KATA PENGANTAR...Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 17 indikator kinerja utama,...
Transcript of KATA PENGANTAR...Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 17 indikator kinerja utama,...
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi robbil’alamin. Marilah kita
haturkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan hidayahNya, Pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman telah dapat
menyelesaikan dokumen Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) tahun 2017.
Pelaporan kinerja ini dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan capaian kinerja instansi
pemerintah dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan
dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah.
Secara garis besar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman ini berisi informasi tentang perencanaan dan capaian kinerja tahun
2017. Dokumen ini juga memuat aspek keuangan yang berisi target dan realisasi
dalam membelanjakan keuangan daerah dalam rangka melaksanakan
pembangunan demi kesejahteraan seluruh masyarakat Kabupaten Padang
Pariaman.
Dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2017 ini dapat menjadi
salah satu gambaran dan rujukan untuk lebih meningkatkan kinerja masing-
masing Perangkat Daerah untuk bekerja lebih produktif, efektif dan efisien, baik
dari segi aspek perencanaan hingga realisasi pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
Kami menyadari bahwa penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman membuka tangan menerima kritik dan saran guna perbaikan laporan di
tahun mendatang. Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik sebagai
informasi maupun sebagai evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Kabupaten Padang Pariaman, 26 Maret 2018
BUPATI PADANG PARIAMAN
dto
ALI MUKHNI
ii
Ikhtisar Eksekutif
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tata
kelola pemerintahan yang baik, dimana instansi pemerintah melaporkan
kinerjanya dalam memberikan pelayanan publik. Proses penilaian yang terukur ini
juga menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah untuk
terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus
ditingkatkan.
LAKIP ini disusun dengan melakukan analisa dan mengumpulkan bukti
untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana sasaran pembangunan yang
ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kabupaten Padang Pariaman yang telah mendapatkan bimbingan dan arahan dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Sebanyak
15 (lima belas) sasaran strategis yang terdiri dari 17 (tujuh) Indikator Kinerja
Utama sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 87
Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 17 indikator kinerja utama,
disimpulkan bahwa 7 (tujuh) indikator dikategorikan sangat berhasil, 8 (delapan)
indikator dikategorikan berhasil dan 2 (dua) indikator dikategorikan cukup
berhasil. Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja yang
capaiannya belum seperti yang diharapkan yang berkategori cukup berhasil
sehingga perlu perhatian pada tahun berikutnya.
Sebagai bagian dari perbaikan kinerja pemerintah daerah yang menjadi
tujuan dari penyusunan LAKIP, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting
dipergunakan oleh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan di
tahun yang akan datang. Dengan ini, upaya perbaikan kinerja dan pelayanan
publik untuk peningkatan kesejahteraan rakyat akan bisa dicapai.
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………................... i
Ihtisar Eksekutif ………………………………………………................... ii Daftar Isi ………………………………………………................... iii
Daftar Tabel ………………………………………………................... iv Daftar Gambar ………………………………………………................... v
Daftar Matrik ………………………………………………................... viii
Daftar Grafik ………………………………………………................... ix Bab I PENDAHULUAN ………………………………………………................... 1
A. Gambaran Umum ………………………………………………................... 2
Kondisi Geografis dan Demografis ………………………………………………................... 3
B. Struktur Organisasi ………………………………………………................... 4 C. Isu Strategis dan
Permasalahan
Pembangunan ………………………………………………................... 4 1. Isu Strategis ………………………………………………................... 5
2. Permasalahan Pembangunan ………………………………………………................... 7
D. Sistematika Penulisan ………………………………………………................... 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA ………………………………………………................... 10 A. Visi dan Misi ………………………………………………................... 10
1. Visi ………………………………………………................... 11 2. Misi ………………………………………………................... 12
B. Perjanjian Kinerja Tahun
2017 ………………………………………………...................
13 BAB III AKUNTABILITAS
KINERJA ………………………………………………................... 13 A. Pengukuran Kinerja ………………………………………………................... 15
B. Capaian Indikator Kinerja
Utama ………………………………………………...................
15 C. Evaluasi dan Analisis
Capaian Kinerja ………………………………………………................... 16 D. Realisasi Keuangan ………………………………………………................... 71
BAB IV PENUTUP ………………………………………………................... 74
A. Kesimpulan ………………………………………………................... 74 B. Rencana Perbaikan
Kedepan
………………………………………………................... 74
Lampiran
Daftar Lampiran 1. Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 87 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja
Utama Pemerintah Kab. Padang Pariaman 2. Perjanjian Kinerja Padang Pariaman Tahun 2017
3. Matriks Pengukuran Kinerja Pemerintah Kab. Padang Pariaman Tahun 2017 4. Pernyataan Telah di Review Atas Laporan Kinerja Kab. Padang Pariaman Tahun
Anggaran 2017 oleh Inspektur Kab. Padang Pariaman
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perjanjian Kinerja Bupati
Padang Pariaman mengacu ke
RPJMD 2016-2021
………………………………………….. 12
Tabel 3.1 : Pengukuran dengan skala
ordinal
………………………………………….. 14
Tabel 3.2 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 1
………………………………………….. 16
Tabel 3.3 : Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 2
………………………………………….. 19
Tabel 3.4 : Peningkatan Produksi dan Produktifitas Tanaman Pangan
(Padi dan Jagung) dari tahun
2015 s/d 2017
………………………………………….. 22
Tabel 3.5 : Perkembangan Produksi dan
Produktifitas Padi dan Jagung Kab. Padang Pariaman, Provinsi
Sumatera Barat dan Nasional
Dari Tahun 2015 s/d 2017
………………………………………….. 23
Tabel 3.6 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 3
………………………………………….. 24
Tabel 3.7 : Laju Pertumbuhan dan
Kontribusi Per Sektor Lapangan
Usaha pada PDRB Kab. Padang Pariaman
………………………………………….. 25
Tabel 3.8 : Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 4
………………………………………….. 35
Tabel 3.8 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 5
………………………………………….. 37
Tabel 3.9 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 6
………………………………………….. 40
Tabel 3.10 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 7
………………………………………….. 45
Tabel 3.11 : Nama Kelompok Sadar Wisata Berdasarkan Lokasi Wisata
………………………………………….. 49
Tabel 3.11 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 8
………………………………………….. 50
Tabel 3.11 : Data Pemanfaatan lahan di
Kabupaten Padang Pariaman
………………………………………….. 54
Tabel 3.11 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 9
………………………………………….. 51
Tabel 3.12 : Kondisi jalan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman
………………………………………….. 52
Tabel 3.13 : Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 10
………………………………………….. 55
Tabel 3.14 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 11
………………………………………….. 67
Tabel 3.15 : Aneka Pelatihan yang
dilaksanakan oleh BLK
………………………………………….. 58
Tabel 3.16 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 12
………………………………………….. 60
Tabel 3.17 : Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 13
………………………………………….. 62
Tabel 3.18 : Skor Hasil Opini BPK ………………………………………….. 63 Tabel 3.18 : Capaian Indikator Kinerja
Utama pada Sasaran 14
………………………………………….. 65
Tabel 3.19 : Indek hasil Survey Kepuasan Masyarakat
………………………………………….. 66
Tabel 3.20 : Nilai mutu pelayanan berdasarkan keputusan Menpan
………………………………………….. 67
v
RB
Tabel 3.21 : Nilai mutu pelayanan berdasarkan keputusan Menpan
RB
………………………………………….. 67
Tabel 3.22 : Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 15
………………………………………….. 69
Daftar Gambar
Gambar 1.1 : Peta Kabupaten Padang
Pariaman
…………………………………………. 2
Gambar 3.1 : Pembinaan dan Sosialisasi
Majelis Taklim
…………………………………………. 17
Gambar 3.2 : Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT)
…………………………………………. 19
Gambar 3.3 : Pembangunan Jariangan Tersier
…………………………………………. 19
Gambar 3.4 : Pembangunan Dam Parit …………………………………………. 19
Gambar 3.5 : Penyerahan Handtraktor kepada Kelompok Tani
…………………………………………. 20
Gambar 3.6 : Armada Brigade Tanam …………………………………………. 20
Gambar 3.7 : Penerapan Pola tanam Padi Jajar Legowo
…………………………………………. 20
Gambar 3.8 : Penyerahan benih padi dan jagung kepada perwakilan
kelompok tani
…………………………………………. 21
Gambar 3.9 : Pemberantasan Hama tikus bersama masyarakat
…………………………………………. 21
Gambar 3.10 : Penyerahan Trhessher kepada kelompok tani
…………………………………………. 22
Gambar 3.11 : Demonstrasi Penggunaan
Trhessher
…………………………………………. 22
Gambar 3.12 : Bandara Internasional Minang
Kabau
…………………………………………. 32
Gambar 3.13 : Peluncuran Program Klik …………………………………………. 32 Gambar 3.14 : Jalan Alternatif Padang ke
Sicincin
…………………………………………. 33
Gambar 3.15 : Rencana Pendidikan Kawasan
Tarok
…………………………………………. 33
Gambar 3.16 : Launching Cokelat Malibou Padang Pariaman di Hotel
Inna Padang yang dihadiri oleh Deputi Energi Logistik
Kawasan dan Pariwisata
BUMN
…………………………………………. 33
Gambar 3.17 : Mobil Keliling Program AJEB …………………………………………. 37
Gambar 3.18 : Jenjang Pendidikan Sekolah …………………………………………. 38 Gambar 3.19 : Antusiasme agar bisa
membaca
…………………………………………. 39
Gambar 3.20 : Proses launching Program Padang Pariaman Sehat
…………………………………………. 41
Gambar 3.21 : Peningkatan Fasilitas Puskesmas
…………………………………………. 41
Gambar 3.22 : Tenaga Kesehatan yang …………………………………………. 42
vi
handal dan Profesional Gambar 3.23 : Pemandu Wisata Lubuk
Nyarai
…………………………………………. 48
Gambar 3.24 : Sosialisasi Program PSC 119
Papatangkas Gada
…………………………………………. 43
Gambar 3.25 : Perolehan Penghargaan Tingkat Provinsi Sumatera
Barat
…………………………………………. 44
Gambar 3.26 : Launching Badan Layanan
Umum, Daerah (BLUD)
Puskesmas
…………………………………………. 54
Gambar 3.27 : Media Promosi Wisata yang
ada di Kabupaten Padang Pariaman
…………………………………………. 46
Gambar 3.28 : Pelaksanaan Event Tour de
Singkarak
…………………………………………. 47
Gambar 3.29 : Cik Uniang dan Cik Ajo …………………………………………. 47
Gambar 3.29 : Pelaksanaan Event Pacu Kuda …………………………………………. 48 Gambar 3.30 : Objek Wisata Nyarai dan
Rumah Pohon Sarasah
…………………………………………. 48
Gambar 3.31 : Paket Wisata Unggulan Arung Jeram di Lubuk Alung
…………………………………………. 48
Gambar 3.32 : Program Pembangunan Jalan …………………………………………. 53 Gambar 3.34 : Penyerahan kartu keluarga
sehat
…………………………………………. 56
Gambar 3.35 : Renovasi rumah tidak layak huni
…………………………………………. 56
Gambar 3.36 : Penyaluran bantuan beras miskin
…………………………………………. 56
Gambar 3.37 : Aneka pelatihan yang
diadakan BLK
…………………………………………. 58
Gambar 3.38 : Review dan pendampingan
penyusunan LAKIP
…………………………………………. 61
Gambar 3.39 : Penyerahan Laporan Hasil
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2016
…………………………………………. 62
Gambar 3.40 : Pelaksanaan Review Laporan
Keuangan OPD
…………………………………………. 64
Gambar 3.41 : Pembinaan Pengelolaan Keuangan Daerah
…………………………………………. 64
Gambar 3.42 : Survey Kepuasan Masyarakat yang dilaksanakan di
Disdukcapil
…………………………………………. 66
Gambar 3.43 : Survey Kepuasan Masyarakat yang dilaksanakan di RSUD
Padang Pariaman
…………………………………………. 66
Gambar 3.44 : Survey Kepuasan Masyarakat yang dilaksanakan di
DPMPTP
…………………………………………. 66
Gambar 3.45 : Janji Perbaikan Layanan
Kepala OPD dengan Bupati
Padang Pariaman
…………………………………………. 68
Gambar 3.42 : Posko tim reaksi cepat dan
UPT Damkar Wilayah II di Lubuk Alung
…………………………………………. 69
Gambar 3.43 : Kendaraan Rescue dan
Damkar yang dimiliki BPBD Padang Pariaman
…………………………………………. 70
vii
Gambar 3.44 : Tower Repeater dan alat komunikasi yang dimiliki
BPBD Padang Pariaman
…………………………………………. 70
Gambar 3.45 : Pelatihan tim reaksi cepat
BPBD Padang Pariaman
…………………………………………. 70
Gambar 3.46 : Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penyuluhan
Penanggulangan Kebakaran
…………………………………………. 71
viii
DAFTAR MATRIK
Matrik 4.1 : Masalah dan strateginya
………………………………………………….. 75
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 : Angka rata-rata lama
sekolah menurut Kab/Kota di Sumatera
Barat Tahun 2016
………………………………………………......... 38
BAB I PENDAHULUAN 1
aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Padang
Pariaman merupakan sebuah bentuk laporan yang dibuat setiap akhir periode
pelaksanaan program dan kegiatan sekaligus menjadi media yang berisi
informasi dan data serta gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan seluruh
perencanaan program/kegiatan dan kebijakan dalam rangka mewujudkan visi, misi,
tujuan dan sasaran Pemerintah Kabupaten.
Sebagai media
komunikasi atas kinerja yang
telah dilaksanakan kepada
para stakeholder (Presiden,
DPRD dan Masyarakat Umum),
maka penyusunan LAKIP
Kabupaten Padang Pariaman
ini memiliki 2 (dua) dimensi
fungsi, yaitu: 1) Aspek
Akuntabilitas Kinerja (dimensi
eksternal) hal ini bermakna
bahwa LAKIP merupakan
sarana pertanggungjawaban
Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman kepada seluruh
pihak eksternal (stakeholder) atas capaian kinerja selama periode tahun 2017. Esensi
laporan capaian kinerja merujuk sejauh mana pelaksanaan program dan kegiatan
telah dicapai dalam rangka pemenuhan visi, misi, tujuan dan sasaran selama periode
pelaporan. 2) Aspek Manajemen Kinerja (dimensi internal) hal ini bermakna bahwa
LAKIP Kabupaten Padang Pariaman merupakan sarana evaluasi pencapaian kinerja
bagi segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman sebagai landasan
untuk perbaikan kinerja di masa mendatang.
L
BAB I PENDAHULUAN 2
KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
Secara geografis, Kabupaten
Padang Pariaman memiliki luas
wilayah 1.328,79 KM2 dengan
panjang garis pantai 42,11 KM
yang membentang hingga
wilayah gugusan Bukit Barisan.
Luas daratan daerah ini setara
dengan 3,15 persen luas daratan
wilayah Propinsi Sumatera
Barat. Posisi astronomis
Kabupaten Padang Pariaman
terletak antara 0°11’-0°49’ Lintang Selatan dan 98°36’ - 100°28’ Bujur Timur. Secara
administrasi Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 kecamatan dan 103 Nagari.
Batas wilayah administratif Kabupaten Padang Pariaman adalah sebelah Utara
dengan Kabupaten Agam, sebelah Selatan dengan Kota Padang, sebelah Timur
dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, dan sebelah Barat dengan
Kota Pariaman dan Samudera Indonesia.
Jumlah penduduk KabupatenPadang Pariaman tahun 2017 terdapat sebanyak 462.125
jiwa, yang terdiri dari
234.607 laki – laki dan
227.518 perempuan,
sedangkan tahun
sebelumnya tercatat
sebanyak 408.612 jiwa
(201.130 laki – laki dan
207.482 perempuan).
Tingkat kepadatan
penduduk pada tahun
2017 ini terhitung
sebanyak 308
jiwa/KM2. Jumlah
penduduk terbanyak berada di Kecamatan Batang Anai, yakni 52.623 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Padang Sago 9.365 jiwa.
27,018
24,732
10,380
11,939
15,473
13,214
9,464
8,916
21,318
8,895
4,638
14,438
8,753
18,205
6,743
18,782
11,699
25,605
23,457
10,237
11,499
15,527
13,372
9,638
9,260
20,671
8,754
4,727
13,453
8,432
17,141
6,433
17,905
11,407
30000 20000 10000 0 10000 20000 30000
Batang Anai
Lubuk Alung
Sintuk Toboh Gadang
Ulakan Tapakis
Nan Sabaris
2x11 Enam Lingkung
Enam Lingkung
2x11 Kayu Tanam
VII Koto Sungai Sarik
Patamuan
Padang Sago
V Koto Kp. Dalam
V Koto Timur
Sungai Limau
Batang Gasan
Sungai Geringging
IV Koto Aur Malintang
Jumlah Penduduk Per Kecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan Laki-Laki
BAB I PENDAHULUAN 3
truktur organisasi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman mengacu pada
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Padang Pariaman. Susunan
Organisasi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 3 Staf Ahli
Bupati, Sekretariat Daerah dipimpin Oleh Sekretaris Daerah yang membawahi 3 (tiga)
Asisten dan 10 Bagian, 18 Dinas Daerah, 3 Badan, 1 Kantor , 1 Sekretariat DPRD, 1
Inspektorat, 1 BPBD serta 17 Kecamatan, 103 Nagari.
Keterangan:
S
STAF AHLI
ASISTEN PEMERINTAHAN
MEMBAWAHI
1. BAGIAN PEMERINTAHN UMUM 2. BAGIAN HUKUM 3. BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
ASISTEN PEMBANGUNAN
MEMBAWAHI
1. BAGIAN PEMBANGUNAN EKONOMI 2. BAGIAN PEMBANGUNAN FISIK DAN
PRASARANA 3. BAGIAN LAYANAN PENGADAAN
BARANG DAN JASA
MEMBAWAHI
1. BAGIAN ORGANISASI DAN REFORMASI BIROKRASI
2. BAGIAN UMUM DAN PERLENGKAPAN 3. BAGIAN HUMAS DAN PROTOKOL 4. BAGIAN PERENCANAAN DAN KEUANGAN
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
LINGKUP KOORDINASI
1. DINAS KESEHATAN 2. DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN 3. DINAS PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KB 4. DINAS PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA 5. DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
6. DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
7. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
8. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 9. KANTOR KESATUAN BANGSA
DAN POLITIK 10. SATPOL PP DAN DAMKAR 11. SEKRETARIAT DEWAN 12. KECAMATAN 13. NAGARI
LINGKUP KOORDINASI
1. DINAS PERDAGANGAN, TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
2. DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
3. DINAS PERHUBUNGAN 4. DINAS PENANAMAN MODAL,
PELAYANAN TERPADU DAN PERINDUSTRIAN
5. DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH RAGA
6. DINAS PERIKANAN 7. DINAS PERTANIAN DAN
KETAHANAN PANGAN 8. DINAS PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN 9. DINAS LINGKUNGAN HIDUP,
PERUMAHAN, KAWASAN PEMUKIMAN DAN PERTANAHAN
10. DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
LINGKUP KOORDINASI
1. BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
2. BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
3. BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
4. DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN
5. INSPEKTORAT DAERAH
SEKDA
DPRD BUPATI/
WAKIL BUPATI
Garis Komando
Garis Koordinasi
Garis Koordinasi
BAB I PENDAHULUAN 4
ISU STRATEGIS
Dalam periode 2016-2021 Kabupaten Padang Pariaman akan mewujudkan
Kabupaten Padang Pariaman yang Baru, Religius, Cerdas dan Sejahtera dengan
mengidentifikasi isu-isu strategis. Berdasarkan permasalahan dan identifikasi isu-isu
strategis yang terjadi ditingkat global, nasional, regional dan lokal melalui pendekatan
Focus Group Discussion (FGD) maka isu strategis yang menjadi prioritas
pembangunan di Kabupaten Padang Pariaman dalam 5 (lima) tahun ini adalah
sebagai berikut :
1. Kualitas sarana dan prasarana peribadatan
2. Pembangunan jati diri masyarakat melalui pendidikan agama dan wawasan
kebangsaan guna mengatasi dampak negatif dan infiltrasi budaya global dan
krisis global.
3. Keragaman dan diversifikasi pangan.
4. Peningkatan produksi komoditi unggulan
5. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat
6. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah
7. Peningkatan akses dan layanan pendidikan
8. Peningkatan akses dan layanan kesehatan
9. Pengembangan destinasi wisata dan budaya lokal
10. Peningkatan daya saing, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
11. Kemudahan akses permodalan
12. Pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur wilayah
13. Pemanfaatan dan pengendalian Ruang
14. Pengentasan kemiskinan, pengangguran dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat
15. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan daerah dan pelayanan publik yang
baik dan bersih.
16. Kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan kebencanaan.
BAB I PENDAHULUAN 5
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
Penyelenggaraan pembangunan dalam kurun waktu 2010-2015 telah
membuahkan hasil yang diharapkan, tetapi untuk pembangunan periode 2016-2021
masih terdapat persoalan dan tantangan dari berbagai aspek yang dihadapi.
Permasalahan pembangunan merupakan suatu kondisi yang masih perlu
ditingkatkan atau dikembangkan karena hasilnya belum optimal. Pada bagian atau
tahapan perumusan isu-isu strategis, permasalahan-permasalahan pembangunan
prioritas saja yang menjadi agenda utama rencana pembangunan daerah dalam lima
tahun kedepan. Dengan mengetahui permasalahan yang ada selanjutnya akan
dirumuskan dalam program dan kegiatan pembangunan.
