Karya Ilmiah

40
MENGIDENTIFIKASI LAHAN POTENSIAL MELALUI PERTUMBUHAN PERKECAMBAHAN CABAI TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI ROROTAN JAKARTA UTARA Nama Peneliti: 1. Ibnu Vayogi 2. Rovina Silfia Theodora 3. Sifa Alfiyah 4. Pandan Sarasaty 1

description

Karya ilmiah Mengidentifikasi Lahan Potensial memngingatkan kepada kita bahwa pentingny untuk terus menjaga dan melindung lahan potensial untuk terus dapat menjadi pendukung kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya

Transcript of Karya Ilmiah

Page 1: Karya Ilmiah

MENGIDENTIFIKASI LAHAN POTENSIAL MELALUI

PERTUMBUHAN PERKECAMBAHAN CABAI

TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DI ROROTAN JAKARTA UTARA

Nama Peneliti:

1. Ibnu Vayogi

2. Rovina Silfia Theodora

3. Sifa Alfiyah

4. Pandan Sarasaty

SMA NEGERI 115 JAKARTA Jl. Rorotan X Cilincing Jakarta Utara 14140

Tahun Ajaran 2011 / 2012

1

Page 2: Karya Ilmiah

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan

Wali kelas Guru Pembimbing

Dra. Euis Sulastri Dra. Euis Sulastri

MengetahuiKepala SMA Negeri 115 Jakarta

Drs. Hery Yanto

2

Page 3: Karya Ilmiah

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

NABI MUHAMMAD SAW. DIPERINTAHKAN

AGAR BERJUANG DENGAN IKHLAS

1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?

2. Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu,

3. yang memberatkan punggungmu?

4. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.

5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh - sungguh (urusan) yang lain,

8. dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.

3

Page 4: Karya Ilmiah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa. Berkat

rahmat dan karunia-Nya, penelitian Mengidentifikasi Lahan Potensial Melalui

Perkecambahan Cabai Terhadap Program Pembangunan Berkelanjutan di Rorotan

Jakarta Utara dapat terselesaikan.

Penelitian Mengidentifikasi Lahan Potensial Melalui Perkecambahan

Cabai Terhadap Program Pembangunan Berkelanjutan di Rorotan Jakarta Utara

dimaksudkan sebagai salah satu acuan kami dalam proses pembelajaran Karya

Ilmiah Remaja. Dan bertujuan untuk memeberikan informasi ilmiah lewat

temuan, kesimpulan dan saran penelitian serta memecahkan permasalahan.

Adapun penyajian dalam penyusunan penelitian ini diupayakan seobjektif

mungkin, sesuai dengan eksperimen dan seefektif mungkin tanpa melupakan

tujuan dari sebuah Karya Ilmiah Remaja.

Akhirul kalam, kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan.

Jakarta, 11 Januari 2011

Tim Penyusun,

4

Page 5: Karya Ilmiah

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan................................................................................................i

Lembar Persembahan...........................................................................................ii

Kata Pengantar.....................................................................................................iii

Daftar Isi................................................................................................................iv

Abstraksi................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan Penilitian ...................................................................................2

1.4 Manfaat Penilitian..................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Teori...........................................................................................4

2.1.1 Pengertian lahan

potensial.......................................................4

2.1.2 Ciri – ciri lahan potensial........................................................5

2.1.3 Pemanfaatan lahan potensial di dataran rendah......................5

2.1.4 Usaha atau upaya – upaya pelestarian dan peningkatan

manfaat lahan potensial ..........................................................6

2.1.5 Klasifikasi pertumbuhan perkecambahan cabai......................8

2.1.6 Pengertian program pembangunan berkelanjutan...................8

2.2 Hipotesis.................................................................................................8

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

3.1 Metodologi Penilitian.............................................................................9

5

Page 6: Karya Ilmiah

3.2 Populasi dan Sampel..............................................................................9

3.3 Waktu dan Tempat Penilitian.................................................................9

3.4 Pengumpulan Data...............................................................................10

3.5 Analisis Data........................................................................................10

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Data…………………………………………………………………..11

