KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada...

18
Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 87 KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri “Tujuan utama pendidikan bukanlah penguasaan pengetahuan, melainkan aksi nyata dan tindakan” Anonim

Transcript of KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada...

Page 1: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 87

KEGIATAN BELAJAR 4:

Deklarasi Komitmen Diri

“Tujuan utama pendidikan bukanlah penguasaan pengetahuan, melainkan aksi nyata dan tindakan”

Anonim

Page 2: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

88 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

I. PENDAHULUAN

Cukuplah bekal bagi anda untuk memahami dan menyadari bahwa integritas adalah pakaian seorang guru. Kini saatnya untuk mengaktualisasikan integritas dalam seluruh aspek kehidupan, sepanjang hayat dikandung badan. Yakinlah bahwa prinsip hidup ber-integritas merupakan jalan untuk menjalani profesi guru dengan penuh kebahagiaan dan kenikmatan. Godaannya akan sangat berat dan beragam, karena semua perilaku baik memang selalu diuji. Apakah kepribadian baik itu tulus sesuai karakter dan jati diri, atau hanya kamuflase. Tanpa ujian berat, integritas seseorang belum bisa dipastikan.

Pada bagian ini anda akan mempelajari bagaimana proses aktualisasi prinsip hidup ber-integritas ditampilkan dalam keseharian guru, bukti-bukti apa yang dapat dilihat dan disaksikan dari pribadi guru berintegritas, serta karya-karya yang dapat dihadirkan se-bagai bukti penguatan integritas di kelas dan sekolah.

Melalui kegiatan pembelajaran keempat ini, diharapkan setiap mahasiswa secara priba-di dapat mengembangkan beragam variasi aktualisasi diri dalam penguatan integritas, menunjukkan bukti-bukti hidup berintegritas serta menghasilkan karya sebagai wujud perilaku guru berintegritas.

Tahapan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa pada bagian ini adalah:

1. Melakukan praktik aktualisasi perilaku berintegritas secara konsisten sesuai komit-men diri dalam segala aspek kehidupan;

2. Menghadirkan bukti-bukti perilaku berintegritas melalui tindakan nyata (kepribadi-an) dalam segala segi kehidupan;

3. Menghasilkan berbagai karya penguatan integritas baik berupa produk pembelaja-ran, karya seni, karya ilmiah, maupun karya lainnya yang memiliki dampak pada penguatan integritas.

II. INTI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu mengaktualisasikan perilaku berintegritas secara konsisten da-lam segala segi kehidupan sesuai komitmen diri;

2. Mahasiswa mampu menunjukkan bukti komitmen sebagai orang yang berintegritas dalam segala segi kehidupan;

3. Mahasiswa mampu menghasilkan karya nyata dalam upaya meluaskan gerakan penguatan integritas dalam segala segi kehidupan.

Page 3: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 89

B. POKOK – POKOK MATERI

1. Aktualisasi perilaku berintegritas;2. Bukti-bukti komitmen berintegritas;3. Karya nyata guru penggerak integritas;

C. URAIAN MATERI

Sudah waktunya, para guru menginsyafi bahwa kekuatan utama dirinya adalah inte-gritas. Bukan penguasaan materi ajar atau kefasihan berceramah. Pribadi yang ber-

integritas mendekatkan setiap pribadi pada kebahagiaan hidup sesuai keyakinan agama. Terlebih integritas merupakan konsistensi dari suara hati manusia karunia Tuhan, yang tidak lekang oleh waktu.

Meski zaman berubah, nilai kemanusiaan tetap melekat kuat. Ketika informasi dan materi ajar tersedia di mana saja dan kapan saja, segala jenis pekerjaan lebih cepat dilakukan dengan mesin, otomasi menjangkau segala pekerjaan rutin, dan komunikasi dapat dilakukan dari mana saja dan ke mana saja, manusia tetap dituntut untuk jujur, bertanggungjawab, disiplin dan peduli. Di era Society 5.0, integritas justru menjadi pra-syarat untuk tetap tangguh menghadapi berbagai gelombang perubahan.

Menjadi guru apapun, tak ada pilihan selain menguatkan integritas diri. Saatnya meng-aktualisasikan dalam setiap desahan nafas, sepanjang hayat dikandung badan.

1. Aktualisasi Perilaku Berintegritas

Aktualisasi perilaku berintegritas dimulai dari ketika memikirkan, mengucapkan, dan melakukan sesuatu. Lalu apa yang terjadi ketika kita berpikir –baik atau buruk-- sebelum kita mengucapkan kata atau melakukan tindakan tertentu?

a. Kendali dengan Cara Berpikir

Cara berpikir begitu menentukan perilaku seseorang. Untuk memahaminya kita bisa dekati dari kaidah keilmuan, yakni kajian ilmiah tentang cara kerja otak manusia.

