KATA PENGANTAR...Laporan Kinerja (LKj) Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Tahun 2019. Penyusunan...
Transcript of KATA PENGANTAR...Laporan Kinerja (LKj) Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Tahun 2019. Penyusunan...
-
i
Segala puji dan syukur kita panjatkan
kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat-Nya kita dapat menyusun
Laporan Kinerja (LKj) Komisi Pemilihan Umum
Kota Pontianak Tahun 2019. Penyusunan
Laporan Kinerja (LK) ini didasarkan melalui
analisis terhadap pencapaian dan realisasi
kinerja sasaran yang dilakukan dikaitkan dengan
perencanaan strategis yang tertuang dalam
Renstra, Indikator Kinerja Utama dan Penetapan
Kinerja Tahun 2019. Laporan kinerja ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
semua kegiatan yang dilakukan guna mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian
sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2019.
Pada tahun 2019 KPU Kota Pontianak melaksanakan untuk pertama kalinya
Pemilihan Umum Serentak Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh KPU Kota Pontianak, namun KPU
Kota Pontianak berhasil menghadapi dan menjawab tantangan tersebut dengan
suksesnya penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
yang aman dan berkualitas di Kota Pontianak. Hal tersebut tidak lepas dari dukungan dan
sinergi dari Komisioner KPU Kota Pontianak dan Sekretariat KPU Kota Pontianak
bersama pihak – pihak terkait yaitu Pemerintah Kota Pontianak, Kepolisian Resort Kota
Pontianak, Komando Distrik Militer 1207/Kota Pontianak, DPRD Kota Pontianak, Bawaslu
Kota Pontianak, Partai Politik, Civitas Akademika, NGO/LSM, Ormas, Komunitas, Media
Massa dan Masyarakat serta organisasi – organisasi atau komunitas yang aktif
memperjuangkan hak – hak kaum disabilitas dan marginal dalam Pemilu.
Selain itu KPU Kota Pontianak juga berhasil menorehkan prestasi dengan meraih
beberapa penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat dibeberapa katagori dan
penghargaan dari KPPN Pontianak.
KATA PENGANTAR
-
ii
Hasil kinerja KPU Kota Pontianak yang berorientasi pada output maupun outcome
diharapkan dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan peran kelembagaan dan
peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas kinerja seluruh jajaran pejabat dan
pelaksana di lingkungan KPU Kota Pontianak pada tahun tahun selanjutnya, sehingga
dapat mendukung kinerja KPU Kota Pontianak secara keseluruhan dalam mewujudkan
penyelenggaraan pemilihan yang berkualitas, penyelenggara yang berintegritas dan
lembaga penyelenggara pemilu yang handal.
Pontianak, Januari 2020 KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM
KOTA PONTIANAK,
DENI NULIADI
-
iii
KPU merupakan organisasi yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Laporan
Kinerja (LKj) ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban KPU Kota Pontianak kepada
publik dalam mencapai sasaran strategis, visi dan misi. KPU Kota Pontianak telah
menetapkan 2 (dua) sasaran strategis sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Tahun
2015 – 2019, dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis
capaian kinerja, dapat dikatakan semua target terpenuhi sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Pencapaian target indikator kinerja KPU Kota Pontianak dalam penyelenggaran
Pemilu Tahun 2019 di tandai dengan peningkatan kualitas dalam daftar pemilih, tingkat
partisipasi dan sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU Kota Pontianak. Secara
umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1 Capaian Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
INDIKATOR KINERJA
KINERJA
TARGET %
REALISASI %
% CAPAIAN
(1) (2) (3) (4)
Sasaran 1 : Terlaksananya Pemilu/Pemilihan yang aman, jujur dan adil
Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu
3 0 100
Opini BPK atas LHP WTP 0* 0*
Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan
Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan Oleh KPU
86 100 116
Keterangan : *KPU RI belum mendapatkan opini atas LHP tahun 2019
Pada tahun 2019, KPU Kota Pontianak mendapatkan pagu awal anggaran sebesar
Rp. 24.049.833.000. KPU Kota Pontianak mengalami 9 (Sembilan) kali revisi anggaran
dan pagu anggaran revisi terakhir sebesar Rp. 25.816.026.000 dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 25.751.745.454 atau sebesar 99,75%.
RINGKASAN EKSEKUTIF
-
iv
KPU Kota Pontianak menyelenggarakan Pemilihan Umum Anggota Dewan DPR,
DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2019. Beberapa tahapan penyelenggaran telah dilaksanakan pada tahun
2018. Tahapan Pemilihan Umum 2019 yang dilaksanakan oleh KPU Kota Pontianak pada
tahun 2019 yaitu:
1. Sosialisasi Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota
serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019
2. Pemutakhiran dan Penyusunan Daftar Pemilih
a. Penyusunan dan Rekapitulasi DPTb Pemilu 2019 Kota Pontianak
b. Pemasukkan data DPK Pemilu 2019
3. Pengadaan dan pendistribusian perlengkapan penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019
(logistik pemilu)
4. Pelaksanaan kampanye
5. Pelaporan audit dana kampanye
6. Pemungutan dan penghitungan suara Pemilu tahun 2019
7. Rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Tahun 2019
8. Penyelesaian sengkata hasil pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
9. Menetapkan peroleh kursi dan calon terpilih
Capaian tersebut tidak lepas dari upaya seluruh jajaran Komisioner KPU Kota
Pontianak dan sekretariat di KPU Kota Pontianak yang senantiasa konsisten dalam
pelaksanaan kinerjanya. Apresiasi terhadap capaian kinerja KPU Kota Pontianak di Tahun
2019 tercermin dari beberapa penghargaan dan prestasi yang diberikan kepada KPU
Kota Pontianak, yaitu:
1. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik
Pertama se Kabupaten/Kota katagori Kreasi Sosialisasi dan Partisipasi Pemilu
Tahun 2019;
2. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik
Pertama se Kabupaten/Kota katagori Pemilu Akses Tahun 2019;
-
v
3. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik
Pertama se Kabupaten/Kota katagori Penyelenggara Pemilu Yang Berintegritas
Tahun 2019;
4. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik Kedua
se Kabupaten/Kota katagori Iklan Layanan Masyarakat Kreatif dan Inovatif Tahun
2019;
5. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik
Pertama se Kabupaten/Kota Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2019;
6. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik Kedua
se Kabupaten/Kota katagori Daftar Pemilih Berkualitas Tahun 2019;
7. Menerima penghargaan dari KPU Provinsi Kalimantan Barat sebagai terbaik Ketiga
se Kabupaten/Kota Untuk Kepatuhan Dalam Pengisian Aplikasi E-Monev dan
Aplikasi Smart Tahun 2019;
8. Menerima penghargaan dari KPPN Pontianak sebagai terbaik Ketiga Realisasi
Anggaran Semester I Tahun 2019;
Hasil capaian atas evaluasi akuntabilitas kinerja dan anggaran KPU Kota Pontianak
di tahun 2019 terdapat beberapa langkah ke depan yang akan dilaksanakan oleh KPU
Kota Pontianak untuk perbaikan di masa mendatang, antara lain:
1. Meningkatkan bimbingan teknis setiap tahapan yang melibatkan badan adhoc mulai
dari PPS, PPK hingga KPPS sehingga dapat meningkatkan pemahaman
penyelenggara pemilu tentang tahapan yang sedang dijalani dan yang akan
dilakukan.
2. Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja KPU Kota Pontianak
yaitu mulai dari pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas sosialisasi
dengan mengembangkan sebanyak mungkin kreativitas untuk menciptakan media
sosialisasi yang efektif dan efisien.
3. Meningkatkan kerjasama dengan Penyelenggara Pemilu yaitu Bawaslu, dengan
stakeholders, antara lain Partai Politik, Civitas Akademika, NGO/LSM, Ormas,
Komunitas, Media Massa dan Masyarakat serta organisasi – organisasi atau
-
vi
komunitas yang aktif memperjuangkan hak – hak kaum disabilitas dan marginal
dalam Pemilu.
4. Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi melalui rapat kerja dan atau rapat
koordinasi mengenai tahapan pemilu, aturan – aturan/peraturan tentang
penyelenggaran pemilu serta informasi – informasi penting lainnya dengan berbagai
pihak dan stakeholder.
5. Melakukan perbaikan kualitas regulasi dan data pemilih melalui mekanisme uji
publik.
6. Meningkatkan transparasi terkait hasil pemungutan suara, rekapitulasi data pemilih,
informasi – informasi seputar pemilu pada website KPU Kota Pontianak.
Kedepan, KPU Kota Pontianak berkomitmen agar prestasi kinerja penyelenggaraan
Pemilu terus meningkat. Terhadap aspek – aspek teknis penyelenggaraan Pemilu perlu
senantiasa menjadi perhatian agar mutu pemilihan dapat terus dijaga dan disempurnakan.
