Kel 10 Gol. Va (Terapan) Pembanding
Transcript of Kel 10 Gol. Va (Terapan) Pembanding
TUGAS TERSTRUKTUR KIMIA UNSUR
GOLONGAN VA (TERAPAN)
Disusunoleh (Kelompok 10):
Fabianus Galih (0810923044)
Febrianto Tri C. (0810923046)
FridaLuthvita (0810923050)
GayuhTriauliadi F. (0810923052)
HeniKusumawati (0810923056)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1. Nitrogen (N)
Sifat
Gas nitrogen memiliki titik leleh -210º C, titik didih -196º C, massa jenis 0,0013 g cm-3,
keelektronegatifan 3,0. Pada suhu kamar gas N2 tidak reaktif, disebabkan ikatannya sangat kuat.
Akan tetapi, pada suhu tinggi dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain, seperti dengan oksigen
menghasilkan NO (Anonim1, 2010):
N2(g) + O2(g)→ 2NO(g)
Sumber
Gas nitrogen (N2) terkandung sebanyak 78,1% di udara. Sebagai perbandingan, atmosfir
Mars hanya mengandung 2,6% nitrogen. Dari atmosfir bumi, gas nitrogen dapat dihasilkan
melalui proses pencairan (liquefaction) dan distilasi fraksi. Nitrogen ditemukan pada mahluk
hidup sebagai bagian senyawa-senyawa biologis (Mohsin, 2006).
Senyawa nitrogen
Natrium nitrat (NaNO3) dan kalium nitrat (KNO3) terbentuk oleh dekomposisi bahan-bahan
organik dengan senyawa-senyawa logam tersebut. Dalam kondisi yang kering di beberapat
tempat, saltpeters (garam) ini ditemukan dalam jumlah yang cukup dan digunakan sebagai
pupuk. Senyawa-senyawa inorganik nitrogen lainnya adalah asam nitrik (HNO3), ammonia
(NH3) dan oksida-oksida (NO, NO2, N2O4, N2O), sianida (CN-), dsb. Siklus nitrogen adalah
salah satu proses yang penting di alam bagi mahluk hidup. Walau gas nitrogen tidak bereaksi,
bakteri-bakteri dalam tanah dapat memperbaiki nitrogen menjadi bentuk yang berguna
(sebagai pupuk) bagi tanaman(Mohsin, 2006).
2. Fosfor (P)
Sifat
Fosfor terdapat dalam empat atau lebih bentuk alotropi: putih (atau kuning), merah, dan
hitam (atau ungu). Fosfor biasa merupakan benda putih seperti lilin. Bentuknya yang murni
tidak memiliki warna dan transparan. Fosfor putih memiliki dua modifikasi: alfa dan beta
dengan suhu transisi pada -3,8 derajat Celcius. Fosfor tidak terlarut dalam air, tetapi melarut
dalam karbon disulfida. Ia dapat terbakar dengan mudah di udara dan membentuk
pentaoksida (Mohsin, 2006).
Bentuk
Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens, unsur kimia yang
memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak,
termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua
sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif,
memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam
berbagai bentuk, Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah
langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat
(Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan. Unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan cahaya
dalam keadaan tertentu, tetapi fenomena ini bukan fosforesens, melainkan kemiluminesens.
Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup (Darmadi, 2010).
Sumber
Tidak pernah ditemukan di alam, unsur ini terdistribusikan dalam berbagai mineral. Batu
fosfat, yang memiliki mineral apatit, merupakan tri-kalsium-fosfat yang tidak murni dan
merupakan sumber penting elemen ini. Deposit yang besar telah ditemukan di Rusia,
Maroko, dan negara bagian Florida, Tennessee, Utah, dan Idaho (Mohsin, 2006).
3. Arsen (As)
Sifat-sifat
Logam ini bewarna abu-abu, sangat rapuh, kristal dan semi-metal benda padat. Ia berubah
warna dalam udara, dan ketika dipanaskan teroksida sangat cepat menjadi arsen oksida
dengan bau bawang. Arsen dan senyawa-senyawanya sangat beracun (Mohsin, 2006).
