi :

1. Terpenuhinya kebutuhan minimum rumah tangga bagi

konsumsi pribadi seperti : makanan, minuman, dan perumahan.

2. Tersedianya pelayanan dasar untuk konsumsi bersama kolektif

dalam komunitas seperti: air bersih, penerangan, transportasi,

fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan.

3. Kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang

terkait dengan diri mereka sendiri.

4. Kepuasan atas tingkat kebutuhan dasar yang mutlak dalam

kerangka hak asasi manusia secara lebih luas.

5. Adanya kesempatan kerja sebagai suatu cara dan tujuan dalam

suatu strategi kebutuhan dasar.

Fenomena kemiskinan bukan hanya terbatas kepada

kurangnya keuangan, melainkan melebar kepada kurangnya

kreatifitas, inovasi kurangnya kesempatan untuk bersosialisasi

dengan berbagai potensi dan sumber daya yang ada, atau secara

khusus persoalan itu telah melingkar diantara lemahnya

penyeimbangan potensi diri dan tertutupnya potensi diri untuk

Page 36: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

36

berkembang di masyarakat, semua itu akan berlangsung apabila

proses marjinalisasi dan pihak yang berkuasa berlangsung pula.

Yang melatar belakangi kemiskinan menurut Suyanto

Bagong dibedakan atas dua kategori antara lain :

a. Kemiskinan alamiah

Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang timbul sebagai

akibat sumber-sumber daya yang kurang dan atau karena

tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah.

b. Kemiskinan buatan

Kemiskinan buatan diartikan sebagai kemiskinan yang

terjadi karena struktur sosial yang membuat anggota atau

kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan

fasilitas secara merata, dengan demikian sebagian anggota

masyarakat masih tetap miskin walaupun sebenarnya jumlah

produksi yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut bila dibagi

rata dapat membebaskan semua anggota masyarakat dari

kemiskinan.

B. Defenisi Masyarakat Agraris

Berbicara tentang masalah primitif, maka kita akan berbicara

tentang kehidupan masyarakat desa. Begitu pula, kehidupan desa

selalu dikaitkan dengan kehidupan agraris, yaitu kelompok

masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian di bidang

Page 37: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

37

pertanian. Desa sebagai penghasil pangan utama, menjadi

tumpuan bagi masyarakat kota.

Menurut Bintarto, desa mempunyai unsur-unsur sebagai

berikut :

• Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak,

serta penggunaannya.

• Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan

persebaran dan mata pencaharian penduduk setempat.

• Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-

ikatan pergaulan.

Maju mundurnya sebuah desa bergantung dari tiga unsur ini

yang dalam kenyataannya ditentukan oleh faktor usaha manusia

(human efforts) dan tata geografi (geographical setting). Adapun

menurut Paul H. Landis, desa adalah daerah yang penduduknya

kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai pergaulan yang saling mengenal antara beberapa

ribu jiwa.

b. Memiliki perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang

kesukaan terhadap adat kebiasaan.

c. Memiliki cara berusaha (dalam hal ekonomi), yaitu agraris pada

umumnya, dan sangat dipengaruhi oleh keadaan alam, seperti :

Page 38: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

38

iklim, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris

bersifat sambilan.

Jadi yang dimaksud masyarakat pedesaan adalah

sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu yang

penghuninya mempunyai perasaan yang sama terhadap adat

kebiasaan yang ada, serta menunjukkan adanya kekeluargaan di

dalam kelompok mereka, seperti gotong royong dan tolong-

menolong.

1. Ciri-Ciri Masyarakat Agraris

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan

perasaan batin yang kuat sesama anggota warga desa sehingga

seseorang merasa dirinya merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari masyarakat tempat ia hidup, serta rela berkorban

demi masyarakatnya, saling menghormati, serta mempunyai hak

dan tanggung jawab yang sama di dalam masyarakat terhadap

keselamatan dan kebahagiaan bersama. Adapun ciri-ciri

masyarakat pedesaan antara lain; Setiap warganya mempunyai

hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan

warga masyarakat di luar batas-batas wilayahnya.

Sistem kehidupan pada umumnya berkelompok dengan

dasar kekeluargaan, sebagian besar warga masyarakat pedesaan

hidup dari pertanian, masyarakatnya homogen, seperti dalam hal

Page 39: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

39

mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya.

Masyarakat itu sering disangkut pautkan dengan petani biasanya

mereka menggunakan alat-alat manual misalnya, menggunakan

tenaga hewan untuk membajak sawah, cangkul, sabit dan

sebagainya. Adapun mode produksi dalam bidang ekonomi

biasanya berupa pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan

dengan cara tradisional. Sumber daya alamnya berupa angin, air,

tanah, manusia,yang pada akhirnya mereka membutuhkan bahan

mentah atau alam sebagai penunjang kehidupan.

2. Kegiatan Masyarakat Agraris

Salah satu ciri khas dalam kehidupan masyarakat desa

adalah adanya semangat gotong-royong yang tinggi. Misalnya

pada saat mendirikan rumah, memperbaiki jalan desa, membuat

saluran air dan sebagainya. Gotong royong semacam ini lebih

dikenal dengan sebutan kerja bakti, terutama menangani hal-hal

yang bersifat kepentingan umum. Ada juga gotong-royong untuk

kepentingan pribadi, misalnya mendirikan rumah, pesta perkawinan

dan kelahiran. Pekerjaan gotong royong terdiri atas dua macam,

yaitu :

• Kerja sama yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu

sendiri (diistilahkan dari bawah, tanpa ada paksaan dari luar)

Page 40: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

40

• Kerja sama dari masyarakat itu sendiri, tapi berasal dari luar

(biasa berasal dari atas, misalnya atas perintah aparat desa)

Lebih dari 82 % masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan

dengan mata pencaharian agraris. Masyarakat pedesaan

mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat

bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi, mereka bukanlah

masyarakat yang senang berdiam diri tanpa aktivitas, tanpa ada

suatu kegiatan, tetapi sebaliknya. Pada umumnya masyarakat desa

sudah bekerja keras, namun mereka perlu diberikan pendorong

yang dapat menarik aktivitas mereka, sehingga cara dan irama

bekerjanya menjadi efektif, efisien dan berkelanjutan.

Di Indonesia, aktivitas gotong roypng biasanya tidak hanya

menyangkut lapangan bercocok tanam saja, tapi juga menyangkut

lapangan kehidupan social lainnya seperti:

a. Dalma hal bencanya atau musibah, contohnya: kematian, sakit

atau kecelakaan.

b. Dalam hal pekerjaan rumah tangga, contohnya: memperbaiki

atap rumah, menggali sumur, dll.

c. Dalam hal pesta, contohnya: pernikahan, kitanan, dll.

d. Dalam hal kepentingan umum, misalnya: membuat irigasi,

jembatan, jalan, dll.

Page 41: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

41

3. Perkembangan Masyarakat Agraris

Masyarakat agraris sebenarnya tidak stagnan; mereka

berkembang dan berubah seperti kita namun pada tingkatan laju

yang lebih rendah. Perubahan lambat yang menjadi nyata selama

berpuluh-puluh atau beratus-ratus tahun dan selama periode yang

demikian kita dapat mencirikan kecenderungan jangka-panjang dari

proses siklik dan kejutan acaknya. Kecederungan untuk menjadi

sederhana didalam kehidupan masyarakat agraris selalu saja

terjadi dan telah mengakar kuat. Masyarakat agraris mendapatkan

pengetahuan tentang bagaimana menjalin hubungannya dengan

alam tempat mereka hidup secara turun-temurun.

C. Defenisi Petani

Yang dimaksud masyarakat tani di sini adalah masyarakat

yang bermukim di daerah pedesaan yang mengolah usaha

pertanian dan merupakan mata pencahariannya sebagai petani,

mereka memanfaatkan sumber daya alam untuk keperluan hidup

dengan sistem pengolahan masih tergolong sederahana. Adapun

pekerjaan lain yang dilakukan adalah pekerjaan sampingan, seperti

tukang kayu, pedagang, pengrajin, dan lain-lainnya.

Page 42: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

42

“Menurut pendapat Wolf (1983) yang menyatakan bahwa:

Petani adalah sebagian penduduk yang secara eksistensial terlibat

dalam proses cocok tanam dan secara otonom menetapkan

keputusan atas cocok tanam tersebut” (Suharni, 2007: 10).

Soejitno dalam Mardikanto (2005) menyatakan bahwa

selaras dengan pengertiannya yang menjadi sasaran penyuluhan

pertanian terutama adalah petani pengelola usahatani dan

keluarganya, yaitu bapak tani, ibu tani, dan pemuda/pemudi atau

anak-anak petani.

Petani sebagai pelaku sektor pertanian memiliki berbagai

masalah di dalam melaksanakan usaha taninya. Secara umum,

masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

1. Masalah sumberdaya manusia

Sebagian besar petani di dalam mengembangkan usahataninya

dengan cara melihat petani lain yang telah berhasil. Mereka

sangat hati-hati di dalam menerapkan inovasi baru karena

mereka sangat takut dengan resiko gagal. Tanpa ada contoh

yang telah berhasil petani sangat rentan untuk merubah

usahataninya.

2. Masalah ilmu pengetahuan dan teknologi

Sebagian besar petani masih berpendidikan Sekolah Dasar

(SD) dan hanya sebagian kecil berpendidikan lanjutan. Pada

umumnya ketrampilan bercocok tanam mereka peroleh dari

Page 43: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

43

orang tuanya serta pengalaman-pengalaman yang diperoleh

dari usahataninya.

3. Masalah modal usahatani

Masalah keterbatasan modal usahatani merupakan masalah

yang mendasar bagi petani. Sebagian besar petani memperoleh

modal usaha dari kekeyaan keluarga atau meminjam.

4. Pemasaran hasil usahatani

Pada saat panen raya suplai gabah meningkat

sedangkan penawaran terbatas, serta petani tidak memiliki

sarana penjemuran. Petani terkadang tidak memiliki pilihan

untuk menjual gabahnya dengan harga layak atau harga yang

lebih baik.(Patiwiri, 2007).

Menurut Soekartawi (1988), petani dicirikan oleh

karakteristik sebagai berikut:

1. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari 240

kg beras per kapita per tahun.

2. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25

Ha lahan sawah di Jawa atau 0,5 Ha di luar Jawa. Bila

petani tersebut juga mempunyai lahan tegal, maka luasnya

0,50 Ha di Jawa atau 1,00 Ha di luar Jawa.

3. Patani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang

terbatas.

4. Petani yang memiliki pengetahuan yang terbatas.

Page 44: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

44

Mosher (1970), mengelompokkan petani dalam 3 macam,

yaitu:

1. Petani sebagai pengelola usahatani, pada umumnya petani

sebagai pengelola atau manager dari usahataninya.

2. Petani sebagai jurutani, petani yang melakukan kegiatan

bertani, yang memiliki pengalaman dan telah belajar dari

pengalamannya.

3. Petani sebagai manusia, petani sepertihalnya manusia yang

lain, ia juga mempunyai rasional, memiliki harapan-harapan,

keinginan-keinginan, dan kemauan untuk hidup lebih baik.

Menurut Kusnadi. H (1996) petani adalah seorang yang

mempunyai profesi bercocok tanam (menanam tumbuh-tumbuhan)

dengan maksud tumbuh-tumbuhan dapat berkembang biak

menjadi lebih banyak serta untuk dipungut hasilnya, tujuan

menanam tumbuh-tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup

yaitu dapat dimakan manusia dan hewan peliharaanya.

Mengemukakan bahwa sistem perekonomian yang berdasarkan

kepada usaha bersama dari masyarakat secara keseluruhan

dengan tujuan utama meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan

meningkatkan pendapatan perkapita dan pembagian pendapatan

yang merata dengan Negara (pemerintah) yang memainkan peran

aktif untuk mengarahkan dan melaksanakan pembangunan.

Page 45: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

45

Menurut Samsudin (1982), yang disebut petani adalah

mereka yang untuk sementara waktu atau tetap menguasai

sebidang tanah pertanian, menguasai sesuatu cabang atau

beberapa cabang usaha tani dan mengerjakan sendiri, baik dengan

tenaga sendiri maupun tenaga bayaran. Menguasai sebidang tanah

dapat diartikan pula menyewa, bagi hasil atau berupa memiliki

tanah sendiri. Disamping menggunakan tenaga sendiri ia dapat

menggunakan tanaga kerja yang bersifat tidak tetap.

