Kasus Tawuran
-
Upload
novi-wida -
Category
Healthcare
-
view
288 -
download
3
Transcript of Kasus Tawuran
Focus Group 1:1. Cintia Fajri Utami2. Judyca Sarinah Simamora3. Noor Wulandari4. Novi Wida Rahayuningtias5. Raudha Ilmi Faridh6. Sari Rahmawati
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN PADA SETTING BENCANA :
TAWURAN ANTAR KELOMPOK
Outline Definisi Bencana, Jenis Bencana, dan Karakteristik Bencana
Siklus Bencana, Faktor Risiko Bencana, dan Dampak Bencana
Peran Perawat pada Fase Bencana
Bencana Sosial : Konflik Sosial, Tawuran
Pengkajian Konflik Sosial dan Tawuran
Rencana Keperawatan Konflik Sosial dan Tawuran
Definisi Bencana, Jenis Bencana, dan
Karakteristik Bencana
Definisi Bencana• Peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan masyarakat yang disebabkan faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
UU RI No. 24 tahun 2007
• Peristiwa natural atau karena tingkah laku manusia yang menyebabkan kerusakan atau trauma sehingga berakibat pada kemampuan komunitas untuk merespon kejadian yang ada
Allender, Rector, & Warner, 2014
Jenis Bencana
Bencana Non Alam: Wabah
Bencana Sosial: Tawuran
Bencana Alam: Tsunami
Karakteristik Bencana
Mengakibatkan korban jiwa,
terluka, dampak psikologis terganggu (trauma)
Kerusakan lingkungan
Kerugian harta benda
Siklus bencana, faktor risiko
bencana, dan dampak bencana
Siklus Bencana
Sumber: Carter (1991); Unesco (1995) dalam Sjarif dan Kodoatie (2010)
Faktor Risiko Bencana
Host Agen
Lingkungan
Dampak BencanaHilangnya nyawa
Kehilangan tempat tinggal
Kehilangan mata pencaharian
Berpisah dengan anggota keluarga
Tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan dasar
Terganggunya kegiatan belajar-mengajar siswa
Risiko timbulnya penyakit ringan maupun menular
Terganggunya fungsi dan peran keluarga
Terhambatnya pelaksanaan fungsi dan peran sosial dalam kekerabatan serta pelaksanaan tugas-tugas kehidupan dalam kemasyarakatan
Kejenuhan akibat ketidakpastian karena lamanya mengungsi
PERAN PERAWAT PADA FASE BENCANA
Peran Perawat dalam Fase BencanaPreventing Disaster
• Edukasi • Promosi Kesehatan
Preparing for disaster• Persiapan personal• Pengkajian terhadap faktor resiko dan riwayat bencana• Membangun otoritas, komunikasi dan transportasi
Responding to Disasters• Rescue• Triase • Immediate treatment and support • Perawatan tubuh dan pemberitahuan keluarga
Pemulihan bencana• Pengobatan jangka panjang• Dukungan jangka panjang• Keperluan utuk perawatan diri sendiri
(Allender, J. A. et al, 2014)
Allender, J. A. Etal, 2014)
(Allender, J. A. et al, 2014)(Allender, J. A. et al, 2014)
(Anderson, E. T dan McFarlane, J., 2011)
Bencana Sosial: Konflik Sosial,
Tawuran
Konflik sosial
• Salah satu bencana sosial yang merupakan suatu gerakan massal yang dapat merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada.
