KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3)...

117
KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII B MTs MUSLIMAT NU PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: NOR ASIH NIM:10.21.12098 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

Transcript of KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3)...

Page 1: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

1

KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL

DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VIII B MTs MUSLIMAT NU

PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

OLEH:

NOR ASIH NIM:10.21.12098

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

TAHUN 2015

Page 2: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

2

KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL

DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VIII B MTs MUSLIMAT NU

PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Ditulis Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan Dan Konseling

OLEH:

NOR ASIH NIM:10.21.12098

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

TAHUN 2015

Page 3: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

3

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : NOR ASIH

Nomor Mahasiswa : 10.21.12098

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Lembaga Asal : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi merupakan hasil karya saya sendiri

dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi, dari sepanjang sepengetahuan saya dalam skripsi ini tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain,

kecuali yang tertulis di acuan dalam daftar pustaka.

Palangka Raya, Januari 2015

Peneliti,

NOR ASIH

Page 4: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

4

ABSTRAK

NOR ASIH : 2014. “Keefektifan Layanan Konseling Individu dalam

Meningkatkan Konsentrasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII B MTs Muslimat NU

Palangka Raya”. Skripsi. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.

Pembimbing : (1) Drs. HM. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi (2) Heru Nurrahman,

M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keefektifan layanan

konseling individual dalam meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik di

MTs Muslimat NU Palangka Raya.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), subjek penelitian peserta didik kelas VIII B MTs

Muslimat NU Palangka Raya, Kalimantan Tengah yang berjumlah 4 orang.

Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket. Teknik analisis data

kuantitatif menggunakan rumus product moment. Data kualitatif diperoleh dari

hasil lembar observasi terhadap proses konseling individu peserta didik.

Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi belajar peserta didik meningkat setelah diberikan layanan konseling individu pada siklus I. (1) indikator yang menunjukkan prestasi belajar free tes 32,5% post tes 100%, (2) indikator hasil belajar yang dicapai seimbang dengan usaha yang dilakukan free tes 32,5% post tes 100%, (3) indikator cepat dalam melakukan tugas-tugas belajar free tes 27,5% post tes 75,5%, (4) indikator yang menunjukkan sikap yang wajar free tes 27,5% post tes 100%, (5) indikator yang menunjukkan tingkah laku yang tidak berlainan free tes 27,5% post tes 100%.

Kata Kunci : layanan, konseling, individu, konsentrasi, belajar.

i

Page 5: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

5

ABSTRACT

NOR ASIH : 2014. "The affectiveness of the Individual Counseling Service

Learning Students Improve Concentration Class VIII B MTs MuslimatNU

Palangkaraya " .Thesis . Study Program Guidance and Counseling . The Faculty

of Education , University of Muhammadiyah Palangkaraya. Advisor: (1) Drs .

HM .Fatchurahman ,M.Pd , M.Psi (2) Heru Nurrahman, M.Pd

This study aimed to describe the effectiveness of individual Counseling

services in increasing concentrations of learners in MTs Muslimat NU

Palangkaraya.

This type of research used in this research is the Classroom Action Research

(CAR), the subject of research students of class VIII B MTs Muslimat NU

Palangkaraya, Central Kalimantan which amounts to 4 people . Data collection

techniques by distributing questionnaires .Quantitative data analysis technique

using product moment formula. The qualitative data obtained from the results of

the observation sheet for individual counseling process learners .

The results showed a concentration of learners increased after given individual counseling services in cycle I. (1) indicator showing the learning achievement of 32.5 % free test post test 100 % , (2) an indicator of learning outcomes achieved by the work done free test post- test 32.5 % to 100%, (3) rapid indicator in performing learning tasks free test post test 27.5 % 75.5 % , (4) indicators that show a reasonable attitude 27.5 % free test post test 100 % , (5) indicators that show different behavior is not free test 27.5 % 100 % post- test .

Keywords : services , counseling , individual , concentration , learning

ii

Page 6: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

6

PERSEMBAHAN

Syukur tiada terkira kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat, serta

Hidayah-Nya kepada seluruh hamba-Nya. Dengan mengucap syukur

Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang

kusayang :

1. Suamiku tercinta (M. Murjani), atas segala limpahan kasih sayang, cinta,

dukungan, semangat, pengertian dan perhatian yang selalu diberikan.

2. Ayahanda Abdullah dan Ibunda Sariah (Alm) yang senantiasa mendoakan

keberhasilan setiap langkah yang Ananda tempuh, walaupun ditengah

perjalanan langkah Ananda, Ibunda telah pergi menghadap Allah SWT.

3. Saudara-saudariku (Ernawati, Ratnawati, Bambang Irawan, Ditha Safitri, Dewi

Yana, dan M. Ahmadi) yang selalu memberikan doa dan dukungan.

4. Dosen pembimbing ku Bapak Drs. HM. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi dan

Bapak Heru Nurrahman, M.Pd, yang telah banyak membantu mengarahkan,

membimbing dan memberikan dorongan sampai skripsi ini selesai.

5. Teman-temanku Angkatan 2010 BK yang tidak mungkin disebutkan satu

persatu, yang menemani perjuanganku. Semoga kalian semua sukses. Amin

6. Alammaterku, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

“Kesuksesan berawal dari segala bakat yang Anda mampu lakukan dan

dilanjutkan dengan disiplin diri untuk melakukan apa yang lebih penting

melalui berbagai kesulitan akan membawa Anda pada rasa bangga karena

artinya Anda telah bekerja keras dalam mencapai kesuksesan itu”

iii

Page 7: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

7

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Nor Asih ini telah diperiksa

dan disetujui untuk diuji.

Palangkaraya, Januari 2014

Pembimbing I

Drs. HM. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi

Palangkaraya, Januari 2014

Pembimbing II

Heru Nurrahman, M.Pd

iv

Page 8: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

8

LEMBAR PENGESAHAN

KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs

MUSLIMAT NU PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NOR ASIH NPM : 10.21.12098

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling

Tanggal 23 Januari 2015

Tim Penguji :

Nama Jabatan Tanda Tangan

Drs. Bulkani, M.Pd Ketua ........................................

Drs. HM. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi Sekretaris ........................................

Heru Nurrahman, M.Pd Anggota ........................................

Esty Aryani Safithary, M.Psi Anggota ........................................

Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Anggota ........................................

Palangka Raya, Januari 2015 Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya

Drs. M. Fatchurahman M.Pd, M.Psi NIP. 19660805 199412 1 001

v

Page 9: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

9

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK .............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................... ii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii LEMBARAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv LEMBARAN PENGESAHAN .............................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3 C. Tujuan Masalah ..................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4 E. Batasan Masalah .................................................................................... 5 F. Definisi Operasional .............................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoretis ...................................................................................... 7

1. Konseling Individual ......................................................................... 7 2. Konsentrasi Belajar ........................................................................... 10 3. Prosedur Pelaksanaan Konseling Individu dalam

Meningkatkan Konsentrasi Belajar Peserta didik ............................... 19 B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 31 C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 33 D. Hipotesis Tindakan ................................................................................ 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 35 1. Waktu Penelitian ............................................................................... 35 2. Tempat Penelitian ............................................................................. 35

B. Jenis Penelitian ...................................................................................... 35 C. Kehadiran Dan Peran Peneliti ................................................................ 36 D. Subjek Penelitian ................................................................................... 36 E. Rancangan Penelitian ............................................................................. 37 F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 62 G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 68 H. Jadwal Penelitian ................................................................................... 70

vii

Page 10: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ....................................................................................... 71 B. Profil Konsentrasi Belajar Secara Umum .............................................. 72 C. Pengujian Hipotesis Tindakan ................................................................ 75 D. Profil Konsentrasi Belajar Peserta Didik Setelah Diberikan

Layanan Konseling Individu ................................................................. 96 E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 99

BAB V PENUTUP A. Simpulan ............................................................................................... 102 B. Rekomendasi ......................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

viii

Page 11: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi-kisi Angket ............................................................................... 62

Tabel 2 Indeks Korelasi ................................................................................ 65

Tabel 3 Lembar Observasi Peneliti Proses Konseling Individu ...................... 66

Tabel 4 Lembar Observasi Peserta Didik Proses Konseling Individu ............. 67

Tabel 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 69

Tabel 6 Data Subjek Penelitian ..................................................................... 70

Tabel 7 Profil Konsentrasi Belajar Peserta Didik Secara Umum .................... 72

Tabel 8 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Prestasi yang Rendah ............... 73

Tabel 9 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Hasil Belajar yang Dicapai

Tidak Sesuai dengan Usaha yang Dilakukan ...................................... 73

Tabel 10 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Lambat dalam Melakukan

Tugas-tugas Belajar ........................................................................... 74

Tabel 11 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Sikap yang Kurang Wajar ...... 74

Tabel 12 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Tingkah Laku yang Berlainan 75

Tabel 13 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Subjek 1 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 77

Tabel 14 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Subjek 1 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 78

Tabel 15 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Subjek 1 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 79

Tabel 16 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Subjek 2 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 80

Tabel 17 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Subjek 2 Proses

ix

Page 12: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

12

Konseling Individu ............................................................................ 80

Tabel 18 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Subjek 2 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 81

Tabel 19 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Subjek 3 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 82

Tabel 20 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Subjek 3 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 83

Tabel 21 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Subjek 3 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 83

Tabel 22 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Subjek 4 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 84

Tabel 23 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Subjek 4 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 85

Tabel 24 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Subjek 4 Proses

Konseling Individu ............................................................................ 86

Tabel 25 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 1 .............................................................................. 87

Tabel 26 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 1 ............................................................................. 87

Tabel 27 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 1 .............................................................................. 88

Tabel 28 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 2 ............................................................................. 89

Tabel 29 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 2 ............................................................................. 89

x

Page 13: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

13

Tabel 30 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 2 .............................................................................. 90

Tabel 31 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek ................................................................................. 91

Tabel 32 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 3 .............................................................................. 91

Tabel 33 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 3 ............................................................................. 92

Tabel 34 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 4 ............................................................................. 93

Tabel 35 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 4 .............................................................................. 93

Tabel 36 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Peneliti Proses Konseling

Individu Subjek 4 ............................................................................. 94

Tabel 37 Profil Konsentrasi Belajar Peserta Didik Secara Umum .................. 96

Tabel 38 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Prestasi yang Rendah ............. 97

Tabel 39 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Hasil Belajar yang Dicapai

Tidak Sesuai dengan Usaha yang Dilakukan ................................................. 97

Tabel 40 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Lambat dalam Melakukan

Tugas-tugas Belajar ...................................................................................... 98

Tabel 41 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Sikap yang Kurang Wajar ...... 98

Tabel 42 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Tingkah Laku yang Berlainan 98

Tabel 43 Hasil Layanan Konseling Individu .................................................. 99

Tabel 44 Hasil Peningkatan Konsentrasi Belajar ............................................. 100

xi

Page 14: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan

adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan

dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang

mempangaruhi pertumbuhan individu”.

Secara umum fenomena rendahnya konsentrasi belajar peserta didik

ditunjukkan dengan sikap peserta didik yang cenderung ramai/gaduh di dalam

kelas, berbicara sendiri dengan teman sebangku dan mengantuk saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu, persoalan tentang kurangnya

konsentrasi belajar peserta didik dalam memahami mata pelajaran harus segera

diatasi, supaya peserta didik dapat fokus saat pelajaran berlangsung, tertib saat

kegiatan belajar/tidak mengantuk.

Menurut Natawidjaja (Yusuf dan Nurihsan, 2011:6) mengatakan bahwa :

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.

Menurut ASCA (American School Counselor Association) (Yusuf dan

Nurihsan, 2011:8) menerangkan bahwa :

Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.

1

Page 15: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

2

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan

konseling adalah sebagai salah satu penyedia lingkungan bagi kehidupan

peserta didik, yang oleh karena itu diharapkan usaha-usaha di bidang

pendidikan dapat memberi pengaruh yang konstruktif bagi kehidupan peserta

didik dalam mencapai kedewasaannya.

Sehubungan dengan hal tersebut kita perlu melihat bagaimana layanan

bimbingan dan konseling dilaksanakan di sekolah dalam (1) membantu

individu agar dapat mengatasi masalahnya sendiri, dengan memilih alternatif

yang tepat sesuai keadaan dirinhya, (2) kalau individu tidak menemukan jalan

keluar atau laternatif dari masalahnya, maka tugas bimbingan adalah

membantuindividu agar memahami masalahnya dan sanggup menerimanya

sebagai suatu kenyataan, (3) membukakan jalan bagi individu karena ia tidak

sadar bahwa ada jalan yang mungkin terbuka baginya, dan (4) dalam keadaan

tertentu karena tekanan emosional, atau dalam keadaan lelah, mungkin

individu hilang kemampuannya mengatasi persoalan sendiri. Maka tugas guru

bimbingan adalah men-sugesti dia untuk jalan keluar yang lebih baik.

Menurut Hellen (2002:128) mengatakan bahwa “konseling individual

adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

mendapat layanan konseling tatap muka (secara perorangan) dengan guru

pembimbing dalam rangka pengentasan permasalahan pribadi yang

dideritanya”.

Realita yang didapat dari hasil observasi di MTs Muslimat NU kelas VIII

B Palangka Raya pada saat proses belajar mengajar berlangsung menunjukkan

Page 16: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

3

bahwa beberapa peserta didik mengalami kurangnya konsentrasi dalam belajar

pada saat pembelajaran.

Kurangnya konsentrasi belajar peserta didik di tunjukkan dengan

perilaku cepat bosan terhadap pelajaran atau malas mendengarkan pelajaran

yang diberikan guru di kelas sehingga sering mengobrol, bengong (melamun),

tidak peduli, sangat cuek dan bila dipanggil beberapa kali baru menoleh, lupa

dengan perintah guru di sekolah, suka terburu-buru, dan asik sendiri dengan

aktifitasnnya (menyanyi dan bermain dengan teman). Hal ini berakibat

timbulnya permasalahan belajar bagi peserta didik.

Permasalahan seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk

perilaku peserta didik yang tidak dapat berkonsentrasi pada saat pembelajaran

dan untuk melakukan aktifitas belajar sesuai dengan kebutuhan seperti yang

telah diatur atau diharapkan. Disinilah perlu tindakan dari konselor untuk

membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah konsentrasi belajar.

Salah satunya ialah dengan memberikan layanan konseling individu. Oleh

karena itu, disini peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih dalam

bagaimana keefektifan layanan konseling individual meningkatkan konsentrasi

belajar peserta didik kelas VIII B MTs Muslimat NU Palangka Raya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut: “Bagaimanakah keefektifan layanan konseling individual

dalam meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik dikelas VIII B MTs

Muslimat NU Palangka Raya?”

