KecakapanLiterasidiSekolahDasar A.Pendahuluan...
Transcript of KecakapanLiterasidiSekolahDasar A.Pendahuluan...
KecakapanLiterasidiSekolahDasar
olehProf.Dr.Rahman,M.Pd.
PendidikanDasar,SekolahPascasarjana,UniversitasPendidikan
Indonesia
A.Pendahuluan
Abad21ditandaisebagaiabadketerbukaanatauabadglobalisasi,
artinya kehidupan manusia pada abad 21 mengalami perubahan-
perubahanyangfundamentalyangberbedadengantatakehidupandalam
abad sebelumnya(Wijaya,dkk.,2016).Abad 21 jugaditandaidengan
banyaknya1)informasiyangtersediadimanasajadandapatdiakses
kapan saja;2) komputasiyang semakin cepat;(3) otomasiyang
menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin;4) komunikasiyang dapat
dilakukandarimanasajadankemanasaja(LitbangKemdikbud,2013).
Khususdalam duniapendidikandampaknyasangatterasasaatinidanke
depan, sehingga orang menyebutnya sebagai masa pengetahuan
(knowledgeage)denganpercepatanpeningkatanpengetahuanyangluar
biasa.
Pendidikanabad21merupakanpendidikanyangmenitikberatkan
pada upaya menghasilkan generasi muda yang memiliki empat
kompetensi utama yakni kompetensi berpikir,kompetensi bekerja,
kompetensiberkehidupan,dankompetensimengusaialatuntukbekerja.
Kemampuan berliterasisiswa berkaitan eratdengan tuntutan empat
kompetensi tersebut, sehingga generasi muda dituntut memiliki
keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami
informasisecaraanalitis,kritis,danreflektif,sehinggabudayaliterasiperlu
ditanamkam padaanakusiadini.Halinisejalandenganpendapatyang
dikemukakanolehMorocco(dalam Abidindkk.,2016hlm.276)bahwa
dalam abad21,kemampuanterpentingyangharusdimilikiolehmanusia
adalahkemampuanyangbersifatliterasi.Kemampuanliterasiiniditandai
denganempathalpenting,yaknikemampuanpemahamanyangtinggi,
kemampuanberpikirkritis,kemampuanberkolaborasidanberkomunikasi,
sertakemampuanberpikirkritis.
Indonesiasaatiniberadadalam krisisbudayaliterasi.Berdasarkan
datayangdidapatkandariWorld'sMostLiterateNations,yangdisusun
olehCentralConnecticutStateUniversitytahun2016,peringkatliterasi
Indonesiaberadadiposisikeduaterbawahdari61negarayangditeliti.
IndonesiahanyalebihbaikdariBostwana,negaradikawasanselatan
Afrika.Faktainididasarkanpadastudideskriptifdenganmengujisejumlah
aspeksepertiperpustakaan,koran,inputsistem pendidikan,outputsistem
pendidikan,danketersediaankomputer.Faktatersebutdidukungjugaoleh
surveitiga tahunan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenaiminat
membacadanmenontonanak-anakIndonesiayangterakhirkalidilakukan
padatahun2012.BersumberpadaBadanPusatStatistik(BPS)hanya
17,66% anak-anakIndonesiayangmemilikiminatbacasedangkanyang
memilikiminatmenontonmencapai91,67%!(Femina,2017).
Konsep literasimengalamiperkembangandariwaktukewaktu.
Dulu,literasihanya sebatas kemampuan berbahasa yang meliputi
menyimak,berbicara,membacadanmenulisuntukdapatberkomunikasi
sesuaidengan tujuan (USAID,2014).Saatini,literasiditujukan pada
serangkaian kemampuan untuk membangun makna baik untuk
memperoleh informasimaupun mengkomunikasikan informasi(Abidin,
2015).Meskipunmembacadanmenulismerupakanliterasidasaryang
perlu diperhatikan. Namun,jenis literasilainnya perlu juga untuk
diperhatikan sepertilliterasinumerasi,literasisains,literasifinansial,
literasi budaya,serta literasi digital. Enam literasi tersebut perlu
dikembangkan sejak diniagarketika dewasa siswa dapatmenjalani
kehidupanyanglebihbaikdansiapmenghadapimasadepanyangpenuh
tantangan.
Sebagaicontoh,literasinumerasibergunabagimasyarakatuntuk
memahamiaplikasikaidah matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Literasinumerasimembantusiswauntuktidaksekadarmenghitunglaba
ataurugi.Melaluiliterasinumerasisiswadapatmemperkirakanbahan
bakuyangtepatuntukmembuatsuatuprodukdanmenghitungperkiraan
hargajual.Literasinumerasitentunyabermanfaattidakhanyauntuksiswa
tetapiuntukmasyarakatIndonesia.Pesatnyakemajuanteknologitidak
akantermanfaatkandenganbaikjikatidakdiiringipemakaiansecarabijak.
Olehsebabitu,literasidigitalsangatperludikenalkansejakanak-anak
masuk sekolah agarmereka dapatmembedakan konten digitalyang
positifdannegatif.MengingatrendahnyaliterasidiIndonesiamakasudah
sewajarnyasemuakomponenbersinergiuntukmewujudkanmasyarakat
Indonesiayangliterat.Ketercapaiantujuanpendidikandankeberhasilan
program pemerintahakansangatbergantungpadakerjasamakomponen.
Sekolah,keluarga,danmasyarakatperlusaling bahumembahuuntuk
menciptakangenerasiyangberbudayaliterasi.
B.Pembahasan
1.LiterasiDasar
Membacadanmenulisdisebutsebagaiibudariliterasi(Rahman,
dkk.,2018).Namun,membangunbudayaliterasibukanhalyangmudah
karenamasyarakatIndonesiatidakterbiasauntukmembacadantidak
terlatihuntukmenulis.Padahal,membacamerupakanjembatanuntuk
membukawawasansertapengetahuandanmenulismerupakansarana
untukmenciptakankarya.Membacadanmenulisbelum menjadibudaya
sehari-harimasyarakatIndonesia.Kebiasaanmembacadankemampuan
untukmenulismerupakan halyang sangatpenting untukmembentuk
generasiyangtangguhdandapatbersaingdieraglobal.Membangun
negaradiperlukanorangyangcakapdanberwawasan.Olehsebabitu,
membangun budaya literasidiIndonesia menjadihalyang sangat
mendesakuntukdilakukan.
Kartika(dalam Yaumi,2016hlm.155)menjelaskansebagianbesar
masyarakatIndonesiabelum sampaipadatahap menjadikankegiatan
membacasebagaikebutuhanyangmendasar.Padahal,kemajuansuatu
bangsadipengaruhiolehkebiasaanmembacasejakdini.Kegiatangemar
membaca harus didukung oleh berbagai pihak karena kebiasaan
membaca sejak dinimampu menciptakan generasiyang berkualitas,
beriman,danbertakwa.Membacaadalahkegiatanyangsangatmudah
untuk melakukannya namun sulituntuk membiasakannya.Kebiasaan
membacabelum membudayapadamasyarakat,khususnyadikalangan
pelajar.Membacaadalahsebagaipondasidasarkemampuanseorang
siswa.Siswa yang kemampuan membacanya minim akan berdampak
padahasilbelajarnya.
Pemerintah melaluiPermendikbud Nomor23 Tahun 2015 telah
menyadaribahwapentingnyapenumbuhankaraktersiswamelaluibudaya
literasi sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Sebagai upaya
mengembangkan literasi,Permendikbud telah meluncurkan program
unggulan bernama Gerakan LiterasiSekolah (GLS)dengan kebiasaan
membaca 15 menit buku nonpelajaran sebelum pelajaran dimulai.
GerakanLiterasiSekolahmenekankanbahwabudayamembacadiawali
dengankebiasaanmembaca.Namun,untukmenyukseskanrencanabesar
initidakbisacepatdanmenetapsehinggaperludukungansemuapihak.
Kebiasaan bukanlah sesuatu yang alamiah dalam dirimanusia tetapi
merupakanhasilprosesbelajardanpengaruhpengalamansertakeadaan
lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, kebiasaan dapat dibina dan
ditumbuhkembangkan.Dalam halkebiasaanmembaca,realitayangada
dalam masyarakathinggasaatinimasihmenganggapaktivitasmembaca
hanyalahsebataskegiatanuntukmenghabiskanwaktu(tokilltime),bukan
kegiatan untuk mengisiwaktu (to fulltime)dengan sengaja.Artinya
aktivitasmembacabelum menjadikebiasaan(habbit)akantetapilebih
kepadakegiatan’iseng’.
Membaca merupakan aktivitas yang sangat penting karena
berdampakpadakemampuanseseoranguntukmemaknaitekssehingga
pengetahuannyasemakinbertambah(Rahmawati,Rahman,Sopandi,&
Darmawati,2018).Rahman (2017) memaparkan bahwa salah satu
manfaat darikegiatan membaca yaitu untuk membiasakan siswa
membaca sehingga minatmembacanya semakin meningkat.Sebagai
upayauntukmeningkatkanminatdanketerampilanmembacasiswayaitu
denganpemanfaatanmediapembelajaran.Padaabad21,mediauntuk
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan membaca semakin
beragam.Sumberbacaan pun dapatdiakses dalam berbagaibentuk
sehinggamembacatidakhanyadilakukanmelaluimediabuku.Membaca
dapatdilakukanmelaluifituryangterdapatpadaponselcerdasseperti
melaluibukuceritadigitalatauaplikasibambooyangsedangnaikdaun.
Berbagaimedia dan program pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkanminatmembacatidakakanterlaksanaapabilasiswatidak
memperoleh dukungan berbagaipihak. Siswa tidak akan terbiasa
membaca jika mereka tidak melihat sosok teladan yang mampu
mendorongnyauntukterbiasamembaca.Sosokteladansiswaialahguru
dankeluarga.Guruselakufaktorpenggerakliterasisangatperluuntuk
mengajak dan melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca.Artinya,
ketikagurumemintasiswauntukmembacamakaiapunharustergerak
untuk membaca bahkan meluangkan banyak waktu untuk membaca
ketikaberadadilingkungansekolah.Haliniakanberdampakpadabudaya
membaca bagilingkungan sekolah.Tidakhanya itu,guru tidakperlu
sungkan untuk mengajak orang tua siswa membaca yang tengah
menungguputraputrinyaselesaibelajar.Disampingdorongandariguru,
faktor penting lain yang dapat menumbuhkan minat baca yaitu
ketersediaannya bahan bacaan yang menarik.Sekolah tidak hanya
menyediakanbukuterkaitpelajaranatauilmupengetahuanumum.Buku
bacaanlainsepertikomik,novel,majalah,koran,atautabloidwanitatidak
masalahdijadikankoleksibacaanagarsemuawargasekolahtidakbosan
membaca.Selainitu,sekolahperlumemerhatikankoleksibacaandengan
terusmenambahbahanbacaanterbarusehinggabahanbacaanterbaru
akanmenjadisantapanfavoritsemuawarga.
Literasidasarselanjutnyaberkorelasidenganketerampilanmenulis.
Sebagaimana telah diketahui membaca dan menulis merupakan
keterampilan awalyang diajarkan disekolah.Menulis adalah sarana
menuangkangagasan.Keterampilanmenulisyangbaikdapatdisebabkan
tingginya minat membaca. Keluwesan menulis tercipta karena
melimpahnyakosakatasertakemampuanmengintegrasikannyakedalam
suatu tulisan. Senada dengan itu, Curtain, dkk. (2016 hlm. 23)
mengungkapkanbahwaketerampilanmenuliskangagasanterkaitdengan
keterampilanmembaca.Untukitulah,pengembangangagasanmemegang
perananutamadalam prosespenggagasanide.Olehsebabitu,membaca
menjadisalahsatufaktoryangsangatpentingbagiketerampilanmenulis.
Idemenulistidakhanyadisebabkantingginyaketerampilanmembaca.
Sampaisaatini,keterampilanmenulissiswasekolahdasarhinggajenjang
pendidikantinggimasihdikategorikanrendah.Gurudandosenselaku
pendidiksudahmengimplementasikanberbagaimacam metodeuntuk
meningkatkanketerampilanmenulis.Meskipunpeningkatanyangtampak
belum signifikanakantetapipenerapanmetodetetapmemberipengaruh
pada keterampilan menulis. Selain penerapan metode inovatif,
penggunaan mediapembelajaran perlu dioptimalkan untukmenunjang
berkembangnya keterampilan menulis siswa. Di era teknologi ini,
pemanfaatan multimedia sangatperlu ditekankan agarminatsiswa
mengikutipembelajaranmenulissemakinmeningkat.
Dalam penelitiannya,Rahman,dkk.(2018)menerangkan bahwa
media video dapat menjadi salah satu media pendukung untuk
meningkatkanketerampilanmenulissiswasekolahdasar.Melaluimedia
video,siswaterbantuuntukmenggaliidedalam prosesmenulis.Selain
berfungsisebagaipenunjang proses menulis siswa secara individu,
melaluipenayanganvideosiswadapatberdiskusidengantemansebaya
atau teman kelompoknya untuk membahas tayangan video.Diskusi
antartemansemakinmembukapikiranuntukmengomentariataumenulis
gagasandalam suatuperistiwaberdasarkansudutpandangyangberbeda.
HalinisenadadenganpendapatRahman(2016)yangmenyatakanbahwa
ide-ide menulis akan semakin berkembang ketika siswa melakukan
diskusikelompok.
