KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika...

41
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Laporan ini merupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan Akuntansi 2011 Universitas Negeri Jakarta. Laporan ini ditujukan kepada Ibu Marsellisa Nindito,Se,Akt.,M.Sc. sebagai Dosen Mata Kuliah Etika Profesi Akuntansi. Makalah ini membahas tentang teori-teori mengenai etika profesi akuntansi dan menjelaskan tenteng kasus yang terjadi yang berhubungan dengan teori etika profesi akuntansi. Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Marsellisa Nindito,Se,Akt.,M.Sc. selaku Dosen Mata Kuliah Etika Profesi Akuntansi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyempurnakan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulis di masa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, 26 Februari 2014 Penulis

Transcript of KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika...

Page 1: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan

berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Laporan ini

merupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan

Akuntansi 2011 Universitas Negeri Jakarta.

Laporan ini ditujukan kepada Ibu Marsellisa Nindito,Se,Akt.,M.Sc. sebagai Dosen

Mata Kuliah Etika Profesi Akuntansi. Makalah ini membahas tentang teori-teori mengenai

etika profesi akuntansi dan menjelaskan tenteng kasus yang terjadi yang berhubungan

dengan teori etika profesi akuntansi.

Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Ibu Marsellisa Nindito,Se,Akt.,M.Sc. selaku Dosen Mata Kuliah Etika Profesi

Akuntansi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyempurnakan makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

para pembaca untuk perbaikan penulis di masa yang akan datang. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 26 Februari 2014

Penulis

Page 2: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

1.5 Metode Penelitian

1.6 Sistematika Penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Etika Absolut Versus Etika Relatif

2.2. Teori-teori Etika Utama

2.2.1. Teleologi: Utilitarianisme dan Konsekuensialisme –Analisis

Dampak

2.2.2. Etika Deontologi – Motivasi untuk Perilaku

2.2.3. Keadilan dan Kewajaran – Memeriksa Saldo

2.2.4. Etika Kebajikan – Meneliti Kebajikan yang Diharapkan

2.2.5. Imajinasi Moral

2.2.6. Teori Etika Teonom

2.2.7. Egoisme

2.3. Etika Abad ke-20

2.3.1. Arti Kata “Baik” Menurut George Edward Moore

2.3.2. Tatanan Nilai Max Scheller

2.3.3. Etika Situasi Joseph Fletcher

2.3.4. Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch

2.3.5. Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederick Skinner

2.3.6. Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas

2.4. Praktik Pengambilan Keputusan Etis

Page 3: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

2.4.1. Pemaparan Kasus

2.4.2. Analisa Kasus

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka

Page 4: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Suatu pengetahuan tentang sebuah objek baru dianggap sebagai disiplin ilmu bila

pengetahuan tersebut telah dilengkapi dengan seperangkat teori tentang objek yang dikaji.

Jadi teori merupakan tulang punggung suatu ilmu. Imu pada dasarnya adalah kumpulan

pengetahuan yang menjelaskan berbagai gejala alam dan sosial yang memungkinkan

manusia melakukan serangkaina tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan

penjelasan yang ada, sedangkan teori adalah pengetahuan ilmiah yang mencakup

penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. (Suriasumantri,

2000).

Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat

kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak

baik. Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu

tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang

berlainan. Berbagai teori etika meuncul karena adanya perbedaan perspektif dan penafsiran

tentang apa yang menjadi tujuan akhir hidup umat manusia. Sifat teori dalam ilmu etika

masih lebih banyak untuk menjelaskan sesuatu, belum sampai pada tahap untuk

meramalkan, apalagi untuk mengontrol suatu tindakan atau perilaku.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan tujuan instruksi khusus Mata Kuliah Etika Profesi Akuntan, masalah

yang dibahas adalah mengenai Teori-teori Etika. Adapun pokok bahasan lebih spesifik

sebagai berikut:

a) Kontribusi Filsuf dalam Bidang Etika

b) Etika Abad ke-20

c) Praktik Pengambilan Keputusan Etis

Page 5: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan khusus:

1.3.1. Tujuan Umum

a) Menjelaskan ketidaksamaan pandangan mengenai apakah etika bersifat

absolut atau relatif.

b) Menjelaskan berbagai teori etika yang berkembang

c) Menjelaskan perbedaan antarteori etika yang ada

d) Menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia terkait dengan

teori-teori etika dalam lingkungan bisnis

1.3.2. Tujuan Khusus

Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan sesuai silabus BAB 3: “Etika

Perilaku”

1.4. Manfaat Penulisan

a) Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa.

b) Sebagai wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya.

c) Sebagai literatur untuk lebih memahami kegiatan akuntansi, khususnya

dalam hal yang berhubungan dengan kewirausahaan

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan, dan metodologi penelitian.

BAB II PEMBAHASAN

Berisi tentang : Pembahasan mengenai Teori-teori Etika dan perbedaan yang ada di dalamnya

BAB III PENUTUP

Berisi tentang : kesimpulan dan saran.

Page 6: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

1.6. Metodologi Penelitian

Dalam penulisan Karya Tulis ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah :

a) Studi pustaka yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku yang berkaitan dengan

penulisan karya tulis ini

b) Penjelajahan internet yaitu dengan mencari beberapa informasi di mesin pencari

yang tidak penulis tidak dapatkan dari buku-buku.

Page 7: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Etika Absolut Versus Etika Relatif

Sampai saat ini masih terjadi perdebatan dan perbedaan pandangan di antara para

etikawan tentang apakah etika bersifat absolut atau relatif. Para penganut paham etika

absolut dengan berbagai argumentasi yang masuk akal meyakini bahw ada prinsip-prinsip

etika yang bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan di mana pun. Sementara itu

para penganut etika relatif dengan berbagai argumentasi juga membantah hal ini. Mereka

justru mengatakan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku umum. Prinsip

atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda-beda untuk masyarakat yang berbeda

dan untuk situasi yang berbeda pula.

Untuk memulai diksusi, Rachels (2004) memberikan contoh menarik mengenai

keyakinan dua suku yang sangat berbeda yaitu suku Callatia di India dan orang-orang Yunani

tentang perlakuan terhadap orang tua mereka saat meninggal dunia. Sebagai wujud rasa

hormat kepada orang tua yang telah meninggal dunia, suku Callatia akan memakan jenazah

orang tua mereka sedangkan orang-orang Yunani akan membakar jenazah orang tua

mereka. Ini sekadar salah satu ilustrasi yang barangkali dapat dipakai untuk mendukung

argumentasi para penganut etika realtif di mana kebudayaan yang berbeda kan

menghasilkan kode moral yang berbeda pula. Di antara tokoh-tookoh berpengaruh yang

mendukung paham etika relatif ini adalah Joseph Fletcher (dalam Suseno 2006) yang

terkenal dengan teori etika situasionalnya. Ia menolak adanya norma-norma moral umum

karena kewajiban moral selalu bergantung pada situasi konkret dan situasi konkret ini dalam

kesehariannya tidak pernah sama.

Tokoh berpengaruh pendukung paham etika absolut antara lain Immanuel Kant dan

James Rachel. Rachel sendiri yang walaupun membuka pemikirannya dengan memberikan

argumentasi bagi pendukung etika relatif melalu contoh ilustrasi perlakuan berbeda

terhadap jenazah orang tua dari dua suku/bangsa berbeda, sebenarnya merupakan

Page 8: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

pendukung etika absolut. Ia mengataka bahwa ada pokok teoritis yang umum di mana ada

aturan-aturan moral tertentu yang dianut secara bersama-sama oleh semua masyarakat

karena aturan-aturan itu penting untuk kelestarian masyarakat. Misalnya aturan melawan

kebohongan dan pembunuhan hanyalah dua contoh yang masih berlaku dalam semua

kebudayaan yang tetap hidup walaupun juga diakui bahwa dalam setiap aturan umum tentu

saja ada pengecualiannya.

2.2. Teori-teori Etika Utama

2.2.1. Teleologi: Utilitarianisme dan Konsekuensialisme –Analisis

Dampak

Teleologi memiliki sejarah panjang di antara filsafat empiris Inggris. John Locke

(1632-1704), Jeremy Bentham (1748- 1832), James Mill (1773-1836), dan anaknya John

Stuart Mill (1806-1873) semua melihat etika dari perspektif teleologi. Teleologi berasal dari

kata Yunani telos, yang berarti akhir, konsekuensi, hasil; sehingga, teori-teori teleologi yang

mempelajari etika perilaku dalam hal akibat atau konsekuensi dari keputusan etis. Teleologi

cocok untuk banyak pelaku bisnis yang berorientasi hasil karena berfokus pada dampak dari

pengambilan keputusan. Teleologi mengevaluasi keputusan sebaga baik atau buruk,

diterima atau tidak diterima, dalam hal konsekuensi dari keputusan tersebut.

Investor menilai investasi sebgai baik atau buruk, bermanfaat atau tidak,

berdasarkan hasil yang diharapkan. Jika tingkat pengembalian aktualnya (actual return)

berada di bawah harapan investor, maka investasi tersebut dianggap sebagai keputusan

investasi yang buruk; jika tingkat pengembaliannya lebih besar daripada yang diharapkan,

investasi tersebut dianggap sebagai keputusan investasi yang baik atau berharga.

Pengambilan keputusan etis mengikuti pola yang serupa. Dengan cara yang sama dengan

kebaikan atau keburukan, sebuah investasi dinilai berdasarkan hasil keputusan keuangan,

etika kebaikan dan keburukan didasarkan pada konsekuensi dari keputusan etis. Keputusan

etis adalah benar atau salah ketika keputusan tersebut menghasilkan hasil keputusan yang

positif atau negatif. Keputusan yang baik secara etika memberikan hasil yang positif,

sedangkan keputusan yang buruk secara etika memberikan hasil yang kurang positif atau

Page 9: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

konsekuensi negatif. Namun demikian, konsekuensi dari suatu keputusan etis tidak akan

beretika dengan sendirinya. Konsekuensinya adalah apa yang terjadi.

Etikalitas dari pembuat keputusan dan keputusan tersebut telah ditetapkan

berdasarkan nilai komparatif non-etika dari suatu tindakan atau konsekuensi. Jika keputusan

mendatangkan hasil positif, seperti membantu seorang individu untuk mencapai realisasi

diri, maka keputusan dikatakan benar secara etika. Hasil positif nilai non-etika lain termasuk

kebahagiaan, kesenangan, kesehatan, kecantikan, dan pengetahuan. Sedangkan hasil

negatif non-etika termasuk ketidakbahagiaan, kesengsaraan, penyakit, keburukan, dan

kebodohan. Dengan kata lain, penilaian tentang benar dan salah, atau kebenaran etika

hanya didasarkan pada apakah hal baik atau buruk terjadi atau tidak.

Teleologi memiliki artikulasi yang jelas dalam utilitarianisme, yang paling nyata

adalah dalam tulisan-tulisan Bentham dan J.S. Mill. Dalam utilitarianism, Mill menulis:

“Kredo yang diterima seperti landasan moral, utilitas, atau Prinsip Kebahagiaan Terbesar

(greatest Happines Principle), menyatakan bahwa tindakan merupakan hal yang benar

sesuai proporsinya jika cenderung untuk meningkatkan kebahagiaan, salah jika tindakan

tersebut cenderung menghasilkan kebalikan dari kebahagiaan. Kebahagiaan diharapkan

mendatangkan kesenangan, dan ketiadaan rasa sakit; ketidakbahagiaan akan menimbulkan

rasa sakit dan kesengsaraan.