Ketika kita memikirkan sesuatu, maka terjadi proses pelepasan neurotransmiter oleh satu neuron dan mengikat molekul neurotransmiter dengan reseptor (pene-rima) pada neuron lain. Neurotransmiter merupakan senyawa organik endoge-nus membawa sinyal di antara neuron. Pergerakan itu membangun hubungan antara struktur jaringan penyusun organ dan sistem koordinasi yang melibatkan

Page 4: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

90 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera.

Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi yang membuat kita hidup, berpikir, berucap dan berperilaku. Koordinasi ini melibat-kan semua komponen, unsur, dan zat yang ada dalam tubuh kita yang bekerja secara kimiawi dan fisika. Koordinasi yang terjadi akan membangun sebuah konfigurasi sekaligus menjadi proses perekaman jejak, sehingga tidak ada jejak yang dapat dihapus.

Sebagai contoh, bisakah kita menghapus perkataan yang telah terucap? Atau perilaku yang telah diperlihatkan?

Proses itu mengakibatkan terbentuknya hubungan antara partikel-partikel yang ada dalam molekul-molekul pada otak kita membentuk sinyal-sinyal yang akan dikirim ke alamat tertentu di seluruh bagian tubuh kita, tanpa kecuali. Konfi-gurasi yang terbentuk akan berbeda ketika kita memikirkan sesuatu, baik atau buruk.

Kira-kira apa yang terjadi ketika kita berfikir untuk berbohong, merekayasa ses-uatu yang salah sehingga terlihat seperti benar atau sebaliknya?

Proses neurotransmiter akan mengirim sinyal semua alat indera dan terus ke seluruh tubuh. Secara berantai sinyal itu sampai ke semua bagian tubuh kita (wajah, mata, mulut, lidah, tangan, kaki dan seterusnya). Ketika sampai di mata, mata akan memancarkan sinar yang meyakinkan, sampai di wajah, wajahpun memancarkan rona yang meyakinkan, bagaimana bila sinyal itu sampai ke li-dah? Lidah akan mengeluarkan kata-kata yang terdengar enak dan meyakinkan. Ketika sinyal sampai di mulut, mulutpun bergerak dalam bentuk rupa yang me-yakinkan. Sesampainya di tangan, tanganpun akan menunjukkan gerakan-ge-rakan yang meyakinkan, begitupun ketika pesan itu sampai ke kaki, kaki akan mendukung semua yang telah ditunjukkan oleh organ-organ lainnya. Seluruh unsur dalam diri kita “beradaptasi” terhadap “perintah” yang lahir dari alam pikiran kita itu sehingga kita akan memproklamirkan kebohongan sebagai suatu kebenaran tanpa merasa bersalah.

Lalu, apa artinya?

Pikiran buruk yang sengaja kita munculkan itu menjadi tindakan sadar kita un-tuk membangun tatanan dan sistem koordinasi yang akan mengantarkan pe-san-pesan buruk itu ke seluruh tubuh kita. Seketika itu juga tubuh kita berubah wujud menjadi “buruk” dan tatanan yang telah kita bangun itu menjadikan diri

Page 5: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 91

kita sebagai sosok manusia yang buruk. Pergerakan-pergerakan neuron terse-but menimbulkan jejak. Jejak yang terbentuk itu akan membekas dan bekasnya tidak akan pernah terhapus selamanya. Sekali jejak terbentuk, ia akan menjadi bagian yang mengutuhkan diri kita, selamanya.

Ketika kita tertawa bahagia karena sukses membohongi orang lain, berarti keba-hagiaan kita itu merasakan kesuksesan kita merusak diri kita sendiri. Sama juga ketika kita berniat menfitnah seseorang, lalu agar fitnahan itu terlihat seperti benar, maka seluruh organ tubuh dan indera kita diperintah untuk meyakinkan lawan bicara bahwa yang kita sampaikan adalah kebenaran. Semua itu bisa ter-jadi karena ada reaksi kimia yang terjadi di otak dan menjalar ke semua ja ringan organ tubuh kita. Proses kimiawi itu meninggalkan jejak yang membekas se-lamanya. Artinya, jejak kebohongan itu dapat ditelurusi di kemudian hari bila diperlukan.

Ketika kita berpikir dan merasa yakin untuk mampu berbohong, itu sebenarnya hanya ilusi dan tipuan belaka. Semua yang pernah kita pikirkan, katakan, dan lakukan akan terekam dan terungkap pada waktunya. Sekarang atau nanti, di dunia atau akhirat, itu hanya soal momen. Momen itu telah terpatri dan pasti akan kita lalui. Masihkah kita perlu berdusta?

b. Contoh Konsistensi Berpikir-Berucap-Berperilaku

Sebagaimana telah diuraikan di pembelajaran terdahulu bahwa integritas ada-lah konsistensi antara berpikir, berucap, dan berindak. Yang menjadi pegangan dalam berperilaku adalah kebenaran fitrah sebagai anugerah Yang Maha Kuasa yang dipancarkan melalui nilai-nilai karakter.