Masyarakat tani dapat dipandang memiliki struktur sosial

sendiri di dalamnya terlaksana pola-pola perilaku dengan corak dan

ciri yang berbeda dengan komunitas kota, masyarakat tani dapat

dikatakan system sosialnya masih sederhana tidak seperti

masyarakat industri perkotaan yang begitu kompleks system

kehidupannya. Kemiskinanan di pedesaan dilihat sebagai suatu hal

yang terutama disebabkan oleh miskinnya sumber daya alam,

kurangnya modal, kurangnya input langsung, keterbelkangan

teknologi dan kurang berkembangnya keterampilan manusia.

Soekartawi (1996) dalam (Rita, 2005: 25) menyatakan

bahwa ukuran pendapatan usaha tani antara lain:

1. Pendapatan kotor usaha tani (gross farm income). Pendapatan

kotor usaha tani sebagai nilai produk total usaha tani dalam

jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak

dijual.

Page 46: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

46

2. Pendapatan bersih usaha tani (net farm income). Penghasilan

bersih usaha tani adalah selisih antara pendapatan kotor usaha

tani dan pengeluaran total usaha tani yang merupakan nilai

masuk yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi

tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani, bunga modal

sendiri dan bunga modal pinjaman.

3. Penghasilan bersih usaha tani (net farm earning) penghasilan

bersih usaha tani diperoleh dengan cara mengungkapkan

pendapatan bersih dan bunga modal pinjaman.

Hermanto (1996) menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi pendapatan usaha tani antara lain :

1. Luas lahan usaha, meliputi areal tanaman, luas pertanaman

dan luas pertanaman rata-rata

2. Tingkat produksi yaitu ukuran-ukuran tingkat produksi

3. Pilihan dan kombinasi cabang usaha.

Kemiskinan adalah suatu kondisi kekurangan dialami oleh

seseorang atau suatu keluarga, kondisi kemiskinan ini disebabkan

oleh beberapa faktor yang berbeda antara lain:

1. Kesempatan kerja yaitu seseorang dikatakan miskin karena

menganggur sehingga tidak memperoleh penghasilan atau

kalaupun bekerja tidak penuh, baik dalam ukuran hari, minggu,

bulan, atau tahun.

2. Upah/gaji standar minimum

Page 47: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

47

3. Produktifitas yang rendah

4. Tidak mempunyai asset

5. Adanya diskriminasi sex

6. Adanya penjualan tanah

7. Tekanan harga (hal ini terutama berlaku pada petani kecil dan

pengrajin dalam bidang industri rumah tangga).

Dari beberapa penyebab kemiskinan di atas, kita bisa lihat

arah dari upaya-upaya pengentasan masyarakat dari kemiskinan,

misalnya dengan penciptaan gaji/upah yang rendah, penyediaan

asset untuk kegiatan produksi dan menghilangkan diskriminasi

antara laki-laki dan perempuan.

D. Ukuran Kemiskinan

Ukuran atau kategori kemiskinan menurut BPS (2005)

antara lain:

1. Penduduk miskin dikatakan sangat miskin apabila kemampuan

untuk memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai 1900

kalori per orang per hari ditambah kebutuhan dasar non

makanan, atau setara dengan Rp 120.000,- per orang/ per

bulan

Page 48: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

48

2. Penduduk dikatakan miskin apabila kemampuan memenuhi

konsumsi makanan hanya mencapai antara 1900-2100 kalori/

orang ditambah kebutuhan dasar non makanan, atau setara Rp

150.000,- per orang per bulan

3. Penduduk dikatakan mendekati miskin apabila kemampuan

memenuhi konsumsi hanya mencapai antara 2100-2300 kalori

ditambah kebutuhan dasar non-makanan atau setara Rp

175.000,- per orang per hari.

Rumah tangga miskin menurut BPS (2005) jika diasumsikan

suatu rumah tangga memiliki jumlah anggota rumah tangga

(household size) rata-rata 4 orang, maka batas garis kemiskinan

rumah tangga adalah :

1. Rumah tangga dikatakan sangat miskin apabila tidak mampu

memenuhi kebutuhan dasarnya sebesar 4 x Rp 120.000,- =Rp

480.000 per rumah tangga/ bulan

2. Rumah tangga dikatakan miskin apabila kemampuan memenuhi

kebutuhan dasarnya hanya mencapai 4 x Rp 150.000,- = Rp

600.000 per rumah tangga/ bulan, tetapi di atas Rp 480.00

3. Rumah tangga dikatakan mendekati miskin apabila kemampuan

memenuhi kebutuhan dasarnya hanya mencapai 4 x Rp

175.000 = Rp 700.000,- per rumah tangga/ bulan, tetapi diatas

Rp 600.000

Page 49: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

49

Pengukuran Kemiskinan World Bank :

World Bank membuat garis kemiskinan absolut US$ 1 dan

US$ 2 PPP (purchasing power parity/paritas daya beli) per hari

(bukan nilai tukar US$ resmi) dengan tujuan untuk membandingkan

angka kemiskinan antar negara/wilayah dan perkembangannya

menurut waktu untuk menilai kemajuan yang dicapai dalam

memerangi kemiskinan di tingkat global /internasional.

Angka konversi PPP adalah banyaknya rupiah yang dikeluarkan

untuk membeli sejumlah kebutuhan barang dan jasa dimana jumlah

yang sama tersebut dapat dibeli sebesar US$ 1 di Amerika Serikat.

Angka konversi ini dihitung berdasarkan harga dan kuantitas di

masing-masing negara yang dikumpulkan dalam suatu survei yang

biasanya dilakukan setiap lima tahun. Chen dan Ravallion (2001)

membuat suatu penyesuaian angka kemiskinan dunia dengan

menggunakan garis kemiskinan US$ 1 perhari. Berdasarkan

penghitungan yang dilakukan, pada tahun 1993 garis kemiskinan

US$ 1 PPP per hari adalah ekuivalen dengan Rp. 20.811,- per

bulan.

Garis kemiskinan PPP disesuaikan antar waktu dengan

angka inflasi relatif, yaitu menggunakan angka indeks harga

konsumen. Pada tahun 2006, garis kemiskinan US$ 1 PPP

ekuivalen dengan RP.97.218,- per orang per bulan dan garis

kemiskinan US$ 2 PPP ekuivalen dengan RP.194.439,- per orang

Page 50: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

50

per bulan. Perbandingan garis kemiskinan dan persentase

penduduk miskin di Indonesia tahun 2006 menurut BPS dan World

Bank adalah sebagai berikut:

Garis Kemiskinan dan Persentase Penduduk Miskin di

Indonesia Tahun 2006

Sumber Garis Kemiskinan (Per Hari)

Garis Kemiskinan (Per Bulan)

Penduduk Miskin (%)

BPS Rp. 5.066,57,- ≈ US$ 1,55 PPP

Rp. 151.997,- 17,80

World Bank

USS 1 PPP ≈ Rp. 3.240,60,-

Rp. 97.218,- 7,40

USS 2 PPP ≈ Rp. 6.841,30,-

Rp. 194.439,- 49,00

Bank Dunia memprediksi jumlah penduduk Indonesia

berpendapatan di bawah US$2 PPP per orang per hari pada tahun

2008 akan turun 4,6 juta orang dari 105,3 juta orang (45,2 persen)

menjadi 100,7 juta orang (42,6 persen). Perhitungan itu dilakukan

dengan menggunakan jumlah penduduk 232,9 juta orang pada

tahun 2007 dan 236,4 juta orang pada tahun 2008. Perkiraan

tersebut dibuat dengan memperhitungkan laju inflasi sekitar 6

persen, dampak kenaikan harga minyak dunia saat ini (sekitar

US$94 per barel), dan tercapainya pertumbuhan ekonomi

Indonesia tahun depan sebesar 6,4 persen.

Page 51: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

51

Teknik Penghitungan Garis Kemiskinan World Bank:

Tahap pertama adalah menentukan Penduduk referensi,

yaitu 20 persen penduduk yang berada di atas Garis Kemiskinan

Sementara, yaitu garis kemiskinan periode lalu yang di-inflate

dengan inflasi umum (IHK). Dari penduduk referensi ini kemudian

dihitung Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan

Non Makanan (GKNM).

Garis Kemiskinan Makanan adalah jumlah nilai pengeluaran

dari 52 komoditi dasar makanan yang riil dikonsumdi penduduk

referensi dan kemudian disetarakan dengan nilai energi 2.100

kilokalori perkapita per hari. Penyetaraan nilai pengeluaran

kebutuhan minimum makanan dilakukan dengan menghitung harga

rata-rata kalori dari ke-52 komoditi tersebut. Selanjutnya GKM

tersebut disetarakan dengan 2.100 kilokalori dengan cara

mengalikan 2.100 terhadap harga implisit rata-rata kalori.

Garis Kemiskinan Non-Makanan merupakan penjumlahan

nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non-makanan

terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan, dan

kesehatan. Nilai kebutuhan minimum per komoditi/sub-kelompok

non-makanan dihitung dengan menggunakan suatu rasio

pengeluaran komoditi /sub-kelompok tersebut terhadap total

pengeluaran komoditi/sub-kelompok yang tercatat dalan data

Susenas modul konsumsi. Rasio tersebut dihitung dari hasil Survei

Page 52: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

52

Paket Komoditi Kebutuhan Dasar 2004 (SPKKD 2004), yang

dilakukan untuk mengumpulkan data pengeluaran konsumsi

rumahtangga per komoditi non-makanan yang lebih rinci

dibandingkan data Susenas modul konsumsi. Garis Kemiskinan

merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan dan

Garis Kemiskinan Non-Makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran perkapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan

dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Kemiskinan absolut merupakan suatu kondisi dimana tingkat

pendapatan seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan

pendidikan, yang kemudian dirumuskan dengan membuat ukuran

tertentu yang kongkrit, ukuran itu lazimnya beriorentasi pada

kebutuhan hidup dasar manusia minimum anggota masyarakat.

Masing-masing Negara mempunyai batasan kemiskinan

absolute yang berbeda-beda, sebab kebutuhan hidup dasar

masyarakat digunakan sebagai acuan, memang berlainan karena

ukurannya dipastikan. Konsep kemiskinan ini mengenal garis batas

kemiskinan. Kemiskinan relatif adalah dirumuskan dengan

memperhatikan dimensi tempat dan waktu, dasar asumsi yaitu

kemiskinan disuatu daerah dengan waktu yang lain. Penduduk

yang sudah berpendapatan di atas garis kemiskinan, namun jauh

lebih rendah dari pandangan penduduk sekitarnya, maka orang

Page 53: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

53

tersebut masih dalam kemiskinan. Kemiskinan jenis ini masih

dikatakan relatif karena lebih berkadang dengan meminta distribusi

pendapatan antar lapisan sosial.

Untuk mendapatkan gambaran tentang pengukuran

kemiskinan yang banyak digunakan saat ini, dapat dikemukakan

beberapa pendapat sebagai berikut :

Untuk mengukur kemiskinan dengan indicator sebagai

berikut :

1. Pendapatan rata-rata perkapita. Apabila suatu masyarakat yang

pendapatannya rata-rata perkapita per orang setahun kurang

dari US $ 300, digolongkan sebagai masyarakat miskin.

2. Banyaknya gizi yang ada dalam makanan sehari-hari. kalau

jumlah protein dan kalori dalam makanan sehari-hari kurang

dari suatu batas tertentu, maka dapat digolongkan sebagai

masyarakat miskin.

3. Suatu masyarakat harus setiap hari mampu member makan

cukup kepada setiap anggota keluarganya. Yang dimaksud

cukup ialah makan tiga kali sehari, yaitu pada waktu pagi, siang,

dan malam. Jadi bagi masyarkat yang tidak mampu memberi

makan kepada anggota keluarganya dalam sehari, maka

masyarakat tersebut dianggap miskin,

4. Apabila ada rumah tangga yang secara terus menerus tidak

mampu mencukupi kebutuhan bahan-bahan dasar pokok

Page 54: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

54

menurut ketentuan, maka rumah tangga itu dapat dianggap

sebagai rumah tangga miskin.

5. Apabila angka rata-rata kematian dalam suatu masyarakat

tinggi, maka masyarakat itu dianggap miskin.

