Kasus Pneumonia
-
Upload
agung-tri-marsudianto -
Category
Documents
-
view
58 -
download
1
description
Transcript of Kasus Pneumonia
KELOMPOK 3
KASUS PNEUMONIA
DATABASE PASIEN
Nama : CMJenis kelamin : PerempuanBerat badan : 52,3 KgTinggi badan : 165 cmUsia : 41 tahunAlergi : PenisilinRiwayat penyakit : Diabetes melitus, Hipertensi, AsmaDiagnosa : Community acquired pneumoniaBMI : 19,210 kg/m2
DATA LABVital Sign Normal Kadar
TD 120/80 mmHg 105/70 mmHg
Nadi 80 84
RR 20 22
T 36-37oC 38,8
P.O >90% 89%
Na 134-145 mmol/L
142 mmol/L
K 3,6-5,0 mmol/L 4,1 mmol/L
Ci 101-111 mmol/L
100 mmol/L
CO2 22-32 mmol/L 24 mmol/L
BUN 10-24 mg/dL 5,4 mmo/L
SCr <1,1 124 µmol/L
GDA ≥200 mg/dL 6,3 mmol/L
CA 2,12-2,62 mmol/L 2,10 mmol/L
Mg 0,75-1 mmol/L 0,90 mmol/L
Fosfat 2,5-4,5 mg/dL 1,60 mmol/L
WBC 7,5±3,5 × 109/L 13,4 × 103/mm3
RBC 4,8-5,5 × 1012/L 3,6 × 103/mm3
Hb 11-18 g/L 11,5 g/dL
HCT 37-50% 33,9%
CURB65 SCORE
C : Confusion 0U : Uremia (BUN > 19 mg/dL) 1R : RR > 30/ menit 0B : BP < 90/60 mmHg 065 : Usia ≥ 65 tahun 0Total 1•0-1 : Outpatient
PENYELESAIAN KASUSSubyek Obyek PM Assesment Plan
Kesulitan bernafas, batuk, tidak nyaman di dada
RR=22Pulse oximetry=89%
Asma Fluticasone/Salmeterol DPI 100 mcg/50mcgMekanismenya:SalmaterolAgonis β2 menduduki adrenoseptor sehingga meningkatkan siklik adenosin monofosfat (cAMP) dengan merangsang adenilat siklase melalui stimulasi G-protein. Siklik AMP akan memfosforilasi kaskade enzim sehingga diantaranya menyebabkan relaksasi otot polos bronkial, penghambatan pelepasan mediator inflamasi, dan pembesihan mukosillar.
Oksigen Karena kadar saturasi oksigen kurang dari 90%Fluticasone/Salmeterol DPI 100 mcg/50mcgTerapi tetap diberikan karena pasien termasuk pasien asma step 3 sehingga digunakan kombinasi obat ICS dan LABA.Monitoring:1.Gejala seperti batuk, sesak nafas disiang hari, malam hari dan setelah beraktvitas2.Efek samping berupa sakit kepala yang dapat diatasi dengan pemberian asetaminofen
Fluticasone
Melebarkan pembuluh pada saluran
nafas yang tersumbat serta
meningkatkan agonis β-reseptor
sehingga mengurangi reaktivitas
bronkial dan mengurangi frekuensi
eksaserbasi asma.
Durasi: 12 Jam
KI: DM (peningkatan gula darah)
ESO: sakit kepala (12-21%), ISPA
(16-27%), Faringitis (9-13%)
IO: Antidiabetes (mengurangi efek
hipoglikemia)
3. Saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximetri dimana saturasi oksigen normal apabila > 90%4. Kadar PEV
TD= 105/70 mmHgNa= 142 mmol/L
Hipertensi
Olmesartan 40 mg P.O/ hariMekanismenya:
Mekanismenya menghambat pelepasan aldosteron
oleh angiotensin II sehingga mencegah terjadinya
vasokontriksi.
Durasi: 1-2 jam
Kontraindikasi: hipersensitif olmesartan
ESO: pusing (3%), nyeri dada (<1%)
IO: ACE inhibitor.
Terapi hipertensi (olmesartan) dihentikan sementara karena tekanan darah pasien telah turun melewati batas normal. Penurunan tekanan darah pasien yang melewati batas normal dikarenakan adanya pneumonia dimana tekanan drah akan turun hingga <90/60 mmHg.Olmesartan dapat diberikan ketika tekanan darah pasien telah melewati batas normal.Monitoring:1.Tekanan darah (n=120/80 mmHg)2.Kadar Na (n=134-145 mmol/L)
GDA=6,3 mmol/L
DM Insulin actrapid 3x4 IU S.CMekanismenya:Mekanismenya memobilisasi glukosa masuk ke dalam sel dengan mengaktivasi transpor glukosa dalam jaringan adiposa dan menghambat terjadinya glikogenolisis yang merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa serta mengakumulasi kalium dan fosfat dalam sel yang berhubungan dengan transpor glukosa ke jaringan.
Insulin actrapid 3x4 IU S.CTerapi insulin tetap diberikan karena pemberian insulin ini telah menghasilkan terapi yang baik walaupun kadar gula belum mencapai goal terapi.Monitoring:Kadar gula (GDA n=≥200 mg/dL (11,1 mmol/L))
Durasi: 1-3 jamKontraindikasi: HipoglikemiaESO: alergi dan lipoatropi (jarang terjadi)IO:-Insulin tetap diberikan karena pasien telah menderita DM selama 32 tahun yaitu DM tipe 1 diaman terajadi defisiensi fungsi sel beta pankreas dalam memproduksi hormon insulin sehingga membutuhkan terapi insulin eksogen.
Sekret bewarna hijau
T= 38,8oCWBC=13,4x103
/mm3
Penumonia (CAP)
Belum pernah diberikan antibiotik Levofloxacin 500 mg 1x1Mekanismenya:Menghambat DNA-girase pada M.O sehingga menghambat relaksasi DNA dan meningkatkan kerusakan DNA. Girase DNA merupakan enzim yang penting untuk mempertahankan struktur superheliks DNA dan dibutuhkan untuk replikasi DNA dan transkripsi DNA , perbaikan DNA rekombinasi dan transposisi
Durasi: 24 jamKI: hipersensitif levofloxacinESO: sakit kepala (6%), mual (7%)IO: kortikosteroid dan insulinLevofloxacin dipilih karena pasien termasuk dalam kategori CAP outpatient dengan resiko resistensi obat atau DRSP sehingga terapi yang diberikan yaitu kombinasi gol. Beta laktam dengan makrolide atau terapi tunggal golongan fluoroquinolone. Pasien telah diketahui alergi terhadap penisilin , oleh karena itu terapi kombinasi tidak bisa diberikan sehingga yang dipilih adalah terapi tunggal golongan fluoroquinolone yaitu antara obat moxifloxacin, levofloxacin dan gemifloxacin. Levofloxacin dipilih karena ikatan protein dari obat ini lebih rendah dibandingkan moxifloxacin dan gemifloxacin yaitu 24-38%. Ikatan protein berpengaruh pada distribusi obat dimana semakin banyak obat yang berikatan dengan protein maka distribusi obat dapat berkurang.
Sakit kepala dan demam
Asetaminofen 650 mg PRNMekanismenya:Menghambat sintesis prostaglandin dalam system saraf pusat dan memblok nyeri, menghasilkan antipiretik yang menghambat hipotalamus pada pusat panas
Durasi: 4-6 jam
Kontraindikasi:hipersensitif
asetaminofen
ESO: Ruam, anemiaIO:-
Asetaminofen 650 mg PRNAsetaminofen tetap dierikan karena asetaminofen juga dapat digunakan dalam mengobati demam.Monitoring:Suhu tubuh (n-36-37oC)
TERAPI NON FARMAKOLOGI
• menjaga berat badan dengan BMI (18,5-24,9 kg/m2)• Perbanyak mengkonsumsi makan yang mengandung
Natrium • Kurangi minum minuman beralkohol• Hindari alergen yang dapat memicu munculnya gejala
kronik maupun akut seperti sesak nafas dan batuk.• Olahraga secara teratur seperti berenang
ANALISIS BIAYA
Obat yang telah digunakan Plan
Fluticasone/salmeterol Rp. 203.500,00
Fluticasone/salmeterol Rp. 203.500,00
Olemsartan Rp. 379.545,00 -
Insulin actrapid Rp. 659.450,00 Insulin actrapid Rp. 659.450,00
- Levofloxacin Rp. 200.000,00
Asetaminofen Rp. 30.800,00 Asetaminofen Rp. 30.800,00
Total Rp. 1.273.395,00 Total 1.252.898,00
KIE1. Diberikan penjelasan pada pasien tentang cara penggunaan insulin yaitu:•Pemberian insulin menggunakan pen insulin, sebelum digunakan pen insulin terlebih dahulu digulung-gulung diantara telapak tangan (untuk pertama kali penggunaan) atau menggerakan keatas dan kebawah (penggunaan selanjutnya) untuk meratakan campuran suspensi.•Dipasang jarum, lalu diatur dosis unsulin 2 U yang berada diujung atas pen, lalu ditekan push buton sampai dosisnya 0 U (ditandai cairan insulin keluar)•Lalu diatur kembali dosis yang sesuai dengan memutar-mutar dose selector•Disuntikan insulin, insulin dapat disuntikkan diarea perut atau lengan, area penyuntikan perlu berpindah-pindah setiap penyuntikan. Penyuntikan dilakukan secara tegak lurus (90°) dengan menekan tombol push-buton. Apabila sudah mencapai 0 (dapat dilihat pada dose-selector) maka didiamkan dulu selama 6 detik baru dilepas, tujuannya untuk memastikan insulin tersuntikkan secara sempurna.•Insulin diberikan sebelum makan.
2. Diberikan penjelasan cara pemakaian inhaler•Dikocok sebelum digunakan•Duduk saat menggunakan obat•Ditutup mata saat pemberian•Buang nafas perlahan-lahan melalui hidung•Tarik nafas dalam melalui mulut•Ditahan nafas selama 5-10 detik setelah terhirup•Ditunggu minimal 1 menit penuh antara penarikan3. Pemberian levofloksacin 1x1 setelah makan, obat dihabiskan4. Pemberian asetaminofen 1x1 setelah makan, jika diperlukan
TERIMA KASIH