-
vii
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif ................................................................................... iii
Daftar Isi ..................................................................................................... vii
BAB I Pendahuluan .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban ......................................... 3
C. Struktur Kelembagaan KPU Kota Pontianak ........................... 6
D. Struktur Organisasi .................................................................. 6
E. Isu – Isu Strategis KPU ........................................................... 12
F. Sistematika .............................................................................. 13
BAB II Perencanaan Kinerja ..................................................................... 15
A. Sasaran RPJMN 2015 – 2019 ................................................. 15
B. Rencana Strategis 2015 – 2019 .............................................. 20
C. Revisi Renstra ......................................................................... 25
D. Rencana Kinerja Tahunan ....................................................... 27
E. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ................................................ 27
BAB III Akuntabilitas Kinerja ...................................................................... 29
A. Pengukuran Capaian Kinerja ................................................... 29
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja .................................... 31
C. Kinerja Tambahan ................................................................... 41
D. Akuntabilitas Keuangan ........................................................... 67
BAB IV Penutup .......................................................................................... 69
Lampiran I Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Lampiran II Pengukuran Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
DAFTAR ISI
-
1
A. LATAR BELAKANG
Pemilihan Umum adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil
Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai lembaga negara yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri, KPU Kota
Pontianak diberikan mandat oleh Undang – Undang 1945 untuk menyelenggarakan
Pemilihan Umum. Mandat yang diberikan oleh Konstitusi tersebut kemudian
dijabarkan di dalam Undang – Undang yang mengatur tugas, wewenang, dan
kewajiban KPU Kota Pontianak dalam setiap jenis Pemilu.
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 yang disahkan dan diundangkan pada
bulan Agustus 2017 membawa dampak perubahan yang signifikan terhadap
kelembagaan penyelenggara Pemilu, khususnya KPU, dan terhadap
penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum mengatur tugas, wewenang, dan kewajiban KPU dalam
menyelenggarakan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota, serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Undang – Undang
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang –
Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
sebagaimana terakhir diubah dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2016
mengatur tugas, wewenang, dan kewajiban dalam menyelenggarakan Pemilihan
Kepala dan Wakil Kepala Daerah.
KPU mempunyai fungsi menyelenggarakan Pemilu untuk memilih Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota
secara langsung oleh rakyat. Pelaksanaan program dan kegiatan KPU dalam rangka
pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan
PENDAHULUAN
-
2
Belanja Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Sebagai lembaga yang menggunakan anggaran negara dalam pelaksanaan tugas
dan kegiatannya serta lembaga yang mengedepankan sistem keterbukaan,
transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan maka berkewajiban
membuat Laporan Kinerja (LKj).
Penyusunan Laporan Kinerja KPU Kota Pontianak mengacu pada:
1. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja; Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; dan
3. Keputusan KPU Nomor 5/PR.03-1-Kpts/03/KPU/I/2018 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian KInerja dan Pelaporan Kinerja di lingkungan Komisi
Pemilihan Umum
LKj KPU merupakan wujud pertanggungjawaban KPU atas pelaksanaan tugas
dan fungsinya, serta sebagai bahan analisis dalam membuat kebijakkan untuk
meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. LKj ini memberikan
penjelasan mengenai pencapaian kinerja KPU selama Tahun Anggaran 2019,
setiap capaian kinerja (performance resuls) Tahun 2019 sebagai tolak ukur dan
gambaran tingkat keberhasilan pencapaian kinerja KPU selama 1 tahun.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana terget kinerja digunakan
sebagai check point yang memberikan hasil guna perbaikan dan peningkatan
kinerja
-
3
B. TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,
berikut Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPU Kota Pontianak :
1. Tugas
Pasal 18 menyebutkan bahwa tugas KPU Kabupaten/Kota adalah :
a. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran;
b. Melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan di Kabupaten/Kota
berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan;
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh
PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;
d. Menyampaikan daftar Pemilih kepada KPU Provinsi;
e. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data pemilu terakhir dengan
memperhatikan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh
Pemerintah dan menetapkannya sebagai daftar Pemilih;
f. Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara
Pemilu anggota DPR, anggota DPD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
dan anggota DPRD provinsi serta anggota DPRD kabupaten/kota yang
bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi suara di PPK;
g. Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan
suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi Peserta Pemilu, Bawaslu
Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;
h. Mengumumkan calon anggota DPRD kabupaten/kota terpilih sesuai
dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di kabupaten/kota
yang bersangkutan dan membuat berita acaranya;
-
4
i. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan
oleh Bawaslu Kabupaten/Kota;
j. Mensosialisasikan Penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan
dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;
k. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu; dan
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau
ketentuan peraturan perundang – undangan.
2. Kewenangan
Pasal 19 menyebutkan bahwa kewenangan KPU Kabupaten/Kota adalah :
a. Menetapkan jadwal di kabupaten/kota;
b. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;
c. Menetapkan dan mengumumkan rekapitulas penghitungan suara Pemilu
anggota DPRD kabupaten/kota berdasarkan rekapitulasi penghitungan
suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan
sertifikat rekapitulasi suara;
d. Menerbitkan keputasan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil
Pemilu anggota DPRD Kabupaten/Kota dan mengumumkannya;
e. Menjatuhkan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara
anggota PPK dan anggota PPS yang terbukti melakukan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya tahapan Penyelenggaraan Pemilu
berdasarkan putusan Bawaslu, putusan Bawaslu Provinsi, putusan
Bawaslu Kabupaten/Kota, dan/atau ketentuan peraturan perundang –
undangan; dan
f. Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
dan/atau ketentuan peraturan perundang – undangan.
-
5
3. Kewajiban
Pasal 20 menyebutkan bahwa kewajiban KPU Kabupaten/Kota adalah :
a. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu dengan tepat
waktu;
b. Memperlakukan Peserta Pemilu secara adil dan setara;
c. Menyampaikan semua informasi Penyelenggaraan Pemilu kepada
masyarakat;
d. Melaporakan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan;
e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan
Penyelenggaraan Pemilu kepada KPU melalui KPU Provinsi;
f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan
penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh KPU
Kabupaten/Kota dan lembaga kearsipan kabupaten/kota berdasarkan
pedoman yang ditetapkan oleh KPU dan Arsip Nasional Republik
Indonesia;
g. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan
peraturan perundang – undangan;
h. Menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan Penyelenggaraan
Pemilu kepada KPU dan KPU Provinsi serta menyampaikan tembusannya
kepada Bawaslu;
i. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten/Kota dan
ditandatangani oleh Ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota;
j. Melaksanakan dengan segera putusan Bawaslu Kabupaten/Kota;
-
6
k. Menyampaikan data hasil Pemilu dari tiap – tiap TPS pada tingkat
kabupaten/kota kepada Peserta Pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah
rekapitulasi di kabupaten/kota;
l. Melakukan pemutakhiran dan memelihara data pemilih secara
berkelanjutan dengan memperhatikan data kependudukan sesuai
ketentuan peraturan perundang – undangan;
m. Melaksanakan putusan DKPP; dan
n. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi
dan/atau peraturan perundang – undangan.
C. STRUKTUR KELEMBAGAAN KPU KOTA PONTIANAK
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017, KPU Kota Pontianak
beranggotakan 5 (lima) orang dengan masa jabatan 5 (lima) tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan pada tingkatan yang sama.
Untuk mendukung kelancaran tugas, wewenang dan kewajiban KPU sesuai dengan
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017, maka dibentuk Sekretariat KPU Kota
Pontianak.
D. STRUKTUR ORGANISASI
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di KPU Kota Pontianak terbagi menjadi dua komponen
utama, yaitu komponen Anggota KPU dan komponen pagawai sekretariat.
Anggota KPU Kota Pontianak memiliki masa jabatan tertentu yaitu selama 5 (lima)
tahun sejak dilakukan pengambilan sumpah jabatan. Sedangkan pegawai
sekretariat terdiri dari aparatur sipil negara (ASN), tenaga honorer dan tenaga
pendukung dengan status non-PNS.
-
7
a. Anggota KPU
Anggota KPU merupakan pimpinan di KPU di setiap tingkatan satuan kerja.
Anggota KPU menjadi aspek utama dalam pengambilan kebijakan organisasi
Anggota KPU sangat strategis dalam mewarnai dan membawa organisasi
KPU dalam menjalankan peran dan fungsinya, serta dalam mencapai visi dan
misi organisasi yan telah ditetapkan.
Anggota KPU Kota Pontianak terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 4 (empat)
orang Anggota. Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban KPU
Kota Pontianak dilakukan pembagian tugas dalam Divisi sesuai dengan Surat
Edaran KPU RI Nomor : 420/KPU/VIII/2016 Tanggal 1 Agustus 2016. Struktur
keanggotaan KPU Kota Pontianak Masa Jabatan 2018 – 20123 menurut
Surat Keputusan KPU Kota Pontianak Nomor: 1.1/HK.04-1-Kpt/6171/KPU-
Kot/I/2019 tentang Penetapan Divisi dan Koordinator Wilayah Anggota Komisi
Pemilihan Umum Kota Pontianak Masa Jabatan 2018 – 2023 yaitu :
1. Deni Nuliadi sebagai Ketua KPU membidangi Divisi Keuangan, Umum,
Logistik, dan Rumah Tangga
2. Julhaimi, ST sebagai Anggota KPU yang membidangi Divisi Teknis
Penyelenggaraan
3. Immy Iniawaty Imiliyah, M.Pd sebagai Anggota KPU yang membidangi
Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan
Sumber Daya Manusia
4. David Teguh M. S.E.T sebagai Anggota KPU yang membidangi Divisi
Perencanaan, Data dan Informasi
5. Heru Hermansyah, SH sebagai Anggota KPU yang membidangi Divisi
Hukum dan Pengawasan
-
8
(KETUA KPU)
DENI NULIADI
DIVISI KEUANGAN, UMUM, LOGISTIK,
DAN RUMAH TANGGA
(ANGGOTA KPU)
HERU HERMANSYAH, SH
DIVISI HUKUM DAN
PENGAWASAN
(ANGGOTA KPU)
DAVID TEGUH M, S.E.T
DIVISI PERENCANAAN,
DATA DAN INFORMASI
(ANGGOTA KPU) IMMY INIAWATY IMILIYAH, M.Pd
DIVISI SOSIALISASI,
PENDIDIKAN PEMILIH,
PARTISIPASI MASYARAKAT
DAN SDM
(ANGGOTA KPU)
JULHAIMI, ST
DIVISI TEKNIS
PENYELENGGARAAN
-
9
b. Pegawai KPU
Jumlah pegawai di lingkungan Sekretariat KPU Kota Pontianak diketahui
sebanyak 17 pegawai. Dari jumlah PNS tersebut, dapat dikatagorikan menjadi
2 (dua) kelompok berdasarkan status kepegawaiannya, yakni :
1) Pegawai dengan status PNS organik, yang diangkat dan dimiliki oleh
KPU Kota Pontianak sebanyak 15 (lima belas) orang atau setara
dengan 88,23% (delapan puluh delapan koma dua puluh tiga persen)
dari total PNS di Sekretariat KPU Kota Pontianak; dan
2) Pegawai dengan status dipekerjakan, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang
berasal dari Pemerintah Daerah dengan status dipekerjakan di
Sekretariat KPU Kota Pontianak Jumlah pegawai yang dipekerjakan di
Sekretariat KPU Kota Pontianak sebanyak 2 (dua) orang atau setara
dengan 11,76% (sebelas koma tujuh puluh enam persen) dari total
PNS di Sekretariat KPU Kota Pontianak.