Permasalahan pokok pembangunan Daerah Kabupaten Padang Pariaman adalah
sebagai berikut :
1. Permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat Padang Pariaman adalah
belum sepenuhnya mempedomani falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah. Dalam konteks dan dimensi budaya, keterbukaan wilayah berakibat
masuknya pengaruh-pengaruh negatif dalam kehidupan masyarakat. Eksistensi dan
peran kelembagaan adat pada tingkat nagari masih lemah dikarenakan masih
kurangnya peran mamak terhadap kemenakan, berkurangnya musyawarah dan
mufakat adat dan kaum dalam pengambilan kebijakan. Rendahnya pengamalan dan
aplikasi nilai-nilai ajaran agama dan akhlaq masyarakat, apalagi dengan era
globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, mengakibatkan perubahan pola
dan tingkah laku masyarakat sehingga tidak sejalan lagi dengan ajaran dan kaidah
agama serta norma-norma adat istiadat Minangkabau.
2. Dinamika perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan meningkatnya
aktivitas perekonomian rakyat di Kabupaten Padang Pariaman, umumnya belum
diimbangi dengan peningkatan taraf kesajahteraan dan peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) secara signifikan. Sebagian besar masyarakat
Kabupaten Padang Pariaman umumnya masih berpendidikan rendah, belum memiliki
kemampuan atau daya beli yang layak, dan tidak pula didukung oleh kondisi
kesehatan keluarga yang benar-benar memadai, sehingga secara umum kondisi IPM
masyarakat Kabupaten Padang Pariaman masih membutuhkan berbagai
pembenahan. 3. Secara umum, kondisi dan kualitas pendidikan masyarakat masih membutuhkan
banyak pembenahan, bukan saja dari segi ketersediaan sarana dan prasarana
pendidikan yang belum merata, tetapi juga akses dan kesadaran masyarakat
akan arti penting pendidikan yang masih harus ditingkatkan.
BAB I PENDAHULUAN 6
4. Akses masyarakat terhadap layanan kesehatan umumnya masih kurang dimana
rasio puskesmas per satuan penduduk hanya sebesar 0,06. Oleh karena itu
layanan kesehatan perlu dilakukan peningkatan terhadap derajat kesehatan,
pelayanan kesehatan yang lebih merata, perbaikan gizi, layanan kesehatan
penduduk miskin dan perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Kabupaten Padang Pariaman memiliki potensi pariwisata yang sangat
menjanjikan namun, sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini
disebabkan karena masih kurangnya promosi potensi pariwisata dan kurangnya
pelaksanaan event-event pariwisata dalam meningkatkan arus kunjungan dan
lama tinggal wisatawan. Masalah lainnya adalah masih rendahnya kemampuan
sumber daya manusia dalam pengelolaan kepariwisataan, belum adanya ikon
wisata yang berdaya saing, tata kelola destinasi pariwisata masih bersifat parsial
dan masih dominannya peran stakeholders serta belum memadainya fasilitas
pendukung pariwisata serta belum melembaganya sadar wisata pada masyarakat
lokal, pelaku pariwisata dan wisatawan.
6. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB sesuai dengan data BPS tahun
2016 baru mencapai 8,48%, padahal sektor ini seharusnya mampu memberikan
kontribusi yang lebih. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya industri
rumah tangga yang memiliki standar minimal kualitas produksi baik dari segi
penggunaan teknologi maupun sumber daya manusia, ketidakjelasan kebijakan
yang mengatur mata rantai perdagangan hulu dan hilir, keterbatasan akses
permodalan untuk pengembangan usaha serta lemahnya jejaring usaha. 7. Permasalahan di bidang tata ruang adalah belum memadainya pranata tata ruang
khususnya rencana detail tata ruang, menurunnya ketersediaan ruang untuk
ketahanan pangan dan ruang terbuka hijau publik, belum optimalnya penggunaan
RT/RW dalam pemanfaatan ruang. Hal ini dapat dilihat dari data alih fungsi lahan
kawasan pertanian menjadi kawasan lainnya. 8. Permasalahan Bidang Lingkungan Hidup adalah masih tingginya pencemaran
lingkungan hidup, belum tercapainya fungsi kawasan lindung secara optimal, masih
tingginya emisi gas rumah kaca, masih adanya konflik pemanfaatan ruang,
kerusakan ekosistem mangrove dan kawasan pesisir.
9. Tingkat kemiskinan Kabupaten Padang Pariaman cukup tinggi hal ini disebabkan
beberapa hal antara lain:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi keluarga
miskin belum optimal.
b. Masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan keluarga miskin.
BAB I PENDAHULUAN 7
c. Terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan kebutuhan dasar seperti
kecukupan pangan, layanan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, listrik,
ekonomi (modal) dan lain-lain.
d. Belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin. 10. Berkaitan dengan tata kelola pemerintahan terdapat permasalahan utama antara
lain, belum sinkronnya implementasi peraturan antara tingkat pusat dan daerah,
penegakan hukum masih lemah dan belum optimalnya perlindungan hukum dan
hak azazi manusia, kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya
melaksanakan prinsip pemerintahan yang baik, masih rendahnya kapasitas dan
profesionalisme sumber daya manusia aparatur, sumber pendapatan asli daerah
masih terbatas, belum tuntasnya batas administrasi daerah, pelayanan publik
masih belum sesuai dengan harapan masyarakat.
11. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah
rawan bencana namun isu-isu zonasi ramah bencana belum menjadi arus
pengarusutamaan (mainstream) dalam perencanaan pembangunan wilayah.
Pembangunan pemukiman dan fasilitas umum maupun sosial di sekitar daerah-
daerah rawan bencana merupakan bukti nyata yang memperlihatkan eksisnya
permasalahan tersebut.
AKIP Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2017, disusun dengan sistematika
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan gambaran umum Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman,
dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama
(strategic issued) yang sedang dihadapi.
BAB II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
L
BAB I PENDAHULUAN 8
BAB III Akuntabilitas Kinerja.
Pada bab ini disajikan Capaian Kinerja Pemerintah Daerah dan Realisasi Anggaran.
Capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis
tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi
kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir, realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.
2. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional.
3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja
serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
4. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
5. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan atau kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
6. Diuraikan juga realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan
kinerja organisasi sesuai dokumen perjanjian kinerja.
BAB IV Penutup.
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah
di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya.
BAB II PERENCANAAN KINERJA 9
erencanaan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang
akan dicapai oleh Kabupaten Padang Pariaman. Perjanjian Kinerja ini
menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh Bupati Padang
Pariaman dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelolanya.
Tujuan umum
disusunnya Perjanjian
Kinerja yaitu dalam rangka
Intensifikasi pencegahan
korupsi; Peningkatan
kualitas pelayanan publik;
Percepatan untuk
mewujudkan manajemen
pemerintahan yang efektif,
transparan, dan akuntabel.
Namun demikian, ruang
lingkup ini lebih diutamakan terhadap berbagai program utama Kabupaten Padang
Pariaman, yaitu program-program yang dapat menggambarkan keberadaan serta
menggambarkan isu strategik yang sedang dihadapi oleh Kabupaten Padang
Pariaman.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2016-2021 merupakan dokumen perencanaan komprehensif lima
tahunan yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah
(Renstra OPD) Kabupaten Padang Pariaman dan sebagai acuan bagi seluruh
stakeholder di Kabupaten Padang Pariaman dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan selama kurun waktu 2016-2021.
RPJMD tersebut, disusun berdasarkan Visi dan Misi Bupati Padang Pariaman,
sekaligus berfungsi sebagai dokumen perencanaan yang mengakomodir berbagai
aspirasi masyarakat dalam lingkup wilayah Kabupaten Padang Pariaman.
P
BAB II PERENCANAAN KINERJA 10
Selain itu RPJMD ini juga menjawab tiga pertanyaan dasar, yakni: (1) kemana
Kabupaten Padang Pariaman akan diarahkan pengembangannya dan apa yang
hendak dicapai dalam lima tahun mendatang; (2) bagaimana mencapainya dan (3)
langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai.
Dari berbagai macam isu strategis pada semua urusan penyelenggaraan
Pemerintahan, yang menjadi prioritas untuk ditangani dalam jangka menengah
(2016-2021) adalah sebagaimana tertuang dalam “Visi dan Misi pembangunan” yaitu:
VISI
Visi adalah kondisi yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang
direpresentasikan dalam sejumlah sasaran hasil pembangunan yang dicapai melalui
program-program pembangunan dalam bentuk rencana kerja. Visi tidak lain adalah
suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan
citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada
batasan tersebut, maka Visi Kabupaten Padang Pariaman periode Tahun 2016 -2021
adalah sebagai berikut:
Visi tersebut memiliki empat kata kunci yakni Menjadikan Kabupaten yang
Baru, Masyarakat Religius, Mewujudkan Masyarakat Cerdas, dan Masyarakat yang
Sejahtera, secara lebih terperinci dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Baru yang dimaksud adalah suatu perubahan wajah, ruang dan suasana
Kabupaten Padang Pariaman.
b. Religius yang dimaksudkan di sini adalah masyarakat yang menjunjung tinggi
norma-norma agama, berpegang teguh kepada ajaran agama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari–hari.
c. Cerdas dalam hal ini dimaksudkan adalah suatu kondisi masyarakat yang
berkualitas dan berilmu pengetahuan.
BAB II PERENCANAAN KINERJA 11
d. Sejahtera dalam hal ini dimaksudkan adalah kondisi tercapainya taraf
kehidupan yang layak dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan
budaya.
MISI
Untuk mencapai Visi “Terwujudnya Kabupaten Padang Pariaman yang Baru,
Religius, Cerdas dan Sejahtera” ditetapkan 7 (tujuh) misi pembangunan daerah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama berdasarkan falsafah Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
b. Meningkatkan perekonomian Kabupaten Padang Pariaman melalui daya dukung
sektor primer dan jasa.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan terampil melalui
peningkatan sarana prasarana dan kualitas tenaga pendidik.
d. Meningkatkan potensi daya saing daerah melalui pengembangan pariwisata,
transportasi, perdagangan, penataan ruang dan pengelolaan lingkungan.
e. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengentasan kemiskinan.
f. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan,
Demokratis, melalui Pembinaan Aparatur dan Pelayanan Publik.
g. Mewujudkan ketahanan bencana melalui peningkatan kesadaran masyarakat
dan kesiapan sarana dan prasarana yang ramah bencana.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Padang Pariaman
Tahun Anggaran 2016-2021 ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Padang
Pariaman Nomor 8 Tahun 2016, selanjutnya ditetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Kabupaten Padang Pariaman. Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk
Tahun Anggaran 2017 tetap berpedoman pada Peraturan Bupati Nomor 87 Tahun
2016, dan kemudian disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Padang Pariaman.
Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji Rencana Kinerja Tahunan yang
akan dicapai oleh Bupati. Dengan demikian, penetapan kinerja ini menjadi target
kinerja yang harus diwujudkan oleh Bupati dan pada akhir tahun akan dijadikan
sebagai dasar evaluasi kinerja dan penilaian terhadap Pemerintahan Daerah.
BAB II PERENCANAAN KINERJA 12
Perjanjian Kinerja Bupati Padang Pariaman Tahun Anggaran 2017 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Terwujudnya peran lembaga pendidikan Islam yang aktif di Nagari
Persentase Majelis Taklim yang aktif
75%
2
Meningkatkan Keragaman Pangan
Peningkatan Produktivitas Pangan
Padi per hektar 5,23 Ton
GKG
Jagung per hektar 8,30 Ton
/AH
3 Meningkatnya Pendapatan Masyarakat
PDRB per kapita 47,19 Juta Rp
4 Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi
Persentase Realisasi Investasi 40%
5 Meningkatnya tingkat pendidikan Angka rata-rata lama sekolah 8,7 tahun
Angka melek huruf 94%
6 Meningkatnya umur harapan hidup dan berkurangnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan
Angka harapan hidup 69,66 tahun
7 Meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara
Persentase kunjungan wisata 14.58%
8 Mewujudkan ruang yang berkelanjutan
Rasio Luas Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
0.88
9 Meningkatkan kualitas dan kuantitas jasa transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)
58%
10 Menurunnya jumlah penduduk
miskin
Persentase penduduk diatas
garis kemiskinan 92.74%
11 Mengurangi angka pengangguran pada usia produktif dan angkatan kerja
Tingkat penggangguran terbuka 7.76%
12 Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
B
13 Meningkatkan Opini BPK terhadap laporan keuangan
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
WTP
14 Meningkatkan indeks kepuasan masyarakat
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
74.32
15 Meningkatkan penanganan tanggap darurat
Tingkat waktu tanggap (response time rate)
13 menit
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 13
erbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting
dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini.
Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan
akuntabilitas serta
sekaligus peningkatan kinerja
yang berorientasi pada hasil
(outcome). Akuntabilitas
merupakan kata kunci dari
sistem tersebut yang dapat
diartikan sebagai perwujudan
dari kewajiban seseorang atau
instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas
yang disusun secara periodik
Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja dibuat sesuai ketentuan yang
diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran
penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran strategis yang
ditetapkan.
A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk
mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.
Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN
Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
P
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 14
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja tersebut
dengan rumus sebagai berikut :
1. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan makin rendahnya kinerja, digunakan
rumus :
2. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan
rumus :
Atau
Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan
interpretasi target penilaian yang lebih tinggi dari dua acuan antara Keputusan
Kepala LAN dan Peraturan Mendagri dimaksud dengan pengukuran dengan skala
ordinal yaitu:
Tabel 3.1. Pengukuran Dengan Skala Ordinal
Skala Ordinal (%) Predikat / Kategori
>100 Sangat Berhasil
90< s.d <100 Berhasil
80<s.d. <90 Cukup Berhasil
70<s.d<80 Kurang Berhasil
<70 Tidak Berhasil
Target - ( Realisasi -Target ) Capaian indikator kinerja = x 100% Target
Kinerja Capaian indikator kinerja = X 100%
Target
(2x Target) - Realisasi Capaian indikator kinerja = x 100% Target
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 15
B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas
indikator kinerjanya masingmasing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh
berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan
hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat
capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 16
C. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Hasil pengukuran kinerja di atas dilakukan evaluasi dan analisis pencapaian
kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab
tercapai atau tidak tercapainya target yang ditetapkan. Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun evaluasi dan analisis tingkat pencapaian kinerja dari 15 (lima
belas) sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Tahun Anggaran
2017 adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis 1 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai misi pertama
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2016-2021 yaitu “Mewujudkan kehidupan
beragama dan berbudaya yang berkualitas berdasarkan falsafah adat basandi syarak,
syarak basandi kitabullah” Sasaran ini didukung secara terpadu oleh Bagian
Kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah Kabupaten Padang Pariaman dengan
OPD terkait. Untuk mengukur sasaran ini terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja Utama,
capaian kinerja sasaran strategis 1 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Pengukuran Sasaran Strategis 1
No. Indikator Kinerja
Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1 Persentase Majelis taklim yang aktif
% 65 75 70 93,33% Berhasil
Indikator Kinerja Utama di atas telah mencapai target yang ditetapkan
capaiannya masuk dalam kategori Berhasil yaitu sebesar 93,33%, dibandingkan
tahun sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,48 %.
Guna meningkatkan jumlah Majelis Taklim yang aktif, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah
melaksanakan sosialisasi dan pembinaan kepada Majelis Taklim se-Padang Pariaman
secara berkelanjutan. Sosialisasi dan pembinaan kepada Majelis Taklim merupakan
upaya memaksimalkan peran dan fungsi Majelis Taklim di dalam lingkungan
masyarakat yakni:
1. Memperkuat fungsi Majelis Taklim sebagai tempat pengajaran agama Islam secara
luas, yang meliputi pengkajian tentang pokok ajaran Islam dan kaitannya dengan
persoalan yang dihadapi umat sehari-hari.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 17
2. Meningkatkan fungsi Majelis Taklim dari tempat penyelenggaraan pengajian menjadi
tempat menyiapkan generasi yang akan datang.
3. Mengembangkan fungsi mendidik dan membantu jamaah untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan masyarakatnya dan mampu memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi jamaah.
4. Sebagai pusat pengembangan keterampilan jamaah.
5. Meningkatkan peran pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan potensi
ekonomi dan sosial.
6. Sebagai wadah silaturahmi, yakni Majelis Taklim mampu memberikan pembinaan
solidaritas sosial yang kuat antar umat Islam melalui silaturahmi.
7. Fungsi sebagai pusat komunikasi dan informasi.
8. Majelis Taklim sebagai lembaga kontrol sosial.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 1 adalah:
1. Pengembangan Majelis Taklim dilakukan dengan mengadakan rapat program,
diskusi bersama (antara pengurus dengan para jamaah), melakukan studi
banding dengan Majelis-Majelis Taklim yang dianggap baik.
Gambar 3.1. Pembinaan dan Sosialisasi Majelis Taklim
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 18
2. Penerapan konsep manajemen dan administrasi modern agar Majelis Taklim
bisa dikelola dengan lebih baik, serta melakukan berbagai kegiatan dan kerja
sama yang diharapkan bisa memacu semangat para jamaah untuk terus
berkomitmen menyukseskan dan menyemarakkan kegiatan Majelis Taklim.
Hambatan dan Masalah
1. Hubungan pengurus Majelis Taklim dengan Pemerintah Kabupaten kurang
intens.
2. Belum terkoordinir secara maksimal terhadap kelompok Majelis Taklim.
3. Masih belum terinformasinya fungsi keberadaan Majelis Taklim keseluruh
masyarakat yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.
4. Belum terlaksananya manajemen partisipatif yang melibatkan masyarakat
dalam pengembangan jaringan kerjasama pada majelis taklim.
Strategi pemecahan masalah:
1. Melakukan Pembinaan dan pemantauan secara berjenjang terhadap fungsi
keberadaan Majelis Taklim ditengah masyarakat.
2. Optimalisasi fungsi lembaga Majelis Taklim yang aktif sehingga dirasakan
dampak dari hadirnya Majelis Taklim pada masyarakat.
3. Menguatkan peran koordinasi pemerintah daerah dengan kelompok Majelis
Taklim dengan melibatkan organisasi islamuntuk meningkatkan dakwah
islamiah dan pendidikan Islam ditengah masyarakat.
4. Menciptakan program dan kegiatan yang mampu menjadi daya ungkit untuk
mencapai optimalisasi fungsi lembaga Majelis Taklim di Nagari.
Sasaran Strategis 2 merupakan salah upaya untuk mencapai Misi kedua
Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman yaitu “Meningkatkan
Perekonomian Kabupaten Padang Pariaman Melalui Daya Dukung Sektor Primer
dan Jasa”. Pencapaian sasaran ini didukung secara terpadu oleh Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan dengan OPD terkait. Pengukuran capaian sasaran tersebut
menggunakan Indikator Kinerja Utama yaitu peningkatan produktivitas pangan yang
dilihat dari jumlah produktivitas padi dan jagung.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 19
Tabel 3.3 Pengukuran Sasaran Strategis 2
No. Indikator Kinerja Utama
Satuan Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Kategori
1. Peningkatan produktivitas pangan. a. Padi
b. Jagung
Ton GKG
Ton/AH
5,18
8,10
5,23
8,30
5,26
8,54
100,57%
102,89%
Berhasil Sangat Berhasil
Produktivitas padi yang ditargetkan sebesar 5,23 Ton/Ha dalam satuan Gabah
Kering Giling (GKG) terealisasi sebesar 5,26 Ton/Ha dengan capaian sebesar
100,57%, sedangkan produktivitas jagung ditargetkan sebesar 8,30 Ton/Ha
sedangkan realisasinya sebesar 8,54 Ton/Ha dengan capaian sebesar 102,89%
Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, kegiatan yang
telah dilaksanakan:
1. Membangun/merehabilitasi sarana dan prasarana pertanian, salah satunya sarana
irigasi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi ke setiap area/lahan kelompok tani.
Adapun kegiatan yang mendukung pembangunan sarana irigasi yaitu Kegiatan
Peningkatan Produktivitas Produksi Pertanian (DAK Bidang Pertanian) dan Kegiatan
Pengembangan Usaha Pertanian melalui Peningkatan Produktivitas Lahan dan Air
(HIBAH WISMP). Adapun output dari kegiatan ini berupa tersedianya jaringan irigasi
tersier, dam parit, pompanisasi/pipanisasi dan jalan usaha tani.
Gambar 3.2. Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT)
Gambar 3.3. Pembangunan Jaringan Tersier
Gambar 3.4. Pembangunan Dam Parit
2. Memberikan bantuan dan pinjaman alat dan mesin pertanian (Alsintan) kepada
masyarakat tani. Alsintan yang diberikan berupa pompa air, alat pengolahan tanah
(handtractor) dan sebagainya. Khusus untuk handtractor Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan menyediakan pinjaman untuk masyarakat tani. Melalui Kegiatan
Operasional Brigade Tanam masyarakat tani boleh meminjam pakai handtractor
yang ada pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Masyarakat tani melalui
kelompok tani dapat memanfaatkan alsintan ini dengan mengajukan surat
permohonan peminjaman.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 20
Gambar 3.5. Penyerahkan Handtraktor kepada Kelompok Tani
Gambar 3.6. Armada Brigade Tanam
3. Menggalakkan penerapan teknologi tanaman padi yang dikenal dengan tanaman
jajar legowo. Dengan menerapkan teknologi ini petani dapat mengoptimalkan lahan
persawahan yang diusahakan. Manfaat penerapan pola tanam jajar legowo ini bagi
petani yakni: 1). Jumlah anakan tanaman padi semakin banyak, 2). Produktivitas
padi akan meningkat, 3). Kualitas gabah akan semakin bagus, 4). Mengurangi
tingkat serangan hama dan penyakit, 4). Mempermudah perawatan dan pemupukan,
dan 6). Dapat menghemat penggunaan pupuk.