“Sayogya dalam Nugroho (1995) lebih cenderung

menggunakan ukuran garis kemiskinan dengan pendekatan garis

kemiskinan absolut dengan cara menegmbangkan dan

memperhitungkan standar kehidupan pokok yang berdasarkan

kebutuhan beras perorang pertahun”. (Ali hanafi, 1997:22)

E. Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan sebagai ketidak mampuan seseorang untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya disebabkan rendahnya

penghasilan (ekonomi) mereka, sehingga pemecahan yang logis

adalah dengan meningkatkan penghasilan, sementara

sesungguhnya akar kemiskinan justru bukan hanya pada

penghasilan, tinggi rendahnya penghasilan seseorang erat

kaitannya dengan berbagai peluang yang dapat diraihnya, jadi lebih

merupakan akibat dari suatu situasi yang terjadi oleh sebab

kebijakan politik yang tidak adil yang diterapkan sehingga

menyebabkan sebagian masyarakat tersingkirkan dari sumber

daya kunci yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan hidup

mereka secara layak. Di Indonesia persentase penduduk yang

Page 55: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

55

berada di bawah garis kemiskinan menurun cukup cepat di kota-

kota, tetapi tidak begitu cepat di daerah pedesaan, komunitas

petani yang merupakan mayoritas masyarakat Indonesia tidak

terlepas dari kondisi kemiskinan tersebut, kemiskinan petani,

nelayan maupun peternak mewarnai kehidupan mereka dalam

beraktivitas.

Menurut Burki (1990) dalam (Taswin, 1995:14) ada 6 faktor

yang menjadi penyebab kemiskinan pada bagian penduduk

pedesaan yang bergerak dalam pertanian antara lain:

1. Pertumbuhan ekonomi yang lamban

2. Stagnasi produktifitas tenaga kerja

3. Tingkat semi pengangguran yang tinggi

4. Tingkat pendidikan formal yang rendah

5. Fasilitas yang tinggi

6. Degradasi sumber daya alam dan lingkungan

Berdasarkan hasil studi badan penelitian dan

pengembangan pertanian (BPPP) yang dilakukan di lapangan

provensi di Indonesia penyebab kemiskinan antara lain:

1. Keterbatasan sumber daya alam kemiskinan yang disebabkan

karena memang dasar alamiah miskin yaitu keadaan alamnya

misalnya karena lahan yang kurang subur, tanahnya berbatu-

batu tidak menyimpan kekayaan mineral karena sumber daya

Page 56: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

56

alamiah miskin maka masyarakat juga miskin sehingga

terjadinya degradasi dan pendayagunaan lahan kurang

2. Teknologi dan pendukungnya yang tersedia masih rendah yang

mengakibatkan penerapan teknologi terutama budidaya masih

rendah.

3. Keterbatasan lapangan kerja, dimana membawa konsekwensi

kemiskinan bagi masyarakat yang kualitasnya dan produktifitas

yang masih rendah, karena tingkat pendidikan dan kesehatan

yang masih rendah, disamping adanya pengaruh tradisi dan

kesempatan kerja yang terbatas. Meskipun secara ideal

dikatakan bahwa seseorang harus mampu menciptakan

lapangan kerja baru, tetapi secara factual hal tersebut kecil

kemungkinannya karena keterbatasan kemampuan seseorang

baik berupa keterampilan maupun modal.

4. Keterbatasan sarana, prasaran, dan kelembagaan yang

mengkibatkan terisolasi, perputaran modal kurang, bagi hasil

yang tidak adil, dan tingkat upah yang relatif rendah.

5. Beban keluarga, dimana semakin banyak anggota keluarga

akan semakin meningkat pula tuntutan beban hidup yang harus

dipenuhi, seseorang yang mempunyai anggota banyak dan

tidak diimbangi dengan usaha peningkatan pendapatan, akan

menimbulkan kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi

dengan pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan

Page 57: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

57

akan tetap melanda drinya dan kemiskinan itu akan bersifat

laten.

Menurut Sayogyo bahwa kemiskinan adalah suatu tingkat

kehidupan yang berada dibawah standar kebutuhan orang cukup

bekerja dan cukup hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras

dan kebutuhan gizi, dan berdasarkan penelitiannya ditarik

kesimpulan bahwa untuk daerah pedesaan diperlukan 240 kg dan

daerah kota 360 kg ekuivalen beras pertahun (Tjahya, 2000:124).

Sebagai masyarakat yang masih dicirikan oleh kehidupan

komunalistik dan subsistem hal ini wajar jika pada gilirannya makna

kemiskinan lebih dipersepsikan oleh diri mereka sendiri lebih

sebagai faktor yang bersifat internal. Dalam hal ini defenisi

kemiskinan disebutkan sebagai orang malas. Unsur pemilikan

sawah ditempatkan dalam urutan pertama mengingat dari sumber

inilah secara praktis kecukupan pangan sebuah rumah tangga

dapat terjaga sepanjang tahun, kenyataannya hanya sedikit saja

penduduk desa lokal yang memiliki sawah.

Menurut bank dunia, penyebab dasar kemiskinan antara

lain:

1. Kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal.

2. Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan

prasarana.

Page 58: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

58

3. Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor.

4. Adanya perbedaan kesempatan diantara anggota masyarakat

dan sistem yang kurang mendukung.

5. Adanya sumber daya manusia dan perbedaan antara sektor

ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern).

6. Rendahnya produktifitas dan tingkat pembentukan modal dalam

masyarakat.

7. Budaya hidup yang diikatkan dengan kemampuan seseorang

mengelola sumber daya alam dan lingkungannya.

8. Tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (Good

govermance).

9. Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak

berwawasan lingkungan.

F. Penghambat dan Penanggulangan Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang hadir di

tengah-tengah masyarakat, khususnya di Negara berkembang.

Dalam konteks Indonesia masalah kemiskinan merupakan juga

masalah sosial yang sangat relevan untuk di kaji secara terus

menerus. Dalam pembangunan jangka panjang Repelita III

(1079/1980-1983/1984) pemerintah telah merancanang dua pokok

kebijakan pembangunan yaitu: pertama mengurangi jumlah

penduduk di bawah garis kemiskinan, dan kedua melaksanakan

Page 59: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

59

delapan jalur pemerataan pembagian pendapatan, penyebaran

pembangunan di seluruh daerah, kesempatan memperoleh

pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, berusaha berpartisipasi

dalam kegiatana pembangunan dan kesempatan memperoleh

keadilan.

Basis kekuasaan sosial meliputi tingkat pendidikan,

pendapatan, kesehatan dan gizi, produktifitas pengasaan modal,

keterampilan, teknologi dan hambatan infrastruktur serta jaringan

sosial untuk kemajuan kehidupan.

a. Faktor Penghambat Kemiskinan

Fenomena kemiskinan bukan hanya terbatas kepada

kurangnya keuangan, melainkan melebar kepada kurangnya

kreativitas, inovasi, kesempatan untuk bersosialisasi dengan

berbagai potensi dan sumber daya yang ada, atau secara khusus

persoalan itu lebih melingkar diantara lemahnya mengembangkan

potensi diri dan tertutupnya potensi diri untuk berkembang

dimasyarakat.

Mubyarto (1995) dalam (Ali hanafi, 1997: 18) sekurang-

kurangnya ada empat faktor yang disinyalir menjadi penghambat

atau penyebab mengapa kemiskinan di pedesaan masih tetap

mencolok antara lain:

1. Karena adanya pemusatan pemilikan tanah yang dibarengi

dengan adanya proses fregmentasi pada arus bawah

Page 60: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

60

masyarakat pedesaan, jumlah penduduk pedesaan yang terus

bertambah tetapi tidak di imbangi dengan bertambahnya tanah

telah menyebabkan semakin berkurangnya tanah yang dapat

dimiliki petani kecil sehingga terjadi apa yang disebut Geertz

sebagai shared proverty (pembagian kemiskinan), disamping itu

tekanan kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat dan harag

produksi pertanian yang tidak menentu yang menyebabkan

banyak warga desa yang menjual lahan miliknya agar dapat

bertahan hidup.

2. Karena nilai tukar hasil produksi warga pedesaan khususnya

sektor pertanian yang semakin jauh tertinggal dengan hasil

produksi lain, termasuk kebutuhan hidup sehari-hari warga

pedesaan.

3. Karena lemahnya posisi masyarakat desa khususnya petani

dalam mata rantai perdagangan, sudah menjadi rahasia umum

bahwa dalam proses penjualan, biasanya pihak yang dominan

menentukan harga adalah para pedagang atau para tengkulak.

4. Karena karakter struktur sosial masyarakat pedesaan yang

terpolarisasi, bahwa selama ini sudah banyak berbagai program

pembangunan diintroduksikan ke wilayah pedesaan.

Page 61: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

61

b. Konsep Penanggulangan Kemiskinan

Pendekatan mengenai konsep kemiskinan oleh beberapa

program bantuan penanggulangan kemiskinan lebih banyak

merupakan sebuah bentuk aplikasi dari pada aspek teoritis yang

berkaitan dengan kemiskinan yang lebih bersentuhan langsung

dengan masyarakat, sehingga pendekatannya lebih bersifat praktis

dari pada teoritis. Seperti program inpres desa tertinggal (IDT)

bertujuan untuk mempercepat upaya mengurangi jumlah penduduk

miskin dan desa-desa miskin dimana ruang lingkupnya adalah

sosial ekonomi penduduk miskin dengan membangun dan

mengembangkan potensi ekonomi desa, memenuhi kebutuhan

pokok, menyediakan pelayanan dasar, disertai penciptaan suasana

yang mendukung upaya penaggulangan kemiskinan serta

mengaktifkan kembali ekonomi rakyat dengan memberdayakan

kaum miskin.

Sedangkan dana untuk pembangunan sarana dan

prasarana dasar lingkungan merupakan dan hibah yang perlu

dikembalikan, namun masyarakat harus menunjukkan

kesanggupan dan tanggung jawabnya untuk dapat melakukan

pemeliharaan serta pengembangan lebih lanjut yang diprioritaskan

dapat memberikan dampak langsung kepada peningkatan produksi

dan peningkatan masyarakat.

Page 62: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

62

G. Kerangka Konseptual

Kemiskinan ditandai ketidak mampuan masyarakat

memenuhi kebutuhan utamanya seperti sandang, pangan,

kesehatan, dan pendidikan. Dalam kehidupan manusia sehari-hari

kemiskinan adalah sesuatu yang nyata adanya bagi mereka yang

tergolong miskin kerana mereka ini sendiri merasakan dan

menjalani kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Munculnya

kemiskinan ditandai oleh berbagai faktor keterbatasan yang

mengakibatkan rendahnya kualitas kehidupan seperti rendahnya

penghasilan, terbatasnya kepemilikan rumah tinggal yang layak

huni, pendidikan dan keterampilan yang rendah.

Distribusi pendapatan sering diukur dengan membagi

penduduk menjadi 5 atau 10 kelompok (quintiles atau deciles)

sesuai dengan tingkat pendapatannya. Kemudian menetapkan

proporsi yang diterima oleh masing-masing kelompok pendapatan.

Selanjutnya ukuran distribusi pendapatan dapat diukur dengan

“Rasio Konsentrasi Gini” (gini consentration ratio) atau lebih

sederhana disebut dengan Koefisien Gini.

“Koefisien Gini adalah ukuran ketidak seimbangan/ ketimpangan (pendapatan, kesejahteraan) agregat (keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna). Dalam prakteknya, Koefisien Gini pada negara-negara yang dikenal begitu tajam ketimpangan kesejahteraan di kalangan penduduknya berkisar antara 0,50 hingga 0,70. Sedangkan untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal paling merata, Koefisien Gini berkisar antara 0,20 sampai 0,35 “ (Todaro, 1995: 150-151).

Page 63: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

63

Faktor-faktor penyebab kemiskinan, disamping faktor-faktor

kondisi alam dan geografis, juga disebabkan oleh faktor-faktor

ketidak adilan ekonomi, sosial ataupun politik, yang mengakibatkan

apa yang disebut Kemiskinan Struktural (Struktural Poverty) baik

pada tatanan negara ataupun internasional.

Kemiskinan Struktural dapat dijelaskan dengan fenomena-

fenomena urban bias, urban-urban dualism, proletarianization serta

yang terakhir dapat dijelaskan pula oleh fenomena environmental

destruction. Kemiskinan tersebar pula dengan pola yang terstruktur

mulai dari remote area, urban area, sub-urban area, dan urban

slum. (Blog; Julissar An-naf)

Teori pembangunan yang khusus menganalisis phenomena

kemiskinan di negara-negara berkembang dan negara terbelakang

(developing and under-developed countries) menekankan akan tiga

faktor penyebab kemiskinan yakni:

1. Kemiskinan natural adalah keadaan kemiskinan karena dari

asalnya memang miskin karena tidak memiliki sumber daya

memadai.

