KELOMPOK 1 pleno
-
Upload
maghfiratania -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of KELOMPOK 1 pleno
![Page 1: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/1.jpg)
KELOMPOK 1
MODUL SARAF JIWA
![Page 2: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/2.jpg)
PEMICUSeorang wanita berusia 35 tahun,datang ke pratik dokter
dengan keluhan sering hilang kesadaran secara tiba – tiba tanpa penyebab yang jelas sejak 3 tahun yang lalu.keluhan ini dirasakan cukup mengganggu karena dapat terjadi secara tiba- tiba dan bahkan terjadi 2 kali dalam satu minggu. Pasien mengatakan bahwa sebelum mengalami hilang kesadaran biasanya ia mencium sebuah bau yang khas,namun bau tersebut sulit untuk dijelaskan seperti apa persisnya. Pada saat hilang kesadaran menurut keluarga pasien tak jarang pasien menggigit lidahnya sendiri dan juga mengeluarkan busa dari mulutnya. Riwayat deman tinggi dan trauma dikepala sebelumnya juga disangkal oleh pasien.
Pasien merasa khawatir akan kondisi tersebut karena menurut orang – orang penyakit yang dideritanya itu dpat menular dari buih yang keluar dari mulutnya pada saat hilang kesadaran dan sebelumya pasien juga belum pernah berobat ke dokter, pasien hanya mencoba pengobatan tradisional namun dirasa belum ada perbaikan.
![Page 3: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/3.jpg)
TERMINOLOGI -
![Page 4: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/4.jpg)
KEYWORD
1. Wanita 35 tahun
2. Sering hilang kesadaran sejak 3 tahun yang
lalu terjadi 2x dalam seminggu
3. Sebelum pingsan mencium bau yang khas
4. Saat hilang kesadaran pasien menggigit lidah
dan mengeluarkan busa dari mulutnya
5. Pernah mencoba pengobatan tradisional
6. Riwayat demam tinggi dan trauma disangkal
![Page 5: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/5.jpg)
IDENTIFIKASI MASALAH Wanita 35 tahun sering kehilanagn kesadaran
secara tiba – tia sejak 3 tahun yang lalu tanpa penyebab yang jelas, pasien mencium bau yang khas dan menggigit lidahnya serta mengeluarkan busa dari mulutnya.
![Page 6: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/6.jpg)
ANALISIS MASALAH WANITA 35
TAHUN
GANGGUAN KESADARAN
FISIOLOGI KESADARAN
MEKANISME MENCIUM BAU YANG KHAS,MENGIGIT
LIDAH DAN MENGELUARKAN BUSA
DARI MULUT
NON INFEKSI
INFEKSINON TRAUMATRAUMA
1. Epidemiologi2. Etiologi3. Klasifikasi4. Patofisiologi5. Faktor resiko6. Pemerikaan7. DD,diagnosis8. Komplikasi9. Prognosis10. Penatalaksanaa
n11. edukasi
EPILEPSI
![Page 7: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/7.jpg)
HIPOTESIS 1. Pasien mengalami epilepsi akibat kerusakan
korteks serebri 2. Penyakit yang dialami oleh pasien dapat
ditularkan melalui busa yang keluar dari mulutnya.
3. Epilepsi dapat dituunkan secara genetik.
![Page 8: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/8.jpg)
PERTANYAAN TERJARING 1. Jelaskan mengenai fisiologi kesadaran 2. jelaskan mengenai klasifikasi gangguan
kesadaran 3. epilepsi
A. Etiologi I. Prognosis B. Epidemiologi J. Penatalaksanaan C. Klasifikasi K. Edukasi D. Patofisiologi E. Faktor resiko F. Pemeriksaan G. DD, diagnosis H. Komplikasi
![Page 9: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/9.jpg)
1. Jelaskan mengenai fisiologi kesadaran
![Page 10: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/10.jpg)
Sadar integrasi antara impuls aferen dan
eferen Aferen kuantitas kesadaran GCS Eferen kualitas kesadaran Kualitas kesadaran menurun kuantitas
kesadaran menurun
![Page 11: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/11.jpg)
![Page 13: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/13.jpg)
2. jelaskan mengenai klasifikasi gangguan kesadaran
1. Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal
atau lateralisasi dan tanpa disertai kaku kuduk
(gangguan metabolik, intoksikasi, infeksi sitemis, hipertermia,
epilepsi)
2. Gangguan kesadaran tanpa disertai kelainan fokal
atau lateralisasi disertai dengan kakuk kuduk
(perdarahan subarahnoid, meningitis, ensefalitis)
3. Gangguan kesadaran disertai dengan kelainan fokal
(tumor otak, perdarahan intraserebral, infark serebri, abses
serebri)
![Page 14: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/14.jpg)
EPILEPSI
![Page 15: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/15.jpg)
Epidemiologi
Hingga 1% dari populasi umum menderita epilepsi aktif,
dengan 20-50 pasien baru yang terdiagnosis per 100.000 per
tahun nya. Perkiraan angka kematian pertahun akibat epilepsi
adalah 2 per 100.000. kematian dapat berhubungan langsung
dengan kejang, misalnya ketika terjadi serangkaian kejang
yang tidak terkontrol, dan di antara serangan pasien tidak
sadar, atau jika terjadi cedera akibat kecelakaan atau trauma.
