kel-10-rs-spo

download kel-10-rs-spo

of 18

Transcript of kel-10-rs-spo

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    1/18

    Daftar Isi

    Bab 1 Pendahuluan ..........1

    Bab 2 Isi...2

    3.1 Pengertian...2

    3.2 Istilah SOP......2

    3.3 Tujuan.....2

    3.4 Manfaat...3

    3.5 Prinsip-prinsip protap...3

    3.6 Tahap-tahap Penyusunan Protap.3

    3.7 Bentuk SOP.....................................................................................5

    3.8 Format Sop Rumah Sakit..7

    3.9 Jenis dan ruang lingkup SOP Rumah Sakit7

    3.10 Pengaruh Sop Rumah Sakit..8

    3.11 Langkah - langkah dalam Penyusunan SOP9

    3.12 Evaluasi..13

    3.13 Perubahan Atau Revisi...13

    Daftar Pustaka.16

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    2/18

    Bab 1

    Pendahuluan

    Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di

    seluruh dunia. Dengan tema ini, organisasi pelayanan kesehatan dan kelompok

    profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan

    akontabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada

    konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat

    memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja

    memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang

    berdasarkan standar tertulis.

    Dalam pelayanan kesehatan, standar sangat membantu tenaga medis juga

    tenaga Rumah Sakit untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga para

    tenaga medis dan tenaga rumah sakit harus berpikir realistis tentang pentingnya

    evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun

    keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada

    individutenaga medis dan tenaga rumah sakit itu sendiri, usaha bersama dari

    semua staf dalam suatu organisasi, disamping partisipasi dari seluruh anggota

    profesi. Sehingga Standar sangat diperlukan dalam pelayanan kesehatan. Standar

    sangat membantu tenaga medis dan tenaga rumah sakit untuk mencapai asuhan

    yang berkualitas.

    2

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    3/18

    BAB 2

    ISI

    Standar Operating Procedure (SOP)

    3.1 Pengertian :

    1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan

    menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

    2. Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu

    proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang

    atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan

    atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara

    efektif dan efisien. (Depkes RI, 1995)

    3. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus

    dialui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (KARS, 2000)

    3.2 Istilah SOP :

    1. Standard operating procedure (SOP)

    2. Standar Prosedur Operasional (SPO)

    3. Prosedur tetap (Protap)

    4. Prosedur kerja

    5. Prosedur tindakan

    6. Prosedur penatalaksanaan

    7. Petunjuk pelaksanaan

    8. Petunjuk teknis

    3.3 Tujuan :

    1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim

    dalam organisasi atau unit.

    2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam

    organisasi

    3

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    4/18

    3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas

    terkait.

    4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan

    administrasi lainnya.

    5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan

    inefisiensi

    3.4 Manfaat :

    1. Memperlancar tugas petugas atau tim.

    2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

    3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

    4. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja

    5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

    3.5 Prinsip-prinsip protap :

    1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.

    2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau perkembangan

    iptek serta peraturan yang berlaku.

    3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap

    upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan

    pelayanan.

    4. Harus didokumentasikan.

    3.6 Tahap-tahap Penyusunan Protap :

    1. Merumuskan tujuan protap

    - Menentukan judul

    2. Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan protap :

    - Menterjemahkan policy/kebijakan/ketentuan-ketentuan/peraturan-

    peraturan kebijakan berguna untuk :

    a. Terjaminnya suatu kegiatan

    b. Membuat standar kinerja

    c. Menyelesaikan suatu konflik dalam tim kerja

    4

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    5/18

    3. Membuat aliran proses

    - Bentuk bagan-bagan yang menggambarkan proses atau urutan

    jalannya suatu produk/tatacara yang mencatat segala peristiwa;

    a. Memberi gambaran lengkap tentang apa yang

    dilaksanakan

    b. Membantu setiap pelaksanaan untuk memahami peran

    dan fungsinya dengan pihak lain.

    - Syarat suatu bagan harus dibuat atas dasar pengamatan langsung,

    tidak boleh dibuat atas dasar apa yang diingat serta disusun dalam

    Flow of Work

    Teknik membuat pertanyaan-pertanyaan dasar :

    a. Tujuan : Apa sebenarnya yang dikerjakan dan mengapa ?

    b. Tempat : Dimana saja dilakukan dan mengapa ?

    c. Urutan : Kapan dilakukan dan mengapa waktu itu ?

    d. Petugas : Siapa yang melakukan dan mengapa oleh dia ?

    e. Cara : Metoda apa yang dipakai dan mengapa dengan caa

    itu ?