Gambar 3.7. Penerapan Pola Tanam Padi Jajar Legowo
4. Penggunaan benih/bibit yang bermutu atau unggul. Pada tahun 2017 Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan telah menyalurkan 75.000 kg Benih Padi Inbrida
Provitas kepada 120 kelompok tani atau seluas 3.000 Ha lahan sawah. Selain benih
padi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga telah menyalurkan sebanyak
22.500 Kg benih jagung unggul kepada 110 kelompok tani untuk lahan seluas 1.500
Ha. Bantuan benih padi dan jagung bersumber dari dana APBN Dinas Tanaman
Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Satker 03) melalui
kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia.
5. Pembinaan terhadap kelompok tani penangkar benih. Pada tahun 2017 karena
keterbatasan APBD, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan hanya membina satu
kelompok petani penangkar. Sehingga dengan pelaksanaan kegiatan ini masyarakat
semakin memahami akan manfaat menggunakan benih yang bermutu.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 21
Gambar 3.8. Penyerahan Benih Padi dan Jagung Kepada Perwakilan Kelompok Tani
6. Pengendalian hama dengan melibatkan stakeholders yang terkait seperti Danramil
dan jajarannya, Pemerintahan Kecamatan, Pemerintahan Nagari serta kelompok tani.
Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dan pengendalian secara mekanis di
lapangan, memberikan obat-obatan pemberantasan hama tikus kepada kelompok
tani serta memfasilitasi sarana pemberantasan hama tikus kepada masyarakat tani
melalui kelompok tani, salah satunya alat Solder Bakar (Flame Blower). Pada tahun
2017 kegiatan perlindungan dan pengendalian hama penyakit tanaman telah
dilaksanakan pada delapan kelompok tani.
Gambar 3.9. Pemberantasan hama tikus bersama masyarakat
7. Untuk mengurangi kehilangan hasil pada saat panen, Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan berupaya memberikan bantuan alat pasca panen berupa
Thressher. Dengan penggunaan alat ini tentunya masyarakat tani akan terbantu
sekali dalam penanganan pasca panen. Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan telah menyalurkan sebanyak 10 unit kepada 10 kelompok tani.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 22
Gambar 3.10. Penyerahan Trhessher Kepada Kelompok Tani
Gambar 3.11. Demonstrasi penggunaan Trhessher
Capaian kinerja peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan ini
mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2015 produksi padi sebesar 278.127,00
Ton meningkat sebesar 8.919 Ton menjadi 287.046,00 pada tahun 2016. Pada tahun
2017 menjadi 321.376,00 Ton atau meningkat sebesar 34.330,00 Ton dari tahun 2016,
total peningkatan dari tahun 2015 sebesar 43.249,00 Ton. Dari segi produktivitas
Tahun 2017 produktivitas padi meningkat sebesar 0,08 Ton/Ha dari tahun 2016 dan
meningkat sebesar 0,21 Ton/Ha jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Begitu juga produksi dan produktivitas jagung, dimana dibandingkan tahun 2015
dan 2016 secara berturut-turut produksi jagung meningkat 50.535,00 dan 25.422,00
Ton. Dari segi produktivitas meningkat sebesar 0,42 Ton/Ha dari tahun 2016.
Perkembangan produksi dan produktivitas tanaman pangan dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2017 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.4. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan (Padi dan
Jagung) dari tahun 2015 s/d 2017.
No. Komoditi Produksi (Ton)
Produktivitas (Ton/Ha) Ket.
2015 2016 2017 2015 2016 2017
1. Padi 278.127,00 287.046,00 321.376,00 5,05 5,18 5,26
2. Jagung 29.735,00 54.848,00 80.270,00 7,82 8,10 8,54
Dibandingkan dengan produktivitas padi secara nasional, produktivitas padi
Kabupaten Padang Pariaman masih dibawah angka nasional. Dimana pada tahun
2017 produktivitas padi secara nasional sebesar 5,30 Ton/Ha sedangkan Kabupaten
Padang Pariaman hanya sebesar 5,26 Ton/Ha, terpaut sebesar 0,04 Ton/Ha.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 23
Produktifitas tanaman jagung Kabupaten Padang Pariaman jauh diatas
produktivitas nasional, angka produktivitas jagung secara nasional hanya sebesar
5,20 Ton/Ha, sedangkan Kabupaten Padang Pariaman sebesar 8,54 Ton/Ha, terpaut
sebesar 3,34 Ton/Ha. Produktivitas padi dan jagung Kabupaten Padang Pariaman
berada diatas angka Provinsi Sumatera Barat. Dimana produktivitas padi Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2017 lebih tinggi sebesar 0,02 Ton/Ha. Sedangkan
produktivitas jagung tahun 2017 terpaut sebesar 1,61 Ton/Ha. Tabel berikut
menyajikan perkembangan produktivitas padi dan jagung di Kabupaten Padang
Pariaman, Provinsi Sumbar dan Nasional.
Tabel 3.5. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Padi dan Jagung Kab. Padang
Pariaman, Provinsi Sumbar dan Nasional dari tahun 2015 s/d 2017
No. Uraian
Produktivitas Padi
(Ton/Ha)
Produktivitas
Jagung (Ton/Ha) Ket.
2015 2016 2017 2015 2016 2017
1. Kab. Padang Pariaman 5,05 5,18 5,26 7,82 8,10 8,54
2. Prov. Sumbar 5,05 5,12 5,24 6,86 7,00 6,93
3. Nasional 5,51 5,40 5,30 5,18 5,31 5,20
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 2 adalah:
1. Sarana irigasi yang memadai sehingga dapat menjamin ketersediaan air bagi
masyarakat tani.
2. Ketersediaan alat pertanian yang memudahkan dan mempercepat proses
bercocok tanam.
3. Penerapan teknologi budidaya yang tepat pada masyarakat tani.
4. Adanya kerja sama dan dukungan yang solid antara stakeholders yang terkait
seperti Danramil dan jajarannya, pemerintahan kecamatan, pemerintahan
nagari serta kelompok tani dalam pemberantasan hama tanaman pangan.
Hambatan dan Masalah :
1. Alih fungsi lahan dari persawahan menjadi pabrik, sehingga terjadi
pergeseran arah pembangunan ke sektor jasa dan industri.
2. Serangan hama yang berisiko terhadap tingkat produksi hasil pertanian.
3. Cuaca yang tidak kondusif.
4. Masih ada masyarakat tani yang belum memahami dan memanfaatkan
teknologi budidaya tani.
Strategi Pemecahan Masalah :
1. Pembangunan/rehabilitasi sarana irigasi.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 24
2. Pemberian bantuan/pinjaman alat pertanian melalui kegiatan Operasional
Brigade Tanam.
3. Transfer dan penerapan teknologi budidaya padi yang dikenal dengan tanam
jajar legowo.
4. Penanganan hama yang dilakukan berupa penyuluhan dan pengendalian
secara mekanis di lapangan, memberikan obat-obatan pemberantasan hama
tikus kepada kelompok tani serta memfasilitasi sarana pemberantasan hama
tikus kepada masyarakat tani melalui kelompok tani, salah satunya alat
Solder Bakar (Flame Blower).
Sasaran Strategis 3 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi 2 yaitu
“Meningkatkan Perekonomian Kabupaten Padang Pariaman melalui daya dukung
sektor Primer dan Jasa”. Untuk mengukur capaian Sasaran strategis ini digunakan
1 (satu) Indikator Kinerja Utama yaitu : PDRB per kapita. Indikator ini didukung oleh
program kegiatan lintas perangkat daerah yang mendukung 17 sektor lapangan
usaha dalam perhitungan PDRB. Capaian kinerja sasaran strategis 3 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.6. Pengukuran Sasaran Strategis 3
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1. PDRB per kapita Juta Rp
39,29 47,19 42,88 90,87 Berhasil
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala
atau per satu penduduk. Pada tahun 2017 realisasi PDRB per kapita di Kabupaten
Padang Pariaman adalah sebesar 42,88 juta rupiah, hal ini belum mencapai target
100% dari yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 47,19 juta rupiah. Meskipun
demikian pengukuran terhadap capaian kinerja untuk indikator ini menunjukkan
bahwa capaian kinerjanya “Berhasil”, karena mencapai 90,87% dari target yang telah
dirumuskan. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan pencapaian sasaran
strategis meningkatnya pendapatan masyarakat dengan indikator kinerja PDRB per
kapita dapat dikategorikan berhasil.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 25
Capaian PDRB per kapita jika dibandingkan tahun 2016 dengan Tahun 2017
terjadi peningkatan PDRB yang cukup signifikan. Pertumbuhan PDRB per kapita
mengalami peningkatan yang menyiratkan bahwa pertumbuhan penduduk terutama
migrasi dari luar daerah lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan PDRB per kapita ini akan semakin meningkat apabila
terciptanya perluasan kesempatan kegiatan ekonomi untuk mendukung
pertambahan angkatan kerja baru, pembukaan lapangan kerja baru sekaligus
mengembangkan kerja sama dengan pihak investor dari luar. Dilihat dari capaian
PDRB maka berdasarkan data dari 17 lapangan usaha, 5 sektor lapangan usaha yang
mendominasi PDRB Kabupaten Padang Pariaman tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Transportasi dan Pergudangan (Kontribusi sebesar 31,94%)
2. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (Kontribusi sebesar 19,89%)
3. Industri Pengolahan (Kontribusi sebesar 10,76%)
4. Perdagangan besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (Kontribusi
sebesar 8,48%)
5. Konstruksi (Kontribusi sebesar 7,30%)
Sementara jika dilihat dari laju pertumbuhan PDRB, 5 lapangan usaha yang
mendominasi PDRB Kabupaten Padang Pariaman adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan listrik dan Gas (laju pertumbuhan: 10,70%)
2. Informasi dan Komunikasi (laju pertumbuhan: 9,64%)
3. Jasa lainnya (laju petumbuhan: 9,41%)
4. Transportasi dan Pergudangan (laju pertumbuhan : 9,12%)
5. Jasa Pendidikan (laju pertumbuhan: 8,21%)
Laju Pertumbuhan PDRB dan Distribusi PDRB secara keseluruhan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.7
Laju Pertumbuhan dan Kontribusi per Sektor Lapangan Usaha Pada PDRB Kabupaten Padang Pariaman
No Lapangan Usaha Laju
Pertumbuhan (%)
Kontribusi (%)
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2.47 19.89
2 Penggalian 2.21 5.87
3 Industri Pengolahan 4.24 10.76
4 Pengadaan Listrik dan Gas 10.7 0.03
5 Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
6.54 0.04
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 26
6 Konstruksi 3.67 7.30
7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
6.1 8.48
8 Transportasi dan Pergudangan 9.12 31.94
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
6.95 0.85
10 Informasi dan Komunikasi 9.64 2.48
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5.11 1.39
12 Real Estat 4.36 0.89
13 Jasa Perusahaan 6.6 0.07
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial
4.87 4.21
15 Jasa Pendidikan 8.21 4.14
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial 7.54 0.51
17 Jasa Lainnya 9.41 1.15
Total 5.5 100.00
Dalam rangka untuk meningkatkan sasaran diatas, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui perangkat daerah di tahun 2017 telah melaksanakan
program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melalui program:
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, melalui kegiatan:
- Peningkatan kemampuan lembaga petani
- Peningkatan sistem insentif dan disinsentif bagi petani/kelompok tani
- Pengembangan Kawasan Agribisnis Kakao
- Pengembangan Produk Olahan Kelapa
- Pembangunan Kebun Sumber Benih Tanaman Perkebunan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan), melalui
kegiatan:
- Penanganan daerah rawan pangan
- Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
- Pengembangan lumbung pangan desa
- Pengembangan perbenihan/pembibitan
- Penyuluhan sumber pangan alternatif
- Pengembangan Usaha Pertanian Melalui Peningkatan Produktifitas Lahan
dan Air (HIBAH WISMP2)
- Pemanfaatan Lahan Terlantar Melalui Optimalisasi Lahan (OPL)
- Pengembangan Usaha Pertanian Melalui Peningkatan Produktivitas Lahan
dan Air ( Pendamping Paralel WISMP2)
- Pengembangan Pengelolaan Lahan dan Air
- Pengadaan Alsintan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 27
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan,
melalui kegiatan:
- Pembinaan Usaha Pertanian Organik
- Penunjang Pasca Panen dan Pemasaran Produksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan, melalui
kegiatan:
- Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, melalui kegiatan:
- Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan
- Pengembangan Tanaman Hortikultura
- Pengembangan Tanaman Perkebunan
- Peningkatan Produktivitas Produksi Pertanian (DAK 2017)
- Operasional Brigade Tanam
- Pengembangan Tanaman Jambu Biji Merah
- Peningkatan Produksi Kakao Melalui Intensifikasi
- Pengembangan Rehabilitasi Kelapa
- Perlindungan dan Pengendalian HPT Tanaman Pangan
2. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui program:
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, melalui kegiatan:
- Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
- Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik
- Pelayanan Kesehatan hewan
- Uji bahan pangan asal hewan
Program peningkatan produksi hasil peternakan, melalui kegiatan:
- Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat
- Pelayanan Inseminasi Buatan
- Peningkatan Pemanfaatan Pakan Lokal
- Pengembangan Sapi pada Kawasan Terpadu
- Pengembangan Kawasan HMT dan Sapi
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, melalui kegiatan:
- Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Peternakan Tepat Guna
- Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan
3. Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM melalui program:
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, melalui kegiatan:
- Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 28
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah, melalui kegiatan :
- Pelatihan Kewirausahaan bagi Koperasi dan UKM
Program peningkatan dan pengembangan ekspor, melalui kegiatan:
- Membangun jejaring dengan eksportir
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri, melalui kegiatan:
- Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk
- Pengembangan pasar lelang daerah
- Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan
- Pembangunan Pasar Nagari (DAK)
- Promosi Hasil Produk Daerah
- Pelatihan Manajemen Pengelolaan Pasar
- Pembangunan Pasar Nagari (APBD)
4. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu dan Perindustrian, melalui
program:
Program Peningkatan Promosi dan Kerja Sama Investasi
- Penjajakan Investasi dan Promosi
- Penyusunan Buku Potensi dan Data Investasi
- Pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, melalui
kegiatan:
- Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan
penanaman modal
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Perizinan Terpadu, melalui
kegiatan:
- Operasional Pelayanan Terpadu Satu Pintu
- Pengadaan Buku Pedoman dan Papan informasi Pelayanan Perizinan
- Operasional Peningkatan Pendapatan Daerah
- Pengembangan Aplikasi Pelayanan Perizinan
Program pengembangan industri kecil dan menengah, melalui kegiatan:
- Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil dan menengah
- Peningkatan dan pengembangan mutu produk industri kecil daerah serta
pengawasan pembinaan IKM
- Lanjutan Pengembangan Industri Cokelat
Program peningkatan kemampuan teknologi industri, melalui kegiatan:
- Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri
- Perluasan Penerapan Standar Produk Industri Manufaktur.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 29
Program Penataan Struktur Industri, melalui kegiatan:
- Pengembangan Potensi Kawasan Industri
5. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Program pembangunan jalan dan jembatan, melalui kegiatan:
- Pembangunan jalan
- Pembangunan jembatan
- Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
- Pembangunan Jalan dan Jembatan (Bantuan Keuangan yang Bersifat
Khusus dari Provinsi Tahun 2017)
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan lainnya, melalui kegiatan:
- Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
- Infrastruktur Irigasi (DAK Penugasan Pendukung Kedaulatan Pangan)
- Peningkatan Pengelolaan Jaringan Irigasi Partisipatif (WISMP)
- Peningkatan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Partisipatif (WISMP 2 Hibah)
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan kegiatan:
- Pembangunan/peningkatan infrastruktur
Program Perencanaan Tata Ruang, dengan kegiatan:
- Penyusunan Revisi RTRW
- Penyusunan RDTR dan KLHS
6. Dinas Perhubungan
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, melalui kegiatan:
- Penyusunan kebijakan, norma, standar dan prosedur bidang perhubungan
- Pendataan dan Pemberian Izin Berlayar pada Kapal dibawah 7 GT
Program peningkatan pelayanan angkutan, melalui kegiatan:
- Kegiatan uji kelayakan sarana transportasi guna keselamatan penumpang
- Sosialisasi/ penyuluhan ketertiban lalu lintas angkutan jalan
- Kegiatan pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudi/awak
kendaraan angkutan umum teladan
- Kegiatan pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudi/awak
kendaraan angkutan umum teladan
7. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan, melalui kegiatan:
- Koordinasi Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan, melalui kegiatan:
- Pembinaan dan Fasilitasi Lembaga Keuangan Mikro Nagari /Pokja Kredit Mikro
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 30
- Fasilitasi BUMNag dan Kelembagaan Pasar Nagari
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa,
melalui kegiatan:
- Evaluasi Perkembangan Nagari
- Operasional Program TMMD
- BBGRM
Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, melalui kegiatan:
- Penguatan Kemampuan Industri Berbasis Teknologi
8. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, melalui kegiatan:
- Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata
- Pengadaan Sarana dan Bahan Promosi Pariwisata
- Atraksi Pariwisata
- Pengadaan Sarana dan Prasarana Kesenian
- Pelaksanaan Event Pacu Kuda
Program pengembangan destinasi pariwisata, melalui kegiatan:
- Pengembangan Objek Pariwisata Unggulan
- Peningkatan Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
- Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan
- Pelaksanaan Event Pasie Maelo
- Penyusunan Master Plan Pariwisata
- Penataan Kawasan Pariwisata ( DAK Fisik )
- Amenitas Pariwisata ( DAK Fisik )
9. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah, melalui kegiatan:
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah,
melalui kegiatan:
- Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi
- Pendataan PBB
- Operasional Pemungutan PAD
- Penggalian Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
10. Dinas Perikanan
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, melalui kegiatan:
- Pembinaan Kelompok ekonomi masyarakat pesisir
- Pengembangan usaha garam rakyat (PUGAR)
Program pengembangan budidaya perikanan, melalui kegiatan:
- Pembinaan dan pendampingan Pada POKDAKAN/UPR
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 31
- Gerakan Induk Ikan Unggul (Gaul)
- Gerakan Pakan Mandiri (Gerpari)
- Pengembangan Kawasan Minapolitan
- Pengembangan Wirausaha perikanan
- Optimalisasi Pemanfaatan Kolam Terlantar
- Restocking Benih Ikan Perairan Umum
Program pengembangan perikanan tangkap, melalui kegiatan:
- Pembinaan Kelompok Nelayan Kecil
- Fasilitasi Kelembagaan Kelompok Perikanan Tangkap
- Pelatihan Teknologi Mesin Kapal Penangkapan Ikan
Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan,
dengan kegiatan:
- Pengawasan dan pengujian mutu hasil perikanan
- Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)
Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar,
melalui kegiatan:
- Pengembangan kawasan sentra perbenihan ikan gurami
- Pengembangan Kawasan Budidaya air payau
- Pengembangan Kawasan budidaya air tawar
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan sasaran 3
1. Adanya komitmen dan konsistensi Kepala Daerah untuk peningkatan daya
saing daerah, yang tidak hanya bergantung dari anggaran pembangunan
daerah (APBD Kabupaten) yang telah dianggarkan namun juga melakukan
upaya untuk terus menggaet dana-dana pembangunan dari luar agar masuk
ke daerah Kabupaten Padang Pariaman baik melalui dana APBN, APBD
Provinsi maupun dana lainnya yang bertujuan untuk pengembangan daerah
Kabupaten Padang Pariaman secara keseluruhannya.
2. Bandara Internasional Minangkabau yang berada di daerah Kabupaten
Padang Pariaman memiliki faktor yang cukup strategis yang jika dikelola dan
diberdayakan secara optimal akan mendukung upaya peningkatan PDRB
Kabupaten Padang Pariaman secara signifikan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 32
3. Proyek-proyek strategis nasional dan daerah yang dilaksanakan di daerah
ikut mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan daya saing
daerah/masyarakat.
4. Kabupaten Padang Pariaman akan menambah kawasan industri Padang
Pariaman (KIPP) seluas 70 Ha di lokasi PIP, hal ini ditandai dengan
peluncuran program peluncuran KLIK (Kemudahan Investasi Langsung
Konstruksi) yang disaksikan oleh Menteri Perindustrian RI, Kepala BKPM dan
Bupati Padang Pariaman untuk kemudahan berusaha di 15 kawasan industri
se-Indonesia termasuk di Kabupaten Padang Pariaman. Diharapkan dengan
memberikan kemudahan berusaha di Kawasan Industri akan memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat.