Bentuk
Unsur arsen terjadi dalam dua modifikasi padat, kuning, dan abu-abu atau logam, dengan
gravitasi spesifik 1,97 dan 5,73. Arsen abu-abu memiliki bentuk stabil dengan titik leleh
817° C (28 atm) dan menyublim pada 614° C (Everett, 2011).
4. Antimon (Sb)
Sifat-sifat
Ia merupakan konduktor panas dan listrik yang buruk. Antimon dan banyak senyawanya
sangat beracun (Mohsin, 2006).
Bentuk
Bentuk allotropi dari antimon adalah stabil normal, bentuk logam, dan bentuk amorf abu-abu.
Bentuk kuning diperoleh dengan oksidasi stibin (SbH3) tidak murni dan bukan merupakan
bentuk yang berbeda (Everett, 2011).
Sumber
Unsur ini tidak banyak, tetapi ditemukan dalam 100 spesies mineral. Kadang-kadang
ditemukan sendiri, tetapi lebih sering sebagai sulfide stibnite (Mohsin, 2006).
5. Bismut (Bi)
Sifat-sifat
Unsur ini merupakan kristal putih, logam yang rapuh dengan campuran sedikit bewarna
merah jambu. Ia muncul di alam tersendiri. Bismut merupakan logam paling diamagnetik,
dan konduktor panas yang paling rendah di antara logam, kecuali raksa. Ia memiliki resitansi
listrik yang tinggi dan memiliki efek Hall yang tertinggi di antara logam (kenaikan yang
paling tajam untuk resistansi listrik jika diletakkan di medan magnet) (Mohsin, 2006).
Bentuk
Bismut adalah kristal putih, logam rapuh dengan semburat merah muda. Bijih yang paling
penting adalah bismutinit atau bismut (Bi2S3) dan bismit (Bi2O3) (Everett, 2011).
Sumber
Bijih yang terpenting adalah bismuthinite atau bismuth glance dan bismite. Negara-negara
penghasil bismut terbesar adalah Peru, Jepang, Meksiko, Bolivia dan Kanada. Kebanyakan
bismut yang diproduksi di Amerika didapatkan sebagai hasil produksi penyulingan timbal,
tembaga, seng, perak dan bijih emas (Mohsin, 2006).
BAB II
PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
1. Bagaimana kelimpahan serta siklus fosfor di alam?
Fosfor di alam berperan dalam kehidupan organisme sehingga membentuk siklus
yang dinamakan siklus fosfor. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa
fosfat organik yang terdapat pada tumbuhan dan hewan dan senyawa fosfat anorganik pada
air dan tanah. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu
karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut
di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe-
atau Al-fosfat, fitat, fosforit Ca3(PO4)2, kloropatit Ca3(PO4)2 CaCl2 dan flouropatit
Ca3(PO4)2 CaF2. Selain itu, fosfor juga terdapat pada tulang dan batuan fosfor. Bakteri yang
berperan dalam siklus fosfor : Bacillus, Psudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas,
dll. Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat
melarutkan fosfor menjadi tersedia bagi tanaman (Fitranti, 2010). Fosfor merupakan unsure
yang menyusun kulit bumi. Kelimpahan unsur fosfor di kulit bumi adalah sekitar 0.11 %. Hal
ini dapat dilihat dari tabel berikut (Anonim2, 2011) :
Siklus Fosfor (Rotterdamseweg, 2010):
2. Apa saja allotropi dari unsur fosfor dan bagaimanakah sifat allotropi dari unsur fosfor
tersebut?
Fosfor memiliki tiga allotopi, yaitu fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
Molekul P4, fosfor putih, mempunyai bentuk seperti tetrahedron (tanpa atom pusat) atau lebih
tepatnya pyramid segitiga sama sisi dimana atom-atom P menempati keempat titik sudutnya
dengan panjang ikatan P-P sebesar 2,21 Å dan sudut P-P-P sebesar 60º, jauh lebih kecil dari
pada sudut antar (sumbu) orbital p (90º). Ikatan ini dapat terjadi melalui orbital p (yaitu px, py,
dan pz) yang tumpang-tindih dengan ara ujung membentuk masing-masing ikatan karena
ketiga orbital p ini saling membentuk sudut 90º sedangkan ikatan yang terjadi saling
membentuk sudut 60º, maka dapat dipahami terjadinya strain (regangan) yang cukup
signifikan pada ikatan P-P tersebut (Rusdi,dkk, 2010).
Demikian juga bentuk molekul P4 ini dapat dipandang hasil turunan dari hibridisasi
sp3 untuk setiap atom P dimana salah satu orbitalnya berisi sepasang elektron mandiri atau
elektron bukan ikatan. Energi tegangan ini cukup besar, menurut Pauling yaitu 100 kj mol -1
dengan demikian total energi dari keenam ikatan P-P yang sama panjangnya inilah yang
mungkin mengakibatkan molekul P4 bersifat reaktif (mudah terbakar). Struktur fosfor putih
P4 tahan hingga 800ºC, tetapi diatas temperature ini konsentrasi keseimbangan molekul P2
bertambah menjadi besar dan seperti halnya molekul N2, molekul P2 mempunyai ikatan tiga
(Rusdi,dkk, 2010).
Fosfor merah, lebih stabil dari pada fosfor putih dan dalam udara tidak terbakar secara
spontan, strukturnya merupakan beberapa modifikasi hubungan antara atom fosfor yang
membentuk rantai secara acak (random) atau jaringan sudut P-P-P diduga lebih besar dari
pada sudut dalam molekul fosfor putih (P4). Fosfor merah dapat diperoleh dari fosfor putih
dengan pemanasan 300ºC dalam atmosfer inert beberapa hari (Rusdi,dkk, 2010):
Titik leleh fosfor merah kira-kira 600ºC, pada temperature ini rantai polimer putus
dan diperoleh kembali struktur unit fosfor putih, P4 (Rusdi,dkk, 2010).
Modifikasi fosfor lain yaitu fosfor hitam, yang lebih stabil daripada fosfor merah.
Kristalin fosfor hitam dapat dibuat dari pemanasan fosfor putih pada tekanan tinggi dengan
menggunakan katalisator Hg (yang berfungsi sebagai “seed”, bijih penolong tumbuhnya
kristal). Strukturnya terdiri dari lembaran-lembaran atom-atom fosfor (Rusdi,dkk, 2010).
Dari ketiga bentuk allotropi tersebut, foafor putih bersifat paling reaktif, mudah larut
(dalam berbagai pelarut), dan mempunyai tekanan uap lebih tinggi dari pada fosfor hitam dan
fosfor merah. Fosfor putih juga mudah terbakar di udara, oleh karena itu disimpan di dalam
air, mempunyai kelarutan yang sangat tinggi dalam CS2, yaitu sekitar 880 g pelarut pada
temperature 10ºC. Sedangkan fosfor merah dan fosfor hitam kurang reaktif, dan kurang larut
dalam CS2. Fosfor putih mempunyai titik leleh 44,1ºC dan titik didih 280,5ºC sedangkan
fosfor merah mempunyai titik leleh 59ºC dan menyublim pada 430º C (Rusdi,dkk, 2010).
3. Bagaimana cara isolasi unsur fosfor?
Pada isolasi fosfor dapat dilakukan dengan proses retort dan metode elektrokimia.
Proses retort (Anonim3, 2010).
1. Mineral fosforit [Ca3(PO4)2] direaksikan dengan H2SO4 membentuk larutan kalsium
sulfat dan asam ortofosforit (H3PO4).
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 3CaSO4 + 2H3PO4
2. Cairan yang terpisahkan dari larutan residu, menguap ketika larutan ini berubah
menjadi asam metafosofor.
H3PO4 HPO3 + H2O (Nb: HPO3 selalu dalam bentuk polimer siklik)
Asam metafosfor
3. Asam metafosfor mengalami reduksi menjadi fosfor dengan karbon yang keluar
karena penguapan dan mengalami kondensasi
4HPO3 + 10C P4 + 10CO + 2H2O
Metode Elektrokimia (Anonim3, 2010).