4.2 Analisis Data ………………………………………………………...13

4.3 Interpretasi ……………………………………………………….

…..14

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan.…………………………………………………………….16

5.2 Saran ………………………………………………………………....16

PENUTUP …………………………………………………………………........18

Daftar Pustaka.……………………………………………………………….......19

Lampiran - Lampiran …………………………………………………………....20

6

Page 7: Karya Ilmiah

ABSTRAKSI

MENGIDENTIFIKASI LAHAN POTENSIAL MELALUI

PERTUMBUHAN PERKECAMBAHAN CABAI (Capsiccum annum. L.)

TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI

ROROTAN JAKARTA UTARA.

Pertumbuhan penduduk dan ekonomi membuat tekanan terhadap tanah

semakin meningkat, dengan segala berbagai macam cara mampu mengubah lahan

– lahan potensial, hutan dengan skala besar – besaran menjadi tempat

permukiman penduduk, industri waduk dan lain – lain tanpa menyadari betapa

berharganya lahan potensial tersebut jika dimanfaatkan, terlebih lagi dalam

program pembangunan berkelanjutan. Pelestarian dan pemanfaatan lahan

potensial adalah salah satu cara dalam mensukseskan program pembangunan

berkelanjutan dikarenakan sangat berpengaruh dan berkaitannya lahan potensial

terhadap program pembangunan berkelanjutan. Maka dari itu, sangat

diperlukannya kerja sama antara pemerintahan dan masyarakat dalam

mengupayakan pelestarian lahan potensial dan mengaplikasikannya dengan baik.

Sehingga dapat merasakan akan penting dan berharganya lahan potensial baik

masa kini maupun masa yang akan datang.

7

Page 8: Karya Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lahan-lahan potensial merupakan sumber daya alam (SDA) yang sangat

penting bagi kehidupan manusia. Adapun yang dimaksud dengan sumber daya

alam adalah semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu kita harus melestarikannya dan

menjaganya dengan baik.

Indonesia terdiri lebih dari 13 ribu pulau dengan luas daratan sekitar 1.919 juta kilometer persegi. Kurang lebih 93.00 kilometer persegi dari area ini merupakan danau dan sungai. Tanah ini menyediakan tempat bagi keperluan produksi pangan, hutan, penambangan mineral dan energi, permukiman penduduk dan rekreasi.1

Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi, tekanan terhadap tanah semakin meningkat. Hutan diluar pulau Jawa diubah menjadi lahan pertanian, kawasan pertambangan, dan perkebunan. Semantara itu, lahan pertanian dipulau Jawa diubah menjadi kawasan permukiman dan industri waduk. Kehutanan, pertambangan, dan pertanian juga dapat membuat tanah menjadi tidak produktif untuk kegiatan ekonomi lebih lanjut.2

Program untuk meningkatkan produksi pangan dalam skala besar – besaran telah berkontribusi dalam pembukaan hutan dan belukar. Hal ini menyebabkan meningkatnya erosi, berkurangnya kesuburan dan produktivitas lahan, dan hilangnya habitat. Walaupun sejumlah kawasan alami, baik daratan maupun hutan, telah coba dilindungi dari dampak kegiatan manusia melalui peratapannya sebagai cagar alam dan taman nasional, sejumlah besar lahan masih belum diusahakan oleh manusia secara optimal.3

1 K. Wardiyatmoko dan H.R. Bintarto, GEOGRAFI SMU 1, (Jakarta: Erlangga, 2003, hal. 75)2 Ibid3 Ibid

8

Page 9: Karya Ilmiah

Kuantitas atau kualitas sumber daya alam yang ada pada suatu lahan dapat

menurun jika manusia dalam memanfaatkannya kurang memperhatikan aspek

kelestarian lingkungan. Supaya sumber daya alam dapat lestari, perlu dilakukan

pengelolaan secara hemat dan lestari sehingga dapat menunjang program

pembangunan berkelanjutan.