Selainmelaluimediapembelajaran,mengembangkanketerampilan
menulisuntukmendukungpeningkatanliterasidasardapatbersumber
dariaktivitassehari-hari.Ariawan&Rahman(2017)dalam penelitiannya
terhadap keterampilan menulis siswa melalui experiential learning
menerangkan bahwa pengalaman yang dimilikisiswa dalam setiap
aktivitasnya dapatmenjadiobjek tulisannya.Lebih lanjut,Ariawan &
Rahman(2017)memaparkanbahwamemberikanpengalamanbermakna
kepada siswa sangatmudah,diantaranya dengan mengajak siswa
melakukan permainan tradisionalatau melakukan kegiatan field trip.
Kegiatantersebuttentunyaakanmenimbulkankesanpositifpadasiswa
karenamerekasecaratidaklangsungtengahbelajardenganmelakukan
yang akan memunculkan kebermaknaan.Dalam penelitian tersebut,
terdapataktivitasmembacasepertimembacaceritapendekatauartikel
sederhana.Adanya aktivitas membaca bermanfaatuntuk menambah
wawasandankosakatasiswa.HalinisejalandenganpendapatAriawan&
Pratiwi(2017)yangmemaparkanbahwakebiasaanmembacapermulaan
diawalmerupakansalahsatucarauntukketerampilandankemahiran
dalam kemampuanuntukmerancanggagasanutama.Selainitu,siswa
akanbelajaruntukmerangkaikata-katauntukmenjadisuatuparagraf.
Aktivitasyangdilakukansiswamelaluilangkahexperientiallearningakan
membantu siswa untuk mengimprovisasi pengalaman beserta
imajinasinyadalam suatutulisan.
2.LiterasiNumerasi
Kemampuannumerasitidakhanyakrusialdimasasekolahkarena
kemampuaniniakanselalubergunahinggakehidupanselanjutnya(De
Smedt,dkk.,2013).Pendidikananakusiadinidansekolahdasarawal
berperanpentinguntukmenyiapkananakmengembangkankemampuan
numerasinya (LeFevre,dkk.,2009). Secara tidak sadar,anak-anak
mempraktikkan literasinumerasidalam kehidupan sehari-haridengan
orang lain dan melakukannya sebelum memasukiusia sekolah dasar
(Starkey& Klein,2008).MenurutKrajewski& Schneider(2009)kinerja
numerasianak-anakusiadinidapatmengidentifikasikemampuanberpikir
matematisnyadalam waktutigatahunkedepan.Memasukiusiadini,anak
-anak perlu mengembangkan literasinumerasisebagaiupaya untuk
menghubungkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari
dengankonsepmatematika.Literasinumerasiyangberkembangsejak
usiadiniakanmemengaruhikemampuandasarmatematikayanglain
seperti geometri,membuatpola,dan pemecahan masalah (Wolfe,
Clements,&Sarama,2011).
Literasinumerasiadalah pengetahuan dan kecakapan untuk
menggunakan berbagaimacam angka dan simbolterkait dengan
matematikadasaruntukmemecahkanmasalahpraktisdalam kehidupan
sehari-harilalumenganalisisinformasiyangditampilkandalam berbagai
bentuk serta menginterpretasihasilanalisis untuk memprediksidan
mengambilkeputusan (Kemdikbud,2017).Numerasiberbeda dengan
kompetensimatematika meskipunberlandaskan padapengetahuandan
keterampilan yang sama.Perbedaannya terletak pada pemberdayaan
pengetahuandanketerampilantersebut.Pengetahuanmatematikatidak
menjadikanindividumemilikiliterasinumerasi.
Literasinumerasimeliputitiga aspek berupa berhitung,relasi
numerasi,dan operasiaritmatika (Purpura,2009).Berhitung adalah
kemampuan untuk menghitung suatu benda secara verbal dan
kemampuanuntukmengidentifikasijumlahdaribenda.Relasinumerasi
berkaitandengankemampuanuntukmembedakankuantitassuatubenda
sepertilebih banyak,lebih sedikit,lebih tinggi,atau lebih pendek.
Sementaraitu,operasiaritmatikaadalahkemampuanuntukmengerjakan
operasimatematikadasarberupapenjumlahandanpengurangan. Tiga
aspekliterasinumerasiyang telah dijelaskan sebelumnya merupakan
aspekdasardalam pembelajaranmatematikayangpentingdiperkenalkan
sejakusiadinihinggaanakmemasukikelasrendah(Jordan,dkk.,2009).
Anak-anak mulaimempelajariaspek numerasisejak usia dini.
Beberapaanakmulaimenunjukkanperkembangannumerasisejakusia
kurangdaritigatahun.Merekasudahmampumembilangsatusampai
sepuluhmeskibelum memahamikonsepmembilang.Ketikaanaksudah
mampu membilang, maka peran guru selanjutnya yaitu memberi
pemahaman bahwa bilangan yang mereka urutkan memilikimakna
denganmenjelaskankonsepsecarasederhana(Starr,Libertus,&Brannon,
2013).Kemampuannumerasianakyangsudahdikenalkansejakdiniakan
memengaruhilearningtrajectorynya.Salahsatucarauntukmemahami
kemampuannumerasianakmelaluitahapperkembangannumerasiyang
meliputiinformalnumerasi,pengetahuannumerasi,dannumerasiformal
(Purpura,Baroody,& Lonigan,2013). Setiap tahap perkembangan
kemampuannumerasiakansalingmemilikiketerkaitan.Meskipundalam
tahapinformalnumerasidanpengetahuannumerasidapatberkembang
secarabersamaanakantetapianak-anakperlumelewatisetiaptahapan
denganbaikagarmerekadapatmencapaitahapkemampuannumerasi
yangterakhirdenganmatangyaitutahapnumerasiformal.
Informalnumerasimerupakantahapawalkemampuannumerasi
anak.Padatahapini,anaksudahmampumembilangsecararuntutdan
mengenalkuantitasdarisekumpulanbenda.Aspekliterasinumerasiyang
mulaimunculdalam dirianak yaitu kemampuannya dalam berhitung
secarasederhana.Informalnumerasibiasanyaterjadipadaanakusiadini
hinggasekolahdasarawal.Anakmengetahuisekumpulanbendayang
dikategorikanbanyakatausedikit(Krajewski&Schneider,2009).Namun,
anakbelum mampumemahamikuantitassuatubendajikaditunjukkan
dalam bentukyangberbeda.Sebagaicontoh,gurumenuangkankacang
hijaudalam mangkukdanbotolsebanyaksatukilogram.Dalam tahap
informalnumerasi,anak mengatakan kacang hijau dalam botollebih
banyakdarikacanghijaudalam mangkukkarenaposisibotollebihtinggi
sehinggakacanghijautampaklebihbanyak.Padahal,kacanghijaudalam
setiapwadahmemilikijumlahkacanghijauyangsama.Anak-anaklebih
memilikipotongankueyangdibagimenjadiduadaripadasatupotongan
penuhkarenamerekaberanggapandualebihbanyakdaripadasatu.
Dalam tahap ini, peran orang tua sangat penting untuk
mengembangkan literasinumerasianak.Pernyataan tersebutsenada
denganpendapatFan&Chen(2011)yangmenjelaskanbahwakeluarga
berperan penting dalam perkembangan dan pencapaian kemampuan
numerasianak.Meskipunkemampuannumerasianakdipengaruhioleh
ketertarikan anak pada matematika akan tetapibeberapa penelitian
mengindikasikanbahwakemampuannumerasicukupbesardipengaruhi
olehperanorangtua.PenelitianAnders,dkk.(2012)menemukanhasil
bahwa kegiatan sehari-hari yang dilakukan di rumah dapat
mengembangkankemampuannumerasiawalanaksertadapatdigunakan
untuk mengidentifikasikemampuan numerasianak dalam dua tahun
berikutnya.
Selanjutnya,hasilpenelitianSimpkins,Davis-Kean,&Eccles(2005)
menunjukkanbahwaketerlibatananakdalam kegiatansehari-hariyang
difasilitasiorangtuaberdampakpositifterhadapkemampuanmatematis,
sikapsains,danketerampilansosialanak.Kemudian,Susperreguy&Davis
-Kean(2016)menerangkanbahwahalyangsangatberpengaruhdalam
menumbuhkan literasinumerasianak yaitu kemampuan orang tua
mengaitkan konsep matematika dalam aktivitas sehari-hariseperti
bermainkartuangka,menyimpanmainansambilmenghitungjumlahnya,
menghitung banyaksayuratau buah yang dibeli,atau mengumpulkan
jumlahbahanuntukmemasak.
Memasukiusiaawalsekolahdasar,kemampuannumerasianak
berubah menuju tahap pengetahuan numeral.Kemampuan numerasi
berkembangkearahkonsepyangabstrak(Sarama&Clements,2009).
Anak-anakbelajarmenggunakansimbol-simbolmatematikadipendidikan
formal. Anak-anak belajar memahami bahasa matematika dan
mempelajariaspekliterasinumerasidasarberuparelasinumerasidan
operasiaritmatika.Anak-anaksudahmemahamibahwasatuliterairyang
dituangkandalam potmempunyaiukuranyangsamadengansatuliterair
yangdituangkandalam botolsirup.Anak-anakmemahamibahwasatukue
utuhbernilaisamadengankueutuhyangdipotongmenjadidua.Dalam
tahapiniminatanakterhadapmatematikamulaiterlihat.Anak-anakyang
tidakmempunyaiminatterhadapmatematikaakanmenunjukkansuatu
kesulitan belajarmatematika sehingga membutuhkan perlakuan yang
lebihkhusus.Olehkarenanya,orangtuamasihberperanpentinguntuk
membantuanakmencapaitahappengetahuannumeralyangmatang.
Gurutidakhanyabertugasuntukmengajarkansimbolmatematika
padaanaktetapijugamenjelaskanpenggunaanbahasamatematikapada
orangtuaagarmerekadapatmengaplikasikandirumah.Dengandemikian,
anak-anakdapatmencapaitahappengetahuannumeralmelaluidukungan
berbagaipihak.Anakakanmempraktikkankonsepmatematikayangtelah
dijelaskan guru ketika dirumah.Sebaliknya,anakdapatmenjelaskan
temuanaktivitasmatematikadirumahketikaberadadisekolah.Adanya
aktivitasmatematikayangsalingtimbalbalikakanlebihmemudahkan
anak untuk melewatitahap pengetahuan numeral(Purpura & Ganley,
2014).Keberhasilan anak melewatitahap pengetahuan numeralakan
sangatberpengaruhpadatahapnumerasiakhirkarenapadanumerasi
akhiranakakanmencapaitingkatkemampuannumerasiyanglebihtinggi
berupa kemampuan pemahaman matematis,kemampuan pemecahan
masalahmatematis,koneksimatematis,berpikiranalitis,ataumenalar.
Tahapakhirdariliterasinumerasiyaitutahapnumerasiformal.
Dalam tahapini,anak-anakmempelajarioperasimatematikayanglebih
rumitkarenapenggunaanoperasiaritmatikamenyajikanpermasalahan
matematikayangtidakhanyadiaplikasikandalam kehidupansehari-hari.
Anak-anak akan belajar mengoperasikan aritmatika dasar seperti
penjumlahan,pengurangan,perkalian,danpembagian.Agarsiswalebih
memahami konsep penggunaan operasi aritmatika maka guru
mengintegrasikanoperasiaritmatikadasarkedalam bentuksoalcerita.
Melaluisoalcerita,anaktidakhanyabelajarmelatihkemampuanliterasi
numerasinyaakantetapibelajarmelatihliterasidasarberupamembaca
pemahaman.Halinidikarenakan kemampuan siswa dalam berpikir
analitis serta pemecahan masalah secara tidak langsung berkorelasi
dengan kemampuan membaca pemahaman anak(Holmes & Dowker,
2013).
Numerasimencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan
kaidah matematika dalam kehidupan sehari-hariketika permasalahan
yangmuncultidakterstruktut,memilikibanyakcarapenyelesaian,atau
bahkantidakadapenyelesaianyangtuntas,sertaberhubungandengan
faktornonmatematis.Sebagaicontoh,seorangsiswabelajarmembagi
bilangan.Ketikaadabilanganyangtidakbisahabisdibagi,makaakanada
bilangan sisa yang nantinya dapatdinyatakan dalam bentukdesimal.
Dalam kehidupansehari-harihasilbagiyangbersisadalam bentukdesimal
tidak begitu diperlukan sehingga dilakukan pembulatan. Seacara
matematika,kaidah pembulatan ke bawah dilakukan apabila nilai
desimalnyalebihkecildaripadalimasedangkanpembulatankeatas
dilakukanapabilanilaidesimalnyalebihbesardaripadalima.Namun,
dalam kehidupanseharihari,kaidahtersebuttidakselaluditerapkan.
Contohdalam kehidupansehari-hari,Risamembawacokelat10
batang lalu dibagikan kepada tiga sepupunya.Berdasarkan kaidah
matematika,sepuluhbatangcokelatapabiladibagikankepadatigaorang
makahasilnyamenjadi3,333.Hasiltersebuttentutidakberlakudalam
kehidupannyatamakapembagiancokelatmenjadi3,3,dan4.Literasi
numerasi membutuhkan pengetahuan matematika akan tetapi
pembelajaran matematika itu sendiri belum tentu menumbuhkan
kemampuannumerasi.
Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan literasi
numerasisiswasekolahdasaryaitugurudapatmenerapkanpembelajaran
diskursusdenganstrategimathematicalbetline.Penerapanpembelajaran
diskursusdenganstrategiMathematicalBetLinetelahdibuktikanoleh
Pratiwi,Herman,& AlJupri(2018) dalam penelitiannya terhadap
kemampuan pemahaman matematis siswa kelas IV.Hasilpenelitian
Pratiwi,Herman,&AlJupri(2018)mengindikasikanbahwapembelajaran
diskursusdengan strategiMathematicalBetLine menstimulasisiswa
untuk mengembangkan kemampuan pemahaman matematis selama
prosesbelajarmelaluikegiatanmemprediksidanmengajukanpendapat
tentangpersoalanmatematika.Hasilpenelitianjugamenunjukkanbahwa
siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran diskursus dengan
strategi Mathematical Bet Line memiliki kemampuan pemahaman
matematislebihbaikdarisiswayangtidakmemperolehperlakuan.
Pembelajaran diskursus matematika adalah interaksi dalam
pembelajaran yang tidak sekadar aktivitas bertanya jawab atau
mengerjakandanmembahaspersoalanmatematika.Namun,diskursus
matematikamenyelesaikanpersoalanmatematikamelaluidiskusiantara
guru dengan siswa atau antarsiswa (Hamdani,2017).Pembelajaran
diskursus matematika membantu siswa untuk mengaitkan persoalan
matematikasecarateoridenganpersoalanmatematikadalam kehidupan
sehari(Venkat& Adler,2012).Secara lebih sederhana,pembelajaran
diskursusmatematikamenyubtitusikanteorimenjadipraktikmatematika.
MenurutNi,dkk.(2014)setidaknyaterdapatlimalangkahdalam
pembelajarandiskursusmatematika.Langkahpertama,gurumemberikan
konsep dasarmatematika untukmemastikan siswa masih mengingat
konsep tersebut.Apabila siswa mengingatkonsep dasarnya,maka
langkahkeduagurumemberikancontohpersoalanmatematikasederhana
danmemintasiswauntukmengerjakansoal.Setelahsiswamenyelesaikan
soal sederhana, guru membuat soal yang lebih sukar sehingga
membutuhkanpemikiranyangmendalam.Langkahketiga,gurumemberi
kesempatan pada siswa untuk menjelaskan cara penyelesaian soal
matematika berdasarkan pemikirannya.Guru sangatdiharuskan untuk
menanyakanalasansiswadalam penyelesaiansoal.Gurujugamenuliskan
beberapacontohpenyelesaiansoalyangdipaparkansiswa.Kemudian,
padalangkahkeempatgurumemintasiswamemilihcarapalingefektif
untukmenyelesaikanpersoalanmatematika.
Selanjutnya,strategiyang dapatdigunakan dalam pembelajaran
diskursusadalahstrategiMathematicalBetLine.MathematicalBetLine
diadaptasidariBetLine yang digunakan oleh pelajarjurusan bahasa
Inggrissebagaistrategiliterasiuntukmengembangkankemampuansiswa
untukmembuatprediksiatasdasarpemahamanmerekatentangkonteks.
Strategi Mathematical Bet Line dirancang untuk mempromosikan
pembelajarandiskursusdanmendukungsensemakingsiswaketikaguru
mengajarkan pelajaran tentang masalah cerita matematika.Dalam
pembelajaranliterasi,strategiBetLinedigunakansebagaipendekatan
interaktif dan berkelanjutan untuk melibatkan siswa dengan teks
bermakna.Secarakhusus,BetLinemenawarkankesempatanbagisiswa
untuk "melihat bagaimana pembaca berpikir dan mulaimemantau
pemahamanmerekasendiri".Sementara,MathematicalBetLinememiliki
tujuan membantu siswa memahamimasalah cerita dengan membuat
prediksiataumenanggapiprediksioranglainmengenaiapayangakan
terjadipadamasalahyangdipaparkanolehguru(Dick,dkk.,2016dalam
Pratiwi,Herman,&AlJupri,2018).
Sebagaicontoh,guru menyajikan pembelajaran operasihitung
pecahandengansoalsebagaiberikut.“Seorangpenjahitmempunyaipita
sepanjang1meter,2/5meternyaberwarnabiru.Apayangselanjutnya
yangakanterjadi?”.Gurumenstimulussiswauntukmembuatprediksi(bet)
yangsesuaidengankonteks.Sebagaicontoh,salahsatusiswamemberi
prediksi“Pitayanglainnyaberwarnamerah”.Gurumenanggapiprediksi
danberdiskusidengansiswauntukmemintapersetujuanataumemberi
kesempatankepadasiswauntukmelanjutkansoal.Misalnyasiswalain
memberikan gagasan,“Berapakah panjang pita berwarna merah?”.
Selanjutnya terjadidiskusimengenaioperasihitung yang tepatuntuk
mengerjakan soaltersebut apakah penjumlahan atau pengurangan.
Dengan demikian siswa akan memahamisoalcerita yang harus
diselesaikandenganoperasipenjumlahanatauoperasipengurangan.Guru
perlumengingatbahwaseluruhprediksisoaldibuatolehsiswasedangkan
tugasguruhanyamengarahkansiswauntukaktifmemberikanprediksinya
(Pratiwi,2017).
3.LiterasiSains
MenurutTuriman,dkk.(2011)literasisainsadalahpengetahuan
dan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dan proses yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan pribadi, partisipasi, dan
produktivias ekonomi. Sementara itu,Performance of International
StudentAssesment(PISA)menjelaskanliterasisainssebagaikemampuan
untuk menggunakan pengetahuan ilmiah,mengidentifikasipertanyaan-
pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti
sehinggadapatdipahamidanditariksuatusimpulan(Astuti,2016hlm.68).
Konsep literasisains yang diajukan PISA tidak hanya terkaitdengan
keterampilanmembacadanmenulistetapicaramenerapkanketerampilan
untukmemahamiprinsip,prosesmendasar,danmengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.Kemudian,Lukum (2015)menjelaskan
literasisains dapatdiartikan sebagaikemampuan seseorang untuk
menyelesaikanmasalahdenganmenggunakankonsep-konsepsainsserta
dampaknyadalam kehidupanseharihari,kreatif,danmampumengambil
keputusandalam kehidupannya.
Lebih lanjut,Lukum (2015)menerangkan banyakcontoh dalam
kehidupansehari-hariyangmenunjukkanindividutidakmeleksainsseperti
memasangspandukpadatianglistrikdalam keadaanbasah.Individutidak
menyadaribahwalistrikselalumenujuketanahdanmencariperantara
yangbersifatkonduktor.Manusiadantianglistrikdikategorikansebagai
konduktoryangbaik,terlebihdalam keadaanbasahkarenaairmerupakan
penghantarlistriksehingga orang yang menyentuhnya mudah terkena
sengatanlistrikdanbisaberakibatfatal.Fenomenalainnya,banyakpetani
melakukan penyemprotan hama tanpa memperhatikan arah angin.
Penyemprotanhamadilakukandenganmenggunakanracunsehinggasi
penyemprotharusberusahauntuktidakbersentuhanlangsungdengan
racun.Apabilaracunmenyentuhpenyemprotmakadapatberbahayauntuk
kulit lalu jika terhirup dapat mengganggu pernafasan. Sebaiknya
penyemprotandilakukansearahdenganarahanginagartidakmengarah
padapetanisehinggaracuntidakakanterhirupolehnya.
Contoh lain yaitu kegiatan memproduksimakanan berwarna.
Masyarakatcenderungmenyukaisesuatuyangberwarna,makananpun
dibuatdenganmenambahkanpewarna.Terdapatduamacam pewarna
yangberupapewarnaalamidanpewarnasintetis.Pewarnayangsehat
merupakanpewarnaalamiyangdiproduksimelaluibahan-bahanalam di
sekitar.Warnahijaudiperolehdaridaunpandandandaunsuji,warna
kuning didapatkan darikunyitatau wortel,dan warna merah muda
diperoleh daribuah naga.Namun,dikarenakan masyarakat kurang
memilikiliterasisainsmakamerekalebihsenangmenggunakanpewarna
buatan yang mengandung bahan kimia berbahaya. Selanjutnya,
masyarakatmembiarkanlampumenyaladisianghari,membiarkanair
kran yang mengalir, menggunakan listrik secara berlebihan, atau
menggunakanterminaldenganbanyaksambungankabel.Haltersebut
membuktikanbahwamasyarakatbelum mengetahuibahwalistrikdanair
merupakan bentuk energi.Energimemerlukan ribuan tahun untuk
memperbaharuinya sehingga dapatberakibatpada krisis energidan
pemborosanekonomi(Lukum,2015).
Bersumberpada PISA,seorang individu tidak bisa digolongkan
menjadiorangyang“scientificallyliterate”atau“scientificallyilliterate”.
Siswadengankemampuanliterasiyangkurangberkembang(scientifically
illiterate atau less developed)mampu menyelesaikan masalah pada
situasisederhanadanakrab,sedangkansiswayangmemilikikemampuan
literasilebih berkembang mampu (scientifically literate atau more
developed)menyelesaikan masalah pada situasiyang kompleks dan
kurangakrab(Rahayu,2014hlm.5).Literasisainsakanberimplikasipada
kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi isu-isu sains yang
melandasipengambilankeputusanpribadi,lokal,dannasionalyangdapat
pula menunjukkan posisisains dan teknologiyang telah diterimanya
(Liliasari,2011).Dalam halinitersiratperanansertakewajibanpendidikan
sainsdalam membentukwarganegarayangmeleksains.Budayaliterasi
sainsdapatdiimplementasikanmelaluipembiasaanantaralainmelalui
pembelajaran, integrasi ke dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta
pembiasaankesehariandalam kehidupandirumah.
Penyediaan sumber daya manusia hendaknya mencakup
pemahamantentangsainsdanteknologi.Sainsmemilikiandilyangbesar
untuk dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman dan
pemikiranyangdibutuhkanmerekauntukmenjadimanusiayangmampu
berpikirkritis,mandiri,berpartisipasiaktif,terbuka,layakdanseriusdalam
membangun dan melindungi bangsa Indonesia bersama warga
masyarakatlainnya.MenurutPISA (dalam Bybee,2008)literasisains
terdiridariempataspek yaitu a)menyadarisituasikehidupan yang
melibatkanilmupengetahuandanteknologi;b)memahamiduniaalam
termasuk teknologi atas dasar pengetahuan ilmiah yang meliputi
pengetahuantentangalam danpengetahuantentangilmuitusendiri;c)
kompetensimencakupmengidentifikasipertanyaanilmiah,menjelaskan
fenomenailmiah,danmenggunakanbuktiilmiahsebagaidasarargumen
mengambilkesimpulandankeputusan.
Fenomena guru sains terutama disekolah dasaryang terlalu
dibebanitugasmengajaruntuksemuamatapelajaranakanmembuat
pembelajaransainsyangtidakbaik.Meskipunpersiapannyabaikakan
tetapitugasyangmembebaniakanberdampakpadaketidakfokusandan
kurangnyasemangatmengajarguru.Gurutetapmengajardenganmetode
konvensionalmenggunakanbukuteksyangdapatmenghambatkemajuan
siswa menjadimeleksains.Penekanan jawaban siswa dalam proses
pembelajaran hanya berasaldarieksplorasipertanyaan dan ingatan
denganmengorbankanpemikirankritis,apalagiinformasiyangdiberikan
hanyaberupapotongan-potonganinformasibukanpemahamandalam
konteks.Gurubelum berhasiluntukmendorongsiswauntukbekerjasama,
berbagi ide dan informasi secara bebas satu sama lain, atau
menggunakan alatmodern untukmemperluaskemampuan intelektual
mereka(Lukum,2015).
Hernandez,Ikpeze,&Kimaru(2015)memaparkanbahwaguruperlu
mengembangkanketerampilanliterasisainssiswauntukmeningkatkana)
pengetahuandanpenyelidikanilmupengetahuanalam,b)kosakatalisan
dan tertulis yang diperlukan untuk memahami,c)mengomunikasikan
hubungan antara sains,teknologi,dan masyarakat.Dengan demikian,
melaluipenerapanliterasisainsdalam pembelajarandiharapkansiswa
akana)memilikikemampuandalam halpengetahuandanpemahaman
tentang konsep-konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk
partisipasidalam masyarakateradigital;b)kemampuanmencari,atau
menentukanjawabanpertanyaanyangberasaldarirasaingintahutentang
pengalamansehari-hari;c)memilikikemampuanuntukmenggambarkan,
menjelaskan dan memprediksifenomena;d)kemampuan membaca
denganmemahamiartikeltentangilmupengetahuandanterlibatdalam
percakapan sosial;e)mengidentifikasiisu-isu ilmiah yang mendasari
keputusanilmiahdanteknologiinformasi;f)kemampuanmengevaluasi
informasiilmiah atas dasarsumberdan metode yang digunakan;g)
memilikikapasitasmengevaluasiargumenberdasarkanbuktidanmenarik
kesimpulandariargumentersebut.
Literasisainsdalam pengukurannyaterdiridari3 dimensiyaitu
konten sains,proses sains dan konteks aplikasisains.Konten sains
merujuk pada konsep-konsep kuncidarisains yang diperlukan untuk
memahamifenomenaalam danperubahanyangdilakukanterhadapalam
melaluiaktivitasmanusia(Suciati,dkk.,2013).Halinidapatmembantu
menjelaskanaspek-aspeklingkunganfisik.Pertanyaan-pertanyaanyang
dapatdiajukandariberbagaibidangilmubaikkonsep-konsepfisika,kimia,
biologi,ilmubumidanantariksa.Kemudian,prosessainsmengacupada
proses mentalyang melibatkan suatu jawaban daripertanyaan atau
pemecahanmasalahsepertimengidentifikasidanmenginterpretasibukti
sertamenerangkankesimpulan(Rustaman,2011).Kemampuanyangdiuji
dalam proses sains meliputi a) mengenali pertanyaan ilmiah,b)
mengidentifikasibukti,c)menarik kesimpulan,d)mengomunikasikan
kesimpulan,e)pemahamankonsepilmiah.Selanjutnya,konteksaplikasi
sains lebih menekankan pada kehidupan sehari-hari, serta
mengaplikasikansainsdalam pemecahanmasalahnyatasepertibidang
kehidupandankesehatan,bumidanlingkungandanteknologi.
PembelajaranIPApadadasarnyamengupayakansiswasadarakan
pentingnyaIPA.Halinibermaknamemahamidanmenguasaimetode
ilmiah,memilikipengetahuanilmiah,memilikisikapilmiah,mengetahui
penggunaan dan pemeliharaan teknologi,dan memahaminilai-nilai
pengetahuandannilai-nilaiyangberlakupadamasyarakat.Disampingitu,
pembelajaranIPAmembantusiswameningkatkankemampuanmembuat
keputusan-keputusan dalam hidup yang lebih baik yang berhubungan
denganduniamereka(Lukum,2014).Olehsebabitu,pembelajaranIPA
sebagaisuatuilmuseyogyanyamencerminkanhakikatIPAdantidaktepat
apabilaguru dalam membelajarkan IPA hanyadengan menyampaikan
konsep yang adadalam bukukepadasiswa.Gurusebagaipelaksana
pembelajarandikelasmerupakanujungtombakpencapaianpenguasaan
sains.Dalam melaksanakanprosespembelajaranguruseharusnyaselalu
berupaya mengembangkan potensisiswa sehingga mereka mampu
berpikirkritisberdasarkannilai-nilaiyangberlakudilingkungannyadan
bisa diwariskan kedalam kehidupan masa kinidan masa mendatang
(Lukum,2013).
Pembiasaanliterasisainsdalam kegiatanekstrakurikulerdilakukan
melaluiberbagaikegiatan.Ketikamelakukankegiatanekstrakurikulerpara
pembimbingatauguruhendaknyamendekatkanataumemperkenalkan
berbagaifenomenaalam yangadadisekitarmereka.Dikehidupanrumah
sangat banyak fenomena sains yang terjadi. Misalnya, kulkas
dimanfaatkan untuk membuates batu.Proses pembuatan es batu
merupakanprosesberubahnyazatcairmenjadizatpadat.Ketikaakan
membukatutupbotolsirupmakamanusiamenggunakanalatpembuka
tutup botolyang diklasifikasikan sebagaijenis pesawatsederhana.
Penggunaan blender untuk membuataneka jus merupakan contoh
fenomenaperubahanenergilistrikmenjadienergigerak.Adanyasains
dalam kehidupanmemberikankemudahandankenyamananbagianggota
keluarga.
4.LiterasiBudaya
MenurutKiHadjarDewantara pendidikan tidak hanya sekedar
mencetak generasi yang berpengetahuan dan cerdas,tetapi juga
mengembangkanbudipekertisiswasesuaikebudayaanbangsa.Budaya
lokalsangatpenting untuk diintegrasikan dengan pendidikan karena
bertujuan untukmenanamkanidentitasdanjatidiribangsapadasiswa.
Pentingnya penanaman budaya lokal sehubungan dengan dampak
globalisasiyang dapatmenghapus jatidiridan menghantarkan pada
absurditas.Olehsebabitu,penanamanbudayalokalmelaluipendidikan
merupakan langkah strategis untuk memperbaikikualitas generasi
penerusyang berbudipekertiluhur.Kearifan budayalokalmerupakan
konsep,ide,dan gagasan budaya lokalyang bersifatbijaksana dan
dijadikan pandangan hidup masyarakatsetempat.Meskipun kearifan
budayalokalseringdisebutsebagaiprodukmasalalu,akantetapibudaya
lokalharusdilestarikankarenamenjadititikpenghubungdarigenerasike
generasi(Oktavianti,Zuliana,&Ratnasari,2017).
Dewasainiterdapatgejaladekulturisasiataupemudaranbudaya
lokaldalam beragam bentuksepertidalam polapemberiannama.Nama-
nama siswa didominasinama asing yang terkesan modern bahkan
dijumpaiadasiswayangmerasamaludengannamanyasendirikarena
sangatidentikdengannamajawa.Siswajugalebihhafallagupopmodern
danlagubaratdibandingdenganlagudaerah.Aruspenetrasikebudayaan
yang datang dariBaratsemakin gencarmewarnaisistem kehidupan
sosiokulturalmasyarakatIndonesia.Keadaan semakin parah karena
kecenderungangenerasimudabangsaberkiblatpadakebudayaanluar.
Haliniberakibatpadasemakinmenipisnyapemahamansiswaterhadap
sejarahlokalatautradisibudayayangadadalam masyarakat.Pendidikan
berbasis kearifan lokal menjadi suatu tawaran menarik untuk
menanamkancintabudayapadasiswa(Nadlir,2014hlm.308).
Gunawan(2014)memaparkanbahwasekolahberperansebagaia)
pewariskebudayaan,guru-gurudisekolahharusdapatberperansebagai
modelkebudayaanyangdapatdipedomanidanditiruolehsiswa,agar
siswamemahamidanmengadopsinilai-nilaibudayamasyarakatnyamaka
guruharusdapatmengajarkannilai-nilaiyangdiyakinimasyarakattempat
sekolahitu.Contohnya,mengenaikedisiplinan,rasahormatdanpatuh,
bekerjakeras,dankehidupanbernegara,sekolahlahyangberkompeten
untuktugas-tugaspewarisanbudayasepertiitu;b)sebagaipemelihara
kebudayaan,artinya sekolah harus berusaha melestarikan nilai-nilai
budaya daerah tempatsekolah.Misalnya,pengguna bahasa daerah,
keseniandaerahdanbudipekerti,selainitujugaberupayamempersatukan
nilai-nilaibudaya yang beragam demikepentingan budaya bangsa
(nasional).Pembangunan pendidikan nasionaljuga harus dikaitkan
dengankerangkakebudayaanbangsasendiri.Olehkarenaitu,wawasan
kulturalmengenaigejalapendidikandantujuanpendidikannasionaltetap
diperlukan,demipengayaanwawasan-wawasanlainnya.Fungsilembaga
pendidikanialahmemelihara,mengembangkan,danmewujudkannilai-nilai
budayayangdimilikiolehmasyarakatpemiliknya(mentransformasikan
nilai-nilaibudaya).
Kajiankearifanbudayalokalperludikembangkandalam pendidikan
karenamemilikimanfaatyaitumelahirkangenerasi-generasikompeten
danbermartabat,merefleksikannilai-nilaibudaya,berperansertadalam
membentukkarakterbangsa,ikutberkontribusidemiterciptanyaidentitas
bangsa,danikutandiluntukmelestarikanbudayabangsa.Nasir&Hand
(2006hlm.449)menjelaskanbahwa“...researchonrace,culture,and
schooling has revealed many significant factors affecting school
achievementandhasarticulatedmanydetailsofhowcultureandlearning
intersectindailyschoollife”.Kajiantersebutmenunjukkanbahwasekolah
mempunyaiperananuntukmengembangkanbudipekertisiswasesuai
dengankearifanbudayabangsa,terlebihlagibudayalokalsiswa.Oleh
karenaitu,pendidikanharusberorientasipadabudayauntukmembentuk
generasiyangmemilikispiritualitasdannilai-nilaibudipekertiluhur.
Berkaitandenganhaltersebut,Diana(2012hlm.185)menerangkan
bahwapendidikanberbasiskebudayaan merupakanalatpalingampuh
dalam rangkamenanamkankesadaranberbudayadengankarakterjatidiri
sesungguhnyadanmelestarikannilai-nilaikearifanlokal(localwisdom)
agarmasyarakattidaktercerabutdariakarnya.Sejalandenganitu,Tilaar
(2002hlm.93)berpendapatbahwanilai,moral,kebiasaan,adat/tradisi,
danbudayatertentuyangmenjadikeseharianmasyarakatmerupakanhal
yangperludiketahuidandipelajariolehsiswa.Keduakajianyangtelah
dipaparkanmencerminkantentangpentingnyamelestarikanbudayalokal
melaluipendidikan.Lebihlanjut,Rozikan(2013hlm.168)menjelaskan
bahwasumber-sumberkearifanbudayalokalberupapotensimanusiawi,
potensiagama,potensibudaya,danpotensialam.
Potensimanusiawiyangdimaksudadalahpendidikandisesuaikan
denganstrukturkepribadianmanusiayangmemilikikomponenid,ego,
dan superego.Strukturkepribadian inilah yang dijadikan dasardalam
pengembangan program pendidikan berbasis kearifan budaya lokal.
Potensiagamamerupakansumbernilaifundamentaldalam kehidupan
manusia yang menyangkutkeyakinan akan keselamatan,kedamaian,
kebahagiaanduniadanakhir,danpetujukagamayangdiyakinisebagai
rujukannilaibaik-buruk,hukum halal-haram,pahaladandosa,dannilai
lainnya.Agamamenjadisumberkearifanbudayalokalyangmelahirkan
littletradition(Rozikan,2013hlm.168-171).
Potensibudayayangmeliputinorma,bahasa,seni,tradisi,institusi,
artifak,simbol,sertaidedangagasandapatdijadikanbahanpembelajaran
yaitu sebagaikonten pendidikan dan alatuntukmembangun karakter
budaya bangsa pada siswa.Adapun karakterbudaya bangsa yang
dikembangkansesuaidengankaraktersiswasekolahdasarberdasarkan
kajiandiantaranyaadalaha)mampumerasakankasihsayang;b)meniru
sikap,nilai,dan perilaku orang lain;c)menghargai,memberikan,dan
menerima;d)mencobamemahamioranglaindilingkungansekitar;e)
mengenalsopansantun;f)mengenaldanmempraktikanaturansekolah;g)
mengenalotoritassepertianakmau diperintah;h)memahamiaturan,
norma,sertaetika,sepertiberdoasebelum memulaipelajaran.Kemudian,
potensialam berkaitandengansumberdayaalam danletakgeografis
suatudaerahyangmenjadipotensiuntukdilestarikan,dikembangkan,dan
dimanfaatkanolehgenerasipenerusdalam menggerakanperekonomian
(Rozikan,2013hlm.168-171).
Keempatpotensitersebutdapatdiajarkanmelaluibeberapastrategi.
Strategipertamayaitumengintegrasikanpotensibudayalokaldalam mata
pelajaran.Contohpengintegrasianinidapatditinjaupadapembelajaran
IPSsekolahdasar.SalahsatutujuanmatapelajaranIPSdisekolahdasar
yaitu memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan
berkompetisidalam masyarakatyangmajemuk,ditingkatlokal,nasional,
danglobal.Tujuaninitercerminpadastandarkompetensikelas4yaitu
memahamisejarah,kenampakanalam,dankeragamansukubangsadi
lingkungankabupaten/kotadanprovinsi.Standarkompetensilainnyayaitu
mengenalsumberdayaalam,kegiatanekonomi,dankemajuanteknologi
dilingkungankabupaten/kotadanprovinsi.Keduastandarkompetensiini
diarahkanpadapendidikanberbasisbudayalokal(Oktavianti,Zuliana,&
Ratnasari,2017).
Nilaikarakteryangdapatdimunculkanpadamateritersebutyaitu
jujur,disiplin,kerjakeras,kreatif,mandiri,demokratis,rasaingintahu,cinta
tanah air,menghargaiprestasi,bersahabatdan komunikatif,peduli
lingkungan,pedulisosial,dan tanggung jawab.Contoh lainnya,pada
pembelajaranmatematikamateribangunruang.Gurudapatmenggunakan
replikarumahadatuntukmembangunkonsepbangunruang.Gurudapat
menggunakan permainan tradisionalsepertidakon dan bekelan pada
materipenjumlahandanpengurangan.Gurudapatmenggunakancontoh-
contohartifakataulukisanbermotifbudayalokalyangmempunyainilai
pencerminanpadamateripencerminandansimetri.Kajianmatematika
berbasisbudayalokalinidisebutdenganEthnomathematics(Oktavianti,
Zuliana,&Ratnasari,2017).
Bersumberpada contoh tersebut,pengintegrasian budaya lokal
bukanhanyadapatdiaplikasikanpadamateripelajarantetapijugadisertai
dengansumberdanmediapembelajaranyangmemadaibudayalokal.
Kedua,mengintegrasikan kearifan budaya lokaldalam mata pelajaran
muatanlokal.MisalnyamuatanlokaldisekolahdasardiJawaTengahdiisi
denganmatapelajaranBahasaJawa.Materiyangdiajarkantentangtata
bahasa Jawa,cara menulis aksara Jawa,peribahasa bahasa Jawa,
sampaipadaetikaJawa.Dengandemikian,materimuatanlokaldiajarkan
sesuaidengandaerahmasing-masingsiswa.