Apabila dilihat berdasarkan latar belakang tingkat pendidikan terakhir yang
ditamatkan, komposisi PNS di lingkungan Sekretariat KPU Kota Pontianak
88,23%
11,76%
Konfigurasi Sumber Daya Manusia
Sekretariat KPU Kota Pontianak
PNS Organik
PNS Diperkerjakan (DPK)
-
10
terdiri dari pegawai dengan latar belakang pendidikan Sarjana Strata 1 (S1)
hingga tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pegawai dengan latar
belakang pendidikan Sarjana Strata 1 (S1) menjadi yang paling dominan yaitu
sebanyak 13 (tiga belas) orang atau setara dengan 76,47% (tujuh puluh enam
koma empat puluh tujuh persen) dari total keseluruhan pegawai. Untuk
pegawai dengan latar belakang D3 sebanyak 1 (satu) orang atau setara
dengan 5,88% (lima koma delapan puluh delapan persen) dari total
keseluruhan pegawai. Sedangkan pegawai berlatar belakang SMA sebanyak
3 (tiga) orang atau setara dengan 17,64 % (tujuh belas koma enam puluh
empat persen) dari total keseluruhan pegawai.
76,47%
5,88%17,64%
KOMPOSISI SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KPU KOTA PONTIANAK
BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
S1
D3
SMA
-
11
2. Bagan Hubungan Organisasi
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017, bagan organisasi KPU
Kota Pontianak dapat dilihat pada gambar berikut ini
KASUBBAG HUKUM
SEKRETARIS KPU KOTA
PONTIANAK
KETUA
ANGGOTA - ANGGOTA
KASUBBAG UMUM,
KEUANGAN DAN LOGISTIK KASUBBAG PROGRAM
DAN DATA KASUBBAG TEKNIS
PENYELENGGARAAN
PEMILU DAN HUPMAS
-
12
E. ISU – ISU STRATEGIS KPU
Akibat perubahan desain penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
perubahan struktur kelembagaan KPU, dan permasalahan proses Pemilu dan Pemilih
yang masih terjadi, maka selama 5 (lima) tahun ke depan, isu – isu strategis yang
dihadapi KPU antara lain adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas daftar pemilih secara berkelanjutan untuk memastikan
agar DPT yang akan digunakan dalam Pemilu atau Pemilihan adalah DPT
yang komprehensif, akurat, dan terkini;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia KPU agar tercipta sumber daya
yang profesional, mandiri, berintegritas, dan bertanggungjawab;
3. Melakukan kajian, pengembangan dan penerapan terhadap beberapa sistem
informasi dan teknologi untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu yang
transparan, cepat, akurat, dan kredibel, khususnya sistem informasi dalam
rekapitulasi hasil penghitungan suara;
4. Meningkatkan partisipasi perempuan dalam penyelenggaraan Pemilu dan
meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu;
5. Meningkatkan kualitas pendidikan pemilih di Indonesia;
6. Melanjutkan reformasi birokrasi di lingkungan KPU untuk menjadikan KPU
sebagai lembaga negara yang baik, bersih dan berwibawa, serta memberikan
pelayanan prima kepada pemilih dan semua pemangku kepentingan;
7. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara;
8. Melakukan kajian dan menyusun regulasi serta prosedur pemungutan dan
penghitungan suara Pemilu Serentak 5 (lima) surat suara agar proses
pemungutan dan penghitungan suara di TPS dapat berjalan sesuai undang –
undang dan mengurangi tingkat kesalahan;
-
13
9. Memastikan penyusunan regulasi kepemiluan yang komprehensif; tegas;
progresif, dan partisipatif; dan
10. Peningkatan aksesibilitas Pemilu terhadap pemilih disabilitas.
F. SISTEMATIKA
Sistematika penulisan Laporan Kinerja KPU sebagaimana diatur dalam
Keputusan KPU Nomomor 5/PR.03-1-Kpts/03/KPU/I/2018 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja dan Pelaporan Kinerja di lingkungan Komisi
Pemilihan Umum adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek
strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang
sedang dihadapi organisasi
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Menguraikan ringkisan/ikhtisar Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2019
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi
-
14
B. Realisasi Anggaran
Menguraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen perjanjian kerja.
BAB IV PENUTUP
Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah
di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya
LAMPIRAN :
1. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
2. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2019
-
15
A. SASARAN RPJMN 2015 – 2019
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan guna mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsinya secara optimal. KPU Kota Pontianak telah
menyusun Rencana Strategis (Renstra) sesuai dengan Renstra KPU RI 2015 – 2019
yang menggambarkan pemetaan potensi dan permasalahan yang ada untuk
kemudian melihat perubahan lingkungan strategis KPU dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun ke depan. Renstra KPU Kota Pontianak ini disusun dengan mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019.
Sesuai dengan RPJMN Tahun 2015 – 2019 sasaran utama pembangunan politik
dalam negeri adalah terwujudnya proses positif konsolidasi demokrasi yang diukur
dengan pencapaian angka indeks Demokrasi Indonesia (IDI) sebesar 75 pada tahun
2019, tingkat partisipasi politik rakyat sebesar 77,5% dan terselenggaranya Pemilu
yang aman, adil dan demokratis pada tahun 2019 yang akan dicapai melalui sasaran
– sasaran sebagai berikut :
1. Menguatnya kelembagaan demokrasi dengan capaian indeks aspek institusi
demokrasi sebesar 71 pada tahun 2019, dan terselenggaranya Pemilu
Serentak Tahun 2019 yang aman, damai, adil, jujur dan demokratis;
2. Terjaminnya kebebasan sipil dan terpenuhinya hak – hak politik rakyat dengan
capaian IDI aspek kebebasan sipil sebesar 87, dan hak – hak politik sebesar
68 pada Tahun 2019;
3. Meningkatnya keterwakilan perempuan dalam kepengurusan partai politik
hingga 30%;
4. Meningkatnya keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik serta
meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi publik;
5. Terjaganya stabilitas sosial dan politik yang ditandai dengan berkurangnya
jumlah konflik kekerasan dan menurunnya jumlah serangan terorisme di
masyarakat secara berkelanjutan sampai dengan tahun 2019.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
-
16
Arah kebijakan dan strategi yang ditempuh dalam rangka mencapai sasaran
pembangunan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan peran kelembagaan demokrasi dan mendorong kemitraan lebih
kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil yang ditempuh dengan
strategi:
a. Pengembangan kebijakan kepemiluan yang demokratis termasuk yang
terkait dengan pembiayaan kampanye Pemilu dan pengawasan Pemilu
yang partisipatif;
b. Pengaturan yang mendorong netralitas birokrasi melalui sanksi yang lebih
keras;
c. Penyelenggaraan Pemilu 2019 yang aman, damai, jujur, adil dan
demokratis;
d. Peningkatan kapasitas lembaga penyelenggara Pemilu;
e. Fasilitasi peningkatan peran Parpol;
f. Penguatan dan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan untuk
keberlanjutan perannya dalam mendorong proses demokratisasi;
g. Penguatan koordinasi pemantapan pelaksanaan demokrasi pada lembaga
pemerintah;
h. Penguatan kerja sama masyarakat politik, masyarakat sipil, masyarakat
ekonomi, dan media dalam mendorong proses demokratis;
i. Pembentukan lembaga riset kepemiluan sebagai bagian dari lembaga
penyelenggara Pemilu yang dapat melaksanakan fungsi pengkajian,
pendidikan kepemiluan dan pengawasan partisipatif, dan fasilitasi dialog.
2. Memperbaiki perundang – undangan bidang politik, yang ditempuh melalui
strategi sebagai berikut :
-
17
a. Perubahan UU Pemilu yang dapat memberikan pembatasan
pengeluaran partai bagi kepentingan Pemilu;
b. Perubahan UU Parpol untuk mendorong pelembagaan partai politik
dengan memperkuat sistem kaderisasi, rekrutmen, pengelolaan
keuangan partai, pengaturan pembiayaan partai politik melalui
APBN/DPBD untuk membangun parpol sebagai piranti dasar bangunan
demokrasi;
c. Pelaksanaan pengkajian yang terkait dengan sistem kepemiluan,
sistem kepartaian, dan sistem presidensial.