Karakter dapat dikelompokkan ke dalam berbagai nilai, namun ketika menjadi perilaku, ia tidak mengacu pada nilai yang tunggal, melainkan saling keterkaitan antarnilai. Misalnya jujur terkait dengan tanggungjawab, disiplin dan peduli. Demikian pula jujur dengan peduli, mandiri dan kerja keras. Untuk memudah-kan, Tabel 4.1. menyajikan contoh konsistensi dalam berpikir, berucap dan ber-perilaku. Anda dapat menyusun kembali contoh ini lebih lengkap dan akurat disesuaikan dengan komitmen pribadi yang akan anda jalankan dalam keseha-rian hidup.

Page 6: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

92 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

Tabel 4.1. Contoh konsistensi dalam berpikir, berucap dan berperilaku sesuai nilai penguat intergritas

Nilai utama

Berpikir Berucap Berperilaku

Jujur • Berpihak pada kebenaran

• Jujur itu membaha-giakan

• Apapun yang terja-di kehendak Yang Kuasa

• Berkata baik ber-dasarkan fakta yang jelas benar

• Tidak menyampai-kan informasi yang tidak dipahami utuh

• Tidak menyalahkan pihak lain siapapun

• Tidak curang, mengambil hak orang, menjiplak

• Tidak share infor-masi yang tidak jelas sumbernya dan tidak bermanfaat

Tanggung-jawab

• Setiap manusia punya orbit hidup sendiri-sendiri

• Hidup tidak mer-ugikan siapapun

• Berorientasi pada hasil

• Hidup adalah kemandirian

• Berkata baik dan benar

• Berkata tentang optimisme

• Menyusun RPP sendiri tidak copy paste

• Belajar keras;

• Bekerja keras;

• Fokus dalam melakukan setiap pekerjaan

Disiplin • Waktu adalah kesempatan tak berulang

• Hidup adalah keter-aturan

• Berkata jelas, run-tut, singkat

• Berkata tidak bertele-tele

• Selalu datang ke kelas tepat waktu dan tidak korupsi waktu

• Menepati jadwal yang disepakti

• Teratur mengikuti tahapan

Peduli • Selalu melihat sisi baik dalam segala hal

• Senantiasa berpras-angka baik

• Hidup adalah memberi, bukan menerima

• Ucapan menyenang-kan orang

• Tidak mengungkap keburukan siapapun

• Berteman dengan semua orang dalam batasan wajar

• Dekat dengan peserta didik

• Ramah dan menye-nangkan

• Tidak pilih kasih kepada peserta didik

Pada dasarnya berpikir, berkata dan berperilaku tidak mengacu pada nilai yang tunggal, melainkan selalu beririsan antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu, nilai karakter merupakan kendali dari cara berpikir, berucap dan berperilaku.

c. Jaga dengan pengawasan dari dalam diri

Perilaku baik yang ditampilkan seseorang bisa saja berupa perilaku semu. Hal itu bisa terjadi manakala perilaku dilakukan karena pamrih, mengharapkan pe-

Page 7: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 93

ngakuan atau penilaian tertentu terkait dengan tugas atau kewajiban tertentu. Dalam pandangan orang lain, mungkin dianggap baik, namun secara hakikat hal demikian sangat berbahaya. Perilaku semu menunjukkan pancaran jati diri telah ditutupi oleh kepalsuan dan kemunafikan. Dia memiliki tujuan dan cara hidup sendiri yang tidak berintegritas.

Terlebih untuk perilaku yang diawasi sebagai ukuran kinerja tertentu. Pengawa-san yang berasal dari luar diri, sangat berpotensi untuk terjadi manipulasi dan rekayasa. Hanya baik ketika diawasi, dan kembali tidak baik ketika pengawasan tidak ada.

Guru yang datang ke kelas tepat waktu ketika diawasi kepala sekolah dan pe-ngawas, belum bisa menjadi dasar bahwa yang bersangkutan berdisiplin. Berbe-da dengan guru yang selalu datang tepat waktu demi kecintaannya kepada anak, meskipun kepala sekolah tidak ada dan pengawas tidak ada.

Oleh karena itu, dalam kaitan penguatan integritas, pengawas terbaik berasal dari dalam diri sendiri. Alat kontrolnya adalah suara hati nurani yang berasal dari jati diri. Bagaimanapun juga, sebagaimana telah diuraikan di atas, secara biologis, tidak ada celah bagi kita untuk melakukan sesuatu yang tidak tercatat. Apapun yang dilakukan oleh pikiran dan tubuh kita terekam secara alamiah dan suatu ketika dapat ditampilkan kembali. Oleh karena itu pengawas yang terpen-ting adalah pengawas dari dalam diri.

Pengawas dari dalam diri dapat menjaga perilaku tetap berintegritas manakala tidak ada siapapun yang menyaksikan selain dirinya. Untuk menguatkan anda dapat menyaksikan video berikut:

2. Bukti-bukti Komitmen Berintegritas

Segala yang terlintas dalam pikiran, terucap melalui perkataan, dan terungkap me-lalui perilaku atau tindakan tidak bisa dihapus. Semua terekam dan membekas sela-manya, serta menjadi bagian utuh dari diri kita. Keberadaan rekam jejak itu sesuatu yang keberadaannya bersifat mutlak. Demikian pula perilaku orang berintegritas, akan mudah terlihat dan disaksikan banyak orang.

Page 8: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

94 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

Bukti komitmen berintegritas dapat terlihat dari konsistensi antara pikiran, per-kataan, dan perbuatan.

a. Jejak Fisik

Keterlaksanaan proses penguatan integritas dapat dilihat dari bukti-bukti fisik yang tampak di kelas, di sekolah dan area-area di mana penguatan integritas dilakukan. Jejak fisik tersebut dapat berupa:

• Dokumen RPP yang dibuat sendiri oleh guru dan selalu disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan konteks lokal sekolahnya;

• Dokumen perencanaan kegiatan pembelajaran dan aktivitas lainnya yang mencerminkan penguatan integritas, serta bukti-bukti keterlaksanannya. Aktivitas dapat mencerminkan konsistensi penerapan dalam dokumen per-encanaan, implementasi dan tindak lanjutnya;

• Instrumen keterlaksanaan proses dan ketercapaian hasil yang telah diisi da-lam jangka waktu lama;

• Terdapatnya simbol-simbol penguatan integritas dalam bentuk teks, gambar, lagu, yel-yel, gerakan, dan berbagai simbol penguatan integritas lainnya;

• Suasana kelas dan sekolah mencerminkan jejak penguatan integritas seper-ti kelas terjaga kebersihannya, senantiasa rapi, teratur, tertata, nyaman dan membuat betah;

• Penampilan seluruh warga sekolah rapi, bersih, nampak tata kelola ling-kungan yang terencana baik;

• Bukti-bukti kegiatan penguatan integritas yang dilakukan sebagai kegiatan khas satuan pendidikan;

• Bukti-bukti komitmen diri untuk secara bersama-sama menguatkan integri-tas terhadap pribadi masing-masing

• Bukti deklarasi terhadap perluasan implementasi penguatan integritas oleh kelas atau sekolah yang telah secara konsisten melakukan penguatan;

• Bukti deklarasi terhadap pencanangan (kick off) penguatan integritas. Ke-giatan pencanangan biasanya di awal. Akan tetapi bukti ini tidak serta mer-ta menjadi bukti bahwa penguatan integritas berjalan konsisten. Itu hanya membuktikan bahwa ada niat kuat untuk melakukan penguatan integritas, tapi belum tampak implementasi konsisten dalam tahapan selanjutnya.

Page 9: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 95

Gambar 4.1. Berbagai kegiatan deklarasi pendidikan berintegritas

b. Tampilan Perilaku di Kelas

Hal ini dapat dimunculkan dari seluruh aktivitas kehidupan pribadi seorang guru. Khusus dalam kegiatan pembelajaran di kelas, bukti-bukti komitmen in-tegritas akan terlihat dari penampilan guru secara utuh dalam seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran meliputi:

1. Persiapan Diri. Sebelum masuk kelas, guru akan melakukan persiapan se-cara mandiri. Dokumen perencanaan dibuat sendiri tidak copy paste dan disesuaikan dengan konteks lokal.

2. Masuk Kelas. Penampilan guru akan menjadi bukti penting profil guru ber-integritas.

3. Mulai Pembelajaran. Kemampuan guru dalam memulai pembelajaran akan menjadi cermin integritas.

4. Aktifkan Pembelajaran. Ihtiar guru untuk menghidupkan suasana dan mem-buat semua indera anak bekerja aktif, adalah bukti integritas.

5. Reviu Pembelajaran. Melakukan reviu terhadap pembelajaran yang dilaku-kan dan mendapatkan feed back dari peserta didik, menjadi potret diri guru.

http

s://w

ww

.jurn

alja

bar.i

d

http

s://sm

an1b

dg.sc

h.id

http

s://h

umas

.jate

ngpr

ov.g

o.id

http

s://w

ww

.riau

.go.

id

Page 10: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

96 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

• Yakinkan diri bahwa guru memiliki peran menentukan bagi masa depan anak. Lahirnya ge-nerasi berintegritas di masa datang ditentukan oleh guru pada hari ini.