2. Kemiskinan struktural sesungguhnya adalah gambaran

keadaan miskin masih rendah.

3. Kemiskinan kultural adalah mengacu pada sikap seseorang

atau masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan

Page 64: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

64

hidup, budayanya, mereka sudah merasa berkecukupan dan

tidak merasa kekurangan.

Kemiskinan struktural merupakan sisi eksternal dari si

miskin. Ia berkaitan kegagalan sistem politik, institusi pemerintah,

struktur elit dan birokrasi kekuasaan, serta berbagai kebijakan

yang "pro-rakyat" (people-oriented development). Disatu sisi

Pemerintah berusaha memerangi kemiskinan (the poverty

alleviation) karena faktor struktural, kultural dan natural, tetapi

kemudian terjebak dalam perangkap kemiskinan itu sendiri (the

poverty traps). Dalam arti ketika Pemerintah berusaha menjawab

pertanyaan kemiskinan ekonomi dan persoalan keterbelakangan

sosial, ternyata di dalam jawaban masih banyak menyisakan

pertanyaan. Inilah yang dikenal dengan istilah "antagonistic

developmentalism".

Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan dimana

penyebabnya berasal dari dalam, budaya dia sendiri yang

menyebabkan ia terbelit dalam kemiskinan. Dalam diri manusia ada

sifat yang membuat ia kaya dan ada juga yang membuat ia miskin.

Ada sifat inheren yang membuat orang itu kaya demikian juga sifat

yang membuat orang itu menunjang untuk miskin. Dalam lingkup

yang lebih luas, ada sifat atau karakter bangsa yang membuat

bangsa itu selalu terbelit dalam kemiskinan, demikian pula ada

Page 65: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

65

karakter bangsa yang membuat bangsa itu cepat bangkit dari suatu

kemiskinan.

Kemiskinan kultural terjadi karena kita mempunyai pesimis,

alias penyakit si miskin. Boros, mementingkan hal yg bersifat

aksesoris, keinginan pamer, tidak mempunyai harga diri, malas,

menunda waktu, tidak punya kepedulian kepada yang lain adalah

contoh-contoh dari pesimis.

Kemiskinan Struktural

Petani dan nelayan di Indonesia bukanlah pekerjaan yang

membuat bangga, kehidupan mereka selalu tertindas. Pada saat

musim panen, harga hasil pertanian mereka turun drastis,

sedangkan pada musim paceklik, justru mereka sendiri tidak dapat

menikmati harga komoditi pertanian yang tinggi.

Kemiskinan yang terjadi karena strukturnya yang tidak

memungkinkan ia untuk berkembang. Kemiskinan yang terjadi

karena faktor luar yang lebih luas. Meskipun ia mempunyai sifat-

sifat yang semestinya membuat ia kaya, tetapi karena strukturnya

atau faktor luar yang tidak mendukung, ia tetap akan terbelit dalam

kemiskinan.

Untuk penanganan masalah kemiskinan struktural ini,

pemerintah harus lebih berperan aktif. Pemerintah harus berpikiran

dan mempunyai sifat seperti seorang kaya. Pemerintah harus

mempunyai pemikiran jauh kedepan, mempunyai planning dan

Page 66: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

66

‘mimpi’ akhir dari suatu perjalanan bangsa ini, sehingga semua

daya dan upaya diarahkan untuk mencapai mimpi tersebut. Selain

Kemiskinan Struktural dan Kemiskinan Kultural, ada yang

mengatakan bahwa salah satu penyebab kemiskinan adalah

Kemiskinan Natural

Dalam Kemiskinan Natural disebutkan bahwa yang menjadi

penyebab dari suatu kemiskinan adalah kondisi alam. Kemiskinan

natural sebagai bagian dari penyebab kemiskinan merupakan

pembenaran terhadap ketidakberdayaan atau kemalasan manusia.

Pengentasan kemiskinan tentunya sangat diperlukan suatu

kajian yang menyeluruh, sehingga dapat menjadi acuan dalam

merancang program pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih

menekankan pada konsep kesejahteraan sebagai upaya menolong

yang miskin dan tidak berdaya agar berdaya baik secara fisik,

mental, maupun pikiran untuk mencapai hidup yang lebih berarti,

sehingga mengungkapkan keterlibatan masyarakat pedesaan pada

sektor non pertanian jenis pekerjaan dapat diperoleh tergantung

dari berbagai factor, baik dari individu pekerja seperti tingkat

pendidikan, ketekunan serta kemampuan untuk memilih alternative

pekerjaan.

Page 67: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

67

Faktor lingkungan menyangkut adanya kegiatan ekonomi

yang akhirnya dapat diisi oleh anggota keluarga, faktor lain

kepemilikan modal dipakai sebagai modal dalam kegiatan usaha di

luar sektor pertanian seperti berdagang sebagian besar merupakan

usaha dagang kecil-kecilan, akan tetapi diantara mereka yang

kebutuhan pokoknya belum terpenuhi dalam arti masih berada di

bawah garis kemiskinan.

Menurut sunyoto usman, upaya-upaya dalam

menanggulangi kemiskinan sampai saat ini masih dinilai belum

berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kemiskinan belum

berkurang dan isu-isu ketimpangan masalah semakin deras

mencuat ke permukaan.

Page 68: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

68

SKEMA KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar 1. Skema

MASYARAKAT

AGRARIS

KEMISKINAN

PENGENTASAN

KEMISKINAN

KEHIDUPAN YANG

SEJAHTERA

PENYEBAB

KEMISKINAN

KEMISKINAN NATURAL

KEMISKINAN STRUKTURAL

KEMISKINAN KULTURAL

PENGHAMBAT

KEMISKINAN

Page 69: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

69

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama dua bulan,

dimulai dari Akhir bulan April sampai dengan Awal bulan Juli 2012.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Kasiwiang, Kec.Suli,

Kab.Luwu, dengan pertimbangan bahwa sebagian besar dari

petani sawah masih saja mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

B. Tipe dan Dasar Penelitian

1. Tipe Penelitian

Adapun tipe penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif yakni sebuah penelitian yang

berusaha memberikan gambaran atau uraian yang bersifat

deskriptif mengenai suatu kolektifitas objek yang diteliti secara

sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta yang ada.

Page 70: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

70

2. Dasar Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti

untuk mendekati objek penelitian agar mencapai sasaran yang

diinginkan. Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan

Dasar penelitian studi kasus (case study), yaitu penelitian

melakukan secara intesif, terperinci dan mendalam terhadap

suatu masalah yang menjadi objek penelitian. Untuk itu

penelitian ini ditujukan agar dapat dipelajari secara intensif

mendalam, mendetail dan komperehensif terhadap objek

penelitian, guna menjawab permasalahan yang diteliti.

C. Sumber data

Dalam penelitian ini akan berpatokan pada dua macam

sumber data yaitu:

1. Data primer

data yang diperoleh langsung dari informan atau

objek yang diteliti, yang ada hubungannya dengan apa yang

diteliti.

2. Data sekunder

data pelengkap yang telah lebih dahulu dikumpulkan

dan dilaporkan oleh orang atau instansi terkait, sumber ini

dapat berupa buku, disertasi, ataupun tesis, majalah-

Page 71: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

71

majalah ilmiah, dan data-data statistik yang diterbitkan

pemerintah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting

serta data yang digunakan harus valid. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengambil data primer, dimana data primer adalah data yang

dikumpulkan melalui pengamatan langsung dari tempat penelitian,

dan untuk melengkapi data yang dilakukan, yaitu menggunakan

wawancara mendalam kepada informan dengan berpedoman pada

daftar pertanyaan yang erat kaitannya dengan permasalahan yang

akan diteliti.

Pada pengumpulan data primer, peneliti menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data antara lain:

1. Observasi/ Pengamatan

Observasi atau Pengamatan adalah teknik

pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.

2. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara atau Depth Interview adalah

pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara

mendalam atau antara peneliti dan informan yang dilakukan

Page 72: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

72

untuk mendapatkan keterangan dengan jelas. Pengumpulan

data yang dibimbing oleh pedoman wawancara yang sudah

dipersiapkan. Teknik ini disertai pencatatan konsep,

gagasan, pengetahuan informan yang diungkapkan lewat

tatap muka.

3. Dokumentasi

Merupakan salah satu cara memperoleh data dengan

sejumlah dokumentasi yang berasal dari dinas dan instansi

terkait, selain itu menghimpun dan merekam data yang

bersifat dokumentatif.

E. Teknik Pemilihan Informan

Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan

(purposive sampling) yang dipilih secara sengaja berdasarkan

kriteria tertentu. Dari keseluruhan petani sawah yang ada di Desa

Kasiwiang, dipilih sebanyak Lima orang petani sawah yang

keadaan ekonominya lemah, yang dianggap mampu memberikan

data yang akurat tentang apa yang akan ingin dicapai dalam

penelitian ini.

Page 73: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

73

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis

secara kualitatif, dimana data yang diperoleh di lapangan, diolah

kemudian disajikan dalam bentuk tulisan. Menyangkut analisis data

kualitatif, menganjurkan tahapan-tahapan dalam menganalisis data

kualitatif sebagai berikut:

1. Reduksi data, yaitu menyaring data yang diperoleh di

lapangan kemudian dituliskan kedalam bentuk uraian atau

laporan terperinci, laporan tersebut direduksi, dirangkum,

dipilih, difokuskan pada bantuan program, disusun lebih

sistematis, sehingga mudah dipahami.

2. Penyajian data, yaitu usaha untuk menunjukkan sekumpulan

data atau informasi, untuk melihat gambaran

keseluruhannya atau bagian tertentu dari penelitian tersebut.

3. Kesimpulan, merupakan proses untuk menjawab

permasalahan dan tujuan sehingga ditentukan saran dan

masukan untuk pemecahan masalah.

Page 74: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

74

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. LETAK GEOGRAFIS

a. Letak Geografis dan Batas Administrasi

Luas wilayah pada Desa Kasiwiang secara keseluruhan

adalah ±10,13 Km² yang meliputi wilayah daratan rendah dan

berbukit-bukit. Desa Kasiwiang terletak di bagian utara Kecamatan

Suli dengan jarak tempuh ± 7 Km, dan di bagian sebelah selatan

Kota Belopa yang merupakan Ibukota Kabupaten Luwu dengan

jarak tempuh ± 1 Km.

Luas batas-batas wilayah Administrasi Desa Kasiwiang

sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Senga Selatan

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cimpu

- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Malela

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cakkeawo

Serta di dalam Desa Kasiwiang terdiri dari 3 Dusun yaitu:

- Dusun Kasiwiang,

- Dusun Teten Tanah,

- Dusun Tiwo.

Page 75: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

75

b. Tofografi dan Iklim

1. Keadaan topografi di Desa Kasiwiang yaitu dataran

rendahnya seluas 292 Ha/m², daerah yang berbukit-bukit 30

Ha/m², dengan kelembaban 26 – 28 °C ketinggian 0 – 4

mdl.

2. Keadaan Jenis Tanah

Keadaan tanahnya terdiri dari tanah Alluvial, Latosol dan

Gromozol dengan tekstur tanah lempung sampai liat dengan

pH 5-7 menyebar sepanjang pesisir pantai yang membujur

dari bagian utara ke selatan.

3. Keadaan Iklim dan Suhu Rata-Rata

Keadaan Iklimnya Tropis yaitu pada bulan Juli – September

(bulan basah), bulan Januari – Februari ( bulan kering) dan

bulan Oktober – Nopember (bulan lembab).

Data Curah Hujan

Data Curah Hujan untuk Kecamatan Suli dapat dilihat pada

Tabel 1.1.