Mineral Fosfit (Ca3(PO4)2) direaksikan dengan karbon denagn adanya silika.
Campuran ini kemudian ditempatkan dalam pemanas listrik. Campuran ini kemudian
dipanaskan pada 1400-1500oC dengan arus bolak-balik antara elektroda karbon. Silika
beraksi dengan kalsium fosfat Ca3(PO4)2 dan bentuk fosfor pentaoksida direduksi dengan
karbon menjadi P (Anonim3, 2010).
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C 6CaSiO3 + P4 + 10CO
Fosfor merah diperoleh dengan memanaskan fosfor putih pada 540-570 K pada
keadaan Atmosfer inert (CO2 atau gas arang) dalam beberapa jam ) (Anonim3, 2010).
Seperti fosfor putih, fosfor merah selalu dalam bentuk P4 tetrahedral tetapi bergabung
membentuk ikatan kovalen yang membentuk struktur polimer. Karena struktur polimernya,
titik leleh fosfor merah (833K) jauh lebih tinggi daripada fosfor putih (317K) (Anonim3,
2010).
4. Apakah manfaat dari unsur fosfor?
Fosfor memiliki banyak kegunaan, salah satunya dimanfaatkan sebagai pupuk. Lebih
dari 90% produksi fosfat di Indonesia, khususnya kalsiumfosfat Ca3(PO4)2, digunakan untuk
keperluan industri pupuk, baik pupuk alam maupun pupuk buatan. Sisanya dikonsumsi oleh
berbagai industri seperti kaca lembaran, karet, industri kimia, dan lain-lain (Moersidi
Anonim4, 2010).
Fosfor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan
serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Fosfor di dalam tanah dapat
dibedakan dalam dua bentuk yaitu P-organik dan P-anorganik. Bentuk fosfor dalam tanah
adalah berupa ionnya yaitu ion ortofosfat, baik sebagai H2PO4- atau HPO4
-2, tergantung pH
tanah. Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya
rendah. Fosfor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam senyawa
organik dan anorganik dalam bentuk teroksidasi dengan ikatan kovalen dan 4 atom Oksigen.
Fosfor organik banyak terdapat pada batuan fosfat yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pupuk fosfat. Fosfat banyak tersedia di alam sebagai batuan fosfat dengan
kandungan tri kalsium fosfat yang tidak larut dalam air. Agar dapat dimanfaatkan tanaman,
batuan fosfat alam harus diubah menjadi senyawa fosfat yang larut dalam air. Pada proses
pembuatan pupuk fosfat, batuan fosfat direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan
Ca(H2PO4)2 yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman (Anonim2,2011):
Ca3(PO4)2+ 2H2SO4+ 4H2O 2CaSO4.2H2O + Ca(H2PO4)2
Deposit fosfat yang ditemukan di Indonesia mempunyai kadar rendah sampai sedang,
meskipun pada lokasi tertentu dapat mencapai kadar 40% P2O5. Terdapat pada daerah yang
terpencar, berupa endapan fosfat gua atau batu gamping fosfatan. Belum ditemukan deposit
dalam jumlah yang cukup besar, kecuali untuk diusahakan dalam skala kecil (Anonim4,
2010).
Kadar P2O5 dalam batuan fosfat alam yang rendah ditingkatkan dengan proses
acidulasi menggunakan larutan asam fosfat (H3PO4). Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut (Budi dan Aprilina, 2009):
Ca3(PO4)2 + 4 H3PO4 + 3H2O 3 CaH4(PO4)2.H2O
Ca3(PO4)2 + 4 H3PO4 + 6 H2O 3 CaH4(PO4)2.2H2O
Pada proses acidulasi ini tepung fosfat alam akan mengalami proses granulasi
menjadi pupuk fosfat dengan ukuran tertentu. Percobaan dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama adalah penyiapan bahan baku tepung fosfat yang telah dipisahkan dari impuritas
dengan diayak dan asam fosfat yang telah diencerkan (Faleh dan Aprilina, 2009). Tahap
kedua adalah proses granulasi. Tepung fosfat sebanyak 0,5 kg dimasukkan ke dalam pan
granulator sebagai umpan. Setelah dihubungkan arus listrik, pan granulator akan berputar
berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan putaran 10 rpm. Tepung fosfat akan
membentuk granul dengan adanya penambahan larutan asam fosfat melalui sprayer dengan
laju alir 43 ml/menit. Proses granulasi berlangsung selama 5 menit. Empat menit pertama
merupakan operasi penyemprotan larutan asam fosfat dengan perincian waktu penyemprotan
berlangsung selama 3 detik dan jeda waktu selama 7 detik sebelum penyemprotan
selanjutnya. Selanjutnya, 1 menit terakhir sebagai waktu granulasi. Setelah operasi
granulasi selesai, hasilnya diambil dan dikeringkan dengan cara penjemuran langsung oleh
sinar matahari. Produk yang sudah kering dianalisis distribusi diameter granul dengan
menggunakan ayakan (ukuran 2 – 4 mm) dan kadar fosfat (P2O5) dengan instrumen AAS
(Budi dan Aprilina, 2009).
Pada proses acidulasi ini tepung fosfat alam akan mengalami proses granulasi
menjadi pupuk fosfat dengan ukuran tertentu. Proses granulasi yang terjadi pada tepung
fosfat berlangsung melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, tetesan - tetesan cairan masuk
ke dalam tepung fosfat. Selanjutnya terjadi proses difusi massa antara cairan dengan zat
tepung, yaitu sebagian massa cairan masuk ke dalam tepung dan sebagian massa tepung
menyerap cairan yang disemprotkan (Budi dan Aprilina, 2009).
Nilai kelarutan fosfat dalam air ditentukan oleh jenis mineral fosfat, mineral
hidroksiapatit merupakan mineral fosfat yang mempunyai kelarutan tinggi, dengan demikian
idealnya untuk pupuk alam digunakan endapan fosfat yang kandungan mineral
hidroksiapatitnya cukup tinggi (Anonim4, 2010).
5. Bagaimana penyalahgunaan penggunaan fosfor beserta akibatnya?
Salah satu penyalahgunaan fosfor yaitu digunakan sebagai bom. Fosfor yang
diaplikasikan sebagai bom yaitu fosfor putih yang diberi nama samaran “Willy Pete”
(Wanibesak, 2010).
Gambar salah satu penyalahgunaan fosfor sebagai bom. Ketika disiram seperti gambar di atas (seperti kembang kembang api) maka harapan untuk hidup sangat kecil karena bahan-bahan yang digunakan sebagai pelidung dapat ditembusi oleh bom fosfor dan asam yang dihasilkanpun sangat beracun dan korosif (Wanibesak, 2010).
Ketika fosfor putih ditembakkan atau dibakar udara maka akan bereaksi dengan
oksigen membentuk fosfor pentaoksida (P2O5). Panas yang dihasilkan akibat reaksi ini
meledak menjadi nyala api kuning dan menghasilkan asap putih yang tebal (Haeruddin,
2010). Walaupun fosfor berbahaya namun yang paling berbahaya yaitu terletak pada proses
pembakaran fosfor dan hasil pembakaran fosfor bukan pada ledakannya (Wanibesak, 2010).
Pembakaran fosfor di udara berlangsung sangat eksotermis yaitu menghasilkan
suhu sekitar 800°C. Suhu yang tinggi inilah yang akan merusak jaringan tubuh seperti luka
bakar ketika mengenai organ-organ tubuh.Sedangkan hasil pembakaran fosfor putih yaitu
berupa P2O5 dalam bentuk asap. Asap yang dihasilkan sangat berbahaya karena selain
beracun asap inipun bersifat korosif atau dapat pula bereaksi dengan organ-organ tubuh
manusia. Oleh sebab itu jika fosfor ditembakan atau yang digunakan sebagai bom ketika
terbakar akan merusak sebagian besar jaringan tubuh. Misalnya jika mengenai mata maka
akan menyebabkan kebutaan, jika dihirup akan merusak kerongkongan bahkan paru-paru jika
dalam jumlah yang lebih banyak, jika mengenai kulit maka akan menyebabkan luka bakar
dan akan lebih parah lagi jika terkena dalam jumlah banyak (Wanibesak, 2010).
Ciri-ciri luka bakar yang dihasilkan tampak pada bagian necrotic dengan warna
kekuning-kuningan dan bau seperti bawang putih. Banyak yang meyakini bahwa luka bakar
akibat WP ini memakan waktu lama untuk disembuhkan. Sifatnya yang terbakar karena
bersentuhan dengan udara terbuka, membuat terbakarnya kulit menjadi lama karena selama
WP masih kontak dengan udara dia akan terus terbakar sampai materialnya benar-benar habis
terbakar (Haeruddin, 2010).
Akibat penyalahgunan fosfor (Anonim5, 2011):
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2010, DESKRIPSI UNSUR-UNSUR GOLONGSN UTAMA, http://scrib.com/nitrogen,
Diakses 29 Maret 2011
Anonim2, 2011, KIMIA INDUSTRI, http://smkn2terbanggibesar.sch.id/download/view.php?
file=more/kimia+industri+1/24+kimia_industri+jilid_1.pdf, Diakses 28 Maret 2011
Anonim 3, 2010, ISOLATION OF PHOSPORUS AND COMPOUNDS OF PHOSPORUS,
http://www.2classnotes.com/digital_notes.asp?
p=Isolation_of_Phosphorus_and_Compounds_of_Phosphorus, Diakses tanggal 31
Maret 2011.
Anonim4, 2010, PHOSPAT, http://wartapedia.com/edukasi/ensiklopedia/143-phospat-atau-
fosfat.html, Diakses 29 Maret 2011
Anonim5, 2011, AKIBAT PENYALAHGUNAAN FOSFOR ,
http://www.google.co.id/images, Diakses 31 Maret 2011
Budi, F.S., dan Aprilina P, 2009, PEMBUATAN PUPUK FOSFAT DARI BATUAN
FOSFAT ALAM SECARA ACIDULASI VOL 30 NO. 2, Semarang: Teknik Undip
Darmadi, 2010, SIKLUS FOSFOR DI ALAM,
http://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/siklus-fosfor-di-alam/, Diakses 29
Maret 2011
Everett, 2011, ARSENIC, http://www.mrteverett.com/Chemistry/pdictable/q_elements.asp?
Symbol=As, Diakses 29 Maret 2011
Everett, 2011, ANTIMONY,
http://www.mrteverett.com/Chemistry/pdictable/q_elements.asp?Symbol=Sb,
Diakses 29 Maret 2011
Everett, 2011, BISMUTH, http://www.mrteverett.com/Chemistry/pdictable/q_elements.asp?
Symbol=Bi, Diakses 29 Maret 2011
Fitranti, B.A., 2010 , KONDISI LAUT KITA YANG BERUBAH AKIBAT
CLIMATE CHANGE, http://bandariariningfitranty.wordpress.com/, Diakses 30
Maret 2011
Haeruddin, F.,2011, KEGANASAN BOM FOSFOR,
http://www.firhan-aan.com/2010/10/keganasan-bom-fosfor.html, Diakses 31 Maret
2011
Mohsin, Y., 2006, NITROGEN, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/nitrogen/,
Diakses 29 Maret 2011
Mohsin, Y., 2006, FOSFOR, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/ fosfor / , Diakses 29
Maret 2011
Mohsin, Y., 2006, ARSEN, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/arsen/, Diakses 29
Maret 2011
Mohsin, Y., 2006, ANTIMON, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/antimon/, Diakses
29 Maret 2011
Mohsin, Y., 2006, BISMUT, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/bismut/, Diakses 29
Maret 2011
Rotterdamseweg, 2010, Phosphorus cycle, http://www.lenntech.com/phosphorus-cycle.htm l ,
Diakses 30 Maret 2011
Rusdi,dkk, 2010, FOSFOR, http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Fosfor, Diakses 29
Maret 2011
Wanibesak, E., 2010, FOSFOR DAN BAHAYA BOM FOSFOR,
http://wanibesak.wordpress.com/2010/11/27/fosfor-dan-bahaya-bom-fosfor/, Diakses
31 Maret 2011