KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan...

33
MAKALAH ACTIVITY BASED COSTING (ABC) AND ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Disusun oleh : Kelompok V Materi III - Astriana (2014-35-2712) - Dini umami afniantini (2011-35-1499) - Hendra (2013-35-2333) - Irna Safringga (2016-35-3376) - Nurhayati (2014-35-2717) - Risa Purnama (2014-35-2681) - Ratih Susilowati (2014-35-2798) - Triyana (2014-35-2684)

Transcript of KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan...

Page 1: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

MAKALAH

ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

AND

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

Disusun oleh :Kelompok V

Materi III

- Astriana (2014-35-2712)

- Dini umami afniantini (2011-35-1499)

- Hendra (2013-35-2333)

- Irna Safringga (2016-35-3376)

- Nurhayati (2014-35-2717)

- Risa Purnama (2014-35-2681)

- Ratih Susilowati (2014-35-2798)

- Triyana (2014-35-2684)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STIE AHMAD DAHLANPROGRAM PERKULIAHAN KARYAWAN (P2K) STRATA SATU

EKONOMI AKUNTANSIJl.Cirendeu Raya no.77 B Ciputat Raya

Page 2: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kelompok

tentang “SISTEM ACTIVITY BASED COSTING AND ACTIVITY BASED

MANAGEMENT”

Makalah kelompok ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari

segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah

ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah kelompok tentang Activity based Costing dan

Activity Based Management dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

   

Jakarta, April 2016

   

Penyusun

Page 3: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

i

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2

BAB II : ISI

A. Pengertian Activity Based Costing (ABC) .....................................................................3

B. Pengertian Activity Based Management (ABM) ........................................................... 3

C. Hubungan ABC dan ABM ...............................................................................................4

D. Alasan timbulnya harga pokok produksi ..........................................................................5

E. Analisis Pemicu Biaya dalam Operasional Perusahaan ....................................................9

F. Tahapan Perhitungan HPP berdasarkan ABC .................................................................11

G. Manfaat ABM .................................................................................................................17

BAB III : KESIMPULAN .................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................19

Page 4: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

ii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak awal tahun 1980-an banyak perusahaan Amerika Serikat seperti IBM, Hewlett

Packard, Allen Bradley, Westinghouse, General Motor, General Electric, Eastman

Kodak, dan Locheed telah mengadopsi teknologi pemanufakturan maju agar dapat

bersaing dalam persaingan global. Modernisasi pabrik-pabrik Amerika Serikat

meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya. Dengan adanya perubahan-perubahan ini

maka praktek-praktek manajemen biaya juga mengalami perubahan dan peningkatan.

Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC) dan

Activity-Based Management (ABM) banyak diterapkan pada perusahaan perusahaan

dunia. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem

penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh biaya produk

yang lebih akurat. ABC menyediakan pandangan yang jelas mengenai bagaimana

perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam

jangka panjang. Activity-Based Management (ABM) menfokuskan pada pengelolaan

aktivitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis, meningkatkan nilai yang

diterima pelanggan, dan memberikan laba bagi perusahaan. Sistem ABC/ABM telah

dikembangkan dan diimplementasikan pada banyakperusahaan seperti General Motor,

Data Technologies, Hewlett-Packard, Advances Micro Devices, Avery International,

Cal Electronic Circuits, General Electric, Siemens Electric Motor Works, John Deere

Component Work, Merck, Amtrak, Data Service, AT&T, Fireman' Fund, Tekronik,

Texas Instrument, Alexandria Hospital, Union Pacific Railroad, American Express, dan

Naval Supply System Command.

Activity Based Costing (ABC) dan Activiy Based management (ABM) mempunyai

keterkaitan yang erat dengan manajemen biaya strategik. dimana ABC merupakan

sumber informasi utama dari pengembangan Activity Based Management

Page 5: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

2

1

Para manajer menerima informasi yang bermakna mengenai dampak potensial terhadap

penentuan harga jual dan keputusan tentang lini produk jika perusahaan berubah dari sistem

penentuan harga pokok tradisional dengan activity-based costing dan penghematan potensial

yang dapat diperoleh jika perusahaan menggunakan ABM untuk mengidentifikasi dan

mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk mencapai strategi cost leadership.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Sistem Activity Based Costing and Activity Based Management?