    Menyusun prosedur atau pelaksanaan kegiata secara jelas, runtut dan tertulis.

    Prosedur atau pelaksanaan disusun berdasarkan atas hasil pertanyaan-pertanyaan

    tersebut diatas (flow of work) yang menggambarkan suatu unit kegiatan yang

    terbagi habis sehingga tercapai kepuasan kerja dan tercapainya tujuan.

    5

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    6/18

    3.7 Bentuk SOP :

    Bentuk SOP ada 4 yaitu :

    Simple Steps : tidak mengandung banyak hal rinci. Biasanya SOP ini digunakan

    untuk prosedur kerja yang kurang dari 10 langkah.

    1. Hierarchical Steps : Pemakai format SOP ini bisa memilih langkah yang

    ingin mereka lakukan, pemula bisa mempelajari detail dari laangkah yang

    akan membantu mereka mempelajari prosedur.

    6

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    7/18

    2. Graphic Procedures : Grafik ini membagi proses yang panjang menjadi

    beberapa sub proses. Para pekerja bisa memperlajari beberapa proses

    singkat yang lebih mudah daripada prosedur panjang. Biasanya, format

    SOP ini disertai dengan diagram atau gambar. Digunakan jika proses yang

    ditulis lebih dari 10 langkah.

    3. Flow Chart : Merupakan grafik sederhana yang menjelaskan langkah

    langkah proses dalam pembuatan keputusan. Flowchart menggunakan

    simbol simbol yang mempresentasikan suatu tindakan.

    7

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    8/18

    3.8 Format Sop Rumah Sakit

    1.Sesuai dengan lampiran SE dari Direktur Pelayanan Medik Spesialistik

    YM. 00.02.2.2.837 tertanggal 1 Juni 2001, perihal bentuk SOP

    2.Mulai diberlakukan Januari 2002

    3.Format ini dapat diberi tambahan (judul) materi sesuai dng ketentuan yg

    berlaku di RS yang bersangkutan, kebutuhan RS, & atau standar profesi

    terkait

    3.9 Jenis dan ruang lingkup SOP Rumah Sakit:

    1. SOP pelayanan profesi : dalam hal ini terdapat dua kelompok.

    a. SOP untuk aspek keilmuan adalah SOP mengenai proses kerja untuk

    diagnostik dan terapi, meliputi :

    Pelayanan medis, meliputi : Komite medik / SMF, Rawat Inap,

    Rawat Jalan, Pelayanan Gawat Darurat, ICCU/ICU, Kamar

    Bedah dsb. Contoh : SOP untuk Diagnostik/terapi

    8

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    9/18

    Pelayanan penunjang, meliputi : Laboratorium, Radiologi,

    Rehabilitasi medis, Farmasi,dsb. Contoh : SOP pemeriksaan

    (teknis) Laboratorium

    Pelayanan keperawatan. Contoh : SOP/Standar asuhan

    Keperawatan, SOP persiapan pasien Operasi

    b. SOP untuk aspek manajerial adalah SOP mengenai proses kerja yang

    menunjang SOP keilmuan dan pelayanan pasien non-keilmuan.

    Contoh : Prosedur Dokter Jaga Ruangan, Prosedur Konsultasi Medis

    2. SOP administrasi mengatur tata cara kegiatan dalam organisasi termasuk

    hubungan antar unit kerja dan kegiatan kegiatan non medis.SOP administrasi mencakup:

    a. Perencanaan program/kegiatan

    b. Keuangan

    c. Perlengkapan

    d. Kepegawaian

    e. Pelaporan

    Contoh : Prosedur Pendaftaran Pasien

    3.10 Pengaruh Sop Rumah Sakit

    Dalam Kepmenkes No. 004 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi

    desentralisasi bidang kesehatan disebutkan salah satu tujuan strategis adalah

    upaya penataan manajemen kesehatan di era desentralisasi. Salah satu langkah

    kunci dalam tujuan tersebut adalah mengembangkan sub sistem pemeliharaan dan

    optimalisasi pemanfaatan sarana dan alat kesehatan.