3. Jaminan dan pemenuhan kebebasan sipil, hak – hak dan kewajiban politik
rakyat, dan meningkatkan keterwakilan perempuan dalam politik yang akan
ditempuh dengan strategi:
a. Pendidikan politik untuk aparatur negara dan masyarakat di pusat dan
daerah;
b. Pengembangan Pusat Pendidikan Pemilih dan pengawasan Pemilu
yang partisipatif;
c. Pengaturan dalam UU Partai Politik terkait dengan penyiapan kader
politik perempuan melalui rekrutmen, pendidikan politik, kaderisasi dan
pemberian akses yang sama dan adil kepada politisi perempuan untuk
terlibat dalam politik partainya;
d. Pendidikan politik bagi kelompok perempuan, politisi perempuan,
penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal/rentan lainnya;
e. Pelaksanaan pendidikan pemilih yang memperhatikan kelompok
marjinal;
f. Pembangunan jaringan antarkelompok perempuan di Indonesia.
-
18
4. Membangun keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik yang
ditempuh dengan strategi:
a. Pengembangan kebijakan bidang komunikasi dan informasi termasuk
keterbukaan informasi publik, pengelolaa dan penyebaran informasi
publik;
b. Fasilitas untuk mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah wajib
membuat laporan kinerja, serta membuka akses informasi publik sesuai
dengan UU Nomor 14 tahun 2008 dalam rangka mewujudkan
penyelenggaran negara yang transparan, efektif, efisien, dan akuntabel,
serta dapat dipertanggungjawabkan;
c. Fasilitas dorongan bagi pembentukan dan penguatan peran PPID
Badan Publik dalam pengelolaan dan memberikan pelayanan informasi
secara berkualitas;
d. Fasilitas untuk mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan
partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan publik, program kebijakan
publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan
pengambilan keputusan;
e. Penyediaan konten informasi publik berkualitas untuk meningkatkan
kecerdasan dan pengembangan kepribadian bangsa dan lingkungan
sosialnya terutama di daerah terdepan, terluar, tertinggal dan rawan
konflik;
f. Penguatan media center, media komunikasi, media publik lainnya,
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), dan M-Pustika sebagai media
penyebaran informasi publik yang efektif;
g. Kampanye publik terkait reformasi mental;
h. Penguatan SDM bidang komunikasi dan informasi;
i. Penguatan komunikasi informasi Pusat (KIP)/Provinsi dan Dewan Pers.
-
19
5. Mendorong masyarakat untuk dapat mengakses informasi publik dan
memanfaatkannya, yang akan ditempuh dengan strategi:
a. Penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah, organisasi
masyarakat sipil, swasta dan media untuk mengedukasi masyarakat
mengenai pentingnya informasi publik dan berpartisipasi dalam proses
penyusunan dan pengawasan kebijakan;
b. Penguatan literasi media dalam peningkatan kesadaran, kemampuan
dan kapasitas masyarakat untuk memilih dan memanfaatkan media
sesuai dengan kebutuhannya;
c. Diseminasi informasi publik terkait dengan prioritas program
pembangunan nasional melalui berbagai media.
6. Menguatkan iklim kondusif bagi berkembangnya demokrasi yang beradab,
memelihara perdamaian, dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan,
yang akan ditempuh dengan strategi:
a. Penyusunan peraturan pelaksanaan UU Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial;
b. Pengembangan kebijakan pemeliharaan perdamaian berlandaskan
wawasan kebangsaan dan karakter bangsa;
c. Pembangunan/penguatan pusat pendidikan kebangsaan dan karakter
bangsa yang terintegrasi dan komprehensif;
Terkait dengan kepemiluan tantangan terbesar yang akan dihadapi Indonesia
dalam lima tahun ke depan adalah menyiapkan penyelenggaraan Pemilu yang
lebih berkualitas, lebih demokratis, damai, jujur dan adil diselenggarakan secara
serentak, sesuai Keputusan Mahkamah Konstitusi pada tanggal 23 Januari 2014
yang mengamanatkan Pelaksanaan Pemilu Serentak pada tahun 2019.
Tantangan ini hanya bisa dihadapi dengan baik apabila penyelenggara Pemilu
memiliki kapasitas yang prima, sehingga memiliki kredibilitas yang baik dimata
masyarakat. Selain itu, melakukan perubahan undang – undang Pemilu yang
diharapkan dapat memberikan pembatasan pengeluaran partai bagi kepentingan
-
20
Pemilu. Tantangan lainnya adalah perlunya perumusan strategis yang tepat untuk
meningkatkan partisipasi politik pemilih, baik pada Pemilu Presiden maupun
Pemilu Legislatif, khususnya pada tingkat provinsi/kabupaten/kota melalui
pendidikan pemilih. Tingkat partisipasi politik yang berkualitas merupakan
barometer keberhasilan penyelenggaraan Pemilu.
B. RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan guna mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsinya secara optimal, KPU Kota Pontianak telah menetapkan Rencana
Strategis Tahun 2015 – 2019 dengan berpedoman pada RPJPN 2005 – 2025 dan
RPJMN 2015 – 2019.
1. Visi dan Misi
KPU Kota Pontianak memiliki visi dalam menyelenggarakan Pemilu, yaitu:
“ Terlaksananya pemilihan umum di Kota Pontianak yang berintegritas,
berkualitas, bertanggung jawab, jujur dan adil serta tidak memihak berdasarkan
asas pemilu yang demokratis dan transparan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat seluas – luasnya, sehingga hasil Pemilu dapat dipercaya”
Visi KPU Kota Pontianak merupakan perwujudan komitmen untuk
menyelenggarakan Pemilu yang jujur, adil, transparan, akuntabel dan mandiri
yang dilandasi oleh mekanisme kerja yang efektif, efisien, berpegang teguh
pada etika profesi dan jabatan, berintegritas tinggi dan berwawasan nasional
sehingga menjadikan KPU Kota Pontianak sebagai lembaga penyelenggara
Pemilu yang terpercaya dan profesional dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya. KPU Kota Pontianak juga berkomitmen penuh dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di bidang
politik kepemiluan. Dengan terciptanya tata kelola pemerintahan yang bersih
dari KKN, efektif, efisien, demokratis dan terpercaya serta meningkatkan
-
21
kualitas sumber daya manusia akan semakin memperkuat kelembagaan
Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak sebagai penyelenggara Pemilu yang
berintegritas, professional dan independen sehingga dapat mewujudkan
penyelenggaraan Pemilu yang berkualitas di Indonesia.
Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah menyusun misi untuk
mewujudkan visi Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak yaitu sebagai
penyelenggara pemilu yang yang berintegritas, berkualitas, bertanggung
jawab, jujur dan adil serta tidak memihak. Adapun misi Komisi Pemilihan
Umum Kota Pontianak yaitu :
1. Membangun SDM yang Kompeten sebagai upaya menciptakan
penyelenggara Pemilu yang professional;
2. Menyusun regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian
hukum, progresif, dan partisipatif;
3. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu, khususnya untuk para
pemangku kepentingan dan umumnya untuk seluruh masyarakat;
4. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih melalui sosialisasi dan
pendidikan pemilih yang berkelanjutan;
5. Memperkuat kedudukan organisasi dalam ketatanegaraan;
6. Meningkatkan integritas penyelenggara Pemilu dengan memberikan
pemahaman secara intensif dan komprehensif khususnya mengenai
kode etik penyelenggara Pemilu;
7. Mewujudkan penyelenggara Pemilu yang efektif dan efisien, transparan,
akuntabel dan aksesable
-
22
2. Tujuan dan Sasaran Strategis
Untuk dapat mewujudkan visi dan melaksanakan misi yang telah ditetapkan
tersebut, tujuan yang hendak dicapai oleh Komisi Pemilihan Umum Kota
Pontianak adalah:
1. Terwujudnya lembaga KPU yang memiliki integritas, kompetensi,
kredibilitas, dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu;
2. Terselenggaranya Pemilu sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku;
3. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat dalam pelaksanaan
demokrasi di Indonesia;
4. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu;
5. Terselenggaranya Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel,
dan aksesable.
Sasaran pokok pembangunan yang hendak dicapai pemerintah sebagaimana
tercantum di dalam RPJMN 2015 – 2019 adalah berupaya meningkatkan
partisipasi politik dalam pemilihan umum dan kualitas dari penyelenggara
pemilihan umum tahun 2019. Adapun sasaran strategis yang hendak dicapai
oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak tahun 2015 – 2019 adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas penyelenggara Pemilu, dengan indikator kinerja
sasaran strategis sebagai berikut:
1) Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu;
2) Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu;
3) Persentase pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang
menggunakan hak pilihnya;
-
23
4) Persentase oemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam
daftar pemilih;
5) Persentase KPPS yang telah menerima perlengkapan pemungutan
dan penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari
pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas.
b. Meningkatnya kapasitas penyelenggara Pemilu, dengan indikator kinerja
sasaran strategis sebagai berikut:
1) Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU;
2) Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian;
3) Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara Pemilu;
4) Opini BPK atas LHP;
5) Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi partai politik pasca
pemilu;
6) Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Presiden dan
Wakil Presiden, Gubernur, Bupati, dan Walikota.
