Kel 8 Makalah Penyesuaian Dosis Kerusakan Ginjal

download Kel 8 Makalah Penyesuaian Dosis Kerusakan Ginjal

of 8

description

PENYESUAIAN DOSIS GINJAL

Transcript of Kel 8 Makalah Penyesuaian Dosis Kerusakan Ginjal

Penyesuaian Dosis pada Penderita Kerusakan GinjalDitujukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Compounding and Dispensing

Oleh Arroofita Ani Sandia260112140002Kallista Tritama Widyanti260112140033Firda Aryanti Widyana260112140052Bella Puspa Wening260112140085Agustin Eko Setiowati260112140114

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangGinjal merupakan organ vital yang berperan dalam mempertahankan kestabilan biologis dalam tubuh. Fungsi ginjal antara lain berperan dalam pengaturan cairan tubuh, keseimbangan elektrolit, pengeluaran hasil metabolisme dan ekskresi obat dari dalam tubuh (Shargeland Yu, 2005). Apabila ginjal gagal dalam menjalankan fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah (Pearce, 1995).Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali (end stage renal disease) (Brody et al., 1994).Adapun penyebab-penyebab umum dari kegagalan ginjal adalah sebagai berikut:1. Pielonefritis, merupakan peradangan dan kemunduran dari pielonefron yang disebabkan oleh infeksi, antigen, atau penyebab lain yang tidak diketahui asalnya.1. Hipertensi, kelebihan muatan yang kronik dari ginjal dengan cairan dan elektrolit dapat menimbulkan ketidakmampuan ginjal. 1. Diabetes Mellitus, merupakan gangguan metabolisme gula dan keseimbangan asam-basa dapat menimbulkan atau meningkatkan kemunduran penyakit ginjal seorang penderita. 1. Obat-obat nefrotoksik/logam-logam, obat-obat tertentu yang dipakai secara kronik dapat menyebabkan kerusakan ginjal secara irreversible, yakni aminoglikosida, fenasetin, dan logam-logam berat seperti merkuri dan timbal. 1. Hipovolemia, yaitu setiap kondisi yang menyebabkan penurunan aliran darah ginjal akan mengakibatkan ischemia dan kerusakan ginjal. 1. Alergen nefron, senyawa-senyawa tertentu dapat menghasilkan sejenis immune dari reaksi sensitivitas dengan sindrom nefritis, misal malaria kuartana, dan serum nefrotoksik (Shargeland Yu, 2005).Adanya kerusakan fungsi ginjal tentu akan sangat berpengaruh dalam pemberian obat pada pasien untuk mencapai outcome yang positif melalui pengobatan yang rasional. Pengobatan yang rasional tidak hanya memberikan obat yang tepat dan efisien sesuai dengan penyakit pasien, tetapi juga harus menggunakan dosis yang tepat dengan memperhatikan fungsi organ vital seperti ginjal. Kerusakan fungsi ginjal dapat menyebabkan terjadinya toksisitas karena adanya akumulasi obat atau metabolitnya karena kegagalan ekskresi melalui ginjal, sensitivitas terhadap beberapa obat meningkat, dan adanya efek samping obat yang tidak dapat ditolerir oleh penderita gagal ginjal. Hal ini dapat memperburuk kondisi pasien dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada pasien (Informatorium Obat Nasional Indonesia, 2008).Oleh karena itu pada pasien dengan kerusakan fungsi ginjal perlu dilakukan suatu strategi penyesuaian dosis obat, terutama untuk obat-obatan yang diekskresikan melalui ginjal. Hal ini guna membantu meningkatkan keamanan obat dan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan kerusakan fungsi ginjal.

BAB IITEORI DASAR

BAB IICONTOH KASUS1. Seorang wanita (umur 52 tahun, TB 165 cm, BB 70 kg) datang ke Rumah Sakit dengan keluhan mengalami nyeri pada pinggang dan tidak bisa buang air kecil. Pasien ini merupakan gagal ginjal kronis sejak satu tahun lalu. Pasien ternyata mengalami obstruksi pada saluran kemih karena adanya batu ginjal. Batu ginjal direncanakan akan dilakukan pembedahan satu minggu kemudian. Pasien diberikan obat eritromisin 250 mg tiga kali sehari.Jawaban :IBW = 45,5 + (2,3 x (TB/2,5 60))= 45,5 + (2,3 x (165/2,5 60))= 59,3 kg

ClCr = (140 usia) x IBW x (0,85 jika wanita) 72 x SCrClCr = (140-52) x 59,3 x 0,8572 x 7,2 ClCr = 8,56 ml/menitDengan menggunakan metode Wagner, diperoleh data eritromisin sebagai berikut:a = 13; b = 0,37; dan K % normal = 50K% untuk penderita uremia diperoleh dengan menggunakan rumus:

DAFTAR PUSTAKA

Brody, T. M., Larner, J. L., Minneman, K. P., and Neu, H. C. (Ed.), 1994, Human Pharmacology, 2nd Ed. Mosby. Sydney.Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). 2008. Lampiran3 : Gagal Ginjal. Available online at http://ioni.pom.go.id/Lampiran/Lampiran3-%20Gagal%20ginjal.html [diakses pada 15 September 2013]Pearce, E. C. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Shargel, L., dan Yu, A.B.C. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Cetakan Kedua. Penerjemah : Fasich dan S. Sjamsiah. Airlangga University Press. Surabaya.