Utilitarianisme mendefinisikan kebaikan dan kejahatan dalam hal konsekuensi non-

etika dari kesenangan dan rasa sakit. Tindakan yang benar secara etika adalah salah satu

yang akan menghasilkan jumlah kesenangan terbesar atau jumlah rasa sakit terkecil. Hal ini

adalah teori yang sangat sederhana. Tujuan hidup adalah untuk menjadi bahagia dan semua

hal yang meningkatkan kebahagiaan baik secara etika karena cenderung menghasilkan

kesenangan atau meirngankan rasa sakit dan penderitaan. Bagi utilitarian (penganut

utilitarianisme), kesenangan dan rasa sakit dapat berupa fisik ataupun mental.

Penanggulangan stres, kesedihan, dan penderitaan mental sama pentingnya dengan dengan

mengurangi rasa sakit fisik dan ketidaknyamanan. Sebagai contoh, tingkat stres seorang

karyawan mungkin meningkatbila penyelianya (supervisor) memintanya untuk

menyelesaikan sebuah tugas, tetapi kmeudian menyediakan informasi yang sangat sedikit,

waktu yang tidak cukup untuk menghasilkan laporan, dan tuntutan yang tidak realistis

dalam hal kualitas laporan. Ketegangan yang meningkat tidak berkontribusi untuk

kebahagiaannya secara umum atau kenyamanannya dalam menyelsaikan tugas. Bagi

Page 10: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

seorang utilitarian, hal-hal yang berharga bagi mereka adalah pengalaman yang

menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman ini merupakan pengalaman yang baik hanya

karena pengalaman tersebut menyenangkan. Akan tetapi, dalam kasus ini, menyelesaikan

tugas bukan merupakan hal yang menyenangkan maupun baik jika dilihat dari sudut

pandang karyawan. Hal itu tidak memberikan kontribusi pada utilitasnya atau

kebhagiaannya secara umum.

Mill dengan cepat menunjukkan bahwa kesenangan dan rasa sakit memiliki aspek

kuantitatif dan kualitatif. Bentham mengambangkan kalkulus kesenangan dan rasa sakit

berdasarkan intensitas, durasi, kepastian, keakraban, fekunditas, kemurnian, dan keluasan.

Mill menambahkan bahwa sifat dari kesenangan atau penderitaan juga penting. Beberapa

kesenangan lebih diinginkan daripada yang lain dan memerlukan usaha untuk mencapainya.

Seorang atlet, misalnya, berlatih setiap hari untuk bertanding dalam Olimpiade.

Pelatihannya mungkin sangat menyakitkan, tetapi atlet memfokuskan dirinya pada hadiah,

yaitu memenangkan medali emas. Kesenangan kualitatif berdiri di podium melebihi jalan

yang secara kuantitatif melelahkan dmei menjadi juara Olimpiade.

Hedonisme berfokus pada individu, dan mencari jumlah terbesar kesenangan pribadi

atau kebahagiaan pribadi. Epicurus (341-270 SM) menyatakan bahwa tujuan hidup adalah

keamanan dan kesenangan abadi, sebuah kehidupan di mana rasa sakit diterima hanya jika

rasa sakit itu menyebabkan kesenangan yang lebih besar, dan kesenangan akan ditolak jika

kesenangan itu menyebabkan rasa sakit yang lebih besar. Utilitarianisme, sebaliknya,

mengukur kesenangan dan rasa sakit bukan pada tingkat individu melainkan pada tingkat

masyarakat. Rasa senang dari pembuat keputusan seperti semua orang yang mungkin dapat

terpengaruh oleh keputusan tersebut, perlu dipertimbangkan. Namun, beban tambhan

tidak harus diberikan kepada pengambil keputusan. “kebahagiaan yang membentuk standar

utilitarian tentang apa yang benar dalam perbuatan, bukan kebahagiaan pribadi si agen,

tetapi kebahagiaan semua pihak. Seperti antara kebahagiaan sendiri dan kemudian

kebahagiaan orang lain, utilitarianisme memgharuskan si agen untuk tidak memihak,

menjadi penonton yang tidak berkepentingan dan murah hati.” Seorang CEO yang

membujuk dewan direksi agar memberinya bonus sebesar $100 juta dapat memperoleh

kebahagiaan yang besar dari bonus, tetapi kalau ia tidak memperhitungkan dampak bonus

tersebut pada semua karyawan lain di perusahaannya, rekan kelompok eksekutif lainnya,

dan masyarakat secara keseluruhan, maka ia mengabaikan aspek etika dari keputusannya.

Page 11: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

Jika menggunakan utilitarianisme, pembuat keputusan harus mengambil perspektif

yang luas tentang siapa pun, dalam masyarakat, yang mungkin akan terpengaruh oleh

pengambilan keputusan itu. kegagalan dalam pengambilan keputusan akan sangat mahal

bagi perusahaan. Pertimbangkan kasus Shell Inggris dan pembongkaran terhadap

kecurangan minyak Brent Spar. Brent Spar adalah platform penyimpanan dan pengisian

tangki minyak yang terletak di Laut Utara. Dibangun pada tahun 1976, platform tersebut

telah usang pada tahun 1991. Shell memutuskan bahwa alternatif terbaik untuk alasan

ekonomi dan lingkungan adalah membiarkan platform tersebut tenggelam di Samudera

Atlantik. Mereka mengajukan hal ini dan mendapat izin dari pemerintah Inggris untuk

melakukannya. Namun, Shell gagal untuk mempertimbangkan dampak keputusan ini

terhadap pemangku pentingan lainnya, termasuk masyarakat secara keseluruhan. Berawal

pada Februari 1995, Green peace meluncurkan kampanye bersama untuk menghentikan

penenggelaman platform tersebut. Meskipun Green peace melebih-lebihkan dampak

lngkungan yang diakibatkan oleh tenggelamnya platform, kampanye mereka menyebabkan

biaya yang sangat mahal untuk Shell; terjadi pemboikotan produk Shell di Eropa, dan

kerusakan bebearapa stasiun di Jerman. Pada bulan Juni 1995, Shell menyetujui untuk tidak

menenggelamkan platform tersebut, dan platform itu ditambatkan di Norwegia sampai

dibangun kembali sebagai bagian dari terminal feri pada tahun 1999. Seluruh episode

tersebut sangat mahal untuk Shell dan hal ini terjadi sebagaian karena perusahaan gagal

untuk menyadari bahwa keputusan pembongkaran memberikan konsekuensi penting bagi

pemangku kepentingan lain, di luar Shell Inggris dan pemerintah Inggris.

Aspek kunci utilitarianisme adalah, pertama, etikalitas dinilai berdasarkan

konsekuensi non-etika. Selanjutnya, keputusan etis harus berorientasi pada peningkatan

kebahagiaan dan/atau mengurangi rasa sakit, di mana kebahagiaan dan rasa sakit

berhubungan dengan seluruh masyarakat dan bukan hanya untuk kebahagiaan atau rasa

sakit pribadi pembuat keputusan. Akhirnya, para pengambil keputusan etis harus tidak

memihak dan tidak memberi beban ekstra terhadap perasaan pribadi ketika menghitung

keseluruhan kemungkinan bersih konsekuensi dari sebuah keputusan.

Undang- Undang dan Peraturan Utilitarianisme

Seiring waktu, utilitarianisme telah berkembang di sepanjang dua jalur utama, yaitu

undang-undang utilitarianisme dan peraturan utilitarianisme. Jalur pertama, kadang-kadang

Page 12: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

disebut sebagai konsekuensialisme, menganggap sebuah tindakan baik atau benar secara

etika jika tindakan tersebut mungkin menghasilkan keseimbangan kebaikan yang lebih besar

atas kejahatan. Suatu tindakan dianggap buruk atau salah secara etika jika tindakan tersebut

mungkin menghasilkan hal yang sebaliknya. Peraturan utlitarianisme, di sisi lain,

mengatakan bahwa kita harus mengikuti aturan yang mungkin akan menghasilkan

keseimbangan kebaikan yang lebih besar atas kejahatan dan menghindari aturan yang

mungkin akan menghasilkan sebaliknya.

Anggapannya adalah terdapat kemungkinan, secara prinsip, untuk menghitung

kesenangan atau rasa sakit bersih yang dihubungkan dengan keputusan. Bagi Mill,

“kebenaran aritmatika dapat diterapkan dalam penilaian kebahagiaan, seperti pada kuantits

terukur lainnya.” Pengembalian investasi dapat diukur; begitu pula kebahagiaan. Hal ini

berarti bahwa pembuat keputusan harus menghitung, untuk setiap program alternatif

tndakan , jumlah kesenangan yang sesuai untuk setiap orang yang mungkin akan

terpengaruh oleh keputusan yang dibuat. Dengan cara yang serupa, jumlah

ketidaksenangan atau sakit untuk setiap orang berdasarkan masing-masing alternatif juga

perlu diukur. Kedua jumlah yang didapatkan kemudian dikurangkan dan tindakan yang

benar secara etika adalah yang menghasilkan nilai bersih positif terbesar atau nilai negatif

terkecil untuk kesenangan terhadap rasa sakit. Selanjutnya, menggunakan cara yang sama

dengan investor yang bersikap acuh tak acuh terhadap dua investasi yang masing-masing

mempunyai tingkat risiko dan hasil yang sama, masing-masing alternatif menjadi benar

secara etika jika keduanya mempunyai skor aritmatika bersih yang sama dan masing-masing

nilai lebih tinggi daripada skor alternatif lain manapun yang tersedia untuk pengambil

keputusan.

Peraturan utilitarianisme bagaimanapun lebih sederhana. Peraturan tersebut

mengakui bajhwa pengambilan keputusan oleh manusia sering dipandu oleh aturan-aturan.

Sebagai contoh, kebanyakan orang percaya bahwa lebih baik mengatakan hal yang

sebenarnya (terus terang atau jujur) daripada berbohong. Meskipun terdapat pengecualian,

mengatakan kebenaran adalah standar normal etika perilaku manusia. Jadi, penuntun untuk

aturan utilitarian adalah: mengikuti aturan yang cenderung menghasilkanjumlah terbesar

kesenangan terhadap rasa sakit untuk sejumlah besar prang yang mungkin akan

terpengaruh oleh tindakan. Mengatakan kebenaran biasanya menghasilkan kesenangan

terbesar bagi kebanyakan orang hampir di sepanjang waktu. Demikian pula, laporan

Page 13: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

keuangan yang akurat, dapat dipercaya, sangat berguna bagi investor dan kreditor dalam

pengambilan keputusan investasi dan kredit. Laporan keungan palsu tidak berguna karena

menyababkan keputusan keuangan yang tidak benar. Aturan, “laporan keuangan secara adil

harus mencerminkan posisi keuangan perusahaan” seharusnya menghasilkan jumlah lebih

besar kebahagiaan bagi investor daripada alternatif “laporan keuangan harus dipalsukan.”

Mengatakan kebenaran dan keterusterangan biasanya menghasilkan konsekuensi terbaik

sehingga prinsip-prinsip ini harus diikuti.

Sarana dan Tujuan Akhir

Sebelum mengidentifikasikan beberapa masalah dengan utilitarianisme, kita harus

memahami apa yang tidak termasuk dalam teori ini. Prinsip ini –mempromosikan jumlah

terbesar kebahagiaan untuk sejumlah besar orang – tidak berarti bahwa akhirnya

membenarkan sarana. Hal yang terakhir adalah teori politik bukan merupakan prinsip etika.