c. Meningkatnya kualitas regulasi kepemiluan, dengan indikator kinerja
sasaran strategis sebagai berilkut:
1) Persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan
regulasi;
2) Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU;
Dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi Renstra dan Rencana Kinerja
dengan RPJMN Tahun 2015 – 2019, telah dilakukan revisi pertama Renstra
terkait Tujuan dan Sasaran Strategis yang hendak dicapai KPU, antara lain :
1. Terwujudnya lembaga KPU yang memiliki integritas, kompetensi,
kredibilitas, dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu;
-
24
2. Terselenggaranya Pemilu sesuai dengan Peraturan perundangan yang
berlaku yang elektif dan efisien, transparan, akuntabel, dan aksesabel;
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan partisipasi politik dalam
pelaksanaan demokrasi di Indonesia;
Selain tujuan dan sasaran strategis, KPU juga telah menetapkan indikator
kinerja utama sebagai berikut :
1. Persentase KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan Pemilu/Pemilihan sesuai dengan jadwal dan
ketentuan yang berlaku;
2. Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilihan;
3. Persentase Partisipasi Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan
4. Persentase Pemilih Disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan;
5. Persentase Pemilih yang Berhak Memilih Tetapi Tidak Masuk dalam Daftar
Pemilih;
Sasaran dan indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra KPU Tahun 2015 –
2019 sebagai berikut :
1. Sasaran meningkatnya penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan yang
demokratis, dengan indikator:
a. Persentase KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan Pemilu/Pemilihan sesuai dengan jadwal dan
ketentuan yang berlaku;
b. Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan;
c. Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan;
d. Persentase partisipasi pemilih disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan;
e. Persentase pemilih yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak
pilihnya;
2. Sasaran terlaksananya Pemilu/Pemilihan yang aman, damai, jujur dan adil,
dengan indikator:
-
25
a. Persentase KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU Kabupaten/Kota
yang menyelenggarakan Pemilu/Pemilihan tanpa konflik;
b. Persentase penyelenggara Pemilu/Pemilihan yang terbukti melakukan
pelanggaran Pemilu/Pemilihan;
c. Persentase sengketa hukum yang dimenangkan KPU;
3. Sasaran meningkatnya Kapasitas Lembaga Penyelenggara
Pemilu/Pemilihan dengan indikator:
a. Nilai akuntabilitas kinerja
b. Opini Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan;
c. Indeks reformasi birokrasi.
C. REVISI RENSTRA
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017 yang disahkan membawa dampak
perubahan yang signifikan terhadap kelembagaan penyelenggaraan Pemilu,
khususnya KPU dan terhadap penyelenggara Pemilu di Indonesia. Beberapa
perubahan signifikan terhadap lembaga KPU diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perubahan komposisi keanggotaan KPU Provinsi sebagaimana diatur dalam
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2017. Komposisi anggota KPU Provinsi/KIP
Aceh ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah pemilih/penduduk, jumlah wilayah
administrasi yang dilayani dan kondisi geografis.
2. Penguatan Sekretariat Jenderal KPU dimana berdasarkan Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 2017 Sekretariat Jenderal KPU dipimpin oleh Sekretaris Jenderal
yang dibantu paling banyak 3 (tiga) deputi dan 1 (satu) inspektur utama.
Sekretaris Jenderal, Deputi, dan Inspektur Utama merupakan aparatur sipil
negara dengan jabatan pimpinan tinggi madya. Selain itu, Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 2017 juga memberikan penekanan bahwa pegawai KPU,
Sekretariat KPU Provinsi/KIP Aceh, dan Sekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota
berada dalam satu kesatuan manajemen kepegawaian. Artinya KPU memiliki
kewenangan yang penuh untuk melakukan pembinaan, pengawasan, dan
-
26
pengendalian terhadap seluruh pegawai KPU ditingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota.
3. Perubahan lain yang sangat penting dan berdampak terhadap penyelenggaraan
Pemilu di Indonesia adalah desain penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan secara serentak atau
bersamaan dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden yang akan diselenggarakan pada tahun 2019 akan menjadi sejarah
yang pertama kali bagi bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan Pemilu
nasional serentak.
Mengingat dinamika perubahan terkait kepemimpinan, struktur kelembagaan, dan
tantangan penyelenggaraan Pemilu yang akan dihadapi oleh KPU lima tahun
kedepan, maka KPU telah melakukan penyesuaian dan perbaikan terhadap Rencana
Strategis KPU 2015 – 2019 dengan menetapkan Keputusan KPU Nomor 51/HK.03-
Kpts/03/KPU/II/2018 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 63/Kpts/KPU/Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Komisi Pemilihan
Umum 2015 – 2019.
Perubahan kedua Renstra adalah terkait Misi KPU, yang semula terdapat 7 (tujuh)
Misi, dirubah menjadi 6 (enam) Misi, yaitu Tujuan dan Sasaran Strategis yang hendak
dicapai KPU, antara lain:
1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Pemilu yang efektif dan efisien,
transparan, akuntabel, serta aksesibel;
2. Meningkatkan integritas, kemandirian, kompetensi dan profesionalisme
penyelenggaran Pemilu dengan mengukuhkan code of conduct penyelenggara
Pemilu;
3. Menyusun regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum,
progesif, dan partisipatif;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu untuk seluruh pemangku kepentingan;
-
27
5. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam Pemilu, Pemilih berdaulat
Negara kuat; dan
6. Mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dalam
penyelenggaraan Pemilu.
D. RENCANA KINERJA TAHUNAN
Sebagai tindak lanjut terhadap Renstra Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak
Tahun 2015 – 2019, telah ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Tahun
2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 RKT Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak Tahun 2019
No Indikator Kinerja Target
Sasaran 1 : Terlaksananya pemilu/pemilihan yang aman, jujur dan adil
1 Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu
3%
2 Opini BPK atas LHP WTP
Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan
1 Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan oleh KPU
86%
E. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka melaksanakan RENSTRA KPU Tahun 2015 – 2019 dan RKT Tahun
2019, Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah menetapkan PK sebagai
pernyataan tekat dan janji rencana kerja yang akan dicapai pada tahun 2019 yang
dijabarkan sebagai berikut:
-
28
1. Terlaksananya pemilu/pemilihan yang aman, jujur dan adil
Indikator kinerja dan target dari sasaran strategis tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Terlaksananya pemilu/pemilihan yang aman, jujur dan adil
No Indikator Kinerja Target
1 Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu
3%
2 Opini BPK atas LHP WTP
2. Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan
Indikator kinerja dan target dari sasaran strategis tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.3 Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan
No Indikator Kinerja Target
1 Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan oleh KPU
86%
-
29
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Rencana
Kerja Tahunan. Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019 pada merupakan bagian
dari proses atau kegiatan untuk mencapai Renstra 2015 – 2019. Dengan demikian,
pencapaian kinerja pada tahun 2019 merupakan bagian dari pencapaian sasaran
yang telah ditetapkan dalam Renstra.
Pencapaian kinerja per satuan kegiatan di tahun 2019 merupakan bagian dari
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk keperluan
penilaian akuntabilitas kinerja, maka dilakukan pengklasifikasian satuan – satuan
kinerja yang telah dilaksanakan ke elemen – elemen sasaran Renstra. Dengan
demikian, maka penilaian satuan – satuan kinerja akan dapat mencerminkan kinerja
KPU secara keseluruhan.
Pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja utama KPU Tahun 2019
sebagaimana pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Terhadap IKU Tahun 2019
INDIKATOR KINERJA
KINERJA
TARGET %
REALISASI %
% CAPAIAN
(1) (2) (3) (4)
Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu
3 0 100
Opini BPK atas LHP WTP 0* 0*
Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan Oleh KPU
86 100 116
Keterangan : *KPU RI belum mendapatkan opini atas LHP tahun 2019
Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah menetapkan 2 (dua) sasaran
strategis yang akan dicapai pada tahun 2019 melalui Perjanjian Kinerja. Sasaran –
sasaran tersebut kemudian diukur dengan berbagai indikator kinerja. Capaian kinerja
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
-
30
diukur dengan membandingkan antara target dan realisasinya sebagaimana tersaji
di tabel 3.2
Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Terhadap Perjanjian Kinerja Tahun 2019
INDIKATOR KINERJA
KINERJA
TARGET %
REALISASI %
% CAPAIAN
(1) (2) (3) (4)
Sasaran 1 : Terlaksananya Pemilu/Pemilihan yang aman, jujur dan adil
Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu
3 0 100
Opini BPK atas LHP WTP 0 0
Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan
Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan Oleh KPU
86 100 116
Rata – rata capaian kinerja keseluruhan Komisi Pemilihan Umum Kota
Pontianak pada Tahun 2019 adalah sebesar 108, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak dikatagorikan “Sangat
Berhasil” dalam menempuh 2 (dua) sasaran stategis dalam 3 (tiga) indikator kinerja.
Adapun kesimpulan cukup berhasil tersebut, diperoleh dari skala ordinal
dengan kelompok klasifikasi ukuran capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skala Katagori Penilaian
No Rentang Nilai Kategori Keterangan
1 > 100 Sangat Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan melampaui target indikator kinerja
2 91 – 100 Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai target indikator kinerja
3 71 – 90 Cukup Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mendekati target indikator kinerja
-
31
4 51 – 70 Kurang Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan target indikator kinerja
5 0 – 50 Tidak Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan sangat tidak sesuai dengan target indikator kinerja
B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah dapat mencapat target kinerja
sebagaimana telah ditetaplan pada tahun 2019. Analisis dan evaluasi capaian
kinerja KPU Kota Pontianak pada tahun 2019 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran 1 Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemilu
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas
penyelenggara Pemilu. Sasaran ini dicapai melalui berbagai program dan kegiatan.
Adapun capaian indikator kinerja sasaran tersebut selama tahun 2019 adalah
sebagai berikut:
1. Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggara Pemilu
Menurut Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas
Pemilihan Umum, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum
Nomor 13 Tahun 2012, Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum, kode etik penyelenggara Pemilu,
selanjutnya disebut kode etik merupakan suatu kesatuan landasan norma moral,
etis dan filosofis yang menjadi pedoman bagi perilaku penyelenggara Pemilu
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung oleh rakyat, serta untuk memilih gubernur, bupati dan walikota secara
demokratis.