Pengertian
• Keberagaman demografi Indonesia, kecemburuan sosial, budaya, dan ekonomi yang biasanya meliputi pertentangan antar suku, agama, dan ras
Penyebab
Konflik
Menimbulkan korban luka, kerusakan harta benda, dan dampak psikologis
Interaksi antar individu, kelompok, dan organisasi yang memiliki tujuan yang berlawanan, sehingga merasa bahwa
orang lain sebagai pengganggu yang berpotensi menghambat tujuan individu, atau kelompok, atau
organisasi tersebut
Dampak Konflik Sosial
Dampak Psikologis
Dampak Ekonomi
Dampak Sosial
Dampak Budaya
Dampak Konflik Sosial
• Beban psikis berupa trauma, rasa tidak aman, serta berkurangnya rasa kepercayaan individu dalam masyarakat
• Gangguan dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan kasih sayang, dan kebutuhan harga diri
Dampak Psikologis
• Kemiskinan, Kerusakan fasilitas seperti rumah dan fasilitas umum lainnya, korban luka, menurunnya aktivitas perekonomian
Dampak Ekonomi
Dampak Sosial (Wijono, 2012)
Dampak Positif Konflik• Mengangkat masalah-masalah yang diabaikan sebelumnya• Memotivasi orang lain untuk memahami setiap posisi orang lain• Mendorong ide-ide baru, memfasilitasi perbaikan dan perubahan• Meningkatkan kualitas keputusan dengan cara mendorong orang
untuk membuat asumsi dalam melakukan perbuatan
Dampak Negatif Konflik• Menimbulkan emosi dan stress• Berkurangnya komunikasi dalam berkoordinasi• Pemicu munculnya sikap otoritatif • Menimbulkan prasangka-prasangka negatif• Memberikan tekanan loyalitas terhadap sebuah kelompok
Dampak Budaya
Modernisasi menyingkirkan
nilai budaya yang ada
Munculnya konflik
Minimnya rasa kebanggaan dan
rasa cinta terhadap
bangsanya
Runtuhnya nilai budaya dan hilangnya
kewibawaan budaya
masyaraka
PENGKAJIAN PADA TAWURAN
Kasus
Sekelompok pelajar SMA X di Jakarta sudah 3 kali terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar SMA Y. Tawuran pertama kali dipicu oleh pembulian yang dilakukan pelajar SMA Y terhadap pelajar SMA X. Saat tawuran sebelumnya, 5 orang pelajar SMA X dan 3 orang pelajar SMA Y mengalami luka-luka ringan sedangkan 1 orang pelajar SMA X meninggal dunia. Pelajar SMA X tetap berencana mengajak pelajar SMA Y untuk tawuran lagi karena tidak terima dengan ejekan SMA Y terhadap kematian 1 orang siswa SMA X akibat tawuran sebelumnya. Tawuran yang cukup sering terjadi diantara SMA X dan Y itu cukup meresahkan masyarakat sekitar, karena pada saat terjadi tawuran banyak fasilitas umum yang rusak akibat lemparan batu dan benda tajam lainnya. Selain itu, tawuran tersebut juga membuat keamanan dan kenyamanan warga sekitar terganggu.
Beberapa pihak telah mencoba untuk memediasi kedua sekolah tersebut. saat berfungsi dengan sepenuhnya. Fasilitas konseling tidak berjalan dengan baik. Guru konseling hanya datang saat-saat tertentu saja di klinik kesehatan sekolah tersebut.. Selain itu, WilayahSMA X berdekatan dengan terminal bus dan pusat grosir di kota tersebut, sedangkan SMA Y berdekatan dengan pangkalan angkot dan stasiun. Apabila sedang tidak ada kegiatan belajar mengajar, siswa SMA X suka nongkrong di warung-warung yang ada di terminal bus tersebut ataupun berjaln-jalan di tempat grosir yang dekat denga area sekolah tersebut, ataupun sedangkan siswa SMA Y suka pergi ke pangkalan angkot untuk sekedar nongkrong dan main-main di sana. Selain kedua hal tersebut seringnya terjadi konflik antar sekolah tersebut juga dikarenakan karena tidak adanya aturan dan budaya tertib disekolah tersebut.
Data Inti KomunitasData Inti
KomunitasMetode Sumber
a. Sejarah Wawancara- Bagaimana sejarah
awal terjadinya tawuran antar sekolah tersebut
Kepala SekolahSiswa yang pernah melakuan tawuranWarga sekitar sekolah yang melihat adanya tawuran
a. Demografi dan Etnik
Data demografi seperti - Karakteristik usia, jenis
kelamin, dan agama siswa yang melakukan tawuran
- Penyebaran ras dan etnik di sekolah tersebut
Guru sekolahDatabase siswa sekolah tersebut
a. Nilai dan Keyakinan Wawancara dan kuesioner- Bagaimana nilai dan keyakinan yang
dianut oleh siswa-siswi yang terlibat tawuran
- Apa nilai dan keyakinan siswa-siswi terkait dengan tawuran ? apakah mereka setuju atau tidak?