    Dan dalam langkah kunci 28 Kepmenkes tersebut di atas dinyatakan

    bahwa keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau

    fasilitas pelayanan dapat tercapai bila tersedia biaya operasional dan pemeliharaan

    sarana dan alat kesehatan yang memadai dan untuk itu haruslah disusun petunjuk

    teknis dan standart operational procedure (SOP) tentang pemeliharaan dan

    9

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    10/18

    optimalisasi pemanfaatan sarana rumah sakit dan alat kesehatan. (Depkes RI,

    2003)

    Peningkatan efisiensi dan efektifitas tersebut dapat dilakukan dengan

    beberapa cara antara lain adanya suatu guideline atau Standart Operational

    Procedure (SOP) misalnya, dalam hal pemeliharan dan pemanfaatan sarana

    kesehatan dan alat kesehatan, kalibrasi dan pemeliharaan rutin, pelatihan tehnisi

    dan operator alat, sosialisasi SOP pada seluruh unit pemakai sarana dan alat

    kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan serta tersedianya suku cadang.

    Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang matang sesuai

    kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan meningkatkan

    pemanfaatan secara optimal. Sebaliknya, jika tata laksana rumah sakit tidak sesuai

    dengan standart yang telah ditetapkan, akan mengakibatkan kerugian yang besar

    pada pasien, pengunjung, bahkan pihak rumah sakit.

    3.11 Langkah - langkah dalam Penyusunan SOP

    A. Penulisan SOP

    Dalam pembuatan SOP perlu adanya langkah langkah dalam menyusun SOPtersebut, agar tidak rancu dan jelas. Standart Operating Procedure (SOP) dapat

    dikatakan baik jika semua yang tertulis di dalamya dapat dibaca dan dimengerti

    oleh setiap orang yang menggunakannya. Oleh sebab itu diperlukan suatu cara

    yang benar dalam pembuatan Standart Operating Procedure. Berikut cara efektif

    dalam membuat Standart Operating Procedur:

    1. Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedure dalam kalimat

    yang pendek. Kalimat yang panjang lebih susah dimengerti.

    2. Menuliskan setiap tahapan proses pada susatu prosedure dalam bentuk

    kalimat perintah. Kalimat perintah menunjukkan langsung apa yang harus

    dilakukan.

    3. Mengkomunikasikan dengan jelas setiap kata yang digunakan pada suatu

    prosedure.

    10

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    11/18

    4. Menggunakan istilah istilah atau singkatan yang memang sudah umum

    digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

    Pembuatan Standart Operating Procedure harus dengan format yangkonsisten dan sehingga pihak yang menggunakan menjadi terbiasa dan mudah

    memahami Standart Operating Procedure yang dimaksud. Berikut susunan isi

    Standart Operating Procedure (Tricker, 2005):

    1. Lembar Data Dokumen (Document Data Sheet)

    Berisi tentang semua informasi yang mewakili dokumen itu sendiri antara

    lain nama dokumen, siapa yamg membuat, kapan dokumen disetujui, siapa

    yang menyetujui, ringkasan dari isi dokumen, dll.

    2. Tujuan dan Ruang Lingkup

    Berisi tentang penjelasan tujuan dibuatnya dan alasan mengapa prosedur

    tersebut dibutuhkan serta penjelasan batasan-batasan dan area pembahasan

    prosedur yang dibuat.

    3. Prosedur

    Prosedur merupakan bagian utama dari dokumen. Prosedur yang dibuat

    merupakan gambaran dari suatu yang menjelaskan dengan detail setiap

    urutan prosesnya. Form yang digunakan pada suatu proses juga dijelaskan.

    4. Tugas dan Tanggung Jawab

    Berisi tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang

    terkait dalam suatu proses.

    Sebelum pembuatan SOP ada beberapa hal yang harus dipriotaskan dalam

    penyusunan SOP tersebut, serta melakukan pilihan-pilihan proses kerja, perlu

    dikaji isu-isu sbb:

    11

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    12/18

    1. Bagaimana dampak yang timbul, positif atau negatif terhadap pelayanan

    pasien.

    2. Bagaimana dampak terciptanya masalah pada staf/petugas.

    3. Apakah proses kerja tersebut menciptakan limbah, masalahwaktu,

    keperluan peralatan baru, pengulangan pekerjaan.

    4. Dampakdampak spesifik lainnya untuk Rumah Sakit.

    Maka dari hal-hal tersebut dapat dipilih SOP yang ditentukan dengan skala

    prioritas.

    B. Prinsip dalam penulisan SOP

    1. Tetapkan, telaah kebijakan yang mendasari suatu prosedur/proses kerja.

    2. Pertimbangkan prosedur merupakan suatu prosedur menyeluruh atau

    terdiri dari kumpulan beberapa prosedur yang lebih kecil (terutama bila

    prosedur tersebut cukup panjang, dipecah-pecah, misalnya: Tahap

    Persiapan, Tahan Kegiatan Awal, Tahap Akhir, Tahap Evaluasi, dsb).

    3. Kapan SOP dibuat, sedapatnya sebelum sesuatu proses kerja baru

    dilaksanakan.

    4. Cari literatur dan informasi lain yang terkait yang mendukung prosedur

    tersebut.

    5. Cari masukan dari staf/petugas terkait agar tidak bersifat terlalu otoriter

    6. Tetapkan prosedur tersebut adalah wajib atau sebagai pedoman. Bila

    wajib, harus jelas bahwa SOP tersebut harus dilaksanakan dengan tidak

    ada langkah-langkah lain. Kalau sebagai pedoman, maka ada peluang

    untuk langkah alternatif sebagian atau seluruh bagian.

    7. Tetapkan hasil (outcome) yang diharapkan.

    8. Tuliskan fasilitas yang diperlukan.

    9. Tetapkan siapa yang berwenang melaksanakan prosedur tersebut.

    12

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    13/18

    10. Langkah-langkah disusun berdasarkan logika, untuk menyelesaikan

    proses kerja secara efektif, efisien, dan aman.

    11. Agar dibuat sistem penomoran SOP yang terorganisir dan independen.

    12. Sosialisasikan SOP

    13. Revisi SOP dilakukan sesuai kebutuhan perkembangan: ilmu, informasi

    lain, perubahan unit/struktur.

    C. Siapa yang seharusnya menulis SOP

    Seorang atau kelompok pembuat SOP hendaklah mempunyai tingkat

    pengetahuan lebih akurat dan pernah mengalami perkerjaan tersebut. Seperti

    petugas yang akan melaksanakan proses kerja, petugas yang akan

    melaksanakan pemeliharaan alat yang digunakan dalam proses kerja tersebut,

    penulis yang sudah biasa menulis SOP, petugas Kesehatan Lingkungan / K3 /

    Infeksi Nosokomial. Seandainya Pembuat SOP dekat dengan pekerjaan, uraian

    prosedur akan lebih komunikatif, efisien, efektif dan sesuai dengan kebutuhankerja. Banyak prosedur tidak dirancang dan tidak dikembangkan secara akurat

    dan ilmiah. Metode pengujian dapat dipakai antara lain, metode standard ISO;

    dan dari beberapa operasi standar ISO dapat dipakai dalam pembuatan SOP.

    D. SOP merupakan produk Hukum

    SOP harus diyakini sebagai persetujuan yang dibuat lembaga pemerintahan

    dalam Aturan, Surat keputusan, Memo yang secara juridis syah. Dengan kata

    lain suatu SOP yang hendak dipakai harus terlibih dulu dibuat SKnya. Ini

    penting, karena SOP merupakan suatu produk hukum, atau paling tidak

    merupakan Juknis dalam internal lembaga tersebut. Pengingkaran terhadap

    SOP dapat merupakan pelanggaran hukum dan dapat dituntut secara hukum,

    untuk menilai pengingkaran perlu menusuri atau mengidentifikasi pelaksanaan

    SOP dan pembuktiannya, umpamanya: seorang Polisi detasemen 88 menembak

    mati seorang teroris, tanpa ada peringatan, ini merupakan kesalahan prosedur,

    13

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    14/18

    Polisi dapat dituntut secara hukum; Seorang mahasiswa riset melaksanakan

    pengambilan data tanpa persetujuan pembimbing skripsi, juga merupakan

    pelanggaran prosedur, dan dapat diberi sanksi.

    3.12 Evaluasi

    Tujuan : membudayakan internal audit

    Evaluasi dilaksanakan

    o berkala, maksimal 3 th sekali

    o sesuai kebutuhan dalam melaksanakan SOP tersebut

    Tetapkan pelaksana evaluasi

    Buat protap tata cara evaluasi SOP

    Kembangkan format/check list evaluasi

    Hasil evaluasi

    3.13 Perubahan Atau Revisi

    Yang dimaksud dengan revisi adalah kegiatan atau usaha untuk

    memperbaiki suatu SOP, yang perlu diperbaiki isinya baik sebagian maupun

    seluruh isi SOP.