Para pendukung utama dari filsafat politik ini adalah Niccolo Machiavelli (1469-1527), yang

menulis Prince untuk Lorenzo Medici sebagai pedoman tentang bagaimana

mempertahankan kekuasaan politik. Di dalamnya, ia menyarankan bahwa “dalam tindakan

manusia, dan terutama para pangeran, di mana tidak ada perbandingannya, tujuan akhir

menghalalkan cara.” Negara, sebagai kekuasaan yang berdaulat dapat melakukan keinginan

apa pun, dan pangeran, sebagai pemimpin negara, dapat menggunakan strategi politik apa

pun untk mempertahankan kekuasaan. Machiavelli sangat jelas menyatakan bahwa sikap

bermuka dua, menggunakan dalih dan tipu daya merupakan cara yang dapat diterima bagi

seorang pangeran untuk mempertahankan kontrol atas rakyat dan saingannya. “Seorang

pangeran, dan teutama seorang pangeran baru, tidak dapat mengamati semua hal-hal yang

dianggap baik pada pria, karena sering diwajibkan, dalam rangka mempertahankan negara,

untuk bertindak melawan keyakinan, terhadap kedermawanan, terhadap kemanusiaan, dan

terhadap agama.” Jelas, ini adalah teori politik dan yang yang dipertanyakan, tetapi bukan

merupakan teori etika.

Sayangnya, “tujuan akhr menghalalkan cara” sering dibawa ke luar konteks, dan

digunakan secara tidak tepat sebagai teori etika. Dalam film swordfish, Gabriel, diperankan

oleh John Travolta, menanyakan hal berikut kepada Stanley, dimainkan Hugh Jackman: “Ini

skenarionya. Kau memiliki kekuatan untuk menyembuhkan seluruh penyakit di dunia, tetapi

harga untuk ini adalah bahwa kau harus membunuh seorang anak yang tidak bersalah,

Page 14: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

bisakah kau membunuh anak itu, Stanley?” Keputusan yang disebut itu tidak beretika

karena itu menyinggung hak signifikan satu atau lebih individu; tetapi dengan menyusun

pertanyaan seperti ini, Gabriel berusaha untuk memberikan pembenaran secara etika untuk

sebuah pernyataan politik. Ia berusaha mengarahkan Stanley untuk mengatakan bahwa

tindakan itu dibenarkan karena lebih banyak orang akan diselamatkan dengan

mengorbankan satu orang. Hal ini merupakan merupakan contoh ekstrem, tetapi keputusan

CEO sering memiliki dampak yang mendalam terhadap kehidupan orang lain. Limbah

beracun, produk berbahaya dan kondisi kerja, polusi, serta masalah lingkungan lainnya

sering dipertahankan atas dasar tujuan menghalalkan cara. Prinsip ini juga digunakan untuk

membela kecurangan oleh mahasiswa, penyalahgunaan kekuasaan oleh beberapa CEO, dan

pengkhianatan terhadap tanggung jawab perusahaan oleh beberapa dewan direksi.

Namun demikian, aturan utilitarian akan mengatakan bahwa ada beberapa tingkatan

tindakan yang secara nyata benar dan salah, tidak peduli konsekuensi tindakan tersebut

baik atau buruk. Polusi dan produk berbahaya tidak meningkatkan kesejahteraan jangka

panjang keseluruhan masyarakat. Pembunuhan anak-anak yang tidak bersalah, ekstraksi

keuntungan berle bihan oeleh CEO yang oportunis, dan dewan yang mengabaikan kode etik

perusahaan mereka bukan merupakan perilaku yang benar secara etika, apa pun

konsekuensinya. Masing-masing itndakan ini salah karena jenis-jenis tindakan ini memiliki

efek negatig yang jelas pada kebahagiaan umum masyarakat secara keseluruhan.

Prinsip politik – tujuan akhir menghalalkan cara – bukan merupakan teori etika.

Pertama, prinsip tersebut salah mengasumsikan bahwa cara dan tujuan setara secara etika,

dan kedua, prinsip tersebut salah mengasumsikan bahwa hanya ada satu cara untuk

mencapai tujuan akhir. Ambil kasus dua eksekutif yang berkolusiuntuk memalsukan

serangkaian laporan keuangan. Salah satu eksekutif akan menerima bonus berdasarkan

laporan laba bersih perusahaan. Eksekutif lainnya melakukan kecurangan untuk mencegah

isu kebangkrutan bahwa jka perusahaan terus berjaya dalamm bisnis, maka staf akan

memiliki pekerjaan, pelanggan akan dapat membeli produk perusahaan, dan pemasok

masih dapat membuat penjualan bagi perusahaan. Cara yang dilakukan mereka berdua

sama, mereka melakukan kecurangan laporan keuangan. Namun tujuan akhirnya berbeda:

yang pertama adalah dari keegoisan ekonomi semata; yang lain adalah dari rasa kesetiaan

yang sesat kepada berbagai pemangku kepentingan perusahaan. Sebagian besar akan

melihat kedua individu ini berbeda meskipun melakukan cara yang sama untuk

Page 15: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

mendapatkan hasil yang berbeda. Kedua motivasi atau tujuan akhir – keegoisan ekonomi

dan altruisme sesaat –dan caranya – yaitu penipuan – tidak setara secara etika. Sebagaian

besar akan melihat caranya salah, telah bersikap antipati untuk eksekutif yang satu dan

mungkin beberapa simpati untuk eksekutif kedua.

Hal yang lebih penting, tujuan menghalalkan cara sering menyiratkan bahwa hanya

ada satu cara untuk mencapai tujuan akhir atau bahwa jika ada berbagai cara untuk

mencapai akhir, maka semua sarana yang ada setara secara etika. Akan tetapi, bukan ini

permasalahannya. Ada banyak cara untuk bepergian ke seluruh negeri tetapi biayanya

bervariasi sesuai dengan moda transportasi. Cara-cara tersebut tidak setara. Serupa dengan

hal itu, ada berbagai cara mencegah kebangkrutan untuk sementara, salah satunya adalah

dengan melakukan kecurangan laporan keuangan. Namun, terdapat alternatif lainnya,

termasuk pendanaan kembali. Meskipun pendanaan kembali dan kecurangan dapat

memberikan tujuan akhir yang sama, kedua cara tersebut berbeda secara etika. Cara yang

satu benar secara etika dan yang lain tidak. tugas manajerlah untuk dapat melihat

perbedaan ini kemudian menggunakan imajinasi moralnya untuk mengidentifikasi cara

alternatif agar mencapai tujuan akhir yang sama.

Beberapa orang menyalahgunakan utilitarianisme dengan mengatakan tujuan

menghalalkan cara. Namun ini adalah sebuah aplikasi yang tidak tepat dari teori etika. Bagi

para utilitarian, tujuan akhir tidak pernah membenarkan sarana. Sebalimnya, agen moral

harus mempertimbangkan konsekuensi sebuah keputusan dalam menciptakan kebahagiaan

atau dalam hal peraturan bahwa jika diikuti mungkin akan menghasilkan kebahagiaan yang

paling banyak untuk semua. Daya tarik keseluruhan utilitarianisme adalah bahwa hal ini

tampak cukup sederhana sedangkan peetimbangan penuh dari semua konsekuensi

merupakan hal jika menginginkan hasil yang komprehensif. Utilitarianisme menggunakan

standar yang sederhana: sasaran etika perilaku adalah untuk mempromosikan kebahagiaan.

Hal ini juga melihat ke depan; berkonsentrasi pada kebahagiaan masa depan mereka yang

akan terpengaruh oleh keputusan. Utilitarianisme juga mengakui ketidak pastian masa

depan sehingga berfokus pada kemungkinan konsekuensi. Akhirnya, teori ini sangat luas dan

tidak mementingkan diri sendiri; alternatif etika yang terbaik adalah yang memberikan

kesenangan terbesar bagi semua pihak. Mungkin hal inilah yang menyebabkan mengapa

teori ini sesuai bagi pelaku bisnis. Manajer dibiasakan untuk membuat keputusan dalam

kondisi yang tidak pasti, menilai kemungkinan konsekuensi untuk pemangku kepentingan

Page 16: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

yang diidentifikasi dan kemudian memilih alternatif yang mungkin akan memiliki hasil bersih

terbaik bagi semua pihak, namun demikian, teori ini bukannya tanpa masalah.

Kelemahan dalam Utilitarianisme

Utilitarianisme mengandaikan bahwa hal-hal sperti kebahgiaan, utilitas, kesenangan,

sakit, dan penderitaan bisa diukur. Akuntan sangat pandai mengukur transaksi ekonomi,

karena uang merupakan standar pengukuran yang sragam. Hampir semua transaksi eknomi

dapat diukur dalam mata uang, misalnya, euro, dan semua orang tahu apa yang dapat dibeli

dengan satuan euro. Namun tidak ada unit pengukuran umum untuk kebahagiaan, tidak

pula kebahagiaan sesorang setara setara dengan kebahagiaan orang lain, sedangkan satu

euro berarti sama untuk keduanya. Selain itu, uang adalah sebuah perwakilan yang tidak

tepat untuk kebahagiaan. Uang tidak hanya tidak dapat membeli kebahagiaan, uang juga

tidak dapat menangkap tingkat kebhagiaan yang dirasakan ketika duduk di tepi tepi danau

favorit menyaksikan matahari terbenam pada malam musim panas yang hangat dan

kesenangan dalam melihat senyum di wajah ibu yang menggendong bayinya yang baru lahir.

Masalah lainnya meyangkut distribusi dan intensitas dari kebahagiaan. Prnsip

utilitarian adlaah untuk menghasilkan sebanyak mungkin kebhagiaan dan untuk

mendistribusikan kebahagiaan itu kepada sebanyak mungkin orang. Raphael menggunakan

contoh pemberian sedekah. Anda dapat memebrikan masing-masing $50 kepada dua orang

pensiunan yang kemudian adapat memebli dua baju hangat. Tau, anada dapat memberikan

sedikit uang kepada 100 pensiunan untuk menikmati secangkir kopi atau teh. Intensitas

kebahagiaan itu jelas lebih besar untuk dua pensiunan yang enerima sweater hangat.

Namun banyak orang yang nyata terpengaruh oleh pendistribusian $1 sehingga semua

pensiunan bisa membeli secangkir kopi. Alternatif mana yang harus anda pilih? Prinsip

utilitarian terlalu samar untuk digunakan dalam hal ini. Haruskan CEO menaikkan upah

sebesar 0,05 persen di seluruh bagian yang akan membuat semua akryawan sedikit lebih

baikkk dan mungkin sedikit lebih bahagia, atau haruskah CEO menggandakan gaju dari tim

manajemen puncak sehingga sangat meningkatkan kebahagiaan umum tujuh wakil

presiden? Dengan asumsi aritmatika bersih kebhagiaan kedua pilihan adalah sama (terlepas

dari bagaimana kebahagiaan dan ketidakbahagiaan karyawan diukur), apakah keduanya

merupakan pilihan yang setara? Apakah tidak ada persepsi ketidakadilan pada pilihan

Page 17: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

kedua? Utilitarianisme sering dapat terlihat dingin dan tidak berperasaaan seperti nasihat

Machiavelli terhadap penggunaan kekuasaan politik.

Masalah pengukuran lainnya adalah tentang ruang lingkup. Berapa banyak orang

yang harus disertakan? Apakah hanya mereka yang masih hidup? Jika tidak, maka untuk

berapa generasi yang kan datang? Pertimbangkan masalah pemanasan global dan polusi.

Kebahagiaan jangka pendek generasi sekarang bisa berimbas pada penderitaan generasi

mendatang. Apabila generasi mendatang harus disertakan, maka jumlah keseluruhan

kebahagiaan harus meningkat sangat banyak untuk menjamin kebahagiaan menjadi tersedia

untuk dialokasikan pada generasi sekarang dan generasi berikuntya. Selanjuntya adalah

apakah wajtu kebahagiaan penting? Dengan asumsi ini bahwa nilai bersihnya sama terlepas

dari urutan, apakah kebahagiaan hari ini dan rasa sakit hari esok sama dengan rasa sakit hari

ini dan kebahagiaan hari esok? Apakah kita bersedia untuk membayar biaya bahan bakar

yang sangat tinggi hari ini dan penderitaan yang terkait ekonomi sehingga akan terdapat

cukup pasokan bahan bakar untuk generasi mendatang?

Hal ini digambarkan dengan jelas oleh Al-Gore dalam buku dan videonya, An

Inconvenient Truth, di mana ia menunjukkan bagaimana polusi menyebabkan pemanasan

global, dan bahwa kita mencapai titik di mana peremajaan lingkungan kita mungkin tidak

dapat dilakukan. Kesimpulan ini sama dengan yang dikembangkan oleh sebuah studi PBB

pada akhir 1980-1n.

Hak minoritas dapat dilanggar di bawah utilitarianisme. Dalam demokrasi, kehendak

mayoritas berlaku pada Hari Pemilihan. Orang merasa nyaman dengan ini karena mereka

yang kalah dalam satu pemilu selalu memiiliki kesempatan untuk partai mereka merebut

kekuasaan di pemilu berikutnya. Hal ini tidak sesederhana pengambilan keputusan etis.

Pertimbnagkan contoh berikut. Ada dua pilihan yang tersedia yang hanya akan

memengaruhi empat orang. Tindakan yang satu akan menciptakan dua unit kebahagiaan

untuk masing-masing empat orang. Alternatif lain akan membuat tigas unit kebahagiaan

untuk tiga orang dan tidak ada kebahagiaan maupun ketidakbahagiaan bagi orang keempat.

Alternatif kedua menghasilkan lebih banyak kebahagiaan (sembilan unit) dibandingkan

dengan delapan unit pada pilihan pertama. Namun pada alternatif kedua, ada satu individu

yang tidak menerima kebahagiaan. Dalam hal ini, tidak seperti dalam pemilihan, tidak ada

menunggu kesempatan berikutnya untuk distribusi kebahagiaan yang dibagi oleh orang

yang sama. Apakah adil bahwa satu individu tidak mendapatkan kesempatan untuk berbagi

Page 18: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

dalam kebhagiaan manapun? Pembuatan keputusan etis berdasarkan utilitarianisme dapat

dianggap sebagai tidak adil karena menguntungkan beberapa kelompkk pemangku

kepentingan dengan mengorbankan kelompok pemangku kepentingan lainnya.

Utilitarianisme mengabaikan motivasi dan berfokus hanya pada konsekuensi. Hal ini

membuat banyak orang tidak puas. Pertimbangkan contoh sebelumnya dari dua eksekutif

yang melakukan kecurangan atas serangkaian laporan keuangan. Motivasi kedua eksekutif

sangat berbeda. Banyak orang akan menganggap bahwa mereka memiliki derajat yang

berbeda dalam hal kesalahan etika, di mana eksekutif berbasis bonus bertindak lebih buruk

dari yang berpaham altruis sesat. Namun demikian, utilitarianisme akan menilai keduanya

lalai secara etika akrena konsekuensi dari keputusan mereka adalah sama, kecurangan

dalam laporan leuangan. Hal ini adalah contoh dari mengatakan: “Jalan menuju neraka

ditaburi dengan niat baik.” Utilitarianisme dengan sendirinya tidak cukup untuk

menghasilkan keputusan etis yang komprehensif. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah teori

etika alternatif, deontologi, menilai etikalitas pada motivasi pembuat keputusan bukan pada

konsekuensi dari keputusan tersebut.

2.2.2. Etika Deontologi – Motivasi untuk Perilaku

Deontologi berasal dari kata Yunani deon yang artinya tugas atau kewajiban.

Deontologi berkaitan dengan tugas etika dan tanggung jawab seseorang. Deontologi

mengevaluasi etikalitas perilaku berdasarkan motivasi pembuat keputusan, dan menurut

prinsip deontologi, tindakan dapat dibenarkan secara etika meskipun tidak menghasilkan

keuntungan bersih atas kebaikan terhadap kejahatan bagi para pengambil keputusan atau

bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini membuatnya menjadi pelengkap untuk

utilitarianisme karena tindakan yang memenuhi kedua teori dapat dikatakan memiliki

sebuah kesempatan untuk menjadi beretika.

Immanuel Kant (1724-1804) memberikan artikulasi yang jelas dari teori ini dalam

risalahnya Groundwork of the Metaphysics of Moral. Bagi Kant, satu-satunya baik yang

tanpa pengecualian hanyalah iktikad baik, iktikad untuk mengikuti alasan apa yang

menentukan tanpa memedulikan konsekuensiinya pada diri sendiri. Ia juga berargumen

bahwa konsep-konsep moral kita berasal dari alasan bukan dari pengalaman. Kebaikan akan

termanifestasikan dengan sendirinya ketika bertindak untuk kepentingan tugas, di mana

tugas menyiratkan pengakuan dan ketaatan pada hukum atau ajaran. Ia mengatakan “dalam

Page 19: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

situasi ini saya harus melakukan ini dan itu,” atau “dalam hal ini, akau harus menahan diri

dari melakukan ini dan itu.” Pernyataa bahwa saya harus melakukan ini atau bahwa hal ini

tidak boleh saya lakukan merupakan hal yang benar-benar mengikat dan tidak ada

pengecualian. Keinginan untuk melakukan hal di luar tugas merupakan suatu keunikan

manusia. Segala sesuatu di alam bertindak menurut hukum alam tetapi hanya manusia yang

dapat bertindak sesuai dengan gagasan tentang hukum, yaitu sesuai dengan prinsip-prinsip

rasional.

Bagi Kant, tugas adalah standar yang menilai etika perilaku. Nilai moral hanya ada

ketika sesorang bertindak berdasarkan rasa kewajiban. Anda akan bertindak dengan benar

saat Anda mengikuti tugas dan kewajiban etika Anda, bukan karena tugas dan kewajiban

tersebut menimbulkan konsekuensi yang baik, dan bukan karena hal-hal tersebut dapat

meningkatkan kenikmatan atau kesenangan tetapi anda melakukannya demi tugas tersebut.

Motif dari sebuah tugaslah yang memberikan nilai moral untuk tindakan. Tindakan lain yang

mungkin didasarkan pada kepentingan pribadi atau pada pertimbangan untuk orang lain.

Ketika Anda menghadapi pelanggan anda secara jujur karena anda ingin berbisnis dengan

mereka lagi, anda bertindak di luar kepentingan pribadi bukan di luar tugas. Bertindak

dengan cara ini mungkin patut dipuji tetapi tidak memiliki nilai moral. Menurut ahli

deontologi, hanya saat anda bertindak melebihi tugas maka anda bertindak secara etis.

Kami mengembangkan dua hukum untuk mengembangkan etikalitas. Pertama

adalah Imperatif Kategoris (Categorical Imperative). “Saya seharusnya tidak pernah

bertindak kecuali saya juga bisa membuat maksim (maxim – pernyataan ringkas yang

mengandung ajaran atau kebenaran umum tentang sifat-sifat manusia, ed.) saya menjadi

hukum universal. Hal tersebut merupakan prinsip tertinggi moralitas. Prinsip tersebut

menuntut bahwa anda seharusnya hanya bertindak dengan cara sebagaimana orang lain

yang berada dalam situasi yang sama akan bertindak dengan cara yang sama. Hal ini

merupakan perintah yang dipatuhi dan merupakan kategoris karena merupakan tak

bersyarat dan mutlak. Prinip ini harus diikuti bahkan jika ketaatan bertentangan dengan apa

yang anda pilih untuk dilakukan. Sebuah prinsip rasional atau hukum moral sedang

ditetapkan untuk diikuti semua orang, termasuk Anda.

Ada dua aspek dari imperatif kategoris. Pertama Kant menganggap bahwa hukum

memerlukan suatu kewajiban dan ini berarti bahwa hukum etika memerlukan suatu

kewajiban etika. Jadi setiap tindakan etika yang wajibdlakukan oleh seseorang harus sesuai

Page 20: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

dengan hukum atau maksim etika. Hal ini berarti semua keputusan etika dan etika perilaku

dapat dijelaskan dalam bentuk maksim etika yaitu dalam hal hukum yang harus ditaati.

Bagian kedua dari imperatif ini adalah suatu tindakan benar secara etika jika dan hanya jika

pepatah tersebut dapat diuniversalkan secara konsisten. Anda harus berekeinginan agar

maksim anda diikuti oleh orang lain yang berada dalam situasi serupa bahkan jika anda akan

terpengaruh secara personal karena individu lain mengikuti dan mematuhi maksim anda.

Anda tidak boleh menjadikan diri anda sebagai pengecualian.

Kant menggunakan contoh melanggar janji. Asumsikan anda ingin mengingkari janji.

Apabila anda melakukannya, maka anda menjadikan maksim anda dapat diikuti oleh orang

lain. Namun demikian apabila orang lain mengikuti maksim ini maka anda akan dapat

dimanfaatkan ketika melanggar janji-janjinya kepada anda. Jadi tidak masuk akal untuk

mengatakan bahwa semua orang harus menepati janji mereka kecuali Anda. Anda tidak

dapat mengatakan bahwa anda diperbolehkan berbohong kepada investor anda tentang

kualitas laporan keuangan perusahaan anda sementara pada saat yang sama juga

mengatakan bahwa orang lain tidak diperbolehkan memalsukan laporan keuangan mereka

karena anda mungkin kehilangan investasi anda jika anda tanpa sengaja bergantung pada

laporan keuangan palsu mereka.

Aturan kedua Kant adalah Imperatif Praktis (Practical Imperative) untuk

berhubungan dengan orang lain. “berlakulah dengan cara yang sama anda memperlakukan

kemanusiaan baik dalam diri anda sendiri atau pada pribadi lainnya, tidak sesederhana cara

tetapi selalu pada saat yang sama sebagai tujuan akhir.” Bagi Kant, hukum memiliki aplikasi

universal dan hukum moral berlaku untuk semua orang tanpa membedakan. Hal ini berarti

bahwa setiap orang harus diberlakukan sama di bawah hukum moral. Dengan cara yang

sama dengan anda sebagai tujuan akhirnya, seorang individu dengan nilai moral, begitu juga

dengan orang lain. Mereka juga harus diperlakukan sebagai tujuan akhir dalam diri mereka

sendiri sebagai individu dengan nilai moral. Oleh karena itu anda tidak dapat memanfaatkan

mereka dengan cara yang mengabaikan nilai moral mereka, sama seperti anda tidak bisa

mengabaikan kelayakan moral personal anda.

Imperatif praktis tidak menyatakan bahwa anda tidak dapat memanfaatkan orang

tetapi jika anda memperlakukan mereka sebagai sarana maka anda harus memperlakukan

secara bersamaan sebagai tujuan akhir. Sebagai contoh, seorang akuntan profesioinal

mepekerjakan mahasiswa akuntansi. Tarif per jam yang dibebankan kepada klien untuk

Page 21: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

pekerjaan siswa lebih besar daripada tarif yang dibayarkan kepada siswa. Akuntan

profesional menuai manfaat dari kerja siswa tersebut dan merupakan sarana untuk

kesejahteraan keuangan akuntan. Apakah ini sebuah hubungan yang tidak etis?

Sebuah hubungan majikan-budak pada zaman dahulu memperlakukan budak

sebagai sarana dan bukan sebagai tujuan akhir. Budak ini dianggap tidakmemiliki nilai moral,

tidak memiiliki keinginan, dan tidak mampu membuat pilihan. Di sisi lain, hubungan

majikan-karyawan yang sehat memperlakukan karyawan dengan rasa hormat dan martabat,

baik sebagai sarana maupun tujuan akhir. Hubungan ini memgakui bahwa karyawan

memiliki kekuatan untuk membuat pilihan dan keputusan, termasuk yang beretika, dan

bahwa keputusan ini memiliki potensi untuk memngaruhi karyawan dan juga yang lainnya

seperti klien, personel klien, dan majikan.

Setiap orang berhak untuk mencapai tujuan pribadi mereka sendiri sepanjang

mereka tidak melanggar imperatif praktis. Prinsip ini adalah Prinsip Kantian (Kantian

Principle). Memperlakukan orang lain sebagai tujuan akhir mengakui bahwa kita semua

bagian dari masyarakat, bagian dari komunitas moral. Dengan cara yang sama, jika saya

bertindak positif terhadap tujuan saya sendiri, saya juga memiliki kewajiban untuk bertindak

positif terhadap tujuan mereka. Jadi saya memperlakukan karyawan saya sebagai tujuan

ketika saya membantu mereka memenuhi keinginan mereka (untuk belajar akuntansi dan

mendapatkan pekerjaan) seraya menerima bahwa mereka juga mampu seperti saya dalam

membuat keputusan etis yang mungkin berdampak pada masyarakat, pada komunitas

moral kita.

Kelemahan dalam Deontologi

Sama seperti teori etika lainnya, deontologi memiliki masalah dan kelemahan.

Masalah mendasar adalah bahwa imperatif kategoris tidak memberikan panduan yang jelas

untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah jika dua atau lebih hukum moral

mengalami konflik dan hanya satu yang dapat diikuti. Hukum moral mana yang diikuti?

Dalam hal ini mungkin utilitarianisme menjadi teori yang lebih baik karena dapat

mengevaluasi alternatif berdasarkan konsekuendinya. Sayangnya, dengan deontologi,

konsekuensi menjadi tidak relevan. Satu-satunya hal yang penting adalah niat dari pembuat

keputusan dan kepatuhan para pengambil keputusan untuk mematuhi imperatif kategoris

seraya memperlakukan orang sebagai tujuan bukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

Page 22: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

Imperatif kategoris menetapkan standar yang sangat tinggi. Bagi banyak orang, itu

adalah etika yang sangat sulit diikuti. Ada banyak contoh di mana orang tidak diperlakukan

dengan hormat dan martabat di mana mereka hanya dilihat sebagai alat dalam siklus

produki dan akan digunakan kemudian dibuang setelah kegunaannya hilang. Perusahaan

telah diboikot pelanggan karena mempekerjakan tenaga kerja dengan upah yang rendah

(sweatshop), pekerja di bawah umur (anak-anak), gagal untuk memberikan upah hidup ,

atau untuk mengalihdayakan (outsourcing) menuju rezim represif. Merek pakaian Kathie

Lee Gifford yang dijual oleh Wal-Mart mengalami konsekuensi serius pada tahun 1996

ketika diketahui bahwa produk-produknya diproduksi oleh tenaga kerja yang dibayar

dengan upah yang rendah. Begitu juga dengan Nike. Untuk hidup sesuai dengan ideal,

Kantian berarti mengakui bahwa kita semua adalah bagian dari suatu komuntas moral yang

menempatkan tugas di atas kebahagiaan dan kesejahteraan ekonomi. Bisnis mungkin sangat

baik jika lebih banyak manajer mau mengikuti tugas etika mereka dn mengikutinya hanya

karena tugas-tugas itu merupakan tugas etika mereka. Namun demikian, mengikuti tugas

seseorang dapat mengakibatkan kosekuensi yang merugikan seperti alokasi sumber daya

yang tidak adil. Dengan demikian banyak yang berpendapat bahwa bukan berfokus pada

konsekuens dan niat atau motivasi, etika harus didasarkan pada prinsip keadilan dan

kewajaran.

2.2.3. Keadilan dan Kewajaran – Memeriksa Saldo

Filsuf Inggris David Hume (1711-1776) berpendapat bahwa kebutuhan akan keadilan

terjadi karena dua alasan: orang tidak selalu bermanfaat dan terdapat sumber daya yang

langka. Sesuai dengan tradisi empiris Inggris, Hume percaya bahwa masyarakat terbentuk

melalui kepentingan pribadi. Oleh karena kita tidak mandiri, kita perlu bekerja asama

dengan orang lain untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan bersama (yaitu untuk

mendapatkan dukungan para pemangku kepentingan). Namun demikian mengingat adanya

keterbatasan sumber daya dan fakta bahwa beberapa (orang) bisa mendapatkan

keuntungan dengan merugikan orang lain, perlu ada mekanisme untuk pembagian manfaat

dan beban masyarakat dengan adil. Keadilan adalah mekanismenya. Hal tersebut

mengandaikan bahwa orang memiliki klaim yang sah pada sumber daya yang langka dan

mereka bisa menjelaskan atau membenarkan klaim mereka. Kemudian, ini adalah makna

keadilan, untuk memberikan atau mengalokasikan manfaat dan beban berdasarkan alasan

Page 23: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

rasional. Ada juga dua aspek keadilan yatu keadilan prosedural (proses untuk menentukan

alokasi) dan keadilan distributif (alokasi yang sebenarnya).

Keadilan Prosedural

Keadilan prosedural berfokus pada bagaimana keadilan diberikan. Aspek utama dari

sistem hukum yang adil adalah bahwa prosedurnya adil dan transparan. Hal ini berrarti

bahwa setiap orang diperlakukan sama di depan hukum dan bahwa aturan-aturan yang

memihak diterapkan secara sama. Preferensi tidak diberikan kepada satu orang berdasarkan

karakteristik fisik (etnis, jenis kelamin, tinggi badan, atau warna rambut) maupun status

sosial atau ekonomi (hukum diterapkan dengan cara yang sama untuk orang kaya dan

miskin). Harus ada aplikasi yang konsisten dari hukum di dalam yurisdiksi hukum sepanjang

waktu. Juga, keadilan harus dinilai berdasarkan fakta-fakta kasus ini. Hal ini berarti bahwa

informasi yang digunakan untuk menilai berbagai klaim harus relevan, dapat dipercaya, dan

diperoleh secara sah. Akhirnya ahrus ada hak untuk naik banding; dan orang yang

kehilangan klaim harus mampu meminta otoritas yang lebih tinggi untuk meninjau kasus

tersebut agar setiap potensi kekeliruan dikoreksi. Baik penilaian informasi yang digunakan

untuk alokasi dan kemampuan untuk banding, bergantung pada transparansi dari proses.

Hal ini merupakan karakteristik blind justice (keadilan yang tidak pandang bulu), di mana

semua diperlakukan secara adil di hadapan hukum. Kedua belah pihak mengajukan klaim

dan alasan mereka dan hakim memutuskan.

Bagaimana hal ini berlaku untuk etika bisnis? Dalam lingkungan bisnis, keadilan

prosedural biasanya tidak menjadi masalah penting. Sebagian besar organisasi memiliki

prosedur operasi standar yang jelas dipahami oleh semua karyawan. Prosedur mungkin

benar atau salah, tetapi karena prosedur tersebut merupakan standar, biasanya diterapkan

secara konsisten. Dengan demikian, sebagian karyawan bersedia untuk membawa kasus

mereka ke ombudsman atau pejabat senior atau bahkan subkomite dewan direksi dan

membiarkan orang atau komite mengatur masalah ini. Begitu keputusan diambil, atau

kebijakan baru dibuat, sebagian besar karyawan bersedia mematuhinya karena mereka

merasa bahwa posisi alternatif mereka telah mendapat pemeriksaan yang adil.

Keadilan Distributif

Aristoteles (384-322 SM) mungkin menjadi orang pertama yang berpendapat

bahwa suatu hal yang setara harus diperlakukan sama dan suatu hal yang tidak setara harus

Page 24: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

diperlakukan berbeda sesuai dengan proporsi perbedaan relevan di antara mereka.

“Kemudian hal inilah yang merupakan keadilan – yang proporsional; yang tidak adil adalah

yang melanggar proporsi itu.” Anggapannya adalah bahwa semua orang adalah sama.

Namun demikian apabila seseorang ingin mengatakan bahwa dua orang tidak sama maka

beban pembuktiannya adalah menunjukkan bahwa, dalam situasi ini, mereka tidak setara

yang didasarkan pada kriteria yang relevan. Sebagai contoh, calon karyawan memakai kursi

roda tetapi dinyatakan mampu melaksanakan tugas normal. Apakah tidak etis (adil) jika

tidak mempekerjakan calon karywan itu apakah lebih etis untuk memberikan akses kursi

roda ke tempat kerja/ contoh lain adlaah upah yang sama untuk pekerjaan yang sama.

Setelah bertahun-tahun berlakunya diskriminasi secara terang-terangan, undang-undang

upah setara kini telah menjamin bahwa pria maupun wanita dibayar dengan upah yang

sama untuk pekerjaan yang sama.

Sebaliknya, apabila mereka tidak benar-benar sama maka mereka tidak harus

diperlakukan sama. Perbedaan upah hanya diperbolehkan jika mereka didasarkan pada

perbedaan nyata seperti pelatihan dan pengalaman, pendidikan, serta tingkat tanggung

jawab yang berbeda. Seorang pengacara baru tidak dibayar sebanyak partner senior yang

lebih berpengalaman dalam perusahaan. Meskipun mereka memiliki pelatihan formal

sekolah hukum yang sama, mitra yang lebih tua memiliki pengalaman yang lebih baik untuk

dijadikan bekal serta seharusnya mampu membuat keputusan lebih cepat, lebih baik, dan

yang lebih akurat daripada junior yang kurang berpengalaman.

Dalam keadaan distribusi terdapat kriteria utama untuk menentukan distribusi yang

adil yaitu kebutuhan, kesetaraan aritmatika, dan prestasi. Sistem pajak di negara maju

sebagian besar didasarkan pada kebutuhan. Keadilan distributif berbasis kebutuhan tidaklah

umum dalam lingkungan bisnis. Namun demikian, hal itu akan menjadi logis untuk proses

anggaran sebuah perusahaan, dimana harus didasarkan pada alokasi wajar sumber daya

langka agar tidak ada risiko penghambat motivasidari para eksekutif dan karyawan pada

disenfranchised unit.

Dalam lingkungan bisnis kesetaraan aritmatika dapat dianggap dilanggar ketika

sebuah perusahaan memiliki dua kelas saham yang mempunyai hak sama dengan dividen,

tetapi hak suara tidak sama, sehingga terjadi ketidaksetaraan hak untuk mengendalikan hak

aliran kas dua kelas saham tersebut. Banyak perusahaan di Jerman, kanada, Italia, Korea,

dan Brasil memiliki saham kelas ganda, dimana hak aliran kas tidak memilki hak control yang

Page 25: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

sama. Di Kanada, misalnya, saham kelas A biasanya memiliki sepuluh suara dan saham kelas

B hanya memiliki satu suara. Dengan cara ini, pemegang saham dapat memiliki katakanlah

54% dari hak kontorl melalui kepemilikan saham kelas A, sementara hanya 14% hak arus kas

berdasarkan jumlah saham kelas A dan B yang beredar. Pemegang saham sejenis kelas A

tersebut disebut pemegang saham pengendali minoritas, dan secara tidak adil mengambil

keuntungan dari para pemegang saham lainnya. Pemegang saham minoritas selau bisa

mengalahkan suara keberatan dari pemegang saham mayoritas.

Metode lain dalam distribusi adalah berdasarkan prestasi. Hal ini berarti bahwa

apabila salah satu individu berkontribusi lebih banyak pada proyek, maka individu tersebut

harus menerima sebagian besar manfaat dari individu tersebut. Contohnya antara lain

adalah upah berdasarkan prestasi dan pemegang saham preferen. Dalam contoh upah

berdasarkan prestasi, karyawan yang berkontribusi lebih banyak untuk kesejahteraan

perusahaan harus mendapat bagian dalam kemakmuran itu, seringkali dalam bentuk bonus.

Sayangnya, rencana berdasarkan prestasi tersebut mendorong direktur, para eksekutif, dan

karyawan untuk memalsukan peningkatan laba bersih agar mendapatkan bonus.

Keadilan sebagai Kewajaran

Salah satu masalah dalam mendistribusikan keadlilan adalah bahwa alokasi mungkin

bisa tidak merata. Filsuf Amerika John Rawls (1921-2002) mencoba mengatasi

permasalahan ini dengan mengembangkan teori keadilan sebagai kesetaraan. Dalam The

Theory of Justice, ia menyajikan sebuah argument didasarkan pada posisi klasik kepentingan

pribadi dan kemandirian. Prinsip-prinsip yang menentukan alokasi yang merata di antara

para anggota masyarakat adalah prinsip-prinsip keadilan. “Prinsip keadilan yang saya ambil

untuk didefinisikan, kemudian, dengan peran prinsip-prinsip tersebut dalam menetapkan

hak dan kewajiban dan dalam menentukan pembagian keuntungan sosial yang sesuai”.

(John Rawls, 1971)

Rawls berpendapat bahwa pada keadaan awal hipotesis orang akan menyetujui dua

prinsip, yaitu bakwa harus ada kesetaraan dalam pengalihan hak-hak dasar dan kewajiban

serta bahwa kesetaraan sosial dan ekonomi harus bermanfaat bagi anggota masyarakat

termiskin (Prinsip perbedaan – Difference Principle) dan bahwa akses ke ketidaksetaraan ini

harus terbuka unutk semua orang (fair equality of opportunity).

Page 26: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

Dalam hal ini Rawls tidak setuju dengan ulilitarianisme karena prinsip tersebut

mungkin menghitung dan menganggap siyuasi tidak adil dapat diterima. Ia memberikan

contoh bahwa pemilik budak mungkin berpendapat bahwa mengingat struktur

masyarakatnya, perbudakan adalah lembaga penting karena rasa sakit untuk budaj mungkin

tidak lebih besar daripada utilitas yang berasal dari pemilik budak karena kenerdaan si

budak. Namun, perbudakan adalah salah, bukan karena tidak adil, tetapi karena tidak

setara.

2.2.4. Etika Kebajikan – Meneliti Kebajikan yang Diharapkan

Dalam The Nicomachean Ethics, Aristoteles (384-322 SM) berpikir bahwa tujuan

hidup adalah kebahagian atau kegiatan jiwa. Sekarang, kebajikan adalah karakter dari jiwa

yang ditunjukkan hanya dalam tindakan sukarela, yaitu, dalam tindakan-tindakan yang

dipilih secara bebas setelah musyawarah. Jadi, kita menjadi mulia karena sering melakukan

tindakan kebajikan. Namun, Aristoteles juga merasa bahwa ada kebutuhan untuk

pendidikan etika sehingga orang akan tahu tindakan apa yang berbudi luhur. Aristoteles

berpikir bahwa kita dapat memahami dan mengidentifikasi kabajikan dengan mengatur

karakteristik manusia pada tiga hal, dua hal diantaranya adalah menjadi jahat dan yang

tengah menjadi baik. Menurutnya kebajikan adalah golden mean, yaitu jalan di antara

posisi ekstrem yang akan bervariasi bergantung pada keadaan.

Etika moralitas berfokus pada karakter moral dari pembuat keputusan daripada

konsekuensi tindakan (utilitarianisme) atau motivasi dari pembuat keputusan (dentologi).

Hal ini mengadopsi pendekatan yang lebih menyeluruh untuk memahami etika perilaku

manusia. Hal ini mengakui bahwa ada banyak aspek dari kepribadian kita. Kepribadian kita

memiliki banyak segi dan perilaku kita cukup kensisten. Meskipun kita semua memiliki

banyak kebajika, dan serinh kali sama, kita menunjukannya dalam derajat yang berbeda-

beda, meskipun situasinya sama. Dalam lingkungan bisnis, etika kebajikan mengabaikan

gagasan bahwa eksekutif mengenakan dua topi, satu topi yang mewakili nilai-nilai pribadi

dan yang lainnya mewakili nilai-nilai perusahaan, dan percaya bahwa eksekutif hanya bisa

memakai satu topi pada satu waktu.

Kelemahan Etika Kebajikan

Page 27: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

Ada dua masalah yang berkaitan dengan etika kebajikan. Apa saja kebajikan yang

harus dimiliki oleh pelaku bisnis, dan bagaimana kebajikan ditunjukkan dalam tempat kerja?

Sebuah kunci kebajikan dalam bisnis adalah integritas. Integritas melibatkan sifat jujur dan

terhormat. Hal tersebut berarti perusahaan harus konsisten dengan prinsip-prinsipnya

dalam bertindak. Hal ini ditunjukkan dengan tidak mengorbankan nilai-nilai inti bahkan

ketika ada tekanan kuat untuk melakukannya. Contohnya adalah pertimbangan kasus

pengumpulan dana oleh organisasi nirlaba. Mereka tidak menerima sumbangan dari

individu dan organisasi yang memiliki nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai inti

perusahaan mereka.

Ditingkat individu, masalah dengan etika kebajikan adalah bahwa kita tidak dapat

menyusun daftar panjang dari kebajikan. Selanjutnya, kebajikan mungkin hanya terjadi pada

satu waktu tertentu. Seorang akuntan public mungkin perlu keberanian saat menceritakan

pada CEO bahwa kebijakan akuntansinya tidak mengakibatkan penyajian laporan keuangan

perusahaannya menjadi wajar. Seorang CEO membutuhan keterusterangan dan kebenaran

saat menjelaskan sebuah potensi permapingan pada karyawan perusahaan dan orang-orang

yang hidup dalam masyarakat yang akan terpengaruh oleh penutupan pabrik. Banyak hal

dalam daftar yang mungkin saling berkontradiksi dalam keadaan tertentu.

2.2.5. Imajinasi Moral

Siswa sekolah bisnis dilatih untuk menjadi manajer bisnis, dan manajer bisnis

diharapkan dapat membantu keputusan yang sulit. Manajer harus kreatif dan berinovasi

dalam solusi sehingga bisa membantu memecahkan masalah bisnis praktis. Mereka hgarus

benar-benar kreatif ketika menyangkut masalah etika. Para manajer harus menggunakan

imajinasi moral mereka untuk mementukan alternative etika yang sama-sama

menguntungkan. Artinya, keputusan haruslah berdampak baik untuk individu, baik bagi

perusahaan maupun bagi masyarakat.

2.2.6. Teori Etika Teonom

Pada dasarnya setiap teori etika yang ada memiliki kesamaan, kesamaan tersebut

terletak pada kajian aspek moralitas, dimana moralitas hanya dikaji berdasarkan proses

Page 28: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

penalaran manusia tanpa ada yang mengakui atau mengaitkannya dengan kekuatan tak

terbatas (Tuhan). Dalam teori etikanya, walaupun Kant mencoba mengungkapkan bahwa

ada kewajiban yang bersifat mutlak, namun ia mengatakan bahwa manusia harus

mengikuto kewajiban moral tersebut demi kewajiban itu sendiri, bukan karena adanya

tujuan, terlebih lagi karena hal-hal yang bersifat ilahi.

Peschke S.V.D (2003) mengungkapkan keterbatasan akan teori-teori yang telah ada,

dimana mereka tidak mengakui adanya kekuatan tak terbatas yaitu kekuatan Tuhan yang

ada dibelakang semua hakikat keberadaan alam semesta ini. Oleh karena itu mereka keliru

menafsirkan tujuan hidup manusia bukan hanya untuk memperoleh kebahagiaan yang

bersifat duniawi saja.

Teori etika otonom merupakan salah satu teori yang dilandasi oleh filsafat Kristen.

Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh

kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap

baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila

tidak mengikuti aturan-aturan Allah sebagaimana telah dituangkan dalam kitab suci.

Ada empat persamaan fundamental filsafat etika semua agama, yaitu:

a. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi selain tujuan

hidup di dunia. Hindu menyebutnya moksa, Budha menyebutnya nirwana, Islam

menyebutkan akhirat, dan Kristen menyebutnya surge. Semua mengakui adanya

eksistensi nonduniawi yang menjadi tujuan akhir umat manusia.

b. Semua agama mengakui adanya Tuhan dan semua agama mengakui adanya kekuatan

tak terbatas yang mengatur alam semesta ini.

c. Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia di dunia, tetapi

juga sebagi salah satu syarat mutlak untuk mencapai tujuan akhir umat manusia.

d. Semua agama memiliki ajaran moral yang bersumber dari kitab suci masing-masing.

Ada prinsip-prinsip etika yang bersifat universal dan bersifat mutlak yang dijumpai

disemua agama, tetapi ada juga yang bersifat spesifik dan hanya ada pada agama

tertentu saja.

Setiap teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat diperlukan

untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak. Kelemahan teori etika Kant terletak

pada adanya pengabaian tujuan mutlak walaupun ia memperkenalkan etika kewajiban

mutlak. Bila pemikiran etika hanya dikaitkan dengan tujuan manusia yang berorientasi

Page 29: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

duniawi yang bersifat terbatas maka akan tampak bahwa ajaran moral etika tersebut akan

selalu bersifat relatif. Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila moralitas itu dikaitkan

dengan tujuan tertinggi manusia. Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat

diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak melampaui

tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.

Terlepas dari manusia mengakui adanya Tuhan atau tidak, setiap manusia telah

diberikan Tuhan potensi kecerdasan tak terbatas yang melampaui kecerdasan rasional.

Tujuan tertinggi umat manusia hanya dapat dicapai apabila potensi kecerdasan tak terbatas

ini dimanfaatkan.

2.2.7. Egoisme

Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme

yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang

menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri

(selfish). menurut teori ini oreang boleh saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat

luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan tersebut hanyalah sebuah ilusi. Pada

pada kenyataannya setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri. jadi menurut teori ini,

tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruism yaitu suatu tindakan yang peduli

pada orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan

kepentingan dirinya.

Sedangkan egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri

(self-interest). Perbedaan egoisme psikologis dengan egoisme etis adalah pada akibatnya

terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan cirri mengabaikan atau

merugikan kepentingan orabg lain, sedangkan tindakan mementingkan diri tidak selalu

merugikan kepentingan orang lain. Paham egoisme psikologis dilandasi oleh keutamaan

sehingga tidak dapat dikatan tindakan tersebut bersifat etis.

Pokok-pokok pandangan egoisme etis diantaranya:

a. Egoisme etis tidak mangatakan bahwa orang harus membela kepentingan sendiri

maupun kepentingan orang lain.

b. Egoisme etis hanya nerkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela

kepentingan diri.

Page 30: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

c. Menurut paham Egoisme etis, tindakan meolong orang lain dianggap sebagai tindakan

untuk menolong diri sendiri karena mngkin saja kepentingan orang lain tersebut

bertautan dengan kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya

juga dalam rangka memenuhi kepentingan diri.

d. Inti dari paham Egoisme etis adalah bahwa jika ada tindakan yang menguntungkan

orang lain, maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat

tindakan itu benar, yang membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa

tindakan itu mrnguntungkan diri sendiri.

Alasan yang mendukung teori Egoisme etis, antara lain:

a. Argument bahwa alturisme adalah tindakan menghancurkan diri sendiri. tindakan

peduli terhadap orang lain merupakan gangguan ofensif bagi diri sendiri.

b. Pandangan tentang kepentingan diri adalah pandangan yang paling sesuai dengan

moralitas akal sehat. Pada akhirnya semua tindakan dapat dijelaskan dari prinsip

fundamental kepentingan diri.

Alasan menentang teori Egoisme etis, diantaranya:

a. Egoisme etis tidak mampu memecahkan konflik-konflik kepentingan. Kita memerlukan

aturan moral karena dalam kenyataannya seringkali dijumpai kepentingan-kepentingan

yang bertabrakan.

b. Egoisme etis bersifat sewenang-wenang. Misalnya, dalam satu keadaan di mana

kepentinganku, agamaku, sukuku, atau negaraku berbeda dengan kepentingannya,

agamanya, sukunya, atau negaranya, maka menurut paham ini tetntu yang diutamakan

adalah kepentinganku, agamaku, sukuku, atau negaraku.

2.3. Etika Abad ke-20

Untuk memperkaya pemahaman tentang berbagai teori etika dan pemikiran moral yang

terus berkembang, di bawah ini dijelaskan esensi dari beberapa pemikiran moral yang berpengaruh

yang muncul pada abad ke-20 sebagai tambahan atas bebera[a paham/teori etika yang telah

diuraikan sebelumnya. Ringkasan ini diambil dari buku Etika Abad Kedua puluh karangan Fransz

Magnis-Suseno (2006).

2.3.1. Arti Kata “Baik” Menurut George Edward Moore

Page 31: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

Kata baik adalah kunci dari moralitas namun Moore merasa heran tidak satu pun etikawan

yang berbicara tentang kata baik tersebut, sekan-akan hal itu sudah jelas dengan sendirinya.

Menurut Moore, di sinilah letak permasalahannya sehingga terdapat kekacauan dalam menafsirkan

kata baik tersebut. Ada banyak penafsiran tentang sesuatu yang dianggap bak. Sebagaimana telah

diuraikan di depan, ada yang menafsirkan kata baik sebagai nikmat (kaum hedonis), memenuhi

keinginan individu (etika egoisme, etika psikologis), memenuhi kepentingan orang banyak (etika

utilitarianisme), memenuhi kehendak Allah (etika teonom), dan bahkan ada yang mengatakan kata

baik tidak mempunyai arti. Ini tidak mengherankan karena menurut Moore untuk menghindari

kekacauan definisi, seharusnya dimulai dengan pertanyaan paling mendasar: apakah kata baik dapat

didefinisikan atau tidak? anggapan inti Moore sangat sederhana bahwa kata baik tidak dapat

didefinisikan, sama seperti kata kuning yang tidak bisa didefinisikan lagi. Walaupun kita telah

mengumpulkan berbagai fakta, benda, atau sesuatu yang berwarna kuning, fakta ini tetap tidak

dapat dipakai untuk menyimpulkan definisi kuning itu sendiri. Alasannya karena kedua istilah itu –

kuning, baik, dan seperti banyak istilah lain – mempunyai sifat primer. Suatu kata tidak dapat

didefinisikan jika kata tersebut tidak lagi terdiri atas bagian-bagian sehingga tidak dapat dianalisis.

Berdasarkan penjelasan ini, menurut Moore kata baik tidak dapat didefinisikan. Baik adalah baik,

titik. Setiap usaha untuk mendefinsikannya akan selalu menimbulkan kerancuan.

2.3.2. Tatanan Nilai Max Scheller

Scheller sebenarnya membantah anggapan teori imperative category Immanuel Kant

yang mengatakan bahwa hakikat moralitas terdiri atas kehendak untuk memnuhi kewajiban

karena kewajiban itu sendiri. Kewajiban bukanlah unsur primer, melainkan mnegikuti apa

yang bernilai. Manusia wajib memenuhi sesuatu untuk mencapai sesuatu yang baik dan

yang baik itu adalah nilai. Jadi inti dari tindakan moral adalah tujuan merealisasikan nilai-

nilai dan bukan asal memenuhi kewajiban saja.

Nilai-nilai bersifat material dan apriori. Material di sini buakn dalam arti ada kaitan

dengan materi tetapi sebagai lawan dari kata formal. Kedua istilah ini sering diapakai dalam

konteks ilmu hukum. Bersifat apriori artinya kebernilaian suatu nilai tersebut mendahului

segala pengalaman. Misalnya untuk mengetahui suatu makanan enak atau tidak memang

hanya dicoba dan diperoleh melalui pengalaman memakan langsung makanan tersebut.

Akan tetapi jika sesuatu yang enak itu merupakan sesuatu yang sudah positif/pasti maka

nilai tersebut dikatakan telah diketahui lebih dahulu tanpa dicoba (apriori).

Page 32: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

Menurut Scheller ada empat gugus nilai yang masing-masing mandiri dan berbeda

antara satu dengan yang lain, yaitu: (1) nilai-nilai sekitar enak dan tidak enak, (2) nilai-nilai

vital, (3) nilai-nilai rohani murni, (4) nilai-nilai sekitar roh kudus.

2.3.3. Etika Situasi Joseph Fletcher

Joseph Fletcher termasuk tokoh yang menentang adanya prinsip-prinsip etika yang

bersifat mutlak. Ia berpendapat bahwa setiap kebijakan moral selalu bergantung pada

situasi konkret. Sesuatu ketika berada dalam situasi tertentu bisa jadi baik dan tepat tetapi

ketika berada dalam situasi yang lain bisa jadi salah dan jelek. Norma-norma umum tidak

pernah berlaku begitu saja karena norma-norma itu hanya mengikat apabila tuntutan

situasi, hal-hal yang wajib dilakukan tidak dapat diketahui. Itulah sebabnya, moralitas hanya

dapat dipahami dalam situasi konkret – padahal, situasi konkret tidak selalu sama –

sehingga etika Fletcher sering disebut etika situasi.

2.3.4. Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch

Iris Murdoch mengamati bahwa teori-teori pasca-Kant yang memusatkan perhatiannya

kepada kehendak bebas tidak mengenai sasaran. Menurut Murdoch, yang khas dari teori-

teori etika pasca-Kant adalah bahwa nila-nilai moral dibuang dari dunia nyata. Teori

Murdoch menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang menciptakan nilai melainkan

kemampuan untuk melihat dengan penuh kasiih dan adil. Hanya pandangan yang penuh

kasih dan adil yang menghasilkan pengertian yang betul-betul benar.

2.3.5. Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederick Skinner

Teori Skinner mengenai pengelolaan keyakinan dimulai dari pengamatannya bahwa

dalam ilmu fisik dan ilmu hayat, manusia telah mencapai kemajuan luar biasa dalam dua

ribu terakhir. Akan tetapi anehnya untuk menemukan bagaimana manusia harusnya

bertindak, ilmu etika sekarang ini tidak maju jauh dari apa yang dikemukakan oleh Plato dan

Aristoteles. Skinner mengatakan bahwa pendekatan filsafat tradisional dan ilmu manusia

tidak memadai sehingga yang diperlukan bukanlah ilmu etika tetapi sebuah teknologi

kelakuan. Ia mengacu pada lmu kelakuan sederhana yang dikembangkan oleh Pavlov. Ide

dasar Skinner adalah menemukan teknologi/cara untuk mengubah perilaku. Apabila kita

Page 33: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

dapat merekayasa kondisi-kondisi kehidupan seseorang maka kita dapat merekayasa

kelakuannya.

Mengapa pengaruh lingkungan terhadap kelakuan manusia tidak diperhatikan?

Menurut Skinner, hal tersebut karena filsafat dan ilmu-ilmu manusia lainnya hanya

memfokuskan perhatiannya pada inner state (keadaaan batin manusia). Yang dimaksud

dengan keadaan batin di sini adalah kesadaran manusia, pikiran, kehendak, perasaan,

maksud, cita-cita, sasaran, dan tujuan-tujuannya, serta kehendak bebas dari dalam diri

manusia itu sendiri. Intinya, inner state saja tidak cukup untuk mengubah tingkah laku. Perlu

ada rekayasa atas kondisi-kondisi kehidupan yang berasal dari luar diri manusia itu untuk

mengubah kelakuannya.

2.3.6. Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas

Jonas mengamati bahwa walaupun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

membawa kemajuan, tetapi kemajuan tersebut juga menimbulkan masalah baru berupa

ancaman kelanjutan kehidupan umat manusia – bahkan kelanjutan kehidupan di bumi. Etika

tradisional hanya memperhatikan akibat tindakan manusia dalam lingkungan dekat dan

sesaat. Etika macam ini tidak dapat lagi menghadapi ancaman global kehidupan manusia

dan smeua kehidupan di dunia ini. Oleh karena itu, Jonas menekankan pentingnya dirancang

etika baru yang berfokus pada tanggung jawab. Intinya adalah kewajiban manusia untuk

bertanggung jawab atas keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa depan.

2.4. Praktik Pengambilan Keputusan Etis

2.4.1. Pemaparan Kasus

Pos Indonesia Enggan Kerjasama dengan Banyak Bank

Dalam kerjasama dengan pihak perbankan, PT Pos Indonesia memilih tidak ingin

bekerjasama dengan

banyak bank. Direktur

Utama PT Pos

Indonesia Budi

Page 34: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

Setiawan mengatakan, untuk channeling, perseroan mengaku perseroan lebih senang

bekerjasama secara optimal dengan satu bank saja.

Budi menjelaskan dalam kerjasama dengan perbankan, perseroan

mempertimbangkan target pasar yang disasar kedua belah pihak. Ini agar kedua belah pihak

dapat bersama-sama mengembangkan segmen pasar tersebut. "Kami kerjasama dengan

bank itu lebih ke market yang mau disasar. Market PT Pos hanya C dan D ke bawah. A dan B

tidak, sehingga kita hanya bekerjasama dengan satu bank yang segmennya hampir sama

dengan kita," kata Budi di Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Lebih lanjut Budi menjelaskan, Pos Indonesia tak mau bekerjasama dengan banyak

bank. Dengan bekerjasama hanya dengan satu bank, pekerjaan dan pelayanan dapat lebih

efektif dan optimal. "Tidak mau kerjasama dengan banyak bank. Toh market-nya juga sama

Lebih baik satu tapi maksimal. Kalau kebanyakan nanti takut kanibalisme. Dengan satu bank,

kita bisa sama-sama mengembangkan market dan apa yang bisa dioptimalkan layanan

nasabah," jelasnya.

Budi mengungkapkan, channeling merupakan salah satu pos perseroan dalam sektor

jasa keuangan. Selain itu, layanan jasa keuangan Pos Indonesia meliputi Pos Pay yang

melayani pembayaran tagihan seperti listrik, air, kredit pembiayaan dan sejenis, transfer

uang dan remitansi, dan distribusi keuangan seperti misalnya dana pensiun. "Untuk

bank channeling kami kerjasama dengan BTN. Salah satunya untuk menyalurkan kredit dan

produk tabungan," jelas Budi.1

2.4.2. Analisa Kasus

Analisis PT Pos Indonesia

Etikalitas dari keputusan kerja sama perbankan untuk produk keuangan dapat

dianalisis menggunakan teori etika yang berbeda dengan kesimpulan yang bisa

berbeda antarteori. Teori-teori etika membantu membingkai pertanyaan dan teori-

teori tersebut membantu dalam menyoroti aspek kasus yang mungkin diabaikan jika

kasus tersebut dianalsisi dalam istilah ekonomi murni. Teori-teori juga dapat

membantu dalam menjelaskan dan membela pilihan yang akhirnya Anda pilih.

1

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/02/20/1521581/Pos.Indonesia.Enggan.Kerjasama.dengan.Banyak.Bank (diakses hari Rabu, 26 Februari 2014)

Page 35: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

Namun pada akhirnya Anda harus memiliki keberanian atas keyakinan Anda dan

membuat pilihan itu.

Utilitarianisme

Utilitarianisme berpendapat bahwa alternatif etika terbaik adalah salah satu yang

akan menghasilkan jumlah kesenangan berrsih terbesar kepada khalayak luas

sebagai pemangku kepentingan relevan. Dalam hal ini, kesenangan dapat diukur

dalam bentuk kepuasan pelanggan. PT Pos Indonesia sebagai perusahaan yang

memiliki pertimbangan bisnis dalam setiap keputusannya memiliki beberapa pilihan

dalam menawarkan produk keuangan kepada masyarakat umum sebagai konsumen

mereka.

Pilihan yang dapat diambil PT Pos Indonesia secara umum ada dua yaitu (1)

bekerja sama dengan satu satu bank, (2) bekerja sama dengan banyak bank. Kedua

pilihan tentu memiliki kemungkinan konsekuensi yang berbeda dalam hal kepuasan

pelanggan. Ini tidak terlepas dari kriteria etis yang melatarbelakangi teori

utilitarianisme yaitu memberi manfaat/kegunaan bagi banyak orang. Apabila bekerja

sama hanya dengan satu bank, maka kemungkinan masyarakat yang terjangkau

sangat terbatas sebab hanya mereka yang memiliki rekening di bank tersebut.

Meskipun sekarang sudah ada layanan semacam ATM bersama atau transfer

antarbank namun tetap saja akan berbeda apabila memakai bank yang menjadi

tempat tabungan kita.

Sedangkan bila PT Pos Indonesia mengambil pilihan bekerja sama dengan

banyak bank sepertinya akan lebih banyak kalangan masyarakat yang akan

terakomodasi. Itu berarti nilai kepuasan mayarakat cenderung meningkat

dibandingkan bila hanya menggunakan satu bank. Namun perlu diingat bahwa

utilitarianisme mengharuskan Anda memeriksa konsekuensi dari seluruh pemangku

kepentingan (stakeholders) yang tepengaruh oleh pengambilan keputusan. Selain

masyarakat umum selaku pengguna maka terdapat para manajer bank dan seluruh

pegawai bank yang akan terpengaruh.

Apabila PT Pos Indonesia bekerjasama dengan banyak Bank maka profit dan

keuntungan operasional yang muncul tidak hanya diperoleh oleh satu Bank namun

seluruh Bank yang melakukan kerjasama dengan PT Pos Indonesia. oleh karena itu

Page 36: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

dari perspektif Utilitarian, sebaiknya PT Pos Indonesia bekerja sama dengan banyak

bank dalam pelayanan produk keuangannya agar semakin besar kuantitas kepuasan

para masyarakat.

Deontologi

Deontologi melihat pada motivasi pembuat keputusan dan bukan konsekuensi dari

keputusan tersebut. Apakah bagi sebuah perusahaan untuk bekerja dengan optimal

maka harus membatasi jumlah pihak yang bekerja sama? PT Pos Indonesia memilih

hanya satu bank sebagai partner untuk memberikan pelayanan channeling, salah

satu pos perseroan dalam sektor jasa keuangan seperti untuk menyalurkan kredit

dan produk tabungan, dengan alasan ingin mengembangkan segmen pasar yang

sama.

Lebih lanjut, Direktur Utama PT Pos Indonesia Budi Setiawan mengatakan,

dengan bekerjasama hanya dengan satu bank, pekerjaan dan pelayanan dapat lebih

efektif dan optimal. Selain itu plihan ii juga untuk menghindari persaingan yang tidak

sehat antarbank, atau dalam istilah Budi kanibalisme. Dari argumentasi Budi, PT Pos

Indonesia telah mengambil keputusan yang terbaik dengan hanya memilih bekerja

sama dengan satu bank. Sebab bila perusahaan tetap memilih banyak Bank untuk

bekerja sama, dikhawatirkan pelayanan yang dilakukan justru kurang optimal dan

merugikan perusahaan karena pendapatan yang menurun.

Dari perspektif deontologi, maka memang seharusnya perusahaan hanya

bekerja sama dengan satu Bank sembari bersama-sama mengembangkan segmen

pasar tertentu sehingga kinerja PT Pos Indonesia dapat optimal. Perspektif

deontologis tidak mementingkan konsekuensi. Hal yang penting adalah bahwa

keputusan dibuat untuk alasan yang tepat. Fakta bahwa pelanggan mungkin saja

merasa keberatan karena harus menggunakan satu Bank tertentu yang dipilih oleh

PT Pos Indonesia menjadi tidak relevan.

Keadilan dan Kewajaran

Keadilan distributif berpendapat bahwa yang setara harus diperlakukan sama dan

yang tidak setara harus diperlakukan tidak sama sesuai dengan ketidaksetaraan dan

perbedaan yang relevan. Apakah semua Bank sama? Hal ini akan bergantung pada

Page 37: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

dasar apa yang dipakai untuk menentukan perbedaan dan kesamaan antarbank.

Apabila melihat dari struktur dan karakteristik operasionalnya maka tidak akan

ditemukan perbedaan yang cukup signifikan antara satu bank dengan bank yang

lainnya sehingga PT Pos Indonesia mungkin tidak perlu membatasi Bank yang

dijadikan partner untuk produk channeling. Dengan kata lain, mereka harus

diperlakukan sama. Hal ini berarti bahwa sebuah bisnis tidak ingin mengasingkan

salah satu basis pelanggan dalam industri perbankan.

Namun apabila dasar yang dipilih oleh PT Pos Indonesia adalah segmen dan

target pasar maka sangat mungkin akan terdapat perbedaan antara satu bank

dengan bank yang lain. Hal yang sama menjadi pertimbangan Dirut PT Pos Indonesia

untuk bekerja sama dengan satu bank yang segmennya hampir sama dengan PT Pos

Indonesia.

Etika Kebajikan

Etika kebijakan berfokus pada karakter moral dari pembuat keputusan. Nilai-nilai

apakah yang diinginkan Direktur Utama Budi Setiawan untuk diproyeksikan oleh

perusahaannya, dalam hal ini PT Pos Indonesia?

Ditinjau dari keputusan perusahaan yang hanya bekerja sama dengan satu

Bank saja, maka masyarakat mungkin saja menginterpretasikan aksi korporasi

tersebut sebagai keegoisan dan pragmatisme bisnis PT Pos Indonesia yang semata-

mata mengejar keuntungan bisnis. Padahal apabila PT Pos Indonesia mau menerima

lebih banyak Bank sebagai partner penyaluran kredit dan produk tabungan maka

lebih banyak kalangan masyarakat yang terakomodasi untuk mengakses layanan

tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak Bank yang bekerja sama dengan PT Pos

Indonesia maka akan semakin banyak jumlah masyarakat yang “tertolong” dan

semakin banyak pula Bank yang akan memperoleh keuntungan dari produk

keuangan tersebut.

Imajinasi Moral atau Taktik Perusahaan?

Imajinasi moral berarti datang dengan sebuah solusi konservaif dan inovatif untuk

suatu dilema etika. PT Pos Indonesia membutuhkan sebuah perbankan untuk bekerja

sama dalam penyediaan produk channeling. Apakah membatasi hanya satu Bank

Page 38: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

sebagai partner merupakan sebuah contoh imajinasi moral atau apakah itu hanya

taktik pemasaran?

Ditinjau dari pernyataan Dirut PT Pos Indonesia Budi Setiawan berikut

"Tidak mau kerjasama dengan banyak bank. Toh market-nya juga sama Lebih baik

satu tapi maksimal. Kalau kebanyakan nanti takut kanibalisme. Dengan satu bank,

kita bisa sama-sama mengembangkan market dan apa yang bisa dioptimalkan

layanan nasabah," maka keputusan yang diambil oleh PT Pos Indonesia adalah murni

bisnis demi optimalisasi kinerja perusahaan.

Page 39: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mengulas berbagai filosofi, konsep mengenai nilai-nilai kebaikan,

moral, dan etika serta mengupas pokok-pokok pikiran dari berbagai macam teori

etika yang berkembang, maka dapat dirangkum beberapa hal sebagai berikut:

a) Tampaknya saat ini telah muncul beragam paham/teori etika, di mana

masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang cukup

berpengaruh. Teori satu dipertentangkan dengan teori lainnya.

b) Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, pola

pikir, atau pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.

c) Hampir semua teori etika yang ada didasarkan atas paradigma tidak utuh

tentang hakikat manusia, artinya setiap teori hanya ditinjau dari proses

penalaran berdasarkan potongan-potongan terpisah dan terbatas dalam

melihat makna atau tujuan hidup manusia.

d) Semua teori yang seolah-olah saling bertentangan tersebut sebenarnya tidak

lah bertentangan . bila dilihat secara sepotong-potong memang terkesan ada

pertentangan antara teori satu dengan yang lain. Namun bila dilihat dari

suatu proses evolusi kesadaran diri, semua teori yang ada menjelaskan

tahapan-tahapan moralitas sejalan dengan pertumbuhan tingkat kesadaran

diri seseorang.

3.2 Saran

Dari diskusi yang telah kami lakukan maka ada beberapa hasil yang mampu

disarankan mengenai etika dalam bisnis:

a) Kita perlu memahami secara komprehensif mengenai berbagai teori etika

yang ada untuk melakukan perbandingan sebab tidak ada teori yang paling

benar sampai saat ini.

Page 40: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

b) Memasukkan dan mempertahankan Mata Kuliah Etika Profesional Akuntan

dalam kurikulum program studi akuntansi.

c) Perlu bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Ikatan Akuntan Publik Indonesia

(IAPI) selakau organ isasi profesi untuk mengembangkan penerapan etika ini

dalam praktik pengambilan keputusan etis perusahaan

Page 41: KATA PENGANTAR - sjifa.files. · PDF filemerupakan laporan tertulis dari kelompok Etika Profesi Akuntansi Code of Conduct Jurusan ... Memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Akuntan

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. Dan C. Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi, Tantangan

Membangun Manusia Seutuhnya. Salemba Empat, Jakarta.

Ludigdo, U. 2007. Paradoks Etika Akuntan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta