KATA PENGANTAR...Laporan Kinerja (LKj) Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Tahun 2019. Penyusunan...

81

Transcript of KATA PENGANTAR...Laporan Kinerja (LKj) Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Tahun 2019. Penyusunan...

  • i

    Segala puji dan syukur kita panjatkan

    kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

    karena berkat rahmat-Nya kita dapat menyusun

    Laporan Kinerja (LKj) Komisi Pemilihan Umum

    Kota Pontianak Tahun 2019. Penyusunan

    Laporan Kinerja (LK) ini didasarkan melalui

    analisis terhadap pencapaian dan realisasi

    kinerja sasaran yang dilakukan dikaitkan dengan

    perencanaan strategis yang tertuang dalam

    Renstra, Indikator Kinerja Utama dan Penetapan

    Kinerja Tahun 2019. Laporan kinerja ini

    merupakan bentuk pertanggungjawaban atas

    semua kegiatan yang dilakukan guna mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian

    sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2019.

    Pada tahun 2019 KPU Kota Pontianak melaksanakan untuk pertama kalinya

    Pemilihan Umum Serentak Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

    Banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh KPU Kota Pontianak, namun KPU

    Kota Pontianak berhasil menghadapi dan menjawab tantangan tersebut dengan

    suksesnya penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

    yang aman dan berkualitas di Kota Pontianak. Hal tersebut tidak lepas dari dukungan dan

    sinergi dari Komisioner KPU Kota Pontianak dan Sekretariat KPU Kota Pontianak

    bersama pihak – pihak terkait yaitu Pemerintah Kota Pontianak, Kepolisian Resort Kota

    Pontianak, Komando Distrik Militer 1207/Kota Pontianak, DPRD Kota Pontianak, Bawaslu

    Kota Pontianak, Partai Politik, Civitas Akademika, NGO/LSM, Ormas, Komunitas, Media

    Massa dan Masyarakat serta organisasi – organisasi atau komunitas yang aktif

    memperjuangkan hak – hak kaum disabilitas dan marginal dalam Pemilu.

    Selain itu KPU Kota Pontianak juga berhasil menorehkan prestasi dengan meraih

    beberapa penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat dibeberapa katagori dan

    penghargaan dari KPPN Pontianak.

    KATA PENGANTAR

  • ii

    Hasil kinerja KPU Kota Pontianak yang berorientasi pada output maupun outcome

    diharapkan dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan peran kelembagaan dan

    peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas kinerja seluruh jajaran pejabat dan

    pelaksana di lingkungan KPU Kota Pontianak pada tahun tahun selanjutnya, sehingga

    dapat mendukung kinerja KPU Kota Pontianak secara keseluruhan dalam mewujudkan

    penyelenggaraan pemilihan yang berkualitas, penyelenggara yang berintegritas dan

    lembaga penyelenggara pemilu yang handal.

    Pontianak, Januari 2020 KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

    KOTA PONTIANAK,

    DENI NULIADI

  • iii

    KPU merupakan organisasi yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Laporan

    Kinerja (LKj) ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban KPU Kota Pontianak kepada

    publik dalam mencapai sasaran strategis, visi dan misi. KPU Kota Pontianak telah

    menetapkan 2 (dua) sasaran strategis sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Tahun

    2015 – 2019, dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis

    capaian kinerja, dapat dikatakan semua target terpenuhi sesuai dengan rencana yang

    telah ditetapkan.

    Pencapaian target indikator kinerja KPU Kota Pontianak dalam penyelenggaran

    Pemilu Tahun 2019 di tandai dengan peningkatan kualitas dalam daftar pemilih, tingkat

    partisipasi dan sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU Kota Pontianak. Secara

    umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1

    Tabel 1 Capaian Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    INDIKATOR KINERJA

    KINERJA

    TARGET %

    REALISASI %

    % CAPAIAN

    (1) (2) (3) (4)

    Sasaran 1 : Terlaksananya Pemilu/Pemilihan yang aman, jujur dan adil

    Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu

    3 0 100

    Opini BPK atas LHP WTP 0* 0*

    Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan

    Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan Oleh KPU

    86 100 116

    Keterangan : *KPU RI belum mendapatkan opini atas LHP tahun 2019

    Pada tahun 2019, KPU Kota Pontianak mendapatkan pagu awal anggaran sebesar

    Rp. 24.049.833.000. KPU Kota Pontianak mengalami 9 (Sembilan) kali revisi anggaran

    dan pagu anggaran revisi terakhir sebesar Rp. 25.816.026.000 dengan realisasi anggaran

    sebesar Rp. 25.751.745.454 atau sebesar 99,75%.

    RINGKASAN EKSEKUTIF

  • iv

    KPU Kota Pontianak menyelenggarakan Pemilihan Umum Anggota Dewan DPR,

    DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

    Presiden Tahun 2019. Beberapa tahapan penyelenggaran telah dilaksanakan pada tahun

    2018. Tahapan Pemilihan Umum 2019 yang dilaksanakan oleh KPU Kota Pontianak pada

    tahun 2019 yaitu:

    1. Sosialisasi Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota

    serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019

    2. Pemutakhiran dan Penyusunan Daftar Pemilih

    a. Penyusunan dan Rekapitulasi DPTb Pemilu 2019 Kota Pontianak

    b. Pemasukkan data DPK Pemilu 2019

    3. Pengadaan dan pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019

    (logistik pemilu)

    4. Pelaksanaan kampanye

    5. Pelaporan audit dana kampanye

    6. Pemungutan dan penghitungan suara Pemilu tahun 2019

    7. Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Tahun 2019

    8. Penyelesaian sengkata hasil pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD

    Kabupaten/Kota serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

    9. Menetapkan peroleh kursi dan calon terpilih

    Capaian tersebut tidak lepas dari upaya seluruh jajaran Komisioner KPU Kota

    Pontianak dan sekretariat di KPU Kota Pontianak yang senantiasa konsisten dalam

    pelaksanaan kinerjanya. Apresiasi terhadap capaian kinerja KPU Kota Pontianak di Tahun

    2019 tercermin dari beberapa penghargaan dan prestasi yang diberikan kepada KPU

    Kota Pontianak, yaitu:

    1. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik

    Pertama se Kabupaten/Kota katagori Kreasi Sosialisasi dan Partisipasi Pemilu

    Tahun 2019;

    2. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik

    Pertama se Kabupaten/Kota katagori Pemilu Akses Tahun 2019;

  • v

    3. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik

    Pertama se Kabupaten/Kota katagori Penyelenggara Pemilu Yang Berintegritas

    Tahun 2019;

    4. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik Kedua

    se Kabupaten/Kota katagori Iklan Layanan Masyarakat Kreatif dan Inovatif Tahun

    2019;

    5. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik

    Pertama se Kabupaten/Kota Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2019;

    6. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik Kedua

    se Kabupaten/Kota katagori Daftar Pemilih Berkualitas Tahun 2019;

    7. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik Ketiga

    se Kabupaten/Kota Untuk Kepatuhan Dalam Pengisian Aplikasi E-Monev dan

    Aplikasi Smart Tahun 2019;

    8. Menerima penghargaan dari KPPN Pontianak sebagai terbaik Ketiga Realisasi

    Anggaran Semester I Tahun 2019;

    Hasil capaian atas evaluasi akuntabilitas kinerja dan anggaran KPU Kota Pontianak

    di tahun 2019 terdapat beberapa langkah ke depan yang akan dilaksanakan oleh KPU

    Kota Pontianak untuk perbaikan di masa mendatang, antara lain:

    1. Meningkatkan bimbingan teknis setiap tahapan yang melibatkan badan adhoc mulai

    dari PPS, PPK hingga KPPS sehingga dapat meningkatkan pemahaman

    penyelenggara pemilu tentang tahapan yang sedang dijalani dan yang akan

    dilakukan.

    2. Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja KPU Kota Pontianak

    yaitu mulai dari pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas sosialisasi

    dengan mengembangkan sebanyak mungkin kreativitas untuk menciptakan media

    sosialisasi yang efektif dan efisien.

    3. Meningkatkan kerjasama dengan Penyelenggara Pemilu yaitu Bawaslu, dengan

    stakeholders, antara lain Partai Politik, Civitas Akademika, NGO/LSM, Ormas,

    Komunitas, Media Massa dan Masyarakat serta organisasi – organisasi atau

  • vi

    komunitas yang aktif memperjuangkan hak – hak kaum disabilitas dan marginal

    dalam Pemilu.

    4. Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi melalui rapat kerja dan atau rapat

    koordinasi mengenai tahapan pemilu, aturan – aturan/peraturan tentang

    penyelenggaran pemilu serta informasi – informasi penting lainnya dengan berbagai

    pihak dan stakeholder.

    5. Melakukan perbaikan kualitas regulasi dan data pemilih melalui mekanisme uji

    publik.

    6. Meningkatkan transparasi terkait hasil pemungutan suara, rekapitulasi data pemilih,

    informasi – informasi seputar pemilu pada website KPU Kota Pontianak.

    Kedepan, KPU Kota Pontianak berkomitmen agar prestasi kinerja penyelenggaraan

    Pemilu terus meningkat. Terhadap aspek – aspek teknis penyelenggaraan Pemilu perlu

    senantiasa menjadi perhatian agar mutu pemilihan dapat terus dijaga dan disempurnakan.

