Kedatangan sekutu xi
-
Upload
indah-pratiwie -
Category
Education
-
view
140 -
download
4
Transcript of Kedatangan sekutu xi
Datangnya sekutu yang di
boncengi NICA
Setelah berhasil mengalahkan Jepang, komando sekutu di Asia
Tenggara di Singapura mengutus tujuh perwira Inggris di bawah
pimpinan Mayor AG Greenhalgh untuk datang ke Indonesia pada 8
September 1945
Pada 16 September 1945 rombongan perwakilan
sekutu mendarat di Tanjung Priok dipimpin oleh
Laksamana Muda WR. Petterson. Dan CHO Van
Der Plas yang mewakili Dr Hubertus Johannes van
Mook kepala NICA.
Sekutu menugaskan sebuah komando khusus untuk mengurus
Indonesia dengan nama (AFNEI).
- Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
- Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu
- Melucuti dan memulangkan tentara Jepang
- Memulihkan keamanan dan ketertiban
- Mencari dan mengadili para penjahat perang
Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat menegakkan
kembali kekuasaanya.
Situasi berubah memburuk saat NICA mempersenjatai kembali
bekas anggota Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL) yang
telah dibebaskan Jepang yang kemudian bergabung dengan
tentara NICA.
Di berbagai daerah NICA dan KNIL yang
didukung Inggris (sekutu) melancarkan provokasi
dan melakukan teror terhadap para pemimpin
nasional sehingga pecahlah berbagai
pertempuran di daerah-daerah seperti Surabaya,
Sukabumi, Ambarawa, Manado dan Bandung.
1. Pertempuran di Surabaya
10 November 1945
Pada 25 Oktober 1945 dipimpin Brigjen AWS
Mallaby. Mereka mendapat tugas untuk
melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan
tawanan sekutu di Surabaya. Kehadiran
tentara sekutu ini disambut baik oleh
pemerintah dan rakyat Jawa Timur. Hubungan
baik ini berlanjut pada sebuah pertemuan di
antara wakil-wakil RI dan pihak sekutu .
1. Inggris berjanji tidak akan menyertakan tentara NICA dalam
pasukannya,
2. Kedua belah pihak akan bekerja sama untuk menjamin
keamanan dan ketentraman,
3. Membentuk kontak biro agar kerja sama dapat terlaksana
sebaik-baiknya,
4. Inggris hanya akan melucuti senjata tentara Jepang
Yang menghasilkan keputusan :
Atas kesepatakan tersebut, pemerintah RI memperkenankan
Inggris memasuki kota Surabaya. Tapi sekutu inggris
mengingkari perjanjian tersebut. Bahkan berusaha menguasai
semua objek yang ada di surabaya. Akhirnya Terjadilah
pertempuran yang menewaskan Brigjend Mallaby.
Terbunuhnya jendral mallaby merupakan sebab awal dari
pertempuran melawan sekutu disurabaya. Perlawanan ini di
pimpin oleh Bung tomo, Gubernur suryo dan sungkono.
Sungkono mengundang semua unsur kekuatan rakyat untuk
mempertahankan Surabaya, sekaligus juga menjaga harga diri
bangsa. Bung Tomo membakar semangat juang
rakyat Surabayamelalui radio miliknya di Jalan Mawar No.4.
pertempuran Surabaya pecah pada 10 November 1945.
Peristiwa 10 November merupakan
cermin dari tekad perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia
dan ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.
2. Pertempuran Medan
Area 10 Desember 1945
Pasukan sekutu mendarat di Medan pada 9 Oktober 1945
dipimpin oleh TED. Kelly. Kehadiran mereka diboncengi
oleh NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih
pemerintahan. Menyikapi kedatangan tentara sekutu dan
NICA, rakyat Medan membentuk TKR Sumatera Timur
yang dipimpin oleh Achmad Tahir.
Kemudian sekutu mebentuk KNIL Batalyon, hal ini
menimbulkan ketegangan yang kemudian berkembang
menjadi pertempuran. Kejadian pertama terjadi di hotel
Jalan Bali Medan pada 13 Desember 1945.
Pada 18 Oktober 1945 Brigjen TED Kelly mengeluarkan ultimatum
yang melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata yang
ada harus diserahkan kepada sekutu. NICA menganggap
ultimatum ini sebagai dukungan terhadapnya sehingga mereka
meningkatkan aksi-aksi terornya.
Pada 10 Desember 1945 tentara sekutu dan NICA melancarkan
gerakan militer besar-besaran di Medan. Seluruh
daerah Medan dijadikan sasaran tempur sehingga mereka berhasil
menaklukannya.
Pada 10 Agustus 1946, perlawanan rakyat semakin
berkobar. Para pejuang menggabungkan diri dalam
komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
Serangan demi serangan dilancarkan hingga
merepotkan pertahanan sekutu dan NICA.
3. Pertempuran Ambarawa 12
sampai 15 Desember 1945
Tentara sekutu dibawah pimpinan Brigjen Bethel mulai
mendarat diSemarang pada 20 Oktober 1945. sebagian
diantara mereka menuju Magelang.
Pertempuran ini terjadi karena sekutu membebaskan tahanan
belanda yang ada di magelang dan ambarawa. Berkat
perjuangan para pejuang, pada tanggal 15 desember 1945
para pejuang berhasil mendesak mundur tentara sekutu dari
Ambarawa. Dengan keberhasilan tersebut jalan di antara
Ambarawa –Semarang dapat dikuasai pejuang.
4. Peristiwa Merah Putih di
Manado 14 Februari 1946
Berita proklamasi kemerdekaan Ri terlambat sampai
di Sulawesi, tetapi rakyat tetap menyambut dengan
dengan gembira. Pada 21 Agustus 1945 bendera merah
putih berkibar di Sulawesi Utara. Beberapa saat kemudian
sekutu (Australia) yang diboncengi NICA tiba diManado.
Mereka langsung melarang rakyat mengibarkan bendera
merah putih. Para pemuda merespon tindakan itu dengan
membentuk organisasi perjuangan yang dinamakan Barisan
Pemuda Nasional Indonesia (BPNI). Rakyat mengobarkan
perlawanan kepada sekutu dan berhasil membuat sekutu
pergi dari Manado.
5. Bandung Lautan Api 23
Maret 1946
Pasukan sekutu memasuki kota Bandung pada bulan Oktober
1945 saat pejuang Bandung tengah sibuk melaksanakan
pemindahan kekuasaan Jepang dengan merebut senjatanya.
Tentara sekutu yang baru datang langsung mengeluarkan
ultimatum yang isinya mereka meminta paksa semua senjata
yang diperoleh dari tentara Jepang. Selain itu, sekutu menuntut
agar kota Bandung bagian utara dikosongkan pihak Indonesia
selambat-lambatnya 29 November 1945 dengan dalih menjaga
keamanankota Bandung.
Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946
yang isinya menuntut supaya Bandung. Namun markas TRI
di Yogyakarta memerintahkan agar kota Bandung tidak
dikosongkan. Setelah dipertimbangkan secara matang, dengan
berat hati TRI dan rakyat Bandung mematuhi perintah dari
Jakarta. Sebelum meninggalkan kotanya, para pejuang
melancarkan serangan ke arah kedudukan sekutu dan
membumihanguskan kotaBandung bagian selatan.