Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

26
KELOMPOK 5 WISATA RELIGI MESJID TIBAN (PONPES SYALAFIYAH BIHAARU BAHRI' ASALI FADLAAIRIL RAHMAH) & GOA MARIA Aditya Naufal.P Andyni Wulan.A Arif Aulia.R Hildawati Eneng Nuraeni Nenden Maesaroh Shafiera Fransisca Sri Harti Dewi

Transcript of Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Page 1: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

KELOMPOK 5

WISATA RELIGI

MESJID TIBAN (PONPES SYALAFIYAH BIHAARU BAHRI' ASALI FADLAAIRIL

RAHMAH)&

GOA MARIA

Aditya Naufal.PAndyni Wulan.A

Arif Aulia.RHildawati

Eneng NuraeniNenden MaesarohShafiera Fransisca

Sri Harti Dewi

Page 2: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Latar belakang

Akhir-akhir ini semakin banyak orang mengalami stres Biasanya stres bermula dari kejenuhan pikiran yang kemudian terakumulasi sehingga menjadi akut.

Tiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi stres atau kejenuhan pikiran tersebut. pariwisata merupakan salah satunya. Diantara beragamnya jenis pariwisata yang ditawarkan wisata religi kini tengah populer dan menjadi pilihan masyarakat.

Potensi wisata religi di negara kita sangatlah besar. Hal ini dikarenakan sejak dulu Indonesia dikenal sebagai negara religius. Banyak bangunan atau tempat bersejarah yang memiliki arti khusus bagi umat beragama. Selain itu, besarnya jumlah penduduk Indonesia, dimana hampir semuanya adalah umat beragama, merupakan sebuah potensi tersendiri bagi berkembangnya wisata religi.

Page 3: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

KONSEP TEORI

PARI

WISATA

bersama, atau berkeliling

Perjalanan

Definisi Pariwisata

pariwisata memiliki pengertian melakukan kegiatan perjalanan berkeliling meninggalkan

tempat awal, menuju ke tempat yang lain.

Adapula definisi pariwisata menurut :

Richard Sihite

Robert McIntosh

Wikipedia

Undang-Undang

Page 4: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Definisi Wisata Religi

* Wisata religi dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, yang memiliki kelebihan. misalnya dilihat dari sisi sejarah, adanya mitos dan legenda mengenai tempat tersebut, ataupun keunikan dan keunggulan arsitektur bangunannya.

* Tujuan wisata religi tidaklah sempit, namun memiliki cakupan yang sangat luas, dan sifatnya cukup personal*wisata ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual kita.

Page 5: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

PROFIL & SEJARAH MESJID TIBAN / PONDOK PESANTREN SYALAFIYAH BIHAARU BAHRI' ASALI

FADLAAIRIL RAHMAH

(Lautannya, Lautan, Madunya, Fadhalnya Rahmat ; Segarane, Segara, Madune,  Fadhole Rohmat )

disingkat ( Bi Ba’a Fadlrah )

Page 6: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Lokasi persisnya berada di jalan Wahid Hasyim, Gang Anyar, Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Pendiri : KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh

Mitos yg berkembang di Masyarakat

Pembangunan dan Pendanaan

MESJID TIBAN / PONDOK PESANTREN SYALAFIYAH BIHAARU BAHRI' ASALI FADLAAIRIL RAHMAH

Profil

Alamat website http://www.ponpesbibaafadlrah.or.id

Page 7: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Sejarah

1963 : Merintis Pembangunan1987 : Memulai pembangunan1992 : Pembangunan sempat terhenti1998-skr : Kembali dibangun

Page 8: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Social Atraction

* Pembangunan pesantren yg dilakukan secara gotong royong dapat dilihat pada hari-hri diluar hari libur . Para santri dan jamaah bekerjasama bahu-membahu membangun sedikit demi sedikit menyempurnakan bangunan pesantren.* Nilai-nilai dakwah melalui bangunan ini diharapkan mampu mengetuk pintu hati pengunjung yg datang untuk menerapkan nilai2 agama didalam kehidupan. Seperti nilai untuk berbagi, ikhlas, tidak putus asa, tidak pamrih dan senantiasa menjadikan agama sebagai pedoman hidup.

Atraksi

Page 9: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Built Atraction

L1-L3 : Tempat istirahat laki-laki dan perempuan (terpisah) juga sebagai tempat ryadhah.L4 : Tempat khusus Kyai Ahmad menerima tamu.L5 : Tempat ijab qabul dan resepsi pernikahan mimbar, tmpt shalat idhul fitri, idhul adha, PHBI, shalat ashar, magrib, isa.L6 : ruang tempat istirahat para santri yang sudah berkeluarga.L7 : SupermarketL8 : Kios, Cafetaria, Pasar dan kolam ikanL9 : GununganL10 : Puncak gunung

play

Page 10: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

aktivitas

Kegiatan keagamaan : untuk jemaah , santri dan masy.

