Kembang Kol

9
Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis) Brokoli (Brassicaceae oleracea var. Cymosa)

description

Horti

Transcript of Kembang Kol

Page 2: Kembang Kol

Syarat Tumbuh.

Lahan yang cocok untuk kehidupan kembang kol/burkol adalah daerah yang terletak pada

ketinggian sekitar 1.000-2.000 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah

tanah liat berpasir dan banyak mengandung bahan organik. Curah hujan harus berkisar antara

1.000-1.500 cm per tahun dan harus merata sepanjang tahun. Pada umumnya burkol

menyukai iklim yang dingin atau sejuk. Namun, ada beberapa varietas yang tahan pada iklim

panas meskipun kuntum bunganya membuka lebih awal dibandingkan varietas yang ditanam

di daerah beriklim sejuk. Oleh karena itu, kepala bunga varietas iklim panas cepat menjadi

tidak kompak  atau terpisah-pisah.

Pedoman Budidaya

Benih harus disemaikan dulu sebelum ditanam di lahan yang tetap. Lahan persemaian

dibentuk bedengan dengan lebar sekitar 1 m dan panjang 3 m. Selanjutnya bedengan diberi

campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:2. Di dalam bedengan itu

dibuatkan baris-baris alur dengan jarak antaralur 5 cm dan kedalamannya sekitar 1,5-2 cm.

Benih yang akan disemai direndam dulu dalam air yang bersuhu 50°C selama 15 menit,

kemudian diangin-anginkan. Sebelum ditanam, benih diberi fungisida Orthocide atau Dithane

M-45.  Dua hari setelah disemai, tanaman akan mulai tampak di atas permukaan tanah.

Setelah berumur sekitar 5 sampai 10 hari, bibit dapat dipindahkan ke dalam bumbungan

berupa daun kelapa. Media dalam bumbungan terdiri dari campuran pupuk kandang dan

tanah dengan perbandingan 1:1. Sebelum dibumbung harus dilakukan pemilihan bibit yang

baik dan sehat. Selain itu, harus dilakukan pula pencegahan penyakit dengan cara bibit yang

terpilih dicelupkan ke dalam larutan Agrimycin 1,2 g/1 air serta dipupuk dengan pupuk

majemuk NPK 1 atau 2 hari sebelum dibumbung. Sehari setelah dibumbung, bibit disiram

dengan pupuk NPK cair 40 g/I air selama seminggu. Selain itu, diberikan pula pupuk daun

sebanyak 1 g/1 air, CaCl2, MgS04, dan KN03 dengan konsentrasi 0,5 g/l air dengan selang

waktu seminggu sekali. Untuk melindungi tanaman, diberikan pula Dithane 1,5 g/l air dan

Basudin 1 cc/l air seminggu sekali. Bibit berada di bumbungan sekitar tiga minggu, kemudian

baru bisa dipindahkan ke lahan penanaman tetap. Penanaman Bibit broccoli ditanam dengan

jarak tanam 70 x 50 cm pada lubang tanam berdiameter 25 cm dan sedalam kurang lebih 10

cm. Sebelum penanaman, tanah harus diolah dulu. Dan, untuk mencukupi kebutuhan bahan

organik, sebaiknya pengolahan tanah dibarengi dengan pemberian pupuk kandang/kompos

Page 3: Kembang Kol

sebanyak kurang lebih 10 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan-bedengan dengan lebar sekitar

satu meter dan tinggi sekitar 30-50 cm.

Pemeliharaan.

Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore dan sore hari, terutama saat

tanaman mulai tumbuh. Setelah tanaman tumbuh dan berdaun, penyiraman dapat dilakukan

sekali sehari. Namun, apabila tanah kelihatan sangat kering dan keras, penyiraman dapat

dilakukan lebih sering. Sebaliknya bila curah hujan sudah mencukupi, kita tidak perlu lagi

melakukan penyiraman. Pemupukan pada broccoli dilakukan tiga kali. Pemupukan pertama

dilakukan saat tanaman mulai tumbuh atau sekitar umur 5 hari setelah tanam, yaitu dengan

pemberian pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 1 g setiap tanaman. Pupuk diberikan

mengelilingi tanaman dengan jarak 3 cm dari tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 10 hari

setelah tanam, yaitu dengan penambahan pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 3 – 5 g. Pupuk

diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman. Pemupukan ketiga

dilakukan saat tanaman berumur 3-4 minggu. Pemberiannya mengelilingi tanaman dengan

jarak 7-8 cm. Setiap selesai memupuk, sebaiknya tanah di sekitar tanaman segera disiram.

Hama dan Penyakit.

Hama dan penyakit yang menyerang broccoli sama seperti hama dan penyakit yang

menyerang keluarga (famili) kubis lainnya. Sehingga pengendalian dan pencegahannya pun

sama.

Panen dan Pasca Panen.

Broccoli dan kembang kol  dapat dipanen saat kuntum bunga belum membuka dan kepala

bunga masih kompak atau sekitar 47-65 hari setelah tanam, tergantung varietas yang

digunakan. Apabila panen terlambat, maka warna kuntum bunga akan menjadi kuning dan

kepala bunga menjadi longgar sehingga mutu dan harganya akan merosot. Panen sebaiknya

dilakukan pagi hari setelah embun menguap atau sore hari sebelum embun jatuh dengan cara

dipotong pada tangkai kepala bunga. Untuk tanaman yang diberi lindungan atau naungan

plastik, panen dapat dilakukan tanpa perlu memperhatikan jatuhnya embun.

Sumber ;

http://vitroculture.blogspot.com/2010/03/budidaya-tanaman-broccoli.html

Page 4: Kembang Kol

http://yusufsila-tumbuhan.blogspot.com/2011/10/kembang-kol-brokoli.html

 

 

PELUANG BUDIDAYA KEMBANG KOL DAN BROKOLI DI KABUPATEN

BATANGHARI.

                Secara Geografis, Kabupaten Batanghari terletak di bagian timur Provinsi Jambi

dengan Luas Wilayah 5.180,35 Km2 dan berada diantara 1° 15’ Lintang Selatan sampai

dengan 2° 2’ Lintang Selatan dan diantara 102° 30` Bujur Timur sampai dengan 104° 30`

Bujur Timur, dengan batas wilayah sebagai berikut ;

 Sebelah Timur dengan kabupaten Muaro jambi

Sebelah Utara dengan Kabupaten Muaro jambi dan Kabupaten Tebo

Sebelah Barat dengan Kabupaten Tebo,

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sorolangun, Kabupaten Muaro jambi,

dan Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi Sumatera Selatan.

Secara topografis, Kabupaten Batang Hari merupakan wilayah dataran rendah dan rawa yang

dibelah Sungai Batanghari dan sepanjang tahun tergenang air, dimana menurut elevasinya

daerah ini terdiri dari 0-10 meter dari permukaan laut (11,80 %), 11-100 meter dari

permukaan laut 83,70 %, dan 4,50 %  wilayahnya berada pada ketinggian 101-500 meter dari

permukaan laut.

Sumber : http://www.batanghari.go.id/detail.php?id=8

 

Jika kita bandingkan antara kondisi geografis dan topografis  secara umum di kabupaten

Batanghari  dengan syarat tumbuh yang dikehendaki oleh tanaman Kembang Kol dan

Brokoli, nampaknya tidak memenuhi syarat untuk pembudidayaan tanaman ini. Namun kita

tau bahwa beberapa jenis tanaman memiliki kemampuan adaptasi dengan batas toleransi

tertentu. Biasanya proses “pemaksaan” seperti itu akan mengakibatkan terjadinya perubahan

fisiologi tumbuhan yang akan muncul dalam bentuk perubahan secara fisik , umur tanaman,

citarasa dan beberapa perubahan lain yang belum diketahui. Untuk itu perlu dicoba.

Page 5: Kembang Kol

Seorang Mahasiswa semester VII Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Graha Karya Muara Bulian-

Jambi, Jayeng Suprapto (24 tahun) telah mencoba sesuatu yang baru. Dia mencoba menanam

Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis) yang berlokasi di RT 13 Kelurahan

Teratai Kec. Muara Bulian Kab. Batanghari.  Dari bukti fisik yang dapat kami rekam,

ternyata tanaman kembang Kol mampu tumbuh dengan baik di lokasi tersebut pada fase

vegetatif, namun sedikit bermasalah pada fase generatifnya. Proses keluarnya bunga tidak

serempak dan terlalu cepat mekar. Ukuran bunga yang keluar juga kurang standar.

Gbr 1. Kembang Kol, fase Vegetatif normal.

 

Gbr 2. Kembang Kol, warna daun agak terang, gejala

terlalu panas

 

Page 6: Kembang Kol

Gbr 3. Kembang Kol, umur 20 hari setelah tanam

 

Gbr 4. Fase Generatif, bunga agak kecil.

 

Untuk sebuah permulaan, langkah ini sudah dianggap cukup berhasil,  dan merupakan

terobosan baru yang perlu didukung pengembangannya lebih lanjut. Perlu dilakukan

pengamatan , penelitian, dan dukungan lebih lanjut untuk meminimalisir beberapa faktor

pembatas yang bersifat negatif tersebut. Sudah selayaknya para petugas terkait (PPL) di

wilayah itu mesti mulai “rajin jalan-jalan” menangkap hal-hal baru yang bisa dikembangkan

untuk kemajuan pertanian di Kabupaten Batanghari.

(B.J. Laksono, 28 Des 2011.)

http://bangunjokolaksono.wordpress.com/2011/12/28/budidaya-tanaman-kembang-kol-dan-

brokoli-di-kabupaten-batanghari-mungkinkah/