- Menyebar kuesioner tentang nilai dan keyakinan yang rata-rata dianut siswa tentang tawuran yang sering terjadi
Cont…
Subsistem Komunitas
Subsistem Metode Sumber1. Lingkungan Fisik Observasi wilayah, meliputi:
a. Batas-batas wilayah sekolah SMA yang terlibat tawuran
b. Luas wilayah sekolah SMA yang terlibat tawuran
c. Fasilitas umum yang tersedia di sekolah (jalan raya, tempat ibadah, taman, telepon umum, sekolah, terminal dll)
d. Kondisi lingkungan sekitar wilayah (pabrik industri, pasar, perumahan, atau mal dll)
Data di Sekolah tersebut
Cont…2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Observasi, wawancara, dan kuisioner a. Adakah pelayanan kesehatan
yang ;tersedia di sekolah atau sekitarnya (UKS, rumah sakit, atau klinik)
b. Pelayanan yang ditawarkan, berapa biaya, waktu pelayanan, rencana pelayanan berkelanjutan
c. Jarak menuju pelayanan kesehatan dan sosial dari sekolah
d. Alat transportasi yang tersedia menuju pelayanan kesehatan dan sosial dari sekolah
e. Data statistik siswa yang berkunjung ke pelayanan kesehatan dan sosial
f. Keadekuatan, aksesibilitas, dan penerimaan terhadap pelayanan kesehatan
Masyarakat sekitar sekolah dan Warga sekolahPetugas penjaga tempat kesehatan yang ada di sekolah
Cont…3. Ekonomi a. Pekerjaan rata-rata orang
tua siswa SMAb. Penghasilan rata-rata
orang tua siswac. Pengeluaran rata-rata
orang tua siswa
Wawancara siswa SMA yang terlibat tawuranDatabase siswa SMA tersebut
4. Pendidikan Wawancara dan observasi:a. Kemampuan intelektual siswa
SMA b. Kemampuan menangkap
informasi actual siswa SMAc. Kegiatan lain yang dilakukan
siswa di luar kegiatan belajar-mengajar
Guru sekolahData nilai raport SMA tersebut
Cont..
5. PemerintahWawancara :a. Bagaimana sekolah mengatur
tentang kebijaka berperilaku bagi siswa-siswinya di sekolah tersebut?
b. Bagaimana sekolah menerapkan hukuman pada siswa-siswi yang melanggar aturan yang telah ditetapkan di sekolah tersebut?
c. Bagaimana sekolah menerapkan reward pada siswa yang berprestasi di sekolah tersebut?
d. Bagaimana peran guru konseling untuk membimbing siswanya berperilaku baik?
Kepala Sekolah
Cont..6. Rekreasi Wawancara dan observasi
a. Ketersedian fasilitas rekreasi seperti di sekolah atau di sekitar sekolah
b. Kebiasaan siswa dalam mengisi waktu kosong jika tidak ada kegiatan belajar mengajar atau ketika hari libur
c. Fasilitas Rekreasi yang sering dikunjungi siswa
d. Berapa kali siswa-siswi di SMA tersebut menghabiskan waktu untuk berekreasi atau memanfaatkan sarana prasarana yg tersedia di sekolah atau lingkungan sekitar Sekolah tersebut
Wawancara siswa, guru, dan kepala sekolah Survei fasilitas rekreasi
Analisis Data
Data/ Karakteristik Diagnosis Keperawatan NANDA
Sekelompok pelajar SMA X di Jakarta sudah 3 kali terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar SMA Y
Tawuran pertama kali dipicu oleh pembulian yang dilakukan pelajar SMA Y terhadap pelajar SMA X
Saat tawuran sebelumnya, 5 orang pelajar SMA X dan 3 orang pelajar SMA Y mengalami luka-luka ringan sedangkan 1 orang pelajar SMA X meninggal dunia
Pelajar SMA X tetap berencana mengajak pelajar SMA Y untuk tawuran lagi karena tidak terima dengan ejekan SMA Y terhadap kematian 1 orang siswa SMA X akibat tawuran sebelumnya
Domain 11: Keselamatan/ KeamananKelas 3: Kekerasan• 00138: Risiko Perilaku Kekerasan pada
Orang Lain
Data Diagnosis1. Setelah di observasi lebih lanjut,
ternyata klinik kesehatan yang ada kedua sekolah tersebut tidak berfungsi dengan sepenuhnya. Fasilitas konseling tidak berjalan dengan baik. Guru konseling hanya datang saat-saat tertentu saja di klinik kesehatan sekolah tersebut.
