KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN …

6
Unika Atma Jaya, 16-18 September 2020 386 KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN SOAL BAHASA INDONESIA Sri Wuryanti, Dian Rahdiani, Fahmi, Rumondang Purwati, Giri Sarana Hamiseno Pusat Asesmen dan Pembelajaran Balitbang dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [email protected]; [email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan guru SD dalam menyelesaikan soal Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kemampuan, daya serap, dan tingkat kesukaran butir soal, sedangkan penelitian kualitatif dilakukan untuk mengungkap pemahaman konsep berdasarkan jawaban soal uraian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SD yang terdapat di Indonesia, sedangkan penentuan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling. Random sampling dilakukan terhadap SD rujukan yang terdapat diseluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sekolah sampel sebanyak 84 sekolah, sedangkan objek dari penelitian ini sebanyak 84 guru SD. Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Sebanyak 14% guru Bahasa Indonesia dengan kategori baik mendapat nilai di atas 80, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih kurang menguasai materi pelajaran, bahkan sebanyak 18% guru dengan kategori kurang mendapat nilai kurang dari 50. (2) daya serap materi yang diujikan sebesar 68,84%. Distribusi soal untuk tiap teks relatif sama dan daya serap Teks bacaan “Terbanglah Elang“ sebesar 71,32% lebih tinggi 5,01 poin dibandigkan daya serap teks bacaan “Bunga di Atas Atap” sebesar 66,33%. dan sebanyak 56% soal termasuk kategori mudah, 40% termasuk kategori sedang, dan 4% termasuk kategori sukar. (3) Sebanyak 45,24% guru menjawab benar soal yang mengukur level pengetahuan fakta, 86,9% guru menjawab benar soal yang mengukur leval aplikasi atau penerapan, dan sebanyak 45,83% guru menjawab benar soal yang mengukur level penalaran. Banyak guru kurang memahami isi bacaan sehingga apa yang ditanyakan dengan jawaban yang diinginkan tidak sesuai. Kata kunci: tes, tingkat kesukaran, daya serap, nilai, level kemampuan PENDAHULUAN Baca tulis merupakan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan manusia sejak dahulu, walaupun masih menggunakan simbol-simbol dan bahasa isyarat. Hal tersebut menunjukkan bahwa literasi sejak dahulu sudah ada. Pada saat ini literasi bukan hanya sekedar kegiatan baca tulis, kemampuan berliterasi membaca merupakan kemampuan yang melandasi kemampuan berliterasi lainnya. Dengan membaca, banyak diperoleh informasi serta dapat meningkatkan wawasan berpikir dan memperluas pengetahuan. Hasil PIRLS (2011), Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500. Studi itu juga melaporkan bahwa siswa Indonesia mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman dan penalaran. Siswa Indonesia mampu menjawab butir soal level advance (0,1%), mampu menjawab butir soal level tinggi 4%, mampu menjawab butir soal level sedang 28%, dan mampu menjawab butir soal level lemah 66%. Menurut Kemdikbud (2016) hasil survei PISA 2015 berdasar nilai median, capaian membaca siswa Indonesia meningkat dari 337 poin di tahun 2012 menjadi 350 poin di tahun 2015. Peningkatan capaian median yang lebih tinggi dari mean ini merupakan indikator yang baik dari sisi peningkatan akses dan pemerataan kualitas secara inklusif. Namun demikian tak ada satu siswa pun di Indonesia yang meraih nilai literasi ditingkat kelima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat. Selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu. Dari hasil survei PIRLS dan PISA dapat disimpulkan peserta didik kita masih lemah dalam menyelesaikan soal-soal yang memerlukan penalaran tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Menurut Kemdikbud (2018) penerapan kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan kecakapan hidup peserta didik. Kurikulum merupakan pondasi yang kuat yang dapat memberi arahan bagi pendidik agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan menyimak dalam berbagai aspek berbahasa. Permasalahan Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan guru Bahasa Indonesia SD, daya serap materi yang diujikan, serta tingkat kesukaran butir soalnya.

Transcript of KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN …

Page 1: KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN …

Unika Atma Jaya, 16-18 September 2020

386

KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN SOAL

BAHASA INDONESIA

Sri Wuryanti, Dian Rahdiani, Fahmi, Rumondang Purwati,

Giri Sarana Hamiseno

Pusat Asesmen dan Pembelajaran Balitbang dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

[email protected]; [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan guru SD dalam menyelesaikan

soal Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif

dilakukan untuk mengetahui kemampuan, daya serap, dan tingkat kesukaran butir soal, sedangkan penelitian

kualitatif dilakukan untuk mengungkap pemahaman konsep berdasarkan jawaban soal uraian. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh SD yang terdapat di Indonesia, sedangkan penentuan sampel dilakukan dengan cara

stratified random sampling. Random sampling dilakukan terhadap SD rujukan yang terdapat diseluruh provinsi di

Indonesia. Jumlah sekolah sampel sebanyak 84 sekolah, sedangkan objek dari penelitian ini sebanyak 84 guru SD.

Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Sebanyak 14% guru Bahasa Indonesia dengan kategori baik mendapat

nilai di atas 80, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih kurang menguasai materi pelajaran,

bahkan sebanyak 18% guru dengan kategori kurang mendapat nilai kurang dari 50. (2) daya serap materi yang

diujikan sebesar 68,84%. Distribusi soal untuk tiap teks relatif sama dan daya serap Teks bacaan “Terbanglah

Elang“ sebesar 71,32% lebih tinggi 5,01 poin dibandigkan daya serap teks bacaan “Bunga di Atas Atap” sebesar

66,33%. dan sebanyak 56% soal termasuk kategori mudah, 40% termasuk kategori sedang, dan 4% termasuk

kategori sukar. (3) Sebanyak 45,24% guru menjawab benar soal yang mengukur level pengetahuan fakta, 86,9%

guru menjawab benar soal yang mengukur leval aplikasi atau penerapan, dan sebanyak 45,83% guru menjawab

benar soal yang mengukur level penalaran. Banyak guru kurang memahami isi bacaan sehingga apa yang

ditanyakan dengan jawaban yang diinginkan tidak sesuai.

Kata kunci: tes, tingkat kesukaran, daya serap, nilai, level kemampuan

PENDAHULUAN

Baca tulis merupakan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan manusia sejak dahulu,

walaupun masih menggunakan simbol-simbol dan bahasa isyarat. Hal tersebut menunjukkan bahwa

literasi sejak dahulu sudah ada. Pada saat ini literasi bukan hanya sekedar kegiatan baca tulis, kemampuan

berliterasi membaca merupakan kemampuan yang melandasi kemampuan berliterasi lainnya. Dengan

membaca, banyak diperoleh informasi serta dapat meningkatkan wawasan berpikir dan memperluas

pengetahuan. Hasil PIRLS (2011), Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan

skor 428 dari skor rata-rata 500. Studi itu juga melaporkan bahwa siswa Indonesia mengalami kesulitan

dalam menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman dan penalaran. Siswa Indonesia mampu

menjawab butir soal level advance (0,1%), mampu menjawab butir soal level tinggi 4%, mampu

menjawab butir soal level sedang 28%, dan mampu menjawab butir soal level lemah 66%.

Menurut Kemdikbud (2016) hasil survei PISA 2015 berdasar nilai median, capaian membaca

siswa Indonesia meningkat dari 337 poin di tahun 2012 menjadi 350 poin di tahun 2015. Peningkatan

capaian median yang lebih tinggi dari mean ini merupakan indikator yang baik dari sisi peningkatan akses

dan pemerataan kualitas secara inklusif. Namun demikian tak ada satu siswa pun di Indonesia yang

meraih nilai literasi ditingkat kelima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat

empat. Selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu. Dari hasil survei PIRLS dan PISA

dapat disimpulkan peserta didik kita masih lemah dalam menyelesaikan soal-soal yang memerlukan

penalaran tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Menurut Kemdikbud (2018) penerapan kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan

kecakapan hidup peserta didik. Kurikulum merupakan pondasi yang kuat yang dapat memberi arahan bagi

pendidik agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui

pembelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik, yaitu

membaca, menulis, berbicara, dan menyimak dalam berbagai aspek berbahasa.

Permasalahan

Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan guru Bahasa

Indonesia SD, daya serap materi yang diujikan, serta tingkat kesukaran butir soalnya.

Page 2: KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN …

Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 18

387

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru Bahasa Indonesia SD, daya serap

materi yang diujikan, serta tingkat kesukaran butir soalnya.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan

untuk mengetahui kemampuan, daya serap, dan tingkat kesukaran butir soal, sedangkan penelitian

kualitatif dilakukan untuk mengungkap pemahaman konsep berdasarkan jawaban soal uraian. Sedangkan,

penentuan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling. Random sampling dilakukan

terhadap SD rujukan yang terdapat diseluruh provinsi di Indonesia sebanyak 84 guru SD dari seluruh

provinsi di Indonesia.

Kajian Teori

Menurut Widodo (2015) dan Wildova (2014) literasi merujuk kemampuan membaca dan menulis pada

tahap yang memadai untuk berkomunikasi dalam suatu masyarakat yang literat. Dengan kata lain ketika

seseorang memiliki kemampuan berbahasa yakni membaca dan menulis, maka bisa dikatakan ia memiliki

kemampuan literasi. Sedangkan menurut Suyono (2011) literasi sebagai basis pengembangan

pembelajaran efektif dan produktif memungkinkan siswa terampil mencari dan mengolah informasi yang

sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbasis ilmu pengetahuan abad ke-21. Menurut Abdurrahman

(2003), membaca pada hakekatnya merupakan aktivitas kompleks yang melibatkan banyak hal, tidak

hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga mencakup penggunaan pengertian, aktivitas visual,

pengamatan, dan berfikir. Sejalan dengan kedua ahli tersebut Zuchdi dan Budiasih (2001) mengatakan

bahwa dengan membaca seseorang dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan dan pegalaman-

pengalaman baru. Salah satu alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta

didik adalah tes tertulis. Menurut Cronbach (1960), Linn & Gronlund (1990) dan Crocker dan Algina

(1986), tes sebagai prosedur yang sistematis untuk memperoleh sampel perilaku peserta didik. Dari

pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat ukur standar yang digunakan untuk

meperoleh informasi tentang kemampuan yang dimiliki oleh peserta tes. Tes sebagai alat ukur harus

memenuhi prasyarat sebagai alat ukur yang baik yaitu tes tersebut harus valid dan reliabel. Sedangkan,

menurut Anastasi dan Urbana (1988), reliabilitas tes merupakan kestabilan skor yang diperoleh orang

yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada saat yang berbeda atau dengan perangkat

soal-soal ekuivalen yang berbeda, atau pada kondisi pengukuran yang berbeda. Tes sebagai alat ukur

memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di kelas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berikut disajikan hasil analisis kemampuan dan daya serap materi pelajaran atau yang diujikan guru SD

serta analisis tingkat kesukaran butir soal.

Grafik 1. Distribusi Nilai Tes Bahasa Indonesia Guru SD.

Klasifikasi nilai Ujian Nasional (UN) menurut Depdikbud (2012) dibagi ke dalam lima kategori, yaitu:

a) Baik Sekali: A (rata-rata nilai UN > 7,50); b) Baik: B (6,50 < rata-rata nilai UN ≤ 7,50); c) Sedang:

C (5,50 < rata-rata nilai UN 6,50); d) Kurang: D (4,50 < rata-rata nilai UN ≤ 5,50); dan e) Kurang

sekali: E (rata-rata nilai UN ≤ 4,50).

Dari grafik 1, tampak hanya 14% guru Bahasa Indonesia dengan kategori baik mendapat nilai di

atas 80, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih kurang menguasai materi pelajaran,

bahkan sebanyak 18% guru dengan kategori kurang mendapat nilai kurang dari 50. Daya serap materi

pelajaran berdasarkan bentuk soal disajikan pada tabel 2 berikut.

Page 3: KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN …

Unika Atma Jaya, 16-18 September 2020

388

Tabel 1. Daya Serap Materi Bahasa Indonesia Berdasarkan Teks Bacaan.

Bunga di Atas Atap Terbanglah Elang

Jumlah Soal Daya Serap Jumlah Soal Daya Serap

Total 13 66,33 12 71,32

PG 7 73,47 7 78,91

Uraian/Isian 6 58,01 5 60,68

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Bahasa Indonesia yang berasal dari

soal TIMSS. Teks yang digunakan sebanyak dua buah dengan jumlah soal sebanyak 25 soal. Distribusi

jumlah soal dan daya serap materi yang diujikan berdasarkan bentuk soal dapat dilihat pada tabel 1

berikut.

Dari tabel di atas, daya serap materi yang diujikan sebesar 68,84%. Distribusi soal untuk tiap teks

relatif sama dan daya serap Teks bacaan “Terbanglah Elang“ sebesar 71,32% lebih tinggi 5,01 poin

dibandigkan daya serap teks bacaan “Bunga di Atas Atap” sebesar 66,33%. Daya serap materi yang

diujikan untuk bentuk soal Pilihan ganda (PG) lebih tinggi dibandingkan dengan daya serap materi yang

diujikan dalam bentuk soal uraian. Hal tersebut menunjukkan bahwa soal yang disajikan dalam bentuk

soal uraian/isian lebih sulit dibandingkan dengan soal tersebut disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda

(PG). Bwrikut contoh soal yang dijawab benar oleh guru.

Contoh 1.

Kompetensi yang diukur : Pemahaman isi bacaan

Judul Teks bacaan : Bunga di Atas Atap

Level kognitif : Pengetahuan fakta

Sebanyak 45,24% guru menjawab benar soal yang mengukur level pengetahuan fakta, banyak guru yang

menjawab salah soal tersebut. Guru kurang memahami isi bacaan sehingga apa yang ditanyakan dengan

jawaban yang diinginkan tidak sesuai.

Contoh 2.

Kompetensi yang diukur : Pemahaman isi bacaan

Judul Teks bacaan : Terbanglah Elang

Level kognitif : Aplikasi

Page 4: KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN …

Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 18

389

Sebanyak 86,9% guru menjawab benar soal yang mengukur leval aplikasi atau penerapan, namun terdapat

jawaban guru yang slah tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan.

Contoh 3.

Kompetensi yang diukur : Pemahaman isi bacaan

Judul Teks bacaan : Terbanglah Elang

Level kognitif : Penalaran

Page 5: KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN …

Unika Atma Jaya, 16-18 September 2020

390

Sebanyak 45,83% guru menjawab benar soal, banyak guru yang menjawab salah soal tersebut. Guru

kurang memahami isi bacaan sehingga apa yang ditanyakan dengan jawaban yang diinginkan tidak

sesuai. Analisis tingkat kesukaran butir soal disajikan pada grafik 2 berikut.

Grafik 2. Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Bahasa Indonesia.

Dari grafik 2 di atas, sebanyak 56% soal termasuk kategori mudah, 40% termasuk kategori sedang,

dan 4% termasuk kategori sukar.

SIMPULAN

Sebanyak 14% guru Bahasa Indonesia dengan kategori baik mendapat nilai di atas 80, hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih kurang menguasai materi pelajaran, bahkan sebanyak

18% guru dengan kategori kurang mendapat nilai kurang dari 50.

Daya serap materi yang diujikan sebesar 68,84%. Distribusi soal untuk tiap teks relatif sama dan

daya serap Teks bacaan “Terbanglah Elang“ sebesar 71,32% lebih tinggi 5,01 poin dibandigkan daya

serap teks bacaan “Bunga di Atas Atap” sebesar 66,33%.

Sebanyak 45,24% guru menjawab benar soal yang mengukur level pengetahuan fakta, 86,9%

guru menjawab benar soal yang mengukur leval aplikasi atau penerapan, dan sebanyak 45,83% guru

menjawab benar soal yang mengukur level penalaran. Banyak guru kurang memahami isi bacaan

sehingga apa yang ditanyakan dengan jawaban yang diinginkan tidak sesuai.

REFERENSI

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Adi Mahasatya.

Adi Fun Learning. (2019). Penelitian Tentang Minat Baca Anak Indonesia (2016-2019)

https://adifunlearning.blogspot.com/2019/05/penelitian-tentang-minat-baca-anak.html

Anastasi, A., & Urbina, S. (1988). Psychological Testing 6th

. New York: Macmillan Publishing Company.

Badrun, K., & Amat, J. (2016). Model Asesmen Autentik untuk Menilai Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah

Pertama (SMP): Implementasi Asesmen Autentik di SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,

20(2), 11 Mei 2017.

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/issue/view/1308

Brenan, R. L. (2006). Educational Measurement. Washington: American Council on Education Praeger.

Charles D. H., & Richard L. A. (1979). Classroom Testing Construction. Illionos: F. E. Peacock.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Buku Panduan Pemanfaatan Hasil UN, Jakarta: Pusat Pengujian.

Faizah, U.D., Sufyadi, S., dkk. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 6: KEMAMPUAN GURU SD KELAS IV DALAM MENYELESAIKAN …

Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 18

391

Gibson, R. Ed. (1998). “Rethinking the Future, Memikirkan Kembali Bisnis, Prinsip, Persaingan, Kontrol dan

Kompleksitas, Kepemimpinan, Pasar, dan Dunia”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Harjasujana, A.S. (1988). “Nusantara yang Literat: Secercah Sumbang Saran terhadap Upaya Peningkatan Mutu

Pendidikan di Indonesia”. Pidato Pengukuhan Guru Besar pada IKIP Bandung.

Heryati, Y., dkk. (2010). Model Inovatif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018 Kelas 3, 6, 9, dan 12 Jakarta:

Pukurbuk.

https://www.puskurbuk.com/2018/05/download-buku-kurikulum-2013-edisi.html

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Peringkat dan Capaian PISA Indonesia Mengalami Peningkatan

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2012). Buku Panduan Pemanfaatan Pamer UN-2012, Jakarta: Pusat

Penilan Pendidikan.

Lee, J. C. (1960). Essentialof Psychological Testing, 3th

ed, New York: Harper & Row.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru

PIRLS. (2011). International Report. Performance at the PIRLS 2011. International Benchmarks TIMMS & PIRLS

Report International Study Center (IEA): Lynch School of Education, Boston College.

Pusmenjar. (2020). Desain Pengembangan Soal Akademik– AKM.

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Santoso, G. A., dkk. (2000). Studi Perkembangan Kognitif Siswa SD. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas

Indonesia.

Siswandari & Susilaningsih. (2013). Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Peserta Didik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 19(4), 487-498, Desember 2013.

Suryabrata, S. (1987). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta: Rajawali.

Suyono. (2011). Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi: Analisis Konteks, Prinsip, dan Wujud

Alternatif Strategi Implementasinya di Sekolah. Malang: Penerbit Cakrawala Indonesia.

Wildova, R. (2014). Initial Reading Literacy Development in Current Primary School Practice. Procedia-Social and

Behavioral Sciences. http://www.sciencedirect.com/science

Widodo, S., dkk. (2015). makalah: Membangun Kelas Literat Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Melatih

Kemampuan Literat Siswa di Sekolah Dasar, dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. 24 Oktober

2015 ISBN 978602-70216-1-7

Zuchdi, D. & Budiasih. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap Institusi Pendidikan Minat Penelitian

Sri Wuryanti Pusat Asesmen dan

Pembelajaran,

Balitbang dan Perbukuan

Kemdikbud

UNS

Penilaian

Pendidikan

Dian Rahdiani UIN Syarif Hidayatullah

Fahmi UNAS

Rumondang Purwati IPB

Giri Sarana Hamiseno UGM