-
32
Menurut Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik Dan Pedoman
Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum, kode etik penyelenggara Pemilu
adalah suatu kesatuan asas moral, etika dan filosofi yang menjadi pedoman
perilaku bagi Penyelenggara Pemilu berupa kewajiban atau larangan, tindakan
dan/atau ucapan yang patut atau tidak patut dilakukan oleh Penyelenggara
Pemilu.
Setiap penyelenggara Pemilu wajib berkerja, bertindak, menjalankan tugas,
wewenang dan kewajiban sebagai penyelenggara Pemilu dengan berdasarkan
Kode Etik dan pedoman perilaku Penyelenggara Pemilu, serta sumpah/janji
jabatan. Pengaturan Kode Etik penyelenggaraan Pemilu bertujuan menjaga
integritas, kehormatan, kemandirian dan kredibilitas anggota KPU, KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, KPPSLN serta anggota
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan,
Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan Pengawas TPS. Kode Etik bersifat
mengikat serta wajib dipatuhi oleh anggota KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, KPPSLN serta anggota Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan Pengawas TPS serta jajaran sekretariat KPU
dan Bawaslu.
Penyelenggara Pemilu wajib menerapkan prinsip Penyelenggara Pemilu
untuk menjaga integritas dan profesionalitas. Penyelenggara Pemilu yang
berintegritas adalah penyelenggara yang berpedoman pada prinsip jujur, mandiri,
adil dan akuntabel dalam menyelenggarakan Pemilu. Profesionalisme
Penyelenggara Pemilu berpedoman pada prinsip berkepastian hokum,
aksesibilitas, tertib, terbuka, proposional, professional, efektif, efisien dan
kepentingan umum.
DKPP berwenang menjatuhkan sanksi terhadap Penyelenggara Pemilu
yang terbukti melanggar Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Sanksi yang diberikan
berupa:
-
33
a. Teguran tertulis, yaitu berupa peringatan atau peringatan keras
b. Pemberhentian sementara
c. Pemberhentian tetap, yaitu berupa pemberhentian tetap dari jabatan ketua
atau pemberhentian tetap sebagai anggota.
Definisi operasional yaitu dari 22 orang yang terdiri dari 5 (lima) orang
anggota KPU Kota Pontianak dan 17 (tujuh belas) orang PNS di lingkungan
sekretariat KPU Kota Pontianak ( terdiri dari 15 PNS Organik KPU dan 2 PNS
DPK) yang melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu/Pemilihan
sesuai rekomendasi DKPP sepanjang tahun 2019.
Indikator diukur melalui jumlah orang yang melakukan pelanggaran kode
etik dibandingkan dengan 3% (1 orang) anggota KPU Kota Pontianak dan PNS
di lingkungan sekretariat KPU Kota Pontianak sesuai Rencana Strategis KPU RI
tahun 2015 – 2019. KPU Kota Pontianak adalah Penyelenggara Pemilu di
tingkat Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu
No INDIKATOR KINERJA
Tahun 2019
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu
3 0 100
Sebagaimana telah tercantum pada tabel 3.4 dapat dilihat bahwa KPU Kota
Pontianak berhasil melampaui target dalam hal menekan presentase
pelanggaran Pemilu/Pemilihan di Tahun 2019. Dari target kinerja sebesar 3% ( 1
orang), persentase penyelenggara Pemilu/Pemilihan yang melakukan
pelanggaran kode etik penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan sesuai rekomendasi
-
34
DKPP sepanjang tahun 2019 sebanyak 0 orang (0%) dari total 22 orang, yang
terdisi dari 5 (lima) orang anggota KPU Kota Pontianak dan 17 (tujuh belas) PNS
dan 5 orang tenaga honor dan pendukung. Hal ini dapat tercapai melalui
berbagai kegiatan yang bersifat pencegahan (preventive), diantaranya berupa
pendidikan dan pelatihan bagi anggota KPU Kota Pontianak serta PNS yang
berkerja di sekretariat KPU Kota Pontianak.
Akuntabilitas keuangan terhadap indikator Persentase Penyelenggaraan
Pemilu/pemilhan yang terbukti melakukan Pelanggaran Pemilu/Pemilihan
sebagaimana pada tabel..
Tabel 3.5 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggaraan Pemilu
No Indikator Kinerja
Kinerja Anggaran
Target
(%)
Realisasi
(%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Persentase Pelanggaran Kode Etik Terhadap Penyelenggaraan Pemilu
3 0 100 0 0 0
Pada tabel 3.5 dilihat dari aspek akuntabilitas, dapat dijelaskan bahwa
pencapaian penyelenggara Pemilu/Pemilihan yang terbukti melakukan
Pelanggaran Kode etik terhadap penyelenggaraan Pemilihan di Tahun 2019
terbukti efektif karena berhasil melampaui target kinerja yang ditetapkan sebesar
3%.
-
35
2. Opini BPK atas LHP
Berdasarkan Renstra KPU tahun 2015 – 2019 menargetkan mendapatkan Opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
dimana opini BPK merupakan pernyataan professional pemeriksa mengenai
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dengan
didasarkan pada 4 kriteria yaitu:
1. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan;
2. Kecukupan pengungkapan;
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang – undangan;
4. Efektifitas sistem pengendalian intern.
KPU Kota Pontianak berupaya untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang
akuntabel dan tepat waktu. Untuk mencapai tujaun tersebut dibutuhkan
pengelolaan yang baik dan transparan. Selain itu diperlukan adanya
pengendalian atas proses pengelolaan dan penyajian Laporan keuangan yang
andal melaui adanya pengendalian Intern. Pengukuran atas Laporan keuangan
KPU Kota Pontianak yaitu:
Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Opimi BPK atas LHP
No INDIKATOR KINERJA Realisasi 2018 (%)
Tahun 2019
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2 Opini BPK atas LHP WDP WTP 0* 0*
Keterangan : *KPU RI belum mendapatkan opini atas LHP tahun 2019
Sebagaimana telah tercantum pada tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian
kualitas akuntabilitas keuangan KPU Kota Pontianak sudah baik. Hal ini
tercermin dari Opini BPK atas laporan keuangan KPU RI yang memberikan opini
WDP pada tahun 2018. Sedangkan untuk tahun 2019, BPK RI belum
-
36
memberikan Opini atas Laporan Keuangan KPU. Komisi Pemilihan Umum Kota
Pontianak telah menyampaikan Laporan Keuangan Semester I dan II serta
Laporan Keuangan Tahunan kepada KPU RI. KPU Kota Pontianak juga
senantiasa melakukan rekonsiliasi laporan keuangan dengan KPPN Pontianak
dan KPU Provinsi Kalimantan Barat. Laporan Keuangan yang disajikan oleh
KPU Kota Pontianak telah menyampaikan informasi pengelolaan penggunaan
anggaran yang cukup memadai. Upaya yang dilakukan KPU Kota Pontianak
dalam rangka menyajikan Laporan Keuangan yang andal yaitu:
1. Senantiasa melakukan monitoring atas pengelolaan keuangan hingga
penyusunan laporan keuangan;
2. Memperbaiki manajemen pengelolaan keuangan dengan melakukan
implementasi SPIP;
a. Melakukan pencatatan yang akurat terhadap pengelolaan dan
penatausahan hibah barang, operasional, maupun hibah pilkada sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku;
b. Melakukan pencatatan yang terperinci kedalam Buku Kas dan Buku
Pembantu lainnya;
c. Melakukan prinsip Efektif dan Efisien penggunaan anggaran keuangan;
d. Melakukan penatausahaan Barang Milik Negara berupa asset, barang
persediaan rutin maupun logistic Pemilu sesuai mekanisme yang diatur
oleh Peraturan Menteri Keuangan dan Surat Edaran dari KPU RI;
AKuntabilitas Keuangan terhadap indikator Nilai Hasil Akuntabilitas
sebagaimana pada tabel 3.7
Tabel 3.7 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Opini BPK atas LHP
No
Indikator Kinerja
Kinerja Anggaran
Target
(%)
Realisasi
(%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2 Opini BPK atas LHP
WTP 0* 0* 21.600.000 21.559.550 100
Keterangan : *KPU RI belum mendapatkan opini atas LHP tahun 2019
-
37
Pada tabel 3.7, dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dilihat bahwa
pencapaian target sasaran strategis KPU Kota Pontianak dengan indikator Opini
BPK atas LHP Laporan Keuangan Tahun 2019 KPU RI belum mendapatkan
penilaian atas laporan keuangan tahun 2019 dari Menteri Keuangan. Dana nilai
anggaran yang telah digunakan adalah sebesar 99,75 % dari anggaran yang
tersedia untuk mendukung kegiatan dalam mencapai sasaran indikator kinerja.
Sasaran 2 Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas regulasi Kepemiluan
yang berkepastian hukum. Sasaran ini dicapai melalui berbagai program dan
kegiatan. Adapun capaian indikator kinerja sasaran tersebut selama tahun 2019
adalah sebagai berikut:
1. Persentase Sengketa Hukum Yang Dimenangkan Oleh KPU
Dalam menyelenggarakan Pemilu dan Pemilihan, KPU Kota Pontianak
dihadapkan pada sengketa yang timbul akibat dari gugatan yang diajukan oleh
Peserta Pemilu/Pemilihan. Pada tahun 2019. KPU Kota Pontianak
melaksanakan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD
Kota serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.
