KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020-02-03 · KEMENTERIAN KESEHATAN...
Transcript of KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020-02-03 · KEMENTERIAN KESEHATAN...
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
Jalan Ahmad Yani Lawang 65208
Telp. (0341) 426015, 429067 Fax. (O341) 423785
www.rsjlawang.com
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas segala
rahmat dan ridho-Nya, bahwa Rumah Sakit Jiwa Dr.Radjiman
Wediodiningrat Lawang telah menyelesaikan penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2019 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban RS Jiwa
Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang sebagai instansi pemerintah
dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi sesuai dengan
surat Sesditjen Yankes No. PR.05.04/I.1/367/2020 serta
berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan ini merupakan laporan akhir periode Rencana Strategis RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat tahun 2015 - 2019 yang memuat pencapaian Kinerja pelaksanaan program
dan kegiatan tahun 2019, serta menguraikan berbagai keberhasilan maupun capaian yang
masih belum terwujud. Dalam laporan ini dirangkum pula capaian kinerja 5 tahun terakhir
atas capaian Rencana Strategis 2015-2019 sebagai pedoman serta mata kompas dalam
menyusun Rencana Strategis periode selanjutnya.
Terima kasih disampaikan kepada seluruh unit kerja yang telah membantu sehingga
tersusun “Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019“ RS Jiwa
Dr.Radjiman Wediodiningrat. Mudah-mudahan LAKIP ini dapat menjadi sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja yang nantinya akan diperoleh manfaat untuk perbaikan serta
peningkatan kinerja RS Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat di masa yang akan datang.
Lawang, Januari 2020
Direktur Utama,
dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS
NIP 1971104162002122001
iv
Hal
SAMPUL DEPAN ............................................................................................................. i
LEMBAR TELAAH DIREKSI ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................................. v
BAB I . PENDAHULUAN
A. Penjelasan Umum Organisasi .................................................................. 1
B. Permasalahan Utama .............................................................................. 3
C. Kondisi Badan Layanan Umum Tahun 2019 ............................................ 6
D. Sistematika Laporan .............................................................................. 17
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja .............................................................................. 19
B. Perjanjian Kinerja .................................................................................... 21
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi .................................................................... 34
B. Realisasi Anggaran .............................................................................. 146
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 160
B. Langkah – langkah meningkatkan kinerja ............................................. 164
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Kontrak Kinerja Tahun 2019
SK Tim Evaluasi LAK Tahun 2019
v
RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat telah ditetapkan sebagai instansi PPK BLU berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.756/MenKes/SK/VI/ 2007 serta Surat Keputusan
Menteri Keuangan No.284/KMK.05/2007. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor
254/Menkes/Per.III/2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang merupakan unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan salah satu persyaratan administratifnya adalah kesanggupan untuk
meningkatkan kinerja pelayanan Pada tanggal 30 Juni 2019, RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang berhasil memperoleh sertifikat Akreditasi Rumah Sakit sesuai
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) International dan berlaku sejak tanggal
14 Januari 2019 sampai dengan 13 Januari 2022 dengan nomor : KARS-SERT/764/VI/2019.
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat telah menyusun Rencana Strategis Bisnis 2015 – 2019
dan melaksanakan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) 2019 dan dalam rangka
melaksanakan kegiatan dalam RBA tersebut perlu disajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Tahun 2019. Kinerja Direktorat Medik dan Keperawatan untuk pertumbuhan kunjungan
rawat jalan tercapai 94,41% dan menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk
pertumbuhan kunjungan rawat darurat tercapai 99,2% mengalami kenaikan dibanding tahun
2018. Sedangkan pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap tercapai 92% turun dari tahun
sebelumnya. Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi mengalami peningkatan yang sangat
signifikan menercapai 136%, Pertumbuhan pemeriksaan ECT 64% menurun selama tahun
2019 walaupun dengan tambahan ECT premedikasi. Pertumbuhan rehabilitasi fisik dan
mental hanya mencapai 68%. Dalam hal mendukung JKN untuk penulisan resep sesuai
dengan Formularium Nasional tercapai 96,19% sesuai dengan kebijakan dalam pemakaian
obat Formularium Nasional . BOR menurun dari 74,93% tahun 2018 menjadi 68,64 % pada
tahun 2019 karena pelaksanaan MOU dengan kabupaten/kota.
Dalam rangka memenuhi mutu layanan dan mutu klinik di masyarakat beberapa indikator
sesuai dengan standar Nasional yaitu: Mutu Layanan Emergency Respon Time tercapai 1
menit 10 detik, waktu tunggu rawat jalan 56 menit 32 detik melebihi dari standar 60 menit.
Length Of Stay masih terlalu lama yaitu 46,41 tahun 2018 dan tahun 2019 dapat dipangkas
menjadi 34,94 hari, waktu tunggu sebelum ECT 1 hari sudah memenuhi standar, waktu
tunggu Laboratorium 40 menit 11 detik sudah cukup terpenuhi dan melebihi dari capaian
vi
tahun sebelumnya. Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2 jam 9 menit sudah terpenuhi. Untuk
Mutu Klinik angka kematian di Gawat Darurat 0% tercapai, Angka kematian > 48 jam hanya
0,38‰. Tidak ada kematian setelah dilakukan ECT . Angka Infeksi nosokomial untuk luka
fiksasi 0,014%, dermatomikosis 0,0035%, Scabies 0,001% dan postural hipotensi 0,005%
sehingga angka infeksi nosokomial masih dalam kriteria baik ( Haper 0,4% dengan skor
maksimal 4 )
Pencapaian kinerja Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan pada Tahun 2019
rata-rata tercapai sesuai target. Tingkat Kepuasan Pegawai tercapai 88,09%. Dibandingkan
hasil survei tahun sebelumnya sebesar 87,15% hal ini sedikit mengalami peningkatan.
Tingkat kepuasan peserta didik tercapai rata-rata 83,91% dari target 80%. Hal yang masih
harus ditingkatkan adalah fasilitas akomodasi peserta didik. Strategi pemanfaatan aset ex
Poltekes dapat menjadikan alternative solusi terkait hal ini, meskipun masih memerlukan
sumberdaya untuk renovasi dan melengkapi mebelernya. Indikator jumlah institusi jejaring
pendidikan dan penelitian bidang psikogeriatri tidak mengalami pertumbuhan dibandingkan
periode sebelumnya. Sampai saat ini terdapat satu insitusi pendidikan jejaring Pendidikan
psikogeriatri yaitu Pendidikan Dokter Fakultas Widya Mandala Surabaya. Yang menjadi
tantangan di Direktorat SDM dan Pendidikan saat ini adalah membangun jejaring
Pendidikan dan penelitian dengan Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis yang hingga
saaat ini belum terlaksana.
Penambahan kompetensi Dokter Sub Spesialis Kedokteran Jiwa Anak dan Remaja,
merupakan aset penting yang mempunyai daya ungkit dalam pengembangan pelayanan
subspesialistik di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Diperlukan kerjasama dengan
Direktorat Medik dan Keperawatan serta Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum untuk
Bersama-sama mewujudkan upaya pengembangan layanan subspesialistik selain layanan
unggulan psikogeriatri di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, serta upaya
pengembangan Pendidikan dan penelitian di bidang ilmu kedokteran jiwa.
Pada awal tahun 2019 dilakukan upaya usulan revisi KMK remunerasi sesuai dengan
kondisi dan target pendapatan tahun 2020 dan disetujui pada tanggal 13 Mei 2019 dengan
KMK Nomor 398 Tahun 2019 tentang Remunerasi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas
dan Pegawai BLU RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang pada Kementerian Kesehatan.
Hal ini diikuti oleh surat persetujuan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan tentang alokasi
anggaran remunerasi sebesar maksimal 51% dengan pendapatan grade terendah setara
dengan tunjangan kinerja sebesar Rp 3.531.000,00. Hal tersebut menjadi tantangan
tersendiri, karena pencapaian pendapatan BLU RSJ dr. Radjioman Wediodiningrat Lawang
pada Semester 1 Tahun 2019 belum mencapai target, sehingga diperlukan penyesuaian
vii
terhadap sistem penghitungan remunerasi tersebut. Diharapkan penyesuaian yang
dilakukan tidak mengurangi motivasi dari pegawai. Berdasarkan evaluasi grading pegawai,
didapatkan beberapa definisi operasional tiap grade yang kurang tepat dan tidak dapat
diimplementasikan dengan baik, antara lain tidak adanya peluang pengembangan
professional sehingga berpeluang terjadinya demotivasi pegawai, perbedaaan antar grade
didasarkan pada masa kerja, bukan karena perbedaan kompetensi dan kinerja pegawai,
dan terdapat beberapa grade yang tidak terisi karena tidak terakomodir dalam defines
operasional yang tepat. Pada akhir semester I sudah dilakukan workshop remunerasi yang
diikuti oleh perwakilan profesi dan jabatan untuk merumuskan revisi definisi operasional dan
penetapan grading baru semua pegawai. Diharapkan dengan penetapan grading baru dapat
memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi pegawai untuk mengembangkan profesi dan
karirnya. Evaluasi penerapan sistem remunerasi pegawai sesuai dengan regulasi yang
berlaku dengan mempertimbangkan azas keadilan dan kepatutan diharapkan dapat
meningkatkan motivasi pegawai dalam memberikan pelayanan. Hal ini merupakan salah
satu upaya mendukung pencapaian Indikator Kinerja Direktur Utama tentang Visite dokter
spesialis yang tidak tercapai target. Diharapkan evaluasi sistem remunerasi dan manajemen
pengelolaan SDM dapat meningkatkan kinerja pegawai khusunya dokter spesialis.
Kinerja Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum sesuai indikator Tingkat Kesehatan
BLU berdasarkan Perdirjen PB No. 24 Tahun 2018 dan ditetapkan dalam Target Kinerja
dalam Rencana Kerja Tahun 2018. Target penetapan kinerja/ Tapja tahun 2019 diusulkan
pada bulan Januari 2019 sebesar 81,12%. Adapun realisasinya pada Tahun 2019 tercapai
80,90 (kategori BAIK AA) sehingga target tidak tercapai dengan rincian aspek keuangan
tercapai 21,35 dan aspek pelayanan tercapai 59,55.
Realisasi belanja pegawai pada tahun 2019 sebesar Rp. 47.931.437.995,- meningkat
sebesar 2,71%. Realisasi Belanja Barang pada tahun 2019 sebesar Rp. 75.523.664.156,-
turun sebesar 1,45%. Belanja modal pada tahun 2019 adalah Rp. 10.525.758.090,- pada
tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 31,31% dibanding tahun 2018.
Dilakukan reskonsiliasi sarana prasarana yaitu Barang Milik Negara/ BMN secara berkala
dengan aplikasi SIMAK-BMN/SIMAN dan SAIBA Rekonsiliasi realisasi anggaran setiap
bulan dan setiap triwulan baik secara internal maupun dengan KPPN Malang. Dilakukan
audit secara internal oleh SPI dan dengan KAP dengan hasil penilaian WTP untuk
pelaporan yang sudah berjalan. Pemanfaatan teknologi Informasi dalam setiap kegiatan
pelayanan keuangan, pelayanan pengadaan Barang dan Jasa dan juga untuk kegiatan di
bawah Direktorat keuangan dan Administrasi Umum.
viii
Untuk mewujudkan pelayanan prima dan kepuasan pelanggan telah dilaksanakan survei
kepuasan pelanggan IKM dengan nilai 84,57 ( kategori BAIK ). Dan penanganan komplain
yang masuk telah dapat direspon seluruhnya. Walaupun tidak semua komplain dapat
ditangani dengan segera terutama yang berkaitan dengan sarana prasarana.Budaya kinerja
harus tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi untuk mempertahankan Akreditasi
Internasional.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENJELASAN UMUM ORGANISASI
RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang telah ditetapkan sebagai instansi
PPK BLU berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.756/MenKes/SK/VI/2007 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.284/KMK.05/2007 serta berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor
254/Menkes/Per.III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja. RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang merupakan unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan. Salah satu persyaratan administratifnya adalah
kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan.
Peningkatan kinerja pelayanan juga dipersyaratkan untuk memenuhi azas
kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan,
proporsionalitas, dan akuntabilitas yang diwujudkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas
Kinerja tahun 2019 mengacu kepada Rencana Strategis Bisnis (RSB 2015-2019). Azas
akuntabilitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi organisasi harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
petunjuk teknis penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja.
RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat ditetapkan kembali ijin operasionalnya dan
penetapan status RS Khusus Jiwa Kelas A pendidikan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No. HK. 02.03/I/0925/2015 tanggal 30 Maret 2015. Pada tanggal 30 Juni
2019, RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang berhasil memperoleh sertifikat
Akreditasi Rumah Sakit sesuai Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS)
International dan berlaku sejak tanggal 14 Januari 2019 sampai dengan 13 Januari 2022
dengan nomor : KARS-SERT/764/VI/2019. Hal ini merupakan bagian dan upaya RS
Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang untuk senantiasa mempertahankan dan
meningkatkan kinerja pelayanan.
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
profesional, serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan
penelitian serta upaya lain sesuai kebutuhan.
2
Dalam melaksanakan tugas tersebut Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelayanan medik;
b. Pelayanan penunjang medik ;
c. Pelayanan keperawatan;
d. Pelayanan rujukan;
e. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit;
f. Pelayanan administrasi dan keuangan;
g. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan;
h. Penelitian dan pengembangan;
i. Jasa lain sesuai kebutuhan.
Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang, bagi organisasi akan diperoleh beberapa manfaat :
1. Dapat dijadikan acuan dalam menyusun dan membandingkan sasaran kerja/program
kerja tiap unit kerja.
2. Dapat dijadikan acuan dalam membuat analisis kinerja dan menyampaikan laporan
pertanggung jawaban, sehingga akuntabilitas menjadi lebih jelas.
3. Dari matrik kegiatan dapat diidentifikasi prioritas pelayanan yang akan dikembangkan
dan usaha ditingkatkan secara efisien guna mobilisasi sumberdaya.
4. Dapat dijadikan acuan dalam deversifikasi dan intensifikasi jenis pelayanan sesuai
dengan daya tarik / peluang pasar sesuai hasil pemetaan bisnis beberapa unit kerja.
5. Dapat dijadikan acuan dalam menetapkan strategi pencapaian sasaran kerja unit
pertanggungjawaban dan pengembangan program kerja untuk mewujudkan visi dan
misi organisasi.
Adapun dasar hukum sebagai acuan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja ini
adalah sebagai berikut:
1. UU No. 28 Th 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Inpres No. 7 Th 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 35 tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
5. Peraturan Menkes RI No. 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Kesehatan.
6. Peraturan MenPAN dan RB No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Penyusunan
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
7. Surat Sekretaris Ditjen Pelayanan Kesehatan Nomor PR.05.04/I.1/367/2020 tanggal
8 Januari 2020 tentang penyusunan dan penyampaian LAKIP TA.
Maksud penyusunan laporan adalah agar diperoleh data dan bahan informasi
penilaian atas pencapaian kinerja organisasi yang disajikan dalam bentuk analisis
capaian kinerja dari masing-masing direktorat sesuai dengan pernyataan penetapan
kinerja. Penyusunan dan penyampaian Penetapan Kinerja, serta Laporan Akuntabilitas
Kinerja RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang tahun 2019 juga dimaksudkan agar
sesuai peraturan perundang-undangan dan disampaikan tepat waktu.
Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah:
1. Untuk mengetahui capaian kinerja sesuai dengan indikator program yang telah
ditetapkan dalam sasaran strategis / RSB tahun 2015-2019 dan RBA tahun 2019.
2. Untuk mengetahui keberhasilan program yang telah ditetapkan
3. Untuk mengetahui beberapa hambatan dan kegagalan dalam mencapai target yang
telah ditetapkan
4. Untuk menentukan langkah terobosan dan tindak lanjut penyelesaian masalah.
5. Untuk mewujudkan pelayanan prima, kepuasan pelanggan dan perbaikan yang
berkesinambungan sesuai dengan visi dan misi organisasi.
B. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)
Beberapa permasalahan dan hambatan yang dihadapi RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat pada tahun 2019, antara lain :
a) Direktorat Medik dan Keparawatan
1. Penataan sistem rujukan berjenjang pasien JKN dan pemetaan rujukan pasien JKD
memberikan konsekuensi pada penurunan jumlah kunjungan di beberapa klinik
rawat jalan.
2. Terdapat investasi peralatan medis yang belum dimanfaatkan karena terkendala
proses perijinan.
3. Manajemen risiko yang berkaitan dengan perubahan regulasi di lingkungan
ekternal belum dapat dilakukan dengan optimal.
4. Kurang optimalnya inovasi dan pengembangan layanan terutama yang berbasis
produktifitas.
5. Kurang optimalnya pencapaian program psikogeriatri sebagai unit unggulan di RSJ
Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, yang salah satu penyebabnya adalah faktor
promosi (pemasaran).
4
6. Kuantitas pengembangan pelayanan yang berbasis revenue center belum optimal
karena keterbatasan SDM dan belum ada analisis pasar yang bisa dijadikan evidence
base untuk menentukan kebutuhan masyarakat.
7. Pemenuhan persyaratan untuk ijin operasional alat medis belum bisa dilakukan tepat
waktu karena kendala prosedur pengadaan
8. Sinergisitas antar unit pelayanan untuk mewujudkan satu sasaran tertentu belum
optimal.
9. Sistem reward dan punishment belum dapat mengaitkan antara kinerja SDM dan
kompensasi berdasarkan sistem remunerasi secara optimal. Kondisi ini berdampak
tidak adanya kompetisi yang sehat diantara unit kerja untuk meningkatkan
produktivitas kinerjanya.
10. Pengembangan tim promosi belum optimal sehingga belum dapat dirasakan
dampaknya terhadap peningkatan produktivitas.
11. Pelayanan kesehatan jiwa unggulan Psikogeriatri belum memberikan kontribusi
produktivitas pendapatan rumah sakit secara optimal. Kondisi ini disebabkan oleh
faktor :
a). Konsep pelayananan psikogeriatri belum pernah dievaluasi kembali
kesesuaiannya dengan kebutuhan masyarakat serta ketersediaan skema
pembiayaan yang mempengaruhi ability to pay di masyarakat.
b). Ketersediaan SDM multidisipliner yang mempunyai kompetensi spesialisasi
psikogeriatri belum terpenuhi secara optimal.
c). Upaya promosi pelayanan belum dilengkapi dengan pembuatan indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitasnya
b) Direktorat SDM dan Pendidikan
Berdasarkan program kerja Direktorat Sumber Daya Manusia tahun 2019
terdapat beberapa program yang perlu diupayakan peningkatan pelaksanaannya,
melalui beberapa strategi yang telah ditetapkan dalam RBA, namun dalam
pelaksanaannya berbagai permasalahan dan hambatan yang dijumpai pada awal
tahun 2019 adalah sebagai :
1. Pengembangan pelayanan di RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang dan
SDM yang memasuki masa pensiun berdampak pada kekurangan SDM di
beberapa unit kerja, sedangkan formasi CPNS tahun 2019 hanya untuk
mengganti pegawai yang pensiun.
2. Aplikasi sistem administrasi kepegawaian dari pusat sering terjadi gangguan,
sehingga proses online data kepegawaian sering terganggu.
3. Implementasi dan evaluasi budaya kerja di RSJRW perlu ditingkatkan.
5
4. Kondisi alokasi anggaran belanja pegawai RSJRW yang masih terbatas untuk
memenuhi pemberian remunerasi pegawai sesuai dengan nilai yang ditetapkan
pada tunjangan kinerja (remunersi), perlu upaya peningkatan pendapatan rumah
sakit.
5. Adanya regulasi baru terkait dengan persyaratan lulus uji kompetensi dan
ketersediaan Peta Jabatan untuk kenaikan jabatan fungsional pegawai.
6. Beberapa asrama mahasiswa praktek yang memerlukan perbaikan sarpras dan
penambahan kamar mandi berdampak pada kepuasan peserta didik akan
akomodasi.
7. Adanya pengembalian asrama Ex Poltekkes ke RSJ Dr.Radjiman bisa
menambah kapasitas asrama mahasiwa yang praktek di RSJ Dr.Radjiman
Wediodiningrat Lawang, namun memerlukan mebeler baru serta koordinasi
lebih lanjut untuk perubahan zoning asrama.
8. Pegawai yang mengalami permasalahan dalam penerbitan ijin belajar dan tugas
belajar masih memerlukan koordinasi intensif dengan Ditjen Yankes, Biro
Kepegawaian dan PPSDM Kementerian Kesehatan RI, sehingga berdampak
pada data existing SDM dengan jabatan tertentu serta administrasi kepegawaian
yang bersangkutan.
9. Belum adanya pegawai yang memiliki jabatan fungsional dokdiknis, berdampak
pada Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan.
10. Revolusi indutri 4.0 memerlukan dukungan IT dalam menunjang pendidikan
11. Sebagai RS Pendidikan memerlukan sarana lab skill yang memadai.
12. Pengembangan museum terbatas oleh lahan yang ditempati saat ini dan jumlah
SDM di Museum Kesehatan Jiwa.
c) Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum
a. Permasalahan dan hambatan Sarana Prasarana dan Alkes
1. Kondisi bangunan banyak yang sudah lama/tua sehingga untuk pemeliharaan
dan rehabilitasi diperlukan biaya yang sangat besar, sedangkan alternatif
pembiayaan sangat terbatas maka perlu diprioritaskan rehabilitasi bangunan
sesuai peruntukkannya terutama untuk pengembangan pelayanan medik
maupun keperawatan.
2. Banyak peralatan kesehatan khususnya untuk penapisan diagnosis secara
teknologi sudah tertinggal, sementara harga peralatan sangat mahal,
sedangkan anggaran dari pemerintah untuk pengadaan peralatan sangat
terbatas.
6
3. Penambahan fasilitas untuk pelayanan unggulan psikogeriatri dan pelayanan
penunjang kesehatan jiwa membutuhkan biaya besar maka perlu
diprioritaskan pengadaan sesuai peruntukannya terutama untuk
pengembangan pelayanan medik maupun keperawatan yang benar-benar
dibutuhkan oleh pelanggan..
4. Proses penghapusan barang dan gedung birokrasinya panjang sehingga
memperlambat kegiatan pengembangan selanjutnya. Masih dilakukan
inventariris gedung, barang dan alat kesehatan yang akan diusulkan
penghapusan.
5. Proses perijinan masih mengalami kendala dalam koordinasi dengan dinas
perijinan setempat yang belum selesai adalah perijinan Incenerator dan
Hidrant.
b. Permasalahan Keuangan
1. Terbatasnya anggaran untuk pengembangan pelayanan sehingga kegiatan
tidak bisa dilakukan secara optimal.
2. Masih adanya usulan pengadaan barang dan modal yang tidak sesuai
dengan Rencana Bisnis Anggaran berjalan.
3. Adanya keterlambatan proses revisi anggaran sehingga menghambat
pelaksanaan pembayaran kepada pihak ke tiga, karena revisi menggunakan
single sistem
4. Sumber dana investasi dari pendapatan BLU belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan pengembangan Rumah Sakit.
5. Target yang telah ditetapkan dalam RBA tidak seluruhnya dapat tercapai, hal
ini antara lain disebabkan karena penetapan target kurang realistis.
6. Pemenuhan sarana prasarana peralatan kesehatan dan rumah tangga belum
mengacu pada standart sarana prasarana di rumah sakit.
7. Adanya bangunan yang sudah lama/tua dan rusak membutuhkan biaya
pemeliharaan dan rehabilitasi yang sangat besar, sedangkan alternatif
pembiayaan sangat terbatas maka perlu diprioritaskan rehabilitasi bangunan
sesuai peruntukkannya terutama untuk pengembangan pelayanan medik
maupun keperawatan.
8. Penambahan fasilitas untuk pelayanan unggulan psikogeriatri dan pelayanan
penunjang kesehatan jiwa membutuhkan biaya besar maka perlu
diprioritaskan pengadaan sesuai peruntukannya terutama untuk
pengembangan pelayanan medik maupun keperawatan yang benar-benar
dibutuhkan oleh pelanggan.
7
9. Proses penghapusan barang dan gedung birokrasinya panjang sehingga
memperlambat kegiatan pengembangan selanjutnya.
10. Proses perijinan masih mengalami kendala dalam koordinasi dengan dinas
perijinan setempat.
11. Perbedaan pedoman RSB dengan RBA menyulitkan untuk singkronisasi
Program dan Kegiatan Unit dan juga untuk keperluan pembuatan Pelaporan
LAKIP/ LAPTAH Rumah Sakit.
12. Perlunya penyempurnaan aplikasi persediaan dan terintegrasinya aplikasi
persediaan obat sebagai data dukung untuk Laporan Keuangan
C. Kondisi Badan Layanan Umum Tahun 2019
1. Kelembagaan
Berdasarkan Permenkes No. 254/Menkes/Per/III/2008 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI.
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara
profesional, serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan
penelitian serta upaya lain sesuai kebutuhan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Pelayanan medik;
2. Pelayanan penunjang medik dan non medik ;
3. Pelayanan dan asuhan keperawatan;
4. Pelayanan rujukan;
5. Pelayanan umum dan operasional;
6. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit;
7. Pelayanan administrasi dan keuangan;
8. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan;
9. Penelitian dan pengembangan;
10. Jasa lain sesuai kebutuhan.
Struktur Organisasi RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Nomor: SK
Menkes 254/Menkes/Per/III/2008 pada Maret 2008 tentang Struktur Organisasi dan
8
Tata Kerja RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dipimpin oleh satu orang
Direktur Utama, dibantu oleh tiga orang Direktur, yaitu: Direktur Medik dan
Keperawatan, Direktur SDM dan Pendidikan serta Direktur Keuangan dan
Administrasi Umum. Adapun susunannya adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS
Direktur Medik dan Keperawatan : dr. Yuniar, Sp. KJ
Direktur SDM dan Pendidikan : dr. Ika Nurfarida, Sp.KJ, M.Sc
Direktur Keuangan dan Administrasi Umum : Istoe Heroe Widodo, SE
Dalam pelaksanaan tugas operasional, Direktur Utama dan para Direktur
dibantu oleh Dewan Pengawas, Satuan Pemeriksaan Intern (SPI), Komite Medik,
Komite Keperawatan, Komite Etik dan Hukum, Komite K3 RS, Komite PPI , Komite
Mutu dan Keselamatan Kinerja serta seluruh jajaran struktural dan fungsional terkait.
2. Sumber Daya Manusia
Keadaan Sumber Daya Manusia RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
telah mengalami beberapa perkembangan organisasi sesuai kebutuhan dan
peraturan yang berlaku. Gambaran selengkapnya keadaan ketenagaan pada tahun
2019 dapat digambarkan sebagai berikut :
Keadaan Ketenagaan per Desember 2019
a. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan
NO. Uraian PNS Non PNS
TOTAL L P L P
1. Medis 18 35 1 4 58
2. Keperawatan 167 186 36 17 406
3. Penunjang Medis 39 73 7 6 125
4. Administrasi 104 52 43 19 218
Jumlah 328 346 87 46
807 674 133
9
674
133
Status Pegawai
PNS
Non PNS
415 392
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
b. Jumlah Pegawai menurut Pendidikan
NO. Uraian PNS Non PNS
TOTAL L P L P
1. S2 14 16 1 3 34
2. S1 90 113 4 10 217
3. D4 12 27 0 0 39
4. D3 125 165 45 24 359
5. D1 2 0 3 0 5
6. Sekolah Menengah Atas (SMA) 82 25 34 9 150
7. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 0 0 0 2
8. Sekolah Dasar (SD) 1 0 0 0 1
Jumlah 328 346 87 46
807 647 133
58
125
406
218
Jabatan
Medis
Penunjang Medis
Keperawatan
Administrasi
10
c. Jumlah Pegawai menurut Jenis
No. Uraian L P Total
1. PNS 338 346 674
2. BLU 0 1 1
3. Kontrak :
Kontrak Waktu Terbatas 80 42 122
Kontrak Dokter Jaga Igd 1 1 2
Kontrak Harian Lepas 5 0 5
Konsultan 1 2 3
JUMLAH 415 392 807
3. Sarana Prasarana
Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan
Intrakomptabel Rincian Per Kelompok Barang
Tahun Anggaran 2019
Akun Neraca/Kelompok Barang Sat Saldo Per
1 Januari 2019 Saldo Per
31 Desember 2019
Kode Uraian Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai
1 2 3 4 5 6 7
131111 Tanah 2.993.440
526.493.393.000
2.993.440
526.493.393.000
2.01.01 Tanah persil M2 425.650
389.801.703.000
425.650
389.801.703.000
2.01.02 Tanah non persil 2.567.790
136.691.690.000
2.567.790
136.691.690.000
34
217
39
359
5
150
2
1
Pendidikan
S2
S1
D4
D3
D1
SMA
SMP
SD
11
132111 Peralatan dan mesin
14.280
99.360.695.763
14.646
102.455.509.079
3.01.03 Alat bantu
49 3.550.597.756
54
3.797.118.506
3.02.01 Alat angkutan darat bermotor Unit
42 5.676.021.875
42
5.676.021.875
3.02.02 Alat angkutan darat tak bermotor Unit
65 263.387.055
66
270.867.055
3.03.01 Alat bengkel bermesin Buah
72 161.650.125
75
169.530.125
3.03.02 Alat bengkel tak bermesin Buah
50 106.303.845
53
110.263.845
3.03.03 Alat ukur Buah
73 148.352.430
73
148.352.430
3.04.01 Alat pengolahan Buah
10 536.773.000
10
536.773.000
3.05.01 Alat kantor
2.133 6.988.722.767
2.151
7.210.163.642
3.05.02 Alat rumah tangga
8.106 23.447.296.916
8.227
24.183.950.418
3.06.01 Alat studio Buah
433 2.211.158.032
455
2.273.503.532
3.06.02 Alat komunikasi Buah
64 619.722.950
71
648.102.950
3.06.03 Peralatan pemancar Buah
11 1.502.299.550
11
1.502.299.550
3.07.01 Alat kedokteran
1.332 37.418.490.119
1.415
38.252.412.513
3.07.02 Alat kesehatan umum
163 2.395.903.136
166
2.411.903.136
3.08.01 Unit alat laboratorium Buah
358 4.830.069.254
360
4.921.469.254
3.08.02 Unit alat laboratorium kimia nuklir
Buah
22 74.415.000
30
127.899.500
3.08.03 Alat laboratorium fisika nuklir/elektronika
Buah
23 32.100.000
23
32.100.000
3.08.04 Alat proteksi radiasi/proteksi lingkungan
Buah
1 20.319.200
1
20.319.200
3.08.05 Radiation application & non destructive testing laboratory
Buah
3 13.420.000
3
13.420.000
3.08.06 Alat laboratorium lingkungan hidup
8 1.286.054.000
8
1.286.054.000
3.08.07 Peralatan laboratorium hydrodinamica
Buah
2 15.109.760
2
15.109.760
3.08.08 Alat laboratorium standarisasi kalibrasi & instrumentasi
Buah
15 1.511.908.736
18
1.828.709.736
3.10.01 Komputer unit Buah
455 3.979.380.067
513
8.245.081.450
3.10.02 Peralatan komputer
511 1.671.789.552
533
1.766.496.427
3.11.02 Alat eksplorasi geofisika Buah
32 35.050.000
32
35.050.000
3.15.02 Alat pelindung
13 22.450.000
13
22.450.000
3.15.03 Alat sar Buah
6 21.377.900
6
21.377.900
12
3.15.04 Alat kerja penerbangan Buah
19
142.185.000
19
142.185.000
3.16.01 Alat peraga pelatihan dan percontohan
18 135.212.000
18
135.212.000
3.17.01 Unit peralatan proses/produksi Buah
40 57.200.000
40
57.200.000
3.19.01 Peralatan olah raga Buah
151 485.975.738
158
504.678.658
133111 Gedung dan bangunan
217 108.162.652.408
219
115.622.564.682
4.01.01 Bangunan gedung tempat kerja Unit
160 88.796.867.760
162
96.074.420.041
4.01.02 Bangunan gedung tempat tinggal
47 14.265.691.748
47
14.265.691.748
4.04.01 Tugu/tanda batas Unit
10 5.100.092.900
10
5.282.452.893
134111 Jalan dan jembatan
1.715 3.482.116.008
1.715
3.482.116.008
5.01.01 Jalan M2
1.490 3.090.753.008
1.490
3.090.753.008
5.01.02 Jembatan M2
225 391.363.000
225
391.363.000
134112 Irigasi
8 3.504.971.326
8
3.504.971.326
5.02.02 Bangunan pengairan pasang surut
Unit
2 1.592.981.650
2
1.592.981.650
5.02.05 Bangunan pengembangan sumber air dan air tanah
2 1.135.662.676
2
1.135.662.676
5.02.06 Bangunan air bersih/air baku Unit
4 776.327.000
4
776.327.000
134113 Jaringan
5 3.023.320.966
5
3.023.320.966
5.03.01 Instalasi air bersih / air baku
1 756.483.000
1
756.483.000
5.03.05 Instalasi pembangkit listrik Unit
1 22.828.668
1
22.828.668
5.03.10 Instalasi lain Unit
1 949.750.000
1
949.750.000
5.04.02 Jaringan listrik
2 1.294.259.298
2
1.294.259.298
135121 Aset tetap lainnya
949 386.297.000
950
572.297.000
6.01.01 Bahan perpustakaan tercetak Buah
901 65.313.000
902
251.313.000
6.02.01 Barang bercorak kesenian
47 30.349.000
47
30.349.000
6.02.02 Alat bercorak kebudayaan Buah
1 290.635.000
1
290.635.000
166112 Aset tetap yang tidak digunakan
77 10.202.000
77
10.202.000
3.01.03 Alat bantu Unit
1
74.000
1
74.000
3.02.02 Alat angkutan darat tak bermotor Unit
1
72.000
1
72.000
3.03.01 Alat bengkel bermesin Buah
1
15.000
1
15.000
3.03.02 Alat bengkel tak bermesin Buah
1
68.000
1
68.000
3.05.01 Alat kantor Buah
5 1.376.000
5
1.376.000
3.05.02 Alat rumah tangga Buah
60 4.462.000
60
4.462.000
13
3.07.01 Alat kedokteran Buah
5
48.000
5
48.000
3.08.01 Unit alat laboratorium Buah
1 3.919.000
1
3.919.000
3.19.01 Peralatan olah raga Buah
1
18.000
1
18.000
6.02.01 Barang bercorak kesenian Buah
1
150.000
1
150.000
TOTAL 744.423.648.471 755.164.374.061
Laporan Posisi Barang Milik Negara
( Menurut SIMAK BMN - Per tanggal 31 Desember 2019 )
No Uraian sat Nilai
a BMN Intrakomtabel
Posisi Awal (01 Januari 2019) : Rp 744.423.648.471
Penambahan : Rp 10.740.725.590
Pengurangan : Rp -
Posisi Akhir (31 Desember 2019) : Rp 755.164.374.061
b BMN Ekstra Komtabel
Posisi Awal (01 januari 2019) : Rp 136.394.490
Penambahan : Rp -
Pengurangan : Rp -
Posisi Akhir (31 Desember 2019) : Rp 136.394.490
c BMN Gabungan Intra & Ekstra
Posisi Awal (01 januari 2019) : Rp 744.560.042.961
Penambahan : Rp 10.740.725.590
Pengurangan : Rp -
Posisi Akhir (31 Desember 2019) : Rp 755.164.374.061
d BMN Aset Tak Berwujud
Posisi Awal (01 januari 2019) : Rp 508.684.500
Penambahan : Rp -
Pengurangan : Rp -
Posisi Akhir (31 Desember 2019) : Rp 508.684.500
e Konstruksi Dalam Pengerjaan
14
Posisi Awal (01 januari 2019) : Rp 126.760.000
Penambahan : Rp 7.244.944.774
Pengurangan : Rp 7.244.944.774
Posisi Akhir (31 Desember 2019) : Rp 126.760.000
f Persediaan
Posisi Awal (01 januari 2019) : Rp 4.936.514.586
Mutasi : Rp 1.836.441.653
Posisi Akhir (31 Desember 2019) : Rp 6.772.956.239
Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Tahun 2019
(Menurut SIMAK BMN - Per tanggal 31 Desember 2019)
Akun Neraca
Jumlah Kode Uraian
115111 Barang Konsumsi 1.660.542.829
115113 Bahan untuk pemeliharaan 56.449.875
117131 Bahan Baku 18.465.700
115191 Persediaan untuk tujuan strategis/ berjaga – jaga -
117199 Persediaan Lainnya 5.037.497.835
131111 Tanah 526.493.393.000
131311 Peralatan dan Mesin 102.455.509.079
131511 Gedung dan Bangunan 115.622.564.682
131711 Jalan dan Jembatan 3.482.116.008
131712 Irigasi 3.504.971.326
131713 Jaringan 3.023.320.966
131921 Aset tetap lainnya 572.297.000
136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 203.938.173
162151 Software 508.684.500
166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan 10.202.000
JUMLAH 651.063.920.962
15
4. Dana
Pada bagian ini membahas sumber dana baik yang berasal dari rupiah murni,
Alokasi Anggaran APBN (RM dan BLU) sesuai dengan DIPA untuk kegiatan Tahun
2019 adalah sebagai berikut :
PAGU TERAKHIR
REVISI - II
1 3 4 5 6
RM
024.04.07 Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan
2094
2094.506 Gedung Layanan 6.694.738.000 - 0,00% 6.694.738.000
008 Pembangunan Gedung dan Bangunan 6.694.738.000 - 0,00% 6.694.738.000
533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 6.694.738.000 - 0,00% 6.694.738.000
2094.994 Layanan Perkantoran 64.543.426.000 27.846.806.513 43,14% 36.696.619.487
001 Gaji dan Tunjangan 46.906.601.000 23.499.231.212 50,10% 23.407.369.788
A Pembayaran Gaji dan Tunjangan 46.906.601.000 23.499.231.212 50,10% 23.407.369.788
511111 Belanja Gaji Pokok PNS 31.747.937.000 16.610.221.680 52,32% 15.137.715.320
511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS 530.000 285.412 53,85% 244.588
511121 Belanja Tunj. Suami/Istri PNS 2.253.466.000 1.165.984.948 51,74% 1.087.481.052
511122 Belanja Tunj. Anak PNS 542.134.000 322.472.166 59,48% 219.661.834
511123 Belanja Tunj. Struktural PNS 153.265.000 115.245.000 75,19% 38.020.000
511124 Belanja Tunj. Fungsional PNS 3.087.489.000 1.701.777.000 55,12% 1.385.712.000
511125 Belanja Tunj. PPh PNS 298.073.000 49.188.426 16,50% 248.884.574
511126 Belanja Tunj. Beras PNS 1.727.607.000 778.442.580 45,06% 949.164.420
511129 Belanja Uang Makan PNS 6.224.484.000 2.395.650.000 38,49% 3.828.834.000
511134 Belanja Tunj. Kompensasi Kerja PNS 69.000.000 34.500.000 50,00% 34.500.000
511151 Belanja Tunjangan Umum PNS 511.736.000 194.315.000 37,97% 317.421.000
512211 Belanja uang lembur 290.880.000 131.149.000 45,09% 159.731.000 -
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 17.636.825.000 4.347.575.301 24,65% 13.289.249.699
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 4.637.533.000 1.688.016.053 36,40% 2.949.516.947
521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh 1.620.042.000 639.259.210 39,46% 980.782.790
521114 Belanja pengiriman surat dinas pos pusat 28.000.000 7.776.800 27,77% 20.223.200
521115 Honor Operasional Satuan Kerja 484.590.000 123.591.000 25,50% 360.999.000
521832 Belanja Barang Persediaan Lainnya 1.427.166.000 315.977.500 22,14% 1.111.188.500
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 424.477.000 - 0,00% 424.477.000
521811 Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi 3.685.472.000 237.216.130 6,44% 3.448.255.870
522111 Belanja Langganan Listrik 1.030.004.000 554.390.628 53,82% 475.613.372
522112 Belanja Langganan Telepon 70.900.000 21.880.734 30,86% 49.019.266
522113 Belanja Langganan Air 43.000.000 17.900.400 41,63% 25.099.600
522119 Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya 233.360.000 99.635.248 42,70% 133.724.752
523111 Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 2.139.868.000 326.398.995 15,25% 1.813.469.005
523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 873.560.000 133.563.570 15,29% 739.996.430
523133 Belanja Biaya Pemeliharaan Jaringan 512.741.000 - 0,00% 512.741.000
523123 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 189.635.000 57.237.602 30,18% 132.397.398
523191 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Lainnya 236.477.000 124.731.431 52,75% 111.745.569 -
2094.512 Obat-obatan dan Bahan Medis Habis Pakai 9.725.305.000 2.199.120.721 22,61% 7.526.184.279
005 Pengadaan Obat-Obatan dan Bahan Medik Habis Pakai 9.725.305.000 2.199.120.721 22,61% 7.526.184.279
521832 Belanja Barang Operasional 9.725.305.000 2.199.120.721 22,61% 7.526.184.279
521832-Frm Belanja Barang Operasional 9.725.305.000 2.199.120.721 22,61% 7.526.184.279
Jumlah 80.963.469.000 30.045.927.234 37,11% 50.917.541.766
KODE URAIAN
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
pada Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan
2
% SALDOREALISASI
16
PAGU TERAKHIR
REVISI - II
1 3 3 3 3
BLU
2094.508 Alat Kesehatan 1.359.813.000 71.193.900 5,24% 1.288.619.100
051 Pengadaan Alat Kesehatan 1.359.813.000 71.193.900 5,24% 1.288.619.100
537112 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1.359.813.000 71.193.900 5,24% 1.288.619.100
537112-508 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1.359.813.000 71.193.900 5,24% 1.288.619.100
2094.970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 420.060.000 132.794.864 31,61% 287.265.136
051 Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran 152.620.000 1.291.000 0,85% 151.329.000
525115 Beban Perjalanan 152.620.000 1.291.000 0,85% 151.329.000
525115-051 Beban Perjalanan 152.620.000 1.291.000 0,85% 151.329.000
053 Pengelolaan Keuangan dan Perbendaharaan 141.380.000 71.781.907 50,77% 69.598.093
525115 Beban Perjalanan 141.380.000 71.781.907 50,77% 69.598.093
525115-053 Beban Perjalanan 141.380.000 71.781.907 50,77% 69.598.093
054 Pengelolaan Kepegawaian 108.570.000 59.721.957 55,01% 48.848.043
525115 Beban Perjalanan 108.570.000 59.721.957 55,01% 48.848.043
525115-054 Beban Perjalanan 108.570.000 59.721.957 55,01% 48.848.043
055 Pelayanan Umum, Pelayanan Rumah Tangga dan Perlengkapan 17.490.000 - 0,00% 17.490.000
525115 Beban Perjalanan 17.490.000 - 0,00% 17.490.000
525115-055 Beban Perjalanan 17.490.000 - 0,00% 17.490.000
2094.509 Layanan Operasional UPT BLU 62.574.261.000 19.410.148.334 31,02% 43.164.112.666
051 Pembayaran Remunerasi 34.761.796.000 10.155.592.481 29,21% 24.606.203.519
525111 Belanja Gaji dan Tunjangan 34.761.796.000 10.155.592.481 29,21% 24.606.203.519
052 Operasional dan Pemeliharaan RS 27.812.465.000 9.254.555.853 33,27% 18.557.909.147
525113 Beban Jasa 5.619.095.000 3.328.302.694 59,23% 2.290.792.306
525114 Beban Pemeliharaan 2.791.267.000 449.025.490 16,09% 2.342.241.510
525119 Beban Penyedia Barang dan Jasa BLU Lainnya 8.758.507.000 2.544.798.731 29,06% 6.213.708.269
525121 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi - BLU 10.643.596.000 2.932.428.938 27,55% 7.711.167.062
525129 Pengadaan Obat - - - - -
2094.506 Gedung Layanan 3.233.149.000 77.178.173 2,39% 3.155.970.827
008 Pembangunan Gedung dan Bangunan 3.233.149.000 77.178.173 2,39% 3.155.970.827
537113 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 3.033.149.000 77.178.173 2,54% 2.955.970.827
537115 Belanja Modal Fisik Lainnya 200.000.000 - 0,00% 200.000.000
2094.951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 573.103.000 183.829.400 32,08% 389.273.600
053 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 573.103.000 183.829.400 32,08% 389.273.600
537112 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 573.103.000 183.829.400 32,08% 389.273.600
537112-951 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 573.103.000 183.829.400 32,08% 389.273.600
Jumlah 68.160.386.000 19.875.144.671 29,16% 48.285.241.329
KODE %REALISASI
2
URAIAN SALDO
17
D. SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja RS Jiwa Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang adalah sebagai berikut :
1. IKHTISAR EKSEKUTIF
Bagian ini berisi rangkuman isi LAK RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang tahun 2019 berupa tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
renstra dan sejauh mana pencapaiannya selama tahun 2019 berikut Analisis
keberhasilan dan kegagalan.
2. BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai penjelasan umum organisasi dan
aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi
organisasi yang terbagi dalam beberapa sub bab, yaitu:
a. Penjelasan Umum Organisasi
Berisi mengenai penjelasan umum organisasi, manfaat dan dasar
hukum serta tugas pokok dan fungsi RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang.
b. Permasalahan Utama / Strategic Issued
Berisi permasalahan dan kondisi Badan Layanan Umum RS Jiwa
Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang tahun 2019.
c. Sistematika Penulisan
Berisi sistematika penulisan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
3. BAB II: PERENCANAAN KINERJA
Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan
dan perjanjian kinerja tahun 2019, meliputi gambaran singkat sasaran strategis
dan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima)
tahun dan sasaran pada tahun 2019, penguraian indikator dan target untuk
mengukur kinerja selama tahun 2019. Bab ini terbagi menjadi 2 (dua) Sub Bab,
yaitu:
A. Perencanaan Kinerja tahun 2019.
B. Perjanjian Kinerja tahun 2019.
18
4. BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Bab ini juga menjelaskan bahwa pengukuran Kinerja dilakukan
dengan membandingkan :
1. Capaian kinerja dengan target, antara tahun 2015 sampai tahun 2019.
2. Realisasi kinerja tahun 2019 dan jangka menengah sesuai RSB 2015 –
2019.
3. Kinerja Tahun 2019 dengan standart Nasional.
4. Analisisi penyebab kegagalan, keberhasilan, penurunan, peningkatan dan
alternatif solusi yang dilakukan.
5. Analisis efisiensi SDM
6. Analisis program yang menunjang keberhasilan
B. Realisasi Anggaran
Dalam bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
perjanjian kinerja Tahun 2019. Realisasi sesuai dengan Indikator Kinerja
kegiatan dan sesuai dengan Mata Anggaran.
5. BAB IV : PENUTUP
Bab ini mengurai kesimpulan umum atas capaian Kinerja RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang tahun 2019 dan rencana tindak lanjut serta
rekomendasi untuk meningkatkan kinerja tahun berikutnya
6. LAMPIRAN – LAMPIRAN
Berisi perjanjian Kinerja Tahun 2019, SK Tim LAK, data-data dan aspek-
aspek pendukung Laporan Akuntabilitas Kinerja RS Jiwa Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang Tahun 2019.
19
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Target kinerja Tahun 2019 didasarkan atas perhitungan Analisis Diagram
Kartesius prioritas dimana posisi RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang berada
pada Kuadran II, yang mengindikasikan bahwa RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang mempunyai posisi bersaing dengan kondisi kelemahan lebih menonjol daripada
kekuatan organisasinya, namun mempunyai nilai peluang usaha yang masih lebih tinggi
dari ancamannya. Tahun 2019 adalah tahun kelima/terakhir didalam Rencana Strategis
Bisnis/ RSB 2015 – 2019 RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Dengan demikian arah pengembangannya di masa depan untuk memfokuskan
pada penguatan mutu kelembagaannya dalam meningkatkan pelayanan untuk
mencapai sasaran sesuai dengan Visi, Misi dan tujuan yang telah ditetapkan, yaitu :
VISI : Menjadi Rumah Sakit pusat rujukan Nasional Psikogeriatri pada tahun 2019
MISI :
1. Mengembangkan RS pusat rujukan Nasional dalam pelayanan kesehatan Jiwa yang
prima dengan unggulan usia lanjut;
2. Mewujudkan sistem manajemen RS yang menjamin kepastian hukum secara efektif,
efisien, transparan, akuntabel dan responsif dalam menjawab tuntutan masyarakat;
3. Mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang terintegrasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan;
4. Meningkatkan upaya penanggulangan masalah psikososial di masyarakat dan
mengembangkan jejaring pelayanan kesehatan jiwa.
Perencanaan dengan menetapkan target indikator kinerja dalam program
strategis dan program kerja pada tahun 2019 sebagai berikut :
Penetapan Indikator sesuai RSB tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
Perspektif Stakeholder
1
Terwujudnya kepuasan
stakeholder
1 Tingkat Kesehatan RS BLU Sehat AAA
2 Tingkat Kepuasan Pasien dan
Masyarakat 80 %
3 Tingkat Kepuasan Pegawai 80 %
4 Tingkat Kepuasan Peserta Didik 80 %
5 Prosentase Komplain yang 100 %
20
Ditindaklanjuti
Perspektif Proses Bisnis
2
Terwujudnya
Pelayanan yang
Berkualitas.
6 Terakreditasi Nasional Paripurna
Surveilance GCI
dan Akreditasi RS
versi 2012
3
Terwujudnya Inovasi
pelayanan berbasis RS
dan komunitas
7 Jumlah pengembangan jenis layanan
psikogeriatri berbasis RS 5
8 Jumlah Pengembangan Jenis Layanan
Psikogeriatri Berbasis Komunitas 9
4 Terwujudnya
Pengembangan
Kerjasama dengan
Institusi Jejaring dalam
Pelayanan, Pendidikan
dan Penelitian
9 Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan
Psikogeriatri
Manitenance &
perencanaan
pengembangan
10 Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan
Psikogeriatri 2
11 Jumlah Institusi Jejaring Penelitian
Psikogeriatri 2
12 Pemberdayaan Layanan PPK Primer
dan Sekunder 18
13 Terealisasinya Kerjasama dengan Sister
Hospital LN dan DN 4
14 Prosentase Supervisi yang Dilakukan
oleh Jejaring Pendidikan 80 %
5
Terwujudnya Bisnis
Proses Internal yang
Efektif
15 Prosentase Unit Kerja yang Mencapai
Target IKU 100 %
Perspektif Pengembangan Personil dan Organisasi
6
Terwujudnya budaya
kinerja yang
berkomitmen
pelayanan prima
16 Prosentase Pegawai yang Berperilaku
sesuai Budaya Kerja 90%
7
Terwujudnya
peningkatan
kompetensi SDM
17 Prosentase Pegawai yang Memenuhi
Standar Kompetensi 75%
8
Terwujudnya
kehandalan aset untuk
psikogeriatri
18 OEE (overall equipment effectiveness ) 80%
9 Tercapainya sistem IT
yang terintegrasi 19 Level integrasi IT rumah sakit Terintegrasi
Perspektif Finansial
10 Terwujudnya Efisiensi
biaya 20 POBO > 45%
11
Tercapainya
peningkatan
pendapatan RS
21 Tingkat pertumbuhan pendapatan 18%
21
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja Tahun 2019 dengan menetapkan target Indikator Kinerja, yaitu :
1) Penetapan target indikator Kinerja BLU (Tingkat Kesehatan) Tahun 2019.
Pada Tahun 2019 ditetapkan Kontrak Kinerja RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang untuk Indikator Kinerja BLU dengan kinerja Keuangan : 21,6 dan Kinerja
Pelayanan 59,52 Sehingga total skor 81,12 dengan kategori sehat (AA)
ASPEK KEUANGAN
No Sub Aspek/ Kelompok Indikator/ Indikator Skor Satuan Haper Nilai Riil
1 Rasio Keuangan
a. Rasio Kas (Cash Ratio) 2,25 persen 10.007,53 0.5
b. Rasio Lancar (Current Ratio) 2,75 persen 20.171,70 2.75
c. Periode Penagihan Piutang (Collection Periode) 2,25 hari 55,21 1.25
d. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) 2,25 persen 8,00 0.75
e. Imbalan atas Aktiva Tetap (Return of Fixed Asset) 2,25 persen 1,72 1
f. Imbalan Ekuitas (Return on Enquity) 2,25 persen 1,82 0.85
g. Perputaran Persediaan (Inventory Turn over) 2,25 hari 12,48 0.75
i. Rasio POBO 2,75 persen 46,59 2.75
2 Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU
a. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif)
- Ditandatangani sebelum tgl 31 Desember tahun sebelumnya
0,4 Ditandatangani
sebelum tanggal 31 Des 2018
0,4
- Ditandatangani oleh pemimpin BLU 0,4 Sesuai 0,4
- Diketahui oleh Dewas 0,4 Sesuai 0,4
- Disetujui oleh Menteri 0,4 Sesuai 0,4
- Format sesuai dengan PMK No.95/PMK.05/2011 0,4 Sesuai 0,4
b. Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
- Laporan Keuangan Semester 1 disampaikan ≤ tanggal 15 Juli
0,66 tepat waktu 0,66
- Laporan Keuangan Tahunan disampaikan ≤
tanggal 22 Jan 0,67 tepat waktu 0,67
- Audit Laporan Keuangan diaudit oleh auditor eksternal
0,67 tepat waktu 0,67
c. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja
BLU
- SP3BBLU TW 1 disampaikan akhir TW 1, saldo kas sesuai 0,4 sesuai 0,4
- SP3BBLU TW 2 disampaikan akhir TW 2, saldo kas sesuai 0,4 sesuai 0,4
22
- SP3BBLU TW 3 disampaikan akhir TW 3, saldo kas sesuai 0,4 sesuai 0,4
- SP3BBLU TW 4 disampaikan sesuai langkah langkah akhir anggaran, saldo kas telah sesuai 0,8 sesuai 0,8
d. Tarif Layanan, ditetapkan menteri keuangan 1 sesuai 1
e. Sistem Akuntansi
- Sistem akuntansi keuangan 0,6
sesuai 0,6
- Sistem akuntasi biaya 0,2
sesuai 0,2
- Sistem Akuntansi Aset tetap 0,2
sesuai 0,2
f. Persetujuan rekening
- Rekening pengelolaan kas 0,1
sesuai 0,1
- Rekening operasional 0,3
sesuai 0,3
- Rekening dana kelolaan 0,1
sesuai 0,1
g. SOP Pengelolaan Kas 0,5
ada 0,5
h. SOP Pengelolaan Piutang 0,5
ada 0,5
i. SOP Pengelolaan Utang 0,5
ada 0,5
j. SOP pengadaan Barang dan Jasa 0,5
ada 0,5
k. SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0,5
ada 0,5
Jumlah Skor Aspek Keuangan 30
21,6
ASPEK PELAYANAN
NO Sub Aspek/ Kelompok Indikator/ Indikator Skor Haper Nilai Riil
1 Layanan
a. Pertumbuhan produktifitas
1) Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat jalan 2 kali 1,04 1,5
2) Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat darurat 2 kali 0,95 1,25
3) Pertumbuhan hari perawatan rawat inap 2 kali 0,98 1,25
4) Pertumbuhan pemeriksaan radiologi 2 kali 0,95 1,25
5) Pertumbuhan pemeriksaan laboratorium 2 kali 0,92 1
6) Pertumbuhan psikoterapi/ECT 2 kali 1,91 2
7) Pertumbuhan rehab medik 2 kali 0,85 0,5
8) Pertumbuhan peserta didik pendidikan kedokteran 2 kali 1,11 2
9) Pertumbuhan penelitian yang dipublikasikan 2 kali 1 1,25
b. Efektifitas Pelayanan
1) Kelengkapan rekam medik 24 jam selesai pelayanan
2 persen 96,06% 2
2) Pengembalian rekam medik
2 persen 99,35% 2
23
3) Angka pembatalan operasi/ECT 2 persen
2,23% 2
4) Angka kegagalan hasil radiologi
2 persen 0% 2
5) Penulisan resep sesuai formularium
2 persen 97,16% 2
6) Angka pengulangan pemeriksaan laboratorium
2 persen 4,31% 2
7) Bed Occupacy Rate (BOR)
2 persen 74,93% 2
c. Pertumbuhan Pembelajaran
1) Rata-rata jam pelatihan/karyawan 1 jam 208,6% 1
2) Persentase Dokter Pendidik Klinis yang mendapat TOT
1 persen 0% 0
3) Program reward and punishment 1 ada program
dilaksanakan 1
2 Mutu dan manfaat kepada masyarakat
a. Mutu Pelayanan
1) Emergency Response Time Rate 2 menit 1 menit 39
detik 2
2) Waktu tunggu rawat jalan 2 menit 78 menit 36
detik 1
3) Length of stay 2 hari 46,41 hari 1,5
4) Kecepatan pelayanan resep obat jadi 2 menit 26 menit 5
detik 1
5) Waktu tunggu sebelum operasi/ECT 2 hari 6 menit 29
detik 2
6) Waktu tunggu hasil laboratorium 2 jam 48 menit 3
detik 2
7) Waktu tunggu hasil radiologi 2 jam 1 jam 30 menit 2
b. Mutu Klinik
1) Angka kematian di gawat darurat
2 persen 0% 2
2) Angka kematian/kebutaan ≥48 jam
2 persen 0,3% 2
3) Post Operative Death Rate (ECT) 2 persen 0% 2
4) Angka infeksi nosokomial
- luka fiksasi
1 persen 0,10% 1
- dermatomikosis
1 persen 0,21% 1
- scabies dan pedikulosis
1 persen 0,10% 1
- postural hipotensi
1 persen 0% 1
5) Angka kematian ibu di rumah sakit
2 persen 0% 2
c. Kepedulian kepada masyarakat
1) Pembinaan kepada Puskesmas dan sarana kesehatan lain
1
ada program
dilaksanakan
semua
1
24
2) Penyuluhan Kesehatan
1
ada program
dilaksanakan
semua
1
3) Rasio tempat tidur kelas III
2 persen
95,37% 2
d. Kepuasan Pelanggan
1) Penanganan Pengaduan/komplain
1 persen
100% 1
2) Kepuasan Pelanggan
1 persen 82,22% 0,82
e. Kepedulian terhadap lingkungan
1) Kebersihan lingkungan (program RS Berseri)
2
9525 2
2) Proper lingkungan
1
hitam 0,2
Jumlah skor aspek pelayanan
70
59,52
Jumlah Total 100 81,12
Kriteria
BAIK AA
2) Penetapan IKI dan IKT Dirut Tahun 2019.
Kontrak IKI Direktur Utama Tahun 2019 sebagai berikut :
No Kategori Indikator Indikator Nilai Standar
AREA KLINIS
1
Kepatuhan dalam pelaksanaan standar pelayanan
Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (CP) 100%
2 Prosentase kejadian pasien jatuh < 3%
3 Cedera/trauma fisik akibat fiksasi (CAF) di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri (Psychiatric Intensive Care Unit)/ UPIP
< 1,5%
4 Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional > 80%
5 Pengendalian Infeksi di RS
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) / Phlebitis < 5 ‰
6 Angka Kematian Nett Death Rate (NDR) < 24 ‰
7 Capaian Indikator Medik
Tidak ada Pasien yang Dilakukan Fiksasi Setelah Masa rawat 24 jam di UPIP
> 95%
8 Keselamatan Pasien Tidak ada Kejadian Pasien Bunuh Diri di Rawat Inap Psikiatri 100%
9 Keselamatan Pasien Penerapan keselamatan Electro Convulsive Teraphy (ECT) 100%
AREA MANAGERIAL
10 Utilisasi Bed Occupancy Rate (BOR) 70-80%
11 Kepuasan Pelanggan Kecepatan Respon Terhadap Komplain / KRK 100%
12
Ketepatan waktu pelayanan
Emergency Psychiatric Response Time (EPRT) ≤ 75 menit < 75 menit
13 Waktu Tunggu Rawat Jalan/ WTRJ < 60 menit
14 Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi/ WTPR < 3 jam
15 Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium / WTPL < 2 jam
16 Waktu Tunggu Obat Jadi/ WTOJ < 30 menit
17 Pengembalian RM dlm 1x24 jam/ PRM > 80 %
18 Keuangan Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional/ P B 45%
25
Kontrak IKT Direktur Utama tahun 2019
No Indikator Kinerja Nilai Standar Target 2019
Semester I Semester II Semester I Semester II
1. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway 100% 100% 100% 100%
2. Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis 80% 80% 80% 80%
3. Penyelengaaraan Sistem Informasi Manejemn
Rumah Sakit (SIM RS) Terintegrasi 50% 100% 50% 100%
4. Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (PB) 45% 45% 45% 50%
5. Modernisasi Pengelolaan BLU (penerapan
Aplikasi BLU Integrated System/BIOS) 100% 100% 100% 100%
3) Penetapan Indikator Mutu RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Tahun 2019.
a. Indikator Mutu Prioritas Tahun 2019
No Indikator Target
Indikator Area Klinis
1 Asesmen Awal Pasien Rawat Inap 100%
2 Waktu Lapor Tes Kritis Laboratorium < 30 Menit 100%
3 Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Radiologi < 60 Menit 100%
4 Kuantitas Penggunaan Antibiotik 1 kali dalam 3 bulan
5 Penandaan Lokasi Operasi 100%
6 Assesmen Pra Sedasi dan Pra Anestesi 100%
7 Tidak Adanya Kejadian Pasien yang Difiksasi Sesudah 24 jam Perawatan
di Instalasi Perawatan Intensif Psikiatri (IPIP) ≥ 95%
Indikator Area Manajerial
8 Angka Rehospitalisasi Pasien Rawat Inap Psikogeriatri < 15%
9 Kelengkapan Informed Consent Sesudah Mendapatkan Informasi yang
Jelas 100%
10 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway Skor=100
11 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Rumah Sakit 100%
Indikator Sistem Manajemen Fasilitas
12 Ketepatan Waktu Kalibrasi Alat 100%
13 Ketepatan Waktu Pemeliharaan Alat Kesehatan 100%
14 Presentase Tempat Tidur di Ranap Psikogeriatri dengan Pengaman 100%
Indikator Area Sasaran Keselamatan Pasien
26
15 Identifikasi Pasien Sedikitnya dengan 2 Kombinasi Cara Identifikasi 100%
16 Penyampaian Informasi Melalui Komunikasi Lisan Sesuai dengan Prinsip
Komunikasi Efektif 100%
17 Angka Pemberian Label pada Obat HIGH ALERT. 100%
18 Kepatuhan Terhadap Hand Hygiene 100%
19 Penggunaan alat pelindung diri saat melaksanakan tugas 100%
20 Kejadian Pasien Jatuh yang Berakibat Cacat/Gangguan Fungsi
Permanen atau Kematian 0%
Indikator Area Harapan dan Kepuasan Pelanggan
21 Kegiatan Penyuluhan Psikogeriatri 100%
22 Kegiatan Promosi Rumah Sakit 100%
23 Registrasi Online 10% kunjungan
Indikator Area Pendidikan Staf dan Peserta Didik
24 Monitoring Supervisi Clinical Instructure terhadap praktikan >80%
25 Rata-rata Jam Pelatihan Karyawan >20 jam/tahun ≥ 80%/thn (6,6% per
bulan)
b. Indikator Mutu Unit Kerja tahun 2019
No Unit Kerja No Indikator Target
DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN
1 Seksi Pelayanan Penunjang Medik 1 Koordinasi Pemenuhan Permintaan Barang Mendesak
100%
2 Seksi Pelayanan Medik 2 Kepatuhan jam Visite Dokter Spesialis 80%
3 Bed Occupancy Rate (BOR) 70%-80%
4 Length of Stay (LOS) < 42 hari
Kegagalan Dropping, Rolling Penderita < 5% < 5%
5
Koordinasi Pelaksanaan Rolling, Dropping dan Follow-up Pasien
≥90%
6
Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Pelayanan Medik Tepat Waktu
100%
3 Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan
7 Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Lingkup Rawat Jalan Tepat Waktu
100%
4 Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
8 Monitoring Supervisi Keperawatan Sesuai Rencana
100%
9
Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Lingkup Rawat Inap Tepat Waktu
100%
27
5 Instalasi Rawat Jalan 10 Waktu Tunggu di Rawat Jalan ≤ 60 menit
11 Ketaatan Kontrol di Rawat Jalan ≥ 80 %
12
Penerapan Edukasi Khusus Keperawatan di Klinik Kesehatan Jiwa
100%
13
Kejadian Drop-Out Pasien Terhadap Paket Pelayanan di Klinik Autis yang Direncanakan
≤ 50 %
14 Keberhasilan Penambalan Gigi ≥ 95 %
15 Keberhasilan Pencabutan Gigi ≥ 95 %
16
Penyelesaian Hasil Pemeriksaan Psikologi Individual ≤3 Hari
≥ 90 %
17
Penyelesaian Hasil Pemeriksaan Psikologi Klasikal ≤ 7 Hari
≥ 90 %
6 Instalasi Gawat Darurat 18 Kematian Pasien ≤ 8 Jam di Ruang Gawat Darurat
< 2‰
19
Emergency Psychiatric Response Time (EPRT)
≤240 menit
20
Respon Time Layanan Gawat Darurat <5 menit
100%
7 Instalasi Rawat Inap 21 Kejadian Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
≤ 5 %
22 Kejadian Pasien Lari 0
23 Nett Death Rate (NDR) ≤ 24‰
24
Tidak Adanya Kejadian Bunuh Diri di Rawat Inap Psikiatri
0
25 Kejadian Reaksi Transfusi 0,01%
26
Edukasi Risiko Medis pada Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
100%
27 Re-Asesmen Pasien Risiko Bunuh Diri 100%
28
Re-Asesmen Risiko Jatuh pada Pasien Rawat Inap
100%
29
Kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer (Phlebitis)
≤ 5‰
8 Ruang Perawatan Intensif Psikiatri 30 Pasien Masuk Kondisi Sub-Akut dalam waktu ≤ 10 Hari
≥ 85 %
31
Kejadian Cedera/Trauma Fisik Akibat Tindakan Fiksasi
≤ 1,5 %
9 Instalasi Rehabilitasi Napza 32 Keberhasilan Pasien Mengikuti Program Rehabilitasi Napza 3 Bulan
≥ 50 %
33 Detoksifikasi Napza ≥ 80%
28
10 Instalasi Farmasi 34
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
≥ 90%
35 Waktu Tunggu pelayanan Resep Obat Jadi ≤30 menit
36 Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan ≤ 60 menit
37
Ketepatan Pelayanan Farmasi (Tidak ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat)
100%
38
Tidak Ada Obat dan Perbekalan Farmasi yang Kadaluwarsa di Tempat Pelayanan
100%
39 Ketepatan Penyimpanan Sediaan Farmasi 100%
40
Ketersediaan Formularium dan Update Paling Lama 3 Tahun
100%
11 Instalasi Rekam Medik 41 Tidak ada dokumen rekam medik yang hilang
100%
42
Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan
>90%
12 Instalasi Bedah 43 Kematian di Meja Operasi ≤1%
44 Pelaksanaan Surgical Safety Check List 100%
45 Pelaksanaan Asesmen Awal Pra Bedah 100%
46 Penerapan Keselamatan Operasi 100%
47 Waktu Tunggu Operasi Elektif < 2 hari 100%
48
Pemantauan Ketidaksesuaian Diagnosis Pre dan Post Anestesi
100%
49
Evaluasi Ulang jika Terjadi Konversi Tindakan dari Anestesi Lokal/Regional ke General
100%
50
Pelaksanaan Monitoring Status Fisiologis selama Anestesi
100%
51
Pelaksanaan Monitoring Proses Pemulihan Anestesi dan Sedasi Dalam
100%
13 Rehabilitasi Medik (Fisioterapi) 52 Tidak adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik
100%
53
Waktu Tunggu Layanan Fisioterapi ≤120 Menit
≥ 90%
54
Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Medik yang Direncanakan
≤ 50 %
29
14 Instalasi Rehabilitasi (Mental) 55 Waktu Tunggu Pelaksanaan Seleksi < 2 hari ≥ 85 %
56
Angka Keberhasilan Rehabilitan Sesudah Menjalani Satu Paket Layanan
≥ 65 %
15 Unit Elektromedik 57 Penerapan Keselamatan Electro Convulsive Therapy (ECT)
100%
58 Waktu Tunggu Sebelum ECT ≤ 2 hari
16 Unit Radiologi 59 Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi ≤ 3 Jam 100%
60 Angka Kegagalan Hasil Radiologi Skor 2
61
Tidak Ada Kejadian Kesalahan Pemberian Label pada Film Rontgen
100%
17 Unit Laboratorium 62 Tidak adanya Kejadian Tertukar Spesimen Pemeriksaan Laboratorium
100%
63
Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
100%
64
Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan Laboratorium
≤ 120 menit
65
Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal
100%
18 Instalasi Gizi 66 Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien
≥ 90 %
67 Ketepatan Pemberian Diet 100%
68 Kepuasan Pelanggan ≥ 80%
19 Instalasi PKRS 69 Pelaksanaan Penyuluhan di Luar Rumah Sakit
100%
70
Layanan Penyuluhan Kesehatan di Rumah Sakit
≥ 90 %
20 Instalasi Psikogeriatri 71 Lama Rawat Inap Pasien Psikogeriatri dengan Komorbiditas Penyakit Fisik ≤ 6 Minggu
≥ 80%
72
Peningkatan Status Fungsional Pasien rawat Inap Psikogeriatri
≥ 80%
73
Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Rawat Inap Psikogeriatri
≥ 80%
74
Waktu Tunggu Layanan Day Care Psikogeriatri
≤ 60 menit
DIREKTORAT SDM DAN PENDIDIKAN
1 Bagian SDM 75 Ketepatan Waktu Pengusulan Kenaikan Pangkat
100%
30
76
Ketepatan Waktu Penerbitan Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala
100%
77
Ketepatan Waktu Pengusulan Surat Keputusan Pensiun
100%
78 Kelengkapan Pengisian Jabatan >90 %
79
Ketepatan Waktu Penyetoran Data Indikator Kinerja Individu (IKI) Pegawai
100%
80
Kinerja Pegawai Yang Baik, Sangat Baik dan Excellent
≥ 95 %
81
Program Pemberian Penghargaan dan Konsekuensi
100%
82 Kepuasan Karyawan terhadap Organisasi ≥ 80%
2 Bagian Diklit 83 Terlaksananya Evaluasi Pasca Pelatihan Medis
100%
84
Terlaksananya Evaluasi Pasca Pelatihan Keperawatan dan Non Medis
100%
85
Supervisi Pendidikan dari Institusi Pasangan Pendidikan Kedokteran
≥ 20% dari semua
institusi
86
Supervisi Pendidikan dari Institusi Pasangan Pendidikan Keperawatan dan Non Medis
≥ 80% dari semua
institusi
87 Jumlah Penelitian yang Dipublikasikan 2/tahun
88 Kepuasan Pelanggan/Peserta Didik ≥ 80%
3 Instalasi Diklat 89 Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Internal 100%
DIREKTORAT KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UMUM
1 Bagian Keuangan 90 Rasio Pendapatan PNBP Terhadap Biaya Operasional/PB (POBO)
35-40 %
91
Kepatuhan Pengelolaan Laporan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Definitif
Skor = 2
92
Kepatuhan Pengelolaan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Skor = 2
93
Kepatuhan Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU
Skor = 2
94
Kecepatan Pemberian Informasi Tagihan Pasien Rawat Inap
100%
95 Kebenaran Laporan Harian Kasir 100%
31
96
Ketepatan Waktu Penyelesaian Laporan Penerimaan RS
100%
97 Ketepatan Waktu Laporan Piutang Penderita 100%
98 Perencanaan Strategis RS 100%
99 Ketepatan Waktu Penyusunan RKA-KL Tepat waktu
100
Ketepatan Waktu Penyusunan RPK / Anggaran
Skor = 2
101
Ketepatan Penyerapan Dana Rupiah Murni Sesuai dengan Perencanaan
≥ 90%
2 Bagian Administrasi Umum 102 Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Tingkat Manajemen
100%
103 Proses Penyelesaian Surat Penting 100%
104 Pengelolaan Laporan Rumah Sakit 100%
105 Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja 100%
106 Ketersediaan Linen
2,5 -3 per TT
107
Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang ATK
100%
108
Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Tekstil
100%
109
Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Rumah Tangga
100%
110
Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Makanan
100%
111
Ketepatan Pengelolaan dan Penatalaksanaan Barang Milik Negara
100%
112
Ketepatan Waktu Pengumpulan Laporan dari Unit Kerja
100%
3 Sub Bagian Hukormas 113 Pendampingan Masalah Hukum 100%
114 Kecepatan Respon Terhadap Komplain ≥ 80%
115 Prosentase Komplain yang ditindaklanjuti 100%
116
Laporan Hasil Analisis Survei Kepuasan Pelanggan
80 ( Indeks Nilai IKM )
32
4
Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
117 Ketepatan Waktu Perbaikan Perangkat Komputer
≥ 90%
118
Ketepatan Waktu Perbaikan Jaringan Komputer / Network
≥ 90%
5 Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
119 Ketepatan Waktu Perbaikan Kerusakan Alat ≥ 80 %
120
Ketepatan Waktu Pelayanan Pemeliharaan Alat
100%
6 Instalasi Kesehatan Lingkungan 121 Hasil Pemeriksaan Air Limbah Sesuai Baku Mutu yang Ditetapkan
100%
122
Pengelolaan Limbah Padat sesuai Permenkes 1204 th 2004
100%
123 Capaian Tingkat Rumah Sakit Berseri ≥ 7500.
7 Instalasi Binatu/Laundry 124 Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Bersih Untuk Ruang Rawat Inap dan Ruang Pelayanan
100%
125 Ketepatan Pengelolaan Linen Infeksius 100%
KOMITE, PANITIA DAN SPI
1 Komite Medik 126 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway Skor =100
127
Pelaksanaan Audit Medis Dua Kali dalam Setahun
100%
128
Penanganan Komplain Etik dan Disiplin Profesi Medis
100%
129
Terlaksananya Kredensial dan Rekredensial bagi Semua Dokter
100%
2 Komite K3RS 130 Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja 0
131
Simulasi Kesiapsiagaan Bencana di Setiap Unit Kerja
100%
3 Komite Etik dan Hukum 132 Penanganan Masalah Etik dan Hukum Rumah Sakit
100%
133
Penanganan Masalah Etik dan Hukum Kedokteran
100%
134
Penanganan Masalah Etik dan Hukum Keperawatan
100%
4 Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
135 Tersedianya Anggota Tim PPI yang Terlatih ≥75%
5 Komite Keperawatan 136 Terlaksananya kredensial dan Rekredensial bagi perawat baru dan pindahan
95%
33
137
Terlaksananya kredensial dan Rekredensial bagi perawat yang telah habis masa berlaku RKK nya
95%
138
Implementasi audit asuhan keperawatan di ruang rawat jalan dan rawat inap setiap 6 bulan sekali
100%
139
Penanganan pelanggaran masalah etik keperawatan dapat diselesaikan
100%
6 Satuan Pemeriksa Internal 140 Terlaksananya Kegiatan Audit sesuai Rencana Program Kegiatan Pengawasan Tahunan (PKPT)
100%
141
Terlaksananya Kegiatan Pemantauan Penyelesaian Rekomendasi Audit Internal dan Rekomendasi Eksternal sesuai PKPT
100%
7 Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
142 Verifikasi Penyelesaian Laporan Ketidaksesuaian
100%
8 Unit Layanan Pengadaan (ULP) 143 Kelengkapan Dokumen 100%
144 Kejadian Lelang Gagal ≤ 40%
9 Panitia Penerima Barang/Jasa 145 Kelengkapan Dokumen Penerimaan Barang/Jasa
100%
146
Hasil Pemeriksaan dan Penerimaan Barang/Jasa Sesuai Kontrak
100%
34
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
1. Capaian sesuai Indikator Kinerja Utama RSB 2015-2019 sebagai berikut :
1) Tingkat Kesehatan RS BLU
Kondisi yang dicapai :
Tingkat kesehatan rumah sakit diukur berdasarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan
Kemenkeu No 23 Tahun 2015 untuk periode tahun 2015, dan Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Kemenkeu No 36 Tahun 2016 untuk periode tahun 2016-2017 serta
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu No 24 Tahun 2018 untuk periode tahun
2018-2019. Hasil yang dicapai dalam peride 5 tahun dapat digambarkan sebagai
berikut :
83,3
80,62
87,02
81,12 80,90
76
78
80
82
84
86
88
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Capaian Tingkat Kesehatan RS
Capaian
No Periode Target RSB Realisasi Capaian Kategori Capaian
1 Tahun 2015 AA 83,30 AA
2 Tahun 2016 AA 80,62 AA
3 Tahun 2017 AA 87,02 AA
4 Tahun 2018 AA 81,12 AA
5 Tahun 2019 AAA 80,90 AA
35
Permasalahan :
Terjadi penurunan tingkat kesehatan RS BLU baik dari segi kinerja keuangan
maupun kinerja pelayanan, capaian tahun 2017 sebesar 87,02, dan capaian tahun
2018 tercapai 81,12 dan capaian tahun 2019 sebesar 80,90. Hal ini disebabkan
karena terdapat penurunan capaian untuk capaian pertumbuhan pemeriksaan ECT
serta rehabilitas medik yang berimbas pada capaian skor 0.
Pencapaian kinerja pelayanan dari tahun 2018 hingga tahun 2019 menurun
disebabkan oleh perubahan regulasi rujukan pasien BPJS, promosi layanan yang
kurang optimal dan efektif dan tidak ada penambahan institusi jejaring rujukan
pasien.
Usulan Pemecahan masalah:
Investasi yang telah dilakukan akan segera dioperasionalkan secara optimal Serta
peningkatan promosi melalui pemetaan sasaran, frekuensi dan evaluasi output.
Membangun komunikasi, koordinasi dan kerjasama dengan institusi baru untuk
perluasan jejaring rujukan serta mengembangkan value pelayanan untuk
meningkatkan kunjungan pasien non BPJS.
Hasil Perhitungan Tingkat Kesehatan RS dr. Radjiman Wediodningrat tahun 2019
Aspek Keuangan NO Sub Aspek/ Kelompok Indikator/ Indikator Skor Haper Nilai Riil
1 Rasio Keuangan
a. Rasio Kas (Cash Ratio) 2,25 4.788,74 0,5
b. Rasio Lancar (Current Ratio) 2,75 6.093,61 2,75
c. Periode Penagihan Piutang (Collection Periode) 2,25 83,53 0,5
d. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) 2,25 8,08 0,75
e. Imbalan atas Aset Tetap (Return of Fixed Asset) 2,25 1,20 1
f. Imbalan Ekuitas (Return on Enquity) 2,25 1,25 0,85
g. Perputaran Persediaan (Inventory Turn over) 2,25 17,95 1,25
h. Subsidi Biaya Pasien / % 0 0 0
i. Rasio POBO 2,75 46,94 2,75
2 Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU
a. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif
- Ditandatangani sebelum tgl 31 Des tahun sebelumnya
0,4 sesuai 0,4
- Ditandatangani oleh pemimpin BLU 0,4 sesuai 0,4
- Diketahui oleh Dewas 0,4 sesuai 0,4
- Disetujui oleh Menteri 0,4 sesuai 0,4
- Format sesuai dengan PMK No.95/PMK.05/2011 0,4 sesuai 0,4
b. Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
36
- Laporan Keuangan Semester 1 disampaikan ≤ tanggal 15
0,66 sesuai 0,66
- Laporan Keuangan Tahunan ≤ tanggal 22 Januari tahun anggaran berikutnya
0,67 sesuai 0,67
- Laporan Keuangan Tahunan Audited disampaikan sampai batas akhir penyampaian LKKL Audited kepada Menteri Keuangan
0,67 ada 0,67
c. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU
- SP3BBLU TW 1 saldo kas telah sesuai 0,4 sesuai 0,4
- SP3BBLU TW 2 saldo kas telah sesuai 0,4 sesuai 0,4
- SP3BBLU TW 3 saldo kas telah sesuai 0,4 sesuai 0,4
- SP3BBLU TW 4 saldo kas telah sesuai 0,8 sesuai 0,8
d. Tarif Layanan 1
ada 1
e. Sistem Akuntansi
- Sistem akuntansi keuangan 0,6 ada 0,6
- Sistem akuntasi biaya 0,2 ada 0,2
- Sistem Akuntansi Aset tetap 0,2 ada 0,2
f. Persetujuan rekening
- Rekening pengelolaan kas 0,1 ada 0,1
- Rekening operasional 0,3 ada 0,3
- Rekening dana kelolaan 0,1 ada 0,1
g. SOP Pengelolaan Kas 0,5 ada 0,5
h. SOP Pengelolaan Piutang 0,5 ada 0,5
i. SOP Pengelolaan Utang 0,5 ada 0,5
j. SOP pengadaan Barang dan Jasa 0,5 ada 0,5
k. SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0,5 ada 0,5
Jumlah Skor Aspek Keuangan 30
21,35
Aspek Pelayanan NO Sub Aspek/ Kelompok Indikator/ Indikator Skor Haper Nilai Riil
1 Layanan
a. Pertumbuhan produktifitas
1) Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat jalan 2 0,93 1
2) Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat darurat 2 1,05 1,5
3) Pertumbuhan hari perawatan rawat inap 2 0,92 1
4) Pertumbuhan pemeriksaan radiologi 2 1,36 2
5) Pertumbuhan pemeriksaan laboratorium 2 1,24 2
6) Pertumbuhan psikoterapi/ECT 2 0,64 0
7) Pertumbuhan rehab medik 2 0,68 0
8) Pertumbuhan peserta didik pendidikan kedokteran 2 0,96 1,25
9) Pertumbuhan penelitian yang dipublikasikan 2 5 2
b. Efektifitas Pelayanan
37
1) Kelengkapan rekam medik 24 jam selesai pelayanan 2 96,23% 2
2) Pengembalian rekam medik 2 99,22% 2
3) Angka pembatalan operasi/ECT 2 0,00 2
4) Angka kegagalan hasil radiologi 2 0,00 2
5) Penulisan resep sesuai formularium 2 0,96 2
6) Angka pengulangan pemeriksaan laboratorium 2 0,11 2
7) Bed Occupacy Rate (BOR) 2 68,64% 1,5
c. Pertumbuhan Pembelajaran
1) Rata-rata jam pelatihan/karyawan 1 239,52% 1,50
2) Persentase Dokter Pendidik Klinis yang mendapat TOT
1 14%
0,25
3) Program reward and punishment 1
ada program dilaksanakan
1
2 Mutu dan manfaat kepada masyarakat
a. Mutu Pelayanan
1) Emergency Response Time Rate 2 1 menit 10 detik 2
2) Waktu tunggu rawat jalan 2 56 menit 32 detik 1,5
3) Length of stay 2 34,94 2
4) Kecepatan pelayanan resep obat jadi 2 25 menit 35 detik 1
5) Waktu tunggu sebelum operasi/ECT 2 1 2
6) Waktu tunggu hasil laboratorium 2 40 menit 11 detik 2
7) Waktu tunggu hasil radiologi 2 2 jam 9 menit 2
b. Mutu Klinik
1) Angka kematian di gawat darurat 2 0,001756875% 2
2) Angka kematian/kebutaan ≥48 jam 2 0,38 2
3) Post Operative Death Rate (ECT) 2 0 2
4) Angka infeksi nosocomial
- luka fiksasi 1 0,01 1
- dermatomikosis 1 0,00 1
- scabies dan pedikulosis 1 0,001 1
- postural hipotensi 1 0,005 1
5) Angka kematian ibu di rumah sakit 2 0 2
c. Kepedulian kepada masyarakat
1) Pembinaan kepada Puskesmas dan sarana kesh lain 1
ada program dilaksanakan
semua
1
2) Penyuluhan Kesehatan 1
ada program dilaksanakan
semua
1
3) Rasio tempat tidur kelas III 2 80,93 2
d. Kepuasan Pelanggan
1) Penanganan Pengaduan/complain 1 100 1
2) Kepuasan Pelanggan 1 0,8457 0,8457
e. Kepedulian terhadap lingkungan
38
1) Kebersihan lingkungan (program RS Berseri) 2 9499,25 2
2) Proper lingkungan 1 hitam 0,2
Jumlah skor aspek pelayanan 70
59,55
Total Skor (Aspek Keuangan & Aspek Pelayanan) 80,90
Kategori Tingkat Kesehatan RS AA
Penjelasan Kinerja Keuangan :
Pencapaian Bagian Keuangan
Rasio Keuangan tahun 2015 – 2019 :
Unsur Penilaian Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor
Rasio Kas (Cash Ratio) / %
14.537,17 0,25 18.417,98 0,25 3.823,02 0,25 10.007,53 0,50 4.788,74 0,5
Rasio Lancar (Current Ratio) / %
16.551,56 2,5 20.684,13 2,5 4.470,32 2,50 20.902,57 2,75 6.093,61 2,75
Periode penagihan piutang (Collection Periods) / hari
39,18 1,5 28,92 2 59,03 1 68 0,75 83,53 0,5
Perputaran Total Aset (Fixed asset turnover) /%
23,74 2 19,09 1,5 24,53 2 8,35 0,75 8,08 0,75
Imbalan atas asset tetap (Return on asset) / %
5,51% 1,7 1,01 0,5 8,99 2 2,07 1,25 1,20 1
Imbalan equitas (return on equity) / %
7,4 1,8 1,38 0,6 12,72 2 2,18 1,05 1,25 0,85
Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover) / hari
12,16 0,5 14,82 0,5 6,04 0,5 12 0,75 17,95 1,25
Subsidi Biaya Pasien / %
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rasio POBO (%) 54,18 2 43,50 1,75 54,11% 2,5 48,61% 2,75 46,94 2,75
Total skor rasio 12,25 10,10 14,75 10,55 10,35
39
12,25
10,1
14,75
10,6 10,35
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Capaian Skor Rasio Keuangan
Capaian Skor RasioKeuangan
Capaian Kinerja Keuangan
Analisa Kenaikan/Penurunan Rasio :
a) Rasio Kas (Cash Ratio)
Digunakan untuk mengukur kemampuan RS dalam membayar kewajiban yang harus
segera dipenuhi dengan Kas dan Setara Kas.Hasil Perhitungan Rasio Kas tahun
2015-2019mencapai >480%, menunjukkan RSJDr. Radjiman W. Lawang sangat
mampu membayar kewajiban jangka pendeknya, akan tetapi saldo kas yang terlalu
tinggi juga menjadi indikator pemanfaatan saldo kas yang kurang optimal.
Pemanfaatan saldo kas RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang berupa
penggunaan saldo awal sebesar Rp. 12.562.844.938 pada tahun 2016, yang
digunakan untuk pengadaan peralatan kesehatan, peralatan non medik,
pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan, belanja barang, belanja jasa,
pengadaan kendaraan operasional, APD dan komputer. Saldo awal juga digunakan
untuk investasi jangka pendek berupa penempatan dana deposito. Capaian Skor
Rasio Kas pada tahun 2015-2017 sebesar 0,25 (Perdirjen Pb Nomor Per-
36/PB/2016) sedangkan tahun 2018 sebesar 0,5 (Perdirjen Pb Nomor Per-
24/PB/2018). Skor tertinggi Cash Ratio adalah 2, dapat tercapai apabila hasil
perhitungan Rasio Kas sebesar 240 < RK < 300 atau kas dan setara kas dengan
kewajiban jangka pendek berbanding 2,4-3,0. Pemanfaatan saldo kas dan setara kas
yang telah dilakukan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang selama tahun 2015-
40
2019 belum mampu meningkatkan skor Rasio Kas menjadi skor optimal, untuk itu
strategi yang akan dilakukan adalah meningkatkan pemanfaatan kas dengan
menambah nilai investasi jangka pendek dan membuat perencanaan penggunaan
saldo kas untuk peningkatan pelayanan melalui pengembangan sumberdaya.
b) Rasio Lancar (Current Ratio)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
financial jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio lancar
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang tahun 2015-2018 menunjukkan nilai yang
sangat tinggi yaitu diatas 600 dengan skor tertinggi 2,5 (Perdirjen Pb Nomor Per-
36/PB/2016) sedangkan mulai tahun 2018 sebesar 2,75 (Perdirjen Pb Nomor Per-
24/PB/2018). Hasil perhitungan rasio lancar menunjukkan bahwa RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang tidak memiliki masalah dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, akan tetapi masih diperlukan upaya untuk optimalisasi pemanfaatan aset
lancar yang dimiliki terutama kas dan setara kas yang cukup besar.
c) Periode penagihan piutang (Collection Periods)
Digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan
piutang (dalam satuan hari). Hasil perhitungan yang semakin kecil menunjukan hasil
yang semakin baik.
Hasil perhitungan periode penagihan piutang tahun 2017 menunjukkan waktu
pengumpulan piutang yang lebih lama dari tahun 2016, karena karena saldo piutang
per 31 Desember 2017 lebih besar dari tahun 2016. Hal ini terjadi karena piutang
BPJS bulan November-Desember 2017 yang selesai diverifikasi bulan Januari -
Februari 2018 sudah harus diakui sebagai piutang pada bulan Desember 2017.
Penagihan piutang tahun 2018 menunjukkan waktu yang lebih lama disebabkan
karena jumlah piutang yang lebih besar dari tahun 2017 dengan adanya piutang
BPJS bulan Oktober - Desember 2018 yang diakui pada bulan Desember 2018.
Pembayaran Klaim BPJS bulan Oktober - November 2018 direalisasikan pada bulan
Februari 2019, sedangkan klaim bulan Desember 2018 pada bulan Maret 2019.
Periode Penagihan Piutang tahun 2019 menunjukkan penurunan skor dari tahun
2018. Hal ini disebabkan karena saldo piutang per 31 Des 2019 menunjukkan jumlah
yang lebih besar dari tahun 2018, disebabkan adanya keterlambatan pembayaran
klaim BPJS, IPWL dan adanya piutang dari layanan diklit. Klaim BPJS tahun 2019
terbayar sampai dengan bulan Agustus 2019, Klaim IPWL terbayar sampai dengan
klaim bulan Juni 2019.
41
Piutang pasien umum/perorangan terjadi antara lain:
a. Terdapat pasien yang pulang dengan tunggakan biaya perawatan dan pulang
dengan membuat Surat Pernyataan Hutang.
b. Pasien yang tidak pernah di kunjungi oleh keluarga dan memililiki tunggakan
biaya perawatan yang tinggi dipulangkan melalui program dropping pasien,
sehingga menambah jumlah piutag yang harus ditagih.
Untuk menekan kenaikan jumlah piutang telah dilakukan pengembangan SIMRS
dengan cara membuat notifikasi pada SIMRS RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang sebagai informasi kepada petugas pendaftaran untuk selanjutnya
mengarahkan keluarga pasien untuk melakukan pembayaran terlebih dahulu
sebelum dilakukan pelayanan selanjutnya.
Upaya penagihan atas piutang pelayanan yang terjadi adalah sebagai berikut :
a. Pasien pulang dengan tunggakan biaya perawatan diwajibkan untuk membuat
Surat Pernyataan Hutang dengan menyertakan fotokopi KTP dan nomor telepon
yang bisa di hubungi.
b. Melakukan penagihan melalui telepon pada saat Surat Pernyataan Hutang
sudah jatuh tempo.
c. Melakukan penagihan dengan cara mengirimkan surat tagihan (tagihan 1
sampai 3) melalui pos.
d. Membuat laporan mingguan per ruang perawatan untuk diinformasikan kepada
keluarga pasien saat berkunjung.
e. Memberikan informasi tentang kemudahan pembayaran via transfer Bank.
f. Penyerahan pengurusan piutang macet kepada KPKNL.
d). Perputaran Total Aset (Fixed asset turnover)
Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan RS dalam menggunakan aktiva tetap
secara efektif untuk meningkatkan pendapatan, semakin tinggi rasio ini berarti
semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Perputaran aset tetap pada tahun
2016 turun dari tahun 2015 disebabkan adanya penurunan pendapatan pada tahun
2016. Pada tahun 2017 meningkat sehingga tercapai skor 2.
Perputaran aset tetap pada tahun 2018 turun dari tahun 2017, disebabkan karena
peningkatan nilai aset tetap setelah dilakukan revaluasi pada tahun 2018 yang
mengakibatkan peningkatan nilai aset tetap menjadi sebesar 744.540.206.471 pada
tahun 2018 dari 253.978.429.322 pada tahun 2017 atau naik sebesar 193% dari
42
tahun 2017. Skor Perputaran aset tetap pada tahun 2019 masih sama dengan tahun
2018, tercapai 0,75.
e). Imbalan atas asset tetap (Return on asset)
Digunakan untuk menunjukkan kemampuan RS dalam menghasilkan pendapatan
dengan menggunakan aktiva tetap yang dimiliki. Hasil perhitungan Return on Fixed
Aset menunjukkan skor yang yang belum maksimal sehingga masih diperlukan
upaya optimalisasi pemanfaatan aset yang dimiliki sehingga mampu meningkatkan
pendapatan RS.
Rencana optimalisasi aset yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Kerjasama pemanfaatan tanah untuk lahan pertanian terintegrasi yang akan
digunakan untuk lokasi wisata dan sekaligus sarana rehabilitasi penderita.
b. Pemanfaatan gedung ex Poltekkes sebagai rumah singgah dan asrama
mahasiswa.
c. Pengembangan area sekitar telaga untuk kawasan wisata edukasi.
d. Promosi dan peningkatan jejaring rujukan pemeriksaan CT Scan dan alat
kesehatan lainnya
Skor rasio Imbalan Aset Tetap turun dari tahun 2018, karena terjadi penurunan
pendapatan pada tahun 2019 disebabkan adanya keterlambatan pembayaran klaim
BPJS, IPWL dan adanya piutang atas pelayanan diklit, dan adanya kebijakan rujukan
berjenjang yang mengakibatan penurunan jumlah kunjungan di RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang sehingga mengakibatkan penurunan surplus.
f). Imbalan equitas (return on equity)
Rasio yang menunjukkan kemampuan dalam menghasilkan laba bersih dengan
menggunakan modal sendiri.Hasil perhitungan imbalan ekuitas belum menunjukkan
hasil yang maksimal. Upaya pengembangan layanan dan pemanfaatan sumber daya
yang ada harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan pendapatan RS.
Skor rasio Imbalan Ekuitas pada tahun 2019 turun dari tahun 2018, karena terjadi
penurunan pendapatan pada tahun 2019 disebabkan adanya keterlambatan
pembayaran klaim BPJS, IPWL dan adanya piutang atas pelayanan diklit, dan
adanya kebijakan rujukan berjenjang yang mengakibatan penurunan jumlah
kunjungan di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang sehingga mengakibatkan
penurunan surplus.
43
g). Persediaan (Inventory turnover)
Rasio Perputaran Persediaan menunjukkan berapa kali rata-rata inventory atau
persediaan dijual pada periode tersebut. Skor tertinggi tercapai ketika hasil
perhitungan 30 < PP < 35 menunjukkan barang cepat dimanfaatkan, mengurangi
tingkat keusangan barang dan mengindikasikan perusahaan cukup efisien dalam
melakukan manajemen persediaannya.
Hasil perhitungan rasio Perputaran Persediaan tahun 2015-2019 menunjukkan
kenaikan pada tahun 2016 dan penurunan pada tahun 2017 dengan skor tetap
sebesar 0,5. Walaupun hasil perhitungan Perputaran Persediaan menunjukkan
waktu perputaran yang cukup singkat akan tetapi tidak ada kendala dalam
pemenuhan kebutuhan barang persediaan di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang.
Skor perputaran persediaan pada tahun 2019 meningkat dari tahun 2018
menunjukkan perbaikan dalam pengelolaan persediaan dan kecukupan saldo
persediaan untuk memnuhi kebutuhan operasional RS.
h). Rasio POBO
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan pendapatan RS dalam
membiayai kegiatan operasionalnya. Pendapatan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang belum mampu membiayai seluruh biaya operasional yang dibutuhkan, akan
tetapi hasil perhitungan rasio PB RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang mampu
mencapai standar yang telah ditetapkan untuk rumah sakit khusus.
Sub Bagian Program dan Anggaran
Pelaksanaan Penyusunan RBA
Kondisi yang dicapai:
RBA Rumah Sakit Jiwa dr Radjiman Wediodiningrat Lawang adalah bagian dari RSB
Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Tahun 2015 – 2019, menggambarkan program kerja
strategis merupakan upaya kongkrit utama yang akan dilakukan untuk mewujudkan
sasaran strategis sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjalankan
kegiatan usaha Tahun Anggaran 2019, Rencana Bisnis Anggaran merupakan
perencanaan tahunan berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran telah
tersusun dan terealisasi tepat waktu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 4 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis Dan Anggaran
Badan Layanan Umum Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
44
dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No PER-20/PB/2012 tentang Pedoman
Teknis Penyusunan RBA Satuan Kerja BLU. Adapun realisasi penyusunan RBA TA
2019 sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pelaksanaan Penyusunan
RBA
Target
1 1 1 1 1
Realisasi Capaian
1 1 1 1 1
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Belum semua unit kerja memahami betapa pentingnya Rencana Bisnis Anggaran
Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran masih dikerjakan secara manual
sehingga membutuhkan proses yang lama untuk kompilasi usulan unit kerja.
Usulan Pemecahan Masalah:
Perlunya sosialisasi secara inten terkait pentingnya penyusunan RBA khusunya
usulan dari unit kerja
Perlunya dibangun Sistem Aplikasi dan Informasi terkait penyusunan RBA RSJ.
Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Pelaksanaan Penyusunan RKAKL
Kondisi yang dicapai:
Rencana Kerja Anggaran Kementerian/ Lembaga ( RKAKL) merupakan komponen
yang tidak terpisahkan dari RBA Rumah Sakit yang berisi kebutuhan biaya dalam
rangka operasinal rumah sakit, terdiri dari kebutuhan belanja gaji, belanja barang
maupun belanja modal, dimana penganggaran sudah berubah dari base lane
menjadi penganggaran berbasis kinerja. Penyusunan RKAKL TA 2019 sudah
tersusun secara tepat waktu serta telah di review oleh Bagian PI , Biro Perencanaan
dan Anggaran juga dari Inspektorat Jenderal Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan
45
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pelaksanaan Penyusunan
RKAKL
Target
1 1 1 1 1
Realisasi Capaian
1 1 1 1 1
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Masih banyak usulan unit kerja yang tidak dilengkapi dengan data dukung maupun
spesifikasi yang kurang jelas dan masih ada unit kerja terlambat menyerahkan
usulan.
Usulan Pemecahan Masalah:
Perlunya sosialiasi pada semua unit kerja terkait usulan dan data dukung yang harus
dilenkapi terkait penyusunan perencanaan tahunan.
Pelaksanaan Penyusunan RPK
Kondisi yang dicapai:
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) merupakan dokumen yang disusun berisi
rincian dari seluruh kegiatan operasional rumah sakit dan telah terusun 100% pada
tahun 2019, sehingga pelaksanaan kegitan dapat berjalan secara tepat sasaran.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pelaksanaan Penyusunan
RPK
Target
1 1 1 1 1
Realisasi Capaian
1 1 1 1 1
100% 100% 100% 100% 100%
46
Permasalahan:
Dengan adanya pergantian pejabat pengelola keuangan mengakibatkan kurangnya
pemahaman terhadap pelaksanaan pengelolaan anggaran.
Usulan Pemecahan Masalah:
Perlunya koordinasi secara intensif untuk mengatasi segala persoalan pelaksanaan
pengelolaan anggaran.
Pelaksanaan Penyusunan RUP
Kondisi yang dicapai:
Rencana Umum Pengadaan (RUP) merupakan perencanaan yang disusun dalam
rangka pelaksanaan pengadaan pada tahun 2019.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pelaksanaan
Penyusunan RUP
Target
1 1 1 1 1
Realisasi Capaian
1 1 1 1 1
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
RUP tahun 2019 disusun bersama antara Sub Bagian Program dan Anggaran, PPK
dan UKPBJ. Akan tetapi dalam pelaksanaannya sering berubah (tidak sesuai RUP
yang ditetapkan) disesuaikan dengan kegiatan pengadaan barang dan jasa.
Usulan Pemecahan Masalah:
Perlunya komitmen antara unit kerja terhadap jadwal pelaksanaan pengadaan
barang jasa sesuai Rencana Umum Pengadaan.
Pelaksanaan Penyusunan RPD 2019
Kondisi yang dicapai:
Rencana Penarikan Dana (RPD) merupakan gambaran penarikan dana dalam 1
tahun anggaran berjalan dan di breakdown dalam penarikan dana bulanan. Disusun
setiap tahun sehingga didapat gambaran tentang kebutuhan anggaran bulanan.
47
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pelaksanaan Penyusunan
RPD 2019
Target
1 1 1 1 1
Realisasi Capaian
1 1 1 1 1
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Kurang optimalnya penyusunan Rencana Umum Pengadaan berdampak pada
Rencana Penarikan Dana, juga realisasi penyerapan anggaran.
Usulan Pemecahan Masalah:
Melakukan koordinasi secara intensif dengan unit terkait khususnya dengan user
pengelola program, Pejabat Pembuat Komitmen, UKPBJ dan bendahara
pengeluaran.
Melaksanakan Pengawasan Anggaran
Kondisi yang dicapai:
Pengawasan anggaran dilaksanakan secara rutin baik di Sub Bagian Program dan
anggaran, Sub Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi, maupun pengawasan
anggaran oleh pejabat pembuat komitmen.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Melaksanakan
Pengawasan Anggaran
Target
12 12 12 12 12
Realisasi Capaian
12 12 12 12 12
100% 100% 100% 100% 100%
48
Permasalahan:
Penyerapan anggaran pada Tahun 2019 tercapai 87,94% terdiri dari penyerapan
anggaran BLU 84,34% dan anggaran RM 90,85%. Hal ini disebabkan karena
pendapatan BLU rumah sakit hanya tercapai 88% sehingga ada pembatasan belanja
BLU.
Usulan Pemecahan Masalah:
Dilakukan rekonsiliasi rutin penyerapan anggaran dengan unit terkait Bagian
Keuangan, PPK, Unit Layanan Pengadaan maupun Bagian Administrasi Umum dan
Panitia Penerima Barang dan Jasa.
Melaksanakan Revisi Anggaran
Kondisi yang dicapai:
Pada tahun 2019 terjadi penurunan jumlah revisi anggaran dari target 4 kegiatan
terealisasi 3 kegiatan .Revisi dikarenakan adanya, revisi pencantuman saldo awal,
revisi refocusing, revisi pergeseran antar keluaran dalam 1 kegiatan.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Melaksanakan Revisi Anggaran
Target
4 4 4 4 4
Realisasi Capaian
7 6 7 3 5
175% 150% 175% 75% 125%
Permasalahan:
Revisi anggaran Tahun 2019 melebihi target dari 4 kali revisi terlaksana 5 kali
Revisi terdiri dari ; 1) Revisi Pencatuman Saldo Awal, 2) Revisi Gaji, 3) Revisi
APBNP 4) Revisi Pergerseran antar output dan 5) Revisi Pagu Minus.
Revisi anggaran sudah menggunakan single sistem dari pengalaman proses
selfblocking yang dilakukan kementerian lembaga ke DJA membutuhkan waktu
dan proses yang lama sehingga satker yang akan melakukan revisi ke kanwil
DJPB tidak bisa dilakukan sebelum ada digitamp stamp yang baru.
49
Usulan Pemecahan Masalah:
Melakukan antisipasi terhadap semua kemungkinan dari perubahan kebijakan
pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada
satuan kerja
Melaksanakan Monev DJA
Kondisi yang dicapai:
Pada tahun 2019 Monitoring dan evaluasi secara rutin setiap bulan juga disampaikan
kepada Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI. sebagai bahan
informasi laporan penyerapan satuan unit kerja.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Melaksanakan Monev
DJA
Target
12 12 12 12 12
Realisasi Capaian
12 12 12 12 12
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Permasalahan aplikasi yang menjadi kendala diluar kemampuan kita sebagai user di
Satker.
Usulan Pemecahan Masalah:
Perlunya sosialisasi kepada Satker dari Ditjen Yankes terkait pengisian monev pada
aplikasi.
Melaksanakan Monev PP39
Kondisi yang dicapai:
Penyampaian laporan / monev PP39 kepada Bapenas dilakukan setiap tribulan ,
pada tahun 2019 RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang telah melaporkan 100 %
secara rutin dan tepat waktu.
50
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Melaksanakan Monev
PP39
Target
4 4 4 4 4
Realisasi Capaian
4 4 4 4 4
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Permasalahan aplikasi sering error sehingga menyebabkan data tidak tersimpan juga
masalah hubungan ke server internet menjadi kendala diluar kemampuan kita
sebagai user maupun monev melalui aplikasi gagal upload juga menjadi kendala
monev PP39.
Usulan Pemecahan Masalah:
Mengupayakan penyampaian Monev PP39 setiap tribulan dapat ter-upload sebelum
batas akhir penyampaian laporan.
Membuat Surat Perintah Pelaksanaan Kegiatan (SPPK)
Kondisi yang dicapai:
Pada tahun 2018 Surat Perintah Pelaksanaan Kegiatan (SPPK) tidak lagi dibuat
karena sudah ada Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Membuat Surat Perintah
Pelaksanaan Kegiatan
(SPPK)
Target
50 60 60 60 100
Realisasi Capaian
56 90 90 0 336
112% 150% 150% 0% 336%
51
Permasalahan:
Usulan spesifikasi dari unit kerja yang tidak lengkap mempengaruhi proses
pengadaan menjadi kurang efektif.
Banyaknya usulan mendesak di luar perencanaan
Usulan Pemecahan Masalah:
Sosialisasi kepada unit kerja terkait kelengkapan data dukung termasuk spesifikasi
usulan harus jelas
Sub Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi
Melaksanakan tugas kebendaharaan
Kondisi yang dicapai:
Pelaksanaan tugas kebendaharaan pada tahun 2019 khususnya bendahara
pengeluaran di bawah Sub Bagian Perbendaharaan dan Akuntansi berjalan cukup
baik karena dibantu oleh beberapa pembantu bendahara dalam rangka tugas
kebendaharaan.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Melaksanakan tugas
kebendaharaan
Target
12 12 12 12 12
Realisasi Capaian
12 12 12 12 12
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Tugas kebendaharaan selalu menumpuk di akhir tahun sehingga rawan terjadi
kesalahan baik pembukuan maupun salah hitung.
Ada beberapa penyedia tidak mencairkan dana tepat waktu sehingga
mempengaruhi penyerapan anggaran.
Usulan Pemecahan Masalah:
Perbaikan dari sisi perencanaan dan pelaksanaan pengadaan juga intensitas
kordinansi dengan yang terkait baik dengan PPK, ULP maupun Sub Bagian
Program dan Anggaran
52
Evaluasi permasalahan di tahun 2019 untuk perbaikan di tahun berikutnya
Mengelola administrasi belanja pegawai
Kondisi yang dicapai:
Pada tahun 2019 pengelolaan administrasi kepegawaian cukup berjalan dengan baik
sehingga penyerapan alokasi untuk belanja pegawai sebesar Rp. 47.931.437.995
atau meningkat 2,71% dari tahun sebelumnya.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Mengelola administrasi
belanja pegawai
Target
12 12 12 12 12
Realisasi Capaian
12 12 12 12 12
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Ada beberapa permasalahan pegawai harus mengembalikan kelebihan bayar
khusunya tunjangan dikarenakan terbitnya SK dari pusat yang terlambat diterima
bagian pengelola gaji.
Usulan Pemecahan Masalah:
Koordinasi dengan Bagian SDM dan Dijend Pelayanan Kesehatan terkait beberapa
permasalahan yang menyangkut kepegawaian.
Menyusun Laporan Keuangan BLU
Kondisi yang dicapai:
Sesuai PMK nomor 76 /PMK.05/2008 tentang pedoman Akuntasi dan pelaporan
Keuangan BLU telah terlaksana sesuai target 100%
53
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Menyusun Laporan
Keuangan BLU
Target
4 4 4 4 4
Realisasi Capaian
4 4 4 4 4
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Pengumpulan data dari unit terkait terlalu dekat dengan batas penyampaian laporan
keuangan BLU sehingga penyusunan dilakukan diluar jam kerja.
Usulan Pemecahan Masalah:
Dilakukan rekonsiliasi untuk menyepakati tanggal cutoff dalam rangka penyusunan
Laporan Keuangan BLU
Menyusun Laporan SAI/SAK
Kondisi yang dicapai:
Sesuai PMK nomor 222 /PMK.05/2016 tentang pedoman Penyusunan dan
Penyampaian Laporan Keuangan kementerian Negara atau Lembaga terlaksana
sesuai target 100%.
Pada tahun 2019 Laporan SAI/SAK terlaksana sesuai target dan terealisasi 100%
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Menyusun Laporan SAI
Target
12 12 12 12 12
Realisasi Capaian
12 12 12 12 12
100% 100% 100% 100% 100%
54
Permasalahan:
Pengumpulan data dari unit terkait terlalu dekat dengan batas penyampaian laporan
keuangan BLU sehingga penyusunan dilakukan diluar jam kerja.
Usulan Pemecahan Masalah:
Dilakukan rekonsiliasi untuk menyepakati tanggal cutoff dalam rangka penyusunan
Laporan Keuangan BLU.
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran
Kondisi yang dicapai:
Monitoring Evaluasi pelaksanaan anggaran dilakukan rutin setiap bulan, dengan
melakukan rekonsiliasi dengan unit terkait tercapai sesuai target.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Anggaran
Target
12 12 12 12 12
Realisasi Capaian
12 12 12 12 12
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Permasalahan listrik mati juga masalah hubungan ke server internet menjadi kendala
diluar kemampuan kita sebagai SDM akan mempengaruhi ketidak tepatan
penyampaian Laporan penyerapan anggaran maupun monev.
Usulan Pemecahan Masalah:
Mengantisipasi dan mengupayakan penjadwalan penyampaian monev dilakaukan
sebelum batas akhir penyampaian laporan.
55
Sub Bagian Mobilisasi Dana
Tatalaksana pengelolaan piutang
Kondisi yang dicapai:
Terlaksananya kegiatan pengelolaan piutang pasien untuk kegiatan administrasi,
penyusunan laporan piutang, pernyataan hutang dan tagihan piutang terlaksana
dengan baik. Untuk penyerahan pengurusan penagihan oleh PUPN/KPKNL telah
dilakukan proses pengumpulan data yang sudah dinyatakan telah optimal dan
sebagai PSBDT untuk selanjutnya akan diusulkan penghapusan bersyarat kepada
Direktur Utama tanpa menghapuskan hak tagih Negara.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Tatalaksana pengelolaan
piutang
Target
12 12 12 12 12
Realisasi Capaian
12 12 12 12 12
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Permasalahan saat ini adalah bahwa pembuatan surat pernyataan hutang pada saat
pasien pulang oleh penanggungjawab pasien yang masih meninggalkan sisa
pembayaran layanan kesehatan oleh keluarga pasien adalah suatu bentuk
kelonggaran untuk mengambil pulang tanpa harus melunasi pembayaran.
Usulan Pemecahan Masalah:
Mengefektifkan billing system tentang informasi jumlah piutang pasien pada tempat-
tempat layanan baik rawat jalan, IGD maupun Kasir pada saat pasien datang
kembali untuk kontrol.
Penyelenggaraan administrasi Penerimaan RS
Kondisi yang dicapai:
Pelaksanaan tugas kebendaharaan pada tahun 2019 khususnya bendahara
penerima berjalan cukup baik, lancar san tepat waktu sesuai ketentuan laporan
keuangan.
56
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Penyelenggaraan
administrasi penerimaan RS
Target
12 12 12 12 12
Realisasi Capaian
12 12 12 12 12
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Kemudahan sistem pembayaran melalui transfer bank, tapi tanpa mencantumkan
identitas pasien/pengirim, hal ini masih belum bisa menjadi penerimaan layanan oleh
karena terlebih dahulu harus cek data di bank.
Usulan Pemecahan Masalah:
Memberikan lembaran tertulis pada saat pasien pulang yang masih meninggalkan
hutangnya dan mencantumkan informasi cara melakukan pembayaran melalui
bank/transfer pada surat tagihan I, II dan III.
Penjelasan Capaian Kinerja Pelayanan :
Instalasi Rawat Jalan
57
Pencapaian kinerja instalasi rawat jalan tahun 2019 adalah sebesar 94,41% dari target
yang telah ditetapkan. Pencapaian secara umum sudah sesuai dengan target. Instalasi
rawat jalan terdiri 15 klinik, terdapat 7 klinik dengan tingkat pencapaian baik, yaitu klinik
psikiatri anak dan remaja, klinik psikiatri adiksi, klinik psikiatri forensik, klinik medical check
up, klinik psikologi dan klinik gigi dan mulut. Sedangkan klinik dengan pencapaian rendah
adalah klinik psikiatri dewasa, klinik penyakit dalam, klinik neurologi, klinik bedah, klinik
konsultasi gizi, klinik THT dan klinik rehabilitasi medik.
Pencapaian kinerja instalasi rawat jalan dalam kurun waktu 5 tahun dijelaskan sebagai
berikut.
Grafik 1 . Pencapaian kunjungan instalasi rawat jalan.
Pada grafik terlihat bahwa pencapaian tahun 2019 lebih rendah dibandingkan tahun
2018, namun demikian pencapaian ini masih lebih tinggi jika dibandingkan pencapaian tahun
2015, 2016 dan 2017. Kinerja instalasi rawat jalan tumbuh dari tahun 2015 sampai tahun
2018, dan kemudian menurun ditahun 2019.
Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dalam 4 tahun pertama adalah :
Komitmen pimpinan dan SDM untuk meningkatkan kinerja pelayanan tinggi.
Upaya untuk menjaga dan memperbaiki mutu pelayanan yang berorientasi pada
kepuasan dan keselamatan pasien tinggi, terbukti dengan terakreditasinya pelayanan
rumah sakit denga sertifikasi ISO dan KARS.
Upaya membangun jejaring pelayanan oleh tim PKRS berjalan dengan baik.
Adanya upaya untuk membuat inovasi pelayanan.
Keterbukaan akses dan kerjasama pelayanan terkait pembiayaan pasien dengan
BPJS berjalan dengan baik.
36.269
37.268
51.329 57.289
48.732
0
20.000
40.000
60.000
80.000
2015 2016 2017 2018 2019
Pencapaian kunjungan
Pencapaian kunjungan
58
Faktor yang berpengaruh terhadap penurunan kunjungan instalasi rawat jalan pada tahun
2019 adalah :
Regulasi rujukan berjenjang pasien BPJS, berdampak PPK 1 tidak bisa langsung
melakukan rujukan ke RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat, karena status nya sebagai
PPK 3.
Adanya kebijakan rujuk balik, sementara sebagian besar pengunjung instalasi rawat
jalan adalah pasien kronis, sehingga memberikan dampak yang besar terhadap
jumlah pasien yang harus dilakukan rujuk balik.
Pengembangan pelayanan jiwa di PPK 2 yang cukup agresif.
Berikut paparan klinik pelayanan rawat jalan yang mencapai target dan pertumbuhan :
Klinik psikiatri anak dan remaja. Klinik ini mencapai target yang ditetapkan, bahkan
dalam 5 tahun terakhir mengalami pertumbuhan. Kondisi ini dilatarbelakangi oleh
faktor :
o Ketersedian dokter spesialis konsultan di tahun 2019
o Upaya promosi dan edukasi terkait perasalahan jiwa anak
o Perbaikan sistem pelayanan, sehingga pelayanan anak dan remaja menjadi
terintegrasi dalam 1 gedung.
Klinik Psikiatri Geriatri. Klinik ini tumbuh dengan sangat progresif. Faktor
pendukungnya adalah :
o Pelayanan yang sudah terintegrasi
o Ketersedian SDM dokter konsultan yang memadai
o Fasilitas pendukung yang lengkap
o Upaya promosi yang cukup efektif
o Jejaring rujukan pasien yang berjalan dengan baik.
Klinik Psikiatri Adiksi. Klinik ini mengalami pertumbuhan yang positif adri tahun ke
tahun. Faktor pendukungnay adalah :
o Dukungan pembiayaan IPWL
o Promosi layanan berjalan dengan baik
o Akses pelayanan yang mudah
Klinik Psikiatri Forensik. Pertumbuhan klinik ini sangat baik. Kondisi ini didukung
oleh:
o Adanya komunikasi dan koordinasi dengan kepolisian di wilayah Jawa Timur
untuk membanu pemeriksaan kasus.
o Kebijakan dari institusi diluar RSJ RW terkait pemeriksaan kesehatan jiwa
untuk calon pegawai dan jabatan lainnya.
59
o Upaya promosi terkait peran pemeriksaan kejiwaan dalam proses
pengembangan diri berjalan cukup efektif.
Klinik Medical Check Up. Klinik ini juga mengalami pertumbuhan yang baik. Hal ini
didukung oleh :
o Ketersediaan fasiltas yang memadai
o Harga yang kompetitif
o Pelayanan mudah diakses dan cepat
o Upaya promosi yang cukup efektif
o Kebijakan institusi pemerintah maupun swasta terkait proses rekruitmen dan
pengembangan karir pegawai
Klinik Psikologi. Klinik ini mengalami pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan klinik ini
didukung oleh peran dan fungsinya dalam pemeriksaan status kesehatan mental.
Secara khusus kunjungan yang murni untuk kepentingan pelayanan psikologi masih
perlu untuk ditingkatkan dan dipromosikan. Faktor pendukungnya adalah :
o Bagian inegral dari pelayanan kesehatan jiwa
o SDM memadai dan kompeten
o Akses pelayanan mudah dan relatif cepat.
Klinik Gigi dan Mulut. Meskipun kurang begitu signifikan kunjungan di klinik ini
tumbuh. Sejak diberlakukan rujukan berjenjang pasien BPJS, klinik ini praktis
memfasilitasi pasien mandiri dan pasien konsulan dari perawatan jiwa. Dari sisi SDM
klinik ini sangat memenuhi, begitu juga sarana dan prasarananya. Bahkan dari aspek
kelayakan sterilisasi alat, klinik ini sangat bisa diandalkan. Upaya untuk
meningkatkan kunjungan pasien mandiri masih tetap harus ditingkatkan untuk
mendukung peningkatan pendapatan rumah sakit.
Beberapa klinik lain yang tidak mencapai target di tahun 2019 dan mengalami
penurunan mulai periode 2017 – 2019, yaitu Klinik Kesehatan Jiwa, Klinik Bedah, Klinik
Penyakit Dalam, klinik neuro, klinik konsultasi Gizi, klinik THT dan klinik fisioterapi,
disebabkan oleh faktor berikut :
Kebijakan rujukan berjenjang pasien BPJS
Belum ada inovasi yang mampu memberikan daya tarik bagi pasien mandiri.
Khusus pada pelayanan klinik jiwa dewasa adalah kebijakan rujuk balik.
Kompetitor yang banyak di wilayah pelayanan
Pertumbuhan pelayanan kesehatan jiwa di PPK2.
Klinik Perawatan Kulit tidak beroperasi sejak pertengahan tahun 2018 karena tidak
adanya dokter pemberi pelayanan karena promosi jabatan, sehingga tidak bisa memberikan
60
layanan klinik. Tindak lanjut untuk melakukan studi tentang peluang dibukanya kembali klinik
tersebut dengan pemenuhan kebutuhan SDM atau peluang lainnya.
INSTALASI RAWAT INAP
Parameter Capaian
2015 Capaian
2016 Capaian 2017
Capaian 2018
Target 2019
Capaian 2019
∑ Pasien MRS 4.459 4.357 4.557 4.250 5.016 5.254
∑ Pasien KRS 4.590 4.262 4.555 4.352 5.016 5.178
BOR 73,93% 66,95% 76,58% 74,93% 70 % 68,64%
LOS (hari) 43,14 40,06 42,91 46,41 30 34,94
TOI 14,51 19,87 13,14 14,72 7 15,41
BTO 6,56 6,09 6,51 6,22 7,43
GDR ‰ 1,74 ‰ 2,35 ‰ 5,05‰ 3,91‰ 4.62 ‰
NDR ‰ 1,31‰ 1,88‰ 3,73 ‰ 2,99 ‰ 3.46 ‰
Grafik Angka pasien MRS dan KRS tahun 2015 - 2019
Jumlah pasien MRS dan KRS dari tahun 2015 – 2019 pada prinsipnya mengalami
peningkatan. Beberapa faktor yang berperan adalah :
Upaya untuk membangun komunikasi dan koordinasi dengan jejaring rujukan pasien
cukup intensif.
Perluasan jejaring rujukan pasien.
Kemudahan pembiayaan yang diakomodir oleh pemerintah profinsi Jawa Timur
untuk pasien yang tidak memiliki keanggotaan BPJS.
Dukungan program bebas pasung oleh pemerintah profinsi Jawa Timur.
Adanya komunitas TKSK yang dibina oleh tim PKRS RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat, yang secara berkala mengidentifikasi dan melakukan rujukan pasien
jiwa, bekerjasama dengan Puskesmas wilayah setempat.
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
2015 2016 2017 2018 2019
jumlah pasien MRS
jumlah pasien KRS
61
Grafik BOR dan ALOS instalasi rawat inap tahun 2015 - 2019
Capaian BOR dari tahun 2015 – 2019 berfluktuasi. Capaian tahun 2019 tidak sesuai
target dan lebih rendah dari tahun 2018. Faktor penyebabnya adalah :
Upaya untuk menekan lama hari perawatan menjadi kurang dari 40 hari.
Sedangkan capaian ALOS sudah cukup baik, karena kurang dari 40 hari, meskipun
masih dibawah target yaitu 30 hari. Capaian ini cukup baik untuk mendorong kemandirian
pasien dan keterlibatan keluarga dalam meningkatkan kemampuan sosialisasi disamping
juga memperbaiki biaya operasional perawatan. Perbaikan ALOS dipengaruhi oleh :
Advokasi kepada keluarga terkait konsep perawatan pasien dengan gangguan jiwa
dilakukan secara intensif.
Kegiatan pengantaran pulang bagi pasien tidak mampu dan pasien dari dinas sosial
dilakukan secara intensif.
Peran DPJP dan perawat untuk memberikan terapi yang adekuat dan asuhan
keperawatan dilakukan dengan lebih terukur, melalui kontrol indikator mutu.
Instalasi Biomedika
Unit Pelayanan Laboratorium
IndikatorKinerja 2015 2016 2017 2018
Target 2019
2019 Prosentase
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi 2019
Pelaksanaan Pemeriksaan (Pemeriksaan Terlampir)
Pelaksanaan Pemeriksaan
44.572 47.866 50.338 47.400 52.140 53.364 102,35%
Pelaksanaan Pengambilan Sampel
8.912 9.536 9.887 9.296
73,93 66,95 76,58 74,93
68,64
43,14 40,06
42,91 46,41
34,94
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
2015 2016 2017 2018 2019
B O R
A L O S
62
Grafik kinerja pelayanan laboratorium tahun 2015 - 2019
Kinerja unit laboratorium dari tahun 2015 – 2019 pada prinsipnya mengalami pertumbuhan,
sebagaimana yang terlihat pada grafik. Meskipun pada tahun 2018 mengalami penurunan,
tetapi kemudian terjadi peningkatan tahun 2019. Faktor penyebabnya diantaranya adalah :
Peningkatan pasien di klinik MCU, yaitu pasien yang membutuhkan peayanan
medical check up.
Peningkatan pasien MRS di rawat inap.
Peningkatan pasien di klinik NAPZA
Perbaikan sistem pelayanan yang dilakukan oleh unit kerja
Unit Pelayanan Radiologi
IndikatorKinerja 2015 2016 2017 2018 Target
2019
2019 Prosentase 2019
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
Kegiatan Pemeriksaan Radiologi
1.433 1458 2372 2205 2580 3194 123,8%
Grafik Kinerja Unit Radiologi tahun 2015 -2019
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
2015 2016 2017 2018 2019
Kegiatan Pemeriksaan Radiologi
44.572
47.866
50.338
47.400
53.364
40.000
45.000
50.000
55.000
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah pemeriksaan
Jumlah pemeriksaan
63
Pencapaian kinerja unit Radiologi tahun 2015 – 2019 mengalami pertumbuhan yang baik
dan konsisten. Faktor yang berperan diantaranya adalah :
Pemeliharaan alat medis lebih terkontrol dan tepat waktu.
Dukungan investasi alat canggih, CT scan
Ketersediaan SDM yang cukup dan berkualitas, tahun 2019 ada penambahan 1
orang dokter spesialis radiologi, sehingga jumlahnya menjadi 2 orang
Adanya kerjasama rujukan pemeriksaan radiologi dengan beberapa unit PPK 1 dan
PPK 2
Unit Pelayanan Elektromedik
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
ECG 429 636 641 533 420 713 169,76%
EEG 116 201 413 394 300 340 113,33%
ECT 373 289 328 632 288 370 128,47%
Hi TOP 86 4 0 0 0 0
TOTAL 1004 1130 1382 1559 1.008 1.453
Grafik Kinerja pelayanan elektromedik tahun 2015 - 2019
Unit pelayanan elektromedik terdiri dari 4 jenis, tetapi pada tahun 2017 pelayanan
HITOP dihentikan karena kendala besarnya biaya operasional tidak sebanding dengan
pendapatan yang diperoleh dari kunjungan pasien.
Pelayanan ECT juga mengalami perubahan teknis operasional, pada tahun 2015 –
pertengahan 2018 dioperasionalkan ECT konvensional, tetapi pada semester 2 tahun 2018
429
636
548
606
713
116 201
367
315 340
86 4 - - -
373 290
261
588
370
-
100
200
300
400
500
600
700
800
2015 2016 2017 2018 2019
Pemiksaan ECG
Pemiksaan EEG
Pemiksaan HITOP
Tindakan ECT
64
– 2019 beralih dengan teknis ECT premedikasi, dengan pertimbangan menyesuaikan
dnegan standar pelayanan yang terbaru. Dampak dari perubahan ini adalah penurunan
kapasitas pelayanan. Jika ECT konvensional dapat memfasilitasi sampai dengan 10
tindakan per hari, dengan ECT premedikasi menjadi 4 pasien per hari. Sehingga tampak
adanya penurunan kegiatan ECT pada tahun 2019. Disamping adanya upaya untuk
meminimalkan tindakan invasif oleh DPJP, dengan memberikan terapi farmakologi dan
psikoterapi yang lebih baik.
Sementara 2 kegiatan lainnya yaitu pemeriksaan EEG dan ECG mengalami
pertumbuhan yang cukup baik. Faktor pendukung pencapaiannya adalah :
Adanya SDM yang memadai.
Kelangkaan alat khususnya EEG di wilayah pelayanan.
Upaya untuk membangun jejaring rujukan yang lebih baik.
Unit Pelayanan Pemeliharaan Alat Kesehatan.
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Pemeliharaan alat kesehatan
0 0 182 5499 7.200 6.291 87,4%
Kalibrasi 0 21 0 418 471 390 82,8%
Pemeliharaan alat kesehatan jauh lebih baik dari tahun 2017, hal ini terjadi sejak unit
tersebut dilakukan perubahan struktur dan manajemen. Mulai tahun 2018 unit ini dibawah
koordinasi instalasi Biomedika, yang sebelumnya dibawah koordinasi IPSRS. Upaya untuk
memberikan target dan respon time untuk pemenuhan standar akreditasi memberikan
dampak positif terhadap pemeliharaan alat medis. Namun demikian pada tahun 2019
pencapaian kinerja masih kurang dari yang ditargetkan.
Kalibrasi alat belum etrcapai 100% karena :
Tidak semua alat bisa difasilitasi proses kalibrasinya di BPFK. Sehingga ketika tidak
mendapatkan vendor yang dapat memfasilitasi maka ada alat yang tertinggal.
Kurang optimalnya perencanaan dan monitoring kegiatan kalibrasi.
Rencana tindak lanjut :
Melakukan MoU dengan BPFK, sehingga waktu pelaksanaan lebih terkontrol dan
identifikasi alat yang tidak dapa dikalibrasi bisa lebih jelas di awal.
Melakukan perencanaan dan monitoring yang lebih baik.
Pada aspek pemeliharaan alat tidak tercapai target, disebabkan oleh :
Tidak semua alat bisa diperbaiki secara mandiri oleh SDM ATEM
65
Kesulitan mendapatkan pihak ke 3 yang mampu melakukan pebaikan alat
Ketiadaan suku cadang
Rencana tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja pemeliharaan alat adalah :
Memastikan after sale terhadap pengadaan alat baru.
Mendorong untuk ketersediaan suku cadang
Berkoordinasi untuk pengadaan alat yang berfungsi sebagai lapis 2 khususnya untuk
peralatan yang sangat vital bagi pelayanan.
Instalasi Rehabilitasi Medik (Fisik dan Psikososial)
Tabel Kinerja Pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik 2019
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Kunjungan Rehabilitasi Medik
11.377 11.848 29.119 28.720 30.120 21.232 70,49%
Pencapaian kinerja instalasi rehabilitasi medik dari tahun 2015 – 2019 mengalami
pertumbuhan sampai tahun 2017 dan menurun sampai dengan tahun 2019. Namun
demikian pencapaian tahun 2019 masih lebih baik dibandingkan dengan tahun 2016.
Faktor yang mempengaruhi adalah :
Berkurangnya jumlah SDM karena memasukim masa purna tugas dan belum ada
pengganti, berdampak pada kemampuan tampung pelayanan pasien.
Kebijakan untuk memperpenek lama rawat inap, sehingga pasien yang telah remisi
langsung dipulangkan dan tidak memnjalni sesi program rehab. Kondisi ini
diharapkan pasien bisa mengikuti program rehab day care, hanya saja kendala jarak
menjadi faktor penghambat pada program ini.
11.377 11.848
29.119
28.720
21.232
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
2015 2016 2017 2018 2019
KunjunganRehabilitasiMedik
KunjunganRehabilitasiMedik
66
Belum ada inovasi baru terkait pelayanan rehab dengan mengoptimalkan ketersediaan
waktu layanan dari pagi sampai sore hari. Saat ini pelayanan rehab masih terkonsentrasi
pada waktu pagi sampai siang hari.
Instalasi Farmasi
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Waktu tunggu obat jadi
14,6 menit 18.59 menit
17.33 menit
29.04 menit
< 30 menit
25 menit 35 detik
100%
Kepatuhan
terhadap
FORNAS 99 % 99.04% 98.55% 97.15% < 90% 96.98% 100%
Waktu tunggu
racikan 35,9 menit 36.7 menit 31.59 menit
40.24 menit
< 60 menit
37 menit 48 detik
100%
Formularium RS
update 3 tahun
sekali 100 100 100 100 100 100 100%
Pelabelan High
Alert Medicines
(HAM) 100 100 100 100 100 100 100%
Ketepatan
Pelayanan
Farmasi 100 100 100 100 100 100 100%
Ketepatan
penulisan Resep
Sesuai
Formularium RS
100 100 100 100 100 99.16 99.16%
Ketepatan
Penyimpa nan
Perbekalan
Farmasi
100 100 100 100 100 86.91 86.91%
Tidak ada obat
kedaluarsa di unit
pelayanan 100 100 100 100 100 100 100%
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Jumlah Resep yang dilayani
125543 131060
Tidak ditemukan data yang
akurat dikarenakan kerusakan software
267005 275.000 248605 90.40%
67
Kinerja waktu tunggu pelayanan obat jadi di instalasi farmasi dari tahun 2015 - 2019
memenuhi standar mutu yang ditetapkan yaitu ≤ 30 menit, namun demikian terjadi
kecenderungan memanjang. Hal ini disebabkan oleh :
perlakuan terhadap penyelesaian dan penyerahan obat lebih komplek, sebagai
konsekuensi dari tahapan yang harus dilaluai pada standar akreditasi rumah sakit
Adanya peningkatan jumlah resep tanpa didukung pemenuhan SDM yang sesuai
dengan penghitungan ABK
Pencapaian aspek mutu lainnya telah dapat dicapai dan dipertahhankan dari tahun 2015
- 2019. faktor pendukungnya adalah komitemen SDM baik, koordinasi antar profesi dan unit
kerja berjajalan kondusif.
Upaya monitoring dan evaluasi dilakukan secara rutin dan terukur.
1. Kegiatan Pelayanan Farmasi Klinik
1.1 Kegiatan farmasi klinik di ruang rawat inap
Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2015. perluasan area dan perbaikan
implementasi standar dilakukan secara bertahap. Kegiatan farmasi klinik secara penuh baru
dapat dilaksanakan di 5 ruang rawat inap yaitu Kenanga, Betet, Bismo, Kemuning, Metro
dan Mawar. Dibandingkan dengan tahun 2017, cakupan pelayanan farmasi klinik ruang
rawat inap mengalami penambahan sebanyak 5 ruangan seiring dengan bertambahnya
jumlah SDM Farmasi di tahun 2019 ini. Meskipun demikian jumlah penulisan CPPT oleh
apoteker masih kurang jika ibandingkan dengan tenaga penunjang lain. Hal ini disebabkan
jumlah apoteker yang masih kurang.
1.2 Pelayanan Resep
Pelayanan resep mengalami peningkatan sejak tahun 2015 samapai 2019. hanya saja
pelayanan resep di tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018, sehingga
tidak mencapai target. Hal ini dikarenakan adanya perubahan sistem rujukan pada pasien
BPJS Kesehatan yang mengakibatkan turunnya jumlah kunjungan pasien.
2. Kegiatan Pengelolaan Perbekalan Farmasi
2.1. Monitoring kondisi di tahun 2019 :
(1) Perencanaan & pengusulan pengadaan :
Pada prinsipnya proses perencanaan dan pengusulan pengadaan perbekalan farmasi
dari tahun 2015 - 2019 tidak dietmukan kendala yang berarti. Semua dapat terpenuhi,
meskipun dalam beberapa hal dan kondisi diperlukan koordinasi yang lebih intens.
Perubahan kebijakan proses pengadaan dilakukan sejak tahun 2018 , dilaksanakan dalam
jangka waktu tiga bulanan. Penetapan jangka waktu tiga bulan ini didasari dengan
pertimbangan:
68
- adanya fluktuasi trend pemakaian obat dan alkes yang menuntut proses pengadaan
dilaksanakan dalam jangka waktu yang lebih pendek
terbatasnya masa kedaluarsa obat (rata-rata 2 tahun setelah tanggal produksi) yang
mengharuskan stok on hand dibatasi sesuai dengan kebutuhan jangka pendek.
Perencanaan yang dibatasi oleh masa tutup buku laporan keuangan
menyebabkan beberapa usulan kebutuhan obat terutama pada kuartal 4 tahun
2019 tidak bisa terealisasi. namun hal ini tidak menganggu proses pelayanan
kefarmasian secara signifikan karena masih adanya mekanisme subtitusi dengan
terlebih dahulu melakukan konfirmasi kepada dokter penulis resep di Instalasi
Farmasi.
(2) Penerimaan :
Beberapa proses penerimaan BMHP usulan dari instalasi lain di luar instalasi farmasi
terkadang mengalami kesulitan karena pihak gudang farmasi dan pejabat atau panitia
penerima barang dan jasa RSJ Lawang belum menerima informasi secara lisan ataupun
tulisan dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dan ULP (Unit Layanan Pengadaan), serta
pihak rekanan pengirim barang seringkali tidak membawa salinan surat pesanan PPK.
(3) Penyimpanan :
Penyimpanan belum sesuai dengan standar Permenkes dan standar akreditasi
karena beberapa usulan renovasi gedung farmasi dan pengadaan sarpras
penyimpanan belum realisasi. Adapun penyimpanan obat emergensi dan
operasional ruangan (WFS/Ward Floor Stock) di luar Instalasi Farmasi yang juga
merupakan tanggung jawab Instalasi Farmasi sampai saat ini belum tersedia
fasilitas penyimpanan yang memadai contohnya pendingin ruangan. Sehingga
target ketepatan penyimpanan perbekalan farmasi tidak tercapai. Upaya yang akan
dilaksanakan tahun 2020 untuk mengatasi hal ini adalah dengan mencari lokasi
dengan suhu terdingin di ruang rawat inap. Upaya ini akan bekerja sama dengan
jajaran Instalasi Rawat inap dan juga Bidang Keperawatan. Selain itu, usulan
penyediaan pendingin ruangan juga akan diajukan.
Kulkas/almari es non-pharmaceutical grade di unit pelayanan farmasi masih
digunakan di Satelit Farmasi Rawat Jalan. Pengusulan almari es pharmaceutical
grade sudah dilakukan pada tahun 2020 ini.
(4) Pendistribusian :
Permintaan distribusi obat dan BMHP dari satelit farmasi ke gudang obat masih
bersifat harian (belum bisa mingguan atau bulanan yang dapat mengurangi beban
frekuensi pendistribusian) karena keterbatasan lokasi penyimpanan di satelit farmasi
69
dan stok di gudang yang belum tentu mencukupi (karena masih proses pengadaan,
pengiriman, kesalahan perencanaan, atau keterbatasan anggaran).
Di Instalasi Farmasi belum ada tenaga caraka untuk proses pengiriman/distribusi
obat dan BMHP dari gudang ke satelit farmasi dan antar satelit farmasi, sementara
dirangkap tenaga kebersihan dengan jam kerja setengah hari, selebihnya dikerjakan
petugas gudang sendiri.
(5) Verifikasi penagihan obat dan BMHP :
Administrasi penagihan kuitansi di RSJ Lawang memerlukan verifikasi yang cukup
panjang dan terkadang petugas tidak ada di tempat dan tidak ada tenaga
penggantinya. Hal ini yang sering dikeluhkan rekanan.
Pintu pertama verifikasi penagihan kuitansi obat dan BMHP adalah di gudang
farmasi yang dilakukan oleh petugas farmasi yang ditunjuk atau petugas gudang
farmasi atau koordinatornya. Proses ini berlangsung lancar dengan koordinasi
intensif bersama PPK.
(6) Pengendalian :
Antisipasi stok kosong dengan MOU dengan apotek dan IFRS terdekat (Instalasi
Farmasi Rumah Sakit) : MOU kerja sama pembelian obat dan BMHP jika stok RSJ
Lawang telah dibuat dengan apotek Yuwandi, sedangkan MOU peminjaman obat
BMHP dengan Instalasi Farmasi dengan Instalasi Farmasi RSUD Lawang.
Antisipasi stok habis di satelit farmasi 24 jam dengan pengaturan akses gudang :
setiap sore setelah selesai jam keraja non shift maka petugas piket gedung farmasi
belakang akan melaksanakan serah terima kunci gedung kepada petugas shift 24
jam secara tertulis.
(7) Penarikan, Pengamanan, dan Usulan
Pemantauan kondisi obat dan BMHP yang ada dalam persediaan Instalasi Farmasi,
obat emergensi, dan persediaan ruangan dilakukan secara rutin oleh petugas yang
ditunjuk dengan cara melihat secara fisik dan memantau di software farmasi.
Usulan penghapusan disampaikan setiap tiga bulan sekali.
(8) Dispensing Obat Steril
Dispensing obat steril telah dilakukan di Instalasi Farmasi terutama untuk proses
pencampuran obat-obat suntik dalam bentuk sediaan serbuk-tepung. Namun sarana
untuk pelayanan ini masih belum tersedia secara memadai terutama untuk ketersediaan
Clean Room. Usulan Clean Room akan dimasukkan dalam RBA tahun 2021-2024
3. Kegiatan Pengendalian Mutu dan Manajemen Risiko
3.1. Analisis
70
Penyimpanan belum optimal karena masalah fasilitas.
3.2. Evaluasi
Usulan fasilitas, sarana prasarana penyimpanan harus segera ditindaklanjuti.
Fasilitas yang sudah ada harus dilaksanakan pemeliharaan rutin terutama masalah validasi,
kalibrasi, tera, sehingga kerusakan sekecil apapun dapat segera diketahui dan diusulkan
perbaikan dan tidak mengganggu kelancaran pelayanan.
Instalasi Gawat Darurat
Pencapaian
2015 Pencapaian
2016 Pencapaian
2017 Pencapaian
2018 Target 2019
Pencapaian 2019
Tingkat pencapaian
Jumlah kunjungan pasien IGD
4.918 4.843 5.056 4.826 5,256 5.216 99,24%
Kinerja instalasi IGD tahun 2015 – 2019 mengalami fluktuasi, tetapi secara keseluruhan
mengalami peningkatan yang cukup baik di tahun 2019. Beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya adalah :
Upaya peningkatan kualitas pelayanan
Dukungan jejaring pelayanan rujukan pasien
Adanya perluasan kerjasama dengan dinas sosial
Peran TKSK dan tim PKRS dalam melakukan advokasi dan edukasi di masyarakat
terkait penanganan gangguan jiwa.
Instalasi Gizi
Tabel Porsi Pelayanan Gizi Tahun 2015 - 2019
Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Porsi Pelayanan Gizi 564.336 515.355 674.658 599.448 624.716
4.600
4.700
4.800
4.900
5.000
5.100
5.200
5.300
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah kunjungan
Jumlah kunjungan
71
Secara keseluruhan pelayanan porsi makanan oleh instalasi gizi menyesuaikan
dengan kebutuhan pasien rawat inap. Sejauh ini daya dukung instalasi gizi terhadap
pemenuhan makanan pasien berjalan dengan baik. Pengendalian mutu dilakukan dengan
baik, dengan berkoordinasi dengan instalasi kesehatan lingkungan.
Tabel Jumlah Asuhan Gizi Rawat Inap tahun 2015 - 2019
Indikator 2015 2016 2017 2018 Target 2019
Realisasi 2019
Tingkat Pencapaian
Jumla Pelayanan Asuhan Gizi
10.875 10.182 11.639 12.574 13.130 12.805 97,5 %
Kegiatan asuhan gizi pasien dari tahun 2015 – 2019, mengalami peningkatan. Hanya
saja pada tahun 2019 belum mencapai 100%. Setiap pasien yang menjalani perawatan
rawat inap dilakukan asuhan gizi sebanyak 3 kali, dengan pencapaian ini berarti ada
sebagian pasien yang belum dilakukan asuhan sebanyak 3 kali. Beberapa faktor
penyebabnya adalah :
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Porsi Pelayanan Gizi
Jumlah Porsi PelayananGizi
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
1 2 3 4 5
Jumla Pelayanan Asuhan Gizi
72
Jumlah SDM nutrisionis kurang 2 orang dari yang sudah dilakukan analisa ABK.
Pemendekan ALOS sehingga ada pasien yang sudah baik kurang dari 15 hari,
langsung dibawa KRS oleh keluarga.
Tabel Kunjungan Konsultasi Gizi
2015 2016 2017 2018 Target 2019
Realisasi 2019
Tingkat Pencapaian
Jumlah Kunjungan Konsultasi Gizi
40 29 93 20 108 45
41,67%
Pencapaian konsultasi gizi di rawat jalan tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Bahkan
pada tahun 2019 realisasi keinerja hanya 41,67%. Beberapa faktor penyebabnya adalah :
Kurang optimalnya komunikasi dan koordinasi dengan DPJP, mengingat pelayanan
gizi lebih bersifat penunjang, sehingga memfasilitasi rujukan dari DPJP.
Kurangnya promosi, sehingga tidak banyak masyarakatb yang mengetahui
pelayanan gizi klinik.
Belum ada inovasi pelayanan yang mampu memberi daya tarik pada masyarakat
Instalasi Bedah
Indikator Pencapaian
2015 Pencapaian
2016 Pencapaian
2017 Pencapaian
2018
Target 2019
Pencapaian 2019
Tingkat pencapaian
Jumlah tindakan operasi
Belum ada layanan
94 96 65 72 58 80,56%
Pencapaian kinerja instalasi bedah unit kamar operasi mengalami penurunan sejak
tahun 2015. Target yang ditetapkan pada tahun 2019 juga tidak tercapai. Beberapa faktor
yang menjadi penyebab adalah :
-
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah tindakan operasi
Jumlah tindakanoperasi
73
Pola rujukan berjenjang yang diterapkan oleh BPJS
Belum ada inovasi yang bagus untuk mendorong peningkatan kunjungan pasien.
Unit Rawat Jalan
Indikator Pencapaian 2015
Pencapaian 2016
Pencapaian 2017
Pencapaian 2018
Target 2019
Pencapaian 2019
Tingkat pencapaian
Jumlah kunjungan rawat jalan
272 286 601 342 288 102 35,42%
Kunjungan klinik rawat jalan bedah mengalami pertumbuhan yang sangat baik dari tahun
2015 – 2017, tetapi kemudian menurun sampai tahun 2019. Faktor utama yang menjadi
penyebabnya adalah :
Penerapan rujukan berjenjang untuk pasien bPJS sejak tahun 2017
Belum ada inovasi pelayanan untuk mengupayakan peningkatan kunjungan pasien
Instalasi NAPZA
Unit Pelayanan Rawat Inap
Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah kunjungan pasien MRS 279 147 96 66 120
0
100
200
300
400
500
600
700
2015 2016 2017 2018 2019
K. BEDAH
K. BEDAH
74
Kunjungan rawat inap di instalasi NAPZA mengalami penurunan dari tahun 2015
sampai tahun 2019, namun demikian pada tahun 2019 sudah mulai tumbuh dibandingkan
tahun 2018.
Faktor yang mempengaruhi penurunan kunjungan rawat inap adalah :
Perubahan kebijakan dari BNN pusat terkait strategi penanganan pengguna NAPZA
Kurang optimalnya RSJ RW untuk membangun kerjasama dengan pihak pihak yang
melakukan pengeloaan pengguna NAPZA, seperti kepolisian dan kejaksaan.
Kurang optimalnya koordinasi dan komunikasi dengan pihak BNN daerah sehingga
terjadi stagnasi kerjasama pelayanan.
Dukungan sarana pengamanan di unit peayanan yang masih kurang memadai.
Dukungan sarana kegiatan rehabilitasi yang masih kurang.
Unit Pelayanan Rawat Jalan
Indikator Pencapaian
2015 Pencapaian
2016 Pencapaian
2017 Pencapaian
2018 Target 2019
Pencapaian 2019
Prosentase pencapaian
K. Psikiatri Adiksi
186 193 213 329 360 430 119,44%
Pencapaian kinerja klinik rawat jalan NAPZA dari tahun 2015 – 2019 mengalami
pertumbuhan yang sangat baik. Hal ini didukung oleh :
kemudahan pembiayaan oleh IPWL
promosi dan edukasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim PKR
-
50
100
150
200
250
300
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah kunjungan
Jumlah kunjungan
0
200
400
600
2015 2016 2017 2018 2019
K. PSIKIATRI ADIKSI
K. PSIKIATRI ADIKSI
75
Pencapaian Kinerja Instalasi Kesehatan Lingkungan :
Program Kerja
Kegiatan Sub Kegiatan 2015 2016 2017 2018 Target
2019 2019
Prosentase 2019
Penatalaksanaan
Kesehatan
Lingkungan
Rumah Sakit
Terlaksananya kegiatan pemeliharaan mesin / sarana prasarana kesling
Pemeliharaan mesin dan sarana prasarana kesling 12 12 12 12 12 12 100%
Terlaksananya kegiatan pengamatan kesehatan lingkungan
Monitoring kegiatan kesling
96 108 108 108
108 108 100%
Penyuluhan kesehatan lingkungan
9 5 2 2
3 2 66,67%
Terlaksananya
pemeriksaan
laboratorium
mikrobiologi dan
kimia
Pemeriksaan kualitas kimia air bersih, air minum
2 2 2 2
2 2 100%
Pemeriksaan kualitas udara ambien dan uji emisi
- - 2 2
2 2 100%
Pemeriksaan
laboratorium air
limbah 3 8 11
12 12 12 100%
Pemeriksaan
makanan jadi, air
bersih, air minum,
sterilitas instrumen,
kualitas udara
ruang, usap
alat/lantai tercapai.
3 3 4 4
4 4 100%
Terlaksananya
kegiatan
pengendalian
vector dan
binatang
pengganggu
Pengendalian
vektor dan
binatang
pengganggu 72 132 132 132
132 132 100%
Terlaksananya
pengelolaan
sampah medis
Pemusnahan
sampah medis 144 96 104
54 54 52 96,29%
Terlaksananya
pengelolaan
limbah cair
Pengurasan bak lift
station -
2 2
1 1 1 100%
Pengawasan
kualitas limbah cair 264 233 2 192
196 196 100%
Pelaksanaan
pengelolaan limbah
cair 264 264 217
239 244 244 100%
Pemeliharaan
saluran air limbah 96 96 96 96
96 96 100%
76
Analisa capaian Kinerja Instalasi Kesling :
No Capaian Kinerja Faktor Penyebab Rencana Tindak Lanjut
1 Penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan kepada penjual
makanan di kantin tidak terealisasikan
karena terkendala dengan kesibukan
penjual.
kegiatan penyuluhan kepada
penjual makanan di kantin
akan dikoordinasikan lebih
baik lagi sehingga kegiatan
bisa terlaksana sesuai
dengan perencanaan
2 Pemeriksaan
laboratorium air limbah
Pada tahun 2017 ada regulasi terbaru
Pergub Jatim tentang pemeriksaan
laboratorium limbah cair harus dilakukan
oleh setiap bulan. Sebelumnya 4 kali dalam
setahun
Merencanakan pemeriksaan
laboratorium air limbah
setiap bulan ke Laboratorium
yang tersertifikasi
3
Pengelolaan limbah
medis /B3
Pengelolaan limbah medis dilakukan oleh
pihak pengolah limbah medis yang telah
mendapat ijin sertifikasi oleh KLHK. Pada
awal kerjasama ada kendala dokumen yang
belum lengkap sehingga pengangkutan
tertunda
Perencanaan kegiatan
Pengelolaan limbah medis
dilakukan dengan Pra DIPA
sehingga kerjasama
pengelolaan limbah medis
bisa tepat waktu pada awal
tahun
PROGRAM RUMAH SAKIT BERSIH RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
PERIODE : JANUARI – DESEMBER 2019
Penilaian RS bersih dilakukan secara berkala tiap 3 bulan sekali terhadap beberapa variable
penilaian sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Terlaksananya
program
penghijauan/Gree
n hospital
Peremajaan taman - 1 1
1 1 1 100%
Program
composting/pembib
itan - - -
1 1 1 100%
Tercapainya
kegiatan
administrasi
Kesling
Paket surat
menyurat 12 12 12
12 12 12 100%
Pemenuhan
legalitas sarana
dan peralatan
sanitasi RS
Pengurusan ijin
incinerator/MOU
dengan pihak
ketiga pengolahan
limbah B3 (medis)
- - - 1
1 11 100%
Terlaksananya
kegiatan
peningkatan
kemampuan dan
skill SDM di
Kesling
Pelatihan Kesling
- - - 3
3 2 66,67%
77
No Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Nilai TOTAL
1 Kebersihan Fisik Halaman
10 Kebersihan Fisik Halaman 100
a. Tersedia tempat sampah tertutup yang
mudah dijangkau 10 10
b. Tidak ada sampah berserakan 10 9,7
c. Tidak terdapat genangan air 10 10
d. Terdapat pohon peneduh 5 5
e. Pembatas jalan selalu bersih dari noda
dan kotoran 10 10
f. Pagar pembatas selalu bersih 10 9,8
g. Tersedia penerangan luar ruangan (outdoor)
10 10
h. Tersedia kran air untuk pembersihan
dan penyiraman 10 10
i. Saluran air lancar 10 10
j. Tidak ditemukan binatang pengganggu,
seperti kucing, tikus, anjing, dll 5 4,45
k. Taman terpelihara 10 8,925
Total 978,75
2 Kebersihan Fisik Bangunan
10 Kebersihan Fisik Bangunan (secara umum dari semua ruangan)
100
a. Tidak terdapat sampah berserakan 10 10
b. Lantai bersih dan tidak licin 10 9,825
c. Dinding berwarna terang dan bersih 10 9,525
d. Ventilasi udara cukup atau menggunakan peralatan mekanik
10 10
e. Sirkulasi udara baik disetiap bangunan 10 10
f. Langit-langit bersih dan tidak bocor 10 9,5
g. Penerangan cukup disetiap ruangan 10 10
h. Instalasi kabel dan pipa rapi 10 10
i. Bebas serangga dan binatang
pengganggu 5 4,125
j. Tidak berdebu 5 5
k. Tersedia sarana cuci tangan pakai
sabun/desinfektan 10 10
Total 979,75
78
No Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Nilai TOTAL
3 Kebersihan Fisik Toilet dan Kamar Mandi
10 Kebersihan Fisik Toilet dan Kamar Mandi (secara umum dari semua toilet)
100
0
a. Tersedia toilet yang cukup untuk pasien,
pengunjung, dan petugas serta berfungsi dengan baik
20 20
b.Toilet bersih, tidak berbau, dan kering 20 14,9
c. Tersedia sarana cuci tangan pakai
sabun 20 20
d. Bebas dari serangga pengganggu 10 9,8
e. Kemiringan lantai cukup 10 10
f. Tidak terdapat genangan air 10 10
g. Sirkulasi udara baik 10 10
Total 947
4 Penanganan Sampah 10 Penanganan Sampah 100 0
a. Adanya pemilahan antara sampah medis
dan non-medis 20
20
b. Sampah tidak berserakan 20 20
c. Tempat sampah bertutup dan dilapisi
kantong plastik sesuai jenis sampah 20
20
d. Tersedia tempat penampungan
sementara dan diangkut setiap hari 20
20
e. Tersedia fasilitas pemusnahan sampah
medis atau bekerja sama dengan pihak ketiga
20
20
Total 1000
5 Ketersediaan Air Bersih
10 Ketersediaan Air Bersih 100
0
a. Tersedia air bersih yang cukup untuk
setiap kegiatan 50 50
b. Kualitas air bersih memenuhi syarat 50 37,125
Total 871,25
6 Hygiene dan Sanitasi Pangan
10 Hygiene dan Sanitasi Pangan (untuk pasien)
100 0
a. Makanan dikemas/disajikan dalam
wadah bersih dan tertutup 50
50
b. Penjamah makanan sehat, bersih, dan
menggunakan APD 50
50
Total 1000
79
No Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Nilai TOTAL
7 Pengolahan Limbah Cair
10 Pengolahan Limbah Cair 100
a. Memilki IPAL 40 40
b. Saluran air limbah tertutup dan lancar 30 29,15
c. Kualitas outlet limbah cair memenuhi
baku mutu 30 30
Total 991,5
8
Penanganan Serangga dan Binatang Pengganggu
5 Penanganan Serangga dan Binatang Pengganggu
100
a. Kepadatan jentik Aedes sp yang diamati
melalui indeks kontainer harus 0 50 30
b. Semua ventilasi dilengkapi dengan kasa
anti nyamuk 10 0,325
c. Semua ruangan bebas dari kecoa
terutama pada dapur, gudang makanan, dan ruang steril
10 10
d. Tidak ditemukannya tanda-tanda
keberadaan tikus, terutama pada daerah bangunan tertutup
10 9,775
e. Tidak ditemukan lalat di dalam ruang
tertutup 10 10
f. Tidak ditemukannya binatang
pengganggu 10 8,075
Total 340,875
9 Pelestarian Lingkungan
5 Pelestarian Lingkungan 100
a. Terdapat pohon pelindung yang cukup 30 30
b. Terdapat biopori 30 20
c. Adanya pembuatan pupuk kompos 30 30
d. Efisiensi penggunaan air 10 8
Total 440
10 Gerakan Kebersihan 5 Gerakan Kebersihan 100
0
a. Adanya Gerakan Jumat Bersih atau
sejenisnya 50 50
b. Adanya kebijakan tertulis mengenai
Gerakan Jumat Bersih atau sejenisnya 50 40
Total 450
11 Edukasi Perilaku Sehat
10 Edukasi Perilaku Sehat 100
80
No Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Nilai TOTAL
Adanya media promosi tentang kebersihan (memasang himbauan, stiker, poster, leaflet tentang kebersihan, larangan merokok, CTPS, dilarang meludah sembarangan)
a. Seluruh lingkungan RS 100 100
b. Sebagian 50
Total 1000
12 Penyelenggaraan 5 Penyelenggaraan 100
a. Memiliki unit kerja kebersihan 20 20
b. Petugas kebersihan profesonal dan
bertanggung jawab 10 10
c. Memiliki program pemeliharaan
kebersihan 20 20
d. Melaksanakan monitoring rutin 20 20
e. Melaksanakan pencatatan 10 10
f. Memilki dukungan kebijakan tertulis
direksi rumah sakit tentang upaya-upaya dalam mencapai rumah sakit bersih
20 20
Total 500
TOTAL 100 Total Hasil Penilaian 100 9499,25
Hasil penilaian :
Tribulan I (Januari – Maret) tahun 2019 adalah 9560,5
Tribulan II (April – Juni) tahun 2019 adalah 9574,5
Tribulan III (Juli – September) tahun 2019 adalah 9375
Tribulan IV (Oktober – Desember) tahun 2019 adalah 9487
Dari hasil tersebut diperoleh rata-rata hasil penilaian sebesar 9499,25
Nilai Tingkes
a. RSB (Rumah Sakit Bersih)
- Rata-rata hasil Penilaian rumah sakit bersih tahun 2019 adalah 9499,25 dengan
kategori BERSIH
b. Proper Lingkungan : Proper lingkungan RS masuk kategori HITAM karena sejak tahun
2017 semua rumah sakit tidak dilakukan penilaian proper lingkungan oleh KLHK karena
penilaian proper diprioritaskan untuk industri, penilaian untuk rumah sakit diganti dengan
Penilaian Green Hospital.
81
2). Tingkat Kepuasan pasien dan masyarakat
Prosentase capaian pelaksanaan survei kepuasan pasien dan masyarakat
Kondisi yang dicapai:
Implementasi dan evaluasi indikator kinerja kepuasan pasien dan masyarakat pada
tahun 2015-2018 menggunakan dasar Permenpan nomor 25 tahun 2004, sedangkan
pada tahun 2019 pelaksanaan menggunakan dasar Permenpan nomor 14 tahun 2017.
Adapun capaian pelaksanaan survei kepuasan pasien dan masyarakat pada periode
2015-2019 sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase survei kepuasan pasien dan masyarakat
Target RSB
80 80 80 80 80
Realisasi Capaian (Indeks IKM)
80,60 82,80 82,23 82,22 84,57
Permasalahan :
Survei kepuasan pasien dan masyarakat sesuai RSB 2015-2019 target 80 dari
tahun 2015-2018 capaian terus meningkat melebihi target yang ditetapkan. Dengan
mutu pelayanan B kategori baik. Pengumpulan form survei yang telah terisi di rekap
setiap bulan, untuk analisa dan laporan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan. Pada tahun
80 80 80 80 80
80,6
82,8
82,23 82,22
84,57
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Tahun2015
Tahun2016
Tahun2017
Tahun2018
Tahun2019
Capaian Tingkat Kepuasan Pasien dan Masyarakat (Indeks IKM)
Target RSB
Capaian TingkatKepuasan Pasien danMasyarakat
82
2019 target internal dinaikkan menjadi ≥ 85, pengumpulan survei, analisa dan laporan
dilakukan setiap bulan dan capaian rata-rata 84,57 yang masih dalam kategori baik.
Hasil Analisa bukan prosentase tetapi menggunakan indek nilai. Permasalahan
pengumpulan form survei yang telah diisi kurang tepat waktu, unit kerja pelayanan
belum keseluruhan melakukan survei secara teratur dan dari form survei yang terdiri
dari 9 unsur pelayanan capaian masih belum 100%.
Usulan Pemecahan Masalah :
Meningkatkan koordinasi dengan direktorat/unit kerja terkait yang langsung
dengan pelayanan pasien dan masyarakat baik di unit kerja rawat jalan, IGD, rawat inap
dan penunjang lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam keterlibatan pelaksanaan survei
serta analisisnya sesuai SOP sehingga bisa dilaporkan tepat waktu dan untuk nilai
unsur pelayanan yang kurang bisa ditingkatkan melalui feedback ke unit kerja serta
form isian survei bisa unduh di turbonas rumah sakit.
3). Evaluasi Tingkat Kepuasan Pegawai
Kondisi yang dicapai :
Evaluasi Kepuasan pegawai yang dilaksanakan pada Tahun 2019 dengan
membagikan google form kepada Pegawai RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Adapun hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Tingkat Kepuasan Pegawai
Target RSB
> 80% > 80% > 80% > 80% > 80%
Realisasi Capaian
80% 86,10% 86,20% 87,15% 88,09%
83
Permasalahan:
Pada tahun 2019 terjadi kenaikan tingkat kepuasan pegawai bila dibandingkan
dengan kurun waktu sebelumnya, Faktor yang mempengaruhi antara lain:
61,9% pegawai menyatakan puas terhadap pemberian jasa pelayanan / intensif
atau kerja extra yang telah dilakukan.
85,4% pegawai menyatakan puas terhadap tersedianya peralatan dan
perlengkapan yang mendukung pekerjaan.
85,4% pegawai menyatakan puas terhadap perhatian institusi Rumah Sakit
terhadap pegawai.
38,1% pegawai tidak puas terhadap pemberian jasa pelayanan / intensif atau
kerja extra yang telah dilakukan.
14,6% pegawai tidak puas terhadap tersedianya peralatan dan perlengkapan
yang mendukung pekerjaan.
14,6% pegawai tidak puas terhadap perhatian institusi Rumah Sakit terhadap
pegawai.
Usulan Pemecahan Masalah :
Meningkatkan kepuasan pegawai terhadap pemberian jasa pelayanan/intensif atau
kerja extra yang dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi atas capaian
pendapatan RS selama ini, sosialiasi system pembagian remunerasi, informasi
terhadap besaran remunerasi masing-masing pegawai melalui email, dan
memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja dengan mengedepankan inovasi
inovasi terhadap sumber penghasilan baru untuk RS melalui bidang bidang
80% 80% 80% 80% 80%
80%
86,10%
86,20%
87,15%
88,09%
74%
76%
78%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Tingkat Kepuasan Pegawai
Target RSB
Capaian TingkatKepuasanPegawai
84
pelayanan sehingga tidak hanya mengandalkan pendapatan dari pasien BPJS untuk
meningkatkan pendapatan RS
Meningkatkan kepuasan pegawai terhadap tersedianya peralatan dan perlengkapan
yang mendukung pekerjaan dengan cara melakukan komunikasi efektif dengan lebih
sering melakukan supervise langsung sehingga bisa mengetahui kebutuhan pegawai
yang benar-benar diperlukanb/prioritas untuk dipenuhi, serta mencari solusi terhadap
permasalahan peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan dengan segera mengajukan
usulan pengadaan baik melalui perencanaan tahunan maupun pengadaan segera
bila memang dirasa urgent,
Meningkatkan kepuasan pegawai terhadap perhatian institusi rumah sakit terhadap
pegawai dengan cara membuka komunikasi langsung/tidak langsung, melalui
teknologi informasi, sehingga pegawai bisa efektif dan lugas tanpa takut disalahkan
untuk bisa menyampaikan keluhan dan permasalahannya kepada bagian SDM
Rumah Sakit dan mendapatkan solusi atas permasalahannya.
4). Evaluasi Tingkat Kepuasan Peserta Didik
Kondisi yang dicapai :
Kepuasan peserta didik dievaluasi menggunakan survey yang dilaksanakan setiap
periode layanan pendidikan. Baik untuk peserta dari S1 Kedokteran, Keperawatan dan
Non medis. Adapun yang dievaluasi adalah proses bimbingan, materi, fasilitas praktek,
akomodasi dan konsumsi. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Tingkat Kepuasan Peserta Didik
Target RSB
> 80% > 80% > 80% > 80% > 80%
Realisasi Capaian
77% 86% 87,35% 83% 83,91%
85
Permasalahan:
Berdasarkan hasil survey kepuasan peserta didik, angka rata-rata kepuasan
peserta didik yang capaiannya dibawah 85% terdapat pada kemudahan prosedur
layanan (75,85%), Belum optimalnya sosialisasi pedoman praktek kepada
mahasiswa berdampak pada kejelasan dan kepastian layanan (82,55%),
kewajaran biaya yang kepuasannya dibawah target (79,03%) disebabkan karena
biaya yang dibayarkan oleh mahasiswa ke institusi pendidikan termasuk biaya
selain praktek di RSJ (sehingga tampak lebih mahal). layanan akomodasi (
74,53%) dan kenyamanan di lingkungan diklit (82,81%)
Faktor penghambat antara lain perbaikan sarana prasarana sebagai upaya
meningkatkan sarana prasarana dan kenyamanan di lingkungan diklit masih
memerlukan upaya advokasi ke unit utama
Usulan Pemecahan Masalah :
Untuk meningkatkan kemudahan prosedur layanan akan dilakukan evaluasi prosedur
layanan dan revisi SOP tentang layanan pendidikan
Pada kejelasan dan kepastian layanan, usulan pemecahan masalahnya adalah
sosialisasi pedoman praktek pada saat orientasi
Kewajaran biaya usulan pemecahan masalahnya dengan melakukan sosialisasi pola
tarif ke mahasiswa praktek saat orientasi.
Peningkatan layanan akomodasi dan kenyamanan di lingkungan diklit dengan
mengusulkan perbaikan asrama bagi mahasiswa praktek.
80% 80% 80% 80% 80%
77%
86% 87,35%
83%
83,91%
70%
72%
74%
76%
78%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Tingkat Kepuasan Peserta Didik
Target RSB
Capaian TingkatKepuasanPeserta Didik
86
5). Prosentase komplain yang ditindaklanjuti
Kondisi yang dicapai:
Implementasi dan evaluasi dari prosentase komplain yang ditindaklanjuti
berdasarkan Kecepatan Respon terhadap Komplain (KRK) tercapai 100%. Keluhan /
komplain di sampaikan secara langsung, tertulis pada form IKM, form komplain, email,
media sosial dan kotak saran tercapai sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase komplain yang ditindaklanjuti
Target RSB
100% 100% 100% 100% 100%
Realisasi Capaian
100% 100% 100% 100% 100%
Permasalahan:
Dalam periode tahun 2015-2019 prosentase komplain yang ditindak lanjuti sebesar
100% atau tercapai secara keseluruhan karena segera ditindaklanjuti dan tertangani.
Dalam periode tersebut pelayanan di farmasi sering menerima komplain karena
pelayanan yang cukup lama.
100% 100% 100% 100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase komplain yang ditindaklanjuti
Target RSB
CapaianProsentaseKomplain yangDitindaklanjuti
87
Kedua Komplain terkait dengan SDM sebagai pemberi pelayanan pasien kurang
sesuai standar, misal dibeberapa unit kurang ramah.
Sarana atau tempat untuk penanganan komplain atau pengaduan masyarakat
ruangan kurang informatif dan sudah diusulkan namun belum terealisasi.
Usulan Pemecahan Masalah :
Ruangan informatif yang belum terealisasi perlu dikoordinasikan ulang.
Pencapaian dalam penanganan komplain tersebut selalu berkoordinasi dengan unit
kerja terkait
Semua komplain yang masuk, baik yang belum terselesaikan, masih proses maupun
yang sudah terselesaikan terdokumentasi agar teridentifikasi tingkat risiko dan
dampak risiko dengan penetapan grading (merah, kuning, hijau).
Dalam pengelolaan komplain juga tersedia kotak saran yang dipetakan dan
koordinasi dengan unit kerja saling mengingatkan bila di dalam kotak saran terisi
kritik, saran dan masukan yang perlu segra tindaklanjuti.
Dengan penncapaian hasil tersebut perlu inovasi dengan usulan aplikasi untuk
semakin memudahkan akses masyarakat.
Capaian Sub Bagian Hukormas
Program Kerja Tahun
2019 Kegiatan Sub Kegiatan Satuan
Target 2019
Realisasi Tahun 2019
% Capaian
Implementasi dan Evaluasi Kepuasan Pasien dan Masyarakat
Terlaksananya kegiatan survei kepuasan pasien dan masyarakat
1. Menyiapkan form survei; 2. Pelaksanaan survei; 3. Evaluasi survei
Indeks nilai 80 84.57 105,68%
Implementasi dan Evaluasi Survei Komplain yang Ditindaklanjuti
Terlaksananya penanganan complain
1. Penanganan komplain; 2. Pelaporan komplain
Prosentase
100% 100% 100,00%
Kerjasama Dengan Jejaring Pelayanan
Pembuatan MoU
1. Merealisasikan MoU Pelayanan/KSM
Jumlah 20 23 115,00%
2. Merealisasikan MoU Pengelolaan/KSO
Jumlah 13 7 53,84%
3. Merealisasikan MoU Pendidikan
Jumlah 46 38 82,60%
Pelaksanaan Program Unit Kerja Sub Bagian Hukormas
Keprotokoleran
1. Upacara Kegiatan 12 17 141,66%
2. Apel Kegiatan 49 48 97,96%
3. Penerimaan Tamu Pejabat
Kegiatan 16 14 87,50%
4. Dokumentasi Kegiatan 50 89 178,00%
Informasi
1. Penerimaan telepon masuk
Kegiatan 4938 5690 115,23%
88
2. Penyambungan telepon keluar
Kegiatan 7484 12295 164,28%
3. Layanan informasi melalui: a. sosial media (email, WA) b. telepon c. kotak saran d. Permintaan Publikasi / Papan Informasi
Kegiatan
415
1601 251 24
698 2037 281 20
168,19% 127,23% 111,95% 83,33%
4. Informasi melalui media internal a. Banner b. Tingtong
Kegiatan
30 230
46 326
153,33% 141,74%
5. Informasi melalui media massa: a. internal b. eksternal
Kegiatan
78 61
102 99
130,76% 162,30%
Duty Manajer Pelaksanaan kegiatan Duty Manajer Kegiatan 480 77 16,00%
Pembuatan SK Merealisasikan SK direktur Utama berdasarkan disposisi
Kegiatan 62 62 100,00%
Jadwal Shift Pelaksanaan Jadwal Shift Kegiatan Terlaksana 100,00%
Jumlah Rata – Rata Capaian 115,30%
Dari tabel tersebut di atas diperoleh capaian kinerja di subbagian hukormas pada
tahun 2019 dengan jumlah rata – rata 115,30%. Adapun analisa dan rencana tindak
lanjutnya seperti di bawah ini:
No Capaian Kinerja Faktor Penyebab Rencana Tindak Lanjut
1 Terlaksananya
kegiatan survei
kepuasan pasien
dan masyarakat nilai
IKM tercapai 84,57
kategori sangat baik
Indikator kinerja utama dan program
kerja strategis, matriks IKU dan
Perjanjian kinerja tahun 2019 pada
sasaran strategis perspektif
stakeholder terwujudnya kepuasan
stakeholder pada IKU indikator kinerja
tingkat kepuasan pasien dan
masyarakat target 80 tercapai 84,57
nilai IKM dengan melibatkan
responden sejumlah 4236 atau rata –
rata 253 per bulan dengan mutu
pelayanan B dan kinerja unit
pelayanan baik, yang secara internal
telah diuji cobakan dengan perubahan
target ≥ 85. Ketercapaian tersebut
masih perlu dilakukan koordinasi
secara terus menerus dan peningkatan
pada 9 unsur pelayanan sesuai form
survei yang didistribusikan ke unit kerja
pelayanan.
1. Hasil survei kepuasan pelanggan di laporkan ke direktur utama, jajaran direksi dan seluruh unit kerja terkait
2. Hasil survei disampaikan pada acara tinjauan manajemen ISO 9001:2015 dalam satu tahun dilaksanakan 2 (dua) kali
3. Hasil survei di Feedbackkan ke unit kerja terutama jika pada prosentasi kurang dari 100% dari 9 unsur pelayanan sesuai form survei
4. Form dan Hasil survei bisa akses di turbonas
5. Update revisi SK tim pelaksana survei
6. Revisi SOP pelaksanaan survei kepuasan pelanggan
2 Terlaksananya
penanganan
komplain (100%)
Indikator kinerja utama dan program
kerja strategis, matriks IKU di sasaran
strategis, perspektif stakeholder
terwujudnya kepuasan stakeholder
1. Terus berupaya menyelesaikan
permasalahan jika terjadi
komplain sesuai kategori dan
standar yang ditetapkan melalui
89
pada IKU prosentase komplain yang
ditindaklanjuti target 100%, tercapai.
Pengelolaan penanganan komplain
pada tahun 2019 sejumlah 78
komplain dari berbagai unit kerja pada:
rawat jalan, rawat inap, penunjang dan
administrasi
Setiap ada komplain segera
dilakukankoordinasi sesuai kategori
grading (merah, kuning, hijau).
Sumber data: survei IKM/SKM, duty
manager, komplain langsung, 60 kotak
saran dan media sosial serta website
koordinasi dengan unit terkait
dan jika pada pelanggan
eksternal penyelesaian
melibatkan pasien dan keluarga
atau pengunjung.
2. SK penanganan komplain
pelanggan
3 Pembuatan MoU:
pelayanan/KSM
115%,
pengelolaan/KSO
53,84%, pendidikan
82,60%
Realisasi MoU pelayanan/ KSM
melebihi target yakni 115%
dikarenakan adanya kebutuhan dan
perluasan jejaring pelayanan
kesehatan jiwa sedangkan MoU
pengelolaan/ KSO terealisasi 53,84%,
dan MoU pendidikan terealisasi
82,60% tidak mencapai target
dikarenakan adanya variasi masa
berakhir.
Melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap MoU mulai tahun
berjalan dan tahun berakhir:
a. MoU pelayanan b. MoU pengelolaan /KSO c. MoU pendidikan
Pro aktif menginformasikan ke instansi lain untuk kerjasama selanjutnya
4 Keprotokoleran:
upacara 141,66%,
apel 97,96%,
penerimaan tamu
pejabat 87,50%,
dokumentasi
178,00%
Keprotokoleran pada :
a. Upacara tercapai 141,66% dikarenakan dalam pelaksanaan selain sesuai jadwal juga adanya tambahan kegiatan peringatan hari besar nasional sedangkan pelaksanaan kegiatan apel kurang dari target yakni 97,96% dikarenakan pada jadwal apel kadang -kadang bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan upacara.
b. Penerimaan tamu pejabat hanya tercapai 87,50%, dikarenakan tamu yang datang kadang tidak terstruktur.
c. Dokumentasi tercapai 178,00% dikarenakan selain terkait dengan penerimaan tamu pejabat juga adanya kegiatan lain yang memerlukan pendokumentasian.
Melakukan koordinasi dan monev
disetiap kegiatan keprotokoleran:
a. Upacara b. Apel c. Penerimaan tamu pejabat d. Dokumentasi
5 Informasi:
1) Penerimaan telepon masuk: 115,23%,
2) Penyambungan telepon keluar: 164,28%,
3) Informasi media internal a. Banner
153,33% b. Tingtong
141,74% 4) Informasi media
Pelayananinformasi,
1. Penerimaan telepon masuk mencapai 115,23%, dikarenakan banyaknya permintaan untuk menghubungkan antar unit kerja
2. Penyambungan telepon keluar
mencapai 164,28%, dikarenakan kebutuhan untuk menghubungi keluarga pasien, penyedia, dan instansi lain.
3. Informasi media internal dengan
cetak banner 153,33%,
a. Melakukan monitoring dan evaluasi terutama pada telepon masuk dengan nomor telepon yang tidak dikenal yang bisa akses langsung keruangan dengan mengatasnamakan petugas dikarenakan pernah beberapa kali ada kejadian. Dan penyambungan telepon keluar melalui petugas operator yang standby 24 Jam di IGD
b. Melakukan pemantauan terhadap media internal dan penawaran media eksternal
90
massa a. Internal
130,76% b. Eksternal
162,30% 5) Layanan
informasi melalui: a. Telepon
127,23% b. Sosial
media ( WA, email) 168,19%
c. Kotak saran 111,95%
d. Permintaan publikasi/ papan informasi 83,33%
dikarenakan adanya permintaan dari beberapa kegiatan pelatihan dan lainnya sedangkan tingtong 141,74% permintaan untuk menginformasikan kegiatan yang sifatnya mendadak, mengulang dan beberapa himbauan dilingkungan sekitar RS dan unit kerja yang wajib di sampaikan: kawasan bebas rokok dan senam peregangan.
4. Informasi media massa, internal
dan eksternal. internal tercapai 130,76%, eksternal tercapai 162,30%, pencapaian publikasi media eksternal erat kaitannya dengan fenomena kesehatan jiwa yang ada di masyarakat.
5. Layanan informasi melalui telepon
tercapai 127,23%, media WA dan email 168,19%, kotak saran 111,95%, permintaan publikasi/ papan informasi 83,33%, dengan fasilitas yang disediakan memudahkan masyarakat untuk mengakses
yang keberadaannya masih diperlukan verifikasi.
6 Duty manajer
16,00%
Pelaksanaan kegiatan duty manajer
dibulan januari – februari mencapai
target sebesar 16%, dikarenakan mulai
bulan maret ada perampingan yang
awalnya petugas jaga malam secara
managerial ada 3 orang, duty manager
yang terdiri dari pejabat struktural dan
fungsional sebagai duty manager,
supervisi keperawatan pria dan wanita,
mejadi 1 orang petugas yang tetap
disebut sebagai duty manager sesuai
SK Direktur Utama. Dan sejak tanggal
30 September 2019 ada SK MPP
(Manajer Pelayanan Pasien).
Pelaksanaannya dibawah direktur
teknis medik dan keperawatan
Melakukan koordinasi jika terjadi
permasalahan terkait dengan
hukormas
7 Pembuatan SK
100,00%
Capaian kegiatan pembuatan SK
sebesar 100,00% berkaitan dengan
kebutuhan dan disposisi yang terima
sesuai tata kelola organisasi di
lingkungan rumah sakit
Melakukan monev pelaksanaan
kegiatan pembuatan SK terkait
masa berlaku dan penetapan SK
8 Jadwal Shift Januari – Mei ada 5 staf dan bulan
Juni hingga sekarang ada 4 staf
dikarenakan ada pengurangan
(promosi) di subbagianhukormas
melaksanakantugassif di operator
telpon 24 jam di pojok IGD
denganpenjadwalantugaspagi,
siangdanmalamsesuaiaturanyang
ditetapkandengan rata
ratapelaksanaantugas: sebagaiberikut:
Pagi @ 9 x, siang @ 7x, Malam @7x
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan jaga shift
Melakukan koordinasi jika terjadi
permasalahan
Mengkonsultasikan dan
melaporkan pada atasan langsung
91
6). Akreditasi Nasional dan Internasional
Kondisi yang dicapai :
Tercapainya akreditasi paripurna versi 2012 oleh KARS tahun 2015 telah dipertahankan
dengan re-visitasi pada tahun 2016 dan 2017. Demikian juga ISO 9001 : 2008 tetap
dipertahankan untuk menunjang mutu pelayanan di Rumah Sakit. Untuk menuju RS
Pendidikan tahun 2017 telah dilakukan survey RS Pendidikan Afiliasi, Tahun 2018
diajukan untuk Survey SNARS Ed .1 Internasional dan pada tahun 2019 telah diperoleh
predikat akreditasi tingkat Internasional SNARS oleh KARS.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Terakreditasi Nasional dan Internasional
Target RSB
Pelaksanaan surveilance ISO
9001:2008 Terakreditasinya RS
versi 2012
Pelaksanaan surveilance
ISO 9001:2008 akreditasi
Pelaksanaan surveilance
ISO 9001:2008 akreditasi
Pelaksanaan surveilance
ISO 9001:2008
Reakreditasi RS versi 2012
Surveilance dan Akreditasi RS versi 2012
Realisasi Capaian
ISO 9001: 2008
Jumlah 2
ISO 9001: 2008 Jumlah 2
ISO 9001: 2008
Jumlah 2
SGS ISO 9001 : 2015
Jumlah 2
SGS ISO 9001 : 2015
Jumlah 2
Akreditasi Tingkat Paripurna Jumlah 1
Verifikasi-1 Akreditasi Tingkat
Paripurna Jumlah 1
Verifikasi-2 Akreditasi Tingkat
Paripurna Jumlah 1
Pengajuan Re-Akreditasi
SNARS Tingkat
Internasional
Akreditasi SNARS Tingkat
Internasional Jumlah 1
Permasalahan:
Tahun 2019 telah dilaksanakan Akreditasi SNARS Internasional, dan baru dilakukan
survey pada 14-18 januari 2019.
Hasil survey akreditasi pada bulan Januari 2019 belum memenuhi nilai batas
minimal yang untuk capaian predikat Internasional, dan telah dilakukan survey
remedial tingkat Internasional pada tanggal 25-26 Juni 2019 Rekomendasi dari Tim
Surveyor KARS telah dipenuhi dengan Perencanaan Perbaikan Strategis yang
menghasilkan pencapaian pada predikat terakreditasi internasional.
92
Pada tanggal 7-8 Januari 2020 telah dilaksanakan survei verifikasi internasional
yang pertama oleh tim surveyor dari KARS.
Penggunaan aplikasi SISmadak untuk dokumen online terdapat beberapa hambatan
seperti tidak urut untuk Elemen Penilaian tetapi sudah diantisipasi dengan cek dan
double cek saat upload baik dari pokja maupun sekretariat.
Untuk RS Pendidikan elemen penilaian di dalam KARS sudah dimasukkan dalam
Kelompok Kerja IPKP.
Usulan Pemecahan Masalah :
Mengkoordinasikan hasil survei verifikasi pertama akreditasi internasional SNARS
oleh KARS dan melakukan perbaikan-perbaikan atas saran rekomendasi surveiyor.
Mengkoordinasikan kembali Perencanaan Perbaikan Strategis dengan unit terkait
untuk persiapan survey verifikasi kedua yang akan dilaksanakan pada tahun 2021.
Penilaian sebagai RS terakreditasi Pendidikan unsur elemennya sudah tercantuk di
dalam pokja IPKP dan saat survey SNARS Ed. 1 Internasional sudah sekalian
disurvey.
Dalam rangka me-maintenance mutu di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
tetap dilakukan sudit mutu dengan ISO dari SGS.
7). Pengembangan Pelayanan Psikogeriatri Berbasis Rumah Sakit
Kondisi yang dicapai :
Pencapaian pengembangan pelayanan psikogeriatri berbasis rumah sakit melebihi
target yang ditetapkan, yaitu 6 jenis pelayanan.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah pengembangan jenis pelayanan psikogeriatri berbasis RS (Jenis Pelayanan)
Target RSB
1 2 3 4 5
Realisasi Capaian
1 2 3 5 6
93
(Host piece) Pelayanan
pasien terminal
(sasarannya lansia dg keluarga kesulitan
melakukan perawatan mandiri)
Kendala di tarif (tarif
belum ada)
(host piece) (paliatif care) Pelayanan u perawatan
pasien terminal.
(operasional berjalan di
ruang Bismo)
(host piece) (paliatif care) (restpite care) Pelayanan u
penitipan pasien lansia
saat ditinggalkan sementara oleh keluar (kendala
belum ada penetapan
tarif)
(host piece) (paliatif care) (restpite care)
(day care) Pelayanan
pasien untuk asuhan siang
hari, dg frekuensi 5x
kedatangan/bulan
(home care) Pelayanan u pasien yang
kesulitan dibawa ke
rumah sakit.
(host piece) (paliatif care) (restpite care)
(day care) (home care) (wisata jiwa)
Permasalahan:
Meskipun secara kuantitas pencapaian pengembangan layanan melebihi target, tetapi
dari aspek pendapatan, belum bisa memberikan kontribusi peningkatan pendapatan
yang besar. Bebarapa faktor yang menjadi penyebabnya adalah :
- Kurang optimalnya promosi layanan ke masyarakat.
- Belum ada mapping area pasar yang terkait pelayanan yang dikembangkan
- Layanan baru yang dikembangkan belum bisa diakomodir dengan pembiayaan
BPJS
Usulan Pemecahan Masalah :
Identifikasi pasar yang menjadi konsumen pelayanan.
Mengitensifkan tim dan program promosi.
Melibatkan organisasi sosial dan peran serta masyarakat dalam mengakomodir
pembiayaan pasien tidak mampu.
1
2
3 4
5
1
2
3
5
6
0
1
2
3
4
5
6
7
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah Pengembangan Jenis Pelayanan Psikogeriatri berbasis RS
Target
Capaian Jumlahpengembanganjenis pelayananpsikogeriatriberbasis RS
94
8). Pengembangan Pelayanan Psikogeriatri Berbasis Komunitas
Kondisi yang dicapai :
Pencapaian pengembangan pelayanan psikogeriatri berbasis komunitas telah sesuai
dengan target yang ditetapkan, yaitu 4 lembaga pada tahun 2019.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah pengembangan jenis pelayanan psikogeriatri berbasis Komunitas (Jumlah Lembaga)
Target RSB
Perencanaan 1 2 3 4
Realisasi Capaian
1 3 3 3 4
(kerjasama komunitas alzeimer)
(kerjasama komunitas alzeimer)
(kerjasama posyandu
lansia sumber porong)
(kerjasama dg yayasan
gerontologi Abiyoso)
(kerjasama komunitas alzeimer)
(kerjasama posyandu
lansia sumber porong)
(kerjasama dg yayasan
gerontologi Abiyoso)
(kerjasama komunitas alzeimer)
(kerjasama posyandu
lansia sumber porong)
(kerjasama dg yayasan
gerontologi Abiyoso)
Puskesmas singosari
(kerjasama komunitas alzeimer)
(kerjasama posyandu
lansia sumber porong)
(kerjasama dg yayasan gerontologi Abiyoso)
(Puskesmas singosari)
(Kerjasama dengan panti
werdha dibawah
dinas sosial jawa timur)
Permasalahan:
0
1
2
3
4
1
3 3 3
4
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah pengembangan jenis pelayanan psikogeriatri berbasis Komunitas
Target RSB
Capaian Jumlahpengembanganjenis pelayananpsikogeriatriberbasis Komunitas
95
Permasalahan :
Upaya untuk mengembangkan pelayanan bebasis masyaraat tidak selalu berjalan
baik. Hal ini terbukti dengan adanya stagnasi pada tahun 2016 – 2017. Bebrapa faktor
yang menjadi penyebab adalah :
- Tidak mudah untuk melakukan advokasi dan meyakinkan bahwa pelayanan geriatri
bebasis masyarakat sangat penting dalam perawatan kualitas hidup lansia.
- Dukungan dana yang terbatas, sehingga pengelola kegiatan lebih bersifat sosial.
Usulan Pemecahan Masalah :
Memberikan edukasi kepada masyarakat secara intensif dan terukur.
Mendorong keterlibatan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program kegiatan.
Membangun inovasi kegiatan produktif sehingga mempunyai nilai jual yang dapat
digunakan untuk merangsang peningkatan peran serta masyarakat.
9). Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Psikogeriatri
Kondisi yang dicapai :
Pencapain jumlah institusi jejaring pelayanan psikogeriatri telah melebihi target yaitu
5 institusi jejaring dari 3 yang ditetapkan.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Psikogeriatri (Jumlah Lembaga)
Target RSB
Manitenance dan
Perencanaan Pengembangan
2
Manitenance dan
Perencanaan Pengembangan
3 Manitenance dan
Perencanaan Pengembangan
Realisasi Capaian
Perencanaan 2 Maintenance 2 5
(Panti sosial karya asih)
( panti sosial griya asih)
(Panti sosial karya asih)
( panti sosial griya asih)
(Panti sosial karya asih)
( panti sosial griya asih)
(Puskesmas singosari) (uptws blitar)
(uptws tulung agung kelas jauh blitar) (Uptws pandaan)
(uptws pare) (uptws jember)
96
Permasalahan:
Keberadaan institusi jejaring sebenarnya mampu meningkatan pendapatan rumah sakit
melalui peningkatan kunjungan rawat inap dan rawat jalan. Hanya saja beberapa institusi
mempunyai lokasi yang realtif jauh. Kondisi ini berdampak pada proses rujukan, mengingat
kondisi pasien lansia yang rentan dengan risiko di perjalanan
Usulan Pemecahan Masalah :
Mengupayakan komunikasi dan koordinasi antara RSJ RW, Puskesmas dan pihak
Dinas Sosial Geriatri, terkait pemeriksaan awal pasien yang akan dialkukan rujukan
ke RSJ RW.
Mengupayakan ketersediaan sarana transportasi yang nyaman untuk fasilitasi pasien
lansia yang tidak mampu.
10). Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan Psikogeriatri
Kondisi yang dicapai :
Jumlah institusi jejaring pendidikan psikogeriatri yang sudah bekerja sama ada 2
institusi pendidikan kedokteran yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Widya Mandala
dan Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan Psikogeriatri
Target RSB
0
2
0
3
0 0
2
0 0
5
0
1
2
3
4
5
6
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Psikogeriatri
Target RSB
Capaian JumlahInstitusi JejaringPelayananPsikogeriatri
97
(Jumlah Lembaga)
Perencanaan Maintenance 1 Maintenance 2
Realisasi Capaian
Perencanaan Maintenance 1 1 2
(universitas airlangga )
(Universitas
widya mandala
surabaya)
(Universitas widya
mandala surabaya) , (universitas hangtuah surabaya)
Permasalahan :
Permasalahan pada pengembangan ini lebih pada proses untuk melakukan
kerjasama, terutama aspek kemanfaatan bagi institusi dan skema pembiayaan. Saat ini
jejaring pendidikan yang ada adalah untuk pendidikan dokter, belum pada tingkat program
pendidikan dokter spesialis. Tahun 2017 pernah dilakukan jejaring pendidikan untuk dokter
spesialis jiwa dari Universitas Airlangga, tetapi dalam perjalannya terhenti dengan berbagai
kendala diantaranya, belum ada ketersediaan anggaran dari RSJ untuk memberikan
gaji/jasa pelayanan pada SDM yang menjalani stase di geriatri RSJ RW.
Usulan Pemecahan Masalah :
Mengusulkan koordinasi adanya kebijakan dan regulasi tentang pemberian jasa
medik untuk SDM peserta program pendidikan dokter spesialis yang memberikan
pelayanan di psikogeriatri.
0 0
1
0
2
0 0
1 1
2
0
0,5
1
1,5
2
2,5
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan Psikogeriatri
Target RSB
Capaian JumlahInstitusi JejaringPendidikanPsikogeriatri
98
11). Jumlah Institusi Jejaring Penelitian Psikogeriatri
Kondisi yang dicapai :
Jumlah institusi jejaring penelitian psikogeriatri yang sudah bekerja sama ada 2 institusi
pendidikan kedokteran yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Widya Mandala dan
Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah Institusi Jejaring Penelitian Psikogeriatri (Jumlah Lembaga)
Target RSB
Perencanaan 1 Maintenance 1 2 Maintenance 2
Realisasi Capaian
Perencanaan Perencanaan 0 1 2
(universitas brawijaya
prodi keperawatan
jiwa)
(universitas brawijaya prodi
keperawatan jiwa, dan Fakultas Kedokteran
Universitas Widya Mandala)
Permasalahan:
Secara kuantitas jumlah institusi jejaring penelitian telah mencapai target, hanya saja
latar belakang penelitinya masih homogen, yaitu keperawatan. Harapanya kedepan
0
1
0
2
0 0 0 0
1
2
0
0,5
1
1,5
2
2,5
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Jumlah Institusi Jejaring Penelitian Psikogeriatri
Target RSB
Capaian JumlahInstitusi JejaringPenelitianPsikogeriatri
99
dapat diisi oleh berbagai latar belakang prosesi, mengingat pelayanan psikogeriatri
adalah pelayanan yang bersifat multidisipliner. Disamping itu hasil penelitian yang telah
dilakukan belum semuanya bisa dipublish di jurnal baik nasional maupun insternasional.
Usulan Pemecahan Masalah :
Melakukan komunikasi dan advokasi dengan semua jejaring pelayanan pendidikan
psikogeriatri, terkait keterlibatan penelitian.
Melakukan suoerfisi dan pendampingan terkait proses publis hasil penelitian di jurnal
yang kompeten.
12). Permberdayaan Layanan PPK Primer dan Sekunder
Kondisi yang dicapai :
Pencapaian pemberdayaan layanan di PPK primer dan sekunder dari tahun 2015 –
2019 memberikan hasil yang sangat baik.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pemberdayaan Layanan PPK Primer dan Sekunder (Jumlah Lembaga)
Target RSB
Perencanaan Pelaksanaan Pembinaan
4 8 12 18
Realisasi Capaian
Perencanaan 4 13 56 111
0 4
8
12 18
0
4
13
56
111
0
20
40
60
80
100
120
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Pemberdayaan Layanan PPK Primer dan Sekunder
Target RSB
CapaianPemberdayaanLayanan PPKPrimer danSekunder
100
Pencapaian ini didukung oleh berbagai faktor, yaitu :
Komitmen tim PKRS yang tinggi untuk memberikan edukasi dan membangun
jejaring pelayanan dg PPK 1 dan PPK 2 di Jawa Timur.
Peran serta beberapa Dinas Kesehatan yang berkenan untuk melibatkan semua
satuan kerjanya dalam proses pelayanan rujukan
Permasalahan:
Kegiatan ini sebenarnya cukup menunjang kunjungan melalui proses rujukan, khusunya
kunjungan ke IGD. Kendala yang masih ada adalah kurangnya pemahaman SDM di
PPK primer terkait kelengkapan administrasi dan implementasi SISRUTE. Tetapi
kondisi ini bisa disikapi di RSJ RW, sehingga tidak menyebabkan gangguan pelayanan
pasien.
Usulan Pemecahan Masalah :
pemberian edukasi tetap dilakukan secara berkelanjutan
membangun komunikasi rujukan melalui jejaring grup untuk meminimalkan risiko
administrasi
mengadakan pertemuan secara berkala setiap tahun sekali untuk mendapatkan
masukan terkait perbaikan pelayanan.
Capaian Kinerja Instalasi PKRS
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Penyuluhan di Luar RS
13 12 30 27 12 37 308,33%
Pembinaan
Lansia 5 10 13 16 12 13 108,33%
Pembinaan
Layanan di PPK
primer dan
sekunder
40 48 50 56 13 111 846,15%
Pembinaan KPSI
(Komunitas
Peduli Skizofrenia
Indonesia)
3 3 2 3 3 4 133,33%
101
Grafik kinerja instalasi PKRS tahun 2015 – 2019
Target dan pertumbuhan kegiatan di Instalasi PKRS dapat dicapai dengan baik
dari tahun 2015 - 2019. Faktor yang berkontribusi adalah komitmen SDM, sistem
monitoring dan evaluasi yang dilakukan cukup optimal, serta semakin banyaknya
jejaring kesehatan jiwa.
Diperlukan peningkatan peran Instalasi PKRS dalam promosi kesehatan yang
menunjang kunjungan dan rujukanpasien serta peran serta masyarakat untuk
peningkatan kesadaran tentang penangan gangguan jiwa yang lebih dini dan
holistic. Kegiatan promosi Promosi Kesehatan Rumah Sakit diharapkan dapat lebih
terukur dengan parameter output yang lebih baik.
13). Jumlah Institusi kerjasama dengan sister hospital luar negeri dan Dalam Negeri
Kondisi yang dicapai :
Sampai dipenghujung tahun 2019, program ini belum dapat terealiasasi.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Terealisasinya Kerjasama dengan Sister Hospital LN dan DN
Target RSB
Perencanaan 1 2 3 4
Realisasi Capaian
Perencanaan Penjajagan Penjajagan 0 0
40 48 50 56
111
0
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017 2018 2019
Penyuluhan di Luar RS
Pembinaan Lansia
Pembinaan Layanan di PPKprimer dan sekunder
Pembinaan KPSI (KomunitasPeduli Skizofrenia Indonesia)
102
Permasalahan:
Ketidaktercapaian program ini bukanlah tanpa upaya. Beberapa kali dilakukan upaya
penjajagan/pendekatan dan komunikasi dengan institusi yang telah dilakukan analisa
memenuhi syarat, tetapi pada ujungnya terkendala administrasi dan birokrasi yang elum
bisa dipenuhi dan diluar kendali RSJ RW. Sebagai contoh ketika pihak RSJ RW
melakukan komunikasi ke instusi di Taiwan, dimana dari kedua pihak sudah sepakat,
tetapi terkendala belum adanya payung hukum kerjasama antara pemerintah Indonesia
dan Taiwan.
Usulan Pemecahan Masalah :
Upaya pemecahan masalah bukanlah untuk penyelesaian program sister hospital, tetapi
lebih pada uapaya evaluasi terkait dengan risiko mampu laksana atau tidak dari
program yang akan ditetpkan. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan
perbaikan adalah :
mengupayakan analisis kemampuan laksana program dengan lebih seksama dan
komprehensif
melalukan upaya monitoring dan evaluasi program dengan lebih ketat dan terukur,
berikut rencana tindak lanjut jika ada risiko ketidaktercapaian suatu program
14). Prosentase supervisi yang dilakukan oleh jejaring pendidikan
Kondisi yang dicapai :
Supervisi oleh institusi jejaring pendidikan merupakan program baru yang
dilaksanakan mulai tahun 2015. Kegiatan ini merupakan terobosan untuk
meningkatkan kualitas bimbingan kepada praktikan. Supervisi oleh institusi jejaring
0
1
2
3
4
0 0 0 0 0 0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Kerjasama dengan Sister Hospital LN dan DN
Target RSB
CapaianKerjasamadengan SisterHospital LN danDN
103
pendidikan termasuk dalam indikator mutu. Adapun hasil dari supervisi pendidikan
dapat digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase supervisi yang dilakukan oleh jejaring pendidikan
Target RSB
Perencanaan 20% 40% 60% 80%
Realisasi Capaian
60% 115% 103,6% 87,5% 80%
Supervisi oleh jejaring institusi pendidikan tercapai karena adanya komitmen dari
institusi pendidikan untuk melakukan evaluasi pembelajaran klinik di Rumah Sakit
pendidikan. Komitmen tersebut dicantumkan dalam nota kesepakatan dan kewajiban
supervisi juga tercantum dalam PP no 93 tahun 2015 tentang Rumah Sakit
Pendidikan dan merupakan ketentuan dari standar akreditasi nasional ed 1 (SNARS
ed 1) di standar IPKP.
Usulan Pemecahan Masalah :
Mempertahankan koordinasi dengan institusi pendidikan untuk melakukan supervisi
karena tujuan supervisi adalah menjaga mutu layanan di wahana pembelajaran
klinik.
Komitmen untuk memasukkan kegiatan supervisi dalam nota kesepakatan/perjanjian
kerjasama.
0%
20% 40%
60%
80% 60%
115%
103,60%
87,50% 80%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase Supervisi yang dilakukan oleh Jejaring Pendidikan
Target RSB
Capaian Supervisiyang dilakukanoleh jejaringPendidikan
104
15). Prosentase Unit Kerja yang mencapai target IKU
Kondisi
Indikator Kinerja Unit berdasarkan capaian Tahun 2019 tercapai 90%. Belum mencapai
target tetapi menunjukkan tren peningkatan dari tahun sebelumnya.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase Unit kerja yang mencapai target IKU
Target RSB
100% 100% 100% 100% 100%
Realisasi Capaian
75% 85% 85% 83% 90%
Permasalahan :
Indikator yang meningkat disebabkan adanya proses peningkatan mutu yang
menjadi komitmen pelayanan.
Pengumpulan data dan pengolahan data oleh komite terkait tidak tepat waktu
sehingga sulit menggambarkan interprestasi data yang real time sehingga bisa
dilakukan perbaikan segera.
Masih didapatkan indicator mutu yang belum tercapai sesuai target antara lain:
1. Kepatuhan jam Visite Dokter Spesialis.
2. Bed Occupancy Rate (BOR)
100% 100% 100% 100% 100%
75% 85% 85%
83%
90%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase Unit kerja yang mencapai target IKU
Target RSB
CapaianProsentase Unitkerja yangmencapai targetIKU
105
3. Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Pelayanan Medik Tepat
Waktu.
4. Kejadian Pasien Lari.
5. Kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer (Phlebitis).
6. Waktu Tunggu Layanan Fisioterapi ≤120 Menit.
7. Program Pemberian Penghargaan dan Konsekuensi.
8. Kecepatan Pemberian Informasi Tagihan Pasien Rawat Inap.
9. Ketepatan Penyerapan Dana Rupiah Murni Sesuai dengan Perencanaan.
10. Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Tingkat Manajemen.
11. Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja.
12. Ketersediaan Linen.
13. Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang ATK.
14. Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Tekstil.
15. Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Rumah
Tangga.
16. Pendampingan Masalah Hukum.
17. Pelaksanaan Audit Medis Dua Kali dalam Setahun.
18. Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja.
19. Terlaksananya kredensial dan Rekredensial bagi perawat yang telah habis masa
berlaku RKK nya.
20. Verifikasi Penyelesaian Laporan Ketidaksesuaian.
Usulan Pemecahan Masalah :
Koordinasi lintas bidang/bagian untuk meningkatkan usaha pencapaian pada
indikator mutu dengan memperhatikan penyebab tidak tercapainya indikator, baik
dari sisi SDM, fasilitas, maupun kinerja unit terkait.
Konsolidasi pengawasan penerapan budaya keselamatan pasien dan tercapainya
indicator mutu melalui supervise manajerial oleh pejabat structural RS.
Peningkatan kualitas kinerja komite terkait dalam hal pengumpulan data dan
pengolahan data.
106
16). Prosentase Pegawai yang Berperilaku sesuai Budaya Kerja
Berdasarkan hasil survey budaya kerja tahun 2019 didapatkan data bahwa perilaku
budaya kerja pegawai RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang belum mencapai target,
namun sudah menunjukkan adanya tren kenaikan setiap tahunnya.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase Pegawai yang Berperilaku sesuai Budaya Kerja
Target RSB
70% 75% 80% 85% 90%
Realisasi Capaian
0% 0% 77,85% 80,72% 82,4%
Permasalahan :
Pada tahun 2019 terjadi kenaikan prosentase pegawai yang berprilaku sesuai
budaya kerja bila dibandingkan dengan periode waktu sebelumnya, Faktor yang
mempengaruhi antara lain:
78,3% pegawai termasuk kriteria sedang dan tinggi dalam hal siap mewujudkan
pelayanan bersih dan melayani
87,2% pegawai termasuk kriteria sedang dan tinggi dalam hal berintegritas (jujur,
beretika, bertanggungjawab)
80,1% pegawai termasuk kriteria sedang dan tinggi dalam hal giat, rajin, dan
bersemangat dalam bekerja
70%
75%
80% 85% 90%
0% 0%
77,85% 80,72%
82,40%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase Pegawai yang Berperilaku sesuai Budaya Kerja
Target RSB
CapaianProsentase Unitkerja yangmencapai targetIKU
107
83,3% pegawai termasuk kriteria sedang dan tinggi dalam hal aktif, cepat tanggap
dan produktif
82,6% pegawai termasuk kriteria sedang dan tinggi dalam hal professional, kreatif
dan inovatif
21,7% pegawai termasuk kriteria rendah dalam hal siap mewujudkan pelayanan
bersih dan melayani.
12,8% pegawai termasuk kriteria rendah dalam hal berintegritas (jujur, beretika,
bertanggungjawab).
19,9% pegawai termasuk kriteria rendah dalam hal giat, rajin, dan bersemangat
dalam bekerja.
16,7% pegawai termasuk kriteria rendah dalam hal aktif, cepat tanggap dan
produktif.
17,4% pegawai termasuk kriteria rendah dalam hal professional, kreatif dan inovatif.
Usulan Pemecahan Masalah :
Budaya kerja sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai karakteristik personalisasi masing-
masing individu sehingga perlu perilaku positif yang berlangsung terus menerus
sehingga terinternalisasi dalam budaya kerja pegawai
Perlu meningkatkan kegiatan dengan tujuan melatih nilai-nilai positif pegawai
sehingga bisa terinternalisasi dalam budaya kerja.
Kegiatan positif diidentifikasi dalam bentuk kegiatan keagaamaan, seni, dan olahraga
yang bisa dilaksanakan sehari-hari oleh pegawai
Membentuk Agent of Change dengan kekuatan positif yang berusaha untuk tidak
terkontaminasi pola pikir negatif, dan mampu menyebarkan nilai-nilai positif dalam
bekerja.
Pemberian reward kepada pegawai yang mampu berperan aktif terhadap
terlaksananya kegiatan internalisasi budaya kerja
Secara berkala melaksanakan capacity building sederhana dalam kelompok
kelompok profesi/pemberi layanan sehingga bisa melakukan induksi positif terhadap
nilai budaya kerja.
108
Pencapaian Bagian SDM :
Kondisi yang dicapai :
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Terlaksananya capacity building
0 pkt/th 7 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 keg/th 1 keg/th 100%
Terlaksananya benchmarking
0 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 keg/th 1 keg/th 100%
Evaluasi program AoC
0 pkt/th 0 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 keg/th 1 keg/th 100%
Jumlah pengelolaan kesejahteraan SDM
6 keg/th 7 keg/th 7 keg/th 8 keg/th 12
keg/th 12 keg/th 100%
Terlaksananya Peringatan Hari Nasional (kartini/hari ibu)
1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 100%
Permasalahan :
Secara kuantitas seluruh kegiatan telah tercapai sesuai target, namun perlu dilakukan
evaluasi lebih lanjut mengenai efektifitas/kualitas dari kegiatan tersebut.
Usulan Pemecahan Masalah :
1. Kegiatan capacity building, tetap direncanakan/dijadwalkan secara berkala setiap tahun
dengan metode pendekatan capacity building di kelompok-kelompok profesi di seluruh
unit pelayanan.
2. Kegiatan benchmarking, tetap direncanakan/ dijadwalkan minimal setiap tahun sekali,
dengan juga melakukan benchmarking terhadap penilaian kinerja pegawai
3. Kegiatan evaluasi AoC diharapkan lebih implementatif dalam bentuk kegiatan
pelayanan sehari-hari, bukan hanya dalam bentuk peringatan hari-hari besar.
4. Jumlah pengelolaan kesejahteraan SDM .
Kegiatan kesejahteraan pegawai tahun 2018 tercapai, meliputi 8 kegiatan pengelolaan:
BPJS, Taspen,cuti pegawai, uang duka, tali asih, pemeriksaan kesehatan berkala, uang
pegawai PNS dan pengelolaan pegawai Non PNS. Tercapai sesuai target 8 kegiatan.
Memerlukan sosialisasi kembali kepada pegawai sehingga semua pegawai mengerti
terhadap pengelolaan kesejahteraan pegawai.
109
Pelaksanaan program unit kerja
Kondisi yang dicapai :
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi 2018
Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Jumlah kegiatan mutasi pegawai
7 keg/th 7 keg/th 7 keg/th 7 keg/th 7 keg/th 6 keg/th
85,71%
Jumlah kegiatan Penatausahaan Pegawai
12 keg/th 10 keg/th 10 keg/th 10 keg/th 10 keg/th 10 keg/th
100%
Jumlah kegiatan koordinasi Internal dan Eksternal
24 pkt/th 24 pkt/th 18 keg/th 52 keg/th 24 pkt/th 24 pkt/th 100%
Permasalahan :
1. Jumlah kegiatan mutasi pegawai :
Kegiatan mutasi meliputi: Mutasi pindah pegawai eksternal RSJRW, Mutasi pindah
pegawai internal, Kenaikan pangkat reguler / pilihan, Kenaikan pangkat fungsional,
Usulan jabatan fungsional pertama, Pengusulan pensiun, Mengelola pegawai yang
meninggal. Proses mutasi tidak tercapai sesuai target dan salam pelaksanaanya
terdapat kendala:
a. Mutasi internal yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi, namun
terdapat beberapa pegawai yang tidak mau melaksanakan tugas sesuai mutase
dengan berbagai macam alasan.
b. Pada proses Kenaikan pangkat reguler / pilihan, Kenaikan pangkat fungsional
Proses kenaikan pangkat reguler, fungsional dan pensiun tercapai sesuai target
namun dalam prosesnya belum bisa terencana dan terjadwal dengan baik sehingga
seringkali pegawai harus melengkapi berkas dalam waktu yang sempit.
2. Jumlah kegiatan Penata usahaan Pegawai :
Kegiatan penatausahaan pegawai pada tahun 2018 sejumlah 10 kegiatan yang
meliputi: pengusulan KARIS/KARSU, pengusulan KARPEG, pembuatan surat tugas,
pembuatan Surat Keputusan DIRUT, mengagendakan surat, administrasi
kepegawaian lainnya, meng-update SIMKA online, merekap data ketenagaan
bulanan, pengusulan kenaikan gaji berkala dan meng-update dan membuat DUK
semua kegiatan tercapai sesuai target yang di tetapkan, namun terkait dengan
Update SIMKA terdapat kendala kurangnya data pendukung dalam Update SIMKA
karena pegawai tidak melapor jika terjadi perubahan data dikarenakan pegawai
110
kurang memahami kepentingan Update SIMKA, seperti : menikah, memiliki anak,
tubel/ibel.
3. Jumlah kegiatan koordinasi Internal dan Eksternal
a. Koordinasi internal sudah tercapai sesuai target namun dalam pelaksanaanya
kadang tidak sesuai dengan jadwal, hal ini dikarenakan padatnya kegiatan sehingga
pelaksanaannya di tunda atau dijawalkan ulang pada minggu berikutnya dalam
bulan yang sama..
b. Koordinasi eksternal sudah tercapai sesuai target, namun dalam pelaksanaannya
sering mendadak tergantung undangan dari pusat dan juga kadang terlambat
membuka e-mailnya.
Usulan Pemecahan Masalah :
1. Jumlah kegiatan mutasi pegawai :
a. Meningkatkan koordinasi dengan unit-unit yang akan mengadakan mutasi internal,
dan menggugah kembali kesadaran pegawai untuk bisa melaksankan tugas dimana
saja sesuai kebutuhan organisasi.
b. Dilakukan system monitoring kepada seluruh pegawai secara berkala dan
berkelanjutan, serta peringatan dini kepada pegawai yang bersangkutan, sehingga
bisa diketahui secara dini jadwal kenaikan pangkat dan berkas yang harus
dilengkapi.
c. Membuat edaran kepada pegawai jabatan fungsional untuk pengumpulan dupak
setiap semester secara berkala.
2. Jumlah kegiatan Penatausahaan Pegawai :
a. Sosialisai tentang kelengkapan administrasi kepegawaian dalam rangka
pemenuhan data update SIMKA melalui aplikasi kepegawaian yang telah tersedia
yaitu SIPEDE.
b. Usaha pro aktif dari pengelola kepegawaian untuk melaksanakan update data
SIMKA bila diketahui dan dikonfirmasi adanya perubahan data pegawai.
3. Jumlah kegiatan koordinasi Internal dan Eksternal :
a. Melaksanakan sesuai jadwal,
b. Sering memonitor undangan dari email.
111
Implementasi Budaya Kerja
Kondisi yang dicapai :
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Jumlah Internalisasi Budaya Kerja
0 keg/th 0 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 100%
Terlaksananya survey budaya kinerja
0 keg/th 0 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 100%
Jumlah dialog Kinerja (supervisi managerial)
8 keg/th 8 keg/th 11 keg/th 3 keg/th 4 keg/th 2 keg/th 50%
Jumlah kegiatan 5 R
12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 100%
Jumlah Kegiatan Pelayanan Prima
2 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 2 keg/th 100%
Jumlah Konseling Pegawai
0% 0 % 1,19% 0% 0,5% 0.38% 76%
Jumlah kegiatan penilaian kinerja pegawai
12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 100%
Jumlah kegiatan pengelolaan absensi pegawai
12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 12 keg/th 100%
Permasalahan :
1. Kegiatan internalisasi budaya kerja dilaksanakan secara incidental melalui moment
kegiatan bulan ramadhan dan hari kemerdekaan
2. Dialog kinerja (supervise managerial) tidak mencapai target karena tidak dialokasikan
waktu khusus dalam pelaksanaannya
3. Kegiatan 5R tidak dilaksanakan secara terkoordinir
4. Konseling pegawai dilaksanakan bukan atas inisiatif pegawai tetapi dari pemantauan
terhadap kinerja pegawai dan pemeriksaan kesehatan pegawai.
Usulan Pemecahan Masalah
1. Kegiatan internalisasi budaya kerja dilakukan dengan lebih rutin dan terjadwal melalui
pendekatan spiritual, seni dan olahraga.
2. Supervisi managerial diberikan alokasi waktu khusus dan dimasukkan target kinerja.
3. Kegiatan 5R di unit kerja dimasukkan dalam salah satu pemantauan supervisi
managerial.
112
4. Sosialisasi terhadap layanan konseling pegawai sehingga pegawai bisa secara sukarela
untuk menyampaikan permasalahan secara terbuka kepada Bagian SDM.
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Jumlah
Penghargaan
Satya Lencana
Karya satya dan
Bhakti Karya
Husada
40 org/th 148 org/th 96 org/th 104 org/th 112 org/th 105 org/th 93,75%
Jumlah
sosialisasi
peraturan
kepegawaian
8 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 100%
Jumlah
pembinaan
pegawai
indisipliner
1,6% 2,26% 060% 0,83% 0,5% 1,22% 2,45%
Jumlah
penghargaan
pegawai
berprestasi
1 org/th 20 org/th 8 org/th 332 org/th 12 org/th 0 0%
Permasalahan :
1. Jumlah penghargaan Satya Lencana Karya Satya dan Bhakti Karya Husada kurang dari
target karena penyelesaian tanda tangan di Kemenkes yang tidak selesai pada
waktunya sehingga sebagian tertunda
2. Jumlah pembinaan pegawai indisipliner melebihi dari target karena factor akumulasi
keterlambatan pada jam dating dan pulang.
3. Jumlah karyawan berprestasi tidak ada
Pemecahan Masalah :
1. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Kemenkes untuk penyerahan
penghargaan yang masih tertunda
2. Melakukan evaluasi system penghitungan akumulasi keterlambatan pada jam dating
dan pulang, dan juga melakukan pembinaan kepada pegawai yang bersangkutan
sehingga mengalami perbaikan pada masa yang selanjutnya.
3. Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk melakukan usulan kandidat pegawai
terbaik di unit masing-masing untuk bisa dilakukan nominasi dan penetapan sebagai
pegawai berprestasi.
113
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Revisi pedoman Remunerasi
1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 100%
Implementasi / pembagian remunerasi
13 pkt/th 13 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 13 pkt/th 13 pkt/th 100%
Permasalahan :
1. Terdapat ketidakpuasan terhadap penentuan remunerasi pegawai yang merangkap
jabatan sebagai kepala instalasi/ ketua komite yang tidak memperbolehkan
menggunakan grade tertinggi
2. Implementasi pembagian remunerasi terlaksana di sekitar tanggal 20 setiap bulan
karena pengisian EPI berjalan tidak tepat waktu.
Pemecahan Masalah :
1. Pengajuan konsultasi kepada PKBLU Kemenkeu untuk teknis remunerasi pegawai yang
rangkap jabatan.
2. Sosialisai kepada seluruh unit kerja untuk pengisian EPI tepat waktu, karena paling
lambat tanggal 10 sudah harus bisa diketahui berapa remunerasi pegawai sebagai
dasar usulan gaji bulan yang akan datang.
IKU Realisasi
2015 Realisasi
2016 Realisasi
2017 Realisasi
2018 Target 2019
Realisasi 2019
Prosentase 2019
Terlaksananya
revisi dokumen
analisa beban
kerja
1 pkt/th 0 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 100%
Terpenuhinya
kebutuhan
tenaga PNS dan
Non PNS melalui
: bezzeting,
desk, penetapan,
dan seleksi
4 pkt/th 0 pkt/th 1 pkt/th 1 pkt/th 2 pkt/th 2 pkt/th 100%
Permasalahan :
1. Analisa beban kerja berdasarkan peta jabatan yang diverifikasi oleh Hukor Yankes,
masih didapatkan jabatan yang tidak memiliki peta.
2. Kebutuhan tenaga diprioritaskan untuk pemenuhan tenaga professional, sedangkan
untuk tenaga operasional belum bisa dipenuhi.
114
Pemecahan Masalah :
1. Identifikasi analisa beban kerja untuk jabatan-jabatan yang belum terdapat pada peta
dan mengajukan revisi peta jabatan kepada Hukor Yankes.
2. Identifikasi kebutuhan tenaga operasional yang dibutuhkan untuk bisa dipenuhi melalui
mekanisme rekrut non pns atau outsourching.
17). Prosentase Pegawai yang memenuhi standar kompetensi
Kondisi yang ada :
Kompetensi pegawai pada tahun 2019 dipenuhi dengan cara Pendidikan dan
Pelatihan sebagai berikut:
- Dokter tugas belajar : 8 orang
- Perawat tugas belajar : 11 orang
- Perawat ijin belajar : 63 orang
- Perawat ijin belajar (RPL) : 6 orang
- Pegawai yang mengikuti pelatihan : 532 orang
Total pegawai yang memenuhi standar kompetensi adalah 620 orang (77% dari
jumlah pegawai)
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase Pegawai yang Memenuhi Standar Kompetensi
Target RSB
55% 60% 65% 70% 75%
Realisasi Capaian
55% 77,50% 71,78% 108% 77%
55% 60% 65%
70% 75% 55%
77,50% 71,78%
108%
77%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase Pegawai yang Memenuhi Standar Kompetensi
Target RSB
115
Permasalahan :
Prosentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi pada tahun 2019 sebesar
77% dari target 75% (RSB) atau tercapai 102% dari target karena banyaknya jumlah
in house training yang diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan akreditasi RS
serta in house training dalam rangka peningkatan dan pengembangan layanan RS
seperti IHT Kesehatan anak remaja, IHT Napza, IHT pasien dengan Mental Organik.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan lebih banyak terkonsentrasi pada semester 2
Usulan Pemecahan Masalah :
Identifikasi Pendidikan dan pelatihan yang diperlukan oleh pegawai spesisifik sesuai
tupoksi dan arah pengembangan pegawai
Perencanaan pelatihan diberikan timeline pelaksanaan
Perencanaan Pendidikan mempertimbangkan analisa beban kerja dan peta jabatan.
Capaian Kinerja Bagian Diklit :
Program Kegiatan Satuan Target
2019
Capaian
2019
%
capaian
Perspektif stake holder
Implementasi dan
Evaluasi Tingkat
Kepuasan Peserta Didik
Pelaksanaan Evaluasi
Kepuasan Peserta Didik
prosentase
80 % 84 % 100%
Implementasi dan
evaluasi komplain yang
ditindaklanjuti
Evaluasi Komplain
Pelanggan
prosentase
100 100 100%
Perspektif Proses Bisnis
Pelaksanaan survailance
ISO 9001:2008 dan
SNARS ed 1
Penyusunan dokumen
ISO dan Akreditasi
paket
2 2 100%
Implementasi IPKP
dalam SNARS ed 1
Menyusun kelengkapan
dokumen IPKP
paket 1 1 100%
Merealisasikan MoU
pendidikan
Penjajakan ,
perpanjangan dan
evaluasi kerjasama
dengan institusi
pendidikan
kegiatan
44 44 100 %
Tingkat pertumbuhan
peserta didik
Kegiatan layanan
praktikan S1 kedokteran
orang 461 443 96%
Kegiatan layanan
Praktikan /PKL S1 dan S2
Keperawatan
orang
2158 2591 120%
116
Kegiatan layanan
praktikan/PKL D3
orang 2025 1712 84,5%
Kegiatan layanan
praktikan/PKL S1 , S2
Psikologi , Ldan non
medis ain-lain,
orang
234 200 85,5%
Pelaksanaan kegiatan
layanan magang
orang 5 8 160%
Prosentase supervisi
yang Dilakukan oleh
Institusi Jejaring
Pendidikan
Supervisi oleh Institusi
Jejaring Pendidikan
Medis, Keperawatan dan
Non Medis
Prosentase
80% 80% 100%
Implementasi dan
evaluasi Indikator Mutu
Monitoring dan evaluasi
capaian indikator Mutu
Bagian Diklit
Kegiatan
12 12 100%
Perspektif SDM dan Organisasi
Pemenuhan standar
kompetensi melalui
pendidikan dan pelatihan
Prosentase pemenuhan
standar kompetensi
Prosentase
75%
Pendidikan berkelanjutan
sub spesialis penyakit
dalam
Orang
1 1 100%
Monitoring & Evaluasi
tenaga terlatih
Prosentase 90% 96% 106%
Pengembangan
kerjasama penelitian
Kegiatan 1 0 0%
Melakukan penelitian
yang bersifat inovatif dan
mengembangkan
pelayanan
Kegiatan
2 0 0%
Publikasi hasil penelitian Kegiatan 2 5 250%
Pelatihan internal dan
eksternal mendukung
pengembangan
pelayanan rumah sakit
Orang
1590 3339 174%
Rata-rata jam pelatihan
pegawai >/= 20 jam
pertahun
prosentase
80% 57% 239,50 %
Sistem IT yang
terintegrasi antara Bagian
Diklit dan Bagian SDM
Membuat dan
mengajukan sistem
informasi yang
terintegrasi antara Bagian
Diklit dan Bagian SDM
kegiatan
1 0 0%
117
Perspektif finansial
Optimalisasi penggunaan
sistem IT
Evaluasi implementasi
Sistem Informasi
Pelatihan Terpadu
kegiatan
1 1 100%
Peningkatan pendapatan
Diklit
Evaluasi capaian
pendapatan Diklit
Analisa capaian Kinerja Bagian Diklit tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Capaian Kinerja Kegiatan Faktor Penyebab Tindak Lanjut
Hasil survey tingkat kepuasan
peserta didik 84 % peserta didik
menyatakan puas
Hasil capain survey meningkat
dibanding tahun lalu meski
masih tetap ada penurunan
kepuasan di akomodasi
mahasiswa praktek
Mengusulkan perbaikan
akomodasi untuk
meningkatkan layanan di
diklit.
Prosentase pegawai yang memenuhi
standar kompetensi tercapai 96,7 %
Prosentase pegawai yang
memenuhi standar kompetensi
tercapai cukup tinggi karena adanya
in house training baru yang
diselenggarakan untuk memenuhi
persyaratan akreditasi
Mengupayakan kegiatan
pelatihan dengan in house
training agar lebih banyak
SDM yang bisa mengikuti
Merealisasikan MoU pendidikan tercapai
100 %
Evaluasi MoU tahun 2019 ini
terlasksana karena ada kegiatan
pertemuan MoU dengan
mengundang institusi pendidikan.
Sehingga kegiatan perpanjangan,
pengusulan MoU baru dapat
terealisasi
Menindaklanjuti hasil
lokakarya serta menjaga
hubungan kerjasama dengan
institusi pendidikan
Melakukan penelitian yang bersifat inovatif
dan berkontribusi untuk peningkatan mutu
layanan tercapai 0%
Belum optimalnya penggunaan
dana penelitian karena kurangnya
minat pegawai untuk melakukan
penelitian
Melakukan sosialisasi
adanya anggaran
penelitian untuk menarik
minat pegawai melakukan
Penelitian
Membuat kebijakan
bahwa penelitia dari luar
harus mengikursertakan
pegawai RS
Program reward bagi
peneliti Publikasi hasil penelitian tercapai 250% Publikasi hasil penelitian tercapai
melebihi target karena adanya
pegawai RSJ yang sedang sekolah
dan wajib melakukan penelitian
Mendorong minat pegawai
untuk melakukan penelitian
melalui sosialisasi anggaran
penelitian
118
Kegiatan layanan Praktikan/PKL S1
Kedokteran tercapai 96 %
Kegiatan Pelayanan
praktikan kedokteran masih
tergantung dengan jadwal dari
institusi asal dan adanya jadual
yang bersamaan di satu periode
menyebabkan harus dibatalkannya
salah satu institusi untuk praktek
turut mengurangi jumlah capaian
Mengkoordinasikan
penjadualan lebih awal dengan
bersurat ke institusi
Melakukan penjajakan
kerjasama ke institusi
kedokteran baru untuk
bekerjasama dengan RSJ
Kegiatan layanan Praktikan /PKL S1 dan
S2 Keperawatan tercapai 120 %
Kegiatan layanan praktikan S1 dan
S2 Keperawatan meningkat
dibanding tahun lalu karena
meningkatnya jumlah mahasiswa di
prodi S1, sementara prodi D3 mulai
berkurang peminatnya
Meningkatkan kerjasama untuk
menjaring peluang dengan
institusi lain
Kegiatan layanan praktikan/PKL D3
Keperawatan tercapai 84,5 %
Penurunan jumlah capaian
praktikan D3 Keperawatan
dikarenakan pengurangan
peminatan akan program D3 ,
mahasiswa lebih banyak
peminatan ke S1
Melakukan upaya untuk tetap
menjalin kerjasama dalam
bentuk lain yang masih
memungkinkan untuk bisa
dilakukan di RS
Kegiatan layanan praktikan non medis
tercapai 85,5 %
Capaian layanan praktikan non
medis meningkat dibanding tahun
lalu karena adanya kerjasama
dengan institusi non medis yang
baru
Mempertahankan kerjasama
dan melakukan upaya
penjajakan kerjasama dengan
institusi lainnya
Pelaksanaan kegiatan layanan magang
tercapai 160%
Peningkatan layanan magang
disebabkan karena adanya dinas-
dinas kesehatan yang ingin
membuka layanan psikiatri
Aktif melakukan promosi
layanan praktik magang via
surat ke institusi lain
Lokakarya dengan institusi pasangan
tercapai 100%
Pelaksanaan lokakarya tahun ini
terlaksana dengan agenda evaluasi
MoU
Diagendakan setiap tahun
18). OEE (Overall Equipment Effectiveness )
Kondisi saat ini :
Avaibility adalah keadaan siap suatu mesin/peralatan baik dalam jumlah (kuantitas)
maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk melaksanakan
proses operasi. Sedangkan dalam menghitung performance sebuah mesin maka
119
dengan membandingkan jumlah produksi yang di hasilkan oleh sebuah mesin dengan
waktu, dalam menghitung Quality adalah dengan membandingkan nilai keluaran yang
memenuhi standart dengan jumlah total nilai keluaran. Dari ketiga faktor tersebut
diatas (availability, performance dan Quality) maka didapatkan nilai Overall
Effectifness Equiptment).
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
OEE (Overall Equipment Effectiveness)
Target RSB
50% 55% 60% 70% 80%
Realisasi Capaian
57% 80,70% 80,05% 74,59% 90,28%
Permasalahan :
Penghitungan Generator listrik 97,91% yang mensuplai jika listrik padam dan
peralatan IPAL 86,12%. Kemudian untuk peralatan mesin cuci di Binatu rata – rata
pencapaian 89,4%, sehingga rata-rata OEE tercapai 90,28% atau 112,85% dari
target pada tahun 2019. Semua peralatan berfungsi sebagaimana mestinya
walaupun biasanya ada sedikit gangguan yang terjadi.
50% 55% 60%
70%
80% 57%
80,70% 80,05% 74,59%
90,28%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
OEE (Overall Equipment Effectiveness)
Target RSB
OEE (OverallEquipmentEffectiveness)
120
Usulan Pemecahan Masalah :
Dilakukan maintenance secara berkala terhadap keefektifan saranan prasarana
yang menunjang pelayanan. Unit yang melakukan kegiatan tersebut adalah
Instalasi Kesling, IPSRS dan Binatu dengan pengadaan mesin baru.
Perhitungan OEE :
OEE (Overall Equipment Efectiveness) Peralatan IPAL
Tahun 2019
Availability :
a. Waktu operasional : 24 jam (1440 menit)
b. Waktu setup : 90 menit
c. Waktu breakdown : 0 menit
Availability = (Waktu operasional - Waktu setup - Waktu breakdown) x 100%
Waktu operasional
= (1440-90-0) x 100%
1440
= 93%
Performance Rate : a. Volume produk yang dihasilkan : 200 m3 b. Waktu yang tersedia : 1350 menit c. Cycle time : 0,16 menit Performance Rate = Volume produk yang dihasilkan x 100% (Waktu yang tersedia x Cycle Time) = 200 x 100% 1350 x 0,16 = 92,6 %
Quality Rate : a. Jumlah parameter kualitas limbah yang sesuai b. Jumlah seluruh parameter kualitas limbah Quality rate = Jumlah parameter kualitas limbah yang sesuai x 100%
Jumlah seluruh parameter kualitas limbah = 7 x 100% 7 = 100%
121
OEE IPAL = Availability x Performance Rate x Quality Rate = 93% x 92,6% x 100% = 86,12%
Penghitungan OEE Generator Listrik (Genset) Daya 500 Kva
Tahun 2019
Availability :
a. Waktu operasional : 600 detik
b. Waktu Setup : 35 detik
c. Waktu breakdown : 0 detik
Availability = (Waktu opersional - Waktu setup - Waktu breakdown) x 100 % Waktu Operasional = ( 600 – 35 – 0 ) = 565= 0,94 = 94 % 600 600 Performance Rate : a. Waktu yang tersedia = 1440 menit b. Cycle time = 0,5 menit c. Volume produk yang dihasilkan = 500 KVA
Performance Rate = ( Cycle Time x Volume produk yang dihasilkan) x 100 % Waktu yang tersedia 0,5 x 500 = 250 = 17,36 % 1440 1440 Quality Rate : a. Jumlah parameter kualiatas daya listrik yang sesuai b. Jumlah seluruh parameter kualitas daya listrik
Quality Rate = Jumlah parameter kualitas daya listrik yang sesuai X 100 % Jumlah seluruh parameter kualitas daya listrik 300 KVA = 0,6 = 60% 500 KVA OEE GENSET 500 KVA = Availability X Performance Rate X Quality Rate = 94% X 17,36% X 60% = 97, 91%
122
Penghitungan OEE
Mesin Binata (Mesin Pengering, Mesin Cuci, Mesin Seterika, Mesin Steam Boiler) Tahun 2019
Perhitungan rata-rata pencapaian OEE mensin di instalasi binatu yang terdiri dari
mesin Pengering sebesar 90,40, Mesin, Cuci sebesar 89,92%, Mesin seterika
sebesar 85,7%, dan Mesin steam boiler sebesar 91,6% maka telah dicapai rata-rata
OEE sebesar 89,40%.
rata-rata
30 hari
Linen bersih (potong) 36430 potong
Reject
optimal mesin bekerja 7 jam
mesin 2 unit
kapasitas total mesin 1 potong/cycle
cycle 18 detik
set mesin awal op 0,02 jam
jadwal perawatan mesin 0,3 jam
mesin rehat 0,5 jam
availability 92,9%
perfomance rate 92,3%
quality rate 100,0%
oee 85,7%
mesin seterikarata-rata 2019
30 hari
Suply panas 3 area
non-suply -
optimal mesin bekerja 7 jam
mesin 3 unit
kapasitas mesin 1550 kg/h
work ing 6,5 jam
set mesin awal op 0,08 jam
jadwal perawatan mesin 0,17 jam
mesin rehat 0,50 jam
availability 91,6%
perfomance rate 100,0%
quality rate 100,0%
oee 91,6%
Mesin Steam boiler
rata-rata 2019
30 hari
Linen kotor (kg) 14909 kg
Reject
optimal mesin bekerja 7 jam
mesin 6 unit
kapasitas total mesin 145 kg/cycle
cycle 45 menit
set mesin awal op 0,17 jam
jadwal perawatan mesin 0,17 jam
mesin rehat 0,50 jam
availability 95%
perfomance rate 94,79%
quality rate 100,00%
oee 89,92%
Mesin cucirata-rata 2019
30 hari
Linen bersih (kg) 14909 kg
Reject
optimal mesin bekerja 195 jam
mesin 3 jam
kapasitas total mesin 125 kg/cycle
cycle 0,5 jam
set mesin awal op 0,02 jam
jadwal perawatan mesin 0,17 jam
mesin rehat 0,50 jam
availability 98,9%
perfomance rate 91,4%
quality rate 100,0%
oee 90,40%
mesin pengering
123
Capaian Kinerja Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit (IPSRS)
Indikator Kinerja
Tahun 2019
Target
Realisasi
Capaian
Kegiatan / tahun %
Jumlah Kegiatan Pemeliharaan Gedung/ Bangunan Fisik 360 523 145,28 %
Jumlah Kegiatan Pemeliharaan Saluran Air Bersih 360 479 133,06 %
Jumlah Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Listrik dan Komunikasi 600 675 112,50 %
Jumlah Kegiatan Pemeliharaan Mesin (Mesin Otomatis, Mesin Produksi, Mesin Energi)
55 51 92,70 %
Kegiatan monev tercapai 68 68 100 %
Survei tercapai 12 12 100 %
Perbaikan SOP 10 10 100 %
Rata-rata 111,93 %
a. Jumlah Kegiatan Pemeliharaan Gedung/Bangunan Fisik
Kondisi yang dicapai :
Pada tahun 2019 tercapai jumlah pemeliharaan gedung/bangunan fisik sebesar 523
kegiatan (145,28%) dan melebihi 100%, hal ini disebabkan karena meningkatnya
kerusakan sarpras bangunan gedung serta meningkatnya jumlah permintaan
pemeliharaan/perbaikan dari unit kerja.
Permasalahan :
Kegiatan pemeliharaan gedung/bangunan fisik yang jumlahnya banyak, disebabkan
karena banyaknya kerusakan sarpras bangunan/gedung serta meningkatnya jumlah
permintaan pemeliharaan /perbaikan bangunan yang tergolong ringan, sedang dan
berat yang variatif membutuhkan jumlah tenaga yang banyak memerlukan skills yang
memadai sesuai kebutuhan, sedangkan tenaga yang ada pada saat ini baik jumlah
dan kemampuan skills masih terbatas/belum sesuai dengan jumlah dan skills yang
dibutuhkan (tenaga tukang bangunan), sehingga sampai saat ini pemeliharaan
tingkat kerusakan sedang dan kerusakan berat diserahkan masih ke Pihak-ke 3.
Usulan Pemecahan Masalah :
- Perlunya penambahan tenaga khusus bangunan dengan skills sesuai dengan
kebutuhan, khususnya sebagai pengganti bagi tehnisi bangunan yang memasuki
pensiun ( purna tugas ).
- Mempertahankan/memakai jasa tenaga kerja dari pihak ke-3.
124
b. Jumlah Kegiatan Pemeliharaan Saluran Air Bersih :
Kondisi yang dicapai :
Pada tahun 2019 tercapai jumlah pemeliharaan saluran air bersih sebesar 479
kegiatan (133,06%).
Permasalahan
Sering terjadi kebocoran/kebuntuan pipa yang merupakan jaringan pipa air bersih
sejak jaman Belanda yang sudah keropos, sehingga perlu diganti perpipaannya,
jaringan pipa gedung bertingkat dengan mempergunakan instalasi tandon air dan
pompa air sering terjadi gangguan dan kerusakan pada pompa air. Selain itu juga
terjadi masalah kran dan wastafel bocor.
Usulan Pemecahan Masalah :
- Melakukan penggantian instalasi pipa lama yang dinyatakan rusak/keropos
dengan instalasi pipa baru.
- Perlu pengadaaan cadangan untuk pompa air untuk instalasi/jaringan air bersih
gedung bertingkat yang menggunakan tandon air dan pompa air.
c. Jumlah Kegiatan Pemeliharaan Jaringan listrik dan Komunikasi :
Kondisi yang dicapai :
Pada tahun 2019 tercapai jumlah pemeliharaan jaringan listrik dan komunikasi
sebesa 675 kegiatan (112,50 %).
Permasalahan :
- Kadang masih terjadi listrik mati beberapa menit/detik di area lokasi yang
disebabkan karena meningkatnya daya puncak listrik dan secara otomatis Panel
listrik/MCB akan turun.
- Meningkatnya pemakaian daya listrik sehubungan dengan bertambahnya
pengadaan baru alat kesehatan dan mesin-mesin non medik.
- Belum memiliki UPS dengan kapasitas daya listrik tinggi pada area lokasi unit
kerja yang membutuhkan sebagai cadangan listrik apabila terjadi genset tidak
berfungsi/mengalami gangguan.
- Belum menggunakan lampu hemat energi secara keseluruhan.
Usulan Pemecahan Masalah :
- Pengadaan UPS untuk cadangan apabila masih terjadi listrik mati di beberapa
area unit kerja.
- Penambahan daya listrik dari 500 KVA menjadi 800 KVA.
125
- Menata ulang/mengganti dan menambah panel listrik dan jaringan kabel listrik
yang lama/usia tua.
- Mengganti lampu FL dengan lampu LED ( hemat energi ) secara bertahap.
d. Jumlah Kegiatan Pemeliharaan Mesin :
Kondisi yang dicapai :
Pada tahun 2019 tercapai jumlah pemeliharaan mesin sebesar 51 kegiatan
(92,70%).
Permasalahan :
Menurunnya jumlah pemeliharaan mesin disebabkan ada pekerjaan pemeliharaan
tingkat berat yang harus ditangani oleh pihak ke-3.
Usulan Pemecahan Masalah :
- Menjadwalkan kapan saatnya pemeliharaan dilakukan.
- Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pemeliharaan yang dilakukan oleh
pihak ke-3.
e. Jumlah Kegiatan monev tercapai :
Kondisi yang dicapai :
Angka capaian monev tercapai sesuai target, jumlah pemeliharaan jaringan listrik
dan komunikasi antara lain dikarenakan semakin banyaknya perbaikan jaringan
listrik, serta penambahan pemakaian daya listrik di rumah sakit, sehingga diperlukan
monev yang berkesinambungan
Permasalahan :
Kegiatan monev memerlukan kegiatan rutin dan berkala sesuai jadwal
Usulan Pemecahan Masalah :
Membuat perencanaan dan meningkatkan kemampuan dalam monev tertentu.
f. Jumlah Kegiatan survey tercapai :
Kondisi yang dicapai :
Pada tahun 2019 tercapai jumlah kegiatan survey sesuai target sebesar 8 kegiatan
(100%).
Permasalahan :
Survey sudah dilaksanakan secara maksimal
Usulan Pemecahan Masalah:
Meningkatnya volume pelaksanaan survey.
126
g. Jumlah Kegiatan Perbaikan SOP:
Kondisi yang dicapai :
Jumlah perbaikan SOP pada tahun 2019 tercapai sesuai target, hal ini disebabkan
karena revisi dokumen SOP format lama menjadi SOP AP sudah dilaksanakan
sehubungan dengan terlaksananya akreditasi dengan hasil lulus internasional.
Permasalahan :
- Adanya prosedur baru dalam pelaksanaannya.
- Prosedur lintas unit kerja memerlukan koodinasi lintas unit kerja belum maksimal.
Usulan Pemecahan Masalah :
- Menganalisa perubahan prosedur kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan di
lapangan.
19). Level integrasi IT rumah sakit
Kondisi saat ini :
Definisi Operasional :
1) Basic/ Siloed 1 Enterprise adalah infrastruktur dan platform terpasang, sistem
informasi disiapkan untuk sistem rawat jalan terintegrasi dengan admisi, rawat inap,
billing system serta instalasi penunjang diagnostik.
2) Siloed 2 : Infrastruktur dan platform mengacu pada integrasi instalasi rawat inap,
penunjang diagnostik dengan back-office sehingga seluruh system saling
terhubung dan memudahkan perawatan dan pemeliharaannya.
3) Integrated : Infrastruktur dan platform lebih mendukung operasional rumah sakit
misal e-clinical HR.
4) Advanced/ Extended Enteprises : infrastuktur dan platform mengacu pada
kemampuan otomatisasi manajemen, peningkatan kemanan dan kebijakan yang
memungkinkan self provisioning sebagai suatu sistem dashboard.
Dengan kriteria diatas maka level IT di RSJ Dr. Radjiman Wediodingrat bisa
masuk kategori Advanced karena telah berjalan Dashboard pada aplikasi SIMRS
berisi grafik kunjungan pasien dan kapasitas tempat tidur, sebagai fungsi monitoring
dan juga sudah terintegrasi dengan aplikasi dashboard Kementerian Kesehatan
secara terupdate otomatis melalui sistem bridging.
Telah dilakukan peningkatan kemanan dan kebijakan dengan cara backup
database server menggunakan sistem cloud secara otomatis terjadwal. SIMRS
dengan Rekam Medis Elektronik atau e-clinical HR (Health Record) dan juga sudah
terintegrasi dengan Pendaftaran Online, Informasi Kapasitas Tempat Tidur dan
127
Kunjungan rawat Jalan, e-Prescribing (e-Resep Obat), Integrasi Aplikasi Farmasi,
Integrasi Aplikasi Persediaan, Integrasi aplikasi BIOS.
Aplikasi SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) saat ini memiliki
database server terpusat menggunakan infrastruktur jaringan terhubung diseluruh
unit di rumah sakit. SIMRS sudah berjalan di rekam medis pada registrasi pasien,
rawat jalan / poliklinik, admisi, rawat inap, penunjang medis (laboratorium, radiologi,
elektromedik), keuangan (billing system). SIMRS juga sudah menggunakan rekam
medis elektronik di poliklinik rawat jalan dan rawat inap. SIMRS sudah terintegrasi
dengan aplikasi Kementerian Kesehatan berupa dashboard informasi kapasitas
tempat tidur dan kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Level Integrasi IT RS
Target RSB
Basic Siloed -I Siloed -II Advance Terintegrasi
Realisasi Capaian
Basic Basic Integrated 1 Siloed-2 Advance
Permasalahan :
Tercapainya penerapan pada Level IT terintegrasi sesuai tingkatan atau klasifikasi
yang telah ditentukan yang antara lain kesiapan infrastruktur IT (komputer, server,
jaringan, wifi, fiber optik) dan sistem informasi berupa SIMRS Rekam Medis
Elektronik (terintegrasi Farmasi, Laboratorium, Radiologi) yang mendukung
operasional / pelayanan di rumah sakit. Untuk peningkatan keamanan sudah
dilakukan pembatasan akses pada jaringan (dengan perangkat router mikrotik dan
clustering pada switch manageable) dan untuk keamanan data sudah ada sistem
backup otomatis dan juga disimpan pada cloud server. Sedangkan untuk
dashboard sudah ada pada SIMRS dan juga terintegrasi secara otomatis dengan
dashboard kemenkes.
Kendala pada saat penerapan terjadi dikarenakan terbatasnya tenaga programmer
sehingga pengembangan SIMRS dan juga sistem aplikasi lain tidak bisa
menyelesaikan semua usulan/permintaan tetapi dilakukan skala prioritas.
128
Kendala juga terjadi pada infrastruktur IT yang semakin banyak dan kompleks
sehingga berakibat pada kegiatan pemeliharaan dan perbaikan semakin
meningkat dengan kondisi keterbatasan staf IT yang menangani.
Usulan Pemecahan Masalah :
Penambahan tenaga programmer dan tenaga IT yang berkompeten
Dilakukan peremajaan perangkat-perangkat infrastruktur IT untuk mengurangi
banyaknya kerusakan.
20). POBO
Rasio Pendapatan PNBPterhadap Biaya Operasional merupakan perbandingan
antara Pendapatan PNBP dengan Biaya Operasional dalam satu periode. Pendapatan
PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang atau jasa
yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah,
hasil kerja sama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain
pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak
termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan
pelayanan kedapad masyarakat yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang,
dan sumber dananya berasal dari penerimaan anggaran APBN dan penadapatan PNBP
BLU, tidak termasuk biaya penyusutan.
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
POBO / Pendapatan Operasional dibagi Belanja Operasional
Target RSB
45% 65% 45% 45% 45%
Realisasi Capaian
54,18% 43,50% 49,07% 48,61% 46,94%
129
Capaian pada tahun 2019 turun dibandingkan tahun 2018, hal ini disebabkan
karena penurunan pendapatan BPJS Kesehatan disebabkan karena :
Diberlakukannya kebijakan rujukan berjenjang pasien BPJS, sehingga untuk
daerah yang memliki layanan psikiatri di PPK II, untuk pasien yang kontrol dilayani
di lokasi asal. Selain itu ada beberapa kabupaten/kota yang sudah memilki
pelayanan rawat inap psikiatri sehingga pasien yang MRS ke RSJ dr. Radjiman
Wediodiningat terutama adalah pasien dengan kedaruratan psikiatri atau sub
spesialistik
Adanya keterlambatan pembayaran klaim BPJS, klaim yang telah terbayar sampai
dengan akhir tahun 2019 adalah klaim sampai dengan bulan Agustus tahun 2019
dan klaim yang telah terverifikasi adalah klaim sampai dengan bulan Nopember
2019
21). Tingkat pertumbuhan pendapatan
Kondisi yang dicapai :
Merupakan Persentase peningkatan pendapatan operasional dari tahun
sebelumnya. Pendapatan operasional merupakan PNBP BLU yang diperoleh sebagai
imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat, hasil kerjasama
dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatam yang
tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk
pendapatan yang berasal dari APBN (rupiah murni) dan hibah.
45%
65%
45% 45% 45%
54,18%
43,50%
49,07% 48,61% 46,94%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
POBO
Target RSB
Capaian POBO
130
Indikator Kinerja
Periode
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Tingkat pertumbuhan pendapatan
Prosentase Target RSB
Tahun (N) 5% 5% 5% 5% 18%
Pendapatan
47.216.885.092 52.571.509.762 45.884.259.543 62.199.436.663 62.128.981.722 61.020.009.840
Prosentase Realisasi Capaian
Tahun (N) 14,14% -12,72% 35,56% -0,11% -1,78%
Permasalahan :
Pertumbuhan pendapatan tercapai minus 1,78% dari tahun 2018 disebabkan karena :
Diberlakukannya kebijakan rujukan berjenjang pasien BPJS, sehingga untuk
daerah yang memliki layanan psikiatri di PPK II, untuk pasien yang kontrol dilayani
di lokasi asal. Selain itu ada beberapa kabupaten/kota yang sudah memilki
pelayanan rawat inap psikiatri sehingga pasien yang MRS ke RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat terutama adalah pasien dengan kedaruratan psikiatri atau sub
spesialistik.
5% 5% 5% 5%
10% 14,14%
-12,72%
35,56%
-0,11% -1,78%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Prosentase Tingkat pertumbuhan pendapatan
Target RSB
CapaianTingkatPertumbuhanPendapatan
131
Adanya keterlambatan pembayaran klaim BPJS, klaim yang telah terbayar sampai
dengan akhir tahun 2019 adalah klaim sampai dengan bulan Agustus tahun 2019
dan klaim yang telah terverifikasi adalah klaim sampai dengan bulan Nopember
2019.
Capaian Indikator IKT, IKI Dirut dan Indikator Mutu RS
a. Realisasi IKT Tahun 2019
Capaian Semester I tahun 2019
No Indikator Standar Hasil
Perolehan Target IKT
1 Kepatuhan terhadap clinical pathway 100 100 100 1
2 Modernisasi Pengelolaan BLU (Penerapan Aplikasi BLU Integrated Online Sistem / BIOS)
100 78 100 0.87
3 Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis 80 56.3 80 0.82
4 Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (RS Jiwa, RS Kusta, RS Ketergantungan Obat, RS Penyakit Infeksi dan RS Stroke)
45 38.41 45 0.91
5 Penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) Terintegrasi
100 86 50 1.23
Nilai IKT 0.97
Capaian Semester II tahun 2019
No Indikator Standar Hasil
Perolehan Target IKT
1 Kepatuhan terhadap clinical pathway 100 100 100 1
2 Modernisasi Pengelolaan BLU (Penerapan Aplikasi BLU Integrated Online Sistem / BIOS)
100 93 100 0.96
3 Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis 80 69.99 85 0.92
4 Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (RS Jiwa, RS Kusta, RS Ketergantungan Obat, RS Penyakit Infeksi dan RS Stroke)
45 46.94 50 1,01
5 Penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) Terintegrasi
100 86 100 0.92
Nilai IKT 0,96
132
b. Realisasi IKI Tahun 2019
Capaian Semester I tahun 2019
HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL2 3 4 5 6 7 8=(5x7) 9 10 11=(5x10) 12 13 14=(5x13) 15 16 17=(5x16) 18 19 20=(5x19) 21 22 23=(5x22)
1 Kepatuhan terhadap clinical pathway 5 CP 0,05 100 100 5 100 100 5 100 100 5 100 100 5 100 100 5 100 100 5
2Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional
(Fornas)≥80% 0,05 96.76 100 5 96.47 100 5 96.61 100 5 96.98 100 5 97.34 100 5 97.53 100 5
3 Prosentase Kejadian pasien jatuh ≤ 3% 0,05 0 100 5 0 100 5 0 100 5 0 100 5 0.08 100 5 0 100 5
4 Cuci Tangan(Hand Hygiene) 100% 0,04
Ada Kebi jakan, Ada
SOP dan Di laksanakan
sesuai dengan SOP
Dan Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada
SOP dan
Di laksanakan sesuai
dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada
SOP dan
Di laksanakan
sesuai dengan SOP
Dan Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada
SOP dan
Di laksanakan sesuai
dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada
SOP dan
Di laksanakan sesuai
dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada
SOP dan
Di laksanakan
sesuai dengan SOP
Dan Dievaluas i
100 4
5 Kecepatan Respon Terhadap Komplain (KRK) >75% 0,08 100 100 8 100 100 8 100 100 8 100 100 8 100 100 8 100 100 8
6 Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ) ≤ 60 mnt 0,05 59 mnt 100 5 55 100 5 62 75 3,75 69 75 3,75 65 75 3,75 49 100 5
7 Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi (WTPR)≤ 3 Jam/
180 menit0,05 1 Jam 35 Menit 100 5 1 Jam 18 Menit 100 5 1 Jam Menit 100 5 26 Jam Menit 0 0 2 Jam Menit 100 5 1 Jam 5 Menit 100 5
8 Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi (WTOJ) ≤ 30 mnt 0,05 21 100 5 21 mnt 100 5 18 100 5 16 mnt 100 5 18 mnt 100 5 29 100 5
9Pengembalian Rekam Medik Lengkap dlm waktu 24
jam (PRM)> 80 0,02 99.80 100 2 99.30 100 2 99.20 100 2 99.30 100 2 99.20 100 2 99.4 100 2
10
Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (RS Jiwa, RS
Kusta, RS Ketergantungan Obat, RS Penyakit Infeksi
dan RS Stroke)
> 45 0,1 38,41 70 7
11
Cedera/trauma fisik akibat fiksasi (CAF) di Unit
Pelayanan Intensif Psikiatri (Psychiatric Intensive
Care Unit)/UPIP
≤ 1,5 % 0,05 0 100 5 1 100 5 0 100 5 0 100 5 0 100 5 0 100 5
12Penerapan keselamatan Electro Convulsive Teraphy
(ECT)100% 0,07
Ada SOP, sesuai
indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7
Ada SOP, sesuai
indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7
Ada SOP, sesuai
indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7
Ada SOP, sesuai
indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7
Ada SOP, sesuai
indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7
Ada SOP, sesuai
indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7
13 Infeksi aliran darah perifer (phlebitis) ≤ 5% 0,05 0.39 75 3,75 0.43 100 5 0 100 5 0 100 5 0.79 100 5 2.4 100 5
14Tidak adanya pasien yang dilakukan fiksasi setelah
masa rawat 24 jam di UPIP≥ 95% 0,07 93.11 75 5,25 94.44 75 5,25 91.67 75 5,25 90.91 75 5,25 92.0 75 5,25 91.72 75 5,25
15Tidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat
inap psikiatri≥90% 0,07 100 100 7 100 100 7 100 100 7 0 0 0 100 100 7 100 100 7
16 Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (WTPL) ≤ 2 jam 0,05 0 Jam 27 Menit 100 5 0 Jam 32 Menit 100 5 0 Jam 40 Menit 100 5 0 Jam 32 Menit 100 5 0 Jam 45 Menit 100 5 0 Jam 41 Menit 100 5
17 Emergency Psychiatric Response Time (EPRT) ≤ 240 menit 0,02 102 100 2 118 100 2 102 100 2 101 mnt 100 2 106 mnt 100 2 116 100 2
18 Ketepatan Identifikasi Pasien 100% 0,08 100 100 8 100 100 8 100 100 8 100 100 8 100 100 8 100 100 8
87 88,25 87 75 87 95,25
1.75 1.75 1.75 1.5 1.75 2
Jumlah TS
Nilai IKI
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNINo Judul Indikator Standart Bobot
133
Capaian Semester II tahun 2019
HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL HAPER SKOR TOTAL2 3 4 5 24 25 26=(5x26) 26 27 28=(5x28) 29 30 31=(5x31) 32 33 34=(5x34) 35 36 37=(5x37) 38 39 40=(5x40)
1 Kepatuhan terhadap clinical pathway 5 CP 0,05 100 100 5 100 100 5 100 100 5 81,65 100 5 86,26 100 5 82,55 100 5
2Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional
(Fornas)≥80% 0,05 97,36 100 5 97,35 100 5 96,70 100 5 97,26 100 5 96,63 100 5 96,75 100 5
3 Prosentase Kejadian pasien jatuh ≤ 3% 0,05 0 100 5 0 100 5 0 100 5 0 100 5 0 100 5 0 100 5
4 Cuci Tangan(Hand Hygiene) 100% 0,04
Ada Kebi jakan, Ada SOP
dan Di laksanakan
sesuai dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada SOP
dan Di laksanakan
sesuai dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada SOP
dan Di laksanakan sesuai
dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada SOP
dan Di laksanakan sesuai
dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada SOP
dan Di laksanakan sesuai
dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
Ada Kebi jakan, Ada SOP
dan Di laksanakan
sesuai dengan SOP Dan
Dievaluas i
100 4
5 Kecepatan Respon Terhadap Komplain (KRK) >75% 0,08 100 100 8 100 100 8 100 100 8 100% 100 8 100% 100 8 100% 100 8
6 Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ) ≤ 60 mnt 0,05 00:55:00 100 5 00:49:00 100 5 00:50:00 100 5 59 menit 100 5 55 menit 100 5 54 menit 100 5
7 Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi (WTPR)≤ 3 Jam/
180 menit0,05 63 menit 100 5 01:43:00 100 5 01:23:00 100 5 1 jam 12 menit 100 5 1 jam 51 menit 100 5 1 jam 30 menit 100 5
8 Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi (WTOJ) ≤ 30 mnt 0,05 00:27:50 100 5 00:29:49 100 5 00:27:36 100 5 36 menit 27 detik 75 3,75 30 menit 26 detik 75 3,75 27 menit 54 detik 100 5
9Pengembalian Rekam Medik Lengkap dlm waktu 24
jam (PRM)> 80 0,02 99,2 100 2 94,8 100 2 99,3 100 2 99,30% 100 2 98,90% 100 2 97,40% 100 2
10
Rasio PNBP Terhadap Biaya Operasional (RS Jiwa, RS
Kusta, RS Ketergantungan Obat, RS Penyakit Infeksi
dan RS Stroke)
> 45 0,1 0 0 0 0 0 46,94% 100 10
11
Cedera/trauma fisik akibat fiksasi (CAF) di Unit
Pelayanan Intensif Psikiatri (Psychiatric Intensive
Care Unit)/UPIP
≤ 1,5 % 0,05 0 100 5 1,2% 100 5 0 100 5 0 100 5 0 100 5 0 100 5
12Penerapan keselamatan Electro Convulsive Teraphy
(ECT)100% 0,07
Ada SOP, sesuai
indikas i , di laksanakan
oleh tenaga kompeten
100 7Ada SOP, sesuai
indikas i , di laksanakan
oleh tenaga kompeten
100 7Ada SOP, sesuai indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7Ada SOP, sesuai indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7Ada SOP, sesuai indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7Ada SOP, sesuai indikas i ,
di laksanakan oleh
tenaga kompeten
100 7
13 Infeksi aliran darah perifer (phlebitis) ≤ 5% 0,05 0 100 5 0,78 100 5 0,56 100 5 0,78% 100 5 1,44% 100 5 0,46 100 5
14Tidak adanya pasien yang dilakukan fiksasi setelah
masa rawat 24 jam di UPIP≥ 95% 0,07 91,36 75 5,25 91,4 75 5,25 94,14 75 5,25 91,40% 75 5,25 92,54% 100 7 96,07% 100 7
15Tidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat
inap psikiatri≥90% 0,07 100 100 7 100 100 7 100 100 7 0 100 7 100% 100 7 0 100 7
16 Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (WTPL) ≤ 2 jam 0,05 00:42:00 100 5 00:43:00 100 5 00:41:00 100 5 56 menit 100 5 52 menit 100 5 47 menit 10 detik 100 5
17 Emergency Psychiatric Response Time (EPRT) ≤ 240 menit 0,02 01:55:37 100 2 01:34:36 100 2 01:56:04 100 2 01:42:29 100 2 01:37:15 100 2 01:40:42 100 2
18 Ketepatan Identifikasi Pasien 100% 0,08 100 100 8 100 100 8 100 100 8 100% 100 8 100% 100 8 100 100 8
88,25 88,25 88,25 87 88,75 100
1.75 1.75 2 1,625 1,5 2
Jumlah TS
Nilai IKI
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBERJULINo Judul Indikator Standart Bobot
134
Capaian Indikator Mutu Unit Kerja Semester I tahun 2019
NO UNIT KERJA
INDIKATOR TARGET JAN FEB MAR APR MEI JUN
DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN
1 Seksi Pelayanan Penunjang Medik
1 Koordinasi Pemenuhan Permintaan Barang Mendesak
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Seksi Pelayanan Medik 2 Kepatuhan jam Visite Dokter Spesialis
80% 26,17% 51,60% 62,85% 56,69% 74,56% 66,24%
3
Bed Occupancy Rate (BOR)
70%-80%
67,33% 69,47% 66,59% 72,26% 70,66% 67,27%
4 Length of Stay (LOS) < 42 hari 39 38 33 32 31 32
Kegagalan Dropping, Rolling Penderita < 5%
< 5% 0 0 0 0 0 0
5
Koordinasi Pelaksanaan Rolling, Dropping dan Follow-up Pasien
≥90% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6
Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Pelayanan Medik Tepat Waktu
100% 64% 64% 73% 82% 64% 27%
3 Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan
7
Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Lingkup Rawat Jalan Tepat Waktu
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4 Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
8 Monitoring Supervisi Keperawatan Sesuai Rencana
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
9
Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Lingkup Rawat Inap Tepat Waktu
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Instalasi Rawat Jalan 10 Waktu Tunggu di Rawat Jalan
≤ 60 menit
60 menit 55
menit 62 menit 69 menit 66 menit 49 menit
11
Ketaatan Kontrol di Rawat Jalan
≥ 80 % 99,62% 98,17% 99,18% 97,61% 99,30% 99,84%
12
Penerapan Edukasi Khusus Keperawatan di Klinik Kesehatan Jiwa
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
13
Kejadian Drop-Out Pasien Terhadap Paket Pelayanan di Klinik Autis yang Direncanakan
≤ 50 % 0% 8% 0% 0% 0% 0%
14
Keberhasilan Penambalan Gigi
≥ 95 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
15
Keberhasilan Pencabutan Gigi
≥ 95 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
16
Penyelesaian Hasil Pemeriksaan Psikologi Individual ≤3 Hari
≥ 90 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
17
Penyelesaian Hasil Pemeriksaan Psikologi Klasikal ≤ 7 Hari
≥ 90 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Instalasi Gawat Darurat 18 Kematian Pasien ≤ 8 Jam di Ruang Gawat Darurat
< 2‰ 0% 0% 0% 0% 0% 0%
19
Emergency Psychiatric Response Time (EPRT)
≤240 menit
102 menit
118 menit
102 menit 101 menit 106 menit 116 menit
20
Respon Time Layanan Gawat Darurat <5 menit
100% 1'21'' 1'14'' 1'07'' 1'04'' 1'03'' 1'05''
7 Instalasi Rawat Inap 21 Kejadian Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
≤ 5 % 0,09% 0% 0,16% 0.31% 0.64% 0.38%
22 Kejadian Pasien Lari 0 0% 0,09% 0% 0.00% 0.16% 0.00%
23 Nett Death Rate (NDR) ≤ 24‰ 0,00‰ 7,50‰ 7,06‰ 2,19‰ 6,70‰ 3,05‰
24
Tidak Adanya Kejadian Bunuh Diri di Rawat Inap Psikiatri
0 0 0 0 0 0 0
25 Kejadian Reaksi Transfusi 0,01% 0% 0% 0% 0.00% 0.00% 0.00%
135
26 Edukasi Risiko Medis pada Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
27
Re-Asesmen Pasien Risiko Bunuh Diri
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
28
Re-Asesmen Risiko Jatuh pada Pasien Rawat Inap
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
29
Kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer (Phlebitis)
≤ 5‰ 0,39‰ 0,43‰ 0‰ 0‰ 7,9‰ 24‰
8 Ruang Perawatan Intensif Psikiatri
30 Pasien Masuk Kondisi Sub-Akut dalam waktu ≤ 10 Hari
≥ 85 % 76,95% 94,14% 89,88% 95.04% 90.86% 83,12%
31
Kejadian Cedera/Trauma Fisik Akibat Tindakan Fiksasi
≤ 1,5 % 0 0 0,37 0 0 0
9 Instalasi Rehabilitasi Napza
32 Keberhasilan Pasien Mengikuti Program Rehabilitasi Napza 3 Bulan
≥ 50 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
33 Detoksifikasi Napza ≥ 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
10 Instalasi Farmasi 34 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
≥ 90% 96,76% 96,37% 96,61% 96,98% 97,34% 97,53%
35
Waktu Tunggu pelayanan Resep Obat Jadi
≤30 menit
21,64 21,64 18,45 16,83 18,68 29,7
36
Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan
≤ 60 menit
27,53 25,44 31,68 28,17 32,1 44,61
37
Ketepatan Pelayanan Farmasi (Tidak ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
38
Tidak Ada Obat dan Perbekalan Farmasi yang Kadaluwarsa di Tempat Pelayanan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
39
Ketepatan Penyimpanan Sediaan Farmasi
100% 96,55% 72,24% 70,94% 75,78% 90,32% 93,42%
40
Ketersediaan Formularium dan Update Paling Lama 3 Tahun
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
11 Instalasi Rekam Medik 41 Tidak ada dokumen rekam medik yang hilang
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
42
Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan
>90% 97,30% 97,20% 96,80% 96,80% 98,10% 99,40%
12 Instalasi Bedah 43 Kematian di Meja Operasi ≤1% 0 0 0 0 0 0
44
Pelaksanaan Surgical Safety Check List
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
45
Pelaksanaan Asesmen Awal Pra Bedah
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
46
Penerapan Keselamatan Operasi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
47
Waktu Tunggu Operasi Elektif < 2 hari
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
48
Pemantauan Ketidaksesuaian Diagnosis Pre dan Post Anestesi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
49
Evaluasi Ulang jika Terjadi Konversi Tindakan dari Anestesi Lokal/Regional ke General
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
50
Pelaksanaan Monitoring Status Fisiologis selama Anestesi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
51
Pelaksanaan Monitoring Proses Pemulihan Anestesi dan Sedasi Dalam
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
13 Rehabilitasi Medik (Fisioterapi)
52 Tidak adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
53
Waktu Tunggu Layanan Fisioterapi ≤120 Menit
≥ 90% 62,40% 75,50% 91,50% 70,41% 100% 96,60%
54
Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Medik yang Direncanakan
≤ 50 % 49,30% 43,70% 48,60% 38,60% 43,10% 37,70%
136
14
Instalasi Rehabilitasi (Mental)
55 Waktu Tunggu Pelaksanaan Seleksi < 2 hari
≥ 85 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
56
Angka Keberhasilan Rehabilitan Sesudah Menjalani Satu Paket Layanan
≥ 65 % 72,92% 82,02% 70,18% 82,86% 84,13% 77,50%
15 Unit Elektromedik 57 Penerapan Keselamatan Electro Convulsive Therapy (ECT)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
58
Waktu Tunggu Sebelum ECT
≤ 2 hari 1 1 1 1 1 1
16 Unit Radiologi 59 Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi ≤ 3 Jam
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
60
Angka Kegagalan Hasil Radiologi
Skor 2
100% 100% 100% 100% 100%
61
Tidak Ada Kejadian Kesalahan Pemberian Label pada Film Rontgen
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
17 Unit Laboratorium 62 Tidak adanya Kejadian Tertukar Spesimen Pemeriksaan Laboratorium
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
63
Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
64
Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan Laboratorium
≤ 120 menit
26,7 31,4 40,3 32,3 45 41
65
Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
18 Instalasi Gizi 66 Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien
≥ 90 % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
67 Ketepatan Pemberian Diet 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
68 Kepuasan Pelanggan ≥ 80%
62,05%
67,70%
19 Instalasi PKRS 69 Pelaksanaan Penyuluhan di Luar Rumah Sakit
100% 11,11% 5,56% 22,22% 11,11% 11,11% 72,22%
70
Layanan Penyuluhan Kesehatan di Rumah Sakit
≥ 90 % 75% 80% 110% 110% 105% 50%
20 Instalasi Psikogeriatri 71
Lama Rawat Inap Pasien Psikogeriatri dengan Komorbiditas Penyakit Fisik ≤ 6 Minggu
≥ 80% 84,08% 98,91% 100% 100% 100% 100%
72
Peningkatan Status Fungsional Pasien rawat Inap Psikogeriatri
≥ 80% 98,81% 122% 98,85% 100% 100% 88,89%
73
Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Rawat Inap Psikogeriatri
≥ 80% 95,38% 100% 98,41% 100% 100% 86,62%
74
Waktu Tunggu Layanan Day Care Psikogeriatri
≤ 60 menit
49,79% 70,41% 67,29% 54,38% 53,80% 89,30%
DIREKTORAT SDM DAN PENDIDIKAN
1 Bagian SDM 75 Ketepatan Waktu Pengusulan Kenaikan Pangkat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
76
Ketepatan Waktu Penerbitan Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
77
Ketepatan Waktu Pengusulan Surat Keputusan Pensiun
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
78
Kelengkapan Pengisian Jabatan
>90 % 96%
79
Ketepatan Waktu Penyetoran Data Indikator Kinerja Individu (IKI) Pegawai
100% 100% 100%
80
Kinerja Pegawai Yang Baik, Sangat Baik dan Excellent
≥ 95 % 99% 99% 99% 98% 98% 98%
81
Program Pemberian Penghargaan dan Konsekuensi
100% 50%
137
82 Kepuasan Karyawan terhadap Organisasi
≥ 80% 86,72%
2 Bagian Diklit 83 Terlaksananya Evaluasi Pasca Pelatihan Medis
100% 0% 0% 92% 100% 100% 100%
84
Terlaksananya Evaluasi Pasca Pelatihan Keperawatan dan Non Medis
100% 0% 0% 90% 100% 100% 90%
85
Supervisi Pendidikan dari Institusi Pasangan Pendidikan Kedokteran
≥ 20% dari
semua institusi
0% 0% 0% 0% 17% 17%
86
Supervisi Pendidikan dari Institusi Pasangan Pendidikan Keperawatan dan Non Medis
≥ 80% dari
semua institusi
85% 87% 92% 94% 100% 83%
87
Jumlah Penelitian yang Dipublikasikan
2/tahun 0 0 0 0 0 0
88
Kepuasan Pelanggan/Peserta Didik
≥ 80% 80,50% 86% 82% 82% 83% 79,61%
3 Instalasi Diklat 89 Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Internal
100% - - 100% 100% 100% 100%
90
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan yang Sudah Direncanakan
100% Tidak masuk imut 2020
DIREKTORAT KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UMUM
1 Bagian Keuangan 91 Rasio Pendapatan PNBP Terhadap Biaya Operasional/PB (POBO)
35-40 % 38,40%
92
Kepatuhan Pengelolaan Laporan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Definitif
Skor = 2 2 2 2 2 2 2
93
Kepatuhan Pengelolaan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Skor = 2 0,66
94
Kepatuhan Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU
Skor = 2 0,4 0,4
95
Kecepatan Pemberian Informasi Tagihan Pasien Rawat Inap
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
96
Kebenaran Laporan Harian Kasir
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
97
Ketepatan Waktu Penyelesaian Laporan Penerimaan RS
100% 100% 100%
98
Ketepatan Waktu Laporan Piutang Penderita
100% 100% 100%
99 Perencanaan Strategis RS 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100
Ketepatan Waktu Penyusunan RKA-KL
Tepat waktu
TW TW TW TW TW TW
101
Ketepatan Waktu Penyusunan RPK / Anggaran
Skor = 2 2 2 2 2 2 2
102
Ketepatan Penyerapan Dana Rupiah Murni Sesuai dengan Perencanaan
≥ 90% 14,21 37,11
2 Bagian Administrasi Umum 103 Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Tingkat Manajemen
100% 70% 75% 70% 80% 70% 70%
104
Proses Penyelesaian Surat Penting
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
105
Pengelolaan Laporan Rumah Sakit
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
106
Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja
100% 100%
107 Ketersediaan Linen
2,5 -3 per TT
100% 100% 100% 100% 100% 100%
138
108
Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang ATK
100% 88,36% 90,91% 95,69% 96,14% 98,64% 96,84%
109
Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Tekstil
100% 90,66% 96,35% 100% 100% 100% 100%
110
Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Rumah Tangga
100% 92,50% 91,62% 98,88% 100% 100% 100%
111
Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Makanan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
112
Ketepatan Pengelolaan dan Penatalaksanaan Barang Milik Negara
100% 100% 100%
113
Ketepatan Waktu Pengumpulan Laporan dari Unit Kerja
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Sub Bagian Hukormas 114 Pendampingan Masalah Hukum
100% 100% 100% 0% 100% 100% 100%
115
Kecepatan Respon Terhadap Komplain
≥ 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
116
Prosentase Komplain yang ditindaklanjuti
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
117
Laporan Hasil Analisis Survei Kepuasan Pelanggan
80 (Indeks
Nilai IKM)
82,58 81,49 84,15 86,52 86,41 84,66
4 Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
118 Ketepatan Waktu Perbaikan Perangkat Komputer
≥ 90% 100% 98% 100% 98% 100% 100%
119
Ketepatan Waktu Perbaikan Jaringan Komputer / Network
≥ 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
120 Ketepatan Waktu Perbaikan Kerusakan Alat
≥ 80 % 97,1% 97% 98,7% 98,6% 98,3% 98,2%
121
Ketepatan Waktu Pelayanan Pemeliharaan Alat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Instalasi Kesehatan Lingkungan
122 Hasil Pemeriksaan Air Limbah Sesuai Baku Mutu yang Ditetapkan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
123
Pengelolaan Limbah Padat sesuai Permenkes 1204 th 2004
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
124
Capaian Tingkat Rumah Sakit Berseri
≥ 7500. 9561 9574
7 Instalasi Binatu/Laundry 125
Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Bersih Untuk Ruang Rawat Inap dan Ruang Pelayanan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
126
Ketepatan Pengelolaan Linen Infeksius
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
KOMITE, PANITIA DAN SPI
1 Komite Medik 127 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
Skor =100
100 100 100 100 100 100
128
Pelaksanaan Audit Medis Dua Kali dalam Setahun
100% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
129
Penanganan Komplain Etik dan Disiplin Profesi Medis
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
130
Terlaksananya Kredensial dan Rekredensial bagi Semua Dokter
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Komite K3RS 131 Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja
0 1 1
139
132 Simulasi Kesiapsiagaan Bencana di Setiap Unit Kerja
100% 100%
3 Komite Etik dan Hukum 133 Penanganan Masalah Etik dan Hukum Rumah Sakit
100% 100% 100%
134
Penanganan Masalah Etik dan Hukum Kedokteran
100% 100% 100%
135
Penanganan Masalah Etik dan Hukum Keperawatan
100% 100% 100%
4 Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
136 Tersedianya Anggota Tim PPI yang Terlatih
≥75% 100% 100%
5 Komite Keperawatan 137 Terlaksananya Kredensial/Re-Kredensial Bagi Semua Perawat
100% 100%
138
Penerapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Sesuai dengan Standar Keperawatan
≥ 90%
139
Terlaksananya kredensial dan Rekredensial bagi perawat baru dan pindahan
95% - - 100% - - 100%
140
Terlaksananya kredensial dan Rekredensial bagi perawat yang telah habis masa berlaku RKK nya
95% - - - - - 86,49%
141
Implementasi audit asuhan keperawatan di ruang rawat jalan dan rawat inap setiap 6 bulan sekali
100% - - - - - 100%
142
Penanganan pelanggaran masalah etik keperawatan dapat diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Satuan Pemeriksa Internal 143
Terlaksananya Kegiatan Audit sesuai Rencana Program Kegiatan Pengawasan Tahunan (PKPT)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
144
Terlaksananya Kegiatan Pemantauan Penyelesaian Rekomendasi Audit Internal dan Rekomendasi Eksternal sesuai PKPT
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
145 Verifikasi Penyelesaian Laporan Ketidaksesuaian
100%
8 Unit Layanan Pengadaan (ULP)
146 Kelengkapan Dokumen 100%
100%
100%
147 Kejadian Lelang Gagal ≤ 40% 0% 0%
9 Panitia Penerima Barang/Jasa
148 Kelengkapan Dokumen Penerimaan Barang/Jasa
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
149
Hasil Pemeriksaan dan Penerimaan Barang/Jasa Sesuai Kontrak
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Capaian Indikator Mutu Unit Kerja Semester II tahun 2019
NO UNIT KERJA
INDIKATOR TARGET JUL AGT SEP OKT NOP DES Rata2
DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN
1 Seksi Pelayanan Penunjang Medik
1
Koordinasi Pemenuhan Permintaan Barang Mendesak
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Seksi Pelayanan Medik 2 Kepatuhan jam Visite Dokter Spesialis
80% 74,61% 72,01% 71,27% 69,77% 67,69% 66,37% 69,99%
3
Bed Occupancy Rate (BOR)
70%-80%
67,21% 65,47% 66,06% 67,29% 71,48% 72,82% 68,64%
4 Length of Stay (LOS) < 42 hari 43,59 29,61 30,24 37,09 31,32 33,55 34,94
140
Kegagalan Dropping, Rolling Penderita < 5%
< 5% 0 0 0 0 0 0 0%
5
Koordinasi Pelaksanaan Rolling, Dropping dan Follow-up Pasien
≥90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6
Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Pelayanan Medik Tepat Waktu
100% 64% 73% 64% 90% 82% 90% 78%
3 Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan
7
Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Lingkup Rawat Jalan Tepat Waktu
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4 Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
8 Monitoring Supervisi Keperawatan Sesuai Rencana
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
9
Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Unit Kerja di Lingkup Rawat Inap Tepat Waktu
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Instalasi Rawat Jalan 10 Waktu Tunggu di Rawat Jalan
≤ 60 menit
55 menit
49 menit
50 menit 59
menit 55 menit
54 menit
57 menit
11
Ketaatan Kontrol di Rawat Jalan
≥ 80 % 99,84% 99,39% 99,34% 99,51% 99,29% 99,29% 99%
12
Penerapan Edukasi Khusus Keperawatan di Klinik Kesehatan Jiwa
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 108%
13
Kejadian Drop-Out Pasien Terhadap Paket Pelayanan di Klinik Autis yang Direncanakan
≤ 50 % 8% 0% 0% 0% 0% 5% 2%
14
Keberhasilan Penambalan Gigi
≥ 95 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
15
Keberhasilan Pencabutan Gigi
≥ 95 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
16
Penyelesaian Hasil Pemeriksaan Psikologi Individual ≤3 Hari
≥ 90 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
17
Penyelesaian Hasil Pemeriksaan Psikologi Klasikal ≤ 7 Hari
≥ 90 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Instalasi Gawat Darurat 18 Kematian Pasien ≤ 8 Jam di Ruang Gawat Darurat
< 2‰ 0,004% 0,002% 0% 0% 0% 0,0024% 0,00070%
19
Emergency Psychiatric Response Time (EPRT)
≤240 menit
115 menit
94 menit 116 menit 102
menit 97 menit
100 menit 42
dtk
20
Respon Time Layanan Gawat Darurat <5 menit
100% 1'07'' 1'03'' 1''24 1'52'' 1'14'' 1'15'' 1'12''
7 Instalasi Rawat Inap 21 Kejadian Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
≤ 5 % 0,32% 0,16% 0,16% 0,16% 0,48% 0,66% 0,18%
22 Kejadian Pasien Lari 0 0,33% 0% 0% 0% 5% 0,08% 0,48%
23
Nett Death Rate (NDR)
≤ 24‰ 1,99‰ 2,24‰ 2,22‰ 2,04‰ 2,39‰ 0,87‰ 3,187‰
24
Tidak Adanya Kejadian Bunuh Diri di Rawat Inap Psikiatri
0 0 0 0 0 0 0 0
25
Kejadian Reaksi Transfusi
0,01% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
26
Edukasi Risiko Medis pada Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 108%
27
Re-Asesmen Pasien Risiko Bunuh Diri
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 108%
28
Re-Asesmen Risiko Jatuh pada Pasien Rawat Inap
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 108%
29
Kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer (Phlebitis)
≤ 5‰ 0‰ 7,8‰ 7,8‰ 7,8‰ 14,4‰ 3,07‰ 6,13‰
8 Ruang Perawatan Intensif Psikiatri
30 Pasien Masuk Kondisi Sub-Akut dalam waktu ≤ 10 Hari
≥ 85 % 93.21% 98,66% 98,66% 98,66% 65,10% 94,89% 88,90%
31
Kejadian Cedera/Trauma Fisik Akibat Tindakan Fiksasi
≤ 1,5 % 0 1,2 1,2 1,2 0 0 0,33
141
9 Instalasi Rehabilitasi Napza 32
Keberhasilan Pasien Mengikuti Program Rehabilitasi Napza 3 Bulan
≥ 50 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
33 Detoksifikasi Napza ≥ 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
10 Instalasi Farmasi 34 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
≥ 90% 97,36% 97,35% 96,70% 97,26% 96,63% 96,75% 97%
35
Waktu Tunggu pelayanan Resep Obat Jadi
≤30 menit
27,5 29,49 27,36 36,27 30,26 27,54 25,45
36
Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan
≤ 60 menit
39,42 44,34 37,44 50,53 48,19 42,46 37,66
37
Ketepatan Pelayanan Farmasi (Tidak ada Kejadian Kesalahan Pemberian Obat)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 108%
38
Tidak Ada Obat dan Perbekalan Farmasi yang Kadaluwarsa di Tempat Pelayanan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 108%
39
Ketepatan Penyimpanan Sediaan Farmasi
100% 100,00% 85,37% 89,17% 91,50% 89,17% 88,61% 95%
40
Ketersediaan Formularium dan Update Paling Lama 3 Tahun
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 108%
11 Instalasi Rekam Medik 41 Tidak ada dokumen rekam medik yang hilang
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
42
Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam Selesai Pelayanan
>90% 99,00% 99,40% 99,00% 98,90% 97,40% 99,10% 98,20%
12 Instalasi Bedah 43 Kematian di Meja Operasi
≤1% 0 0 0 0 0 0 0
44
Pelaksanaan Surgical Safety Check List
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
45
Pelaksanaan Asesmen Awal Pra Bedah
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
46
Penerapan Keselamatan Operasi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
47
Waktu Tunggu Operasi Elektif < 2 hari
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
48
Pemantauan Ketidaksesuaian Diagnosis Pre dan Post Anestesi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
49
Evaluasi Ulang jika Terjadi Konversi Tindakan dari Anestesi Lokal/Regional ke General
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
50
Pelaksanaan Monitoring Status Fisiologis selama Anestesi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
51
Pelaksanaan Monitoring Proses Pemulihan Anestesi dan Sedasi Dalam
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
13 Rehabilitasi Medik (Fisioterapi)
52
Tidak adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
53
Waktu Tunggu Layanan Fisioterapi ≤120 Menit
≥ 90% 96,60% 51,30% 34,10% 26,00% 18,90% 18,90% 70,44%
54
Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Medik yang Direncanakan
≤ 50 % 37,70% 40,40% 43,00% 41,80% 44,30% 44,30% 43,50%
14 Instalasi Rehabilitasi (Mental)
55 Waktu Tunggu Pelaksanaan Seleksi < 2 hari
≥ 85 % 100% 94% 100% 100% 100% 100% 100%
56
Angka Keberhasilan Rehabilitan Sesudah Menjalani Satu Paket Layanan
≥ 65 % 63,64% 77,08% 80,00% 84,51% 86,67% 80,33% 78,49%
15 Unit Elektromedik 57
Penerapan Keselamatan Electro Convulsive Therapy (ECT)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
58
Waktu Tunggu Sebelum ECT
≤ 2 hari 1 1 1 1 1 1 1
16 Unit Radiologi 59 Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi ≤ 3 Jam
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
60
Angka Kegagalan Hasil Radiologi
Skor 2 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
142
61
Tidak Ada Kejadian Kesalahan Pemberian Label pada Film Rontgen
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
17 Unit Laboratorium 62
Tidak adanya Kejadian Tertukar Spesimen Pemeriksaan Laboratorium
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
63
Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
64
Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan Laboratorium
≤ 120 menit
45,48 menit
46,22 menit
43 menit 54,80 menit
52 menit 47,10 menit
36,1
65
Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal
100% 100% 100% 100% 100% 100% 87% 100%
18 Instalasi Gizi 66 Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Kepada Pasien
≥ 90 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
67
Ketepatan Pemberian Diet
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
68 Kepuasan Pelanggan ≥ 80% 0% 81% 82% 85,12% 85,46% 85,70% 64,88%
19 Instalasi PKRS 69 Pelaksanaan Penyuluhan di Luar Rumah Sakit
100% 83% 211% 217% 244% 256% 272% 118,03%
70
Layanan Penyuluhan Kesehatan di Rumah Sakit
≥ 90 % 110% 100% 80% 115% 80% 105% 93%
20 Instalasi Psikogeriatri 71
Lama Rawat Inap Pasien Psikogeriatri dengan Komorbiditas Penyakit Fisik ≤ 6 Minggu
≥ 80% 100% 91,60% 93% 99% 100% 100% 97,22%
72
Peningkatan Status Fungsional Pasien rawat Inap Psikogeriatri
≥ 80% 100% 100% 91,67% 99,09% 100% 100% 101,46%
73
Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Rawat Inap Psikogeriatri
≥ 80% 100% 100% 97,62% 99,09% 100% 100% 97,20%
74
Waktu Tunggu Layanan Day Care Psikogeriatri
≤ 60 menit
50,97% 58,57% 44,49% 51,23% 33,06% 41,44% 55,39%
DIREKTORAT SDM DAN PENDIDIKAN
1 Bagian SDM 75 Ketepatan Waktu Pengusulan Kenaikan Pangkat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
76
Ketepatan Waktu Penerbitan Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
77
Ketepatan Waktu Pengusulan Surat Keputusan Pensiun
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
78
Kelengkapan Pengisian Jabatan
>90 % 98% 97%
79
Ketepatan Waktu Penyetoran Data Indikator Kinerja Individu (IKI) Pegawai
100% 100% 100% 100%
80
Kinerja Pegawai Yang Baik, Sangat Baik dan Excellent
≥ 95 % 98% 97% 97% 97% 97% 97% 98%
81
Program Pemberian Penghargaan dan Konsekuensi
100% 50% 50%
82
Kepuasan Karyawan terhadap Organisasi
≥ 80% 89,45% 88,09%
2 Bagian Diklit 83 Terlaksananya Evaluasi Pasca Pelatihan Medis
100% 100% 96% 100% 0% 100% 0% 79%
84
Terlaksananya Evaluasi Pasca Pelatihan Keperawatan dan Non Medis
100% 81% 99% 95% 95% 100% 0% 85%
85
Supervisi Pendidikan dari Institusi Pasangan Pendidikan Kedokteran
≥ 20% dari
semua institusi
50% 50% 50% 50% 66,70% 66,70% 31%
86
Supervisi Pendidikan dari Institusi Pasangan Pendidikan Keperawatan dan Non Medis
≥ 80% dari
semua institusi
100% 100% 92% 83% 100% 100% 93%
143
87 Jumlah Penelitian yang Dipublikasikan
2/tahun 0 0 1 5 5 5 5
88
Kepuasan Pelanggan/Peserta Didik
≥ 80% 79% 90% 85,33% 86% 87,11% 86,31% 83,91%
3 Instalasi Diklat 89 Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Internal
100% 100% - 100% 100% 100% 100% 100%
90
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan yang Sudah Direncanakan
100%
tidak masuk imut 2020
tidak masuk imut
2020
DIREKTORAT KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UMUM
1 Bagian Keuangan
91 Rasio Pendapatan PNBP Terhadap Biaya Operasional/PB (POBO)
35-40 % 42,71% 42,71%
92 Kepatuhan Pengelolaan Laporan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Definitif
Skor = 2 2 2 2 2 2 2 skor 2
93 Kepatuhan Pengelolaan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Skor = 2 0,67 + 0,67 skor 2
94 Kepatuhan Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU
Skor = 2 0,4 0,8 skor 2
95 Kecepatan Pemberian Informasi Tagihan Pasien Rawat Inap
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
96 Kebenaran Laporan Harian Kasir 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
97 Ketepatan Waktu Penyelesaian Laporan Penerimaan RS
100% 100% 100% 100%
98 Ketepatan Waktu Laporan Piutang Penderita
100% 100% 100% 100%
99 Perencanaan Strategis RS 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100 Ketepatan Waktu Penyusunan RKA-KL Tepat
waktu TW TW TW TW TW TW TW
101 Ketepatan Waktu Penyusunan RPK / Anggaran
Skor = 2 2 2 2 2 2 2 2
102 Ketepatan Penyerapan Dana Rupiah Murni Sesuai dengan Perencanaan
≥ 90% 61,32 % 90,86% 90,86%
2 Bagian Administrasi Umum
103 Tindak Lanjut Penyelesaian Hasil Pertemuan Tingkat Manajemen
100% 94% 92% 90% 92% 90% 86% 82%
104 Proses Penyelesaian Surat Penting 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
105 Pengelolaan Laporan Rumah Sakit 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
106 Kelengkapan Laporan Akuntabilitas Kinerja 100% proses pengumpulan kelengkapan lak
belum ada data
107 Ketersediaan Linen 2,5 -3 per TT
100% 100% 100% 100% 100% 100% belum ada
data
108 Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang ATK
100% 99,16% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 97,36%
109 Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Tekstil
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 97,84%
110 Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang
100% 99,80% 99,77% 100% 100% 100% 100% 97,17%
144
Persediaan di Gudang Rumah Tangga
111 Ketepatan Waktu Pelayanan Permintaan Barang Persediaan di Gudang Makanan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
112 Ketepatan Pengelolaan dan Penatalaksanaan Barang Milik Negara
100% 100% 100% 100%
113 Ketepatan Waktu Pengumpulan Laporan dari Unit Kerja
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Sub Bagian Hukormas 114 Pendampingan
Masalah Hukum 100% 100% 0% 100% 100% 0% 100% 77%
115 Kecepatan Respon Terhadap Komplain
≥ 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
116 Prosentase Komplain yang ditindaklanjuti
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
117 Laporan Hasil Analisis Survei Kepuasan Pelanggan
80 (Indeks
Nilai IKM )
84,47 84,43 85,36 86,25 85,53 83,03 84,57
4 Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
118 Ketepatan Waktu Perbaikan Perangkat Komputer
≥ 90% 100% 98% 100% 95% 100% 100% 99%
119 Ketepatan Waktu Perbaikan Jaringan Komputer / Network
≥ 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
120 Ketepatan Waktu Perbaikan Kerusakan Alat ≥ 80 % 98,6% 97,8% 97,7% 96,8% 96,2% 96,4% 97,62%
121 Ketepatan Waktu Pelayanan Pemeliharaan Alat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Instalasi Kesehatan Lingkungan
122 Hasil Pemeriksaan Air Limbah Sesuai Baku Mutu yang Ditetapkan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
123 Pengelolaan Limbah Padat sesuai Permenkes 1204 th 2004
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
124 Capaian Tingkat Rumah Sakit Berseri
≥ 7500. 9375 9487 9499,25
7 Instalasi Binatu/Laundry
125 Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Bersih Untuk Ruang Rawat Inap dan Ruang Pelayanan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
126 Ketepatan Pengelolaan Linen Infeksius
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
KOMITE, PANITIA DAN SPI
1 Komite Medik 127 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway
Skor =100
100 100 100 100 100 100 100
128
Pelaksanaan Audit Medis Dua Kali dalam Setahun
100% 0% 0% 0% 50% 50%
129
Penanganan Komplain Etik dan Disiplin Profesi Medis
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
130
Terlaksananya Kredensial dan Rekredensial bagi Semua Dokter
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Komite K3RS 131 Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja
0 2 3 0,58
132
Simulasi Kesiapsiagaan Bencana di Setiap Unit Kerja
100% 100% tahunan
3 Komite Etik dan Hukum 133 Penanganan Masalah Etik dan Hukum Rumah Sakit
100% 100% 100% 100%
134
Penanganan Masalah Etik dan Hukum Kedokteran
100% 100% 100% 100%
135
Penanganan Masalah Etik dan Hukum Keperawatan
100% 100% 100% 100%
4 Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
136 Tersedianya Anggota Tim PPI yang Terlatih
≥75% 100% 100% 100%
5 Komite Keperawatan 137 Terlaksananya Kredensial/Re-
100%
tidak masuk imut
145
Kredensial Bagi Semua Perawat
tidak masuk imut 2020
2020
138
Penerapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Sesuai dengan Standar Keperawatan
≥ 90%
tidak masuk imut 2020
tidak masuk imut
2020
139
Terlaksananya kredensial dan Rekredensial bagi perawat baru dan pindahan
95% - - 100% - - 100% 100%
140
Terlaksananya kredensial dan Rekredensial bagi perawat yang telah habis masa berlaku RKK nya
95% - - - - - 86,96% 86,73%
141
Implementasi audit asuhan keperawatan di ruang rawat jalan dan rawat inap setiap 6 bulan sekali
100% - - - - - 100% 100%
142
Penanganan pelanggaran masalah etik keperawatan dapat diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Satuan Pemeriksa Internal 143
Terlaksananya Kegiatan Audit sesuai Rencana Program Kegiatan Pengawasan Tahunan (PKPT)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
144
Terlaksananya Kegiatan Pemantauan Penyelesaian Rekomendasi Audit Internal dan Rekomendasi Eksternal sesuai PKPT
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
145 Verifikasi Penyelesaian Laporan Ketidaksesuaian
100% - - - - - - -
8 Unit Layanan Pengadaan (ULP)
146 Kelengkapan Dokumen
100% 100% 100% 100%
147
Kejadian Lelang Gagal
≤ 40% 0% 0% 0%
9 Panitia Penerima Barang/Jasa
148 Kelengkapan Dokumen Penerimaan Barang/Jasa
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
149
Hasil Pemeriksaan dan Penerimaan Barang/Jasa Sesuai Kontrak
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Analisa Capaian Indikator Mutu 2019
ANALISA INDIKATOR MUTU
No Indikator Analisis Penyebab Tindak lanjut
1 Kepatuhan jam visite dokter spesialis Jumlah pasien
dibandingkan dengan
jumlah dokter spesialis
tidak seimbang
Ada 2 Psikiater yang
sedang menjalankan
Pendidikan subspesialisasi
Monitoring dan
evaluasi SPO
2 Bed Occupancy Rate Kebijakan dari BPJS tentang
penentuan area perawatan
Memperbesar kegiatan
promosi untuk
menjaring pasien non-
BPJS
3 Pengumpulan Laporan Kegiatan dari Kurang memahami Sosialisasi ulang pada
146
Unit Kerja di Pelayanan Medik Tepat
Waktu
pentingnya laporan tepat
waktu
saat rapat
4 Kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer
(Phlebitis)
1. Kondisi pasien gelisah.
Gerakan tangan tidak
terkontrol
Mengupayakan pasien
dalam kondisi tenang
2. Pasien kurang kooperatif.
Pasien menolak dilakukan
pembatasan gerak, sehingga
terjadi pembengkakan pada
daerah pemasangan infus.
Edukasi pada pasien
terkait pembatasan
gerak.
Evaluasi pengobatan
3. Jumlah pasien dengan
pemasangan infus sangat
sedikit, sehingga saat terjadi
phlebitis akan didapatkan
angka yang tinggi atau
melebihi standar
Evaluasi berkala pada
pasien terkait
kebutuhan
pemasangan infus
5 Ketepatan Penyimpanan Sediaan
Farmasi
Kenaikan iklim suhu ruangan
penyimpanan obat
Melakukan
penyimpanan di
tempat terdingin di
ruangan
B. REALISASI ANGGARAN
Laporan Keuangan berdasarkan SAIBA :
Laporan realisasi anggaran untuk periode yang berakhir 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 (audited)
(Dalam Rupiah)
2018 (audited)
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 68.160.386.000 59.555.618.694 87,38 60.482.282.461
JUMLAH PENDAPATAN 68.160.386.000 59.555.618.694 87,38 60.482.282.461
BELANJA B.2.
Belanja Pegawai B.3 48.255.062.000 47.931.437.995 99,33 46.668.688.861
Belanja Barang B.4 87.364.097.000 75.523.664.156 86,45 76.638.342.981
Belanja Modal B.5 16.752.734.000 10.525.758.090 62,83 15.323.920.206
JUMLAH BELANJA 152.371.893.000 133.980.860.241 87,93 138.630.952.048
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) (74.425.241.547) (78.148.669.587)
% thd AnggCATATANURAIANTh 2019
147
Realisasi Penerimaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 adalah
berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 59.555.618.694 atau mencapai 87,38
% dari estimasi Pendapatan-LRA yang ditetapkan sebesar Rp 68.160.386.000. Pendapatan
RSJ-RW terdiri dari Pendapatan Jasa Pelayanan RS, Pendapatan Jasa penyediaan
Barang/Jasa Lainnya dan Pendapatan Jasa Giro/bunga dari bank. Realisasi Belanja Negara
pada TA 2019 adalah sebesar Rp 133.980.860.241 atau mencapai 87,93 % dari alokasi
anggaran sebesar Rp152.371.893.000.
Realisasi Penerimaan TA 2019 turun sebesar 1,53 % dari TA 2018. Penurunan
realisasi penerimaan pada tahun 2019 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Penerimaan BPJS Kesehatan mengalami penurunan dari tahun 2018, Rawat Jalan
turun sebesar 19,66%, Rawat Inap turun sebesar 10,68%, disebabkan karena :
a. Diberlakukannya kebijakan rujukan berjenjang pasien BPJS, sehingga untuk daerah
yang memliki layanan psikiatri di PPK II, untuk pasien yang kontrol dilayani di lokasi
asal. Selain itu ada beberapa kabupaten/kota yang sudah memilki pelayanan rawat
inap psikiatri sehingga pasien yang MRS ke RSJRW terutama adalah pasien dengan
kedaruratan psikiatri atau sub spesialistik
b. Adanya keterlambatan pembayaran klaim BPJS, klaim yang telah terbayar sampai
dengan akhir tahun 2019 adalah klaim sampai dengan bulan Agustus tahun 2019.
2. Penerimaan Jamkesda baik Rawat Jalan maupun Rawat Inap mengalami peningkatan
yaitu sebesar 107,32% untuk rawat jalan dan 20,19% untuk rawat inap hal ini karena
adanya Peraturan Gubernur Jawa Timur no. 138/2016 tentang Program Pembiayaan
Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin yang tidak masuk pada kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun Jaminan Kesehatan
Daerah (Jamkesda).
3. Penerimaan layanan Rehabilitasi Napza meningkat sebesar 67,87% jika dibandingkan
Tahun 2018, hal ini karena ada peningkatan jumlah pasien Napza
4. Penerimaan dari pasien umum/perorangan mengalami peningkatan untuk pelayanan
rawat jalan sebesar 50,40% karena peningkatan jumlah kunjungan di klinik psikiatri
forensik dan assesment dan klinik psikiatri anak remaja, sedangkan untuk pelayanan
rawat inap mengalami penurunan sebesar 12,77%, dengan salah satu faktor penyebab
karena beberapa kabupaten/kota yang sudah memilki pelayanan rawat inap psikiatri
sehingga pasien yang MRS ke RSJRW terutama adalah pasien dengan kedaruratan
psikiatri atau sub spesialistik dan kecenderungan penurunan rata rata lama rawat inap
karena optimalisasi clinical pathway
148
5. Penerimaan kedaruratan mengalami peningkatan 11,38% jika dibandingkan tahun
sebelumnya, hal ini karena adanya peningkatan kunjungan karena implementasi sisrute,
upaya PKRS dalam pembebasan pasung, meningkatnya jejaring
Dari sisi kualitas terdapat peningkatan jenis kasus yang memenuhi kriteria gawat
darurat.
6. Penerimaan dari layanan penunjang meningkat sebesar 20,31% dari tahun 2018
karena:
a. Terdapat peningkatan jumlah pemeriksaan laboratorium tahun 2019 seiring dengan
peningkatan pelayanan medical check up
b. Terdapat peningkatan pemeriksaan radiologi karena adanya kerjasama
pemerikasaan radiologi dengan beberapa RS sekitar.
c. Penerimaan pelayanan farmasi naik sebesar 16% pada tahun 2019
7. Penerimaan dari layanan Pendidikan dan peneilitian pada tahun 2019 turun sebesar
0,97% dari tahun 2018.
8. Penerimaan lainnya terdiri dari penerimaan dari pemanfaatan aset rumah sakit dan
penerimaan jasa perbankan meningkat sebesar 25,74% dari tahun 2018, karena adanya
pemanfaatan kas untuk investasi jangka pendek dalam bentuk deposito.
Tabel Kenaikan/Penuruanan Realisasi Pendapatan dan Belanja RSJ-RW TA 2019
Dibandingkan dengan tahun 2018, realisasi belanja pada tahun 2019 secara total
mengalami penurunan sebesar 3,35%. Penurunan tersebut tidak terjadi pada semua jenis
belanja. Belanja yang mengalami kenaikan yaitu belanja pegawai yang meningkat sebesar
2,71% dari tahun 2018. Penjelasan atas kenaikan/penurunan realisasi belanja dapat
dijelaskan sebagai berikut :
2018 (audited) KENAIKAN
REALISASI REALISASI (PENURUNAN)
A B C = A - B D = C/B X 100%
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 59.555.618.694 60.482.282.461 (926.663.767) -1,53%
JUMLAH PENDAPATAN 59.555.618.694 60.482.282.461 (926.663.767) -1,53%
BELANJA B.2.
Belanja Pegawai B.3 47.931.437.995 46.668.688.861 1.262.749.134 2,71%
Belanja Barang B.4 75.523.664.156 76.638.342.981 (1.114.678.825) -1,45%
Belanja Modal B.5 10.525.758.090 15.323.920.206 (4.798.162.116) -31,31%
JUMLAH BELANJA 133.980.860.241 138.630.952.048 (4.650.091.807) -3,35%
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) (74.425.241.547) (78.148.669.587) 3.723.428.040 -4,76%
%URAIAN CATATANTh 2019
149
1. Belanja Pegawai
Realisasi belanja pegawai pada tahun 2019 sebesar Rp. 47.931.437.995, naik
sebesar 2,71% dari belanja tahun 2018 yang terealisasi sebesa Rp. 46.668.688.861. Hal
ini disebabkan pada tahun 2019 terdapat pengalihan pembayaran gaji untuk 23 orang
CPNS yang semula dibayarkan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan menjadi
dibayarkan oleh RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dan adanya kenaikan jumlah
pembayaran THR karena perubahan kebijakan pembayaran THR yang semula tanpa
memasukkan tunjangan menjadi dengan tunjangan pada tahun 2019.
2. Belanja Barang
Total realisasi belanja barang pada tahun 2019 sebesar Rp. 75.523.664.156, turun
sebesar 1,45% dari realisasi belanja barang tahun 2018 sebesar Rp. 76.638.342.981. Hal
ini disebabkan karena :
a. Belanja Keperluan Perkantoran, meningkat sebesar 11,43% dari tahun 2018. Belanja
keperluan perkantoran terdiri dari belanja media informasi rumah sakit, konsumsi
rapat, biaya langganan surat kabar, foto copy, belanja pengamanan kantor dan CS.
Peningkatan terjadi pada realisasi belanja media informasi rumah sakit karena
adanya peningkatan kegiatan promosi pelayanan, peningkatan belanja konsumsi
rapat dan kenaikan kontrak pengadaan pengamanan kantor.
b. Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh, realisasi belanja penambah daya tahan
tubuh naik sebesar 6,11% dari tahun 2018.
c. Belanja Pengiriman Surat Dinas, Pada tahun 2019 belanja pengiriman surat dinas
meningkat sebesar 24,75% dari tahun 2018. hal ini disebabkan adanya kenaikan tarif
biaya pengiriman surat sedangkan volume pengiriman dokumen menurunn karena
adanya upaya efisiensi dengan cara pengiriman dokumen secara online.
d. Honor Operasional Satker, realisasi pembayaran honor operasional satker turun
sebesar 8,86% dari tahun 2018, hal ini disebabkan karena terhitung mulai bulan
Oktober tahun 2019 honor beberapa anggota pengelola keuangan, pejabat
pengadaan dan pengelola SAI sudah tidak lagi dibayarkan melalui anggaran RM
karena sudah dimasukkan dalam mekanisme remunerasi.
e. Belanja Barang Persediaan Lainnya, berupa pengadaan bahan bakar mesin (LPG
Binatu dan Gizi, BBm Binatu, IPAL, Gizi, IPSRS), sebesar Rp. 707.870.500 turun dari
belanja BBM mesin pada tahun 2018 karena adanya upaya efisiensi.
f. Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Lainnya, terdiri dari Belanja bahan
kebersihan, pengharum ruangan dan tissue, terealisasi sebesar Rp. 265.833.519
turun sebesar 45,85% dari tahun 2018 karena ada penggunaan beberapa bahan
150
kebersihan hasil pengadaan tahun sebelumnya yang masih bisa digunakan sehingga
tidak dilakukan proses pengadaan baru.
g. Belanja Pemeliharaan Jaringan, berupa pemeliharaan jaringan air bersih dan air
kotor pada tahun 2019 sebesar Rp. 284.450.000, turun sebesar 65,91% dari tahun
2018. Disebabkan karena pada tahun 2019 area pemeliharaan lebis kecil dan jenis
pekerjaan lebih ringan, sedangkan pada tahun 2018 biaya yang dibutuhkan lebih
besar karena area pekerjaan lebih luas dan lebih rumit.
h. Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin, pada tahun 2019 turun sebesar 19,56%
dari tahun 2018 diantaranya disebabkan karena adanya penurunan konsumsi BBM
karena adanya kebijakan kendaraan dibawah tahun 2007 tidak lagi digunakan untuk
operasional.
i. Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan, belanja pemeliharaan gedung dan
bangunan mengalami penurunan pada tahun 2019 sebesar 26,83% disebabkan
karena adanya penurunan jumlah subsidi dari anggaran RM, sehingga perlu
dilakukan pengalokasian anggaran di BLU.
j. Belanja Langganan Listrik, belanja langganan listrik pada tahun 2019 naik sebesar
4,20% Peningkatan disebabkan karena peningkatan konsumsi energi listrik (kwh)
karena penambahan jumlah peralatan elektronik dan penambahan jaringan listrik
dari penyerahan kembali bangunan poltekkes ke RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat.
k. Belanja Langganan Air, belanja langganan air pada tahun 2019 naik sebesar 6,11%.
Peningkatan disebabkan karena adanya penambahan biaya langganan air pada
gedung yang dilakukan penyerahan kembali oleh poltekkes ke RSJ-RW.
l. Belanja Langgana Daya dan Jasa Lainnya, meningkat sebesar 14,06% dari tahun
2018 karena peningkatan biaya langganan bandwith internet pada tahun 2019 karena
peningkatan penggunaan aplikasi online untuk laporan ke pusat dan peningkatan
jumlah pengguna internet di rsjrw krn kebutuhan penyampaian data yang terintegrasi
sehingga diperlukan bandwith yang lebih besar.
m. Belanja Barang Konsumsi, Belanja kebutuhan ATK meningkat sebesar 8,96%
Peningkatan pada belanja pengadaan ATK karena kebutuhan yang meningkat pada
tahun 2019 baik untuk klaim maupun kegiatan administrasi.
n. Belanja Obat, Realisasi belanja obat pada anggaran RM meningkat karena
peningkatan alokasi belanja obat di RM, secara keseluruhan realisasi belanja obat
pada tahun 2019 turun dari tahun 2018 disebabkan karena kebijakan rujukan
berjenjang yang mengakibatkan penurunan jumlah pasien sehingga kebutuhan
pembelian obat juga mengalami penurunan.
o. Beban Gaji dan Tunjangan, mengalami peningkatan karena realisasi pembayaran
remunerasi pada tahun 2019 meningkat karena terhitung mulai Juni tahun 2019
151
pembayaran remunerasi ditetapkan sebesar 51% dari penerimaan berdasarkan
persetujuan dari Dirjen Yankes.
p. Beban Jasa, mengalami peningkatan karena kenaikan tarif BPJS yang dibayarkan
untuk pegawai non pns, pelaksanaan outsourcing binatu pada tahun 2019 sebagai
upaya peningkatan pelayanan binatu, dan alokasi belanja gaji dan uang makan non
pns pada tahun 2019 pada kelompok belanja jasa.
q. Belanja Barang dan Jasa BLU Lainnya, mengalami peningkatan karena adanya
realisasi kegiatan capacity building pada tahun 2019 dan peningkatan realisasi
belanja dropping sebagai akibat peningkatan volume dropping sebagai upaya
menurunkan avlos dan bentuk kepedulian RSJ-RW terhadap pasien yang belum
dijemput oleh keluarga sedangkan kondisi sudah baik.
3. Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal pada tahun 2019 sebesar Rp. 10.525.758.090 turun 31,31%
dari tahun 2018 yang terealisasi sebesar Rp. 15.323.920.206. Belanja modal peralatan
dan mesin pada tahun 2019 berupa pengadaan alat kesehatan dan non alkes. Belanja
modal peralatan dan mesin pada tahun 2018 terealisasi sebesar Rp.6.977.497.500
berupa pengadaan CT Scan, dan pada tahun 2019 terealiasi sebesar Rp.678.096.000
berupa pengadaan Washer Desinfektor CSSD dan mesin Anastesi Instalasi Bedah.
Belanja modal peralatan dan mesin pada tahun 2018 digunakan untuk pengadaan sepeda
motor roda 3 yang digunakan untuk operasional IPSRS senilai Rp. 93.085.341 dan
pengadaan peralatan non alkes senilai Rp. 2.954.806.510 dan belanja pengadaan
peralatan kesehatan senilai Rp. 93.085.341.
Realisasi belanja modal gedung dan bangunan dari alokasi anggaran RM pada tahun
2018 sebesar Rp. 672.530.355 dan sebesar Rp. 5.286.055.380 pada tahun 2019. Pada
tahun 2018 berupa rehab berat gedung penunjang untuk kegiatan rehabilitasi pasien
(gedung bina jiwa, gedung loundry dan pembangunan rumah sampah) dan pada tahun
2019 dilakukan pembangunan untuk rehab berat ruang rawat inap, pagar rawat inap dan
Bina Jiwa I.
Pada tahun 2019 terdapat realisasi Belanja modal fisik lainnya. Pada tahun 2018
digunakan untuk pengadaan Laboratory Information System, sedangkan pada tahun 2019
digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi LMAN dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan aset RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat.
152
Laporan Operasional Badan Layanan Umum untuk periode TA 2019 dan 2018
(Dalam Rupiah)
153
Neraca Per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
(DalamRupiah)
154
Rajal
Ranap Rp-
Rp5.000.000.000
Rp10.000.000.000
Rp15.000.000.000
Rp20.000.000.000
Rp25.000.000.000
Tahun2016
Tahun2017 Tahun
2018 Tahun2019
BPJS Kesehatan
Rajal
Ranap
TABEL PENERIMAAN BLU LIMA TAHUN TERAKHIR (2015-2019)
Realisasi penerimaan Tahun 2019 sebesar Rp. 59.169.065.609,- atau turun sebesar 2 %
dari Tahun 2018. Penerimaan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat terdiri dari penerimaan
layanan kesehatan, penerimaan pendidikan dan pelatihan juga penerimaan sewa lahan dan
jasa lainnya, sebagian bahwa penerimaan di tahun 2019 mengalami penurunan, hal ini
disebabkan karena :
Klaim BPJS Kesehatan baik rawat Rawat maupun rawat inap untuk bulan September
s/d Desember 2019 belum terbayar serta klaim obat mulai bulan Juli s/d Desember
2019 belum terbayarkan.
NO URAIAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
%
2018 / 2019
1 BPJS Kesehatan
a.Rajal 9.187.104.031
10.955.125.17 4
14.283.744.143 15.882.635.097 12.760.266.290 80%
b.Ranap 21.939.410.201 19.582.616.768 22.396.655.109 22.757.182.434 20.326.031.912 89%
2 Jamkesda
a.Rajal 81.206.377 55.157.472 104.160.500 1.340.229.900 2.707.003.900 202%
b.Ranap 5.977.099.953 4.569.978.432 7.249.327.747 6.682.010.200 8.102.562.903 121%
3 IPWL/BNN 1.177.140.669 1.001.088.481 1.029.729.288 688.263.951 1.155.336.890 168%
4 Umum/Bayar Tunai
a.Rajal 651.586.700 742.868.800 625.124.700 689.593.000 915.615.500 133%
b.Ranap 2.576.633.147 2.467.253.602 2.237.621.046 2.249.963.177 1.962.550.201 87%
5 IGD 143.430.100 140.570.050 147.779.400 126.713.500 141.135.900 111%
6 Penunjang 1.676.808.717 1.644.733.029 1.525.993.790 1.362.479.284 1.656.312.561 122%
7 Diklat 4.963.575.500 4.735.695.940 5.043.636.460 6.032.867.280 5.936.546.400 98%
8 Sewa-sewa/Lainnya
1.884.977.363 1.781.247.571 1.687.125.349 2.570.901.487 3.505.703.152 136%
TOTAL 50.258.972.758 47.658.335.319 56.330.897.532 60.382.839.301 59.169.065.609 98%
155
Rajal
Ranap Rp-
Rp1.000.000.000
Rp2.000.000.000
Rp3.000.000.000
Rp4.000.000.000
Rp5.000.000.000
Rp6.000.000.000
Rp7.000.000.000
Rp8.000.000.000
Rp9.000.000.000
Tahun 2016Tahun 2017
Tahun 2018Tahun 2019
Jamkesda
Rajal
Ranap
Penerimaan Jamkesda Rawat Jalan sangat signifikan yaitu lebih dari 1000%, hal ini
karena pengembangan jejaring dengan Faskes Daerah, tenaga sosial (TKSK)
Kab/Kota.
Program Desa Siaga, pembinaan Puskesmas terkait dengan sistem rujukan,
Program Bebas Pasung dan penanganan ODGJ di Wilayah Jatim.
Grafik Penerimaan Tahun 2019
BPJS; 33.086.298.202
Jamkesda; 10.809.566.803
IPWL; 1.155.336.890
Umum; 2.878.165.701
IGD; 141.135.900
Penunjang; 1.656.312.561
Diklat; 5.936.546.400
Sewa / Lain-lain; 3.505.703.152
SUMBER PENERIMAAN
156
Pengelolaan Piutang Layanan
Perbandingan Total Piutang Pasien Umum Perseorangan Tahun 2018 Dengan Tahun 2019
BULAN
TOTAL PIUTANG
TAHUN 2018 TAHUN 2019
Januari 2.210.078.767 2.254.502.583
Pebruari 2.237.260.476 2.229.679.480
Maret 2.269.976.510 2.282.094.096
April 2.288.901.348 2.281.433.278
Mei 2.308.838.581 2.314.797.903
Juni 2.314.200.090 2.341.543.538
Juli 2.332.630.642 2.329.399.483
Agustus 2.348.081.979 2.353.431.642
September 2.392.014.247 2.386.504.247
Oktober 2.393.183.582 2.395.914.768
Nopember 2.396.048.065 2.395.483.070
Desember 2.397.376.699 2.389.059.365
Penyebab Kenaikan Piutang :
1. Piutang sebelumnya dari tahun ke tahun tinggi secara kumulatif
2. Adanya Kebijakan untuk memperbolehkan pasien pulang dengan membuat Surat
Pernyataan Hutang.
3. Tidak ada Keharusan untuk pasien membayar Uang Titipan Perawatan.
2.100.000.000
2.150.000.000
2.200.000.000
2.250.000.000
2.300.000.000
2.350.000.000
2.400.000.000
Perbandingan Piutang Pasien
2018 2019
157
4. Sebagian penanggung jawab yang ternyata bukan anggota Keluarga sehingga tidak
bertanggung jawab atas pembayaran
Perbandingan Penambahan Piutang Pasien Umum Perseorangan Tahun 2018 dan Tahun
2019
Bulan 2018 2019
Janari 6.416.636 50.915.965
Februari 32.536.053 8.765.724
Maret 47.208.547 16.950.556
April 27.802.323 1.932.168
Mei 23.601.150 7.343.232
Juni 12.793.729 28.443.448
Juli 24.883.453 -
Agustus 21.632.237 6.114.623
September 49.885.883 -
Oktober 4.269.335 3.396.069
Nopember 15.862.904 986.577
Desermber 2.657.255 1.512.730
Penyebab Bertambahnya Piutang:
1. Pasien pulang masih ada kekurangan biaya dan menulis Surat Pernyataan
kesanggupan pembayaran.
2. Pasien yang tidak pernah di besuk oleh keluarga sehingga tagihan membengkak dan
di lakukan pemulangan kolektif.
3. Penanggung jawab yang bukan merupakan keluarga dekat dari pasien.
0
10.000.000
20.000.000
30.000.000
40.000.000
50.000.000
60.000.000
Perbandingan Penambahan Piutang Pasien Umum Perseorangan
2018 2019
158
Perbandingan Pengurangan Piutang Pasien Umum Perseorangan Tahun 2018 & Tahun
2019
Bulan Total Piutang
2018 2019
Januari 2.052.945 6.492.149
Pebruari 5.354.344 16.346.720
Maret 14.492.513 4.832.970
April 8.877.485 9.400.238
Mei 3.663.917 1.383.910
Juni 7.432.220 1.100.000
Juli 6.452.891 3.231.159
Agustus 6.180.900 764.960
September 5.953.615 5.510.000
Oktober 3.100.000 664.883
Nopember 12.998.421 1.551.572
Desember 1.328.621 9.830.064
Pembayaran Fluktuatif:
1. Pihak RS tidak bisa memperkirakan pelunasan pasien karena sering sekali pasien
yang melakukan pembayaran tersebut terpaksa membayar karena terdeteksi
memiliki hutang saat melakukan pendaftaran untuk kontrol.
2. Adanya kemauan pasien untuk melakukan angsuran meskipun dengan nominal yang
relatif kecil.
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
Perbandingan Pengurangan Piutang Pasien Umum Perseorangan
2018 2019
159
Upaya yang telah dilakukan untuk menekan kenaikan Piutang:
1. Mewajibkan untuk membuat Surat Pernyataan Hutang dan Fotokopi KTP serta nomor
telepon yang bisa di hubungi
2. Melakukan pemberitahuan via telepon saat Surat Pernyataan sudah Jatuh Tempo
3. Melayangkan surat Penagihan dari Tagihan 1 sampai 3 via pos
4. Menyampaikan informasi Biaya Rawat Inap kepada keluarga pasien saat besuk
untuk pasien yang sudah lama dirawat tentang pembiayaan yang sudah tinggi.
5. Menjalankan Aplikasi untuk mendeteksi pasien saat melakukan kontrol.
6. Memberikan informasi tentang kemudahan pembayaran via transfer Bank
7. Penyerahan Piutang ke KPKNL yang sudah memenuhi syarat dan sudah melalui
tahap Tagihan I, Tagihan II dan Tagihan III
8. Segera menindaklanjuti Piutang yang sudah terbit PSBDT agar nantinya bisa
dihapuskan secara Mutlak.
160
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen bisnis dan memenuhi tuntutan
pelayanan prima dari masyarakat, maka RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
sebagai instansi PK-BLU berkewajiban memenuhi persyaratan administratif yaitu
kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan. Dengan tercapainya Lulus
Akreditasi Paripurna dari KARS Tahun 2015 dan revisitasi tahun 2016 dan 2017 dan
telah meraih predikat Internasional SNARS Ed. 1 pada tahun 2019 serta audit mutu ISO
9001-2015 oleh SGS sebagai tolak ukur dalam memenuhi kualitas pelayanan untuk
kepuasan masyarakat dan keselamatan pasien kedepan harus dipertahankan budaya
kinerja sesuai dengan standar akreditasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang Tahun 2019
disusun sebagai pelaksanaan tugas, tanggung jawab dan kewajiban untuk pelaksanaan
program kerja sesuai sasaran strategis, program dan kegiatan. Sistematika penyusunan
laporan ini mengacu pada surat Sekretaris Ditjen Pelayanan Kesehatan Nomor
PR.05.04/I.1/367/2020 tanggal 8 Januari 2020 tentang penyusunan dan penyampaian
LAKIP TA 2019 dan berpedoman sesuai Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014.
Seluruh jajaran RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang telah bekerja giat untuk
meningkatkan produktifitas secara efektif efisien khususnya dalam bidang pelayanan,
organisasi, sumber daya manusia, keuangan dan sarana prasarana. Guna mewujudkan
hal tersebut diperlukan komitmen dan integritas yang tinggi dari semua pihak melalui
berbagai perubahan yang harus diciptakan dan dilaksanakan secara konsisten,
sistimatis, terencana dan berkesinambungan.
Secara umum target indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Kerja
Tahun 2019 dapat tercapai secara optimal.
Beberapa indikator capaian kinerja dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kinerja Direktorat Medik dan Keperawatan untuk pertumbuhan kunjungan rawat jalan
tercapai 94,41% dan menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk
pertumbuhan kunjungan rawat darurat tercapai 99,2% mengalami kenaikan dibanding
tahun 2018. Sedangkan pertumbuhan Hari Perawatan Rawat Inap tercapai 92% turun
dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi mengalami peningkatan
yang sangat signifikan menercapai 136%, Pertumbuhan pemeriksaan ECT 64%
menurun selama tahun 2019 walaupun dengan tambahan ECT premedikasi.
161
Pertumbuhan rehabilitasi fisik dan mental hanya mencapai 68%. Dalam hal
mendukung JKN untuk penulisan resep sesuai dengan Formularium Nasional tercapai
96,19% sesuai dengan kebijakan dalam pemakaian obat Formularium Nasional . BOR
menurun dari 74,93% tahun 2018 menjadi 68,64 % pada tahun 2019 karena
pelaksanaan MOU dengan kabupaten/kota.
Dalam rangka memenuhi mutu layanan dan mutu klinik di masyarakat beberapa
indikator sesuai dengan standar Nasional yaitu: Mutu Layanan Emergency Respon
Time tercapai 1 menit 10 detik, waktu tunggu rawat jalan 56 menit 32 detik melebihi
dari standar 60 menit. Length Of Stay masih terlalu lama yaitu 46,41 tahun 2018 dan
tahun 2019 dapat dipangkas menjadi 34,94 hari, waktu tunggu sebelum ECT 1 hari
sudah memenuhi standar, waktu tunggu Laboratorium 40 menit 11 detik sudah cukup
terpenuhi dan melebihi dari capaian tahun sebelumnya. Waktu Tunggu Hasil Radiologi
2 jam 9 menit sudah terpenuhi. Untuk Mutu Klinik angka kematian di Gawat Darurat 0%
tercapai, Angka kematian > 48 jam hanya 0,38‰. Tidak ada kematian setelah
dilakukan ECT . Angka Infeksi nosokomial untuk luka fiksasi 0,014%, dermatomikosis
0,0035%, Scabies 0,001% dan postural hipotensi 0,005% sehingga angka infeksi
nosokomial masih dalam kriteria baik ( Haper 0,4% dengan skor maksimal 4 )
Kinerja Direktorat SDM dan Pendidikan adanya Pada 2019 adanya penurunan
jumlah pegawai sebanyak 23 orang. Hal ini dapat dilihat pada jumlah pegawai yang
pensiun, pindah keluar dan meninggal, serta adanya penambahan pegawai yang masuk
dari CPNS. Pada tahun 2018 terjadi pergantian pimpinan Direktur Keuangan dan
Administrasi Umum yang saat ini di jabat oleh Istoe Heroe Widodo, SE. serta Direktur
SDM dan Pendidikan yang saat ini dijabat oleh dr. Ika Nurfarida Sp. KJ. Dan
perombakan dibeberapa jabatan di tingkat struktural maupun fungsional, kinerja tetap
berjalan dengan dengan melakukan efisiensi dan efektifitas pegawai.
Kegiatan pengelolaan kesejahteraan pegawai yang meliputi pengelolaan BPJS,
TASPEN, cuti pegawai, uangduka, tali asih, pemeriksaan kesehatanpegawai, uang
makan pegawai PNS dan pengelolaan pegawai Non PNS sudah sesuai dengan target.
Terkait pengelolaan cuti pegawai, tercapai sesuai target yang telah di tetapkan, namun
dalam pelaksanaanya cuti mengalami perubahan yaitu pada cuti bersama yang telah
ditetapkan oleh presiden tidak mengurangi cuti tahunan yang pada tahun sebelumnya
mengurangi. Terkait pengelolaan BPJS Kesehatan bagi pegawai non PNS tercapai
sesuai target. Untuk kesejahteraan pembiayan pegawai Non PNS dibiayai dari dana
BLU. Kepuasan pegawai tercapai 88,09%, tercapainya budaya pegawai berperilaku
sesuai budaya kinerja 82,4% dan belum memenuhi target sebesar 85%.
Kegiatan penatausahaan pegawai pada tahun 2019 sejumlah 10 kegiatan yang
meliputi: pengusulan KARIS/KARSU, pengusulan KARPEG, pembuatan surat tugas,
162
pembuatan Surat Keputusan DIRUT, mengagendakan surat, administrasi kepegawaian
lainnya, meng-update SIMKA online, merekap data ketenagaan bulanan, pengusulan
kenaikan gaji berkala dan meng-update dan membuat DUK semua kegiatan tercapai
sesuai target yang di tetapkan, namun terkait dengan Update SIMKA terdapat kendala
kurangnya data pendukung dalam Update SIMKA karena pegawai tidak melapor jika
terjadi perubahan data dikarenakan pegawai kurang memahami kepentingan Update
SIMKA. Pelaksanaan survei penilaian budaya kerja pegawai telah terlaksana dengan
menggunakan sistem online dengan google form.
Program di Bagian Diklit untuk pertumbuhan peserta didik Kedokteran tahun 2019
mengalami penurunan dan tercapai mencapai 96% sehingga mengalami penurunan
sebesar 4% dibanding tahun 2018. Layanan praktikan mahasiswa S1 psikologi
menurunt mencapai 85,5%. Rata -rata jam pelatihan karyawan terapai 239,5% tahun
2018 namun prosentase pegawai yang mendapatlan pelatihan>20 JPL/tahun hanya
tercapai 57%. Penelitian yang dipubllikasikan tercapai 2 penelitian. Capaian pelayanan
magang tahun 2019 tercapai 160%.
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang juga sebagai RS Pendidikan dan tahun
2018 adalah maintenance dokumen RS Pendidikan serta persiapan dokumen IPKP
untuk survey SNARS Ed. 1 yang telah disurvey awal tahun 2019. dan layanan unggulan
psikogeriatri. Layanan kunjungan tahun 2019 tetap dipertahankan karena ada
beberapa institusi yang telah bekerja sama dengan RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat
untuk praktik kerja lapangan juga rutin mengirimkan mahasiswanya untuk kunjungan
terlebih dahulu
Survey Kepuasan peserta didik tercapai 83,91% disebabkan kekurang puasan pada
prosedur pelayanan dan akomodasi .Visitasi Penetapan Rumah Sakit Pendidikan
Afiliasi sudah dilaksanakan ditahun 2018 dan 4 tahun lagi akan dilakukan visitasi
kembali untuk penetapan Rumah Sakit Pendidikan namun penilaian elemen setiap
tahun dilakukan melalui survey Snars pada pokja IPKP.
Kinerja Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum sesuai indikator Tingkat
Kesehatan BLU berdasarkan Perdirjen PB No. 24 Tahun 2018 dan ditetapkan dalam
Target Kinerja dalam Rencana Kerja Tahun 2018. Target penetapan kinerja/ Tapja
tahun 2019 diusulkan pada bulan Januari 2019 sebesar 81,12%. Adapun realisasinya
pada Tahun 2019 tercapai 80,90 (kategori BAIK AA) sehingga target tidak tercapai
dengan rincian aspek keuangan tercapai 21,35 dan aspek pelayanan tercapai 59,55.
Realisasi belanja pegawai pada tahun 2019 sebesar Rp. 47.931.437.995,-
meningkat sebesar 2,71%. Realisasi Belanja Barang pada tahun 2019 sebesar Rp.
75.523.664.156,- turun sebesar 1,45%. Belanja modal pada tahun 2019 adalah Rp.
163
10.525.758.090,- pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 31,31% dibanding
tahun 2018.
Dilakukan reskonsiliasi sarana prasarana yaitu Barang Milik Negara/ BMN secara
berkala dengan aplikasi SIMAK-BMN/SIMAN dan SAIBA Rekonsiliasi realisasi
anggaran setiap bulan dan setiap triwulan baik secara internal maupun dengan KPPN
Malang. Dilakukan audit secara internal oleh SPI dan dengan KAP dengan hasil
penilaian WTP untuk pelaporan yang sudah berjalan. Pemanfaatan teknologi Informasi
dalam setiap kegiatan pelayanan keuangan, pelayanan pengadaan Barang dan Jasa
dan juga untuk kegiatan di bawah Direktorat keuangan dan Administrasi Umum.
Untuk mewujudkan pelayanan prima dan kepuasan pelanggan telah dilaksanakan
survei kepuasan pelanggan IKM dengan nilai 84,57 ( kategori BAIK ). Dan
penanganan komplain yang masuk telah dapat direspon seluruhnya. Walaupun tidak
semua komplain dapat ditangani dengan segera terutama yang berkaitan dengan
sarana prasarana.Budaya kinerja harus tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi
untuk mempertahankan AKREDITASI Internasional.
164
B. LANGKAH – LANGKAH MENINGKATKAN KINERJA
1) Mendorong seluruh unit kerja melakukan kajian untuk lebih memahami kekuatan,
kelemahan, peluang, serta ancaman sesuai dengan analis SWOT pada kuadaran II
dalam mengelola potensi sumber daya untuk menghasilkan kinerja pelayanan dan
peningkatan pendapatan operasional BLU.
2) Dengan tersusunnya LAKIP tahun 2019 diharapkan dalam penyusunan RSB
RSJRW tahun 2020 – 2024 perlu di jabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan yaitu
RBA Tahun 2020 disertai target yang rasional sebagai pedoman dalam
melaksanakan kinerja tahun berjalan dan perlu lebih dipertajam lagi untuk matrik
keterkaitan sasaran strategis dan program kerja.
3) Perlunya tindak lanjut penyelesaian masalah sesuai dengan rekomendasi yang
ditentukan pada setiap tabel indikator sasaran strategis dan penetapan kinerja
dalam IKU RSB, IKI IKT Dirut, Tingkat Kesehatan dan Indikator Mutu khususnya
untuk realisasi yang belum mencapai target.
4) Perlunya peningkatan promosi dan prevensi kesehatan jiwa melalui pemantapan
kerjasama jejaring pelayanan kesehatan jiwa di seluruh kabupaten/kota se provinsi
Jawa Timur untuk mendukung sistem rujukan berkaitan dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
5) Perlunya mengupayakan pengembangan jejaring kerjasama operasional untuk
pelayanan unggulan psikogeriatri dan pelayanan yang lain, peningkatan promosi
layanan kesehatan jiwa usia lanjut, dan memperkenalkan pusat pelayanan nasional
psikogeriatri dengan fasilitas yang lengkap.
6) Perlunya monitoring dan evaluasi kebutuhan SDM dengan mengupdate Analisis
Beban Kerja secara online yang sudah dilakukan sehingga didapatkan kebutuhan
sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan organisasi rumah sakit.
7) Perlunya meningkatan kompetensi SDM untuk mencapai persyaratan kompetensi
dan kredensial/rekredensialing untuk mempertahankan Akreditasi “Lulus
Internasional” SNARS Ed.1.
8) Perlunya pengembangan kualitas pelayanan pendidikan, pelatihan dan penelitian
untuk mendukung potensi sebagai rumah sakit jiwa pendidikan
9) Perlunya koordinasi, komunikasi, dan informasi dengan seluruh unit kerja secara
lebih intensif agar kegiatan penelitian internal dapat terlaksana.
10) Perlunya kerjasama lintas profesi dan mengembangkan inovasi program rehabilitasi
mental yang berfokus kemandirian pasien dengan waktu relative lebih pendek agar
pasien mampu beradaptasi kembali dengan lingkungan rumah/ keluarga/
masyarakat.
165
11) Perlunya monitoring pelaksanaan pengadaan B/J secara efektif, transparan dan
akuntabel mendukung reformasi birokrasi.
12) Mengembangkan pelayanan rawat jalan diluar ruang lingkup pelayanan yang
difasilitasi oleh PBJS, yang mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, yaitu
pelayanan yang berbasis preventif dan promotif.
13) Melakukan monitoring dan evaluasi proses pengurusan ijin peralatan medis
dengan mempertimbangkan target waktu dan manajemen risiko yang obyektif.
14) Implementasi manajemen HTA untuk investasi alat medis yang berbiaya tinggi.
15) Update regulasi yang berkaitan dengan pelayanan medis, untuk mengupayakan
kualitas dan produktifitas pelayanan tetap produktif.
16) Mendorong setiap unit kerja untuk membangun inovasi pelayanan melalui
monitoring dan evaluasi pencapaian mutu dan produktivitas.
17) Melakukan upaya “social marketing‟ melalui aktivitas-aktivitas edukasional di
komunitas yang menjadi sasaran kegiatan PKRS.
18) Membangun tim pemasaran yang handal yang mampu mengakomodir kebutuhan
pemasaran di masing masing unit pelayanan
ix
Laporan Semester I Tahun 2019
LAMPIRAN
x
Laporan Semester I Tahun 2019
xi
Laporan Semester I Tahun 2019
xii
Laporan Semester I Tahun 2019
xiii
Laporan Semester I Tahun 2019
xiv
Laporan Semester I Tahun 2019
xv
Laporan Semester I Tahun 2019