Kedudukan Dan Fungsi Evaluasi

161
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Arifin (1988) evaluasi mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. Sedangkan menurut Witherington dalam Arifin (1988) mengatakan bahwa ”an evaluation is a declaration that some things has or does not have value”. Sehingga dalam hal ini evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai atau tidak mempunyai nilai. Jadi kedua rumusan diatas dianalisis lebih lanjut, maka ada dua hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu: Pertama, bahwa evaluasi merupakan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Tindakan ini mengandung maksud untuk memberikan arti atau makna dari kejadian itu sehingga dapat diproses lebih lanjut. Kedua, bahwa evaluasi dimaksudkan untuk menentukan nilai sesuatu, sehingga dari hasil evalusi kita dapat menentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Perbedaan antara penilaian dan pengukuran, pengukuran merupakan suatu proses untuk melakukan penilaian. Evalusi bertujuan untuk mengetahui apakah suatu pengajaran efektif atau tidak serta untuk mengetahui apakah pengajaran sudah tercapai atau belum. Fungsi evaluasi yaitu untuk: memberi umpan balik pada guru mengenai program pengajaran yang dilaksanakan, untuk menentukan keberhasilan/kemajuan belajar siswa, untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang

description

EVALUASI

Transcript of Kedudukan Dan Fungsi Evaluasi

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangMenurut Arifin (1988) evaluasi mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. Sedangkan menurut Witherington dalam Arifin (1988) mengatakan bahwa an evaluation is a declaration that some things has or does not have value. Sehingga dalam hal ini evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai atau tidak mempunyai nilai. Jadi kedua rumusan diatas dianalisis lebih lanjut, maka ada dua hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu:Pertama, bahwa evaluasi merupakan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Tindakan ini mengandung maksud untuk memberikan arti atau makna dari kejadian itu sehingga dapat diproses lebih lanjut.Kedua, bahwa evaluasi dimaksudkan untuk menentukan nilai sesuatu, sehingga dari hasil evalusi kita dapat menentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.Perbedaan antara penilaian dan pengukuran, pengukuran merupakan suatu proses untuk melakukan penilaian. Evalusi bertujuan untuk mengetahui apakah suatu pengajaran efektif atau tidak serta untuk mengetahui apakah pengajaran sudah tercapai atau belum. Fungsi evaluasi yaitu untuk: memberi umpan balik pada guru mengenai program pengajaran yang dilaksanakan, untuk menentukan keberhasilan/kemajuan belajar siswa, untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai minat dan kemampuan siswa, untuk mengetahui latar belakang kesulitan belajar siswaB.Rumusan Masalah1.Apa yang dimaksud Evaluasi ?2.Apa Tujuan Evalusai ?3.Sejauh manaKedudukan Evaluasi Dalam Proses Pendidikan?BAB IIPEMBAHASANA.Pengertian EvaluasiKata evaluasi merupakan pengindonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian. Kata kerjanya adalah evaluate yang berarti menaksir atau menilai. Sedangkan orang yang menilai atau menaksir disebut sebagai evaluator (Echols, 1975).[1]Secara harfiah kata evaluasi berasal daribahasa Inggris Evaluation; dalam bahasa Arab: al-taqdir; dalambahasa Indonesia berarti: penilaian. Asalkatanya adalah value; dalam Babasa Arab ; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan (educationnal evaluation = al-Taqdir al-Tarbawiy) dapat diartikan sebagai penilaian-penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.Beberapa tentang pengertian evaluasi pendidikan, di tanah air kita, lembaga administrasi negara mengemukakan batasan mengenai Evaluasi Pendidikan sebagai berikut:1.Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibanding tujuanyang telah ditentukan;2.Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikanSecara teminologis, evaluasi dikemukak oleh para ahli sebagai berikut:1.Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan berkenaandengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.2.Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai berikut: suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, patokan-patokan mana mengandung pengertian baik tidak baik, memadai tidak memadai, memenuhi syarat tidak memenuhi symat dengan perkataan lain kita menggunakan Value Judgement.Berdasarkan pengertian pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menentukan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu Tujuan. Evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar pembelajar dengan menentukan patokan patokan tertentu guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.B. Tujuan EvaluasiTujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu Tujuan Umum dan tujuan khusus. L. Pasaribu dan Simanjuntak, menegaskan bahwa :1. Tujuan Umum dari Evaluasi adalah ;a)Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan muriddalam mencapai tujuan yang diharapkan.b)Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yangdidapat.c)Menilai metode mengajar yang dipergunakan2. Tujuan Khusus adalah ;a)Merangsang kegiatan siswab)Menemukan sebab-sebab kemajuan/kegagalanc)Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangandan bakat siswa yang bersangkutan.d)Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yangdiperlakukan orang tua dan lembaga pendidikan.e)Memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.Depdiknas (2003:6) mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk:1.Melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar.[2]2.Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru.3.Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar-mengajar.4.Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selamakegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya.5.Menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat sesuaidengan kemampuannya.C. Jenis-jenis Evaluasi1.Evaluasi Formatifa.Fungsi Evaluasi Formatif yaitu untuk memperbaiki proses belajar mengajar kearah yang lebih baik, memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan.b.Tujuannya adalah untuk mengetahui hingga dimana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.c.Aspek-aspek yang dinilai yaitu yang berkenaan dengan hasil kemajuan belajar murid meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan.d.Waktu pelaksanaan yaitu setiap pelaksanaan satuan program belajar mengajar2.Evaluasi Sumatifa.Fungsi Evaluasi Sumatif yaitu untuk menentukan angka nilai murid setelah mengikuti program pengajaran dalam satu catur wulan, semester akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan. Dan untuk memperbaiki situasi proses beljar mengajar kearah yang lebih baik serta untuk kepentingan penilaian selanjutanya.b.Tujuannya untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan program bahan pengajaran dalam satu catur wulan, semester, akhir tahun atau akhir suatu program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.c.Aspek-aspek yang dinilai adalah kemajuan belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah diberikan.3.Evaluasi Placement (Penempatan)a.Fungsi dari Evaluasi Placement adalah untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh pribadinya agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisinys ysng tepat.b.Tujuannya yaitu untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru.c.Aspek-aspeknya yaitu mengenai keadaan fisik, psikis, bakat, kemampuan/pengetahuan, keterampilan sikap dan lain-lain serta aspek yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan nak selanjutnya.d.Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar yang permulaan atau anak tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu tingkat tertentu4.Evaluasi Diagnostika.Fungsi Evaluasi Diagnostik ini berfungsi untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu dan bagaimana usaha untuk memecahkannya.b.Tujuan dari evaluasi diagnostik ini untuk mengatasi / membantu pemecahan kesulitan/hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi/keseluruhan program pengajaran.c.Aspek-aspek dari evaluasi ini yaitu dari hasil belajar, latar belakang kehidupan anak, keadaan keluarga lingkungan dan lain-lain.d.Pelaksanaannya dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.D. Fungsi Evaluasi1.Fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:a.Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga peserta didik merasakan kepuasan dan ketenangan.b.Secara sosiologis,untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya,c.Secara didaktis-metodis,evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentusesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing.d.Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang.e.Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya.f.Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan tingkat/kelas.g.Secara administratif,evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah, guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri.[3]2.Fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi itu sendiri, yaitu :a.Formatif,yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.b.Sumatif,yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi belajar.c.Diagnostik,yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.d.Evaluasi Placement (Penempatan)yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan kemampuannya.E. Kedudukan Evaluasi Dalam Proses PendidikanKedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi atom diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran.Evaluasi juga punya kedudukan yang tak terpisahkan dari belajar dan pembelajaran secara keseluruhan, karena strategi belajar dan pembelajaran, proses belajar dan pembelajaran menempatkan evaluasi sebagai salah satu langkahnya. Hampir semua ahli prosedur sistem instruksional menempatkan evaluasi ini sebagai langkah-langkahnya. Perhatikan pula langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli berikut, pasti kita akan tahu betapa tidak dapat terpisahkan evaluasi tersebut dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran.

BAB IIIKESIMPULANA.KesimpulanKata evaluasi merupakan pengindonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian.Tujuan Umum dan tujuan khususa)Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.b)Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yangdidapat.Tujuan khususa)Merangsang kegiatan siswab)Menemukan sebab-sebab kemajuan/kegagalanc)Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,perkembangandan bakat siswa yang bersangkutan.d)Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswayang diperlakukan orang tua dan lembaga pendidikan.e)Memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metodemengajar.Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKAJuniarari, Makalah-kedudukan-evaluasi-dalam-proses , dalamhttp://juniarari.blogspot.com/2011/11/makalah-kedudukan-evaluasi-dalam-proses.html, diakses pada hari sabtu 04 Oktober 2014Bundafarida, Makalah-evaluasi-pendidikan-Islam ,dalamhttp://bundarafida.blogspot.com/2012/12/makalah-evaluasi-pendidikan-islam.html, diakses pada hari kamis 09 Oktober 2014

Pengertian Evaluasi (Penilaian), Pengukuran, Tes,dan AsesmenKali ini blogptk (penelitian tindakan kelas) dan model-model pembelajarankembali mengangkat topik penilaian,setelah sebelum menulis tentang Prinsip-Prinsip Penilaian, kemudian tentang Penilaian Afektif, dan juga Penilaian Psikomotor. Topik kali ini bersifat mendasar sekali, yaitu tentang pengertian evaluasi, pengertia penilaian, pengertian pengukuran, pengertian tes, dan pengertian asesmen. Topik ini tampaknya sangat menarik dan perlu untuk dibahas karena begitu simpang siurnya definisi istilah-istilah tersebut di internet. Setelah melakukan kajian terhadap berbagai definisi tentang evaluasi, penilaian, tes, pengukuran, hingga asesmen, maka dapatlah dibuat artikel ini yang tujuannya untuk mendudukkan kembali semua istilah itu pada tempatnya yang tepat. Pada tulisan ini kami hanya mengambil definisi-definisi dari para ahli yang telah diakui kredibilitasnya di bidang pendidikan dan psikologi pendidikan.Pengertian Evaluasi (Penilaian) Menurut Para AhliSudiono, Anas (2005) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang artinya nilai. Jadi istilah evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003):Evaluation The systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives.(Artinya: Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional).Mardapi, Djemari (2003), penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.Kesimpulan Tentang Pengertian Evaluasi:Evaluasi berasal dari akar kata bahasa Inggris value yang berarti nilai, jadi istilah evaluasi sinonim dengan penilaian.Evaluasi merupakan proses sistematis dari mengumpulkan, menganalisis, hingga interpretasi (menafsirkan) data atau informasi yang diperoleh.Data atau informasi diperoleh melalui pengukuran (measurement) hasil belajar.melalui tes atau nontes.Evaluasi bersifat kualitatif.Pengertian Pengukuran (Measurement) Menurut Para AhliAlwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angkaArikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.Cangelosi, James S. (1995), pengukuran adalah proses pengumpulan data secara empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.Kesimpulan Tentang Pengertian Pengukuran:Kegiatan pengukuran dilakukan dengan membandingkan hasil belajar dengan suatu ukuran tertentu.Dilakukan dengan proses sistematis.Hasil pengukuran berupa besaran kuantitatif (sistem angka).Pengukuran menggunakan alat ukur yang baku.Pengertian Asesmen Menurut Para AhliAngelo T.A.(1991):Classroom Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early and often, on how well their students are learning what they are being taught.(Artinya: asesmen Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat digunakan untuk mengumpulkan umpan balik, baik di awal maupun setelah pembelajaran tentang seberapa baik siswa mempelajari apa yang telah diajarkan kepada mereka.)Kizlik, Bob (2009):Assessment is a process by which information is obtained relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term that includes testing. A test is a special form of assessment. Tests are assessments made under contrived circumstances especially so that they may be administered. In other words, all tests are assessments, but not all assessments are tests.(Artinya : asesmen adalah suatu proses dimana informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Asesmen adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah bentuk khusus dari asesmen. Tes adalah salah satu bentuk asesmen. Dengan kata lain, semua tes merupakan asesmen, namun tidak semua asesmen berupa tes)Overton, Terry (2008):Assesment is a process of gathering information to monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition of test, an assesment may include a test, but also include methods such as observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam definisi saya tentang tes, suatu asesmen bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri dari berbagai metode seperti observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan sebagainya).Palomba and Banta(1999),Assessment is the systematic collection , review , and use of information about educational programs undertaken for the purpose of improving student learning and development(Artinya: asesmen adalah pengumpulan, reviu, dan penggunaan informasi secara sistematik tentang program pendidikan dengan tujuan meningkatkan belajar dan perkembangan siswa).Kesimpulan Tentang Pengertian Asesmen:Asesmen merupakan metode dan proses yang digunakan untuk mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa belajar.Dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah), maupun saat pembelajaran sedang berlangsung.Asesmen dapat berupa tes atau nontes.Asesmen berupa nontes misalnya penggunaan metode observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dsb.Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.Bertujuan meningkatkan belajar (pembelajaran) dan perkembangan siswa.Pengertian Tes Menurut Para AhliWayan Nurkencana (1993), tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkanOverton, Terry (2008):test is a method to determine a students ability to complete certain tasks or demontstrate mastery of a skill or knowledge of content. Some types would be multiple choice tests or a weekly spelling test. While it commonly used interchangeably with assesment, or even evaluation, it can be distinguished by the fact that a test is one form of an assesment.(Tes adalah suatu metode untuk menentukan kemampuan siswa menyelesaikan sejumlah tugas tertentu atau mendemonstrasikan penguasaan suatu keterampilan atau pengetahuan pada suatu materi pelajaran. Beberapa tipe tes misalnya tes pilihan ganda atau tes mengeja mingguan. Seringkali penggunaannya tertukar dengan asesmen, atau bahkan evaluasi (penilaian), yang mana sebenarnya tes dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan kenyataan bahwa tes adalah salah satu bentuk asesmen.)Kesimpulan Tentang Pengertian Tes:Tes adalah cara atau metode untuk menentukan kemampuan siswa menyelesaikan tugas tertentu atau mendemonstrasikan penguasaan suatu keterampilan atau pengetahuan.Beberapa tipe tes misalnya tes pilihan ganda atau tes mengeja mingguan.Tes adalah salah satu bentuk asesmenDiagram Kedudukan Istilah Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, Asesmen, dan Tes.Perhatikan Gambar berikut, yang merupakan diagram kedudukan istilah evaluasi, penilaian, pengukuran, asesmen, dan tes yang seringkali membingungkan. Diagram dibuat berdasarkan induksi dari pengertian evaluasi (penilaian), penegertian pengukuran, pengertian asesmen, dan pengertian tesmenurut para ahli di atas.

PENGERTIAN, KEDUDUKAN, DAN FUNGSIEVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A.Pengertian Evaluasi PendidikanIstilah evaluasi berasal dari bahasa Inggrisevaluationyang berarti tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan. Dalam bahasa Arab evaluasi dikenal dengan istilahimtihanyang berarti ujian. Dan dikenal pula dengan istilahkhatamansebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan.]Dari segi istilah evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria terentu karena evaluasi adalah proses mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.Jika kata evaluasi tersebut dihubungkan dengan kata pendidikan, maka dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan.Namun demikian, pada umumnya evaluasi pendidikan lebih diarahkan pada upaya untuk mengetahui dengan jelas obyektif terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan.Selain istilah evaluasi, terdapat pula istilah lainnya yang hampir berdekatan, yaitu pengukuran dan penilaian. Sementara orang memang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama, sehingga dalam memaknainya hanya tergantung dari kata mana yang siap untuk diucapkan. Tetapi, sementara yang lain, membedakan ketiga istilah tersebut.B.Kedudukan Evaluasi PendidikanEvaluasi pendidikan memiliki kedudukan yang amat strategis, karena hasil dari kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai input untuk melakukan perbaikan kegiatan pendidikan.Ajaran islam juga menaruh perhatian yang besar terhadap evaluasi tersebut. Allah SWT, dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci Al-Quran memberitahukan kepada kita, bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik.C.Fungsi EvaluasiEvaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar siswa, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Oleh karena itu, inti evaluasi adalah pengadaan informasi bagi pihak pengelola proses belajar-mengajar untuk membuat macam-macam keputusan. Dalam hubungan ini A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi mempunyai berbagai fungsi, yaitu :1.Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan tingkah laku.2.Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari.3.Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar; bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan dikuasainya; dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program-program yang dilaksanakan.4.Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remidial bagi murid.5.Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.6.Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.7.Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar.D.Prinsip EvaluasiDalam pelaksanaan evaluasi perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai dasar pelaksanaan penilaian. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :1.Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif. Yaitu pengukuran yang meliputi aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.2.Evaluasi harus dibedakan antara penskoran dengan angka dan penilaian dengan kategori. Penskoran berkenaan dengan aspek kuantitif (dapati dihitung), dan penilaian berkenaan dengan aspek kualitatif (mutu).3.Sedangkan yang kedua berkenaan dengan penempatan.4.Pemberian nilai hendaknya merupakan bagian intergral dari proses belajar-mengajar.5.Penilaian hendaknya bersifat komparabel artinya dapat dibandingkan antara satu tahap penilaian dengan tahap penilaian lainnya.6.Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri, sehingga tidak membingungkan.Penilaian tersebut dapat berhasil jika dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip berikut :a.Prinsip kesinambungan (kontinuitas); penilaian hendaknya dilakukan secara berkesinambungan.b.Prinsip menyeluruh, maksudnya penilaian harus mengumpulkan data mengenai seluruh aspek kepribadian.c.Prinsip obyektif, penilaian diusahakn agar seobyektif mungkin.d.Prinsip sistematis, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis dan teratur.E.Sasaran EvaluasiPada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi, yakni :1.Segi tingkah laku, artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian, keterampilan murid sebagai akibat dari proses belajar-mengajar.2.Segi pendidikan, artinya penguasaan materi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses belajar-mengajar.3.Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar dan mengajar itu sendiri, yaitu bahwa proses belajar-mengajar perlu diberi penilaian secara obyektif dari guru. Sebab baik tidaknya proses belajar-mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh murid.F.Ciri-ciri Evaluasi dalam PendidikanCiri pertama dari evaluasi dalam pendidikan, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Dalam contoh ini, akan mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan mengerjakan soal.Berkenaan dengan tanda-tanda anak yang pandai atau intelegen, seorang ahli ilmu jiwa pendidikan bernama Carl Witherington, mengemukakan pendapatnya bahwa anak yang intelegen (cerdas) adalah anak yang mempunyai :1.Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.2.Kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik.3.Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru (cepat mengikuti pembicaraan orang lain).4.Kemampuan untuk mengingat-ingat.5.Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan).6.Kemampuan untuk berfantasi.Ciri kedua dari evaluasi pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterpresentasi ke bentuk kualitaitif.Ciri ketiga dari evaluasi pendidikan, yaitu bahwa evaluasi pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap, karena IQ 105 termasuk anak normal. Anak lain yang hasil pengukuran IQ-nya 80, menurut unit ukurannya termasuk anak dungu.Ciri keempat dari penilaian pendidikan adalah bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.Ciri kelima dalam penelitian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian pendidikakn itu sering terjadi kesalahan-kesalahan.G.Prosedur EvaluasiProsedur dalam mengadakan evaluasi dapat dibagi kepada beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut diatasnya :1.Perencanaan2.Pengumpulan data3.Verivikasi data4.Analisa data, dan5.Penafsiran data.Masalah pertama yang harus dilakukan dalam langkah perencanaan ini ialah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar-mengajar yang didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai dalam program belajar-mengajar tersebut.Setelah diketahui tujuan intruksional yang akan dicapai, maka masalah yang kedua adalah menetapkan aspek-aspek yang harus dinilai.Masalah ketiga ialah menentukan metode evaluasi yang akan dipergunakan. Metode ini ditentukan oleh aspek yang akan dinilai. Untuk menilai sikap, misalnya, dipergunakan checklist.Masalah keempat ialah memilih atau menyusun alat-alat evaluasi yang akan dipergunakan.Alat-alat evaluasi ditentukan oleh metode evaluasi yang kita pergunakan. Apabila alat-alat yang akan dipergunakan cukup tersedia, maka tinggal memilih salah satu dari alat tersebut.Masalah kelima ialah menentukan kriteria yang dipergunakan. Setelah alat-alat evaluasi dipilih dan disusun serta telah ditetapkan kriterianya, maka selanjutnya ditentukan frekuensi evaluasi.

Kedudukan Evaluasi Dalam Pendidikan

Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah itu sering lebih dikenal dengan pengajaran dimana terjadi proses belajar-mengajar yang melibatkan banyak factor, baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi/tujuan tertentu yang dicita-citakan untuk dicapainya. Sehingga dalam usaha untuk mencapai misi/tujuan itu semua kegiatan, fasilitas/dana dan daya diorientasikan untuk pencapaian misi/tujuan yang dicita-citakan itu. Sehingga dalam usaha mencapai misi/tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dilakukan sudah sesuai/searah dengan tujuan? Jika ya, sudah sejauuh mana ditempuh? Adakah factor-faktor yang menghambat usaha itu serta bagaimana mengatasinya? Upaya itu menunjuk kepada evaluasi.

Dalam usaha memperoleh pemahaman yang benar tentang evaluasi, perlu ditinjau terlebih dahulu keberadaan evaluasi dalam keseluruhan pendidikan/pengajaran, hakikat evaluasi yang mencngkup pengertian, dasra, tujuan dan fungsinya, prinsip-prinsip yang mendasari beserta persyaratan yang harus dipenuhi serta pendekatan-pendekatan dlam evaluasi pendidikan. Secara singkat dari bab ini akan diperoleh pemahaman yang dimaksud.

A.SistemPengajaran/InstruksionalKurikulum sekolah sekarang ini menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada pencapaian tujuan sehingga tercapainya tujuan merupakan hal yang penting. Oleh karena itu situasi belajar mengajar dipandang dan diperlakukan sebagai suatu system pengajaran yang terkecil dan selanjutnya itulah yang dimaksud dengan system pengajaran/intruksional.

Komponen-komponen dari suatu system pengajaran dalam keadaan yang bagaimanapun juga sekurang-kurangnya ialah:1.Tujuan, yaitu kemampuan dan kelakuan yang diharapkan dikuasai siswa secara langsung setelah selesainya setiap interaksi belajar-mengajar.2.Bahan atau materi pengajaran yang perlu diberikan atau digumuli bersama untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.3.Metode dan alat perlengkapan yang akan digunakan.4.Alat dan prosedur evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari program bagi tercapainya tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

Semua hal di atas merupkan bagian-bagian integral yang tak terpisahkan satu sama lain. Komponen-komponen itu terorganisasi sebagai kesatuan di dalam system. System itulah yang dihasilkan sesuai dengan tingkat saling hubungannya. Tujuan dari system juga merupakan tujuan dari setiap komponen itu, masing-masing tidak mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Hanya kalau semuanya bekerja sama secara harmonis barulah tujuan yang diinginkan dapat dicapai.

Disamping keempat komponen diatas, didalam pelaksanaannya, system intruksional yang pengelolaannya tergantung kepada factor guru tentulah mencakup pula kedua hal ini, yaitu:1.Guru atau pengajar yang mengelola system intruksional. Bersama-sama dengan keempat komponen terdahulu, guru merupakan komponen masukan yang deprogram secara intruksional bagi tercapainya tujuan dal;am rangka system yang sifatnya diwarnai oleh factor guru sebagai pribadi yang menentukan (misalnya pada system intruksional dari PPSI).2.Siswa yang diharapkan mengalami transformasi sehingga mencapai tujuan pendidikan. Ia tak diharapkan untuk lepas sekolah (drop out) sebelum menjadi hasil yang baku sebagai komponen keluaran (output) yang sebenarnya dari pengajaran sebagai system.

B.PengertianEvaluasiPendidikanEvaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Disadari atau tidak, orang sering melakukan evaluasi, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sosialnya atau lingkungan fisiknya. Mulai dari ia berpakaian, ia melihat diri di hadapan kaca untuk mengetahui apakah ia menampilkan diri dalam keadaan yang wajar atau tidak.

Demikian pula halnya dalam peristiwa pendidikan sebagai usaha yang disengaja untuk memungkinkan sesorang siswa mengalami perkembangan melalui proses belajar-mengajar. Program pengajaran dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan tertentu. Tujuan itu ialah supaya siswa mengalami perubahan yang positif. Penilaian berarti usaha untuk mengetahui sejauh mana perubahan itu telah terjadi melalui kegiatan bbelajar mengajar. B.S. Bloom yang dikutip oleh W. Gulo, menyatakan bahwa evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine wether in fact certain changes are taking place in the learns as well as to determine the amount or degree of change in individual students. (B.S. Bloom, et al., 1971). Sesuai dengan pengrtian ini maka cirri pertama dari evaluasi ialah mengukur perubahan. Jika hal ini dihubungkan dengan tujuan pengajaran, maka perubahan yang diinginkan oleh program pengajaran ialah peningkatan kemampuan, baiki kemampuan kognitif-intelektual, sosio-emosional, maupun kemampuan ketrampilan-motorik. Tujuan pengajaran ialah penguasaan perangkat kemampuan yang direncanakan. Cirri kedua dari evaluasi ialah adanya bukti-bukti yang dikumpulkan sebagai dasar penilaian dan evaluasinya. Bukti-bukti ttersebut perlu dideskripsikan secara jelas. Cirri ketiga ialah pengukuran terhadap bukti-bukti yang dideskripsikan itu. Pengukuran ini bersifat kuantitatif. Hasil pengukuran ini disebut skor (score). Yang dimaksud dengan sifat kuantitatif ialah sesuatu yang menampakkan dirinya dalam besaran tertentu.

Selanjutnya Roestiyah N.K. dkk. dalam bukunya Masalah-Masalah Ilmu Keguruan menyebutkan empat pengertian evaluasi menurut deskripsinya, (Roestiyah: 1982) berikut ini.1.Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.2.Evaluasi ialah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab-akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.3.Dalam rangka pengembangan system intruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.4.Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembbangan ilmu telah berada dijalan yang telah diharapkan.

Dari batasan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian evaluasi ialah:1.Merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat;2.Kegiatan yang dimaksud merupakan bagian integral dari pendidikan, sehingga arah dan tujuan evaluasi harus sejalan dengan tujuan pendidikan;3.Evaluasi harus memiliki dan berdasarkan criteria keberhasilan, yaitu keberhasilan dari:a.Belajar muridb.Mengajar guru danc.Program pengajaran;4.Evaluasi merupakan suatu tes, maka evaluasi dilaksanakan sepanjang kegiatan program pendidikan dan pengajaran;5.Evaluasi bernilai positif, yaitu mendorong dan mengembangkan kemampuan belajr siswa, kemampuan mengajar guru sert menyempurnakan program pengjaran;6.Evaluasi merupakan alat (the means) bukan tujuan (the end), yang digunakan untuk menilai apakah proses perkembangan telah berjalan semestinya? Dan apakah tujuan pendidikan telah tercapai dengan program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan?7.Evaluasi adalah bagian yang sangat penting dalam suatu system yaitu system pengajaran untuk mengetahui apakah system itu baik atau tidak.

C.Dasar-DasarEvaluasiPendidikanSesuai dengan pengertian evaluasi diatas, maka dalam pelaksanaanya, evaluasi harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas. Dasar yang dimaksud adalah prinsip ilmiah yang melandasi penyusunan dan pelaksanaan evaluasi yangmencakup tujuh konsep berikut:

1.FilsafatMasalah-masalah yang merupakan dasar dalam pendekatan sisyem dalam evaluasi adalah:a.Apakah evaluai itub.Mengapa evaluasi perlu diberikan,c.Bagaimana cara memberikannya, dan sebagainya,

2.PsikologiDalam evalusi haruslah mempertimbangkan dasar-dasar psikologinya. Evaluasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan:a)Tingkat kesukaran bahan dengan tingkat perkembangan siswa;b)Tingkat kemampuan yang dimiliki siswayang bersangkutan,c)Teori-teori yang dianut dalam pendidikan/pengajaran.

3.KomunikasiEvaluasi dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung atau tidak langsung kepada siswa.

4.KurikulumIsi evaluasi harus sesuai dengan materi yang diajarkan seperti tercantum di dalam kurikulum, yang telah ada dan dilksanakan.

5.ManajemenEvaluasi perlu diorganisasikan pelaksanaannya, apakah secara individual atau kelompok dan bagiman pengelolaaannya.

6.Sosiologi anthropologiEvaluasi harus sesuai dan berguna dalam masyarakat/kebudayaan, untuk mencapai suatu kemajuan.

7.Evaluasi measurementDalam evaluasi sering menggunakan prosedur, jenis dan diambil keputusan yang bertanggung jawab.

D.TujuandanFungsiEvaluasiTujuan dan fungsi evaluasi ini dikaitkan dengan perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pengajaran/pendidikan, baik yang menyangkut perorangan (siswa secara individu) maupun kelembagaan. Tujuan dan fungsi evaluasi diarahkan kepada keputusn-keputusan yang menyangkut (1) pengajaran, (2) hasil belajar, (3) diagnosa dan usaha perbaikan, (4) penempatan, (5) seleksi, (6) bimbingan dan penyuluhan, (7) kurikulum, dan (8) penilaian kelembagaan (thorndike, et all, 1977).

Sehubungan dengan tujuan dan fungsi evaluasi ini. R. Soebagijo menyebutkan:1.Untuk mengetahui apakah siswa telah menguaai keterampilan atau pengetahuan dasar tertentu. Evaluasi yang berfungsi demikian ini disebutmastery test.2.Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan siswa dalam belajar. Evaluasi yang berperan seperti ini disebutdiagnostik test.3.Untuk mengetahui hasil belajar siswa. Evaluasi semacam ini disebutachievement test.4.Sebagaifeed back.

Sehubungan dengan fungsinya itu, kurikulum 1975 mengenal empat jenis penilaian, yaitu:1.Penilaian formatif yaitu penilaian yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar;2.Penilaian sumatif yaitu penilaian yang ditujukan untuk menentukan angka kemajuan/hasil belajar siswa;3.Penilaian penempatan (placement) yaitu penilaian yang bertujuan untuk menempatkan siswa dalam situsi belajar mengajar yang tepat; dan4.Penilaian diagnostic yaitu penilaian yang bertujuan untuk memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan keulitan-kesulitan belajar yang dilaminya.

Atas uraian di atas dapatlah diketahui bahwa evaluasi dilaksanakan untuk:1.Memperoleh informs yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas serta efektivits belajar siswa,2.Memperoleh bahan feed back,3.Memperoleh informasi yang digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan mengajar guru,4.Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki, menyempurnakan serta mengembangkn program,5.Mengetahui kesukaran-kesukaran apa yang dialami siswa selama belajar dan bagaimana mencari jalan keluarnya.

Dalam keseluruhan proses pendidikan. Secara garis besar evaluasi berfungsi untuk:1.Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid,2.Mengetahui stastus akademis seseorang siswa dalam kelompok/kelasnya.3.Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seseorang siswa atas suatu unit pelajaran,4.Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru,5.Menunjang pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolh yang bersangkutan,6.Memberi laporan kepada siswa dan orang tuanya, selain itu,7.Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa,8.Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan (streaming),9.Hasil evaluasi dapat digunkan untuk keperluan perencanaan pendidikn, serta10.Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan, dan11.Merupakan bahan feed back bagi siswa, guru dan program pengajaran,12.Sebagai alat motivasi belajar-mengajar.

Bagi guru, fungsi evaluasi perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh agar evaluasi yang diberikan betul-betul mengenai sasaran yang diharapkan.

E.Prinsip-prinsipEvaluasi1.Prinsip keterpaduanEvaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dan didalam program penngajarn. Evaluasi adalah satu komponen dalam program yang saling berinteraksi dengan komponen-komponen lainnya (tujuan, materi, strategi intruksional, kegiatan, siswa, guru, sarana). Perencanaan evaluasi harus dilakukan bersamaan dengan perencanaan satuan program pengajaran. banyak terjadi bahan evaluasi direncanakan dan dilaksanakan beberapa lama setelah program pengajaran selesai dilksanakan, sehingga evaluasi dilakukan bukan terhadap apa yang direncanakan, tetpi terhadap apa yang telah dilakukan. Hl ini tidak sesuai dengan prinsip Pendidikan Berdasarkan Kompetensi.

Bahkan disarankan supaya sebelum pelajaran dimulai, dilaksanakan penilaian/evaluasi awal (pre test) yang akan dibandingkan kemudian dengan penilaian/evaluasi akhir (post test). Penilaian yang direncanakan sebelumnya itu sekaligus merupakan paduan pula dalam melaksanakan program kegiatan belajar-mengajar.

2.Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)Hakikat dari CBSA ialah keterlibatan iswa secara mmental, antusias, dan asyik dalam kegiatan belajar mengajar. Demikian pula halnya dengan evaluasi, evaluasi menuntut keterlibatan yang demikian dari siswa. Siswa seharusnya tidak merasakan evaluasi sebagai sesuatu yang menekan dan cenderung untuk dihindari, Karen jika demikian hal ini menunjukkan bahwa prinsip ini tidak terdapat dalam evaluasi. Prinsip ini dapat diibaratkan dengan olah raga. Seseorang yang telah melatih dirinya dalam cabang olah raga tertentu akan merasa sangat terttekan jika ia tidak diikutsertakan dalam pertandingan. Kalah atau menang bukan soal utama baginya.

3.Prinsip kontinuitasPada dasarnya evaluasi berlangsung selama proses kegiatan belajar mengajar berjalan. Evaluasi tidak hanya terdapat pada awal atau pada akhir pengajaran saja, tetapi juga selama proses belajar-mengajar berlangsung, misalnya dalam bentuk pengamatan, tanya jawab, atau dialog. Hal ini dilakukan dalam rangka pemantapan program.

4.Prinsip koherensiSebagai akibat dari prinsip keterpaduan, maka evaluasi harus konsisten dengan kemampuan yang didukung oleh tujuan pengajaran. Sering terjadi, kemampuan yang didukung oleh tujuan ialah sikap (afektif) tetapi evaluasi ditujukan kepada pengetahan. Evaluasi harus benar-benar hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar, baik kegiatan tatap muka maupun kegiatan terstruktur.

5.Prinsip diskriminalitasDari psikologi diketahui bahwa setiap individu mempunyai perbedan denggan individu lain. Individu adalah suatu person yang unik. Bahkan walaupun dua individu mempunyai pendapat yang sama, tetapi jalan pikiran untuk sampai pada pendapat yang sama itu tidaklah sama. Sesuai dengan hakikat individu ini, evaluasi harus pula mampu menunjukkan perbedaan di kalangan siswa secara individual. Apabila suatu kelas menunjukkan skor yang sama, maka evaluasi tersebut perlu dipertanyakan.

6.Prinsip keseluruhanPerubahan tingkah laku yang sudah ditetapkan sebagai tujuan yang hendak dicapai bersifat utuh. Karena itu evaluasi yang akan dilakukan hendaknya bersifat utuh pula, yaitu meliputi seluruh segi tujuan pendidikan.

7.Prinsip pedagogisSeluruh kegiatan evaluasi haruslah diketahui dan dirasakan oleh siswa tidak hanya sebagai rekaman hasil belajarnya saja, melainkan juga sebagai upaya perbaikan dan peningkatan perilaku dan sikapya itu, sehingga hasil evaluasi harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan sebaliknya merupakan hukuman (bagi yang belum berhasil) yang menantang untuk belajar lebih giat/baik. Dengan demikian evaluasi akan ikut membentuk perilku dan sikap yang positif.

8.Prinsip akuntabilitas (accountability)Accountabilityadalah salah satu ciri dari pendidikan berdasar kompetensi. Pada akhirnya pendidikan dan pengajaran harus dapat dipertangguang jawabkan kepada lembaga pendidikan itu sendiri, kepada masyarakat pemakai tenaga lulusan, dan kepada kelompok professional. Pertanggung jawaban kepada ketiga kelompok ini merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam evaluasi. Dengan kata lain, melalui evaluasi kita mempertanggung jawabkan hasil pendidikan yang kita selenggarakan kepada ketiga pihak tersebut. Akreditasi terhadap sekolah termasuk dalam pertanggung jawaban tersebut.

F.Syarat-syaratEvaluasiAmat sulit menemukan syarat-syarat yang memuaskan yang memuaskn kebutuhan dari tujuan evaluasi. Mengingat demikian pentingnya peranan/fungsi evaluasi, maka dikemukakan 8 syarat tersebut ialah:

1.Sahih (valid)Evaluasi diktakan valid apabila mengukur apa yang sebenarnya diukur. Apabila yang diukur adalah sikap, tetapi evaluasi mengukur pengetahuan, maka evaluasi tersebut tidak valid. Kesahihan evaluasi biasanya diukur dalam prosentasi atau dalam derajat tertentu dengan alat ukur tertentu.

2.Terandalkan (reliable)Evaluasi diktakan terandalkan jika alat evaluasi yang sama dilakukan terhadap kelompok siswa yang sama beberapa kali dalam waktu yang berbeda-beda atau situasi yang berbeda-beda, akan memberikan hasil yang sama.

3.ObyektifEvaluasi dikatakan obyektif jika tidak mendapt pengaruh subyektif dari pihak penilaian.

4.SeimbangKeseimbangan ini meliputi keseimbangan bahan, keseimbangan kesukaran, dan keseimbangan tujuan. Bahan harus seimbang diantara berbagai pokok bahasan.

5.MembedkanSuatu evaluasi harus dapat membedakan (discriminble) prestase individual di antara kelompok siswa. Evaluasi harus dapat membedakan siswa yang sangat berhasil, cukup berhasil, kurang berhasil, gagal dan sebagainya.

6.NormaEvaluasi yang baik, hasilnya harus mudah ditafsirkan. Hal ini menyangkut tentang adanya ukuran atau norma tertentu untuk menafsirkan hasil evaluasi dari setiap siswa.

7.FairEvaluasi yang fair mengemukakan persoalan-persoalan dengan wajar, tidak bersifat jebakan, dan tidak mengandung kata-kata yang bersifat menjebak. Di samping itu terdapat keadilan untuk setiap siswa yang dievaluasi.

8.PraktisBaik ditinjau dari segi pembiayaan maupun dari segi pelaksanaanya, evaluasi harus efisien dan mudah dilaksanakan.

G.PendekatanEvaluasi1.Penilaian dengan Ukuran MutlakDalam pendekatan ini guru terlebih dahulu menentukan criteria keberhasilan siswa secara mutlak. Misalnya siswa dikatakan berhasil baik, apabila dia dapat mengerjakan semua soal penilaian dengan benar. Atau dapat dipertimbangkan, beberapa persenkah tingkat keberhasilan siswa tersebut dibandingkan dengan jumlah nilai yang harus diperoleh, apabila dia dapat menjawab semua soal penilaian dengan benar. Prosentase semacam itu biasa disebut sebagai tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan bahan (mastery level). Tingkat penguasaan ini kemudian dapat dijadikan cara pula untuk menentukan nilai dalam skal tertentu, misalnya skala 0 - 10, atau 0 100 dan sebagainya.

2.Penilaian dengan Ukuran Relatif.Dalam penilaian dengan pendekatan ini, criteria keberhasilan tidak ditetapkan sebelumnya, tetapi bergaantung pada keberhasilan umum dan kelompok siswa yang sedang dinilai. Jadi keberhasilan ditentukan oleh gambaran umum dari kelompok yang bersangkutan. Dengan perkataan lain keberhasilan itu ditentukan oleh rata-rata keberhasilan kelompok. Untuk menentukan keberhsilan tersebut, maka guru melaksanakan penilaian terlebih dahulu, kemudian melihat atau menghitung rata-rata yang diperoleh setiap anggota kelompok. Dari nilai kelompok, atau nilai rata-rata itu kemudian dihitung berapa besar pnyimpangan nilai setiap siswa dari nilai kelompok itu, yaitu penyimpangan lebih kecil, sama atau lebih besar dibandingkn dengan nilai kelompok itu. Ukuran untuk menghitung penyimpangan itu disebut ukuran penyebaran.

3.Penilaian dengan ukuran Self Performance.Pendekatan ini didasarkan pada performance siswa yang dilakukan sebelumnya, misalnya jika seminggu yang lalu Adi dappat meloncat setinggi 1,60 meter dan sekarang dapat meloncat 1,68 meter, ini merupakan kemajun (keberhasilan) baginya, dan dapat dinyatakan lulus. Guru mengambil keputusan lulus itu tanpa memperhatikan ukuran mutlak setinggi berap meter, juga tidak memperhatikan prestasi loncat rata-rata kelompoknya.

Agar dapat diambil keputusan sebaik baiknya dalam pendekatan ini, perlu ditentukan tiga tahap perbuatan (status) seperti berikut ini:a)Status siswa sebelum mengikuti pelajaran,b)Status siswa selama mengikuti pelajaran,c)Status potensi siswa pada masa yang akan datang.

Pengembangan pembelajaran merupakan hal yang harus terus dilakukan oleh setiap tenaga pendidik agar para peserta didiknya dapat mengikuti setiap proses pembelajaran dengan baik. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini berbagai perangkat teknologi telah banyak beredar di pasaran yang dengannya menyita banyak waktu setiap orang tak terkecuali bagi para peserta didik. Terkadang memang kehadiran perangkat-perangkat teknologi tersebut dapat memberikan dampak positif dan dapat digunakan untuk menunjang terciptanya proses pembelajaran yang baik, namun tak jarang juga kehadiran perangkat teknologi tersebut memberikan dampak yang buruk karena para peserta didik kurang mendapatkan pembelajaran yang maksimal, atau bisa juga telah mendapatkan pembelajaran yang baik namun kurang memanfaatkan perangkat teknologi sehingga membuat para peserta didik kurang dapat beradaptasi saat mereka menjalani hidup di dunia yang semakin modern. Dan untuk itulah demi terciptanya sebuah pembelajaran yang optimal maka seorang tenaga pendidik penting untuk melakukan proses evaluasi hasil pembelajaran

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan, tanpa evaluasi kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitati atau kuantitati sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003 : 1)secara eksplisitmengemukakan bahwa antara evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannyaadalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilaisesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya.Penilaian(assessment)digunakan dalam konteks yang lebih sempitdan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yangmenjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, sepertiguru menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baikguru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian darisistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebihluas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yangdisewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada level terbatas maupun pada level yang luas.Fungsi Evaluasi Pendidikan sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk membuat kebijaksanaan dan keputusan, menilai hasil yang dicapai para pelajar, menilai kurikulum, memberi kepercayaan kepada sekolah, memonitor dana yang telah diberikan, memperbaiki materi dan program pendidikan. Pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, dimana tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. membentuk SDM yang berkualitas, namun sayang kebijakan pendidikan yang ada sampai sekarang masih jauh dari harapan.Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.

B.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian evaluasi ?2.Fungsi fungsi evaluasi ?3.Apa manfaat evaluasi ?4.Tujuan dari evaluasi ?5.Apa Cangkupan Evaluasi ?6.Jelaskan Persamaan dan Perbedaan Evaluasi dengan Penilaian ?7.Jelaskan Hubungan Antara Evaluasi dan Pengukuran ?

C.TujuanAdapun tujuan dari makalah ini adalah :1.Untuk Mengetahui dan Memahami Arti dari Evaluasi2.Untuk Mengetahui dan Memahami Fungsi, Manfaatdan Tujuan Evaluasi3.Untuk MengetahuiPersamaan dan Perbedaan Evaluasi dan Pendidikan

D.Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

BAB IIPEMBAHASAN

A.Pengertian EvaluasiEvaluasi mempunyai arti yang berbeda untuk guru yang berbeda.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI, 1996:272). Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Hal senada juga disampaikan oleh Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono (2006).Selanjutnya, ada juga para ahli evaluasi pendidikan, seperti Sudijono, menyebutkan bahwa evaluasi adalah (1) proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan, (2) usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan (Sudijono, 2006:2). Hampir sama dengan Sudijono, Dimyati dan Mujiono menyebutkan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan (2006:192).Selain istilah evaluasi, terdapat juga istilah penilaian, pengukuran, dan tes.Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat dimana suatu tujuan dapat dicapai. Definisi lain yang berkaitan evaluasi adalah evaluasi merupakan peroses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.Dalam evaluasi selalu mengandung proses, prises evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dalam bahasa perilaku, dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang, yang harus disadari oleh para guru. Menurut undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluassi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. Beberapa tingkah laku yang sering muncul serta menjadi perhatian para guru adalah tingkah laku yang dapat dikelompokan menjadi tiga ranah, yaitu pengetahuan intelektual (cognitives), keterampilan (skills)yang menghasilkan tindakan, dan bentuk lain adalah values dan attitudes atau yang dikatagorikan ke dalam affective domain.Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Kesalahan utama yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakukan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya. Dalam pengembangan intruksional, evaluasi hendaknya dilakukan semaksimal mungkin dalam suatu kegiatan, dianjurkan karena untuk mendapatkan informasi yang banyak tentang kegiatan siswa di kelas dan kemudian digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti yang direncanakan.Evaluasi sebaiknya dikerjakan setiap hari dengan skedul yang sistematis dan terancang. Ini dapat dilakukan oleh seorang guru dengan menempatkan secara integral evaluasi dalam perencanaan dan implementasi satuan pelajaran materi pembelajaran. Bagian penting lainnya yang mesti diperhatikan oleh seorang guru adalah perlunya melibatkan siswa dalam evaluasi sehingga mereka secara sadar dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka. Pencapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu maupun posisinya didalam kegiatan kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh seorang guru karena pada umumnya siswa masuk kelas dengan kemampuan yang bervariasi. Ada siswa yang cepat menangkap materi pelajaran, tetapi ada pula yang tergolong memiliki kecepatan biassa dan ada pula yang tergolong lambat. Guru dapat mengevaluasi pertumbuhan kemampuan siswa dengan mengetahui apa yang mereka kerjakan pada awal sampai akhir belajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan melakukan pengukuran (measurement). Pencapaian belajar siswa dapat diukur dengan dua cara yaitu :1.Diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan2.Melalui tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntasMengukur pencapaian hasil belajar dapat melibatkan pengukuran secara kuantitatif yang menghasilkan data kuantitatif misalnya tes dan skor, dan dapat pula mengukurdengan data kualitatif yang menghasilkan deskripsi tentang subjek atau objeek yang diukur, misalnya rendah, medium,dan tinggi. Jadi, kegiatan mengukur atau biasa disebut pengukuran tidak lain adalah bagian evaluasi yang memiliki tujuan untuk menghasilkan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kegiatan evaluasi dapat mencakup deskripsi tingkah laku, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dilengkapi dengan pengukuran, yang digunakan untuk menentukan perkembangan dan pertumbuhan sisiwa, disamping itu evaluasi kuantitatif juga diperlukan untuk menempatkan posisi seorang siwa dalam kelompok atau kelasnya.Ada kecendrungan bahwa sebagian guru melengkapi laporan evaluasinya dangan evaluasi kualitatif yang didalamnya lebih banyak berisi informasi kualitatif. Evaluasi kualitatif tidak selalu tepat, karena adanya faktor judgment atau pertimbangan subjektivitas yang dibuat oleh guru. Judgment tersebut biasanya bisa bervariasi dari waktu kewaktu karena dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari internal guru, misalnya empati, rasa iba, dan kedekatan hubungan dengan peserta didik maupun faktor eksternal guru, seperti kebijakan sekolah, faktor kolegial sesama guru atau atas nama citra lembaga. Ada pengaman agar penilaian kualitatif dapat dilakukan dengan baik, diantaranya adalah gunakan secara proporsional dengan tidak mengabaikan informasi yang berupa angka,dismping itu, gunakan pula secara sistematis pertimbangan orang lain atau mitra bestari untuk menilai evaluasi kualitatif.

B.Karakteristik dan Fungsi EvaluasiKegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, diantaranya adalah sebagai berikut :1.Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi. Hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan yang tidak tampak dari siswa. Apa yang dilakukan ia lebih banyak menafsir melalui beberapa aspek penting yang diizinkan seperti melalui penampilan, keterampilan, atau reaksi mereka terhadap suatu stimulus yang diberikan secara terencana.2.Lebih bersifat tidak lengkap. Dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinu maka hanya merupakan sebagian fenomena saja, atau dengan kata lain, apa yang dievaluasi hanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan oleh seorang guru.3.Mempunyai sifat kebermaknaan relatif, ini berarti hasil penilaian tergantung pada tolok ukur yang digunakan oleh guru. Disamping itu, evaluasi pun tergantung dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan. Sebagai conto, jika kita mengukur objek dengan penggaris yang mempunyai ketelitian setengah milimeter akan memperoleh hasil pengukuran yang kasar. Sebaliknya, jika seorng guru mengukur dengan menggunakan alat mikrometer yang biasanya mempunyai ketelitian 0,2 milimeter maka hasil pengukuran yang dilakukan akan memperoleh hasil ukur yang lebih teliti.Disamping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi didalam proses belajar mengajar. MenurutCronbach (1963 : 236) menjelaskan evaluation used to improved the course while it is still fluid contributes more to improvement of education than evaluation used to appraise a product already on the market.Cronbach nampaknya lebih menekankanfungsievaluasiuntukperbaikan,sedangkanScriven(1967) membedakan fungsi evaluasi menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan. Sedangkan fungsi sumatif dihubungkandenganpenyimpulanmengenaikebaikandarisistemsecara keseluruhan. Fungsi ini baru dapat dilaksanakan jika pengembangan program pembelajaran telah dianggap selesai.Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantung kepada dari sudut mana kita melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah :1.Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui hinggamana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Peserta didik adalah manusia yang belum dewasa. Mereka masih mempunyai sikap dan moral yang heteronom, membutuhkan pendapat orang-orang dewasa (seperti orang tua dan guru) sebagai pedoman baginya untuk mengadakan orientasipadasituasitertentu.Dalammenentukansikapdantingkah lakunya,merekapadaumumnyatidakberpegangkepadapedomanyang berasal dari dalam dirinya, melainkan mengacu kepada norma-norma yang berasal dari luar dirinya. Dalam pembelajaran, mereka perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan.2.Secarasosiologis,evaluasiberfungsiuntukmengetahuiapakahpeserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti peserta didik dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya. Lebih jauh dari itu, peserta didik diharapkan dapat membina dan mengembangkan semua potensi yang ada dalam masyarakat. Hal ini penting, karena mampu-tidaknya peserta didik terjun ke masyarakat akan memberikan ukuran tersendiri terhadap institusi pendidikan yang bersangkutan. Untuk itu, materi pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.3.Secaradidaktis-metodis,evaluasiberfungsiuntukmembantugurudalam menempatkanpesertadidikpadakelompoktertentusesuaidengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.4.Evaluasiberfungsiuntukmengetahuikedudukanpesertadidikdalam kelompok, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai. Hal ini berhubungan dengan sikap dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga. Anda dan orang tua perlumengetahuikemajuanpesertadidikuntukmenentukanlangkah-langkah selanjutnya.5.Evaluasiberfungsiuntukmengetahuitarafkesiapanpesertadidikdalam menempuhprogrampendidikannya.Jikapesertadidiksudahdianggap siap(fisikdannon-fisik),makaprogrampendidikandapatdilaksanakan. Sebaliknya,jikapesertadidikbelumsiap,makahendaknyaprogram pendidikantersebutjanganduludiberikan,karenaakanmengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.6.Evaluasiberfungsimembantugurudalammemberikanbimbingandan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas. Melalui evaluasi, Anda dapat mengetahui potensi peserta didik,sehinggadapatmemberikanbimbingansesuaidengantujuanyang diharapkan. Begitu juga tentang kenaikan kelas. Jika peserta didik belum menguasaikompetensiyangditentukan,makapesertadidiktersebut jangan dinaikkan ke kelas berikutnya atau yang lebih tinggi. Kegagalan ini merupakan hasil keputusan evaluasi, karena itu Anda perlu mengadakan bimbingan yang lebih profesional.7.Secaraadministratif,evaluasiberfungsiuntukmemberikanlaporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri. Hasil evaluasidapatmemberikangambaransecaraumumtentangsemuahasil usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan.Sementara itu, Stanley dalam Oemar Hamalik (1989 : 6) mengemukakan secara spesifik tentang fungsi tes dalam pembelajaran yang dikatagorikan ke dalam tiga fungsi yang saling berinterelasi, yakni fungsi instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimbingan.1.Fungsi intruksionala.Proses konstruksi suatu tes merangsang Anda untuk menjelaskan dan merumuskankembalitujuan-tujuanpembelajaran(kompetensi dasar) yang bermakna. Jika Anda terlibat secara aktif dalam perumusan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar dan indikator), maka Anda akan terdorong untuk memperbaiki program pengalaman belajar bagi peserta didik,disampingakanmemperbaikialatevaluasiitusendiri.Anda juga akan merasakan bahwa kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan itu akan bermakna bagi Anda dan peserta didik, sehingga akan memperkaya berbagai pengalaman belajar.b.Suatutesakanmemberikanumpanbalikkepadaguru.Umpanbalik yangbersumber dari hasil tes akan membantu Anda untuk memberikan bimbinganbelajaryanglebihbermaknabagipesertadidik.Tesyang dirancang dengan baik dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis diri peserta didik,yakniuntukmenelitikelemahan-kelemahanyangdirasakannya sendiri.c.Tes-tes yang dikonstruksi secara cermat dapat memotivasi peserta didik melakukan kegiatan belajar. Pada umumnya setiap peserta didik ingin berhasil dengan baik dalam setiap tes yang ditempuhnya, bahkan ingin lebih baik dari teman-teman sekelasnya. Keinginan ini akan mendorongnya belajar lebih baik dan teliti. Artinya, ia akan bertarung dengan waktu guna menguasai materi pelajaran yang akan dievaluasi itu.d.Ulanganadalahalatyangbermaknadalamrangkapenguasaanataupemantapanbelajar(overlearning).Ulanganinidilaksanakandalam bentukreview , latihan, pengembangan keterampilan dan konsep-konsep. Pemantapan,penguasaandanpengembanganingatan(retention)akan lebih baik jika dilakukan ulangan secara periodik dan kontinu. Kendatipun peserta didik dapat menjawab semua pertanyaan dalam tes, tetapi ulangan ini tetapbesarmanfaatnya,karena penguasaanmateripelajaranakan bertambah mantap.

2.Fungsi administratifa.Tesmerupakansuatumekanismeuntukmengontrolkualitassuatu sekolahatau suatu sistem sekolah. Norma-norma lokal maupun norma-norma nasional menjadi dasar untuk melihat untuk menilai keampuhan dankelemahankurikulersekolah,apalagijika daerah setempat tidak memiliki alat yang dapat dipergunakanuntukmelaksanakanevaluasi secara periodik.b.Tes berguna untukmengevaluasiprogramdanmelakukanpenelitian. Keberhasilansuatu program inovasi dapat dilihat setelah diadakan pengukuran terhadap hasil program sesuai dengan tujuan khusus yang telahditetapkan.Percobaanmetodemengajaruntukmenemukancara belajar efektif dan efisien bagi para peserta didik, baru dapat dilaksanakan setelah diadakan serangkaiankegiataneksperimen,selanjutnyadapat diukur keberhasilannya dengan tes.c.Tes dapat meningkatkan kualitas hasil seleksi. Seleksi sering dilakukan untuk menentukan bakat peserta didik dan kemungkinan berhasil dalam studinya pada suatu lembaga pendidikan. Apakah seorang calon memilih keterampilandalammengembantugastertentu,apakahpesertadidik tergolong anak terbelakang, dan sebagainya. Hasil seleksi sering digunakan untuk menempatkan dan mengklasifikasikan peserta didik dalam rangka programbimbingan.Andajugadapatmenggunakanhasiltesuntuk menentukan apakah peserta didik perlu dibimbing, dilatih, diobati, dan diajari.d.Tesbergunasebagaialatuntukmelakukanakreditasi,penguasaan (mastery),dansertifikasi.Tesdapatdipergunakanuntukmengukur kompetensi seorang lulusan. Misalnya, seorang calon guru sudah dapat dikatakanmemilikikompetensiyangdiharapkansetelahdiamampu mendemonstrasikan kemampuannya di dalam kelas. Untuk mengetahui tingkatpenguasaankompetensi,kemudianmemberikansertifikat, diperlukan pengukuran dengan alat tertentu, yaitu tes.

3.Fungsi bimbinganTes sangat penting untuk mendiagnosis bakat-bakat khusus dan kemampuan (ability)pesertadidik.Bakatskolastik,prestasi,minat,kepribadian, merupakanaspek-aspekpentingyangharusmendapatperhatiandalam proses bimbingan. Informasi dari hasil tes standar(standarized test) dapat membantukegiatanbimbingandanseleksikesekolahyanglebihtinggi, memilih jurusan/program studi, mengetahui kemampuan, dan sebagainya. Untukmemperolehinformasiyanglengkapsesuaidengankebutuhan bimbingan, maka diperlukan alat ukur yang memadai, seperti tes. Berdasarkan penjelasan di atas, maka fungsi evaluasi pembelajaran adalah :Pertama, untukperbaikandanpengembangansistempembelajaran. Sebagaimana Anda ketahui bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagaikomponen,sepertitujuan,materi,metoda,media,sumberbelajar, lingkungan, guru dan peserta. Dengan demikian, perbaikan dan pengembangan pembelajaran harus diarahkan kepada semua komponen pembelajaran tersebut.Kedua, untuk akreditasi. Dalam UU.No.20/2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 22 dijelaskan bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Salah satu komponen akreditasi adalah pembelajaran. Artinya, fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan.Sedangkan fungsi penilaian hasil belajar adalah :1.Fungsiformatif,yaituuntukmemberikanumpanbalik (feedback)kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik.2.Fungsisumatif,yaituuntukmenentukannilai(angka)kemajuan/hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus-tidaknya peserta didik.3.Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis, fisik danlingkungan)pesertadidikyangmengalamikesulitanbelajar,dimana hasilnyadapatdigunakansebagaidasardalammemecahkankesulitan-kesulitan tersebut.4.Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.

C.Prinsip-prinsip Umum Evaluasi

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, Anda harus memperhatikan prinsip-prinsip umum evaluasi sebagai berikut :1.Kontinuitas Evaluasitidakbolehdilakukansecarainsidental,karenapembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu, Anda harus melakukanevaluasisecarakontinu.Hasilevaluasiyangdiperolehpada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada waktu sebelumnya,sehinggadapatdiperolehgambaranyangjelasdanberarti tentang perkembangan peserta didik. Perkembangan belajar peserta didik tidak dapat dilihat dari dimensi produk saja tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi input.2.Komprehensif, Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, Anda harus mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu adalahpesertadidik,makaseluruhaspekkepribadianpesertadidikitu harus dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotor. Begitu juga dengan objek-objek evaluasi yang lain.3.Adil dan objektif Dalam melaksanakan evaluasi, Anda harus berlaku adil tanpa pilih kasih. Semuapesertadidikharusdiperlakukansamatanpapandangbulu. Anda juga hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik. Sikaplike and dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.4.Kooperatif, Dalam kegiatan evaluasi, Anda hendaknya bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.5.Praktis, Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi Anda sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.Untukitu,Andaharusmemperhatikanbahasadanpetunjuk mengerjakan soal.Dalam konteks hasil belajar, Depdiknas (2003 : 7) mengemukakan prinsip-prinsipumumpenilaianadalahmengukurhasil-hasilbelajaryangtelahditentukan dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran mengukur sampel tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang tercakupdalampengajaran mencakupjenis-jenisinstrumenpenilaianyang palingsesuaiuntukmengukurhasilbelajaryangdiinginkandirencanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang digunakan secara khusus dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati, dan dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Dalam penilaian hasil belajar, Anda harus memperhatikan pula hal-hal sebagai berikut :1.Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian.2.Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran.3.Untukmemperolehhasilyangobjektif,penilaianharusmenggunakan berbagai alat (instrumen), baik yang berbentuk tes maupun non-tes.4.Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.5.Alatpenilaianharusmendorongkemampuanpenalarandankreatifitas peserta didik, seperti : tes tertulis esai, tes kinerja, hasil karya peserta didik, proyek, dan portofolio.6.Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.7.Penilaianharusmengacukepadaprinsipdiferensiasi,yaitumemberikan peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang diketahui, apa yang dipahami dan apa yang dapat dilakukan.8.Penilaian tidak bersifat diskriminatif. Artinya, guru harus bersikap adil dan jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab kepada semua pihak.9.Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut.10.Penilaian harus berorientasi kepada kecakapan hidup dan bersifat mendidik.

D.Jenis dan Cangkupan Evaluasi Pembelajaran

1.Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan

Dilihatdaripengertian, karakteristik,fungsi, dan prisip evaluasi pembelajaran, maka pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu program. Artinya, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi program, bukan penilaian hasilbelajar.Penilaianhasilbelajarhanyamerupakanbagiandarievaluasi pembelajaran. Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis, yaitu :1.Evaluasiperencanaandanpengembangan.Hasilevaluasiinisangat diperlukanuntukmendisainprogrampembelajaran.Sasaranutamanya adalahmemberikanbantuantahapawaldalampenyusunanprogram pembelajaran. Persoalan yang disoroti menyangkut tentang kelayakan dan kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan kemungkinan implementasi program dan tercapainya keberhasilan program pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya disusun dan dikembangkan.2.Evaluasi monitoring, yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagaimanamestinya.Hasilevaluasiinisangatbaikuntukmengetahui kemungkinanpemborosansumber-sumberdanwaktupelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat dihindarkan.3.Evaluasi dampak, yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.4.Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program pembelajaran.Untukitu,diperlukanperbandinganantarajumlahbiaya, tenagadanwaktuyangdiperlukandalamprogrampembelajarandengan program lainnya yang memiliki tujuan yang sama.5.Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran secara menyeluruh, seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi.Sedangkan penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan penilaian penempatan.