Page 76: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

76

Tabel I.1. Rata-Rata Curah Hujan dan Tipe Bulanan

Oldeman

Bulan Rata – Rata Tipe Bulanan

Oldeman

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

82,50

75,30

160,80

240,40

222,00

199,50

239,40

141,40

88,00

86,90

155,30

385,60

Bulan Kering

Bulan Kering

Bulan Lembab

Bulan Basah

Bulan Basah

Bulan Lembab

Bulan Basah

Bulan Lembab

Bulan Kering

Bulan Kering

Bulan Lembab

Bulan Basah

Jumlah 2.071,3 -

Jumlah BK 83,17 -

Jumlah BB 271,85 -

Keterangan :

1. Jumlah BB (Oldeman): 4 4. Tipe Iklim Oldeman : C1

2. Jumlah BL (Oldeman): 4 5. Indeks klim Schmid Ferguson : 19,51

3. Jumlah BK (Oldeman): 4 6. Tipe Iklim Schmid Ferguson : B

Melihat Tabel I.1. diatas, menurut Oldeman cocok untuk

tanaman padi sawah dan palawija sementara untuk

Page 77: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

77

pengembangan tanaman hortikultura khususnya buah-

buahan dan peternakan dapat dikembangkan.

c. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah 2010 (Ha)

Menurut data dari profil Desa Kasiwiang tahun 2010 luas

penggunaan tanah di Desa Kasiwiang ini adalah 352,04 Ha/m²,

yang dimana sebahagian lahannya terdiri dari tanah sawah yang

luas keseluruhannya 105 Ha/m², tanah kering luas keseluruhannya

50,88 Ha, sedangkan luas keseluruhan perkebunan 120,51 Ha/m²,

dan luas keseluruhan tanah fasilitas umum sebanyak 75,65 Ha/m².

Untuk lebih spesifiknya lihat tabel I.2.

Tabel I.2. Luas wilayah menurut penggunaan tanah

Sumber : Pimpinan Pertanian Kecamatan (PPK)

No.

Luas Wilayah

Letak Klasifikasi

Tanah

Sawah

Tanah

Kering

Tanah

Basah

Tanah

Perkebunan

Tanah

Fasilitas

umum

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

.

Pemukiman

Persawahan

Perkebunan

Kuburan

Pekarangan

Taman

Perkantoran

Prasaran a

umum lainnya

-

105

-

-

-

-

-

-

50,88

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

120,51

-

-

-

-

-

-

-

-

50,21

-

-

0,22

25,22

Jumlah 105 50,88 - 120,51 75,65

Page 78: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

78

Menurut tabel diatas menunjukkan jelas bahwa luas tanah

sawah atau persawahan lebih banyak dari pada luas tanah-tanah

lainnya. Itu menunjukkan di desa Kasiwiang ini banyak masyarakat

yang berprofesi sebagai petani sawah. Meski beberapa dari

mereka mengarah keperkebunan. Tapi tak dapat dipungkiri

masyarakat petani di desa Kasiwiang masih cenderung mengalami

masalah ekonomi di dalam keluarganya.

B. Kondisi Demografi

Keadaan demografi merupakan salah satu faktor yang

sangat penting dalam kaitannya dengan pelaksanaan

pembangunan sosial ekonomi yang mempengaruhi proses

mobilitas sosial masyarakat. Faktor penduduk ini menempati posisi

yang paling utama, karna seperti yang kita ketahui bahwa

pembangunan itu adalah suatu upaya manusia untuk merubah pola

hidup dan posisi sosial mereka untuk tetap memenuhi kebutuhan

hidupnya. Sumber daya manusia merupakan salah satu modal

dasar pembangunan, selain sumber daya alam namun yang perlu

diketahui bahwa pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali

dapat menjadi kendala dalam proses perubahan sosial, seperti

lambatnya mobilitas sosial karna distribusi dalam berbagai aspek

kehidupan tidak merata, sehingga tingkat pendapatan masyarakat

tidak seimbang dengan tingkat kebutuhan yang diperlukan.

Page 79: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

79

Keadaan demografi Desa Kasiwiang Kecamatan, Suli Kab, Luwu

sebagai berikut:

a. Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Kasiwiang sebanyak 879 jiwa yang

terdiri dari 434 jiwa adalah laki-laki dan perempuan sebanyak 445

jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga 205 KK. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel II. 1. Keadaan Penduduk Desa Kasiwiang Tahun 2010

No

Umur

(Tahun)

Laki-laki

(Orang)

Perempuan

(Orang)

Jumlah

(Orang)

1.

2.

3.

4.

5.

0 – 15

16 – 31

32 – 47

48 – 63

64 keatas

148

127

91

41

27

139

144

85

44

33

287

271

176

85

60

JUMLAH 434 445 879

� Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat usia di desa Kasiwiang.

Page 80: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

80

b. Pendidikan

Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia

menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh

kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak

disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan

pendidikandi Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa

hal yang mendasar.

Salah satunya adalah memasuki abad ke-21 gelombang

globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan

perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa

Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-

tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas

membandingkan kehidupan dengan Negara lain.

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di

dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal.

Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan

Negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam

meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk

pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kiata seharusnya dapat

meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah

bersaing dengan sumber daya manusia di Negara-negara lain.

Page 81: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

81

Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang

serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah

rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik

pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang

menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat

penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan

keterampilanuntuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai

bidang.

Ada banyak penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia,

baik pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Salah satu

penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah tingkat pendidikan

yang rendah ada dapat dilihat dari table dibawah ini.

Tabel II.2. Tingkat Pendidikan di desa Kasiwiang Tahun 2010

� Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di desa Kasiwiang

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

1.

2.

3.

4.

5.

Perguruan Tinggi

SMU atau sederajat

SMP atau sederajat

SD atau sederajat

Belum / Tidak pernah

sekolah

27

91

96

80

219

J U M L A H 513

Page 82: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

82

c. Pemerintahan

Dalam Lembaga pemerintahan di desa Kasiwiang, terdapat

7 aparat pemerintahan desa yaitu:

- Kepala Desa kasiwiang

- Sekertaris Desa

- Kepala urusan pemerintahan

- Kepala urusan pembangunan

- Kepala urusan pemberdayaan masyarakat

- Kepala urusan umum

- Kepala urusan keuangan

Dan terdapat pula Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

yang terdiri dari 5 orang yaitu:

- Ketua BPD

- Wakil Ketua

- Sekertaris, dan

- 2 orang anggota

d. Sosial

Desa Kasiwiang memiliki sarana formal yaitu hanya 1 buah

sekolah dasar (SD), dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 7

orang, Berdasarkan hal itu dengan hanya adanya 1 buah Sekolah

Dasar, belum mampu untuk meningkatkan pendidikan yang ada di

Page 83: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

83

desa Kasiwiang khususnya anak-anak diatas 6 tahun, yang

seharusnya semuanya bisa menambah ilmu di sekolah tersebut

hanya karena keterbatasan jumlah sekolah dasar. Oleh karena itu

diperlukan kesadaran orangtua masing-masing anak untuk

menyekolahkan anaknya. Hingga minimal sampai SLTA atau

bahkan hingga ke perguruan tinggi sekalipun. Selain didunia

pendidikan, adapun perkembangan desa Kasiwiang dilihat dari

beberapa bidang sebagai berikut:

1. Pertanian

Desa Kasiwiang pada bidang pertanian secara keseluruhan

jumlah keluarga yang memiliki tanah pertanian sebanyak 139 KK,

yang terbagi menjadi 2 yaitu: memiliki tanah kurang dari 1 Ha

sebanyak 129 KK, dan yang memiliki 1,0 – 5,0 Ha sebanyak 10

KK. Namun ketika dilihat dari luas tanaman pangan menurut

komoditas pada tahun 2010 dapat di klasifikasikan pada tabel

berikut ini.

Page 84: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

84

Tabel II.3. Luas Tanaman Pangan di desa Kasiwiang

►Klasifikasi tanaman pangan menurut komoditas pada tahun 2010

2. Perkebunan

Pada bidang perkebunan di desa Kasiwiang jumlah keluarga

yang memiliki tanah perkebunan ialah 109 KK, dan hasil

perkebunan menurut jenis komoditas dapat dilihat berdasarkan

tabel di bawah ini.

No Tanaman Pangan Luas (Ha) Jumlah hasil

(Ton/Ha)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Padi sawah

Ubi kayu

Ubi jalar

Cabe

Tomat

Terong

105

0,03

0,03

0,2

0,03

0,2

5

-

-

-

-

-

J U M L A H 105, 49 5

Page 85: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

85

Tabel II.4 Luas dan Hasil perkebunan menurut jenis komoditas

Sumber : Buku profil desa Kasiwiang tahun 2010

3. Perternakan

Perkembangan desa Kasiwiang pada bidang peternakan dilihat

dari jenis populasi ternak dapat dibagi kedalam 3 hal yaitu: Jenis

ternak, Jumlah pemilik, dan Perkiraan jumlah populasi. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

No.

Jenis

Swasta/negara Rakyat

Luas

(ha)

Hasil

(kw/ha)

Luas

(ha)

Hasil

(kg/ha)

1.

2.

3.

4.

Kelapa

Cengkeh

Coklat

Jambu Mente

-

-

-

-

-

-

-

-

1

0,2

11

7

-

-

20

10

Jumlah 19,2 30

Page 86: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

86

Tabel II.5. Jenis Populasi Ternak di Desa Kasiwiang

No Jenis Ternak Jumlah Pemilik Perkiraan Jumlah

Populasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Sapi

Kerbau

Ayam Kampung

Ayam Potong

Bebek

Kambing

Kuda

Angsa

Itik

7 orang

-

97 orang

-

3 orang

12 orang

-

3 orang

3 0rang

47 ekor

-

2213 ekor

-

113 ekor

65 ekor

-

17 ekor

12 ekor

J U M L A H 125 orang 2467 ekor

Sumber : Buku profil desa Kasiwiang tahun 2010

e. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang proses kegiatan-kegiatan sosial maupun

kegiatan ekonomi, maka sarana angkutan sangat penting

keberadaannya. Hal tersebut selain menunjang untuk kegiatan-

kegiatan sosial ekonomi tertentu, dapat pula mempengaruhi proses

mobilitas sosial tiap individu atau masyarakat. Proses mobilitas

sosial petani yang ada di daerah pedesaan, sangat ditentukan oleh

sarana transportasi yang ada. Hasil-hasil usaha yang diperoleh

yang dianggap potensial untuk mempengaruhi proses mobilitas

sosialnya sangat ditentukan oleh sarana dan prasaran, terutama

Page 87: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

87

sarana pendistribusian hasil-hasil usaha mereka yang dapat

menghasilkan keuntungan-keuntungan ekonomi dan jasa.

Banyaknya angkutan darat bermotor tercatat 56 buah yang

terdiri dari mobil truk sebanyak 1 buah, Pick Up/pete-pete atau

Angkutan Per-Desa/Kelurahan 1 buah, sepeda motor 26 buah

sedangkan yang tidak bermotor tercatat Sepeda 19 buah. Untuk

Prasarana Komunikasi terdapat 231 buah Telpon seluler/ponsel,

Televisi 131 buah, dan Parabola 39, serta Radio tercatat 1 buah.

Untuk prasarana yang lain seperti Prasarana Peribadatan yaitu

mesjid sebanyak 2 buah. Prasarana Olahraga yaitu Lapangan bulu

tangkis 1 buah, dan Lapangan voli 1 buah. Prasarana Kesehatan

yaitu Puskesmas pembantu 1 unit, dan Posyandu 1 unit. Prasarana

Pendidikan yaitu Gedung SD/Sederajat 1 unit. Prasarana Energi

dan Penerangan yaitu Listrik PLN sebanyak 143 rumah, dan

Lampu minyak tanah 62 rumah. Prasarana Air bersih dan Sanitasi

yaitu sumur pompa air sebanyak 2 unit, sumur gali sebanyak 147

unit, dan Pemilik jumlah jamban sebanyak 147 KK. Prasarana

Irigasi yaitu Pintu pembagi air sebanyak 3 unit.

Page 88: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

88

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan pada BAB V ini didasarkan pada seluruh data

yang yang berhasil dihimpun pada saat penulis melakukan

penelitian lapangan di Desa Kasiwiang, Kecamatan Suli,

Kabupaten Luwu. Data yang dimaksud dalam hal ini merupakan

data primer yang bersumber dari jawaban para informan dengan

menggunakan pedoman wawancara atau wawancara secara

langsung sebagai media pengumpulan data yang dipakai untuk

keperluan penelitian.

Dari data ini diperoleh beberapa jawaban menyangkut

tentang kemiskinan pada masyarakat agraris, termasuk faktor-

faktor apa saja yang menyebabkan kemiskinan pada petani sawah,

serta faktor apa pula yang menjadi penghambat petani sawah

dalam mengatasi kemiskinan.

A. Identitas Informan

Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak lima orang,

dimana dalam menentukan informan dilakukan dengan cara teknik

(purposive sampling) yang dipilih secara sengaja berdasarkan

kriteria tertentu yaitu petani sawah. Dalam penentuan informan,

pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan

Page 89: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

89

dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,

maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan

dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.

