KebijakanInovasiuntuk PengembanganBioenergi 1 DRN/SESI_A_2__Mr__Trois... · 09/08/2018 5 9...
Transcript of KebijakanInovasiuntuk PengembanganBioenergi 1 DRN/SESI_A_2__Mr__Trois... · 09/08/2018 5 9...
09/08/2018
1
1
Oleh:Trois DilisusendiKasubdit Penyiapan Program BioenergiDirektorat BioenergiDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Pekanbaru, 9 Agustus 2018
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kebijakan Inovasi untukPengembangan Bioenergi
2
0102
03
0405
06
07
Kapasitas pembangkit listrik EBT perlu ditambah
Indonesia berkomitmen melaksanakan Paris Agreement
Penggunaan energibelum efisien
Potensi Energi Terbarukan yang berlimpah belum termanfaatkan optimumEnergi Indonesia masih
didominasi energi fosil
Harga energi harus ditekanagar makin terjangkau (affordable)
Distribusi energi perlu ditingkatkanguna meningkatkan rasioelektrifikasi dan energi dapatdinikmati secara merata
Kondisi Energi Nasional Saat Ini
09/08/2018
2
3
Pangsa EBT sangat rendah
4
Minyak Bumi Gas Bumi Batubara
Cadangan Terbukti: 3,6 Miliar BarelProduksi : 288 Juta Barel PertahunMinyak akan habis : 12 Tahun *)
Cadangan Terbukti: 98 TSCFProduksi : 3,0 TSCF PertahunGas akan habis : 33 Tahun *)
Cadangan Terbukti: 32,4 Miliar TonProduksi : 393 Juta Ton PertahunBatubara akan habis : 82 Tahun *)
Catatan:*) asumsi apabila tidak ada temuan cadangan baru
Sumber Energi Fossil Semakin Terbatas
09/08/2018
3
5
BELUM DIMANFAATKAN SECARA MAKSIMAL
Potensi : 75 GW (19,3 GW)Realisasi: PLTA 5,124 GW PLTMH 0,206 GW (1,19%)
Air
Surya
Panas Bumi
Angin
Bioenergi
Potensi PLTS: 207,8 GWpRealisasi PLTS 0,090 GWp (0,02%)
Potensi Sumber Daya : 11,0 GWReserve : 17,5 GWRealisasi PLTP 1,808 GW (0,40%)
Potensi : 60,6 GWRealisasi PLTB :1,1 MW (0,0002%)
Laut
Potensi PLT Bio : 32,6 GWBBN : 200 Ribu BphRealisasi PLT Bio : 1,840 GW (0,4%)
Potensi : 17,9 GW
Total Potensi EBT
441,7 GW
Total KapasitasTerpasang
9,07 GW
yang sudahdimanfaatkan2%
Potensi Energi Terbarukan Melimpah
6
Potensi Bioenergi di Indonesia
09/08/2018
4
7
No.Jenis PembangkitEnergi Terbarukan
Capaian Penyediaan EBT Listrik
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. PLTP (MW) 1.336,00 1.343,50 1.403,50 1.438,50 1.643,50 1.808,50
Panas Bumi (SBM) 17.555.980 17.511.720 18.109.676 18.696.400 19.941.278 23.389.128,41
2. PLT Bioenergi (MW) 26,00 126,00 898,50 1.767,10 1.787,90 1.839,50
Bioenergi (SBM) 169.243,51 820.180,09 5.848.665,17 11.502.700,30 11.638.095,11 11.981.789,62
3. PLT Air (MW) 4.078,24 5.058,87 5.059,06 5.079,06 5.124,60 5.124,60
Air (SBM) 33.518.631,27 41.578.327,45 41.579.889,04 41.744.266,97 42.118.555,50 42.118.555,50
4. PLTMH (MW) 37,88 67,22 105,58 137,57 162,36 206,13
Mikro/Mini Hidro (SBM) 410.957,96 729.265,95 1.145.431,40 1.492.489,09 1.761.434,38 2.236.292,61
5. PLT Surya (MW) 8,92 14,34 16,99 22,81 85,00 90,12
Surya (SBM) 19.350,17 31.114,77 36.864,71 49.492,88 184.432,03 195.541,35
6. PLT Bayu (MW) 0,93 0,93 1,12 1,12 1,12 1,12
Bayu (SBM) 10.089,52 10.089,52 12.150,82 12.150,82 12.150,82 12.150,82
TOTAL (MW) 5.487,97 6.610,86 7.484,75 8.446,16 8.804,48 9.071,17
No.Jenis EnergiTerbarukan
Capaian Penyediaan EBT non Listrik
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1.Biodiesel Domestik (KL) 669,00 1.048,00 1.845,00 915,00 3.030,00 3.230,00
BIodiesel Domestik (SBM) 3.786.792,45 5.932.075,47 10.443.396,23 5.179.245,28 17.150.943,40 18.283.018,87
Capaian Energi Terbarukan
8
• 13,8 Juta KLBiofuels
• 8,4 Juta tonBiomassa
• 489,8 Juta M3Biogas
• 5,5 GWListrik
DASAR HUKUM:• Peraturan Pemerintah No.
79/2014 tentang KebijakanEnergi Nasional
• Peraturan Presiden No. 22/2017 tentang Rencana Umum EnergiNasional
• 3,42 Juta KLBiofuels
• N/A Biomassa
• 24,79 Juta M3Biogas
• 1,84 GWListrik
• 10,38 Juta KL (75%)Biofuels
• -Biomassa
• 465,01 Juta m3
(95%)Biogas
• 3,66 GW (67%)Listrik
23 %EBT
23.0MTOE
69.2MTOE
92.2MTOE
Diperlukan
INOVASI untuk akselerasipencapaiantarget
Target Pengembangan EBT Nasional
09/08/2018
5
9
Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan
Meminimalkan penggunaan minyak bumi
Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru
Menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi nasional
Memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir
Note : Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebjakan Energi Nasional, pasal 11
Prioritas Pengembangan Energi Nasional
10
• Prioritas penyediaan dan pemanfaatan EBTUNDANG-UNDANG No. 30 Tahun 2007
tentang Energi
• Prioritas pemanfaatan sumber energi primer untuk penyediaan tenaga listrikmenggunakan sumber EBT
UNDANG-UNDANG No. 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan
• Target EBT pada tahun 2025 sebesar 23% dan tahun 2050 sebesar 31% dari Bauran Energi Nasional
• BBN ditargetkan sebesar 26% dari target EBT
PERATURAN PEMERINTAH No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional
• Pelaksanaan Percepatan Infrastruktur Ketenagalistrikan dilakukan dengan mengutamakanpemanfaatan energi baru dan terbarukan
• Beberapa dukungan Percepatan Infrastruktur Keteagalistrikan
PERATURAN PRESIDEN No. 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Infrastruktur
Ketenagalistrikan
• Instruksi kepada Menteri Terkait, Gubernur, dan Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah dalam rangka mempercepat penyediaan dan pemanfaatan BBN
INSTRUKSI PRESIDEN No. 1 TAHUN 2006 Tentang Penyediaan, Dan Pemanfaatan BahanBakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar
Lain
Regulasi Pengembangan Bioenergi (1/2)
09/08/2018
6
11
• Mandatori pemanfaatan BBN pada sektor Transportasi, Industri, Komersial, dan Pembangkitan Listrik
PERATURAN MENTERI ESDM No. 32 TAHUN 2008 Tentang Penyediaan, Pemanfaatan, Dan Tata NiagaBahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar
Lain
• Percepatan dan peningkatan mandatori pemanfaatan BBN
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 25 Tahun 2013, No. 20 Tahun 2014 dan NO. 12 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008
• Penyediaan dan pemanfaatan BBN jenis Biodiesel dalam kerangka pembiayaanoleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
PERATURAN MENTERI ESDM No. 26/2016
• Percepatan Pembangunan PLTSa di 12 kota yang mengalami darurat sampah
PERATURAN PRESIDEN No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi
Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
• PT PLN wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan
PERATURAN MENTERI ESDM No. 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan
Untuk Penyediaan Tenaga Listrik
Regulasi Pengembangan Bioenergi (2/2)
12
3) Program Pengembangan Pembangkit Listrik Berbasis
Bioenergi;
Penyediaan listrik dengan memanfaatkan bahan baku berbasis
biomassa, biogas dan sampah kota
1) Program Bahan Bakar Nabati (BBN);
Pembangunan instalasi penyediaan BBN serta pemanfaatan
biodiesel dan bioethanol untuk transportasi, Usaha Mikro, Usaha
Perikanan, Usaha Pertanian, dan Pelayanan Umum, industri dan
komersial, dan pembangkit listrik
4) Pengembangan Bioenergi Berbasis Hutan dan Tanaman
Non-Pangan;
Non Komersial (Investasi Pemerintah) dan Semi Komersial
(Penerapan Subsidi Parsial)
2) Program Biogas Nasional;Skala Rumah Tangga dan Komunal dengan skema Komersial, Non Komersial (Investasi Pemerintah) dan Semi Komersial (Penerapan Subsidi Parsial)
Program Pengembangan BioenergiBioenergi : Energi yang berasal dari biomassa; baik dalam bentuk cair, gas atau padat.
KONVERSI BIOENERGI
Bahan Bakar Nabati
Biogas
Briket/Pellet
Listrik
09/08/2018
7
13
Production
• Transistion period from state budget subsidy to incentives of CPO Fund
190 243
1.8122.221
2.805
3.961
1.653
3.6563.416
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
mill
ion
kL
Target 2018
3.92Million KL
Pengembangan Bahan Bakar Nabati
Year 2020
B30
1
2
3
4
Perluasan pemanfaatan Biodiesel di sektor tambang sebesar 20% (B20)
Persiapan B30 pada tahun 2020
Penggunaan Biodiesel B20 di KAI
Peningkatan kualitas standar Biodiesel
PENTAHAPAN MANDATORI PEMANFAATAN BBN SESUAI PERMEN ESDM 12/2015
BIOETANOL (Minimum)
Sector April 2015 Januari 2016
Januari 2020
Januari2025
Usaha Mikro, Perikanan, Pertanian, Transportasi dan Pelayanan Umum (PSO)
1% 2% 5% 20%
Transportasi Non PSO 2% 5% 10% 20%
Industri dan Komersil 2% 5% 10% 20%
Pembangkit Listrik - - - -
BIODIESEL (Minimum)
Sektor April 2015
Januari 2016
Januari 2020
Januari 2025
Usaha Mikro, Usaha Perikanan, Usaha Pertanian, Transportasi, dan Pelayanan Umum(PSO)
15% 20% 30% 30%
Transportasi Non PSO 15% 20% 30% 30%
Industri dan Komersial 15% 20% 30% 30%
Pembangkit Listrik 25% 30% 30% 30%
14
1. Sebelum implementasi B20 (tahun 2014), ESDM (EBTKE, LEMIGAS),GAIKINDO, APROBI, BPPT, BPDS, PERTAMINA dan ITB, melakukan pengkajiankesiapan kendaraan diesel yang ada saat ini terhadap ketahanan motordiesel, hingga 40.000 km;
2. Peserta Uji : Toyota; Mitsubishi, Hino, dan Chevrolet;
3. Toyota secara proaktif melanjutkan tes ketahanan kinerja mesin sampaijarak tempuh 100.000 km. [100.000 km ≈ 3 tahun masa garansi];
4. Telah dilakukan pengujian di laboratorium Denso, Jepang dengan hasil baik;
5. Telah dilakukan Sosialisasi dan Road Show B-20 rute Sumatera-Jawa-Balipada tahun 2015-2016;
6. Secara umum sampai 100.000 km, tidak ada masalah yang signifikan terjadikarena penggunaan bahan bakar B20;
7. JAMA sudah menyatakan memperbolehkan pencampuran biodiesel padabahan bakar tidak melebihi 20% dengan persyaratan tertentu
40.000 km100.000 km
KESDM Toyota
2
1
Program Uji Jalan Implementasi B20
09/08/2018
8
15
TARAHANTIGA GAJAH
Jarak tempuh PP ± 800 km (waktu tempuh PP ± 2.2 hari)
B20 B0
GE CC206
EMD CC205
TANJUNG ENIM
18
JALUR RAIL TEST B20
LINGKUP KEGIATAN RAIL TEST
UJI KUALITAS BAHAN BAKAR LOKOMOTIF UJI RAIL TEST
PIC : PPPTMGB - Lemigas
ENGINE MONITORING PENGGUNAAN B20 PADA LOKOMOTIF UJI RAIL TEST
PIC : BT2MP – BPPT
PEMERIKSAAN MATERIAL DAN ANALISA KEGAGALAN INJEKTOR LOKOMOTIF UJI
PIC : ITB
10 Februari – Juli 2018 (6 bulan)
• Kualitas bahan bakar B0 dan B20 serta B100
memenuhi batasan spesifikasi yang berlaku.
• Pengukuran power engine lokomotif belum ada
penurunan power yang cukup berarti.
• Selisih konsumsi bahan bakar antara B0 dan B20
dalam rentang 1-2 %.
• Emisi gas buang (CO, HC dan Opasitas) pada lokomotif
yang menggunakan B20 lebih rendah daripada yang
menggunakan B0, hanya pada NOx yang sedikit lebih
tinggi.
HASIL UJI SEMENTARA RAIL TEST
Inovasi Pemanfaatan B20 di Kereta Api
16
KENAPABIODIESEL ?
Indonesia adalah importir minyak
Indonesia menjadi pasar kendaraan bermotor terbesar ke-10 di dunia
Peningkatan permintaan bahan bakar transportasi, meningkat hampir 5% per tahun
Peningkatan demand minyak sebagaibahan bakar telah menciptakan masalah dari sisi ekonomi dan lingkungan
Indonesia memiliki potensi tanamanBioenergi yang besar, seperti sawit, jarakpagar, kemiri sunan, tebu, dan lainnya, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahanbaku Biofuel
Indonesia adalah penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, mencapai setengah dari produksi dunia. Sehinggaaspek sustainable penggunaan sawit sebagaibahan baku untuk Biofuel telah terpenuhi
Untuk menjaga ketahananenergi nasional, perlu adanyasumber energi penggantibahan bakar fosil, Biodieselsalah satunya
Komitmen mengurangi emisi hingga 29% di bawah BAU pada tahun 2030
1
Mengapa Harus Mengembangkan Bahan Bakar Nabati
09/08/2018
9
17
MANFAAT PROGRAM
Pengembangan Biogas
Total unit terbangun: 41.620 unit dan menghasilkan biogas sebanyak 71.889,4 m3 gas/hari atau 24,88 Juta m3/ tahun
(Capaian per Mei 2018)
Total unit terbangun: 41.620 unit dan menghasilkan biogas sebanyak 71.889,4 m3 gas/hari atau 24,88 Juta m3/ tahun
(Capaian per Mei 2018)
18
Pengembangan PLT Berbasis Biogas dan Biomassa
KebunPabrik Kelapa Sawit
Biogas
Bubbles
Effluent i nlet
Effluent outlet
CH4CO2
CH4
Tr aces g as
CH4
CH4
CO2
Biogas Out le t
Agit ation/mixi ng
Anaerobic Digester
CPO & Kernel
TBS
LimbahCair(POME)
CPO
Sludge (pupuk untukkebun)
Flaring Unit
Gas Engine
Biogas
Sistem Pembangkit Biogas
Listrik ke PLNataukonsumenlistrik lainnya
Limbah Padat (cangkang, sabut, serat)*
Biogas treatment (scrubber&dehumidifier)
Biogas bersih
*) Dapat dimanfaatkan sebagai bahanbakar boiler atau pembangkit listriktenaga biomassa (PLTBm)
Limbah/HasilPertanian/Perkebunan
Biomass Boiler Power Generation
Biomass Gassification Power Generation
Limbah/HasilKehutanan
PLT Biogas PLT Biomassa
09/08/2018
10
19
Profil Singkat Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo
Kepemilikan : Pemerintah Kota Surabaya
Luas lahan : ± 37,4 Ha
Lokasi : Kelurahan Romo Kalisari, Kecamatan Benowo dan Kelurahan Sumber Rejo,
Kecamatan Pakal, Kota Surabaya
Mulai beroperasi : tahun 2001
Pengelolaan : - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Surabaya 2001 s/d
2012
- Kerjasama Pemerintah dan Swasta (PT. Sumber Organik) – Oktober 2012
s/d Oktober 2032 (20 tahun).
Mekanisme Kerjasama : Built Operate and Transfer (BOT)
Lingkup Kerjasama :1. Pengembangan, pengelolaan, pengoperasian, dan pemeliharaan aset
yang ada dan aset baru sebagai sistem tempat pemrosesan akhir
(TPA) Benowo dalam bentuk Bangun Guna Serah, berupa :
a. Pembangunan LFG Power Plant (1,65 MW) dan
b. Gasifikasi Power Plant (8,31 MW)
2. Pengelolaan Sampah
Implementasi PLT Berbasis Sampah Kota
20
PLT Bahan Bakar Nabati CPO Belitung (APBN)
Periode pekerjaan 26 April 2016 - 30 Januari
2017
Penyedia PT. Wijaya Karya (Persero)
Ruang Lingkup penyelesaian
pekerjaan
Mechanical completion
Kapasitas PLTBn CPO 2 x 2,5 MW (on grid PLN)Lokasi Desa Pegantungan,
Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung.
Status saat ini Akan dilaksanakancommissioning melaluipenunjukan langsung keWIKA
09/08/2018
11
21
OSBL
ISBL
• Implementasi Iconic Island Skala Komunal (Pembangunan PLT Biomassa Terintegrasi)• Kapasitas 1 Mega Watt
Judul Proyek
• Desa Bondohula, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat
Lokasi
• Sumber dana: DIPA Ditjen EBTKE,Tahun Anggaran 2015
Pendanaan
• Skema Kerjasama Operasional (KSO) antara Ditjen EBTKE dan PT. PLN (Persero)
Pengelolaan
• Bahan baku utama kaliandra merah, untuk 1 MW dibutuhkan 35 ton/ hari• Dipasok oleh PT. Usaha Tani Lestari sebagai pemilik izin konsesi Hutan Tanaman Energi• Pasokan tambahan dari lahan masyarakat
Bahan Baku
• Skill tenaga kerja lokal belum memadai untuk mengelola PLTBm• Jaminan keberlanjutan dan harga bahan baku• Harga jual listrik
Kendala
Implementasi Integrasi Hutan Energi Untuk Listrik
22
BAHAN BAKU a. Mendorong pengembangan sisi hulu untuk mengamankan pasokan bahan baku bioenergi, misalnya
menciptakan lahan khusus untuk bahan baku bioenergi.b. Berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk menyusun peraturan dan kebijakan di sisi hulu
untuk menjamin ketersediaan bahan baku, kerja sama penggunaan lahan, serta meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk tanaman bioenergi.
c. Memberlakukan konsep pembangunan berkelanjutan untuk produksi bioenergi. Saat ini Indonesia telah mengembangkan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan berpartisipasi aktif dalam forum internasional pada bioenergi berkelanjutan: Global Bioenergy Partnership (GBEP) dan ISO untuk Bioenergi Berkelanjutan
TEKNOLOGI DAN PROSES
a. Mempersiapkan uji jalan B-30b. Pengembangan Bioavturc. Memperbarui spesifikasi standar untuk proses produksi bioenergi.d. Mengadopsi teknologi generasi kedua untuk mengurangi tingkat persaingan dengan keamanan
pangan.e. Mengurangi atau membebaskan pajak untuk teknologi energi terbarukan.f. Mengintegrasikan sistem untuk mengoptimalkan pemanfaatan produk samping dan limbah bioenergi.g. Memulai kajian teknis bagi standar spesifikasi bioavtur diikuti dengan penyediaan spesifikasi standar
untuk memulai program bioavtur.h. Memulai kajian teknis cofiring biomassa pada pembangkit tenaga listrik.
Upaya Pemerintah Lainnya Untuk Pengembangan Bioenergi (1/2)
09/08/2018
12
23
PENGGUNA AKHIR a. Menetapkan spesifikasi standar untuk bioenergi untuk menjamin kualitas dan keamanan produk
bioenergi bagi pengguna akhir.b. Menetapkan regulasi harga produk bioenergi untuk meningkatkan pemanfaatan bioenergi (listrik dan
BBN).c. Berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mempersiapkan peraturan dan kebijakan
yang mewajibkan mesin otomotif yang diproduksi/didistribusikan di Indonesia menggunakan biofueldan untuk memproduksi Flex Fuel Vehicle (FFV) yang dapat memanfaatkan biofuel hingga lebih dari 50%.
d. Mendorong pemanfaatan biofuel dalam transportasi non PSO, Industri, dan sektor Pembangkit listrike. Meningkatkan kapasitas dan akses pengetahuan untuk bioenergi demi menciptakan kesadaran
masyarakat.
MENCIPTAKAN PASAR DAN PROGRAM MANDATORY
a. Mewajibkan PT PLN (Persero) untuk membeli listrik dari sumber-sumber EBT.b. Percepatan Pembangunan PLTSa di 12 kota.c. Memberikan insentif fiskal dan non-fiskal.
Upaya Pemerintah Lainnya Untuk Pengembangan Bioenergi (2/2)
2424
NTT:
Implementasi Iconic Island Skala Komunal (PLT Biomassa 1 MW) di Sumba Barat
BANGKA BELITUNG:PLTBn ber basis CPO 5 MW di Belitung
JAMBI:PLTBiogas (POME) 1 MW di Merangin
SUMATERA UTARA :PLTBiogas (POME) 1 MW di Pagar Merbau PLT Biogas (POME) 1 MW di Kwala Sawit
TOTAL 10 Pembangkit Di 9 PROVINSI
MENGHASILKAN LISTRIK 13.500 kW
RIAU:PLTBiogas (POME) 1 MW di Rokan Hulu
KALIMANTAN SELATAN:PLT Biogas (POME) 1 MW di
Tanah Laut
KALIMANTAN TIMUR :
PLTBiogas (POME) 1 MW di Paser
SUMATERA SELATAN:PLTSa 500 kW di Palembang
KALIMANTAN TENGAH:
PLTBiogas (POME) 1 MW di Lamandau
Keterangan:on-gridoff-grid
SEBARAN Pembangunan PLT Bioenergi dengan APBN
09/08/2018
13
25
Kolaborasi Stakeholder
Berperan aktif dalam mendorong pemanfaatan EBTKE;
Sebagai penerima manfaat, ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan pemanfaatan EBTKE;
Ikut berkontribusi dalam diseminasi informasi pemanfaatan EBTKE.
BIO ENERGI
Government
Academy Bussiness
Community
Mengembangkan sektor litbang; Inovasi teknologi (mengurangi
ketergantungan asing); Rekomendasi regulasi
teknis/standard Capacity building; Pengembangan kompetensi SDM
untuk menjawab tantangan pengembangan EBT kedepannya
Menyusun regulasi dan kebijakan; Fasilitator; Memberikan pembinaan dan pengawasan; Melaksanakan program di bidang EBTKE; Diseminasi informasi program EBTKE; Pemerintah wajib mengembangkan
sumber daya EBT dan meningkatkan efisiensi energi
Melakukan pengusahaan EBTKE; Memproduksi EBTKE; Berkontribusi dalam penerimaan
negara dan kegiatan ekonomi.
26
Terima Kasih &
Follow Kami