2.Cangkupan Evaluasi Pembelajaran

Tiga cangkupan penting yaitu evaluasi pembelajaran, evaluasi program, dan evaluasi sistem. Hal ini sesuai dengan Pasal 57 ayat 2, UURI No. 20 Tahun 2003, evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang satuan dan jenis pendidikan.Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup proses belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran kegiatannya termaksut kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Bagi seorang guru, evaluasi pembelajaran adalah media yang tidak terpisahkan dari kegiatan mengajar, karena melalui evaluasi seorang guru akan mendapatkan informasi tentang pencapaian hasil belajar. Disamping itu, dengan evaluasi seorang guru juga akan mendapatkan informasi tentang materi yang telah ia gunakan.Evaluasi program mencakup pokok bahasan yang lebih luas, cangkupan bisa dimulai dari evaluasi kurikulum sampai pada evaluasi program dalam suatu bidang studi. Sesuai dengan cangkupan yang lebih luas maka yang menjadi objek evaluasi program juga dapat bervariasi,termaksut diantaranya kebijakan program, implementasi program, dan efektivitas program.Evaluasi sistem merupakan evaluasi dibidang yang paling luas. Macam-macam kegiatan yang termaksut evaluasi sistem diantaranya evaluasi diri, evaluasi internal, evaluasi eksternal, dan evaluasi kelembagaan untuk mencapai tujuan tertentu suatu lembaga, sebagai contoh evaluasi akreditas lembaga pendidikan. Secara garis besar evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam luasan, yaitu pencapaian akademik, kecakapan (aptitude) dan penyesuaian personal sosial.

E.Kedudukan dan Tujuan Evaluasi

1.Kedudukan Evaluasi

Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia, dimana di dalamnua terjadi proses membudayakan dan memberadapkan manusia. Agar terbentuk manusia yang berbudaya dan beradab, maka diperlukan transformasi kebudayaan dan peradaban. Masukan dalam proses pendidikan adalah siswa dengan segala karakteristik dan keunikannya. Untuk memastikan karakteristik dan keunikan siswa yang akan masuk dalam transformasi, diperlukan evaluasi terhadap masukakan. Tranformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan memberadabkan siswa. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran seperti yang diharapakan dipengaruhi dan atau ditentukan oleh bekerjabya komponen/usur yang ada didalam lembaga pendidikan. Unsur-unsur transformasi dalam proses pendidikan meliputi :a.Pendidikan dan Personal Lainyab.Isi Pendidikanc.Teknikd.System Evaluasie.Sarana Pendidikanf.System AdministrasiUntukmengetahui efesiensi dan efektivitas transformasi dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan evaluasi terhadap bekerjanya unsure-unsur transformasi. Keluaran dalam proses pendidikan adalah siswayang semakin berbudaya dan beradap sesuai dengan tujuan yang ditatapkan. Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai badan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Adanya umpan balik yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan perbaikan proses pendidikan.Apabila kita perhatikan uraian sebelumnya, kita melihat bahwa setiap unsure yang ada pada proses transformasi pendidikan membutuhkan kegiatan evaluasi. Dengan demikian jelaslah bahwa kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integrative. Artinya setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi mulai sejak siswa akan memasuki proses pendidikan, selama proses pendidikan, dan berfikir pada satu tahap proses pendidikan. Untuk mengetahui dan menetapkan siswa apakah sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan lembaga pendidikan atau belum, diperlukan juga kegiatan evaluasi. Sehingga dengan adanya evaluasi tersebut juga akan dihasilkan umpan balik, yang mana maksud dari umpan balik ini adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan petimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Dimana umpan balik ini berfungsi sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa kedudukan evaluasi dalam pendidikan sangatlah penting, karena dalam setiap proses pendidikan memerlukan kegiatan evaluasi untuk tujuannya masing-masing.

2.Tujuan PendidikanDari uraian sebelumnya, tentunya kita mendapatkan gambaran mengenai tujuan evaluasi dalam pendidikan. Jadi tujuan utama melakukan evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan fungsi dari evaluasi. Selain itu juga ada beberapa tujuan evaluasi yaitu sebagai berikut :a.Menilai ketercapaian tujuan.Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru.b.Mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi.Belajar dikategorikan sebagai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Batasan tersebut umumnya dikaitak sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang tepat. Jika guru menyatakan proporsi sama maka siswa dapat menekankan dalam belajar dengan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi sehingga mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana evaluasi pada umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih mudah dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi secara berkaitan.c.Memotivasi belajar siswa.Evaluasi juga harus dapat memotivasi belajar siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik memotivasi, tetapi masih sedikit di antara guru-guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan dengan evaluasi. Dari penelitian menunjukkan bahwa evaluasi memotivasi belajar siswa sesaat memang betul, tetapi untuk jangka panjang masih diragukan, Hasil evaluasi menstimulasi tindakan siswa. Rating hasil evaluasi yang baik dapat menimbulkan semangat atau dorongan untuk meningkatkan atau mempertahankannya yang akhirnya memotivasi belajar siswa secara kontinu.d.Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.Keterkaitan evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini karena evaluasi merupakan bagian dari instruksional. Di samping itu, antara instruksional dengan kurikulum saling berkaitan. Beberapa guru seringkali mengubah prosedur evaluasi dan metode mengajar yang menurut mereka penting dan cocok, perubahan itu akan tepat, jika memang didasarkan pada hasil evaluasi secara luas.e.Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.Yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai per pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bias disebabkan oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program pengajaran. Misalnya kekurangtepatan dalam memilih metode dan alat bantu mengajar.

F.Metode Evaluasi

Pada situasi kelas yang sebenarnya,di mana seorang guru misalnya memiliki 24 siswa atau lebih,perlu melakukan evaluasi dengan cara yang baik untuk mencapai tujuan itu,perlu meguasai macam-macam metode untuk melakukan evaluasi yang relevan.secara garis besar,metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua,yaitu tes objektif dan tes esai.Tes objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat evaluasi gunamengungkap atau menghafal kembali dan mengenal materi yang di berikan.Pertanyaan esai pada umumnya dapat di bedaakan ke dalam dua jawaaban berbeda,yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas.biasannya digunakan untuk menerangkan, mengontrasikan, menunjukan hubungan memberikan pembuktian, menganalisis perbedaan,menarik kesimpulan, dan menggenerelisasi pengetahuan peserta didik.

G.Tiga Batasan Penting Dalam Evaluasi

Ada tiga batasan dalam evaluasi yang memiliki makna berbeda, tetapi sering diartikan sama oleh sebagian guru. Tiga batasan tersebut, yaitu evaluasi, pengukuran, dan tes.Pertama, evaluasi menurut Cross (1973) diartikan sebagai evaluasi merupakan proses yang menentukan keadaan dimana tujuan dapat dicapai, sedangkan Good (1973) memberikan batasan seperti berikut evaluation is a process of making an assessment of a students grown. Batasan ini sering digunakan sama dengan arti evaluasi adalah assessment is a process by whichas many data as possible are gathered and used to evaluate a person more a accuratelyKedua, batasan lain yang juga penting dalam pembahasan evaluasi yaitu batasan tentang pengukuran (measurement), pengukuran merupakan batasan luas, pengukuran ini lebih spesifik cangkupanya, yaitu testing dan scaling. Pada proses pengukuran, fenomena dari objek ditransfer kedalam satuan angka, agar para guru dapat memberikan makna yang relevan. Dalam pengukuran perilaku digunakan alat ukur yang berbeda dengan para guru pendidikan teknologi kejuruan, dimana objek yang diukur mungkin benda konkret yang mempunyai bentuk teratur. Dalam kaitannya dengan perubahan perilaku atau penguasaan hasil belajar guru menggunakan salah satu cara yaitu dengan melakukan testing.Ketiga, tes yang merupakan prosedur sistematis yang direncanakan oleh evaluator guna membandingkan perilaku dua orang siswa atau lebih. Dalam kenyataannya tes pada umumnya terdiri atas sekumpulan pertanyaan atau tugas yang harus dijawab oleh para peserta didik. Tujuan testing lebih lanjut dikatakan bahwa tes adalah untuk menghasilkan pertanyaan yang mewakili karakteristik siswa yang hendak direncanakan untuk diukur, peristiwa ulangan dalam proses pembelajaran pada umumnya merupakan penggunaan dari tes dimana pada unit-unit silabus yang telah direncanakan guru yang memberikan tes untuk dijawab oleh para siswa.

H.Langkah-Langkah Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yaitu :

a.Langkah PerencanaanTidak akan berlebihan kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses yang akan dapat dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya turut menentukan oleh baik tidaknya perencanaan. Makin sempurna kita melakukan langkah pokok perencanaan ini makin sedikitlah kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai dalam melaksanakan langkah-langkah berikutnya.

b.Langkah Pengumpulan DataSoal pertama yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini ialah menentukandata apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik. Kalau kita rangkumkan kembali uraiannya maka kita dapat jalan pikiran yaitu rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi yang kita ajarkan.

c.Langkah Penelitian DataData yang telah terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, proses penyaringan ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data dan maksudnya ialah untuk memisahkan data yang baik yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu yang sedan