5. Program Strategis pengembangan infrastruktur jalan di Provinsi Sumatera
Barat salah satunya adalah Pembukaan Jalan alternatif (jalan lingkar)
Padang By Pass (Duku) – Buayan – Sicincin - Koto Mambang – Malalak -
Agam di Kabupaten Padang Pariaman ikut mendorong pertumbuhan ekonomi
masyarakat.
Gambar 3.12. Bandara Internasional Minangkabau
Gambar 3.13. Peluncuran Program KLIK
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 33
6. Rencana Pengembangan Kawasan Pendidikan Terpadu di Daerah Tarok
Kabupaten Padang Pariaman akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
baru di kabupaten Padang Pariaman
7. Pengembangan pengolahan coklat yang diproduksi oleh pelaku UMKM di
Padang Pariaman untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, pemasaran
hasil olahan tersebut di pusatkan kawasan Anai Resort Kecamatan 2x11
Kayu Tanam
Gambar 3.14. Jalan Altenatif Padang ke Sicincin
Gambar 3.15. Rencana Kawasan Pendidikan Tarok
Gambar 3.16. Launching Cokelat Malibou Padang Pariaman di Hotel Inna Padang yang dihadiri oleh Deputi Energi Logistik Kawasan dan
Pariwisata BUMN
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 34
Hambatan dan Masalah :
1. Daerah Kabupaten Padang Pariaman yang termasuk dalam wilayah rawan
bencana, seperti gempa bumi, banjir dan tanah longsor ikut mempengaruhi
terhambatnya pembangunan sektor ekonomi daerah dan minat investor dari
luar untuk melakukan investasi
2. Permasalahan dan status tanah adat yang ikut mempengaruhi terhambatnya
percepatan pembangunan infrastruktur daerah khususnya di bidang
pembangunan infrastruktur sektor ekonomi
3. Penyakit masyarakat yang berkembang seperti peredaran narkoba akan
mempengaruhi kualitas SDM generasi muda
Strategi Pemecahan Masalah :
Pemerintah daerah untuk tahun mendatangnya diharapkan untuk lebih
mengelola sumber ekonomi lokal yang berguna untuk mendorong pembangunan
ekonomi wilayah yang ditandai dengan peningkatan PDRB riil per kapita melalui :
1. Menciptakan dan perluasan kesempatan kegiatan ekonomi untuk
mendukung pertambahan angkatan kerja baru
2. Peningkatan sektor-sektor lapangan usaha dan produksi masyarakat
3. Penumbuhan dan pengembangan sektor ekonomi produktif lokal melalui
upaya pengembangan produk unggulan daerah, kecamatan dan nagari secara
terpadu dan berkelanjutan
4. Pengembangan sarana prasarana infrastruktur pendukung pengembangan
ekonomi masyarakat
5. Dukungan masyarakat dan pemerintah daerah melalui jaminan fasilitasi
penyediaan dan pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur
daerah
6. Pengembangan SDM masyarakat dalam upaya pengembangan usaha
produktif masyarakat
7. Upaya pengembangan kerja sama dengan pihak investor dari luar
8. Upaya peningkatan PAD Kabupaten Padang Pariaman secara signifikan
9. Sinergitas program dan kegiatan antar SKPD terkait dalam rangka
peningkatan ekonomi masyarakat dan peningkatan pertumbuhan ekonomi
daerah secara terpadu.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 35
Sasaran Strategis 4 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi kedua
yaitu sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2016-2021 yaitu “Meningkatkan
Perekonomian Kabupaten Padang Pariaman melalui daya dukung sektor Primer
dan Jasa”. Sasaran ini didukung secara terpadu oleh Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu dan Perindustrian. Pengukuran capaian sasaran tersebut
menggunakan Indikator Kinerja Utama yaitu Persentase Kenaikan Realisasi Investasi.
Tabel 3.8 Pengukuran Sasaran Strategis 4
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1.
Persentase Kenaikan Realisasi Investasi
Persen 349,01 40% 50,70 126,75 Sangat
Berhasil
Pada Indikator Kinerja Utama ini mencapai target yang telah ditetapkan dimana
capaiannya masuk kategori “Sangat Berhasil” yaitu sebesar 126,75%. Apabila
dibandingkan pada tahun sebelumnya realisasi pada tahun ini mengalami
penurunan sebesar 298,31 % yang disebabkan karena pada Tahun 2016 realisasi
investasi dihitung berdasarkan izin usaha Penanaman Modal, Laporan Kegiatan
Penanaman Modal (LKPM) dan izin prinsip Penanaman Modal sedangkan untuk
Tahun 2017 realisasi investasi dihitung berdasarkan izin usaha Penanaman Modal
dan Laporan Kegiatan Penamaman Modal (LKPM).
Terdapat 2 jenis penanaman modal di Kabupaten Padang Pariaman yaitu Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) yang pelaku usaha nya berasal dari dalam negeri dan
Penanaman Modal Asing (PMA) yang pelaku usaha nya berasal dari luar negeri.
Investasi PMDN di Padang Pariaman didominasi oleh sektor industri pembibitan
dan budidaya ternak unggas, sesudahnya sektor industri pengolahan kelapa dan
sektor industri logam dan besi baja. sektor industri pembibitan dan budidaya ternak
unggas sebagai penyumbang terbanyak nilai investasi di Padang Pariaman yaitu oleh
PT. Charden Pokphand Jaya Farm sebesar Rp. 89.444.800.000
Dalam rangka untuk meningkatkan sasaran diatas, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan
Perindustrian telah melaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut :
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 36
1. Program peningkatan promosi dan kerja sama investasi
Kabupaten Padang Pariaman mengikuti kegiatan promosi yang bertujuan untuk
menggaet investor untuk berinvestasi di Kabupaten Padang Pariaman. Bagi investor
yang telah berinvestasi di Kabupaten Padang Pariaman, Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu dan Perindustrian juga melakukan upaya pemantauan,
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan (PMA/PMDN) yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.
2. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi.
Melalui program ini telah dilakukan upaya Penyederhanaan Proses Perizinan dan
Peningkatan Pelayanan Penanaman Modal untuk mendukung penciptaan iklim
investasi yang kondusif di Padang Pariaman, sehingga proses perizinan lebih
akuntabel, efektif dan efisien. Upaya tersebut dilakukan dalam bentuk
penyusunan draft Ranperda (Rancangan Peraturan Daerah) yakni draft ranperda
IMB, Izin Lokasi, IUJK dan Penyelenggaraan Perdagangan dan Perindustrian di
Kabupaten Padang Pariaman.
3. Program peningkatan kualitas pelayanan perizinan terpadu.
Operasional Pelayanan Perizinan Secara Elektronik yang diwujudkan penggunaan
aplikasi untuk memberikan pelayanan perizinan. Aplikasi yang digunakan adalah:
- SiPADU, yang dapat digunakan untuk Layanan Terpadu untuk Publik
- Sistem Pelayanan (SIMPEL) digunakan untuk mempermudah pengurusan izin.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah:
Realisasi investasi ini dapat tercapai disebabkan karena beberapa faktor antara lain:
1. Meningkatnya iklim investasi yang kondusif di Kabupaten Padang Pariaman
2. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah yang pro investasi, salah satunya
pencabutan Izin Gangguan (HO) dan Retribusinya.
3. Meningkatnya kesadarannya perusahaan untuk penyampaian laporan
realisasi investasi melalui Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Secara
Online maupun Manual.
4. DPMPTP melalui Bidang Penanaman Modal terus berupaya melakukan
pembinaan secara intensif kepada perusahaan - perusahaan tentang tata
cara pembuatan LKPM secara Online.
5. Untuk meningkatkan investasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu
dan Perindustrian (DPMPTP) membuat terobosan melalui Inovasi pelayanan
Antar Jemput Perizinan (AJEP) yaitu pelayanan perizinan dengan cara antar
jemput perizinan dengan menggunakan mobil keliling.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37
Sasaran Strategis 5 merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi ketiga
yaitu “Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Cerdas Dan Terampil
Melalui Peningkatan Sarana Prasarana Dan Kualitas Tenaga Pendidik” .Untuk
mengukur capaian Sasaran strategis ini digunakan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama
yaitu angka rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Untuk capaian ke dua
indikator tersebut didukung langsung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Padang Pariaman. Hasil capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran
Strategis 5 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.8 Pengukuran Sasaran Strategis 5
No. Indikator Kinerja
Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Kategori
1. Angka Rata-rata Lama Sekolah
Tahun 6,89 8,7 7 80,45 Cukup
Berhasil
2. Angka Melek Huruf Persen 96,32 94 94,7 100,8 Sangat berhasil
1. Rata-rata Lama Sekolah
Pada tahun 2017 realisasi angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Padang
Pariaman adalah sebesar 7 tahun, hal ini tidak mencapai target yang sudah
ditetapkan yaitu sebesar 8,7 tahun. Meskipun demikian pengukuran terhadap
capaian kinerja untuk indikator ini menunjukkan bahwa capaian kinerjanya masuk
kategori Cukup Berhasil, karena mencapai 80,45% dari target yang telah
dirumuskan. Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan
Gambar 3.17. Mobil Keliling Program AJEB
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 38
oleh penduduk berusia 15 tahun
ketas untuk menempuh semua
jenis pendidikan formal yang pernah
dijallani. Indikator rata-rata lama
sekolah ini dihitung dari
variabel pendidikan
tertinggi yang ditamatkan dan
tingkat pendidikan yang sedang
dijalani. Standar UNDP (Badan
Program Pembangunan
PBB) adalah minimal 0 tahun dan maksimal 15 tahun. Perhitungan lama sekolah
dilakukan tanpa memperhatikan apakah seseorang menamatkan sekolah lebih cepat
atau lebih lama dari waktu yang telah ditentukan.
Angka Rata-rata Lama Sekolah akan menjadi salah satu komponen pembentuk
indikator Indeks Pembangunan Manusia yaitu pengukuran perbandingan dari
harapan hidup, melek huruf pendidikan dan standar hidup untuk semua negara
seluruh dunia.
Rata-rata lama sekolah berdasarkan data dari BPS menurut Kabupaten/Kota di
Sumatera Barat Tahun 2017 disajikan sebagai berikut:
Grafik 1. Rata-rata Lama sekolah Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Sumatera Barat
0
2
4
6
8
10
12
6,52
8,12 7,58 7,5
8,12
7,00
8,18 7,92 7,64 7,99 8,23 7,84
11,24 10,79
9,92
11,42 10,98
10,30 10,09
Gambar 3.18. Jenjang Pendidikan Sekolah
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 39
2. Angka Melek Huruf
Realisasi kinerja tahun 2017 menunjukkan bahwa angka melek huruf telah
melebihi target yang ditetapkan dengan pencapaian 94,7% dari target 94%. Pada
tahun 2017 ini realisasi capaiannya masuk kategori Sangat Berhasil yaitu sebesar
100,8%. Angka melek huruf
adalah persentase penduduk usia 15
tahun ke atas yang dapat membaca
dan menulis huruf latin dan atau
huruf lainnya. Target penuntasan
buta aksara merupakan bagian
dari fokus pembangunan
untuk peningkatan human capital,
mengingat peran sentral pendidikan
baik sebagai bagian dari pemenuhan
hak warga negara, maupun karena daya ungkit pendidikan terhadap tujuan
pembangunan yang lain seperti pembangunan dan pemerataan ekonomi dan sosial.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 5 adalah:
Dalam rangka untuk meningkatkan sasaran diatas, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui Dinas Pendidikan telah melakukan berbagai upaya. Upaya
tersebut direalisasikan dalam berbagai program dan kegiatan. Adapun program yang
dilaksanakan adalah:
1. Program Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun
2. Program Pendidikan Menengah
3. Program Pendidikan Non Formal
4. Program Pendidikan Anak Usia Dini
5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Hambatan dan Masalah
1. Faktor Kemiskinan yang mempengaruhi angka putus sekolah
2. Topografi, Padang Pariaman terdiri sebagian berbukit dan terjal sehingga
rawan untuk dilewati dan kawasan permukiman yang berjauhan dari sarana
pendidikan
3. Budaya, sebagian masyarakat Kabupaten Padang Pariaman masih
melestarikan budaya “marantau”, ikut saudara berdagang ke daerah lain.
4. Terkait dana untuk meminimalisir angka melek huruf yang masih kurang.
Gambar 3.19. Antusiasme Agar Bisa Membaca
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40
Strategi pemecahan masalah:
1. Perbaikan infrastruktur untuk peningkatan akses ke sekolah
2. Meningkatkan prasarana seperti: Bus sekolah
3. Menambah anggaran operasional sekolah.
4. Mendistribusikan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dengan tepat
sasaran.
5. Perlu penganggaran yang lebih tepat dan memadai.
Sasaran Strategis 6 merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi ketiga
yaitu “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan terampil
melalui peningkatan sarana prasarana dan kualitas tenaga pendidik”. Sasaran ini
didukung secara terpadu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Untuk
mengukur sasaran ini terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja Utama. Capaian kinerja
sasaran strategis 6 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.9 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 6
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Kategori
1. Angka Harapan Hidup
Persen 67,64 69,66 67,80 97,32% Berhasil
Dari tabel di atas terlihat bahwa bila dibandingkan dengan tahun 2016 angka
harapan hidup di Kabupaten Padang Pariaman mengalami peningkatan dari 67,64
menjadi 67,80. Capaian realisasi pada tahun 2017 ini dikategorikan Berhasil yaitu
sebesar 97,32%.
Dalam rangka untuk meningkatkan sasaran diatas, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan program dan
kegiatan sebagai berikut :
1. Program Padang Pariaman Sehat
Sejak dilauncing 2015 oleh Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F. Moeloek di Aula
Kantor Bupati Padang Pariaman pada tahun 2015, program ini salah satu leading
sektor dalam pencapaian target ini.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 41
Padang Pariaman Sehat sebuah program kebijakan yang berkeinginan
menciptakan kondisi yang sehat bagi warga Padang Pariaman yang bertujuan
memberikan kepastian jaminan dan perlindungan pelayanan terhadap masalah
kesehatan dimasyarakat. Pelayanan kesehatan diberikan secara maksimal
dengan memegang prinsip berkeadilan tanpa diskriminasi dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini
merupakan paradigma baru dalam
pelayanan kesehatan dimana
sebelumnya bidan desa dan semua
petugas kesehatan lainnya
hanya menunggu masyarakat
di puskesmas, sekarang
menjemput bola dengan
mengunjungi rumah warga setiap
harinya, dengan tujuan
menanyakan apakah ada keluarga yang bermasalah kesehatannya, jika ada
langsung diobati apabila perlu dirujuk ke rumah sakit dan seluruh biaya di
tanggung oleh pemerintah. Program ini melibatkan seluruh pihak supaya
masyarakat miskin yang berobat agar bisa “dikeroyok bersama” untuk memberikan
pelayanan kesehatan. Contohnya Wali Korong, Wali Nagari, Camat berperan dalam
pengurusan BPJS dan bantuan Badan Amil Zakat. Sehingga pasien tidak perlu
mengurus administrasi berobat, masyarakat dilayani secara prima oleh
Pemerintah Kabupaten. Dengan adanya Program Padang Pariaman Sehat maka
menciptakan output lain yang berimbas pada peningkatan kualitas pelayan
kesehatan kepada masyarakat, diantaranya:
1) Terwujudnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
2) Tersedianya fasilitas dan pelayanan kesehatan yang memadai dan
profesional.
Gambar 3.20. Proses Launching Program Padang Pariman Sehat
Gambar 3.21. Peningatan Fasilitas Puskesmas
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 42
3) Tersedianya pelayanan kesehatan yang terjangkau, bermutu dan aman.
4) Teratasinya kasus-kasus penyakit dan masalah kesehatan yang ditemukan
langsung oleh bidan desa dan petugas kesehatan dan segera ditindaklanjuti.
5) Tersedianya tempat, tenaga, peralatan, obat dan bahan habis pakai yang
cukup difasilitas pelayanan persalinan.
6) Terwujudnya perubahan perilaku masyarakat terhadap pola pencarian
pengobatan dan pertolongan persalinan yang dilaksanakan oleh tenaga yang
profesional.
7) Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam upaya penurunan kematian ibu
dan bayi baru lahir dalam masalah kesehatan lainnya.
8) Adanya bantuan biaya melalui Badan Amil Zakat Nasional Daerah Padang
Pariaman.
Gambar 3.22. Tenaga Kesehatan yang Handal dan Profesional
Gambar 3.23. Kantor Baznas Kabupaten Padang Pariaman
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 43
2. Program Public Safety Center Padang Pariaman Tanggap Kasus Gawat Darurat
(PSC 119 PAPA TANGKAS GADA).
Merupakan wadah koordinasi untuk memberikan pelayanan bagi
masyarakat yang mengalami kegawatdaruratan, dengan menghubungi
layanan telepon bebas pulsa dengan nomor operator 119. Seluruh
masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Padang Pariaman yang
mengalami kondisi gawat darurat medis dan akan ditangani langsung ke
lokasi kejadian oleh tim. Dalam menjalankan fungsinya, PSC 119 PAPA
TANGKAS GADA berperan untuk:
1) Mempercepat respon time penanganan korban kegawatdaruratan Pra
Rumah Sakit.
2) Mempercepat proses evakuasi korban ke fasilitas kesehatan terdekat.
3) Mencegah kecacatan dan kematian akibat kegawatdaruratan.
Beberapa keberhasilan telah dicapai Kabupaten Padang Pariaman melalui Dinas
Kesehatan Tahun 2017 adalah :
1. Memperoleh penghargaan tingkat Nasional yaitu peringkat 5 Puskesmas
berprestasi, dokter teladan dan paramedis teladan.
2. Memperoleh penghargaan tingkat Provinsi Sumatera Barat dengan memperoleh
peringkat II Puskesmas berprestasi (Puskesmas Gasan Gadang), peringkat I
Dokter Teladan (Puskesmas Sungai Geringging), dan peringkat I tenaga paramedis
Teladan (Puskesmas Gasan Gadang).
Gambar 3.24. Sosialisasi Program PSC 119 PAPATANGKAS GADA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 44
3. Dijadikannya kegiatan PAPA SEHAT (Padang Pariaman Sehat) sebagai
percontohan untuk kegiatan Program Indonesia SehatPendekatan Keluarga)
tingkat nasional.
4. Terakreditasinya 8 Puskesmas di Kabupaten Padang Pariaman dari Kementerian
Kesehatan diantaranya dengan 1 puskesmas dengan predikat Utama yaitu
Puskesmas Sintoga, 6 Puskesmas dengan predikat Madya yaitu Puskesmas
Ampalu, Puskesmas Sicincin, Puskesmas Ulakan, Puskesmas Sungai Limau,
Puskesmas Sungai Geringging, Puskesmas Padang Sago, dan 1 Puskesmas
dengan predikat Dasar yaitu Puskesmas Gasan Gadang.
5. Telah tersedianya sarana dan prasarana untuk program PSC 119 PAPA TANGKAS
GADA.
6. Launching Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas dengan jumlah 25
Puskesmas.
Gambar 3.25. Perolehan Penghargaan Tingkat Provinsi Sumater Barat
Gambar 3.26. Launching Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 45
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 6 adalah:
Dalam rangka untuk meningkatkan sasaran diatas, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya.
Upaya tersebut direalisasikan dalam berbagaiprogram dan kegiatan, adapun
program yang dilaksanakan adalah:
1. Jaminan Persalinan Puskesmas
2. Belanja Bantuan Operasional Puskesmas
3. Peningkatan Upaya Promosi dan Informasi Hidup Sehat
4. Peningkatan Kapasitas Pengelola Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) dan Pengobatan Tradisional (Batra) tingkat puskesmas, bidan desa,
tokoh masyarakat dan kader.
5. Pengembangan dan Peningkatan Pelayanan Sistem Informasi Kesehatan.
6. Standardisasi Pelayanan Kesehatan.
Sasaran Strategis 7 merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi keempat
yaitu “Meningkatkan potensi daya saing daerah melalui pengembangan
pariwisata, transportasi, perdagangan, penataan ruang dan pengelolaan
lingkungan”.
Sasaran ini didukung secara terpadu oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Padang Pariaman dengan OPD terkait. Untuk mengukur
sasaran ini terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja Utama, capaian kinerja sasaran
strategis 7 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.10 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 7
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Kategori
1. Persentase Kunjungan Wisata
Persen 45,45 14,58 225,92 1549,51 Sangat
Berhasil
Dari tabel di atas terlihat bahwa bila dibandingkan dengan tahun 2016
Persentase Kunjungan Wisata di Kabupaten Padang Pariaman mengalami
peningkatan yang sangat besar dari 45,45 menjadi 225,92. Capaian realisasi pada
tahun 2017 ini dikategorikan “Sangat Berhasil” yaitu sebesar 1549,51%.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 46
Berdasarkan data Tahun 2016 jumlah wisatawan yang terdiri dari wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara sebanyak 48.000 orang/wisatawan
sementara target wisatawan pada tahun 2017 sebanyak 55.000 orang/wisatawan
namun realisasi kunjungan pada tahun 2017 sebanyak 156.445 orang/wisatawan
yang terdiri dari wisatawan nusantara sebanyak 144.445 orang/wisatawan dan
12.000 wisatawan mancanegara.
