Keloid Dan Hypertropic Scar

4
Keloid dan Hypertropic Scar Ditulis Oleh: kapten Keloid dan hipertropik skar adalah gangguan fibroproliferative dermal yang unik pada manusia yang terjadi setelah trauma, inflamasi, pembedahan, luka bakar dan kadang-kadang terjadi secara spontan. Kelainan ini ditandai dengan penumpukan kolagen yang berlebihan pada jaringan dermis dan jaringan subkutan. Keloid ditandai dengan jaringan parut yang membesar, kadang memerah dan terasa gata dan meluas diluar batas dari luka awal dan jarang mengalami regresi. Hipertropik skar ditandai dengan jaringan parut yang menimbul, kemerahan, gatal, lesi jaringan ikat yang khas berada di dalam batas luka awal, biasanya mengalami resolusi spontan dengan waktu yang bervariasi. Kelainan ini menggambarkan penyimpangan pada proses penyembuhan luka, yang meliputi perpindahan sel dan proliferasi, inflamasi, meningkatnya sintesis dan sekresi dari sitokin dan matriks ekstraseluler dan remodeling dari matriks yang baru disintesis. Tabel Perbedaan Hipertropik Skar dan Keloid Patogenesis dari jaringan parut abnormal Penyembuhan luka yang normal melibatkan beberapa fase yang terorganisir baik. Langsung sesudah luka, terjadi degranulasi platelet dan dimulainya kaskade aktivasi dari komplemen dan dibentuknya sumbatan fibrin untuk hemostasis yang berfungsi sebagai matriks untuk sementara waktu. Keadaan inflamasi yang memanjang seperti pada luka bakar atau infeksi yang memperlama fase inflamasi menyebabkan peningkatan aktivitas sitokin fibrogenik seperti IGF-I and TGF-b, yang meningkatkan resiko berkembangnya jaringan parut abnormal. Transformasi dari bekuan luka menjadi jaringan granulasi memerlukan degradasi matriks dan biosintesis yang seimbang untuk mencapai penyembuhan luka yang optimal. Degradasi dari matriks ekstraselular melalui aksi dari kolagenase, proteoglikan dan protease lainnya, yang dikeluarkan oleh sel mas, makrofag, sel endotel dan fibroblast. Pembentukan kolagen, fibronektin dan proteoglikan oleh fibroblast HIPERTROFIK SKAR KELOID Berkembang segera setelah tindakan pembedahan Mungkin mulai terjadi setelah beberapa bulan Usually subsides with time (maturation) Rarely subsides with time Dalam area terbatas Tumbuh berlebih di luar batas lesi Size commensurates with injury Injuri minor dapat menyebabkan lesi yang besar Terjadi dengan pergerakan (kompresi) Tidak tergantung pergerakan Biasanya terjadi melintasi permukaan fleksor (sendi, abdomen, dll) Predileksi sering (lobus telinga, kulit presternal), jarang melintasi sendi

Transcript of Keloid Dan Hypertropic Scar

Page 1: Keloid Dan Hypertropic Scar

Keloid dan Hypertropic ScarDitulis Oleh: kapten

Keloid dan hipertropik skar adalah gangguan

fibroproliferative dermal yang unik pada

manusia yang terjadi setelah trauma, inflamasi,

pembedahan, luka bakar dan kadang-kadang

terjadi secara spontan. Kelainan ini ditandai

dengan penumpukan kolagen yang berlebihan

pada jaringan dermis dan jaringan subkutan. 

Keloid ditandai dengan jaringan parut yang

membesar, kadang memerah dan terasa gata

dan meluas diluar batas dari luka awal dan

jarang mengalami regresi. 

Hipertropik skar ditandai dengan jaringan parut

yang menimbul, kemerahan, gatal, lesi jaringan

ikat yang khas berada di dalam batas luka awal,

biasanya mengalami resolusi spontan dengan

waktu yang bervariasi. 

Kelainan ini menggambarkan penyimpangan

pada proses penyembuhan luka, yang meliputi

perpindahan sel dan proliferasi, inflamasi,

meningkatnya sintesis dan sekresi dari sitokin

dan matriks ekstraseluler dan remodeling dari

matriks yang baru disintesis.

Tabel Perbedaan Hipertropik Skar dan Keloid

Patogenesis dari jaringan parut abnormal

Penyembuhan luka yang normal melibatkan

beberapa fase yang terorganisir baik. Langsung

sesudah luka, terjadi degranulasi platelet dan

dimulainya kaskade aktivasi dari komplemen dan  dibentuknya sumbatan fibrin untuk hemostasis

yang berfungsi sebagai matriks untuk sementara waktu. Keadaan inflamasi yang memanjang

seperti pada luka bakar atau infeksi yang memperlama fase inflamasi menyebabkan peningkatan

aktivitas sitokin fibrogenik seperti IGF-I and TGF-b, yang meningkatkan resiko berkembangnya

jaringan parut abnormal.