2. Apa saja alasan timbulnya Konsep dasar ABC dan ABM dan Contoh aktivitas

yang tidak menambah nilai dan menambah nilai?

3. Apakah yang dimaksud dengan pusat pemicu biaya dalam operasional perusahaan?

4. Bagaimana cara menghitung harga pokok produk berdasarkan aktivitas?

5. Apa saja pentingnya menggunakan ABM?

Page 6: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

3

2

BAB II

ISIA. Pengertian Activity Based Costing

Activity Based Costing (ABC) adalah suatu pendekatan terhadap sistem akuntansi yang

memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk, dimana

aktivitas tersebut merupakan titik akumulasi biaya yang mendasar serta pengurangan

biaya dan penentuan secara akurat biaya produk atau jasa sebagai tujuan. Sistem

informasi ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang. Dengan metode

ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-

aktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi

kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).

Secara umum pengertian Activity Based Costing System (ABC System) adalah suatu

sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi

dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau

jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen agar

selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya, dan pengambilan

keputusan.

B. Pengertian Activity Based Management (ABM)

Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan

terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan

tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan

Mowen, 2006; 11).

Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity Based Management (ABM) adalah pendekatan

manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk

melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer,

dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut. Sedangkan menurut Blocher

(2007; 239), Activity Based Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk

memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan

perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting,

yaitu: (1) manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk

Page 7: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

4

3

DefineActivities

Activity Activity Analisis

Activity Measures

G/L Data

Assign CostResources

Driver

Assign Activity Cost

Product Cost and Profitabilitas

Activity View

meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan (2) pemusatan pengelolaan pada

aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.

ABC adalah sumber utama informasi ABM. Jadi, model ABM memiliki dua dimensi

yaitu dimensi biaya dan dimensi proses. Dimensi biaya memberikan informasi biaya

mengenai berbagai sumber daya, aktivitas dan obyek biaya yang menjadi perhatian

seperti produk, pelanggan, pemasok, dan saluran distribusi. Tujuan dimensi biaya adalah

memperbaiki akurasi dan pembebanan biaya. Dimensi kedua, dimensi proses,

memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilakukan, mengapa harus

dilakukan, dan seberapa baik aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan. Tujuan dimensi ini

adalah mengurangi biaya.

C. Hubungan Activity Based Costing (ABC) dan Activity Based Management (ABM)

ABC memberikan informasi dan ABM menggunakan informasi ini dalam berbagai

analisis yang didesain untuk menghasilkan perbaikan yang berkesinambungan. Jadi

setelah menerapkan Activity Based Costing (ABC), perusahaan kemudian melakukan

Activity Based Management (ABM) ini, maka nilai yang diterima pelanggan akan lebih

bernilai. Untuk melihat bagaimana ABM menggunakan ABC, dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Profitability View

Page 8: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

5

4

Bagian Vertikal (Profitability View) adalah pandangan ABM yang bertujuan untuk

menyempurnakan keakuratan penelusuran biaya pada objek-objek biaya dengan cara :

1. Sumber daya yang diperoleh dari G/L data diidentifikasi dan sumber daya

tersebutmerupakan pemicu biaya untuk dapat menentukan biaya

2. Kemudian biaya-biaya dari sumber daya tersebut ditelusuri pada aktivitas-aktivitas

apa yang akan dilakukan

3. Setelah menelusuri biaya pada aktivitas-aktivitas, maka dapat ditentukan biaya-

biaya aktivitas tersebut yang juga sebagai pemicu aktivitas. Kemudian biaya-biaya

aktivitas tersebut dibebankan pada produk dan pelanggan, sehingga dapat ditentukan

biaya produk dan keuntungan yang diperoleh.

Bagian horizontal (Activity View) adalah pandangan ABM untuk mengendalikan aktivitas

– aktivitas dengan cara :

1. Mengidentifikasi aktivitas untuk mengetahui mengapa aktivitas tersebut dilakukan

2. Setelah aktivitas diidentifikasi maka dapat ditentukan aktivitas-aktivitas apa saja

yang akan dilakukan

3. Kemudian aktivitas-aktivitas dianalisis dengan mengukur aktivitas tersebut.

Hasilnya aktivitas-aktivitas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas yang

mempunyai nilai tambah (Value Added Activity) dan aktivitas yang tidak mempunyai

nilai tambah (non-value added activity)

D. Alasan timbulnya Konsep dasar Penentuan Harga Pokok Produksi berdasarkan

aktivitas

SistemActivity Based Costing timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan

informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai

aktivitas untuk menghasilkan produksecara akurat. Hal ini didorong oleh:

·      Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective

·    Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead

pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.