Fenomena kematian mendadak yang terjadi pada penderita
epilepsi (Sudden unexplained death in epilepsy, SUDEP)
diasumsikan berhubungan dengan aktivitas kejang dan
kemungkinan besar karena disfungsi kardiorespirasi.
![Page 16: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/16.jpg)
Etiologi1. Idiopatik2. Kriptogenik3. Simtomatik
- Neonatus- Anak-anak- Dewasa muda- Dewasa usia pertengahan- Usia lanjut
![Page 17: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/17.jpg)
Klasifikasi1. Generalisata (umum) Tonik-klonik Absence Mioklonik
2. Epilepsi Parsial Sederhana Kompleks (Epilepsi lobus temporal)
![Page 18: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/18.jpg)
Patofisiologi
![Page 19: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/19.jpg)
Faktor Risiko
![Page 20: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/20.jpg)
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK:1. Keadaan umum pasien2. Tanda vital3. Pemeriksaan kulit4. Pemeriksaan kepala5. Pemeriksaan thorax, jantung, paru ekstremitas, serta pupil
![Page 21: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/21.jpg)
Pemeriksaan fisik neurologis :1. Kesadaran2. Tanda rangsang meningeal(kaku kuduk,
bruczinsky, lasegue sign, kernig sign)3. Saraf kranial ( N I-XII)4. Motorik ( inspeksi, palpasi, pemeriksaan
gerakan pasif dan aktif )5. Sensorik ( nyeri raba, suhu, posisi, gerak,
getar)6. Koordinasi7. Status mental
![Page 22: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/22.jpg)
PEMERIKSAAN PENUNJANG:1. EEG ( Electro Ensefalografi)2. Pemerksaan radiologis yaitu CT Scan dan MRI3. Pemeriksaan laboratorium ( kadar elektrolit,
darah rutin, gula darah tidak rutin, kalsium, fosfor, magnesium dilakukan pada kejang demam pertama )
![Page 23: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/23.jpg)
DIAGNOSIS Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemerisaan penunjang
Diagnosis Banding trauma kepala Infeksi (ensefalitis, meningitis)
![Page 24: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/24.jpg)
KOMPLIKASI Aspirasi Kardiakaritmia Dehidrasi Fraktur Serangan jantung Trauma kepala dan oral
![Page 25: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/25.jpg)
PROGNOSIS Ketika pasien telah berhasil bebas kejang
untuk beberapa tahun, hal ini mungkin untuk menghentikan pengobatan anti kejang, tergantung pada umur pasien dan tipe epilepsy yang diderita. Hal ini dapat dilakukan dibawah pengawasan dokter yang berpengalaman. Hampir seperempat pasien yang bebas kejang selama tiga tahun akan tetap bebas kejang setelah menghentikan pengobatan yang dilakukan dengan mengurangi dosis secara bertahap. Lebih dari setengah pasien anak-anak dengan epilepsy dapat menghentikan pengobatan tanpa perkembangan pada kejang
![Page 26: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/26.jpg)
PENATALAKSANAAN
![Page 27: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/27.jpg)
![Page 28: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/28.jpg)
EDUKASI Hindari tempat tinggi, tangga, berenang, dan
bersepeda tanpa pengawasan selama 2 tahun setelah episode terakhir
Penggunaan api harus diawasi Pembatasan dalam aktvitas yang mungkin
berbahaya jika terkena serangan Minum obat teratur dan sering kontrol ke
dokter
![Page 29: KELOMPOK 1 pleno](https://reader034.fdocuments.net/reader034/viewer/2022051517/5695d11c1a28ab9b02953086/html5/thumbnails/29.jpg)
KESIMPULAN Dari hasil pembahasan di dapatkan bahwa : Hipotesis kami yang pertama dan yang
ke dua tidak dapat diterima, sedangkan hipotesis yang ke tiga dapat diterima sesuai dengan jawaban pertanyaan terjaring yang sudah terjawab.