Karya Tulis Ilmiah - Pengolahan Limbah Kakao
description
Transcript of Karya Tulis Ilmiah - Pengolahan Limbah Kakao
KARYA TULIS ILMIAH
“PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN
PAKAN TERNAK”
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu
Pendidikan Bahasa Indonesia
dari
Dosen : Rika Widiawati, S. ,M.Pd.
Disusun Oleh :
Usep Saepudin 1203976
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena
atas rahmat, taufiq dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul Pengelohan Limbah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak.
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan sebaik-baiknya untuk diajukan kepada
dosen mata kuliah bahasa Indonesia dalam memenuhi tugas individu yang
diberikan oleh beliau.
Pada penyusunan karya tulis ilmiah ini, penyusun mencari beberapa
referensi dari beberapa media termasuk internet, dimana referensi tersebut ada
kaitannya dengan karya tulis ilmiah ini. Tujuan lain dari penyusunan karya tulis
ilmiah ini adalah menjelaskan tentang limbah kakao, cara pengolahan limbah
kakao beserta pemanfaatannya, dan penggunaan bahan pakan hasil dari
pengolahan limbah kakao.
Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak sempurna dan
banyak kekurangan. Dan apabila ada kata – kata atau kalimat yang tidak
berkenan atau dapat menyinggung perasaan pembaca, penyusun memohon
maaf. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penyusun harapkan demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Demikian karya tulis ilmiah ini saya susun.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Mei 2013
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ ..........1
Daftar Isi....................................................................................................... ..........2
BAB I Pendahuluan............................................................................................3
1. Latar Belakang Penelitian..................................................................3
2. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah.................................................3
3. Rumusan Masalah.............................................................................4
BAB II Isi..............................................................................................................5
1. Definisi Kulit Buah Kakao................................................................. .5
2. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao........................................... .5
2.1. Proses Pengolahan dengan Fermentasi................................5
2.2. Proses Pengolahan tanpa Fermentasi...................................7
3. Penggunaan Hasil Olahan.................................................................8
BAB III Penutup......................................................................................... .........10
1. Kesimpulan......................................................................................10
2. Saran...............................................................................................10
Daftar Pustaka......................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Hambatan utama petani ternak khususnya dalam peningkatan populasi
ternak yaitu terbatasnya bahan pakan. Perluasan areal untuk penanaman rumput
sebagai pakan ruminansia sangat sulit, karena alih fungsi lahan yang sangat
tinggi. Mengingat sempitnya lahan penggembalaan, maka usaha pemanfaatan
sisa hasil (limbah) pertanian untuk pakan perlu dipadukan dengan bahan lain
yang sampai saat ini belum biasa digunakan sebagai pakan. Limbah tanaman
pangan dan perkebunan memiliki peran yang cukup penting dan berpotensi
dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia (ruminansia = hewan
pemamah biak, seperti sapi, biri-biri, domba dan kerbau) terutama pada musim
kemarau. Pada musim kemarau hijauan rumput terganggu pertumbuhannya,
sehingga pakan hijauan yang tersedia kurang baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Bahkan di daerah-daerah tertentu rumput pakan ternak akan kering dan
mati sehingga menimbulkan krisis pakan hijauan. Selain itu, sistem pemeliharaan
ternak ruminansia sebagian besar masih tergantung pada hijauan pakan berupa
rumput- rumputan dan pakan hijauan lainnya dengan sedikit atau tidak ada
pakan tambahan.
Untuk mengatasi masalah kekurangan pakan ini, diharapkan peternak bisa
memanfaatkan limbah pertanian yang cukup banyak tersedia disekitarnya antara
lain kulit buah kakao, pucuk tebu, jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai dan
jerami kacang tanah melalui perlakuan tertentu.
1. Latar Belakang Penelitian
Disini penyusun memilih kulit buah kakao, karena memiliki peran yang
cukup penting dan berpotensi dalam penyediaan pakan ternak ruminansia
khususnya kambing terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan kulit buah
kakao sebagai pakan ternak dapat diberikan dalam bentuk segar maupun dalam
bentuk tepung setelah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit buah
3
kakao segar yang dikeringkan dengan sinar matahari kemudian digiling
selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak.
2. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Adapun tujuan diadakannya penelitian mengenai pengolahan limbah kulit
kakao adalah sebagai berikut :
a.) Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu tidak
terstruktur,
b.) Memahami dan memperdalam ilmu tentang limbah kulit buah kakao
beserta cara pengolahannya yang baik,
c.) Memahami cara penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan
limbah tersebut.
3. Rumusan Masalah
a.) Apa itu kulit buah kakao ?
b.) Bagaimana cara / langkah-langkah pengolahan limbah kulit buah
kakao beserta prosesnya ?
c.) Bagaimana cara penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan
tersebut ?
4
BAB II
ISI
1. Definisi Kulit Buah Kakao
Kulit buah kakao (shel fod husk) merupakan
limbah agro-industri yang dihasilkan dari tanaman kakao
(Theobroma cacao L.), buah coklatnya terdiri dari 74 %
kulit buah, 2 % plasenta dan 24 % biji. Hasil analisa
proksimat (perkiraan) mengandung 22 % protein dan 3-9
% lemak (sumber: Nasrullah dan A. Ella, 1993). Pakar
lain menyatakan kulit buah kakao kandungan gizinya
terdiri dari bahan kering (BK) 88 %, protein kasar (PK)
8 %, serat kasar (SK) 40,1 % dan Total Digestible Nutrient (=gizi total yang
dicerna) (TDN) 50,8 % serta penggunaannya oleh ternak ruminansia 30-40 %.
2. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ternak domba, bahwa
penggunaan kulit buah kakao dapat digunakan sebagai pengganti suplemen
sebanyak 15 % atau 5 % dari ransum (ransum adalah campuran 2 atau lebih
bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak selama ± 24 jam).
Sebaiknya sebelum digunakan sebagai pakan ternak, limbah kulit buah kakao
perlu difermentasikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar lignin (lignin
adalah bahan polimer tidak berbentuk, yang bersama-sama dijumpai di antara
sel dan dinding sel tumbuhan) yang sulit dicerna oleh hewan dan untuk
meningkatkan kadar protein dari 6-8 % menjadi 12-15 %. Pemberian kulit buah
kakao yang telah diproses pada ternak sapi dapat meningkatkan berat badan
sapi sebesar 0,9 kg/ hari.
5
Buah kakao
2.1. Proses Pengolahan dengan Fermentasi
Melalui proses fermentasi, nilai gizi limbah kulit
buah kakao dapat ditingkatkan, sehingga layak untuk
pakan penguat kambing maupun sapi, bahkan untuk
ransum babi dan ayam. Salah satu fermentor (bahan
yang digunakan untuk melakukan fermentasi) yang
cocok untuk limbah kulit buah kakao adalah
Aspergillus niger . Manfaat fermentasi dengan
teknologi ini antara lain :
Meningkatkan kandungan protein
Menurunkan kandungan serat kasar
Menurunkan kandungan tanin (zat penghambat pencernaan)
Berikut adalah langkah – langkah pengolahan dengan fermentasi secara
sederhana:
1. Kulit buah kakao yang telah dikumpulkan dicingcang/dicacah sampai
menjadi partikel-partikel kecil. Pencacahan dimaksudkan untuk
memudahkan proses pengeringan dan penggilingan.
2. Hasil cacahan difermentasi dengan larutan Aspergillus niger dengan
perbandingan 1 liter Aspergillus niger : 10 liter air (untuk 200 kg kulit
buah kakao). Proses fermentasi berlangsung 5–6 hari, setelah itu dijemur
sampai kering.
3. Selanjutnya dilakukan penggilingan kulit buah kakao yang telah kering
dengan menggunakan mesin penggiling/penghancur/pencacah (hammer
mill) atau ditumbuk.
4. Hasil penggilingan dapat berupa tepung (powder) atau butiran (crumble)
tergantung ukuran saringan yang dikehendaki kemudian dicampur ke
ransum sapi.
Skema Proses Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao dengan Fermentasi
6 Dicingcang
Limbah Tercingcang
LIMBAH
Aspergillus niger
2.2. Proses Pengolahan tanpa Fermentasi
Kumpulkan limbah kulit buah kakao dari hasil
panen lalu dicingcang. Kemudian dijemur pada sinar
matahari sampai kering yang ditandai dengan cara
mudah dipatahkan atau mudah hancur kalau
diremas. Setelah kering ditumbuk dengan
menggunakan lesung atau alat penumbuk lainnya,
kemudian dilakukan pengayakan. Untuk
meningkatkan mutu pakan ternak, maka tepung kulit
buah kakao dapat dicampur dengan bekatul dan
jagung giling masing-masing 15 %, 35 % dan 30 %.
Ini artinya bahwa ransum tersebut terdiri atas 15 %
tepung kulit buah kakao, 35 % bekatul dan 30 % jagung giling.
Skema Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao Tanpa Fermentasi adalah
sebagai berikut :
7
Dedak/ Bekatul, jagung, dll.
Pencampuran
PAKAN TERNAK
Panas Matahari
Diayak
Dikeringkan/Dijemur
KULIT BUAH KAKAO
Ditumbuk
Alat pencacah kulit kakao
3. Penggunaan Hasil Olahan
1. Pada awal pemberian, biasanya ternak tidak langsung mau memakannya.
Karena itu berikanlah pada saat ternak lapar dan bila perlu ditambah sedikit
garam atau gula untuk merangsang nafsu makan.
2. Tepung limbah hasil fermentasi bisa langsung diberikan kepada ternak, atau
disimpan. Penyimpanan harus dengan wadah yang bersih dan kering.
3. Untuk ternak ruminansia (sapi, kambing) limbah kakao olahan bisa dijadikan
pakan penguat, untuk mempercepat pertumbuhan atau meningkatkan
produksi susu. Bisa diberikan sebagai pengganti dedak, yaitu sebanyak 0,7-
1,0 % dari berat hidup ternak.
4. Pada ayam buras petelur pemberian limbah kakao sebagai pengganti dedak
hingga 36 % dari total ransum dapat meningkatkan produksi telur.
5. Pada ternak kambing menunjukkan bahwa ternak nampak sehat, warna bulu
mengkilat dan pertambahan berat badan ternak dapat mencapai antara 50-
150 gram per ekor per hari.
6. Untuk babi dapat juga diberikan sebagai pengganti dedak padi dalam ransum
sekitar 35-40 %.
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Limbah kakao merupakan limbah yang banyak dihasilkan dari sektor
pertanian, dimana kulitnya bisa diolah menjadi bahan pakan ternak. Jadi,
sebaiknya para petani khususnya di Indonesia agar lebih mendalami ilmu tentang
pengolahan limbah kulit buah kakao dengan proses fermentasi maupun tanpa
fermentasi.
2. Saran
Demikian karya tulis ilmiah tentang Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao
Menjadi Bahan Pakan Ternak ini saya susun. Penyusun menyadari bahwa karya
tulis ilmiah ini tidak sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran senantiasa penyusun harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Penyusun juga memohon maaf bila ada kata – kata yang kurang berkenan dan
bila dalam karya tulis ilmiah ini ada yang tidak sesuai dengan kriterianya.
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
9
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin Wawo, (tanpa tahun). Mengolah Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak. Penyuluh Pertanian Madya.
Anonim, 2001. Sosialisasi dan Diseminasi Teknologi Pengkajian Ternak dengan Pemanfaatan Limbah Kakao. Instalasi Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian (IPPTP). Makassar.
Anonim, 2001. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Lembar Informasi Pertanian (Liptan).
Hasnah Juddawi, Albertus Sudiro dan Amirullah, (tanpa tahun). Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Ternak. Naskah Siaran Pedesaan. Instalasi Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian (IPPTP). Makassar.
Nasrullah dan A. Ella, 1993. Limbah Pertanian dan Prospeknya Sebagai Sumber Pakan Ternak di Sulawesi Selatan. Makalah. Ujung Pandang.
Anonim, (tanpa tahun). Pemanfaatan Limbah dalam Integrasi Perkebunan – Ternak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali dan Bappeda Propinsi Bali.
Leaflet.
10