Hasan(2004hlm.52)menyatakanbahwapendidikantidakhanya
merupakan prakarsa bagi terjadinya pengalihan pengetahuan dan
keterampilan (transferofknowledge and skill)tetapijuga meliputi
pengalihannilai-nilaibudayadannorma-normasosial(transmissionof
culturalvaluesandsocialnorms).Setiapmasyarakatsebagaipengemban
budaya (culture bearer)berkepentingan untukmemelihara keterjalinan
antara berbagai upaya pendidikan dengan usaha pengembangan
kebudayaannya.Kebudayaanmerupakanprodukpendidikan.Produkini
dapatdihasilkansalahsatunyamelaluiakulturasidariberbagaimacam
budayayangadadalam lingkunganpendidikan,baikitumelaluiberbagai
literaturyang digunakan,penyampaian dariguru maupun darisiswa
denganberbagailatarbelakangsosial,budayadanekonomiyangberbeda.
Peursen (dalam Kartono,1977) menyatakan bahwa seluruh
kebudayaanmanusiaitumerupakanprodukdarikegiatanpembelajaran
yang berlangsung terus-menerus sepanjang sejarah manusia.Setiap
siswa, pendidik, dan lingkungannya memiliki potensi yang dapat
dikembangkan secara lebih jauh.Berbagaipotensiinidalam lingkup
pendidikandapatmembentuksuatuprodukbudayabaruyangtidakada
sebelumnya. Sekolah memiliki peran sebagai agen pembaharuan
kebudayaandengancaramelakukanreproduksibudaya(nilai-nilaidan
kebiasaanbarudiberikansecaralangsungmelaluimatapelajaranyang
relevanataudengankegiatanekstrakurikuler),difusikebudayaan(siswa
dibimbingdandibantumenyebarkanhasilkebudayaanyangdiperolehdi
sekolahnya kepada keluarga atau masyarakat), dan peningkatan
kemampuanmuridberpikirkritis.
Mengenalkankembalinilai-nilaikearifanlokaldisekolahsetidaknya
dapatterusmenguatkanbudayalokalagartidakhilangdanditinggalkan
olehmasyarakat.Pengetahuanmengenainilai-nilaibudayalokalhanya
diketahuioleh tokoh-tokoh masyarakatatau tersimpan diarsip Dinas
KebudayaandanPariwisata.Upayadiseminasinilai-nilaikearifanlokal
belum berjalansecaraoptimalbaikdalam pendidikanformalmauppun
nonformal.Kesadaranakanpentingnyamelestarikankebudayaanlokal
belum sepenuhnya dimilikioleh masyarakatsehingga tidak ada rasa
memilikidanmenjaganya.Pertimbanganmemasukkannilai-nilaikearifan
lokalpadadasarnyabertujuanuntukmembentengisiswaakanpengaruh
budaya luaryang belum tentu sesuaidengan tatanan dan norma di
masyarakatlokal.Masuknyakontenkearifanlokaldalam kurikulum di
sekolah merupakan salah satu komitmen sekolah untuk mewujudkan
pendidikan karakter serta mendukung pelestarian kearifan lokal.
Internalisasinilaikearifanlokalbukanmenjadisatumatapelajarankhusus
disekolahtetapilebihpadapenerapanhiddencurriculum (Nadlir,2014
hlm.310).
Kearifan lokalsebagaihidden curriculum merupakan penerapan
budayalokalyangbiasanyaberisikannilai,norma,dankepercayaanyang
ditransformasikanbaikdidalam kelasmaupundilingkungansosialsiswa.
Gurudapatmentransfernilai-nilaikearifanlokalagarterintegrasidengan
materipelajarandansenantiasadisampaikanuntuksemuamatapelajaran.
Pendidikanberbasiskearifanlokalmerupakanpendidikanyangdidasarkan
pada pengayaan nilai-nilaikultural.Pendidikan inimengajarkan siswa
untukselaludekatdengansituasikonkretyangmerekahadapisehari-hari.
Pendidikanberbasiskearifanlokalmengajaksiswauntukselaludekatdan
menjagakeadaan sekitaryang bersifatnilaiyang beradadalam lokal
masyarakat(Nadlir,2014hlm.310).
Kearifanlokalmerupakanprodukkebudayaanmasalaluyangpatut
secaraterusmenerusdijadikanpeganganhidup.Meskipunbernilailokal
tetapinilaiyangterkandungdidalamnyasangatuniversal.Olehkarenaitu,
melaluipengintegrasiannilaikebudayaanlokalkedalam pembelajaran
akanmembantusiswasecaratidaklangsungdalam penemuanjatidiri
secarautuhsebagaiindividumaupunsebagaianggotamasyarakatyang
terikatdenganbudayaunggulyangtelahdijunjungolehpendahulunya.
Dalam pendidikan berbasiskearifan lokal,pedoman nilai-nilaikearifan
lokalmerupakankriteriayangmenentukankualitastindakananak.Sebagai
suatukriteriayangmenentukan,nilai-nilaikearifanlokaldapatmenjadi
suatupijakanuntukmengembangkanpembelajaranyanglebihberkarakter.
Kebermaknaan pembelajaran dengan lingkup kearifan lokal akan
menampilkandimensipembelajaranuntukmemacukeilmuanseseorang
sertamendinamisasikeilmuantersebutmenjadikontekstualdanramah
budayadaerah.
Semuastakeholderdalam pendidikanperlumemberikankontribusi
nyata terhadap pelestarian budaya lokaldidaerah khususnya bagi
kalangan pemuda penerus bangsa. Pemberian pengarahan dan
penghargaankepadagurujugadianggapperlusebagaiupayapemberian
motivasidanmeningkatkanpemahamanparaguruuntukmengaplikasikan
sertamemberikanteladantentangpendidikankarakterberbasiskearifan
budayalokal.Contohimplementasiyangdapatdirealisasikandilembaga
pendidikandenganmengadakankegiatankesiswaanyangmenekankan
padapengenalanbudayalokalyangisidanmedianyadikaitkandengan
lingkungansosialdanlingkunganbudayasertakebutuhanpembangunan
daerahsetempat.Pengadaansanggarsenibudayadisekolahsebagai
sarana merealisasikan bakatjuga diperlukan sebagaihiburan siswa
dipandangperluuntukmeningkatkanpengetahuandankecintaanpemuda
padakebudayaan lokalnyasendiri.Permainan tradisionalyang hampir
punahperludieksposkembalikarenamengandungunsurkekompakan,
kejujuran,danmengasahotak(Nadlir,2014hlm.318-19).
Penggunaan bahasa lokaljuga perlu diaplikasikan disekolah
sekurangnyasatuharidalam sepekanpadasaatprosespembelajaran.
Kegiatansepertiperlombaanmajalahdindingsekolahyangbermuatan
budayalokalataulombacerdascermattentanglingkungansosialdan
budaya.Bagiguru yang mengampu mata pelajaran bahasa dapat
menugaskansiswauntukmengkajiataumenyusunartikeldengantopik
yang berkaitandenganwisata,tradisi,makanantradisionalkhas,atau
menulislaporantentangprosedurpembangunanrumahadat,prosedur
upacaraadat,atauprosedurpermainantradisional.Bagigurumatematika
dapatmemintasiswauntukmengidentifikasibentukgeometrisdarisuatu
rumahadat,menakarbahanyangdiperlukanuntukmembuatmakanan
tradisional,ataumengukurukurankainyangdigunakanuntukmembuat
bajuadat.Metodelainyangdapatdiimplementasikanmelaluibercerita
denganmenampilkangambar,mendengarkanalunanmusik,menampilkan
miniatur rumah adat,atau bersama-sama belajar membuatproduk
tradisionalsepertimembatik(Nadlir,2014hlm.322).
5.LiterasiFinansial
Padaeraglobalisasianak-anakdanremajamenghadapiperilaku
konsumtif,pengeluaran yang kurang bijak,serta menghadapikondisi
keuanganyangsemakinkompleks(Lucey&Cooter,2008danLucey&
Giannangelo,2006).Literasifinansialperlu dikembangkan padasiswa
terutamabagimerekayangsudahmemasukiusiaawalremaja.Menurut
Brown,dkk.(2016)danXiao,dkk.(2014)pengenalanliterasifinansial
sejakdiniakanberpengaruhpadakemampuanmengelolauangpadasaat
dewasa.Lebih lanjut,Lusardi& Tufano (2015)menerangkan bahwa
sebagianbesarmasyarakatyangmempunyaipenghasilandiatasrata-rata
kurang mampu mengelola keuangannya karena mereka tidak belajar
menggunakanuangsecaraefisien.OECD(2016)mendefinisikanLiterasi
finansialatau literasikeuangan adalah pengetahuan dan pemahaman
tentang konsep keuangan dan resiko,keterampilan,motivasi dan
kepercayaandiriuntukmenerapkanpengetahuandanpemahamandalam
membuatkeputusanyangefektifdalam berbagaikonteksfinansial,untuk
meningkatkankesejahteraanfinansialindividudanmasyarakat,danuntuk
memungkinkanpartisipasidalam kehidupanekonomi.
Anak-anakusiaantara12hingga19tahundikategorikanmemiliki
perilaku konsumtif cukup tinggi sehingga sangat penting untuk
membiasakanmenabungpadamereka(Friedline,2015).Batty,Collins,&
Odders-White(2015)menerangkan bahwaketidakmampuan anak-anak
dan remaja menyimpan uang berpengaruh terhadap kemampuan
mengeloladankeputusanmenggunakanuangsecaraefektifhinggamasa
mendatang.Halinimenjadisuatuperhatianbagiduniapendidikanbahwa
pembiasaan menabung bukan diimplikasikan pada usia sekolah
menengahataskarenaakanlebihsukaruntukmenanamkanpembiasaan
padausiatersebut.Halinidisebabkanmerekatidakterbiasamenabung
sejakusiadini.
Berkebalikandaripernyataansebelumnya,halyangumum terjadidi
Indonesia yaitu orang tua siswa usia dinidan sekolah dasarrutin
menabungpadapihaksekolah.Namun,setelahanakmemasukisekolah
menengahpembiasaanmenabungsudahtidaklagidilakukan.Merujuk
pada pernyataan sebelumnya,maka penulis menyimpulkan bahwa
pembiasaanmenabungtidakberjalanefektifjikatargetnyasiswasekolah
menengahyangtidakterbiasamenabungsejakdinibegitujugadengan
pembiasaanmenabungsejakusiadiniyangtidakterusberlajuthingga
sekolahmenengah.Olehsebabitu,pembiasaanmenabungsangatperlu
disosialisasikan serta diimplementasikan sejak usia dinidan terus
berlanjuthingga sekolah menengah.Halyang menjadipenting dalam
pembiasaanmenabungadalahanak-anakbelajarmenabungdengancara
menyisihkanuangsakunyabukanmenabunguangyangdisediakanorang
tuanya.Anak-anak diwajibkan menabung setiap haridengan tidak
memerhatikan nominal uang yang disisihkan. Apabila pembiasaan
menabung dilakukan secara kontinyu maka menabung akan menjadi
suatu kebiasaan dalam hidup anak-anak.Mereka akan memahami
pentingnyamenabungsehinggadapatmencegahperilakukonsumtif.
Schug & Lopus (2008)mengklaim bahwa pendidikan tentang
mengelola keuangan tidak pernah diberikan pada masyarakatumum.
Pembelajaran disekolah bahkan pada mahasiswa dengan jurusan
ekonomitidak ada yang memberimateritentang literasifinansial.
Mahasiswa hanya diberipembelajaran tentang pengelolaan keuangan
dalam urusanbisnis,pemasaran,atauakuntansi.Pengelolalaankeuangan
hanyadisosialisasikanmelaluiseminaryangtidakbanyakdihadirioleh
masyarakatumum.Oleh sebab itu,banyak masyarakatyang kurang
mampumengelolakeuangannya.Merujukklaim Schug&Lopus(2008)
makaliterasifinansialmemangperludisosialisasikansejakusiadiniatau
minimalpadausiasekolahdasar.Dengandemikian,baikguruataucalon
guruperlumempelajaricarauntukmengajarkanliterasifinansialpada
siswanya(Fitchett,Heafner,&Lambert,2014).
MenurutWay& Holden (2009),guru memahamibahwa literasi
finansialsangatpentinguntukdiajarkanpadasiswaakantetapimereka
kesulitanuntukmemadukanpembelajaranliterasifinansialpadasalah
satumatapelajaran.Senadadenganitu,Anthony,Smith,&Miller(2015)
menerangkan bahwa guru sekolah dasarkurang percaya diriuntuk
mengajarkanliterasifinansialselainitumasihbanyakguruyangbelum
memahamipentingnyaliterasifinansialbagidirinyadananakdidiknya.
SurvaidariCouncilonEconomicEducation(2009,2011,2014,2016)
mengindikasikanbahwaliterasifinansialyangterintegrasidalam mata
pelajaran sosialkepada siswa sekolah menengah sudah berkembang
cukupbaik.Halinitidakmenutupkemungkinanjikaliterasifinansialmulai
disosialisasikandandiintegrasikanpadakurikulum pendidikansekolah
dasardan anak usia dini.Terdapatdua fungsipembelajaran literasi
finansialdisekolah(Pesando,2018).Fungsiyangpertama,pembelajaran
literasifinansialmenginformasikan pentingnya kemampuan mengelola
keuangan pada siswa sebagaibekalmereka memasukidunia kerja
terutama bagisiswa yang ingin bekerja dalam bidang keuangan.
Pengetahuantentangliterasifinansialmenjadikrusialpadaabad21.
Beberapanegaramengintegrasikanliterasifinansialdalam mata
pelajaranmatematika,ipa,sosial,danbahasa.Integrasiliterasifinanasial
dituangkandalam materipembelajaran,ceritapendek,atausoalcerita
(Cull& Whitton,2011).Literasifinansialmembantusiswayangmulai
hidup secara mandiriketika melanjutkan ke perguruan tinggi.Sudah
menjaditradisimelihatbanyaksiswayangmelanjutkanbelajarkeluar
daerahnya sehingga mereka harusmengurushidupnya sendiri.Tanpa
adanyaliterasifinansial,siswakurangmampumengelolakeuangannya
dankebiasaantersebutbisajadiberlanjutketikamerekamemasukidunia
pekerjaan. Rendahnya kemampuan mengelola keuangan akan
berpengaruh pada kelanjutan hidup.Mereka yang seharusnya sudah
pandaimengatur pengeluaran akan menjumpaibanyak kekurangan
pemasukanataudapatdikatakanmerekamengalamilebihbesarpasak
daripadatiang.
Fungsipembelajaran literasifinansialyang kedua yaitu untuk
meningkatkanpengetahuandankesadaranliterasifinansialpadasiswa.
HasilpenelitianMandell(2008)menunjukkanbahwaterdapatpeningkatan
kesadaran literasifinansialpada siswa kelasXIIsetelah memperoleh
pengetahuantentangliterasifinansialsejakmasukkelasX.Mandell(2008)
mengimplementasikanpembelajaranliterasifinansialpadasiswakelasX
danterusmengamatipengelolaankeuangansiswahinggamerekalulus
sekolah. Perubahan siswa setelah mengikuti pembelajaran literasi
finansialterbuktiberdasarkanrendahnyaperilakukonsumtifsiswadan
lebihberkembangnyakebiasaanmenabungpadasiswa.Lebihlanjut,hasil
penelitian Luhrmann,Serra-Gracia,& Winter(2015)mengindikasikan
adanya pengaruh daripelatihan literasifinansialbagisiswa sekolah
menengah diJerman.Siswa yang telah mengikutipelatihan literasi
finansiallebihcermatdalam menggunakanuangdanmemahamibahwa
keuanganbukansesuatuyangstagnanakantetapibisaberubah-ubah.
Olehsebabitu,kemampuanmengelolauangsangatdiperlukanbahkan
bagisiswasekolahdasarsekalipun.Siswamenyadaribahwaperilaku
konsumtifsepertimembelimainan atau makanan secara berlebihan
bukan perilaku yang baik sehingga mereka lebih mampu untuk
mengendalikandiridalam penggunaanuang.
Siswasekolahdasardananakusiadinimemilikikapasitasuntuk
belajartentangmengelolakeuangan(Batty,Collins,&Odders-White,2015).
Namun,hasilsurveymenunjukkanlebihdari55%gurumenyatakanbahwa
keterampilanmengelolauangterlalusukaruntukdiimplementasikanpada
siswasekolahdasarterlebihpadaanakusiadini(Way&Holden,2009).
Gurumenerangkanbahwasiswasekolahdasardananakusiadinilebih
baikmengembangkanketerampilanberpikirkritisdanperilakuprososial
(James, 2008). Pernyataan tersebut dapat disebabkan selama
mengenyam pendidikan guru tidak pernah memperoleh pengetahuan
tentang literasifinansialsehingga mereka tidakmemilikipemahaman
tentang literasifinansial.Selain itu,hanya 7,8% calon guru yang
memperolehpengetahuanliterasifinansial.Itupunsebataspengetahuan
dasarbelum sampaipadatahapimplementasi.Padahalsiswamemiliki
kemampuan pemahaman yang baik apabila guru mampu
mengembangkanpembelajaranliterasifinansialdengancarayangbaik.
MenurutHenning&Lucey(2017)siswasekolahdasardananak
usiadinimemilikipotensiuntukmengelolakeuangan.Olehsebabitu,
seorangguruperlumemilikiketerampilanmengajarliterasifinansialagar
pembelajarantersebutdapatdikemassecaramenariksehinggasiswa
akanlebihmudahmemahamipentingnyaliterasifinansial(Lucey,Myers,&
Smith,2017).Keterampilandasaryangperludikuasaiguruuntukmengajar
literasifinansialyaitu(a)pengetahuantentangliterasifinansial,(b)praktik
literasifinansial,(c)keterampilanmengajarliterasifinansialdisekolah.
Brown&Ferguson(2017)menjelaskanbahwaterdapatlimakonsep
tentangliterasifinansialyangperludipahamiolehsiswayakniscarcity,
exchange,money,saving,dan giving.Secara ringkas,scarcity dapat
diartikan sebagaikondisikeinginan membelilebih besar daripada
kebutuhan.Kondisitersebut banyak dijumpaipada sebagian besar
masyarakat.Merekabanyakmembelibarangyangtidaksesuaidengan
kebutuhansehinggakebutuhantidakterpenuhitetapipengeluaranhampir
melebihipemasukan.Untukmengajarkanpemahamantentangscarcity,
siswa perlu memahami kebutuhan dan keinginan. Guru perlu
mencontohkan barang-barang yang termasuk kebutuhan dan barang-
barangyangsebataskeinginan.Selainmenjelaskanpadasiswa,guruperlu
mengajakorangtuauntukbelajarmenolakpermintaananakyangsering
sekalitidaksesuaikebutuhan.Gurudanorangtuaperlubersikaptegas
dan memberipengertian bahwa barang-barang yang diinginkan anak
bukansuatukebutuhansehinggatidakperluuntukmembelinya(Brown&
Ferguson,2017).
Konsep yang kedua yaitu exchange yang bermakna pihaksatu
memberisesuatukepadapihakkeduabilapihakkeduajugamemberi
sesuatukepadapihakpertama.Anak-anakperlumemahamibahwasuatu
bendamemilikinilai.Sebagaicontoh,ketikaanakinginmembelieskrim
makaiaharusmengetahuibahwaeskrim mempunyainilaisehinggaia
harusmembayarnya.Selanjutnya,konsepyangketigayaitumoney.Dalam
halini,money atau uang merupakan alat yang digunakan untuk
memfasilitasiempatkonsepliterasifinansial.Anak-anakpadaumumnya
hanyamengetahuibahwauangberfungsisebagaialatuntukmembayar
barangyanginginmerekabeliatauuntukmembayarjasa.Namun,anak-
anakbelum mampumembedakanpenggunaanuanguntukhalpenting
dantidakpenting.Anak-anakperlumemahamibahwauangtidakhanya
berfungsi untuk membeli atau membayar tetapi untuk simpanan
kebutuhandimasadepan.Olehkarenanya,gurudanorang tuaperlu
memberipengarahan pada anak tentang penggunaan uang sesuai
kebutuhanbukankeinginan(Brown&Ferguson,2017).
Selainitu,uangbermanfaatuntukmenabungataudalam konsep
kelimaliterasifinansialdisebutsaving.Menabungpadaanak-anakusia
dinisertasekolahdasardapatdikenalkandenganmenyisihkanuangsaku
dalam celengan.Guru dan orang tua dapatmemaksa anak untuk
menabung uang sakunya sebelum mereka menggunakan uang untuk
membelisesuatu.Gurudanorangtuamenjelaskanmanfaatmenabung
ketikaanak-anakinginmembelisesuatusehinggamerekapaham bahwa
untukmembelisesuatuharusadahalyangmerekakorbankan.Dengan
demikian,menabungdapatmenumbuhkansikapbijakdalam penggunaan
uang.Halyangpalingpentingdalam konsepliterasifinansialyaitukonsep
givingataumemberi.
Givingmerupakantingkattertinggidarikonsepliterasifinansial.
Melaluigivinganak-anakakanbelajarberbagikebahagiaanpadaorang
lain sehingga menumbuhkan perilaku prososial.Guru dapatmemberi
pengertianpadaanak-anakbahwauangyangmerekamilikitidakperlu
dihabiskanuntukdirinyasendiri.Gurumempraktikkangivingpadaanak-
anak agar mereka melihat secara langsung makna giving. Guru
menunjukkanuangyangiapunyalalumentraktiranak-anakuntukmakan
siang bersama.Kemudian guru menjelaskan bahwa anak-anak dapat
membelikanmakananataucamilanpadatemannyayangtidakmembawa
makanankesekolah.Caratersebutakanmembuatanakpaham jikauang
tidakhanyadigunakanuntukmembelisesuatutetapidapatdisimpandan
dibagikanpadaorangyangmembutuhkan(Brown&Ferguson,2017).
TerdapattigakategoriberdasarkanPISAyangmenjadiaspekuntuk
mengukurkemampuanliterasifinansialsiswayaitukonten,proses,dan
konteks (OECD,2016).Aspek pertama untuk mengukurkemampuan
literasifinansialyaitukonten.Kontendiartikansebagaicakupanareadari
pengetahuan dan pemahaman yang harusdigaliuntukmenyelesaikan
suatupermasalahan.KeempatkontenliterasifinansialberdasarkanPISA
yaituuangdantransaksi,perencanaandanpengaturankeuangan,resiko
danganjaran,danlanskapkeuangan.Uangdantransaksi(Moneyand
Transaction)merupakankontenyangmencakupkesadaranakanberbagai
bentukdantujuanuangdanpengelolaantransaksimoneter,yangmungkin
mencakuppengeluaranataupembayaran,denganmemperhitungkannilai
uang,danmenggunakankartubank,cek,rekeningbankdanmatauang.
Kemudian, perencanaan dan pengaturan keuangan (Planning and
Managing finances). Konten inimerefleksikan proses pengelolaan,
perencanaan,dan pemantauan pendapatan sertabiayatermasukjuga
kaitandenganpenggunaankredit.ResikodanGanjaran(RiskandReward)
merupakan konten yang menggabungkan kemampuan untuk
mengidentifikasicaramenyeimbangkan(mencakupresiko)danmengelola
keuangan dalam ketidakpastian dengan pemahaman tentang potensi
keuntunganfinansialataukerugiandiberbagaikontekskeuangan.Ada
duajenisresikoyangsangatpentingdalam domainini,pertamaberkaitan
dengankerugianfinansialyangtidakdapatditanggungindividu,seperti
yangdisebabkanolehbiayabencanaataubiayaberulang.Keduaadalah
resiko yang melekatpada produk keuangan,sepertiperjanjian kredit
dengantingkatsukubungayangvariabel,atauprodukinvestasiseperti
asuransi.Kontenterakhirdalam literasifinansialyaitulanskapfinansial
(Financiallandscape)yangberhubungandengankarakterdanfiturdunia
finansial.Cakupannyaadalahkesadaranakanperaturandanperlindungan
konsumen,mengetahuihak dan tanggung jawab konsumen dipasar
finansialdanlingkunganfinansialumum,danimplikasiutamadarikontrak
keuangan.Dalam artiluas,lanskap keuangan mencakup pemahaman
tentangkonsekuensiperubahankondisiekonomidankebijakanpublik,
sepertiperubahantingkatsukubunga,inflasi,perpajakanatautunjangan
kesejahteraanbagiindividu,rumahtanggadanmasyarakat(OECD,2016).
Aspekkedua kemampuan literasifinansialyaitu proses.Aspek
prosesberhubungandenganproseskoginitif.Prosestersebutdigunakan
untuk mendeskripsikan kemampuan siswa untuk mengenali dan
menerapkankonsepyangrelevandengandomain,danuntukmemahami,
menganalisis,memikirkan,mengevaluasi,danmemberikansolusi.PISA
mendefinisikanempatkategoriprosesuntukliterasifinansialini,yaitu
mengidentifikasi informasi finansial, menganalisis informasi dalam
konteks finansial,mengevaluasi isu-isu finansial,dan menerapkan
pengetahuandanpemahamanfinansial.
Aspekterakhirdalam kemampuanliterasifinansialyaitukonteks.
Adaempatkonteksyangdigunakandalam penilaianPISAyangmeliputi
pendidikandanpekerjaan,rumahdankeluarga,individu,danmasyarakat.
Kontekspendidikandanpekerjaanmencakuptentangpemahamanslip
gaji, perencanaan menabung pendidikan lanjut, menginvestigasi
keuntungandanresikopengambilanpinjamansiswa,danberpartisipasi
dalam skematabunganditempatkerja.Kemudian,konteksrumahdan
keluarga melingkupi pembelian barang-barang rumah tangga atau
belanjaan keluarga,mencatat pengeluaran keluarga,dan membuat
rencanauntukacarakeluarga.Berikutnya,konteksindividuyangberupa
aktivitas finansialpribadisepertimembuka rekening bank,membeli
barang-barang konsumsi, membayar untuk kegiatan rekreasi, dan
berurusandenganlayanankeuangansepertikreditdanasuransi.Konteks
terakhir yaitu masyarakat yang menerangkan hal-hal seperti
pemberitahuantentanghakdantanggungjawabkonsumen,memahami
tujuanpajakdanbiayapemerintahdaerah,menyadarikepentinganbisnis,
dan pertimbangan keuangan pilihan,seperti menyumbang kepada
organisasinirlabadanbadanamal.
6.LiterasiDigital
Digitalliteracyskillssatauliterasidigitalmenjadikebutuhanbagi
masyarakatsaatinikarena kemajuan teknologiyang tidak diimbangi
kecerdasandalam penggunaannyadapatmemberidampakburukbagi
peradabanmanusia.Literasidigitaladalahketerampilanseseoranguntuk
menggunakan serta memahamipemanfaatan teknologiinformasidan
komunikasiuntukmendukungduniapendidikan(Kivunja,2015hlm.167).
HalinisejalandenganpendapatBawden(2001)yangmemaparkanbahwa
lietrasidigitaladalahsuatuketerampilanuntukmembacadanmemahami
informasi dalam bentuk hypertext atau informasi dalam format
multimedia. Literasi digital bukan hanya sekadar keterampilan
menggunakan sumber digitaltetapiketerampilan berpikir terhadap
informasiyangdiperolehdariberagam sumbermultimediasecaraefektif.
Keterampilan menggunakan media digitalyang dimilikiguru
berfokus pada pendidikan dan pembelajaran. Krumsvik (2008)
memaparkan bahwa terdapat tiga konsep dalam keterampilan
menggunakan media digital yang meliputi keahlian berteknologi,
pedagogicalcompatibility,dankesadaransosial.Keahlianberteknologi
merupakan konsep pertama dalam keterampilan penggunaan media
digital.Keahlianberteknologiadalahkecakapanuntukmengoperasikan
teknologisesuaidengantujuan.Seoranggurudikategorikanahliteknologi
apabilamempunyaipengetahuandasartentangteknologidanmempunyai
keahlianmengoperasikanteknologi.Pengetahuandasarteknologiadalah
pengetahuanyangdimilikigurutentangpenggunaanperangkatkerasdan
perangkatlunakdalam kehidupan sehari-hari.Sementara itu,keahlian
mengoperasikan teknologiadalah cara guru mempraktikkan teori-teori
yangtelahdipelajari(Harris,Mishra,&Koehler,2009).Halinibertemali
dengan pendapatKrumsvik (2008)bahwasannya seorang guru dapat
memanfaatkanteknologiuntukkepentinganpembelajaran,pribadi,dan
sosialnyasepertiberkirim suratelektronik,mencariinformasidanberitadi
internet,ataumenyalurkanhobimelaluiblogatauwordpress.
Konsep yang kedua dalam penguasaan media digital yaitu
pedagogicalcompatibility.Koehler& Mishra (2009)mendeskripsikan
pedagogicalcompatibilitysebagaiketerampilanmemanfaatkanberagam
teknologiberdasarkankebutuhandanketerampilanmengaitkandesain
dan strategi pembelajaran dengan teknologi. Dengan kata lain,
pedagogical compatibility adalah pemahaman seorang guru untuk
mengintegrasikan teknologi dalam berbagai situasi. Pedagogical
compatibilitybertemalidenganketerampilanguruuntukmemfasilitasidan
mengembangkan kemampuan siswa dalam pemanfaatan teknologi
sehinggaprosespembelajaranakanlebihefektifdantujuanpembelajaran
tercapaisecaraefisien.Keterlibatan siswadalam pemanfaatan media
digitalberdampakpadasemakinmeningkatkankesadaranberteknologi
padadirisiwasehinggamerekamenyadaribahwateknologitidakhanya
digunakan untuk bermain game tetapipada pengembangan diridan
kariernya. Dalam hal ini seorang guru perlu mengajarkan cara
menggunakan teknologisecara bijak agarsiswa memahamibatasan
penggunaan teknologiatau mampu memanfaatkan teknologidengan
wajar(Ribble,2009hlm.251).
Konsep ke tiga daripenguasaan media digitalyaitu kesadaran
sosialatau socialawareness.Kesadaran sosialberkaitang dengan
kemampuan guru untuk memanfaatkan media digital dengan
memerhatikanlingkungansekolah.Masalahteknisseringsekalidihadapi
guruketikamenggunakanmediadigitaldikelas.Sebagaiupayamengatasi
haliniperluadanyaketerampilansosialguruuntukmenghubungipihak
teknisi.Biasanya guru jarang memilikinarahubung teknisikarena hal
tersebutdilakukanolehpetugastatausahasekolah.Kurangnyakepekaan
guruakanpentingnyateknisitentuberdampakpadapemanfaatanmedia
digitalyang kurang efektif.Kemudian,akses penggunaan internetdi
lingkungan sekolah sangat terbatas sehingga siswa lebih sering
memanfaatkanmediadigitaldiluarsekolah.Kondisiinimenyebabkan
penggunaan media digitalkurang terpantau sehingga berakibatpada
kurangterkendalinyapenggunaanmediadigital.Olehsebabitu,guruserta
pihak sekolah sangat penting untuk memfasilitasi siswa dalam
pemanfaatan media digitalagarmereka tidak perlu belajardiluar
lingkungansekolahterutamajikalingkunganluarkurangmengedukasi
(Instefjord&Munthe,2015hlm.5).
Guru yang dapatmengelola media digitalakan memengaruhi
keterampilansiswadalam penguasaanmediadigital.Mediadigitalakan
sangatbermanfaatbagipencapaianprestasiakademik,pemenuhanminat,
danpenemuankariersiswa.Melaluimediadigitalsiswadengankreatif
mencarisumberbelajar,menuangkanidebisnisataukreativitas,serta
menjadibagiandarimasyarakatyangmenggunakanteknologisecarabijak.
Seorang guru memilikiposisisebagaiagen pembelajaran sehingga
merekaperlumengubahparadigmamengajarnya.Guruperlumelakukan
pembaharuan dalam pembelajaran sebagaicara untukmengantisipasi
tantangan dunia pendidikan yang semakin berat sepertikemajuan
teknologiinformasi.Teknologiinformasisaatinimenjadisuatukebutuhan
karenabanyakhalyangdenganmudahdiperolehmelaluipenggunaan
teknologi.Namun,munculnyateknologidapatberdampaknegatifjikaguru
dan siswa tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk
mengantisipasinya.Gurusangatperluberprosessecaraterusmenerus
untukmeningkatkankualitasdirikarenaguruialahfaktorpentinguntuk
meningkatkankualitaspendidikan(Suyuthi,2015).
C.Simpulan
Literasiadalah kemampuan membaca dan menulis.Seseorang
disebutliteratapabilaiamemilikipengetahuandankemampuanyang
benaruntuk digunakan dalam setiap kegiatan yang menuntutfungsi
literasi secara efektif dalam masyarakat; dan keliteratan yang
diperolehnya melalui membaca, menulis, dan aritmetika itu
memungkinkan untuk dimanfaatkan bagi dirinya sendiri dan
perkembanganmasyarakatnya.Namun,padasaatiniliterasitidakhanya
berkaitandenganmembacadanmenulis.Literasisudahmerambahke
berbagairanahsepertiliterasinumerasi,literasisains,literasibudaya,
literasifinansial,dan literasidigital.Semua literasiyang terpaparkan
berkedudukan sama pentingnya dengan membaca dan menulis yang
notabenedikategorikansebagaiibunyaliterasiatauliterasidasar.
Literasinumerasiadalah pengetahuan dan kecakapan untuk
menggunakan berbagaimacam angka dan simbolterkait dengan
matematikadasaruntukmemecahkanmasalahpraktisdalam kehidupan
sehari-harilalumenganalisisinformasiyangditampilkandalam berbagai
bentuk serta menginterpretasihasilanalisis untuk memprediksidan
mengambil keputusan. Numerasi berbeda dengan kompetensi
matematikameskipunberlandaskanpadapengetahuandanketerampilan
yangsama.Perbedaannyaterletakpadapemberdayaanpengetahuandan
keterampilan tersebut. Pengetahuan matematika tidak menjadikan
individu memilikiliterasinumerasi.Selanjutnya,literasisains dapat
diartikansebagaikemampuanseseoranguntukmenyelesaikanmasalah
dengan menggunakan konsep-konsep sains serta dampaknya dalam
kehidupanseharihari,kreatif,danmampumengambilkeputusandalam
kehidupannya.
Literasifinansialatauliterasikeuanganadalahpengetahuandan
pemahamantentangkonsepkeuangandanresiko,keterampilan,motivasi
dankepercayaandiriuntukmenerapkanpengetahuandanpemahaman
dalam membuatkeputusanyangefektifdalam berbagaikonteksfinansial,
untukmeningkatkankesejahteraanfinansialindividudanmasyarakat,dan
untukmemungkinkanpartisipasidalam kehidupanekonomi.Berikutnya,
literasidigitaladalahketerampilanseseoranguntukmenggunakanserta
memahamipemanfaatan teknologiinformasidan komunikasiuntuk
mendukungduniapendidikan.Pesatnyakemajuanteknologitidakakan
termanfaatkandenganbaikjikatidakdiiringipemakaiansecarabijak.Oleh
sebabitu,literasidigitalsangatperludikenalkansejakanak-anakmasuk
sekolahagarmerekadapatmembedakankontendigitalyangpositifdan
negatif. Mengingat rendahnya literasi di Indonesia maka sudah
sewajarnyasemuakomponenbersinergiuntukmewujudkanmasyarakat
Indonesiayangliterat.Ketercapaiantujuanpendidikandankeberhasilan
program pemerintahakansangatbergantungpadakerjasamakomponen.
Sekolah,keluarga,danmasyarakatperlusaling bahumembahuuntuk
menciptakangenerasiyangberbudayaliterasi.
D.DaftarPustaka
Abidin,Y.(2015).Pendidikanmultiliterasi:sebuahjawabanatastantanganpendidikan abad ke-21 dalam kontekskeindonesiaan.Bandung:RefikaAditama.
Abidin,Y.(2016).Desainsistem pembelajarandalam kontekskurikulum2013.Bandung:PTRefikaAditama.
Anders,J.,dkk.(2012).Homeandpreschoollearningenvironmentsandtheirrelationstothedevelopmentofearlynumeracyskills.EarlyChildhoodResearchQuarterly,27,hlm.231–244.
Anthony,K.V.,Smith,R.C.,& Miller,N.C.(2015).Preserviceelementaryteachers’economicliteracy:Closinggatestofullimplementationofthe socialstudies curriculum.The JournalofSocialStudiesResearch,39(1),hlm.29–37.
Ariawan,V.A.N.,& Pratiwi,I.M.(2017).Analisiskesulitansiswadalammembacapermulaandikelassatusekolahdasar.JurnalSekolahDasar,26(1),hlm.69-76.
Ariawan,V.A.N.,& Rahman.(2017).Theeffectofexperientiallearningmodelon naarative writing skillof primary students.Dalamprosiding seminar International Conference on EducationalResearch and Innovation, hlm. 168-171. Universitas NegeriYogyakarta:Yogyakarta.
Astuti,Y.N.(2016).Literasisains dalam pembelajaran IPA.JournalUniversitasWiralodra,II(3B),hlm.67-72.
Batty,M.,Collins,J.M.,&Odders-White,E.(2015).Experimentalevidenceontheeffectsoffinancialeducationonelementaryschoolstudents’knowledge,behavior,andattitudes.JournalofConsumerAffairs,49(1),hlm.69-96.
Bawden,D.(2001).Informationanddigitalliteracies:Areviewofconcepts.JournalofDocumentation,57(2),hlm.218-259.
Brown,M.,dkk.(2016).Financialeducationandthedebtbehavioroftheyoung.ReviewofFinancialStudies,29(9),hlm.2490–2522.
Brown,N.,&Ferguson,K.(2017).TeachingfinancialliteracywithMaxandRuby.ChildhoodEducation,93(1),hlm.58-65.DOI:10.1080/00094056.2017.1275239
Bybee.(2008).Scientificliteracy,environmentalissues.SpringerScienceBusinessMediaJSciEducTechnol,17,hlm.56–58.
CouncilforEconomicEducation.(2009).Surveyofthestates.Economic,personalfinance,& entrepreneurship education in ournation’sschools in 2009. Retrieved fromhttp://www.councilforeconed.org/policy-and-advocacy/survey-of-thestates/
CouncilforEconomicEducation.(2011).Surveyofthestates.Economicandpersonalfinanceeducationinournation’sschoolsin2011.Retrieved from http://www.councilforeconed.org/policy-and-advocacy/survey-of-the-states/
CouncilforEconomicEducation.(2014).Surveyofthestates.Economicandpersonalfinanceeducationinournation’sschoolsin2014.Retrieved from http://www.councilforeconed.org/policy-and-advocacy/survey-of-the-states/
CouncilforEconomicEducation.(2016).Surveyofthestates.Economicandpersonalfinanceeducationinournation’sschoolsin2016.Retrieved from http://councilforeconed.org/wp/wp-content/uploads/2016/02/sos-16-final.pdf
DeSmedt,B.,dkk.(2013).Howdosymbolicandnon-symbolicnumericalmagnitude processing skills relate to individualdifferences inchildren’smathematicalskills?Areviewofevidencefrom brainandbehavior.TrendsinNeuroscienceandEducation,2,hlm.48–55.
Diana,N.(2012).ManajemenpendidikanberbasisbudayalokalLampung
(Analisiseksploratifmencaribasisfilosofi).Analisis,84(1),hlm.
183-208.
Fan,X.,&Chen,M.(2001).Parentalinvolvementandstudents’academicachievement:Ameta-analysis.EducationalPsychologyReview,13,hlm.27–61.
Femina.(2017).PeringkatliterasiIndonesia.Diakses melaluiwebsitehttp://www.femina.co.id/trending-topic/peringkat-literasi-Indonesia-nomor-dua-dari-bawah.
Fitchett,P.G.,Heafner,T.L.,&Lambert,R.G.(2014).Examiningelementarysocialstudies marginalization:A multilevelmodel.EducationalPolicy,28(1),hlm.40–68.
Friedline,T.(2015).Adevelopmentalperspectiveonchildren’seconomicagency.JournalofConsumerAffairs,49(1),hlm.39-68.
Gunawan,I.(2014).Mengembangkan karakter bangsa berdasarkan
kearifanlokal.PusatPengembanganTenagaKependidikanBadan
Pengembangan SDMPK dan PMP Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan.
Hamdani.(2017).Teacher'sabilitytodeveloplearningmaterialspotentially
mathematicaldiscourse.Journalof Education Teaching and
Learning,20(2),hlm.177-182.
Harris,J.,Mishra,P.,& Koehler,M.(2009).Teachers’technologicalpedagogical content knowledge and learning activity types:Curriculum-based technology integration reframed.JournalofResearchonTechnologyinEducation,41(4),hlm.393–416.
Henning,M.B.,&Lucey,T.A.(2017).Elementarypreserviceteachers’andteachereducators’perceptionsoffinancialliteracyeducation.TheSocialStudies.DOI:10.1080/00377996.2017.1343792
Hernandez,Ikpeze,Kimaru.(2015).Perspectivesonscienceliteracy:AcomparativestudyofUnitedStatesandKenya.ChemistryFacultyPublications:Kenya.
Holmes,W.,& Dowker,A.(2013)Catch Up Numeracy:A targetedintervention forchildren who are low-attaining in mathematics.ResearchinMathematicsEducation,15(3),hlm.249-265.
Instefjord,E.,& Munthe,E.(2015).Preparing preservice teachers tointegrate technology:An analysis ofthe emphasis on digitalcompetenceinteachereducationcurricula.EuropeanJournalofTeacherEducation.DOI:10.1080/02619768.2015.1100602
James,J.H.(2008).Teachersasprotectors:Makingsenseofmethodsstudents’resistancetointerpretationinelementaryhistoryteaching.TheoryandResearchinSocialEducation,36(3),hlm.172–205.
Jordan,dkk.(2009).Early numeracy matters:Kindergarten numbercompetence and latermathematics outcomes.DevelopmentalPsychology,45(3),hlm.850–867.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Gerakan literasinasional.Diaksesdarihttp://gln.kemdikbud.go.id.
Kivunja,C.(2015).Unpacking the information,media and technologyskillssdomainofthenew learningparadigm.InternationalJournalofHigherEducation,4,hlm.166-181.
Koehler,M.J.,& Mishra,P.(2009).Whatistechnologicalpedagogicalcontentknowledge? Contemporary Issues in Technology andTeacherEducation,9(1),hlm.60–70.
Krajewski,K.,&Schneider,W.(2009).Exploringtheimpactofphonologicalawareness, visual–spatial working memory, and preschoolquantity–numbercompetenciesonmathematicsachievementinelementary school:Findings from a 3-yearlongitudinalstudy.JournalofExperimentalChildPsychology,103,hlm.516–531.
Krumsvik,R.J.(2008).Situatedlearningandteachers’digitalcompetence.EducationandInformationTechnologies,13(4),hlm.279–290.
LeFevre,J.,dkk.(2009).Homenumeracyexperiencesandchildren’smathperformance in the early schoolyears.Canadian JournalofBehaviouralScience,41,hlm.55–66.
Liliasari.(2011).Membangunmasyarakatmeleksainsberkarakterbangsamelaluipembelajaran.Makalah yang disajikan pada seminarnasionalUniversitasNegeriSemarang.Diaksesdarihttp://liliasari.staf.upi.edu/files/2011/05/Makalah-Semnas-UNNES-2011.Liliasari.pdf
LitbangKemdibud.(2013).Kurikulum 2013:Pergeseranparadigmabelajarabad-21. Diakses darihttp://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/index-berita-kurikulum/243-kurikulum-2013-pergeseran-paradigma-belajar-abad-21
Lucey,T.A.,&Cooter,K.S.(Eds).(2008).Financialliteracyforchildrenandyouth.Athens,GA:DigitalTextbooks.
Lucey,T.A.,&Giannangelo,D.M.(2006).Shortchanged:Theimportanceof facilitating equitable financialeducation in urban society.EducationandUrbanSociety,38(3),hlm.268-287.
Lucey,T.A.,Myers,D.A.,& Smith,R.(2017).Teachingteachersaboutretirementandinvestments:Acomparisonofthreeinterventions.Citizenship,Social,andEconomicEducation,16(1),hlm.52–68
Luhrmann,M.,Serra-Garcia,M.,&Winter,J.(2015).Teachingteenagersinfinance:Doesitwork?JournalofBankingandFinance,54,hlm.160–174.
Lukum,A.(2013).PembelajaranIPApembentukkarakterbangsa.Gorontalo:UNGPress.
Lukum,A.(2014).Evaluasiprogram pembelajaranIPASMPdikabupatenBoneBolango.LaporanPenelitianUniversitasNegeriGorontalo.
Lukum,A.(2015).Sainsuntuksemua(PidatopengukuhangurubesarUniversitasNegeriGorontalo).Diaksesdarirepository.ung.ac.id/get/karyailmiah/420/SAINS-UNTUK-SEMUA.pdf
Lusardi,A.,&Tufano,P.(2015).Debtliteracy,financialexperiences,andoverindebtedness.JournalofPensionEconomicsandFinance,14(4),hlm.332–368.
Mandell,L.(2008).Financialeducationinhighschool.InOvercomingtheSaving Slump:How to Increase the Effectiveness ofFinancialEducationandSavingPrograms[Ed,Lusardi,A.]hlm.257–259.Chicago:TheUniversityofChicagoPress.
Nadlir.(2014).Urgensipembelajaran berbasis kearifan lokal.Jurnal
PendidikanAgamaIslam,2(2),hlm.300-330.
Nasir,N.S.,&Hand,V.M.(2006).Exploringsocioculturalperspectiveson
race,culture,andlearning.ReviewofEducationalResearch,76,hlm.
449-475.
Ni,Y.,dkk.(2014).Relationsofinstructionaltaskstoteacher–studentdiscourseinmathematicsclassroomsofChineseprimaryschools.CognitionandInstruction.32(1),hlm.2-43.
OECD.(2016).PISA2015assessmentandanalyticalframework:science,
reading,mathematicandfinancialliteracy.OECDPublishing:Paris.
Oktavianti,I.,Zuliana,E.,&Ratnasari,Y.(2017).Menggagaskajiankearifan
budaya lokaldisekolah dasarmelaluigerakan literasisekolah.
Dalam prosidingseminarnasionalAktualisasikurikulum 2013di
sekolahdasarmelaluigerakanliterasisekolahuntukmenyiapkan
generasiungguldanberbudipekerti,hlm.35-42.
Pesando,L.M.(2018).Doesfinancialliteracyincreasestudents’perceivedvalueofschooling?EducationEconomics.DOI:10.1080/09645292.2018.1468872
Pratiwi,I.M.(2017).Pengaruh pembelajaran diskursu dengan strategimathematicalbetlineterhadapkemampuanpemecahanmasalahmatematis dan self confidence siswa kelas IV.Tesis Tidak
Dipublikasikan.Bandung:UniversitasPendidikanIndonesia.
Pratiwi,I.M.,Herman,T.,&Jupri,A.(2018).Improvementofmathematicalabilitythroughdiscourseteachingwithmathematicalbetlineatthefourthgradeofelementaryschool.JurnalPendidikanIndonesia,7(1),hlm.70-76.
Purpura,D.J.(2009).Informalnumber-related mathematicsskills:Anexaminationofthestructureofandrelationsbetweentheseskillsinpreschool.Unpublisheddissertation,FloridaStateUniversity.
Purpura,D.J.,Baroody,A.J.,&Lonigan,C.J.(2013).Thetransitionfrominformaltoformalmathematicalknowledge:Mediationbynumeralknowledge.JournalofEducationalPsychology,105,hlm.453–464.
Purpura,D.J.,&Ganley,C.(2014).Workingmemoryandlanguage:Skill-specificordomain-generalrelationstomathematics?JournalofExperimentalChildPsychology,122,hlm.104–121.
Rahayu,S.(2014).Revitalisasiscientificapproachdalam kurikulum 2013untukmeningkatkanliterasisains:Tantangandanharapan.DalamprosidingSeminarNasionalKimiadanPembelajarannya.
Rahman.(2017).Multiliterasidanpendidikankarakter.Dalam prosidingseminar2ndInternasionalMultiliteracyConferenceandWorkshopforStudentsandTeachers,hlm.331-336.UniversitasPendidikanIndonesia,Bandung.
Rahman.(2017).Revitalizationofwritingcompetencethroughcooperativeintegrated reading and composition.Dalam prosiding seminarInternationalConference on Language,Literature,Culture,andEducation,hlm.1-12.UniversitasPendidikanIndonesia:Bandung.
Rahman.,dkk.(2018).Writingprosethroughthinktalkwritemodelbasedon video in elementary school. Dalam prosiding seminarInternationa Conference on LocalWisdom.Universitas NegeriYogyakarta,Yogyakarta.Articleinpress.
Rahmawati,S.,Rahman,Sopandi,W.,& Darmawati,B.(2018).Pop-upbookinreadingcomprehensionabilitycontextinthematiclearning.Dalam prosidingseminarInternationaConferenceonLocalWisdom.UniversitasNegeriYogyakarta,Yogyakarta.Articleinpress.
Ribble,M.(2009).Becomingadigitalcitizeninatechnologicalworld.InHandbookofResearchonTechnoethics,[Luppicini,R.,&Adell,R.,Eds]hlm.250–262.InformationScienceReference.
Rosala,D.(2016).Pembelajaransenibudayaberbasiskearifanlokaldalam
membangunpendidikankarakterdisekolahdasar.RitmeJurnal
SenidanDesainSertaPembelajarannya,2(1),hlm.17-26.
Rozikan,M. (2013). Menggagas pendidikan transformatif berbasis
kearifanlokal(sebuahekspektasipadakurikulum 2013).Dalam
prosidingseminarnasionalPerananKepalaSekolah,Guru,danGuru
Pembimbing dalam Implementasi Kurikulum 2013 untuk
PeningkatanMutuPendidikan,hlm.161-174.
Rustaman.(2011).Materidan pembelajaran IPA.Jakarta:Universitas
Terbuka.
Sarama,J.,& Clements,D.H.(2009).Early childhood mathematics
educationresearch:Learningtrajectoriesforyoungchildren.New
York,NY:Routledge.
Schug,M.C.,&Lopus,J.(2008).Economicandfinancialeducationforthe21stcentury.SocialEducation,72(7),hlm.359–362.
Simpkins,S.D.,Davis-Kean,P.E.,& Eccles,J.S.(2005).Parents’socializingbehaviorandchildren’sparticipationinmath,science,and computer out-of-schoolactivities.Applied DevelopmentalScience,9,hlm.14–30.
Starr,A.,Libertus,M.E.,&Brannon,E.M.(2013).Numbersenseininfancypredictsmathematicalabilitiesinchildren.PNASProceedingsoftheNationalAcademyofSciencesoftheUnitedStatesofAmerica,110,hlm.18116–18120.
Starkey,P.,&Klein,A.(2008).Socioculturalinfluencesonyoungchildren’smathematical knowledge. In Contemporary perspectives onmathematicsinearlychildhoodeducation(Saracho,O.,&Spodak,B.,Eds.)hlm.277–290.Charlotte,NC:InformationAgePublishing.
Susperreguy,M.I.,&Davis-Kean,P.E.(2016).Maternalmathtalkinthehomeandmathskillsinpreschoolchildren.EarlyEducationandDevelopment,27(6),hlm.841–857.
Suciati,dkk.(2013).Identifikasikemampuansiswadalam pembelajaranbiologi ditinjau dari aspek-aspek literasi sains. Di akseshttp://fmipa.unesa.ac.id /kimia/wp-content/uploads/2013/11/40-47
Suyuthi,M.(2015).GurudanpenguasaanIT sebuahkemestiandieradigital. Artikel kompasiana diakses darihttps://www.kompasiana.com padatanggal1Mei2018.
Tilaar,H.A.R.(2002).Pendidikan,kebudayaan,danmasyarakatmadani.
Bandung:RemajaRosdakarya.
Turiman,P.,dkk.(2012).Fostering the 21stcentury skills throughscientificliteracyandscienceprocessskills.Procedia-SocialandBehavioralSciences,59,hlm.110–116.
USAID.(2014).PembelajaranliterasikelasawaldiLPTK.Jakarta:USAID.
Venkat,H.,&Adler,J.(2012).Coherenceandconnectionsinteachers’mathematicaldiscoursesininstruction.Pythagoras,33(3),hlm.8.
Way,W.L.,&Holden,K.(2009).(2009).Teachers’backgroundandcapacitytoteachpersonalfinance:Resultsofanationalstudy.JournalofFinancialCounselingandPlanning,20(2),hlm.64–78.
Wijaya,E.Y.,dkk.(2016).Transformasipendidikan abad 21 sebagaituntutanpengembangansumberdayamanusiadieraglobal.DalamprosidingSeminarNasionalPendidikanMatematika2016,hlm.263-278.UniversitasKanjuruhanMalang:Malang.
Wolfe,C.B.,ClementsD.H.,&Sarama,J.(2011).Afactorialinvarianceanalysisofearlymathematicsassessmentwithprekindergarteners.PresentedattheBiennialMeetingoftheSocietyforResearchinChildDevelopment,March,Montreal:Quebec.
Xiao,J.J.,dkk.(2014).Earlierfinancialliteracyandlaterfinancialbehaviourofcollegestudents.InternationalJournalofConsumerStudies,38(6),hlm.593–601.
Yaumi,M.(2016).Pendidikankarakter:landasan,pilar&implementasi.Jakarta:PrenadamediaGroup.