Kata Pengantar

15
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-NYA,yang mana telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Evolusi ini dengan judul “DAMPAK PEMANASAN GLOBAL” ini dengan baik.. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih sangat banyak kekurangan yang dikarenakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang kami miliki, Oleh sebab dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk tercapainya kesempurnaan dari makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat member ilmu pengetahuan maupun wawasan bagi para pembacanya, khususnya mahasiswa prodi biologi dan mahasiswa FMIPA pada umumnya. Kendari, 29 Maret 2015 Penulis

description

k

Transcript of Kata Pengantar

Page 1: Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-NYA,yang

mana telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami ,sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah Evolusi ini dengan judul “DAMPAK PEMANASAN GLOBAL” ini

dengan baik.. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih sangat banyak kekurangan

yang dikarenakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang kami miliki, Oleh sebab dari itu,

kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk tercapainya kesempurnaan dari

makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat member ilmu pengetahuan maupun

wawasan bagi para pembacanya, khususnya mahasiswa prodi biologi dan mahasiswa FMIPA

pada umumnya.

Kendari, 29 Maret 2015

Penulis

Page 2: Kata Pengantar

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang,

manusia selalu mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang

dilewatinya. Peradaban manusia sekarang telah mengalami banyak kemajuan.

Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan dengan bergantung pada

pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu

berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang

bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Manusia sekarang telah

mengalami zaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan pada bidang

perindustrian. Dengan menggunakan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun

mengalami kemunduran secara perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun

mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.

Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak positif maupun

negatif.

Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus

berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah

dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi

usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-

pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan

perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah

mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat

tinggal manusia dan kehidupannya. Para ahli lingkungan telah menemukan

indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global

akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat saat ini.

Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut

sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah

lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang

menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi

laju perkembangan perindustrian. Masalah Global Warming ini tidaklah dapat

diungkiri untuk diteliti dan diteliti lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan

manusia.

Page 3: Kata Pengantar

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak pemanasan global bagi kehidupan ?

2. Bagaimana dampak pemanasan global di indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dampak pemanasan global bagi kehidupan

2. Untuk mengetahui dampak pemanasan global di indonesia

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui dampak pemanasan global bagi kehidupan

2. Dapat mengetahui dampak pemanasan global di indonesia

Page 4: Kata Pengantar

II. PEMBAHASAN

I.1 Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi

akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global

akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di

beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di

belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan

disebabkan kenaikan suhu.

Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk

ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu

rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun

terakhir, . Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah

akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana,

dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di

atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil

(minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18

°C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on

Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu

rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh

meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1]

melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh

setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains

nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan

yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Anomali suhu permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004

dengan dibandingkan pada suhu rata-rata dari 1940 sampai 1980. Model iklim

yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global

akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan

2100.Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-

skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta

model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian

Page 5: Kata Pengantar

terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut

diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat

emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari

lautan.

I.2 Efek Rumah Kaca

Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir

ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung

dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk

mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global,

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang

disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa

tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam

IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru

yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari

laporan dan penemuan-penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian

membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut.

Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis

gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami,

dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gagas rumah kaca tersebut.

Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar

fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta

pembangkit tenaga listrik. Pemansan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas

tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal

tersebut disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan

chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya

dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan

serta pembakaran hutan.

Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi

metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs

merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan

global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida,

chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi

di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara lautan dan

vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang

Page 6: Kata Pengantar

berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas

rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat

pemanasan global.

Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara

spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari

energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan

ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan

yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk

pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya

hidro mini dan makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil,

baik di negara maju maupun miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan

bantuan keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan

energi nuklir.

Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,

menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro

lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah. Proses

terjadinya efek rumah kaca dapat dijelaskan melalui gambar berikut. Dalam

rumah kaca (greenhouse) yang digunakan dalam budidaya terutama di negara

yang mengalami musim salju, atau percobaan tanaman dalam bidang biologi dan

pertanian, energi matahari (panas) yang masuk melalui atap kaca sebagian

dipantulkan keluar atmosfer dan sebagian lainnya terperangkap di dalam

greenhouse sehingga menaikkan suhu di dalamnya.

Efek Rumah Kaca Gas-gas emisi (buangan) pabrik, kendaraan bermotor,

dan buangan gas aktivitas manusia terakumulasi di atmosfer kemudian

menangkap energi panas matahari dan menyebabkan suhu bumi meningkat.

Contoh lain yang dapat mengilustrasikan kejadian efek rumah kaca adalah, ketika

kita berada dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir di bawah terik

matahari. Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan kembali ke

luar melalui kaca tetapi sebagian lainnya terperangkap di dalam ruang mobil.

Akibatnya suhu di dalam ruang lebih tinggi (panas) daripada di luarnya.

Perhatikan gambar berikut. Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global Energi

matahari masuk melalui kaca ke dalam ruang mobil. Energy (panas) terperangkap

di dalam ruang (mobil) dan sebagian besar tidak dapat keluar melalui kaca,

menyebabkan suhu udara di dalam ruang (mobil) meningkat.