  • vii

    Kata Pengantar ........................................................................................... i

    Ringkasan Eksekutif ................................................................................... iii

    Daftar Isi ..................................................................................................... vii

    BAB I Pendahuluan .................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ........................................................................ 1

    B. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban ......................................... 3

    C. Struktur Kelembagaan KPU Kota Pontianak ........................... 6

    D. Struktur Organisasi .................................................................. 6

    E. Isu – Isu Strategis KPU ........................................................... 12

    F. Sistematika .............................................................................. 13

    BAB II Perencanaan Kinerja ..................................................................... 15

    A. Sasaran RPJMN 2015 – 2019 ................................................. 15

    B. Rencana Strategis 2015 – 2019 .............................................. 20

    C. Revisi Renstra ......................................................................... 25

    D. Rencana Kinerja Tahunan ....................................................... 27

    E. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ................................................ 27

    BAB III Akuntabilitas Kinerja ...................................................................... 29

    A. Pengukuran Capaian Kinerja ................................................... 29

    B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja .................................... 31

    C. Kinerja Tambahan ................................................................... 41

    D. Akuntabilitas Keuangan ........................................................... 67

    BAB IV Penutup .......................................................................................... 69

    Lampiran I Perjanjian Kinerja Tahun 2019

    Lampiran II Pengukuran Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    DAFTAR ISI

  • 1

    A. LATAR BELAKANG

    Pemilihan Umum adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil

    Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang

    dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara

    Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar

    Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    Sebagai lembaga negara yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri, KPU Kota

    Pontianak diberikan mandat oleh Undang – Undang 1945 untuk menyelenggarakan

    Pemilihan Umum. Mandat yang diberikan oleh Konstitusi tersebut kemudian

    dijabarkan di dalam Undang – Undang yang mengatur tugas, wewenang, dan

    kewajiban KPU Kota Pontianak dalam setiap jenis Pemilu.

    Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 yang disahkan dan diundangkan pada

    bulan Agustus 2017 membawa dampak perubahan yang signifikan terhadap

    kelembagaan penyelenggara Pemilu, khususnya KPU, dan terhadap

    penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017

    tentang Pemilihan Umum mengatur tugas, wewenang, dan kewajiban KPU dalam

    menyelenggarakan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD

    Kabupaten/Kota, serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Undang – Undang

    Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang –

    Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota

    sebagaimana terakhir diubah dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2016

    mengatur tugas, wewenang, dan kewajiban dalam menyelenggarakan Pemilihan

    Kepala dan Wakil Kepala Daerah.

    KPU mempunyai fungsi menyelenggarakan Pemilu untuk memilih Anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah (DPRD), Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota

    secara langsung oleh rakyat. Pelaksanaan program dan kegiatan KPU dalam rangka

    pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan

    PENDAHULUAN

  • 2

    Belanja Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010

    tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.

    Sebagai lembaga yang menggunakan anggaran negara dalam pelaksanaan tugas

    dan kegiatannya serta lembaga yang mengedepankan sistem keterbukaan,

    transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan maka berkewajiban

    membuat Laporan Kinerja (LKj).

    Penyusunan Laporan Kinerja KPU Kota Pontianak mengacu pada:

    1. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah;

    2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja; Pelaporan

    Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; dan

    3. Keputusan KPU Nomor 5/PR.03-1-Kpts/03/KPU/I/2018 tentang Petunjuk

    Teknis Perjanjian KInerja dan Pelaporan Kinerja di lingkungan Komisi

    Pemilihan Umum

    LKj KPU merupakan wujud pertanggungjawaban KPU atas pelaksanaan tugas

    dan fungsinya, serta sebagai bahan analisis dalam membuat kebijakkan untuk

    meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. LKj ini memberikan

    penjelasan mengenai pencapaian kinerja KPU selama Tahun Anggaran 2019,

    setiap capaian kinerja (performance resuls) Tahun 2019 sebagai tolak ukur dan

    gambaran tingkat keberhasilan pencapaian kinerja KPU selama 1 tahun.

    Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana terget kinerja digunakan

    sebagai check point yang memberikan hasil guna perbaikan dan peningkatan

    kinerja

  • 3

    B. TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN

    Berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,

    berikut Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPU Kota Pontianak :

    1. Tugas

    Pasal 18 menyebutkan bahwa tugas KPU Kabupaten/Kota adalah :

    a. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran;

    b. Melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan di Kabupaten/Kota

    berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan;

    c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh

    PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

    d. Menyampaikan daftar Pemilih kepada KPU Provinsi;

    e. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data pemilu terakhir dengan

    memperhatikan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh

    Pemerintah dan menetapkannya sebagai daftar Pemilih;

    f. Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara

    Pemilu anggota DPR, anggota DPD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

    dan anggota DPRD provinsi serta anggota DPRD kabupaten/kota yang

    bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi suara di PPK;

    g. Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan

    suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi Peserta Pemilu, Bawaslu

    Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;

    h. Mengumumkan calon anggota DPRD kabupaten/kota terpilih sesuai

    dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di kabupaten/kota

    yang bersangkutan dan membuat berita acaranya;

  • 4

    i. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan

    oleh Bawaslu Kabupaten/Kota;

    j. Mensosialisasikan Penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan

    dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;

    k. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan

    Penyelenggaraan Pemilu; dan

    l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau

    ketentuan peraturan perundang – undangan.

    2. Kewenangan

    Pasal 19 menyebutkan bahwa kewenangan KPU Kabupaten/Kota adalah :

    a. Menetapkan jadwal di kabupaten/kota;

    b. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

    c. Menetapkan dan mengumumkan rekapitulas penghitungan suara Pemilu

    anggota DPRD kabupaten/kota berdasarkan rekapitulasi penghitungan

    suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan

    sertifikat rekapitulasi suara;

    d. Menerbitkan keputasan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil

    Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota dan mengumumkannya;

    e. Menjatuhkan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara

    anggota PPK dan anggota PPS yang terbukti melakukan tindakan yang

    mengakibatkan terganggunya tahapan Penyelenggaraan Pemilu

    berdasarkan putusan Bawaslu, putusan Bawaslu Provinsi, putusan

    Bawaslu Kabupaten/Kota, dan/atau ketentuan peraturan perundang –

    undangan; dan

    f. Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,

    dan/atau ketentuan peraturan perundang – undangan.

  • 5

    3. Kewajiban

    Pasal 20 menyebutkan bahwa kewajiban KPU Kabupaten/Kota adalah :

    a. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu dengan tepat

    waktu;

    b. Memperlakukan Peserta Pemilu secara adil dan setara;

    c. Menyampaikan semua informasi Penyelenggaraan Pemilu kepada

    masyarakat;

    d. Melaporakan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang – undangan;

    e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan

    Penyelenggaraan Pemilu kepada KPU melalui KPU Provinsi;

    f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan

    penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh KPU

    Kabupaten/Kota dan lembaga kearsipan kabupaten/kota berdasarkan

    pedoman yang ditetapkan oleh KPU dan Arsip Nasional Republik

    Indonesia;

    g. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan

    peraturan perundang – undangan;

    h. Menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan Penyelenggaraan

    Pemilu kepada KPU dan KPU Provinsi serta menyampaikan tembusannya

    kepada Bawaslu;

    i. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten/Kota dan

    ditandatangani oleh Ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota;

    j. Melaksanakan dengan segera putusan Bawaslu Kabupaten/Kota;

  • 6

    k. Menyampaikan data hasil Pemilu dari tiap – tiap TPS pada tingkat

    kabupaten/kota kepada Peserta Pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah

    rekapitulasi di kabupaten/kota;

    l. Melakukan pemutakhiran dan memelihara data pemilih secara

    berkelanjutan dengan memperhatikan data kependudukan sesuai

    ketentuan peraturan perundang – undangan;

    m. Melaksanakan putusan DKPP; dan

    n. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi

    dan/atau peraturan perundang – undangan.

    C. STRUKTUR KELEMBAGAAN KPU KOTA PONTIANAK

    Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017, KPU Kota Pontianak

    beranggotakan 5 (lima) orang dengan masa jabatan 5 (lima) tahun dan sesudahnya

    dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan pada tingkatan yang sama.

    Untuk mendukung kelancaran tugas, wewenang dan kewajiban KPU sesuai dengan

    Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017, maka dibentuk Sekretariat KPU Kota

    Pontianak.

    D. STRUKTUR ORGANISASI

    1. Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia di KPU Kota Pontianak terbagi menjadi dua komponen

    utama, yaitu komponen Anggota KPU dan komponen pagawai sekretariat.

    Anggota KPU Kota Pontianak memiliki masa jabatan tertentu yaitu selama 5 (lima)

    tahun sejak dilakukan pengambilan sumpah jabatan. Sedangkan pegawai

    sekretariat terdiri dari aparatur sipil negara (ASN), tenaga honorer dan tenaga

    pendukung dengan status non-PNS.

  • 7

    a. Anggota KPU

    Anggota KPU merupakan pimpinan di KPU di setiap tingkatan satuan kerja.

    Anggota KPU menjadi aspek utama dalam pengambilan kebijakan organisasi

    Anggota KPU sangat strategis dalam mewarnai dan membawa organisasi

    KPU dalam menjalankan peran dan fungsinya, serta dalam mencapai visi dan

    misi organisasi yan telah ditetapkan.

    Anggota KPU Kota Pontianak terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 4 (empat)

    orang Anggota. Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban KPU

    Kota Pontianak dilakukan pembagian tugas dalam Divisi sesuai dengan Surat

    Edaran KPU RI Nomor : 420/KPU/VIII/2016 Tanggal 1 Agustus 2016. Struktur

    keanggotaan KPU Kota Pontianak Masa Jabatan 2018 – 20123 menurut

    Surat Keputusan KPU Kota Pontianak Nomor: 1.1/HK.04-1-Kpt/6171/KPU-

    Kot/I/2019 tentang Penetapan Divisi dan Koordinator Wilayah Anggota Komisi

    Pemilihan Umum Kota Pontianak Masa Jabatan 2018 – 2023 yaitu :

    1. Deni Nuliadi sebagai Ketua KPU membidangi Divisi Keuangan, Umum,

    Logistik, dan Rumah Tangga

    2. Julhaimi, ST sebagai Anggota KPU yang membidangi Divisi Teknis

    Penyelenggaraan

    3. Immy Iniawaty Imiliyah, M.Pd sebagai Anggota KPU yang membidangi

    Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan

    Sumber Daya Manusia

    4. David Teguh M. S.E.T sebagai Anggota KPU yang membidangi Divisi

    Perencanaan, Data dan Informasi

    5. Heru Hermansyah, SH sebagai Anggota KPU yang membidangi Divisi

    Hukum dan Pengawasan

  • 8

    (KETUA KPU)

    DENI NULIADI

    DIVISI KEUANGAN, UMUM, LOGISTIK,

    DAN RUMAH TANGGA

    (ANGGOTA KPU)

    HERU HERMANSYAH, SH

    DIVISI HUKUM DAN

    PENGAWASAN

    (ANGGOTA KPU)

    DAVID TEGUH M, S.E.T

    DIVISI PERENCANAAN,

    DATA DAN INFORMASI

    (ANGGOTA KPU) IMMY INIAWATY IMILIYAH, M.Pd

    DIVISI SOSIALISASI,

    PENDIDIKAN PEMILIH,

    PARTISIPASI MASYARAKAT

    DAN SDM

    (ANGGOTA KPU)

    JULHAIMI, ST

    DIVISI TEKNIS

    PENYELENGGARAAN

  • 9

    b. Pegawai KPU

    Jumlah pegawai di lingkungan Sekretariat KPU Kota Pontianak diketahui

    sebanyak 17 pegawai. Dari jumlah PNS tersebut, dapat dikatagorikan menjadi

    2 (dua) kelompok berdasarkan status kepegawaiannya, yakni :

    1) Pegawai dengan status PNS organik, yang diangkat dan dimiliki oleh

    KPU Kota Pontianak sebanyak 15 (lima belas) orang atau setara

    dengan 88,23% (delapan puluh delapan koma dua puluh tiga persen)

    dari total PNS di Sekretariat KPU Kota Pontianak; dan

    2) Pegawai dengan status dipekerjakan, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang

    berasal dari Pemerintah Daerah dengan status dipekerjakan di

    Sekretariat KPU Kota Pontianak Jumlah pegawai yang dipekerjakan di

    Sekretariat KPU Kota Pontianak sebanyak 2 (dua) orang atau setara

    dengan 11,76% (sebelas koma tujuh puluh enam persen) dari total

    PNS di Sekretariat KPU Kota Pontianak.

    Apabila dilihat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan terakhir yang

    ditamatkan, komposisi PNS di lingkungan Sekretariat KPU Kota Pontianak

    88,23%

    11,76%

    Konfigurasi Sumber Daya Manusia

    Sekretariat KPU Kota Pontianak

    PNS Organik

    PNS Diperkerjakan (DPK)

  • 10

    terdiri dari pegawai dengan latar belakang pendidikan Sarjana Strata 1 (S1)

    hingga tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pegawai dengan latar

    belakang pendidikan Sarjana Strata 1 (S1) menjadi yang paling dominan yaitu

    sebanyak 13 (tiga belas) orang atau setara dengan 76,47% (tujuh puluh enam

    koma empat puluh tujuh persen) dari total keseluruhan pegawai. Untuk

    pegawai dengan latar belakang D3 sebanyak 1 (satu) orang atau setara

    dengan 5,88% (lima koma delapan puluh delapan persen) dari total

    keseluruhan pegawai. Sedangkan pegawai berlatar belakang SMA sebanyak

    3 (tiga) orang atau setara dengan 17,64 % (tujuh belas koma enam puluh

    empat persen) dari total keseluruhan pegawai.

    76,47%

    5,88%17,64%

    KOMPOSISI SUMBER DAYA MANUSIA

    SEKRETARIAT KPU KOTA PONTIANAK

    BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

    S1

    D3

    SMA

  • 11

    2. Bagan Hubungan Organisasi

    Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017, bagan organisasi KPU

    Kota Pontianak dapat dilihat pada gambar berikut ini

    KASUBBAG HUKUM

    SEKRETARIS KPU KOTA

    PONTIANAK

    KETUA

    ANGGOTA - ANGGOTA

    KASUBBAG UMUM,

    KEUANGAN DAN LOGISTIK KASUBBAG PROGRAM

    DAN DATA KASUBBAG TEKNIS

    PENYELENGGARAAN

    PEMILU DAN HUPMAS

  • 12

    E. ISU – ISU STRATEGIS KPU

    Akibat perubahan desain penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD

    Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,

    perubahan struktur kelembagaan KPU, dan permasalahan proses Pemilu dan Pemilih

    yang masih terjadi, maka selama 5 (lima) tahun ke depan, isu – isu strategis yang

    dihadapi KPU antara lain adalah sebagai berikut :

    1. Meningkatkan kualitas daftar pemilih secara berkelanjutan untuk memastikan

    agar DPT yang akan digunakan dalam Pemilu atau Pemilihan adalah DPT

    yang komprehensif, akurat, dan terkini;

    2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia KPU agar tercipta sumber daya

    yang profesional, mandiri, berintegritas, dan bertanggungjawab;

    3. Melakukan kajian, pengembangan dan penerapan terhadap beberapa sistem

    informasi dan teknologi untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu yang

    transparan, cepat, akurat, dan kredibel, khususnya sistem informasi dalam

    rekapitulasi hasil penghitungan suara;

    4. Meningkatkan partisipasi perempuan dalam penyelenggaraan Pemilu dan

    meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu;

    5. Meningkatkan kualitas pendidikan pemilih di Indonesia;

    6. Melanjutkan reformasi birokrasi di lingkungan KPU untuk menjadikan KPU

    sebagai lembaga negara yang baik, bersih dan berwibawa, serta memberikan

    pelayanan prima kepada pemilih dan semua pemangku kepentingan;

    7. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan

    negara;

    8. Melakukan kajian dan menyusun regulasi serta prosedur pemungutan dan

    penghitungan suara Pemilu Serentak 5 (lima) surat suara agar proses

    pemungutan dan penghitungan suara di TPS dapat berjalan sesuai undang –

    undang dan mengurangi tingkat kesalahan;

  • 13

    9. Memastikan penyusunan regulasi kepemiluan yang komprehensif; tegas;

    progresif, dan partisipatif; dan

    10. Peningkatan aksesibilitas Pemilu terhadap pemilih disabilitas.

    F. SISTEMATIKA

    Sistematika penulisan Laporan Kinerja KPU sebagaimana diatur dalam

    Keputusan KPU Nomomor 5/PR.03-1-Kpts/03/KPU/I/2018 tentang Petunjuk Teknis

    Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja dan Pelaporan Kinerja di lingkungan Komisi

    Pemilihan Umum adalah sebagai berikut :

    KATA PENGANTAR

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    Menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek

    strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang

    sedang dihadapi organisasi

    BAB II PERENCANAAN KINERJA

    Menguraikan ringkisan/ikhtisar Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja

    Tahun 2019

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

    A. Capaian Kinerja Organisasi

    Menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja

    sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

    organisasi

  • 14

    B. Realisasi Anggaran

    Menguraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

    digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan

    dokumen perjanjian kerja.

    BAB IV PENUTUP

    Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah

    di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan

    kinerjanya

    LAMPIRAN :

    1. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

    2. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2019

  • 15

    A. SASARAN RPJMN 2015 – 2019

    Sebagaimana diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

    Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan guna mendukung

    pelaksanaan tugas dan fungsinya secara optimal. KPU Kota Pontianak telah

    menyusun Rencana Strategis (Renstra) sesuai dengan Renstra KPU RI 2015 – 2019

    yang menggambarkan pemetaan potensi dan permasalahan yang ada untuk

    kemudian melihat perubahan lingkungan strategis KPU dalam kurun waktu 5 (lima)

    tahun ke depan. Renstra KPU Kota Pontianak ini disusun dengan mengacu pada

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019.

    Sesuai dengan RPJMN Tahun 2015 – 2019 sasaran utama pembangunan politik

    dalam negeri adalah terwujudnya proses positif konsolidasi demokrasi yang diukur

    dengan pencapaian angka indeks Demokrasi Indonesia (IDI) sebesar 75 pada tahun

    2019, tingkat partisipasi politik rakyat sebesar 77,5% dan terselenggaranya Pemilu

    yang aman, adil dan demokratis pada tahun 2019 yang akan dicapai melalui sasaran

    – sasaran sebagai berikut :

    1. Menguatnya kelembagaan demokrasi dengan capaian indeks aspek institusi

    demokrasi sebesar 71 pada tahun 2019, dan terselenggaranya Pemilu

    Serentak Tahun 2019 yang aman, damai, adil, jujur dan demokratis;

    2. Terjaminnya kebebasan sipil dan terpenuhinya hak – hak politik rakyat dengan

    capaian IDI aspek kebebasan sipil sebesar 87, dan hak – hak politik sebesar

    68 pada Tahun 2019;

    3. Meningkatnya keterwakilan perempuan dalam kepengurusan partai politik

    hingga 30%;

    4. Meningkatnya keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik serta

    meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi publik;

    5. Terjaganya stabilitas sosial dan politik yang ditandai dengan berkurangnya

    jumlah konflik kekerasan dan menurunnya jumlah serangan terorisme di

    masyarakat secara berkelanjutan sampai dengan tahun 2019.

    BAB II PERENCANAAN KINERJA

  • 16

    Arah kebijakan dan strategi yang ditempuh dalam rangka mencapai sasaran

    pembangunan adalah sebagai berikut :

    1. Meningkatkan peran kelembagaan demokrasi dan mendorong kemitraan lebih

    kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil yang ditempuh dengan

    strategi:

    a. Pengembangan kebijakan kepemiluan yang demokratis termasuk yang

    terkait dengan pembiayaan kampanye Pemilu dan pengawasan Pemilu

    yang partisipatif;

    b. Pengaturan yang mendorong netralitas birokrasi melalui sanksi yang lebih

    keras;

    c. Penyelenggaraan Pemilu 2019 yang aman, damai, jujur, adil dan

    demokratis;

    d. Peningkatan kapasitas lembaga penyelenggara Pemilu;

    e. Fasilitasi peningkatan peran Parpol;

    f. Penguatan dan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan untuk

    keberlanjutan perannya dalam mendorong proses demokratisasi;

    g. Penguatan koordinasi pemantapan pelaksanaan demokrasi pada lembaga

    pemerintah;

    h. Penguatan kerja sama masyarakat politik, masyarakat sipil, masyarakat

    ekonomi, dan media dalam mendorong proses demokratis;

    i. Pembentukan lembaga riset kepemiluan sebagai bagian dari lembaga

    penyelenggara Pemilu yang dapat melaksanakan fungsi pengkajian,

    pendidikan kepemiluan dan pengawasan partisipatif, dan fasilitasi dialog.

    2. Memperbaiki perundang – undangan bidang politik, yang ditempuh melalui

    strategi sebagai berikut :

  • 17

    a. Perubahan UU Pemilu yang dapat memberikan pembatasan

    pengeluaran partai bagi kepentingan Pemilu;

    b. Perubahan UU Parpol untuk mendorong pelembagaan partai politik

    dengan memperkuat sistem kaderisasi, rekrutmen, pengelolaan

    keuangan partai, pengaturan pembiayaan partai politik melalui

    APBN/DPBD untuk membangun parpol sebagai piranti dasar bangunan

    demokrasi;

    c. Pelaksanaan pengkajian yang terkait dengan sistem kepemiluan,

    sistem kepartaian, dan sistem presidensial.

    3. Jaminan dan pemenuhan kebebasan sipil, hak – hak dan kewajiban politik

    rakyat, dan meningkatkan keterwakilan perempuan dalam politik yang akan

    ditempuh dengan strategi:

    a. Pendidikan politik untuk aparatur negara dan masyarakat di pusat dan

    daerah;

    b. Pengembangan Pusat Pendidikan Pemilih dan pengawasan Pemilu

    yang partisipatif;

    c. Pengaturan dalam UU Partai Politik terkait dengan penyiapan kader

    politik perempuan melalui rekrutmen, pendidikan politik, kaderisasi dan

    pemberian akses yang sama dan adil kepada politisi perempuan untuk

    terlibat dalam politik partainya;

    d. Pendidikan politik bagi kelompok perempuan, politisi perempuan,

    penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal/rentan lainnya;

    e. Pelaksanaan pendidikan pemilih yang memperhatikan kelompok

    marjinal;

    f. Pembangunan jaringan antarkelompok perempuan di Indonesia.

  • 18

    4. Membangun keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik yang

    ditempuh dengan strategi:

    a. Pengembangan kebijakan bidang komunikasi dan informasi termasuk

    keterbukaan informasi publik, pengelolaa dan penyebaran informasi

    publik;

    b. Fasilitas untuk mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah wajib

    membuat laporan kinerja, serta membuka akses informasi publik sesuai

    dengan UU Nomor 14 tahun 2008 dalam rangka mewujudkan

    penyelenggaran negara yang transparan, efektif, efisien, dan akuntabel,

    serta dapat dipertanggungjawabkan;

    c. Fasilitas dorongan bagi pembentukan dan penguatan peran PPID

    Badan Publik dalam pengelolaan dan memberikan pelayanan informasi

    secara berkualitas;

    d. Fasilitas untuk mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan

    partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan publik, program kebijakan

    publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan

    pengambilan keputusan;

    e. Penyediaan konten informasi publik berkualitas untuk meningkatkan

    kecerdasan dan pengembangan kepribadian bangsa dan lingkungan

    sosialnya terutama di daerah terdepan, terluar, tertinggal dan rawan

    konflik;

    f. Penguatan media center, media komunikasi, media publik lainnya,

    Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), dan M-Pustika sebagai media

    penyebaran informasi publik yang efektif;

    g. Kampanye publik terkait reformasi mental;

    h. Penguatan SDM bidang komunikasi dan informasi;

    i. Penguatan komunikasi informasi Pusat (KIP)/Provinsi dan Dewan Pers.

  • 19

    5. Mendorong masyarakat untuk dapat mengakses informasi publik dan

    memanfaatkannya, yang akan ditempuh dengan strategi:

    a. Penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah, organisasi

    masyarakat sipil, swasta dan media untuk mengedukasi masyarakat

    mengenai pentingnya informasi publik dan berpartisipasi dalam proses

    penyusunan dan pengawasan kebijakan;

    b. Penguatan literasi media dalam peningkatan kesadaran, kemampuan

    dan kapasitas masyarakat untuk memilih dan memanfaatkan media

    sesuai dengan kebutuhannya;

    c. Diseminasi informasi publik terkait dengan prioritas program

    pembangunan nasional melalui berbagai media.

    6. Menguatkan iklim kondusif bagi berkembangnya demokrasi yang beradab,

    memelihara perdamaian, dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan,

    yang akan ditempuh dengan strategi:

    a. Penyusunan peraturan pelaksanaan UU Nomor 7 Tahun 2012 tentang

    Penanganan Konflik Sosial;

    b. Pengembangan kebijakan pemeliharaan perdamaian berlandaskan

    wawasan kebangsaan dan karakter bangsa;

    c. Pembangunan/penguatan pusat pendidikan kebangsaan dan karakter

    bangsa yang terintegrasi dan komprehensif;

    Terkait dengan kepemiluan tantangan terbesar yang akan dihadapi Indonesia

    dalam lima tahun ke depan adalah menyiapkan penyelenggaraan Pemilu yang

    lebih berkualitas, lebih demokratis, damai, jujur dan adil diselenggarakan secara

    serentak, sesuai Keputusan Mahkamah Konstitusi pada tanggal 23 Januari 2014

    yang mengamanatkan Pelaksanaan Pemilu Serentak pada tahun 2019.

    Tantangan ini hanya bisa dihadapi dengan baik apabila penyelenggara Pemilu

    memiliki kapasitas yang prima, sehingga memiliki kredibilitas yang baik dimata

    masyarakat. Selain itu, melakukan perubahan undang – undang Pemilu yang

    diharapkan dapat memberikan pembatasan pengeluaran partai bagi kepentingan

  • 20

    Pemilu. Tantangan lainnya adalah perlunya perumusan strategis yang tepat untuk

    meningkatkan partisipasi politik pemilih, baik pada Pemilu Presiden maupun

    Pemilu Legislatif, khususnya pada tingkat provinsi/kabupaten/kota melalui

    pendidikan pemilih. Tingkat partisipasi politik yang berkualitas merupakan

    barometer keberhasilan penyelenggaraan Pemilu.

    B. RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019

    Sebagaimana diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

    Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan guna mendukung pelaksanaan

    tugas dan fungsinya secara optimal, KPU Kota Pontianak telah menetapkan Rencana

    Strategis Tahun 2015 – 2019 dengan berpedoman pada RPJPN 2005 – 2025 dan

    RPJMN 2015 – 2019.

    1. Visi dan Misi

    KPU Kota Pontianak memiliki visi dalam menyelenggarakan Pemilu, yaitu:

    “ Terlaksananya pemilihan umum di Kota Pontianak yang berintegritas,

    berkualitas, bertanggung jawab, jujur dan adil serta tidak memihak berdasarkan

    asas pemilu yang demokratis dan transparan dengan melibatkan partisipasi

    masyarakat seluas – luasnya, sehingga hasil Pemilu dapat dipercaya”

    Visi KPU Kota Pontianak merupakan perwujudan komitmen untuk

    menyelenggarakan Pemilu yang jujur, adil, transparan, akuntabel dan mandiri

    yang dilandasi oleh mekanisme kerja yang efektif, efisien, berpegang teguh

    pada etika profesi dan jabatan, berintegritas tinggi dan berwawasan nasional

    sehingga menjadikan KPU Kota Pontianak sebagai lembaga penyelenggara

    Pemilu yang terpercaya dan profesional dalam melaksanakan tugas pokok dan

    fungsinya. KPU Kota Pontianak juga berkomitmen penuh dalam upaya

    meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di bidang

    politik kepemiluan. Dengan terciptanya tata kelola pemerintahan yang bersih

    dari KKN, efektif, efisien, demokratis dan terpercaya serta meningkatkan

  • 21

    kualitas sumber daya manusia akan semakin memperkuat kelembagaan

    Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak sebagai penyelenggara Pemilu yang

    berintegritas, professional dan independen sehingga dapat mewujudkan

    penyelenggaraan Pemilu yang berkualitas di Indonesia.

    Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah menyusun misi untuk

    mewujudkan visi Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak yaitu sebagai

    penyelenggara pemilu yang yang berintegritas, berkualitas, bertanggung

    jawab, jujur dan adil serta tidak memihak. Adapun misi Komisi Pemilihan

    Umum Kota Pontianak yaitu :

    1. Membangun SDM yang Kompeten sebagai upaya menciptakan

    penyelenggara Pemilu yang professional;

    2. Menyusun regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian

    hukum, progresif, dan partisipatif;

    3. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu, khususnya untuk para

    pemangku kepentingan dan umumnya untuk seluruh masyarakat;

    4. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih melalui sosialisasi dan

    pendidikan pemilih yang berkelanjutan;

    5. Memperkuat kedudukan organisasi dalam ketatanegaraan;

    6. Meningkatkan integritas penyelenggara Pemilu dengan memberikan

    pemahaman secara intensif dan komprehensif khususnya mengenai

    kode etik penyelenggara Pemilu;

    7. Mewujudkan penyelenggara Pemilu yang efektif dan efisien, transparan,

    akuntabel dan aksesable

  • 22

    2. Tujuan dan Sasaran Strategis

    Untuk dapat mewujudkan visi dan melaksanakan misi yang telah ditetapkan

    tersebut, tujuan yang hendak dicapai oleh Komisi Pemilihan Umum Kota

    Pontianak adalah:

    1. Terwujudnya lembaga KPU yang memiliki integritas, kompetensi,

    kredibilitas, dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu;

    2. Terselenggaranya Pemilu sesuai dengan peraturan perundang –

    undangan yang berlaku;

    3. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat dalam pelaksanaan

    demokrasi di Indonesia;

    4. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu;

    5. Terselenggaranya Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel,

    dan aksesable.

    Sasaran pokok pembangunan yang hendak dicapai pemerintah sebagaimana

    tercantum di dalam RPJMN 2015 – 2019 adalah berupaya meningkatkan

    partisipasi politik dalam pemilihan umum dan kualitas dari penyelenggara

    pemilihan umum tahun 2019. Adapun sasaran strategis yang hendak dicapai

    oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak tahun 2015 – 2019 adalah

    sebagai berikut:

    a. Meningkatnya kualitas penyelenggara Pemilu, dengan indikator kinerja

    sasaran strategis sebagai berikut:

    1) Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu;

    2) Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu;

    3) Persentase pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang

    menggunakan hak pilihnya;

  • 23

    4) Persentase oemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam

    daftar pemilih;

    5) Persentase KPPS yang telah menerima perlengkapan pemungutan

    dan penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari

    pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas.

    b. Meningkatnya kapasitas penyelenggara Pemilu, dengan indikator kinerja

    sasaran strategis sebagai berikut:

    1) Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU;

    2) Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian;

    3) Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara Pemilu;

    4) Opini BPK atas LHP;

    5) Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi partai politik pasca

    pemilu;

    6) Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Presiden dan

    Wakil Presiden, Gubernur, Bupati, dan Walikota.

    c. Meningkatnya kualitas regulasi kepemiluan, dengan indikator kinerja

    sasaran strategis sebagai berilkut:

    1) Persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan

    regulasi;

    2) Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU;

    Dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi Renstra dan Rencana Kinerja

    dengan RPJMN Tahun 2015 – 2019, telah dilakukan revisi pertama Renstra

    terkait Tujuan dan Sasaran Strategis yang hendak dicapai KPU, antara lain :

    1. Terwujudnya lembaga KPU yang memiliki integritas, kompetensi,

    kredibilitas, dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu;

  • 24

    2. Terselenggaranya Pemilu sesuai dengan Peraturan perundangan yang

    berlaku yang elektif dan efisien, transparan, akuntabel, dan aksesabel;

    3. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan partisipasi politik dalam

    pelaksanaan demokrasi di Indonesia;

    Selain tujuan dan sasaran strategis, KPU juga telah menetapkan indikator

    kinerja utama sebagai berikut :

    1. Persentase KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU Kabupaten/Kota

    yang menyelenggarakan Pemilu/Pemilihan sesuai dengan jadwal dan

    ketentuan yang berlaku;

    2. Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilihan;

    3. Persentase Partisipasi Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

    4. Persentase Pemilih Disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan;

    5. Persentase Pemilih yang Berhak Memilih Tetapi Tidak Masuk dalam Daftar

    Pemilih;

    Sasaran dan indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra KPU Tahun 2015 –

    2019 sebagai berikut :

    1. Sasaran meningkatnya penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan yang

    demokratis, dengan indikator:

    a. Persentase KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU Kabupaten/Kota

    yang menyelenggarakan Pemilu/Pemilihan sesuai dengan jadwal dan

    ketentuan yang berlaku;

    b. Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan;

    c. Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan;

    d. Persentase partisipasi pemilih disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan;

    e. Persentase pemilih yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak

    pilihnya;

    2. Sasaran terlaksananya Pemilu/Pemilihan yang aman, damai, jujur dan adil,

    dengan indikator:

  • 25

    a. Persentase KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU Kabupaten/Kota

    yang menyelenggarakan Pemilu/Pemilihan tanpa konflik;

    b. Persentase penyelenggara Pemilu/Pemilihan yang terbukti melakukan

    pelanggaran Pemilu/Pemilihan;

    c. Persentase sengketa hukum yang dimenangkan KPU;

    3. Sasaran meningkatnya Kapasitas Lembaga Penyelenggara

    Pemilu/Pemilihan dengan indikator:

    a. Nilai akuntabilitas kinerja

    b. Opini Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan;

    c. Indeks reformasi birokrasi.

    C. REVISI RENSTRA

    Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 yang disahkan membawa dampak

    perubahan yang signifikan terhadap kelembagaan penyelenggaraan Pemilu,

    khususnya KPU dan terhadap penyelenggara Pemilu di Indonesia. Beberapa

    perubahan signifikan terhadap lembaga KPU diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Perubahan komposisi keanggotaan KPU Provinsi sebagaimana diatur dalam

    Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017. Komposisi anggota KPU Provinsi/KIP

    Aceh ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah pemilih/penduduk, jumlah wilayah

    administrasi yang dilayani dan kondisi geografis.

    2. Penguatan Sekretariat Jenderal KPU dimana berdasarkan Undang – Undang

    Nomor 7 Tahun 2017 Sekretariat Jenderal KPU dipimpin oleh Sekretaris Jenderal

    yang dibantu paling banyak 3 (tiga) deputi dan 1 (satu) inspektur utama.

    Sekretaris Jenderal, Deputi, dan Inspektur Utama merupakan aparatur sipil

    negara dengan jabatan pimpinan tinggi madya. Selain itu, Undang – Undang

    Nomor 7 Tahun 2017 juga memberikan penekanan bahwa pegawai KPU,

    Sekretariat KPU Provinsi/KIP Aceh, dan Sekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota

    berada dalam satu kesatuan manajemen kepegawaian. Artinya KPU memiliki

    kewenangan yang penuh untuk melakukan pembinaan, pengawasan, dan

  • 26

    pengendalian terhadap seluruh pegawai KPU ditingkat pusat, provinsi dan

    kabupaten/kota.

    3. Perubahan lain yang sangat penting dan berdampak terhadap penyelenggaraan

    Pemilu di Indonesia adalah desain penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD,

    DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan secara serentak atau

    bersamaan dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

    Presiden yang akan diselenggarakan pada tahun 2019 akan menjadi sejarah

    yang pertama kali bagi bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan Pemilu

    nasional serentak.

    Mengingat dinamika perubahan terkait kepemimpinan, struktur kelembagaan, dan

    tantangan penyelenggaraan Pemilu yang akan dihadapi oleh KPU lima tahun

    kedepan, maka KPU telah melakukan penyesuaian dan perbaikan terhadap Rencana

    Strategis KPU 2015 – 2019 dengan menetapkan Keputusan KPU Nomor 51/HK.03-

    Kpts/03/KPU/II/2018 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Komisi Pemilihan

    Umum Nomor 63/Kpts/KPU/Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Komisi Pemilihan

    Umum 2015 – 2019.

    Perubahan kedua Renstra adalah terkait Misi KPU, yang semula terdapat 7 (tujuh)

    Misi, dirubah menjadi 6 (enam) Misi, yaitu Tujuan dan Sasaran Strategis yang hendak

    dicapai KPU, antara lain:

    1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Pemilu yang efektif dan efisien,

    transparan, akuntabel, serta aksesibel;

    2. Meningkatkan integritas, kemandirian, kompetensi dan profesionalisme

    penyelenggaran Pemilu dengan mengukuhkan code of conduct penyelenggara

    Pemilu;

    3. Menyusun regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum,

    progesif, dan partisipatif;

    4. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu untuk seluruh pemangku kepentingan;

  • 27

    5. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam Pemilu, Pemilih berdaulat

    Negara kuat; dan

    6. Mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dalam

    penyelenggaraan Pemilu.

    D. RENCANA KINERJA TAHUNAN

    Sebagai tindak lanjut terhadap Renstra Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak

    Tahun 2015 – 2019, telah ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019.

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Tahun

    2019 adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1 RKT Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Tahun 2019

    No Indikator Kinerja Target

    Sasaran 1 : Terlaksananya pemilu/pemilihan yang aman, jujur dan adil

    1 Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu

    3%

    2 Opini BPK atas LHP WTP

    Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan

    1 Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan oleh KPU

    86%

    E. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

    Dalam rangka melaksanakan RENSTRA KPU Tahun 2015 – 2019 dan RKT Tahun

    2019, Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah menetapkan PK sebagai

    pernyataan tekat dan janji rencana kerja yang akan dicapai pada tahun 2019 yang

    dijabarkan sebagai berikut:

  • 28

    1. Terlaksananya pemilu/pemilihan yang aman, jujur dan adil

    Indikator kinerja dan target dari sasaran strategis tersebut adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 2.2 Terlaksananya pemilu/pemilihan yang aman, jujur dan adil

    No Indikator Kinerja Target

    1 Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu

    3%

    2 Opini BPK atas LHP WTP

    2. Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan

    Indikator kinerja dan target dari sasaran strategis tersebut adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 2.3 Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan

    No Indikator Kinerja Target

    1 Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan oleh KPU

    86%

  • 29

    A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

    Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

    pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Rencana

    Kerja Tahunan. Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019 pada merupakan bagian

    dari proses atau kegiatan untuk mencapai Renstra 2015 – 2019. Dengan demikian,

    pencapaian kinerja pada tahun 2019 merupakan bagian dari pencapaian sasaran

    yang telah ditetapkan dalam Renstra.

    Pencapaian kinerja per satuan kegiatan di tahun 2019 merupakan bagian dari

    pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk keperluan

    penilaian akuntabilitas kinerja, maka dilakukan pengklasifikasian satuan – satuan

    kinerja yang telah dilaksanakan ke elemen – elemen sasaran Renstra. Dengan

    demikian, maka penilaian satuan – satuan kinerja akan dapat mencerminkan kinerja

    KPU secara keseluruhan.

    Pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja utama KPU Tahun 2019

    sebagaimana pada tabel 3.1

    Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Terhadap IKU Tahun 2019

    INDIKATOR KINERJA

    KINERJA

    TARGET %

    REALISASI %

    % CAPAIAN

    (1) (2) (3) (4)

    Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu

    3 0 100

    Opini BPK atas LHP WTP 0* 0*

    Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan Oleh KPU

    86 100 116

    Keterangan : *KPU RI belum mendapatkan opini atas LHP tahun 2019

    Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah menetapkan 2 (dua) sasaran

    strategis yang akan dicapai pada tahun 2019 melalui Perjanjian Kinerja. Sasaran –

    sasaran tersebut kemudian diukur dengan berbagai indikator kinerja. Capaian kinerja

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

  • 30

    diukur dengan membandingkan antara target dan realisasinya sebagaimana tersaji

    di tabel 3.2

    Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Terhadap Perjanjian Kinerja Tahun 2019

    INDIKATOR KINERJA

    KINERJA

    TARGET %

    REALISASI %

    % CAPAIAN

    (1) (2) (3) (4)

    Sasaran 1 : Terlaksananya Pemilu/Pemilihan yang aman, jujur dan adil

    Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu

    3 0 100

    Opini BPK atas LHP WTP 0 0

    Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan

    Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan Oleh KPU

    86 100 116

    Rata – rata capaian kinerja keseluruhan Komisi Pemilihan Umum Kota

    Pontianak pada Tahun 2019 adalah sebesar 108, sehingga dapat diambil

    kesimpulan bahwa Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak dikatagorikan “Sangat

    Berhasil” dalam menempuh 2 (dua) sasaran stategis dalam 3 (tiga) indikator kinerja.