Page 17: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah menggambarkan keefektifan layanan konseling individual dalam

meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik kelas VIII B di MTs Muslimat

NU Palangka Raya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Secara Teoretis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu

pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi

konsentrasi belajar peserta didik.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam

rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik

pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas

sumber daya manusia.

2. Secara Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membantu dan

mendukung petugas Bimbingan Konseling dalam melaksanakan

layanan konseling individual agar dapat digunakan dalam

meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik.

b. Bagi Guru atau Petugas Bimbingan Konseling

Page 18: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

5

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk dapat melaksanakan

layanan konseling individual dengan teknik-teknik dan metode yang

mudah dipahami oleh peserta didik.

E. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar tidak terjadi kesimpangsiuran

maka akan dibatasi masalah sebagai berikut :

1. Layanan konseling individual diberikan kepada peserta didik yang

mengalami gangguan konsentrasi belajar

2. Peserta didik yang diteliti dibatasi pada kelas VIII B MTs Muslimat NU

Palangka Raya.

F. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini,

dapat peneliti uraikan sebagai berikut :

1. Konseling individual adalah layanan yang diberikan oleh konselor secara

langsung (tatap muka) dalam rangka pengentasan permasalahan yang

dihadapi klien (peserta didik). Konseling individu dilaksanakan dengan

tahapan sebagai berikut: a. Attending (Menghampiri Klien), b. Empati, c.

Refleksi, d. Eksplorasi, e. Menangkap Pesan Utama (Paraphrasing), f.

Bertanya Membuka Percakapan, g. Dorongan Minimal, h. Interpretasi, i.

Mengarahkan, j. Menyimpulkan Sementara, k. Konfrontasi, l. Fokus, m.

Memimpin (Leading), n. Menjernihkan (Clarifying), o. Memudahkan

(Facilitating), p. Mengambil Inisiatif, q. Memberi Nasehat, r. Memberi

Page 19: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

6

Informasi, s. Merencanakan Program Bersama Klien, t. Menyimpulkan,

Mengevaluasi, dan Menutup Sesi Konseling.

2. Konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan

tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan

penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.

Menurut Dalyono (2010:247) mengatakan bahwa beberapa gejala

pertanda adanya gangguan konsentrasi belajar. Misalnya:

1) Menunjukkan prestasi yang rendah/di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.

2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.

3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya :dalam mengerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.

4) Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti :acuh tak acuh, berpura-pura, dusta, dan lain-lain.

5) Menunjukkan tingkah laku yang berlainan. Misalnya :mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.

Page 20: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoretis

1. Konseling Individual

a. Pengertian Konseling

Konseling sebagai terjemahan dari “Counseling” merupakan

bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik.

Menurut Hahn (dalam Willis, 2013:18) mengatakan bahwa:

Konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan seorang dengan seorang yaitu individu yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan seorang petugas professional yang telah memperoleh latihan dan pengelaman untuk membantu agar klien mampu memecahkan kesulitannya.

Menurut Yusuf (2011:9) mengatakan bahwa “konseling adalah

salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu”. Makna bantuan

di sini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu

tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah

yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami

dalam kehidupannya.

Menurut Natawidjaja (dalam Sukardi, 2000:21) mengatakan

bahwa:

Konseling adalah suatu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik antara dua individu, di mana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu Klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

7

Page 21: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

8

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa konseling

adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau

tatap muka antara konselor dan klien yang dilakukan dalam suasana

keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar

klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam

memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa

yang akan datang.

b. Pengertian Konseling Individual

Konseling merupakan bimbingan yang ditujukan kepada peserta

didik secara face to face dengan cara wawancara. Layanan ini diberikan

kepada peserta didik yang bermasalah dan umumnya diberikan secara

individu. Karena itu, layanan konseling merupakan hubungan timbal

balik antara peserta didik dengan pembimbing sehingga layanan ini

diperlukan suatu kerja sama antara kedua belah pihak, yaitu keahlian,

keterampilan yang memadai serta teknik yang tepat agar pihak klien

dapat dengan mudah terbuka dengan mengemukakan masalah-

masalahnya, tanpa adanya perasaan ragu-ragu, was-was, dan kurang

aman.

Menurut Sukardi (2000:46) mengatakan bahwa:

Konseling individual adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik yang mendapatkan layanan secara tatap muka dengan guru pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.

Menurut Willis (2013:35) mengatakan bahwa “konseling

individu adalah bantuan yang diberikan oleh konselor kepada seorang

Page 22: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

9

peserta didik dengan tujuan berkembangnya potensi peserta didik,

mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara

positif”.

Menurut Prayitno (dalam Tohirin, 2009:163) menyatakan

bahwa “layanan konseling perorangan adalah layanan konseling yang

diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam

rangka pengentasan masalah pribadi klien (peserta didik)”. Melalui

konseling perseorangan, klien (peserta didik)akan memahami kondisi

dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan

dan kelemahan dirinya, serta kemungkinan upaya untuk mengatasi

masalahnya.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa layanan

konseling individual adalah layanan yang diberikan secara langsung

secara tatap muka dalam rangka pengentasan permasalahan yang

dihadapi klien.

c. Tujuan Konseling Individual

Menurut Tohirin (2009:164) mengatakan bahwa “tujuan layanan

konseling individual adalah agar klien memahami kondisi dirinya

sendiri, lingkungannya, permasalhan yang dialami, kekuatan dan

kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya”.

Menurut Willis (2013:35) mengatakan bahwa “tujuan konseling

individual adalah memberikan bantuan agar berkembangnya potensi

Page 23: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

10

peserta didik, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat

menyesuaikan diri secara positif”.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

konseling individual adalah agar klien memahami seluk belukyang

dialami secara mendalam dan komprehensif, positif, dan dinamis.

Dengan perkataan lain, konseling individual bertujuan untuk

mengentaskan masalah yang dialami klien.

2. Konsentrasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Kembali kepada konsep belajar, setiap ahli psikologi memberi

definisi dan batasan yang berbeda-beda, akibatnya terdapat keragaman

di dalam menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar.

Menurut Dalyono (2010:208) mengatakan bahwa “belajar

adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau

situasi-situasi di sekitar kita”. Dalam menyesuaikan diri itu termasuk

mendapatkan kecekatan-kecekatan pengertian-pengertian yang baru,

dan sikap-sikap yang baru.

Menurut Witherington (dalam Suryono dan Haryanto 2012:11)

mengatakan bahwa “belajar adalah perubahan dalam kepribadian, yang

dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat

yang hampir sama dinyatakan oleh Crow and Crow (dalam Suyono dan

Hariyanto, 2012:12) menyatakan bahwa :

Page 24: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

11

Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.Belajar dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya, sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning, belajar hafalan, belajar melalui ingatan, by heart, di luar kepala, tanpa mempedulikan makna.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian.

b. Tujuan Belajar

1) Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain

tingkah laku, misalnya seorang anak kecil yang tadinya sebelum

memasuki sekolah bertingkah laku manja, egois, cengeng, dan

sebagainya, tetapi setelah beberapa bulan masuk sekolah dasar,

tingkah lakunya berubah menjadi anak yang baik, tidak lagi

cengeng dan sudah mau bergaul dengan teman-temannya.

2) Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi

baik, seperti merokok, minum-minuman keras, keluyuran, tidur

siang, bangun lambat, bermalas-malasan dan sebagainya.

Kebiasaan buruk di atas harus diubah menjadi yang baik. Cara

menghilangkannya ialah belajar melatih diri menjauhkan kebiasaan

buruk dengan modal keyakinan dan tekad bulat harus berhasil.

3) Belajar bertujuan untuk mengubah sikap, dari negatif menjadi

positif, tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan

sebagainya. Misalnya seseorang remaja yang tadinya selalu

Page 25: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

12

bersikap menentang orang tuanya, tetapi setelah sering mendengar,

mengikuti pengejian dan ceramah-ceramah agama, sikapnya

berubah menjadi anak yang patuh, cinta dan hormat kepada orang

tuannya.

4) Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang

ilmu, misalnya tidak bisa membaca, menulis, berhitung, berbahasa

inggris menjadi bisa membaca semuanya, dari tidak mengetahui

keadaan di bulan jadi mengetahui dan sebagainya. Ilmu

pengetahuan terus berkembang tanpa mengenal batas. Karena itu

setiap orang, besar, kecil, tua, muda, diharuskan untuk belajar terus

agar dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju

dan canggih.

c. Pengertian Konsentrasi Belajar

Secara garis besar, sebagian besar orang memahami pengertian

konsentrasi sebagai suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek

tertentu.

Menurut Hakim (2005:1) mengatakan bahwa “konsentrasi

belajar adalah orang harus berusaha keras agar segenap perhatian panca

indera dan pikirannya hanya boleh terfokus pada satu objek saja”.

Selanjutnya konsentrasi yang efektif adalah suatu proses terfokusnya

perhatian seseorang secara maksimal terhadap suatu objek kegiatan

yang dilakukannya dan proses tersebut terjadi secara otomatis serta

Page 26: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

13

mudah karena orang yang bersangkutan mampu menikmati kegiatan

yang sedang dilakukannya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:239) mengatakan bahwa

“konsentrasi belajar adalah kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran”. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar

maupun proses memperolehnya.

Menurut Suwarjo dan Eliasa (2010:46) mengatakan bahwa

“konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk mencurahkan

perhatian dalam waktu yang relatif lama”.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi

belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah

laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan

penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.

d. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Konsentrasi Belajar

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor penyebab gangguan

konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor internal

terbagi ke dalam dua garis besar sebagai berikut:

Faktor penyebab gangguan konsentrasi yang bersumber dari

kondisi jasmani seseorang yang tidak berada di dalam kondisi

normal atau mengalami gangguan kesehatan. Misalnya:

Page 27: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

14

a) mengantuk,

b) lapar dan haus,

c) gangguan panca indera,

d) gangguan pencernaan,

e) gangguan jantung,

f) gangguan pernapasan, gangguan di kulit yang menyebabkan

gatal dan perih,

g) gangguan saraf dan otak,

h) tidak betah diam dan hiperaktif, dan

i) sedang tidak enak badan, seperti demam, pusing, dan

gangguan kesehatan lainnya.

Faktor penyebab gangguan konsentrasi berasal dari mental

seseorang (rohaniah) yang sedang mengalami berbagai macam

gangguan, mulai dari gangguan mental ringan (saat pribadi

seseorang masih berada dalam batas normal) sampai pada

gangguan mental berat (saat pribadi orang tersebut sudah berada

dalam kondisi abnormal).

Berikut ini beberapa gangguan mental yang dapat

menimbulkan gangguan konsentrasi seseorang yaitu:

a) tidak tenang dan tidak betah diam yang bersumber dari

pembawaan atau masalah tertentu,

b) ada kecenderungan mudah gugup dan grogi,

c) emosional, tidak sabar, dan selalu sering bersikap terburu-buru,

Page 28: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

15

d) mudah tergoda pada sesuatu yang terlihat dan terdengar di

sekitar lingkungan,

e) ada kecenderungan untuk mudah cemas setiap kali

mengerjakan sesuatu yang penting,

f) mudah grogi di tengah lingkungan orang banyak, seperti

kampus, dan kantor,

g) tidak dapat mengendalikan khayalan, ingatan masa lalu, dan

pikiran-pikiran lain yang muncul saat mengerjakan sesuatu,

h) tidak percaya diri yang mengakibatkan timbulnya bayangan

takut gagal yang mencemaskan,

i) sedang dihinggapi gangguan mental tertentu, seperti stress,

trauma, frustasi, psikosomatis, neurosis, dan depresi, mulai

dari yang ringan sampai yang berat. Pada gangguan

psikosomasis, seseorang sudah sering tidak dapat lagi berpikir

secara realistis.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor penyebab gangguan

konsentrasi yang berasal dari luar diri seseorang, yaitu dari

lingkungan di sekitar orang tersebut berada.Faktor gangguan

eksternal yang sering dialami adalah adanya rasa tidak nyaman

dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi

penuh, seperti belajar, bekerja, dan beribadah. Berikut ini contoh-

contoh gangguan tersebut:

Page 29: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

16

a) Ruang belajar yang terlalu sempit dan menimbulkan rasa tidak

leluasa dan tidak rileks.

b) Ruang belajar yang tidak bersih. Masalah kebersihan dapat

menimbulkan emosi dan pertengkaran jika hal disebabkan oleh

ketidakdisiplinan peserta didik.

c) Tata letak barang-barang yang tidak teratur sehingga

menimbulkan kesan berantakan yang juga dapat menimbulkan

perasaan tak menentu. Masalah ini juga dapat menimbulkan

emosi dan pertengkaran jika penyebabnya adalah ulah peserta

didik.

d) Udara di sekitar lingkungan belajar yang berpolusi dari debu

yang berasal dari ruang belajar yang tidak bersih atau berasal

dari luar karena terlalu ramainya lalu lintas.

e) Adanya aroma yang tidak sedap, seperti bau busuk dari sampah,

bangkai binatang, atau WC yang jarang dibersihkan. Bau badan

orang lain juga dapat menimbulkan gangguan cukup serius jika

anda selalu belajar satu kelas dengan orang tersebut.

f) Suhu udara yang terlalu panas. Masalah ini terutama terjadi

pada lingkungan kelas yang yang fasilitasnya kurang memadai.

g) Hubungan yang kurang harmonis dengan orang-orang yang

sering berada dalam satu lingkungan yang sama. Masalah ini

akan menjadi cukup serius jika seseorang harus belajar setiap

hari bersama dengan orang lain yang hubungannya kurang baik,

Page 30: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

17

apalagi jika hubungan tersebut sudah diliputi rasa saling

membenci.

h) Tidak adanya kerjasama yang baik antar peserta didik terutama

kerjasama antarbagian. Akibatnya timbullah gejala saling

menyalahkan yang mengarah pada pertengkaran dan selanjutnya

mengganggu ketenangan serta konsentrasi dalam belajar.

i) Kepemimpinan yang kurang baik. Diberbagai lingkungan,

seperti sekolah, kepemimpinan yang tidak baik dapat

menyebabkan para bawahan tidak bekerja sesuai dengan hak,

kewajiban, dan aturan yang berlaku. Lingkungan seperti ini

sangat rawan dengan penyimpangan tingkah laku dan

perselisihan yang akhirnya merusak ketenagan dan konsentrasi

dalam melakukan kegiatan.

j) Polusi suara yang berasal dari kendaraan bermotor, mesin

pekerja banguanan, suara bising dari kerumunan orang banyak,

dan suara keramaian lalu lintas, terutama jika orang tersebut

belajar di tempat yang lokasinya di daerah pusat bisnis.

k) Gangguan penglihatan yang bersumber dari lingkungan yang

kotor, tata letak barang-barang yang tidak teratur, gambar di

dinding yang tidak sesuai dengan selera dan etika, dan tingkah

laku orang-orang di sekitar lingkungan yang tidak senonoh.

Page 31: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

18

e. Masalah-Masalah yang Timbul Akibat Gangguan Konsentrasi

Belajar

1) Terjadinya hambatan di dalam semua kegiatan sehari-hari

khususnya kegiatan hidup yang utama. Misalnya, terhambatnya

pencapaian prestasi yang maksimal yang baik bagi seorang pekerja.

2) Dari sisi keagamaan, gangguan konsentrasi akan menyebabkan

seseorang mengalami kesulitan untuk menjalankan ibadah dengan

khususk.

3) Jika seseorang yang mengalami gangguan konsentrasi menjalani

latihan spiritual, seperti mediasi,yoga, bela diri tenaga dalam,

latihan pernapasan, dan telepati, kemungkinan besar ia akan

mengalami kegagalan. Bahkan lebih dari itu, ia tidak dapat

merasakan sensasi apapun setelah mengikuti latihan spiritual.

4) Dari segi kesehatan mental, terganggunya daya konsentrasi

seseorang yang akan mengakibatkan berbagai gangguan mental,

seperti frustasi yang diakibatkan oleh kegagalan kerja yang

bersumber dari terganggunya konsentrasi. Selain itu, gangguan

konsentrasi akan mengakibatkan kecenderungan untuk mudah

terkena stres, waswas, grogi, dan tidak tenang karena pada dasarnya

gangguan konsentrasi merupakan kelemahan seseorang untuk

mengendalikan pikirannya.

Page 32: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

19

f. Karakteristik Peserta Didik yang Mengalami Gangguan

Konsentrasi Belajar

Seperti telah dijelaskan murid yang mengalami gangguan

konsentrasi belajar itu memiliki hambatan-hambatan sehingga

menampakkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain (guru,

pembimbing).

Menurut Dalyono (2010:247) mengatakan bahwa beberapa

gejala sebagai pertanda adanya gangguan konsentrasi belajar. Misalnya:

6) Menunjukkan prestasi yang rendah/di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.

7) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.

8) Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya : dalam mengerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.

9) Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti : acuh tak acuh, berpura-pura, dusta, dan lain-lain.

10) Menunjukkan tingkah laku yang berlainan. Misalnya : mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.

3. Prosedur Pelaksanaan Konseling Individu dalam Meningkatkan

Konsentrasi Belajar Peserta Didik

Prosedur konseling terlaksana karena hubungan konseling

berjalan dengan baik. Menurut Brammer (dalam Willis 2013:50)

mengatakan bahwa “proses konseling adalah peristiwa yang tengah

berlangsung dan meberi makna bagi para peserta konseling tersebut

(konselor dan klien)”. Teknik-teknik dalam proses konseling yaitu :

Page 33: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

20

1) Perilaku Attending (Menghampiri Klien)

a) Rasional

Perilaku attendingdapat juga dikatakan sebagai penampilan

konselor yang menampakkan komponen-komponen perilaku

nonverbal, bahasa lisan, dan kontak mata. Perilaku attending

yang ditampilkan konselor akan mempengaruhi kepribadian

klien yaitu meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana

aman bagi klien, dan memberikan keyakinan kepada klien

bahwa konselor adalah tempat dia mudah untuk mencurahkan

segala isi hati dan perasaan.

b) Tujuan

Konselor dapat memperlihatkan penampilan yang attending di

berbagai situasi hubungan interpersonal secara umum,

khususnya dalam relasi konseling dengan klien.

2) Empati

a) Rasional

Orang yang dipercayai oleh klien adalah yang memahami dan

dapat merasakan perasaan, pengalaman, serta pikiran

klien.Konselor yang mudah memasuki dunia dalam klien

sehingga klien tersentuh dengan sikap konselor. Akhirnya klien

akan terbuka dengan jujur terhadap konselor.

Page 34: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

21

b) Tujuan

Empati bertujuan agar konselor mampu memasuki dunia dalam

klien melalui ungkapan-ungkapan empati (PE dan AAE) yang

menyentuh perasaan klien. Jika demikian keadaannya maka

klien akan terbuka dan mau mengungkapkan dunia dalamnya

lebih jauh baik berbentuk perasaan, pengalaman, dan pikiran.

3) Refleksi

a) Rasional

Refleksi adalah upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan

pengalaman klien, kemudian merefleksikan kepada klien

kembali. Hal ini harus dilakukan konselor sebab sering klien

tidak menyadari akan perasaan, pikiran dan pengalamannya

yang mungkin menguntungkan atau merugikannya.

b) Tujuan

Memberikan kemampuan dan keterampilan kepada konselor

agar dapat mereflesikan perasaan, pikiran dan pengalaman klien

melalui pengamatan perilaku verbal dan nonverbal.

4) Eksplorasi

a) Rasional

Sering klien sulit untuk mengungkapkan perasaan, pikiran dan

pengalamannya kepada konselor karena merasa malu, takut,

segan, curiga, tertutup, dan berbagai ganjalan lainnya.Teknik

Page 35: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

22

eksplorasi yaitu upaya untuk membuat klien mengatakan semua

perasaan, pikiran dan pengalaman kepada konselor secara jujur.

b) Tujuan

Konselor mampu menyusun kata atau kalimat yang dapat

menggugah perasaan, pikiran, atau pengalaman klien, sehingga

dia menjadi terbuka untuk menjelaskan secara rinci.

5) Menangkap Pesan Utama (Paraphrasing)

a) Rasional

Sering terjadi klien sulit mengarahkan pembicaraan dan

menekankan tentang pokok-pokok permasalahannya.Untuk

mengatasi hal ini perlu ada upaya konselor agar inti

pembicaraan klien bisa ditangkap dan dibahaskan dengan

sederhana serta mudah dimengerti oleh klien.

b) Tujuan

Konselor harus menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri

yang sederhana dan mudah dipahami klien, mengatakan kembali

kepada klien bahwa konselor ada bersama dia dan berusaha

memahami apa yang dikatakan klien, memberi arah terhadap

jalannya wawancara konseling, dan pengecekan kembali

persepsi konselor tentang apa yang dikemukakan klien.

Page 36: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

23

6) Bertanya Membuka Percakapan

a) Rasional

Jika seorang klien tak mampu menyatakan isi hati dan

perasaannya, maka konselor saatnya menggunakan pernyataan

terbuka agar percakapan bisa dilakukan oleh klien.Kata awal

yang mungkin membuka pernyataan adalah apakah, adakah,

bolehkah, bagaimana.

b) Tujuan

Agar konselor terampil menggunakan pertanyaan yang

memungkinkan munculnya pernyataan-pernyataan baru (open-

ended question).

7) Dorongan Minimal

a) Rasional

Klien sering tersendat dalam mengungkapkan emosinya.Hal

disebabkan rasa tertekan yang kuat.Untuk memudahkan emosi

itu keluar, maka teknik memberi dorongan minimal dapat

dipergunakan oleh konselor.

b) Tujuan

Konselor menggunakan dorongan minimal dalam rangka

memperlancar ucapan-ucapan klien dan menggunakan teknik

attending agar klien lebih mudah berbicara.

Page 37: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

24

8) Interpretasi

a) Rasional

Untuk menentukan alternatif pilihan dalam mengambil

keputusan, seorang klien sering kebingungan karena kurangnya

rujukan atau referensi. Konselor yang frofesional harus menjadi

rujukan klien.Yaitu konselor mengulas atau menafsirkan

pemikiran, perasaan dan pengalaman klien secara objektif,

ilmiah dan atas dasar teori-teori.

b) Tujuan

Konselor mampu mengulas pemikiran, perasaan dan

pengalaman klien secara ilmiah da menyusun kalimat-kalimat

ulasan atau tafsirannya yang ilmiah sehingga membangkitkan

minat klien untuk membuat alternatif lain yang lebih objektif.

9) Mengarahkan

a) Rasional

Sering klien kurang mampu melakukan sesuatu tanpa petunjuk

orang lain. mengarahkan (directing) merupakan teknik

konseling yang akan membuat klien terarah kepada tujuan

konseling.

b) Tujuan

Konselor agar bisa mengajak/mengarahkan klien dengan sikap

attendinguntuk mampu membuat sesuatu dan mampu menyusun

kalimat-kalimat yang bernada mengajak atau mengarahkan

Page 38: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

25

dengan halus sehingga klien terasa tersugesti untuk membuat

sesuai arahan konselor itu.

10) Menyimpulkan Sementara

a) Rasional

Konselor harus mampu membuat kesimpulan sementara

bersama klien agar mempertajam masalah, meningkatkan

kualitas diskusi, maju ketaraf selanjutnya kearah tujuan,

menyimpulkan hal-hal yang dibicarakan, dan klien memperoleh

kilas balik dari hasil pembicaraan sehingga dia tahu bahwa

konseling makin maju.

b) Tujuan

Konselor membuat kesimpulan-kesimpulan dalam suatu diskusi

dengan melibatkan klien dan mampu menyusun kalimat ajakan

terhadap klien untuk membuat kesimpulan sementara dari hasil

diskusi.

11) Konfrontasi

a) Rasional

Kadang-kadang klien tidak konsisten dalam kata dan

perbuatannya, untuk mengatasi hal ini, konselor harus

menguasai teknik konfrontasi agar klien dibantu supaya kembali

konsisten.

Page 39: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

26

b) Tujuan

Konselor mempunyai daya kritis terhadap faktor diskrepansi

atau inkonsistensi dari diri klien dan mampu mampu membuat

kalimat-kalimat konfrontasi yang baik dan dengan sikap

attending.

12) Fokus

a) Rasional

Klien yang sudah terlibat dan terbuka dalam proses konseling

sering bicaranya menyimpang dari pokok pembicaraan. Dalam

keadaan demikian, seorang konselor harus membantu kliennya

agar memusatkan perhatiannya pada pokok pembicaraan.

b) Tujuan

Konselor mampu menangkap keadaan klien yang berbicara

sudah menyimpang dari pokok pembicaraan dan mampu

menyusun kalimat yang memberikan dorongan supaya klien

memfokuskan pembicaraan.

13) Memimpin (Leading)

a) Rasional

Sering terjadi klien tak mampu mengarahkan pembicaraan dan

terkesan melantur, menyimpang atau kebanyakan materi diluar

pokok pembicaraan.Untuk mengatasi hal ini konselor harus

mampu memimpin agar pembicaraan klien lurus ke tujuan

konseling sebagaimana diharapkan klien.

Page 40: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

27

b) Tujuan

Konselor mampu mengetahui dan memahami bahwa arah

pembicaraan klien sudah menyimpang atau tidak mengarah ke

tujuan konseling dan konselor dapat menyusun kalimat yang

memimpin pembicaraan dalam diskusi dengan klien.

14) Menjernihkan (Clarifying)

a) Rasional

Dalam kedaan ragu-ragu, sering klien berbicara samar-samar

alias tidak jelas.Mungkin ketidakjelasan bersumber dari

lemahnya kemampuan mengkomunikasikan sesuatu secara

jelas.Dalam hal ini konselor harus jeli pengamatannya.Dia

berusaha menggunakan teknik “menjernihkan” atau clarifying.

b) Tujuan

Menangkap pesan klien yang samar-samar alias tidak jelas atau

yang meragukan dan menyusun kalimat yang

menjernihkan/meng-clear-kan (clarifying) pernyataan

pernyataan (pesan-pesan) yang samar-samar, meragukan, dan

tidak jelas.

15) Memudahkan (Facilitating)

a) Rasional

Adalah tugas konselor untuk memudahkan atau memberi

peluang yang besar kepada klien supaya dia mengungkapkan

Page 41: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

28

perasaan, pikiran, dan pengalamannya dengan leluasa dengan

teknik facilitating (memudahkan).

b) Tujuan

Membentuk sikap dan kemampuan sebagai seorang fasilitator

melalui attending, empati, toleransi, dan memberikan peluang

lawan bicara bebas menyatakan pendapat, perasaan, dan

pengalaman.Serta mampu member kemampuan kepada konselor

agar mampu menyusun kalimat-kalimat yang member

kemudahan kepada klien untuk berbicara.

16) Mengambil Inisiatif

a) Rasional

Sering kejadian klien kurang bersemangat atau suka diam dalam

suatu diskusi konseling.Untuk mengatasi hal ini konselor harus

menggunakan teknik mengambil inisiatif.

b) Tujuan

Memberi kemampuan konselor untuk menangkap keadaan klien

yang cenderung diam, tidak bersemangat untuk berbicara atau

tersendat-sendat.Memberi kemampuan kepada konselor untuk

membuat kalimat-kalimat yang menggambarkan teknik

mengambil inisiatif.

Page 42: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

29

17) Memberi Nasehat

a) Rasional

Konseling bukan hanya untuk memberi nasehat saja namun

lebih luas lagi yakni untuk pengembangan potensi dan

membantu klien agar mampu mengatasi masalah sendiri.Karena

itu sebaiknya nesehat diberikan jika klien memintanya.

b) Tujuan

Konselor memahami sepenuhnya kapan dia harus memberikan

nasehat terhadap klien.Walaupun diminta oleh klien harus

dipertimbangkan apakah nasehat itu perlu, sebab tujuan utama

konseling adalah agar klien mandiri.Konselor mampu membuat

pernyataan yang menolak secara halus bahwa nasehat itu belum

perlu.

18) Memberi Informasi

a) Rasional

Memberi informasi kepada klien sama dengan memberi nasehat

yaitu jika diminta oleh klien. Namun tidak semua permintaan

informasi harus dilayani, akan tetapi harus mempertimbangkan

kondisi klien, dan penting-tidaknya informasi yang diminta.

b) Tujuan

Konselor mampu mempertimbangkan untuk memberikan

informasi berdasarkan kemampuannya, kualitas intelektual dan

emosional klien, pendidikan klien, dan sebagainya.Konselor

Page 43: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

30

mampu membuat kalimat pernyataan pemberian informasi

dengan berbagai pertimbangan.Atau konselor mampu menolak

secara halus permintaan klien karena dianggap klien mampu

mencari sendiri informasi yang dibutuhkannya.

