Kedudukan dan Fungsi Hadits

15
KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS

description

 

Transcript of Kedudukan dan Fungsi Hadits

Page 1: Kedudukan dan Fungsi Hadits

KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS

Page 2: Kedudukan dan Fungsi Hadits

KEDUDUKAN HADITS

Dalil Hadits

Rasulullah SAW.

Kedudukan hadits dalam Islam tidak dapat

diragukan lagi, karena

terdapat penegasa

n yang banyak,

baik didalam

Al-Qur’an maupun dalam Hadits Nabi

Muhammad SAW sendiri, yaitu

sebagai berikut:

Ijma’ Ulama

Dalil Al-Qur’an

Page 3: Kedudukan dan Fungsi Hadits

KEDUDUKAN HADITS

1. Dalil Al-Qur’anBanyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan

tentang wajib mengikuti Allah yang digandengkan dengan ketaatan mengikuti Rasulnya, diantaranya, yaitu: وانزل يديه مصدقالمابين بالحق الكتب عليك نزل

: عمران ) ال (3التورىةواالنجيلة “Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-

Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (Q. S. Ali ‘Imran (3): 3).

Page 4: Kedudukan dan Fungsi Hadits

Di samping itu, masih banyak ayat yang mewajibkan taat kepada Rasul secara khusus dan terpisah, karena barang siapa taat kepada Rasul, karena beliau adalah Rasul yang menyampaikan hukum-hukum Allah kepada makhluknya, maka pada hakikatnya dia tak lain taat kepada Allah SWT. Diantara ayat-ayat tersebut, yaitu:

Q.S. An-Nisa (4): 59; Q.S. Al-Maidah (5): 92; Q.S. An-Nur (24): 54; Q.S. An-Nisa (4): 65 dan 80; Q.S. Ali ‘Imran (30: 31; Q.S. An-nur (24): 56, 62, dan 63; Q.S. Al-A’raf (7): 158; Q.S.An-Nisa (4): 80; Q.S. Ali-Imran (3): 31.

Page 5: Kedudukan dan Fungsi Hadits

2.Dalil Hadits Rasulullah SAW. Di samping banyak ayat Al-Qur’an yang

menjelaskan kewajiban mengikuti semua yang disampaikan Nabi, banyak juga hadits Nabi SAW yang menegaskan kewajiban mengikuti ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi SAW, yaitu sebagai berikut:

ا م$ ب&ه& ك(ت+م( ت$م$س. إ&ن( ا م$ $ب$ذ5ا أ ا ل9و( ت$ض& ل$ن( ي(ن& ر$ م(أ$ ي(ك+م( ف& ك(ت+ ت$ر$

.) ( . الحاكم رواه ل&ه& و( س+ ر$ ن.ة$ و$س+ اللLه& ك&ت$اب$ Artinya: “Aku tinggalkan dua pusaka pada kalian. Jika

kalian berpegang kepada keduanya,niscaya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasul-Nya.” (H.R. Al-Hakim dari Abu Hurairah).

Hadits-hadits tersebut menjelaskan bahwa berpegang teguh pada hadits itu wajib, sebagaimana berpegang teguh pada Al-Qur’an.

Page 6: Kedudukan dan Fungsi Hadits

3.Ijma’ Ulama Umat Islam telah sepakat menjadikan hadits

sebagai salah satu dasar beramal, karena sesuai dengan yang dikehendaki Allah.

Banyak sekali peristiwa yang menunjukkan hadits sebagai sumber hukum Islam, diantaranya:

Ketika Abu Bakar dibai’at menjadi khalifah, ia pernah berkata “saya tidak pernah meninggalkan sedikitpun sesuatu yang diamalkan/dilaksanakan oleh Rasulullah, sesungguhnya saya takut tersesat jika meninggalkan perintahnya.”

Saat Umar berada di depan hajar aswad ia berkata: “saya tahu bahwa engkau adalah batu, seandainya saya tidak melihat Rasulullah menciummu, saya tidak akan menciummu.”

Page 7: Kedudukan dan Fungsi Hadits

4.Petunjuk Akal

Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul yang telah diterima dan diakui oleh Umat Manusia. Secara logika, mengharuskan kepada kita untuk mentaati dan mengamalkan ajaran Rasul baik dari Al-Qur’an maupun hadits.

 

Page 8: Kedudukan dan Fungsi Hadits

Fungsi Hadits Terhadap al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan oleh Alah SWT bagi umat manusia agar dapat dipahami isi kandungannya. Rasulullah diperintahkan untuk menjelaskan isi kandungannya melalui hadits-haditsnya. Oleh karena itu, hadits Nabi berfungsi sebagai penjelas (bayan) bagi Al-qur’an.

Penjelasan yang diberikan Rasulullah terhadap al-Qur’an sejalan dengan perintah yang diberikan Allah kepada beliau, seperti firmannya dalam Q.S. An-Nahl (16): 44:

اليهم نزل ما للناس لتبين الذكر اليك وانزلنا والزبر بالبينتيتفكرون ولعلهم

“keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan kami turunksn kepadamu Al-Qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”.(Q. S. An-Nahl (16): 44).

Page 9: Kedudukan dan Fungsi Hadits

Berikut adalah bagan daripada macam-macam Hadits sebagai bayan Al-Qur’an secara terperinci:

Page 10: Kedudukan dan Fungsi Hadits

1.Bayan At-Taqrir

Bayan At-Taqrir disebut juga bayan at-ta’kid dan bayan al-itsbat, yang dimaksud bayan ini, bahwa hadits berfungsi untuk memperkuat dan memperkokoh apa yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an.

Contoh:(. مسلم ) رواه فأفطروا رأيتموه وإذا فصوموا الهالل رأيتم فإذا

“Apabila kalian melihat (ru’yah) bulan, maka berpuasalah, juga apabila melihat (ru’yah) itu, maka berbukalah.” (HR Muslim).

Hadits ini mentaqrir ayat Al-qur’an: “Maka barang siapa mempersaksikan bulan (hilal)

diantara kamu, maka berpuasalah”(Q.S. Al- Baqaroh (2): 185).

Page 11: Kedudukan dan Fungsi Hadits

2.Bayan At-Tafsir

Bayan At-Tafsir merupakan fungsi hadits untuk memberikan tafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat umum, contoh:

البخاري ) رواه أصل~ي رايتموني كما ~وا ).صل “Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku

shalat”. Hadits ini menjelaskan bagaimana mendirikan

shalat. Sebab dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan secara rinci. Salah satu ayat yang memerintahkan shalat adalah ayat Q.S. Al baqaroh (2):43).

Page 12: Kedudukan dan Fungsi Hadits

3.BAYAN TAKHSHISH 4.BAYAN TA’YIN

Di dalam Al-Qur’an, banyak terdapat ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum. Dalam keadaan ayat serupa itu, hadits memberikan penjelasan tentang kekhususannya. Di dalam Al-qur’an dikatakan bahwa anak-anak dapat mempusakai orang tua nya dan keluarganaya, yang difirmankan secara umum dalam Q.S An-nisa (4):11). Hukum dalam ayat tersebut bersifat umum, artinya bahwa setiap anak berhak mendapat harta pusaka ahli waris dan bagian anak laki-laki dua kali bagian anak perempuan. Ayat ini dikhususkan oleh hadits yang berbunyi:

رواه ) شيئا المقتول من القاتل اليرث~سائي ).الن

“seorang pembunuh tidak boleh mewarisi harta orang-orang yang dibunuh sedikitpun”.(H.R. An-Nasai).

Yang dimaksud bayan ta’yin adalah bahwa hadits berfungsi menentukan mana yang dimaksud antara dua atau tiga perkara yang mungkin dimaksud oleh Al-Qur’an . Dalam (Q.S. Al-Baqarah (2): 228). Yang artinya “Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’ Lafadz quru ‘ dalam ayat diatas mempunyai arti haidh dan suci. Oleh karena itu, apakah yang dimaksud ayat itu iddah perempuan yang ditalak itu tiga kali haid atau tiga kali suci. Hal ini dapat dijelaskan lewat hadits yang kedudukannya sebagai ta’yin dari dua masalah itu :

( ابو رواه حيضتان وعد~تها ثنتان األم~ة طالق~رمذي .) والت داود

“Talak budak dua kali dan iddahnya dua kali haidh.” (H.R. Abu Daud, Turmudzi, dan hakim).

Page 13: Kedudukan dan Fungsi Hadits

5.BAYAN TAQYID BAYAN NASAKH

Yang dimaksud dengan bayan taqyid adalah bahwa hadits berfungsi untuk memberikan persyaratan/batasan ayat-ayat Al-qur’an yang masih bersifat mutlaq, Misalnya yang terdapat dalam makna “yadun” dalam ayat berikut:

والسارقة والسارقفاقطعوايديهماخزاءبماكسبانكاالمن

عزحكيم Q.S. Al-Maidah) ”.)الله(5):38).

Perintah memotong dalam ayat tersebut masih belum jelas batasannya. Apakah tangan sebelah kiri atau tangan kanan mereka. Untuk itu Hadits Nabi menjelaskan batasannya secara rinci sebagaimana dalam hadits:

الله صل رسواللله Lأن هريرة أبي عنسرق إن السذارق في قال وسلم عليهيده فاقطعوا سرق إن Lثم يده فاقطعوا

رواه ) رجله فاقطعوا سرق إن Lثمافعي Lالش(

“Dari Abu Hurairah R.A., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda mengenai pencurian:

Jika ia mencuri (kali pertama) potonglah salahsatu tangannya, kemudian jika ia mencuri (yang kedua kali) potonglah salahsatu kakinya, kemudian jika ia mencuri (yang ketiga kali), potonglah tangannya (yang lain), kemudian jika ia mencuri (keempat kali), potongalah kakinya (yang lain).(H.R. Syafi,i).

Al-Qur’an. Seperti dalam hadits:

لوارث ~ة وصيي Maksudnya haditsالberfungsi untuk melakukan perubahan terhadap apa-apa yang telah ditetapkan oleh ayat- ayat

“Tidak ada wasiat bagi ahli warits”

Hadits ini menasakh ayat Al-Qur’an.

Namun demikian, Imam Syafi’i menolak nasakh ayat Al-Qur’an dengan hadits . menurutnya hadits tidak dapat menasakh ayat Al-Qur’an, karena hadits mengikuti ketetntuan yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an.

Page 14: Kedudukan dan Fungsi Hadits

7.BAYAN TASRYI’ 8.BAYAN BASHTI Yang dimaksud dengan bayan

Tasyri’ adalah mewujudkan suatu hukum atau ajaran- ajaran yang tidak didapati dalam Al-Qur’an, atau dalam Al-Qur’an hanya terdapat pokok-pkoknya saja.

Contohnya ketetapan hukum tentang laki-laki yang memaki emas dan sutera :

لنسائهم وحالل أمLتي رجال حرام هذه “Dan perkara ini (memakai emas

dan sutera) diharamkan bagi umatmu yang laki-laki, dan dihalalkan bagi yang perempuan.”(H.R. Baihaqi).

Menurut Ibnu Qoyyim, hadits-hadits Rasulullah SAW, yang berupa tambahan terhadap Al-Qur’an merupakan kewajiban atau aturan yang harus di taati, tidak boleh menolak atau mengingkarinya, dan hal tersebut bukan berarti Rasulullah saw. Mendahului Al-Qur’an melainkan semata-mata karena perintah Allah SWT.

o Menurut Imam Malik, bayan Basthi adalah memanjangkan keterangan bagi apa yang diringkaskan keterangannya oleh Al-Qur’an,seperti ayat yang artinya “Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, Padahal bumi itu Luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

o Kisah yang dimaksud ini telah diperpanjang oleh hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Turmudzi, An-Nasa’I, dan Ibnu majah dengan Sabda Nabi saw. Yang mencegah orang berbicara dengan orang yang tiga itu, yaitu Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’, mereka disalahkan karena tidak ikut berperang.

 

Page 15: Kedudukan dan Fungsi Hadits

TERIMA KASIHورحمةالله عليكم والسلم

وبركاة