KEJANG DEMAM
-
Upload
shinta-lagilagi-shinta -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of KEJANG DEMAM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA
Pengobatan Fase Akut
1. Menjaga jalan napas tetap terbuka (baju dilonggarkan, anak dimiringkan untuk mencegah
aspirasi)
2. Perhatikan kebutuhan cairan dan elektrolit
3. Kompres air hangat
4. Pemberian antipiretik
Asetaminofen oral 10 mg/kg BB, 4 kali sehari atau
Ibuprofen 20 mg/kgBB, 4 kali sehari
5. Pemberian antikonvulsan
Diazepam
IV 0,3 mg/kgBB
Perrektal 5 mg (BB <10 kg) atau 10 mg (BB >10 kg)
Luminal (Intramuskular)
30 mg (neonates)
50 mg (usia 1 bulan-1 tahun)
75 mg (usia >1 tahun)
Midazolam (intranasal, 0,2 mg/kgBB)
Pengobatan Profilaksis Kejang Demam
1. Profilaksis Intermitten pada waktu demam
Diazepam
Per rectal
5 mg untuk anak dengan BB <10 kg (tiap 8 jam)
10 mg untuk anak dengan BB >10 kg (tiap 8 jam)
Per Oral (0,5 mg/kgBB perhari dibagi menjadi 3 dosis)
Efek samping : ataksia, mengantuk dan hipotonia
Klonazepam (0,03 mg/kgBB per dosis tiap 8 jam)
Efek samping : mengantuk, mudah tersinggung, gangguan tingkah laku, depresi
dan hipersalivasi.
Kloralhidrat supposituria
250 mg (untuk BB <15 kg)
500 mg (untuk BB >15 kg)
Kontraindikasi : pasien dengan kerusakan ginjal, hepar, penyakit jantung dan
gastritis.
2. Profilaksis terus menerus dan antikonvulsan tiap hari
Pemberian antikonvulsan profilaksis terus menerus diberikan selama 1-2 tahun setelah
kejang terakhir, kemudian diberhentikan secara bertahap selama 1-2 bulan. Indikasi
pemberian profilaksis terus menerus adalah :
Sebelum kejang demam pertama sudah ada kelainan atau gangguan
perkembangan neurologis
Terdapat riwayat kejang tanpa demam yang bersiafat genetic
Kejang demam >15 menit, fokal dan atau diikuti kelainan neurologis sementara
atau menetap
Terjadi pada bayi < 12 bulan, atau kejang demam multiple dalam satu episode
demam
Obat antikonvulsan yang bisa digunakan antara lain :
Fenobarbital 4-5 mg/kgBB per hari
Efek saping : iritabel, hiperaktif, pemarah dan agresif
Asam valproat 15-40 mg/kgBB per hari
Efek samping : hepatotoksik, tremor dan alopesia.
Sumber : Deliana, Melda. 2002. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak. Sari
Pediatri Vol. 4, No. 02. 59-62
PROGNOSIS
Risiko cacat akibat komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan.
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang
sebelumnya normal. Kelainan neurologis dapat timbul pada sebagian kecil kasus
yang biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang.
Kematian akibat kejang demam tidak pernah dilaporkan
RISIKO BERULANG
Faktor risiko berulangnya kejang demam adanya riwayat kejang demam dalam
keluarga, usia <12 bulan, suhu rendah saat kejang demam, cepatnya kejang
setelah demam. Jika semua faktor risiko ada , risiko berulang 80%, jika tidak ada
maka hanya 10-15%. Sebagian besar berulang pada tahun pertama setelah kejang.
RISIKO EPILEPSI
Faktor risiko epilepsy adalah jika ada kelaian neurologis atau perkembangan yang
jelas sebelum kejang demam pertama, kejang demam kompleks, riwayat epilepsy
pada orang tua atau saudara kandung. Masing-masing faktor risiko meningkatkan
risiko epilepsy sampai 4-6%. Kombinasi faktor risiko tersebut meningkatkan
risiko epilepsy menjadi 10-49%. Risiko epilepsy tidak dapat dicegah dengan
pemberian obat rumatan/profilaksis pada kejang demam.
Sumber : Dadiyanto, dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang : FK
UNDIP