KB seputar LFA-04

44
Kawi Boedisetio [email protected] Seputar LFA Logical Framework Approach W O R K R C L A A O M L G E F I

Transcript of KB seputar LFA-04

Page 1: KB seputar LFA-04

Wieke Irawati Kodri

[email protected]

Kawi Boedisetio

[email protected]

Seputar LFALogical Framework Approach

W O R K

R

C

L

A

A

O

M

L

G

E

F

I

Page 2: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Page 3: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Pengantar

• Ditengarai banyak kegiatan yang kurang berhasil

disebabkan oleh lemahnya perencanaan (planning)

• Diperlukan suatu metoda yang dapat

mengantarkan proses perencanaan secara

terstruktur

• Salah satu ancangan (approach) yang dinilai

memadai adalah LFA (Logical Framework

Approach)

Page 4: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Pengantar-2

• Presentasi ini dimaksudkan untuk merangkum

beberapa metoda yang menggunakan ancangan

LFA.

• Diberikan pula beberapa catatan sebagai bekal

pemahaman maupun pelaksanaan, terutama yang

belum pernah atau tidak tertulis di penerbitan lain.

• Untuk memahami varian LFA (secara individual),

dipersilakan untuk membaca publikasi yang

khusus membahas masing-masing metoda.

Page 5: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Variant

• LFA Logical Framework Approach» Logframe

• ZOPP Ziel Orienterte Projekt Planung» GOPP; OOP; OIOP

• RBM Result-Based Management

• PCM Project Cycle Management

Page 6: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Goal

Purpose

Activity

Result

Narrative

Summary

Measurable

Indicators

Means of

Verification

Important

Assumptions

Page 7: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

• Penggunaan metoda LFA disarankan

didukung oleh oleh sebuah metoda

pendukung yang bernama METAPLAN

Page 8: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Metaplan

Page 9: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Metaplan

• Teknik METAPLAN adalah alat yang

membuat diskusi menjadi efektif

Page 10: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Partisipan lebih

terlibat dalam

proses, baik

dalam memper-

timbangkan

semua

pendapat

maupun dalam

mengerjakan

hasil diskusi

Menghemat

waktu, karena

hasil diskusi

dicapai lebih

cepat daripada

cara tradisional

Metaplan

efektif

Page 11: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Definisi ringkas

Metaplan adalah suatu metoda berkomunikasi dengan

menggunakan kartu. Pendapat dituliskan pada kartu

yang kemudian ditempelkan di dinding. Cara ini

memudahkan dalam melakukan braistorming dan

planning dalam suatu kelompok.

Biasanya dimulai dengan menuliskan suatu

topik/issue/pertanyaan dan partisipan dapat

menanggapinya dengan menuliskan tanggapan pada

kartu juga. Kartu-kartu tersebut kemudian dibacakan

dan ditempelkan pada dinding

Page 12: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Perlengkapan

Lihat tulisan terpisah tentang

ruangan dan perlengkapannya

Page 13: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Metaplan

• Diskusi dengan menggunakan kartu

• Pendapat dituliskan pada kartu (berwarna)

• Kartu ditempelkan di dinding sehingga

terbaca oleh seluruh partisipan

• Mengeliminasi dominasi peserta yang

‘vocal’

Page 14: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Tulisan

• Tulisan harus jelas (huruf cetak)

• 7-10 kata, 3-4 baris per kartu

• 1 gagasan per kartu

Bahan baku yang bermutu sulit didapat

Page 15: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Aturan spesifik

• Baca masing-masing kartu sebelum ditempelkan

di dinding, tunjukkan kepada partisipan saat

membaca.

• Gagasan yang kurang jelas atau kurang fokus

dapat ditulis ulang.

Bahan baku yang bermutu sulit didapat Bahan baku

Page 16: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Aturan Spesifik-2

• Hargai anonimitas

• Jika terpaksa harus berkata-kata, jangan

lebih dari 1 menit.

• Kartu yang tidak sesuai atau tidak relevan

tetap ditempel pada bagian lain dari

dinding, kecuali partisipan menyetujuinya

untuk dibuang.

Page 17: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Kelebihan metaplan

• Setiap partisipan dapat ikut serta dengan

mudah.

• Lebih banyak orang dapat berkomunikasi

pada saat yang bersamaan.

• Proses komunikasi terlihat secara visual dan

dapat dengan mudah ditelusuri.

• Prosesnya partisipatif.

Page 18: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Keterbatasan metaplan

• Lebih efisien dari komunikasi verbal, tetapi

tetap membutuhkan waktu untuk menjadi

akrab dengan metoda ini.

Page 19: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Bahan baku yang bermutu sulit

didapat

Page 20: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

LOGFRAME

Fase Analisis Fase Perencanaan

Analisis Masalah

Analisis Tujuan

Analisis Alternatif

Analisis Stakeholder Tujuan -> Kegiatan

Asumsi penting

Indikator obyektif

Langkah verifikasi

Page 21: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

LOGFRAME

Fase Analisis Fase Perencanaan

Results

Hierarchy

activities

outputs

purpose

goal

Page 22: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

T

R

A

M

S

T i m e B o u n d

R e l e v a n t

A c h i e v a b l e

M e a s u r a b l e

S p e c i f i c

Page 23: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

T

R

A

M

S

T i m e B o u n d

R e l e v a n t

A c h i e v a b l e

M e a s u r a b l e

S p e c i f i c

Berbatas waktu

Relevan

Dapat dicapai

Dapat diukur

Spesifik

Page 24: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

G

P

O

A

Program

G

P

O

A

Project

Page 25: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Results

Hierarchy

activities

outputs

purpose

goal

Pilih alternatif

Project DesignSusun LogFRAME

Page 26: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Project Cycle Management

Page 27: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Project Cycle Management

• Mulai dikenalkan oleh European

Commission pada awal 1990-an untuk

meningkatkan kualitas desain proyek dan

manajemen sehingga meningkatkan

efektivitas. PCM mengintegrasikan fasa-

fasa pada siklus proyek sehingga issue

kunci tercermati secara sistematis.

Page 28: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Project Cycle

Programming

Identification

Formulation

Financing

Implementation

Evaluation

Page 29: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Matrix Variant

Goal

Purpose

Activity

Result

Page 30: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Istilah yang sering dipakai

Goal / Impact

Purpose / Outcome

Result / Output

Activity / Input

Tujuan

Maksud

Kegiatan

Hasil

Page 31: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Goal

Purpose

Activity

Result

Narrative

Summary

Measurable

Indicators

Means of

Verification

Important

Assumptions

Page 32: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Goal

Purpose

Activity

Result

Narrative

Summary

Measurable

Indicators

Means of

Verification

Important

Assumptions

Page 33: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

GoalTujuan tertinggi yang dapat diberikan oleh Proyek

Purpose

ActivityKegiatan utama yang harus dilakukan untuk menghasilkan output/result

Result

Narrative Summary

Page 34: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Matrix Variant

Impact

Outcome

Input

Output

Page 35: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Hal yang harus diperhatikan

pada LFA

• Salah satu kritik utama terhadap LFA adalah

metoda ini dimulai dengan mengenal masalah

(problem). Ada tiga masalah yang muncul jika

memulai dengan ‘masalah’:

1. Memulai dengan ‘masalah’ seringkali menimbulkan

hasil yang kurang memuaskan karena awalan negatif

akan mempengaruhi seluruh proses LFA. Bahkan

seringkali membatasi visi ke arah solusi yang

potensial.

Page 36: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Hal yang harus diperhatikan

pada LFA

2. Memulai dengan analisis masalah dapat menimbulkan masalah serius pada lingkungan budaya yang menganggap bahwa membicarakan ‘masalah’ secara terbuka adalah tidak layak.

3. Beginning with the problem analysis is not suited to situations where there is a great deal of uncertainty or where agreement cannot be reached on the main problem. The logframe approach assumes the nature of the problems can be readily determined at the beginning of the planning process. This does not allow for an exploratory style project that seeks to learn from experience.

Page 37: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Hal yang harus diperhatikan

pada LFA

• Logframe seringkali dilakukan dengan kaku

sehingga membatasi pemikiran inovatif.

Page 38: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Hal yang harus diperhatikan

pada LFA

• Logframes seringkali dilakukan setelah proyek sudah

direncanakan daripada digunakan sebagai dasar

perencanaan. Penggunaan logframe yang terlambat pada

proses perencanaan seringkali disebabkan oleh:

– Pemahaman yang kurang terhadap LFA.

– logframe dilihat sebagai kebutuhan / persyaratan dari lembaga

dana dan bukan sebagai alat manajemen.

– Logframes do not readily enable monitoring unintended

consequences.

– Logframes jarang sekali digunakan sebagai alat perencanaan yang

utama.

Page 39: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Planning

• Planning bukanlah sekedar pengetahuan,

tetapi suatu ketrampilan yang didasarkan

atas pemahaman akan prinsip-prinsip

perencanaan.

Page 40: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Page 41: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

W O R K

R

C

L

A

A

O

M

L

G

E

F

I

Page 42: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Page 43: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Mulai dibuat

21/03/2001

Fonts tambahan

Comic Sans MS

Arial Rounded MT Bold

Jumlah halaman

56

Page 44: KB seputar LFA-04

Kawi Boedisetio

[email protected]

Kawi Boedisetio

+62 817 219 755

[email protected]

kawi.4shared.com