Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara Belajar Siswa
-
Upload
regiandira739 -
Category
Education
-
view
52 -
download
7
Transcript of Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara Belajar Siswa
PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM 2013 TERHADAP CARA
BELAJAR
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran matematika mengenai
“Statistika”
Disusun Oleh:
1. Delonix Regiandira A.
2. Dini Amalia Utami
Kelas X MIA 1
SMA NEGERI 1 MAJALENGKA
Jalan K.H Abdul Halim No. 113 Telp. (0233) 281220 Majalengka 45418
Tahun Ajaran 2015/2016
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara
Belajar”.
Karya tulis ini merupakan bagian dari tugas mata pelajaran matematika,
atau lebih tepatnya statistika. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan membawa
manfaat yang besar, baik bagi para pelajar maupun masyarakat umum.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada:
1. Bapak Much. Eka Djuniar A, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika
yang telah sabar membimbing. Terima kasih bapak atas segala bimbingan
dan bantuannya.
2. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis
ini, penulis mengucapkan terima kasih.
Kami sadar bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
segala saran dan kritik sangat kami harapkan demi sempurnanya karya tulis ini.
Akhirnya, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan
terlebih bagi para pelajar, juga bagi masyarakat pada umumnya.
Majalengka, Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini, Indonesia tengah dibingungkan dengan penerapan kurikulum baru
dalam sistem pendidikannya. Kurikulum 2013, adalah kurikulum yang baru
diterapkan pada tahun 2013 dan saat ini tengah mengalami penundaan
pelaksanaan akibat adanya pergantian Menteri Pendidikan Republik Indonesia.
Tentu saja, hal ini berdampak bagi pelaksanaan program pendidikan di seluruh
wilayah Indonesia. Beberapa pihak merasa sangat dirugikan oleh insiden ini.
Pihak tersebut adalah para pelajar yang terlibat langsung dengan pelaksanaan
Kurtilas. Masalah yang dialami para pelajar diantaranya adalah ketidaksiapan
menghadapi kurikulum baru karena sebelumnya masih menggunakan KTSP 2006,
dan ketidaksiapan sumber daya manusianya. Ironisnya, ketika program-program
Kurtilas dalam pelaksanaannya sangat melibatkan ilmu teknologi justru
menghapus atau meniadakan pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
disekolah yang sangat merugikan siswa. Selain itu, Kurtilas juga secara tidak
langsung menuntut siswa untuk mengubah cara belajar yang mereka lakukan
sebelumnya. Pelajar diharuskan menyediakan waktu untuk mencari materi
pembelajaran sebelum materi tersebut dibahas dikelas bersama guru. Pada
awalnya, memang sangat efektif dan efisien. Akan tetapi, permasalahan baru
muncul ketika pelajar mendapatkan banyak tugas dari guru yang memaksa mereka
menggunakan waktu belajarnya untuk mengerjakan tugas.
Di Majalengka sendiri, hanya tinggal 5 sekolah menengah atas yang
melanjutkan program kurtilas. Sekolah-sekolah lain memilih untuk kembali
menggunakan KTSP 2006 karena merasa kesulitan untuk melaksanakan program
tersebut. Di mulai dari kurangnya kemampuan dan kesiapan siswa hingga
permasalahan dalam format penilaian kurtilas. Oleh sebab itu, penulis termotivasi
untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa mengenai penerapan kurtilas dan
apa pengaruh kurtilas terhadap cara belajar yang mereka lakukan. Penelitian ini
dengan judul “Pengaruh Kurikulum 2013 terhadap Cara Belajar”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalah di atas, maka kami merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah pelajar setuju dengan penerapan Kurtilas dan apa yang harus
dibenahi dari penerapan Kurikulum 2013 dari sudut pandang pelajar ?
2. Permasalahan apakah yang dialami pelajar berkaitan dengan cara belajar
mereka dan Kurikulum 2013?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kecocokan antara kurikulum 2013 dengan para pelajar.
2. Untuk mengetahui sebab dari kesulitan yang pelajar alami dalam
melaksanakan kurikulum 2013.
3. Untuk memotivasi pelajar lain dalam usaha untuk memecahkan masalah
sosial di masyarakat.
4. Untuk menambah manfaat bagi penggunanya sendiri.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi
peneliti. Manfaat dari hasil penelitian ini diantaranya:
1. Bagi peneliti menambah pengetahuan baru dari penelitian yang diperoleh
serta menambah pengalaman.
2. Bagi pelajar lain menambah wawasan, terutama mengenai kurikulum 2013
dan cara belajar yang tepat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh Kementrian
Pendidikan Republik Indonesia, Muhammad Nuh pada tahun 2013. Kurikulum
2013 mengacu pada pembelajaran abad ke-21 yang mengarah pada literacy
information dengan mempersyaratkan pembelajaran berbasis ICT/TIK
(kompasiana, diunduh Maret 2015). Kurikulum ini menuntut siswa untuk lebih
aktif dalam mencari materi pembelajaran. Akan tetapi, banyak guru yang belum
paham dengan hal ini, sehingga mereka hanya memerintahkan siswa untuk
melaksanakan presentasi dikelas tanpa penjelasan lebih lanjut. Hal inilah yang
mengakibatkan tugas siswa menjadi menumpuk. Menurut Dharmaningtyas,
kurtilas memiliki berbagai kelebihan, diantaranya adalah kejelasan konsep
mengenai tujuan yang ingin dicapai, pelajaran menjadi lebih maknawi dalam
kehidupan sehari-hari dengan model pembelajaran tematik integratif dan
pendekatan sainstifik, serta semua aspek kehidupan dapat menjadi sumber
pembelajaran. Namun, kurtilas juga memiliki kekurangan, diantaranya kurtilas
penuh kontradiksi, karena adanya penambahan jam belajar agama dan jam
pembelajaran, serta kekurangan lainnya terletak pada penggunaan Ujian Nasional
(UN) sebagai evaluasi standar proses pembelajaran siswa aktif.
B. Cara Belajar
Cara belajar seseorang dapat diketahui dengan melihat gaya belajar yang
ia gunakan. Menurut DePorter (2004: 110), gaya belajar adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi
antarpribadi. Seseorang akan lebih mudah menyerap apa yang ia pelajari apabila
ia belajar dengan gayanya sendiri. Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya
belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar
seseorang. Yang mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan
lingkungan. Seseorang misalnya dapat belajar dengan baik apabila keadaan
disekitarnya sunyi, ada juga orang yang dapat belajar dengan baik apabila di latar
belakangi oleh musik. Sehingga setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-
beda. Cara belajar adalah kombinasi dari bagaimana Anda menyerap, lalu
mengatur dan mengolah informasi. Pada dasarnya, setiap orang memiliki 3
modalitas, yaitu modalitas visual, auditorial, dan kinetik. Modalitas adalah cara
termudah seseorang untuk menyerap informasi. Dimana dari ketiga modalitas
tersebut, satu diantaranya akan sangat menonjol dibanding dua modalitas lain.
Cara mengetahui modalitas yang digunakan adalah dengan mendengarkan
petunjuk-petunjuk dalam pembicaraan atau dengan memperhatikan perilaku
seseorang ketika meghadiri seminar atau lokakarya. Orang-orang auditorial
biasanya lebih senang mendengarkan penyaji materi dibandingkan makalah
seminarnya, berbanding terbalik dengan orang-orang visual. Dan orang-orang
kinetik biasanya lebih suka mencatat apa yang dibicarakan penyaji akan tetapi
selalu lupa urutannya. Mengetahui modalitas yang digunakan sangat penting
karena akan menentukan keberhasilan belajar kita kedepannya.
Banyak sekali pelajar yang ketika berada disekolah tingkat pertama
memiliki prestasi yang sangat bagus justru ketika masuk ke sekolah menengah
atas merasa kesulitan atau bahkan gagal dalam pembelajaran. Hal ini diakibatkan
oleh ketidakcocokan antara gaya belajar siswa dengan gaya mengajar gurunya.
Karenanya, penting untuk mengetahui modalitas orang lain serta berusaha untuk
menyesuaikannya dengan modalitas yang kita gunakan. Berikut ciri-ciri modalitas
yang digunakan oleh seseorang:
Tabel 2.1 Ciri-ciri modalitas yang digunakan seseorang
No Jenis Modalitas
Visual Auditorial Kinetik
1. Rapi dan teratur Berbicara kepada diri
sendiri saat bekerja
Berbicara dengan
perlahan
2. Berbicara dengan cepat Mudah terganggu oleh
keributan
Menanggapi
perhatian fisik
3. Perencanaan dan Menggerakkan bibir Menyentuh orang
pengatur jangka panjang
yang baik
mereka dan
mengucapkan tulisan
di buku ketika
membaca
untuk mendapatkan
perhatian mereka
4. Teliti terhadap detail
Senang membaca
dengan keras dan
mendengarkan
Berdiri dengan
ketika berbicara
dengan orang
5.
Mementingkan
penampilan, baik dalam
hal pakaian maupun
presentasi
Dapat mengulangi
kembali dan
menirukan nada,
birama, dan warna
suara
Selalu berorientasi
pada fisik dan
banyak bergerak
6.
Pengeja yang baik dan
dapat melihat kata-kata
yang sebenarnya dalam
pikiran mereka
Merasa kesulitan
untuk menulis, tetapi
hebat dalam bercerita
Mempunyai
perkembangan awal
otot-otot yang besar
7.
Mengingat apa yang
dilihat, daripada yang
didengar
Berbicara dalam irama
yang berpola
Belajar melalui
memanipulasi dan
praktik
8. Mengingat asosiasi
visual
Biasanya pembicara
yang fasih
Menghafal dengan
cara berjalan dan
melihat
9. Biasanya tidak terganggu
dengan keributan
Lebih suka musik
daripada seni
Menggunakan jari
sebagai penunjuk
ketika membaca
10.
Seringkali mengetahui apa
yang harus dikatakan,
tetapi tidak pandai memilih
kata-kata.
Belajar dengan
mendengarkan dan
mengingat apa yang
didiskusikan daripada
yang dilihat
Banyak
menggunakan
isyarat tubuh
11.
Kadang-kadang
kehilangan konsentrasi
ketika mereka ingin
memperhatikan
Suka berbicara,
berdiskusi, dan
menjelaskan sesuatu
panjang lebar
Tidak dapat duduk
diam untuk waktu
yang lama
12.
Mempunyai masalah
untuk mengingat
instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan sering
kali meminta bantuan
orang untuk
Mempunyai masalah
dengan pekerjaan-
pekerjaan yang
melibatkan visualisasi,
seperti memotong
bagian-bagian hingga
Tidak dapat
mengingat geografi,
kecuali jika mereka
memang telah
pernah berada di
tempat itu
mengulanginya sesuai datu sama lain
13. Pembaca cepat dan tekun
Lebih pandai mengeja
dengan keras daripada
menuliskannya
Menggunakan kata-
kata yang
mengandung aksi
14. Lebih suka membaca
daripada dibacakan
Lebih suka gurauan
lisan daripada
membaca komik
Menyukai buku-
buku yang
berorientasi pada
plot (mereka
mencerminkan aksi
dengan gerakan
tubuh saat
membaca)
15.
Membutuhkan
pandangan dan tujuan
yang menyeluruh dan
bersikap waspada
sebelum secara mental
pasti tentang suatu
masalah atau proyek
- Kemungkinan
tulisannya jelek
16
Mencoret-coret tanpa arti
selama berbicara di
telepon dan dalam rapat
- Ingin melakukan
segala sesuatu
17.
Lupa menyampaikan
pesan verbal kapada
orang lain
-
Menyukai
permainan yang
menyibukkan
18.
Sering menjawab
pertanyaan dengan
jawaban singkat “ya”
atau “tidak”
- -
19.
Lebih suka melakukan
demonstrasi daripada
berpidato
- -
20. Lebih suka seni daripada
musik - -
Sumber : Quantum Learning (2004:116)
Setelah mengetahui cara belajar yang digunakan, dapat mempermudah
pelajar untuk menyesuaikannya dengan sistem pembelajaran Kurtilas. Dimana
dalam Kurtilas, pada dasarnya memiliki kesamaan dalam aspek-aspek yang harus
diperhatikan oleh pelajar, meliputi waktu belajar, jadwal harian, serta cara belajar.
Secara umum, waktu belajar yang dianjurkan ya sekitar 6 jam sehari. Dengan
waktu istirahat, bermain, dan sekolah pun sama yaitu 6 jam.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 2 Maret 2015 hingga
tanggal 15 Maret 2015. Penelitian tersebut bertempat di Kampus SMA Negeri 1
Majalengka.
B. Metode Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
kurtilas terhadap cara belajar para siswa dan cara siswa untuk menghadapinya.
Maka dari itu, metode penelitian yang kami gunakan adalah metode studi pustaka
dan survey. Dimana kami mendapatkan data dengan cara memberikan angket
kepada siswa-siswi kelas X SMAN 1 Majalengka dengan jumlah sample sebanyak
10 orang tiap kelasnya.
C. Langkah Penelitian
Langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai berikut.
1. Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dengan melakukan pengisian angket kepada
para siswa, dengan sasaran penelitian adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 1
Majalengka yang dianggap telah merasakan atau mengalami pergantian
kurikulum.
2. Jadwal Penelitian
Adapun agenda penelitian ditulis dalam tabel berikut.
No. Tahap Penelitian Waktu Uraian
1. Pengumpulan Data dengan
membagikan angket
2-3 Maret
2015
Angket diberikan
kepada seluruh
siswa-siswi kelas X
SMA Negeri 1
Majalengka, kecuali
kelas X SOS 4.
2. Perumusan Masalah 4 Maret
2015
Bertempat di Kelas
X MIA 1
3. Studi Pustaka 5-6 Maret
2015
Perpustakaan SMA
Negeri 1 Majalengka
4. Analisis Data 10-12 Maret
2015
Kelas X MIA 1
SMA Negeri 1
Majalengka
5. Analisis Data 11-14 Maret
2015
Kelas X MIA 1
SMA Negeri 1
Majalengka
3. Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, penulis melakukan analisis
berdasarkan hasil angket. Data hasil pengisian angket diteliti dan dikaji untuk
menarik kesimpulan.
4. Pembuatan Kesimpulan
Setelah analisis data dilakukan, didapatkan suatu kesimpulan yang
menjadi pemecahan dalam rumusan masalah. Kesimpulan itulah yang menjadi
hasil akhir dari penelitian ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penerapan Kurtilas
Berdasarkan data yang kami terima, 41,5% siswa kelas X SMAN 1
Majalengka menyetujui penggunaan kurtilas, akan tetapi banyak dari mereka
mengeluhkan tentang tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh
ketidakpahaman guru terhadap kurikulum 2013 yang lebih mendorong siswa
untuk aktif. Sehingga guru hanya memberikan tugas (terutama tugas presentasi)
tanpa adanya penjelasan lebih lanjut.
Gambar 4.1 Grafik Kecocokan Penerapan Kurikulum 2013
Dari permasalahan ini, maka dapat kami simpulkan bahwa hal pertama
yang harus diperbaiki dari kurikulum 2013 adalah kesiapan para pengajar itu
sendiri dalam menghadapi Kurtilas.
Gambar 4.2 Grafik Mengenai Pelaksanaan Kurikulum 2013
Selain itu, 35% siswa kelas X SMAN 1 Majalengka setuju bahwa Kurtilas
adalah kurikulum yang baik dan menyenangkan. Namun, mereka merasa
terbebani oleh penambahan jam pelajaran, baik di dalam maupun di luar sekolah
yang disebabkan oleh ketidakpahaman mereka terhadap pembelajaran di sekolah.
Mereka juga merasa kesulitan membagi waktu antara waktu untuk mengerjakan
tugas dan waktu untuk mempelajari materi sebelum proses belajar dikelas. Pelajar
juga mengeluhkan penghapusan pelajaran TIK, karena mereka merasa kerepotan
untuk mengikuti perkembangan ilmu teknologi. Terutama dalam ilmu teknologi
yang berhubungan dengan pembelajaran di sekolah. Akibatnya, proses pengerjaan
tugas pun terhambat. Dari permasalahan ini, dapat kami simpulkan bahwa hal
yang harus diperbaiki dalam kurikulum 2013 adalah berkaitan dengan
penghapusan pelajaran TIK dan penambahan jam pelajaran.
B. Cara Belajar
Pergantian kurikulum mau tidak mau membuat para pelajar harus
menyesuaikan cara belajar mereka dengan kurikulum baru tersebut. Padatnya
waktu belajar, membuat kebanyakan pelajar menyelesaikan tugas dalam waktu
dekat, atau biasa disebut “Sistem Kebut Semalam”. Sebanyak hampir 50% siswa
kelas X SMAN 1 Majalengka melakukan sistem belajar ini.
Gambar 4.3 Penggunaan Sistem Kebut Semalam
Banyak faktor mempengaruhi siswa untuk melaksanakan “SKS atau Sistem
Kebut Semalam”, diantaranya adalah rasa malas, lebih memilih untuk
mengerjakan tugas dan beristirahat selagi ada waktu, merasa kesulitan membagi
pekerjaan karena saking banyaknya tugas yang harus diberikan, dan sebagainya.
Gambar 4.4 Grafik Cara Belajar Pelajar
Di satu sisi, sistem belajar ini dianggap lebih efektif bagi para pengguna
otak kiri, karena mereka lebih mudah mengingat dan menyimpan memori dalam
jangka pendek. Akan tetapi, timbul permasalahan lain, yaitu menurunnya prestasi
akademik. Hal ini dikarenakan, memori jangka pendek tidak menjamin
pemahaman pelajar tersebut. Misalnya dalam pelajaran matematika, pelajar akan
mengingat rumus-rumus matematika akan tetapi merasa kesulitan untuk
mengoperasikannya dalam menjawab soal.
Masih berkaitan dengan waktu, sempitnya waktu luang serta
ketidakpiawaian pelajar dalam mengelola waktu juga berdampak pada
perkembangan belajar mereka. Karena hanya 17,2% yang sangat setuju dengan
perbaikan dalam melaksanakan tugas dan hanya 34% yang mengerjakan tugas
secara mandiri. Ini berarti, lebih dari 50% yang mengerjakan tugas dengan cara
menyalin atau mencontek dari pelajar lain.
Gambar 4.5 Grafik Mengenai Cara Siswa Mengerjakan Tugas & Bergaul
Tentu saja kedua hal tersebut, menghambat perkembangan belajar serta
kemandirian mereka. Namun, para pelajar kelas X SMAN 1 Majalengka
menyiasatinya dengan belajar secara berkelompok. Sekitar 60% dari mereka lebih
menyukai belajar kelompok dibandingkan belajar sendiri. Belajar secara
berkelompok memiliki kelebihan, karena selain memudahkan pemahaman juga
dapat melatih pelajar untuk bergaul secara positif, baik dengan guru, sesama
teman, maupun masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan Kurikulum 2013 memiliki pengaruh terhadap cara belajar para
pelajar. Sesuai dengan tujuannya, Kurikulum 2013 membuat pelajar belajar
dengan efektif, serta menambah keaktifan mereka. Akan tetapi, apabila tidak
dipahami dan dilaksanakan dengan baik, Kurtilas justru membebani siswa. Maka
dari itu, ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan Kurtilas ini.
Keberhasilan penerapan kurikulum ini juga bergantung pada pelajar itu
sendiri. Apabila pelajar dapat menyesuaikan diri dengan Kurtilas, maka pelajar
tersebut akan mendapatkan keuntungan dari penerapan kurikulum ini. Sebaliknya,
jika pelajar tidak dapat menyesuaikan diri dengan Kurtilas maka ia akan
terbebani, dan hal tersebut akan berimbas pada cara belajar yang ia lakukan.
Apabila perubahan cara belajarnya ke arah yang negatif, maka prestasi sekolahnya
pun akan ikut menurun. Hal utama yang harus diperhatikan oleh pelajar untuk
menyesuaikan diri dengan Kurtilas adalah pengelolaan waktu belajar mereka
harus seefektif mungkin.
B. Saran
Berkaitan dengan penerapan Kurtilas, kami selaku pelajar menyarankan
agar:
1. Penerapan kurikulum ini ditinjau kembali, karena pemerintah cenderung
tergesa-gesa dalam menerapkannya sehingga dalam pelaksanaanya kurang
optimal.
2. Mempertimbangkan kembali mengenai penambahan jam pelajaran yang
terlalu berlebihan, karena pelajar pun memerlukan waktu luang untuk
mengembangkan potensi lain dalam dirinya diluar potensi-potensi yang
harus dikembangkan disekolah.
Lampiran Format Angket
ANGKET PENELITIAN
Petunjuk Pengisian Angket
1. Mohon angket diisi oleh Saudara/i untuk menjawab seluruh pernyataan yang telah
disediakan.
2. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan
sebenarnya.
3. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini, tidak ada jawaban yang salah. Oleh
sebab itu, usahakan agar tidak ada yang dikosongkan.
4. Mohon untuk memberikan alasan dari salah satu pernyataan yang disediakan
dikolom “ALASAN”
5. Kami mengucapkan terima kasih kepada Saudara/i atas partisipasi guna
mensukseskan penelitian ini.
No Pernyataan Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
1. Kurikulum 2013 sangat cocok diterapkan
pada pelajar
2. Kurikulum 2013 merupakan sistem
pembelajaran yang baik dan menyenangkan
dibandingkan KTSP 2006
3. Penghapusan pelajaran TIK sangat
merugikan siswa.
4. Semakin banyak jam pelajaran di sekolah
membuat siswa semakin pintar.
5. Semakin banyak tugas yang diberikan oleh
guru membuat siswa semakin pintar dan
menguasai materi.
6. Merasa kesulitan menyisihkan waktu untuk
belajar di rumah.
7. Kreatif dalam menjalankan atau mengerjakan
tugas.
8. Menyelesaikan pekerjaan atau tugas tepat
waktu.
9. Menyelesaikan pekerjaan atau tugas jauh-
jauh hari.
10. Belajar untuk menghadapi ujian jauh-jauh
hari.
11. Selalu memikirkan perbaikan dalam
melakukan pekerjaan atau tugas.
12. Mampu melakukan pekerjaan atau tugas
secara mandiri.
13. Merasa tertekan dengan pembelajaran di
sekolah.
14. Belajar kelompok lebih baik dibandingkan
belajar sendiri.
15. Kerjasama dalam kelompok sangat baik atau
solid.
16. Dapat bergaul dengan efektif baik dengan
guru maupun teman.
Nama:................................................
Kelas:.................................................
Alasan:
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian.
Bandung: Penerbit Alfabeta
DePorter, Bobbi. 2007. Quantum Thinker. Bandung: Penerbit Kaifa
DePorter, Bobbi. 2005. Quantum Learning. Bandung: PT Mizan Pustaka
http://news.okezone.com/read/2014/08/28/373/1031255/tanda-tanda-
kegagalan-kurikulum-2013, diunduh Maret 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013, diunduh Maret 2015.