Terjadinya peningkatan yang sangat besar ini disebabkan Objek Wisata Unggulan
Minat Khusus Tracking dan arung jeram sudah terkelola dengan baik dengan adanya
Pemandu Wisata serta Objek Wisata Religius yakni Makam Syech Burhanuddin yang
dikenal dengan kegiatan Basafa Gadang dan Basafa Ketek serta Wisata Bahari dan
Kuliner yang banyak dikunjungi oleh wisatawan pada saat liburan sekolah dan
lebaran dan ada beberapa objek wisata yang telah mempunyai Kelompok Sadar
Wisata (POKDARWIS) yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Padang
Pariaman yang mampu berperan aktif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Para wisatawan banyak berasal dari dalam daerah Sumatera Barat dan luar wilayah
Sumatera Barat serta Wisatawan Mancanegara seperti Belanda, Jerman dan Amerika
Serikat.
Dalam rangka untuk meningkatkan sasaran diatas, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga telah
melaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
- Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata
Terlaksananya kerja sama untuk pemasaran pariwisata dengan beberapa
media cetak dan TV Lokal serta dengan Bandara International Minang Kabau
dengan pemasangan Neon Box.
- Pengadaan Sarana dan Bahan Promosi Pariwisata
Tersedianya brosur, shoping bag, penunjuk arah, leaflet yang berisikan
promosi objek wisata
Gambar 3.27. Media Promosi Wisata Yang Ada di Kabupaten Padang Pariaman
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 47
- Partisipasi Pada Event Tour de Singkarak
Dukungan untuk pelaksanaan Event Tour de Singkarak yang dilaksanakan
tanggal 25 November 2017 di Anai Resort, Padang Pariaman berada pada Etape 8.
- Pemilihan Cik Uniang dan Cik Ajo
Merupakan pemilihan untuk menjadi Duta Pariwisata di Kabupaten Padang
Pariaman yang dilaksanakan pada tanggal 11 s/d 13 Mei 2017 yang mana
Grand Final dilaksanakan di Pasar Baru Kasang
- Pelaksanaan Event Pacu Kuda
Event Pacu Kuda merupakan kegiatan pelestarian kebudayaan yang
dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 11 September 2017 bertempat di
Gelanggang Pacu Kuda Paguh VII Koto
Gambar 3.28. Pelaksanaan Event Tour de Singkarak
Gambar 3.29. Cik Uniang dan Cik Ajo
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 48
2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
- Pengembangan Objek Pariwisata Unggulan
Pengembangan pembangunan sarana dan prasarana untuk objek pariwisata
unggulan (foto)
- Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata
Tersedianya sarana dan prasarana pariwisata
- Pengembangan Jenis Paket wisata Unggulan
Pengembangan jenis paket wisata unggulan
Gambar 3.29. Pelaksanaan Event Pacu Kuda
Gambar 3.30. Objek Wisata Nyarai dan Rumah Pohon Sarasah
Gambar 3.31. Paket Wisata Unggulan Arung Jeram di Lubuk Alung
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 49
3. Program Pengembangan Kemitraan
- Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata
Kegiatan ini bertujuan untuk pengembangan para pelaku pariwisata yang
profesional yang disebut Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Padang Pariaman
yang berjumlah 14 (empat belas) kelompok yakni :
Tabel 3.11 Nama Kelompok Sadar Wisata Berdasarkan Lokasi Wisata
No. Objek Wisata Lokasi Keterangan
1. Air Terjun Nyarai Lubuk Alung Wisata Minat Khusus
2. Pantai Panjang Kataping Wisata Bahari/Kuliner
3. Baburay Kampung Dalam Wisata Alam
4. Lubuk Bonta 2 X 11 Kayu Tanam Wisata Alam
5. Baburai Sipisang dan Bukik Sapan
Tandikek Wisata Alam
6. Pantai Tiram Ulakan Wisata Bahari/Kuliner
7. Gua Aie Ilang Lubuk Alung Wisata Alam
8. Pantai Arta Indah Sei. Limau Wisata Bahari
9. Air Terjun Sarasah Batang Anai Wisata Alam
10. Bukik Siriah/Mountain View
Sei. Geringging Wisata Alam
11. Air Terjun Pelangi Lubuk Alung Wisata Alam
12. Pantai Barcelona Batang Gasan Wisata Bahari
13. Pantai Gasan Lestari Batang Gasan Wisata Bahari
14. Pantai Arta Permai Sei.Limau Wisata Bahari
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 7 adalah:
1. Sudah terbentuknya Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang
ditetapakan dengan Keputusan Bupati Padang Pariaman Nomor
111/KEP/BPP-2015 tentang Pembentukan Kelompok Sadar Wisata
Kabupaten Padang Pariaman.
2. Tersedianya Paket Wisata yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata.
3. Beberapa Pokdarwis objek wisata yang sudah terkelola dengan baik dapat
memandu para wisatawan yang berkunjung sehingga memberikan rasa aman
bagi wisatawan.
4. Melibatkan para pelaku ekonomi kreatif pada Event di tingkat daerah dan
nasional sehingga menimbulkan semangat kepada para pelaku untuk
meningkatkan kreativitas yang berdampak pada peningkatan omset pelaku
tersebut.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 50
Sasaran Strategis 8 merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi keempat
yaitu “Meningkatkan Potensi Daya Saing Daerah Melalui Pengembangan
Pariwisata, Transportasi, Perdagangan, Penataan Ruang dan Pengelolaan
Lingkungan”. Sasaran ini didukung secara terpadu oleh Dinas Lingkungan Hidup,
Perumahan , Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Padang Pariaman
dengan OPD terkait.Untuk mengukur sasaran ini terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja
Utama, capaian kinerja sasaran strategis 8 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.11 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 8
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1.
Rasio Luas Ruang Terbuka Hijau per Satuan Wilayah
rasio 0,94 0,88 0,94 106,82 Sangat
Berhasil
Dari tabel diatas terlihat bahwa bila dibandingkan dengan tahun 2016 Rasio Luas
Ruang Terbuka Hijau per Satuan Wilayah di Kabupaten Padang Pariaman tidak
nmengalami perubahan.
Namun dikategorikan sangat berhasil sebesar 106,82%. Data realisasi tersebut
diperoleh dari BPS Tahun 2016, untuk data tahun 2017 belum terbit.
Rasio Luas Terbuka Hijau per Satuan Wilayah dihitungkan dengan cara
mengurangkan luas total wilayah Kabupaten Padang Pariaman dengan pemanfaatan
lahan untuk pemukiman dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Padang
Pariaman.
Keberhasilan dalam pencapaian target karena adanya dukungan Pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman dalam berbagai program, yaitu :
1. Program pengembangan kinerja pengelolaan sampah
Kegiatan pemeliharaan median dan kebersihan taman
2. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
Kegiatan peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-sumber air
3. Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah : dilakukannya
penataan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau di Kabupaten Padang Pariaman.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 51
Pada kegiatan penataan RTH melibatkan sekolah yang ada di Kabupaten Padang
Pariaman dengan pembuatan taman Adiwiyata. Pada tahun 2017 ini sekolah yang
dilibatkan adalah SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang, SMPN 1 Lubuk Alung, SMAN 1
V Koto Kampung Dalam, dan MAN 1 Lubuk Alung. Sementara pada kegiatan
pemeliharaan ruang terbuka hijau dengan cara mempertahankan keutuhan
tutupan vegetasi, dan pemeliharaan terhadap RTH yang telah ada.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 8 adalah:
1. Adanya komitmen Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman untuk
mewujudkan Kabupaten Hijau (Green City),
2. Kegiatan Green Action di sekolah-sekolah, tanpa ada komando dari Dinas
Teknis yang bersifat mandiri, seperti Adiwiyata`
Strategi kedepan :
1. Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau yang telah tersedia dan mengkaji
ulang kesesuaian jenis vegetasi khususnya pada taman-taman baru.
2. Menambah Ruang Terbuka Hijau.
3. Memberi penghargaan bagi masyarakat / lembaga / instansi yang memiliki
kawasan Ruang Terbuka Hijau yang memenuhi standar.
4. Memperkuat koordinasi dinas-dinas terkait dan LSM yang ingin berkontribusi
dalam program penghijauan
5. Menertibkan jalur hijau, sungai dan bangunan-bangunan liar.
Sasaran Strategis 9 merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi keempat
yaitu “Meningkatkan potensi daya saing daerah melalui pengembangan
pariwisata, transportasi, perdagangan, penataan ruang dan pengelolaan
lingkungan”. Sasaran ini didukung secara terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Padang Pariaman dengan OPD terkait. Untuk mengukur
sasaran ini terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja Utama, capaian kinerja sasaran
strategis 9 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.11 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 9
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Kategori
1.
Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik
% 43,04% 58 49,66 85,43 Berhasil
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 52
Capaian indikator ini dapat dilihat dari tabel diatas telah mencapai target yang
sudah ditetapkan, dimana target yang ditetapkan sebesar 58 % dengan realisasi
capaian 49,66%. Dengan demikian indikator ini telah mencapai target dan capaian
keberhasilannya dikategorikan “Berhasil” yaitu sebesar 85,43%.
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik, merupakan indikator yang
menggambarkan kualitas infrastruktur transportasi baik jalan nasional, provinsi
maupun kabupaten. Sesuai dengan Perda Kabupaten Padang Pariaman Nomor 8
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Pembangunan Daerah
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016-2021, indikator ini ditetapkan sebagai
salah satu dari Indikator Kinerja Utama.
Tabel 3.12 Kondisi Jalan Yang Ada di Kabupaten Padang Pariaman
No. Uraian Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Kondisi Baik 777,40 777,40 964,16 964,16 1.037,02 1.119,04
2 Kondisi Sedang 400,40 400,40 312,97 412,97 304,41 257,65
3 Kondisi Rusak 1.011,95 1.062,55 963,22 750,62 682,13 876,40
4 Jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi, kabupaten/kota)
2.189,75 2.240,35 2.240,35 2.240,35 2.253,09 2.253,09
Proporsi panjang jaringan jalan kondisi baik
35,50% 34,70% 43,04% 43,04% 43,04% 49,66%
Pada Tahun 2017, secara akumulasi dapat dilihat pada tabel di atas, bahwa ada
perubahan yang signifikan terhadap indikator proporsi panjang jaringan jalan dalam
kondisi baik jika dibandingkan dengan Tahun 2016. Dilihat dari total panjang jalan
dalam kondisi baik di Kabupaten Padang Pariaman di Tahun 2017 terjadi
peningkatan 82,02 km jika dibandingkan dengan Tahun 2016. namun untuk kondisi
jalan dalam kondisi rusak juga mengalami peningkatan 194,27 Km dari 682,13 Km
pada Tahun 2016 menjadi 876,40 Km pada Tahun 2017.
Dalam rangka untuk meningkatkan sasaran diatas, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah
melaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Program pembangunan jalan dan jembatan melalui 2 (dua) kegiatan yaitu : 1).
Pembangunan jalan; 2). Pembangunan Jalan dan Jembatan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 53
2. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan melalui 5 (lima) kegiatan:
1). Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan; 2). Rehabilitasi/pemeliharaan Periodik
jalan (DAK); 3). Rehabilitasi/pemeliharaan Periodik jalan (DAU); 4). Pemeliharaan
rutin jalan; 5). Pembangunan Jalan.
3. Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan melalui 3
(tiga) kegiatan : 1). Penyusunan sistem informasi/data base jalan; 2). Monitoring,
evaluasi dan pelaporan; 3). Pengawasan Program ke PU-an).
Hambatan dan Masalah
1. Adanya penurunan kondisi jalan akibat proyek multi year pelebaran jalan
yang bersumber dari dana pinjaman (loan) tahun 2016-2017 di sepanjang
jalan Kecamatan Lubuk Alung menuju Pariaman, dan sepanjang jalan
Kecamatan Lubuk Alung menuju Sicincin, sehingga mengakibatkan secara
akumulasi terjadinya penurunan kualitas jalan dalam kondisi baik di
Kabupaten Padang Pariaman karena untuk mobilitas alat berat dan bahan
material seperti batu dan aspal.
2. Saluran drainase yang kurang baik dan belum optimal di sepanjang jalan.
Gambar 3.32. Program Pembangunan Jalan
Gambar 3.33. Program Rehabilitasi Jalan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 54
3. Belum optimalnya fungsi pengawasan akibat kurangnya Sumber Daya
Manusia untuk melaksanakan fungsi tersebut sehingga Pengawasan dan
pemeliharaan jalanpun belum optimal.
Strategi Pemecahan Masalah:
1. Percepatan proses pemaketan pekerjaan sehingga alokasi anggaran yang
tersedia untuk pembangunan jalan ataupun pemeliharaannya dapat
dilakukan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Hal ini akan meminimalisir
hal-hal pemotongan dana akibat kelalaian pelaksanaan kegiatan yang tidak
sesuai dengan anggaran kas yang telah ditetapkan.
2. Peningkatan mutu/kualitas jalan aspal yang kurang baik, dengan
mempergunakan bahan yang baik walaupun dibenturkan oleh hal biaya yang
ada, karena nilai dari suatu proyek ialah kesesuaian dengan metode teknis
yang telah direncanakan.
3. Peningkatan pengawasan melalui penambahan kuantitas dan kualitas
pegawai di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sehingga fungsi
pengawasan dan pemeliharaan dapat dioptimalkan dan meminimalisir
ketidaksesuaian pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
4. Mengoptimalkan pemeliharaan jalan melalui rehabilitasi saluran drainase
yang baik di pinggir jalan karena sistem pembuangan air yang kurang baik
akan semakin cepat merusak jalan tersebut.
5. Optimalisasi dalam perencanaan teknis pembangunan jalan, karena jenis
jalan aspal berbeda maka harus disesuaikan dengan kebutuhan transportasi
yang akan mempergunakan jalan tersebut.
Sasaran Strategis 10 merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi kelima
yaitu “Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengentasan
kemiskinan”. Sasaran ini didukung secara terpadu oleh Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kabupaten Padang Pariaman dengan OPD terkait. Untuk mengukur sasaran
pertama ini terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja Utama, capaian kinerja sasaran
strategis 10 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 55
Tabel 3.13 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 10
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
11.
Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan
persen 91,14 92,74 91,09 98,22 Berhasil
Capaian indikator pada sasaran ini dapat dilihat dari tabel diatas tidak mencapai
target yang sudah ditetapkan, dimana target yang ditetapkan sebesar 92.74% dengan
realisasi capaian 91.09%. Meskipun indikator ini tidak mencapai target akan tetapi
capaian keberhasilannya dikategorikan “Berhasil” yaitu sebesar 98.22 %.
Untuk menekan jumlah kemiskinan, Pemerintah Daerah Padang Pariaman
melakukan beberapa strategi kebijakan antara lain:
1. Memacu pembangunan infrastruktur sehingga terbuka lapangan kerja dan
peluang investasi untuk menekan angka kemiskinan. Infrastruktur meliputi
Pembangunan mega proyek bertaraf internasional bernilai trilyunan, perbaikan
jalan, jembatan, irigasi, sarana pariwisata, perkantoran dan sarana ibadah.
2. Meningkatkan bantuan sosial dan ekonomi kerakyatan yang tepat sasaran di
antaranya pembangunan rumah tidak layak huni, alat pertanian, bibit
pertanian/perkebunan dan perikanan, UMKM dan inovasi lainnya.
3. Mengadakan kerja sama antar daerah dengan penggalian dan pemanfaatan
sumber daya potensial saling menguntungkan. Kerja sama daerah dengan pihak
swasta seperti pemasaran cokelat dan promosi wisata.
4. Upaya percepatan pengentasan kemiskinan, didukung dengan pengelolaan
keuangan daerah yang pro rakyat dan memperkuat substansi, memperkuat
kelembagaan penanggulangan kemiskinan serta pengendalian inflasi daerah.
Berdasarkan kebijakan-kebijakan tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman melaksanakan kegiatan-kegiatan diantaranya:
1. Pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan hasil sebanyak 7.288
orang. PKH adalah Program perlindungan sosial yang memberikan bantuan non
tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan syarat dapat
memenuhi kewajiban terkait pendidikan dan kesehatan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 56
2. Renovasi rumah tidak layak huni menjadi rumah layak huni sebanyak 10 rumah.
3. Menyalurkan bantuan beras miskin kepada 21.794 Rumah Tangga Sasaran
(RTS) pada 17 Kecamatan.
Gambar 3.34. Penyerahan Kartu Keluarga Sejahtera
Gambar 3.35. Renovasi Rumah Tidak Layak Huni
Gambar 3.36. Penyaluran Bantuan Beras Miskin
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 57
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 10 adalah:
Dalam rangka untuk meningkatkan sasaran diatas, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja melakukan berbagai
upaya, antara lain:
1. Melaksanakan pemberdayaan dan pelayanan rehabilitasi sosial terhadap
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
2. Memperluas ketahanan sosial masyarakat.
3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang berbasis kesejahteraan sosial.
5. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur yang berbasis kesejahteraan sosial.
Sasaran Strategis 11 merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi kelima
yaitu “Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengentasan
kemiskinan”. Sasaran ini didukung secara terpadu oleh Dinas Perdagangan, Tenaga
Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Padang Pariaman dengan OPD
terkait. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 (satu) Indikator Kinerja
Utama. Capaian kinerja sasaran strategis 11 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.14 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 11
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1. Tingkat Pengangguran Terbuka
persen 5,8 7,76 5,94 123,45
%. Sangat
Berhasil
Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2017
adalah 5,94. Angka ini sama dengan tahun 2015 karena BPS tidak melaksanakan
Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2016. Dibandingkan dengan
target TPT tahun 2017 sebesar 7,76 maka realisasi tahun 2017 lebih tinggi dari
target sebesar 123,45 %. Realisasi ini menunjukkan bahwa usaha-usaha Pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman dalam menurunkan angka pengangguran masuk
kategori “Sangat Berhasil”.
Berikut data dan informasi terkait penempatan tenaga kerja di Dinas
Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2017 :
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 58
1. Pencari Kerja yang terdaftar pada akhir tahun lalu
a. Laki-laki : 1468 orang
b. Perempuan : 2339 orang
Total : 3807 orang
2. Pencari Kerja yang di tempatkan akhir tahun lalu
a. Laki- laki : 10 orang (di Perusahaan)
b. Perempuan : 163 orang ( TKI Ke Malaysia)
3. Pelatihan Menjahit 1 Paket di Padang Sago dengan Peserta 16 orang
4. Pelatihan di BLK Pada tahun 2017 sebanyak 9 Paket dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3.15 Aneka Pelatihan yang dilaksanakan oleh BLK
No. Jurusan Pelatihan Jumlah Volume Jumlah Peserta
Laki- laki Perempuan
1 Menjahit 1 Paket - 16
2 Sepeda Motor 1 Paket 16 -
3 Mobil Bensin 1 Paket 16 -
4 Listrik 2 Paket 10 12
5 AC 1 Paket 16 -
6 Audio Visual/ Elektro 1 Paket 13 3
7 Basic Office / Komputer 1 Paket 2 14
8 Processing 1 Paket - 16
Total Peserta Pelatihan BLK Tahun 2017 Sebanyak
144 orang 93 51
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 11 adalah:
1. Adanya Balai Latihan Kerja (BLK) yang memberikan pelatihan kepada
masyarakat agar siap diterima di dunia kerja.
Gambar 3.37. Aneka Pelatihan Yang Diadakan di BLK
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 59
2. Adanya kerja sama dengan perusahaan-perusahaan mengenai rekrutmen
calon tenaga kerja yang siap pakai.
3. Adanya program magang di beberapa perusahaan.
4. Menyebarkan informasi terkait dengan lowongan pekerjaan.
5. Meningkatnya Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah dapat membuka
lapangan kerja baru.
Hambatan dan Masalah:
1. Pendaftar pencari kerja kurang sehingga sedikit yang mengurus dokumen AK
1 (kartu kuning) ke Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah Kabupaten Padang Pariaman.
2. Akibat program moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diterapkan oleh
Pemerintah pusat dari tahun 2011 hingga 2017.
3. Banyaknya warga terutama yang berada pada usia pencari kerja yang pindah
domisili.
Strategi pemecahan masalah
1. Menambah jenis-jenis pelatihan.
2. Menambah instruktur.
3. Meningkatkan kualitas instruktur.
4. Menambah kerja sama dengan perusahaan lain.
5. Menggalakkan semangat kewirausahaan pada generasi muda.
6. Menggalakkan produksi dalam negeri dan produksi lokal.
7. Mempermudah dan mempercepat pengurusan dokumen AK 1
8. Melakukan kerja sama dengan pihak asing terkait dengan
rekrutmen/penerimaan tenaga kerja.
9. Melaksanakan Job Fair secara berkala
Sasaran strategis 12 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai misi
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2016-2021 yaitu Misi keenam “Mewujudkan
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan, Demokratis, melalui
Pembinaan aparatur dan Pelayanan Publik”. Sasaran ini didukung secara terpadu
oleh Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman dan Bagian Organisasi dan RB
Sekretariat Daerah Kabupaten Padang Pariaman dengan OPD terkait, capaian kinerja
sasaran strategis 12 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 60
Tabel 3.16 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 12
No Indikator Kinerja
Utama Satuan
Relisasi Tahun 2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
13.
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Nilai CC B B 100 Berhasil
Nilai SAKIP Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016 yang
diserahkan pada tahun 2017 adalah “B” dan dikategorikan “Berhasil” sesuai
penilaian dari Kemenpan RB, mengalami kenaikan dibanding nilai SAKIP Tahun 2015
untuk penilai tahun 2016 adalah “CC”.