Saat ini sering kita jumpai banyak lahan – lahan potensial yang seharusnya

untuk pertanian dan perkebunan tetapi di manfaatkan untuk permukiman warga,

ini adalah salah satu hal dari sekian banyak hal yang kurang diperhatikan dan di

telaah dengan baik tanpa memikirkan program pembangunan berkelanjutan. Maka

dari itu, inilah yang melatar belakangi kami melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah program pembangunan berkelanjutan terhadap lahan

potensial sangat berpengaruh untuk masa yang akan datang?

2. Apakah pertumbuhan perkecambahan cabai dapat menjadi

landasan dalam mengetahui lahan potensial?

3. Apakah lahan potensial yang tidak digunakan dengan sebaiknya

dapat menurunkan kualitas ataupun produktivitas tanah itu sendiri?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program pembangunan

berkelanjutan terhadap lahan potensial di masa yang akan datang.

2. Untuk mengetahui lahan potensial melalui pertumbuhan

perkecambahan cabai.

3. Untuk mengetahui menurunnya produktivitas atau tidaknya lahan

potensial apabila tidak dipergunakan dengan sebaiknya.

9

Page 10: Karya Ilmiah

1.4 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh program pembangunan

berkelanjutan terhadap lahan potensial di masa yang akan datang.

2. Mengetahui lahan potensial melalui pertumbuhan perkecambahan

cabai.

3. Mengetahui menurunnya produktivitas atau tidaknya lahan

potensial apabila tidak dipergunakan dengan sebaiknya.

10

Page 11: Karya Ilmiah

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Lahan Potensial

Wardiyatmoko, K. dan Bintarto, H.R. 2003. Geografi SMU 1 Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999. Jakarta: Erlangga.

a. Lahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan atau belum

diolah dan jika diolah akan mempunyai nilai ekonomi yang besar

karena mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi dan mempunyai

daya dukung terhadap kebutuhan manusia.

b. Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Untuk itu ditangani dan dikelola secara

bijaksana.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. GBPP Mata Pelajaran Geografi SMU, Kurikulum 1999.

a.lahan adalah bentang darat mulai dari pantai sampai ke pedalaman

b. lahan potensial adalah lahan yang dapat memproduksi secara maksimal

ataupun lahan yang produktif sehingga jika di kelolah oleh manusia,

lahan itu dapat memberikan hasil yang tinggi walaupun dengan biaya

pengelolahan yang rendah. Lahan potensial terdiri atas lahan kering

dan lahan basah.

c.Lahan potensial merupakan sumber daya alam(SDA)yang sangat penting

bagi kehidupan manusia.adapun yang dimaksud SDA adalah semua

kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

11

Page 12: Karya Ilmiah

Tim Geografi Umum. 2000. Geografi Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999, Jakarta: Erlangga.

Lahan potensial merupakan sebidang tanah yang memiliki kemampuan

berproduksi secara optimal. Kemampuan tersebut didasarkan pada satuan

tertentu dalam satu tahun. Menilik batasan tersebut dalam arti sempit lahan

potensial selalu berkaitan dengan produksi pertanian. Tetapi dalam arti

luas lahan potensial ini dikaitkan dengan fungsinya bagi kehidupan

manusia.

2.1.2 Ciri – ciri Lahan Potensial4

1. Tidak terkena erosi2. Lapisan tanah masih dalam3. Unsur hara masih tinggi4. Tanahnya masih tertutup oleh pohon5. Kemiringan 3 – 15%6. Ketinggian 5 – 10 m, dari permukaan laut7. Sangat subur8. Terdiri dari lahan kering dan lahan basah

2.1.3 Pemanfaatan Lahan Potensial di dataran rendah (Rorotan)

Seperti telah dijelaskan bahwa lahan potensial terdiri dari lahan kering dan lahan basah. Lokasi lahan potensial tidak sama, ada yang berada di dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pantai. Pemanfaatan lahan potensial di dataran rendah antara lain untuk pertanian sawah dan perikanan (bagi daerah yang cukup airnya), pertanian tegalan, perkebunan dan peternakan.5

Tanah di dataran rendah di samping digunakan sebagai tempat permukiman, dimanfaatkan pula oleh manusia sebagai berikut:6

1. Lahan kering / tanah tegal. Lahan kering di dataran rendah banyak digunakan untuk areal pertanian secara bertegalan, yakni usaha tanaman yang menggantungkan pada air hujan saja. Sistem ini

4 Tim Geografi Umum, GEOGRAFI SMU JILID 1 A, ( Jakarta: Erlangga, 2000, hal. 104 )5 Sumadi Sutrijat, GEOGRAFI 1, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999, hal. 92)6 K. Wardiyatmoko dan H.R. Bintarto, GEOGRAFI SMU 1, (Jakarta: Erlangga, 2003, hal. 79 - 80)

12

Page 13: Karya Ilmiah

dilaksanakan setelah sistem perladangan yang menghasilkan jagung, kacang, dan ketela. Tanah tegal ini dikerjakan pada musim hujan. Pada musim kemarau tanah dibiarkan (bero).

2. Lahan dataran rendah untuk sawah irigasi, yakni corak pertanian yang dilakukan dengan pengairan yang teratur, baik dari air hujan langsung maupun dengan air irigasi waduk. Cara persawahan ini dalam pertanian dilakukan dengan cara yang telah maju. Pembagian air dari waduk dan saluran dengan pengaturan pintu air secara teratur.

3. Sawah tadah hujan, yakni corak pertanian sawah, tetapi sistem pengairannya tergantung pada air hujan. Oleh sebab itu, pengerjaannya hanya pada waktu musim hujan saja. Lokasi tanah yang digunakan baik untuk sawah irigasi maupun sawah tadah hujan adalah tanah yang subur.

4. Perkebunan. Lahan tanah dataran rendah yang subur juga dapat digunakan untuk areal perkebunan yang biasanya ditanami kelapa sawit, rami dan tembakau. Perkebunan bertujuan menghasilkan barang – barang dagangan, baik untuk dikonsumsi rakyat dan atau menghasilkan barang – barang ekspor.

5. Peternakan. Lahan tanah dataran rendah baik yang subur atau kurang subr dapat digunakan sebagai lahan peternakan. Keadaan iklim Indonesia cocok untuk persyaratan hidupnya hewan ternak (kuda, lembu, kerbau, kambing, dan lain – lain). Begitu pula persediaan air minum cukup banyak di Indonesia. Daerah padang rumput dapat digunakan untuk usaha peternakan kuda ataupun lembu. Indonesia memiliki padang rumput yang sangat luas.

2.1.4 Usaha atau Upaya – upaya Pelestarian dan Peningkatan Manfaat Lahan Potensial.

1. Merencanakan penggunaan lahan yang digunakan manusia.

2. Menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas

penggunaan lahan dalam wilayah tertentu

3. Merencanakan penggunaan lahankota agar jangan sampai

menimbulkan dampak pencemaran

4. Menggunakan lahan seoptimal mungkin bagi kepentingan manusia

5. Memisahkan penggunaan lahan untuk pemukiman, industri,

pertanian, perkantoran, dan perusahaan-perusahaan lainnya.

6. Membuat peraturan perundang-undangan yang meliputi pengalihan

hak atas tanah untuk kepentingan umum dan peraturan perpajakan.

13

Page 14: Karya Ilmiah

7. Melakukan pengkajian terhadap kebijaaksanaan tata ruang,

perijinan, dan pajak dalam kaitannya dengan konversi penggunaan

lahan.

8. Di daerah pegunungan atau perbukitan perlu diperhatikan

teknologi pengolahan tanah, penghijauan, reboisasi, dan

pembuatan sengkedan.

9. Perlu usaha pemukiman penduduk dan pengendalian peladang

berpindah.

10. Mengelola dengan baik daerah aliran sungai, daerah pesisir, dan

daerah sekitar lautan.

Upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan potensial diarahkan pada dua hal, yaitu bagaimana lahan tersebut dapat memberikan daya dukung terhadap kehidupan manusia dalam waktu yang relatif lama, dan bagaimana lahan tersebut memberikan manfaat secara optimal kepada manusia sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Guna mencapai tujuan tersebut maka ada berapa hal yang perlu ditempuh, yaitu:7

1. Penggunaan sistem terasering pada lahan yang miring dengan tujuan mencegah terjadinya erosi.

2. Dengan sistem pergiliran tanaman (crop rotation) dengan tujuan meremajakan tanah agar kesuburannya tetap terjaga.

3. Penggunaan pupuk organik lebih baik dari pupuk kandang atau pupuk hijau.

Di samping itu, upaya peningkatan manfaat lahan potensial bukan hanya memperhatikan faktor fisis tetapi juga ada pertimbangan lain yang mungkin lebih menguntungkan. Misalnya, sebidang lahan yang subur dikawasan perkotaan yang terletak di pusat perdagangan, meskipun secara fisis cocok untuk tanaman tertentu, tetapi harga tanah cukup tinggi sehingga tanaman yang dihasilkan tidak seimbang dengan harga tanah. Mungkin tanah tersebut lebih menguntungkan jika untuk usaha lain di luar pertanian.8

2.1.5 Klasifikasi Pertumbuhan Perkecambahan Cabai

7 Tim Geografi Umum, GEOGRAFI SMU JILID 1 A, ( Jakarta: Erlangga, 2000, hal. 107 )8 Ibid

14

Page 15: Karya Ilmiah

Cabai atau lombok termaksud dalam suku terong terongan (solanaceae)

dan merupakan tanaman yang mudah ditanam didataran rendah ataupun dataran

tinggi.dan memiliki fase perkecambahan yang sedikit cepat. Cabai dapat ditanam

dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari hari tanpa harus

membelinya di pasar. Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya

humus, gembur, dan sarang serta tidak tergenang air. pH tanah 5-6.

2.1.3 Pengertian Program Pembangunan Berkelanjutan

Program pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang

memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan

datang. Untuk memenuhi kebutuhan mereka.

2.2 Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian ini adalah:

1. Program pembangunan berkelanjutan sangat erat kaitannya terhadap

pemanfaatan lahan potensial. Sehingga besar pengaruhnya jika lahan

potensial ini tidak dapat dimanfaatkan sebaik baiknya.

2. Pertumbuhan perkecambahan cabai dapat dijadikan landasan dalam

menentukan lahan potensial.

3. Lahan potensial yang tidak digunakan atau dimanfaatkan dengan

sebaik – baiknya akan menurunkan produktivitas tanah tersebut.

BAB III

15

Page 16: Karya Ilmiah

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode

eksperimen.Eksperimen dilakukan untuk mengetahui tanah dari lahan manakah

yang termaksuk kedalam karektaristik lahan potensial melalui pertumbuhan

cabai(casicum annuum L).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Popolasi ini adalah seluruh lahan yang ada disekitar kelurahan Rorotan

Jakarta Utara.

3.2.2 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel ini adalah dari seluruh lahan yang ada di kelurahan

Rorotan di random menghasilkan empat (4) lahan, yakni lahan yang sedang dalam

proses pemukiman penduduk (lahan persawahan, lahan yang sudah menjadi

pemukiman penduduk, rawa rawa, dan lahan perkebunan) dan masing-masing

lahan di ambil tanahnya untuk eksperimen.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini adalah:

Hari :Sabtu - Rabu

Tanggal : 13 November 2010 - 01 Desember 2010

3.3.2 Tempat Penelitian

Adapun tempat penelitian ini adalah:

16

Page 17: Karya Ilmiah

1. Jalan Malaka III RT 011 RW 006 Kelurahan Rorotan

Kecamatan Cilincing Jakarta Utara 14140

2. Jalan Rorotan X Cilincing Jakarta Utara.

3. Jalan Malaka IV RT O10 RW 006 Kelurahan Rorotan

Kecamatan Cilincing Jakarta Utara 14140

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi. Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran dan perkembangan untuk mencapai hasil

eksperimen yang benar.

3.5 Analisis Data

Penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif.

Analisis kualitatif ini dilakukan karena tidak dalam bentuk angka-angka

melainkan dalam bentuk katagori-katagori.

17

Page 18: Karya Ilmiah

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Data

Pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi. Adapun hasil

observasi dengan data yang kami dapatkan sebagai berikut:

Data Hasil Observasi Mengenai Percobaan Tanah Melalui Pertumbuhan

Perkecambahan Cabai (Capsiccum annum. L.)

Adapun Kategori – Kategori Perpointnya adalah:

۞ = Belum ada pertumbuhan perkecambahan cabai

۞۞ = Pertumbuhan perkecambahan cabai yang mencapai 0,2 - 0,5 cm

۞۞۞ = Pertumbuhan perkecambahan cabai yang mencapai 0,6 – 1 cm

۞۞۞۞ = Petumbuhan perkecambahan cabai yang mencapai 1 – 1,5 cm

HariPertamaSelasa,16

November 2010

Tanah yang digunakanKeterangan Pertumbuhan

Belum ada Pertumbuha

n

Sudah ada Pertumbuha

n1 Tanah disekitar kita ۞2 Tanah Sawah ۞3 Tanah Kebun ۞4 Tanah Merah ۞5 Tanah Rawa ۞

HariKedua

Rabu, 17 November 2010

Tanah yang digunakanKeterangan Pertumbuhan

Belum ada Pertumbuha

n

Sudah ada Pertumbuha

n1 Tanah disekitar kita ۞2 Tanah Sawah ۞3 Tanah Kebun ۞4 Tanah Merah ۞

18

Page 19: Karya Ilmiah

5 Tanah Rawa ۞

HariKetiga

Kamis,18 November 2010

Tanah yang digunakanKeterangan Pertumbuhan

Belum ada Pertumbuha

n

Sudah ada Pertumbuha

n1 Tanah disekitar kita ۞2 Tanah Sawah ۞۞3 Tanah Kebun ۞۞4 Tanah Merah ۞5 Tanah Rawa ۞

HariKeempatJum’at,19

November 2010

Tanah yang digunakanKeterangan Pertumbuhan

Belum ada Pertumbuha

n

Sudah ada Pertumbuha

n1 Tanah disekitar kita ۞2 Tanah Sawah ۞۞3 Tanah Kebun ۞۞4 Tanah Merah ۞5 Tanah Rawa ۞۞

HariKelima

Sabtu,20 November 2010

Tanah yang digunakanKeterangan Pertumbuhan

Belum ada Pertumbuha

n

Sudah ada Pertumbuha

n1 Tanah disekitar kita ۞2 Tanah Sawah ۞۞۞3 Tanah Kebun ۞۞4 Tanah Merah ۞5 Tanah Rawa ۞۞

HariKeenam

Minggu,21 November 2010

Tanah yang digunakanKeterangan Pertumbuhan

Belum ada Pertumbuha

n

Sudah ada Pertumbuha

n1 Tanah disekitar kita ۞۞2 Tanah Sawah ۞۞۞3 Tanah Kebun ۞۞۞4 Tanah Merah ۞5 Tanah Rawa ۞۞

19

Page 20: Karya Ilmiah

HariKetujuhSenin, 22

November 2010

Tanah yang digunakanKeterangan Pertumbuhan

Belum ada Pertumbuha

n

Sudah ada Pertumbuha

n1 Tanah disekitar kita ۞۞2 Tanah Sawah ۞۞۞۞3 Tanah Kebun ۞۞۞4 Tanah Merah ۞5 Tanah Rawa ۞۞۞

Adapun Perincian Data Hasil Observasi Ini adalah:

Tabel a.1

NOTanah yang digunakan

Jumlah Point

Belum ada Pertumbuhan

Sudah ada Pertumbuhan

1 Tanah disekitar kita 5 42 Tanah Sawah 2 143 Tanah Kebun 2 124 Tanah Merah 7 05 Tanah Rawa 3 9

TOTAL 19 39RATA – RATA 3,8 7,8

Rata – rata per hari 26, 6 54,6

4.2 Analisis Data

Dari tabel a.1 dapat dijelaskan atau dianalisis bahwa dari tabel tersebut

menunjukkan hasil eksperimen tersebut memiliki atau mempunyai potensi sebagai

lahan potensial, karena total point belum ada pertumbuhan perkecambahan cabai

lebih kecil dibandingkan dengan total point adanya pertumbuhan perkecambahan

cabai. Artinya kecepatan fase perumbuhan lebih cepat dibandingkan fase belum

adanya pertumbuhan. Dan begitu juga bila kita melihat rata – rata per harinya.

Jika kita menganalisis lebih dalam dari tabel a.1, sebagai berikut :

1. Tanah Sawah, fase pertumbuhan perkecambahan cabainya lebih cepat apabila

dibandingkan dengan tanah yang lainnya. Perlu kita ketahui bahwasanya tanah

20

Page 21: Karya Ilmiah

sawah (Tanah Aluvial) adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang

dibawa oleh aliran sungai. Tanah ini subur sehingga baik untuk pertanian

bahan – bahan makanan.

2. Tanah kebun, fase pertumbuhan perkecambahan cabainya cepat kedua setelah

tanah sawah. Tanah Kebun juga termasuk kedalam jenis tanah aluvial.

Tanah aluvial ialah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa oleh aliran air sungai. Kemampuan meresap air lambat dan mudah tererosi. Jenis tanah ini terdapat di semua kepulauan di Indonesia, yaitu di lembah – lembah, cekungan, dan di sepanjang aliran besar. Tanah ini dimanfaatkan untuk persawahan, perladangan, perkebunan dan perikanan. Wilayah ini merupakan daerah pertanian dan pusat persebaran penduduk.9

3. Tanah rawa, fase pertumbuhan perkecambahan cabainya sedikit cepat setelah tanah kebun. Tanah rawa (Tanah Organosol) adalah tanah yang terjadi dari bahan induk organik dari gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun dan kaya hara.

4. Tanah disekitar kita, fase pertumbuhan perkecambahan cabainya tidak secepat tanah rawa dan tanah lainnya kecuali tanah merah. Tanah disekitar kita (Tanah berpasir) adalah tanah yang berasal dari batuan pasir yang telah lapuk, sangat miskin hara, daya menahan air sangat kurang, dan mudah tererosi.

5. Tanah merah, pertumbuhan perkecambahan cabai di tanah ini tidak berkembang dikarenakan tanah merah (tanah laterit) adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, tidak subur, dan berwarna merah yang berasal dari mineral hematit (Fe2O3) atau turgit (2Fe2O3H2O).

4.3 Interpretasi

Dari tabel a.1 dapat di interpretasikan bahwa:

1. Tanah disekitar kita, fase pertumbuhan < fase belum pertumbuhan, dengan perataannya 4,5

2. Tanah sawah, fase pertumbuhan > fase belum pertumbuhan, dengan perataannya 8

3. Tanah kebun, fase pertumbuhan > fase belum pertumbuhan, dengan perataannya 7

9 Sumadi Sutrijat, GEOGRAFI 1, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999, hal. 91)

21

Page 22: Karya Ilmiah

4. Tanah merah, fase pertumbuhan < fase belum pertumbuhan, dengan perataannya 3,5

5. Tanah rawa, fase pertumbuhan > fase belum pertumbuhan, dengan perataannya 7

Dari tafsiran di atas dapat kita temukan atau ketahui bahwa tanah sawah, tanah kebun dan tanah rawa merupakan lahan potensial.

22

Page 23: Karya Ilmiah

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari data yang kami peroleh dan analisis data yang dilakukan, dapat kami

simpulkan bahawa:

1. Lahan potensial sangat berpengaruh terhadap program pembangunan

berkelanjutan khususnya untuk di masa yang akan datang.

2. Pertumbuhan perkecambahan cabai dapat dijadikan landasan dalam

menentukan lahan potensial.

3. Lahan potensial yang tidak dipergunakan ataupun tidak dimanfaatkan

dengan baik dapat menurunkan kualitas ataupun produktivitas tanah (lahan

potensial) itu sendiri.

5.2 Saran

Keberhasilan suatu program pembangunan berkelanjutan adalah suatu hal

yang harus dilakukan dan sangat memerlukan adanya kerja sama antara

pemerintahan dan masyarakatnya itu sendiri. Maka dari itu saran yang dapat kami

berikan adalah:

1. Adanya pemberitahuan ataupun penyuluhan kepada masyarakat mengenai

lahan potensial dan betapa penting dan menguntungkannya jika dapat

mempergunakan dan memanfaatkan lahan potensial dengan baik.

2. Adanya peraturan yang kuat dan tegas atas perlunya melestarikan dan

memanfaatkan lahan potensial.

23

Page 24: Karya Ilmiah

3. Tidak menjadikan lahan potensial untuk permukiman penduduk maupun

industri lainnya yang bersifat menurunkan produktivitas tanah lahan

potensial tersebut.

24

Page 25: Karya Ilmiah

PENUTUP

Keberhasilan program pembangunan berkelanjutan merupakan satu hal yang

dilakukan setiap pemerintahan dalam mensejahterakan masyarakat, maupun

dalam mensukseskan perekonomian pemerintahan itu sendiri dalam jangka waktu

yang panjang.

Telah kita ketahui, program pembanguna berkelanjutan adalah pembangunan

yang memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang

akan datang. Untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Keberhasilan program pembangunan berkelanjutan bukan hanya

pemerintahan tersebut pintar dalam penyusunan maupun perancangan dalam

anggaran perekonomian maupun strategi – strategi jitu untuk bisa mengatasi suatu

masalah perekonomian maupun krisis – krisis yang akan menimpanya, melainkan

juga harus adanya kepintaran di bidang pengetahuan yang mencangkup adanya

wadah yang dapat memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengurangi kebutuhan di

masa yang akan datang. Adapun yang di maksud disini adalah pengetahuan

tentang lahan potensial. Dengan begitu kebutuhan masyarakat akan terpenuhi dan

program pembangunan berkelanjutan dapat berjalan dengan baik.

25

Page 26: Karya Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. GBPP Mata Pelajaran Geografi SMU, Kurikulum 1999.

Tim Geografi Umum. 2000. Geografi Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999, Jakarta: Erlangga.

Wardiyatmoko, K. dan Bintarto, H.R. 2003. Geografi SMU 1 Kurikulum 1994 Suplemen GBPP 1999. Jakarta: Erlangga.

26

Page 27: Karya Ilmiah

LAMPIRAN – LAMPIRAN

TANAH SAWAH

TANAH RAWA

TANAH MERAH

27

Page 28: Karya Ilmiah

TANAH KEBUN

TANAH DISEKITAR KITA

28