·      Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy

Dalam Activity Based Costing (ABC) semua biaya dibebankan ke produk yang

menimbulkan aktivitas atau apabila ada alasan yang mendasar bahwa biaya tersebut

dipengaruhi oleh produk yang dibuat, baik biaya produksi, maupun biaya non-

Page 9: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

6

5

produksi. ABC atau penentu harga pokok produk berbasis aktivitas merupakan sistem

informasi tentang pekerjaan atau kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya dan

menghasilkan nilai bagi konsumen.

Analisis Aktivitas

adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kandungan

nilai suatu analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kandungan

nilai suatu aktivitas. Umumnya , perusahaan melakukan aktivitas untuk alasan-alasan

berikut ini :

1. Memenuhi spesifikasi produk atau untuk memuaskan keinginan konsumen.

2. Menjaga keberlangsungan usaha perusahaan.

3. Menjanjikan manfaat bagi organisasi.

Contoh aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan usaha adalah

pemeliharaan bangunan, keamanan pabrik, dan pemenuhan aturan-aturan pemerintahan.

Walaupun aktivitas–aktivitas ini tidak menambah nilai (value) bagi konsumen, tetapi

tidak dapat hilangkan.

Inti analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas adalah proses

mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengevaluasi aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh

sebuah organisasi. Analisis aktivitas harus menghasilkan empat keluaran berikut ini :

1. Aktivitas yang dilakukan

2. Jumlah orang yang melakukan aktivitas

3. Jumlah sumber daya dan waktu yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas

4. Penentuan nilai aktivitas terhadap organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih

dan mempertahankan hanya aktivitas yang bernilai tambah.

Poin pertama sampai tiga penting dalam penentuan biaya. Sedangkan poin keempat lebih

focus dalam pengurangan biaya dari pada pembebanan biaya. Pada tahap inilah aktivitas

dapat dikatagorikan sebagai aktivitas bernilai tambah atau tidak bernilai tambah.

Analisis Bertambah dan Tidak Bertambah Nilai

Penghilangan aktivitas yang tidak memberi value atau sedikit memberi value bagi

konsumen akan berdampak pada pengurangan konsumsi sumber daya. Perusahaanpun

Page 10: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

7

6

menjadi lebih focus pada aktivitas yang meningkatkan kepuasan konsumen. Dengan

mengetahui nilai aktivitas, karyawan menjadi tahu bagaimana cara agar pekerjaannya

dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Jadi, manajemen dapat memberdayakan

mereka dalam melakukan pengurangan aktivitas yang tidak bernilai tambah.

- Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang dapat meningkatkan nilai produk

atau jasa untuk konsumen. Penghilangan aktivitas ini secara otomatis

akanmenurunkan nilai produk atau jasa untuk konsumen. Sehingga harus dijaga

keberadaannya didalam bisnis. Aktivitas memotong kainpada saat membuat

baju,memasang paku pada saat mencetak plat merupakan contoh aktivitas bernilai

tambah. Aktivitas bernilai tambah merupakan aktivitas yang memenuhi hal-hal

berikut :

1. Ada perubahan bentuk

2. Bentuk yang dihasilkan tidak diperoleh dari aktivitas sebelumnya

3. Aktivitas lain menjadi dapat dilakukan

4. Dapat memenuhi permintaan atau harapan konsumen

5. Mendorong pembeli material atau komponen produk

6. Berkontribusi terhadap kepuasan konsumen

7. Salah satu langkah penting dalam proses bisnis

8. Dapat memecahkan atau menghilangkan masalah kualitas

9. Dilakukan atas permintaan konsumen atau memuaskan konsumen

-Aktivitas tidak bernilai tambah adalah suatu aktivitas yang mengonsumsi waktu,

sumber daya, atau tempat tetapi hanya memberikan sedikit nilai tambah bagi kepuasan

konsumen atau bahkan sama sekali tidak memberi nilai tambah. Jika aktivitas ini

dihilangkan, nilai atau kepuasan konsumen tidak akan berkurang, tetapi kosumen tidak

akan menyadarinya. Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang memiliki

ciri-ciri seperti berikut :

1. Dapat dihilangkan tanpa memengaruhi bentuk, kenyamanan, atau fungsi produk atau

jasa

2. Menimbulkan pemborosan dan hanya memberikan sedikit nilai tambah bagi produk

atau jasa atau bahkan tidak memberi nilai tambah sama sekali

3. Dilakukan karena adanya kesalahan dalam aliran proses

Page 11: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

8

7

4. Pekerjaan ulang atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan pada bagian atau

departemen lain

5. Dilakukan untuk mengawasi masalah kualitas

6. Menghasilkan output yang tidak perlu atau tidak diinginkan

Sebuah aktivitas dikategorikan sebagai aktivitas tidak bernilai tambah apabila tidak dapat

memenuhi sebagian atau semua kriteria dari tiga kriteria aktivitas bernilai tambah.

Contoh aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas inspeksi pemotong kain. Aktivitas

inspeksi merupakan aktivitas pendeteksian bukan aktivitas mengubah bentuk.

Berdasarkan hal tersebut, aktivitas ini tidak dapat memenuhi kriteria pertama. Penjahitan

ulang akibat adanya kesalahan menjahit juga bukan merupakan aktivitas bernilai tambah.

Aktivitas ini dilakukan karena ada kesalahan pada saat dilakukan penjahitan pertama kali.

Kriteria aktivitas bernilai tambah yang kedua tidak dapat dipenuhi sebab perubahan

bentuk telah terjadi pada aktivitas menjahit yang pertama.

Pelaksanaan aktivitas tidak bernilai tambah menyebabkan munculnya biaya tidak bernilai

tambah. Munculnya biaya tersebut mengindiasikan terjadinya inefisiensi. Seiring dengan

semakin ketatnya persaingan, banyak perusahaan berusaha keras untuk menghilangkan

aktivitas tidak bernilai tambah ini karena menyebabkan biaya semakin tinggi.

Tujuan analisis aktivitas adalah untuk menghilangkan pemborosan (waste). Seiring

hilangnya pemborosan, biaya menjadi berkurang. Pengurangan biaya mengikuti

penghapusan pemborosan. Hal yang terpenting adalah cara mengelola penyebab biaya

bukan cara mengelola biaya itu sendiri. Walaupun pengelolaan biaya akan meningkatkan

efisiensi aktivitas tetapi menjadi tidak penting jika aktivitas tersebut tidak dibutuhkan

dalam proses memuaskan konsumen. Aktivitas yang tidak dibutuhkan merupakan

pemborosan.

E. Analisis Pemicu Biaya dalam Operasional Perusahaan

Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan

mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang

tidak tepat  atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian

biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan.

Page 12: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

8

9

Jika perusahaan memiliki  beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi

ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan jumlah

overhead  yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk harus diidentifikasi melalui

cost driver.   

Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya

overhead.Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan

menyebabkan biaya dalam aktivitas.Ada dua jenis cost driver, yaitu:

1. Cost Driver berdasarkan unit

Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui

penggunaan  tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.

2. Cost Driver berdasarkan non unit

Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit yang

menjelaskan konsumsi overhead.Contoh cost driver berdasarkan non unit pada

perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia.

Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak jumlahnya. Oleh

karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam menentukan penimbul biayanya atau

cost driver.Penentuan jumlah yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan

product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi output perusahaan. Semakin

banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata

lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driveryang

dibutuhkan.

Dalam pemilihan  cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan:

1. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan  cost driver

(cost of measurement).  Cost driver yang membutuhkan biaya pengukuran lebih

rendah akan dipilih.

2. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver  terpilih dengan

konsumsi aktivitas sesungguhnya (degree of correlation). Cost driver yang  memiliki

korelasi tinggi akan dipilih.  

3. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih  (behavior effect). Cost driver

yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.

F. Tahapan Perhitungan Harga Pokok Produksi berdasarkan Activity Based Costing

Page 13: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

10

9

PROSEDUR TAHAP PERTAMA

A. Penggolongan biaya

Berbagai aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu

interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses

produksi yang dapat dikelola.

*) Data Produksi Perusahaan Edytex Tahun 2014

*) Biaya Overhead Pabrik Perusahaan Edytex Tahun 2014

Daftar Cost Driver Tahun 2014

Produk Jumlah Produksi (Unit) BBB (Rp) BTKL (Rp)

Sarung Tenun Dewasa 218.400 1.911.000.000 529.620.000

Sarung Tenun Anak 74.880 411.840.000 144.144.000Total 293.280 2.322.840.000 673.764.000

No Keterangan Jumlah (Rp)

1 Biaya Bahan Penolong 1.115.712.0002 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 825.2763 Biaya Listrik, Air, dan Bahan Bakar 197.400.0004 Biaya Telepon 2.400.0005 Biaya Pemeliharaan Pabrik 6.000.0006 Biaya Pemeliharaan Kendaraan 6.000.0007 Biaya Asuransi Pabrik 18.000.0008 Biaya Spare Part 84.000.0009 Biaya Angkut 3.600.00010 Biaya Paket 31.824.00011 Biaya Bank 360.000.00012 Biaya Mika 208.728.00013 Biaya Etiket 21.996.00014 Biaya Sablon 4.399.00015 Biaya Tali 2.199.00016 Biaya Solasi 733.00017 Biaya Karung 5.304.00018 Biaya Slip/Label 8.065.000

Total BOP 2.077.185.276

Cost Driver Sarung Tenun Dewasa Sarung Tenun Anak JumlahJumlah Unit 218.400 74.880 293.280

Jumlah KWH 1.260.000 792.000 2.052.000

Jumlah Jam Mesin 2.496 2.496 4.992

Luas Pabrik 2.200 2.200 4.400

Page 14: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

11

10

B. Mengasosiasi berbagai biaya dengan berbagai aktivitas

Menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok-kelompok biaya yang homogen

ditentukan.

- Unit-Level Activity Costing, yaitu, aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi setiap

satu unit Produk

Level Aktivitas Komponen BOP Jumlah (Rp)

UNIT LEVEL ACTIVITY COSTING

Biaya Bahan Penolong 1.115.712.000

Biaya listrik, air dan Bahan Bakar 197.400.000

Biaya Slip/Label 8.065.000

Biaya Mika 208.728.000

Biaya Etiket 21.996.000

Biaya Sablon 4.399.000

- Batch Level Activity, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap waktu suatu batch ditangani

atau diproses, tanpa memperhatikan beberapa banyak unit yang terdapat dalam batch.

Level Aktivitas Komponen BOP Jumlah (Rp)

BATCH LEVEL ACTIVITY

Biaya Tenaga kerja langsung 825.276

Biaya Pemeliharaan 6.000.000

Biaya Sparepat 84.000.000

Biaya Solasi 733.000

Biaya Tali 2.199.000

Biaya Karung 5.304.000

- Product Level Activity, adalah aktivitas yang berhubungan dengan produk yang spesifik

dan secara khusus dilakukan tanpa memperhatikan beberapa banyak batch atau unit yang

diproduksi atau dijual.

Level Aktivitas Komponen BOP Jumlah (Rp)

PRODUCT LEVEL ACTIVITY Biaya Angkut 3.600.000

Biaya Paket 31.824.000

Page 15: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

11

12

- Facility Level Activity, yaitu aktivitas yang dilakukan tanpa memperhatikan siapa

pelanggan yang dilayani, berapa banyak batch atau unit yang diproduksi atau dijual.

Level Aktivitas Komponen BOP Jumlah (Rp)

FACILITY LEVEL ACTIVITY Biaya Telepon 2.400.000

Biaya Pemeliharaan 6.000.000

Biaya Asuransi 18.000.000

C. Penentuan kelompok-kelompok biaya ( cost pools) yang homogen.

Kelompok biaya homogen (homogenius cost pool) : adalah sekumpulan biaya overhead

yang terhubungkan secara logis dengan tugas-tugas yang dilaksanakan dan berbagai

macam biaya tersebut dapat diterangkan oleh cost driver tunggal. Jadi agar dapat

dimasukkan ke dalam suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead

harus dihubungkan secara logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua

produk. Rasio konsumsi yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah cost driver.

D. Penentuan tarif kelompok ( pool rate )

Tarif kelompok (pool rate) adalah tarifbiaya overhead per unit cost driver yang dihitung

dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar

pengukur aktivitas kelompok tersebut.

Cost Pool Komponen BOP Jumlah (Rp)

COST POOL I

Biaya Bahan Penolong 1.115.712.000

Biaya Slip/Label 8.065.000

Biaya Mika 208.728.000

Biaya Etiket 21.996.000

Biaya Sablon 4.399.000

Biaya Tali 2.199.000

Biaya Isolasi 733.000

Page 16: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

13

12

Biaya Karung 5.304.000

Jumlah Biaya Produksi (Rp)

Jumlah Unit Produksi (Unit)

Pool Rate I (Rp)

1.367.136.000

293.280

4.661,538

Cost Pool Komponen BOP Jumlah (Rp)

COST POOL II

Biaya Listrik 197.400.000

Biaya Telepon 2.400.000

Jumlah Biaya (Rp)

Jumlah KWH

Pool Rate II(Rp)

199.800.000

2.052.000

97,368

Cost Pool Komponen BOP Jumlah (Rp)

COST POOL III

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 825.276Jumlah Biaya (Rp)

Jam Mesin

Pool Rate III(Rp)

825.276

4.992

165, 320

Cost Pool Komponen BOP Jumlah (Rp)

COST POOL IV

Biaya Angkut 3.600.000

Biaya Paket 31.824.000

Biaya Sparepat 84.000.000

Jumlah Biaya

Unit Produk (Unit)

Pool Rate IV (Rp)

119.424.000

293.280

407,201

Page 17: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

14

13

Cost Pool Komponen BOP Jumlah (Rp)

COST POOL V

Biaya Pemeliharaan Pabrik 6.000.000

Biaya Asuransi Pabrik 18.000.000

Biaya Pemeliharaan Pabrik 6.000.000

Jumlah Biaya

Luas Pabrik

Pool Rate IV (Rp)

30.000.000

4.400

6.818,182

PROSEDUR TAHAP KEDUA

Berdasarkan pembebanan biaya overhead pabrik yang telah dilakukan, maka perhitungan

harga pokok produksi dengan menggunakan Activity Based Costing adalah :

PERHITUNGAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN EDYTEX JAYA TAHUN

2014

Keterangan Sarung Tenun Dewasa (Rp)

Sarung Tenun Anak (Rp)

Harga Pokok Produksi 16.876 13.729

Biaya Administrasi 1.000 1.000

Biaya Gaji Manajemen 1.500 1.500

A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sarung Tenun Dewasa dengan sistem Activity Based Costing pada perushaan Edytex Jaya Tahun 2014

B. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sarung Tenun Anak dengan sistem Activity Based Costing pada perushaan Edytex Jaya Tahun 2014

Keterangan Unit Batch Product Facility TOTAL

BBB 1.911.000.000 - - - 1.911.000.000

BTKL 132.405.000 286.877.500 44.135.000 66.202.500 529.620.000

BOP 1.140.763.579.2 412.638,72 88.932.698,4 15.000.000,4 1.245.108.916

HPP 3.685.728.912

Unit Produk 218.400

HPP per Unit (Pembulatan) Rp 16.876

Keterangan Unit Batch Product Facility TOTAL

BBB 411.840.000 - - - 411.840.000

BTKL 83.160.000 18.888.000 27.720.000 14.376.000 144.144.000

BOP 426.171.421,44 412.638,72 30.491.210,88 15.000.000,4 472.075.271,44

HPP 1.028.059.271,44

Unit Produk 74.880

HPP per Unit (Pembulatan) 13.729

Page 18: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

15

14

Biaya Bank 4.800 4.800

Total Biaya non produksi 7.300 7.300

Harga pokok penjualan 24.176 21.029

Laba yang diharapkan 30% 20%

Harga jual 31.428,8 25.234,5

PERBANDIGAN BIAYA PERUSAHAAN EDYTEX JAYA TAHUN 2014Produk Harga Pokok Produksi Harga Jual Keterangan

Perusahaan ABC Perusahaan ABC

Sarung tenun dewasa

Rp 21.394 Rp 16.876 Rp 23.000 Rp 31.428,8 Undercosting

Sarung tenun anak

Rp 14.953 Rp 13.729 Rp 16.000 Rp 25.234,5 Undercosting

1. Perhitungan Sarung Tenun Dewasa

a. Berdasarkan Unit

Cost Pool I : 4.661,538 X 218.400 = Rp. 1.018.079.899,2

Cost Pool II : 97,368 X 1.260.000 = Rp. 122.683.680 +

Rp. 1.140.763.579,2

b. Berdasarkan Batch

Cost Pool III : 165,320 X 2.496 = Rp. 412.638,72

c. Berdasarkan Product

Cost Pool IV : 407,201 X 218.400 = Rp. 88.932.698,4

d. Berdasarkan Fasility

Cost Pool VI : 6.818,182 X 2.200 = Rp. 15.000.000,4 +

Rp. 1.245.108.916,72

2. Perhitungan sarung Anak

Page 19: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

16

15

a. Berdasarkan Unit

Cost Pool I : 4.661,538 X 74.880 = Rp. 349.055.965,44

Cost Pool II : 97.368 X 792.000 = Rp. 77.115.456 +

Rp. 426.171.421,44

b. Berdasarkan Batch

Cost Pool III : 165,320 X 2.496 = Rp. 412.638,72

c. Berdasarkan Product

Cost Pool IV : 407,201 X 74.880 = Rp. 30.491.210,88

d. Berdasarkan Fasility

Cost Pool VI : 6.818,182 X 2.200 = Rp. 15.000.000,4 +

Rp. 472.075.271,44

Page 20: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

17

16

G. Manfaat Metode ABM:

1. ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasikan

bagaimana proses dan aktvitas tersebut dapat diperbaiki untuk menurunkan biaya dan

meningkatkan nilai (Value) bagi pelanggan

2. ABM memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk

menambah nilai aktivitas kunci, pelanggan kunci, produk kunci, dan metode untuk

mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan

3.Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan

aktivitas-aktivitasnya

4. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan

jasa

5. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya

6. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah

7. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas tidak bernilai

tambah

8. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian didasarkan

pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan

9. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi

kebutuhan dan kepuasan konsumen

Page 21: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

18

17

BAB IV

KESIMPULAN

Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC) dan Activity

Based Management (ABM) banyak diterapkan pada perusahaan-perusahaan dunia. ABC

membantu perusahaan mengurangi distorsi yang disebabkan oleh sistem penentuan harga

pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat diperoleh juga biaya produk yang lebih

akurat. ABC menyediakan pandangan yang lebih jelas mengenai bagaimana perusahaan

membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan kontribusi dalam jangka panjang.

ABM memfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

bisnis, meningkatkan nilai yang diterima pelanggan, dan memberikan laba bagi perusahaan.

Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang

membebankan biaya kepada produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang

disebabkan karena aktivitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa

produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dimana aktivitas yang dibutuhkan

tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya

dibebankan kepada aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan kepada objek biaya berdasarkan

penggunaannya. ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara Cost driver dengan

aktivitas. Banyak perusahaan mengelola aktivitas-aktivitas kedalam empat kategori untuk

Page 22: KATA PENGANTAR · Web viewOleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami

19

18

memperbaiki penelusuran biaya yaitu : Unit level Activities, Batch level Activities, Product-

level Activities , Facility level activities.

Activity Based Management (ABM) adalah pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai

(value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan nilai

(value) tersebut. Dengan Activity Based Management (ABM), suatu perusahaan dapat

melakukan evaluasi baiya dan niali (value) dari suatu aktivitas proses sehingga akan

terindentifikasi peluang (akan terjadi perbaikan posisi kompetitif) dan meningkatkan efisiensi

proses (Process Improvement)

DAFTAR PUSTAKA

http: e-journal.uajy.ac.id/2732/2/2EA15193.pdf

Supriyono, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi, BPFE, 1994http://youthforaccounting.blogspot.co.id/2014/06/abm-vs-abc.htmlhttp://kingboer99.blogspot.co.id/http://briyanworld.blogspot.co.id/2015/02/pengimplementasian-abc-dan-abm-sistem.htmlhttp://briyanworld.blogspot.co.id/2015/02/pengimplementasian-abc-dan-abm-sistem.htmlhttp://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/12/mengelola-biaya-dengan-memahami-pola-perilaku-biaya-bag-1/