• Dalam setiap pembelajaran dengan kompetensi apapun, lakukan dengan perkataan yang ju-jur, bertanggungjawab, berdisiplin, mandiri, dan peduli.

• Pahami betul kompetensi apa yang harus dikuasai anak setelah belajar.

• Sebagai guru, suasana ruang kelas berada di tangan anda. Hadirkan simbol-simbol yang menguatkan jiwa anak. Slogan seperti “Berani Jujur Hebat”, “Hebat itu Tidak Menyontek”, “Hebat itu Mandiri”, dan lain sebagainya.

• Tentukan indikator ketercapaian kompetensi sebagai penanda, anak telah mencapai kompe-tensi yang ditentukan;

• Rancang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebaik mungkin. Siapkan bahan dan alat. Susun rencana sendiri, jangan sekali-kali copy paste.

1 PERSIAPAN DIRI Guru Berintegritas

Yakinlah bahwa kehadiran anda di kelas sangat menentukan masa depan anak- anak kita, mewujudkan generasi berintegritas. Maka, persiapkan!

6. Deklarasikan. Membuat komitmen diri, meluaskan ke luar kelas, adalah hal yang mutlak dilakukan.

7. Luaskan Pengaruh. Setiap kebaikan yang dilakukan terus diluaskan ke luar kelas, luar sekolah dan ke keluarga dan masyarakat.

Secara rinci dapat disajikan dalam uraian pada Boks 4.1 sampai Boks 4.7 beri-kut.

c. Pengakuan Peserta Didik dan Sejawat

Bukti seseorang memiliki perilaku berintegritas tidak bisa diperoleh dari yang bersangkutan. Seseorang yang mengaku dirinya berintegritas adalah sebuah tanda yang biasanya berkebalikan. Demikian juga prestasi atau kelebihan yang dimiliki seseorang. Bukti integritas justru akan muncul dari pengakuan orang di luar dirinya.

Untuk mengetahui apakah seorang guru berintegritas dapat diperoleh dari sis-wa, koleganya sesama guru, kepala sekolah, atau warga sekolah lainnya seper-ti ibu kantin, penjaga sekolah, dan lain sebagainya. Ketika banyak orang lain yang mengakui seorang guru beridisplin, jujur, menyenangkan, ramah, sopan, serta tampilan kepribadian baik lainnya, maka itu menjadi tanda adanya inte-gritas dalam dirinya.

Boks 4.1 Langkah Penguatan Integritas di Kelas: Persiapan Diri

Page 11: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 97

Anda sedang berada dalam dunia anak, mulailah dengan meyakinkan mereka bahwa semua yang dipelajari berharga sebagai bekal hidup mereka kelak. Munculkan rasa ingin tahu, dan keberanian berpendapat. Mulailah dengan penuh semangat dan menggairahkan.

33 MULAI PEMBELAJARANHidupkan suasana

• Awali dengan doa sesuai syariat agama masing-masing. Kuatkan dengan narasi yang dimen-gerti dan menyentuh;

• Agar pembelajaran menumbuhkan rasa cinta tanah air, nyanyikan bersama salah satu lagu wajib nasional misalnya “Dari Sabang Sampai Merauke”. Tugasi anak secara adil (misalnya bergilir berdasarkan kesepakatan) untuk memimpin lagu. Atau lakukan aktivitas lain sesuai konteks mata pelajaran;

• Sampaikan tujuan pembelajaran, dan apa manfaat memperlajarinya untuk kehidupan. Boleh secara lisan, video, atau aktivitas lain yang memancing rasa ingin tahu secara mendalam;

• Bangkitkan semangat belajar bersama melalui yel-yel, games, atau ice breaking singkat hasil kreasi anak;

• Pastikan anak siap untuk aktif mengikuti proses pembelajaran;

Kesan pertama, ketika anda masuk kelas, adalah kunci. Tampillah sebagai sosok berintegritas. Contohkan perilaku jujur, bertang gungjawab, berdisiplin, simpa-tik, dan peduli.• Datang ke kelas tepat waktu. Selalu. Inilah wujud kedisiplinan. Apabila suatu ketika ada

halangan sehingga tidak tepat waktu, sampaikan permintaan maaf, dan katakan secara jujur apa adanya;

• Tampil dengan wajah ceria dan bersema ngat;

• Sampaikan salam, menyapa kabar, dan memastikan anak dalam keadaan nyaman dan se-mangat belajar;

• Bangun komunikasi dengan anak secara tulus. Misalnya bertanya tentang anak yang tidak hadir, dan menunjukkan kepedulian atas ketidakha dirannya;

• Mengajak anak untuk membangun suasana nyaman. Ruangan bersih, meja-kursi rapi, barang di kelas rapi, gambar dan slogan di dinding tertata, dan suasana kelas nyaman.

MASUK KELASKesan pertama, menentukan22

Boks 4.2 Langkah Penguatan Integritas di Kelas: Masuk Kelas

Boks 4.3 Langkah Penguatan Integritas di Kelas: Mulai Pembelajaran

Page 12: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

98 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

Kurangi berceramah (lakukan manakala diperlukan saja), lakukan kegiatan yang membuat peserta didik menemukan sendiri inti pembelajaran.

• Dalam diri anak terdapat energi yang menggerakkan seluruh pikiran, jiwa dan raga. Ja-ngan biarkan energi tidak tersalurkan.

• Aktifkan setiap anak, tidak memberi ruang untuk pasif sebagai pendengar. Aktifkan semua indera dan organ tubuh untuk menemukan inti pembelajaran. Mata, hidung, teli-nga, tangan, kaki, jari, kepala, dan semua yang dapat diaktifkan.

• Buat aktivitas yang bervariasi dan menggembirakan dan jangan biasakan mengandalkan satu sumber belajar. Gunakan materi terkait yang ada di buku, lalu kembangkan sendiri dengan aktivitas yang relevan. Hadirkan persoalan sehari-hari terkait materi tersebut. Bi-asakan anak berdiskusi dengan sudut pandang yang berbeda;

• Asah kompetensi anak melalui kepekaan dengan mengaitkan antara materi pelajaran, ak-tivitas di kelas, dan realita dalam kehidupan sehari-hari. Giring anak untuk menemukan manfaat nyata dari mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

44AKTIFKAN PEMBELAJARANGunakan Semua Indera

Pastikan proses pembelajaran sejalan dengan tujuannya. Untuk memastikan proses pembelajaran berjalan efektif, lakukan reviu dan da patkan feedback dari peserta didik. • Melalui penilaian proses, guru mendapatkan data tentang capaian kompetensi setiap anak

sesuai tujuan proses pembelajaran, termasuk penilaian perilaku berintegritas di sepan-jang proses pembelajaran;

• Guru mengulas jalannya pembelajaran dan meminta respon peserta didik.

• Guru memastikan setiap peserta didik mengalami kemajuan dan memiliki rasa penasaran untuk terus mendalami dan mempraktekkan serta bertekad untuk konsisten berintegritas;

• Guru mendapatkan feedback dari peserta didik apakah mereka bisa memahami tentang apa yang dibelajarkan, serta menemukan makna positif pembelajaran bagi dirinya dikait-kan dengan realita kehidupan sehari-hari;

• Setiap pembelajaran perlu dilakukan beberapa kali sesuai kebutuhan dengan kegiatan yang beragam sampai tujuan tercapai. Pastikan setiap anak mengalami kemajuan.

55 REVIU PEMBELAJARANUlas jalannya proses belajar

Boks 4.4 Langkah Penguatan Integritas di Kelas: Aktifkan Pembelajaran

Boks 4.5 Langkah Penguatan Integritas di Kelas: Reviu Pembelajaran

Page 13: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 99

Apa yang diperoleh dalam pembelajaran di sekolah --dan menjadi komitmen diri-- selanjutnya diluaskan ke keluarga, teman bermain, dan masyarakat.

• Di akhir pembelajaran, guru memberikan semacam “Pekerjaan Rumah”. Tapi bukan soal. Melainkan tugas untuk mendorong anak bertanya kepada orang tua tentang, “Bagaimana sikap kita kepada orang lain yang berbeda?” Misalnya beda suku, beda kondisi sosial, beda fisik, kemampuan belajar, bahkan beda agama.

• Pada pertemuan berikutnya tema tersebut dibahas dalam pembelajaran. Masing-masing anak secara jujur menceritakan pandangan orang tuanya.

• Ketika ada yang bertentangan, dorong kembali anak untuk menanyakan hal-hal yang men-guatkan diri untuk menerima keberagaman seperti pada kegiatan pembelajaran di awal.

• Jika diperlukan buat komunikasi dengan orang tua untuk menyamakan persepsi tentang nilai keberagaman.

• Pastikan karakter anak untuk menerima keberagaman, disiplin, peduli, jujur dan tanggung-jawab makin menguat.

77LUASKAN PENGARUHSebarkan hasil belajar

Muara dari pembelajaran adalah perilaku. Untuk menguatkan perilaku, maka perlu keyakinan dan tekad dalam diri anak serta pembiasaan secara konsis-ten. Berikut contoh cara mengikat diri dengan keyakinan, tekad, dan komit-men• Dari pembelajaran yang dilakukan, peserta didik berkomitmen dengan berjanji pada di-

rinya untuk bersikap jujur, bertanggungjawab, disiplin, mandiri, dan peduli di manapun, kapanpun, dalam suasana bagaimanapun, meskipun tidak diawasi.

• Mendorong peserta didik untuk menceritakan pengalaman menemukan makna perilaku berintegritas dalam kehidupan sehari-hari kepada keluarga, teman bermain, dan mas-yarakat;

• Menjaga komitmen untuk bersikap jujur, bertanggungjawab, disiplin, mandiri, dan peduli sebagai prinsip hidup. Semua nilai itu sebagai bagian dari prinsip hidup berin-tegritas;

66 DEKLARASIKANBangun komitmen, dan biasakan

Boks 4.6 Langkah Penguatan Integritas di Kelas: Deklarasikan

Boks 4.7 Langkah Penguatan Integritas di Kelas: Luaskan Pengaruh

Page 14: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

100 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

3. Karya Nyata Guru Penggerak Integritas

Selama anda melakukan penguatan integritas secara konsisten baik di kelas, di se-kolah, maupun di masyarakat, pasti anda memiliki peluang untuk mendokumen-tasikan aktivitas yang dilakukan menjadi sebuah hasil karya yang memberi man-faat bagi orang banyak. Sekecil apapun karya yang anda buat, dapat menginspirasi orang lain, untuk menggerakkan kehidupan yang berintegritas.

Spirit menghasilkan karya dapat meluaskan semangat berintegritas bagi seluruh ma-nusia, dimulai dari lingkungan terdekat anda.

Karya yang anda buat dapat disesuaikan dengan potensi diri, bakat, minat dan tugas profesi anda sebagai guru. Contoh karya yang dapat dibuat antara lain buku, video, model pembelajaran, dan lain sebagainya. Untuk lebih memudahkan berikut contoh karya nyata yang hadir dari kegiatan penguatan integritas sebagaimana disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 4.2. Contoh jenis karya nyata aktivitas penguatan integritas

No Bentuk Karya Jenis Karya Contoh

1 Teks Puisi, cerpen, prosa, kata bijak Model Pembelajaran 99+1 Model Pembelajaran

Antikorupsi (Ide Beraksi)Buku-buku praktis Artikel ilmiah Konten Jurnal Artikel populer Konten koran, majalah, tab-

loidNaskah Opini Opini di koran, blog, website

atau media lainnya2 Seni Gerak Gerakan Senam, gerakan tari,

tepuk tanganTepuk jujur,

3 Seni Rupa Poster, lukisan, banner, sketsa Poster integritas4 Seni Tari Tari tradisional, tari modifikasi,

tari kreasi, dan lainnya5 Seni Musik Video klip, musik, lagu, hymne,

mars, instrumental, musikalisasi puisi

6 Kriya Gerabah, anyaman, kain, garmen 7 Audio-Visual Film, Vlog, Iklan pendek Land Of Milion Dreams

(KPK)Video Pembelajaran

8 Audio Lagu, dongeng, story telling9 Produk teknolo-

giGames, aplikasi, animasi,

10 Aneka produk kreatif lainnya

Page 15: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 101

Apapun karya yang anda buat akan memberi manfaat yang besar bagi upaya penguatan integritas diri pribadi dan akan menjadi inspirasi bagi peserta didik dan lingkungan seki-tar. Karya-karya yang dihasilkan juga merupakan bukti keseriusan kita untuk menjalani kehidupan berintegritas untuk mendapatkan kebahagiaan hidup yang hakiki. n

D. FORUM DISKUSI

Diskusikan kasus-kasus berikut dan buat rumusan bagaimana semestinya menurut keyakinan anda:

Seringkali guru tidak memiliki daya cipta untuk menguatkan integritas karena kita merasa kurangnya dukungan dari lingkungan, menambah beban, merepotkan dan ka-dang kita berpikir apa yang kita lakukan adalah hal yang percuma karena lingkungan tidak mungkin bisa berubah. Kondisi demikian, nyaris berlaku secara umum. Sebagai sosok penggerak perubahan, bagaimana upaya optimal yang dapat dilakukan para guru?

III. PENUTUP

A. RANGKUMAN

• Ruang kerja guru ada dalam alam pikiran, rasa, dan hati manusia

• Pendidikan merupakan jalan bagi kita untuk menyadari bahwa Tuhan berada di tem-pat terpenting dalam diri kita.

• Semua ilmu pengetahuan menjadi jembatan bagi manusia untuk menuju tempat ter-penting itu, tempat di mana Tuhan berada, di dalam diri kita.