Dengan LAKIP ini, maka kinerja instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Padang
Pariaman dapat diukur sejauh mana keberhasilan pencapaian kinerja Pemerintah
Daerah. LAKIP ini disusun sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan mempedomani Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan diatas maka dilaksanakan program
dan kegiatan:
1. Program: Peningkatan pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
2. Kegiatan :
a) Penyusunan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2017
b) Evaluasi LAKIP SKPD
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran 12 adalah:
1. Penguatan komitmen Kepala Daerah (Bupati Padang Pariaman) dalam rangka
peningkatan kualitas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) Kabupaten Padang Pariaman.
2. Seluruh OPD berpartisipasi dalam pencapaian target kinerja yang telah
diperjanjikan oleh Kepala OPD dengan Bupati Padang Pariaman dan
mendukung dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam
RPJMD 2016-2021.
3. Adanya workshop bagi seluruh Kepala OPD dan teknis terkait agar
memahami SAKIP secara keseluruhan dengan narasumber yang berasal dari
Pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 61
yang difasilitasi oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Padang
Pariaman dan Inspektorat Daerah.
4. Melakukan rapat-rapat internal dengan Badan Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah, Inspektorat dan seluruh OPD dalam rangka
penyamaan persepsi untuk dalam menyusun perencanaan dan pelaporan
kinerja daerah.
5. Seluruh Kepala OPD mampu menerapkan pelaksanaan SAKIP yang
mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2016-2021.
6. Dibentuknya Tim Penyusunan LAKIP Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016.
7. Optimalisasi kinerja Tim Penyusun LAKIP Kabupaten Padang Pariaman juga
didukung dengan Tim Review dari Inspektorat yang bertugas melakukan
pendampingan terhadap OPD sampel dalam penyusunan cascading dan
kelengkapan bahan evaluasi SAKIP lainnya.
8. Tim review juga bertugas untuk mereview LAKIP OPD serta melakukan
pendampingan terhadap Kasubag perencanaan OPD dalam menyusun LAKIP
OPD-nya. Selain itu Tim juga melakukan review terhadap LAKIP Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2016. Tujuan dilaksanakan review atas LAKIP
adalah memberi keyakinan terbatas mengenai akurasi keandalan dan
keabsahan, data/informasi kinerja Pemerintah sehingga dapat menghasilkan
laporan kinerja yang berkualitas.
9. Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tahun
2016. Tim Inspektorat Daerah Kabupaten Padang Pariaman melakukan
Evaluasi SAKIP terhadap 16 SKPD sampel dengan nilai rata-rata Baik .
10. Melakukan coaching clinic penyusunan dokumen LAKIP untuk seluruh OPD
dengan narasumber dari Kemenpan RB
Gambar 3.38. Review dan Pendampingan Penyusunan LAKIP
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 62
Sasaran Strategis 13 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi
keenam: “Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan,
Demokratis, melalui Pembinaan aparatur dan Pelayanan Publik”Untuk mengukur
capaian Sasaran strategis digunakan Indikator Kinerja Utama yaitu Opini BPK dan
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat. Untuk capaian indikator Opini BPK terhadap
laporan keuangan didukung oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan
Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman dan OPD terkait, apaian kinerja sasaran
strategis 13 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.17 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 13
No. Indikator
Kinerja Utama Satuan
Realisasi Tahun
2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1.
Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan
Opini WTP WTP WTP 100 Berhasil
Dari skor yang telah ditetapkan, maka dapat dihitung nilai capaian dari indikator
Opini BPK ini. Nilai capaian indikator Opini BPK ini adalah 100% dengan kategori
“Berhasil”.
Nilai Opini BPK merupakan bentuk penilaian kualitatif terhadap akuntabilitas
dan kinerja pemerintah daerah terutama dari segi keuangan. Hasil dari setiap Opini
BPK dalam melakukan pemeriksaan keuangan terdiri dari 4 (empat) penilaian, yaitu
Tidak Menyatakan Pendapat, Tidak Wajar, Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan
Gambar 3.39. Penyerahan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 63
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Skor dari masing-masing opini tersebut ditetapkan
sebagai berikut :
Tabel 3.18 Skor Hasil Opini BKP
No Jenis Opini BPK Skor
1 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 4
2 Wajar dengan Pengecualian (WDP) 3
3 Tidak Wajar 2
4 Tidak Menyatakan Pendapat 1
Pemeriksaan oleh BPK dilakukan dengan dasar hukum UU No. 15 tahun 2004
tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaan yang dilakukan secara periodik
setiap tahunnya ini mencakup pemeriksaan terhadap Neraca, Laporan Realisasi
Angaran, Laporan Arus Kas, dan catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam rangka menjalankan amanah yang tertuang dalam Undang-Undang
tersebut, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman mendorong semua Aparatur Sipil
Negara untuk bekerja dan mengabdi serta menjalankan tugas secara transparan,
beretika dan jauh dari perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Oleh sebab itu, maka Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menargetkan realisasi
capaian kinerja pada tingkat yang terbaik yakni Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sudah diterima Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman sebanyak 5 (lima) kali yaitu:
1. Opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2008.
2. Opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2013.
3. Opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2014.
4. Opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2015,
5. Opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Tahun 2016.
Opini BPK terhadap laporan keuangan pada indikator ini untuk mencapai target
yang telah ditetapkan diatas maka dilaksanakan program dan kegiatan:
1. Program: Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota
Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Kegiatan :
a) Review laporan keuangan Pemda
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 64
b) Pembinaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Keberhasilan mempertahankan opini WTP ini karena:
1. Komitmen Kepala Daerah (Bupati Padang Pariaman) untuk mempertahankan
opini WTP sebagai bentuk pengakuan terhadap penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016 telah sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
2. Komitmen Bupati Padang Pariaman dan stakeholder terkait (OPD) dalam
menindaklanjuti rekomendasi dari temuan-temuan hasil pemeriksaan sebelumnya.
3. Melakukan pembinaan, bimbingan teknis, konsultasi untuk menyusun Laporan
Keuangan tepat waktu.
4. Pendampingan Tim Review Inspektorat terhadap penyusunan Laporan Keuangan
OPD dan Laporan Keuangan Pemda.
5. Tim review Inspektorat melaksanakan review terhadap Laporan Keuangan SKPD
dan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, hasil dari
review sebagai bahan perbaikan dalam penyajian Laporan Keuangan.
Tujuan dilaksanakannya review atas laporan keuangan adalah memberi
keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan dan keabsahan informasi serta
kesesuian pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi sesuai Standar Akutansi
Pemerintah (SAP). Pada Tahun 2017, tim inspektorat daerah Kabupaten Padang
Pariaman melakukan review terhadap:
1. Laporan keuangan SKPD Tahun 2017 yang terdiri dari 26 SKPD dan 17
Kecamatan, serta
2. Laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2017.
Selain melakukan review atas laporan keuangan SKPD dan Pemerintah Daerah
juga dilakukan pendampingan terhadap tim BPK-RI yang melakukan audit atas
laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2017.
Gambar 3.40. Pelaksanaan Review
Laporan Keuangan OPD
Gambar 3.41. Pembinaan Pengelolaan Keuangan Daerah
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 65
Sasaran Strategis 14 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi
keenam: “Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih,
Berkeadilan, Demokratis, melalui Pembinaan aparatur dan Pelayanan Publik”. Untuk mengukur capaian Sasaran strategis digunakan Indikator Kinerja Utama yaitu
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat. Untuk capaian indikator Nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap laporan keuangan didukung oleh Bagian Organisasi dan RB
Sekretariat Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan OPD terkait, capaian kinerja
sasaran strategis 14 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.18 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 14
No Indikator
Kinerja Utama Satuan
Relisasi Tahun
2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1. Indeks Kepuasan Masyarakat OPD Pelayanan Publik
Nilai 70,15 74,32 73,82 99,33 Berhasil
Hasil survei pada tahun 2017 menunjukkan nilai IKM terhadap kualitas
pelayanan publik berada pada angka 73,82. Nilai ini meningkat sebanyak 3,66
poin, dibandingkan dengan nilai IKM tahun 2016 yaitu 70,15.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Unit Kerja penyelenggara Pelayanan
publik (UKPP)/Organisasi Perangkat Daerah (OPD) penyelenggara pelayanan publik
merupakan indikator kinerja yang menggambarkan pencapaian sasaran 14 untuk
meningkatnya kualitas pelayanan publik. Sasaran ini didukung secara terpadu oleh
Organisasi Perangkat Daerah Penyelenggara Pelayanan Publik. Indeks ini didapat
dengan melakukan survei kepuasan masyarakat (SKM) terhadap 5 OPD sampel yaitu
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu dan Perindustrian (DPMPTP), Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 66
Peningkatan nilai IKM terhadap 5 (lima) OPD sample dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.19 Indeks Hasil Survey Kepuasan Masyarakat
NO Organisasi Perangkat
Daerah (OPD)
2016 2017
+/- Permenpan RB
16/2014 Permenpan RB
14/2017
Mutu Pelayanan
Nilai IKM
Mutu Pelayanan
Nilai IKM
1 DISDUKCAPIL A 83.14 B 82.02 -1.12
2 DPMPTP B 68.41 C 72.90 4.49
3 BKPSDM B 63.73 C 70.61 6.88
4 RSUD B 73.83 C 75.15 1.32
5 PDAM B 61.64 C 68.39 6.75
Capaian Nilai IKM Terhadap
Kualitas Pelayanan Publik B 70.15 C 73.81 3.66
Gambar 3.42. Survey Kepuasana Masyarakat Yang Dilaksanakan di Disducapil
Gambar 3.43. Survey Kepuasana Masyarakat Yang Dilaksanakan di RSUD Padang Pariaman
Gambar 3.44. Survey Kepuasana Masyarakat
Yang Dilaksanakan di DPMPTP
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 67
Pada tabel diatas digambarkan bahwa sebagian besar OPD sampel mengalami
peningkatan kualitas layanan walaupun kategori mutu layanan mengalami
penurunan. Peningkatan tercepat ada pada BKPSDM, PDAM dan DPMPTP dengan
peningkatan indeks hingga lebih dari 6 poin. Kenaikan nilai kepuasan masyarakat
tersebut karena meningkatnya unsur pelayanan yang meliputi persyaratan
pengurusan layanan, prosedur layanan, waktu penyelesaian, biaya/tarif, kesesuaian
produk layanan, kompetensi dan perilaku petugas, penanganan pengaduan serta
sarana dan prasarana yang memadai.
Meskipun kategori mutu layanan mengalami penurunan dari kategori B menjadi
C, bukan berarti layanan publik berkualitas buruk. Penurunan ini disebabkan
adanya perubahan peraturan yang dijadikan pedoman perlaksanaan survei.
Pelaksanaan SKM tahun 2016 mengacu pada Permenpan RB 16 tahun 2014 Tentang
Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
dan ditunjang dengan Keputusan Menpan RB No. 25/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi,
sedangkan survei tahun 2017 mengacu pada Permenpan RB 14 tahun 2017 Tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggaraan Pelayanan
Publik yang telah mencabut peraturan sebelumnya. Perbedaan kategori mutu
layanan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.20 Nilai Mutu Pelayanan berdasarkan Keputusan Menpan RB
Berdasarkan Keputusan Menpan Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004
Nilai
Persepsi
Nilai Interval
IKM
Nilai Interval
Konversi
Mutu
Pelayanan
Kinerja Unit
Pelayanan
1 1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak Baik
2 1,76 – 2,50 43,7 - 62,50 C Kurang Baik
3 2,51 – 3,25 62,51 - 81,25 B Baik
4 3,26 – 4,00 81,26 - 100,00 A Sangat Baik
Tabel 3.21 Nilai Mutu Pelayanan berdasarkan Permenpan RB
Berdasarkan Permenpan & RB Nomor 14 Tahun 2017
Nilai
Persepsi
Nilai Interval
IKM
Nilai Interval
Konversi
Mutu
Pelayanan
Kinerja Unit
Pelayanan
1 1,00 – 2,5996 25,00 – 64,99 D Tidak Baik
2 2,60 – 3,064 65,00 - 76,60 C Kurang Baik
3 3,0644 – 3,532 76,61 - 88,30 B Baik
4 3,5324 – 4,00 88,31 - 100,00 A Sangat Baik
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 68
Secara capaian, nilai IKM tahun 2017 tidak mencapai target yang sudah
ditetapkan yaitu sebesar 74,32. Meskipun indikator ini tidak mencapai target, akan
tetapi capaian keberhasilannya dikategorikan “Berhasil” yaitu sebesar 99,33%.
Keberhasilan ini menandakan kuatnya komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten
Padang Pariaman dalam memberikan pelayanan berkualitas kepada masyarakat.
Komitmen ini ditunjukkan dengan adanya janji perbaikan layanan yang
ditandatangani oleh Kepala OPD dan Bupati Padang Pariaman sebagai tindak lanjut
dari hasil SKM.
Strategi permasalahan selanjutnya :
1. Meningkatkan pemahaman Unit Kerja Pelayanan Publik (UKPP) untuk
menerapkan Permen PAN Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik Dengan Partisipasi Masyarakat
2. Melakukan evaluasi terhadap kinerja aparatur dalam upaya meningkatkan pelayanan
yang prima kepada masyarakat dan mewujudkan pemerintahan yang baik.
Sasaran Strategis 15 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai Misi
ketujuh: “Mewujudkan ketahanan bencana melalui peningkatan masyarakat dan
kesiapan sarana dan prasarana yang ramah bencana”Untuk mengukur capaian
Sasaran strategis digunakan Indikator Kinerja Utama yaitu Tingkat waktu tanggap
(response time rate). Untuk capaian indikator Tingkat waktu tanggap (response time
rate) didukung oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP
Gambar 3.45. Janji Perbaikan Layanan Kepala
OPD dengan Bupati Padang Pariaman
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 69
Damkar) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan OPD terkait. Capaian
kinerja sasaran strategis 15 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.22 Capaian Indikator Kinerja Utama pada Sasaran 15
No. Indikator Kinerja
Utama Satuan
Realisasi Tahun
2016
Tahun 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1. Tingkat waktu tanggap (response time rate)
menit 14,9 13 13,86 93,38
Berhasil
Dari tabel dibawah terlihat bahwa Kabupaten Padang Pariaman tidak dapat
meraih target 13 menit hanya bisa terealisasi 13,86 menit, namun kategori
capaiannya dapat dikategorikan “Berhasil”.
Tingkat waktu tanggap (response time rate) tahun 2017 sebesar 13 menit merupakan
tingkat waktu rata-rata penanggulangan bencana oleh satuan Tugas yaitu Petugas
Pemadam Kebakaran, Tim Reaksi Cepat dan Tim Pusat Pengendalian Operasi
Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kabupaten Padang Pariaman sejak diterimanya
informasi tentang kejadian bencana sampai Petugas berada di lokasi bencana.
Pencapaian target Tingkat waktu tanggap (response time rate) tahun 2017 sebesar
13 Menit, merupakan tingkat waktu rata-rata penanggulangan bencana oleh satuan
Tugas yaitu Petugas Pemadam Kebakaran, Tim Reaksi Cepat dan Tim Pusat
Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kabupaten Padang
Pariaman sejak diterimanya informasi tentang kejadian bencana sampai Petugas
berada di lokasi bencana. Hal ini dicapai melalui:
1. Komitmen bersama satuan tugas di BPBD dan Dinas Satpol PP Damkar bekerja
sama dalam melakukan tugas terhadap penanggulangan bencana di Kabupaten
Padang Pariaman maupun Kabupaten/Kota lain yang membutuhkan.
2. Dukungan oleh Unit Pelaksana Teknis BPBD sebanyak 2 buah UPT yaitu UPT I
dan UPT II, 3 (tiga) posko Damkar, 1 Posko Pusdalops dan Posko Tim Reaksi
Cepat yang berlokasi di Kantor BPBD Padang Pariaman di Limpato.
Gambar 3.42 Posko Tim Reaksi Cepat dan UPT Damkar Wilayah II di Lubuk Alung
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 70
3. Ketersediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana, baik berupa
kendaraan Damkar, Rescue, Perahu Karet dan peralatan kebencanaan lainnya.
4. Kesiapan sarana dan prasarana Informasi kebencanaan yang optimal, baik itu
Tower Repeater, Radio RIG, Handy Talky dan Alat telekomunikasi selular.
5. Peningkatan kapasitas aparatur penanggulangan bencana berupa Pelatihan yang
dilakukan terhadap anggota TRC.
Gambar 3.43 Kendaraan Rescue dan Damkar yang dimiliki BPBD Padang Pariaman
Gambar 3.44 Tower Repeater dan Alat Komunikasi yang dimiliki BPBD Padang Pariaman
Gambar 3.45 Pelatihan Tim Reaksi Cepat BPBD Padang Pariaman
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 71
6. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam tanggap bencana dengan melakukan
sosialisasi dan simulasi mitigasi bencana serta penyuluhan pencegahan bahaya
kebakaran
Pencapaian sasaran 15 didukung dengan program: Keberhasilan indikator ini dicapai karena dukungan yang optimal dari BPBD dan
Satpol PP Damkar Kabupaten Padang Pariaman melalui :
1. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
2. Program Peningkatan Kesiapsiagaan menghadapi bencana
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam.
D. REALISASI KEUANGAN
Dalam rangka untuk mencapai target kinerja sebanyak 15 sasaran strategis
sebagaimana yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2017 maka besaran
alokasi dan realisasi belanja untuk setiap sasaran strategis dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar 3.46 Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Penyuluhan Penanggulangan Kebakaran
Cara Pengukuran KategoriIndikator Kinerja Realisasi %
1 Terwujudnya peran lembaga pendidikan islam yang aktif di Nagari
Persentase Majlis taklim yang aktif
75% 70% 93.33 Berhasil
2 Peningkatan Produktivitas Pangan
Sangat Berhasil
Padi per hektar 5,23 Ton GKG 5,26 Ton GKG 100.57Jagung per hektar 8,30 Ton / AH 8,54 Ton / AH 102.89
3 Meningkatnya pendapatan masyarakat
PDRB per kapita 47,19 Juta Rp 42,88 Juta Rp 90.87 Berhasil
4 Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi
Persentase Realisasi Investasi
40% 50.70% 126.75 Sangat Berhasil
5 Angka rata-rata lama sekolah
8,7 tahun 7 tahun 80.45 Cukup Berhasil
Angka melek huruf Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya
94% 94.70% 100.8 Sangat Berhasil
6 Meningkatnya umur harapan hidup dan berkurangnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan
Angka harapan hidup Rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu tertentu jika mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap pada masa mendatang
69.66% 67.80% 97.32 Berhasil
7 Meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara
Persentase kunjungan wisata
14.58% 225.92% 1549.51 Sangat Berhasil
Meningkatkan keragaman pangan
Meningkatnya tingkat pendidikan
Jumlah tahun yang ditempuh oleh penduduk 15 tahun keatas dalam mengikuti pendidikan formal yang dihitung sampai jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan/tingkat tertinggi yang pernah diduduki
Tabel 3.2Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Rumus Pengukuran Kinerja
KinerjaTarget
Cara Pengukuran KategoriIndikator Kinerja Realisasi %No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Rumus Pengukuran
KinerjaKinerjaTarget
8 Mewujudkan ruang yang berkelanjutan
Rasio Luas Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
0.88
9 Meningkatkan kualitas dan kuantitas jasa transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)
58% 49.66% 85.43 Berhasil
10 Menurunnya jumlah penduduk miskin
Persentase penduduk diatas garis kemiskinan
92.74% 91.09% 98.22 Berhasil
11 Mengurangi angka pengangguran pada usia produktif dan angkatan kerja
Tingkat pengganguran terbuka
7.76% 5.94% 123.45 Sangat Berhasil
12 Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
B B 100 Berhasil
13 Meningkatkan Opini BPK terhadap laporan keuangan
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
Opini hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Daerah
WTP WTP 100 Berhasil
14 Meningkatkan indeks kepuasan masyarakat
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
74.32% 73.82% 99.33 Berhasil
15 Meningkatkan penanganan tanggap darurat
Tingkat waktu tanggap (response time rate)
13 menit 13,86 menit 93.38 Berhasil
Realisasi % Realisasi %1 Terwujudnya peran
lembaga pendidikan islam yang aktif di Nagari
Persentase Majlis taklim yang aktif
75% 70% 93.33 50,000,000Rp 49,500,150Rp 99.00
2 Peningkatan Produktivitas Pangan
Rp 7,746,867,096 Rp 7,679,965,719 99.14
Padi per hektar 5,23 Ton GKG 5,26 Ton GKG 100.57Jagung per hektar 8,30 Ton / AH 8,54 Ton / AH 102.89
3 Meningkatnya pendapatan masyarakat
PDRB per kapita 47,19 Juta Rp 42,88 Juta Rp 90.87 Rp 180,778,327,053 Rp 176,906,026,888 97.86
4 Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi
Persentase Realisasi Investasi
40% 50.70% 126.75 Rp 649,995,444 Rp 644,529,750 99.16
5 Angka rata-rata lama sekolah
8,7 tahun 7 tahun 80.45 Rp 88,792,048,902 Rp 27,590,973,602 31.07
Angka melek huruf 94% 94.70% 100.86 Meningkatnya umur
harapan hidup dan berkurangnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan
Angka harapan hidup 69.66% 67.80% 97.32 Rp 10,406,288,700 Rp 9,637,673,933 92.61
7 Meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara
Persentase kunjungan wisata
14.58% 225.92% 1549.51 Rp 7,339,500,000 Rp 6,873,423,796 93.65
8 Mewujudkan ruang yang berkelanjutan
Rasio Luas Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
0.88 Rp 337,100,000 Rp 327,793,600 97.24
Pagu Anggaran
Meningkatkan keragaman pangan
Meningkatnya tingkat pendidikan
Tabel 3.23Pencapaian Kinerja dan Anggaran
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja
Realisasi % Realisasi %Pagu AnggaranNo Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja
9 Meningkatkan kualitas dan kuantitas jasa transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)
58% 49.66% 85.43 Rp 192,946,141,485 Rp 190,087,917,861 98.52
10 Menurunnya jumlah penduduk miskin
Persentase penduduk diatas garis kemiskinan
92.74% 91.09% 98.22 Rp 2,593,146,000 Rp 2,289,999,058 88.31
11 Mengurangi angka pengangguran pada usia produktif dan angkatan kerja
Tingkat pengganguran terbuka
7.76% 5.94% 123.45 Rp 199,540,826 Rp 190,729,400 95.58
12 Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
B B 100 Rp 250,693,000 Rp 249,591,850 99.56
13 Meningkatkan Opini BPK terhadap laporan keuangan
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
WTP WTP 100 Rp 4,656,051,724 Rp 4,387,161,042 94.22
14 Meningkatkan indeks kepuasan masyarakat
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
74.32% 73.82% 99.33 Rp 332,182,471 Rp 311,390,004 93.74
15 Meningkatkan penanganan tanggap darurat
Tingkat waktu tanggap (response time rate)
13 menit 13,86 menit 93.38 Rp 3,644,940,688 Rp 3,594,626,708 98.62
BAB IV PENUTUP 74
A. KESIMPULAN
ebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016, disimpulkan bahwa secara
lumum Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah memperlihatkan
pencapaian kinerja yang signifikan. Hal ini terlihat dari 17 Indikator Kinerja Utama,
disimpulkan bahwa 7 indikator dikategorikan sangat berhasil, 8 indikator
dikategorikan berhasil, 2 indikator dikategorikan cukup berhasil.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakikatnya adalah proses
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya kepastian hukum, kesetaraan, efektif
dan efisien. Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan demikian merupakan
landasan bagi penerapan kebijakan yang demokratis yang ditandai dengan
menguatnya kontrol dari masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik.
Secara umum disimpulkan bahwa pencapaian target terhadap beberapa indikator
yang dicantumkan dalam RPJMD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016 – 2021
khususnya untuk Tahun Anggaran 2017 sebagaimana dituangkan dalam Peraturan
Bupati Padang Pariaman Nomor 87 Tahun 2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja
Utama Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016, dapat dipenuhi sesuai dengan
harapan.
B. RENCANA PERBAIKAN KEDEPAN
Keberhasilan capaian kinerja Tahun 2017 tidak terlepas dari adanya solusi untuk
mengatasi hambatan dan kendala yang bersifat internal maupun eksternal. Terhadap
berbagai target capaian maupun yang tidak tercapai Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman akan melakukan langkah yang konstruktif dan konkrit melalui analisis dan
evaluasi agar dapat dilakukan perbaikan dan penanganan di masa mendatang.
Kekurangan yang terjadi selama 2017 menjadi bahan evaluasi penyusunan kebijakan
guna memperbaiki kinerja tahun mendatang, sasaran program yang belum tercapai
seratus persen akan dievaluasi, sehingga seluruh sasaran program tahun mendatang
nantinya dapat dicapai lebih baik dari tahun sebelumnya. Evaluasi juga akan
dilakukan terhadap capaian dari pembangunan jangka menengah agar kendala yang
S
BAB IV PENUTUP 75
dihadapi dan resiko kegagalanya dapat ditekan dan diperbaiki sedini mungkin dan
dicari solusi untuk mengatasinya.
Adapun hambatan dan masalah serta strategi pemecahan masalah dalam
menjalankan visi dan misi Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
Matrik 4.1:
Masalah dan Strateginya
Hambatan dan Masalah Strategi Pemecahan Masalah
Hubungan pengurus Majelis Taklim dengan Pemerintah Kabupaten kurang intens.
Belum terkoordinir secara maksimal terhadap kelompok Majelis Taklim.
Masih belum terinformasinya fungsi keberadaan Majelis Taklim keseluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.
Belum terlaksananya manajemen partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam pengembangan jaringan kerjasama pada majelis taklim.
Melakukan Pembinaan dan pemantauan secara berjenjang terhadap fungsi keberadaan Majelis Taklim ditengah masyarakat.
Optimalisasi fungsi lembaga Majelis Taklim yang aktif sehingga dirasakan dampak dari hadirnya Majelis Taklim pada masyarakat.
Menguatkan peran koordinasi pemerintah daerah dengan kelompok Majelis Taklim dengan melibatkan organisasi islamuntuk meningkatkan dakwah islamiah dan pendidikan Islam ditengah masyarakat.
Menciptakan program dan kegiatan yang mampu menjadi daya ungkit untuk mencapai optimalisasi fungsi lembaga Majelis Taklim di Nagari.
Alih fungsi lahan dari persawahan menjadi pabrik, sehingga terjadi pergeseran arah pembangunan ke
sektor jasa dan industri.
Serangan hama yang beresiko terhadap tingkat produksi hasil pertanian
Cuaca yang tidak kondusif
Masih ada masyarakat tani yang belum memahami dan memanfaatkan teknologi budidaya tani.
Pembangunan/rehabilitasi sarana irigasi.
Pemberian bantuan/pinjaman alat
pertanian melalui kegiatan Operasional Brigade Tanam.
Transfer dan penerapan teknologi budidaya padi yang dikenal dengan tanam jajar legowo.
Penanganan hama yang dilakukan berupa penyuluhan dan pengendalian secara mekanis di lapangan, memberikan obat-obatan pemberantasan hama tikus kepada kelompok tani serta memfasilitasi sarana pemberantasan hama tikus kepada masyarakat tani melalui
kelompok tani, salah satunya alat Solder Bakar (Flame Blower).
Kabupaten Padang Pariaman yang termasuk dalam wilayah rawan bencana, seperti gempa bumi, banjir
Menciptakan dan perluasan kesempatan kegiatan ekonomi untuk mendukung pertambahan angkatan
BAB IV PENUTUP 76
dan tanah longsor ikut mempengaruhi terhambatnya pembangunan sektor ekonomi daerah dan minat investor dari luar untuk melakukan investasi
Permasalahan dan status tanah adat yang ikut mempengaruhi terhambatnya percepatan pembangunan infrastruktur daerah khususnya di bidang pembangunan infrastruktur sektor ekonomi
Penyakit masyarakat yang berkembang seperti peredaran narkoba akan mempengaruhi kualitas SDM generasi muda
kerja baru
Peningkatan sektor-sektor lapangan usaha dan produksi masyarakat
Penumbuhan dan pengembanagan sektor ekonomi produktif lokal melalui upaya pengembangan produk unggulan daerah, kecamatan dan nagari secara terpadu dan berkelanjutan
Pengembangan sarana prasarana infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi masyarakat
Dukungan masyarakat dan pemerintah daerah melalui jaminan fasilitasi penyediaan dan pembebasan lahan untuk
pembangunan infrastruktur daerah
Pengembangan SDM masyarakat dalam upaya pengembangan usaha produktif masyarakat
Upaya pengembangan kerjasama dengan pihak investor dari luar
Upaya peningkatan PAD Kabupaten Padang Pariaman secara signifikan
Sinergisitas program dan kegiatan antar SKPD terkait dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat dan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah secara terpadu.
Faktor Kemiskinan yang mempengaruhi angka putus sekolah
Topografi, Padang Pariaman terdiri sebagian berbukit dan terjal sehingga rawan untuk dilewati dan kawasan permukiman yang
berjauhan dari sarana pendidikan
Budaya, sebagian masyarakat Kabupaten Padang Pariaman masih melestarikan budaya “marantau”, ikut saudara berdagang ke daerah lain.
Terkait dana untuk meminimalisir angka melek huruf yang masih kurang.
Perbaikan infrastruktur untuk peningkatan akses ke sekolah
Meningkatkan prasarana seperti: Bus sekolah
Menambah anggaran operasional sekolah.
Mendistribusikan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dengan tepat sasaran.
Perlu penganggaran yang lebih tepat dan memadai.
Adanya penurunan kondisi jalan provinsi akibat proyek multi year pelebaran jalan yang bersumber dari dana loan (pinjaman) tahun 2016-
2017 di sepanjang jalan Kecamatan Lubuk Alung menuju Pariaman, dan sepanjang jalan Kecamatan Lubuk Alung menuju Sicincin, sehingga mengakibatkan secara akumulasi terjadinya penurunan kualitas jalan
Percepatan proses pemaketan pekerjaan sehingga alokasi anggaran yang tersedia untuk pembangunan jalan ataupun pemeliharaannya
dapat dilakukan sesuai dengan anggaran kas yang tersedia. Hal ini akan meminimalisir hal-hal pemotongan DAU akibat kelalaian pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan anggaran kas yang
BAB IV PENUTUP 77
dalam kondisi baik di Kabupaten Padang Pariaman karena untuk mobilitas alat berat dan bahan material seperti batu dan aspalt.
Saluran drainase yang kurang baik dan belum optimal di sepanjang jalan.
Belum optimalnya fungsi pengawasan akibat kurangnya Sumber Daya Manusia untuk melaksanakan fungsi tersebut sehinga pemeliharaan jalanpun belum optimal.
Adanya penundaan pendapatan yang bersumber dari DAU sebesar Rp.56.752.208.896,- atau 7.24 persen dari asumsi awal sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016 tentang Penundaan Penyaluran Sebagian Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2016, sehingga terjadinya penundaan terhadap pelaksanaan pembangunan jalan yang direncanakan untuk tahun 2016.
telah ditetapkan.
Peningkatan mutu/kualitas jalan aspal yang kurang baik, dengan
mempergunakan bahan yang baik walaupun dibenturkan oleh hal biaya yang ada, karena nilai dari suatu proyek ialah kesesuaian dengan metode teknis yang telah direncakan.
Peningkatan pengawasan melalui penambahan kuantitas pegawai di Dinas Pekerjaan Umum sehingga fungsi pengawasan dapat dioptimalkan dan meminimalisir ketidaksesuaian pekerjaan pembangunan jalan dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
Mengoptimlkan pemeliharaan jalan melalui saluran drainase yang baik di pinggir jalan karena sistem pembuangan air yang kurang baik akan semakin cepat merusak jalan tersebut.
Optimalisasi dalam perencanaan teknis pembangunan jalan, karena jenis jalan aspal berbeda maka harus disesuaikan dengan kebutuhan transportasi yang mempergunakan jalan tersebut.
Adanya pengurangan DAK Fisik minimal 10 persen yaitu sebesar Rp.16.058.013.540,-. Hal ini sesuai dengan surat edaran Menteri Keuangan Nomor SE-10/MK.07/2016 tanggal 8 April 2016, tentang
Pengurangan/Pemotongan Dana Alokasi Khusus Secara Mandiri Tahun Anggaran 2016, maka dilakukan pemotongan transfer ke daerah oleh pemerintah pusat minimal sebesar 10 persen dari total alokasi dak fisik tahun anggaran 2016, Hal ini juga berdampak signifikan terhadap penundaan pelaksanaan pembangunan jalan yang direncanakan untuk tahun 2016.
BAB IV PENUTUP 78
Pendaftar pencari kerja kurang sehingga sedikit yang mengurus dokumen AK 1 (kartu kuning) ke
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Padang Pariaman.
Akibat program moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diterapkan oleh Pemerintah pusat dari tahun 2011 hingga 2015.
Banyaknya warga terutama yang berada pada usia pencari kerja yang pindah domisili.
Menambah jenis-jenis pelatihan.
Menambah instruktur.
Meningkatkan kualitas instruktur.
Menambah kerja sama dengan perusahaan lain.
Menggalakkan semangat kewirausahaan pada generasi muda.
Menggalakkan produksi dalam negeri dan produksi lokal.
Mempermudah dan mempercepat pengurusan dokumen AK 1
Melakukan kerja sama dengan pihak asing terkait dengan rekrutmen/penerimaan tenaga kerja.
Melaksanakan Job Fair secara berkala
Hasil Evaluasi LAKIP belum sepenuhnya digunakan sebagai bahan pertimbangan atau feedback dalam perncanaan anggaran dan pembangunan tahun berikutnya.
Masih terdapat aparatur yang belum memahami akan pentingnya penyusunan LAKIP sehingga dalam memproses/menginput data masih mengalami hambatan-hambatan tidak tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan.
Pendampingan penyusunan LAKIP oleh Narasumber dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Refomasi Birokrasi.
Mengikuti Coaching Clinic tentang LAKIP di Bandung dengan narasumber dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Refomasi Birokrasi.
Konsultasi dan Koordinasi dengan BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Barat tentang kelemahan dan kesenjangan LAKIP Tahun 2015 (tahun sebelumnya) serta solusi perbaikan kedepan.
Pendampingan intensif oleh Tim Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman selama proses penyusunan LAKIP sebelum melaksanakan Reviu.
Masih ada ASN yang tidak patuh terhadap peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan daerah.
Masih ada Kelemahan dalam penyediaan nilai persediaan dan nilai aset tetap diantaranya nilai tanah.
Sarana dan prasarana yang kurang lengkap.
Karena keterbatasan jumlah sampel dalam melakukan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat, besar kemungkinan ada bias dari hasil survey tersebut.
Adanya klinik konsultasi di DPPKA dan Inspektorat sebagai tempat konsultasi terhadap permasalahan dalam penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan SKPD, Kecamatan dan Nagari sesuai dengan peraturan yang ada.
Tim Review Inspektorat mendampingi SKPD dalam penyusunan laporan keuangan sehingga dapat menghindari adanya kemungkinan kesalahan dan
penyelewengan atas tujuan yang akan dicapai serta dapat membantu melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
BAB IV PENUTUP 79
Belum optimalnya pelaksanaan standar operasional prosedur pada sebagian unit pelayanan.
Belum adanya standar pelayanan pada sebagian unit kerja
Sarana prasarana atau fasilitas pelayanan publik yang belum mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai.
Menyusun standar operasional prosedur bagi unit pelayanan yang belum memilikinya.
Menyusun standar pelayanan bagi unit pelayanan yang belum memilikinya.
Melengkapi sarana prasarana atau fasilitas pelayanan publik
Melakukan survei kepuasan masyarakat secara kontinue untuk mengetahui peningkatan kinerja pelayanan yang telah diberikan.
Menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi untuk memberikan pelayanan informasi secara cepat dan mudah.
Membuat unit pengaduan dan pengelola pengaduan yang kompeten
Menetapkan tarif layanan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Menetapkan waktu penyelesaian pelayanan.
Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia
Demikian laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Tahun
2017 ini. Secara ringkas seluruh capaian kinerja tersebut di atas, telah memberikan
pelajaran yang sangat berharga bagi Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman untuk
meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang.
BUPATI PADANG PARIAMAN
PROVINSI SUMATERA BARAT
PERATURAN BUPATI PADANG PARIAMAN
NOMOR 87 TAHUN 2016
TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PEMERINTAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PADANG PARIAMAN,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (3)
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah, bahwa Gubernur/Bupati/Walikota wajib
menetapkan indikator kinerja utama untuk Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Perangkat Daerah serta Unit
Kerja Mandiri di bawahnya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Indikator Kinerja
Utama Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 20);
2. Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Mentawai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 177,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3898);
3. Undang-Undang...
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Kota Pariaman di Propinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4187);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
4421);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Tingkat II Padang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 25
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3164);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
9. Peraturan Pemerintah...
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
11. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 8 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2016-2021;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA
PEMERINTAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Padang Pariaman.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman.
3. Bupati adalah Bupati Padang Pariaman.
4. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi
dan strategi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
Kegagalan...
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan
kebijakan yang ditetapkan.
5. Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) disingkat
IKU adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan
sasaran strategi organisasi.
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Tujuan penetapan IKU adalah :
a. untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan
diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja
secara baik; dan
b. untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian
suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan
untuk perbaikan kinerja.
Pasal 3
IKU sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
Pasal 4
IKU digunakan oleh Organisasi Perangkat Daerah untuk :
a. menetapkan Rencana Kinerja Tahunan;
b. menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran;
c. menyusun Dokumen Penetapan Kinerja;
d. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja; dan
e. melakukan evaluasi pencapaian kinerja berdasarkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016 - 2021 yang
disesuaikan dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
yang disusun setiap tahun.
BAB III...
BAB III
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 5
(1) Pembinaan atas pelaksanaan Peraturan Bupati ini dilakukan
oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
perencanaan; dan
(2) Pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Bupati ini
dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Padang
Pariaman.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 6
Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
pada Berita Daerah Kabupaten Padang Pariaman.
Ditetapkan di Parit Malintang
pada tanggal 30 Desember 2016
BUPATI PADANG PARIAMAN,
dto
ALI MUKHNI
Diundangkan di Parit Malintang
pada tanggal 30 Desember 2016
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PADANG PARIAMAN,
JONPRIADI
BERITA DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2016 NOMOR
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI PADANG PARIAMAN NOMOR 87 TAHUN 20162014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PEMERINTAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Formulasi Pengukuran Sumber Data SKPD
Pengelola
1 Terwujudnya peran lembaga pendidikan islam yang aktif di Nagari
Persentase Majlis taklim yanga aktif
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑗𝑙𝑖𝑠 𝑇𝑎𝑘𝑙𝑖𝑚 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑗𝑙𝑖𝑠 𝑇𝑎𝑘𝑙𝑖𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎𝑥 100%
Bagian KESRA, Kecamatan
Bagian KESRA, Kecamatan
2 Meningkatkan keragaman pangan
Peningkatan produktivitas pangan
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 − 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢𝑥 100%
Distan KP
Distan KP
3 Meningkatnya pendapatan masyarakat
PDRB per kapita
𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 − 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢
𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢𝑥 100%
BPS Lintas Perangkat Daerah
4 Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi
Persentase Realisasi Investasi
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑙𝑢 𝑥 100%
DPMPTP DPMPTP
5 Meningkatnya tingkat pendidikan
Angka rata-rata lama sekolah
Jumlah tahun yang ditempuh oleh penduduk 15 tahun keatas dalam mengikuti pendidikan formal yang dihitung sampai jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan/tingkat tertinggi yang pernah diduduki
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Formulasi Pengukuran Sumber Data SKPD
Pengelola
Angka melek huruf
Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
6 Meningkatnya umur harapan hidup dan berkurangnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan
Angka harapan hidup
Rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu tertentu jika mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap pada masa mendatang
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
7 Meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara
Persentase kunjungan wisata
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑖𝑠𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑖𝑠𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑊𝑖𝑠𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢 𝑥 100%
Disparpora Disparpora
8 Mewujudkan ruang yang berkelanjutan
Rasio Luas Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
DLHPKPP DLHPKPP
9 Meningkatnya kualitas dan kuantitas jasa transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑒𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑖𝑘
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑒𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 100%
Dinas PUPR, Dishub
Dinas PUPR, Dishub
10 Menurunnya jumlah penduduk miskin
Persentase penduduk diatas garis kemiskinan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢 𝑥 100%
Dinsos Dinsos
11 Mengurangi angka pengangguran pada usia produktif dan angkatan kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎𝑥 100%
Dindagnakerkop dan UKM
Dindagnakerkop dan UKM
12 Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Inspektorat, Bag. Organisasi dan RB
Seluruh Perangkat Daerah
13 Meningkatnya Opini BPK terhadap laporan keuangan
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
Opini hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Daerah
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
Lintas Perangkat Daerah
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Formulasi Pengukuran Sumber Data SKPD Pengelola
14 Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑥 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
Bag. Organisasi & RB
Bag. Organisasi & RB
15 Meningkatnya penanganan tanggap darurat
Tingkat waktu tanggap (response time rate)
Jumlah Kasus Kebakaran di Wilayah Manajemen Kebakaran(WMK)
yang ditangani dalam waktu maksimal 15 menit
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐾𝑒𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛 𝑊𝑀𝐾 𝑥 100%
BPBD, Satpol PP dan Pemadam Kebakaran
BPBD, Satpol PP dan Pemadam Kebakaran
BUPATI PADANG PARIAMAN,
dto
ALI MUKHNI
BUPATI PADANG PARIAMAN Parit Malintang Kecamatan Enam Lingkung Telp. (0751) 4784555, Fax. (0751) 4784554 Kode Pos 25584
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : ALI MUKHNI
Jabatan : Bupati Padang Pariaman
Berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah
seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawab kami.
Parit Malintang, 2 Januari 2017
BUPATI PADANG PARIAMAN
ALI MUKHNI
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
1 Meningkatnya masyarakat yang baca Al-
Quran
Persentase meningkatnya masyarakat yang
Hafiz Al-Quran
90%
2 Meningkatnya kontribusi sektor perimer
terhadap perekonomian
Nilai PDRB sektor Pertanian Rp 2.399.178,30 M
3 Meningkatnya akses pendidikan Angka Harapan Lama Sekolah 13,56 Tahun
4 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Angka usia harapan hidup 68,0 Tahun
5 Meningkatnya kunjungan wisata Jumlah kunjungan wisata 55.000 orang
6 Meningkatnya kualitas infrastruktur
transportasi
Jalan Mantap 58%
7 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup Indeks kualitas air 59,5 angka
Indeks kualitas udara 86,3 angka
8 Terwujudnya pengendalian dan pemanfaatan
tata ruang sesuai peruntukannya
Persentase jumlah kawasan strategis dan
cepat tumbuh 30%
9 Meningkatnya iklim investasi yang kondusif
dan kemudahan investasi
Pertumbuhan nilai investasi40%
10 Menurunnya penduduk miskin Angka kemiskinan8.65%
11 Mewujudkan tata kelola pemerintah yang
akuntabel
Opini Laporan KeuanganWTP
Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten B
12 Meningkatnya kualitas layanan publik Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) terhadap pelayanan OPD B
13 Meningkatnya masyarakat tangguh bencana Tingkat waktu tanggap kebencanaan
(response time rate) 14 menit
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
No Program Anggaran
1 Program Pengembangan Lembaga -
Lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga
Pedidikan Keagamaan
Rp 50,000,000
2 Program peningkatan ketahanan pangan
(pertanian/perkebunan)
Rp 1,542,387,096
3 Program peningkatan produksi
pertanian/perkebunan
Rp 5,894,730,000
4 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Rp 290,000,000
5 Program peningkatan pemasaran hasil
produksi pertanian/perkebunan
Rp 80,000,000
6 Program peningkatan penerapan teknologi
pertanian/perkebunan
Rp 55,000,000
7 Program pencegahan dan penanggulangan
penyakit ternak
Rp 175,000,000
8 Program peningkatan produksi hasil
peternakan
Rp 1,335,000,000
9 Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Peternakan
Rp 152,400,000
10 Program Pengembangan Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah
Rp 90,000,000
11 Program Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Rp 85,000,000
12 Program peningkatan dan pengembangan
ekspor
Rp 25,000,000
13 Program peningkatan efisiensi perdagangan
dalam negeri
Rp 3,287,010,000
14 Program pengembangan industri kecil dan
menengah
Rp 350,000,000
15 Program peningkatan kemampuan teknologi
industri
Rp 140,000,000
16 Program Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga Kerja
Rp 160,000,000
17 Program Peningkatan Kesempatan Kerja Rp 28,600,000
18 Program pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan
Rp 495,062,500
19 Program pembangunan jalan dan jembatan Rp 150,735,000,000
20 Program pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
Rp 7,010,500,000
21 Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan lainnya
Rp 23,229,570,000
22 Program Pengembangan Wilayah Strategis
dan Cepat Tumbuh
Rp 14,705,000,000
23 Program pembangunan infrastruktur
perdesaan
Rp 1,800,000,000
24 Program Pembangunan Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan
Rp 55,000,000
25 Pogram peningkatan pelayanan angkutan Rp 149,500,000
26 Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Pedesaan
Rp 808,570,000
27 Program pengembangan lembaga ekonomi
pedesaan
Rp 149,000,000
28 Program peningkatan partisipasi masyarakat
dalam membangun desa
Rp 742,000,000
29 Program peningkatan kapasitas iptek sistem
produksi
Rp 75,000,000
30 Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi
Rp 187,995,444
31 Program Peningkatan Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
Rp 30,000,000
32 Program Pengembangan Pemasaran
Pariwisata
Rp 1,386,000,000
33 Program Pengembangan Kemitraan Rp 155,000,000
34 Program pengembangan destinasi pariwisata Rp 4,447,500,000
35 Program peningkatan dan pengembangan
pengelolaan keuangan daerah
Rp 3,394,010,982
36 Program pemberdayaan ekonomi
masyarakat pesisir
Rp 410,000,000
37 Program pemberdayaan masyarakat dalam
pengawasan dan pengendalian sumberdaya
kelautan
Rp 30,000,000
38 Program pengembangan budidaya perikanan Rp 1,415,000,000
39 Program pengembangan perikanan tangkap Rp 180,000,000
40 Program Optimalisasi pengelolaan dan
pemasaran produksi perikanan
Rp 205,000,000
41 Program pengembangan kawasan budidaya
laut, air payau dan air tawar
Rp 200,000,000
42 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Perizinan Terpadu
Rp 235,000,000
43 Program wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
Rp 24,950,400,000
44 Program pendidikan non formal Rp 489,700,000
45 Program peningkatan mutu pendidikan dan
tenaga kependidikan
Rp 32,433,000,000
46 Program manajemen pelayanan pendidikan Rp 167,700,000
47 Program obat dan perbekalan kesehatan Rp 2,446,195,000
48 Program upaya kesehatan masyarakat Rp 29,954,099,000
49 Program pengawasan obat dan makanan Rp 65,000,000
50 Program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
Rp 206,500,000
51 Program Perbaikan gizi masyarakat Rp 207,745,000
52 Program pengembangan lingkungan sehat Rp 162,500,000
53 Program pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular
Rp 640,156,000
54 Program standarisasi pelayanan kesehatan Rp 2,136,120,000
55 Program kemitraan peningkatan pelayanan
kesehatan
Rp 4,299,307,200
56 Program peningkatan kesehatan lansia Rp 30,030,000
57 Program peningkatan keselamatan ibu
melahirkan dan anak
Rp 226,075,000
58 Program Rehabilitasi dan Pemulihan
Cadangan Sumber Daya Alam
Rp 260,000,000
59 Program pengelolaan ruang terbuka hijau
(RTH)
Rp 77,100,000
60 Program rehabilitasi / pemeliharaan jalan dan
jembatan
Rp 42,177,000,000
61 Program pemberdayaan fakir miskin,
komunitas adat terpencil (KAT) dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) lainnya
Rp 551,478,000
62 Program Pengembangan Perumahan Rp 1,460,000,000
63 Program Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Rp 409,180,000
64 Program perlindungan pengembangan
lembaga ketenagakerjaan
Rp 50,430,000
65 Program peningkatan pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Rp 411,453,420
66 Program pembinaan dan fasilitasi
pengelolaan keuangan kabupaten/kota
Rp 85,000,000
67 Program pembinaan dan pengembangan
aparatur
Rp 54,500,000
68 Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan
Pencegahan Bahaya Kebakaran
Rp 1,880,800,000
69 Program peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Rp 62,200,000
70 Program Pencegahan Dini dan
Penanggulangan Korban Bencana Alam
Rp 1,244,000,000
71 Program Peningkatan Kesiapsiagaan
Menghadapi Bencana
Rp 110,000,000
JUMLAH Rp 373,107,504,642
Parit Malintang, 02 Januari 2017
BUPATI PADANG PARIAMAN
ALI MUKHNI
Target 2016 Penanggung jawabAsal Angka Target
BAG. KESRA, KECAMATANBab 5 RPJMD
DISTANKP DistanKP
LINTAS PERANGKAT DAERAHBab 9 RPJMD
DISPMPTPDisPMPTP
DISDIKBUD Bab 9 RPJMD
67,64 tahunDINKES
Bab 9 RPJMD
DISPARPORA Disparpora
DISLHPKPP Bab 5 RPJMD
DINAS PUPR Dinas PUPR
91.50%Dinsosnaker Bab 9 RPJMD
DISDAGNAKERKOP Disdagnakerkop
SELURUH PERANGKAT
DAERAH Bab 9 RPJMD
LINTAS PERANGKAT DAERAHBab 9 RPJMD
BAG. ORGANISASI & RBBab 9 RPJMD
BPBDBab 9 RPJMD
No Program Anggaran
1Program Pengembangan Lembaga - Lembaga Sosial
Keagamaan dan Lembaga Pedidikan Keagamaan Rp 50,000,000
2Program peningkatan ketahanan pangan
(pertanian/perkebunan) Rp 1,542,387,096
3 Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Rp 5,894,730,000
4 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Rp 290,000,000
5Program peningkatan pemasaran hasil produksi
pertanian/perkebunan Rp 80,000,000
6Program peningkatan penerapan teknologi
pertanian/perkebunan Rp 55,000,000
7Program pencegahan dan penanggulangan penyakit
ternak Rp 175,000,000
8 Program peningkatan produksi hasil peternakan Rp 1,335,000,000
9 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Rp 152,400,000
10Program Pengembangan Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Rp 90,000,000
11Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha
Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Rp 85,000,000
12 Program peningkatan dan pengembangan ekspor Rp 25,000,000
13Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam
negeri Rp 3,287,010,000
14 Program pengembangan industri kecil dan menengah Rp 350,000,000
15 Program peningkatan kemampuan teknologi industri Rp 140,000,000
16Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja Rp 160,000,000
17 Program Peningkatan Kesempatan Kerja Rp 28,600,000
18Program pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan Rp 495,062,500
19 Program pembangunan jalan dan jembatan Rp 150,735,000,000
20Program pembangunan saluran drainase/gorong-
gorong Rp 7,010,500,000
21Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya Rp 23,229,570,000
22Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh Rp 14,705,000,000
23 Program pembangunan infrastruktur perdesaan Rp 1,800,000,000
24Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan Rp 55,000,000
25 Pogram peningkatan pelayanan angkutan Rp 149,500,000
26Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan Rp 808,570,000
27 Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan Rp 149,000,000
28Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam
membangun desa Rp 742,000,000
29 Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi Rp 75,000,000
No Program Anggaran
30 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Rp 187,995,444
31Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi Rp 30,000,000
32 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Rp 1,386,000,000
33 Program Pengembangan Kemitraan Rp 155,000,000
34 Program pengembangan destinasi pariwisata Rp 4,447,500,000
35Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah Rp 3,394,010,982
36 Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Rp 410,000,000
37Program pemberdayaan masyarakat dalam
pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan Rp 30,000,000
38 Program pengembangan budidaya perikanan Rp 1,415,000,000
39 Program pengembangan perikanan tangkap Rp 180,000,000
40Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan Rp 205,000,000
41Program pengembangan kawasan budidaya laut, air
payau dan air tawar Rp 200,000,000
42Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Perizinan
Terpadu Rp 235,000,000
43 Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Rp 24,950,400,000
44 Program pendidikan non formal Rp 489,700,000
45Program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga
kependidikan Rp 32,433,000,000
46 Program manajemen pelayanan pendidikan Rp 167,700,000
47 Program obat dan perbekalan kesehatan Rp 2,446,195,000
48 Program upaya kesehatan masyarakat Rp 29,954,099,000
49 Program pengawasan obat dan makanan Rp 65,000,000
50Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat Rp 206,500,000
51 Program Perbaikan gizi masyarakat Rp 207,745,000
52 Program pengembangan lingkungan sehat Rp 162,500,000
53Program pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular Rp 640,156,000
54 Program standarisasi pelayanan kesehatan Rp 2,136,120,000
55 Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Rp 4,299,307,200
56 Program peningkatan kesehatan lansia Rp 30,030,000
57Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan
anak Rp 226,075,000
58Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber
Daya Alam Rp 260,000,000
59 Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Rp 77,100,000
60 Program rehabilitasi / pemeliharaan jalan dan jembatan Rp 42,177,000,000
61
Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat
terpencil (KAT) dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya
Rp 551,478,000
62 Program Pengembangan Perumahan Rp 1,460,000,000
No Program Anggaran
63Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial Rp 409,180,000
64Program perlindungan pengembangan lembaga
ketenagakerjaan Rp 50,430,000
65Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan Rp 411,453,420
66Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan
keuangan kabupaten/kota Rp 85,000,000
67 Program pembinaan dan pengembangan aparatur Rp 54,500,000
68Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan
Bahaya Kebakaran Rp 1,880,800,000
69 Program peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp 62,200,000
70Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan
Korban Bencana Alam Rp 1,244,000,000
71Program Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi
Bencana Rp 110,000,000
JUMLAH Rp 373,217,504,642
Parit Malintang, 02 Januari 2017
BUPATI PADANG PARIAMAN
ALI MUKHNI
Cara Pengukuran KeteranganIndikator Kinerja Realisasi % Realisasi %
1 Terwujudnya peran lembaga pendidikan islam yang aktif di Nagari
Persentase Majlis taklim yang aktif
75% 75% 93.33 Program Pengembangan Lembaga - Lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pedidikan Keagamaan
50,000,000Rp 49,500,150Rp 99.00
2 Peningkatan Produktivitas Pangan
Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan)
Rp 1,868,637,096 Rp 1,848,198,584 98.91
Padi per hektar 5,23 Ton GKG 5,26 Ton GKG 100.57 Rp 5,878,230,000 Rp 5,831,767,135 99.21
Jagung per hektar 8,30 Ton / AH 8,54 Ton / AH 102.893 PDRB per kapita 47,19 Juta Rp 42,88 Juta Rp 90.87 Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani Rp 460,000,000 Rp 451,769,980 98.21
Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)
Rp 1,868,637,096 Rp 1,848,198,584 98.91
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
Rp 80,000,000 Rp 79,284,250 99.11
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Rp 55,000,000 Rp 54,304,321 98.74
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Rp 5,878,230,000 Rp 5,831,767,135 99.21
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
Rp 164,308,000 Rp 163,872,299 99.73
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Rp 1,511,122,380 Rp 1,499,384,030 99.22
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
Rp 150,495,000 Rp 148,966,000 98.98
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Rp 107,500,000 Rp 107,082,438 99.61
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Rp 75,000,000 Rp 67,332,000 89.78
Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Rp 3,433,010,000 Rp 3,048,510,745 88.80
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Rp 163,800,000 Rp 162,835,592 99.41
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Rp 358,444,818 Rp 356,705,351 99.51
Meningkatkan keragaman pangan
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Lampiran 3Matrix Pengukuran Kinerja Tahun 2017Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Rumus Pengukuran Kinerja
Kinerja Program Pagu Anggaran
Meningkatnya pendapatan masyarakat
Cara Pengukuran KeteranganIndikator Kinerja Realisasi % Realisasi %No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Rumus Pengukuran
KinerjaKinerja Program Pagu Anggaran
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Rp 116,102,400 Rp 115,483,100 99.47
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Rp 33,008,426 Rp 32,583,800 98.71
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
Rp 495,062,500 Rp 494,745,256 99.94
Program pembangunan jalan dan jembatan
Rp 150,088,521,485 Rp 147,477,217,155 98.26
Program pembangunan infrastruktur perdesaan
Rp 1,529,620,000 Rp 1,516,078,049 99.11
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Rp 12,240,000 Rp 7,750,450 63.32
Pogram peningkatan pelayanan angkutan
Rp 160,601,000 Rp 154,184,100 96.00
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Rp 302,995,444 Rp 300,097,950 99.04
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Rp 30,000,000 Rp 29,834,000 99.45
Program pengembangan pemasaran pariwisata
Rp 2,068,750,000 Rp 2,051,608,820 99.17
Program pengembangan destinasi pariwisata
Rp 5,119,750,000 Rp 4,672,347,776 91.26
Program pengembangan Kemitraan
Rp 151,000,000 Rp 149,467,200 98.98
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Rp 3,886,128,504 Rp 3,634,734,357 93.53
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
Rp 485,000,000 Rp 481,769,100 99.33
Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan
Rp 30,000,000 Rp 29,999,700 100.00
Program pengembangan budidaya perikanan
Rp 1,379,000,000 Rp 1,358,383,300 98.50
Program pengembangan perikanan tangkap
Rp 180,000,000 Rp 179,680,550 99.82
Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Rp 205,000,000 Rp 202,875,950 98.96
Cara Pengukuran KeteranganIndikator Kinerja Realisasi % Realisasi %No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Rumus Pengukuran
KinerjaKinerja Program Pagu Anggaran
Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
Rp 200,000,000 Rp 197,173,550 98.59
4 Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi
Persentase Realisasi Investasi
40% 50.70% 126.75 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Rp 302,995,444 Rp 300,097,950 99.04
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Rp 30,000,000 Rp 29,834,000 99.45
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Perizinan Terpadu
Rp 317,000,000 Rp 314,597,800 99.24
5 Angka rata-rata lama sekolah
8,7 tahun 7 tahun 80.45 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Rp 85,403,702,478 Rp 24,277,121,539 28.43
94.70% 100.8 Program Pendidikan Non Formal
Rp 240,093,500 Rp 234,592,663 97.71
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Rp 3,019,547,600 Rp 2,951,059,350 97.73
Angka melek huruf 94% Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Rp 128,705,324 Rp 128,200,050 99.61
6 Meningkatnya umur harapan hidup dan berkurangnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan
Angka harapan hidup 69.66% Rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu tertentu jika mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap pada masa mendatang
67.80% 97.32 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Rp 2,359,845,000 Rp 1,990,554,499 84.35
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Rp 1,149,595,500 Rp 898,394,371 78.15
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Rp 57,800,000 Rp 55,079,000 95.29
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Rp 159,934,100 Rp 159,397,653 99.66
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Rp 178,409,000 Rp 178,384,500 99.99
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Rp 150,876,000 Rp 141,993,451 94.11
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Rp 560,633,500 Rp 543,897,363 97.01
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Rp 845,120,000 Rp 728,881,746 86.25
Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Rp 4,710,970,600 Rp 4,708,406,350 99.95
Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Rp 27,030,000 Rp 26,929,700 99.63
Jumlah tahun yang ditempuh oleh penduduk 15 tahun keatas dalam mengikuti pendidikan formal yang dihitung sampai jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan/tingkat tertinggi yang pernah diduduki
Meningkatnya tingkat pendidikan
Cara Pengukuran KeteranganIndikator Kinerja Realisasi % Realisasi %No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Rumus Pengukuran
KinerjaKinerja Program Pagu Anggaran
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Rp 206,075,000 Rp 205,755,300 99.84
7 Meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara
Persentase kunjungan wisata
14.58% 225.92% 1549.51 Program pengembangan pemasaran pariwisata
Rp 2,068,750,000 Rp 2,051,608,820 99.17
Program pengembangan destinasi pariwisata
Rp 5,119,750,000 Rp 4,672,347,776 91.26
Program pengembangan Kemitraan
Rp 151,000,000 Rp 149,467,200 98.98
8 Mewujudkan ruang yang berkelanjutan
Rasio Luas Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
0.88 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Rp 260,000,000 Rp 255,064,100 98.10
Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
Rp 77,100,000 Rp 72,729,500 94.33
9 Meningkatkan kualitas dan kuantitas jasa transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)
58% 49.66% 85.43 Program pembangunan jalan dan jembatan
Rp 150,088,521,485 Rp 147,477,217,155 98.26
Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
Rp 41,328,000,000 Rp 41,094,622,657 99.44
Program pembangunan infrastruktur perdesaan
Rp 1,529,620,000 Rp 1,516,078,049 99.11
10 Persentase penduduk diatas garis kemiskinan
92.74% 91.09% 98.22 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Rp 666,578,000 Rp 607,080,438 91.07
Program Pengembangan Perumahan
Rp 1,448,000,000 Rp 1,438,369,220 99.33
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Rp 478,568,000 Rp 244,549,400 51.10
11 Tingkat pengganguran terbuka
7.76% 5.94% 123.45 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Rp 116,102,400 Rp 115,483,100 99.47
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Rp 33,008,426 Rp 32,583,800 98.71
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Rp 50,430,000 Rp 42,662,500 84.60
12 Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
B Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
B 100 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Rp 87,693,000 Rp 87,146,550 99.38
Menurunnya jumlah penduduk miskin
Mengurangi angka pengangguran pada usia produktif dan angkatan kerja
Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih
Cara Pengukuran KeteranganIndikator Kinerja Realisasi % Realisasi %No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Rumus Pengukuran
KinerjaKinerja Program Pagu Anggaran
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Rp 163,000,000 Rp 162,445,300 99.66
13 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
WTP Opini hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Daerah
WTP 100 Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
Rp 119,500,000 Rp 119,391,262 99.91
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Rp 475,423,220 Rp 458,305,923 96.40
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Rp 3,886,128,504 Rp 3,634,734,357 93.53
Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
Rp 175,000,000 Rp 174,729,500 99.85
14 Meningkatkan indeks kepuasan masyarakat
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
74.32% 73.82% 99.33 Program pembinaan dan pengembangan aparatur
Rp 332,182,471 Rp 311,390,004 93.74
15 Tingkat waktu tanggap (response time rate)
13 menit 13,86 menit 93.38 Program Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana
Rp 136,114,100 Rp 135,903,550 99.85
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Rp 80,518,000 Rp 80,453,000 99.92
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Rp 1,410,339,000 Rp 1,406,266,711 99.71
Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
Rp 2,017,969,588 Rp 1,972,003,447 97.72
Meningkatkan Opini BPK terhadap laporan keuangan
Meningkatkan penanganan tanggap darurat
PSNtrTf,.TAAIS ?tl-fiT DIA$rIUI",**OruUT IffSEEIA IIIS*AIISI PB!ilDBIilTSH
XAST'PATUilT PAI}AITG PAnIA!f;AilT*IffiIT AITG'GARAIT 2AI?
Kami terah mereviu Lap<rran Kiaerja Instanei pem*rintah Kabupa.tenPadang Pariaman untuk tahun a*ggaran Zaff sesuai Fedoman Reviu AtaeLaporan Kineqia- substansi Infornrasi yang dimuat dalam Lapcran Kinerjamenjadi taaggung jawab manajemen pemerintah Daerah Kabupaten padangPariaman
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas rraporankinerja telah disojikan secara akurat, andal dan varid.
Berdasarkan reviu kanni, tidak terdapat kondisi atau hal_hat yangmenimbulkan perbedaan dalarr meyakini keandalan informasi yangdisajikan di dalam laporan kinerja ini"
Maret 2019
Pariaman
Pembina NIP. 1 ro14 198811 I002