19) Merencanakan Program Bersama Klien

a) Rasional

Rencana atau program pada akhir sesi konseling amat penting

yaitu klien, sebagai pedoman untuk kemajuan sesi konseling

berikutnya. Konselor harus mengetahui kapan dia menganggap

bahwa sudah saatnya membuat rencana bersama klien

berdasarkan penilaiannya bahwa akhir sesi konseling sudah tiba.

b) Tujuan

Konselor mampu membuat pertimbangan kapan berakhirnya

sesi konseling, dan sudah saatnya klien membuat rencananya

atas bantuan konselor.konselor mampu membuat kalimat-

kalimat pernyataan yang mengajak klien untuk membuat

rencananya dengan berbagai alas an terutama sesi konseling

hamper selesai.

20) Menyimpulkan, Mengevaluasi, dan Menutup Sesi Konseling

a) Rasional

Jika konselor akan menutup sesi konseling sebaiknya dibuat

bersama klien kesimpulan umum hasil proses konseling sejak

awal. Disamping itu klien diberi kesempatan memberikan

Page 44: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

31

penilaian terhadap jalannya konseling dan terhadap perilaku

konselor selama membantu klien. Hal ini sangat berguna

sebagai masukan bagi konselor untuk memperbaiki proses

konseling dan pribadinya sendiri. Jika semua sudah jelas, maka

konselor menyarankan kepada klien apakah sesi konseling

sudah bisa ditutup.

b) Tujuan

Konselor memahami sepenuhnya kapan dia harus menyarankan

klien untuk menyimpulkan hasil diskusi, kapan dia meminta

klien untuk mengevaluasi proses konseling, dan kapan dia akan

menutup sesi konseling.Konselor mampu membuat kalimat

pernyataan yang menyarankan kepada klien untuk membuat

kesimpulan, evaluasi, dan menutup sesi konseling.

B. Penelitian yang Relevan

Pada tahun 2008 Istianah melakukan penelitian tentang Pengaruh

Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa di kelas VIII sekolah SMPN 20

Bekasi.Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menganalisis pengaruh

sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas, untuk menjelaskan

pentingnya sarapan sebelum melakukan aktifitas di pagi hari, dan untuk

meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas.

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti akan menggunakan

bentuk penelitian deskriptif analisis korasional yaitu penelitian yang dilakukan

untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai suatu kenyataan. Hasil

Page 45: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

32

penelitian ini adalah dapat menambah kajian ilmuan para akademis pendidikan

dan dapat dijadikan bahan masukan bagi para guru dalam meningkatkan

konsentrasi belajar siswa dan bagi orang tua dalam memberikan makanan yang

baik dan seimbang untuk sarapan pagi anak.

Selanjutnya Ayu Syarifah (2008) meneliti tentang Pengaruh Konseling

Individu Terhadap Peningkatan Religuisitas (Studi Kasus Pelaksanaan

Konseling Individu Remaja di Panti Pamardhi Putra “Mandiri”

Semarang).Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan konseling

individu dan menganalisa pengaruh antara konseling individu terhadap

peningkatan perilaku kegamaan remaja di Panti Pamardhi Putra (PPP) Mandiri

Semarang.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan konseling individu dengan

menggunakan wawancara antara konselor dan klien secara face to face.Hasil

penelitian adalah setelah mengikuti konseling individu adanya peningkatan

religiusitas semakin baik daripada sebelum mengikuti konseling individu, hal

ini dapat di lihat dari peningkatan religiusitas remaja dari berbagai sisi dimensi

keberagaman.

Sedangkan penelitian ini mengambil judul tentang Keefektifan Layanan

Konseling Individual dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Peserta Didik

di MTs Muslimat NU Palangka Raya. Penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan keefektifan layanan konseling individual dalam meningkatkan

konsentrasi belajar peserta didik di MTs Muslimat NU Palangka Raya.

Page 46: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

33

C. Kerangka Berpikir

Permasalahan gangguan konsentrasi belajar tidak hanya menjadi

tanggung jawab guru bidang studi tetapi terlebih juga guru pembimbing, yaitu

melalui layanan konseling individu untuk meningkatkan konsentrasi dalam

belajar.

Menurut Shertzer dan Stone (dalam Willis 2013:36) menyatakan bahwa

“Interaksi antara seorang (konselor) dengan orang lain (klien) yang dapat

menunjang dan memudahkan secara positif baik bagi perbaikan orang (klien)

tersebut”. Karena dengan proses konseling individu peserta didik akan

memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca

buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran

(konsentrasi), dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.

Sesuai dengan dengan tujuan konseling individu menurut Willis

(2013:19) mengatakan bahwa “tujuan konseling individu adalah membantu

individu/ klien agar potensi berkembang optimal, mampu memecahkan

masalah, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan”.

D. Hipotesis Tindakan

Menurut F.M. Andrews, et al. L. (dalam Etta Mamang dan Sopiah

2010:90) menyebutkan bahwa “hipotesis adalah suatu jawaban bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul”.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah

diformulasikan, hipotesis tindakan kelas ini adalah “Keefektifan Layanan

Page 47: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

34

Konseling Individu Dapat Meningkatkan Konsentrasi Belajar Peserta Didik

Kelas VIII B MTs Muslimat NU Palangkaraya”.

Page 48: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan

bulan Januari 2014.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Muslimat NU Palangka Raya, Jln. Jati

Palangka Raya. Peneliti memilih tempat ini karena dianggap permasalahan

gangguan konsentrasi belajar benar-benar ada dan perlu dilaksanakan

konseling individu untuk mengatasinya.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah PTK

(Penelitian Tindakan Kelas).

Menurut Kunandar (2012:44-45) mengatakan bahwa:

Penelitian tindakan kelas sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam siklus.

Sejalan dengan pendapat diatas maka dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan

konseling individu dalam membantu peserta didik yang mengalami gangguan

konsentrasi belajar.

35

Page 49: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

36

C. Kehadiran dan Peran Peneliti

Penelitian Tindakan Kelas sebagai penelitian bertradisi kualitatif

memberikan peranan penting kepada penelitinya seperti menurut

Wiriaattmadja Rochiati (2012:96) yakni “sebagai satu-satunya instrument

karena manusia yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak

menentu, seperti hal banyak terjadi di kelas atau ruang kuliah”.

Merinci karakter yang harus dimiliki seorang peneliti sebagai berikut:

1. Responsif, terhadap berbagai petunjuk baik yang bersifat perorangan

maupun yang bersifat lingkungan.

2. Adaktif, dengan mampu mengumpulkan berbagai informasi mengenai

banyak faktor pada tahap yang berbeda-beda secara simultan.

3. Menekankan aspek holistic, karena manusialah yang mampu dengan segera

menempatkan dan menyimpulkan kejadian yang membingungkan di atas ke

dalam posisinya secara keseluruhan.

Dari pemahaman di atas, pentingnya peneliti dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK), yang harus konsekuensinya peneliti harus memahami betul

tugasnya dan mempersiapkan diri untuk itu.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi subjek

penelitian adalah peserta didik kelas VIII B MTs Muslimat NU Palangka Raya

yang berjumlah 40 peserta didik. Dari 40 peserta didik peneliti mengambil 4

orang peserta didik yang mengalami gangguan konsentrasi belajar. Teknik

yang digunakan dalam pengambilan subjek menggunakan teknik purposive

Page 50: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

37

sampling, yang mana peneliti harus menentukan kriteria siapa yang layak

dijadikan subjek penelitian. Misalnya kriteria yang dibuat adalah: (1)

menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti: acuh tak acuh, berpura-pura,

berbohong, dan lain-lain dan (2) menunjukkan tingkah laku yang berlainan

seperti: mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang

gembira, selalu sedih.

E. Rancangan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti memberikan layanan berupa

konseling individu dengan menggunakan pendekatan menurut Sofyan Willis.

Adapun rencana tindakan penelitian melalui 2 tahap (siklus I dan siklus II).

Pada siklus I direncanakan 4 kali sesi konseling, sedangkan pada siklus II

direncanakan 3 kali sesi konseling. Dalam penelitain PTKBK terdapat 4

kegiatan dalam I siklus yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Urutan langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini secara rinci dapat

digambarkan sebagai berikut:

SIKLUS I

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini meliputi sebagai berikut:

a. Membuat skenario layanan konseling individu dengan menggunakan

pendekatan Sofyan Willis

b. Membuat pedoman observasi untuk peserta didik sewaktu mengikuti

kegiatan konseling individu.

Page 51: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

38

c. Membuat pedoman observasi untuk mengamati situasi dan kondisi

pada saat kegiatan konseling individu berlangsung

2. Tindakan

a. Peneliti memberikan informasi kepada peserta didik tentang

penyelenggaraan konseling individu

b. Peneliti melaksanakan layanan konseling individu

c. Peneliti bersama peserta didik membehas topik masalah mengenai

konsentrasi belajar seperti akibat dari gangguan konsentrasi belajar

3. Observasi

Observasi dilaksanakan oleh guru BK. Adapun pelaksanaannya

meliputi:

a. Guru BK mengamati pelaksanaan konseling individu yang dilakukan

oleh peneliti

b. Guru BK mengamati peserta didik selama mereka mengikuti layanan

konseling individu

c. Guru BK mengamati ketepatan strategi yang digunakan peneliti saat

layanan konseling individu berlangsung.

4. Refleksi

Hasil observasi yang dilakukan oleh guru BK dianalisis bersama

peneliti dengan cara sharing dan diskusi serta berkoordinasi sehingga hasil

yang diperoleh tidak bersifat subjektif. Hasil diskusi dan sharing

digunakan untuk mengetahui apa yang sudah dicapai dan dilaksanakan

dalam pelaksanaan layanan kosneling individu, dan sekaligus merupakan

Page 52: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

39

cara untuk mengetahui kekurangan dan keberhasilan tindakan pada

layanan konseling individu yang telah dilaksanakan sehingga mendapatkan

hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Dengan mengetahui kekurangan

pada tindakan layanan konseling individu sebelumnya yakni pada siklus I,

dapat direncanakan pembaharuan tindakan yang akan dilaksanakan pada

siklus II.

Tabel Siklus I Konseling Individu

Sesi

Konseling

Pelaksanaan

Konselor Klien

Sesi

Konseling

1

Konselor melakukan attending

agar klien mudah mencurahkan

segala isi hati dan perasaan

Klien menceritakan segala

isi hati dan perasaan

Konselor menunjukkan sikap

empati agar klien terbuka

dengan jujur terhadap konselor

Klien menanggapi sikap

simpati konselor yaitu

berusaha dengan bercerita

jujur

Konselor melakukan refleksi

sebab sering klien tidak

menyadari akan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

yang mungkin menguntungkan

atau merugikannya

Klien menyimak refleksi

yang dilakukan konselor

Konselor melakukan

eksplorasi untuk membuat

klien mengatakan semua

perasaan, pikiran, dan

pengalaman kepada konselor

Klien menyimak eksplorasi

yang dilakukan konselor

Page 53: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

40

secara jujur

Konselor menangkap pesan

utama (pasraphrasing) agar

inti pembicaraan klien bisa

ditangkap dan dibahaskan

dengan sederhana serta mudah

dimengerti oleh klien

Klien menyimak pesan

utama dari inti

pembicaraannya

Konselor bertanya membuka

percakapan jika seorang klien

tak mampu menyatakan isi hati

dan perasaannya

Klien menjawab

pertanyaan yang diberikan

konselor

Konselor melakukan dorongan

minimal ketika klien sering

tersendat dalam

mengungkapkan emosinya

Klien menanggapi

dorongan minimal yang

dilakukan konselor

Konselor melakukan

interpretasi untuk menentukan

alternatif pilihan dalam

mengambil keputusan saat

klien sering kebingungan

karena kurangnya rujukan atau

referensi

Klien menyimak

interpretasi yang dilakukan

konselor

Konselor mengarahkan klien

saat klien kurang mampu

melakukan sesuatu tanpa

petunjuk orang lain

Klien menyimak arahan

konselor

Konselor menyimpulkan

sementara bersama klien agar

memperoleh kilas balik dari

hasil pembicaraan sehingga dia

Klien bersama konselor

membuat kesimpulan

sementara

Page 54: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

41

tahu bahwa konseling makin

maju

Konselor melakukan

konfrontasi karena kadang-

kadang klien tidak konsisten

dalam kata dan perbuatannya

Klien berusaha meyakinkan

dan konsisten dalam kata

dan perbuatannya

Konselor membantu kliennya

agar memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Klien berusaha

memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Konselor memimpin (leading)

saat klien tak mampu

mengarahkan pembicaraan dan

terkesan melantur atau

menyimpang materi diluar

pokok pembicaraan

Klien menanggapi usaha

konselor untuk memimpin

pembicaraan yang

diungkapkannya

Konselor menjernihkan

(clarifying) karena dalam

keadaan ragu-ragu, sering

klien berbicara samar-samar

alias tidak jelas

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

menjernihkan keadaan

Konselor memudahkan

(facilitating) untuk memberi

peluang yang besar kepada

klien supaya dia

mangungkapkan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

dengan leluasa

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

memudahkan

mengungkapkan

perasaannya

Konselor mengambil inisiatif

karena sering kejadian klien

kurang bersemangat atau suka

Klien menanggapi inisiatif

yang dilakukan konselor

Page 55: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

42

diam dalam suatu diskusi

konseling

Konselor memberi nasehat

untuk mengembangkan potensi

dan membantu klien agar

mampu mengatasi masalah

sendiri

Klien menyimak nasehat

yang diberikan konselor

Konselor memberi informasi

kepada klien yaitu jika diminta

oleh klien

Klien menyimak informasi

yang diberikan konselor

Konselor merencanakan

program bersama klien sebagai

pedoman untuk kemajuan sesi

konseling berikutnya dan

membuat rencana bersama

klien berdasarkan penilaiannya

bahwa akhir konseling sudah

tiba

Klien bersama konselor

merencanakan program

untuk kemajuan sesi

konseling dan membuat

rencana berdasarkan

penilaian bahwa akhir

konseling sudah tiba

Sesi

Konseling

2

Konselor melakukan attending

agar klien mudah mencurahkan

segala isi hati dan perasaan

Klien menceritakan segala

isi hati dan perasaan

Konselor menunjukkan sikap

empati agar klien terbuka

dengan jujur terhadap konselor

Klien menanggapi sikap

simpati konselor yaitu

berusaha dengan bercerita

jujur

Konselor melakukan refleksi

sebab sering klien tidak

menyadari akan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

yang mungkin menguntungkan

Klien menyimak refleksi

yang dilakukan konselor

Page 56: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

43

atau merugikannya

Konselor melakukan

eksplorasi untuk membuat

klien mengatakan semua

perasaan, pikiran, dan

pengalaman kepada konselor

secara jujur

Klien menyimak eksplorasi

yang dilakukan konselor

Konselor menangkap pesan

utama (pasraphrasing) agar

inti pembicaraan klien bisa

ditangkap dan dibahaskan

dengan sederhana serta mudah

dimengerti oleh klien

Klien menyimak pesan

utama dari inti

pembicaraannya

Konselor bertanya membuka

percakapan jika seorang klien

tak mampu menyatakan isi hati

dan perasaannya

Klien menjawab

pertanyaan yang diberikan

konselor

Konselor melakukan dorongan

minimal ketika klien sering

tersendat dalam

mengungkapkan emosinya

Klien menanggapi

dorongan minimal yang

dilakukan konselor

Konselor melakukan

interpretasi untuk menentukan

alternatif pilihan dalam

mengambil keputusan saat

klien sering kebingungan

karena kurangnya rujukan atau

referensi

Klien menyimak

interpretasi yang dilakukan

konselor

Konselor mengarahkan klien

saat klien kurang mampu

Klien menyimak arahan

konselor

Page 57: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

44

melakukan sesuatu tanpa

petunjuk orang lain

Konselor menyimpulkan

sementara bersama klien agar

memperoleh kilas balik dari

hasil pembicaraan sehingga dia

tahu bahwa konseling makin

maju

Klien bersama konselor

membuat kesimpulan

sementara

Konselor melakukan

konfrontasi karena kadang-

kadang klien tidak konsisten

dalam kata dan perbuatannya

Klien berusaha meyakinkan

dan konsisten dalam kata

dan perbuatannya

Konselor membantu kliennya

agar memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Klien berusaha

memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Konselor memimpin (leading)

saat klien tak mampu

mengarahkan pembicaraan dan

terkesan melantur atau

menyimpang materi diluar

pokok pembicaraan

Klien menanggapi usaha

konselor untuk memimpin

pembicaraan yang

diungkapkannya

Konselor menjernihkan

(clarifying) karena dalam

keadaan ragu-ragu, sering

klien berbicara samar-samar

alias tidak jelas

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

menjernihkan keadaan

Konselor memudahkan

(facilitating) untuk memberi

peluang yang besar kepada

klien supaya dia

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

memudahkan

mengungkapkan

Page 58: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

45

mangungkapkan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

dengan leluasa

perasaannya

Konselor mengambil inisiatif

karena sering kejadian klien

kurang bersemangat atau suka

diam dalam suatu diskusi

konseling

Klien menanggapi inisiatif

yang dilakukan konselor

Konselor memberi nasehat

untuk mengembangkan potensi

dan membantu klien agar

mampu mengatasi masalah

sendiri

Klien menyimak nasehat

yang diberikan konselor

Konselor memberi informasi

kepada klien yaitu jika diminta

oleh klien

Klien menyimak informasi

yang diberikan konselor

Konselor merencanakan

program bersama klien sebagai

pedoman untuk kemajuan sesi

konseling berikutnya dan

membuat rencana bersama

klien berdasarkan penilaiannya

bahwa akhir konseling sudah

tiba

Klien bersama konselor

merencanakan program

untuk kemajuan sesi

konseling dan membuat

rencana berdasarkan

penilaian bahwa akhir

konseling sudah tiba

Page 59: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

46

Konselor menyimpulkan hasil

proses konseling sejak awal,

mengevaluasi dengan

memberikan kesempatan

kepada klien untuk menilai

terhadap jalannya konseling

dan terhadap perilaku konselor

selama membantu klien, dan

menyarankan kepada klien

apakah sesi konseling sudah

bisa ditutup

Klien menyimak

kesimpulan hasil proses

konseling, mengevaluasi,

menilai proses konseling

dan perilaku konselor dan

menutup sesi konseling

Sesi

Konseling

3

Konselor melakukan attending

agar klien mudah mencurahkan

segala isi hati dan perasaan

Klien menceritakan segala

isi hati dan perasaan

Konselor menunjukkan sikap

empati agar klien terbuka

dengan jujur terhadap konselor

Klien menanggapi sikap

simpati konselor yaitu

berusaha dengan bercerita

jujur

Konselor melakukan refleksi

sebab sering klien tidak

menyadari akan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

yang mungkin menguntungkan

atau merugikannya

Klien menyimak refleksi

yang dilakukan konselor

Konselor melakukan

eksplorasi untuk membuat

klien mengatakan semua

perasaan, pikiran, dan

pengalaman kepada konselor

secara jujur

Klien menyimak eksplorasi

yang dilakukan konselor

Page 60: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

47

Konselor menangkap pesan

utama (pasraphrasing) agar

inti pembicaraan klien bisa

ditangkap dan dibahaskan

dengan sederhana serta mudah

dimengerti oleh klien

Klien menyimak pesan

utama dari inti

pembicaraannya

Konselor bertanya membuka

percakapan jika seorang klien

tak mampu menyatakan isi hati

dan perasaannya

Klien menjawab

pertanyaan yang diberikan

konselor

Konselor melakukan dorongan

minimal ketika klien sering

tersendat dalam

mengungkapkan emosinya

Klien menanggapi

dorongan minimal yang

dilakukan konselor

Konselor melakukan

interpretasi untuk menentukan

alternatif pilihan dalam

mengambil keputusan saat

klien sering kebingungan

karena kurangnya rujukan atau

referensi

Klien menyimak

interpretasi yang dilakukan

konselor

Konselor mengarahkan klien

saat klien kurang mampu

melakukan sesuatu tanpa

petunjuk orang lain

Klien menyimak arahan

konselor

Konselor menyimpulkan

sementara bersama klien agar

memperoleh kilas balik dari

hasil pembicaraan sehingga dia

tahu bahwa konseling makin

Klien bersama konselor

membuat kesimpulan

sementara

Page 61: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

48

maju

Konselor melakukan

konfrontasi karena kadang-

kadang klien tidak konsisten

dalam kata dan perbuatannya

Klien berusaha meyakinkan

dan konsisten dalam kata

dan perbuatannya

Konselor membantu kliennya

agar memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Klien berusaha

memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Konselor memimpin (leading)

saat klien tak mampu

mengarahkan pembicaraan dan

terkesan melantur atau

menyimpang materi diluar

pokok pembicaraan

Klien menanggapi usaha

konselor untuk memimpin

pembicaraan yang

diungkapkannya

Konselor menjernihkan

(clarifying) karena dalam

keadaan ragu-ragu, sering

klien berbicara samar-samar

alias tidak jelas

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

menjernihkan keadaan

Konselor memudahkan

(facilitating) untuk memberi

peluang yang besar kepada

klien supaya dia

mangungkapkan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

dengan leluasa

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

memudahkan

mengungkapkan

perasaannya

Konselor mengambil inisiatif

karena sering kejadian klien

kurang bersemangat atau suka

diam dalam suatu diskusi

Klien menanggapi inisiatif

yang dilakukan konselor

Page 62: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

49

konseling

Konselor memberi nasehat

untuk mengembangkan potensi

dan membantu klien agar

mampu mengatasi masalah

sendiri

Klien menyimak nasehat

yang diberikan konselor

Konselor memberi informasi

kepada klien yaitu jika diminta

oleh klien

Klien menyimak informasi

yang diberikan konselor

Konselor merencanakan

program bersama klien sebagai

pedoman untuk kemajuan sesi

konseling berikutnya dan

membuat rencana bersama

klien berdasarkan penilaiannya

bahwa akhir konseling sudah

tiba

Klien bersama konselor

merencanakan program

untuk kemajuan sesi

konseling dan membuat

rencana berdasarkan

penilaian bahwa akhir

konseling sudah tiba

Konselor menyimpulkan hasil

proses konseling sejak awal,

mengevaluasi dengan

memberikan kesempatan

kepada klien untuk menilai

terhadap jalannya konseling

dan terhadap perilaku konselor

selama membantu klien, dan

menyarankan kepada klien

apakah sesi konseling sudah

bisa ditutup

Klien menyimak

kesimpulan hasil proses

konseling, mengevaluasi,

menilai proses konseling

dan perilaku konselor dan

menutup sesi konseling

Page 63: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

50

SIKLUS II

1. Perencanaan

a. Membuat rencana skenario layanan konseling individu yang telah di

perbaharui berdasarkan pada sisi-sisi lemah yang diketahui dari

pelaksanaan pada siklus I

b. Membuat pedoman observasi untuk peserta didik sewaktu mengikuti

layanan konseling individu

c. Membuat pedoman observasi untuk mengamati situasi dan kondisi pada

saat layanan konseling individu berlangsung

2. Pelaksanaan tindakan

a. Peneliti memberikan informasi tentang hasil capaian penyelenggaraan

konseling individu kepada peserta didik

b. Peneliti melaksanakan konseling individu

c. Peneliti memberikan topik mengenai konsentrasi belajar

3. Pengamatan

a. Guru BK mengamati pelaksanaan layanan konseling individu yang

dilakukan oleh peneliti

b. Guru BK mengamati peserta didik selama mereka mengikuti layanan

konseling individu

c. Guru BK mengamati ketepatan strategi peneliti saat memberikan

layanan konseling individu

Page 64: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

51

4. Refleksi

Hasil observasi diperoleh dari pengamatan pada siklus II yang

dilakukan guru BK dianalisis oleh peneliti sendiri bersama guru BK dengan

cara sharing dan diskusi serta koordinasi agar hasil yang diperoleh tidak

bersifat subjektif. Dari hasil refleksi siklus II akan diketahui apakah

kegiatan yang dilakukan telah mendatangkan hasil yang sesuai dengan

yang didinginkan yaitu perubahan keinginan untuk konsentrasi dalam

belajar.

Tabel Siklus II Konseling Individu

Sesi

Konseling

Pelaksanaan

Konselor Klien

Sesi

Konseling

1

Konselor melakukan attending

agar klien mudah mencurahkan

segala isi hati dan perasaan

Klien menceritakan segala

isi hati dan perasaan

Konselor menunjukkan sikap

empati agar klien terbuka

dengan jujur terhadap konselor

Klien menanggapi sikap

simpati konselor yaitu

berusaha dengan bercerita

jujur

Konselor melakukan refleksi

sebab sering klien tidak

menyadari akan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

yang mungkin menguntungkan

atau merugikannya

Klien menyimak refleksi

yang dilakukan konselor

Konselor melakukan

eksplorasi untuk membuat

Klien menyimak eksplorasi

yang dilakukan konselor

Page 65: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

52

klien mengatakan semua

perasaan, pikiran, dan

pengalaman kepada konselor

secara jujur

Konselor menangkap pesan

utama (pasraphrasing) agar

inti pembicaraan klien bisa

ditangkap dan dibahaskan

dengan sederhana serta mudah

dimengerti oleh klien

Klien menyimak pesan

utama dari inti

pembicaraannya

Konselor bertanya membuka

percakapan jika seorang klien

tak mampu menyatakan isi hati

dan perasaannya

Klien menjawab

pertanyaan yang diberikan

konselor

Konselor melakukan dorongan

minimal ketika klien sering

tersendat dalam

mengungkapkan emosinya

Klien menanggapi

dorongan minimal yang

dilakukan konselor

Konselor melakukan

interpretasi untuk menentukan

alternatif pilihan dalam

mengambil keputusan saat

klien sering kebingungan

karena kurangnya rujukan atau

referensi

Klien menyimak

interpretasi yang dilakukan

konselor

Konselor mengarahkan klien

saat klien kurang mampu

melakukan sesuatu tanpa

petunjuk orang lain

Klien menyimak arahan

konselor

Konselor menyimpulkan Klien bersama konselor

Page 66: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

53

sementara bersama klien agar

memperoleh kilas balik dari

hasil pembicaraan sehingga dia

tahu bahwa konseling makin

maju

membuat kesimpulan

sementara

Konselor melakukan

konfrontasi karena kadang-

kadang klien tidak konsisten

dalam kata dan perbuatannya

Klien berusaha meyakinkan

dan konsisten dalam kata

dan perbuatannya

Konselor membantu kliennya

agar memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Klien berusaha

memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Konselor memimpin (leading)

saat klien tak mampu

mengarahkan pembicaraan dan

terkesan melantur atau

menyimpang materi diluar

pokok pembicaraan

Klien menanggapi usaha

konselor untuk memimpin

pembicaraan yang

diungkapkannya

Konselor menjernihkan

(clarifying) karena dalam

keadaan ragu-ragu, sering

klien berbicara samar-samar

alias tidak jelas

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

menjernihkan keadaan

Konselor memudahkan

(facilitating) untuk memberi

peluang yang besar kepada

klien supaya dia

mangungkapkan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

dengan leluasa

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

memudahkan

mengungkapkan

perasaannya

Page 67: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

54

Konselor mengambil inisiatif

karena sering kejadian klien

kurang bersemangat atau suka

diam dalam suatu diskusi

konseling

Klien menanggapi inisiatif

yang dilakukan konselor

Konselor memberi nasehat

untuk mengembangkan potensi

dan membantu klien agar

mampu mengatasi masalah

sendiri

Klien menyimak nasehat

yang diberikan konselor

Konselor memberi informasi

kepada klien yaitu jika diminta

oleh klien

Klien menyimak informasi

yang diberikan konselor

Konselor merencanakan

program bersama klien sebagai

pedoman untuk kemajuan sesi

konseling berikutnya dan

membuat rencana bersama

klien berdasarkan penilaiannya

bahwa akhir konseling sudah

tiba

Klien bersama konselor

merencanakan program

untuk kemajuan sesi

konseling dan membuat

rencana berdasarkan

penilaian bahwa akhir

konseling sudah tiba

Sesi

Konseling

2

Konselor melakukan attending

agar klien mudah mencurahkan

segala isi hati dan perasaan

Klien menceritakan segala

isi hati dan perasaan

Konselor menunjukkan sikap

empati agar klien terbuka

dengan jujur terhadap konselor

Klien menanggapi sikap

simpati konselor yaitu

berusaha dengan bercerita

jujur

Konselor melakukan refleksi

sebab sering klien tidak

Klien menyimak refleksi

yang dilakukan konselor

Page 68: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

55

menyadari akan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

yang mungkin menguntungkan

atau merugikannya

Konselor melakukan

eksplorasi untuk membuat

klien mengatakan semua

perasaan, pikiran, dan

pengalaman kepada konselor

secara jujur

Klien menyimak eksplorasi

yang dilakukan konselor

Konselor menangkap pesan

utama (pasraphrasing) agar

inti pembicaraan klien bisa

ditangkap dan dibahaskan

dengan sederhana serta mudah

dimengerti oleh klien

Klien menyimak pesan

utama dari inti

pembicaraannya

Konselor bertanya membuka

percakapan jika seorang klien

tak mampu menyatakan isi hati

dan perasaannya

Klien menjawab

pertanyaan yang diberikan

konselor

Konselor melakukan dorongan

minimal ketika klien sering

tersendat dalam

mengungkapkan emosinya

Klien menanggapi

dorongan minimal yang

dilakukan konselor

Konselor melakukan

interpretasi untuk menentukan

alternatif pilihan dalam

mengambil keputusan saat

klien sering kebingungan

karena kurangnya rujukan atau

Klien menyimak

interpretasi yang dilakukan

konselor

Page 69: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

56

referensi

Konselor mengarahkan klien

saat klien kurang mampu

melakukan sesuatu tanpa

petunjuk orang lain

Klien menyimak arahan

konselor

Konselor menyimpulkan

sementara bersama klien agar

memperoleh kilas balik dari

hasil pembicaraan sehingga dia

tahu bahwa konseling makin

maju

Klien bersama konselor

membuat kesimpulan

sementara

Konselor melakukan

konfrontasi karena kadang-

kadang klien tidak konsisten

dalam kata dan perbuatannya

Klien berusaha meyakinkan

dan konsisten dalam kata

dan perbuatannya

Konselor membantu kliennya

agar memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Klien berusaha

memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Konselor memimpin (leading)

saat klien tak mampu

mengarahkan pembicaraan dan

terkesan melantur atau

menyimpang materi diluar

pokok pembicaraan

Klien menanggapi usaha

konselor untuk memimpin

pembicaraan yang

diungkapkannya

Konselor menjernihkan

(clarifying) karena dalam

keadaan ragu-ragu, sering

klien berbicara samar-samar

alias tidak jelas

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

menjernihkan keadaan

Konselor memudahkan Klien menanggapi usaha

Page 70: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

57

(facilitating) untuk memberi

peluang yang besar kepada

klien supaya dia

mangungkapkan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

dengan leluasa

konselor untuk

memudahkan

mengungkapkan

perasaannya

Konselor mengambil inisiatif

karena sering kejadian klien

kurang bersemangat atau suka

diam dalam suatu diskusi

konseling

Klien menanggapi inisiatif

yang dilakukan konselor

Konselor memberi nasehat

untuk mengembangkan potensi

dan membantu klien agar

mampu mengatasi masalah

sendiri

Klien menyimak nasehat

yang diberikan konselor

Konselor memberi informasi

kepada klien yaitu jika diminta

oleh klien

Klien menyimak informasi

yang diberikan konselor

Konselor merencanakan

program bersama klien sebagai

pedoman untuk kemajuan sesi

konseling berikutnya dan

membuat rencana bersama

klien berdasarkan penilaiannya

bahwa akhir konseling sudah

tiba

Klien bersama konselor

merencanakan program

untuk kemajuan sesi

konseling dan membuat

rencana berdasarkan

penilaian bahwa akhir

konseling sudah tiba

Page 71: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

58

Konselor menyimpulkan hasil

proses konseling sejak awal,

mengevaluasi dengan

memberikan kesempatan

kepada klien untuk menilai

terhadap jalannya konseling

dan terhadap perilaku konselor

selama membantu klien, dan

menyarankan kepada klien

apakah sesi konseling sudah

bisa ditutup

Klien menyimak

kesimpulan hasil proses

konseling, mengevaluasi,

menilai proses konseling

dan perilaku konselor dan

menutup sesi konseling

Sesi

Konseling

3

Konselor melakukan attending

agar klien mudah mencurahkan

segala isi hati dan perasaan

Klien menceritakan segala

isi hati dan perasaan

Konselor menunjukkan sikap

empati agar klien terbuka

dengan jujur terhadap konselor

Klien menanggapi sikap

simpati konselor yaitu

berusaha dengan bercerita

jujur

Konselor melakukan refleksi

sebab sering klien tidak

menyadari akan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

yang mungkin menguntungkan

atau merugikannya

Klien menyimak refleksi

yang dilakukan konselor

Konselor melakukan

eksplorasi untuk membuat

klien mengatakan semua

perasaan, pikiran, dan

pengalaman kepada konselor

secara jujur

Klien menyimak eksplorasi

yang dilakukan konselor

Page 72: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

59

Konselor menangkap pesan

utama (pasraphrasing) agar

inti pembicaraan klien bisa

ditangkap dan dibahaskan

dengan sederhana serta mudah

dimengerti oleh klien

Klien menyimak pesan

utama dari inti

pembicaraannya

Konselor bertanya membuka

percakapan jika seorang klien

tak mampu menyatakan isi hati

dan perasaannya

Klien menjawab

pertanyaan yang diberikan

konselor

Konselor melakukan dorongan

minimal ketika klien sering

tersendat dalam

mengungkapkan emosinya

Klien menanggapi

dorongan minimal yang

dilakukan konselor

Konselor melakukan

interpretasi untuk menentukan

alternatif pilihan dalam

mengambil keputusan saat

klien sering kebingungan

karena kurangnya rujukan atau

referensi

Klien menyimak

interpretasi yang dilakukan

konselor

Konselor mengarahkan klien

saat klien kurang mampu

melakukan sesuatu tanpa

petunjuk orang lain

Klien menyimak arahan

konselor

Konselor menyimpulkan

sementara bersama klien agar

memperoleh kilas balik dari

hasil pembicaraan sehingga dia

tahu bahwa konseling makin

Klien bersama konselor

membuat kesimpulan

sementara

Page 73: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

60

maju

Konselor melakukan

konfrontasi karena kadang-

kadang klien tidak konsisten

dalam kata dan perbuatannya

Klien berusaha meyakinkan

dan konsisten dalam kata

dan perbuatannya

Konselor membantu kliennya

agar memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Klien berusaha

memusatkan perhatiannya

pada pokok pembicaraan

Konselor memimpin (leading)

saat klien tak mampu

mengarahkan pembicaraan dan

terkesan melantur atau

menyimpang materi diluar

pokok pembicaraan

Klien menanggapi usaha

konselor untuk memimpin

pembicaraan yang

diungkapkannya

Konselor menjernihkan

(clarifying) karena dalam

keadaan ragu-ragu, sering

klien berbicara samar-samar

alias tidak jelas

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

menjernihkan keadaan

Konselor memudahkan

(facilitating) untuk memberi

peluang yang besar kepada

klien supaya dia

mangungkapkan perasaan,

pikiran dan pengalamannya

dengan leluasa

Klien menanggapi usaha

konselor untuk

memudahkan

mengungkapkan

perasaannya

Konselor mengambil inisiatif

karena sering kejadian klien

kurang bersemangat atau suka

diam dalam suatu diskusi

Klien menanggapi inisiatif

yang dilakukan konselor

Page 74: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

61

konseling

Konselor memberi nasehat

untuk mengembangkan potensi

dan membantu klien agar

mampu mengatasi masalah

sendiri

Klien menyimak nasehat

yang diberikan konselor

Konselor memberi informasi

kepada klien yaitu jika diminta

oleh klien

Klien menyimak informasi

yang diberikan konselor

Konselor merencanakan

program bersama klien sebagai

pedoman untuk kemajuan sesi

konseling berikutnya dan

membuat rencana bersama

klien berdasarkan penilaiannya

bahwa akhir konseling sudah

tiba

Klien bersama konselor

merencanakan program

untuk kemajuan sesi

konseling dan membuat

rencana berdasarkan

penilaian bahwa akhir

konseling sudah tiba

Konselor menyimpulkan hasil

proses konseling sejak awal,

mengevaluasi dengan

memberikan kesempatan

kepada klien untuk menilai

terhadap jalannya konseling

dan terhadap perilaku konselor

selama membantu klien, dan

menyarankan kepada klien

apakah sesi konseling sudah

bisa ditutup

Klien menyimak

kesimpulan hasil proses

konseling, mengevaluasi,

menilai proses konseling

dan perilaku konselor dan

menutup sesi konseling

Page 75: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

62

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengembangan Kisi-kisi Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur nilai variabel. Karena instrument penelitian akan digunakan

untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif

yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Sugiyono

(2008:92) mengatakan bahwa “skala pengukuran merupakan kesepakatan

yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya

interval yang ada dalam alat ukur, sehingga bila alat ukur tersebut

digunakan dalam pengukuran, akan menghasilkan data kuantitatif”. Karena

data yang akan diukur berupa sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

tentang fenomena sosial, maka skala yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah skala likert.

Sugiyono (2008:93) mengatakan bahwa “dengan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”. Setiap item

yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: selalu,

sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah.

a. Selalu = 1 d. Jarang = 4

b. Sering = 2 e. Tidak Pernah = 5

c. Kadang-kadang = 3

Page 76: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

63

Setelah dibuat skala instrument, selanjutnya agar mempermudah dan

lebih terarah dalam pembuatan instrument, maka dibuat kis-kisi instrument

terlebih dahulu, yang terdiri dari variabel, aspek, indikator dan item

pertanyaan. Untuk lebih jelasnya, kisi-kisi instrument konsentrasi belajar

peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Kisi-kisi Angket

Variabel Indikator Item

Konsentarsi Belajar 1. Menunjukkan prestasi yang rendah

1,2,3,4,5,6

2. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan

7,8,9,10,11,12

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar

13,14,15,16

4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar

17,18,19,20,21, 22,23

5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan

24,25,26,27,28, 29,30,31

Jumlah 30

2. Penilaian Ahli (Judgment Expert) Terhadap Instrumen Penelitian

Setelah kisi-kisi instrument terbentuk, kemudian dikembangkan

menjadi instrument konsentrasi belajar peserta didik dan selanjutnya

dilakukan penilaian ahli terhadap instrument tersebut.Sugiyono (2012:350)

mengatakan bahwa “instrument nontest yang digunakan untuk mengukur

sikap cukup hanya memenuhi construct validity”. Selanjutnya Sugiyono

(2012:352) menjelaskan bahwa “untuk menguji construct validity, maka

Page 77: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

64

dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment expert), … jumlah tenaga

ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah

bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti”.

Dalam penelitian ini instrument dikonstruksikan menjadi aspek-aspek

yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya

dikonsultasikan kepada dua ahli bimbingan dan konseling. Kedua ahli

tersebut yaitu Ibu Karyanti, M.Pd., Ibu Esty Ariyani Safitri. M.Psi.

keduanya adalah pakar bimbingan dan konseling yang memilki keahlian

dan pengalaman memadai serta berkualifikasi dosen bimbingan dan

konseling.Para ahli tersebut diminta pendapatnya tentang instrument yang

telah disusun itu, berupa faktor atau aspek dan indikator yang hendak

diukur, redaksi setiap butir pernyataan, keefektifan susunan kalimat dan

koreksi terhadap bentuk format yang digunakan.Para ahli menialai bahwa

perlu ada penyempurnaan ejaan bahasa dan kalimat sehingga mudah

dimengerti oleh sampel, dan isi pernyataan dibuat sesesuai mungkin dengan

keadaan nyata dilapangan.Berdasarkan beberapa masukan dari para

penimbang/ahli, kemudian dilakukan revisi seperlunya.

3. Uji Coba Instrumen Penelitian

a. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya dalam peneliti salah satu kegiatan intinya yaitu

melakukan pengukuran terhadap data yang diperoleh, oleh sebab itu

alat ukur yang digunakan harus baik.Untuk mendapatkan alat ukur yang

baik dan akurat dalam mengukur data, terlebih dahulu alat ukur tersebut

Page 78: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

65

diuji validitas dan reliabilitasnya, alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah instrument.Sugiyono (2012:348) mengatakan

bahwa “valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas berarti bila

instrument digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama”. Proses pengujian validitas

instrument dilakukan dengan menghitung korelasi product moment atau

r hitung (rxy), dengan menggunakan rumus seperti berikut:

2222 yyNxxN

yxxyNrxy

Keterangan:

rxy= Koefisien korelasiantara variabel X dan Variabel Y

X = Item soal yang dicari validitasnya

Y =Skor total yang diperoleh sampel (Arikunto, 2002:72)

Pengujian korelasi item-total product moment untuk mencari

validitas item dilakukan dengan menggunakan software SPSS version

21 for windows, dan dari 31 item diperoleh hasil 27 item yang

dinyatakan valid. Dari 27 item yang valid sehingga taraf signifikasi

95%. Item pernyataan yang valid diantaranya pada item nomor

1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20,21,22,24,25,26,27,28,29,

dan 31. Sedangkan item pernyataan yang tidak valid adalah nomor

5,18,23, dan 30. Hasil pengujian dapat dilihat dalam lampiran.

Page 79: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

66

b. Pengujian Realibilitas Instrumen Penelitian

Pengujian realibilitas instrument penelitian dimaksudkan untuk

melihat konsistensi internal instrument yang digunakan. Pengujian

realibilitas menggunakan rumus Crounbach’s Alpha (α). Menurut

Sugiyono (2008:184) mengatakan untuk memberikan interpretasi

koefisien korelasi mempunyai tolak ukur berikut:

Tabel 2 Indeks Korelasi

No Indeks Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2 0,60 – 0,799 Kuat

3 0,40– 599 Sedang

4 0,20 – 0,399 Rendah

5 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas instrument penyesuaian diri dengan

menggunakan software SPSS 16.0 for Windows diperoleh koefisien

reliabilitas (α) sebesar 0,759. Dengan merujuk pada klasifikasi rentang

koefisien reliabilitas dari Sugiyono (2008), koefisien reliabilitas (α)

sebesar 0,759 termasuk ke dalam kategori kuat/bagus.

4. Observasi

Dalam PTK, observasi menjadi instrument utama yang digunakan

untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses

pengamatan langsung, observasi merupakan instrument yang cocok untuk

memantau kegiatan pembelajaran baik perilaku guru maupun perilaku

peserta didik. Observasi dilakukan untuk mengukur tingkah laku individu

Page 80: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

67

atau proses terjadinya suatu kegiatan dengan cara mengamati setiap

kejadian dan mencatatnya.

Menurut Etta Mamang dan Sopiah (2010:192) mengatakan bahwa:

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan indera sehingga tidak hanya dengan pengamatan menggunakan mata.Mendengarkan, mencium, mengecap, dan meraba termasuk bentuk observasi.Instrument yang digunakan dalam observasi adalah panduan pengamatan dan lembar pengamatan.