.Pengukuran kinerja terhadap Persentase sengketa hukum yang
dimenangkan oleh KPU Kota Pontianak yaitu dengan cara membandingkan
jumlah sengketa yang dimenangkan oleh KPU Kota Pontianak dengan jumlah
sengketa yang ditujukan kepada KPU Kota Pontianak. Pengukuran terhadap
persentase tersebut disajikan sebagai berikut:
-
38
Tabel 3.8 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU Kota Pontianak
No INDIKATOR KINERJA
Tahun 2019
Target (%)
Realisasi (%)
Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU
86 100 116
Cara mengukur indikator Persentase Sengketa Hukum yang dimenangkan KPU
Kota Pontianak adalah dengan membandingkan jumlah sengketa hukum yang
dimenangkan KPU Kota Pontianak dengan jumlah total sengketa hukum.
Pada tahun 2019. Tercatat ada 2 (dua) gugatan yang diajukan ke pengadilan
Mahkamah Konstitusi terkait hasil Pemilu yaitu gugatan dari Peserta Pemilu
Tahun 2019 yaitu Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 02
dalam perkara Nomor 01/PHPU.PRES-XVII/2019 dengan locus TPS 12
Kelurahan Saigon Kecamatan Pontianak Timur dan gugatan dari Partai Gerindra
untuk Dapil Kalimantan Barat 1 dalam perkara Nomor 154-02-20/PHPU.DPR-
DPRD/XVII/2019 dengan Locus Kota Pontianak (11 TPS).
Hasil Putusan dari Perselisihan Perolehan Suara oleh Mahkamah Konstitusi
yaitu :
1. untuk Locus gugatan dari Peserta Pemilu Tahun 2019 yaitu Pasangan
Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 02 dalam perkara Nomor
01/PHPU.PRES-XVII/2019 dengan Putusan Nomor
:01/PHPU.PRES/XVII/2019 yang dibacakan pada tanggal 27 Juni Tahun
2019 adalah sebagai berikut :
a. Dalam Eksepsi : Menolak eksepsi Termohon dan Pihak Terkait
untuk seluruhnya.
b. Dalam Pokok Permohonan : Menolak permohonan Pemohon untuk
seluruhnya.
-
39
2. untuk Locus gugatan dari Peserta Pemilu Tahun 2019 yaitu dari Partai
Gerindra dalam perkara Nomor 01/PHPU.PRES-XVII/2019 dan gugatan
dari Partai Gerindra dalam perkara Nomor : 154-02-20/PHPU.DPRDPRD/
XVII/2019 dengan Putusan Nomor : 154-02-20/PHPU.DPRDPRD/
XVII/2019 yang dibacakan pada tanggal 8 Agustus Tahun 2019 adalah
sebagai berikut :
a. Dalam Eksepsi : Menolak Eksepsi Termohon
b. Dalam Pokok Permohonan :
1) Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian;
2) Menyatakan perolehan suara yang benar untuk Pemohon
atas nama Hendri Makaluasc, A.Md., SE..M.Th Calon
Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat 6 Partai Gerindra
Nomor Urut 1, Daerah Pemilihan Kalimantan Barat 6 adalah
5.384 suara;
3) Menolak permohonan Pemohon sepanjang menyangkut DPR
RI Daerah Pemilihan Kalimantan Barat I serta permohonan
Pemohon selain dan selebihnya;
4) Memerintahkan Termohon untuk melaksanakan putusan a
quo. Laporan Kegiatan Tahapan Pemilihan Umum 2019
Dibacakan pada hari kamis tanggal 8 (Delapan Agustus 2019
Putusan Nomor : 154-02-20/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019
Jumlah perkara sengketa yang dimenangkan sejumlah 2 Perkara atau dengan
persentase sebesar 100 % dari jumlah total perkara sengketa yang masuk.
Upaya yang dilakukan oleh KPU Kota Pontianak untuk menyelesaikan sengketa
antara lain:
1. Menyiapkan barang bukti yang dibutuhkan untuk membantu penyelesaian
sengketa;
2. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pelaksanaan putusan
peradilan.
3. Membuat kronologis sebagai jawaban dari permohonan pemohon.
-
40
Belajar dari pengalama menghadapi sengketa hasil Pemilu tahun 2019, upaya –
upaya yang akan dilakukan oleh KPU Kota Pontianak dimasa yang akan datang
untuk mengurangi potensi gugatan sengketa hukum yaitu:
1. Melakukan oerbaikan kualitas peraturan/keputusan KPU dengan mekanisme
uji publik;
2. Meningkatkan kapasitas penyelenggara Pemilu dan Pemilihan melalui
seleksi dan bimbingan teknis yang lebih intens;
3. Meningkatkan transparasi hasil pemungutan suara melalui kegiatan
penguploadan formulir C1 pada website KPU;
4. Meningkatkan akses publik terhadap regulasi dan produk hukum KPU
khususnya KPU Kota Pontianak melalui portal https://kpu-
pontianakkota.go.id/
5. Meningkatkan sosialisasi PKPU kepada penyelenggara Pemilu dan
stakeholder.
6. Meningkatkan atau memperketat proses rekuitmen badan adhoc untuk
memperoleh penyelenggara badan adhoc yang berkualitas dan berintegritas.
Tabel 3.9 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Persentase sengketa hukum yang dimenangkan KPU Kota Pontianak
No
Indikator Kinerja
Kinerja Anggaran
Target
(%)
Realisasi
(%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU
86 100 116 176.604.000 176.521.100 99.95
Pada tabel 3.9 dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dijelaskan bahwa
pencapaian target sasaran strategis KPU Kota Pontianak dengan indikator
Presentase Sengketa Hukum yang dimenangkan KPU tahun 2019 mencapai
kinerja sebesar 116 % dan telah menggunakan 99,95 % dari anggaran yang
tersedia untuk mendukung kegiatan dalam mencapai sasaran indikator kinerja.
-
41
C. KINERJA TAMBAHAN
Pada tahun 2019 terdapat pelaksanaan beberapa indikator kinerja yang dapat
mendukung pencapaian visi dan misi Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak
namun belum ditetapkan menjadi indikator kinerja pada sasaran strategis KPU Kota
Pontianak. Indikator tersebut menjadi kinerja tambahan Komisi Pemilihan Umum
untuk meningkatkan penyelenggaran pemilihan yang transparan, adil, mandiri dan
berintegritas. Adapun indikator kinerja yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum
Kota Pontianak pada tahun 2019 sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan
oleh KPU RI dan Renstra KPU yaitu:
1. Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
Yang dimaksud dengan Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
adalah persentase partisipasi pemilih yang berpartisipasi pada pemungutan
suara pemilihan umum tahun 2019. Cara mengukurnya dengan mengetahui
persentase rata – rata pengguna hak pilih berdasarkan jumlah pemilih dalam
pemungutan suara Pemilu tahun 2019.
Esensi Pemilihan yang demokratis adalah ketika setiap warga Negara bebas
memilih maupun dipilih dan berpartisipasi dalam proses Pemilihan. Partisipasi
pemilih yang dimaksud dimaknai sebagai peran serta masyarakat dalam
menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan. Bertolak dari paham kedaulatan ada
di tangan rakyat maka partisipasi pemilih menjadi komponen utama bagi
suksesnya penyelenggaraan Pemilihan.
Partisipasi pemilih merupakan salah satu indikator kunci untuk mengukur
keberhasilan pelaksanaan suatu penyelenggaraan Pemilihan. Semakin tinggi
partisipasi menandakan bahwa rakyat mengikuti, memahami, dan melibatkan diri
dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya, partisipasi yang rendah menjadi
penanda bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah
atau kegiatan kenegaraan. Disamping itu, semakin tinggi angka partisipasi
pemilih dalam suatu penyelenggaraan pemilihan maka Pemilihan tersebut
-
42
memiliki tingkat legitimasi yang baik dan penyelenggara Pemilu dianggap
berhasil begitupun sebaliknya.
Pemilih merupakan elemen utama dalam penyelenggaraan pemilihan umum
yang demokratis. Partisipasi pemilih menjadi bagian integral dari upaya
menciptakan demokrasi electoral yang berintegritas. Pemilu sebagai instrument
utama demokrasi menjembatani suara rakyar sebagai pemilik kedaulatan untuk
memberikan mandate kepada seseorang sebagai wakilnya yang akan
menjalankan kekuasaan baik di parlemen maupun di pemerintahan. Karenanya,
partisipasi pemilih dalam Pemilu berkaitan pula dengan tingkat legitimasi
kekuasaan. Atas dasar itupula sejumlah lembaga peringkat demokrasi di dunia
membuat katagorisasi partisipasi secara kuantitatif berdasarkan tingkat
kehadiran pemilih untuk memberikan suara pada hari pemungutan suara atau
voter turn out.