    Adapun kesimpulan cukup berhasil tersebut, diperoleh dari skala ordinal

    dengan kelompok klasifikasi ukuran capaian kinerja sebagai berikut:

    Tabel 3.3 Skala Katagori Penilaian

    No Rentang Nilai Kategori Keterangan

    1 > 100 Sangat Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan melampaui target indikator kinerja

    2 91 – 100 Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai target indikator kinerja

    3 71 – 90 Cukup Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mendekati target indikator kinerja

  • 31

    4 51 – 70 Kurang Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan target indikator kinerja

    5 0 – 50 Tidak Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan sangat tidak sesuai dengan target indikator kinerja

    B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

    Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah dapat mencapat target kinerja

    sebagaimana telah ditetaplan pada tahun 2019. Analisis dan evaluasi capaian

    kinerja KPU Kota Pontianak pada tahun 2019 dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Sasaran 1 Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemilu

    Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas

    penyelenggara Pemilu. Sasaran ini dicapai melalui berbagai program dan kegiatan.

    Adapun capaian indikator kinerja sasaran tersebut selama tahun 2019 adalah

    sebagai berikut:

    1. Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggara Pemilu

    Menurut Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas

    Pemilihan Umum, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum

    Nomor 13 Tahun 2012, Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 1 Tahun 2012 tentang

    Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum, kode etik penyelenggara Pemilu,

    selanjutnya disebut kode etik merupakan suatu kesatuan landasan norma moral,

    etis dan filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku penyelenggara Pemilu

    untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden secara

    langsung oleh rakyat, serta untuk memilih gubernur, bupati dan walikota secara

    demokratis.

  • 32

    Menurut Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum

    Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik Dan Pedoman

    Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum, kode etik penyelenggara Pemilu

    adalah suatu kesatuan asas moral, etika dan filosofi yang menjadi pedoman

    perilaku bagi Penyelenggara Pemilu berupa kewajiban atau larangan, tindakan

    dan/atau ucapan yang patut atau tidak patut dilakukan oleh Penyelenggara

    Pemilu.

    Setiap penyelenggara Pemilu wajib berkerja, bertindak, menjalankan tugas,

    wewenang dan kewajiban sebagai penyelenggara Pemilu dengan berdasarkan

    Kode Etik dan pedoman perilaku Penyelenggara Pemilu, serta sumpah/janji

    jabatan. Pengaturan Kode Etik penyelenggaraan Pemilu bertujuan menjaga

    integritas, kehormatan, kemandirian dan kredibilitas anggota KPU, KPU Provinsi,

    KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, KPPSLN serta anggota

    Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,

    Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan Pengawas TPS. Kode Etik bersifat

    mengikat serta wajib dipatuhi oleh anggota KPU, KPU Provinsi, KPU

    Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, KPPSLN serta anggota Bawaslu,

    Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu

    Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan Pengawas TPS serta jajaran sekretariat KPU

    dan Bawaslu.

    Penyelenggara Pemilu wajib menerapkan prinsip Penyelenggara Pemilu

    untuk menjaga integritas dan profesionalitas. Penyelenggara Pemilu yang

    berintegritas adalah penyelenggara yang berpedoman pada prinsip jujur, mandiri,

    adil dan akuntabel dalam menyelenggarakan Pemilu. Profesionalisme

    Penyelenggara Pemilu berpedoman pada prinsip berkepastian hokum,

    aksesibilitas, tertib, terbuka, proposional, professional, efektif, efisien dan

    kepentingan umum.

    DKPP berwenang menjatuhkan sanksi terhadap Penyelenggara Pemilu

    yang terbukti melanggar Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Sanksi yang diberikan

    berupa:

  • 33

    a. Teguran tertulis, yaitu berupa peringatan atau peringatan keras

    b. Pemberhentian sementara

    c. Pemberhentian tetap, yaitu berupa pemberhentian tetap dari jabatan ketua

    atau pemberhentian tetap sebagai anggota.

    Definisi operasional yaitu dari 22 orang yang terdiri dari 5 (lima) orang

    anggota KPU Kota Pontianak dan 17 (tujuh belas) orang PNS di lingkungan

    sekretariat KPU Kota Pontianak ( terdiri dari 15 PNS Organik KPU dan 2 PNS

    DPK) yang melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu/Pemilihan

    sesuai rekomendasi DKPP sepanjang tahun 2019.

    Indikator diukur melalui jumlah orang yang melakukan pelanggaran kode

    etik dibandingkan dengan 3% (1 orang) anggota KPU Kota Pontianak dan PNS

    di lingkungan sekretariat KPU Kota Pontianak sesuai Rencana Strategis KPU RI

    tahun 2015 – 2019. KPU Kota Pontianak adalah Penyelenggara Pemilu di

    tingkat Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

    Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu

    No INDIKATOR KINERJA

    Tahun 2019

    Target (%)

    Realisasi (%)

    Capaian (%)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu

    3 0 100

    Sebagaimana telah tercantum pada tabel 3.4 dapat dilihat bahwa KPU Kota

    Pontianak berhasil melampaui target dalam hal menekan presentase

    pelanggaran Pemilu/Pemilihan di Tahun 2019. Dari target kinerja sebesar 3% ( 1

    orang), persentase penyelenggara Pemilu/Pemilihan yang melakukan

    pelanggaran kode etik penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan sesuai rekomendasi

  • 34

    DKPP sepanjang tahun 2019 sebanyak 0 orang (0%) dari total 22 orang, yang

    terdisi dari 5 (lima) orang anggota KPU Kota Pontianak dan 17 (tujuh belas) PNS

    dan 5 orang tenaga honor dan pendukung. Hal ini dapat tercapai melalui

    berbagai kegiatan yang bersifat pencegahan (preventive), diantaranya berupa

    pendidikan dan pelatihan bagi anggota KPU Kota Pontianak serta PNS yang

    berkerja di sekretariat KPU Kota Pontianak.

    Akuntabilitas keuangan terhadap indikator Persentase Penyelenggaraan

    Pemilu/pemilhan yang terbukti melakukan Pelanggaran Pemilu/Pemilihan

    sebagaimana pada tabel..

    Tabel 3.5 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggaraan Pemilu

    No Indikator Kinerja

    Kinerja Anggaran

    Target

    (%)

    Realisasi

    (%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu

    3 0 100 0 0 0

    Pada tabel 3.5 dilihat dari aspek akuntabilitas, dapat dijelaskan bahwa

    pencapaian penyelenggara Pemilu/Pemilihan yang terbukti melakukan

    Pelanggaran Kode etik terhadap penyelenggaraan Pemilihan di Tahun 2019

    terbukti efektif karena berhasil melampaui target kinerja yang ditetapkan sebesar

    3%.

  • 35

    2. Opini BPK atas LHP

    Berdasarkan Renstra KPU tahun 2015 – 2019 menargetkan mendapatkan Opini

    Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

    dimana opini BPK merupakan pernyataan professional pemeriksa mengenai

    kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dengan

    didasarkan pada 4 kriteria yaitu:

    1. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan;

    2. Kecukupan pengungkapan;

    3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang – undangan;

    4. Efektifitas sistem pengendalian intern.

    KPU Kota Pontianak berupaya untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang

    akuntabel dan tepat waktu. Untuk mencapai tujaun tersebut dibutuhkan

    pengelolaan yang baik dan transparan. Selain itu diperlukan adanya

    pengendalian atas proses pengelolaan dan penyajian Laporan keuangan yang

    andal melaui adanya pengendalian Intern. Pengukuran atas Laporan keuangan

    KPU Kota Pontianak yaitu:

    Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Opimi BPK atas LHP

    No INDIKATOR KINERJA Realisasi 2018 (%)

    Tahun 2019

    Target (%)

    Realisasi (%)

    Capaian (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    2 Opini BPK atas LHP WDP WTP 0* 0*

    Keterangan : *KPU RI belum mendapatkan opini atas LHP tahun 2019

    Sebagaimana telah tercantum pada tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian

    kualitas akuntabilitas keuangan KPU Kota Pontianak sudah baik. Hal ini

    tercermin dari Opini BPK atas laporan keuangan KPU RI yang memberikan opini

    WDP pada tahun 2018. Sedangkan untuk tahun 2019, BPK RI belum

  • 36

    memberikan Opini atas Laporan Keuangan KPU. Komisi Pemilihan Umum Kota

    Pontianak telah menyampaikan Laporan Keuangan Semester I dan II serta

    Laporan Keuangan Tahunan kepada KPU RI. KPU Kota Pontianak juga

    senantiasa melakukan rekonsiliasi laporan keuangan dengan KPPN Pontianak

    dan KPU Provinsi Kalimantan Barat. Laporan Keuangan yang disajikan oleh

    KPU Kota Pontianak telah menyampaikan informasi pengelolaan penggunaan

    anggaran yang cukup memadai. Upaya yang dilakukan KPU Kota Pontianak

    dalam rangka menyajikan Laporan Keuangan yang andal yaitu:

    1. Senantiasa melakukan monitoring atas pengelolaan keuangan hingga

    penyusunan laporan keuangan;

    2. Memperbaiki manajemen pengelolaan keuangan dengan melakukan

    implementasi SPIP;

    a. Melakukan pencatatan yang akurat terhadap pengelolaan dan

    penatausahan hibah barang, operasional, maupun hibah pilkada sesuai

    dengan ketentuan peraturan yang berlaku;

    b. Melakukan pencatatan yang terperinci kedalam Buku Kas dan Buku

    Pembantu lainnya;

    c. Melakukan prinsip Efektif dan Efisien penggunaan anggaran keuangan;

    d. Melakukan penatausahaan Barang Milik Negara berupa asset, barang

    persediaan rutin maupun logistic Pemilu sesuai mekanisme yang diatur

    oleh Peraturan Menteri Keuangan dan Surat Edaran dari KPU RI;

    AKuntabilitas Keuangan terhadap indikator Nilai Hasil Akuntabilitas

    sebagaimana pada tabel 3.7

    Tabel 3.7 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Opini BPK atas LHP

    No

    Indikator Kinerja

    Kinerja Anggaran

    Target

    (%)

    Realisasi

    (%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    2 Opini BPK atas LHP

    WTP 0* 0* 21.600.000 21.559.550 100

    Keterangan : *KPU RI belum mendapatkan opini atas LHP tahun 2019

  • 37

    Pada tabel 3.7, dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dilihat bahwa

    pencapaian target sasaran strategis KPU Kota Pontianak dengan indikator Opini

    BPK atas LHP Laporan Keuangan Tahun 2019 KPU RI belum mendapatkan

    penilaian atas laporan keuangan tahun 2019 dari Menteri Keuangan. Dana nilai

    anggaran yang telah digunakan adalah sebesar 99,75 % dari anggaran yang

    tersedia untuk mendukung kegiatan dalam mencapai sasaran indikator kinerja.

    Sasaran 2 Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan

    Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas regulasi Kepemiluan

    yang berkepastian hukum. Sasaran ini dicapai melalui berbagai program dan

    kegiatan. Adapun capaian indikator kinerja sasaran tersebut selama tahun 2019

    adalah sebagai berikut:

    1. Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan Oleh KPU

    Dalam menyelenggarakan Pemilu dan Pemilihan, KPU Kota Pontianak

    dihadapkan pada sengketa yang timbul akibat dari gugatan yang diajukan oleh

    Peserta Pemilu/Pemilihan. Pada tahun 2019. KPU Kota Pontianak

    melaksanakan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

    Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.

    .Pengukuran kinerja terhadap Persentase sengketa hukum yang

    dimenangkan oleh KPU Kota Pontianak yaitu dengan cara membandingkan

    jumlah sengketa yang dimenangkan oleh KPU Kota Pontianak dengan jumlah

    sengketa yang ditujukan kepada KPU Kota Pontianak. Pengukuran terhadap

    persentase tersebut disajikan sebagai berikut:

  • 38

    Tabel 3.8 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU Kota Pontianak

    No INDIKATOR KINERJA

    Tahun 2019

    Target (%)

    Realisasi (%)

    Capaian (%)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU

    86 100 116

    Cara mengukur indikator Persentase Sengketa Hukum yang dimenangkan KPU

    Kota Pontianak adalah dengan membandingkan jumlah sengketa hukum yang

    dimenangkan KPU Kota Pontianak dengan jumlah total sengketa hukum.

    Pada tahun 2019. Tercatat ada 2 (dua) gugatan yang diajukan ke pengadilan

    Mahkamah Konstitusi terkait hasil Pemilu yaitu gugatan dari Peserta Pemilu

    Tahun 2019 yaitu Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 02

    dalam perkara Nomor 01/PHPU.PRES-XVII/2019 dengan locus TPS 12

    Kelurahan Saigon Kecamatan Pontianak Timur dan gugatan dari Partai Gerindra

    untuk Dapil Kalimantan Barat 1 dalam perkara Nomor 154-02-20/PHPU.DPR-

    DPRD/XVII/2019 dengan Locus Kota Pontianak (11 TPS).

    Hasil Putusan dari Perselisihan Perolehan Suara oleh Mahkamah Konstitusi

    yaitu :

    1. untuk Locus gugatan dari Peserta Pemilu Tahun 2019 yaitu Pasangan

    Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 02 dalam perkara Nomor

    01/PHPU.PRES-XVII/2019 dengan Putusan Nomor

    :01/PHPU.PRES/XVII/2019 yang dibacakan pada tanggal 27 Juni Tahun

    2019 adalah sebagai berikut :

    a. Dalam Eksepsi : Menolak eksepsi Termohon dan Pihak Terkait

    untuk seluruhnya.

    b. Dalam Pokok Permohonan : Menolak permohonan Pemohon untuk

    seluruhnya.

  • 39

    2. untuk Locus gugatan dari Peserta Pemilu Tahun 2019 yaitu dari Partai

    Gerindra dalam perkara Nomor 01/PHPU.PRES-XVII/2019 dan gugatan

    dari Partai Gerindra dalam perkara Nomor : 154-02-20/PHPU.DPRDPRD/

    XVII/2019 dengan Putusan Nomor : 154-02-20/PHPU.DPRDPRD/

    XVII/2019 yang dibacakan pada tanggal 8 Agustus Tahun 2019 adalah

    sebagai berikut :

    a. Dalam Eksepsi : Menolak Eksepsi Termohon

    b. Dalam Pokok Permohonan :

    1) Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian;

    2) Menyatakan perolehan suara yang benar untuk Pemohon

    atas nama Hendri Makaluasc, A.Md., SE..M.Th Calon

    Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat 6 Partai Gerindra

    Nomor Urut 1, Daerah Pemilihan Kalimantan Barat 6 adalah

    5.384 suara;

    3) Menolak permohonan Pemohon sepanjang menyangkut DPR

    RI Daerah Pemilihan Kalimantan Barat I serta permohonan

    Pemohon selain dan selebihnya;

    4) Memerintahkan Termohon untuk melaksanakan putusan a

    quo. Laporan Kegiatan Tahapan Pemilihan Umum 2019

    Dibacakan pada hari kamis tanggal 8 (Delapan Agustus 2019

    Putusan Nomor : 154-02-20/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019

    Jumlah perkara sengketa yang dimenangkan sejumlah 2 Perkara atau dengan

    persentase sebesar 100 % dari jumlah total perkara sengketa yang masuk.

    Upaya yang dilakukan oleh KPU Kota Pontianak untuk menyelesaikan sengketa

    antara lain:

    1. Menyiapkan barang bukti yang dibutuhkan untuk membantu penyelesaian

    sengketa;

    2. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pelaksanaan putusan

    peradilan.

    3. Membuat kronologis sebagai jawaban dari permohonan pemohon.

  • 40

    Belajar dari pengalama menghadapi sengketa hasil Pemilu tahun 2019, upaya –

    upaya yang akan dilakukan oleh KPU Kota Pontianak dimasa yang akan datang

    untuk mengurangi potensi gugatan sengketa hukum yaitu:

    1. Melakukan oerbaikan kualitas peraturan/keputusan KPU dengan mekanisme

    uji publik;

    2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara Pemilu dan Pemilihan melalui

    seleksi dan bimbingan teknis yang lebih intens;

    3. Meningkatkan transparasi hasil pemungutan suara melalui kegiatan

    penguploadan formulir C1 pada website KPU;

    4. Meningkatkan akses publik terhadap regulasi dan produk hukum KPU

    khususnya KPU Kota Pontianak melalui portal https://kpu-

    pontianakkota.go.id/

    5. Meningkatkan sosialisasi PKPU kepada penyelenggara Pemilu dan

    stakeholder.

    6. Meningkatkan atau memperketat proses rekuitmen badan adhoc untuk

    memperoleh penyelenggara badan adhoc yang berkualitas dan berintegritas.

    Tabel 3.9 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Persentase sengketa hukum yang dimenangkan KPU Kota Pontianak

    No

    Indikator Kinerja

    Kinerja Anggaran

    Target

    (%)

    Realisasi

    (%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU

    86 100 116 176.604.000 176.521.100 99.95

    Pada tabel 3.9 dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dijelaskan bahwa

    pencapaian target sasaran strategis KPU Kota Pontianak dengan indikator

    Presentase Sengketa Hukum yang dimenangkan KPU tahun 2019 mencapai

    kinerja sebesar 116 % dan telah menggunakan 99,95 % dari anggaran yang

    tersedia untuk mendukung kegiatan dalam mencapai sasaran indikator kinerja.

  • 41

    C. KINERJA TAMBAHAN

    Pada tahun 2019 terdapat pelaksanaan beberapa indikator kinerja yang dapat

    mendukung pencapaian visi dan misi Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak

    namun belum ditetapkan menjadi indikator kinerja pada sasaran strategis KPU Kota

    Pontianak. Indikator tersebut menjadi kinerja tambahan Komisi Pemilihan Umum

    untuk meningkatkan penyelenggaran pemilihan yang transparan, adil, mandiri dan

    berintegritas. Adapun indikator kinerja yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum

    Kota Pontianak pada tahun 2019 sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan

    oleh KPU RI dan Renstra KPU yaitu:

    1. Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    Yang dimaksud dengan Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    adalah persentase partisipasi pemilih yang berpartisipasi pada pemungutan

    suara pemilihan umum tahun 2019. Cara mengukurnya dengan mengetahui

    persentase rata – rata pengguna hak pilih berdasarkan jumlah pemilih dalam

    pemungutan suara Pemilu tahun 2019.

    Esensi Pemilihan yang demokratis adalah ketika setiap warga Negara bebas

    memilih maupun dipilih dan berpartisipasi dalam proses Pemilihan. Partisipasi

    pemilih yang dimaksud dimaknai sebagai peran serta masyarakat dalam

    menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan. Bertolak dari paham kedaulatan ada

    di tangan rakyat maka partisipasi pemilih menjadi komponen utama bagi

    suksesnya penyelenggaraan Pemilihan.

    Partisipasi pemilih merupakan salah satu indikator kunci untuk mengukur

    keberhasilan pelaksanaan suatu penyelenggaraan Pemilihan. Semakin tinggi

    partisipasi menandakan bahwa rakyat mengikuti, memahami, dan melibatkan diri

    dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya, partisipasi yang rendah menjadi

    penanda bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah

    atau kegiatan kenegaraan. Disamping itu, semakin tinggi angka partisipasi

    pemilih dalam suatu penyelenggaraan pemilihan maka Pemilihan tersebut

  • 42

    memiliki tingkat legitimasi yang baik dan penyelenggara Pemilu dianggap

    berhasil begitupun sebaliknya.

    Pemilih merupakan elemen utama dalam penyelenggaraan pemilihan umum

    yang demokratis. Partisipasi pemilih menjadi bagian integral dari upaya

    menciptakan demokrasi electoral yang berintegritas. Pemilu sebagai instrument

    utama demokrasi menjembatani suara rakyar sebagai pemilik kedaulatan untuk

    memberikan mandate kepada seseorang sebagai wakilnya yang akan

    menjalankan kekuasaan baik di parlemen maupun di pemerintahan. Karenanya,

    partisipasi pemilih dalam Pemilu berkaitan pula dengan tingkat legitimasi

    kekuasaan. Atas dasar itupula sejumlah lembaga peringkat demokrasi di dunia

    membuat katagorisasi partisipasi secara kuantitatif berdasarkan tingkat

    kehadiran pemilih untuk memberikan suara pada hari pemungutan suara atau

    voter turn out.

    Partisipasi pemilih diukur dari tingkat kehadiran pemilih di TPS pada hari

    pemungutan suara. Pengukuran tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan

    dilakukan dengan cara membandingkan jumlah pengguna hak pilih dengan total

    pemilih. Suara tidak sah tetap dihitung sebagai partisipasi pemilih, karena

    pemilih telah menggunakan hak suaranya meskipun suaranya tidak sah (invalid

    vote)

    Dalam rangka memberikan pelayanan untuk mengetahui hasil pemilihan umum

    tahun 2019 di wilayah Kota Pontianak dengan tepat dan akurat, KPU RI telah

    membentuk portal yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat yaitu

    https://Pemilu2019.kpu.go.id/

    Untuk mengetahui tingkat partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilih

    dapat diukur dari rata – rata partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum Tahun

    2019 yang di dapat dari formulir DB1-KPU untuk tingkat kabupaten/kota. Tingkat

    partisipasi berdasarkan jenis pemilihan:

  • 43

    Tabel 3.10 Tingkat partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilih berdasarkan jenis pemilihan

    di Tahun 2019

    No Jenis Pemilihan

    Tingkat Partisipasi

    Laki – Laki Perempuan Total

    1 Presiden dan Wakil Presiden 77.15 % 79.21 % 78.20 %

    2 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 76.73 % 78.84 % 77.80 %

    3 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 76.81 % 78.93 % 77.88 %

    4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD Provinsi)

    76.59 % 78.66 % 77.64 %

    5 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (DPRD Kota)

    76.53 % 78.66 % 77.61 %

    Rata – Rata Pemilihan Umum Tahun 2019

    76.76 % 78.86 % 77.83 %

    Tabel 3.11 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    No Indikator Kinerja Target

    (%) Realisasi

    (%)

    Capaian terhadap target (%)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Persentase Partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    77.50 77.83 100

    Berdasarkan tabel 3.11 dapat dilihat bahwa rata – rata tingkat partisipasi pemilih

    dalam Pemilihan Umum tahun 2019 sebesar 77.83 % dan telah berhasil

    melampaui raget yang ditetapkan yaitu 77.50 %. Tingginya tingkat partisipasi ini

    merupakan hasil dari upaya – upaya KPU Kota Pontianak dalam meningkatkan

    kesadaran masyarakat Kota Pontianak untuk ikut aktif dan menjadi bagian dari

    pesta demokrasi di Indonesia. Upaya – upaya yang dilakukan oleh KPU Kota

    Pontianak yaitu :

  • 44

    1. Mensosialisasikan tahapan – tahapan Pemilihan Umum Tahun 2019 kepada

    masyarakat dengan berkerja sama dengan relawan demokrasi.

    2. Mengembangkan dan mensosialisasikan Rumah Pintar Kapuas

    3. Meningkatkan intensitas sosialisasi pendidikan pemilih pada pemilih pemula.

    4. Memberikan pelayanan dan informasi terkait Data pemilih dengan membuka

    posko pelayanan dan pengecekan sudah terdaftar dalam DPT di titik – titik

    keramaian.

    5. Memberikan pelayanan dan sosialisasi pindah memilih ke instansi – instansi

    vertikal, kampus dan titik – titik keramaian masyarakat seperti di kegiatan car

    free day

    6. Mensosialisasikan Pemilu 2019 melalui berbagai event yaitu Lomba marching

    band tingkat SMA di Kota Pontianak, Konser Musik dengan tema “Melangkah

    Bersama untuk Pemilu 2019 Berintegritas” dan Pemilu Run.

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis komunitas

  • 45

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis keagamaan

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis keluarga

  • 46

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 untuk pendidikan pemula

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis pemilih

    berkebutuhan khusus

  • 47

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis marginal

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis warganet

  • 48

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis pemuda

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis perempuan

  • 49

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 melalui Lomba marching band tingkat SMA

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 Goes to Campus

  • 50

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 melalui Konser Musik “Melangkah Bersama untuk

    Pemilu 2019 Berintegritas”

    Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 melalui kegiatan Pemilu Run

  • 51

    Posko pelayanan pengecekan sudah terdaftar dalam DPT di kegiatan car free day

    Posko pelayanan pengecekan sudah terdaftar dalam DPT di pusat perbelanjaan Ayani Mall

    Pontianak

  • 52

    Posko pelayanan pindah memilih di kampus UNTAN Pontianak

    Sosialisasi pindah memilih di Kantor KPPN Kota Pontianak

  • 53

    Tabel 3.12 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    No

    Indikator Kinerja

    Kinerja Anggaran

    Target

    (%)

    Realisasi

    (%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Persentase Partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    77.50 77.83 100 1.031.328.000 1.026.386.250 99.32

    Pada tabel 3.12 dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dijelaskan bahwa

    pencapaian indikator Presentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    tahun 2019 oleh KPU Kota Pontianak mencapai kinerja sebesar 100 % dan telah

    menggunakan 99,32 % dari anggaran yang tersedia untuk mendukung kegiatan

    dalam mencapai sasaran indikator kinerja.

    Sosialisasi pindah memilih melalui x-banner di Hotel Grand Mahkota Hotel Pontianak

  • 54

    2. Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

    Yang dimaksud dengan persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    adalah persentase partisipaso pemilih perempuan yang berpartisipasi pada

    pemungutan suara pemilihan tahun 2019 di Kota Pontianak. Cara

    pengukurannya adalah dengan mengetahui persentase rata – rata pengguna

    hak pilih berdasarkan jumlah pemilih dalam pemungutan suara pemilihan umum

    tahun 2019 di Kota Pontianak.

    Pemilih perempuan adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berjenis

    kelamin perempuan dan telah memasuki usia untuk memilih atau telah menikah.

    Partisipasi perempuan dimaknai sebagai peran serta perempuan dalam

    menggunakan hak pilihnya pada Pemilu/Pemilihan. Wujud dari pentingnya

    partisipasi pemilih perempuan adalah kebebasan dari persamaan hak

    perempuan dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemiu/Pemilihan sebagai

    indikator mutlak suatu Negara demokratis.

    Partisipasi pemilih perempuan pada Pemilihan Umum Tahun 2019 dapat diukur

    dengan cara membandingkan jumlah pengguna hak pilih perempuan dengan

    total pemilih perempuan. Untuk mengetahui tingkat partisipasi pemilih

    perempuan dalam menggunakan hak pilih dapat terukur dari rata – rata

    partisipasi pemilih perempuan pada Pemilihan Umum Tahun 2019 yand didapat

    dari data formulir model DB1-KPU untuk tingkat Kabupaten/Kota.

    Pengukuran Kinerja persentase pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

    pada tahun 2019 sebagaimana pada tabel 3.13

  • 55

    Tabel 3.13 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Persentase Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

    No Indikator Kinerja Target

    (%) Realisasi

    (%)

    Capaian terhadap target (%)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    2 Persentase Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

    78 78.86 100

    Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa persentase pemilih perempuan

    dalam Pemilihan Umum tahun 2019 di Kota Pontianak sebesar 78.86 % dan

    telah berhasil melampaui raget yang ditetapkan yaitu 78 %. Capaian ini

    merupakan hasil dari sosialisasi – sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota

    Pontianak ke segmen perempuan dengan berkerja sama dengan LSM dan

    ormas di Kota Pontianak yaitu:

    1. Pusat pengembangan sumber daya wanita (PPSW)

    2. Serikat Perempuan berbasis Khatulistiwa (SPBK)

    3. Serikat PEKKA

    Selain melibatkan ormas dan LSM berbasis perempuan, KPU Kota Pontianak

    juga melakukan sosialisasi dengan berfokus pada segmen perempuan melalui

    acara pengajian dan majelis taklim di Kota Pontianak.

  • 56

    Sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih perempuan berkerjasama dengan Pusat

    pengembangan sumber daya wanita (PPSW)

    Sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih perempuan berkerjasama dengan Pusat

    pengembangan sumber daya wanita (PPSW)

  • 57

    Sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih perempuan berkerjasama dengan Serikat

    Perempuan berbasis Khatulistiwa (SPBK)

    Sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih perempuan berkerjasama dengan Serikat

    Perempuan berbasis Khatulistiwa (SPBK)

  • 58

    Tabel 3.14 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019

    Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

    No

    Indikator Kinerja

    Kinerja Anggaran

    Target

    (%)

    Realisasi

    (%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    2 Persentase Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

    78 78.86 100 75.000.000 72.986.650 97.32

    Pada tabel 3.14 dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dijelaskan bahwa

    pencapaian indikator Presentase pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

    tahun 2019 oleh KPU Kota Pontianak mencapai kinerja sebesar 100 % dan telah

    menggunakan 97,32 % dari anggaran yang tersedia untuk mendukung kegiatan

    dalam mencapai sasaran indikator kinerja.

    Sosialisasi Pemilu tahun 2019 di Forum Pengajian Al-Mu’minat

  • 59

    3. Persentase pemilih disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan

    Yang dimaksud dengan persentase partisipasi pemilih disabilitas dalam

    Pemilu/Pemilihan adalah persentase partisipasi Pemilih Disabilitas yang

    berpartisipasi pada Pemungutan Suara Pemilihan Tahun 2019 di Kota

    Pontianak. Cara pengukurannya dengan mengetahui persentase rata – rata

    pengguna hak pilih berdasarkan jumlah pemilih disabilitas dalam pemungutan

    suara pemilihan tahun 2019 di Kota Pontianak.

    Terkait partisipasi, KPU berfokus tidak hanya meningkatkan angka partisipasi

    pemilih secara umum, namu menggarap segmen pemilih disabilitas agar makin

    mudah berpartisipasi di Pemilu. Prinsip demokrasi mengatakan bahwa setiap

    warga Negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam

    pemerintahan, begitu juga bagi para penyandang disabilitas. Penyandang

    disabilitas adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan aktivitas akibat dari

    adanya gangguan yang ada pada diri individu itu sendiri. Mereka punya hak

    politik untuk memilih dan dipilih dalam tata pemerintahan. Dengan pengertian itu

    masyarakat diharapkan tidak lagi memandang para difabel sebagai manusia

    yang hanya memiliki kekurangan dan ketidakmampuan. Mereka harus

    dipandang sebagaimana layaknya manusia umumnya, yang memiliki potensi

    berbeda-beda.

    Hal ini sebagaimana telah diatur dalam Pasal 28 I ayat 2 amandemen ke 2 UUD

    1945 yang berbunyi: “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat

    diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan per