Kasus Paper Pancasila

5
7/23/2019 Kasus Paper Pancasila http://slidepdf.com/reader/full/kasus-paper-pancasila 1/5 26 Maret 2014 01:08:58 Uzee d porgas Kompasmania.com Lima tahun sudah kembali kita lewati. Tanpa terasa bangsa kita sudah kembali memasuki masa dimana rakyat Indonesia memilih wakilnya yang akan duduk dalam lembaga legislatif. Sebuah momen yang biasa disebut sebagai Pesta Demokrasi. Jika ditarik kembali ke belakang, setiap lima tahun kita seperti mengalami de ja vu sebuah peristiwa pengulangan dari peristiwa sebelumnya. Kita akan ingat masa lima tahun sebelumnya pada momen yang sama, ketika para alon anggota legislatif berorasi, memberi !an!i"!an!i dan lain sebagainya demi menarik minat rakyat untuk memilihnya. Lewat sebuah kendaraan bernama Partai Politik, para #alon Legislatif $#aleg% berlomba"lomba menarik simpati rakyat dengan ara dan strateginya masing"masing. Se!ak peristiwa reformasi, sudah tiga kali diadakan Pemilu yang notabene adalah proses pemilu paling demokratis yang pernah diselenggarakan &egara Indonesia setelah sekian lama dikuasai oleh orde baru. Diharapkan dengan adanya reformasi akan meniptakan sebuah sistem pemerintahan baru yang lebih baik dan bisa mense!ahterakan rakyat Indonesia sesuai dengan ita"ita pendahulu kita. &amun yang kita tahu adalah sebuah kondisi yang semakin memprihatinkan. Sebuah kondisi bangsa yang !auh dari yang diita"itakan. Jauh dari semangat reformasi itu sendiri. Setelah sekian lama, setiap kali digelar pemilihan umum terbukti tidak meniptakan pemimpin"pemimpin dan wakil"wakil rakyat yang kompeten dan berkualitas. Tidak ada wakil rakyat yang benar"benar mewakili dan beker!a untuk rakyatnya. Terbukti dengan banyaknya kasus"kasus yang men!erat para pe!abat publik kita. Dari kasus korupsi yang semakin men!adi hingga kasus yang sangat tidak pantas dan memalukan, yaitu kasus asusila yang dilakukan oleh mereka. Pemilu"pemilu yang hanya meniptakan pemalas"pemalas yang tidak mau memikirkan nasib rakyat, yang suka bolos dalam rapat paripurna atau tidur bahkan menonton 'ideo mesum dalam ruang rapat. Sungguh ironis. Permasalahan"permasalahan mendasar dari bangsa ini yang sudah sangat mendesak untuk segera diselesaikan malah semakin terbengkalai. (asalah ekonomi, harga"harga melon!ak ta!am sementara penghasilan rata"rata penduduk Indonesia masih di bawah standar hidup layak dan sulitnya menari lapangan ker!a. Ditambah lagi dengan keputusan pemerintah yang menaikkan harga ))( semakin memberatkan rakyat.

Transcript of Kasus Paper Pancasila

Page 1: Kasus Paper Pancasila

7/23/2019 Kasus Paper Pancasila

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-paper-pancasila 1/5

26 Maret 2014 01:08:58

Uzee d porgas

Kompasmania.com

Lima tahun sudah kembali kita lewati. Tanpa terasa bangsa kita sudah kembali

memasuki masa dimana rakyat Indonesia memilih wakilnya yang akan duduk dalam

lembaga legislatif. Sebuah momen yang biasa disebut sebagai Pesta Demokrasi. Jika

ditarik kembali ke belakang, setiap lima tahun kita seperti mengalami de ja vu sebuah

peristiwa pengulangan dari peristiwa sebelumnya. Kita akan ingat masa lima tahun

sebelumnya pada momen yang sama, ketika para alon anggota legislatif berorasi,

memberi !an!i"!an!i dan lain sebagainya demi menarik minat rakyat untuk memilihnya.

Lewat sebuah kendaraan bernama Partai Politik, para #alon Legislatif $#aleg%berlomba"lomba menarik simpati rakyat dengan ara dan strateginya masing"masing.

Se!ak peristiwa reformasi, sudah tiga kali diadakan Pemilu yang notabene adalah proses

pemilu paling demokratis yang pernah diselenggarakan &egara Indonesia setelah

sekian lama dikuasai oleh orde baru. Diharapkan dengan adanya reformasi akan

meniptakan sebuah sistem pemerintahan baru yang lebih baik dan bisa

mense!ahterakan rakyat Indonesia sesuai dengan ita"ita pendahulu kita.

&amun yang kita tahu adalah sebuah kondisi yang semakin memprihatinkan. Sebuah

kondisi bangsa yang !auh dari yang diita"itakan. Jauh dari semangat reformasi itu

sendiri. Setelah sekian lama, setiap kali digelar pemilihan umum terbukti tidak

meniptakan pemimpin"pemimpin dan wakil"wakil rakyat yang kompeten dan

berkualitas. Tidak ada wakil rakyat yang benar"benar mewakili dan beker!a untuk

rakyatnya. Terbukti dengan banyaknya kasus"kasus yang men!erat para pe!abat publik

kita. Dari kasus korupsi yang semakin men!adi hingga kasus yang sangat tidak pantas

dan memalukan, yaitu kasus asusila yang dilakukan oleh mereka. Pemilu"pemilu yang

hanya meniptakan pemalas"pemalas yang tidak mau memikirkan nasib rakyat, yang

suka bolos dalam rapat paripurna atau tidur bahkan menonton 'ideo mesum dalam

ruang rapat. Sungguh ironis.

Permasalahan"permasalahan mendasar dari bangsa ini yang sudah sangat mendesak

untuk segera diselesaikan malah semakin terbengkalai. (asalah ekonomi, harga"harga

melon!ak ta!am sementara penghasilan rata"rata penduduk Indonesia masih di bawah

standar hidup layak dan sulitnya menari lapangan ker!a. Ditambah lagi dengan

keputusan pemerintah yang menaikkan harga ))( semakin memberatkan rakyat.

Page 2: Kasus Paper Pancasila

7/23/2019 Kasus Paper Pancasila

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-paper-pancasila 2/5

Padahal, masalah ekonomi adalah hal dasar yang harus segera diselesaikan. Dengan

ekonomi yang buruk, akan meniptakan sebuah kondisi dalam masyarakat yang tidak

sehat. Tingkat ke!ahatan yang semakin meningkat !uga salah satunya adalah dampak

dari permasalahan ekonomi.

Permasalahan ekonomi tidak terlepas dari masalah sumber daya manusia $SD(%.

Pendidikan yang mahal dan kurang berkualitas serta suka gonta"ganti kurikulum akan

meniptakan manusia"manusia yang berkualitas SD( rendah. Sekarang ini masih

banyak anak"anak yang putus sekolah dan banyak pula yang benar"benar tidak bisa

mengenyam pendidikan sesuai standar. Serta pemerataan pendidikan yang belum

seimbang sampai pelosok"pelosok. )anyak instrument"instrumen pendidikan seperti

gedung"gedung sekolah serta akses !alan yang berada dalam kondisi memprihatinkan.

Dengan kondisi seperti itu sangat mustahil kita bisa meniptakan generasi"generasi

yang berkualitas. Ditambah lagi dengan semakin parahnya kenakalan"kenakalan rema!a

yang belakangan ini marak ter!adi. *ang paling meprihatinkan adalah maraknya

perilaku"perilaku asusila yang dilakukan oleh para rema!a sekolah. Dan banyak dari

ke!adian itu ter!adi berlatar belakang sekolah itu sendiri alias dilakukan di dalam

lingkungan sekolah+ Ini menun!ukkan semakin merosotnya kualitas moral dari rema!a"

rema!a kita. enerasi penerus bangsa, bibit"bibit yang nantinya akan men!adi besar dan

akan menentukan merah hi!aunya bangsa ini.

Ke!adian yang masih hangat yaitu tentang pembunuhan yang dilakukan oleh dua orang

rema!a terhadap temannya sendiri. Dan hampir berbarengan dengan peristiwa tersebut,

kita dike!utkan oleh berita tentang pengeroyokan yang dilakukan sekelompok rema!a

usia sekolah terhadap mantan paarnya sendiri hingga tewas.

Itu hanyalah segelintir ontoh akibat dari degradasi moral rema!a kita saat ini. (asih

banyak kasus"kasus lain yang bisa membuat kita mengelus dada.

)udaya free se- seolah"olah sekarang ini adalah sebuah hal yang umum dilakukan oleh

para rema!a. Dan para orangtua seakan"akan menutup mata dari hal tersebut.

Dan masih banyak lagi masalah"masalah pokok yang harus segera diselesaikan.

Seperti masalah !aminan kesehatan yang belum bisa menyentuh seluruh lapisan

masyarakat. Serta berbagai permasalahan lain yang tak kalah mendesak untuk segera

diselesaikan.

Page 3: Kasus Paper Pancasila

7/23/2019 Kasus Paper Pancasila

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-paper-pancasila 3/5

Dari hal"hal tersebut, terbukti bahwa wakil rakyat yang kita pilih selama periode ini

belum mewakili aspirasi dari rakyatnya. )elum bisa memberikan perubahan positif

apapun. Permasalahan"permasalahan yang ada bukannya men!adi lebih baik,

kenyataannya malah semakin parah.

Partai Politik

Demokrasi tidak bisa dilepaskan dari partai politik. (enurut situs /ikipedia 0nsiklopedia

)ebas, partai politik adalah sarana politik yang men!embatani elit"elit politik dalam upaya

menapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang beririkan mandiri dalam hal

finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan"

kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang politial

de'elopment sebagai suprastruktur politik.

)isa dikatakan, bahwa parpol adalah sebuah sarana atau kendaraan yang digunakan

oleh seseorang untuk menapai tu!uan politiknya. Partai politik terdiri dari sekelompok

orang yang memiliki 'isi dan misi yang sama yang ber!uang bersama"sama di dalam

satu wadah.

Pada sebuah momen, para parpol ini ber!uang untuk menempatkan seseorang pada

suatu posisi publik baik sebagai pe!abat legislati'e maupun sebagai kepala daerah ataubahkan pe!abat dan kepala dalam struktur pemerintahan pusat. *ang nantinya setelah

terpilih diharapkan bisa men!adi pemimpin atau seseorang yang mewakili rakyatnya di

parlemen untuk ikut menentukan arah suatu bangsa atau &egara. 1ntuk menyampaikan

aspirasi"aspirasi dari rakyat kepada pemerintah.

&amun pada prakteknya, seringkali para wakil rakyat tersebut masih terkotak"kotak oleh

partai politik mereka masing"masing. Dalam membuat keputusan, seringkali masih

mementingkan kelompoknya sendiri. Dengan kata lain tidak adanya ker!asama yang

sehat di antara fraksi"fraksi tersebut.

Seharusnya, seorang pemimpin atau anggota dewan dalam membuat sebuah

keputusan harus benar"benar diper!uangkan sesuai dengan hati nuraninya. Tidak boleh

ada bayang"bayang kepentingan kelompok atau golongan apapun dalam pengambilan

sebuah keputusan. Sehingga seringkali banyak permasalahan yang diputuskan tidak

benar"benar sesuai dengan kebutuhan rakyatnya. Kepentingan"kepentingan politik,

seperti penitraan dan lain sebagainya seharusnya bisa dibuang !auh.

