KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994
-
Upload
sari-muthya-silalahi -
Category
Documents
-
view
115 -
download
23
description
Transcript of KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994
![Page 1: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/1.jpg)
KURIKULUM 1994
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa,
ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum
yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan
masyarakat cenderung/selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu
pengatahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab
pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut.
Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang
diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus
dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan
segera atau setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan.Pembaharuan
kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang
masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa
cenderung berubah.
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada kompoenen tertentu), tetapi dapat
pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum. Perubahan
kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan
faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan.Sebagai konsekuensi dari perubahan
kurikulum juga akan mengakibatkan perubahan dalam operasionalisasi kurikulum tersebut,
baik dapat orang yang terlibat dalam pendidikan maupun faktor-faktor penunjang dalam
pelaksannaan kurikulum.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat untuk
mencapai tujuan harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang senantiasa
berubah dan terus berlangsung. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan
konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan
dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada
tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum
bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.
Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen kurikulum yakni.
![Page 2: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/2.jpg)
(a) Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat
dan falsafah bangsa. Tanpa tujuan yang jelas, tidakaakan membawa perubahan yang
berarti, dan tidak ada petunjuk ke mana pendidikan diarahkan.
(b) Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran. Perubahan
ini dapat menyangkut isi mata pelajaran, aktivitas belajar anak, pengalaman yang harus
diberikan kepada anak, juga organisasi atau pendekatan dari mata pelajaran-mata
pelajaran tersebut. Apakah diajarkan secara terpisah-pisah (subject matter curriculum),
apakah lebih mengutamakan kegiatan dan pengalaman anak (activity curriculum)atau
diadakan pendekatan interdisipliner (correlated curriculum) atau dilihat proporsinya
masing-masing jenis; mana yang termasuk pendidikan umum, pendidikan keahlian,
pendidikan akademik dan lain-lain.
(c) Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu
sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi,
bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
(d) Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi
kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti
laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.
(e) Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut metode/cara yang
paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan efesien,
relevan dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu system dari
kurikulum.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999,
2004, 2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua
kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD
1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.
![Page 3: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/3.jpg)
Melalui pembahasan ini kita akan membahas khusus perkembangan kurikulum 1994.
A. Latar Belakang Dibentuknya Kurikulum 1994
Adapun yang menjadi latar belakang diberlakukanya kurikulum 1994 adalah sebagai
berikut.
1. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-
Undang.
2. Bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan
peningkatan dan penyempurnaan pentelenggaraan pendidikan nasional, yang
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian,
perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan.
3. Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan
sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal
ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari
sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya
dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
Ralph Tyler (1949) mengemukakan asas yang digunakan sebagai landasan untuk
pengembangan kurikulum yaitu azas filosofis yakni filsafat suatu bangsa. Bagi bangsa
Indonesia, azas filosofisnya adalah pancasila. Filsafat memegang peranan penting dalam
pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, Ella
Yulaelawati (2003), mengenalkan berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme,
essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam
pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu,
![Page 4: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/4.jpg)
sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang
dikembangkan.
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan
dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting
dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini
menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat
dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu. Kurikulum 1994 sesuai dengan aliran
filsafat perenialisme, karena pada kurikulum 1994 lebih fokus kepada aspek kognitif dan
mengabaikan aspek-aspek lainnya
C. Pokok Kurikulum 1994
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya
sebagai berikut :
1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
2. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
(berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
3. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum
untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga
daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada
jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan
penyelidikan.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan
terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan
pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah.
6. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang
sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
![Page 5: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/5.jpg)
7. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk
pemantapan pemahaman siswa.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama
sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content
oriented), di antaranya sebagai berikut :
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/substansi setiap mata pelajaran.
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.
3. Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini
mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah
satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994.
Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip
penyempurnaan kurikulum, yaitu : (a)) Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus
sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat. (b) Penyempurnaan kurikulum
dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai
dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya.
4. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi
pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
5. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan
materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
6. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikan dan
tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang
tersedia di sekolah. Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan
jangka panjang.
![Page 6: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/6.jpg)
D. Tujuan
Secara umum tujuan diterapkannya kurikulum 1994 adalah meningkatkan mutu
pendidikan melalui siswa mampu menguasai materi yang diberikan, bahan ajar
berdasarkan TIU (Tujuan Institusional Umum) dan TIK (Tujuan Institusional Khusus) dan
menyiapkan siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Pada kurikulum 1994 muncul istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kegiatan
belajar cenderung di dalam kelas, mengejar target berupa materi yang harus dikuasai,
berorientasi kognitif. Bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru harus berdasarkan pada
TIU dan TIK (tujuan pembelajaran). Selain itu, kurikulum 1994 bertujuan untuk
membekali siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
E. Isi, materi dan Struktur Kurikulum
1. Isi Program
Isi kurikulum pendidikan dasar memuat mata pelajaran sebagai berikut.
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Pendidikan Agama
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Kerajinan Tangan dan Kesenian
8. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
9. Bahasa Inggris
10. Muatan Lokal
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia dalam artian materi pembelajaran ditentukan oleh
pemerintah. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat
mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
![Page 7: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/7.jpg)
fisik, dan sosial supaya tercapai target. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat
memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka,
dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam pengajaran suatu mata
pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara
pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang
sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-pengulangan materi
yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Selama
dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai
akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di
antaranya sebagai berikut. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata
pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
2. Lama Pendidikan
Pendidikan Dasar merupakan pendidikan sembilan tahun yang terdiri atas program
pendidikan enam tahun yang diselenggrakan di SD dan program pendidikan tiga tahun
yang diselenggarakan di SMP.
3. Susunan Program
a. Program Kurikuler
Program kurikuler memuat jenis-jenis mata pelajaran dan disajikan dalam
susunan program pengajaran kurikulum.
b. Program Ekstrakurikuler
Kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler
berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program
kurikuler serta berupa kegiatan yang lebih memantapkan pembentukan kepribadian
seperti pramuka, usaha kesehatan sekolah, olahraga, palang merah, dan kesenian.
![Page 8: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/8.jpg)
F. Pelaksanaan Kurikulum
1. Waktu Belajar
Diterapkan sistem caturwulan yang membagi waktu belajar 1 tahun menjadi tiga
bagian. Bagian waktu tersebut disebut catur wulan yang terdiri dari catur wulan 1, 2,
dan 3.
2. Sistem Guru
SD menggunakan sistem guru kelas
SMP menggunakan sistem guru mata pelajaran
3. Perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Perencanaan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum 1994 mencakup :
a. Perencanaan tahunan
b. Perencanaan catur wulan
c. Perencanaan yang dituangkan dalam bentuk persiapan mengajar
4. Bahasa Pengantar
Menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi pada SD awal boleh menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pengantar.
5. Sistem Pengajaran
Dilaksanakan dengan sistem klasikal
6. Bimbingan Belajar dan Bimbingan Karir
Bimbingan belajar dan bimbingan karir ini ditujukan kepada siswa untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan menengah (SMA) atau memasuki lapangan kerja.
7. Penilaian
Penilaian dilakukan dalam ulangan harian, ulangan catur wulan, serta EBTA dan
EBTANAS. Ulangan harian dan catur wulan dilakukan oleh guru dan dijadikan sebagai
dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan kenaikan kelas, sedangkan EBTA
dilakukan oleh sekolah untuk mata pelajaran yang tidak di-EBTANAS-kan. EBTANAS
dikoordinasikan secara nasional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai
salah satu dasar dalam menentukan kelulusan siswa. Bentuk soal yang digunakan
adalah soal uraian dan pilihan ganda. Bentuk soal uraian biasa digunakan dalam
ulangan harian, maksudnya agar siswa memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya secara tertulis. Adapun bentuk soal pilihan ganda terutama digunakan
dalam EBTANAS. Maksudnya adalah demi obyektivitas dalam memberikan penilaian.
Dalam EBTANAS juga masih ada soal uraian, tetapi uraian terbatas. Pada kurikulum
![Page 9: KELOMPOK 9 TELAAH KURIKULUM 1994](https://reader035.fdocuments.net/reader035/viewer/2022082210/55cf98e2550346d0339a3ac0/html5/thumbnails/9.jpg)
1994 cara penilaian di fokuskan pada aspek kognitif, pemahaman siswa tentang materi.
Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan perkelas dan persemester. Pada
kurikulum ini, keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai
yang dapat diperbandingkan dengan sisa lain. Evaluasi pelajaran dilaksanakan dengan
teknik paper dan pecil test
G. Proses Pembelajaran
Pada kurikulum 1994 muncul istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kegiatan
belajar cenderung didalam kelas. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan
menguasai materi pelajaran. Guru dianggap sebagai pusat dari pembelajaran, karena guru
menyampaikan materi hanya menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah. Oleh
karena itu guru dianggap sebagai pusat pembelajaran. Metode yang digunakan mengajar
cenderung monotone yaitu ceramah, tidak menggunakan metode-metode lain yang
melibatkan siswa aktif. Guru mengajar hanya mengejar target berupa materi yang harus
dikuasai dan berorientasi kognitif.
REFRENSI :
http://rimatrian.blogspot.com/2014/01/sejarah-perkembangan-kurikulum-1994.html
http://www.google.com/url?q=http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/
Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur_SD/UNIT-
4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf&sa=U&ei=zj78Upv_HYrZrQe1jICQDw&ved=0
CCcQFjAC&usg=AFQjCNFJmdEAHCy7jffTCT1VCX-mbajbbA
http://globotech88.wordpress.com/2010/03/18/perbedaan-kurikulum-1994-dan-ktsp/