• Pikiran negatif yang sengaja kita munculkan itu menjadi tindakan sadar kita untuk membangun tatanan dan sistem koordinasi yang akan mengantarkan pesan-pesan negatif itu ke seluruh tubuh kita.

• Jika berpikiran positif maka semua unsur dalam diri kita akan membentuk konfigu-rasi yang positif, dan konfigurasi itu menghasilkan koordinasi yang positif dan akhir-nya akan melahirkan hal-hal positif yang akan mengantarkan kita pada keduduk an sebagai makhluk paling mulia di antara makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.

• Kemuliaan seorang guru selalu menebar kebaikan tanpa pernah memikirkan keun-tungan apa yang akan diperolehnya sebagai imbalan dari kebaikannya itu.

• Hasil penilaian akan memastikan apakah rencana pembelajaran mengarah kepada pencapaian kompetensi, selanjutnya juga akan membuktikan apakah pembelajaran

Page 16: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

102 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG

sesuai dengan perencanaan

• Penilaian berfungsi sebagai alat bantu untuk menelusuri hal-hal yang terjadi (perkembangan atau kemunduran) yang dialami oleh setiap peserta didik di sepan-jang proses belajar

B. TES FORMATIF

Tuliskan jawaban anda yang menggambarkan solusi dari kasus berikut:

1. Seringkali kita sering menghukum anak karena tidak berintegritas, padahal pada saat yang sama kita sering menunjukan bahwa kita sendiri belum berintegritas. Mi-salnya anak akan dihukum karena terlambat datang ke sekolah di saat yang sama ada guru yang terlambat tetapi tidak mendapatkan hukuman apapun. Ketidakkonsis-tenan ke tika ada orang dewasa yang melanggar aturan kita anggap itu hal yang bia-sa. Padahal itu adalah cara ampuh mengajari mereka untuk tidak konsisten.Pertanyaan:

a. Tentukan pendekatan yang paling relevan didukung oleh fakta-fakta di lapangan untuk menunjukkan konsistensi berperilaku pada diri anda sendiri!

b. Upaya apa yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup yang lebih luas. Seberapa tingkat keyakinan anda terhadap ke-berhasilannya.

2. Selama ini kita hanya mengandalkan hukuman dan hadiah agar anak berperilaku baik atau berintegritas padahal cara yang seperti itu justru akan mendorong anak untuk berkamuflase dan berperilaku baik untuk menghindar dari hukuman dan mendapatkan reward. Artinya kemurnian dan keihklasan dirinya untuk berperilaku baik berkurang, seharusnya kesadaran bahwa berbuat baik itu akan menguntungkan dirinya maupun orang lain. Buat narasi pendek tentang hukuman di sekolah menurut pendapat anda dan bagaimana efeknya secara jangka panjang?

C. DAFTAR PUSTAKA

Adler, M. 2009. Program Paedia: Silabus Pendidikan Humanistik (Terj.). Indonesia Publishing. Bandung

Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., 2001. A Taxonomy For Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Ob-jective. Addison Wesley Longman. Boston.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Dewey, J. 2009. Pendidikan Dasar Berbasis Pengalaman (Terj.). Indonesia Publishing.

Page 17: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG 103

Bandung

Jensen, E. 2008. Brain-Based Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Johnson, E. 2010. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Bela-jar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Kaifa. Bandung.

Joyce, A., Weil, M., Calhoun, E. 2009. Model of Teaching: Model-Model Pengajaran. Pustaka Pelajar.

Khoe Yao Tung. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Indeks. Jakarta.

Lickona, A. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikaan Tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Bumi Aksara. Jakarta.

Samani, M., Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Remaja Rosda-karya. Bandung.

Sandra Aamodt dan Sam Wang. Welcome to Your Child’s Brain; Cara Pikiran Berkem-bang dari Masa Pembuahan Hingga Kuliah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Soedarsono, S. 2008. Membangun Kembali Jati Diri Bangsa. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Wragg, E. C. 1997. The Cubic Curriculum. Routledge. London

D. TEST SUMATIF

Setelah mempelajari modul ini, kerjakan tugas berikut:

1. Buat naskah reflektif tentang tekad yang ada dalam diri anda untuk menjadi guru berintegritas sebagai panggilan jiwa, bukan sebagai tugas!

2. Buat karya nyata sebagai bukti dari kegiatan penguatan karakter yang telah anda lakukan selama minimal satu bulan berdasarkan pengalaman anda sendiri. Jenis kar-ya nyata bebas, tapi dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain.

Page 18: KEGIATAN BELAJAR 4: Deklarasi Komitmen Diri · 2020. 8. 21. · saraf, hormon, dan bermuara pada alat indera. Struktur jaringan tersebut mendasari terbentuknya mekanisme dan regulasi

104 Penguatan Integritas: Modul Belajar Mandiri bagi Program PPG