Page 7: Kata Pengantar

Matahari merupakan sumber energi utama dari setiap sumber energi yang

terdapat di bumi. Energi matahari sebagian terbesar dalam bentuk radiasi

gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Energi ini mengenai permukaan

bumi dan berubah dari cahaya menjadi panas. Permukaan bumi kemudian

menyerap sebagian panas sehingga menghangatkan bumi, dan sebagian

dipantulkannya kembali ke luar angkasa. Menumpuknya jumlah gas rumah kaca

seperti uap air, karbon dioksida, dan metana di atmosfer mengakibatkan sebagian

dari panas ini dalam bentuk radiasi infra merah tetap terperangkap di atmosfer

bumi, kemudian gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi

gelombang yang dipancarkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas tersebut

akan tersimpan di permukaan Bumi. Kondisi ini dapat terjadi berulang sehingga

mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gambar berikut

menunjukkan bagaimana terjadinya pemanasan global.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada

di bumi, karena tanpa efek rumah kaca planet bumi akan menjadi sangat dingin

lebih kurang -18°C, sehingga sekuruh permukaan bumi akan tertutup lapiesan es.

Dengan temperatur rata-rata sebesar 15°C, bumi sebenarnya telah lebih panas

33°C dengan efek rumah kaca. Akan tetapi jika gas-gas tersebut telah berlebih di

atmosfer, maka akan terjadi sebaliknya dan mengakibatkan pemanasan global.

I.3 Dampak Pemanasan Global untuk Kehidupan

Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi

lingkungan. Berikut ini dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global:

Lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut,

perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya

flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb).

1. Hanya yang Terkuat yang Bertahan

Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang

kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat

tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang

bergerak lambatakan kehilangan makanan, sementar mereka yang lebih

tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua mahluk hidup

termasuk manusia.

2. Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi

Page 8: Kata Pengantar

Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebih tinggi demi

menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan

bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan

global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab

es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.

3. Kehutanan.

Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu

akan menjadi faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi

akan bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat.

Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami

kepunahan. Adanya kebakaran hutan yang terjadi merupakan akibat dari

peningkatan suhu di sekitar hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput dan

ranting yang mengering mudah terbakar. Selain itu, kebakaran hutan

menyebabkan punahnya berbagai keanekaragaman hayati.

4. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu, kelembaban, kadar air

dan sumber makanan. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya

siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan

sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini pun memberikan

pengaruh habitat dan kehidupan fauna, sehingga sejumlah hewan melakukan

migrasi untuk menemukan habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan

berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus laut

(yang membawa nutrien dan migrasi ikan).

5. Kebakaran hutan besar-besaran

Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut

terbakar habis. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan

lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan

kebakaranyang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju

yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju

meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih

mudah terbakar.

6. Kekeringan Pemanasan global tidak saja mengakibatkan paradoks itu saja

(banjir), namun juga kekeringan pada saat yang sama. Salah satu alasannya

adalah adanya kenyataan bahwa pemanasan global (global warming) tidak

hanya terjadi secara mendunia, melainkan juga merelokasi presipitasi/curah

Page 9: Kata Pengantar

hujan dan sebagiaan besar di fokuskan di Afrika, Mesir dan Sahara. Tragedi

kekeringan oleh karena tidak adanya curah hujan, yang tidak dapat dipercaya

telah terjadi di Darfur dan Nigeria. Bencana lain yang juga tidak terkirakan

sebelumnya adalah mengeringnya Danau Chad pada tahun 1963, sebagai salah

satu danau terbesar di dunia.

7. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir.

Banjir Beberapa kota di Eropa mengalami bencana banjir, yang

sepertinya tidak lazim terjadi. Dalam satu dekade terakhir, kota-kota besar

terkenal di Eropa yang terkenal sistem drainasinya baik, kini tidak lagi bebas

banjir. Sistem drainasi yang telah dirancang menanggulangi banjir

itu,pencemaran ternyata tak mampu menampung air bah yang menerjangnya.

London, Roma dan Berlin, ketiganya kota tua yang amat baik drainasinya, kini

sering dilanda banjir. Bahkan Toronto Kanada, yang selama ini aman banjir,

sering dilanda air bah. Banjir terus melewati Aisa, Bombay India, hanya dalam

kurun 27 jam dan banyak kota di India yang tidak selamat.

8. Terjadinya Kenaikan Permukaan Air Laut Kondisi ini juga dipengaruhi oleh

adanya pencairan es di kutub yang mengakibatkan menaikkan permukaan air

laut. Cina, Asia Selatan dan Asia Tenggara mempunyai garis pantai paling

padat di dunia dengan kepadatan penduduk 2.000 jiwa per-km. Di Bangladesh,

misalnya, kenaikan satu meter permukaan air laut akan menggenangi wilayah

seluar 4 juta ha dan 15 – 20 juta manusia kehilangan mata pencaharian.

Sedangkan di India pada kasus yang sama, 600.000 ha tanah terendam air laut

dan 7 juta manusia harus mengungsi. Juga di Indonesia diperkirakan akan

kehilangan 3,4 juta hektar. Selanjutnya di Mesir adalah negeri paling parah

terkena dampak naiknya permukaan air laut, meski air laut naik hanya 1 meter.

Daerah subur di lembah sungai Nil seluas 2 juta ha yang jadi tulang punggung

pertanian negeri piramid itu musnah. Sisanya 10.000 hektar lahan produktif

tercemar garam dan tergerus erosi.

I.4 Dampak pemanasan Global di Indonesia

Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh

seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai

negara kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan

menghadapi terjadinya pemanasan global.

Page 10: Kata Pengantar

II. PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan diats bahwa pemanasan global akhir-akhir

ini semakin meningkat dan sangat meresahkan bagi kehidupan.

Pemanasan global dapat mengakibatkan bencana seperti kebakaran,

mencairnya es, dan kekeringan.

1.2 Saran

Saran dalam pembuatan makalah ini yaitu, diharapkan pembuatan

makalah ini lebih baik lagi.