Page 4: Kasus Paper Pancasila

7/23/2019 Kasus Paper Pancasila

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-paper-pancasila 4/5

Ini dikarenakan, selama men!abat sebagai pe!abat publik, pe!abat tersebut masih

berstatus sebagai anggota partai politik tertentu. Sehingga bisa dikatakan tidak bisa

independent dalam men!alankan tugas"tugasnya sebagai pemimpin atau wakil rakyat.

Padahal semestinya, partai politik bersifat sebagai kendaraan politik untuk menapai

tu!uan politiknya. Logikanya, seperti orang naik kendaraan umum menu!u suatu tempat

tu!uan. Jika seseorang itu telah sampai di tempat tu!uan, bukankah ia semestinya turun

dari kendaraan tersebut2 Dan sesampainya di tempat tu!uan tersebut bukankah ia bisa

berbuat apa sa!a tanpa harus memikirkan sopir dan kendaraannya2

Pesta demokrasi atau pemilu bukanlah sebuah a!ang atau kontes untuk bagi"bagi

kekuasaan dan !abatan. Pemilu adalah sebuah peristiwa sakral yang semestinya

men!adi tonggak perubahan bagi suatu bangsa. Dewasa ini pemilu seperti bergeser

maknanya. Saat ini semakin banyak orang dari berbagai kalangan berbondong"bondong

mendaftarkan dirinya men!adi alon wakil rakyat. Dari mulai pedagang, pengusaha,

pegawai hingga artis beramai"ramai menalonkan diri. Padahal untuk men!adi seorang

pemimpin atau wakil rakyat itu bukan hal sembarangan yang bisa setiap orang mampu

men!alankan tugas dan amanah besar itu.

Sekarang ini bisa dikatakan bahwa syarat utama seseorang untuk bisa menalonkan diri

adalah uang. Siapapun yang memiliki uang banyak yang bisa membiayai proses

penalonan, maka sah"sah sa!a dia menalonkan dirinya. Padahal seara kapasitas,

seseorang tersebut tidak memungkinkan untuk men!abat sebagai pemimpin suatu

daerah atau men!adi wakil rakyat.

Keenderungan saat ini semakin menguatkan opini publik bahwa partai politik hanya

mementingkan kepentingannya sendiri. Perekrutan"perekrutan kader partai yang

dilakukan seara instan dengan merekrut orang"orang yang telah men!adi publik figur

dengan tu!uan diharapkan bisa meraup suara yang banyak atau mereka yang memilikikekayaan yang sangat besar sehingga bisa menyokong biaya politiknya sendiri dan

memiliki pengaruh di suatu daerah, sedangkan mereka tidak memiliki pengalaman politik

atau organisasi apapun.

Sedangkan untuk men!adi seorang pemimpin atau wakil rakyat, yang dibutuhkan adalah

orang"orang yang benar"benar ber!iwa pemimpin. *ang ber!iwa besar yang mampu

mengabaikan kepentingan pribadi dan atau kelompoknya demi kepentingan rakyat

semata. 3rang"orang yang berani memanggul beban yang sedemikian besar dan

mengemban amanah rakyat.

Page 5: Kasus Paper Pancasila

7/23/2019 Kasus Paper Pancasila

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-paper-pancasila 5/5

Kita tidak membutuhkan orang"orang yang hanya men!adi budak partai. *ang bisa

disuruh"suruh demi kepentingan partainya. Kita tidak membutuhkan orang"orang yang

lebih mementingkan dan mendengarkan suara partai daripada suara rakyatnya. Kita

membutuhkan seorang pemimpin yang merdeka dari berbagai maam kepentingan dan

ego"ego pribadi.

Semoga pemilu kali ini kita benar"benar akan mendapatkan seorang pemimpin dan

wakil rakyat yang benar"benar beker!a untuk rakyat, murni mewakili rakyat, bukan

mewakili partai.