Ryadhoh : menenangkan diri, mengintrospeksi diri

Pembangunan Pesantren yang berkelanjutan, kerjasama antara santri dan jemaah.

Mempelajari kitab dan buku tuntunan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing masing.

Mengikuti kegiatan keagamaan lain: sholat malam, istighosah, dibaan, shalawatan, tahlilan maupun kegiatan lain yang dikerjakan secara sendiri sendiri sesuai dengan kebutuhannya masing msing.

Berperan aktif  dalam kegiatan memperingati hari hari besar islam dengan tujuan agar seluruh jamaah dan tamu yang dating dapat merasa senang dan bahagia selama dan sesudah mengikuti acara.

Page 11: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

•Parkiran• kolam ikan & aquarium•Lift•Tempat pendaftaran dan pendataan pengunjung sbg standar keamanan.•Tempat makan, cafetaria•Supermarket•Pasar, kios•Tempat resepsi pernikahan•Ruang istirahat pengunjung laki2 dan perempuan (terpisah)•Kebun sayuran• tempat hewan peliharaan mulai yang standar seperti burung, ayam dan kelinci sampai yang tidak wajar seperti monyet dan kijang

amenitas

Page 12: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

aksesibilitas

Akses menuju lokasi sangatlah mudah untuk dijangkau dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda4. Jarak dari kota Malang sekitar 27 km yang mungkin bisa ditempuh sekitar 30 menit.

Rute menuju masjid tiban dari Stasiun Malang dapat ditempuh dengan angkutan umum jurusan AG (Arjosari-Gadang) dengan tarif 4 ribu, turun di terminal gadang. Kemudian dilanjutkan dengan menaiki COLT L300 (mini bus) dengan tarif 7 ribu, turun di pangkalan ojek (*bilang aja ke kondekturnya ke masjid tiban). Lalu naik ojek ke Masjid Tiban dengan tarif 10 ribu.

Page 13: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Manfaat Aspek sosbud

Aspek lingkungan

Aspek ekonomi

Berkembangnya kegiatan usaha masy.

Pembangunan bersifat ramah lingkungan dan tdk mengubah kontur tanah, tekstur air & pepohonan.

Pembangunan dan pendanaan yg bersifat sosial mengajarkan kehidupan yg terintegrasi & solid.

Page 14: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

DampakDampak dari pembangunan mesjid ini yang merupakan bangunan tumbuh, artinya terus dilakukan pembangunan harus diimbangi pula dengan sosialisasi pemahaman kepada masyarakat bahwa bangunan ini tidak dibangun oleh jin atau hal yang tidak wajar lainnyahal ini dimaksudkan agar para pengunjung yang datang tidak salah persepsi sehingga esensi dari wisata religi mengenal lebih dalam mengenai ajaran agama tidak ternodai oleh niat yang keliru maupun persepsi yang macam-macam ketika berkunjung.

Page 15: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

WISATA RELIGI

GUA MARIA

Page 16: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Gua Maria Sawer Rahmat terdapat di sebuah desa di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat bernama Desa Cisantana. Cisantana terletak di lereng sebelah timur kaki Gunung Ciremai pada ketinggian lebih kurang 700 meter dari permukaan laut.  Daerah tersebut merupakan wilayah pertanian dengan suhu udara yang cukup dingin. Menurut catatan di Gereja Cisantana, umat Katolik di daerah ini berjumlah lebih kurang 1.200 orang yang sebagian besar hidup dari pertanian dan beternak sapi perah.

Page 17: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Gua Maria Sawer Rahmat yang konon dibangun atas inisiatif penduduk setempat, terletak di sebuah bukit yang bernama Bukit Totombok, sebelah barat Desa Cisantana. Gua Maria Sawer Rahmat kini seakan-akan telah menjadi tempat keramat dan seringkali menjadi tempat prosesi keagamaan. Peresmian Gua Maria Sawer Rahmat ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 1990 oleh Kardinal Tomko. Untuk mencapai bukit tempat gua itu, sebenarnya tidak terlalu jauh dengan berjalan kaki dari desa di bawahnya. Umat Katolik menyebut perjalanan menuju gua itu sebagai "prosesi jalan salib," dan karena itu waktu tempuh memang terasa cukup lama.