Begitu seterusnya, sehingga jumlah informan yang peneliti

temukan sebanyak lima orang.

Identitas informan yang dipilih didasarkan atas beberapa

identifikasi seperti, Nama, Umur, Agama, Jenis kelamin, Alamat,

Pendidikan terakhir, Status dalam keluarga, dan sudah berapa

lama dia menjadi Petani sawah.

Profil Informan

� Informan “IM”(Laki-laki)

Informan IM berumur 50 tahun, beragama Islam dan

berstatus sebagai kepala keluarga dengan 1 istri dan 3 orang anak,

pendidikan informan hanya sampai sekolah menengah atas (SMA),

informan IM lahir di Desa Kasiwiang dan bertempat tinggal di

Dusun Teten tanah serta sudah menggeluti pekerjaan sebagai

petani sawah selama 30 tahun dan ia sudah memiliki rumah sendiri

dari hasil sebagai petani sawah, walau rumah tersebut belum

seutuhnya kelar masih dalam proses pembangunan. Selain

sebagai petani sawah Informan IM juga biasanya melakukan

pekerjaan sampingan, seperti berkebun yaitu menanam coklat,

cengkeh, kelapa, dan kayu jati. Informan IM menggunakan

Page 90: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

90

penghasilnya untuk menyekolahkan 3 orang anaknya dan satu

keponakannya. Informan IM ini juga memasarkan hasil setiap kali

panennya yang dimana dibantu dengan anak dan pekerjanya.

� Informan “SF”(Laki-laki)

Informan SF berumur 31 tahun dan beragama Islam,

berstatus sebagai kepala keluarga dengan 1 istri dan 3 orang anak.

Informan SF bertempat tinggal di kawasan sekolah dasar yang ada

di Desa Kasiwiang tepatnya di Dusun Tiwo, Pendidikan terakhir

informan SF hanya sampai pada sekolah menengah atas (SMA),

informan SF menekuni pekerjaan sebagai petani sawah selama 7

tahun. Informan SF biasanya ia juga mencari pekerjaan sampingan

untuk memenuhi kebutuhan keluarganya seperti menjadi kuli

bangunan.

� Informan “RM”(Perempuan)

Informan RM berumur 53 tahun beragama Islam dan lahir di

Kecamatan Bajo namun ia sudah lama berdomosili di Desa

Kasiwiang tepatnya di Dusun Teten tanah serta Informan RM juga

berstatus sebagai Ibu kepala keluarga dengan 4 orang anak.

Pendidikan terakhir informan RM hanya sampai pada sekolah

menengah pertama (SMP), Selama 20 tahun menekuni pekerjaan

sebagai petani sawah ia mampu menyekolahkan 1 anaknya hingga

Page 91: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

91

ke jenjang perguruan tinggi tingkat dan 3 lainnya sekolah

menengah pertama dan sekolah menengah atas. Ia juga terlibat

langsung dalam memasarkan hasil produksinya. Informan RM juga

memasarkan hasil produksinya setiap kali panen di tempat yang

sama dengan informan IM.

� Informan “AS”(Laki-laki)

Informan “AS” yang berusia sekitar 42 tahun lahir dan besar

di Desa Kasiwiang tepatnya di Dusun Teten tanah, beragama

islam, dan dia juga sudah melakukan pekerjaan bertani sejak umur

8 tahun. Pendidikan terakhir informan AS hanya sampai pada

sekolah menengah pertama (SMP), dia merupakan ahli waris dari

ayahnya yang sudah meninggal, dia diwariskan sebidang tanah

berupa sawah yang dimana sekarang dia yang mengelolanya

sendiri. Informan AS juga yang memasarkan langsung hasil

produksinya dimana hasil produksinya dipasarkan setiap kali panen

di daerah Kecamatan Suli ataupun di Kota Belopa. Informan AS

merupakan kepala keluarga dari 1 istri dan 2 orang anak.

Page 92: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

92

� Informan “NW”(Laki-laki)

Informan NW berusia 33 tahun, beragama Islam dan ia

merupakan informan termuda dalam bertani yang berdomisili di

Dusun Teten tanah. Informan ini menekuni usaha sebagai petani

sawah baru 5 tahun. Pendidikan terakhir informan NW adalah

sekolah menengah atas (SMA), dia berstatus sebagai kepala

keluarga dengan 1 istri dan 3 orang anak. Karena sawah yang

informan NW kelolah bukan lahan sendiri, maka dia biasanya juga

mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya seperti berkebun atau mengojek gabah.

B. Faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada petani sawah

Secara umum kebutuhan konsumsi rumah tangga berupa

kebutuhan pangan dan non pangan, dimana kebutuhan keduanya

berbeda. Pada kondisi pendapatan yang terbatas lebih dahulu

mementingkan kebutuhan konsumsi pangan, sehingga dapat dilihat

pada kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah sebagian

besar pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Namun demikian seiring pergeseran peningkatan pendapatan,

proporsi pola pengeluaran untuk pangan akan menurun dan

meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan nonpangan, salah

satu indikator tingkat kesejahteraan petani padi sawah adalah luas

Page 93: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

93

lahan yang diusahakan petani, apabila luas lahan yang dimiliki oleh

petani lebih kecil dari luas lahan standar maka petani masih belum

bisa memenuhi kebutuhannya.

Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kemiskinan

pada petani sawah di Desa Kasiwiang maka perlu dijelaskan

kondisi petani sawah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

penelitian ini dijelaskan beberapa segi penghasilan sebagai petani

sawah. Adapun faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada petani

sawah yaitu :

1. Penghasilan yang Rendah

Penghasilan petani sawah demi kesejahteraan

keluarganya serta untuk memenuhi kebutuhan sandang,

pangan dan papan, ialah pendapatan yang dihasilkan petani

sawah dalam setiap kali panen di Desa Kasiwiang merupakan

indikator penyebab adanya kemiskinan pada petani sawah.

Penghasilan informan yang dikategorikan sangat rendah

(SR) ialah yang menghasilkan gabah kurang dari 2 ton/Ha

setiap panen, dan yang dikategorikan rendah (R) ialah yang

menghasilkan 2 sampai <7 ton, serta yang dikategorikan tinggi

(T) ialah yang menghasilkan gabah 7 sampai <10 ton, dan ada

juga yang dikategorikan sangat tinggi (ST) berkisar sampai 10

ton ke atas (>10,0 ton) setiap kali panen.

Page 94: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

94

Berdasarkan perhitungan gabah penghasilan petani di

atas informan IM mengatakan :

“...Biasa itu toh nak penghasilanku setiap panen itu 5 sampai 7 ton per Ha atau sebesar Rp. 15.000.000 sampai Rp. 20.000.000 itu masih kotor, kalau bersihnya itu toh kayaknya sekitar Rp.10.000.000 itupun kalau berhasil ji. Tapi biasa juga ada yang gagal panen bah dan masih dibagi lagi itu untuk penggarapan sawah selanjutnya seperti sewa traktor sekitar Rp. 3.000.000 memang mi, belumpi yang lain-lainnya seperti beli pupuk dan racun hama, belum pi juga itu untuk kebutuhan anak dengan istriku...” (wawancara, 05-06-2012).

Dari wawancara informan diatas sudah jelas menuturkan

bahwa penghasilan informan IM yang bekerja sebagai petani

sawah masih mengalami masalah ekonomi, dilihat dari hasil

penjualan hasil panen yang didapat atau tingkat produksi

sawah. menjadi salah satu dasar faktor penyebab yang

melandasi informan IM masih mengalami kemiskinan.

Menurut seorang yang berdomisili di Dusun Tiwo yaitu

informan SF mengatakan :

“...pendapatan yang saya dapat sebagai petani sawah tergantung kalau berhasil, biasanya sebanyak 3 sampai 4 ton saja per Ha, itu sekitar Rp. 7.000.000,an itupun baru perhitungan masih kotor, belum lagi ada yang gagal panen biasanya. Jadi saya mencari pekerjaan sampingan seperti menjadi tukang batu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga...” (wawancara, 07-06-2011).

Page 95: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

95

Kejadian ini dialami juga oleh seorang informan RM

yang bedomisili di Dusun Teten tanah ia mengatakan :

“...penghasilan yang saya dapat sebagai petani sawah hasilnya itu setiap kali panen hanya sebanyak 5 ton per Ha, itupun belum bersih masih kotor, dan saya rasa penghasilan ini belum cukup karena masih banyak yang saya butuhkan untuk menyekolahkan anak-anak saya dan juga untuk kebutuhan keluarga dan perlengkapan rumah...” (wawancara, 12-06-2012).

Dari pernyataan informan SF dan informan RM dapat

disimpulkan bahwa dari kedua pernyataan informan tersebut

tidak jauh beda dari apa yang dialami oleh informan IM yaitu

terjadinya penghasilan yang tidak seimbang dari apa mereka

kerjakan sebagai petani sawah dimana hasil dari setiap kali

panen itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga

mereka masing-masing.

Menurut seorang informan AS, mengatakan bahwa :

“…penghasilan bersih yang biasa saya peroleh dalam satu kali panen itu sebanyak 17 karung atau sama dengan 1 ton 700 per 40 are. Ini masih sangat kurang, karena saya harus membiayai kebutuhan keluarga, biaya sekolah anak dan saya juga sedang membangun rumah yang saya tempati...” (wawancara, 01-07-2012).

Page 96: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

96

Dan penuturan informan NW ialah :

“…pendapatan yang saya terima itu, bersihnya sekitar 2 ton dalam 1 Ha. Dan menurut saya ini tidak mencukupi karena masih minus dan saya juga harus membiayai keluarga seperti pendidikan sekolah untuk anak, jadi biasanya saya mencari pekerjaan sampingan seperti berkebun…” (wawancara, 17-06-2012).

Berdasarkan uraian diatas, informan AS dan informan

NW, hampir sama dengan informan SF dan informan RM, serta

informan IM sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pendapatan

dari hasil pengolahan sawah sangat tidak memungkinkan untuk

memenuhi kehidupan mereka. Dilihat dari jumlah hasil panen

yang begitu minim dan harga penjualan padi yang begitu

rendah, serta perlengkapan untuk menggarap sawah yang

sangat besar biayanya. Ini membuat para petani kewalahan

dalam mengelola sawah dan membuat mereka terjebak dalam

kemiskinan.

2. Pola Hidup

Tingkat kehidupan suatu masyarakat dapat dicerminkan

oleh pola pengeluaran rumahtangga. Tinggi rendahnya

pendapatan rumahtangga akan berpengaruh terhadap pola

pengeluaran rumahtangga. Pengeluaran tersebut dibedakan

atas pengeluaran untuk kebutuhan pangan dan kebutuhan

bukanpangan. Bagi keluarga yang berpendapatan

Page 97: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

97

terbatas/rendah, maka proporsi pendapatannya akan lebih

banyak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan berupa

bahan makanan dan minuman. Sebaliknya bagi rumahtangga

yang berpenghasilan tinggi, proporsi pendapatannya sebagian

besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan

tersier di luar bahan makanan dan minuman. Oleh karena itu

pola pengeluaran rumahtangga dapat dijadikan indikator

kesejahteraan yang mencerminkan tingkat kehidupan

rumahtangga.

Pola hidup atau sikap hidup keluarga petani sawah

terbilang sederhana. Dengan peningkatan pendapatan dapat

mempengaruhi pola hidup atau sikap hidup keluarga petani

sawah. Indikator pola hidup yang dijadikan patokan dalam

penelitian ini yaitu: pola makan dan pola pakaian.

Pola makan yaitu beberapa kali makan dalam satu hari,

makan pagi atau tidak, perubahan menu makanan dan

minuman olahan. Yang menjadi tolak ukur pada pola pakaian

yaitu beli baju baru untuk lebaran, ada pesta tetangga selalu

beli baju baru, beli baju yang mahal harganya dan mengikuti

model pakaian sesuai dengan perkembangan zaman. Selain

dari pekerjaannya juga cara berpakaiannya.

Page 98: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

98

Hal ini senada dengan hasil wawancara dengan

informan IM sebagai berikut :

“...sebagi petani sawah, pola makan kami sekeluarga tetap tiga kali sehari, yaitu makan pagi, siang dan malam. Tetapi mengenai cara berpakaian, kami sekeluarga jarang membeli baju baru, dan tidak mengikuti perkembangan mode. Kami hanya memakai pakaian baru jika hasil panen berlimpah, dan itupun disimpan untuk hari raya dan pada saat menghadiri pesta…” (wawancara, 05-06-2012).

Sesuai dari hasil wawancara dengan informan IM, hal

yang tidak jauh beda dikemukakan pula oleh informan SF yaitu

tentang bagaimana pola hidup keluarganya, dilihat dari pola

makan maupun dari pola pakaian mereka. Berikut informan SF

menyatakan bahwa :

“...dalam hal pola makan sebenarnya sih tergantung dari berapa penghasilan yang saya dapat dari hasil panen setiap musim, tapi biasanya saya makan tiga kali sehari walau terkadang juga hanya dua kali sehari. Dan mengenai pola berpakaian saya jarang membeli baju baru, tapi biasanya juga saya membeli pakaian dihari raya, itupun hanya untuk istri dan anak-anak saya...” (wawancara, 07-06-2012).

Dari penuturan beberapa informan diatas dapat

disimpulkan bahwa pola hidup mereka dilihat dari pola makan

dan pola pakaian lebih cenderung membuat para petani sawah

masih berada dalam taraf hidup yang serba terbatas, karena

penghasilan mereka yang rendah namun para petani sawah

mengharapkan agar anggota keluarga mereka mendapatkan

Page 99: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

99

gizi dan hidup yang layak bahkan sebagian dari anggota

keluarga mereka lebih cenderung mengikuti perkembangan

mode.

Dan penuturan dari informan RM juga menyatakan

bahwa :

“...sebagai petani sawah pola hidup saya dan keluarga saya dalam hal pola makan, tetap makan tiga kali sehari walau biasanya juga hanya dua kali sehari, tetapi saya lebih memperhatikan empat sehat lima sempurna untuk menu makanan buat keluarga. Mengenai pola berpakaian seperti halnya pada saat hari raya atau lebaran, saya membeli baju baru untuk anak-anak saya, dan susahnya juga anak-anak saya berpakaian biasanya mengikuti perkembangan mode...” (wawancara, 12-06-2012).

Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya.

Perhatian terhadap urusan penampilan sebenarnya bukanlah

hal yang baru dalam sejarah. Urusan penampilan atau

presentasi-diri ini sudah lama menjadi perbincangan sosiolog

dan kritikus budaya. Erving Goffman, misalnya dalam The

Presentation of Self in Everyday Life (1959), mengemukakan

bahwa kehidupan sosial terutama terdiri dari penampilan

teatrikal yang diritualkan, yang kemudian lebih dikenal dengan

pendekatan dramaturgi (dramaturgical approach). Yang dia

maksudkan adalah bahwa kita bertindak seolah-seolah di atas

sebuah panggung. Bagi Goffman, berbagai penggunaan ruang,

Page 100: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

100

barang-barang, bahasa tubuh, ritual interaksi sosial tampil untuk

memfasilitasi kehidupan sosial sehari-hari. (Chaney,2003)

Menurut penuturan dari informan AS, bahwa :

“…pola hidup yang saya alami sebagai petani sawah khususnya dalam pola makan yaitu tiga kali dalam sehari, tapi sebenarnya semua itu tergantung dari berapa hasil yang didapatkan dalam satu kali panen, karena terkadang saya hanya makan dua kali sehari. Dan kalau pola berpakaian saya hanya membeli pakaian 2 tahun sekali, tapi biasa juga pakaian yang saya gunakan itu pemberian dari keluarga atau tetangga…” (wawancara, 01-07-2012).

Dari hasil penuturan informan AS dapat disimpulkan

bahwa pola hidup yang ia alami khususnya pola makan, semua

itu tergantung dari berapa penghasilan yang ia dapatkan setiap

kali panen, karena tidak mungkin ketika penghasilan yang

rendah namun pengeluran yang ia lakukan melebihi dari apa

yang ia hasilkan.

Dan ketika wawancara kepada informan NW, ia

menyatakan bahwa :

“…sebagai petani sawah, pola makan saya dan keluarga tiga kali sehari yaitu sarapan pagi, makan siang, dan makan malam. Tapi terkadang saya makan hanya dua kali, Karena biasanya saya tidak sarapan, hanya makan siang dan makan malam. Dan pola berpakaian kami sekeluarga yaitu membeli pakaian sekali saja dalam setahun itupun hanya ketika bulan ramadhan...” (wawancara, 17-06-2012).

Page 101: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

101

Berdasarkan wawancara tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa terjadi pola hidup yang sangat

memprihatinkan bagi para petani sawah baik dari pola makan

maupun pola berpakaian. Ini dikarenakan penghasilan yang

minim namun kebutuhan keluarga sangat banyak. Lebih lagi

ketika kebutuhan seorang anak yang terkadang harus dipenuhi,

baik dari kesehatannya maupun gaya hidupnya yang selalu

mengikuti tren mode.

Weber mengemukakan bahwa persamaan status

dinyatakan melalui persamaan gaya hidup. Di bidang pergaulan

gaya hidup ini dapat berwujud pembatasan terhadap pergaulan

erat dengan orang yang statusnya lebih rendah seperti petani

sawah yang penghasilannya bisa dikatakan minim. Selain

adanya pembatasan dalam pergaulan, menurut Weber

kelompok status ditandai pula oleh adanya berbagai hak

istimewa dan monopoli atas barang dan kesempatan ideal

maupun material. Kelompok status di beda-bedakan atas dasar

gaya hidup yang tercermin dalam gaya konsumsi. Gaya hidup

menurut Weber, berarti persamaan status kehormatan yang di

tandai dengan konsumsi terhadap simbol-simbol gaya hidup

yang sama. Estetika realitas melatarbelakangi arti penting gaya

yang juga di dorong oleh dinamika pasar modern dengan

pencarian yang konstan akan adanya model baru, gaya baru,

Page 102: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

102

sensasi dan pengalaman baru. Gaya hidup yang ditawarkan

berbagai media pada saat sekarang ini adalah ajakan bagi

khalayaknya untuk memasuki apa yang disebut budaya

konsumer.

C. Faktor Penghambat Petani Sawah Dalam Mengatasi

Kemiskinan

Masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian dan

pedesaan adalah produktivitas tenaga kerja dan penguasaan aset

produktif yang rendah disertai adanya dualisme antara pertanian

rakyat yang tradisional dan perusahaan besar yang maju dan

modern serta dualisme antara kota dan desa. Kondisi ini

menyebabkan rendahnya pendapatan masyarakat dan tingginya

tingkat kemiskinan di pedesaan. Oleh karena itu, pembangunan

pertanian harus berorientasi pada peningkatan produktivitas tenaga

kerja, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani di

pedesaan.

Petani berlahan sempit di pedesaan dapat diidentikkan

dengan petani miskin yang disertai oleh keterbatasan aksesibilitas

terhadap peluang-peluang ekonomi sebagai sumber pendapatan di

luar pertanian.

Page 103: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

103

Petani selalu jadi buah bibir setiap kali menyinggung

masalah pangan di dalam negeri. Sebaliknya, kesejahteraan

mereka jarang dibicarakan bahkan hampir dilupakan, padahal 60

persen rakyat Indonesia hidup dari sektor pertanian. Salah satu

kebijakan pemerintah adalah dengan menaikkan harga pembelian

untuk gabah dan beras akan tetapi kebijakan pemerintah tersebut

belum bisa mengatasi masalah kemiskinan khususnya bagi para

petani sawah. Maka dari itu penelitian kali ini berpatokan untuk

mencari tahu faktor yang menjadi penghambat petani sawah dalam

mengatasi kemiskinan.

1. Bantuan Pemerintah Belum Maksimal

Pemerintah tidak pernah berhenti memberikan perhatian

untuk memakmurkan rakyatnya. Begitu banyaknya program

bantuan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Optimalisasi dan efisiensi program-

program yang melindungi rakyat bawah terus digalakkan. Hal

tersebut sebagai bentuk kewajiban yang harus dilaksanakan

pemerintah sebagaimana yang selalu terlihat dalam program-

programnya.

Page 104: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

104

Dalam hal ini seperti wawancara dengan informan IM

mengatakan :

“…bantuan pemerintah itu pernah ada seperti bantuan benih padi, dan bantuan pengadaan traktor. Tapi tidak telalu maksimal pi hasilnya karena belum teknis, disebabkan pemerintah disini yang kurang memperhatikan petani…” (wawancara, 05-06-2012).

Ketika mewawancarai seorang informan yang bernama

SF, ia juga mengutarakan bahwa :

“…saya pernah mendapat bantuan pemerintah seperti pengadaan traktor, walaupun belum maksimal tapi setidaknya itu sudah sedikit membantu…” (wawancara, 07-06-2012).

Dari hasil wawancara kepada informan IM dan informan

SF, dapat disimpulkan bahwa pemerintah pernah memberikan

bantuan kepada petani sawah, seperti pengadaan traktor dan

benih padi. Namun bentuk bantuan tersebut belum maksimal

dan sesuai dengan apa yang diharapkan para petani.

Dan perkataan seorang informan RM tidak jauh beda

dengan informan IM yang mengatakan bahwa :

“…pemerintah pernah memberikan bantuan kepada kami yaitu bantuan pengadaan traktor dan benih padi tapi ini belum cukup buat saya karena kurangnya ketersediaan pupuk sama racun hama dan racun rumput...” (wawancara 12-06-2012).

Page 105: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

105

Dan ketika wawancara kepada informan AS, ternyata

hampir sama dengan apa yang dikatakan oleh informan-

informan sebelumnya bahwa :

“…bantuan pemerintah pernah ada seperti bibit dan traktor, tapi bantuan ini belum membuat saya betul-betul terbantu, karena serba kekurangan kalau petani, seperti sulitnya untuk membeli racun hama …” (wawancara, 01-07-2012)

Dan juga pendapat informan NW, mengatakan bahwa :

“…sebagai petani, saya pernah mendapat bantuan dari pemerintah semacam bibit, pupuk organic dan traktor. Tapi ini belum mampu membantu saya, sebab bantuan pemerintah hanya ini sekali saja, dan sampai hari ini tidak pernah lagi ada…” (wawancara, 17-06-2012)

Dari hasil wawancara diatas tentang bentuk bantuan

pemerintah terhadap petani sawah, dapat disimpulkan bahwa

pemerintah belum maksimal dalam menjalankan programnya,

dilihat dari bentuk bantuan dalam pengadaan traktor dan benih

padi. Pemerintah juga kurang memperhatikan petani akibatnya

pemerintah tidak memahami apa-apa saja yang menjadi

penghambat petani dalam mengelolah sawahnya, seperti

keterbatasannya pupuk organik di toko-toko terdekat dan

pengairan irigasi yang hanya dibendung oleh petani sawah

dengan daun sagu yang dianyam.

Page 106: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

106

2. Teknik Pengelolaan Sawah

Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai

ketergantungan antara satu manusia dengan yang lainnya

saling membutuhkan dan berhubungan satu sama lainnya. Di

dalam memenuhi kebutuhan tersebut, masing-masing individu

mempunyai cara tersendiri di dalam mencapai tujuannya, salah

satu diantaranya adalah dengan melalui bertani. Kondisi

kegiatan petani sawah secara umum setiap harinya ialah

mempersiapkan dirinya pergi ke sawah dengan membawa

peralatan pertanian. Petani sawah memulai aktifitas biasanya

dipagi hari dan tak lupa membawa peralatan bertani. Petani

sawah biasanya mempergunakan cangkul atau bahkan juga

mempergunakan alat teknologi seperti traktor, petani sawah

biasanya bekerja dari pagi hari hingga sore hari.

Teknik atau cara mengelolah sawah sangat penting kita

ketahui karena ini merupakan salah satu teknik dimana terdapat

beragam cara bagi petani untuk meningkatkan

kesejahteraannya atau mengatasi kemiskinan yang mereka

alami serta dapat pula kita mengetahui apa-apa saja yang

menjadi penghambat petani dalam mengatasi kemiskinan

tersebut.

Page 107: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

107

Hal ini di utarakan oleh informan IM yaitu :

“…cara saya dalam mengelolah sawah itu sudah sedikit modern atau setengah teknis karena sudah ada traktor tapi masih banyak yang menggunakan alat tradisional dalam mengelolah sawah…” (wawancara, 05-06-2012).

Hal yang sama dikatakan pula informan SF dalam

mengelolah sawah ialah :

“…saat saya menggarap sawah menggunakan traktor, dan pada saat menanam menggunakan pembibitan tanam langsung dengan cara membibit selama satu bulan setelah itu ditanam di sawah…” (wawancara, 07-06-2012).

Dari pernyataan informan–informan di atas dapat

disimpulkan bahwa teknik pengelolaan sawah yang dilakukan

para petani saat ini sudah merujuk kearah modern, namun

masih ada beberapa yang harus dilakukan dengan cara

tradisional karena ketidakmampuan mereka untuk membeli alat

tekhnologi pertanian yang lebih.

Pernyataan informan RM tidak jauh beda dengan

perkataan informan IM dan SF bahwa :

“…saya menggarap sawah menggunakan traktor setelah itu saya memanen menggunakan deros untuk jadi gabah dan setelah itu dikeringkan dan digiling untuk jadi beras…” (wawancara, 12-06-2012).

Page 108: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

108

Ketika wawancara dengan informan AS, ia juga

menambahkan bahwa :

“…klu saya menggarap sawah bisa dibilang sudah semi modern karena sudah menggunakan traktor, tapi kalau mau menanam masih menggunakan pipa tanam atau TABELA (tanam benih langsung)…” (wawancara, 01-07-2012).

Serta pernyatan informan NW, mengatakan bahwa :

“…cara saya saat menggarap sawah sudah menggunakan traktor, setelah itu menanam benih menggunakan tanam benih langsung (TABELA), lalu dideros untuk menghasilkan gabah dan setelah itu dikeringkan lalu digiling untuk menhasilakan beras…” (wawancara, 17-06-2012)

Setelah dilihat dan diamati hasil wawancara di atas dapat

disimpulkan bahwa cara atau teknik pengelolaan sawah bagi

petani khususnya yang ada di Desa Kasiwiang, sudah merujuk

kearah modern dengan menggunakan alat traktor. Namun alat

tersebut hanya untuk menggarap sawah, masih banyak

langkah-langkah lagi yang harus dilakukan para petani sawah.

Sampai saat ini mereka hanya menggunakan alat tradisional

untuk mendapatkan hasil panen yang lebih cepat serta

berkualitas, Dan inilah salah satu penghambat para petani

sawah dalam menghadapi masalah kemiskinan yang mereka

alami.

Page 109: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

109

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan berupa hasil

dari pembahasan data dan informasi yang telah diperoleh di lokasi

penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Petani sawah masih mengalami masalah ekonomi, dilihat dari

hasil penjulan panen yang didapat atau tingkat hasil produksi

sawah yang menjadikan hal ini sebagai salah satu faktor yang

melandasi terjadinya kemiskinan yang mereka alami.

2. Pendapatan dari hasil pengolahan sawah sangat tidak

memungkinkan untuk memenuhi kehidupan mereka. Dilihat dari

jumlah hasil panen yang begitu minim dan harga penjualan padi

yang begitu rendah, serta perlengkapan untuk menggarap

sawah yang sangat besar biayanya. Ini membuat para petani

kewalahan dalam mengelola sawah dan membuat mereka

terjebak dalam kemiskinan.

3. Terjadi pola hidup yang sangat memprihatinkan bagi para

petani sawah baik dari pola makan maupun pola berpakaian. Ini

dikarenakan penghasilan yang minim namun kebutuhan

Page 110: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

110

keluarga sangat banyak. Lebih lagi ketika kebutuhan seorang

anak yang terkadang harus dipenuhi, baik dari kesehatannya

maupun gaya hidupnya yang selalu mengikuti tren mode.

4. Fenomena kemiskinan bukan hanya terbatas kepada kurangnya

keuangan, melainkan melebar kepada kurangnya kreativitas,

inovasi, kesempatan untuk bersosialisasi dengan berbagai

potensi dan sumber daya yang ada, atau secara khusus

persoalan itu lebih melingkar diantara lemahnya

mengembangkan potensi diri dan tertutupnya potensi diri untuk

berkembang dimasyarakat.

5. Kebijakan pemerintah belum bisa mengatasi masalah

kemiskinan khususnya bagi para petani sawah disebabkan

karena kurangnya perhatian serta bantuan pemerintah dalam

peningkatan produksi hasil panen.

6. Pemerintah belum maksimal dalam menjalankan programnya,

dilihat dari bentuk bantuan dalam pengadaan traktor dan benih

padi. Pemerintah juga kurang memperhatikan petani akibatnya

pemerintah tidak memahami apa-apa saja yang menjadi

penghambat petani dalam mengelolah sawahnya, seperti

keterbatasannya pupuk organik di toko-toko terdekat dan

pengairan irigasi yang hanya dibendung oleh petani sawah

dengan daun sagu yang dianyam.

Page 111: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

111

7. Cara atau teknik pengelolaan sawah bagi petani khususnya

yang ada di Desa Kasiwiang, sudah merujuk kearah modern

dengan menggunakan alat traktor. Namun alat tersebut hanya

untuk menggarap sawah, masih banyak langkah-langkah lagi

yang harus dilakukan para petani sawah. Sampai saat ini

mereka hanya menggunakan alat tradisional untuk

mendapatkan hasil panen yang lebih cepat serta berkualitas,

Dan inilah salah satu penghambat para petani sawah dalam

menghadapi masalah kemiskinan yang mereka alami.

Page 112: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

112

B. SARAN

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini mengenai

kemiskinan pada masyarakat agraris di Desa Kasiwiang,

Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, maka disarankan sebagai

berikut:

1. Kepada para petani sawah di Desa Kasiwiang, Kecamatan Suli,

Kabupaten Luwu agar lebih aktif dan bekerja keras dalam

upaya-upaya meningkatkan usaha sawahnya agar dapat

mengatasi masalah kemiskinan yaitu dengan menghasilkan

peningkatan pendapatan yang lebih baik.

2. Departemen pertanian agar lebih intensif pembinaan kepada

petani sawah yang mana dalam hal ini mengalami kemiskinan

yang sedang berlangsung agar dapat diarahkan ke perubahan

yang menghasilkan peningkatan produksinya.

3. Kepada aparat pemerintah di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu

yang terkait, agar dapat lebih memperhatikan kehidupan petani

sawah dan mengetahui apa-apa saja yang mereka butuhkan

untuk peningkatan produksi tani serta meningkatkan

kesejahteraan yang lebih baik.

Page 113: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

113

DAFTAR PUSTAKA

Bagong, Suyanto. 1996. Perangkat Kemiskinan Problema dan Strategi

Pengentasannya Dalam Pembangunan. Jakarta : Aditya Media

Hanafi, Ali. 1997. Tinjauan Pengukuran Indikator Kemiskinan Terhadap

Kemiskinan Desa Tertinggal. Makassar : Pascasarjana Unhas

Hermanto F. 1996. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : Penebar Swadaya

Jefris, 2006. Tesis. Analisis Penyebab Kemiskinan Nelayan. Makassar.

Pascasarjana Unhas

Kusnadi. 1996. Kamus Istilah Pertanian. Yogyakarta

Mardikanto, Totok. 2005. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian.

Surakarta : Prima Theresia Pressindo.

Mosher. 1970. Getting Agriculture Moving How Moder Farming Can

Provide A Better Life. New York : Pyramid Book.

Patiwiri, abdul Waries. 2007. Kemitraan dalam Upaya Peningkatan

Kuantitas dan Kualitas Produksi Padi “Majalah Pangan”.

No49/XVI/Juli/2007.

Prastowo, andi. 2011. Metode Penelitin Kualitatif Dalam Perspektif

Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Prayitno, Hady. 1987. Petani di Desa dan Kemiskinan. Jakarta : BPFE

Puspita, Rita. 2005. Tesis. Peran Dolog dan KUD Dalam Peningkatan

Pendapatan Petani. Makassar : Pascasarjana Unhas

Page 114: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

114

Putra, Ahimsa, Heddy. 1990. Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat

Akibat Pertumbuhan Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Said, Juwanita. 2004. Tesis. Perempuan dan Kemiskinan. Makassar :

Pascasarjana Unhas

Samsudin, S. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian.

Bandung : Angkasa Offset.

Sayogyo. 1994. Kemiskinan dan Pembangunan di Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Sayogyo. 1995. Pertanian dan Kemiskinan. Jawa : Yayasan Obor

Indonesia

Sayogyo.1999. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta : Gadjamada University

Prees

Sumardi, M. & Hans-Dieter Evers. 1994. Kemiskinan dan Kebutuhan

Pokok. Kota terbit : Rajawali Pers

Sumrah At. 2008. Tesis. Kemiskinan dan Strategi Kelangsungan Hidup.

Bulukumba : Pascasarjana

Sunarti, dkk. 1990. Masyarakat Petani, Mata Pencaharian Sambilan dan

Kesempatan Kerja di Kelurahan Cakung Timur Daerah Khusus Ibu Kota

Jakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Todaro, M.P. 1995. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Makassar:

Penerbit Erlangga.

Page 115: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

115

Tjahya Supriatna. 2000. Strategi Pembangunan dan Keadilan. Jakarta:

Universitas Indonesia Press

Usman, Sunyoto. 2010. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sumber Webside :

An-Naf, Julissar, Web: http://julissarwritting.blogspot.com/2007/11/pengentasan-kemiskinan.html http://ahmadramadlan.wordpress.com/2011/04/09/kemiskinan-dan-

penyebabnya/

http://citrariski.blogspot.com/2010/12/masyarakat-agraris.html

http://lamandaukab.bps.go.id/index.php/layanan/artikel-umum/89-

penghitungan-kemiskinan-bps-dan-bank-dunia

http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1226

http://www.haluankepri.com/opini-/21992-kemiskinan-struktural-dari-perspektif-teoritis.html Wresniwiro, Web: http://samonte.blogspot.com/2004/9/membangun-repoblik-desa.html

Page 116: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

116

Dokumentasi Lokasi Penelitian

Peta Desa Kasiwiang, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu.

Kantor Desa Kasiwiang, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu.

Page 117: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

117

Alat penggarap sawah (TRAKTOR)

Alat tanam benih (TABELA) yang biasa digunakan oleh petani sawah yang ada di

Desa Kasiwiang

Page 118: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

118

Curriculum Vitae

I. Data Diri

Nama lengkap Mabrur Baculu

Tempat dan tanggal lahir Palopo, 30 Mei 1989

Jenis kelamin Laki-Laki

Agama Islam

Golongan Darah B

Status perkawinan Belum Nikah

Suku/Bangsa Luwu/Indonesia

Alamat Perumahan Bung Permai Blok C1 No.9, Makassar

Hobbi Playing Music, and Listening Music

Telepon/HP +62 852 5545 8852

PIN BB 25255F10

Twitter @arul_3vx9tc

Facebook [email protected]

Email [email protected]

II. Riwayat Pendidikan

2007 – 2012 : Universitas Hasanuddin, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Jurusan Sosiologi

2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Lipunoto, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah

2001 – 2004 : MTs Negeri Model Palopo, Sulawesi Selatan

1995 – 2001 : SD Negeri 440 Salekoe Kota Palopo, Sulawesi Selatan

Page 119: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

119

III. Pengalaman Organisasi

2004 - 2005 : Pengurus OSIS Koordinator Bidang Minat dan Bakat SMA

Negeri 1 Lipunoto, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah

2005 - 2006 : Bendahara Umum OSIS SMA Negeri 1 Lipunoto, Kabupaten

Buol, Sulawesi Tengah

2009 - 2010 : Pengurus Keluarga Mahasiswa Sosiologi (KEMASOS), Biro

Advokasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Hasanuddin

2010 - 2011 : Pengurus Himpunan mahasiswa Islam (HmI) Komisariat FISIP

UNHAS, Bidang Pengembangan dan Kewirausahaan

IV. Prestasi Akademik

Juara 2 Lomba Olimpiade SAINS Bidang Studi Astronomi, Tingkat SMA/MA Se-

Kabupaten Buol (Tahun 2006)

10 Besar Lomba Olimpiade SAINS Bidang Studi Astronomi, Tingkat SMA/MA Se-

Sulawesi Tengah (Tahun 2006)

Mengikuti Pelatihan dan Pendidikan Metode Penelitian Sosial (MPS) LK II Keluarga

Mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

(Tahun 2009)

V. Kemampuan

1) Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel, dan Power Point), Corel Draw, dan SPSS.

2) Dapat bekerja secara individu, maupun dengan team work. 3) Mampu berkomunikasi dengan baik.

Demikian surat keterangan Curriculum Vitae saya dan dibuat dengan sebenar-

benarnya.

Page 120: KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS … · KEMISKINAN PADA MASYARAKAT AGRARIS (STUDI KASUS PETANI DI DESA KASIWIANG, ... Sosiologi serta Bapak Dr. Rahmat Muhammad, M ...

120