Transformasi dari bekuan luka menjadi jaringan granulasi memerlukan degradasi matriks dan

biosintesis yang seimbang untuk mencapai penyembuhan luka yang optimal. Degradasi dari

matriks ekstraselular melalui aksi dari kolagenase, proteoglikan dan protease lainnya, yang

dikeluarkan oleh sel mas, makrofag, sel endotel dan fibroblast. Pembentukan kolagen, fibronektin

dan proteoglikan oleh fibroblast berlebihan atau degradasi matriks kurang dapat menyebabkan

penyembuhan luka yang abnormal yang menghasilkan pembentukan dari keloid dan jaringan parut

hipertrofi.

Kecenderungan timbul keloid  lebih besar pada kulit berwarna gelap. Cenderung timbul pada usia

dewasa muda dan jarang pada usia tua. Pertumbuhannya cenderung progresif.Predileksinyya

HIPERTROFIK SKAR

KELOID

Berkembang segera setelah

tindakan pembedahan

Mungkin 

mulai terjadi

setelah

beberapa

bulan

Usually subsides with time

(maturation)

Rarely

subsides with

time

Dalam area terbatas Tumbuh

berlebih di

luar batas lesi

Size commensurates with injury Injuri minor

dapat

menyebabkan

lesi yang

besar

Terjadi dengan pergerakan

(kompresi)

Tidak

tergantung

pergerakan

Biasanya terjadi melintasi

permukaan fleksor (sendi,

abdomen, dll)

Predileksi

sering (lobus

telinga, kulit

presternal),

jarang

melintasi

sendi

Page 2: Keloid Dan Hypertropic Scar

terutama di regio sternal, bahu, cuping telinga, pinggang dan wajah. Pada orang-orang yang

berbakat keloid, setiap kerusakan kulit kemungkinan besar akan menimbulkan keloid.

Faktor-faktor yang menyokong timbulnya keloid:

Infeksi kronis

Benda asing dalam luka

Tidak adanya relaksasi setempat saat penyembuhan luka

Regangan yang berlebihan pada jahitan luka

Terapi

Modalitas terapi umumnya digunakan 2 jenis modalitas atau lebih mengingat angka rekurensinya

yang tinggi. Modalitas yang dapat dilakukan adalah:

1. Surgery : high recurrence rate (45-100%)

2. Corticosteroid injections : response rate 50-100%, recurrence rate 9-50%, Side effect 63% 

(Skin atrophy, telangiectasis )

3. Radiotherapy : response rate 10-94 %, recurrence rate 50-100%

4. Cryotherapy : response rate 51-74%

5. Silicone Gel Sheeting

6. Pressure Therapy

Keloid dapat ditangani secara konservatif yaitu dengan penyuntikan kortikostroid (misalnya

golongan triamcinolon) intra lesi keloid. Penyuntikan ini diulang 2-3 minggu sekali sampai efek

yang diinginkan tercapai. Cara ini cocok untuk keloid yang tidak terlalu luas dan tebal.

Pembedahan sederhana untuk mengeksisi keloid harus dilakukan dengan tissue handling yang

baik. Penutupan kulit harus diusahakan dengan regangan yang seminimal mungkin, kalau perlu

dilakukan  jahitan lapis demi lapis untuk mendekatkan jaringan dibawah kulit untuk meminimalkan

regangan. Cangkok kulit (split thickness skin grafting  dan   full thicknes skin grafting) dapat juga

digunakan untuk mengurangi ketegangan kulit. Usahakan untuk mencegah semua sumber

inflamasi post operatif seperti terperangkapnya folikel rambut, benda asing, hematom dan infeksi.

Angka rekurensi pembedahan  sekitar 45-100%. Oleh karena itu pembedahan  akan lebih efektif

bila dikombinasi dengan eksternal radiasi, dan injeksi kortikosteroid. 

 

Kortikosteroid injeksi

Teknik penyuntikan dilakukan di daerah yang tebal.

Gunakan spuit dengan jarumyang bersatu(bukan jarum yang dapat dilepas)

Teknik Operasi

1. Lakukan tindakan aseptik.

2. Tutup dengan duk bolong

3. Lakukan anestesi lokal dengan lidocaine 2%

4. Pegang ujung masa dengan pinset.

5. Lakukan insisi sepanjang tepi masa

Page 3: Keloid Dan Hypertropic Scar

6. Hati-hati dalam memanipulasi jaringan. Jangan menjepit jaringan kulit berlebihan.

7. Penjahitan subkutis harus benar-benar merapatkan tepi luka. Regangan jaringan harus

teratasi dengan jahitan subkutis. Jika diperlukan jahitan subkutis dilakukan beberapa tahap sesuai

kedalaman luka.

8. Lakukan penjahitan  kulit dengan nylon 4-0 sampai 6-0.

 

Insisi tepat di tepi masa keloid

 

Eksisi sampai dasar, rawat perdarahan (hemostasis).

Minimalkan instrumentasi pada jaringan.

 

Jahit subkutis sampai terjadi aproksimasi tepi luka

      Hasil jahitan subkutis Jahit kutis setelah tepi luka bertemu

 - See more at: http://bedahminor.com/index.php/main/show_page/226#sthash.tPvS37QT.dpuf