    Revisi perlu dilakukan bila :

    Prosedur kerja/urutan kerja tidak sesuai lagi dengan keadaan yang ada.

    adanya perkembangan ilmu & teknologi

    adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru

    O Pergantian direktur SOP tidak perlu direvisi

    3.14 Cara Pengisian SOP

    14

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    15/18

    Berikut ini adalah Format SOP KARS. Lihat juga format SOP agar lebih

    paham, langkah-langkahnya pengisian SOP adalah sebagai berikut:

    a. Kotak heading.

    15

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    16/18

    1. Heading & kotaknya dicetak pada setiap halaman

    2. Kotak Rumah Sakit diberi nama & logo Rumah Sakit (bila

    Rumah Sakit mempunyai logo)

    3. Judul SOP : diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya, misal

    : Konsultasi medis, Biopsi ginjal, Persiapan pasien operasi,

    konsultasi medis di UGD, rujukan dan pindah rawat, dan lainnya.

    4. No. Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang

    berlaku di RS tersebut. Hal ini diperlukan agar sisteatis dan

    keseragaman.

    5. No. revisi : diisi dengan status revisi, bisa menggunakan huruf

    atau angka. Contoh penggunaan huruf : dokumen baru diberi

    huruf A, dokumen revisi I diberi huruf B,dan seterusnya; Contoh

    penggunaan angka : untuk dokumen baru diberi nomor 00,

    dokumen revisi pertama diberi angka 01, dst

    6. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total

    halaman utk SOP tsb. Misal SOP dengan 5 halaman halaman

    peratma : 1/5; halaman kedua 2/5,dst

    7. Prosedur tetap diberi penamaan sesuai ketentaun (istilah) yg

    digunakan RS, misalnya Prosedur, Prosedur tetap, Petunjuk

    pelaksanaan, prosedur kerja,dsb

    8. Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai dengan tanggal terbitnya yg

    harus sesuai dengan tanggal diberlakukannya SOP tersebut

    9. Ditetapkan Direktur : diberi tanda tangan Direktur dan nama

    jelas

    10. Kotak heading pada halaman-halaman berikutnya dapat hanya

    memuat : kotak nama RS, judul SOP, No dokumen, No revisi &

    halaman

    16

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    17/18

    a. Isi SOP

    1. Pengertian : berisi penjelasan & atau definisi tentang istilah yg

    mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian

    2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata

    kunci : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk

    ..

    3. Kebijakan : berisi kebijakan (RS dan atau bidang/departemen) yg

    menjadi dasar & garis besar dibuatnya SOP tsb. Dapat berisi

    (terkait dengan) bbrp kebijakan yg mendasari SOP tsb. Dapat

    juga terjadi satu kebijakan menjadi dasar bbrp SOP, sehingga

    tercantum dlm bbrp SOP yg dipayungi

    4. Prosedur: bagian ini mrpk bagian utama yg menguraikan

    langkah-2 kegiatan utk menyele-saikan proses kerja ttt, &

    staf/petugas yg berwe nang. Didalamnya dpt dicantumkan

    alat/formulir/fasilitas yg digunakan, waktu, frekuensi dalam

    proses kerja yg digunakan. Bila memungkinkan, diuraikan secaralengkap unsur-2 yg menyang-kut : SIAPA, DIMANA, KAPAN

    & BAGAIMANA (Who, what, where, when, how)

    5. Unit terkait: berisi unit-unit yg terkait & atau prosedur terkait

    dalam proses kerja tsb

    17

  • 7/28/2019 kel-10-rs-spo

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    kmpk ugm Januari 2003. Development of clinical performence management

    system

    http://www.p3skk.litbang.depkes.go.id/ringkasan9.htm

    http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

    page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunk

    pe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdf

    http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=guide%20to%20writing

    %20sop&source=web&cd=1&ved=0CBgQFjAA&url=http%3A%2F

    %2Fwww.epa.gov%2Fquality%2Fqs-docs%2Fg6-final.pdf&ei=lTXLTpfnK4TMrQeTqNTkDA&usg=AFQjCNGCbwY0Qz6K92J_

    0N7N9WCWlfKhsg&cad=rja

    18

    http://www.p3skk.litbang.depkes.go.id/ringkasan9.htmhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdfhttp://www.p3skk.litbang.depkes.go.id/ringkasan9.htmhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdfhttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25404075-9881-standard_operating-chapter2.pdf