2. WilayahSMA X berdekatan dengan terminal bus dan pusat grosir di kota tersebut, sedangkan SMA Y berdekatan dengan pangkalan angkot dan stasiun. Apabila sedang tidak ada kegiatan belajar mengajar, siswa SMA X suka nongkrong di warung-warung yang ada di terminal bus tersebut ataupun berjaln-jalan di tempat grosir yang dekat denga area sekolah tersebut, ataupun sedangkan siswa SMA Y suka pergi ke pangkalan angkot untuk sekedar nongkrong dan main-main di sana.
Koping Komunitas tidak efektif
Skoring Diagnosis
Diagnosis 1Risiko Perilaku Kekerasan pada Orang Lain
Kriteria Bobot Perhitungan
Pembenaran
Sifat masalah :Skala : Tidak/kurang sehat/aktual (3) Ancaman kesejatan/resiko (2) Keadaan sejahtera/potensia (1)
1
3/3 x 1 = 1 Gangguan proses koping dalam komunitas sudah terjadi
Kemungkinan masalah dapat diubahSkala : Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0)
2
1/2 x 2 = 1
Karena tauwuran sudah berlangsung sejak dahulu dan perlu penanaman nilai yang baru pada siswa di kedua SMA tersebut
Potensial masalah untuk dicegahSkala : Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)
1 2/3 x 1= 2/3 Masalah tawuran di kedua sekolah tersebut cukup berat, berhubungan dengan perubahan efektivitas penyelesaian tugas semua pihak sekolah dan keluarga siswa sangat berpengaruh
Menonjol masalahSkala : Segera (2) Tidak Perlu (1) Tidak dirasakan (0)
1 2/2 x 1=1 Masalah tawuran antar pelajar memerlukan penyelesaian yang segera, hal ini berhubungan dengan telah adanya korban jiwa dalam tawuran tersebut.
Total 3 2/3
Diagnosis 2
Koping komunitas tidak efektif
Kriteria Bobot Perhitungan
Pembenaran
Sifat masalah :Skala : Tidak/kurang sehat/aktual (3) Ancaman kesehatan/resiko (2) Keadaan sejahtera/potensia (1)
1
2/3 x 1 = 2/3
Masalah tawuran sudah merupakan masalah yang berat dan merugikan banyak pihak
Kemungkinan masalah dapat diubahSkala : Mudah (2) Sebagian (1) Tidak dapat (0)
2
1/2 x 2 = 1
Karena perlu penanganan yang sangat serius untuk melakukan penghentian, tetapi masih mungkin masalah tawuran dapat diselesaikan
Potensial masalah untuk dicegahSkala : Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)
1 1/3 x 1= 1/3 Masalah tawuran di kedua sekolah tersebut cukup berat, berhubungan dengan perubahan efektivitas penyelesaian tugas semua pihak sekolah dan keluarga siswa sangat berpengaruh
Menonjol masalahSkala : Segera (2) Tidak Perlu (1) Tidak dirasakan (0)
1 2/2 x 1=1 Masalah tawuran antar pelajar memerlukan penyelesaian yang segera, hal ini berhubungan dengan telah adanya korban jiwa dalam tawuran tersebut.
