Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

33
Kemiskinan & Kesenjangan Perekonomian Indonesia By: Drs. Agus Luthfi, M.Si

Transcript of Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Page 1: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Kemiskinan &

KesenjanganPerekonomian Indonesia

By:Drs. Agus Luthfi, M.Si

Page 2: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Sumber: BPS, 2013 (dalam Juta)

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia

Page 3: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Posisi dan Forchasting Perkembangan Penduduk Miskin di dunia

Page 4: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Persentase Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin daerah di Indonesia

Sumber: BPS, 2013 (dalam %)

Pertumbuhan Tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan cukup baik yoy hingga tahun 2013.

Tingkat kemiskinan dari masing-masing daerah di Indonesia terlihat bahwa kemiskinan tertinggi di Papua Barat dan Papua yaitu 31.9% & 32.0% di tahun 2013

Page 5: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Page 6: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Kemiskinan merupakan persoalan klasik yang kompleks dan menjadi persoalan aktual yang belum ditemukan suatu rumusan ataupun formula penanganan kemiskinan yang dianggap paling berdayaguna, signifikan, dan relevan, pengkajian konsep dan strategi penanganan kemiskinan.

Kajian Teori Kemiskinan

Page 7: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Ukuran Kemiskinan (Lincoin Arsyad, 2002)1. Kemiskinan Absolut,

“Dikaitkan dengan tingkat pendapatan dan kebutuhan. Kemiskinan perkiraan kebutuhan dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yg memungkinkan seseorang untuk hidup layak. Bila pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan minimum”

2. Kemiskinan Relatif“Orang yang sudah memiliki pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti “Miskin”. Walaupun pendapatan sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat di sekitarnya”

Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara miskin dan tidak miskin atau sering disebut garis batas kemiskinan

Kajian Teori Kemiskinan

Page 8: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Untuk mengetahui jumlah penduduk miskin, sebaran, dan kondisi kemiskinan yang terdapat di dalam suatu wilayah, sehingga dapat melakukan evaluasi dampak dari pelaksanaan program-program yang dilakukan (World Bank, Introduction to Poverty Analysis, 2002).

Pengukuran Tingkat Kemiskinan

Page 9: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang miskin. Berdasarkan World Bank ada tiga faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu:

1. Rendahnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti: makanan, tempat tinggal, pakaian, kesehatan dan pendidikan.

2. Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan didepan institusi negara dan masyarakat.

3. Rentan terhadap guncangan ekonomi, terkait dengan ketidakmampuan menanggulanginya.

Kajian Indikator Kemiskinan

Indikator Kemiskinan:1. Kepemilikan tanah dan modal yang

terbatas2. Terbatasnya sarana dan prasarana

yang dibutuhkan3. Pembangunan yang bias di kota4. Perbedaan kesempatan diantara

anggota masyarakat5. Perbedaan sumber daya manusia

dan sektor ekonomi6. Rendahnya produktivitas7. Budaya hidup yang jelek8. Tata pemerintahan yang buruk9. Pengelolaan sumber daya alam

yang berlebihan

Indikator Kemiskinan:1. Kepemilikan tanah dan modal yang

terbatas2. Terbatasnya sarana dan prasarana

yang dibutuhkan3. Pembangunan yang bias di kota4. Perbedaan kesempatan diantara

anggota masyarakat5. Perbedaan sumber daya manusia

dan sektor ekonomi6. Rendahnya produktivitas7. Budaya hidup yang jelek8. Tata pemerintahan yang buruk9. Pengelolaan sumber daya alam

yang berlebihan

Page 10: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Kajian Indikator Kemiskinan di Indonesia

Headcount Index: mengukur persentase penduduk miskin terhadap total penduduk

Index Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index): merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai index, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

Index Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index): Semakin tinggi nilai index, maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Formula Foster-Greer-Thorbecke [FGT] yang digunakan BPS

P :Tingkat kemiskinan α : Kedalaman (Headcount index, α =0), (Poverty Gap Index, α=1), (Poverty Severity Index, α=2)Z : Garis kemiskinanYi : Pengeluaran per kapita sebulan penduduk miskinq : Jumlah penduduk hidup di bawah garis kemiskinann : Jumlah penduduk

α

Page 11: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Undang-undang Dasar 1945 pasal 34 Ayat 1-4 :

Pandangan Landasan UU di Indonesia

Landasan yang berkaitan:UU No. 13 Tahun 2011 pasal 12 – 17 tentang Kemiskinan UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Peraturan Presiden (Perpres) No. 15/ -2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Page 12: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi merupakan masalah besar di negara-negara berkembang (Dumairy, 1996).

Penyebab Ketimpangan:Ketidaksetaraan initial endowment (Sumber Daya Alam, keahlian, bakat, dan kapital).Strategi pembangunan yang tidak tepat yang berorientasi pada pertumbuhan (growth).

Penanggulangan Ketimpangan: Subsidi modal terhadap kelompok miskin. Peningkatan pendidikan (keterampilan) tenaga kerja. Menciptakan strategi pembangunan, yaitu modernisasi pertanian dengan

melibatkan sektor industri sebagai unit pengolahnya. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan jaringan

pengaman sosial untuk penduduk miskin yang tidak mampu mendapatkan keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan perkembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental,  bencana alam, konflik sosial, dan terisolasi secara fisik

Ketimpangan/ Kesenjangan Ekonomi

Page 13: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Sumber: BPS, 2013

Tingkat Ketimpangan/ Kesenjangan Ekonomi di Indonesia

Nilai Gini Ratio berkisar 0 dan 1, jika:G < 0,3 Ketimpangan Rendah0,3 ≤ G ≤ 0,5 Ketimpangan SedangG > 0,5 Ketimpangan Tinggi

Perkembangan tingkat kesenjangan ekonomi di Indonesia mengalami kemerosotan sejak krisis global 2007/2008 dengan nilai gini ratio lebih dari 0,41% pada akhir tahun 2013.

Page 14: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia tahun 2012-2014

Page 15: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Tingkat Penduduk yang bekerja berdasarkan pendidikan terakhirdi Indonesia tahun 2012-2014

Page 16: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Page 17: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Potensi Kondisi Ekonomi Indonesia

Produksi Minyak Bumi dan Gas Alam, 1996-2012

Tingkat produksi minyak mentah hingga akhir tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup tinggi mencapai titik 279.412,1 barel. Berbeda dengan produksi Gas alam yang mengalami fluktuasi.

Sumber: BPS, 2013

Page 18: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Potensi Kondisi Ekonomi Indonesia

Perkembangan produksi bahan bakar

minyak mengalami fluktuasi yang

beragam, namun untuk minyak tanah

dan minyak diesel mengalami

penurunan produksi yaitu 2.984.939 bar dan 133.589 bar di

akhir tahun 2011

Sumber: BPS, 2013

Produksi Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri Menurut Jenis Bahan Bakar Minyak (kilo liter), 2000-2011

Page 19: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Potensi Kondisi Ekonomi Indonesia

Produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) 1996-2012

Produksi bahan bakar minyak di Indonesia di dominasi oleh 3 jenis bahan bakar yaitu Kerosin, Premium dan ADO dengan masing-masing sebesar 10.808.000 bar, 67.684.000 bar dan 122.099.000 bar.

Sumber: BPS, 2013

Page 20: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Potensi Kondisi Ekonomi Indonesia

Produksi Barang Tambang Mineral, 1996-2012

Sumber: BPS, 2013

Termasuk dalam 3 besar Produksi Tambang Terbesar di Dunia yang di ikuti oleh Peru, dan Nevada (Liputan6.com

Page 21: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Produksi Daging dan Telur di Indonesia (ton) 2011-2013

Konsumsi daging per kapita di negara-negara berkembang berkisar 32,7kg. Sementara itu, pada negara maju konsumsi daging per kapita sebesar 79kg. Sedangkan konsumsi daging dunia mencapai 42,5kg/orang/tahun (FAO, 2012).

Potensi Kondisi Ekonomi Indonesia

Sumber: BPS, 2013

http://www.epochtimes.co.id/

Page 22: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman, Indonesia (000 Ha), 1995 - 2013**

Potensi Kondisi Ekonomi Indonesia

Sebagian besar lahan perkebunan di Indonesia telah dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit (Sumber: BPS, 2013)

Page 23: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Potensi Kondisi Ekonomi Indonesia

Sumber: Mongabay.com

Page 24: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Page 25: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Perkembangan Kebijakan Pemerintah Penanggulan kemiskinan di Indonesia