  Mereka harus berhenti pada setiap tempat pemujaan di

sepanjang jalan itu untuk memanjatkan doa sebelum sampai ke Gua Maria. Perjalanan sambil mengucapkan doa itu dilakukan untuk mengingatkan umat Katolik (atau Kristen pada umumnya) tentang perjalanan Yesus Kristus memanggul salib menuju Bukit Golgota atau Bukit Kalvari.

Page 18: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Objek Wisata Goa Maria Di sekitar Gua Maria Sawer Rahmat terdapat

sebuah taman indah yang dibentuk untuk menggambarkan Taman Getsemani, yang menurut kitab suci Kristen, di situlah Yesus Kristus ditangkap untuk diadili sebelum disalibkan. Taman ini berada pada tempat yang datar. Di tempat ini pula terdapat sebuah ruangan sederhana untuk misa atau pembukaan jalan salib. Semua tempat terbuka, kecuali altar. Dijalan menuju Gua Maria itu, tidak ada tempat untuk berteduh, tetapi rimbunnya pohon dan semak di kiri dan kanan jalan, cukup membuat suasana teduh. Pada musim hujan, para pengunjung dapat melihat dan menikmati indahnya bunga-bunga hutan bermekaran, suasana alami dan menarik.

Page 19: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)
Page 20: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Patung Bunda Maria berdiri tegak dan anggun pada sebuah gua yang di bawahnya mengalir air yang jernih. Air ini berasal dari sebuah curug (air terjun). Curug tersebut berada di kaki sebelah selatan bukit dan penduduk mengenalnya dengan Curug Sawer (jatuhnya air seperti yang "disawerkan"). Itu sebabnya gua itu disebut Gua Maria Sawer Rahmat.

Page 21: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)
Page 22: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

FasilitasFasilitas yang terdapat di gua Maria cukup lengkap dengan adanya berbagai fasilitas. Berikut ini adalah fasilitas yang ada di Gua Maria Sawer Rahmat :1. Tempat parkir2. Toko makanan dan minuman3. Tongkat Penopang untuk peziarah4. Listrik, lampu merkuri/neon5. Tangga salib menuju goa Maria6. Tempat perhentian/pos pemberhentian7. Taman getsemani8. Penginapan : ada penginapan di Cisantana untuk 50-60

orang atau hotel di KuninganMakan : Hubungi WKRI Cisantana attn. Ibu Gunawan (0233) 875234

Page 23: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Aksesibilitas o transportasi

untuk menuju ke Cisantana bisa menggunakan kendaraan umum, seperti ojek dan angkot.

o Rute:a. Jakarta – Cirebon – Kuningan, sebelum masuk kota Kuningan, diterminal Cirendang belok kanan menuju Cigugur (3 km) dari Cigugur naik ke Cisantana

b. Jakarta – Bandung – Tasikmalaya – Kuningan – Cirebon. Sebelum masuk kota Kuningan (sesudah Waduk Darma) atau di Cigadung belok ke kiri melewati Cigugur kemudian naik ke Cisantana.

Page 24: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Manfaat 1. Manfaat bagi lingkungan : memanfaatkan

lingkungan yang tidak produktif menjadi produktif.

2. Manfaat bagi pemerintah : menambah/meningkatkan pemasukan daerah.

3. Manfaat bagi masyarakat : mengurangi tingkat pengangguran, memberi peluang usaha/pekerjaan.

Page 25: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Dampak Dampak positif dari keberadaan goa maria :

1. Menambah penghasilan daerah2. Memberikan peluang usaha3. Meningkatkan kunjungan wisata di Kuningan4. Meningkatkan hubungan antar agama

Dampak negatif :Dampak negatif pada dasarnya tidak terlalu muncul karena masyarakat kec. Cigugur memiliki tingkat toleransi yang tinggi dengan keberagaman agama maupun keyakinan yang terdapat di lingkungannya, seingga tidak pernah terjadi konflik maupun disintegrasi dalam masyarakatnya.

Page 26: Kelompok 7 : Sosiologi pariwisata (wisata religi)

Kesimpulan

Wisata Religi , tampak jelas bagi kita bahwa wisata ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual kita. Jadi ini bukan wisata biasa yang hanya dimaksudkan untuk bersenang-senang, menghilangkan kepenatan pikiran, semacam dengan pergi ke tempat hiburan. Tapi lebih dari itu wisata religi merupakan perjalanan keagamaan yang ditujukan untuk memenuhi dahaga spiritual, agar jiwa yang kering kembali basah oleh hikmah-hikmah religi.