KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN · PDF fileunit planning ruang lingkup ... dan gizi termasuk...

90
KEMENTERIAN PERTANIAN Bogor, 19 September 2012 KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN (Disampaikan pada Mata Kuliah Kapita Selekta, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB Bogor)

Transcript of KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN · PDF fileunit planning ruang lingkup ... dan gizi termasuk...

KEMENTERIAN PERTANIAN

Bogor, 19 September 2012

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

(Disampaikan pada Mata Kuliah Kapita Selekta, Departemen Agronomi dan

Hortikultura, IPB Bogor)

2

1

2

• KONSEPSI DASAR

ISI MATERI

• KONDISI SAAT INI

3

4

• RENSTRA KEMENTAN 2010-2014 DAN SIPP 2013-2045

• PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI

KONSEPSI DASAR

3

I

DEFINISI PEMBANGUNAN

Merupakan suatu upaya peningkatan kapasitasnasional dalam rangka pemenuhan kebutuhan

masyarakat

Merupakan proses multidimensi yang meliputiperubahan organisasi dan orientasi seluruh

sistem sosial dan ekonomi

Indikator pembangunan bersifat materi (sepertipendapatan) dan non materi (seperti

hormonisasi sosial budaya)

DEFINISI PERENCANAAN Bryant (1989 : 307), Perencanaan seringkali

diartikan sebagai penetapan tujuan-tujuan danprioritas-prioritas serta serangkaian kegiatanuntuk mencapainya

Tjokroamidjojo (1992), perencanaan sebagaiproses persiapan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapaitujuan tertentu

Mintzberg (1994), 5 arti perencanaan:(1) Planning is future thinking, (2) is controlling the future, (3) is decision making, (4) is integrated decision making, (5) Planning is a formalized procedure to procedure an articulated result, in the form of an integrated system of decision.

DEFINISI PERENCANAAN

Sylvia, Meier & Gunn (1985): hierarkidalam perencanaan: (1) National planning, (2) Agency planning, (3) Program planning, (4)Unit planning

Ruang Lingkup Perencanaan: (1) Agregatif/ komprehenship, (2) partial, (3) terpadu

Kunarjo (2002) & Tjokroamidjojo (1992) perenc yg baik: (1) berdasar atas tujuan pembangunan, (2) konsisten &realistis, (3) mencakup aspek fisik& pembiayaan, (4) pahami berbagai ciri hub antarvariabel ekonomi, (5) punya koordinasi yang baik, (6) pengawasan yang kontinyu.

SEJARAH PERENCANAAN DI INDONESIA

1. Plan mengatur ekonomi Indonesia (1947)

2. Rencana Kasimo (1948)

3. Rencana Urgensi Perkembangan Industri dan Industri Kecil

(1951-1952)

4. Rencana Pembangunan Lima Tahun (1956 – 1960)

5. Garis – garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta

Berencana Tahapan

6. Rencana Pembanguna Semesta Berencana Tahapan

Pertama (1961 – 1969)

7. Tim Stabilisasi Ekonomi (1966 – 1968)

8. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I – IV

9. Strategi Penanggulangan Krisis (1998 – 2000)

10. Program Perenc. Pembg. Nasional (Propenas 2000-2004)

11. SPPN sesuai UU 25/2004 (2004-sekarang)

Perencanaan Pembangunan

DEFINISI:

Merupakan suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk

dilaksanakan pada waktu yang akan datang diarahkan pada sasaran tertentu

Unsur Perencanaan Pembangunan:

1. Berhubungan dengan masa depan

2. Mendesain seperangkat kegiatan dan alokasi sumberdaya secara sistematis

3. Dirancang untuk mencapai tujuan tertentu

Arsyad, Lincoln, 1999 danKunarjo, 1992, dalam Munir, (2002)

Jangka waktu (panjang/25tahun, menengah/5tahun-pendek/tahunan)

Sifat perencanaan (Komando, Rangsangan) Alokasi sumber daya (Keuangan & Fisik) Tingkat keluwesan (Indikatif & Imperatif) Sistem ekonomi (Kapitalis, Sosialis, &

Campuran) Arus informasi (top-down, bottom-up,

kombinasi) Dimensi pendekatan (Ma, Se, Re & Mi)

PERENCANAAN DIKELOMPOKAN

PROSES PERENCANAAN DAN EVALUASI

PERENCANAANPROGRAM

KEGIATAN

PENGANGGARAN

PELAKSANAANEVALUASI

UMPAN BALIK

KEBIJAKAN

1. Project Identification

12. Follow-up analysis and definition

and action

11. Project evaluation 2. Project formulation, preparation,

feasibility analysis

3. Project design

10. Output diffusion and

transition to normal

administration 4. Project appraisal

9. Project completion 5. Project selection

or termination negotiation and approval

8. Project supervision, 6. Project activation

monitoring and control and organization

7. Project implementation

and operation

KONDISI

SAAT INI

KERANGKA PERENCANAAN STRATEGIS

VISI

GOAL

GOAL

koridor

strategi

MISI

GOAL

(RENSTRA)

(RENJA)

(RENJA)

(RENJA)

GOAL

kebijakan

program

kegiatananggaran

Potensi

Existing

Prospek

Masalah

(Tedjo Tripomo & Udan, 2005)

DOKUMEN PERENCANAAN & PENGANGGARAN

NO. DOKUMEN NASIONAL DAERAH KEMENTERIAN

NEGARA/

LEMBAGA

SATUAN

KERJA

PERANGKAT

DAERAH

1. RPJMN/Repenas 5 Thn

2. RPJMD/Repetada 5 Thn

3. Renstra K/L 5 Thn

4. Renstra SKPD 5 Thn

5. RKP 1 Thn

6. RKPD 1 Thn

7. Usulan Renja KL 1 Thn

8. Usulan Renja

SKPD

1 Thn

9. RKA-KL 1 Thn

10. RKA-SKPD 1 Thn

KONSEPSI DASAR DAN KONDISI

SAAT INI

14

II

TENAGA KERJA

104,8 Juta

PERTANIAN

39,0 Jt (37,2%)

NON PERTANIAN

65,8 Jt (63,8%)

JASA PERT

197 Ribu (0,5%)

KONDISI

TENAGA KERJA

PERTANIAN 2010

CAMPURAN

171 Ribu (0,46%)HORTIKULTURA

3,0 Jt (7,69%)

PETERNAKAN

4,13Jt (10,5%)

TAN-PANGAN

19,4 Jt (49,7% dr pert)PERKEBUNAN

12,1 Jt (31,0%)

Sumber : diolah dari BPS

TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN 2007-2011

Perbandingan antar negara dalam proporsi sektor pertanian dalam GDP dan penyerapan Tenaga Kerja (1980-2007)

China

India

Indonesia

Japan

Korea

Malaysia

Philippines

Thailand

Vietnam

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Agricultural sector's share of GDP

Agricultural sector's share of employment

1980 2007

Tren PDB dan Distribusi Pangsa Sektoral, 1960-2010

0

10

20

30

40

50

60

Pertanian Industri Agroindustri

Tren Distribusi PDB Sektoral, share tenaga kerja, dan penduduk miskin, 1980-2011

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

0

10

20

30

40

50

60

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

% Pertanian % TK Pertanian % Industri % TK Industri % Miskin PDB

Tren Distribusi PDB Sektoral, share tenaga kerja, dan penduduk miskin, 1980-2011

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

0

10

20

30

40

50

60

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

% Pertanian % TK Pertanian % Industri % TK Industri % Miskin PDB

Rasio PDB Sektoral, share tenaga kerja, dan penduduk miskin (1980=100)

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

0

50

100

150

200

250

300

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

% Pertanian % TK Pertanian % Industri % TK Industri % Miskin PDB

Trend Share Kemiskinan di Perdesaan dan di perkotaan 1976-2011

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

#REF!