Tabel 3

Lembar Observasi untuk Peneliti Proses Konseling Individu

No Aktifitas/Tahapan Konseling

Keterangan

Dilakukan Tidak

Dilakukan

1 Perilaku attending

2 Empati

3 Refleksi

4 Eksplorasi

5 Menangkap pesan utama

6 Bertanya membuka percakapan

7 Dorongan minimal

8 Interpretasi

9 Mengarahkan

10 Menyimpulkan sementara

11 Konfrontasi

12 Fokus

13 Memimpin

14 Menjernihkan

15 Memudahkan

16 Mengambil inisiatif

17 Memberi nasehat

18 Memberi informasi

19 Merencanakan program bersama klien

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan

menutup sesi konseling

Page 81: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

68

Tabel 4

Lembar Observasi untuk Subjek Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan untuk

meningkatkan prestasinya

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak berpura-

pura, tidak bohong, dan lain-lain

3 Menunjukkan tingkah laku tidak mudah

tersinggung, tidak murung, tidak pemarah,

tidak bingung, tidak cemberut, gembira,

tidak sedih, dan lain-lain

4 Kondisi Ruang konseling

5 Tata letak ruang konseling

6 Suhu udara ruang konseling

7 Situasi konseling

8 Perlengkapan konseling

5. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen artinya barang-barang

tertulis, jadi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

dokumen, catatan lapangan, catatan harian yang berhubungan dengan

subyek penelitian yang diteliti. Dokumentasi dilakukan sebagai pendukung

data yang diperlukan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif. Teknik yang dipakai meliputi penyajian data, reduksi data dan

pengambilan kesimpulan. Hal ini digunakan dalam rangka melihat dan

Page 82: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

69

menggambarkan tingkat keberhasilan konseling individu dalam meningkatkan

konsentrasi belajar peserta didik.

Teknik analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian data

Penyajian data alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah

penyajian data yang membatasi pada satu “penyajian” sebagai sekumpul

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan keputusan.

3. Menarik kesimpulan/verifikasi

Kegiatan analisis data ketiga yang penting adalah menarik

kesimpulan/verifikasi.Dari data pengumpulan data, mulai dari benda-

benda mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan konfigurasi-konfigurasi

yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proporsisi, sehingga makna-makna

yang muncul dari data dapat diuji kebenarannya, kekokohan dan

kecocokannya.

Page 83: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

70

H. Jadwal Penelitian

Tabel 5

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO URAIAN KEGIATAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOP DES

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Seminar Proposal

2. Revisi Proposal

3. Bimbingan Skripsi

4. Pengurusan Izin Penelitian

5. Pelaksanaan Penelitian

6. Analisis Hasil Penelitian

7. Ujian Skripsi

Page 84: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan hasil data-data yang didapat dari dokumentasi dan

observasi maka guru, pembimbing dan peneliti dapat mengetahui bahwa ada 4

peserta didik di kelas VIII B MTs Muslimat NU Palangkaraya yang mengalami

gangguan konsentrasi belajar. Berikut adalah nama masing-masing peserta

didik tersebut:

Tabel 6 Subjek Penelitian

No Nama Peserta Didik Jenis Kelamin Kelas

1 AW Laki-laki VIII B

2 FA Laki-laki VIII B

3 ZA Laki-laki VIII B

4 SU Laki-laki VIII B

Nama berupa inisial untuk menjaga kerahasiaan. Setelah itu dibuat

rencana untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan konsentrasi

belajar dengan menerapkan layanan konseling individu. Penelitian awal

dilaksanakan selama I siklus, jika tidak berhasil maka akan dilanjutkan sampai

siklus II. Siklus terdiri dari 3 sesi konseling. Setiap sesi konseling terdiri dari

15 menit. Penelitian ini dilaksanakan di bulan November, dimulai minggu

pertama sampai minggu ke tiga bulan Desember 2014.

71

Page 85: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

72

B. Profil Konsentrasi Belajar Secara Umum

Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan data empirik

tentang profil konsentrasi belajar peserta didik (n = 40) di MTs Muslimat NU

Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian pendahuluan ini

menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan konsentrasi belajar. Profil

konsentrasi belajar peserta didik disajikan di halaman-halaman berikut.

Hasil penelitian pendahuluan menemukan bahwa konsentrasi belajar

peserta didik secara umum menunjukkan adanya variasi dengan urutan berada

pada kategori tinggi 40%, sedang 32,5%, dan rendah 27,5% dengan skor rata-

rata sebesar 40, skor minimal 37, skor maksimal 131, dan standar deviasi

sebesar 22,5. Secara lebih rinci profil konsentrasi belajar peserta didik

berdasarkan hasil penelitian pendahuluan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 7 Profil Konsentrasi Belajar Peserta Didik Secara Umum

No. Pedoman Skor Frek Persentase Kategori

1 X > (Me+1s) X > 90 13 32,5% Tinggi

2 (Me-1s) < X < (Me+1s) 45 < X < 90 16 40% Sedang

3 X < (Me-1s) X < 45 11 27,5% Rendah

Total 40 100%

1. Profil Konsentrasi Belajar Peserta Didik Tiap Indikator

Konsentrasi belajar peserta didik ditinjau dari beberapa aspek yang

terdiri dari indikator prestasi yang rendah, hasil belajar yang dicapai

dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas

belajar, sikap yang kurang wajar, dan tingkah laku yang berlainan.

Page 86: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

73

Pertama, pada indikator prestasi yang rendah menunjukkan temuan

sebagai berikut: 32,5% pada kategori tinggi, 37,5% pada kategori sedang,

dan 30% pada kategori rendah. Secara lebih rinci paparan tentang kategori

konsentrasi belajar diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 8 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Prestasi yang Rendah

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 20 13 32,5% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 10 < X < 20 15 37,5% Sedang

X < (Me-1s) X < 10 12 30% Rendah

Total 40 100%

Kedua, pada indikator hasil belajar yang dicapai tidak sesuai

dengan usaha yang dilakukan menunjukkan temuan sebagai berikut:

32,5% pada kategori tinggi, 32,5% pada kategori sedang, dan 35% pada

kategori rendah. Secara lebih rinci paparan tentang kategori konsentrasi

belajar diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 9 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Hasil Belajar yang Dicapai

Tidak Sesuai dengan Usaha yang Dilakukan

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 20 13 32,5% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 10 < X < 20 13 32,5% Sedang

X < (Me-1s) X < 10 14 35% Rendah

Total 40 100%

Ketiga, pada indikator lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar

menunjukkan temuan sebagai berikut: 27,5% pada kategori tinggi, 55%

Page 87: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

74

pada kategori sedang, dan 17,5% pada kategori rendah. Secara lebih rinci

paparan tentang kategori konsentrasi belajar diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 10 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Lambat dalam Melakukan

Tugas-tugas Belajar

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 13 11 27,5% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 7 < X < 13 22 55% Sedang

X < (Me-1s) X < 7 7 17,5% Rendah

Total 40 100%

Keempat, pada indikator sikap yang kurang wajar menunjukkan

temuan sebagai berikut: 27,5% pada kategori tinggi, 57,5% pada kategori

sedang, dan 15% pada kategori rendah. Secara lebih rinci paparan tentang

kategori konsentrasi belajar diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 11 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Sikap yang Kurang Wajar

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 23 11 27,5% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 12 < X < 23 23 57,5% Sedang

X < (Me-1s) X < 12 6 15% Rendah

Total 40 100%

Kelima, pada indikator tingkah laku yang berlainan menunjukkan

temuan sebagai berikut: 27,5% pada kategori tinggi, 50% pada kategori

sedang, dan 22,5% pada kategori rendah. Secara lebih rinci paparan

tentang kategori konsentrasi belajar diuraikan pada tabel berikut.

Page 88: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

75

Tabel 12 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Tingkah Laku yang Berlainan

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 13 11 27,5% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 7 < X < 13 20 50% Sedang

X < (Me-1s) X < 7 9 22,5% Rendah

Total 40 100%

C. Pengujian Hipotesis Tindakan

1. Deskripsi Hasil Layanan Konseling Individu Siklus I

a. Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menyusun satuan layanan konseling individu (SATLAN) yang

berisi tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti maupun peserta

didik dalam layanan konseling individu siklus I.

2) Menyusun lembar observasi untuk mengetahui aktifitas peneliti

maupun peserta didik selama proses layanan konseling individu

siklus I dilaksanakan

3) Menyusun lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi

pada saat kegiatan layanan konseling individu siklus I berlangsung

b. Tindakan

Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali sesi konseling yang

dilaksanakan dimulai pada bulan November minggu pertama sampai

Desember minggu ke tiga. Sesuai dengan tahapan rencana pelaksanaan

pembelajaran bimbingan dan konseling yang telah disusun, peneliti

memulai kegiatan layanan konseling individu dengan melakukan

Page 89: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

76

attending agar klien mudah mencurahkan segala isi hati dan perasaan,

menunjukkan sikap empati agar klien terbuka dengan jujur terhadap

konselor, melakukan refleksi sebab sering klien tidak menyadari akan

perasaan, pikiran dan pengalamannya yang mungkin menguntungkan

atau merugikannya, melakukan eksplorasi untuk membuat klien

mengatakan semua perasaan, pikiran, dan pengalaman kepada konselor

secara jujur, menangkap pesan utama (pasraphrasing) agar inti

pembicaraan klien bisa ditangkap dan dibahaskan dengan sederhana

serta mudah dimengerti oleh klien, bertanya membuka percakapan jika

seorang klien tak mampu menyatakan isi hati dan perasaannya,

melakukan dorongan minimal ketika klien sering tersendat dalam

mengungkapkan emosinya, melakukan interpretasi untuk menentukan

alternatif pilihan dalam mengambil keputusan saat klien, mengarahkan

klien saat klien kurang mampu melakukan sesuatu tanpa petunjuk orang

lain sering kebingungan karena kurangnya rujukan atau referensi,

menyimpulkan sementara bersama klien agar memperoleh kilas balik

dari hasil pembicaraan sehingga dia tahu bahwa konseling makin maju,

melakukan konfrontasi karena kadang-kadang klien tidak konsisten

dalam kata dan perbuatannya, membantu kliennya agar memusatkan

perhatiannya pada pokok pembicaraan, memimpin (leading) saat klien

tak mampu mengarahkan pembicaraan dan terkesan melantur atau

menyimpang materi diluar pokok pembicaraan, menjernihkan

(clarifying) karena dalam keadaan ragu-ragu, sering klien berbicara

Page 90: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

77

samar-samar alias tidak jelas, memudahkan (facilitating) untuk member

peluang yang besar kepada klien supaya dia mangungkapkan perasaan,

pikiran dan pengalamannya denga leluasa, mengambil inisiatif karena

sering kejadian klien kurang bersemangat atau suka diam dalam suatu

diskusi konseling, memberi nasehat untuk mengembangkan potensi dan

membantu klien agar mampu mengatasi masalah sendiri, memberi

informasi kepada klien yaitu jika diminta oleh klien, merencanakan

program bersama klien sebagai pedoman untuk kemajuan sesi

konseling berikutnya dan membuat rencana bersama klien berdasarkan

penilaiannya bahwa akhir konseling sudah tiba, menyimpulkan hasil

proses konseling sejak awal, mengevaluasi dengan memberikan

kesempatan kepada klien untuk menilai terhadap jalannya konseling

dan terhadap perilaku konselor selama membantu klien, dan

menyarankan kepada klien apakah sesi konseling sudah bisa ditutup.

c. Observasi

1) Hasil Pengamatan Terhadap Peserta Didik

Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik sewaktu

mengikuti layanan konseling individu sesi konseling ke-1 sampai

ke-3 diperoleh temuan sebagai berikut ini.

Tabel 13 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Subjek 1

Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan untuk Belum terlihat

Page 91: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

78

meningkatkan prestasinya

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan lain-

lain

Belum terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung, tidak

cemberut, gembira, tidak sedih, dan

lain-lain

Belum terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling

Ribut karena suara

peserta didik disekitar

gedung

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Tabel 14

Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Subjek 1 Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan untuk

meningkatkan prestasinya

Mulai terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan lain-

lain

Mulai terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung, tidak

Mulai terlihat

Page 92: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

79

cemberut, gembira, tidak sedih, dan

lain-lain

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Tabel 15

Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Subjek 1 Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan untuk

meningkatkan prestasinya

Sudah terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan lain-

lain

Sudah terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung, tidak

cemberut, gembira, tidak sedih, dan

lain-lain

Sudah terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Page 93: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

80

Tabel 16 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Subjek 2

Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan untuk

meningkatkan prestasinya

Belum terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan lain-

lain

Belum terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung, tidak

cemberut, gembira, tidak sedih, dan

lain-lain

Belum terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Tabel 17

Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Subjek 2 Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan untuk

meningkatkan prestasinya

Mulai terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan lain-

lain

Mulai terlihat

Page 94: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

81

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung, tidak

cemberut, gembira, tidak sedih, dan

lain-lain

Mulai terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Tabel 18

Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Subjek 2 Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan untuk

meningkatkan prestasinya

Sudah terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan lain-

lain

Sudah terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung, tidak

cemberut, gembira, tidak sedih, dan

lain-lain

Sudah terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

Page 95: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

82

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Tabel 19 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Subjek 3

Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan

untuk meningkatkan prestasinya

Belum terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan

lain-lain

Belum terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung,

tidak cemberut, gembira, tidak

sedih, dan lain-lain

Belum terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling

Ribut karena suara

peserta didik disekitar

gedung

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Page 96: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

83

Tabel 20 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Subjek 3

Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan

untuk meningkatkan prestasinya

Mulai terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan

lain-lain

Mulai terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung,

tidak cemberut, gembira, tidak

sedih, dan lain-lain

Mulai terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Tabel 21 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Subjek 3

Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan

untuk meningkatkan prestasinya

Sudah terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan

Sudah terlihat

Page 97: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

84

lain-lain

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung,

tidak cemberut, gembira, tidak

sedih, dan lain-lain

Sudah terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Tabel 22 Lembar Observasi 1 pada Siklus I untuk Subjek 4

Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan

untuk meningkatkan prestasinya

Belum terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan

lain-lain

Belum terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung,

tidak cemberut, gembira, tidak

sedih, dan lain-lain

Belum terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

Page 98: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

85

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Tabel 23 Lembar Observasi 2 pada Siklus I untuk Subjek 4

Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan

untuk meningkatkan prestasinya

Mulai terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan

lain-lain

Mulai terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung,

tidak cemberut, gembira, tidak

sedih, dan lain-lain

Mulai terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling

Ribut karena suara

peserta didik disekitar

gedung

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

Page 99: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

86

Tabel 24 Lembar Observasi 3 pada Siklus I untuk Subjek 4

Proses Konseling Individu

No Aktifitas dan Situasi Konseling Komentar

1 Klien menunjukkan keinginan

untuk meningkatkan prestasinya

Sudah terlihat

2 Menunjukkan sikap peduli, tidak

berpura-pura, tidak bohong, dan

lain-lain

Sudah terlihat

3 Menunjukkan tingkah laku tidak

mudah tersinggung, tidak murung,

tidak pemarah, tidak bingung,

tidak cemberut, gembira, tidak

sedih, dan lain-lain

Sudah terlihat

4 Kondisi Ruang konseling Cukup bersih

5 Tata letak ruang konseling Cukup tertata dengan

baik

6 Suhu udara ruang konseling Cukup nyaman

7 Situasi konseling Tenang

8 Perlengkapan konseling Cukup lengkap

2) Hasil Pengamatan Terhadap Tindakan Peneliti

Pada kegiatan sesi konseling ke-1 sampai ke-3 tentang

konsentrasi belajar, maka data yang disusun dan diamati oleh guru

BK yang bertindak sebagai pengamat peneliti adalah sebagai

berikut:

Page 100: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

87

Tabel 25 Lembar Observasi 1 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 1

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √

8 Interpretasi √

9 Mengarahkan √ 10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √

18 Memberi informasi √

19 Merencanakan program bersama klien

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 26

Lembar Observasi 2 pada Siklus 1 untuk Peneliti Proses Konseling Individu Subjek 1

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √

Page 101: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

88

9 Mengarahkan √ 10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 27 Lembar Observasi 3 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 1

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √

5 Menangkap pesan utama √

6 Bertanya membuka percakapan √

7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Page 102: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

89

Tabel 28 Lembar Observasi 1 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 2

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 29 Lembar Observasi 2 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 2

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √

5 Menangkap pesan utama √

6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √

Page 103: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

90

8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 30 Lembar Observasi 3 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 2

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, √

Page 104: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

91

dan menutup sesi konseling

Tabel 31 Lembar Observasi 1 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 3

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 32 Lembar Observasi 2 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 3

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √

Page 105: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

92

5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 33 Lembar Observasi 3 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 3

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √

Page 106: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

93

19 Merencanakan program bersama klien

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 34 Lembar Observasi 1 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 4

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 35 Lembar Observasi 2 pada Siklus 1 untuk Peneliti

Proses Konseling Individu Subjek 4

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √

Page 107: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

94

2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √ 17 Memberi nasehat √ 18 Memberi informasi √ 19 Merencanakan program bersama

klien √

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

Tabel 36

Lembar Observasi 3 pada Siklus 1 untuk Peneliti Proses Konseling Individu Subjek 4

No Aktifitas/Tahapan Konseling Keterangan

Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Perilaku attending √ 2 Empati √ 3 Refleksi √ 4 Eksplorasi √ 5 Menangkap pesan utama √ 6 Bertanya membuka percakapan √ 7 Dorongan minimal √ 8 Interpretasi √ 9 Mengarahkan √

10 Menyimpulkan sementara √ 11 Konfrontasi √ 12 Fokus √ 13 Memimpin √ 14 Menjernihkan √ 15 Memudahkan √ 16 Mengambil inisiatif √

Page 108: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

95

17 Memberi nasehat √

18 Memberi informasi √

19 Merencanakan program bersama klien

20 Menyimpulkan, mengevaluasi, dan menutup sesi konseling

d. Refleksi

Pada siklus I yang telah diselenggarakan di peroleh temuan,

bahwa layanan konseling individu telah dilaksanakan oleh peneliti

dengan baik. Perlakuan pada siklus I tersebut menjadikan peserta didik

mampu mangatasi masalah gangguan konsentrasi belajar yang dihadapi

dengan baik. Penyelenggaraan layanan konseling individu pada siklus I

dapat dikatakan telah berhasil dipergunakan untuk membuat peserta

didik mengerti dan memahami mengenai konsentrasi belajar.

Keberhasilan siklus I ini terlihat pada sesi konseling 1 klien

belum menunjukkan keinginan untuk meningkatkan prestasinya, belum

menunjukkan sikap peduli, berpura-pura, bohong dan lain-lain, dan

menunjukkan tingkah laku mudah tersinggung, murung, pemarah,

bingung, cemberut, sedih dan lain-lain. Sedangkan pada sesi konseling

2 klien mulai menunjukkan keinginan untuk meningkatkan prestasinya,

mulai menunjukkan sikap peduli, tidak berpura-pura, tidak bohong dan

lain-lain, dan mulai menunjukkan tingkah laku tidak mudah

tersinggung, tidak murung, tidak pemarah, tidak bingung, tidak

cemberut, gembira, tidak sedih, dan lain-lain. Kemudian pada sesi

konseling 3 klien sudah menunjukkan keinginan untuk meningkatkan

Page 109: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

96

prestasinya yaitu dengan membuat komitmen dengan peneliti untuk

merubah kebiasaan buruk dalam belajar dan belajar lebih rajin lagi,,

sudah menunjukkan sikap peduli, tidak berpura-pura, tidak bohong, dan

lain-lain, dan sudah menunjukkan tingkah laku tidak mudah

tersinggung, tidak murung, tidak pemarah, tidak bingung, tidak

cemberut, gembira, tidak sedih, dan lain-lain.

D. Profil Konsentrasi Belajar Peserta Didik Setelah Diberikan Layanan

Konseling Indivdiu

Penelitian akhir ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang profil

konsentrasi belajar peserta didik (n = 4) di MTs Muslimat NU Palangka Raya

tahun pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian akhir ini menunjukkan

meningkatnya konsentrasi belajar peserta didik setelah diberikan layanan

konseling individual.

Hasil penelitian akhir menemukan bahwa profil konsentrasi belajar

peserta didik secara umum menunjukkan adanya variasi dengan urutan berada

pada kategori tinggi 40%, sedang 32,5%, dan rendah 27,5% dengan skor rata-

rata sebesar 40, skor minimal 37, skor maksimal 131, dan standar deviasi

sebesar 22,5. Secara lebih rinci profil konsentrasi belajar peserta didik

berdasarkan hasil penelitian akhir disajikan pada tabel berikut.

Tabel 37 Profil Konsentrasi Belajar Peserta Didik Secara Umum

No. Pedoman Skor Frek Persentase Kategori

1 X > (Me+1s) X > 90 13 32,5% Tinggi

2 (Me-1s) < X < (Me+1s) 45 < X < 90 16 40% Sedang

3 X < (Me-1s) X < 45 11 27,5% Rendah

Page 110: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

97

Total 40 100%

1. Profil Konsentrasi Belajar Peserta Didik Tiap Indikator

Pertama, pada indikator prestasi belajar menunjukkan temuan 100%

pada kategori tinggi. Secara lebih rinci paparan tentang kategori

konsentrasi belajar diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 38 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Prestasi Belajar

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 20 4 100% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 10 < X < 20 Sedang

X < (Me-1s) X < 10 Rendah

Total 4 100%

Kedua, pada indikator hasil yang dicapai seimbang dengan usaha

yang dilakukan menunjukkan temuan 100% pada kategori tinggi. Secara

lebih rinci paparan tentang kategori konsentrasi belajar diuraikan pada

tabel berikut.

Tabel 39 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Hasil Belajar yang Dicapai

Sesuai dengan Usaha yang Dilakukan

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 20 4 100% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 10 < X < 20 Sedang

X < (Me-1s) X < 10 Rendah

Total 4 100%

Ketiga, pada indikator cepat dalam melakukan tugas-tugas belajar

menunjukkan temuan 75% pada kategori tinggi dan 25% pada kategori

Page 111: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

98

sedang. Secara lebih rinci paparan tentang kategori konsentrasi belajar

diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 40 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Cepat dalam

Melakukan Tugas-tugas Belajar

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 20 3 75% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 10 < X < 20 1 25% Sedang

X < (Me-1s) X < 10 Rendah

Total 4 100%

Keempat, pada indikator sikap yang wajar menunjukkan temuan

100% pada kategori tinggi. Secara lebih rinci paparan tentang kategori

konsentrasi belajar diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 41 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Sikap yang Wajar

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 20 4 100% Tinggi

(Me-1s) < X < (Me+1s) 10 < X < 20 Sedang

X < (Me-1s) X < 10 Rendah

Total 4 100%

Kelima, pada indikator tingkah laku tidak yang berlainan

menunjukkan temuan 100% pada kategori tinggi. Secara lebih rinci

paparan tentang kategori konsentrasi belajar diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 42 Profil Konsentrasi Belajar Indikator Tingkah Laku yang

Tidak Berlainan

Pedoman Skor Frekuensi Persentase Kategori

X > (Me+1s) X > 20 4 100% Tinggi

Page 112: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

99

(Me-1s) < X < (Me+1s) 10 < X < 20 Sedang

X < (Me-1s) X < 10 Rendah

Total 4 100%

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 43 Hasil Layanan Konseling Individu

No Indikator Sebelum

Layanan

Sesudah

Layanan

1 Menunjukkan prestasi belajar 32,5% 100%

2 Hasil belajar yang dicapai seimbang

dengan usaha yang dilakukan

32,5% 100%

3 Cepat dalam melakukan tugas-tugas

belajar

27,5% 75,5%

4 Menunjukkan sikap yang wajar 27,5% 100%

5 Menunjukkan tingkah laku yang tidak

berlainan

27,5% 100%

Hasil layanan konseling individu yang diberikan kepada 4 orang

peserta didik kelas VIII B di MTs Muslimat NU Palangka Raya untuk

membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang menggangu

konsentrasi belajar. Konseling individu yang diberikan melalui 3 sesi

konseling di siklus I.

Tabel di atas menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan

konsentrasi belajar peserta didik dapat di terapkan melalui layanan

konseling individu. Hal ini terlihat pada (1) indikator yang menunjukkan

prestasi belajar sebelum diberikan layanan konseling individual 32,5%

Page 113: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

100

pada kategori rendah, setelah diberikan layanan konseling Individual

meningkat pada skor 100%, (2) indikator hasil yang dicapai seimbang

dengan usaha yang dilakukan sebelum diberikan layanan konseling

individual 32,5% pada kategori rendah, setelah diberikan layanan

konseling individual meningkat pada skor 100%, (3) indikator cepat dalam

melakukan tugas-tugas belajar sebelum diberikan layanan konseling

individual 27,5% pada kategori rendah, setelah diberikan layanan

konseling individual meningkat pada skor 75,5%, (4) indikator

menunjukkan sikap yang wajar sebelum diberikan layanan konseling

individual 27,5% pada kategori rendah, setelah diberikan layanan

konseling individual meningkat pada skor 100%, dan (5) indikator

menunjukkan tingkah laku yang tidak berlainan sebelum diberikan layanan

konseling individual 27,5% pada kategori rendah, setelah diberikan

layanan konseling individual meningkat pada skor 100%.

Tabel 44 Peningkatan Konsentrasi Belajar

Subjek Free Tes Post Tes

AW 37 101

FA 37 107

ZA 38 111

SU 38 116

Dengan demikian dapat diketahui bahwa upaya untuk

meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik dapat diupayakan dengan

Page 114: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

101

layanan konseling individu. Hasil ini terlihat setelah siklus I dilaksanakan.

Peserta didik mulai membuka diri yang sebelumnya sangat sulit untuk

diketahui sebab gangguan konsentrasi belajar yang dihadapi, kemudian

memahami sebab masalah dan mampu menemukan penyelesaian

masalahnya sendiri setelah diberikan layanan konseling individu.

Berdasarkan data yang sudah dipaparkan di atas dapat dikatakan bahwa

dalam penelitian ini berhasil dilaksanakan, hal ini terlihat karena dalam

tindakan yang dilaksanakan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan

penelitian.

Peneliti menggunakan layanan konseling individu dapat

meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik. Seperti yang dikemukakan

oleh Carkhuff dan Gordon (dalam Willis, 2013:22) mengatakan bahwa

“tujuan konseling adalah agar setelah mengikuti proses konseling seorang

klien akan mampu bekerja dan hidup lebih efektif dalam segala hal seperti

belajar, berkarya, berkeluarga dan sebagainya”.

Page 115: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

102

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisa data, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan

konsentrasi belajar 4 orang peserta didik kelas VIII B di MTs Muslimat NU

Palangka Raya setelah diberikan layanan konseling individu. Pada siklus I

konseling individu (1) indikator yang menunjukkan prestasi belajar free tes

32,5% pada kategori rendah, post tes 100% meningkat pada kategori tinggi, (2)

indikator hasil belajar yang dilakukan seimbang dengan usaha yang dilakukan

free tes 32,5% pada kategori rendah, post tes 100% meningkat pada kategori

tinggi, (3) indikator cepat dalam melakukan tugas-tugas belajar free tes 27,5%

pada kategori rendah, post tes 75,5% meningkat pada kategori tinggi, (4)

indikator menunjukkan sikap yang wajar free tes 27,5% pada kategori rendah,

post tes 100% meningkat pada kategori tinggi, (5) indikator menunjukkan

tingkah laku yang tidak berlainan free tes 27,5% pada kategori rendah, post tes

100% meningkat pada kategori tinggi

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kesimpulan yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat disampaikan rekomendasi sebagai

berikut:

1. Bagi kepala sekolah semoga selalu memberikan dukungan penuh terhadap

pelaksanaan program bimbingan dan konseling khususnya layanan

102

Page 116: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

103

konseling individu yang dapat meningkatkan konsentrasi belajar peserta

didik.

2. Bagi guru bimbingan dan konseling agar selalu melaksanakan program

layanan konseling individu di sekolah sehingga peserta didik dapat

mengatasi gangguan konsentrasi belajar.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat memberikan layanan bimbingan dan

konseling lainnya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi masalah

gangguan konsentrasi belajar di sekolah.

4. Bagi peserta didik diharapkan agar selalu mengikuti kegiatan layanan

konseling individu di sekolah agar dapat meningkatkan konsentrasi belajar

dan meningkatkan prestasinya.

Page 117: KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SKRIPSI OLEH: … · Menurut Redja Mudyahardjo (2012:3) mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

104

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hakim, Thursan. 2005. Mengetasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta: Puspa Swara

Hellen. 2002. Bimbingan Konseling dalam Islam. Jakarta: PT. Interman

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Cetakan ke-8. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Mudyaharjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Mamang Etta dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suryono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suwarjo dan Eva Eliasa, Emania. 2012. 55 Permainan Dalam Bimbingan dan

Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers Willis, Sofyan. 2013. Konseling Individu Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta

Wiriaattmadja Rochiati. 2012. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2011. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset