KARYA TULIS ILMIAH KEEFEKTIFAN PENYEMBUHAN LUKA …elib.stikesmuhgombong.ac.id/231/1/ESTI NURULHATAM...
Transcript of KARYA TULIS ILMIAH KEEFEKTIFAN PENYEMBUHAN LUKA …elib.stikesmuhgombong.ac.id/231/1/ESTI NURULHATAM...
KARYA TULIS ILMIAH
KEEFEKTIFAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DENGAN
MENGGUNAKAN REBUSAN DAUN SIRIH MERAH DAN
MENGKOMSUMSI TELUR REBUS PADA IBU NIFAS
NY.K UMUR 21 TAHUN DI BPM SRI SUDARSIH
KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
ESTI NURULHATAM
B1301051
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2016
i
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Puji syukur kehadirat Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala (SWT), yang
senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Keefektifan penyembuhan
luka perineum dengan menggunakan rebusan daun sirih merah dan
mengkomsumsi telor rebus pada Ny. K Umur 21 Tahun di BPM Sri Sudarsih
Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk
memenuhi jenjang pendidikan Diploma III Kebidanan.
Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan,
masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. M. M Anis, S. Kep,. Ns selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program studi DIII
Kebidanan.
2. Ibu Hastin Ika Indriyastuti, S.Si.T.,M.P.H, selaku ketua prodi DIII Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong dan Penguji 1
yang telah membimbing dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Kusumastuti,S.SiT.,M.Kes selaku pembimbing akademi yang telah
membimbing dalam pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Sri Sudarsih Amd. Keb selaku pembimbing lahan yang telah
membimbing dalam pelaksanaan asuhan komprehensif.
5. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara mental
maupun finansial
6. Ny. K dan keluarga yang telah bersedia menjadi objek dari pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
menyadari bahwa adanya keterbatasan yang dimiliki oleh penulis baik
pengetahuan maupun pengalaman membuat laporan ini memiliki kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
INTISARI ............................................................................................................ x
ABSTRACT ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
C. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Nifas Fisiologis
1. Pengertian ...................................................................................... 7
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas ............................................................ 7
3. Perubahan Fisiologis ...................................................................... 8
4. Nutrisi Ibu Post Partum ................................................................ 16
5. Kebijakan Kunjungan Pada Masa Nifas ...................................... 21
B. Perinium Fisiologis
1. Pengertian Perineum .................................................................... 23
2. Luka Perineum ............................................................................. 23
3. Perawatan Luka Perineum ........................................................... 26
C. Kerangka Teori ................................................................................. 34
BAB III METODE PENULISAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 35
B. Tempat dan Waktu............................................................................ 36
C. Subjek ............................................................................................... 36
D. Instrument ......................................................................................... 37
E. Teknik Analisa Data ......................................................................... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................. 40
B. Pembahasan ...................................................................................... 46
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 50
B. Saran ................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kandungan pada telur .......................................................................... 19
Tabel 4.1 Menu makan tiap hari ........................................................................... 41
Tabel 4.2 Waktu penyembuhan luka ..................................................................... 44
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proses Involusi Uterus ....................................................................... 9
Gambar 1.2 Derajat Robekan Perinium ................................................................ 24
Gambar 1.3 Daun Sirih Merah .............................................................................. 31
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi Pembimbing Akademik
Lampiran 3 Inform Consent
Lampiran 4 Buku KIA Ny. Y
Lampiran 5 Lembar Observasi
Lampiran 6 SOP
x
KARYA TULIS ILMIAH
KEEFEKTIFAN PENYEMBUHAN LUKA PERINIUM DENGAN
MENGGUNAKAN REBUSAN DAUN SIRIH MERAH DAN
MENGKOMSUMSI TELUR REBUS PADA IBU
NIFAS NY.K UMUR 21 TAHUN DI BPM
SRI SUDARSIH, KEBUMEN1
Esti Nurulhatam², Kusumastuti, S.SiT, M.Kes³
INTISARI
Latar Belakang: Robekan perineum terjadi hampir pada semua ibu bersalin
primipara. Angka kunjungan kehamilan selama bulan Februari sampai April di
BPM Sri Sudarsih, Kebumen mencapai 80 ibu hamil. Jumlah persalinan normal
mencapai 8 orang, 6 diantaranya mengalami luka jahitan perineum. Dari 6 ibu
yang mengalami luka perineum 3 diantaranya mengalami penyembuhan luka
perineum yang lambat membutuhkan waktu 10 hari dikarenakan pola nutrisi
masih mengikuti tradisi ngadem dan pola hygine yang tidak benar. Salah satu cara
untuk mempercepat penyembuhan luka perineum selain menggunakan obat medis
adalah obat tradisional daun sirih merah dan mengkomsumsi telur rebus.
Tujuan: Mengetahui efektifitas penggunaan air rebusan daun sirih merah dan
mengkomsumsi telur rebus dalam proses penyembuhan luka perineum.
Metode: Dalam metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif dengan studi kasus (case study) pada Ny.K di BPM Sri Sudarsih tanggal
9 April-14 April. Metode pengelolahan data yang digunakan yaitu redaksi data,
penyajian data dan verifikasi.
Hasil : Pelaksanaan inovasi penyembuhan luka dengan menggunakan air
rebusan daun sirih merah dan mengkomsumsi telur rebus didapatkan hasil
penyembuhan luka pada Ny. K memerlukan waktu 6 hari. Hal ini ditunjukan
bahwa luka sudah kering dan jaringan-jaringan pada luka perineum sudah
menyatu sempurna.
Kesimpulan : Penggunaan daun sirih merah dan mengkomsumsi telur rebus
sangat baik di gunakan bagi ibu nifas khususnya bagi ibu yang memiliki ruptur
pada perineum.Demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan daun sirih merah
dan mengkomsumsi telur rebus untuk ibu nifas yang memiliki luka perineum
sangat efektif bila dilakukan sesuai aturan.
Kata kunci : Daun sirih merah, telur, luka perinium
Kepustakaan : 26 Sumber (2006-2015)
Jumlah halaman : x – 51 Halaman + 6 Lampiran
¹ Judul
² Mahasiswa Program StudiDiploma III Kebidanan
³ Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong.
xi
SCIENTIFIC PAPER
EFFECTIVENESS OF HEALING PERINIUM WOUND USING BOILED
RED SIRIH LEAF AND CONSUMING BOILED EGG OF MRS. K, A 21
YEAR-OLD POSTPARTUM MOTHER IN PRIVATE MIDWIFERY
CLINIC OF MIDWIFE SRI SUDARSIH
AT PANJER, KEBUMEN1
Esti Nurulhatam², Kusumastuti, S.SiT, M.Kes³
ABSTRACT
Background: Perineal tear occurs in nearly all primiparous mother delivery. The
pregnancy visit rate in February up to April in private miidwifery clinic of Sri
Sudarsih at Panjer, Kebumen reached 80 pregnant mothers. There were 8 normal
deliveries – six of them had perineum stitches wound. Three of the six had a slow
healing of their perineal wound. It took 10 days due to nutritional patterns and
hygine incorrect pattern. One way to accelerate wound healing of the perineum in
addition to using traditional medical drugs is red sirih leaf and by consuming
boiled eggs.
Objective: To determine the effectiveness of the use of red boiled sirih leaf water
and the consumption of boiled eggs in the healing process of perineum wound.
Methods: This study is a descriptive qualitative with a case study approach on
Mrs.K in private midwifery clinic of Sri Sudarsih on April 9-14. The data analysis
used were the editors, data presentation and verification. The conclusion in this
paper was based on the presentation of data.
Result: The implementation of the healing innovation was by using boiled red
betel leaf and by consuming boiled eggs. The result was that the wound healing of
Mrs. K took 6 days. It is shown that the wound was dry and the tissues of perineal
wound had been perfectly fine.
Conclusion: The use of red sirih leaf and the consumpton of boiled eggs were
very good to be done for postpartum mothers, especially for those who have a
perineum rupture.
Keywords : red sirih leaf, boiled eggs, perineum wound
Bibliography : 26 references (2006-2015)
Number of pages : xi – 50 pages + 6 Appendice.
¹ Title
² Student of Diploma III Program of Midwifery Dept
³ Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan suatu negara dapat
dilihat dari peningkatan dan penurunan derajat kesehatan. Salah satu indikator
derajat kesehatan adalah angka kematian ibu (AKI). Angka Kematian Ibu
merupakan salah satu indikator derajat kesehatan negara, karena angka
kematian ibu (AKI) menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan
kesehatan dari suatu negara. Negara-negara di dunia memberi perhatian yang
cukup besar terhadap AKI. Sesuai dengan tujuan Sustainable Development
Goals (SDGs) nomor 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia dimana target yang akan
mencapai sampai tahun 2030 adalah mengurangi angka kematian ibu hingga
dibawah 70 per 100.000 (Sekmenkes RI, 2015)
Pogram kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas
Kementrian Kesehatan Indonesia dan keberhasilan program KIA menjadi
salah satu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2015-
2019. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di
Indonesia mengalami peningkatan yaitu tahun 2012 sebesar 359/100.000
kelahiran hidup, angka ini jauh dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar
306/100.000 kelahiran hidup ( Sekmenkes RI,2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah pada tahun 2014 dari
bulan Januari sampai Juni sudah mencapai 357 per 100.000 kelahiran hidup.
2
Sementara tahun 2013 tercatat mencapai 118,62 per 100.000 kelahiran hidup
atau 668 kasus, sedangkan AKB pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai
Juni mencapai 21,65 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2013
sebanyak 10,41 per 1000 kelahiran hidup atau 5865 kasus (Dinkes Prov
Jateng, 2014).
AKI di Kabupaten Kebumen tahun 2011 tercatat 9 kasus, tahun 2012
tercatat 11 kasus, tahun 2013 tercatat 15 kasus AKI, tahun 2014 sampai bulan
Oktober terdapat 7 kasus AKI. Angka diatas belum memenuhi target
Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Kebumen 2015 yang menargetkan AKI 49/100.000 kelahiran hidup (Dinas
Kesehatan Kabupaten (Dinkes Kab.Kebumen, 2014).
Penyebab kematian ibu di Indonesia meliputi penyebab obstetric
langsung yaitu perdarahan ( 28 %), preeklamsi/eklamsi (24 %), infeksi (11%),
sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetric (5 %) dan lain-
lain (11%) . Diperkirakan 60 % kematian ibu terjadi setelah kehamilan dan 50
% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama, dimana penyebab utamanya
adalah perdarahan pasca persalinan. Berdasarkan penyebab terjadi perdarahan
adalah atonia uteri (50-60 %), retensio plasenta (16-17 %), sisa plasenta (23-
24 %), laserasi jalan lahir (4-5%), kelainan darah (0,5-0,8) (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia , 2014).
Penyebab angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2014
adalah perdarahan (16,44 %), hipertensi/preeklamsi (32,62 %), infeksi
(4,74%), gangguan system peredaran darah (4,93%), lain-lain (42,33 %)
3
(Dikes Provinsi Jateng, 2014). Penyebab angka kematian ibu di Kabupaten
Kebumen pada tahun 2015 adalah perdarahan (43%), Preeklamsi/eklamsi
(21%), lain-lain (36%), (Data Primer, Dinkeskab Kebumen, 2015).
Asuhan pada masa nifas sangat penting dilakukan oleh tenaga
kesehatan guna mendekteksi adanya perdarahan masa nifas. Asuhan
kebidanan masa nifas atau perawatan masa nifas adalah untuk
menghindarkan/mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan post partum dan
infeksi. Oleh karena itu penolong persalinan berwaspada sekurang-kurangnya
1 jam post partum untuk mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi
persalinan. Umumnya wanita sangat lemah setelah melahirkan, terlebih bila
partus berlangsung lama (Vivian, 2011)
Masa nifas merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya dan
diperkirakan 60% kematian ibu termasuk kehamilan terjadi setelah persalinan
dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam setelah persalinan, salah
satu komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas adalah ruptur perineum
yang terjadi pada hampir semua persalinan primigravida dan tidak jarang
pada persalinan berikutnya yang dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi
sehingga mengakibatkan tingginya morbiditas dan mortalitas ibu (vivian,
2011).
Komplikasi yang terjadi pada ruptur perineum adalah melemahnya
diafragma pelvis dan menimbulkan predisposisi untuk terjadinya prolapsus
uteri dan fistula dikemudian hari dan salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk mengurangi frekuensi terjadinya komplikasi pada ruptur perineum
4
dengan tehnik aseptik dan antiseptik dalam merawat luka perineum
(Prawirohardjo, 2005). Menurut Damarini, et al. (2013), ruptur perinium
adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun
dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi
pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu
cepat. Robekan perineum terjadi hampir semua primipara. Ruptur perineum
dapat terjadi karena ruptur spontan maupun episiotomi. Sebagian besar ini
bersalin mengalami robekan pada vagina dan perineum yang memberikan
perdarahan dalam jumlah bervariasi.
Perawatan luka perineum pada ibu setelah melahirkan berguna untuk
mengurangi rasa ketidaknyamanan, menjaga kebersihan, mencegah infeksi
dan mempercepat penyembuhan luka jahitan perineum. Salah satu solusi bagi
ibu post partum untuk mempercepat penyembuhan luka perineum selain
menggunakan obat medis adalah obat tradisional, yaitu yang diperoleh dari
dunia herbal alami yakni pemanfaatan daun sirih merah dan mengkomsumsi
telur rebus secara rutin setiap harinya.
Menurut Darmarini,dkk (2013), ekstrak daun sirih merah diketahui
mempunyai kandungan kimia yang berefek antiseptik dan antibakteri. Daun
sirih merah mempunyai daya dua kali lebih tinggi dari daun sirih hijau.
Menurut Supiati, yulaikah (2015), telor merupakan jenis lauk pauk protein
hewani yang murah, mudah ditemukan,ekonomis dan salah satu makanan
paling padat nutrisi. Kandungan nutrisi telor 90% kalsium dan zat besi, satu
telur mengandung 6 gram protein yang berkualitas dan 9 asam amino
5
esensial. Protein merupakan zat yang bertanggung jawab sebagai blok
pembangun otot, jaringan tubuh, serta jaringan tulang, namun tidak dapat
disimpan didalam tubuh, maka dalam penyembuhan luka dibutuhkan protein
setiap harinya.
Bidan praktek mandiri (BPM) Sri sudarsih Amd,Keb, Kebumen
merupakan salah satu BPM yang mendukung Program penurunan AKI dan
AKB, dengan membuka pelayanan Ante Natal Care (ANC), Persalinan 24
jam sampai dengan KB. Angka kunjungan kehamilan selama bulan Febuari
2016 sampai bulan April mencapai 80 ibu hamil, persalinan normal mencapai
8 ibu bersalin, 6 diantaranya mengalami luka jahitan perineum. Dari 6 ibu
yang yang mengalami luka jahitan perineum 3 diantaranya mengalami
penyembuhan luka perineum yang lambat membutuhkan waktu 10 hari
dikarenakan pola nutrisi yang masih mengikuti tradisi ngadem dan pola
hygine yang tidak benar. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
inovasi perawatan perineum dengan menggunakan air rebusan daun sirih
merah dan mengkomsumsi telur rebus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan nifas pada luka perineum dengan
menggunakan daun sirih dan mengkomsumsi telur rebus
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memotivasi ibu postpartum untuk mengkomsumsi telur rebus
dalam penyembuhan luka perineum.
6
b. Mengetahui waktu percepatan dan hasil penyembuhan luka perineum
setelah dilakukan penerapan inovasi pada ibu post partum.
c. Mampu mengetahui efektifitas penggunaan air rebusan daun sirih
merah dan mengkomsumsi telur rebus pada Ny. K umur 21 tahun.
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Studi kasus ini dapat menambah pengetahuan ibu tentang perawatan post
partum sehingga infeksi pada luka perineum dapat dicegah.
2. Bagi Bidan
Studi kasus ini dapat menjadi referensi dalam melakukan asuhan
kebidanan pada kasus ibu nifas terhadap penyembuhan luka perineum.
3. Bagi Penulis
Studi kasus ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bidang
ilmu kebidanan dan mahasiswa bisa langsung melakukan pemantauan
asuhan kebidanan dengan menerapkan teori yang telah didapat di dalam
situasi yang nyata.
4. Bagi Institusi
Studi kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan pustaka tambahan bagi
Stikes Muhammadiyah Gombong, khususnya program studi DIII
kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna & Diah Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.
Jogjakarta: Mitra Cendekia Offset
Anggraini. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogjakarta: Pusaka Rahama
Aziz, H.A.A. 2004. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Baumali, A. 2009. Pemenuhan Zat Gizi Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Bopak, L. 2005. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Damarini, S et all. 2013. Efektifitas Sirih Merah dalam Perawatan Luka Perineum di
Bidan Prakti Mandiri
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). 2014. Ibu Selamat, Bayi
Sehat, Suami Siaga. http://www.scribd.com,doc/49323435/Depkes-
RI#scribd. Diakses tanggal 20 Febuari 2016 Pukul 09.00 WIB
Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkesprov) Jawa Tengah. 2014. Buku Saku Jawa Tengah
Triwulan II tahun 2014. http://bukusakujawatengahtriwulanII.com. Diakses
tanggal 17 Maret 2016 Pukul 15.00 WIB
Lina, dkk. 2015. Daun Ajaib Tumbas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Medika
Patth. 2005. Gizi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo. Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rohani, et all. 2011. Asuhan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika
Rukiyah, A.I., Yuliyanti, L. 2009. Asuhan Kebidanan III. Jakarta: Trans Info Media
____________. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans
Info Media
Saifuddin, A.B. 2004. Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Sekpemkes RI. 2015. Tujuan Pembangunan Berkelanjuran.
http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/wpcontent/uploads/015/1
2/SDGs-Ditjen-BGKIA.pdf. Diakses 13 April 2016 Pukul 15.00 WIB.
Smeltzer. 2005. Keperawatan Luka Jahitan Melahirkan.
http/kesehatan.Kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/06/25/ keperawatan-
luka-jahitan-melahirkan. Diakses tanggal 17 mei 2016 pukul 13.00 WIB.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & Research and
Development (RND). Bandung: Alfabeta
Sulistyawati, A. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Salemba
Media
Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Wiknjosastro. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pusaka Sarwono
Preawirohardjo
LEMBAR OBSERVASI
LEMBAR OBSERVASI
Hari/Tanggal Hasil
Sabtu, 9 April 2016
1 hari post partum.
Ibu pada hari pertama mengkomsumsi 2
butir telur rebus pada pagi dan sore hari
dengan tambahan nutrisi lainnya seperti
sayur bayem, dan tempe dan tahu dan ikan.
Dan membersihkan lukanya dengan daun
sirih merah setelah 5 kali, 3 kali setelah
BAK dan 2 kali setelah mandi.
Luka Perineum terlihat masih basah ibu
mengatakan merasa nyeri pada luka
perineum.Terlihat pengeluaran lochea
sanguinolenta yang berwarna merah kuning
Minggu, 10 April 2016
2 hari post partum.
Pada pengkajian hari kedua ibu
mengkomsumsi nutrisi telur rebus pada pagi
dan sore, sayur sup, tempe, tahu dan buah.
Dan membersihkan lukanya dengan daun
sirih merah setelah 7 kali, 5 kali setelah
BAK dan 2 kali setelah mandi.
Luka belum ada perubahan yang signifikasi,
ibu masih merasakan nyeri dan ibu belum
dapat beraktifitas sepenuhnya dan ibu
mengatakan tidak ada masalah dalam
melakukan inovasi.
Senin, 11 April 2016
3 hari post partum.
Pada pengkajian hari ketiga ibu
mengkomsumsi nutrisi telur ayam kampung
direbus 2 butir pada pagi dan sore, sayur
daun katuk, tempe, tahu, ayam goreng dan
buah. Dan membersihkan lukanya dengan
daun sirih merah setelah 6 kali, 4 kali
setelah BAK dan 2 kali setelah mandi.
Luka perineum masih basah sudah ada
bagian yang mulai menyatu, dan ibu
mengatakan rasa nyeri pada luka perineum
mulai berkurang. Terlihat pengeluaran
lochea sanguinolenta yang berwarna merah
kuning.
Selasa, 12 April 2016
4 hari post partum.
Pada pengkajian hari ke empat ibu
mengkomsumsi nutrisi telur ayam kampung
direbus 2 butir pada pagi dan sore dengan
sayur bayem, tempe, tahu, dan ayam goreng.
Dan ibu membersihkan lukanya dengan
daun sirih merah setelah 7 kali, 4 kali
setelah BAK, 1 kali setelah BAK dan 2 kali
setelah mandi.
Ibu sudah mulai beraktifitas meskipun
dibantu dengan keluarga, selain itu sudah
mulai berani BAB karena rasa nyeri sudah
mulai tidak dirasakan.
Rabu, 13 April 2016
5 hari post partum
Pada pengkajian hari ke lima ibu
mengkomsumsi nutrisi dengan 2 butih telur
rebus ayam kampung dan sayur sup dan
sayur nayem, tempe, tahu dan ayam goreng.
Dan ibu membersihkan lukanya dengan
daun sirih merah setelah 6 kali, 3 kali
setelah BAK, 1 kali setelah BAB dan 2 kali
setelah mandi.
Ibu mengatakan ada benang-benang yang
terlepas dari luka jahitan, ibu mengecek
dengan kaca bahwa luka jahitan sebagian
besar sudah menyatudan sudah tidak ada
rasa nyeri yang dirasakan.
Kamis, 14 April 2016
6 hari post partum.
Pada pengkajian hari ke enam ibu
mengkomsumsi nutrisi 2 butir telur rebus
ayam kampung pada pagi dan sore sayur
bening, tumis tempe, buah. Dan ibu
membersihkan lukanya dengan daun sirih
merah setelah 7 kali, 4 kali setelah BAK , 1
kali setelah BAB dan 2 kali setelah mandi.
Jaringan luka sudah kering dan menyatu,ibu
juga sudah mampu melakukan aktifitas
seperti biasa tanpa ada bantuan apapun.
Terlihat pengeluaran lochea serosa cairan
berwarna kuning.
CHECKLIST PELAKSANAAN PERAWATAN PERINEUM DENGAN
DAUN SIRIH MERAH
A SIKAP DAN PERILAKU
1 Menyambut pasien, memberi salam dan memperkenalkan diri.
2 Menjelaskan maksud dan tujuan.
3 Menjelaskan prosedur yang dilakukan.
4 Menanyakan kesiapan pasien.
5 Memposisikan pasien.
6 Menjaga privacy pasien.
7 Mengawali dengan tasmiah dan mengakhiri dengan tahmid.
B CONTENT/ ISI
1 Mencuci tangan.
2 Menyiapkan air rebusan daun sirih merah
a. Air rebusan daun sirih merah
b. Kapas bulat
c. Bengkok
d. Sarung tangan
3 Mempersilakan ibu untuk kekamar mandi terlebih dahulu.
4 Mengisi kom dengan air rebusan daun sirih merah.
5 Mencampurkan kapas DTT ke dalam air rebusan daun Sirih merah
6 Menganjurkan pasien untuk berbaring dengan posisi dorsol recumben.
7 Memakai sarung tangan.
8 Mengambil kapas DTT yang sudah tercampur air rebusan daun sirih
merah.
9 Mengusap labia mayora kanan, labia mayora kiri dengan kapas DTT yang
sudah tercampur air rebusan daun sirih merah.
10 Mengusap labia minora kanan, labia minora kiri dengan kapas DTT yang
sudah tercampur air rebusan daun sirih merah
11 Mengusap bagian vestibulum mulai dari klitoris sampai perineum dari atas
ke bawah, sambil mengompres bagian luka perineum dengan kapas DTT
yang sudah tercampur air rebusan daun sirih merah.
12 Memeriksa luka dan mengidentifikasi tanda-tanda infeksi.
13 Memperhatikan warna, bau dan konsistensi lochea.
14 Memakaikan pembalut dan celana dalam.
C TEKHNIK
1 Melakukan tindakan dengan sistematis dan berurutan.
2 Tanggap terhadap reaksi pasien dan melakukan kontak mata.
3 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
4 Dokumentasi