Share miskin kota

Share miskin desa

Tren laju pertumbuhan ekonomi (%), 1960-2011

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

Sumber: Badan Pusat Statistik

Tren pertumbuhan pertanian dan industri (%), 1960-2011

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

1960 1962 1964 1966 1968 1970 1972 1974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010

Pertanian Industri

Tren sumber pertumbuhan menurut sektor (%), 1961-2011

-15

-10

-5

0

5

10

15

1961 1963 1965 1967 1969 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011

Pertanian Industri Jasa & Lainnya

NASIB PETANI

DAN

PERTANIAN

INDONESIA

(7b) PETANI

(7a) ORGANISASI TANI

(6) MENTALITAS

(5) TEKNOLOGI

(4) KETERAMPILAN

(3) MODAL

(1) KEPEMILIKAN LAHAN

(2) BIROKRASI DEPTAN(8) KEBIJAKAN

(9) INFORMASI

(10) PASAR DAN TATA NIAGA

AKAR PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

RENSTRA KEMENTAN 2010-2014

DAN SIPP 2013-2045

28

III

1) Peningkatan Produktivitas

dan nilai tambah produk

pertanian

2) Penggunaan pupuk kimiawi

dan organik secara

berimbang

3) Perbaikan dan

pembangunan infrastruktur

lahan, air, perbenihan, dan

perbibitan

4) Kemudahan akses

pembiayan pertanian

dengan suku bunga rendah

5) Pencapaian MDG’s

6) Penciptaan pricing policies

7) Persaingan global serta pelemahan pertumbuhan ekonomi akbibat krisis global

8) Perbaikan citra petani dan pertanian kembali diminati

9) Kelembagaan usahaekonomi produktif yang kokoh di perdesaan

10) Sistem penyuluhanpertanian yang efektif

11) Pemenuhan kebutuhanpangan disampingpengembangan komoditashorti, peternakan danpeningkatan eksporperkebunan

STRATEGI

1. Revitalisasi

Lahan

2. Revitalisasi

Perbenihan

dan Perbibitan

3. Revitalisasi

Infrastruktur

dan Sarana

4. Revitalisasi

Sumber Daya

Manusia

5. Revitalisasi

Pembiayaan

Petani

6. Revitalisasi

Kelembagaan

Petani

7. Revitalisasi

Teknologi dan

Industri Hilir

SASARAN 2010-20141. PDB pertanian sempit:

tumbuh 3,62 - 3,75% per tahun

2. Neraca perdagangan:

surplus US$ 24,3 M - 54,5 M

3. Tenaga kerja pertanian:

43,71 - 45,36 juta jiwa

4. NTP:

115-120

5. Produksi padi:

66,68 - 75,70 juta ton

6. Produksi jagung:

19,8 - 29 juta ton

7. Produksi kedelai:

1,3 - 2,7 juta ton

8. Produksi gula:

2,9 - 5,7 juta ton

9. Produksi daging sapi:

412 - 546 ribu ton

1) Kerusakan

lingkungan

2) Rendahnya

infrastruktur, sarana

prasarana, lahan,

dan air

3) Kepemilikan lahan

sempit (9,55 juta KK

< 0.5 Ha)

4) Keterbatasan akses

petani terhadap

pembiayaan

5) Lemahnya

kapasitas dan

kelembagaan

penyuluh

6) Lemahnya

kapasitas dan

pemanfaatan RISET

7) Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian

MASALAH

FUNDAMENTAL

TANTANGAN

PEMBANGUNAN

PERTANIAN1. PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN

SWASEMBADA BERKELANJUTAN

2. PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PANGAN

3. PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR

4. PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

TARGET (EMPAT SUKSES)

MASALAH, TANTANGAN, STRATEGI, TARGET DAN SASARAN PERTANIAN

(RENSTRA KEMENTAN 2010-2014)

29

MENTERI PERTANIAN TELAH MENETAPKAN ARAH

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (2010-2014)

VISI : Pertanian Industrial unggul berkelanjutan yang

berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan

kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor

dan kesejahteraan petani

MISI : 10 (sepuluh) Misi yang diemban

TUJUAN : 5 (lima) Tujuan Pokok Pembangunan

TARGET : 4 (empat) Sukses Pembangunan

SASARAN : Sasaran makro, sasaran produksi, sasaran komoditi

unggulan, pola pangan harapan dan konsumsi

KEBIJAKAN : 23 (dua puluh tiga) Arah Kebijakan

STRATEGI : 7 (tujuh) Gema Revitalisasi

PROGRAM : 6 (enam) Program Pokok Pembangunan

BAGAIMANA MENJABARKAN VISI

MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN, PROGAM SECARA KONSISTEN ?

VISI

TERWUJUDNYA PERTANIAN

INDUSTRIAL UNGGUL BERKELANJUTAN

YANG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL

UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN

PANGAN, NILAI TAMBAH, DAYA

SAING, EKSPOR, DAN KESEJAHTERAAN

PETANI

MISI

Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasisiptek dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melaluipendekatan sistem agribisnis.

Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukungkeberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untukmeningkatkan kemandirian pangan.

Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannyauntuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan.

Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri, serta mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkanproduk pertanian berdaya saing tinggi.

Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) dikonsumsi.

1

2

3

5

4

Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal danhorizontal, guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif danmenciptakan lapangan kerja di perdesaan.

Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahanbaku industri.

Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengansumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan internasional.

Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur, dan berkeadilan.

Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional.

7

6

8

9

10

MISI

TUJUAN

1. MEWUJUDKAN SISTEM PERTANIAN INDUSTRIAL UNGGUL BERKELANJUTAN YANG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL

2. MENINGKATKAN DAN MEMANTAPKAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN

3. MENUMBUHKEMBANGKAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI TERMASUK DIVERSIFIKASI PANGAN

4. MENINGKATKAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN

5. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DAN PENDAPATAN PETANI

TUJU

AN

SDA

SDM

MODAL

TEKNOLOGI

KELEMBA

GAAN

KEBIJAKAN

NASIONAL

LINGKUNGAN

STRATEGIS

(Domestik & LN)

12 PROGRAM

PEMBANG. PERTANIAN

KEGT KEGT KEGT

PENDEKATAN:1. KAWASAN

2. KESISTEMAN

3. KELEMBAGAAN

4. PEMBERDAYAAN4. KESEJAHTERAAN PETANI

2. DIVERSIFIKASI PANGAN

1. SWASEMBADA & SWASEMBADA

BERKELANJUTAN

EMPAT TARGET SUKSES

3. NILAI TAMBAH, DAYA SAING &

EKSPOR

VISI & MISI PEMBANGUNAN PERTANIAN

ALUR PIKIR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

7 G

em

aR

ev

ita

lis

as

i

5. Pembiayaan Pertanian

3. Infrastruktur dan Sarana

1. Lahan

4. SDM

2. Perbenihan dan Pembibitan

6. Kelembagaan Petani

7. Teknologi dan Industri Hilir

STRATEGI

Pencapaian Empat Target Sukses Kementerian

Pertanian, yaitu:

1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan:

Surplus beras 10 juta ton pada akhir 2014

Swasembada jagung berkelanjutan

Swasembada kedelai pada 2014

Swasembada daging sapi/kerbau 2014

Swasembada gula/tebu 2014

2. Peningkatan Diversifikasi Pangan.

3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan

Ekspor

4. Peningkatan Kesejahteraan Petani

FOKUS PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2010-2014

“EMPAT TARGET SUKSES”

36

37

SASARAN INDIKATOR MAKRO PERTANIAN 2011-2014(SUMBER: RENSTRA KEMENTAN 2010-2014)

Indikator MakroSasaran

2011

Sasaran

2012

Sasara

n

2013

Sasaran

2014

Pertumbuhan PDB

Pertanian (%)3,61 3,69 3,77 3,75

Penyerapan Tenaga Kerja

(juta orang)44,1 44,5 44,9 45,3

Nilai Tukar Petani

(2007=100)105-110 105-110 105-110 105-110

Neraca Perdagangan

Pertanian (US$ miliar)29,9 36,5 44,7 54,5

REVIEW TARGET SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN (SESUAI RENSTRA KEMENTAN 2010-2014)

LIMA KOMODITAS PANGAN UTAMA TAHUN 2011-2014

KOMODITAS TARGET

Prod.

Th 20105)

(Jt Ton)

Sasaran

Th 2011

(Jt Ton)

Sasaran

Th 2012

(Jt Ton)

Sasaran

Th 2013

(Jt Ton)

Sasaran

Th 2014

(Jt Ton)

Rata-rata

Pertumbuhan/

Tahun (%) 6)

Padi1)Swasembada

berkelanjutan66,46 65,727) 67,827) 72,067) 76,567) 3,56

Jagung2) Swasembada

berkelanjutan19,80 22,00 24,00 26,00 29,00 10,02

Kedelai3) Swasembada

20141,31 1,56 1,90 2,25 2,70 20,05

Gula 8)Swasembada

20142,34 2,70 2,94 3,21 3,44 10,80

Daging 9)

sapi4)

Swasembada

20140,44 0,482 0,517 0,566 0,626 7,49

38

Ket: 1) GKG, 2) Pipilan Kering (PK), 3) Biji kering, 4)Karkas , 5) Angka Sementara, 6) Rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun (2010-2014), 7) Sasaran produksi padi tahun mengalami penyesuaian sesuai Direktif Presiden.8) Target 2012-2024 sesuai perbaikan Ditjen Bun dan (9) Ditjen PKH sesuai Hasil Sensus Ternak

MAKANAN 2010 2011 2012 2013 2014

Padi - padian 54.9 53.9 52.9 51.9 51.0

Umbi - umbian 5.0 5.2 5.4 5.6 5.8

Pangan Hewani 9.6 10.1 10.6 11.1 11.5

Minyak dan Lemak 10.1 10.1 10.1 10.0 10.0

Buah / Biji Berminyak 2.8 2.9 2.9 2.9 3.0

Kacang - kacangan 4.3 4.4 4.6 4.7 4.9

Gula 4.9 4.9 5.0 5.0 5.0

Sayur dan Buah 5.2 5.4 5.5 5.7 5.8

Lain – lain 2.9 2.9 2.9 2.9 3.0

SKOR PPH 86.4 88.1 89.8 91.5 93.3

19

TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014

BERAS 101.1 99.3 97.5 95.7 94.0

JAGUNG 3.0 2.9 2.9 2.8 2.8

KEDELAI 9.8 10.1 10.2 10.2 10.2

GULA 9.4 9.5 9.5 9.5 9.6

DAGING SAPI 2.7 2.9 3.0 3.1 3.3

20

Grafik tren pembangunan pertanian 1980-2045

Proyeksi perkembangan keadaan sosial ekonomi

pembangunan-pertanian

Indonesia GDP Scenario(constant 2010 billion US$)