Total 3
Diagnosis UtamaRisiko Perilaku Kekerasan
pada Orang Lain
Rencana keperawatan kasus
tawuran
Data/ Karakteristik Diagnosis Keperawatan NANDA
Sekelompok pelajar SMA X di Jakarta sudah 3 kali terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar SMA Y
Tawuran pertama kali dipicu oleh pembulian yang dilakukan pelajar SMA Y terhadap pelajar SMA X
Saat tawuran sebelumnya, 5 orang pelajar SMA X dan 3 orang pelajar SMA Y mengalami luka-luka ringan sedangkan 1 orang pelajar SMA X meninggal dunia
Pelajar SMA X tetap berencana mengajak pelajar SMA Y untuk tawuran lagi karena tidak terima dengan ejekan SMA Y terhadap kematian 1 orang siswa SMA X akibat tawuran sebelumnya
Domain 11: Keselamatan/ KeamananKelas 3: Kekerasan• 00138: Risiko Perilaku Kekerasan pada
Orang Lain
NOC NICPrevensi PrimerLevel 1: Domain IVPengetahuan dan Perilaku KesehatanLevel 2: Kelas SPengetahuan KesehatanLevel 3: Outcome• 1805: Perilaku Kesehatan
Prevensi SekunderLevel 1: Domain VIIKesehatan KomunitasLevel 2: Kelas CCPerlindungan Kesehatan KomunitasLevel 3: Outcome• 2805: Kontrol Risiko Komunitas: Kekerasan
Prevensi PrimerLevel 1: Domain 3: PerilakuLevel 2: Kelas S: Edukasi KlienLevel 3: Intervensi• 5510: Edukasi Kesehatan• 5604: Pengajaran: Kelompok
Prevensi SekunderLevel 1: Domain 7: KomunitasLevel 2: Kelas D: Manajemen Risiko
KomunitasLevel 3: Intervensi• 8840: Persiapan menghadapi
bencana pada komunitas• 6610: Identifikasi Risiko Level 1: Domain 4: KeamananLevel 2: Kelas V: Manajemen RisikoLevel 3: Intervensi• 6487: Manajemen Lingkungan:
Pencegahan Kekerasan
NOC NICPrevensi TersierLevel 1: Domain IIIKesehatan PsikososialLevel 2: Kelas OKontrol DiriLevel 3: Outcome• 1401: Pengendalian Agresi (Penyerangan)• 1410: Pengendalian Kemarahan Level 1: Domain IIIKesehatan PsikososialLevel 2: Kelas PInteraksi SosialLevel 3: Outcome• 1502: Kemampuan interaksi sosial
Level 1: Domain VKesehatan yang Dirasakan Level 2: Kelas UKualitas Kesehatan dan HidupLevel 3: Outcome• 2009: Status Kenyamanan: Lingkungan• 2011: Status Kenyamanan: Psikospiritual
Prevensi TersierLevel 1: Domain 7: KomunitasLevel 2: Kelas C: Promosi Kesehatan KomunitasLevel 3: Intervensi• 7320: Manajemen Kasus• 5510: Edukasi Kesehatan
Level 1: Domain 3: PerilakuLevel 2: Kelas R: Membantu KopingLevel 3: Intervensi• 5230: Meningkatkan Koping• 5250: Mendukung Pengambilan Keputusan• 5390: Meningkatkan Kesadaran Diri Level 1: Domain 3: PerilakuLevel 2: Kelas T: Promosi Kenyamanan PsikologisLevel 3: Intervensi• 5880: Teknik Menenangkan Diri
Daftar Pustaka Allender, J. A. et al. (2014). Community & public health nursing, promoting the public's helath 8th ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.Anderson, E. T., McFarlane, J. M. (2011) . Community as Partner: Theory and Practice in Nursing Sixth Edition.
Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher.Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. (2012-2015). KBBI dalam jaringan. Retrieved from
KBBI dalam jaringan: http://kbbi.web.id/tawuran Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Diakses melalui situs http://dibi.bnpb.go.id/ pada hari Minggu, 25
Oktober 2015 pukul 10:07 WIB. Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M, & Wagner, C. M. (2008). Nursing intervention classification
(NIC). 5th ed. USA: Mosby, Inc.Herdman, T. H. & Kamitsuru, S. (2014). Nursing diagnoses : Definitions & classification 2015-2017. 10th ed. UK:
Nanda International, Inc. Kuniawan, D., & Syani, A. (2014). Faktor Penyebab, Dampak Dan Strategi Penyelesaian Konflik Antar Warga Di
Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Sosiologi, 15(1). Martono, Nanang. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Moorhead, S. J., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, Z. (2013). Nursing outcomes classification (NOC) :
Measurement of health outcomes. USA: Elsevier, Inc.Soemardjan, Selo. (1999). Kisah Perjuangan Reformasi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Diakses melalui
situs http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2007/24tahun2007uu.htm pada hari Minggu, 25 Oktober 2015 pukul 08:22 WIB.
Wijono, Sutarto. (2012). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Kencana.