Partisipasi pemilih diukur dari tingkat kehadiran pemilih di TPS pada hari
pemungutan suara. Pengukuran tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan
dilakukan dengan cara membandingkan jumlah pengguna hak pilih dengan total
pemilih. Suara tidak sah tetap dihitung sebagai partisipasi pemilih, karena
pemilih telah menggunakan hak suaranya meskipun suaranya tidak sah (invalid
vote)
Dalam rangka memberikan pelayanan untuk mengetahui hasil pemilihan umum
tahun 2019 di wilayah Kota Pontianak dengan tepat dan akurat, KPU RI telah
membentuk portal yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat yaitu
https://Pemilu2019.kpu.go.id/
Untuk mengetahui tingkat partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilih
dapat diukur dari rata – rata partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum Tahun
2019 yang di dapat dari formulir DB1-KPU untuk tingkat kabupaten/kota. Tingkat
partisipasi berdasarkan jenis pemilihan:
-
43
Tabel 3.10 Tingkat partisipasi pemilih dalam menggunakan hak pilih berdasarkan jenis pemilihan
di Tahun 2019
No Jenis Pemilihan
Tingkat Partisipasi
Laki – Laki Perempuan Total
1 Presiden dan Wakil Presiden 77.15 % 79.21 % 78.20 %
2 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 76.73 % 78.84 % 77.80 %
3 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 76.81 % 78.93 % 77.88 %
4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi (DPRD Provinsi)
76.59 % 78.66 % 77.64 %
5 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (DPRD Kota)
76.53 % 78.66 % 77.61 %
Rata – Rata Pemilihan Umum Tahun 2019
76.76 % 78.86 % 77.83 %
Tabel 3.11 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
No Indikator Kinerja Target
(%) Realisasi
(%)
Capaian terhadap target (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Persentase Partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
77.50 77.83 100
Berdasarkan tabel 3.11 dapat dilihat bahwa rata – rata tingkat partisipasi pemilih
dalam Pemilihan Umum tahun 2019 sebesar 77.83 % dan telah berhasil
melampaui raget yang ditetapkan yaitu 77.50 %. Tingginya tingkat partisipasi ini
merupakan hasil dari upaya – upaya KPU Kota Pontianak dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat Kota Pontianak untuk ikut aktif dan menjadi bagian dari
pesta demokrasi di Indonesia. Upaya – upaya yang dilakukan oleh KPU Kota
Pontianak yaitu :
-
44
1. Mensosialisasikan tahapan – tahapan Pemilihan Umum Tahun 2019 kepada
masyarakat dengan berkerja sama dengan relawan demokrasi.
2. Mengembangkan dan mensosialisasikan Rumah Pintar Kapuas
3. Meningkatkan intensitas sosialisasi pendidikan pemilih pada pemilih pemula.
4. Memberikan pelayanan dan informasi terkait Data pemilih dengan membuka
posko pelayanan dan pengecekan sudah terdaftar dalam DPT di titik – titik
keramaian.
5. Memberikan pelayanan dan sosialisasi pindah memilih ke instansi – instansi
vertikal, kampus dan titik – titik keramaian masyarakat seperti di kegiatan car
free day
6. Mensosialisasikan Pemilu 2019 melalui berbagai event yaitu Lomba marching
band tingkat SMA di Kota Pontianak, Konser Musik dengan tema “Melangkah
Bersama untuk Pemilu 2019 Berintegritas” dan Pemilu Run.
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis komunitas
-
45
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis keagamaan
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis keluarga
-
46
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 untuk pendidikan pemula
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis pemilih
berkebutuhan khusus
-
47
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis marginal
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis warganet
-
48
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis pemuda
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 oleh relawan demokrasi berbasis perempuan
-
49
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 melalui Lomba marching band tingkat SMA
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 Goes to Campus
-
50
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 melalui Konser Musik “Melangkah Bersama untuk
Pemilu 2019 Berintegritas”
Kegiatan sosialisasi Pemilu Tahun 2019 melalui kegiatan Pemilu Run
-
51
Posko pelayanan pengecekan sudah terdaftar dalam DPT di kegiatan car free day
Posko pelayanan pengecekan sudah terdaftar dalam DPT di pusat perbelanjaan Ayani Mall
Pontianak
-
52
Posko pelayanan pindah memilih di kampus UNTAN Pontianak
Sosialisasi pindah memilih di Kantor KPPN Kota Pontianak
-
53
Tabel 3.12 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
No
Indikator Kinerja
Kinerja Anggaran
Target
(%)
Realisasi
(%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Persentase Partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
77.50 77.83 100 1.031.328.000 1.026.386.250 99.32
Pada tabel 3.12 dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dijelaskan bahwa
pencapaian indikator Presentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
tahun 2019 oleh KPU Kota Pontianak mencapai kinerja sebesar 100 % dan telah
menggunakan 99,32 % dari anggaran yang tersedia untuk mendukung kegiatan
dalam mencapai sasaran indikator kinerja.
Sosialisasi pindah memilih melalui x-banner di Hotel Grand Mahkota Hotel Pontianak
-
54
2. Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan
Yang dimaksud dengan persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
adalah persentase partisipaso pemilih perempuan yang berpartisipasi pada
pemungutan suara pemilihan tahun 2019 di Kota Pontianak. Cara
pengukurannya adalah dengan mengetahui persentase rata – rata pengguna
hak pilih berdasarkan jumlah pemilih dalam pemungutan suara pemilihan umum
tahun 2019 di Kota Pontianak.
Pemilih perempuan adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berjenis
kelamin perempuan dan telah memasuki usia untuk memilih atau telah menikah.
Partisipasi perempuan dimaknai sebagai peran serta perempuan dalam
menggunakan hak pilihnya pada Pemilu/Pemilihan. Wujud dari pentingnya
partisipasi pemilih perempuan adalah kebebasan dari persamaan hak
perempuan dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemiu/Pemilihan sebagai
indikator mutlak suatu Negara demokratis.
Partisipasi pemilih perempuan pada Pemilihan Umum Tahun 2019 dapat diukur
dengan cara membandingkan jumlah pengguna hak pilih perempuan dengan
total pemilih perempuan. Untuk mengetahui tingkat partisipasi pemilih
perempuan dalam menggunakan hak pilih dapat terukur dari rata – rata
partisipasi pemilih perempuan pada Pemilihan Umum Tahun 2019 yand didapat
dari data formulir model DB1-KPU untuk tingkat Kabupaten/Kota.
Pengukuran Kinerja persentase pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan
pada tahun 2019 sebagaimana pada tabel 3.13
-
55
Tabel 3.13 Pengukuran Kinerja terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Persentase Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan
No Indikator Kinerja Target
(%) Realisasi
(%)
Capaian terhadap target (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
2 Persentase Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan
78 78.86 100
Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa persentase pemilih perempuan
dalam Pemilihan Umum tahun 2019 di Kota Pontianak sebesar 78.86 % dan
telah berhasil melampaui raget yang ditetapkan yaitu 78 %. Capaian ini
merupakan hasil dari sosialisasi – sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota
Pontianak ke segmen perempuan dengan berkerja sama dengan LSM dan
ormas di Kota Pontianak yaitu:
1. Pusat pengembangan sumber daya wanita (PPSW)
2. Serikat Perempuan berbasis Khatulistiwa (SPBK)
3. Serikat PEKKA
Selain melibatkan ormas dan LSM berbasis perempuan, KPU Kota Pontianak
juga melakukan sosialisasi dengan berfokus pada segmen perempuan melalui
acara pengajian dan majelis taklim di Kota Pontianak.
-
56
Sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih perempuan berkerjasama dengan Pusat
pengembangan sumber daya wanita (PPSW)
Sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih perempuan berkerjasama dengan Pusat
pengembangan sumber daya wanita (PPSW)
-
57
Sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih perempuan berkerjasama dengan Serikat
Perempuan berbasis Khatulistiwa (SPBK)
Sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada pemilih perempuan berkerjasama dengan Serikat
Perempuan berbasis Khatulistiwa (SPBK)
-
58
Tabel 3.14 Akuntabilitas Keuangan terhadap Indikator Kinerja KPU Kota Pontianak Tahun 2019
Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan
No
Indikator Kinerja
Kinerja Anggaran
Target
(%)
Realisasi
(%) (%) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2 Persentase Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan
78 78.86 100 75.000.000 72.986.650 97.32
Pada tabel 3.14 dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dijelaskan bahwa
pencapaian indikator Presentase pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan
tahun 2019 oleh KPU Kota Pontianak mencapai kinerja sebesar 100 % dan telah
menggunakan 97,32 % dari anggaran yang tersedia untuk mendukung kegiatan
dalam mencapai sasaran indikator kinerja.
Sosialisasi Pemilu tahun 2019 di Forum Pengajian Al-Mu’minat
-
59
3. Persentase pemilih disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan
Yang dimaksud dengan persentase partisipasi pemilih disabilitas dalam
Pemilu/Pemilihan adalah persentase partisipasi Pemilih Disabilitas yang
berpartisipasi pada Pemungutan Suara Pemilihan Tahun 2019 di Kota
Pontianak. Cara pengukurannya dengan mengetahui persentase rata – rata
pengguna hak pilih berdasarkan jumlah pemilih disabilitas dalam pemungutan
suara pemilihan tahun 2019 di Kota Pontianak.
Terkait partisipasi, KPU berfokus tidak hanya meningkatkan angka partisipasi
pemilih secara umum, namu menggarap segmen pemilih disabilitas agar makin
mudah berpartisipasi di Pemilu. Prinsip demokrasi mengatakan bahwa setiap
warga Negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam
pemerintahan, begitu juga bagi para penyandang disabilitas. Penyandang
disabilitas adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan aktivitas akibat dari
adanya gangguan yang ada pada diri individu itu sendiri. Mereka punya hak
politik untuk memilih dan dipilih dalam tata pemerintahan. Dengan pengertian itu
masyarakat diharapkan tidak lagi memandang para difabel sebagai manusia
yang hanya memiliki kekurangan dan ketidakmampuan. Mereka harus
dipandang sebagaimana layaknya manusia umumnya, yang memiliki potensi
berbeda-beda.
Hal ini sebagaimana telah diatur dalam Pasal 28 I ayat 2 amandemen ke 2 UUD
1945 yang berbunyi: “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan per