KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA SMA …eprints.ums.ac.id/29746/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ·...
-
Upload
truongtuyen -
Category
Documents
-
view
238 -
download
8
Transcript of KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA SMA …eprints.ums.ac.id/29746/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ·...
KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA PADA PEMBELAJARAN
BIOOLOGI BERBASIS PRAKTIKUM
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Disusun oleh :
TRI WIDI HASTUTI A 420 100 110
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA PADA PEMBELAJARAN
BIOLOGI BERBASIS PRAKTIKUM
Tri Widi Hastuti1), Hariyatmi2), Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 142 halaman.
1)Mahasiswa Pendidikan Biologi, 2)Dosen Pembimbing
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta berdasarkan pembelajaran biologi berbasis praktikum. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dengan menggunakan metode deskriptif yang diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan berfikir kritis apa saja yang muncul serta melihat seberapa besar kemampuan berfikir kritis siswa yang dapat berkembang melalui pembelajaran biologi dengan metode praktikum, subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling yaitu kelas XI IPA yang berjumlah 21 siswa, objek penelitian ini adalah kemampuan berfikir kritis sisiwa di SMA Muhammadiyah 2 surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat indikator kemampuan berfikir kritis siswa yang diamati melalui metode praktikum, muncul dengan persentase yang berbeda. Indikator yang memperoleh persentase paling tinggi adalah indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak (93,7%) dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi (89,6%), sedangkan indikator yang memperoleh persentase paling rendah adalah indikator bertanya dan menjawab pertanyaan (76,0%). Secara keseluruhan kemampuan berfikir kritis siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tergolong sangat baik (84,6%). Metode praktikum membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung sehingga dapat melatih kemampuan berfikir kritis siswa melalui percobaan.
Kata kunci: Kemampuan berfikir kritis, pembelajaran biologi, metode berbasis praktikum.
A. Pendahuluan
Mata pelajaran biologi di SMA mempelajari segala sesuatu tentang
kehidupan berupa benda yang dapat ditangkap oleh alat indra manusia dan
oleh alat bantu (mikroskop) yang meliputi kehidupan yang berjenjang pada
tingkat organisme biologi mulai dari molekul, sel, jaringan, organ, sistem
organ, organisme atau individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan bioma.
Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk itu diperlukan
pembelajaran yang dapat meningkatkan kognitif, efektif, dan psikomotor
serta metode pembelajaran yang dapat mendorong bagaimana memotivasi
peserta didik untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.
Pada dasarnya siswa mempunyai kemampuan berfikir kritis dalam
belajar misalnya kemampuan bertanya, hipotesis, klasifikasi, observasi
(pengamatan) dan interpretasi. Tetapi kemampuan ini terkadang tidak
berkembang dengan baik maka perlu adanya metode yang mampu
mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran
biologi. Salah satunya adalah melalui kegiatan praktikum, karena kegiatan
praktikum membantu siswa untuk memahami suatu kejadian, melihat suatu
kejadian lebih rinci dari sebelumnya dan setelah itu mengingat kejadian
tersebut.
Berfikir kritis sangat penting dalam mempelajari biologi karena berfikir
kritis mencakup seluruh proses mendapatkan, membandingkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai- nilai.
Dalam pembelajaran biologi kemampuan berfikir kritis siswa sangat berperan
dalam prestasi belajar, penalaran formal, keberhasilan belajar, dan kreatifitas
karena berfikir merupakan inti pengatur tindakan siswa. Menurut Liliasari
(2003) kemampuan berfikir kritis adalah salah satu tujuan pendidikan
nasional yang sangat penting dalam pendidikan dan berfungsi disegala aspeks
kehidupan.
Praktikum merupakan kegiatan yang membuat pembelajaran lebih
diarahkan pada experimental learning berdasarkan pengalaman konkrit,
diskusi dengan teman yang selanjutnya akan diperoleh ide dan konsep baru.
Menurut Aryani (2009), kegiatan praktikum menjadi pembelajaran alternatif
yang baik bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan befikir
karena siswa dituntut untuk aktif dalam memecahkan masalah, berfikir kritis
dan kreatif dalam menganalisis, selain itu peserta didik dapat melakukan dan
mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses dari
materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya.
Peneliti memilih SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sebagai tempat
untuk dilakukan penelitian karena selain untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan berfikir kritis siswa disekolah tersebut, juga dikarenakan lokasi
dari sekolahan tersebut jaraknya tidak jauh dan mudah dijangkau oleh
peneliti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berfikir
kritis siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta pada pembelajaran biologi
berbasis praktikum. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam
memahami materi pembelajaran biologi yang diberikan dan memotivasi siswa
dalam rangka perbaikan cara belajarnya dan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar dalam
menunjang peningkatan kualitas belajar mengajar siswa.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, pada
bulan November 2013-Mei 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan berfikir
kritis apa saja yang muncul serta melihat seberapa besar kemampuan berfikir
kritis siswa di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dapat berkembang melalui
pembelajaran biologi dengan metode praktikum.
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta, sampel diambil dengan menggunakan
purposive sampling dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA yang
hanya terdiri dari satu kelas dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang yang
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, kelas XI IPA
dianggap sesuai dijadikan sampel dalam penelitian ini, karena kelas XI IPA
pada semester genap mempelajari mata pelajaran biologi sistem reproduksi
pada hewan dimana materi tersebut dijadikan oleh peneliti sebagai penunjang
penelitian.
Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, wawancara
dan kepustakaan. Pada observasi peneliti melakukan pengamatan secara
langsung, peneliti mengumpulkan data dengan mengamati indikator
kemampuan berfikir kritis apa saja yang muncul pada siswa secara kelompok
dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disusun sesuai indikator
kemampuan berfikir kritis menurut R. Ennis pada saat siswa melaksanakan
praktikum dilaboratorium tentang sistem reproduksi pada hewan. Pengukuran
ini dilakukan secara berkelompok, dalam penelitian ini dibagi 4 kelompok
karena keterbatasan alat dan waktu yang digunakan siswa pada saat kegiatan
praktikum, pengamatan dilakukan oleh 2 observer, masing-masing observer
mengamati 2 kelompok, sedangkan wawancara dilakukan dengan guru yang
mengampu mata pelajaran biologi dengan menggunakan pedoman
wawancara untuk mendeskripsikan kegiatan praktikum yang telah dilakukan,
guna mengetahui kemampuan berfikir kritis siswa.
Analisis datanya menggunakan analisis deskriptif, dengan memberikan
tanda ceklis (√) kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada
pada setiap aspek indikator kemampuan berfikir kritis siswa yang muncul
selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum
berlangsung, kemudian menjumlahkan banyaknya ceklis pada setiap kolom
yang terdapat pada lembar observasi tiap kelompok, membuat skala
pengukuran menurut Sugiyono (2008) dengan kriteria sangat baik, baik,
kurang baik, sangat kurang baik, kemudian untuk mencari presentase masing-
masing kriteria dicari berdasarkan rumus menurut Anas Sudijono ( 2008)
yaitu 100 %, selanjutnya mengintepretasikan secara deskriptif data
persentase tiap-tiap aspek indikator kemampuan berfikir kritis siswa yang
muncul selama pembelajaran pada sistem reproduksi hewan dengan
pembelajaran berbasis praktikum.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil analisis lembar observasi, aspek kemampuan berfikir kritis
siswa di SMA Muhammadiyah 2 Surkarta yang muncul pada mata pelajaran
biologi dengan pembelajaran berbasis praktikum yang dilakukan secara
kelompok diperoleh hasil sebagai berikut yang disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 1. Hasil Persentase Kemampuan Berfikir kritis Siswa Secara Keseluruhan
Berdasarkan tabel 1, diperlihatkan bahwa jumlah persentase
keseluruhan untuk keempat indikator berfikir kritis diperoleh hasil yang
berbeda, untuk indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
diperoleh hasil keseluruhan persentase sebanyak 79,2%, indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak diperoleh
sebanyak 93,7%, indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sebanyak
76,0%, indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
diperoleh sebanyak 89,6%. Nilai rata-rata jumlah persentase keseluruhan
kemampuan berfikir kritis diperoleh sebanyak 84,6%. Hal ini menunjukan
bahwa kategori kemampuan berfikir kritis siswa dengan pembelajaran
No Indikator Sub- Indikator Kegiatan % � (%) kategori 1. Menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi
Mengemukakan kesimpulan
I 87,5 79,2
Baik II 75,0
III 75,0 2. Mempertimbang
kan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat
I 93,7 93,7
Sangat baik II 92,7 III 94,8
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan
Memberikan penjelasan sederhana
I 81,2 76,0
Baik II 75,0 III 71,8
4. Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
Melaporkan hasil observasi
I 87,5 89,6
Sangat baik
II 100 III 81,2
Jumlah rata-rata (%)
84,6
Sangat baik
berbasis
baik. un
Gambar
Ket: IndikatorIndikatorIndikatorIndikator
B
mempe
indikato
yang te
dalam k
presenta
merupa
siswa h
diskusi
prosedu
dalam p
PH, da
dengan
siswa).
berhati-
dengan
0
20
40
60
80
100
s praktikum
ntuk lebih je
1. Grafik indik2 Surakarta
r 1 : Mengindur 2 : Mempertir 3 : Bertanya r 4 : Mengobse
erdasarkan
rtimbangkan
ornya yang
epat diperol
kategori sang
ase pada i
akan bagian
harus menyi
dengan kelo
ur sebelum
praktikum s
an pengamat
melihat pr
Dalam kegi
- hati dalam
sangat baik
m pada mata
lasnya bisa d
kator kemamputahun ajaran 2
uksi dan mempimbangkan apadan menjawabervasi dan mem
tabel 1,
n apakah su
diamati ada
eh rata-rata
gat baik. Ha
indikator la
dalam keg
iapkan alat
ompok sebe
melakukan
seperti mela
tan morfolo
rosedur yang
iatan pembiu
praktikum s
k. Hal ini k
a pelajaran b
dilihat pada
uan berfikir kr013/2014 seca
pertimbangkanakah sumber dab pertanyaan mpertimbangka
, diperliha
umber dapat
alah memper
persentase
asil ini paling
ainnya, hal
giatan prakti
dan bahan y
lum praktiku
pembadaha
akukan pem
ogi sperma
g sudah di
usan, mengg
sebagian bes
karena beda
biologi berke
gbr. 2.
ritis siwa XI IPara keseluruhan
n hasil induksiapat dipercaya
an hasil observ
atkan bahw
dipercaya a
rtimbangkan
sebesar 93
g tinggi diba
ini terjadi
ikum, diman
yang akan d
um, memba
an kemudian
mbiusan, pem
dengan men
jelaskan di
gunakan ala
sar kelompo
sarkan hasil
embang den
A di SMA Mun
atau tidak
vasi
wa pada
atau tidak de
n penggunaa
,7% hal ini
anding denga
karena ke
na sebelum
digunakan,
ca dan mem
n melakukan
mbedahan, p
nggunakan
i LKS (Lem
at bedah dan
ok dapat mel
l wawancara
indikato
indikato
indikato
indikato
ngan sangat
uhammadiyah
indikator
engan sub-
an prosedur
i tergolong
an rata-rata
egiatan ini
praktikum
melakukan
mperhatikan
n aktivitas
pengukuran
mikroskop
mbar Kerja
n kebiasaan
lakukannya
a, sebelum
or 1
or 2
or 3
or 4
dilakukan praktikum, guru yang bersangkutan memberikan pembekalan
(latihan) terlebih dahulu dengan melakukan asistensi pada pertemuan
sebelumnya. Untuk melakukan pengamatan dengan mikroskop sebagian
besar kelompok dapat menggunakannya dengan baik, karena praktikum yang
pernah dilaksanakan sebelumnya sering menggunakan mikroskop jadi siswa
sudah terbiasa dengan alat tersebut, meskipun ada beberapa siswa yang masih
kurang baik dalam menggunakan mikroskop.
Hasil penelitian yang dilakukan Fatmawati (2011) menunjukan bahwa
kemampuan berfikir kritis siswa X-5 di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya
dengan metode praktikum indikator mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak dengan sub-indikator yang diamati
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat memperoleh persentase
paling tinggi diantara indikator-indikator lainnya yaitu sebesar 88,4% yang
tergolong sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan berfikir kritis
dapat berkembang karena kebiasaan dan karena adanya latihan, hal ini sesuai
dengan penjelasan Arnyana dalam Patmawati (2011) yaitu pada dasarnya
ketrampilan berfikir kritis bukanlah kemampuan yang diberikan tetapi
kemampuan yang dapat dilatih dan harus dipelajari disekolah.
Berdasarkan tabel 1, indikator mengobservasi dan mempertimbangkan
laporan hasil observasi dengan sub-indikator yang diamati adalah
melaporkan hasil observasi menduduki tingkatan ke dua setelah indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan memperoleh
jumlah persentase sebesar 89,6% hal ini tergolong dalam kategori sangat
baik. Indikator ini tergolong sangat baik karena pada indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi siswa dapat
nememukan informasi sendiri dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi, siswa sudah
sering melakukan kegiatan prktikum, jadi siswa sudah terbiasa dalam
melaporkan hasil pengamatannya dengan menggambar sesuai dengn preparat
yang dihadapinya dan menuliskan hasil percobaan sesuai dengan apa yang
dialaminya secara langsung. Hasil ini juga tidak jauh berbeda dengan hasil
penelitian Fatmawati dimana indikator ini menempati tingkatan kedua
dengan jumlah persentase sebesar 87,7% yang tergolong sangat baik.
Menurut Santyasa dalam Aryati (2009), pembelajaran dengan menggunakan
percobaan menjadi alternative pembelajaran yang baik bagi peserta didik
untuk mengembangkan ketrampilan dan kemampuan berfikir karena peserta
didik dituntut untuk aktif dalam berfikir kritis dan kreatif dalam
menganalisis, mengidentifikasi, mengamati, mengaplikasikan konsep dan
prinsip-prinsip agar menjadi lebih bermakna.
Berdasarkan tabel 1, indikator menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi dengan sub-indikator yang diamati adalah mengemukakan
kesimpulan memperoleh jumlah persentase sebesar 79,2% yang tergolong
dalam kategori baik. persentase indikator ini lebih rendah dibandingkan
indakator-indikator sebelumnya, karena berdasarkan hasil analisis dari
jawaban siswa menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok menuliskan
jawaban dengan benar dan semua kelompok menuliskan inti kesimpulannya
hampir sama tetapi dalam menyusun kata-katanya ada yang masih kurang
lengkap, siswa kurang dapat mengutarakan kesimpulan dengan bahasa yang
jelas, teratur dan terarah, selain itu kurang tepatnya siswa dalam membuat
kesimpulan dikarenakan siswa rata-rata tidak menghubungkannya dengan
tujuan percobaan dan ada juga yang tidak menghubungkannya dengan hasil
pengamatan. Berdasarkan hasil wawancara, hal ini mungkin dikarenakan
siswa kurang teliti, lupa, terburu-buru karena waktu yang diberikan kurang
cukup.
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat tentang hasil praktikum dan
pembahasan hasil praktikum. Kesimpulan berisi jawaban atas tujuan
praktikum, keseluruhan jawaban hanya berfokus pada ruang lingkup
pertanyaan dan jumlah tujuan praktikum yang ada. Kesimpulan berasal dari
fakta-fakta atau hubungan yang logis, pada umumnya kesimpulan harus
berhubungan dengan pokok permasalahan dan dilengkapi oleh bukti-bukti.
Berdasarkan tabel 1, indikator kemampuan berfikir kritis bertanya dan
menjawab pertanyaan dengan sub-indikator yang diamati memberikan
penjelasan sederhana memperoleh persentase paling rendah dibandingkan
indikator-indikator lainnya yaitu sebesar 76,0%, tetapi meskipun paling
rendah masih tergolong dalam kategori baik. Indikator ini memperoleh
presentase paling rendah karena siswa kurang cermat dalam menganalisis
pertanyaan, dan siswa dalam menjawaban tidak fokus dengan apa yang
ditanyakan, misalkan perintah soal jelaskan tetapi rata-rata siswa hanya
menyebutkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi, praktikum-
praktikum sebelumnya tidak menggunakan LKS seperti praktikum kali ini,
tetapi mengadakan kegiatan postest, dan jawaban yang diharapkan dari soal-
soal postest sebagian besar dapat diperoleh dari buku pegangan siswa,
sehingga siswa kurang mengembangkan kemampuannya dalam hal
memberikan penjelasan dengan pengamatannya secara langsung.
Hasil penelitian yang dilakukan Patmawati (2011) tentang ketrampilan
berfikir kritis siswa dengan metode praktikum pada pelajaran elektrolit dan
non elektrolit, indikator bertanya dan menjawab pertanyaan hasilnya tidak
jauh berbeda yaitu menempati presentase paling rendah diantara indikator
yang lainnya yaitu sebesar 77,1 tetapi masih tergolong dalam kategori baik.
Hal ini menunjukan bahwa bertanya untuk meminta penjelasan merupakan
suatu hal yang mudah dilakukan siswa tetapi meminta penjelasan merupakan
hal yang perlu dipikirkan karena tanpa berfikir jawaban yang akan
disampaikan tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan. Dalam indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan ketika memberikan penjelasan sederhana
siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya
dengan memperoleh bukti.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kemampuan
berfikir kritis siswa secara keseluruhan adalah 84,6%. Hal ini menunjukan
bahwa kemampuan berfikir kritis yang dikembangkan siswa pada materi
sistem reproduksi pada hewan dengan pembelajaran berbasis praktikum
berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan
kemampuan berfikir kritis siswa melalui pembelajaran berbasis praktikum
tergolong sangat baik.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa kegiatan praktikum
membuat siswa lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu materi
pembelajaran, karena manurut Hafni (2013) kegiatan praktikum merupakan
proses dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti
proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan dari materi yang dipelajari. Kegiatan seperti ini akan membawa
kemampuan kognitif siswa menjadi lebih baik, karena siswa memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman langsung, bukan hanya sekedar mendengar
dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh guru
saja.
Berdasarkan analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa indikator
kemampuan berfikir kritis yang banyak dikembangkan atau muncul pada
siswa adalah indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil
observasi dan indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak. Kedua indikator ini telah dianalisis dengan lembar observasi, kedua
indikator ini memperoleh jumlah persentase yang lebih besar dari pada
indikator lainnya, sedangkan indikator yang paling rendah adalah indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan, tetapi indikator ini masih tergolong dalam
kategori baik.
Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran berbasis
praktikum dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa terhadap materi pada mata
pelajaran biologi. Pembelajaran melalui praktikum membuat siswa menjadi
lebih aktif seperti melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,
mengamati objek, menganalisis, membuktikan materi yang dipelajari melalui
pengalaman langsung, bukan hanya sekedar mendengar dan menerima
pengetahuan atau informasi dari apa yang disampaikan oleh guru dikelas saja.
Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran melalui metode
praktikum dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran biologi.
Pembalajaran berbasis praktikum menurut Patmawati (2011) sebagai
kegiatan yang membantu siswa untuk menerapkan dan mengkonfirmasikan,
atau memperdalam teori, bekerja sama dalam kelompok dan melatih
ketrampilan psikomotor denga melakukan kegiatan percobaan. Pembelajaran
berbasis praktikum menjadi alternatif pembelajaran yang baik bagi peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
Pembelajaran berbasis praktikum menuntut siswa aktif dalam
pembelajaran dan melatih kemampuan berfikir kritis siswa melalui kegiatan
percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kegiatan percobaan atau eksperimen
mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan
berfikir kritis siswa. Pernyatan ini didukung hasil penelitian Herti Patmawati
(2011) pada siswa kelas X-5 di SMA Negeri di Kota Tasikmalaya bahwa
pembelajaran melalui praktikum dapat mengembangkan kemampuan berfikir
kritis siswa pada indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak dan mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi, juga didukung oleh hasil penelitian dari Eka Aryati (2009) pada
mahasiswa pendidikan biologi universitas Tanjungpura yang menyatakan
bahwa metode praktikum dapat meningkatakan atau mengembangkan
kemampuan berfikir kritis mahasiswa pada indikator membuat argument.
Dengan demikian kemampuan berfikir kritis dapat dilatih salah satunya
dengan menggunakan pembelajaran berbasis praktikum.
D. Kesimpulan dan Saran
Kemampuan berfikir kritis siswa di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
pada pembelajaran biologi dengan metode praktikum tergolong sangat baik
(84,6%), dengan indikator kemampuan berfikir kritis yang banyak
dikembangkan adalah indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak (93,7%) dan mengobservasi dan mempertimbangkan
hasil observasi (89,6%). Saran dari penelitian ini adalah Pelaksanaan
pembelajaran berbasis praktikum sebaiknya sering dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran disekolah karena dapat melatih dan mengembangkan
kemampuan berfikir kritis siswa. Dalam mengetahui kemampuan berfikir
kritis siswa sebaiknya dilakukan pengukuran secara individu.
E. Daftar Pustaka
Aryati, Eka. 2009. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan.
Hafni. Sarmila. 2013. Penilain Praktikum. Tersedia:
http://sarmilahafni.blogspot.com/2013/02/penilaian-prktikum.html (diakses pada tanggal 13 November 2013).
Liliasari. 2003. Peningkatan Mutu Guru Dalam Ketrampilan Berfikir Tingkat
Tinggi Melalui Model Pembelajaran Kapita Selekta Kimia Sekolah Lanjutan. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains
Patmawati, Herti. 2011. “Analisis Ketrampilan Berfikir Kritis Siswa Pada
Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit dengan Metode Praktikum” (Sekripsi S-1 Progdi Kimia). Jakarta: FKIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono . 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV Alfabeta.