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

SIPP KEN JICA Optimistic JICA Pessimistic

Indonesia GDP Per capita Scenario(constant 2010 billion US$)

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

22.000

24.000

1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

SIPP KEN JICA Optimistic JICA Pessimistic

2015

2020

2025

20352045

Peta Jalan Menuju Pertanian Indonesia

yang Bermartabat, Mandiri, Maju, Adil

dan Makmur

Penduduk Perdesaan: 121.0 juta jiwaPDB Per Kapita: 4.053Pangsa PDB pertanian (on-farm): 12%Pangsa PDB industri: 29.5%Pangsa PDB agroindustri: 17%Pangsa TK pertanian (on farm): 35%Pangsa TK agroindustri: 15%Sosok usahatani (sistem pertanian terpadu): Pemantapan (capacity buiding, pelembagaan) menuju industrialisasi pertanian dan perdesaan terpaduTerbangunnya fondasi pertanian industrial berkelanjutan

Penduduk Perdesaan: 122.0 juta jiwaPDB Per Kapita: 5.737Pangsa PDB pertanian (on-farm): 9%Pangsa PDB industri: 45%Pangsa PDB agroindustri: 27%Pangsa TK pertanian (on farm): 28%Pangsa TK agroindustri: 30%Sosok usahatani (sistem pertanian terpadu): Menuju Dominasi pertaniankompleks on-farm & off-farm (agroindustri) perdesaan kompleks on-farm & off-farm (agro-industri)Terbangunnya sistem pertanian terpadu

Penduduk Perdesaan: 122.6 juta jiwaPDB Per Kapita: 8.430Pangsa PDB pertanian (on-farm): 6%Pangsa PDB industri: 46%Pangsa PDB agroindustri: 29%Pangsa TK pertanian (on farm): 20%Pangsa TK agroindustri: 31%Sosok usahatani (sistem pertanian terpadu): Dominasi pertaniankompleks on-farm & off-farm(agro-industri)Terwujudnya kemandirian pertanian dan Pangan

Penduduk Perdesaan: 123 juta jiwaPDB Per Kapita: 15.672Pangsa PDB pertanian (on-farm): 4%Pangsa PDB Industri: 33%Pangsa PDB agroindutri: 20%Pangsa TK pertanian (on farm): 9%Pangsa TK agroindustri: 19%Sosok usahatani (sistem pertanian terpadu): Menuju multifungsi pertanianTerwujudnya Kehidupan berkeadilan dan Berkualitas

Penduduk Perdesaan: 122.2 juta jiwaPDB Per Kapita: 24.336Pangsa PDB pertanian (on-farm): 3%Pangsa PDB Industri: 21%Pangsa PDB agroindutri: 13%Pangsa TK pertanian (on farm): 7%Pangsa TK agroindustri: 12%Sosok usahatani (sistem pertanian terpadu): Pertanian Industrial kompleksTerwujudnya pertanian mandiri, maju, adil dan makmur

PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI

46

IV

GEOGRAPHICS :

-Archipelago country >17,000 islands

- Landmass : 1.8 million kms2

- 6o North latitude - 11o South latitude

- 95o West longitude- 141o East longitude

CLIMATE :

TROPICAL CLIMATE (dry season

and wet season)

Rainfall : Rata2 996 – 4927 mm/year

Temperature : 24o – 35oC

JAVA

KALIMANTAN

BALI

NORTH

MALUKU

MALUKU PAPUA

NTBNTT

M A L A Y S I A

BRUNEI

TIMOR

LESTE

JAKARTA

0o

PILAR PEMBANGUNAN PERTANIAN

ASPEK

EKOLOGI

PERTANIAN

ASPEK

EKONOMI

ASPEK SOSIAL

BUDAYA

Pusat ekonomiPusat ekonomi mega Usulan lokasi KEK Usulan lokasi KEK yang merupakan FTZ

Denpasar

Mataram

Jakarta

Medan

Pekanbaru

Jambi

Lampung

Semarang

Banjarmasin

Palangkaraya

Pontianak

Makassar

Manado

Kendari

GorontaloManokwari

Jayapura

1

2

34

Serang

Mamuju

IMT-GT

BIMP-EAGA

Surabaya

Merauke

Kupang

SamarindaSofifi

Wamena

Sorong

Ambon

Palu

Banda Aceh

Padang

Bengkulu

Jogjakarta

Palembang

Tj. Pinang

Pkl. Pinang

Enam Koridor Ekonomi Indonesia yang Telah Ditetapkan

6

5

1 KE Sumatera

2 KE Jawa

KE Bali – Nusa Tenggara3 KE Kalimantan

KE Papua – Maluku 4 KE Sulawesi – Maluku Utara 6

5

49

Menjangkau seluruh pusat ekonomi di wilayah Indonesia

Sumber: Menko Perekonomian

Rencana Induk Koridor Ekonomi Indonesia mengembangkanpotensi unik masing-masing koridor

50Sumber: Menko Perekonomian

Koridor Ekonomi Sumatera“Sentra produksi kelapa sawit dan karet”

Sektor Fokus dan Strateginya

1. Minyak Kelapa Sawit/CPO Fokus pada industri hulu melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation.

2. Karet Meningkatkan hasil panen dan memperluas industri hilir

3. Batubara Meningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api.

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan

Pelabuhan:• Metro Medan, Dumai, Palembang

Rel Kereta/Jalan:• Trans Sumatera (Rel kereta/Jalan), termasuk rel

kereta untuk CPO di Riau. Pembangkit Listrik di Sumatera

• Pembangkit Listrik di Sumatera untuk menumbuhkan industri hilir

• Mine-mouth dan processing plant untuk batubara di Sumatera Selatan

Overview

Terdiri dari 7 hub: Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Serang, Jakarta

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~3.4x dari $139 milyar di 2010 ke $473 milyar di 2030 dengan laju pertumbuhan koridor sebesar 6.3% dibandingkan estimasi baseline 4.5%

Klaster industri karet dan

sawit, KEK

Klaster industri sawit, KEK

FT

Z

51

"Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional"

Sumber: Menko Perekonomian

Koridor Ekonomi Jawa“Pengembangan industri makanan/pangan"

Fokus Sektor & Strategi – basis manufaktur yang luas:1. Produk makanan Fokus untuk memindahkan hambatan untuk mengkapitalisasi tumbuhnya permintaan domestik2. Tekstil Merebut pasar domestik dari impor dan memperkuat Indonesia sebagai negara pilihan sumber produksi 3. Industri Alat angkut Mengembangkan kapabilitas untuk nilai tambah pengolahan yang lebih tinggi, menarik lebih banyak peralatan pengolahan asli.

Overview

Terdiri dari 4 hub: Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.2x dari $304 milyar di 2008 ke $1,282 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor 7.5% dibandingkan estimasi baseline 5.8%

Infrastruktur Kunci yang DibutuhkanPelabuhan:

• Jakarta, Semarang, SurabayaRel Kereta/Jalan:

• Trans Jawa (Jakarta-Cikampek-Bandung-Semarang-Surabaya

Pembangkit Listrik• Ekspansi Pelabuhan di Jakarta• Pembangkit listrik di Jawa Barat dan Jawa Tengah

Klaster industri perkapalan

Klaster industri petrochem

Klaster industri makanan & minuman

Klaster industri tekstil

Klaster industri mesin , alat

angkut

52"Pendorong Industri dan Jasa Nasional"

Sumber: Menko Perekonomian

OverviewTerdiri dari 4 hub: Pontianak, Palangka Raya, Balikpapan dan Samarinda

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~2.6x dari $59 milyar di 2008 ke $152 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 3.6% dibandingkan estimasi baseline sebesar 5.8%

Industri Berkelanjutan di Masa Depan1. Perikanan memperluas industri akuakultur udang2. Kayu Membangun industri hutan yang berkelanjutan &

memperluas ke produksi bernilai tambah tinggi (kertas)3. Karet Meningkatkan industri karet

Fokus Sektor Saat Ini1. Migas Eksplorasi lebih banyak untuk memastikan

pertumbuhan produksi yang stabil 2. Minyak Kelapa Sawit Meningkatkan produksi

panen, beralih ke produk dgn nilai tambah tinggi dan produk hilir.

3. Batubara Meningkatkan produksi dgn membangun infrastruktur yg dapat mencapai tambang di pedalaman

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan:Pelabuhan Sungai Fasilitas Barge Loading Pelabuhan yang menghubungkan Rel Kereta Api untuk membawa batubara melalui sungai; Sungai Barito dan MahakamRel Kereta Api Dibutuhkan untuk membuat pertambangan batubara di pedalaman layak secara ekonomi; Kal-TengJalan Tol Konektivitas yg lebih baik antara perkebunan kelapa sawit dan pertambangan dapat meningkatkan produksi CPO; Kalimantan Tengah dan Barat

Koridor Ekonomi Kalimantan“Sentra produksi kelapa sawit dan karet”

Klaster industri besi-baja

53

"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"

Sumber: Menko Perekonomian

Koridor Ekonomi Sulawesi“Pusat produksi beras, singkong, jagung dan kakao”

Sektor Fokus dan Strategi

1. Tanaman Pangan Meningkatkan produktivitas yang menjamin ketahanan pangan nasional

2. Perkebunan Beralih ke produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi

3. Perikanan Mengurangi tangkapan perikanan laut, membangun produksi akuakultur

4. Pertambangan Nikel Meningkatkan ekspor nikel setengah-jadi

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan:

Irigasi – Kebutuhan peningkatan panen pertanian pangan dan perkebunan; Sulawesi Selatan.

Fasilitas Pelabuhan – Dibutuhkan untuk penanganan yang lebih baik bagi produk industri pertanian; Pelabuhan Makassar, Bitung, Kendari.

Suplai Listrik - Listrik merupakan kebutuhan kunci untuk pemrosesan nikel; Sulawesi Tenggara

Overview

Terdiri dari 5 hub: Manado, Gorontalo, Kendari, Mamuju dan Makassar

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.4x dari $21 milyar di 2008 ke $94 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7.7% dibandingkan estimasi baseline 6.0%

Klaster perkebunan

(kakao, jagung)

Klaster industri Nikel

54

''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional''

Sumber: Menko Perekonomian

Koridor Ekonomi Bali-NTB-NTT“Sentra produksi jagung, kedelai”

Sektor Fokus dan Strategi

1. Pariwisata Meningkatkan jumlah kunjungan turis maupun pengeluaran pariwisata. Memanfaatkan Bali sebagai gerbang untuk mempromosikan kunjungan ke daerah tujuan wisata lain

2. Pertanian dan Peternakan Meningkatkan produktifitas lahan dan mengembangkan kegiatan produksi sampai dengan hilir

Overview

Terdiri dari 3 hub: Denpasar, Mataram dan Surabaya

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~4.3x dari $18 milyar di 2008 ke $76 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 7.6% dibandingkan estimasi baseline 5.6%

Infrastruktur Kunci yang Dibutuhkan:

Bandara: Ekspansi Ngurah Rai, pembangunan bandara internasional baru di BaliPelabuhan: Terminal cruise Tanah Ampo / BenoaJalan: Trans-Bali toll road, akses Sarangan – Tj. BenoaEnergi: Pembangkit listrik di Bali

Klaster Peternakan

Pintu gerbang pariwisata nasional

55

''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional''Sumber: Menko Perekonomian

Koridor Ekonomi Papua-Maluku :Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera

Sektor Fokus dan Strategi

1. Pertambangan (terutama tembaga dan emas)Mendorong eksplorasi lokasi tambang baru melalui dukungan infrastruktur. Mendorong "forward integration" dengan melalui kegiatan produksi hilir

2. Pertanian dan Perkebunan Meningkatkan produksi melalui Merauke Integrated Food dan Energy Estate (MIFEE) & menghasilkan produk bernilai tambah tinggi

Key infrastructure needs

Jalan – Jalan Trans-Papua dan jalan akses MeraukePelabuhan – Pelabuhan di Jayapura dan MeraukeEnergi – Mengembangkan PLTA Urumka untuk mengurangi ketergantungan pembangkit listrik BBM

Overview

Terdiri dari 5 hub: Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura dan Merauke

Koridor diestimasikan dapat meningkatkan PRDB sebesar ~6.3x dari $13 milyar di 2008 ke $83 milyar di 2030 dengan estimasi laju pertumbuhan koridor sebesar 9.6% dibandingkan estimasi baseline sebesar 7.0%

Klaster pertanian (MIFEE)

Klaster industri Migas

56

Sentra produksi pangan dan perkebunan

DIMENSI PENDEKATAN PEMBANGUNAN

Pendekatan Kesisteman

Pendekatan Kawasan /Wilayah

(termasuk Pendekatan Agroekosistem (dataran

tinggi, sedang, rendah)

Pendekatan Kelembagaan

Pemberdayaan Masyarakat secara Partisipatif

I. PENDEKATAN KESISTEMAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Tercapainya skala ekonomi

Terwujudnya sistem pertanian

terintegrasi, berkelanjutan

Terwujudnya kelembagaan ekonomi

Off farm

Hulu On FarmOff farm

Hilir

Tumbuhnya akses

Penunjang

Berlangsungnya proses kesehatan kemitraan kegiatan usahaKeterangan :

- 1,2,3 dst merupakan urutan tahapan kegiatan

- 4,5,6 bisa paralel

2 3 1

4

6

5

II. PENDEKATAN KAWASAN AGRIBISNIS

KONDISI AGRO-ECOSYSTEMDataran tinggiDataran rendah

INFRASTRUKTUR PENDUKUNG SOSBUDPOLHANKAM FAKTOR LINGKUNGAN (EKSTERNAL)

MEMBANGUN SENTRA/KAWASAN HARUS MENGIKUTI KAIDAH-KAIDAH:

ROAD-MAP

SCM

GAP

SOP

Upaya Kab Bandung membangun sentra hortikulturaKAWASAN KENTANG MODOINDING KAB. MINSEL

Hortikultura meliputi; aneka sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias, merupakankomoditas yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Sampai saat ini di KabupatenBandung terdapat beberapa kawasan andalan sentra produksi komoditashortikultura yang juga merupakan andalan Provinsi Jawa Barat.

Upaya Kab Bandung membangun sentra hortikultura

Daerah sentra produksi komoditas hortikultura di Kabupaten Bandung, umumnya terdapat dikawasan dataran tinggi yang memiliki jenis tanah andosol yang cukup subur, daerah tersebutmeliputi; KecamatanLembang, Cisarua, Cimenyan, Parongpong, Pangalengan, Kertasari, Pacet, Arjasarui, Ciwidey,Pasirjambu, dan Rancabali.Usahatani komoditas buah-buahan di Kabupaten Bandung umumnya sudah dilakukandengan pendekatan agribisnis. Beberapa petani/kelompok tani sudah mampu menerapkanGood Agriculture Practises (GAP), Good Handling Practises (GHP), dan Good ManufacturingPractises (GMP).Input teknologi maju sudah banyak yang digunakan, terutama dalam subsistem pengolahanhasil.

Kondisi tersebut tidak lepas dari berbagai fasilitasi yang telah diberikan pemerintah,baikPemkab. Bandung, Pemprov, dan Pusat (Deptan), mulai dari; Bimbingan Teknologi, Magangke Jepang, Bantuan Alat Pengolahan Hasil (alat-alat pengolahan, cold storage, gudang, dsb)sampai dengan pemberian stimulan modal

Keragaan Kebun dan Pertanaman Sentra Agribisnis Strowbery Ciwidey

Bibit berasal dari :- Anakan- Stolon/akar sulurVarietas : Michiko, Nyoho,

Calipornia, Chantung,Sweet CharlieHarga Bibit : Rp 500 ,-/PhnHarga produk di petani : Rp 6.000/KgHarga produk petik sendiri : Rp 25.000/KgMusim panen tidak tergantung bulan Puncak panen Mei s/d Oktober (Musim kemarau) Bentuk Kebun

- Hamparan- Terpencar

Gunung talang

Masyarakat/LSM

Pemerintah Daerah

(Dinas/Badan Prov & Kab/Kota)

Ketahanan Pangan

Peningkatan Daya

Saing Produk

Pertanian

Peningkatan

Kesejahteraan

Petani/

Masyarakat

Pemerintah

Pusat:Inisiasi Kebijakan: Bantuan benih

Penjaminan kredit

Keringanan investasi

Stabilisasi harga

Dll.

Kelompok tani

dan

Gapoktan(sbg Garda Depan Pertanian)

PROGRAM & KEGIATAN UTAMA

DEP. PERTANIAN

Koordinasi

Pembinaan

Output

Keterkaitan Output

III. PENDEKATAN KELEMBAGAAN (PENGORGANISASIAN PEMBANGUNAN) (Pembangunan

berawal dari desa)

Penyuluh

Pertanian

65

IV. PENDEKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SECARA PARTISIPATIF

Stimulan permodalan (bansos, subsidi, skim

kredit, dll,

Peningkatan SDM/Pelatihan, magang, dll

Penyuluhan/pendampingan

Penguatan kelembagaan petani

Penguatan manajemen usaha, keuangan dan

pemasaran hasil

Padat karya untuk publik good

Terlibat mulai dari perencn., pelaks, evaluasi

CONTOH IMPLEMENTASI KESISTEMAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

KOMODITAS KENTANG KABUPATEN/KAWASAN…… TAHUN 2012

KEGIATAN YG DIPERLUKAN

1. Peyediaan bibit unggul dan bantuan pupuk seluas 600ha, alsintan intensifikasi 100 Ha, serta POPT 300 ha Rp. 1,79M.

2. Pengawalan dan Monev di 2 kab/kota 4 kec 15 desa Rp. 700jt.

MASALAH FUNDAMENTAL

Sebab :

1. Serangan OPT

2. Bibit unggul terbatas

3. Akses permodalan rendah

Akibat:

1. Produktivitas rendah

2. Kelangkaan pasokan konsumsi

3. Pendapatan/kesejateraan rendah

DUKUNGAN

IPTEK dari PUSLIT Horti berupa benih unggul dan

teknik budidayanya

Program Peningkatan

Ketahanan Pangan :

1.Bantuan bibit dan pupuk

2.ALsin

3.Pegendalian OPT

SASARAN 2009

1. Fasilitasi Pemerintah

- Luas tanam : 600 ha

- Cetak lahan: 100 Ha

- Intensifikasi: 100 Ha

2. Target Tingkat Kab :

- Luas areal: 700ha

- Produksi : 17500ton

- Prodvitas : 30 ton/ha

SUMBER PEMBIAYAAN SELAIN APBN

1. APBD kab./kota : 1,4 milyar

2. Masyarakat/petani

berupa tenaga kerja : 3,6 milyar

3. Kredit KKP-E, KUR……

DUKUNGAN PLA- Cetak lahan 100 ha

- Perbaikan irigasi 10km

DUKUNGAN PSDM-DIKLAT 100 petani

-Penyuluhan 10 petugas

DUKUNGAN P2HP-Alsin olah kentang 10 unit

-Promosi/pemasaran 1pkt

DAK

DAU

DBH

DANA

PROV

PAD

TP

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN KEGIATAN SRI

Tahun ProvinsiKabupaten /

KotaLuas (ha)

Provitas

(ton/ha)

Produksi

(ton)

2007 14 39 1.100 6,59 7.244

2008 9 17 1.340 6,71 8.996

2009 20 52 2.100 7,24 15.206

2010 8 16 1.240 7,38 9.150

2011 26 123 11.160 6,35 70.862

2012 32 397 60.300 - -

2013 *) 24 273 200.000 - -Sumber: Ditjen PSP, 2012 *) tahun 2013 rencana pengembangan

PERKEMBANGAN KEGIATAN SRI 2007-2013

Sumber-sumber Bahan Organik Untuk Agro-input Padi Organik

tumpukan jerami

eceng gondok kohe

serasah daun tebu blotong abu ketel

rumput

Usahatani Padi pola SRI di Bandung

Contoh Beras Organik siap diekspor ke Luar Nageri

Contoh produk beras organik

Contoh Beras Organik yang dipasarkan di dalam negeri dan ekspor

Contoh produk beras organik

Beras Organik Kabupaten Sragen

Luas lahan padi semi organik dan organik di Sragen saat ini 10.951 ha dengan produksi 71.756 ton/tahun. Sudah bersertifikasi padi organik 182 ha

Lahan 182 ha sudah bersertifikat dari Sucofindo, sehingga petani berhak memasang logo organik pada kemasan yang dipasarkan dan memenuhi SSNI. Pemasaran melalui Asosiasi

Petani Organik Sragen (APOS)

Harga beras organik langsung di petani Rp 10.000/kg, harga pedagang ke konsumen Rp. 14.000/kg, dan untuk beras kepala utuh bisa mencapai Rp.18.000 - Rp. 20.000/kgContoh produk beras

organik

USAHATANI PADI ORGANIK POLA CLS di SRAGEN

Alsin pengolahan lahan sawah Kondisi sawah setelah penanaman

bibit/benih

Hamparan padi organik Penimbangan padi hasil panen

USAHATANI PADI ORGANIK POLA CLS di SRAGEN

Tumpukan jerami di sawah

Sapi dikasih pakan jerami kering

Model pemeliharaan kandang kelompok

Pengumpulan limbah ternak (Kohe)

Sasaran Produksi 39 Komoditas Unggulan NasionalTahun 2010-2014

No Komoditas Sasaran per Tahun (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Padi 66.680.000 70.599.000 74.130.000 77.700.000 81.600.000

2 Jagung 19.800.000 22.000.000 24.000.000 26.000.000 29.000.000

3 Kedelai 1.300.000 1.560.000 1.900.000 2.250.000 2.700.000

4 Kacang Tanah 882.000 970.000 1.100.000 1.200.000 1.300.000

5 Kacang Hijau 360.000 370.000 390.000 410.000 430.000

6 Ubi Kayu 22.248.000 23.400.000 25.000.000 26.300.000 27.600.000

7 Ubi Jalar 2.000.000 2.150.000 2.300.000 2.450.000 2.600.000

8 Cabe 1.196.622 1.221.299 1.245.979 1.270.657 1.295.336

9BawangMerah 874.970 894.936 914.902 934.867 954.833

10 Kentang 1.072.710 1.080.588 1.088.467 1.096.345 1.104.224

11 Mangga 2.233.145 2.360.725 2.488.306 2.615.886 2.743.467

12 Pisang 6.347.591 6.570.809 6.777.816 6.968.612 7.143.196

No Komoditas Sasaran per Tahun (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

13 Jeruk 2.872.832 3.020.358 3.167.885 3.315.411 3.462.938

14 Durian 695.796 730.586 769.307 811.618 857.069

15 Manggis 79.003 80.762 82.521 84.280 86.039

16 Rimpang 438.147.984 455.794.199 474.025.967 492.987.006 512.706.486

17 Tan. Hias 216.675.019 230.758.895 245.758.223 261.732.508 278.745.121

18 Karet 2.681.000 2.711.000 2.741.000 2.771.000 2.801.000

19 Kelapa Sawit 23.200.000 24.429 .000 25.710 .000 27.046 .000 28.439 .000

20 Kakao 988,00 1.074,00 1.342,00 1.539,00 1.648,00

21 Jambu Mete 144.970 148.000 152.000 156.000 159.120

22 Kapas 26.250 33.000 40.000 57.000 63.000

23 Nilam 91.000 97.000 106.000 116.000 124.000

24 Tembakau 181.000 182.000 183.000 183.000 184.000

25 Jarak Pagar 15.000 20 .000 24 .000 29 .000 35 .000

26 Cengkeh 78.000 80 .000 83 .000 84 .000 86 .000

27 Lada 82.930 85.020 87.150 89.340 91.580

No Komoditas Sasaran per Tahun (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

28 Kelapa 3.266.000 3.290 .000 3.317 .000 3.348 .000 3.380 .000

29 Teh 168.000 171 .000 174 .000 177 .000 182 .000

30 Kopi 698.000 709.000 718.000 728.000 738.000

31 Tebu 2.346.000 2.702.000 2.902.000 3,350.000 3.571.000

32 Daging Sapi 411.702 439.192 470.540 506.127 545.621

33 Susu 727.539 853.761 986.135 1.125.375 1.297.035

34Daging Kerbau

41.830 41.913 42.030 42.182 42.368

35Daging Kambing

70.827 74.096 77.722 81.507 85.700

36DagingDomba

61.675 64.315 67.405 70.925 74.994

37 Daging Babi 231.658 235.193 238.992 243.064 247.420

38 Ayam Buras 323.933 341.705 363.536 377.907 400.806

39 Daging Itik 28.554 29.356 30.333 31.500 33.032

NO KOMODITAS 2010 2011 2012 2013 2014

1 Padi (000 ton) 66.680,00 68.800,00 71.000,00 73.300,00 75.700,00

2 Jagung (000 ton) 19.800,00 22.000,00 24.000,00 26.000,00 29.000,00

3 Kedelai (000 ton) 1.300,00 1.560,00 1.900,00 2.250,00 2.700,00

4 Kacang Tanah (000 ton) 882,00 970,00 1.100,00 1.200,00 1.300,00

5 Kacang Hijau (000 ton) 360,00 370,00 390,00 410,00 430,00

6 Ubikayu (000 ton) 22.248,00 23.400,00 25.000,00 26.300,00 27.600,00

7 Ubi Jalar (000 ton) 2.000,00 2.150,00 2.300,00 2.450,00 2.600,00

8 Kelapa Sawit (000 ton) 23,20 24,43 25,71 27,05 28,44

9 Karet (000 ton) 2,68 2,71 2,74 2,77 2,80

10 Kelapa (000 ton) 3,27 3,29 3,32 3,35 3,38

11 Kopi (000 ton) 0,70 0,71 0,72 0,73 0,74

12 Kakao (000 ton) 0,99 1,07 1,34 1,54 1,65

13 Lada (000 ton) 82,93 85,02 87,15 89,34 91,58

14 Cengkeh (000 ton) 78,00 80,00 83,00 84,00 86,00

15 Jambu Mete (000 ton) 144,97 148,00 152,00 156,00 159,12

16 Tembakau (000 ton) 181,00 182,00 183,00 183,00 184,00

17 Kapas (000 ton) 26,25 33,00 40,00 57,00 63,00

18 Teh (000 ton) 168,00 171,00 174,00 177,00 182,00

19 Gula (000 ton) 2.996,00 3.864,23 4.396,19 4.934,73 5.700,00

20 Jarak Pagar (000 ton) 15,00 20,00 24,00 29,00 35,00

21 Nilam (000 ton) 91,00 97,00 106,00 116,00 124,00

SASARAN PRODUKSI NASIONAL TAHUN 2010-2014 (sesuai RENSTRA)

NO KOMODITAS 2010 2011 2012 2013 2014

22 Daging Sapi (000 ton) 411.70 439.19 470.54 506.13 545.62

23 Daging Kerbau (000 ton) 41.83 41.91 42.03 42.18 42.37

24 Daging Kambing (000 ton) 70.83 74.10 77.72 81.51 85.70

25 Daging Domba (000 ton) 61.68 64.32 67.41 70.93 74.99

26 Daging Babi (000 ton) 231.66 235.19 238.99 243.06 247.42

27 Daging Ayam Buras (000 ton) 323.93 341.71 363.54 377.91 400.81

28 Daging Itik (000 ton) 28.55 29.36 30.33 31.50 33.03

29 Susu (000 ton) 727.54 853.76 986.14 1,125.38 1,297.04

30 Cabe (000 ton) 145,065.00 149,655.00 154,423.00 159,489.00 164,778.00

31 Bawang Merah (000 ton) 12,636.00 13,184.00 13,832.00 14,707.00 15,674.00

32 Kentang (000 ton) 136,175.00 140,012.00 144,060.00 148,427.00 152,971.00

33 Mangga (000 ton) 27,814.00 29,117.00 30,551.00 32,140.00 33,910.00

34 Pisang (000 ton) 242,575.00 248,984.00 256,347.00 264,694.00 273,599.00

35 Jeruk (000 ton) 907,684.00 946,612.00 990,526.00 1,043,408.00 1,105,371.00

36 Durian (000 ton) 131,349.00 137,919.00 145,232.00 153,223.00 161,808.00

37 Manggis (000 ton) 9,393.00 9,588.00 9,792.00 10,005.00 10,228.00

38 Rimpang (000 ton) 12,976,449.00 13,541,259.00 14,061,295.00 14,518,330.00 15,069,772.00

39 Tanaman Hias (000 ton) 5,594,911.00 5,958,041.00 6,341,450.00 6,747,112.00 7,338,867.00

40 Cetak lahan sawah (000 Ha) 550.00 2,012.00 2,162.00 2,012.00 2,012.00

41 Cetak lahan kering (000 Ha) - 4,000.00 3,500.00 3,500.00 3,500.00

42 Cetak lahan horti (000 Ha) 160.00 3,000.00 3,500.00 3,500.00 3,500.00

43 Cetak lahan Bun (000 Ha) 10.20 143.67 143.85 143.85 143.86

44 Cetak lahan Kebun HMT (000 Ha) 5.71 90.00 85.30 85.00 85.00

45 Cetak lahan Padang Penggembalaan (000 Ha) 1.07 2.5 3.75 3.75 2.5

Lanjutan...

1. SASARAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN PER PROVINSI 2012 (TON)

No Provinsi PADI JAGUNG KEDELAI K.C. TANAH KC. HIJAU UBI KAYU UBI JALAR1. Aceh 1.722.719 194.810 174.400 11.648 3.558 51.555 35.385

2. Sumatera Utara 3.808.886 1.621.000 34.400 27.423 7.030 902.890 185.179

3. Sumatera Barat 2.264.499 529.650 13.400 13.787 1.732 120.516 51.897

4. R i a u 644.595 68.970 14.300 4.062 2.389 74.164 12.149

5. Ja m b i 717.454 54.014 24.400 3.349 708 42.790 22.646

6. Sumatera Selatan 3.307.543 139.235 26.800 12.330 4.546 224.829 17.456

7. Bengkulu 545.434 124.124 14.600 7.825 1.859 92.031 47.179

8. Lampung 2.872.157 2.700.723 32.600 17.314 5.386 8.533.351 48.359

9. Bangka Belitung 31.092 2.337 695 - 28.519 5.897

10 Riau Kepulauan 495 1.282 100 2 14.293 2.949

Sumatera 15.914.873 5.436.145 334.900 98.533 27.210 10.084.940 429.097 11 D.K.I Jakarta 9.562 40 28 - 652 -

12 Jawa Barat 12.042.195 1.001.880 125.200 120.115 15.604 2.335.266 456.462

13 Jawa Tengah 10.364.584 3.895.665 308.500 240.852 118.343 3.768.878 173.385

14 D.I Yogyakarta 879.066 395.670 65.700 85.470 686 1.078.749 5.897

15 Jawa Timur 12.154.544 6.956.512 557.800 283.641 95.569 4.092.503 191.667

16 Banten 2.156.194 61.808 40.700 24.331 2.581 188.781 37.154

J a w a 37.606.145 12.311.575 1.097.900 754.437 232.783 11.464.828 864.564 17 B a l i 894.421 105.105 20.500 24.645 1.261 193.590 76.667

18 Nusa Tenggara Barat 2.081.474 427.350 194.400 50.115 50.669 114.617 19.462

19 Nusa Tenggara Timur 661.652 1.024.500 6.600 29.763 26.459 1.012.451 176.923

Bali & Nusa Tenggara 3.637.548 1.556.955 221.500 104.523 78.389 1.320.658 273.051 20 Kalimantan Barat 1.538.117 242.000 5.600 2.896 1.138 263.754 7.667

21 Kalimantan Tengah 708.964 10.890 22.400 2.366 353 114.381 13.682

22 Kalimantan Selatan 2.249.946 145.630 10.200 23.149 1.767 141.091 15.923

23 Kalimantan Timur 660.168 17.038 10.700 3.264 1.275 138.439 25.359

Kalimantan 5.157.195 415.558 48.900 31.675 4.533 657.666 62.631 24 Sulawesi Utara 620.586 798.600 17.800 10.741 2.573 90.570 35.385

25 Sulawesi Tengah 1.154.229 202.506 14.500 13.760 1.361 81.412 23.590

26 Sulawesi Selatan 5.435.525 1.985.870 94.400 54.039 35.620 573.512 94.359

27 Sulawesi Tenggara 481.348 88.094 18.100 9.784 2.060 248.449 19.815

28 Gorontalo 287.493 1.076.900 10.200 3.692 644 20.227 5.897

29 Sulawesi Barat 399.895 72.188 19.700 946 1.363 66.073 5.897

Sulawesi 8.379.074 4.224.157 174.700 92.962 43.621 1.080.243 184.944 30 Maluku 87.717 17.325 4.200 4.148 750 158.216 14.744

31 Maluku Utara 58.268 27.617 4.500 7.749 489 149.564 31.846

32 Papua Barat 51.429 1.573 4.800 2.146 898 31.744 30.903

33 Papua 107.751 9.096 8.600 3.827 1.327 52.140 408.221

Maluku & Papua 305.166 55.611 22.100 17.870 3.464 391.664 485.713

Jumlah Luar Jawa 33.393.855 11.688.425 802.100 345.563 157.217 13.535.172 1.435.436

Indonesia 71.000.000 24.000.000 1.900.OOO 1.100.000 390.000 25.000.000 2.300.000

3. SASARAN PRODUKSI KEDELAI 2010-2014 (TON)

NO PROVINSI Produksi (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL

1 Nanggroe Aceh D 118.340 142.000 174.400 198.400 238.100 871.240,00

2 Sumatera Utara 20.530 26.150 34.400 42.800 54.800 178.680,00

3 Sumatera Barat 7.500 10.150 13.400 16.400 20.800 68.250,00

4 R i a u 8.080 10.850 14.300 18.900 24.200 76.330,00

5 Ja m b i 15.340 19.400 24.400 29.700 38.700 127.540,00

6 Sumatera Selatan 17.090 21.500 26.800 34.600 43.600 143.590,00

7 Bengkulu 6.170 9.500 14.600 18.900 24.100 73.270,00

8 Lampung 19.690 24.620 32.600 39.200 51.200 167.310,00

9 Bangka Belitung - - - - - -

10 Riau Kepulauan - - - - - -

11 D.K.I Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 78.420 95.100 125.200 150.500 184.600 633.820,00

13 Jawa Tengah 211.780 254.140 308.500 370.200 446.300 1.590.920,00

14 D.I Yogyakarta 45.600 54.720 65.700 78.800 96.600 341.420,00

15 Jawa Timur 420.100 488.320 557.800 632.700 715.800 2.814.720,00

16 Banten 25.000 31.000 40.700 49.800 60.700 207.200,00

17 B a l i 14.830 16.950 20.500 24.800 29.800 106.880,00

18 Nusa Tenggara Barat 135.000 162.000 194.400 232.000 278.400 1.001.800,00

19 Nusa Tenggara Timur 3.500 4.240 6.600 7.900 10.500 32.740,00

20 Kalimantan Barat 3.330 4.100 5.600 8.100 10.800 31.930,00

21 Kalimantan Tengah 15.000 18.300 22.400 27.400 33.400 116.500,00

22 Kalimantan Selatan 5.800 7.080 10.200 13.800 18.800 55.680,00

23 Kalimantan Timur 6.200 7.600 10.700 14.700 19.600 58.800,00

24 Sulawesi Utara 10.600 12.940 17.800 21.800 27.600 90.739,50

25 Sulawesi Tengah 9.000 10.980 14.500 18.700 23.800 76.980,00

26 Sulawesi Selatan 63.450 76.140 94.400 112.200 136.600 482.790,00

27 Sulawesi Tenggara 9.880 13.060 18.100 23.100 29.200 93.340,00

28 Gorontalo 6.900 8.400 10.200 12.400 16.200 54.100,00

29 Sulawesi Barat 11.000 14.420 19.700 25.200 31.800 102.120,00

30 Maluku 2.130 3.050 4.200 5.100 6.700 21.180,00

31 Maluku Utara 2.270 3.250 4.500 5.600 7.100 22.720,00

32 Papua Barat 2.470 3.490 4.800 5.800 7.400 23.960,00

33 Papua 5.000 6.550 8.600 10.500 12.800 43.450,00

Indonesia 1.300.000 1.560.000 1.900.000 2.250.000 2.700.000 9.709.999,50

SASARAN PRODUKSI HORTIKULTURA PER PROVINSI TAHUN 2012 (TON)

NO. PROPINSI CABE BAWANG MERAH KENTANG MANGGA PISANG JERUK1. Nanggroe Aceh D. 45.545 8.035 14.804 24.595 39.793 19.931

2. Sumatera Utara 143.910 14.223 131.297 40.223 296.740 1.082.451

3. Sumatera Barat 41.069 22.160 33.209 7.453 82.289 26.083

4. R i a u 10.725 97 - 6.762 29.490 28.999

5. J a m b i 25.972 4.012 59.787 2.922 36.273 55.264

6. Sumatera Selatan 27.742 234 2.271 12.159 325.571 69.811

7. Bengkulu 55.077 1.924 3.952 3.835 54.304 16.790

8. Lampung 26.166 712 1.525 45.976 848.063 66.220

9. Bangka Belitung 8.490 100 - 3.106 25.432 12.228

10. Kepulauan Riau 5.953 - - 360 3.082 469

Sumatera 390.648 51.496 246.845 147.390 1.741.039 1.378.246

11. DKI Jakarta - - - 3.941 1.765 0

12. Jawa Barat 252.045 121.876 293.660 591.513 1.446.492 30.414

13. Jawa Tengah 157.981 390.847 264.562 373.935 845.236 47.823

14. DI Yogyakarta 16.727 21.369 283 39.393 67.536 2.910

15. Jawa Timur 201.967 188.126 105.777 793.762 1.111.608 583.636

16. B a n t e n 8.316 1.145 30 28.596 172.363 1.980

Jawa 637.037 723.363 664.312 1.831.140 3.644.999 666.762

17. Bali 25.817 9.690 5.349 76.725 202.588 104.212

18. N T B 48.624 73.144 4.577 92.043 63.577 4.613

19. N T T 11.748 18.961 3.638 115.509 194.693 45.435

Bali dan Nusa Tenggara 86.189 101.795 13.564 284.276 460.859 154.260

20. Kalimantan Barat 9.809 - - 5.607 147.738 248.267

21. Kalimantan Tengah 10.649 - 234 8.607 36.676 8.753

22. Kalimantan Selatan 11.815 21 - 10.111 125.075 90.542

23. Kalimantan Timur 19.345 321 - 10.681 103.609 13.243

Kalimantan 51.617 343 234 35.006 413.098 360.806

24. Sulawesi Utara 10.357 5.658 139.955 19.542 69.695 2.453

25. Sulawesi Tengah 8.227 7.867 689 21.495 29.846 33.113

26. Sulawesi Selatan 24.139 12.003 21.302 114.903 224.062 48.001

27. Sulawesi Tenggara 2.301 734 - 6.492 43.532 20.045

28. Gorontalo 12.293 2.919 - 4.104 11.185 1.446

29. Sulawesi Barat 3.246 2.382 98 8.784 32.437 481.422

Sulawesi 60.563 31.562 162.044 175.320 410.757 586.481

30. Maluku 1.583 2.080 712 5.660 13.623 5.466

31. Maluku Utara 2.161 393 - 3.836 75.380 6.328

32. Papua 5.019 1.895 573 4.571 13.001 8.862

33. Papua Barat 11.161 1.976 183 1.106 5.061 675

Maluku dan Papua 19.925 6.343 1.468 15.173 107.064 21.331

Luar Jawa 608.943 191.539 424.155 657.166 3.132.817 2.501.123

TOTAL 1.245.979 914.902 1.088.467 2.488.306 6.777.816 3.167.885

SASARAN PRODUKSI HORTIKULTURA PER PROVINSI TAHUN 2012 (TON)

NO. PROPINSI DURIAN MANGGIS RIMPANG TAN.HIAS1. Nanggroe Aceh D. 11.397 985 1.319.745 8.499

2. Sumatera Utara 146.254 9.931 14.125.863 6.492.490

3. Sumatera Barat 47.071 14.443 10.886.183 1.504.843

4. R i a u 11.019 3.088 6.045.725 355.148

5. J a m b i 20.476 1.938 5.431.214 164.870

6. Sumatera Selatan 24.611 1.159 7.432.573 301.525

7. Bengkulu 31.535 2.373 8.406.220 130.463

8. Lampung 33.092 1.602 21.236.046 1.499.144

9. Bangka Belitung 4.102 2.899 2.258.886 96.608

10. Kepulauan Riau 8.362 192 247.849 25.024

Sumatera 337.919 38.611 77.390.305 10.578.614

11. DKI Jakarta 140 67 88.423 1.551.829

12. Jawa Barat 99.467 24.404 107.434.287 91.163.363

13. Jawa Tengah 67.749 2.099 99.124.382 42.157.784

14. DI Yogyakarta 9.663 1.162 15.744.419 1.386.148

15. Jawa Timur 96.686 5.663 106.532.764 78.503.888

16. B a n t e n 26.539 2.695 14.650.848 2.324.010

Jawa 300.244 36.090 343.575.122 217.087.022

17. Bali 8.864 1.104 1.517.920 4.243.739

18. N T B 4.530 682 1.241.610 147.140

19. N T T 905 20 11.160.179 375.939

Bali dan Nusa Tenggara 14.298 1.805 13.919.708 4.766.818

20. Kalimantan Barat 18.768 564 4.144.209 2.590.551

21. Kalimantan Tengah 8.440 803 2.501.906 359.317

22. Kalimantan Selatan 9.518 500 8.619.698 76.214

23. Kalimantan Timur 9.258 329 7.922.525 1.376.894

Kalimantan 45.985 2.195 23.188.339 4.402.976

24. Sulawesi Utara 13.288 1.408 3.228.000 7.715.781

25. Sulawesi Tengah 10.353 389 950.630 93.348

26. Sulawesi Selatan 24.966 1.434 4.240.684 728.597

27. Sulawesi Tenggara 2.564 0 2.462.058 82.524

28. Gorontalo 314 0 100.160 48.029

29. Sulawesi Barat 4.067 190 1.454.315 40.935

Sulawesi 55.553 3.422 12.435.848 8.709.214

30. Maluku 6.148 231 1.436.560 115.906

31. Maluku Utara 2.627 166 - -

32. Papua 3.613 0 1.959.902 84.921

33. Papua Barat 2.919 0 120.183 12.753

Maluku dan Papua 15.308 397 3.516.646 213.580

Luar Jawa 469.062 46.431 130.450.846 28.671.201

TOTAL 769.307 82.521 474.025.967 245.758.223

18. SASARAN PRODUKSI PERKEBUNAN PER PROVINSI TAHUN 2012 (ribu TON)

No. PROPINSI KARET K.SAWIT KELAPA CENGKEH KAKAO KOPI

1 ACEH 89,27 1.053 67,29 3,13 32,96 50,98

2 SUMUT 434,89 3.782 105,65 0,46 109,16 52,84

3 SUMBAR 93,48 1.280 83,17 1,94 78,54 33,77

4 RIAU 363,17 5.453 581,87 0,00 6,71 4,49

5 KEP. RIAU 22,53 83 11,57 2,06 - 0,04

6 JAMBI 307,28 2.098 119,34 0,04 0,75 10,74

7 SUMSEL 540,00 2.536 67,79 0,05 1,60 156,22

8 BABEL 19,76 468 2,66 0,02 0,17 0,03

9 BENGKULU 51,91 503 8,56 0,15 8,32 58,34

10 LAMPUNG 68,84 581 123,27 0,55 41,83 146,89

11 JABAR 58,08 39 144,28 2,63 6,01 8,25

12 BANTEN 15,08 50 61,07 3,09 3,99 2,89

13 JATENG 30,14 - 184,94 7,33 5,35 16,01

14 DIY - - 47,02 0,40 1,68 0,37

15 JATIM 24,26 - 252,78 9,35 33,07 51,61

16 BALI 0,12 - 68,41 5,12 13,44 16,60

17 NTB - - 54,23 0,41 2,96 4,59

18 NTT - - 66,29 1,15 20,86 19,76

19 KALBAR 269,00 2.519 78,04 0,24 3,44 4,37

20 KALTENG 199,89 2.094 89,32 0,01 0,52 3,06

21 KALSEL 108,65 660 34,69 0,43 0,34 3,10

22 KALTIM 27,82 1.173 21,67 0,02 41,59 4,43

23 SULUT - - 278,61 11,49 5,03 5,50

24 GORONTALO - - 61,65 0,65 5,07 0,84

25 SULTENG 3,44 199 192,83 9,94 255,71 4,94

26 SULSEL 10,28 106 77,71 6,77 212,22 35,46

27 SULTRA - 58 41,21 0,44 152,67 13,18

28 SULBAR 1,33 312 60,33 1,83 237,45 3,61

29 MALUKU - - 72,80 9,88 11,88 1,63

30 MALUT - - 236,86 3,74 24,02 0,42

31 PAPUA 1,75 374 12,77 0,09 18,78 2,79

32 PAPUA BARAT 0,03 289 8,19 0,04 5,90 0,24

TOTAL 2.741,00 25.710 3.317 83 1.342,00 718,00

18. SASARAN PRODUKSI PERKEBUNAN PER PROVINSI TAHUN 2012 (ribu TON)

No. PROPINSI JARAK PAGAR LADA NILAM JAMBU METE TEH TEMBAKAU TEBU

1 NAD - 0,30 11,20 - - - -

2 SUMUT 0,21 0,10 11,20 - 12,84 3,66 61,21

3 SUMBAR 0,70 0,15 9,20 - 6,01 - -

4 RIAU - 0,03 - - - - -

5 KEP. RIAU - 0,06 - - - - -

6 JAMBI 0,70 0,04 8,60 - 6,73 - -

7 SUMSEL 0,61 3,89 - - 2,74 - 93,97

8 BABEL 0,13 16,39 - - - - -

9 BENGKULU 0,40 4,30 8,00 - 1,85 - -

10 LAMPUNG 1,79 24,99 5,30 - - - 1.060,41

11 JABAR 0,70 0,81 7,30 - 126,84 7,32 188,72

12 BANTEN 0,67 0,44 - - - - -

13 JATENG 0,67 1,20 9,30 16,42 10,75 40,26 431,76

14 DIY 0,68 0,01 - 14,60 0,14 3,66 61,86

15 JATIM 0,66 0,38 14,60 1,83 4,76 95,16 1.870,61

16 BALI - 0,01 - 23,75 - 1,83 -

17 NTB 2,59 0,02 - 31,02 - 31,11 -

18 NTT 2,75 0,09 - 31,28 - - -

19 KALBAR 0,26 5,57 - - - - -

20 KALTENG - 3,44 - - - - -

21 KALSEL 0,29 0,58 17,30 - - - -

22 KALTIM 0,29 12,14 4,00 - - - -

23 SULUT 1,65 0,30 - - - - -

24 GORONTALO 1,73 - - - - - 22,49

25 SULTENG 0,80 0,17 - 22,92 1,55 - -

26 SULSEL 1,73 6,58 - 5,62 0,29 - 110,96

27 SULTRA 0,44 4,93 - - - - -

28 SULBAR 1,63 0,24 - 4,38 - - -

29 MALUKU 0,44 - - - - - -

30 MALUT 0,51 0,00 - 0,19 - - -

31 PAPUA 0,70 0,02 - - - - -

32 PAPUA BARAT 0,26 - - - - - -

TOTAL 24 87,15 106,00 152,00 174 183,00 3.902,00

32. SASARAN PRODUKSI PETERNAKAN PER PROVINSI TAHUN 2012 (TON)

No Provinsi Daging SAPI SUSU KAMBING DOMBA BABI AYAM BURAS1 ACEH 10.559 34 2.208 218 3.441

2 Sumut 24.676 1.428 3.531 1.849 31.385 21.402

3 Sumbar 19.427 2.091 1.477 73 488 5.787

4 Riau 9.441 2.091 44 1.912 2.861

5 Jambi 4.506 747 169 68 3.282

6 Sumsel 11.587 180 1.701 2.693 1.238 7.942

7 Bengkulu 2.532 275 191 17 130 1.811

8 Lampung 16.192 2.169 8.857 354 3.609 21.215

9 DKI Jakarta 8.952 10.015 1.010 662 12.682 6.958

10 Jabar 71.861 247.346 7.382 27.887 1.859 30.624

11 Jateng 47.806 178.247 9.640 6.569 2.168 36.316

12 DI Yogyakarta 4.837 8.749 962 1.701 80 8.030

13 Jatim 93.873 529.628 15.675 13.869 830 81.173

14 Bali 9.152 0 1.569 88.317 301

15 N T B 8.251 292 79 424 8.755

16 N T T 12.343 3.123 592 29.990 8.973

17 Kalbar 10.268 0 532 6.522 7.033

18 Kalteng 7.433 650 4.473 3.571 6.999

19 Kalsel 5.847 302 446 53 452 6.947

20 Kaltim 7.578 579 14 2.104 2.266

21 Sulut 4.923 405 15.567 2.209

22 Sulteng 2.932 1.156 12 4.584 5.512

23 Sulsel 14.422 5.673 940 3 2.603 12.927

24 Sultra 3.716 553 931 12.173

25 Maluku 1.318 839 2.337 2.866 342

26 Papua 2.527 167 9.140 996

27 Babel 2.515 53 2 791 9.772

28 Banten 39.277 6.269 3.736 1.328 10.337

29 Gorontalo 4.389 1.360 67 1.838

30 Malut 1.732 1.538 32 29.001

31 Kepri 830 220 8.755 712

32 Papua Barat 2.418 79 3.513 1.625

33 Sulbar 2.419 1.479 987 3.978

Jumlah 470.540 986.135 77.722 67.405 238.992 363.536

40. TARGET PERLUASAN AREAL PERTANIAN MENURUT PROVINSI DAN

SUBSEKTOR TAHUN 2012 (sesuai RENSTRA 2010-2014)

Lahan Sawah Lahan Kering Lahan Horti Lahan Bun Lahan HMT Pd. Pengembalaan

1 Papua 5.000 10.000 8.000 11.100 8.000 375

2 Papua Barat 2.500 5.000 4.500 7.450 3.500 200

3 Maluku 2.000 4.500 4.000 6.500 3.500 175

4 Maluku Utara 2.000 4.000 4.000 6.500 3.500 175

5 Kalimantan Timur 2.000 4.000 4.500 6.500 3.500 175

6 Kalimantan Selatan 2.000 4.000 4.500 6.500 3.500 175

7 Kalimantan Barat 2.000 4.000 4.500 6.500 3.500 175

8 Kalimantan Tengah 2.200 4.000 4.500 6.500 3.500 175

9 Sulawesi Selatan 2.500 4.000 4.000 6.500 3.500 175

10 Sulawesi Barat 2.500 4.000 4.000 6.500 3.500 200

11 Sulawesi Tengah 2.500 4.000 4.000 6.500 3.500 200

12 Sulawesi Tenggara 2.500 4.000 4.000 6.500 3.500 200

13 Sulawesi Utara 1.000 3.500 4.000 3.000 2.500 100

14 Gorontalo 500 3.000 2.000 3.000 2.000 100

15 ACEH 2.500 4.500 3.500 7.500 3.695 150

16 Sumatera Utara 1.000 3.500 3.500 4.000 3.000 100

17 Sumatera Barat 1.500 3.000 2.500 4.000 2.500 100

18 Riau 2.500 5.000 5.000 7.000 3.500 200

19 Jambi 2.000 3.500 3.500 5.000 3.000 100

20 Sumatera Selatan 2.000 3.500 3.400 5.000 3.000 100

21 Lampung 2.000 3.500 3.400 5.000 3.000 100

22 Bengkulu 2.000 3.500 3.400 5.000 3.000 100

23 Bangka Belitung 200 1.000 1.000 1.000 400 -

24 Kepulauan Riau 100 1.000 1.000 1.000 400 -

25 DKI - - -

26 Banten - - 300 300 400 -

27 Jawa Barat - - 800 1.000 1.000 -

28 Jawa Tengah - - 800 1.000 1.000 -

29 DI Yogyakarta - - 300 300 500 -

30 Jawa Timur - - 1.000 1.000 1.000 -

31 Bali - - 300 200 200 -

32 NTB 1.500 3.000 2.900 3.000 2.000 100

33 NTT 1.500 3.000 2.900 3.000 2.700 100

50.000 100.000 100.000 143.850 85.295 3.750 JUMLAH

No PropinsiTARGET

Target Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian(Renstra Kementan 2010-2014)

No. Komoditas Indikator Outcome Target 2010-2014

1 Beras Penurunan kehilangan hasil 0,2% pertahun

2 Tepung lokal Substitusi impor 20%

3 Jagung Penurunan kehilangan hasil 2,5% pertahun

4 Buah tropika Penurunan kehilangan hasil 2-5% pertahun

Pertumbuhan ekspor 15%/tahun

5 Biofarmaka Pertumbuhan ekspor 20%/tahun

6 Kelapa sawit Pertumbuhan ekspor 25% CPO & turunnya

7 Kakao Kakao fermentasi 100%

Bentuk Olahan 50%

8 Karet Penerapan SNI 70%

Pertumbuhan ekspor 10%

9 Kopi Sertifikasi kopi organik 100%

Pertumbuhan ekspor 15%

10 Tebu Swasembada gula tahun 2014

11 Susu Substitusi impor 50%