Dari total APBN 2014 berkisar Rp. 47,2 Triliun digunakan melaksanakan program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Selama kurun waktu beberapa tahun telah diterapkan dan dievaluasi berbagai macam program untuk mengentaskan kemiskinan khususnya di Indonesia. (http://nasional.kontan.co.id)

Beberapa program tersebut yaitu: OPK (Operasi Pasar Khusus), Raskin (Beras Miskin), JPS-BK (Jaringan Pengaman Sosial Bidang Kesehatan), PKSPS-BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM), ASKESKIN, JAMKESMAS, JPS-DBO (Jaringan Pengaman Sosial Bidang Pendidikan dan Dana Bantuan Operasional), BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), BSM (Bantuan Siswa Miskin), BOS (Bantuan Operasional Sekolah), BLT (Bantuan Langsung Tunai), PKH (Program Keluar Harapan)

Page 26: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Perkembangan Kebijakan Pemerintah Penanggulan kemiskinan di Indonesia

Page 27: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

SINERGI LOKASI, TARGET, DAN WAKTU SINERGI LOKASI, TARGET, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN

KEMISKINANKEMISKINAN

27

Komponen Saat ini MP3KI

2013 - 2014 2015 - 2025

A. Mekanisme Ekonomi

- Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan inklusif (MP3EI)

- Stabilitas Ekonomi Makro

Pengendalian inflasi dan kesinambungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat

B. Afirmasi (Keberpihakan)

- Program 4 Klaster

Belum terpadu lokasi dan waktu

• Terpadu lokasi target dan waktu

• Sinergi dengan program daerah dan CSR

• Konsolidasi program bantuan sosial unified data base

- Sistem Jaminan Sosial

Sistem dan cakupan terbatas

• Sistem diperbaiki (BPJS Kesehatan) dan cakupan diperluas

• Sistem semakin lengkap dan universal coverage

- Sustainable Livelihood

Terbatas dalam meningkatkan daya tahan penduduk miskin

• Peningkatan income generating activities (wirausaha, financial inclusion dan supply chain MP3EI)

- Dukungan Data belum terpadu • Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap menuju social security number (e-KTP)

Page 28: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

GARIS

KEMISKINAN

Sangat Miskin

MiskinModerat

Non Miskin

Rentan

Tidak Miskin Sejahtera

SINERGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT INDIVIDU/KELUARGA

Program-program Perlindungan

Sosial

Program Keuangan Mikro dan

Pengembangan Penghidupan

• Penanganan kemiskinan harus lebih terintegratif dan proporsional. Pemberian bantuan memerlukan syarat sasaran, kriteria, dan mekanisme agar tidak membuat ketergantungan pada negara.

• Sinergi di tingkat wilayah dan rumah tangga/keluarga dimungkinkan saat ini dengan adanya Basis Data Terpadu (BDT).

Page 29: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Mulai Bulan ke-3

Bulanke-6

Bulanke-24

Bulanke-36

ANALISIS PASAR

PERTARGETAN

BANTUAN KONSUMSI/PENDAPATAN

TABUNGAN

TRANSFER ASET

PENDAMPING (COACHING)

Penghidupan Berkelanjutan

KemiskinanEkstrim

KOMPONEN UTAMA DALAM PENDEKATAN GRADUASI MENUJU PENGHIDUPAN YANG BERKELANJUTAN

Sumber: Graduation model, CGAP

PELATIHAN KETRAMPILAN

Page 30: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Program- 2 penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.

Penyebab Kegagalan Program Penanggulan kemiskinan di Indonesia

Page 31: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

1. Strategi untuk mengatasi krisis kemiskinan tidak dapat lagi dilihat dari satu dimensi saja (pendekatan ekonomi), tetapi memerlukan diagnosa yang lengkap dan menyeluruh (sistemik) terhadap semua aspek yang menyebabkan kemiskinan secara lokal.

2. Data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan atau sasaran dari kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, baik di tingkat nasional, tingkat kabupaten/kota, maupun di tingkat komunitas.

3. Kajian secara ilmiah terhadap berbagai fenomena yang berkaitan dengan kemiskinan, seperti faktor penyebab proses terjadinya kemiskinan atau pemiskinan dan indikator-indikator dalam pemahaman gejala kemiskinan serta akibat-akibat dari kemiskinan itu sendiri, perlu dilakukan.

Strategi Mengatasi Kegagalan Program Penanggulan kemiskinan di Indonesia

Page 32: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Page 33: Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)

Terima Kasih